SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman konsep merupakan dasar dan tahapan penting dalam rangkaian
pembelajaran matematika. Menurut Cooney yang dikutip oleh Thoumasis dalam
Gunawan1
, a student's ability to learn mathematics is directly related to his or her
understanding of mathematical concepts and prinsiples. Maksudnya, kemampuan
siswa untuk belajar matematika berhubungan langsung dengan pemahamannya
mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika. Sementara itu menurut
Shaw, concepts are the building blocks, or foundations, on wich more complex ideas
are establish. Maksudnya. konsep merupakan fondasi atau bangunan dasar dari ide-
ide kompleks yang disusunnya. Konsep merupakan dasar bagi proses berpikir tingkat
tinggi. Atau dapat diartikan bahwa siswa yang memahami konsep dengan baik akan
lebih dapat mengeneralisasikan dan mentransfer pengetahuannya daripada siswa yang
hanya menghafalkan definisi.
Penekanan utama pembelajaran matematika yang baik adalah bagaimana agar
siswa mengerti konsep-konsep matematika dengan lebih baik.
Agar siswa mampu memahami konsep matematika, maka pembelajaran
matematika harus mampu memberikan kesempatan siswa untuk mengkonstruksi
1
Gunawan Sujana,”Pengaruh Penggunaan Metode Bermain Cempleng terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa, Skripsi Sarjana Pendidikan (Kediri: Perpustakaan Universitas Nusantara, 2007),
h. 15
2
konsep matematika, sehingga siswa tidak hanya dijejali materi matematika abstrak
yang membuat siswa sulit untuk memahami pelajaran matematika.
Seperti dikutip Zahorik(1995), “Knowledge is constructed by human.
Knowledge is not a set of fact, concept, or laws waiting to be discovered. It is not
something that exists independent of knower. Human create or construct knowledge
as they attempt to bring meaning to their experience. Everything that we know, we
have made”2
“Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap
diterima dan diingat siswa. Namun siswa harus mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri dan memberi makna pengetahuan itu melalui
pengalaman nyata” 3
Oleh karena itu, siswa perlu dibiasakan untuk memunculkan ide-ide baru,
memecahkan masalah, dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan
membiarkan siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.
Hal ini sejalan dengan esensi konstruktivisme. “Konstruktivisme adalah salah
satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan
(konstruksi) kita sendiri” Von Glaserfeld (Ahmad Fiqih, 2008)4
, dimana siswa harus
menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain.
Apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri.
Dari konsep dasar tersebut, pembelajaran saat ini setidaknya menggeser
paradigma dari pembelajaran yang berdasar kacamata guru menjadi pembelajaran
2
Nurhadi, Kurikulum 2004-Pertanyaan dan Jawaban (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
2004), h.45
3
Ahmad Fiqih,2008
4
ibid
3
yang berdasarkan kaca mata siswa. Artinya, saat ini bukan bagaimana guru mengajar,
tetapi bagaimana agar siswa dapat belajar.
“Pengertian belajar, menurut konstruktivisme, adalah perubahan proses
mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman nyata yang dialami sebagai
hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya” Toulmin.5
Selanjutnya, secara psikologis tugas dan wewenang guru adalah mengetahui
karakteristik siswa, memotivasi belajar, menyajikan bahan ajar, memilih metode
belajar, dan mengatur kelas. Dengan cara membiarkan mereka belajar sebagai proses
mengkonstruksi pengetahuan dan guru sebagai fasilitator
Dalam keadaan ini pada pengertian yang lebih luas dan penguasaan terhadap
