SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
 Defenisi
Merupakan congenital anomaly yang berupa
adanya kelainan bentuk pada struktur wajah.
 Klasifikasi
 Cleft lip : hanya bibir yang terbelah bisa
unilateral atau bilateral.
 Cleft lip palate : bagian terbelah meliputi
bibir dan palatum bisa unilateral atau
bilateral.
 Cleft palate : bagian yang terbelah hanya
palatumnya.
 Etiologi
 kegagalan dalam fase embrionik
penyebab tidak di ketahui.
 Faktor keturunan.
 Kemungkinan berhubungan dengan mutan
gen, keabnormalan kromosom.
 Insiden
 cleft lip :1 : 1000 kelahiran laki-laki >
perempuan.
 Cleft palate : 1 : 2500, perempuan > laki-laki.
Patophysiology
 Kegagalan penyatuan atau perkembangan
jaringan lunak dan atau tulang selama fase
embrio pada trimester pertama.
 Cleft terjadi akibat kegagalan proses nasal
medial dan maxilaris untuk menyatu selama
masa kehamilan 6-8 minggu.
 Cleft palatum terjadi akibat kegagalan
penyatuan susunan palato pada masa
kehamilan 7-12 minggu.
 Penggabungan komplit garis tengah atas
bibir antara 7-8 minggu masa kehamilan.
 Manifestasi Klinik
 Pada cleft lip
 Distorsi pada hidung tidak lengkapnya bentuk bibir.
 Tampak sebagian atau keduanya.
 Adanya celah pada bibir.
 Pada cleft palatum
 Tampak adanya celah pada uvula, palato lunak dan
keras dan atau foramen incisive.
 Adanya rongga pada hidung
 Distorsi hidung.
 Teraba adanya celah atau terbukanya langit-langit
saat
 di periksa dengan jari.
 Komplikasi
 Gangguan bicara dan pendengaran
 OM
 Aspirasi
 Distress pernapasan.
 Resiko infeksi saluran nafas
 Pertumbuhan dan perkembangan
terhambat.
 Pemeriksaan Diagnostik
 Rontgen foto, MRI untuk evaluasi abnormal
 Pemeriksaan fisik.
 Penatalaksanaan/Pengobatan
 Tergantung pada besarnya kecacatan
 Prioritas pertama adalah pemberian nutrisi
yang adequate.
 Mencegah komplikasi.
 Fasilitas pertumbuhan dan perkembangan.
 Pembedahan : pada labio sebelum kecacatan
palato, perbaikan dengan pembedahan usia
2-3 hari atau sampai usia beberapa minggu
protesis intra oral atau extra oral untuk
mencegah colaps maxillaris, merangsang
pertumbuhan tulang dan membantu dalam
perkembangan bicara dan makan, dapat di
lakukan sebelum pembedahan perbaikan.
 Pembedahan pada palato di lakukan pada
waktu 6 bulan dan 5 tahun, atau antara 6
bulan dan 2 tahun, tergantung pada derajat
kecacatan. Awal fasilitas penutupan adalah
untuk perkembambangan bicara.
 Diagnosa Keperawatan
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidak mampuan
menelan/kesukaran dalam makan akibat kecacatan
pembedahan.
 Resiko aspirasi berhubungan dengan ketidak mampuan
mengeluarkan sekresi sekunder dari palatoskiziz.
 Resiko infeksi berhubungan dengan kecacatan/insisi
pembedahan.
 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan efek
anastesi, sekresi yang meningkat
 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan insisi
pembedahan.
 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan
hospitalisasi/kecacatan pada anak.
 Perencanaan
 Mempertahankan nutrisi yang adequat.
 Mencegah aspirasi dan obstruksi jalan nafas.
 Mencegah infeksi
 Mempersiapkan orang tua untuk menerima
keadaan bayi dan merawatnya di rumah.
 Meningkatkan rasa nyaman
 Mempertahankan kepatenan jalan nafas.
 Mempertankan kebutuhan kulit.
 Meningkatkan bonding orang tua anak.
Perencanaan Pulang
 Ajarkan pemberian makan/minum dan
cara merangsang minum
 Ajarkan orang tua pencegahan infeksi.
 Ajarkan mencegah aspirasi
 ajarkan cara menangani aspirasi dan CPR
 Ajarkan cara melakukan rangsang bicara
 Ajarkan cara merawat gigi dan mulut.
