SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
ATRESIA ANI
liliek fauziah
PENGERTIAN
Istilah atresia ani berasal dari bahasa Yunani yaitu “ a “ yang artinya
tidak ada dan trepsis yang berarti makanan dan nutrisi.
Atresia ani adalah kelainan kongenital yang menyebabkan anus tidak
terbentuk dengan sempurna, akibatnya, penderita tidak dapat
mengeluarkan tinja secara normal. Kondisi ini biasanya terjadi
akibat gangguan saluranan cerna janin saat usia kehamilan 5-7
minggu
ANATOMI FISIOLOGI
Anatomi saluran anus
■ Anus adalah komponen akhir dari saluran pencernaan, dan langsung berlanjut dari dubur. Anus
melewati dasar panggul. Anus dikelilingi oleh otot. bagian atas dan bawah anus dikelilingi oleh
sfingter anal internal dan eksternal , dua cincin berotot yang mengontrol buang air besar.
Fisiologi saluran anus
■ Bagian-bagian anus dan fungsinya:
- Ana Canal
- Rektum
- Sfingter anal internal
- Sfingter anal eksternal
- Pectinate line
- Kolom anal
ETIOLOGI
Penyebab sebenarnya dari atresia ani ini belum di ketahui pasti, namun ada sumber yang
mengatakan bahwa kelainan bawaan anus di sebabkan oleh :
1. Karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan
pertumbuhan, fusi, atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik.
2. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang
anus.
3. Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan
pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau 3 bulan.
4. Kelainan bawaan, anus umumnya tidak ada kelainan rektum, sfingter, dan otot dasar
panggul.
ANUS DAN REKTUM BERASAL DARI STRUKTUR EMBRIOLOGI YANG DI
SEBUT KLOAKA. PERTUBUHAN KEDALAM SEBELAH LATERAL BANGUNAN
INI MEMBENTUK SEPTUM UROREKTUM YANG MEMISAHKAN REKTUM DI
SEBELAH DORSAL DARI SALURAN KENCING DI SEBELAH VENTRAL. KEDUA
SISTEM (REKTUM DAN SALURAN KENCING) MENJADI TERPISAH
SEMPURNA PADA UMUMNYA KEHAMILAN MINGGU KE-7.
PADA SAAT YANG SAMA, BAGIAN UROGENITAL YANG BERASAL DARI
KLOAKA SUDAH MEMPUNYAI LUBANG EKSTERNA, SEDANGKAN BAGIAN
ANUS TERTUTUP OLEH MEMBRAN YANG BARU TERBUKA PADA
KEHAMILAN MINGGU KE-8.
PATOFISIOLOGI
Atresia ani adalah kelainan kongenital. Secara umum faktor resiko yang dapat menyebabkan kelainan
kongenital adalah:
1. Pemakain alkohal oleh ibu hamil.
Pemakaian alkohol pada ibu hamil dapat menyebabkan sindroma alkohol pada janin dan obat – obatan
tertentu yang di minum ibu hamil juga bisa menyebabkan kelinan kongenital.
1. Penyakit rhesus, jika ibu dan bayi pempunyai rhesus yang berbeda.
2. Teratogenik
Teratogren adalah setiap faktor atau bahan yang bisa menyebabkan atau meningkat kan resiko suatu
kelainan bawaan. Secara umum radiasi dan racun merupakan teratogen.
1. Infeksi pada ibu hamil.
Beberapa infeksi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan kelainan bawaan antara lain, sindrom rubella,
toksoplasmosis, varisela dan infeksi virus herpes.
Faktor resiko
Menifestasi Klinis
■ Bayi muntah-muntah pada 24-48 jam setelah lahir dan tidak terdapat defekasi
mekonium.
■ Gejala ini terdapat pada penyumbatan yang lebih tinggi. Pada golongan 3 hampir selalu
disertai fistula. Pada bayi wanita sering ditemukan fistula rektovaginal (dengan gejala
bila bayi buang air besar feses keluar dari (vagina) dan jarang rektoperineal, tidak pernah
rektourinarius. Sedang pada bayi laki-laki dapat terjadi fistula rektourinarius dan
berakhir di kandung kemih atau uretra dan jarang rektoperineal.
