Konsep Bunga Sederhana dan Nilai Waktu dari Uang - Riki ardoniRiki Ardoni
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersbut disebut "pokok utang" (principal). Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa ( bunga ) dalam suatu periode tertentu disebut "suku bunga"
Konsep Bunga Sederhana dan Nilai Waktu dari Uang - Riki ardoniRiki Ardoni
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersbut disebut "pokok utang" (principal). Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa ( bunga ) dalam suatu periode tertentu disebut "suku bunga"
UANG ADALAH
suatu benda yg diterima secara
umum oleh masyarakat untuk
mengukur nilai, menukar, &
melakukan pembayaran atas
pembelian barang & jasa, & pada
waktu yg bersamaan bertindak
sebagai alat penimbun
kekayaan.
UANG adalah suatu benda
yg pada dasarnya dapat
berfungsi sebagai:
1. Alat Tukar (Medium Of
Exchange),
2. Alat Penyimpan Nilai
(Store Of Value),
3. Satuan Hitung (Unit Of
Account),
4. Ukuran Pembayaran yg
Tertunda (Standard For
Deffered Payment).
Time Value of Money
(Nilai Waktu Uang)
Adalah sebuah konsep yg
mengukur nilai uang saat
ini lebih berharga
dibandingkan nilai uang
dimasa yg akan datang.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Bunga Sederhana dan Tingkat Diskon (Matematika Keuangan)
1. 1
Modul 1
BUNGA SEDERHANA DAN TINGKAT
DISKON
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Modul 1, mahasiswa diharapkan mampu: (1)
Memahami istilah bungan sederhana, nilai waktu dari uang, dan
berbagai perhitungan mengenai bungan sederhana; dan (2) Memahami
konsep diskon, membedakan tingkat bungan dan tingkat diskon,
memahami konsep nilai sekarang, dan menyelesaikan berbagai
perhitungan yang berhubungan dengan diskon.
KULIAH 1: BUNGA SEDERHANA
1.1 Pendahuluan
Uang adalah sebagai alat pertukaran yang sah dalam suatu Negara.
Semua orang pasti memerlukan uang untuk membiayai kebutuhan
hidup sehari-hari. Bilamana sesorang tidak memiliki uang yang cukup
untuk membiayai sesuatu transaksi, biasanya akan meminjam uang ke
pihak lain, misalnya ke saudara, tetangga, rentenir, ataupun ke lembaga
keuangan (seperti bank, koperasi, pegadaian, dan lain sebagainya).
Sebaliknya, ketika seseorang memiliki uang lebih, seseorang akan
menginvestasikan ke berbagai alternatif investasi yang menguntungkan
2. 2
dan dianggap aman, misalnya: tabungan atau deposito bank, membeli
saham, dan lain sebagainya.
1.2 Bunga Sederhana
Seandainya seseorang disuruh memilih, yaitu menerima uang Rp
1.000.000 hari ini atau Rp 1.000.000 enam bulan lagi dengan jaminan
kepastian. Dapat dipastikan seseorang akan memilih menerima Rp
1.000.000 hari ini. Hal ini dikarenakan adanya faktor bunga sebagai
akibat perbedaan waktu, atau disebut nilai waktu dari uang (time
value of money). Karena uang Rp 1.000.000 hari ini akan
menghasilkan bunga pada enam bulan lagi dengan tingkat bunga
tertentu, sehingga akan bernilai lebih dari Rp 1.000.000 dari pada saat
ini. Konsep bahwa nilai uang enam bulan lagi harus lebih besar
daripada nilai uang hari ini adalah pendekatan nilai masa depan
(future value), sebaliknya konsep bahwa nilai uang hari ini lebih kecil
daripada nilai uang enam bulan lagi adalah pendekatan nilai sekarang
(present value).
