SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
ASKEP ATRESIA ANI
A. Pengertian
Atresia ani (malformasi anorektal/anus imperforate) adalah bentuk kelainan bawaan
yang menunjukan keadaan tidak ada anus, atau tidak sempurnanya bentuk anus.
Keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan normal atau organ tubular
secara kongenital disebut juga clausura. Dengan kata lain tidak adanya lubang di tempat
yang seharusnya berlubang atau buntunya saluran atau rongga tubuh, hal ini bisa terjadi
karena bawaan sejak lahir atau terjadi kemudian karena proses penyakit yang mengenai
saluran itu. Atresia dapat terjadi pada seluruh saluran tubuh, misalnya atresia ani. Atresia
ani yaitu tidak berlubangnya dubur. Atresia ani memiliki nama lain yaitu anus imperforata.
Jika atresia terjadi maka hampir selalu memerlukan tindakan operasi untuk membuat
saluran seperti keadaan normalnya
Bentuk-bentuk kelainan atresia ani {(atresia anal)
Lubang anus sempit atau salah letak di depan tempat semestinya
Terdapat selaput pada saat pembukaan anus sehingga mengganggu proses pengeluaran
feses
Rektum(saluran akhir usu besar) tidak terhubung dengan lubang anus
Rektum terhubung dengan saluran kemih (kencing) atau sistem reproduksi melalui fistula
(lubang) dan tidak terdapat pembukaan anus.
Kelainan bentuk anus akan menyebabkan gangguan buang air besar.
Ketika lubang anus sempit, bayi kesulitan BAB menyebabkan konstipasi dan
ketidaknyamanan.
Jika terdapat selaput pada akhiran jalan keluar anus, bayi tidak bisa BAB.
Ketika rektum tidak berhubungan dengan anus tetapi terdapat fistula, feses akan keluar
melalui fistula tersebut sebagai pengganti anus. Hal ini dapat menyebabkan infeksi.
Jika rektum tidak berhubungan dengan anus dan tidak terdapat fistula sehingga feses
tidak dapat dikeluarkan dari tubuh dan bayi tidak dapat BAB.
Suatu perineum tanpa apertura anal diuraikan sebagai inperforata. Ladd dan Gross (1966)
membagi anus inperforata dalam 4 golongan, yaitu:
Stenosis rectum yang lebih rendah atau pada anus
Membran anus menetap.
Anus inperforata dan ujung rectum yang buntu terletak pada bermacam-macam jarak dari
peritoneum
Lubang anus yang terpisah dengan ujung rectum yang buntu
B. Etiologi Atresia Ani
Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa
lubang dubur
Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan
Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum
bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam
usia kehamilan.
C. Patofisiologi Atresia Ani
Atresia ani atau anus imperforate dapat disebabkan karena :
Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit
karena gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik.
Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa
lubang dubur.
Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan
pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau tiga bulan
Berkaitan dengan sindrom down.
Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan
Terdapat tiga macam letak
Tinggi (supralevator) → rektum berakhir di atas M.Levator ani (m.puborektalis) dengan
jarak antara ujung buntu rectum dengan kulit perineum >1 cm. Letak upralevator biasanya
disertai dengan fistel ke saluran kencingatau saluran genital
Intermediate → rectum terletak pada m.levator ani tapi tidak menembusnya.