materi matematika akan lebih mudah untuk diterapkan dalam dunianya yang baru ini.
Hal ini juga sejalan dengan teori geometri Van Hiele yang menyatakan bahwa
belajar dimulai dengan pengenalan benda atau kegiatan memanipulasi benda konkrit,
siswa kemudian berlatih mengenal pola, mampu mencari kesamaan sifat dengan
mengklasifikasikan contoh dan noncontoh dari suatu yang telah diidentifikasi,
mampu merepresentasikan dalam bentuk diagram atau lisan, mencari symbol yang
sesuai menurut hasil kerjanya dan pada akhirnya mampu mengorganisasikan konsep-
konsep matematika secara formal.
Namun fenomena yang terjadi, pengajaran di sekolah-sekolah kurang
memperhatikan kognitif yang terjadi selama belajar. Matematika yang disajkan
5
Gunawan Sujana, “Pengaruh Penggunaan Metode Bermain Cempleng terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Kediri: Perpustakaan Universitas Nusantara, 2007),
h.15. t.d.
4
kepada siswa tidak lebih hanya sebagai produk berpikir daripada proses berpikir. Hal
ini membuat siswa bergantung pada materi yang diberikan oleh guru tanpa
memperdulikan dari mana hal itu diperoleh, sehingga proses pembelajaran bermakna
tidak terjadi, karena siswa tidak melakukan konstruksi konsep.
Akhirnya siswa kesulitan dalam proses pembelajaran matematika dan
menjadikan pelajaran matematika masuk daftar pelajaran yang membosankan dan
sulit dipahami.
Untuk mengetahui kebenaran fenomena tersebut peneliti bermaksud melakukan
penelitian dengan judul: KONSTRUKSI KONSEP GEOMETRI SISWA KELAS III
SEKOLAH DASAR
B. Rumusan Masalah.
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat
merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana aktifitas mengkonstruksi konsep geometri siswa kelas III sekolah
dasar?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mendeskrispsikan aktifitas siswa mengkonstruksi konsep
geometri materi pokok “Bangun Datar (persegi, persegi panjang dan segitiga)”
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi guru, hasil penelitian dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
2. Bagi lembaga tempat penelitian, hasil penelitian dapat digunakan sebagai
masukan bagi peningkatan mutu berbasis sekolah.
3. Bagi siswa, memahami kemampuan dirinya dalam mengkonstruksi konsep
pelajaran matematika.
4. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan sarana untuk meningkatkan
kemampuan menulis dan menyusun karya ilmiah, juga menambah
keterampilan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar.
5. Bagi pemerhati pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
referensi dalam melakukan penelitian sejenis.
E. Pembatasan Masalah.
Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai penelitian ini, maka penelitian
dibatasi hanya pada masalah:
• Aktivitas siswa dalam penelitian ini didefinisikan sebagai proses mental atau
proses dalam pikiran seseorang saat mengidentifikasi atribut-atribut konsep,
mengkonstruksi definisi dengan menggunakan atribut-atribut konsep dan
mengidentifikasi contoh dan noncontoh konsep.
6
• Mengidentifikasi berarti mengenali sedang atribut berarti sifat/ciri khas. Jadi
mengidentifikasi atribut konsep berarti proses mengenali sifat/ciri khas yang
dimiliki suatu konsep. Dalam penelitian ini, atribut yang dimaksud hanya
mencakup sisi dan sudut pada bangun datar.
• Mengkonstruksi definisi dalam penelitian ini maksudnya adalah
membuat/membentuk definisi bangun datar berdasarkan atribut yang telah
diidentifikasi sebelumnya.
• Mengidentifikasi contoh dan noncontoh maksudnya mengenali benda-benda
pada lingkungan sekitar apakah benda-benda tersebut termasuk contoh atau
noncontoh bangun datar.
• Materi bangun datar hanya pada bangun persegi, persegi panjang dan segitiga