Selanjutnya, andaikan seseorang disuruh memilih menerima
uang Rp 1.000.000 hari ini atau Rp 1.100.000 enam bulan lagi;
menerima uang Rp 1.000.000 hari ini atau Rp 100.000 tiap bulan
selama satu tahun; atau menerima uang Rp 1.000.000 hari ini atau Rp
90.000 tiap bulan mulai hari ini. Menggunakan matematika
keuangan, persoalan-persoalan keputusan pemilihan uang tersebut
dengan mudah dapat diselesaikan. Lalu bagaimana menghitung bunga
dalam menyelesaikan persoalan-persoalan di atas? Ada dua pendekatan
yang dapat digunakan untuk menghitung bunga, yaitu bunga
3. 3
sederhana (simple interest) dan bunga majemuk (compound
interest). Dalam modul 1 ini akan dibahas pendekatan bungan
sederhana, sedangkan pendekatan bungan majemuk akan dibahas
dalam modul 2.
Bilamana menggunakan pendekatan bungan sederhana, nilai
nominal bunga dihitung dari nilai modal awal (principal) kali tingkat
bunga (interest rate) dan kali waktu (time). Perhitungan bunga
sederhana ini dilakukan satu kali saja, dan secara matematis, dapat
dinyatakan sebagai berikut:
trMI 0 (1.1)
di mana: I bunga sederhana (simple interest), 0M modal awal
(principal), r tingkat bunga (interest rate), dan t waktu dalam tahun
(time in years).
Jika waktu t dinyatakan dalam bulan, maka dapat digunakan
persamaan sebagai berikut:
12
bulanJumlah
t .
Sedangkan, jika waktu t dinyatakan dalam hari, maka ada dua metode
untuk mencari nilai t , yaitu:
a) Bunga tepat (exact interest) atau exI , dengan
365
hariJumlah
t ;
b) Bunga biasa (ordinary interest) atau orI , dengan
360
hariJumlah
t .
Lembaga keuangan dalam memberikan pinjaman (kredit)
biasanya akan menggunakan metode bunga sederhana (ordinary),
sedangan dalam pemberian bunga simpanan (tabungan) akan
4. 4
menggunakan metode bunga tepat (exact), karena lebih
menguntungkan lembaga keuangan.
Contoh 1.1 Hitung bunga tepat dan bunga biasa, dari suatu
pinjaman sebesar Rp 10.000.000 selama 30 hari dengan
bunga 8%.
Jawab : 0M = Rp 10.000.000; r = 8% dan t = 60 hari
trMI 0
Bunga tepat:
365
30
0,0810.000.000Rp exI
= Rp 65.753,42
Bunga biasa:
360
30
0,0810.000.000Rp orI
= Rp 66.666,67
Contoh 1.2 Seseorang menabung di bank ABC sebesar 1.000.000
selama 4 bulan dengan bunga 12% p.a. (per annum).
Hitung bunga yang diperolehnya.
Jawab: 0M = Rp 1.000.000; r = 12% dan t = 4 bulan
trMI 0
12
4
0,121.000.000Rp I = Rp 40.000,00
5. 5
1.3 Reka Bentuk Matematika
Dari persamaan (1), dapat dihitung nilai modal awal, tingkat bunga,
ataupun waktu, jika diketahui nilai-nilai variabel lainnya. Jika
trMI 0 , maka dapat diperoleh persamaan-persamaan sebagai
berikut:
Menghitung modal awal:
tr
I
M
0 (1.2)
Menghitung tingkat bunga:
tM
I
r
0
(1.3)
Menghitung waktu:
rM
I
t
0
(1.4)
Contoh 1.3 Seseorang harus membayar bunga sebesar 1.500.000,
setelah dia meminjam uang selama 50 hari. Berapa
besar pokok (modal) pinjaman seseorang tersebut, jika
tingkat bunga sederhana 12% p.a.
Jawab I = Rp 1.500.000; t = 50 hari; dan r = 12%
tr
I
M
0
=
365
500,12
1.500.000Rp
= Rp 91.250.000,00
Contoh 1.4 Koperasi XYZ menawarkan pinjaman sebesar Rp
1.000.000 yang harus dilunasi dalam waktu 10 bulan
sebesar Rp 1.250.000. Berapa tingkat bunga sederhana
tahunan yang dikenakan atas pinjaman tersebut?