Rendah → rectum berakhir di bawah m.levator ani sehingga jarak antara kulit dan ujung
rectum paling jauh 1 cm.Pada wanita 90% dengan fistula kevagina/perineum
Pada laki-laki umumnya letak tinggi, bila ada fistula ke traktus urinarius
D. Tanda dan gejala
Perut kembung.
Muntah (cairan muntahan berwarna hijau karena cairan empedu atau berwarna hitam
kehijauan
Bayi tidak bisa buang air besar .
Tidak ada atau tampak kelainan anus
E. Gambaran Klinik Atresia Ani
Pada sebagian besar anomati ini neonatus ditemukan dengan obstruksi usus. Tanda
berikut merupakan indikasi beberapa abnormalitas:
Tidak adanya apertura anal.
Mekonium yang keluar dari suatu orifisium abnormal.
Muntah dengan abdomen yang kembung.
Kesukaran defekasi, misalnya dikeluarkannya feses mirip seperti stenosis
Untuk mengetahui kelainan ini secara dini, pada semua bayi baru lahir harus
dilakukan colok anus dengan menggunakan termometer yang dimasukkan sampai
sepanjang 2 cm ke dalam anus. Atau dapat juga dengan jari kelingking yang memakai
sarung tangan. Jika terdapat kelainan, maka termometer atau jari tidak dapat masuk.
Bila anus terlihat normal dan penyumbatan terdapat lebih tinggi dari perineum.
Gejala akan timbul dalam 24-48 jam setelah lahir berupa perut kembung, muntah berwarna
hijau.
F. Pemeriksaan Penunjang Atresia Ani
1. X-ray, ini menunjukkan adanya gas dalam usus.
2. Pewarnaan radiopak dimasukkan kedalam traktus urinarius, misalnya suatu
sistouretrogram mikturasi akan memperlihatkan hubungan rektourinarius dan kelainan
urinarius.
3. Pemeriksaan urin, perlu dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat mekonium
G. Penatalaksanaan Atresia Ani
a. Medis :
1. Eksisi membran anal.
2. Fistula, yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan setelah umur 3 bulan
dilakukan koreksi sekaligus.
3. Kolostomi (pembuatan lubang anus di bagian perut)
4. Dilatasi Anal (pelebaran lubang anus)
5. Eksisi membran anal (pelepasan selaput anus).
6. Anoplasty (perbaikan organ anus)
b. Non Medis
1. Toilet Training.
2. Dimulai pada usia 2-3 tahun.
3. Menggunakan strategi yang sama dengan anak normal..
4. Bowel Management.
5. Menjaga kebersihan kantung kolostomi, meliputi enema/irigasi kolon satu kali sehari
untuk membersihkan kolon.
6. Diet makanan termasuk pengaturan asupan laktasi (ASI)
c. Keperawatan :
Kepada orang tua perlu diberitahukan mengenai kelainan pada anaknya dan
keadaan tersebut dapat diperbaiki dengan jalan operasi. Operasi akan dilakukan 2 tahap
yaitu tahap pertama hanya dibuatkan anus buatan dan setelah umur 3 bulan dilakukan
operasi tahapan ke 2, selain itu perlu diberitahukan perawatan anus buatan dalam menjaga
kebersihan untuk mencegah infeksi. Serta memperhatikan kesehatan bayi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ATRESIA ANI
1. Pengkajian
1) Biodata klien
2) Riwayat keperawatan
a. Riwayat keperawatan/kesehatan sekarang
b. Riwayat kesehatan masa lalu
3) Riwayat psikologis
Koping keluarga dalam menghadapi masalah
4) Riwayat tumbuh kembang
a. BB lahir abnormal
b. Kemampuan motorik halus, motorik kasar, kognitif dan tumbuh kembang
pernah mengalami trauma saat sakit
c. Sakit kehamilan mengalami infeksi intrapartal
d. Sakit kehamilan tidak keluar mekonium
5) Riwayat sosial
Hubungan sosial
6) Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa Keperawatan
Dx Pre Operasi
1) Konstipasi berhubungan dengan aganglion.
2) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake,
muntah.
3) Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan
prosedur perawatan.
Dx Post Operasi
1) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terdapat stoma sekunder dari
kolostomi.
2) Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah.
3. Rencana Keperawatan
a. Diagnosa Pre Operasi
Dx. 1 Konstipasi berhubungan dengan aganglion
Tujuan : Klien mampu mempertahankan pola eliminasi BAB dengan teratur.
Kriteria Hasil :
1. Penurunan distensi abdomen.
2. Meningkatnya kenyamanan.
Intervensi :
1. Lakukan enema atau irigasi rectal sesuai order
R/ Evaluasi bowel meningkatkan kenyaman pada anak.
2. Kaji bising usus dan abdomen setiap 4 jam
R/ Meyakinkan berfungsinya usus
3. Ukur lingkar abdomen
R/ Pengukuran lingkar abdomen membantu mendeteksi terjadinya distensi
Dx. 2 Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya
intake, muntah
Tujuan : Klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan
Kriteria Hasil :
1. Output urin 1-2 ml/kg/jam
2. Capillary refill 3-5 detik
3. Turgor kulit baik
4. Membrane mukosa lembab
Intervensi :
1. Monitor intake – output cairan
R/ Dapat mengidentifikasi status cairan klien
2. Lakukan pemasangan infus dan berikan cairan IV
R/ Mencegah dehidrasi
3. Pantau TTV
R/ Mengetahui kehilangan cairan melalui suhu tubuh yang tinggi
Dx 3 Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
penyakit dan prosedur perawatan.
Tujuan : Kecemasan orang tua dapat berkurang
Kriteria Hasil :
Klien tidak lemas
Intervensi :
1. Jelaskan dengan istilah yang dimengerti oleh orang tua tentang anatomi dan
fisiologi saluran pencernaan normal. Gunakan alay, media dan gambar
R/ Agar orang tua mengerti kondisi klien
2. Beri jadwal studi diagnosa pada orang tua
R/ Pengetahuan tersebut diharapkan dapat membantu menurunkan kecemasan
3. Beri informasi pada orang tua tentang operasi kolostomi
R/ Membantu mengurangi kecemasan klien
b. Diagnosa Post Operasi
Dx 1 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terdapat stoma sekunder
dari kolostomi.
Tujuan : Klien tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan kulit lebih lanjut.
Intervensi :
1. Gunakan kantong kolostomi yang baik
2. Kosongkan kantong ortomi setelah terisi ¼ atau 1/3 kantong
3. Lakukan perawatan luka sesuai order dokter
Dx 2 Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah.
Tujuan : Orang tua dapat meningkatkan pengetahuannya tentang perawatan di
rumah.
Intervensi :
1. Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya pemberian makan tinggi kalori
tinggi protein.
2. Ajarkan orang tua tentang perawatan kolostomi.
4. Evaluasi
Pre Operasi Post operasi
1. Tidak terjadi konstipasi
2. Defisit volume cairan tidak terjadi
3. Lemas berkurang
1. Kerusakan integritas kulit tidak
terjadi
2. Klien memiliki pengetahuan
perawatan di rumah
DAFTAR PUSTAKA
1. Betz, Cealy L. & Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisike-
3. Jakarta : EGC.
2. Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta
: EGC.
3. Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Sri Kurnianianingsih
(ed), Monica Ester (Alih Bahasa). edisi ke-4. Jakarta : EGC.