F. Definisi Istilah
• Konstruksi konsep berarti bangunan konsep sehingga mengkonstruksi konsep
berarti membangun konsep. Maksudnya adalah kegiatan aktif membentuk suatu
pengetahuan/konsep baru. Kegiatan ini mencakup mengidentifikasi atribut
konsep, membuat definisi konsep berdasarkan atribut yang telah diketahui dan
menentukan bangun yang termasuk dalam contoh dan noncontoh konsep.
• Konsep dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti ide umum, pengertian,
rancangan atau rencana besar. Dalam matematika, konsep adalah ide atau
7
gagasan yang memungkinkan kita untuk mengelompokkan tanda (objek) ke
dalam contoh6
• Atribut suatu konsep adalah ciri-ciri konsep yang diperlukan untuk
membedakan contoh dan noncontoh konsep.7
• Konstruktivisme adalah paham atau aliran yang berpendapat bahwa ilmu
pengetahuan merupakan bentukan manusia sendiri bukan diterima secara pasif
dari lingkungan. Menurut paham ini, dalam proses pembelajaran, siswa diberi
kesempatan untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak
siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk
belajar sedangkan guru berperan membantu siswa menemukan pengetahuan
bagi diri mereka sendiri bukan memberikan ceramah atau mengendalikan
seluruh kegiatan di kelas8
.
• Bangun datar adalah bangun yang hanya memiliki panjang dan lebar namun
tidak mempunyai tebal.
6
Sri Hajiati, “Peningkatan Pemahaman Konsep Simetri melalui Model Pembelajaran Kreatif dengan
Permainan Matematika”, Skripsi Sarjana Pendidikan Matematika, (Surakarta: Perpustakaan
Universitas Muhammadiyah, 2008), h.3
7
Junaidi, …………, h.33 t.d
8
Nurhadi, Kurikulum 2004-Pertanyaan dan Jawaban (Jakarata: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
2004), h.46
8
G. Sistematika Pembahasan
Untuk lebih memudahkan pembahasan pada judul skripsi ini penulis
mengatur secara sistematis dan untuk menghindari kerancuan pembahasan, maka
peneliti membuat sistematika pembahasan sebaga berikut:
Bab pertama merupakan Bab Pendahuluan yang memuat latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan
diakhiri dengan sistematika pembahasan.
Bab kedua merupakan Bab Landasan Teori terdiri dari: pertama pengertian
matematika. Ini membahas beberapa pengertian matematika dilihat dari berbagai
sudut pandang para matematisi. Kedua mengenai konsep dalam matematika. Pada
bagian ini mengungkapkan pentingnya penguasaan konsep dalam mempelajari
matematika dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memahami suatu konsep.
Ketiga konsep bangun datar. Bagian ini menjabarkan tentang definisi bangun
persegi, persegi panjang dan segitiga serta sifat dari masing-masing bangun.
Keempat yaitu perkembangan proses berpikir. Bagian ini membahas tentang
tahapan berpikir seseorang berdasarkan teori Van Hiele dan Piaget dan terakhir
adalah konstruktivisme. Ini membahas tentang landasan dari pentingnya
membentuk pengetahuan milik kita sendiri.
Bab ketiga merupakan bab yang memuat tentang metodologi penelitian, yang
meliputi: jenis penelitian, persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, tempat dan
waktu penelitian, subjek penelitian, perangkat penelitian, instrument penelitian
dan tekhnik pengumpulan data, serta metode analisis data.
9
Bab keempat merupakan bab Hasil Penelitian yang menampilkan/menyajikan
data temuan selama penelitian dan analisisnya secara deskriptif kualitatif
Bab kelima merupakan bab Pembahasan dan Diskusi Hasil Penelitian yang
membahas tentang hasil penelitian yang telah dianalisis serta diskusi.
Bab keenam merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran,
dilengkapi dengan lampiran-lampiran dan referensi/daftar pustaka.