6. 6
Jawab: 0M = Rp 1.000.000, t = 10 bulan, dan I = Rp 1.250.000
– Rp 1.000.000 = Rp 250.000
tM
I
r
0
=
12
101.000.000Rp
250.000Rp
= 0,3 atau 30% p.a.
Contoh 1.5 Seseorang menabung Rp 10.000.000 di bank ABC
dengan tingkat bunga 10% p.a. Berapa lama waktu agar
tabungan seseorang tersebut menghasilkan bunga
sebesar Rp 500.000?
Jawab: 0M = Rp 10.000.000, r = 0,10 dan I = Rp 500.000
rM
I
t
0
=
0,1010.000.000Rp
500.000Rp
= 0,5 tahun atau 6 bulan.
Misalkan tM menyatakan nilai akhir atau jumlah modal awal
ditambah bunga, secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
IMMt 0
rtMMMt 00
)1(0 rtMMt (1.5)
Jika tM , r , dan t diketahui, maka 0M dapat ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut:
7. 7
1
0 )1(
)1(
rtM
rt
S
M t (1.6)
Faktor 1
)1(
rt dalam persamaan (1.6) disebut faktor diskon
(discound factor) dengan metode bunga sederhana. Persamaan (1.6)
sering disebut nilai sekarang (present value), dan sering digunakan
untuk menghitung wesel (promissory note), dan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), dan disebut diskonto dengan metode bunga
sederhana.
Contoh 1.6 Seseorang menabung Rp 2.000.000 dengan tingkat
bunga 10% p.a. Hitung saldo tabungan setelah 6 bulan.
Jawab: 0M = Rp 2.000.000; r = 0,10 dan t = 6 bulan.
)1(0 rtMMt
= )
12
6
0,1012.000.000(Rp = Rp 2.100.000,00
Contoh 1.7 Seseorang menyimpan uang sebesar tertentu dengan
tingkat bunga sederhana 10% p.a. akan menjadi sebesar
Rp 2.000.000 setelah 6 bulan. Berapa yang ia harus
simpan?
Jawab: r = 0,10; tM = Rp 2.000.000; dan t = 6 bulan.
)1(
0
rt
M
M t
8. 8
=
)0,10(1
2.000.000Rp
12
6
= Rp 40.000.000,00
1.4 Metode Perhitungan Jumlah Hari
Terdapat dua metode untuk menghitung jumlah hari antara dua tanggal
kalender, yaitu: Metode menjumahkan hari tiap bulan, dan Metode
tabel nomor urut tanggal.
1.4.1 Metode Menjumlahkan Hari Tiap Bulan
Adalah dengan menghitung jumlah hari per bulan dan kemudian
menjumlahkan seluruhnya.
Contoh 1.8 Hitung jumlah hari antara tanggal 10 Juli dan 5 Oktober
Jawab : Jumlah hari dalam bulan Juli = 21 hari
(31-10)
Agustus = 31
September = 30
Oktober = 5
_______________ +
Jumlah = 87 hari
Contoh 1.9 Hitung jumlah hari antara tanggal 20 Januari dan 15
April dalam tahun kabisat (tahun yang habis dibagi
dengan 4, pada tahun kabisat jumlah hari dalam bulan
Februari adalah 29 hari, sedangkan pada tahun biasa 28
hari).
9. 9
Jawab Jumlah hari dalam bulan Januari = 11 hari
(31-20)
Februari = 29
Maret = 31
April = 15
_______________ +
Jumlah = 86 hari
1.4.2 Metode Nomor Urut Tanggal
Dalam metode ini, tanggal mulai 1 Januari sampai dengan 31
Desember diberi nomor urut tiap tahunnya. Jangan lupa bahwa dalam
tahun kabisat, harus ditambahkan 1 pada semua nomor urut mulai
tanggal 1 Maret. Jumlah hari antara dua tanggal kalender caranya
adalah mengurangkan nomor urut besar dengan nomor urut kecil.
Contoh 1.10 Hitung jumlah hari antara tanggal 20 Januari dan 25
Juni 2004.