PENATALAKSANAAN
a. Pembuatan kolostomi Kolostomi adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli 22
bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses. Pembuatan lubang biasanya sementara
atau permanen dari usus besar atau colon iliaka. Untuk anomali tinggi, dilakukan kolostomi
beberapa hari setelah lahir.
b. PSARP (Posterio Sagital Ano Rectal Plasty) Bedah definitifnya, yaitu anoplasty dan umumnya
ditunda 9 sampai 12 bulan. Penundaan ini dimaksudkan untuk memberi waktu pelvis untuk
membesar dan pada otot-otot untuk berkembang. Tindakan ini juga memungkinkan bayi untuk
menambah berat badannya dan bertambah baik status nutrisinya.
c. Tutup kolostomi Tindakan yang terakhir dari atresia ani. Biasanya beberapa hari setelah operasi,
anak akan mulai BAB melalui anus. Pertama, BAB akan sering tetapi seminggu setelah operasi
BAB berkurang frekuensinya dan agak padat.
Komplikasi
■ obstruksi intestinal
■ Stenosis akibat kontraksi jaringan parut dari anastomosis.
■ Impaksi dan konstipasi akibat terjadi dilatasi sigmoid.
■ Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training.
■ Inkontinensia akibat stenosis anal atau impaksi.
PENGKAJI
AN
Identitaas Pasien
Nama : An T
Tempat tgl lahir : Bandung 16 Januari 2019
Umur : 6 Bulan
Golongan darah : B
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Al fathu no 09 rt 07 rw 08
Kab. Bandung
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
No. CM : -
Tanggal Masuk RS : 29 April 2019
Diagnosa Medis : Atresia Ani
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. I
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Hubungan dengan klien : Ibu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Al fathu no 09 rt 07 rw 08
Kab. Bandung
RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama : Distensi abdomen
b. Riwayat Kesehatan Sekarang : Keluarga klien mengatakan anaknya Muntah, perut
kembung dan membuncit, tidak bisa buang air besar, meconium keluar dari vagina
atau meconium terdapat dalam urin
c. Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien mengalami muntah-muntah setelah 24-48 jam
pertama kelahiran
d. Riwayat Kesehatan Keluarga : Merupakan kelainan kongenital bukan kelainan/
penyakit menurun sehingga belum tentu dialami oleh angota keluarga yang lain
e. Riwayat Kesehatan Lingkungan : Kebersihan lingkungan tidak mempengaruhi
kejadian atresia ani
Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi terhadap Kesehatan, Klien belum bisa mengungkapkan secara verbal/bahasa tentang apa yang
dirasakan dan apa yang diinginkan
b. Pola aktifitas kesehatan/Latihan, Pasien belum bisa melakukan aktifitas apapun secara mandiri karena masih bayi
c. Pola istirahat/tidur, Diperoleh dari keterangan sang ibu bayi atau kelurga yang lain
d. Pola nutrisi metabolic, Klien hanya minum ASI atau susu kaleng
e. Pola eliminasi, Klien tidak dapat buang air besar, dalam urin ada mekonium
f. Pola kognitif perseptual, Klien belum mampu berkomunikasi, berespon, dan berorientas i dengan baik pada orang
lain
g. Pola kensep diri, belum bisa di kaji
h. Pola seksual Reproduksi, Klien masih bayi dan belum menikah
i. Pola nilai dan kepercayaan, Belum bisa dikaji karena klien belum mengerti tentang kepercayaan
j. Pola peran hubungan, Belum bisa dikaji karena klien belum mampu berinteraksi dengan orang lain secaramandiri
k. Pola koping, Belum bisa dikaji karena klien masih bayi dan belum mampu berespon terhadap adanya suatu masalah
PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital
■ Nadi : 110 X/menit.
■ Respirasi : 32 X/menit.
■ Suhu axila :37º Celsius.
1.Abdomen: Simetris, teraba lien, teraba hepar, teraba
ginjal, tidak termasa/tumor, tidak terdapat perdarahan
pada umbilicus, perut tampak kembung,
hiperperistaltik, usus tampak melebar
2. Anus : Tidak terdapat anus, anus nampak merah,
Thermometer yang dimasukan kedalam anus
tertahanoleh jaringan.