More Related Content

What's hot

Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikaPendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
yudith tae
 
Pendekatan kontekstual 1
Pendekatan kontekstual 1Pendekatan kontekstual 1
Pendekatan kontekstual 1
MOH. SHOFI'I
 
Unit 8 Modul 1 Advance Organizer V2
Unit 8  Modul 1  Advance  Organizer V2Unit 8  Modul 1  Advance  Organizer V2
Unit 8 Modul 1 Advance Organizer V2
一世 一生
 
Kemahiran Belajar Add Maths 1
Kemahiran Belajar Add Maths 1Kemahiran Belajar Add Maths 1
Kemahiran Belajar Add Maths 1
zabidah awang
 
1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan
Risky Widodo
 
Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismePendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme
thongsewkim
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajaran
gawukbalap
 
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Rahma Siska Utari
 
Unit 9 Modul 1 Konstruktivisme V2
Unit 9  Modul 1  Konstruktivisme V2Unit 9  Modul 1  Konstruktivisme V2
Unit 9 Modul 1 Konstruktivisme V2
一世 一生
 
Pendekatan Belajar dan Pembelajaran
Pendekatan Belajar dan PembelajaranPendekatan Belajar dan Pembelajaran
Pendekatan Belajar dan Pembelajaran
Kindergarten
 

What's hot (20)

PROPOSAL
PROPOSALPROPOSAL
PROPOSAL
 
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikaPendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
 
Pendekatan kontekstual 1
Pendekatan kontekstual 1Pendekatan kontekstual 1
Pendekatan kontekstual 1
 
Unit 8 Modul 1 Advance Organizer V2
Unit 8  Modul 1  Advance  Organizer V2Unit 8  Modul 1  Advance  Organizer V2
Unit 8 Modul 1 Advance Organizer V2
 
Kemahiran Belajar Add Maths 1
Kemahiran Belajar Add Maths 1Kemahiran Belajar Add Maths 1
Kemahiran Belajar Add Maths 1
 
117 356-1-pb
117 356-1-pb117 356-1-pb
117 356-1-pb
 
Kajian pustaka discovery learning
Kajian pustaka discovery learningKajian pustaka discovery learning
Kajian pustaka discovery learning
 
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam PembelajaranPendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
 
1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan
 
Pmri
PmriPmri
Pmri
 
Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismePendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajaran
 
Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismePendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme
 
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
 
Makalah dppm
Makalah dppmMakalah dppm
Makalah dppm
 
Unit 9 Modul 1 Konstruktivisme V2
Unit 9  Modul 1  Konstruktivisme V2Unit 9  Modul 1  Konstruktivisme V2
Unit 9 Modul 1 Konstruktivisme V2
 
Pendekatan Belajar dan Pembelajaran
Pendekatan Belajar dan PembelajaranPendekatan Belajar dan Pembelajaran
Pendekatan Belajar dan Pembelajaran
 
Revisi teori konstruktivistik baru tik 3 c
Revisi teori konstruktivistik baru tik 3 cRevisi teori konstruktivistik baru tik 3 c
Revisi teori konstruktivistik baru tik 3 c
 
Rph konstruktivisme
Rph konstruktivismeRph konstruktivisme
Rph konstruktivisme
 
Powerpoint bab 1
Powerpoint bab 1Powerpoint bab 1
Powerpoint bab 1
 

Similar to Bab 1

Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaran
QmMu
 
METODE PEMBELAJARAN GURU DISCOVERY LEARNING
METODE PEMBELAJARAN GURU DISCOVERY LEARNINGMETODE PEMBELAJARAN GURU DISCOVERY LEARNING
METODE PEMBELAJARAN GURU DISCOVERY LEARNING
PDShop
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
smk n 4 padang
 
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdf
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdfKEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdf
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdf
ayulusiyana
 
Unit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivismeUnit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivisme
Aminah Rahmat
 

Similar to Bab 1 (20)

makalah Teori belajar konstruktivistik dan penerapannya dalam pembelajaran pai
 makalah Teori belajar konstruktivistik dan penerapannya dalam pembelajaran pai makalah Teori belajar konstruktivistik dan penerapannya dalam pembelajaran pai
makalah Teori belajar konstruktivistik dan penerapannya dalam pembelajaran pai
 
ibva.pdf
ibva.pdfibva.pdf
ibva.pdf
 
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivismeMakalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
 
Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973
 
Model pembelajaran
Model pembelajaranModel pembelajaran
Model pembelajaran
 
Makalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistikMakalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistik
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Artikel Belajar Pembelajaran
Artikel Belajar PembelajaranArtikel Belajar Pembelajaran
Artikel Belajar Pembelajaran
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SDContoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
Contoh Penelitian Tindakan Kelas Matematika SD
 
METODE PEMBELAJARAN GURU DISCOVERY LEARNING
METODE PEMBELAJARAN GURU DISCOVERY LEARNINGMETODE PEMBELAJARAN GURU DISCOVERY LEARNING
METODE PEMBELAJARAN GURU DISCOVERY LEARNING
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
laporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih meranginlaporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih merangin
 
Matriks pembelajaran inquiry
Matriks pembelajaran inquiryMatriks pembelajaran inquiry
Matriks pembelajaran inquiry
 
