Konstruktivisme adalah perspektif bahwa individu membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman. Teori ini menekankan pada siswa sebagai pusat pembelajaran, di mana siswa secara aktif membangun pengetahuan mereka melalui eksplorasi, diskusi, dan kolaborasi dengan orang lain. Pembelajaran konstruktivistik memberikan keuntungan seperti memberdayakan kreativitas siswa, tetapi juga menghadapi tantangan sepert
3. Pendahuluan
Aktivitas Guru dengan siswa, terdapat proses
akibat penyatuan Materi, Media, Guru, siswa,
konteks belajar.
Memerlukan Strategi (cara, keinginan guru
dalam membawa siswa ke target yg diinginkan)
Ada 4 strategi dasar dalam belajar mengajar
Konstruktivistik merupakan salah satu
landasan berpikir pendekatan pengajaran
dan pembelajaran kontekstual
atau contextual teaching and learning (CTL)
Proses Pembelajaran
4. 1. Mengidentifikasikan serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian siswa seperti yang
diharapkan
2. memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi
dan pandangan hidup masyarakat
3. memilih dan menetapkan prosedur, metode dan tehnik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan pembelajaran
4. menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau
kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan
pedoman oleh guru dalam mengevaluasi kegiatan belajar mengajar
yang selanjutnya dijadikan umpan balik untuk kepentingan kegiatan
pembelajaran
5. Teori
Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah perspektif psikologis dan filosofis yang
memandang bahwa masing-masing individu membentuk atau
membangun sebagian besar dari apa yang mereka pelajari dan
pahami (bruning etal. 2004).
Konstruktivisme mengubah siswa dari penerima pasif
informasi menjadi peserta aktif dalam proses
pembelajaran. Selalu dibimbing oleh guru, siswa membangun
pengetahuan mereka secara aktif daripada hanya mekanis
menelan dan menyerap pengetahuan dari guru atau buku teks.
Belajar, menurut teori konstruktivistik bukanlah sekedar menghafal, akan
tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.
6. Aktif
Siswa – menciptakan pemahaman baru
Guru – Moderat, Memberi saran, Bertanya. (memberi ruang pada siswa)
Sistem
Pembelajaran
Konstruktivisme
Refleksi
Siswa – Melakukan kontrol proses pembelajaran
Guru – menciptakan situasi siswa merasa aman mempertanyakan
dan merenungkan proses pembelajaran mereka sendiri
Pembangunan Konsep
Siswa – Memiliki Pengetahuan, Ide, dan Pemahaman Mereka sendiri
Guru – Menghubungkan Konsep-konsep yg telah ada pada siswa
7. Inquiry-Based
Kegiatan utama dalam kelas konstruktivis adalah memecahkan
masalah. Siswa menggunakan metode penyelidikan untuk
mengajukan pertanyaan, menyelidiki topik, dan menggunakan
berbagai sumber daya untuk menemukan solusi dan jawaban.
Sistem
Pembelajaran
Konstruktivisme
Evolving
Siswa memiliki ide mereka, kemudian dapat melihat yang tidak
valid, salah, atau tidak cukup untuk menjelaskan pengalaman baru
mereka.
Kolaborasi
Siswa belajar tentang belajar tidak hanya dari diri mereka sendiri, tetapi juga dari rekan-rekan
mereka.
8. Konstruktivisme
dalam
Pembelajaran
Konstruktivisme adalah perspektif psikologis dan filosofis yang
memandang bahwa masing-masin individu membentuk atau
membangun sebagian besar dari apa yang mereka pelajari dan
pahami (bruning etal. 2004).
1. Apersepsi
kegiatan menghubungkan konsepsi awal, mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan dari materi sebelumnya yang merupakan
konsep prasyarat.
2. Eksplorasi
mengungkapkan dugaan sementara. menggali menyelidiki dan menemukan sendiri konsep sebagai jawaban dari dugaan
sementara yang dikemukakan pada tahap sebelumnya
3. Diskusi dan Penjelasan Konsep
mengkomunikasikan hasil penyelidikan dan temuannya, guru sebagai Fasilitator
4. Pengembangan dan Aplikasi
memberikan penekanan terhadap konsep-konsep. kemudian siswa membuat kesimpulan melalui bimbingan guru dan menerapkan
pemahaman konseptual yang telah diperoleh melalui pembelajaran saat itu melalui pengerjaan tugas
9. Kelebihan
a. Memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengungkapkan
gagasan dan menggunakan
bahasa siswa sendiri
b. Memberi kesempatan berpikir
tentang pengalamannya (berpikir
kreatif, imajinatif)
c. Memberikan lingkungan belajar
yang kondusif, yang mendukung
siswa mengungkapkan gagasan,
saling menyimak, dan menghindari
kesan selalu ada satu jawaban
yang benar, dll
10. Kekurangan
a. Sulit mengubah keyakinan dan kebiasaan
guru
b. Guru kurang tertarik dan mengalami kesulitan
mengelola kegiatan pembelajaran berbasis
konstruktivisme. Guru konstruktivis dituntut
untuk lebih kreatif dalam merencanakan
kegiatan pembelajaran dan dalam memilih
menggunakan media yang sesuai.
c. Siswa terbiasa menunggu informasi dari
guru. Siswa akan belajar jika ada transfer
pengetahuan dan tugas-tugas dari gurunya.
Mengubah sikap “menunggu informasi”
menjadi “pencari dan pengkonstruksi
informasi” merupakan kendala itu sendiri.
11. Kesimpulan
Konstruktivistik merupakan salah satu landasan berpikir
pendekatan pengajaran dan pembelajaran kontekstual
atau contextual teaching and learning (CTL), yaitu
pengetahuan yang dibangun oleh siswa sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas (sempit). Konstruktivistik menekankan pada
prinsip belajar yang berpusat pada siswa (student center).
Prinsip yang paling penting diterapkan dalam
pembelajaran konstruktivistik adalah guru tidak boleh
hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada
siswa. Siswa harus membangun pengetahuan di dalam
benaknya sendiri. Guru sekedar membantu menyediakan
sarana dan situasi agar proses konstruksi pengetahuan
siswa berjalan lancar.