More Related Content

What's hot

Atresia esofagus
Atresia esofagusAtresia esofagus
Atresia esofagusMeri Fitri
 
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/IIIKelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/IIILilis c'Ben
 
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaanAskep anak dengan pembedahan sistem pencernaan
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaanSeptian Muna Barakati
 
Power point (penanaman plasenta)
Power point (penanaman plasenta)Power point (penanaman plasenta)
Power point (penanaman plasenta)Juwita_Wulandari
 
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henikhisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henikDewi_Dera
 
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUSATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUSsri wahyuni
 
Penatalaksanaan Retensio Plasenta
Penatalaksanaan Retensio PlasentaPenatalaksanaan Retensio Plasenta
Penatalaksanaan Retensio Plasentapjj_kemenkes
 
Retensio plasenta
Retensio plasentaRetensio plasenta
Retensio plasentaannisalh
 
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakarta
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakartaatresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakarta
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakartaRejeki Lestari
 
Hisprung Kelompok 4 NRA
Hisprung Kelompok 4 NRAHisprung Kelompok 4 NRA
Hisprung Kelompok 4 NRAChelia Adnara
 
Gastroschisis dan omphalocele
Gastroschisis dan omphaloceleGastroschisis dan omphalocele
Gastroschisis dan omphaloceleasdar tadjuddin
 
Perdarahan Post Partum
Perdarahan Post PartumPerdarahan Post Partum
Perdarahan Post PartumIsma Nur'aini
 
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHmartaagustinasirait
 

What's hot (18)

Atresia esofagus
Atresia esofagusAtresia esofagus
Atresia esofagus
 
Atresia esofagus
Atresia esofagusAtresia esofagus
Atresia esofagus
 
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/IIIKelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
 
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
 
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaanAskep anak dengan pembedahan sistem pencernaan
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan
 
Power point (penanaman plasenta)
Power point (penanaman plasenta)Power point (penanaman plasenta)
Power point (penanaman plasenta)
 
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henikhisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
hisprung Kelompok 4 non reg a bu henik
 
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUSATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
 
Penatalaksanaan Retensio Plasenta
Penatalaksanaan Retensio PlasentaPenatalaksanaan Retensio Plasenta
Penatalaksanaan Retensio Plasenta
 
retensio plasenta
retensio plasentaretensio plasenta
retensio plasenta
 
Retensio plasenta
Retensio plasentaRetensio plasenta
Retensio plasenta
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakarta
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakartaatresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakarta
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakarta
 
Hisprung Kelompok 4 NRA
Hisprung Kelompok 4 NRAHisprung Kelompok 4 NRA
Hisprung Kelompok 4 NRA
 
Gastroschisis dan omphalocele
Gastroschisis dan omphaloceleGastroschisis dan omphalocele
Gastroschisis dan omphalocele
 
Perdarahan Post Partum
Perdarahan Post PartumPerdarahan Post Partum
Perdarahan Post Partum
 
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
 

Similar to Askep atresia ani

ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHmartaagustinasirait
 
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,pptKelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,pptmartaagustinasirait
 
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptxPPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptxNurHajijah11
 
Atresia rekti (khoirunnisa.khusnul. kurnia)
Atresia rekti (khoirunnisa.khusnul. kurnia)Atresia rekti (khoirunnisa.khusnul. kurnia)
Atresia rekti (khoirunnisa.khusnul. kurnia)ceeria
 
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptxPPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptxHalmaFaujiah
 
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptx
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptxAsuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptx
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptxUungKuriyah
 
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docxFitriHSudiamin
 
Analisis kasus gastroschisis
Analisis kasus gastroschisisAnalisis kasus gastroschisis
Analisis kasus gastroschisisKiki Taqiyyah
 
Materi Gangguan pada Sistem Pencernaan.pdf
Materi Gangguan pada Sistem Pencernaan.pdfMateri Gangguan pada Sistem Pencernaan.pdf
Materi Gangguan pada Sistem Pencernaan.pdfIsnaQoilaKurniasari
 
Askep atresia duodenum docx
Askep atresia duodenum docxAskep atresia duodenum docx
Askep atresia duodenum docxedison770133
 
Asuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan HirschprungAsuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan HirschprungNida Sitorus
 
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah, Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah, Nindi Yulianti
 

Similar to Askep atresia ani (20)

ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
 
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,pptKelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
 
Aterisa Ani.pptx
Aterisa Ani.pptxAterisa Ani.pptx
Aterisa Ani.pptx
 
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptxPPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
 
Atresia rekti (khoirunnisa.khusnul. kurnia)
Atresia rekti (khoirunnisa.khusnul. kurnia)Atresia rekti (khoirunnisa.khusnul. kurnia)
Atresia rekti (khoirunnisa.khusnul. kurnia)
 