Jawab: Tanggal 25 Juni 2004 bernomor urut 177
(176+1*)
Tanggal 20 Januari 2004 bernomor urut 20
_______________ -
Jumlah 157
(* Tahun 2004 adalah tahun kabisat, sehingga harus ditambah 1).
10. 10
1.5 Pembayaran Secara Angsuran
Pembayaran secara angsuran (kredit) banyak ditawarkan oleh pemberi
kredit (debitor) (misalnya pedagang atau lembaga keuangan) kepada
pelanggan (kreditor) yang menghendakinya. Biasanya debitur
menerima uang muka, dan kreditur mengangsur sisanya dengan
dikenakan biaya bunga dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.
Dalam praktiknya, tingkat bunga yang digunakan untuk menghitung
besar angsuran dengan tingkat bunga flat (tetap).
Contoh 1.11 Suatu dealer menjual motor seharga Rp 15.000.000
kepada seseorang. Sebagai tanda jadi, seseorang
membayar uang muka sebesar 2.500.000 dan sisanya
akan diangsur dalam 6 kali angsuran yang besarnya
tetap tiap akhir bulan, dengan bunga sederhana 8% p.a.
Hitung besarnya angsuran tiap bulan yang harus dibayar
seseorang tersebut.
Jawab: 0M = Rp 12.500.000 (15.000.000 – 2.500.000); r = 8%
=0,08; dan t = 6 bulan atau 6/12.
)1(0 rtMMt
= )
12
6
0,08(112.500.000Rp = Rp 13.000.000
Besarnya angsuran tiap bulan adalah
6
13.000.000Rp
6
tM
= Rp 2.166.666,67
11. 11
KULIAH 2: TINGKAT DISKON
2.1 Pendahuluan
Seringkali pemberi kredit (debitor) menawarkan diskon (discount)
tunai kepada pelanggang kreditnya (kreditor), dengan tujuan agar
melakukan peluanasan lebih cepat sebelum waktu jatuh tempo. Selain
itu, tingkat diskon sering digunakan untuk menghitung bunga wesel
atau bunga kredit yang dipotong di muka. Potongan bunga di muka
demikian menyebabkan tingkat bunga efektif yang dibebankan
menjadi lebih tinggi dibandingkan bunga yang dibayarkan di akhir
periode.
2.2 Diskon dan Tingkat Diskon
Selisih antara nilai akhir tM dan pokok awal 0M sering disebut
sebagai diskon sederhana (simple discount) atau diskon bank (bank
discount). Selanjutnya, diskon sederhana atau diskon bank akan
disebut sebagai diskon (discount). Misalkan D menyatakan diskon,
secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
0MMD t .
Dari persamaan tersebut nilai pokok awal 0M dapat dinyatakan
sebagai berikut:
DMM t 0 . (2.1)
Diskon D dari jumlah nilai nominal akhir S selama periode t
tahun dengan tingkat diskon (discound rate) d adalah:
12. 12
tdMD t (2.2)
Jika persamaan (2.1) disubstitusikan ke persamaan (2.2), diperoleh
persemaan sebagai berikut:
)1(0 dtMdtMMM ttt . (2.3)
Contoh 2.1 Berapa besarnya nilai diskon dari nilai akhir sebesar Rp
10.000.000 selama 8 bulan pada tingkat bunga 12% p.a.
Jawab: tM = Rp 10.000.000; t = 8 bulan; dan r = 0,12.
)1(
0
rt
M
M t
=
)0,12(1
10.000.000Rp
12
8
= Rp 9.259.259,26
0MMD t
= Rp 10.000.000 – Rp 9.259.259,26
= Rp 740.740,74
Contoh 2.2 Hitung besarnya nilai pokok awal, jika diketahui
besarnya nilai akhir Rp 8.000.000, dengan tingkat
diskon 6% p.a. selama periode waktu 9 bulan.
Jawab: tM = Rp 8.000.000; d = 0,06; dan t = 9 bulan.