 Defenisi
 Kondisi terjadinya invaginasi sebagian
usus bagian proximal masuk ke bagian
distal usus.
 Klasifikasi
1. Ileocaecal : ileum masuk kedalam colon
ascendens pada katub ileocaecal
2. Ileocolic : ileum masuk kedlm colon
3. Colocolic : colon masuk kedlm colon
4. Ileo-ileo : usus kecil masuk kedlm usus kecil
 Etiologi
 Biasanya tidak di ketahui/idiopatik
 Diduga berupa infeksi virus pernapasan atas
 Peristaltik meningkat
 Faktor predisposisi
 Diverticulum meckel
 Polyp/kista dalam dinding
 Malrotasi usus
 Acut interitis
 Cacing
 diare
Patofisiologi
Infeksi virus
Peristaltik bekerja secara berlebih
Bagian ileum terminalis masuk kedalam kolon
Invaginasi
Strangulasi pembuluh darah usus halus
Intususepsi
 Manifestasi klinik
 Biasa timbul pada bayi usia 4-10 bulan (50-70
%) dan anak antara 1-2 tahun.
Tanda/gejala
 Nyeri perut proximal
 Muntah-muntah
 Setelah 24 jam berak lendir dan darah
tanpa tinja.
 Distensi abdomen
 Palpasi teraba tumor
 Dehidrasi/demam
 Ada tanda-tanda syok
 Pemeriksaan diagnostik
 Foto abdomen tegak tampak bagian
proximal invaginasi, bagian distal kosong.
 Barium enema/udara/kontras larut air
 Darah : leukosit meningkat,CRP meningkat
 AXR : mencari usus kecil yg dilatasi & tidak
ada gas pada daerah caecum
 Penatalaksanaan
 24-48 jam pertama setelah gejala timbul di
coba dengan pendorongan barium enema.
 Bila gagal/timbul peritonotis operasi
 Diagnosa Keperawatan
 Nyeri berhubungan dengan invaginasi
usus
 Imbalance cairan dan elektrolit
berhubungan dengan muntah-muntah
 Perubahan eliminasi berhubungan dengan
obstruksi usus
 Distress pernapasan berhubungan dengan
distensi abdomen
 Cemas berhubungan dengan kondisi
penyakit anaknya.
 Intervensi Keperawatan
 Pre Operasi
 Mempertahankan/mengembalikan
keseimbangan cairan dan elektrolit
monitor therapy cairan parental.
 Mencegah muntah dan aspirasi
(pemasangan NGT, NPO).
 Persiapan operasi jika ada tanda syok,
demam meningkat.
 Persiapan tranfusi
 Observasi tanda vital
 Menurunkan temperatur
 Post Operasi
 Memberikan perawatan post operasi
dengan baik, observasi kemungkinan
komplikasi.
 Mempertahankan dekompresi perut.
 Klien di puaskan,beri perawatan
mulut.
 Catat, laporkan bila ada flatus (+),
feces (+), peristaltik baik,klien
boleh makan peroral.
+Mulai pemberian air gula
+Beri porsi kecil tapi sering.
 Defenisi
 Keadaan kongenital dimana tidak terdapat
sel-sel syaraf ganglion parasimpatik pada
satu segmen usus bagian distal, terbanyak di
rectosigmoid.
 Etiologi
 Penyebab tidak di ketahui mungkin karena
herediter.
 Tidak adanya ganglion parasimpatis pada
daerah distal colon.
 Gangguan Physiologis
 Tidak adanya/berkurangnya sel ganglion parasimpatik
dalam flexus aurbach.
 Tidak terjadi peristaltik pada bagian usus yang terkena.
 Bagian ini biasanya menyempit feses tidak bisa
lewat.
 Usus bagian atas dari sisi yang terkena, terakumulasi
feces.
 Bagian proximal dari sisi yang terkena dari calon berdilatasi
di isi dengan bahan feces + gas hypertropy otot
 Spincter anus/rectal bagian dalam gagal untuk relax dan
mengeluarkan feces + gas abdominal distensi,
konstipasi.
 Manifestasi Klinik
Tergantung dari derajat usus yang di pengaruhi.
 Muncul sejak lahir/ minggu pertama kehidupan
 Tidak ada meconium
 Muntah
 Distensi abdomen
 Konstipasi
 Diare
 anoreksia
 Pada anak dan dewasa
 Konstipasi
 Distensi abdomen secara progresif
 Dinding abdomen tipis vena-vena terlihat
 Aktifitas peristaltik dapat di observasi.
 Kegagalan untuk tumbuh malnutrisi.
 Evaluasi Diagnostik
 Pemeriksaan rectal,rectal biopsi.
 Pemeriksaan Ro photo barium enema.