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdf
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdfKEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdf
KEL 7 MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.pdf
 
Unit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivismeUnit 5 konstruktivisme
Unit 5 konstruktivisme
 
15205061 (klp 5)
15205061 (klp 5)15205061 (klp 5)
15205061 (klp 5)
 
03konstruk1
03konstruk103konstruk1
03konstruk1
 

More from Fppi Unila

2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pb2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pb
Fppi Unila
 

More from Fppi Unila (20)

Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046
 
Novita yuanari 07301244091
Novita yuanari 07301244091Novita yuanari 07301244091
Novita yuanari 07301244091
 
Ipi288304
Ipi288304Ipi288304
Ipi288304
 
Ipi288264
Ipi288264Ipi288264
Ipi288264
 
Ipi183134
Ipi183134Ipi183134
Ipi183134
 
Halaman depan
Halaman depanHalaman depan
Halaman depan
 
Disposisi matematis
Disposisi matematisDisposisi matematis
Disposisi matematis
 
Bab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustakaBab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustaka
 
20140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl0120140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl01
 
7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pb7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pb
 
5117 11181-1-sm
5117 11181-1-sm5117 11181-1-sm
5117 11181-1-sm
 
4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb
 
3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb
 
2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pb2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pb
 
2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb
 
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
 
08 mumun syaban
08 mumun syaban08 mumun syaban
08 mumun syaban
 
Unimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajar
Unimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajarUnimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajar
Unimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajar
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematikaProsiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
 

Recently uploaded

Recently uploaded (20)

Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
 
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJARAKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN MERDEKA BELAJAR
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 