PPT KEL 10 KEP ANAK.pdf
PPT KEL 10 KEP ANAK.pdfPPT KEL 10 KEP ANAK.pdf
PPT KEL 10 KEP ANAK.pdf
 
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptxPPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
 
cacat bawaan
cacat bawaancacat bawaan
cacat bawaan
 
Atresia Ani.pptx
Atresia Ani.pptxAtresia Ani.pptx
Atresia Ani.pptx
 
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptx
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptxAsuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptx
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptx
 
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
Analisis kasus gastroschisis
Analisis kasus gastroschisisAnalisis kasus gastroschisis
Analisis kasus gastroschisis
 
Materi Gangguan pada Sistem Pencernaan.pdf
Materi Gangguan pada Sistem Pencernaan.pdfMateri Gangguan pada Sistem Pencernaan.pdf
Materi Gangguan pada Sistem Pencernaan.pdf
 
Askep atresia duodenum docx
Askep atresia duodenum docxAskep atresia duodenum docx
Askep atresia duodenum docx
 
Asuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan HirschprungAsuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan Hirschprung
 
Hirschsprung
Hirschsprung Hirschsprung
Hirschsprung
 
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah, Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep atresia ani

  • 1. ASKEP ATRESIA ANI A. Pengertian Atresia ani (malformasi anorektal/anus imperforate) adalah bentuk kelainan bawaan yang menunjukan keadaan tidak ada anus, atau tidak sempurnanya bentuk anus. Keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan normal atau organ tubular secara kongenital disebut juga clausura. Dengan kata lain tidak adanya lubang di tempat yang seharusnya berlubang atau buntunya saluran atau rongga tubuh, hal ini bisa terjadi karena bawaan sejak lahir atau terjadi kemudian karena proses penyakit yang mengenai saluran itu. Atresia dapat terjadi pada seluruh saluran tubuh, misalnya atresia ani. Atresia ani yaitu tidak berlubangnya dubur. Atresia ani memiliki nama lain yaitu anus imperforata. Jika atresia terjadi maka hampir selalu memerlukan tindakan operasi untuk membuat saluran seperti keadaan normalnya Bentuk-bentuk kelainan atresia ani {(atresia anal) Lubang anus sempit atau salah letak di depan tempat semestinya Terdapat selaput pada saat pembukaan anus sehingga mengganggu proses pengeluaran feses Rektum(saluran akhir usu besar) tidak terhubung dengan lubang anus Rektum terhubung dengan saluran kemih (kencing) atau sistem reproduksi melalui fistula (lubang) dan tidak terdapat pembukaan anus. Kelainan bentuk anus akan menyebabkan gangguan buang air besar. Ketika lubang anus sempit, bayi kesulitan BAB menyebabkan konstipasi dan ketidaknyamanan. Jika terdapat selaput pada akhiran jalan keluar anus, bayi tidak bisa BAB. Ketika rektum tidak berhubungan dengan anus tetapi terdapat fistula, feses akan keluar melalui fistula tersebut sebagai pengganti anus. Hal ini dapat menyebabkan infeksi. Jika rektum tidak berhubungan dengan anus dan tidak terdapat fistula sehingga feses tidak dapat dikeluarkan dari tubuh dan bayi tidak dapat BAB. Suatu perineum tanpa apertura anal diuraikan sebagai inperforata. Ladd dan Gross (1966) membagi anus inperforata dalam 4 golongan, yaitu: Stenosis rectum yang lebih rendah atau pada anus Membran anus menetap. Anus inperforata dan ujung rectum yang buntu terletak pada bermacam-macam jarak dari peritoneum Lubang anus yang terpisah dengan ujung rectum yang buntu