 Penanganan/Tindakan
 Keadaan acut wash out dengan garam fisiologis
 Usia anak besar + gejala kronik enema isotonik,
diet rendah sisa.
 Colostromy/ ileustomy decompresi usus,
istrahatkan usus.
 Pengangkatan segmen aganglionik, di ikuti dengan
anastomose dan memperbaiki fungsi rectal bagian
dalam.
Komplikasi
 Gawat pernapasan (akut)
 Enterokolitis (akut)
 Striktura ani (pasca bedah)
 Inkontinensia (jangka panjang)
 dehidrasi
 Diagnosa Keperawatan
 Konstipasi berhubungan dengan obstruksi.
 Resiko kurangnya volume cairan tubuh
berhubungan dengan intake kurang, mual dan
muntah.
 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
prosedur pembedahan dan adanya insisi.
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan pembedahan gastrointestinal.
 Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan.
 Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan
kebutuhan irigasi, pembedahan, dan perawatan
colostomy.
 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
colostomy dan irigasi.
Implemantasi
 Mencegah atau mengatasi konstipasi dan
mempertahankan hidrasi.
 Mencegah infeksi pembedahan dan
colostomy serta mempertahankan keutuhan
kulit sekitar area pembedahan.
 Memperthankan status nutrisi yang adequat
 Memberikan kontrol nyeri yang adequat
 Meningkatkan pengetahuan tentang kondisi
pada orang tua dan anak.
Perencanaan Pulang
 Intrusikan orang tua untuk
mendemontrasikan cara irigasi dan
perawatan colostomy.
 Ajarkan orang tua mengkaji distensi
abdomen dan obstruksi.
 Ajarkan orang tua mengkaji bising usus.
 Defenisi
Adalah tidak komplitnya perkembangan embrionik
pada distal usus (anus) atau tertutupnya anus secara
abnormal.
 Etiologi
 Secara pasti belum di ketahui
 Kegagalan pertumbuhan saat bayi dlm
kandungan berusia 12 minggu.
 Merupakan anomally gastrointestinal dan
genitourinary ggn perkembangan embriologik
pd usia kehamilan antara minggu ke-4 sampai ke
6.
Patofisiologi
Adanya faktor penyebab
Gangguan pertumbuhan ,
fusi/pembentukan anus dari tonjolan embrionik
Kegagalan pembentukan septum urorektal
secara komplit
Anal malformasi
 Manifestasi Klinik
 kegagalan lewatnya mekonium saat/setelah
lahir
 Tidak ada atau stenosiskanal rectal
 Muntah dengan abdomen yg kembung
 Kesukaran defekasi, tinja keluar dari
vagina/ureter
 Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan fisik rectum, kepatenan rectal
dan dapat di lakukan colok dubur dengan
menggunakan selang atau jari.
 Ultrasound dan CT scan untuk menentukan
lesi.
 Penatalaksanaan teraupetik
Pembedahan, kolostomi, tranversokostomi
(kolostomi di colon tranversum) dan
sigmoidostomi (colostomi di sigmoid).
Bentuk yang aman adalah double barrel atau
laran ganda.
 Pengkajian
 Kaji bayi setelah lahir pemeriksaan fisik
 Tanpa mekonium dalam 24 jam setelah
lahir.
 Gunakan thermometer rectal untuk
menentukan kepatenan rectal.
 Adanya tinja dalam urine dan vagina
 kaji psikososial keluarga.
 Diagnosa Keperawatan
 Inkontinen bowel (tidak efektif fungsi
ekskretorik) berhubungan dengan tidak
lengkapnya pembentukan anus.
 Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan kolostomi
 Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur
pembedahan.
 Kecemasan keluarga berhubungan dengan
prosedur pembedahan dan kondisi bayi
 Kurangnya pengetahuan berhubungan
dengan kebutuhan perawatan di rumah dan
pembedahan.
 Implementasi
 Meninkatkan fungsi usus dan integritas
kulit
 Mencegah infeksi.
 Memberikan support emosional
 Memberikan pengajaran untuk perawatan
di rumah.
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA

