1. ASUHAN PADA NEONATUS,BAYI,BALITA DAN
ANAK PRASEKOLAH DENGAN MASALAH DAN
PENATALAKSANAANNYA
MARTA AGUSTINA SIRAIT
MARULAM IYO NELI MANURUNG
NADYES NOVANI
NIA RAMAYANA SIPAYUNG
NOVARINA SINAGA
NOVITA SIMORANGKIR
TINGKAT II KELAS
A
4. A.Definisi
Muntah adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi
lambung yang terjadi setelah makanan masuk lambung agak
lama, disertai kontraksi lambung dan abdomen.
Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin
mengalami muntah lendir, bahkan disertai sedikit darah.
5. B.Etiologi
1. Kelainan kongenital
Pada saluran pencernaan, iritasi lambung,
atresia esophagus, hirschprung, tekanan
intrakranial yang tinggi.
2. Infeksi pada saluran pencernaan.
3. Cara pemberian makan yang salah.
4. Keracunan
6. C.Komplikasi
1.Dehidrasi atau alkalosis karena kehilangan
cairan tubuh/elektrolit.
2. Ketosis karena tidak makan dan minum.
3. Asidosis yang disebab adanya ketosis yang
dapat berkelanjutan menjadi syok bahkan
sampai kejang.
4.Ketegangan otot perut, perdarahan
konjungtiva, rupture esophagus,aspirasi yang
disebabkan karena muntah yang sangat hebat.
7. D.Patofisiologi
Muntah terjadi ketika anak/bayi
menyemprotkan isi perutnya keluar
terkadang sampai seluruh isinya
dikeluarkan.
Pada bayi, muntah sering terjadi pada
minggu-minggu pertama. Hal tersebut
merupakan reaksi spontan ketika isi
lambung dikeluarkan dengan paksa melalui
mulut.
8. E.Sifat muntah
Muntah hijau kekuning-kuningan
kemungkinan akibat obstruktif dibawah
ampula vateri.
Muntah segera setelah lahir dan menetap,
kemungkinan adanya tekanan intrakranial
yang tinggi atau obstruksi pada usus.
9. F.Penatalaksanaan
1.Kaji faktor dan sifat muntah.
2.Berikan pengobatan yang bergantung pada
faktor penyebab.
3.Ciptakan suasana tenang
4.Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati.
5.Berikan diet yang sesuai dan tidak
merangsang muntah.
6.Berikan antiemetik jika terjadi reaksi
simptomatis
7.Rujuk segera
11. 1.Definisi
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian kecil
isi lambung setelah beberapa saat setelah
makanan masuk ke dalam lambung.
Muntah susu adalah hal yang biasa terjadi,
terutama pada bayi yang mendapatkan ASI.
Hal ini tidak akan mengganggu pertambahan
berat badan secara signifikan. Gumoh biasanya
terjadi karena bayi menelan udara pada saat
menyusu.
12. 2.Etiologi
1.Bayi sudah merasa kenyang.
2.Posisi salah saat menyusui.
3.Posisi botol yang salah.
4.Tergesa-gesa saat pemberian susu.
5.Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang
tertelan.
13. 3.Patofisiologi
Hal tersebut disebabkan karena otot katup
di ujung lambung tidak bisa bekerja
dengan baik.
Otot tersebut seharusnya mendorong isi
lambung ke bawah. Kebanyakan gumoh
terjadi pada bayi di bulan-bulan pertama
kehidupannya.
14. 4.Penatalaksanaan
1.Perbaiki teknik menyusui
2.Perhatikan posisi botol saat pemberian susu.
3.Sendawakan bayi setelah disusui.
4.Lakukan teknik menyusui yang benar, yaitu
bibir mencakup rapat seluruh putting susu ibu.
16. Obstipasi : obstruksi intestinal
(konstipasi yang berat)
Penyebab
Faktor non organik
Kurang makanan yang
tinggi serat
Kurang cairan
Obat/zat kimiawi
Kelainan
hormonal/metabolik
Kelainan psikososial
Perubahan mikroflora
usus
Perubahan/kurang
exercise.
17. 1.Etiologi
1. Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus
meliputi akibat adanya kanker dalam dinding usus
2. Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus,
biasanya akibat penekanan usus oleh massa
intraabdomen misalnya adanya tumor dalam
abdomen yang menekan rectum.