  • 2. B. Etiologi Atresia Ani Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan. C. Patofisiologi Atresia Ani Atresia ani atau anus imperforate dapat disebabkan karena : Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur. Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau tiga bulan Berkaitan dengan sindrom down. Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan Terdapat tiga macam letak Tinggi (supralevator) → rektum berakhir di atas M.Levator ani (m.puborektalis) dengan jarak antara ujung buntu rectum dengan kulit perineum >1 cm. Letak upralevator biasanya disertai dengan fistel ke saluran kencingatau saluran genital Intermediate → rectum terletak pada m.levator ani tapi tidak menembusnya. Rendah → rectum berakhir di bawah m.levator ani sehingga jarak antara kulit dan ujung rectum paling jauh 1 cm.Pada wanita 90% dengan fistula kevagina/perineum Pada laki-laki umumnya letak tinggi, bila ada fistula ke traktus urinarius D. Tanda dan gejala Perut kembung. Muntah (cairan muntahan berwarna hijau karena cairan empedu atau berwarna hitam kehijauan Bayi tidak bisa buang air besar . Tidak ada atau tampak kelainan anus E. Gambaran Klinik Atresia Ani Pada sebagian besar anomati ini neonatus ditemukan dengan obstruksi usus. Tanda berikut merupakan indikasi beberapa abnormalitas: Tidak adanya apertura anal. Mekonium yang keluar dari suatu orifisium abnormal. Muntah dengan abdomen yang kembung.
  • 3. Kesukaran defekasi, misalnya dikeluarkannya feses mirip seperti stenosis Untuk mengetahui kelainan ini secara dini, pada semua bayi baru lahir harus dilakukan colok anus dengan menggunakan termometer yang dimasukkan sampai sepanjang 2 cm ke dalam anus. Atau dapat juga dengan jari kelingking yang memakai sarung tangan. Jika terdapat kelainan, maka termometer atau jari tidak dapat masuk. Bila anus terlihat normal dan penyumbatan terdapat lebih tinggi dari perineum. Gejala akan timbul dalam 24-48 jam setelah lahir berupa perut kembung, muntah berwarna hijau. F. Pemeriksaan Penunjang Atresia Ani 1. X-ray, ini menunjukkan adanya gas dalam usus. 2. Pewarnaan radiopak dimasukkan kedalam traktus urinarius, misalnya suatu sistouretrogram mikturasi akan memperlihatkan hubungan rektourinarius dan kelainan urinarius. 3. Pemeriksaan urin, perlu dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat mekonium G. Penatalaksanaan Atresia Ani a. Medis : 1. Eksisi membran anal. 2. Fistula, yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan setelah umur 3 bulan dilakukan koreksi sekaligus. 3. Kolostomi (pembuatan lubang anus di bagian perut) 4. Dilatasi Anal (pelebaran lubang anus) 5. Eksisi membran anal (pelepasan selaput anus). 6. Anoplasty (perbaikan organ anus) b. Non Medis 1. Toilet Training. 2. Dimulai pada usia 2-3 tahun. 3. Menggunakan strategi yang sama dengan anak normal.. 4. Bowel Management. 5. Menjaga kebersihan kantung kolostomi, meliputi enema/irigasi kolon satu kali sehari untuk membersihkan kolon. 6. Diet makanan termasuk pengaturan asupan laktasi (ASI) c. Keperawatan : Kepada orang tua perlu diberitahukan mengenai kelainan pada anaknya dan keadaan tersebut dapat diperbaiki dengan jalan operasi. Operasi akan dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama hanya dibuatkan anus buatan dan setelah umur 3 bulan dilakukan operasi tahapan ke 2, selain itu perlu diberitahukan perawatan anus buatan dalam menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi. Serta memperhatikan kesehatan bayi.