More Related Content

What's hot

ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHmartaagustinasirait
 
omfalokel NRA (eka suryani,eka susilawati,eka wati,eka yuliana)
omfalokel NRA (eka suryani,eka susilawati,eka wati,eka yuliana)omfalokel NRA (eka suryani,eka susilawati,eka wati,eka yuliana)
omfalokel NRA (eka suryani,eka susilawati,eka wati,eka yuliana)ekasur
 
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (OBSTIPASI)
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (OBSTIPASI)ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (OBSTIPASI)
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (OBSTIPASI)Rofiqoh Damayanti
 
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakarta
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakartaatresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakarta
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakartaRejeki Lestari
 
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUSATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUSsri wahyuni
 
Ppt neontus tentang obstipasi
Ppt neontus tentang obstipasiPpt neontus tentang obstipasi
Ppt neontus tentang obstipasisri wahyuni
 
Lp + askep perbaikan
Lp + askep perbaikanLp + askep perbaikan
Lp + askep perbaikanacidbesajja
 
Atresia esofagus
Atresia esofagusAtresia esofagus
Atresia esofagusMeri Fitri
 
Analisis kasus gastroschisis
Analisis kasus gastroschisisAnalisis kasus gastroschisis
Analisis kasus gastroschisisKiki Taqiyyah
 
Hisprung Kelompok 4 NRA
Hisprung Kelompok 4 NRAHisprung Kelompok 4 NRA
Hisprung Kelompok 4 NRAChelia Adnara
 

What's hot (16)

omfalokel
omfalokelomfalokel
omfalokel
 
Atresia esofagus
Atresia esofagusAtresia esofagus
Atresia esofagus
 
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
 
omfalokel NRA (eka suryani,eka susilawati,eka wati,eka yuliana)
omfalokel NRA (eka suryani,eka susilawati,eka wati,eka yuliana)omfalokel NRA (eka suryani,eka susilawati,eka wati,eka yuliana)
omfalokel NRA (eka suryani,eka susilawati,eka wati,eka yuliana)
 
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (OBSTIPASI)
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (OBSTIPASI)ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (OBSTIPASI)
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (OBSTIPASI)
 
Obstipasi
ObstipasiObstipasi
Obstipasi
 
Atresia ani
Atresia aniAtresia ani
Atresia ani
 
Omfalokel
Omfalokel Omfalokel
Omfalokel
 
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakarta
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakartaatresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakarta
atresiaduodeni dan atresia esofagus/NRB/bu henik poltekkes surakarta
 
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUSATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
 
Ppt neontus tentang obstipasi
Ppt neontus tentang obstipasiPpt neontus tentang obstipasi
Ppt neontus tentang obstipasi
 
Obstipasi
ObstipasiObstipasi
Obstipasi
 
Lp + askep perbaikan
Lp + askep perbaikanLp + askep perbaikan
Lp + askep perbaikan
 
Atresia esofagus
Atresia esofagusAtresia esofagus
Atresia esofagus
 
Analisis kasus gastroschisis
Analisis kasus gastroschisisAnalisis kasus gastroschisis
Analisis kasus gastroschisis
 
Hisprung Kelompok 4 NRA
Hisprung Kelompok 4 NRAHisprung Kelompok 4 NRA
Hisprung Kelompok 4 NRA
 

Viewers also liked

Seguridad informática, sofia
Seguridad informática, sofiaSeguridad informática, sofia
Seguridad informática, sofiafsofia18
 
Top 8 administration executive resume samples
Top 8 administration executive resume samplesTop 8 administration executive resume samples
Top 8 administration executive resume sampleshutesgedi
 
Kaipaako yrityksesi kasvua?
Kaipaako yrityksesi kasvua?Kaipaako yrityksesi kasvua?
Kaipaako yrityksesi kasvua?Katriina Maanoja
 
два зайчонка
два зайчонкадва зайчонка
два зайчонкаaviamed
 
feria cientifica de cesmar. :)
feria cientifica de cesmar. :)feria cientifica de cesmar. :)
feria cientifica de cesmar. :)bryan020
 
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Hacker,cracker,seguridad.
Hacker,cracker,seguridad.Hacker,cracker,seguridad.
Hacker,cracker,seguridad.MariluzC
 