)1(0 dtSM
= )
12
9
0,06-18.000.000(Rp = Rp 7.640.000,00
13. 13
2.3 Reka Bentuk Matematika
Dari persamaan (2.3), dapat dinyakan tM dalam 0M , d , dan t
sebagai berikut:
)( dt
M
Mn
1
0 . (2.4)
Menggunakan persamaan (1.6) dan persamaan (2.3) diperoleh
persamaan baru sebagai berikut:
)1(
)1(
dtM
rt
M
t
t
.
Menyelesaikan persamaan ini akan diperoleh persamaan tingkat bunga
sebagai berikut:
)1( dt
d
r
. (2.5)
Selanjutnya, dengan menyelesaikan persamaan (2.5) akan diperoleh
persamaan sebagai berikut:
)1( rt
r
d
. (2.6)
Contoh 2.3 Berapakah seseorang harus mengajukan pinjaman ke
suatu bank agar ia dapat menerima tunai sebesar Rp
20.000.000, jika bank menetapkan tingkat diskon 12%
p.a. dalam jangka waktu 6 bulan.
Jawab: 0M = Rp 20.000.000; d = 0,12; dan t = 6 bulan.
)1(
0
dt
M
Mt
14. 14
=
)0,12-(1
20.000.000Rp
12
6
= Rp 21.276.595,75
Contoh 2.4 Seandainya suatu bank menetapkan tingkat diskon
sebesar 7% p.a. dalam jangka waktu 5 bulan. Berapa
tingkat bunga ekuivalennya ?
Jawab: d = 0,07 dan t = 5 bulan atau 12
5t tahun.
)1( dt
d
r
=
)07,01(
07,0
12
5
= 0,0721 atau 7,21%
Contoh 2.5 Seandainya suatu bank menetapkan tingkat bunga 12%
p.a. dengan periode waktu 6 bulan. Berapa tingkst
diskon yang ekuivalen ?
Jawab: r = 0,12 dan t = 6 bulan atau 12
6t .
)1( rt
r
d
=
)12,01(
12,0
12
6
= 0,1132 atau 11,32%
15. 15
2.4 Diskon Tunai
Seperti diuraikan dalam bagian 2.1, bahwa diskon diberikan untuk
memotivasi agar peminjam (kriditor) melakukan pelunasan hutangnya
sebelum jatuh tempo. Biasanya besarnya diskon dan persyaratan
dinyatakan dalm termin kredit (credit term), misalnya 5/20, n/60, yang
diartikan diskon tunai atau potongan tunai (cast discount) sebesar 5%
akan diberikan jika pelunasan dilakukan dalam waktu 20 hari. Jika
tidak, jumlah seluruh hutangnya harus dilunasi dalam jangka waktu 60
hari. Sudah barang tentu, tingkat bunga efektif yang ditanggung
dengan cara demikian akan lebih tinggi. Namun, praktik sehari-hari
peminjam (kreditor) akan memanfaatkan bentuk diskon tunai
demikian.
Contoh 2.6 Seorang wirausaha membeli peralatan alat produksi
seharga Rp 50.000.000 dengan termin kredit 5/30,
n/100. Berapakah tingkat bunga efektif yang harus
ditanggung seorang wirausaha tersebut ?
Jawab: Selisih besarnya pembayaran atau diskon adalah 5%
dari harga tunai, atau sebesar Rp 50.000.000 x 5% = Rp
2.500.000; dan selisih waktu 100-30 = 70 hari.
0M = Rp 50.000.000 – Rp 2.500.000
= Rp 475.500.000
I = Rp 2.500.000
365
70
t
16. 16
Cara I:
tM
I
r
0
=
365
700475.500.00Rp
2.500.000Rp
= 0,0276 atau 2,76%
Cara II:
50.000.000
0475.500.00
0,05
70
365
r = 0,0276 atau 2,76%
2.5 Wesel
Wesel (promissory notes) adalah janji tertulis seorang pembuat wesel
(debitor) untuk membayar atas perintah dari penerima wesel (kreditor)
sejumlah uang, dengan bunga atau tanpa bunga, dan pada tanggal
tertentu. Promissory notes sering disingkat Pro-notes atau P-notes.