  • 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ATRESIA ANI 1. Pengkajian 1) Biodata klien 2) Riwayat keperawatan a. Riwayat keperawatan/kesehatan sekarang b. Riwayat kesehatan masa lalu 3) Riwayat psikologis Koping keluarga dalam menghadapi masalah 4) Riwayat tumbuh kembang a. BB lahir abnormal b. Kemampuan motorik halus, motorik kasar, kognitif dan tumbuh kembang pernah mengalami trauma saat sakit c. Sakit kehamilan mengalami infeksi intrapartal d. Sakit kehamilan tidak keluar mekonium 5) Riwayat sosial Hubungan sosial 6) Pemeriksaan fisik 2. Diagnosa Keperawatan Dx Pre Operasi 1) Konstipasi berhubungan dengan aganglion. 2) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake, muntah. 3) Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur perawatan. Dx Post Operasi 1) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terdapat stoma sekunder dari kolostomi. 2) Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah. 3. Rencana Keperawatan a. Diagnosa Pre Operasi Dx. 1 Konstipasi berhubungan dengan aganglion Tujuan : Klien mampu mempertahankan pola eliminasi BAB dengan teratur. Kriteria Hasil : 1. Penurunan distensi abdomen. 2. Meningkatnya kenyamanan. Intervensi : 1. Lakukan enema atau irigasi rectal sesuai order R/ Evaluasi bowel meningkatkan kenyaman pada anak.
  • 5. 2. Kaji bising usus dan abdomen setiap 4 jam R/ Meyakinkan berfungsinya usus 3. Ukur lingkar abdomen R/ Pengukuran lingkar abdomen membantu mendeteksi terjadinya distensi Dx. 2 Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake, muntah Tujuan : Klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan Kriteria Hasil : 1. Output urin 1-2 ml/kg/jam 2. Capillary refill 3-5 detik 3. Turgor kulit baik 4. Membrane mukosa lembab Intervensi : 1. Monitor intake – output cairan R/ Dapat mengidentifikasi status cairan klien 2. Lakukan pemasangan infus dan berikan cairan IV R/ Mencegah dehidrasi 3. Pantau TTV R/ Mengetahui kehilangan cairan melalui suhu tubuh yang tinggi Dx 3 Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur perawatan. Tujuan : Kecemasan orang tua dapat berkurang Kriteria Hasil : Klien tidak lemas Intervensi : 1. Jelaskan dengan istilah yang dimengerti oleh orang tua tentang anatomi dan fisiologi saluran pencernaan normal. Gunakan alay, media dan gambar R/ Agar orang tua mengerti kondisi klien 2. Beri jadwal studi diagnosa pada orang tua R/ Pengetahuan tersebut diharapkan dapat membantu menurunkan kecemasan 3. Beri informasi pada orang tua tentang operasi kolostomi R/ Membantu mengurangi kecemasan klien b. Diagnosa Post Operasi Dx 1 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terdapat stoma sekunder dari kolostomi. Tujuan : Klien tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan kulit lebih lanjut. Intervensi : 1. Gunakan kantong kolostomi yang baik 2. Kosongkan kantong ortomi setelah terisi ¼ atau 1/3 kantong 3. Lakukan perawatan luka sesuai order dokter
  • 6. Dx 2 Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah. Tujuan : Orang tua dapat meningkatkan pengetahuannya tentang perawatan di rumah. Intervensi : 1. Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya pemberian makan tinggi kalori tinggi protein. 2. Ajarkan orang tua tentang perawatan kolostomi. 4. Evaluasi Pre Operasi Post operasi 1. Tidak terjadi konstipasi 2. Defisit volume cairan tidak terjadi 3. Lemas berkurang 1. Kerusakan integritas kulit tidak terjadi 2. Klien memiliki pengetahuan perawatan di rumah
  • 7. DAFTAR PUSTAKA 1. Betz, Cealy L. & Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisike- 3. Jakarta : EGC. 2. Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta : EGC. 3. Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Sri Kurnianianingsih (ed), Monica Ester (Alih Bahasa). edisi ke-4. Jakarta : EGC.