TipsTrikTrobelshootingAplikasidesktop
TipsTrikTrobelshootingAplikasidesktopTipsTrikTrobelshootingAplikasidesktop
TipsTrikTrobelshootingAplikasidesktopMuh Prio Susilo
 

Viewers also liked (11)

Seguridad informática, sofia
Seguridad informática, sofiaSeguridad informática, sofia
Seguridad informática, sofia
 
Bmx
Bmx Bmx
Bmx
 
Top 8 administration executive resume samples
Top 8 administration executive resume samplesTop 8 administration executive resume samples
Top 8 administration executive resume samples
 
Kaipaako yrityksesi kasvua?
Kaipaako yrityksesi kasvua?Kaipaako yrityksesi kasvua?
Kaipaako yrityksesi kasvua?
 
два зайчонка
два зайчонкадва зайчонка
два зайчонка
 
Triptico
TripticoTriptico
Triptico
 
feria cientifica de cesmar. :)
feria cientifica de cesmar. :)feria cientifica de cesmar. :)
feria cientifica de cesmar. :)
 
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA
 
Yolanda Brox León
Yolanda Brox LeónYolanda Brox León
Yolanda Brox León
 
Hacker,cracker,seguridad.
Hacker,cracker,seguridad.Hacker,cracker,seguridad.
Hacker,cracker,seguridad.
 
TipsTrikTrobelshootingAplikasidesktop
TipsTrikTrobelshootingAplikasidesktopTipsTrikTrobelshootingAplikasidesktop
TipsTrikTrobelshootingAplikasidesktop
 

Similar to Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA

ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHmartaagustinasirait
 
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,pptKelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,pptmartaagustinasirait
 
kelainan kongenital saluran cerna
kelainan kongenital saluran cerna kelainan kongenital saluran cerna
kelainan kongenital saluran cerna helmy lisik miko
 
Penyakit hirschprung dan malformasi anorektal(1)
Penyakit hirschprung dan malformasi anorektal(1)Penyakit hirschprung dan malformasi anorektal(1)
Penyakit hirschprung dan malformasi anorektal(1)Anggra Loaloa
 
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/IIIKelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/IIILilis c'Ben
 
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah, Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah, Nindi Yulianti
 
2_KULIAH_Kelainan_Kongenital_Saluran_Ce.ppt
2_KULIAH_Kelainan_Kongenital_Saluran_Ce.ppt2_KULIAH_Kelainan_Kongenital_Saluran_Ce.ppt
2_KULIAH_Kelainan_Kongenital_Saluran_Ce.pptBintangTatius1
 
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptxPPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptxNurHajijah11
 
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptxPPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptxHalmaFaujiah
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palatoWarnet Raha
 
dokumen.tips_ppt-gastroschisis.ppt
dokumen.tips_ppt-gastroschisis.pptdokumen.tips_ppt-gastroschisis.ppt
dokumen.tips_ppt-gastroschisis.pptRyanAlfajri3
 
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptx
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptxAsuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptx
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptxUungKuriyah
 

Similar to Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA (20)

Aterisa Ani.pptx
Aterisa Ani.pptxAterisa Ani.pptx
Aterisa Ani.pptx
 
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
 
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,pptKelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
 
PPT KEL 10 KEP ANAK.pdf
PPT KEL 10 KEP ANAK.pdfPPT KEL 10 KEP ANAK.pdf
PPT KEL 10 KEP ANAK.pdf
 
kelainan kongenital saluran cerna
kelainan kongenital saluran cerna kelainan kongenital saluran cerna
kelainan kongenital saluran cerna
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
 
LABIOKISIS
LABIOKISISLABIOKISIS
LABIOKISIS
 
Penyakit hirschprung dan malformasi anorektal(1)
Penyakit hirschprung dan malformasi anorektal(1)Penyakit hirschprung dan malformasi anorektal(1)
Penyakit hirschprung dan malformasi anorektal(1)
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/IIIKelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
 
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah, Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
 
2_KULIAH_Kelainan_Kongenital_Saluran_Ce.ppt
2_KULIAH_Kelainan_Kongenital_Saluran_Ce.ppt2_KULIAH_Kelainan_Kongenital_Saluran_Ce.ppt
2_KULIAH_Kelainan_Kongenital_Saluran_Ce.ppt
 
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptxPPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
 