Promissory notes yang membebankan bunga disebut wesel berbunga
(interest-bearing notes), sedangkan yang tidak membebankan bungan
disebut wesel tidak berbunga (non-interest bearing notes). Dalam
sistem akuntansi, promissory notes disebut wesel tagih (notes
receivable) untuk penerima, dan disebut wesel bayar (notes payable)
untuk pembayar (yang membuat).
Contoh 2.7 Pada tanggal 20 Maret 2012, seseorang menandatangani
(membuat) wesel bernilai Rp 100.000.000. Wesel
tersebut akan jatuh tempo dalam 3 bulan mendatang,
dengan tingkat bunga 10%. Pada tanggal 10 April 2012,
pemegang wesel tersebut menjual ke bank yang
17. 17
mengharapkan tingkat bunga 15%. Berapa nilai yang
akan diterima pemegang wesel tersebut ?
Jawab: 0M = Rp 100.000.000; 0r = 10% dan 1r = 15%.
Jumlah hari antara 20 Maret dan 20 Juni 2012 adalah :
Maret = 11 (31-20)
April = 30
Mei = 31
Juni = 20
_______________ +
Jumlah = 92 hari = 0t
Jumlah hari antara 10 April dan 20 Juni 2012 adalah:
April = 20 (30-10)
Mei = 31
Juni = 20
________________ +
Jumlah = 71 hari = 1t
Nilai hingga jatuh tempo wesel adalah:
)1( 0000 trMMt
= )
365
92
10,00(1100.000.00Rp
= Rp 102.520.547,95
18. 18
Nilai yang diterima pemegang wesel hingga saat dijual,
adalah present value dari nilai saat jatuh tempo yang
dinilai saat dijual.
1M
)1( 11
0
tr
Mt
=
)0,13(1
7,95102.520.54Rp
365
71
= Rp 99.991.983,54
Soal Latihan dan Penyelesaian
1. Hitung bunga tepat (exact) dan bunga biasa (ordinary) dari suatu
pinjaman sebesar Rp 15.000.000 selama 100 hari dengan tingkat
bunga sederhana (tunggal) sebesar 8% p.a.
Jawab:
a. Bunga tepat
0M = Rp 15.000.000; t =
365
100
; dan r = 8% = 0,08
trMIex 0 =
365
100
08015.000.000Rp , = Rp
328.767,12
b. Bunga biasa
0M = Rp 15.000.000; t =
360
100
; dan r = 8% = 0,08
19. 19
trMIor 0 =
360
100
08015.000.000Rp , = Rp
333.333,33
2. Berapa uang yang harus ditabung hari ini agar menjadi Rp
50.000.000 dalam tempo 4 tahun kedepan dengan tingkat bunga
sederhana 10% p.a. ?
Jawab:
tM = Rp 50.000.000; t = 4 tahun; dan r = 12% = 0,12
)1(0 rtMMt
Rp 50.000.000 = )412,01(0 M = 1,480 M
1,48
50.000.000Rp
0 M = Rp 33.783.783,78
3. Seseorang membeli televise bermerek Kenken dari toko
elektronik dengan harga Rp 14.000.000. Ia membayar uang muka
sebesar Rp 2.000.000 dan sisanya akan diangsur dalam jangka
waktu 10 kali angsuran yang sama besar setiap akhir bulan
dengan tingkat bunga sederhana 12%. Hitung berapa besar
angsuran tiap bulannya.
Jawab:
0M = Rp 14.000.000 – Rp 2,000.000 = Rp 12.000.000
t =
12
10
= 0,8333; dan r = 12% = 0,12
)1(0 rtMMt
0,8333)0,12(112.000.000Rp tM = Rp 13.199.999,99
20. 20
Angsuran per bulan =
10
,9913.199.999Rp
= Rp 1.319.999,99
Rp 1.320.000,00
4. Sule meminjam uang sebesar Rp 1.000.000 selama 6 bulan dari
Makmur yang memberikan tingkat diskon 10%. Berapa besarnya
diskon yang dikenakan dan berapa jumlah yang akan diterima
Sule ?