Bab 1

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman konsep merupakan dasar dan tahapan penting dalam rangkaian pembelajaran matematika. Menurut Cooney yang dikutip oleh Thoumasis dalam Gunawan1 , a student's ability to learn mathematics is directly related to his or her understanding of mathematical concepts and prinsiples. Maksudnya, kemampuan siswa untuk belajar matematika berhubungan langsung dengan pemahamannya mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika. Sementara itu menurut Shaw, concepts are the building blocks, or foundations, on wich more complex ideas are establish. Maksudnya. konsep merupakan fondasi atau bangunan dasar dari ide- ide kompleks yang disusunnya. Konsep merupakan dasar bagi proses berpikir tingkat tinggi. Atau dapat diartikan bahwa siswa yang memahami konsep dengan baik akan lebih dapat mengeneralisasikan dan mentransfer pengetahuannya daripada siswa yang hanya menghafalkan definisi. Penekanan utama pembelajaran matematika yang baik adalah bagaimana agar siswa mengerti konsep-konsep matematika dengan lebih baik. Agar siswa mampu memahami konsep matematika, maka pembelajaran matematika harus mampu memberikan kesempatan siswa untuk mengkonstruksi 1 Gunawan Sujana,”Pengaruh Penggunaan Metode Bermain Cempleng terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa, Skripsi Sarjana Pendidikan (Kediri: Perpustakaan Universitas Nusantara, 2007), h. 15
  • 2. 2 konsep matematika, sehingga siswa tidak hanya dijejali materi matematika abstrak yang membuat siswa sulit untuk memahami pelajaran matematika. Seperti dikutip Zahorik(1995), “Knowledge is constructed by human. Knowledge is not a set of fact, concept, or laws waiting to be discovered. It is not something that exists independent of knower. Human create or construct knowledge as they attempt to bring meaning to their experience. Everything that we know, we have made”2 “Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap diterima dan diingat siswa. Namun siswa harus mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan memberi makna pengetahuan itu melalui pengalaman nyata” 3 Oleh karena itu, siswa perlu dibiasakan untuk memunculkan ide-ide baru, memecahkan masalah, dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan membiarkan siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Hal ini sejalan dengan esensi konstruktivisme. “Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri” Von Glaserfeld (Ahmad Fiqih, 2008)4 , dimana siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain. Apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dari konsep dasar tersebut, pembelajaran saat ini setidaknya menggeser paradigma dari pembelajaran yang berdasar kacamata guru menjadi pembelajaran 2 Nurhadi, Kurikulum 2004-Pertanyaan dan Jawaban (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), h.45 3 Ahmad Fiqih,2008 4 ibid
  • 3. 3 yang berdasarkan kaca mata siswa. Artinya, saat ini bukan bagaimana guru mengajar, tetapi bagaimana agar siswa dapat belajar. “Pengertian belajar, menurut konstruktivisme, adalah perubahan proses mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman nyata yang dialami sebagai hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya” Toulmin.5 Selanjutnya, secara psikologis tugas dan wewenang guru adalah mengetahui karakteristik siswa, memotivasi belajar, menyajikan bahan ajar, memilih metode belajar, dan mengatur kelas. Dengan cara membiarkan mereka belajar sebagai proses mengkonstruksi pengetahuan dan guru sebagai fasilitator Dalam keadaan ini pada pengertian yang lebih luas dan penguasaan terhadap materi matematika akan lebih mudah untuk diterapkan dalam dunianya yang baru ini. Hal ini juga sejalan dengan teori geometri Van Hiele yang menyatakan bahwa belajar dimulai dengan pengenalan benda atau kegiatan memanipulasi benda konkrit, siswa kemudian berlatih mengenal pola, mampu mencari kesamaan sifat dengan mengklasifikasikan contoh dan noncontoh dari suatu yang telah diidentifikasi, mampu merepresentasikan dalam bentuk diagram atau lisan, mencari symbol yang sesuai menurut hasil kerjanya dan pada akhirnya mampu mengorganisasikan konsep- konsep matematika secara formal. Namun fenomena yang terjadi, pengajaran di sekolah-sekolah kurang memperhatikan kognitif yang terjadi selama belajar. Matematika yang disajkan 5 Gunawan Sujana, “Pengaruh Penggunaan Metode Bermain Cempleng terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa”, Skripsi Sarjana Pendidikan, (Kediri: Perpustakaan Universitas Nusantara, 2007), h.15. t.d.
  • 4. 4 kepada siswa tidak lebih hanya sebagai produk berpikir daripada proses berpikir. Hal ini membuat siswa bergantung pada materi yang diberikan oleh guru tanpa memperdulikan dari mana hal itu diperoleh, sehingga proses pembelajaran bermakna tidak terjadi, karena siswa tidak melakukan konstruksi konsep. Akhirnya siswa kesulitan dalam proses pembelajaran matematika dan menjadikan pelajaran matematika masuk daftar pelajaran yang membosankan dan sulit dipahami. Untuk mengetahui kebenaran fenomena tersebut peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul: KONSTRUKSI KONSEP GEOMETRI SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR B. Rumusan Masalah. Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana aktifitas mengkonstruksi konsep geometri siswa kelas III sekolah dasar? C. Tujuan Penelitian Untuk mendeskrispsikan aktifitas siswa mengkonstruksi konsep geometri materi pokok “Bangun Datar (persegi, persegi panjang dan segitiga)”