Labiopalatoskisis
LabiopalatoskisisLabiopalatoskisis
Labiopalatoskisis
 
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptxPPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
dokumen.tips_ppt-gastroschisis.ppt
dokumen.tips_ppt-gastroschisis.pptdokumen.tips_ppt-gastroschisis.ppt
dokumen.tips_ppt-gastroschisis.ppt
 
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptx
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptxAsuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptx
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA

  • 1.
  • 2.  Defenisi Merupakan congenital anomaly yang berupa adanya kelainan bentuk pada struktur wajah.  Klasifikasi  Cleft lip : hanya bibir yang terbelah bisa unilateral atau bilateral.  Cleft lip palate : bagian terbelah meliputi bibir dan palatum bisa unilateral atau bilateral.  Cleft palate : bagian yang terbelah hanya palatumnya.
  • 3.  Etiologi  kegagalan dalam fase embrionik penyebab tidak di ketahui.  Faktor keturunan.  Kemungkinan berhubungan dengan mutan gen, keabnormalan kromosom.  Insiden  cleft lip :1 : 1000 kelahiran laki-laki > perempuan.  Cleft palate : 1 : 2500, perempuan > laki-laki.
  • 4. Patophysiology  Kegagalan penyatuan atau perkembangan jaringan lunak dan atau tulang selama fase embrio pada trimester pertama.  Cleft terjadi akibat kegagalan proses nasal medial dan maxilaris untuk menyatu selama masa kehamilan 6-8 minggu.  Cleft palatum terjadi akibat kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu.  Penggabungan komplit garis tengah atas bibir antara 7-8 minggu masa kehamilan.
  • 5.  Manifestasi Klinik  Pada cleft lip  Distorsi pada hidung tidak lengkapnya bentuk bibir.  Tampak sebagian atau keduanya.  Adanya celah pada bibir.  Pada cleft palatum  Tampak adanya celah pada uvula, palato lunak dan keras dan atau foramen incisive.  Adanya rongga pada hidung  Distorsi hidung.  Teraba adanya celah atau terbukanya langit-langit saat  di periksa dengan jari.
  • 6.  Komplikasi  Gangguan bicara dan pendengaran  OM  Aspirasi  Distress pernapasan.  Resiko infeksi saluran nafas  Pertumbuhan dan perkembangan terhambat.
  • 7.  Pemeriksaan Diagnostik  Rontgen foto, MRI untuk evaluasi abnormal  Pemeriksaan fisik.  Penatalaksanaan/Pengobatan  Tergantung pada besarnya kecacatan  Prioritas pertama adalah pemberian nutrisi yang adequate.  Mencegah komplikasi.  Fasilitas pertumbuhan dan perkembangan.
  • 8.  Pembedahan : pada labio sebelum kecacatan palato, perbaikan dengan pembedahan usia 2-3 hari atau sampai usia beberapa minggu protesis intra oral atau extra oral untuk mencegah colaps maxillaris, merangsang pertumbuhan tulang dan membantu dalam perkembangan bicara dan makan, dapat di lakukan sebelum pembedahan perbaikan.  Pembedahan pada palato di lakukan pada waktu 6 bulan dan 5 tahun, atau antara 6 bulan dan 2 tahun, tergantung pada derajat kecacatan. Awal fasilitas penutupan adalah untuk perkembambangan bicara.
  • 9.  Diagnosa Keperawatan  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan menelan/kesukaran dalam makan akibat kecacatan pembedahan.  Resiko aspirasi berhubungan dengan ketidak mampuan mengeluarkan sekresi sekunder dari palatoskiziz.  Resiko infeksi berhubungan dengan kecacatan/insisi pembedahan.  Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan efek anastesi, sekresi yang meningkat  Gangguan integritas kulit berhubungan dengan insisi pembedahan.  Perubahan proses keluarga berhubungan dengan hospitalisasi/kecacatan pada anak.
  • 10.  Perencanaan  Mempertahankan nutrisi yang adequat.  Mencegah aspirasi dan obstruksi jalan nafas.  Mencegah infeksi  Mempersiapkan orang tua untuk menerima keadaan bayi dan merawatnya di rumah.  Meningkatkan rasa nyaman  Mempertahankan kepatenan jalan nafas.  Mempertankan kebutuhan kulit.  Meningkatkan bonding orang tua anak.