18. 2.Tanda dan gejala
Frekuensi BAB kurang
dari normal
Gelisah, cengeng, rewel
Menyusu/makan/minum
kurang
Fese keras
Sering menangis
Susah tidur
Gelisah
Perut kembung
Kadang-kadang muntah
Abdomen distensi
Anoreksia
21. 5. Jenis – Jenis Obstipasi
1. Obstipasi obstruksi total
2. Obstipasi obstruksi parsial.
22. 6. Menegakan Diagnosa Obstipasi
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang
4. Pencitraan dengan CT scan, USG, X rays
dengan atau tanpa bahan kontras.
24. A. Pengertian
Omphalokel pada dasarnya sama dengan
gastroschisis.
Omphalocele adalah defek (kecacatan)
pada dinding anterior abdomen pada
dasar dari umbilical cord dengan herniasi
dari isi abdomen.
25. B.Epidemiologi / Insidens
Omphalokel yang besar terjadi dengan
rasio 1 kasus dalam 10.000 kelahiran.
Perbandingan laki-laki dengan perempuan
adalah 1:1. Menurut catatan Dinas
Kesehatan Bangka Belitung, dalam kurun
waktu tiga bulan belakangan ini,
setidaknya ada enam kasus kelahiran
dengan usus terburai.
26. C.Etiologi
Kegagalan kembalinya usus ke dalam
abdomen dalam 10-12 minggu yaitu
kegagalan lipatan mesodermal bagian
lateral untuk berpindah ke bagian
tengah dan menetapnya the body stalk
selama gestasi 12 minggu.
27. D. Tanda dan Gejala
Terdapatnya usus dan organ perut lainnya yang
menonjol keluar dinding perut di sekitar umbilicus.
Lubang yang terbentuk bervariasi, tergantung kepada
besarnya lubang di pusar.
28. E. Patofisiologi
1. Selama perkembangan embrio
2. Terjadi malrotasi
3. Gastroskisis terbentuk
4. Letak defek
5. Usus sebagian besar berkembang di luar
rongga abdomen janin.
6. Usus-usus, visera dan seluruh
permukaan rongga abdomen
7. Embriogenesis
31. H. Komplikasi
Komplikasi dini merupakan infeksi pada
kantong yang mudah terjadi pada permukaan
yang telanjang.
Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin
disertai kelainan bawaan lain yang
memperburuk prognosis
32. I.Penatalaksanaan
Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan yang
dapat dilakukan jika menjumpai pasien anak/
bayi yang mengalami omfalokel, adalah
merujuk.
Kerena jika mengalami keterlambatan dalam
merujuk maka akan mengalami cedera pada
usus dan infeksi perut.
35. A.Pengertian
Hernia adalah penonjolan gelung atau
ruas organ atau jaringan melalui lubang
abnormal.
Henia diafragmatika adalah sekat yang
membatasi rongga dada dan rongga
perut.
Hernia Diafragmatika adalah penonjolan
organ perut ke dalam rongga dada
melalui suatu lubang pada diafragma.
36. B.Etiologi Hernia Diafragmatika
Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000
kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi
tubuh bagian kiri.
Janin tumbuh di uterus ibu sebelum
lahir, berbagai sistem organ berkembang
dan matur.
37. C.Patofisiologis Hernia
Diafragmatika
Disebabkan oleh gangguan pembentukan
diafragma.
Diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu
membrane pleuroperitonei, septum
transversum dan pertumbuhan dari tepi yang
berasal dari otot-otot dinding dada
38. D.Tanda dan Gejala Hernia
Diafragmatika
a. Retraksi sela iga dan substernal
b. Perut kecil dan cekung
c. Suara nafas tidak terdengar pada paru
karena terdesak isi perut.
d. Bunyi jantung terdengar di daerah yang
berlawanan karena terdorong oleh isi perut.
e. Terdengar bising usus di daerah dada.
39. E.Komplikasi Hernia
Diafragmatika
a. Gangguan Kardiopulmonal karena terjadi penekanan
paru dan terdorongnya mediastinum ke arah
kontralateral.
b. Sesak nafas berat berlanjut dengan asfiksia.
c. Mengalami muntah akibat obstruksi usus.
d. Adanya penurunan jumlah alveoli dalam
pembentukan bronkus.
40. F. Gambaran klinis
Kelainan yang sering ditemukan
adalah adanya penutupan yang
tidak sempurna dari sinus
pleuroperitoneal
( foramen bochdalek ).
42. Yang dapat dilakukan seorang bidan bila
menemukan bayi baru lahir yang mengalami
hernia diafragmatika yaitu :
1.Berikan oksigen bila bayi tampak pucat atau biru.