  • 5. 5 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi guru, hasil penelitian dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. 2. Bagi lembaga tempat penelitian, hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi peningkatan mutu berbasis sekolah. 3. Bagi siswa, memahami kemampuan dirinya dalam mengkonstruksi konsep pelajaran matematika. 4. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan menulis dan menyusun karya ilmiah, juga menambah keterampilan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar. 5. Bagi pemerhati pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis. E. Pembatasan Masalah. Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai penelitian ini, maka penelitian dibatasi hanya pada masalah: • Aktivitas siswa dalam penelitian ini didefinisikan sebagai proses mental atau proses dalam pikiran seseorang saat mengidentifikasi atribut-atribut konsep, mengkonstruksi definisi dengan menggunakan atribut-atribut konsep dan mengidentifikasi contoh dan noncontoh konsep.
  • 6. 6 • Mengidentifikasi berarti mengenali sedang atribut berarti sifat/ciri khas. Jadi mengidentifikasi atribut konsep berarti proses mengenali sifat/ciri khas yang dimiliki suatu konsep. Dalam penelitian ini, atribut yang dimaksud hanya mencakup sisi dan sudut pada bangun datar. • Mengkonstruksi definisi dalam penelitian ini maksudnya adalah membuat/membentuk definisi bangun datar berdasarkan atribut yang telah diidentifikasi sebelumnya. • Mengidentifikasi contoh dan noncontoh maksudnya mengenali benda-benda pada lingkungan sekitar apakah benda-benda tersebut termasuk contoh atau noncontoh bangun datar. • Materi bangun datar hanya pada bangun persegi, persegi panjang dan segitiga F. Definisi Istilah • Konstruksi konsep berarti bangunan konsep sehingga mengkonstruksi konsep berarti membangun konsep. Maksudnya adalah kegiatan aktif membentuk suatu pengetahuan/konsep baru. Kegiatan ini mencakup mengidentifikasi atribut konsep, membuat definisi konsep berdasarkan atribut yang telah diketahui dan menentukan bangun yang termasuk dalam contoh dan noncontoh konsep. • Konsep dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti ide umum, pengertian, rancangan atau rencana besar. Dalam matematika, konsep adalah ide atau
  • 7. 7 gagasan yang memungkinkan kita untuk mengelompokkan tanda (objek) ke dalam contoh6 • Atribut suatu konsep adalah ciri-ciri konsep yang diperlukan untuk membedakan contoh dan noncontoh konsep.7 • Konstruktivisme adalah paham atau aliran yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan merupakan bentukan manusia sendiri bukan diterima secara pasif dari lingkungan. Menurut paham ini, dalam proses pembelajaran, siswa diberi kesempatan untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar sedangkan guru berperan membantu siswa menemukan pengetahuan bagi diri mereka sendiri bukan memberikan ceramah atau mengendalikan seluruh kegiatan di kelas8 . • Bangun datar adalah bangun yang hanya memiliki panjang dan lebar namun tidak mempunyai tebal. 6 Sri Hajiati, “Peningkatan Pemahaman Konsep Simetri melalui Model Pembelajaran Kreatif dengan Permainan Matematika”, Skripsi Sarjana Pendidikan Matematika, (Surakarta: Perpustakaan Universitas Muhammadiyah, 2008), h.3 7 Junaidi, …………, h.33 t.d 8 Nurhadi, Kurikulum 2004-Pertanyaan dan Jawaban (Jakarata: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), h.46
  • 8. 8 G. Sistematika Pembahasan Untuk lebih memudahkan pembahasan pada judul skripsi ini penulis mengatur secara sistematis dan untuk menghindari kerancuan pembahasan, maka peneliti membuat sistematika pembahasan sebaga berikut: Bab pertama merupakan Bab Pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan diakhiri dengan sistematika pembahasan. Bab kedua merupakan Bab Landasan Teori terdiri dari: pertama pengertian matematika. Ini membahas beberapa pengertian matematika dilihat dari berbagai sudut pandang para matematisi. Kedua mengenai konsep dalam matematika. Pada bagian ini mengungkapkan pentingnya penguasaan konsep dalam mempelajari matematika dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memahami suatu konsep. Ketiga konsep bangun datar. Bagian ini menjabarkan tentang definisi bangun persegi, persegi panjang dan segitiga serta sifat dari masing-masing bangun. Keempat yaitu perkembangan proses berpikir. Bagian ini membahas tentang tahapan berpikir seseorang berdasarkan teori Van Hiele dan Piaget dan terakhir adalah konstruktivisme. Ini membahas tentang landasan dari pentingnya membentuk pengetahuan milik kita sendiri. Bab ketiga merupakan bab yang memuat tentang metodologi penelitian, yang meliputi: jenis penelitian, persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, perangkat penelitian, instrument penelitian dan tekhnik pengumpulan data, serta metode analisis data.
  • 9. 9 Bab keempat merupakan bab Hasil Penelitian yang menampilkan/menyajikan data temuan selama penelitian dan analisisnya secara deskriptif kualitatif Bab kelima merupakan bab Pembahasan dan Diskusi Hasil Penelitian yang membahas tentang hasil penelitian yang telah dianalisis serta diskusi. Bab keenam merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran, dilengkapi dengan lampiran-lampiran dan referensi/daftar pustaka.