  • 11. Perencanaan Pulang  Ajarkan pemberian makan/minum dan cara merangsang minum  Ajarkan orang tua pencegahan infeksi.  Ajarkan mencegah aspirasi  ajarkan cara menangani aspirasi dan CPR  Ajarkan cara melakukan rangsang bicara  Ajarkan cara merawat gigi dan mulut.
  • 12.  Defenisi  Kondisi terjadinya invaginasi sebagian usus bagian proximal masuk ke bagian distal usus.  Klasifikasi 1. Ileocaecal : ileum masuk kedalam colon ascendens pada katub ileocaecal 2. Ileocolic : ileum masuk kedlm colon 3. Colocolic : colon masuk kedlm colon 4. Ileo-ileo : usus kecil masuk kedlm usus kecil
  • 13.  Etiologi  Biasanya tidak di ketahui/idiopatik  Diduga berupa infeksi virus pernapasan atas  Peristaltik meningkat  Faktor predisposisi  Diverticulum meckel  Polyp/kista dalam dinding  Malrotasi usus  Acut interitis  Cacing  diare
  • 14. Patofisiologi Infeksi virus Peristaltik bekerja secara berlebih Bagian ileum terminalis masuk kedalam kolon Invaginasi Strangulasi pembuluh darah usus halus Intususepsi
  • 15.  Manifestasi klinik  Biasa timbul pada bayi usia 4-10 bulan (50-70 %) dan anak antara 1-2 tahun. Tanda/gejala  Nyeri perut proximal  Muntah-muntah  Setelah 24 jam berak lendir dan darah tanpa tinja.  Distensi abdomen  Palpasi teraba tumor  Dehidrasi/demam  Ada tanda-tanda syok
  • 16.  Pemeriksaan diagnostik  Foto abdomen tegak tampak bagian proximal invaginasi, bagian distal kosong.  Barium enema/udara/kontras larut air  Darah : leukosit meningkat,CRP meningkat  AXR : mencari usus kecil yg dilatasi & tidak ada gas pada daerah caecum  Penatalaksanaan  24-48 jam pertama setelah gejala timbul di coba dengan pendorongan barium enema.  Bila gagal/timbul peritonotis operasi
  • 17.  Diagnosa Keperawatan  Nyeri berhubungan dengan invaginasi usus  Imbalance cairan dan elektrolit berhubungan dengan muntah-muntah  Perubahan eliminasi berhubungan dengan obstruksi usus  Distress pernapasan berhubungan dengan distensi abdomen  Cemas berhubungan dengan kondisi penyakit anaknya.
  • 18.  Intervensi Keperawatan  Pre Operasi  Mempertahankan/mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit monitor therapy cairan parental.  Mencegah muntah dan aspirasi (pemasangan NGT, NPO).  Persiapan operasi jika ada tanda syok, demam meningkat.  Persiapan tranfusi  Observasi tanda vital  Menurunkan temperatur
  • 19.  Post Operasi  Memberikan perawatan post operasi dengan baik, observasi kemungkinan komplikasi.  Mempertahankan dekompresi perut.  Klien di puaskan,beri perawatan mulut.  Catat, laporkan bila ada flatus (+), feces (+), peristaltik baik,klien boleh makan peroral. +Mulai pemberian air gula +Beri porsi kecil tapi sering.
  • 20.  Defenisi  Keadaan kongenital dimana tidak terdapat sel-sel syaraf ganglion parasimpatik pada satu segmen usus bagian distal, terbanyak di rectosigmoid.  Etiologi  Penyebab tidak di ketahui mungkin karena herediter.  Tidak adanya ganglion parasimpatis pada daerah distal colon.
  • 21.  Gangguan Physiologis  Tidak adanya/berkurangnya sel ganglion parasimpatik dalam flexus aurbach.  Tidak terjadi peristaltik pada bagian usus yang terkena.  Bagian ini biasanya menyempit feses tidak bisa lewat.  Usus bagian atas dari sisi yang terkena, terakumulasi feces.  Bagian proximal dari sisi yang terkena dari calon berdilatasi di isi dengan bahan feces + gas hypertropy otot  Spincter anus/rectal bagian dalam gagal untuk relax dan mengeluarkan feces + gas abdominal distensi, konstipasi.
  • 22.  Manifestasi Klinik Tergantung dari derajat usus yang di pengaruhi.  Muncul sejak lahir/ minggu pertama kehidupan  Tidak ada meconium  Muntah  Distensi abdomen  Konstipasi  Diare  anoreksia  Pada anak dan dewasa  Konstipasi  Distensi abdomen secara progresif  Dinding abdomen tipis vena-vena terlihat  Aktifitas peristaltik dapat di observasi.  Kegagalan untuk tumbuh malnutrisi.