Jawab:
tM =Rp 1.000.000; d = 10% = 0,10; dan 5,0
12
6
t
dtMD t
= 0,50,101.000.000Rp = Rp 50.000,00
DMt = Rp 1.000.000 – Rp 50.000 = Rp 950.000,00
Jadi, besarnya diskon adalah Rp 50.000,00 dan jumlah yang
diterima Sule adalah Rp 950.000,00.
5. Sule berjanji akan membayar pinjaman dengan menerbitkan
sebuah wesel berbungan 20% berjangka waktu 60 hari, dengan
nilai Rp 40.000.000. dalam 30 hari sebelum jatuh tempo, wesel
tersebut didiskontokan ke bank yang menetapkan tingkat diskon
22%. Hitung berapa hasil penjualan wesel tersebut.
Jawab:
tM = Rp 40.000.000; r = 20% = 0,20; dan d = 22% = 0,22
21. 21
Waktu hingga jatuh tempo adalah t = hari =
365
60
Nilai pada jatuh tempo wesel adalah:
365
60
0,20140.000.000RptM = Rp 41.315.068,49
Waktu hingga pendiskontoan adalah t = 30 hari =
365
30
Nilai yang diterima pada saat pendiskontoan adalah:
365
30
0,22-1,4941.315.068Rp0M = Rp 40.568.001,50.
Soal Latihan dan Kunci Jawaban
1. Tentukan bunga sederhana tepat (exact) dan bungan sederhana
biasa (ordinary) dari modal sebesar Rp 20.000 untuk 50 hari
dengan bunga 5%.
Kunci jawaban : exI = Rp 13,70 dan orI = Rp 13,89.
2. Tentukan nilai tunai dari modal sebesar Rp 1.500.000 yang
dikenakan bunga sederhana 6% dalam jangka waktu 9 bulan.
Kunci jawaban : Nilai tunai adalah tM = Rp 1.435, 41
3. Makmur membeli sepeda motor bermerek Hando dari sebuah
dealer seharga Rp 14.500.000. Makmur membayar uang muka
sebesar Rp 2.500.000 dan sisanya akan diangsur 5 kali angsuran
yang sama setiap akhir bulan, dengan tingkat bunga sederhana
22. 22
12%. Berapa besarnya angsuran yang harus dibayar oleh Makmur
setiap akhir bulan ?
Kunci jawaban: Rp 520.000,00 per bulan.
4. Sule hari ini membeli mesin cuci seharga Rp 5.000.000. Jika Sule
membayar tunai, ia akan mendapatkan diskon sebesar 4%. Untuk
memanfaatkan kesempatan diskon ini, Sule menandatangani
sebeuah wesel tanpa bunga berjangka waktu 90 hari di bank yang
menetapkan tingkat diskon 9%. Berapa nilai nominal wesel
tersebut agar pedagang mesin cuci mendapatkan jumlah uang
tunai yang pas untuk pembayaran mesin cucinya ?
Kunci jawaban: Rp 4.908.938,08
5. Berapakah tingkat bunga efektif dari suatu termin kredit 2/10,
n/30 untuk pembayaran tunai lebih cepat?
Kunci jawaban: 2%
Daftar Pustaka
Badrudin, R. & Algifari. (1997). Matematika Bisnis. Edisi Pertama.
Penerbit : BPFE, Yogyakarta.
Capinski, M. & Zastawniak, T. (2004). Mathematics for Finance : An
Introduction to FinanciL Engineering. Springer-Verlag London
Limited.
23. 23
Frensidy, B. (2010). Matematika Keuangan. Edisi 3. Penerbit: Salemba
Empat, Jakarta.
Kellison, S.G. (1970). The Theory of Interest. Richard D. Irwin, Inc.,
Homewood, Illinois 60430.
Kellison, S.G. (1991). The Theory of Interest. Second Edition. IRWIN,
Burr Ridge, Illinois.
Sembiring, L., Wirasasmita, R., Yogia, S.M. & Yance, L.M. (1997).
Matematika Keuangan. Penerbit : M2S, Bandung.
Van Horne, J.C. (1992). Financial Management and Policy. Ninth
Edition. Prentice-Hall International Editions. London.