2.Posisikan bayi semifowler atau fowler sebelum atau
sesudah operasi agar tekanan dari isi perut terhadap
paru berkurang dan agar diafragma dapat bergerak
bebas.
3.Awasi bayi jangan sampai muntah, apabila hal tersebut
terjadi, maka tegakkan bayi agar tidak terjadi aspirasi.
4.Lakukan informed consent dan informed choice untuk
rujuk bayi ke tempat pelayanan yang lebih baik.
43. H.Perencanaan
Apabila pada anak dijumpai adanya kelainan –
kelainan yang biasa mengarah pada Hernia
diafragmatika, maka anak perlu segera dibawa
ke dokter atau rumah sakit agar segera bisa
ditangani dan mendapatkan diagnosis yang
tepat.
46. A. Pengertian
Atresia rekti dan anus adalah kelainan
congenital anus dimana anus tidak
mempunyai lubang untuk mengeluarkan feces
karena terjadi gangguan pemisahan kloaka
yang terjadi saat kehamilan.
47. B. Penyebab Atresia Rekti dan
Anus
Penyebab secara pasti atresia rekti dan anus
belum diketahui, namun ada sumber
mengatakan kelainan bawaan anus
disebabkan oleh gangguan pertumbuhan, fusi,
dan pembentukan anus dari tonjolan
embriogenik.
48. C. Klasifikasi Atresia Rekti dan
Anus
1. Yang tanpa anus tetapi dengan
dekompresi adekuat traktus gastrointestinalis
dicapai melalui saluran fistula eksterna.
2. Yang tanpa anus dan tanpa fistula
traktus yang tidak adekuat untuk jalan keluar
tinja.
49. D. Gejala Klinis Atresia Rekti
dan Anus
1. Kegagalan lewatnya mekonium setelah bayi
lahir
2. Tidak ada atau stenosis (penyempitan) kanal
rectal
3. Bayi tidak dapat buang air besar sampai 24
jam setelah lahir
4. Gangguan intestinal, pembesaran abdomen,
pembuluh darah di kulit abdomen akan terlihat
menonjol
5. Bayi muntah – muntah pada usia 24 – 48 jam
setelah lahir
6. Cairan muntahan
51. a) Pengertian Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi dimana suhu tubuh
< 360C atau kedua kaki dan tangan teraba
dingin.
52. b) Akibat hipotermia
Meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi
hipoksia), terjadinya metabolik asidosis
sebagai konsekuensi glikolisis anaerobik, dan
menurunnya simpanan glikogen dengan akibat
hipoglikemia.
Hilangnya kalori tampak dengan turunnya
berat badan yang dapat ditanggulangi dengan
meningkatkan intake kalori.
53. c) Etiologi dan faktor presipitasi
dari hipotermia antara lain:
Prematuritas, asfiksia, sepsis, kondisi
neurologik seperti meningitis dan perdarahan
cerebral, pengeringan yang tidak adekuat
setelah kelahiran dan eksposure suhu
lingkungan yang dingin.
54. d) Penanganan hipotermia
ditujukan pada:
1) Mencegah hipotermia,
2) Mengenal bayi dengan hipotermia,
3) Mengenal resiko hipotermia,
4) Tindakan pada hipotermia.
55. e) Tanda-tanda klinis hipotermia:
Hipotermia sedang (suhu tubuh 320C - <360C
), tanda-tandanya antara lain : kaki teraba
dingin, kemampuan menghisap lemah,
tangisan lemah dan kulit berwarna tidak rata
atau disebut kutis marmorata.
57. a) Pengertian Hipertermia
Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi
karena kegagalan termoregulasi.
Hipertermia terjadi ketika tubuh menghasilkan
atau menyerap lebih banyak panas daripada
mengeluarkan panas.
58. b) Penyebab Hipertermia
Penyebab paling umum adalah heat stroke
dan reaksi negatif obat.
Heat stroke adalah kondisi akut hipertermia
yang disebabkan oleh kontak yang terlalu
lama dengan benda yang mempunyai panas
berlebihan.
Sehingga mekanisme penganturan panas
tubuh menjadi tidak terkendali dan
menyebabkan suhu tubuh naik tak terkendali.
59. c) Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala : panas, kulit kering, kulit
menjadi merah dan teraba panas, pelebaran
pembuluh darah dalam upaya untuk
meningkatkan pembuangan panas, bibir
bengkak.