  • 23.  Evaluasi Diagnostik  Pemeriksaan rectal,rectal biopsi.  Pemeriksaan Ro photo barium enema.  Penanganan/Tindakan  Keadaan acut wash out dengan garam fisiologis  Usia anak besar + gejala kronik enema isotonik, diet rendah sisa.  Colostromy/ ileustomy decompresi usus, istrahatkan usus.  Pengangkatan segmen aganglionik, di ikuti dengan anastomose dan memperbaiki fungsi rectal bagian dalam.
  • 24. Komplikasi  Gawat pernapasan (akut)  Enterokolitis (akut)  Striktura ani (pasca bedah)  Inkontinensia (jangka panjang)  dehidrasi
  • 25.  Diagnosa Keperawatan  Konstipasi berhubungan dengan obstruksi.  Resiko kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan intake kurang, mual dan muntah.  Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prosedur pembedahan dan adanya insisi.  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan gastrointestinal.  Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan.  Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kebutuhan irigasi, pembedahan, dan perawatan colostomy.  Gangguan citra tubuh berhubungan dengan colostomy dan irigasi.
  • 26. Implemantasi  Mencegah atau mengatasi konstipasi dan mempertahankan hidrasi.  Mencegah infeksi pembedahan dan colostomy serta mempertahankan keutuhan kulit sekitar area pembedahan.  Memperthankan status nutrisi yang adequat  Memberikan kontrol nyeri yang adequat  Meningkatkan pengetahuan tentang kondisi pada orang tua dan anak.
  • 27. Perencanaan Pulang  Intrusikan orang tua untuk mendemontrasikan cara irigasi dan perawatan colostomy.  Ajarkan orang tua mengkaji distensi abdomen dan obstruksi.  Ajarkan orang tua mengkaji bising usus.
  • 28.  Defenisi Adalah tidak komplitnya perkembangan embrionik pada distal usus (anus) atau tertutupnya anus secara abnormal.  Etiologi  Secara pasti belum di ketahui  Kegagalan pertumbuhan saat bayi dlm kandungan berusia 12 minggu.  Merupakan anomally gastrointestinal dan genitourinary ggn perkembangan embriologik pd usia kehamilan antara minggu ke-4 sampai ke 6.
  • 29. Patofisiologi Adanya faktor penyebab Gangguan pertumbuhan , fusi/pembentukan anus dari tonjolan embrionik Kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit Anal malformasi
  • 30.  Manifestasi Klinik  kegagalan lewatnya mekonium saat/setelah lahir  Tidak ada atau stenosiskanal rectal  Muntah dengan abdomen yg kembung  Kesukaran defekasi, tinja keluar dari vagina/ureter  Pemeriksaan Diagnostik  Pemeriksaan fisik rectum, kepatenan rectal dan dapat di lakukan colok dubur dengan menggunakan selang atau jari.  Ultrasound dan CT scan untuk menentukan lesi.
  • 31.  Penatalaksanaan teraupetik Pembedahan, kolostomi, tranversokostomi (kolostomi di colon tranversum) dan sigmoidostomi (colostomi di sigmoid). Bentuk yang aman adalah double barrel atau laran ganda.
  • 32.  Pengkajian  Kaji bayi setelah lahir pemeriksaan fisik  Tanpa mekonium dalam 24 jam setelah lahir.  Gunakan thermometer rectal untuk menentukan kepatenan rectal.  Adanya tinja dalam urine dan vagina  kaji psikososial keluarga.
  • 33.  Diagnosa Keperawatan  Inkontinen bowel (tidak efektif fungsi ekskretorik) berhubungan dengan tidak lengkapnya pembentukan anus.  Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kolostomi  Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan.  Kecemasan keluarga berhubungan dengan prosedur pembedahan dan kondisi bayi  Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kebutuhan perawatan di rumah dan pembedahan.
  • 34.  Implementasi  Meninkatkan fungsi usus dan integritas kulit  Mencegah infeksi.  Memberikan support emosional  Memberikan pengajaran untuk perawatan di rumah.