pemeriksaan penunjang
■ pemeriksaan radiologis
■ pemeriksaan sinar x pada abdomen
■ USG
■ Pemeriksaan fisik rektum
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Pre operasi
1.Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan bd asupan inadekuat
2. gangguan cairan bd adanya muntah
3. inkontinensia bowel bd tidak adanya anus
Diagnosa Post Operasi
1. Nyeri bd terputusnya kontinuitas jaringan
2. Perubahan eliminasi bd perubahan defekasi karena pemasangan colostomy
3. gangguan integritas kulit bd iritasi mukosa
4. resti infeksi bd perawatan tidak adekuat
INTERVENSI
Pre Operasi
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. inkotinensia
bowel bd tidak
adanya anus
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatanselam
a 1x 24 jam Klien
mampu
mempertahankan
pola eliminasi BAB
dengan teratur KH
: Penurunan
distensi
abdomen,meningk
atnya kenyamanan
1. Lakukan enema
atau irigasi rectal
sesuai order
2. Kaji bising usus dan
abdomen setiap 4
jam
3. Ukur lingkar
abdomen
1. Evaluasi bowel
meningkatkan kenyaman
pada anak
2.Meyakinkan berfungsinya
usus
3. Pengukuran lingkar
abdomen membantu
mendeteksi terjadinya
distensi
2. Resiko
kekurangan
volume
cairan b/d
menurun nya
intake
muntah
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x 24
jam Klien dapat
mempertahanka
nkeseimbangan
cairan KH:
Output urin 1-2
ml/kg/jam,
capillary refill 3-
5detik, trgor
kulit baik,
membrane
1. Monitor intake –
output cairan
2. Lakukan pemasangan
infus dan berikan
cairan IV
3. Observasi TTV
4. Monitor status hidrasi
(kelembaban
membran
mukosa,nadi
adekuat, tekanan
darah ortostatik)
1.Dapat mengidentifikasi
status cairan klien
2.Mencegah dehidrasi
3.Mengetahui kehilangan
cairan melalui suhu tubuh
yang tinggi
4. Mengetahui tanda-
tanda dehidrasi
3. Cemas
orang tua
b/d kurang
pengetahua
n tentang
penyakit
dan
prosedur
perawatan
Setelah di
lakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x24
jam kecemasan
orang tua dapat
berkurang KH
klien tidak
lemas
1. Jelaskan istilah
yang di mengerti
tentang anatomi dan
fisioloagi saluran
pencernaan normal
2. Gunakan alat media
dan gambar beri
jadwal studi diagnose
pada orang tua
3. Beri informasi pada
orang tua tentang
operasi kolostomi
1. Agar orang tua
mengerti kondisi klien
2.Pengetahuan tersebut
di harapkan membantu
menurunkan kecemasan
3.Membantu
mengurangi kecemasan
klien
Post operasi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1
Gangguan
integritas kulit
b/d kolostomi.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
1 x 24 jam
diharapkan integritas
kulit dapat
dikontrol. KH : -
temperatur jaringan
dalam batas normal,
sensasi dalam batas
normal, elastisitas
dalam batas normal,
hidrasi dalam bats
normal, pigmentasi
dalam batas normal,
perfusi jaringan baik
1. Hindari kerutan
pada tempat tidur
2. Jaga kebersihan
kulit agar tetap
bersih dan kering
3. Monitor kulit akan
adanya kemerahan
4. Oleskan
lotion/baby oil
pada daerah yang
tertekan
5. Monitor status
nutrisi klien
1. Mencegah perlukaan
pada kulit
2. Menjaga ketahanan kulit
3. Mengetahui adanya
tanda kerusakan
jaringan kulit
4. Menjaga kelembaban
kulit
5. Menjaga keadekuatan
nutrisi guna
penyembuhan luka
2 Resiko infeksi
b/d prosedur
pembedahan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1 x 24
jam diharapkan
klien bebas dari
tanda -tanda
infeksi KH : bebas
dari tanda dan
gejala infeksi
a.Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
dan lokal
b.Batasi pengunjung
c.Pertahankan teknik
cairan asepsis pada
klien yang beresiko
d.Inspeksi kondisi
luka/insisi bedah
e.Ajarkan keluarga klien
tentang tanda dan
gejala infeksi
f. Laporkan kecurigaan
infeksi
1.Mengetahui tanda
infeksi lebih dini
2.Menghindari kontaminasi
dari pengunjung
3.Mencegah penyebab
infeks
4.Mengetahui kebersihan
luka dan tanda infeksi
5.Gejala infeksi dapat di
deteksi lebih dini
6.Gejala infeksi dapat
segera teratasi
Post operasi
4 Gangguan
integritas kulit b/d
kolostomi
1.Menghindarkan kerutan
padatempat tidur
2.Menjaga kebersihan kulit
agar tetap bersih dan kering
3.Memonitor kulit akan
adanya kemerahan
4.Mengoleskan lotion/baby oil
pada daerah yang tertekan
5.Memonitor status nutrisi
klien
S : integritas kulit klien
dapat terkontrol
O : Temperatur jaringan
dalam batasnormal,
sensasi dalam batas
normal,elastisitas dalam
batas normal,hidrasi
dalam batas normal,
pigmentasi dalam batas
normal, perfusi jaringan
baik.
A : Diagnosa
Keperawatan Gangguan
integritas kulit teratasi
P : Intervensi dihentikan
5 Resiko infeksi b/d
prosedur
pembedahan
1.Memonitor tanda dan
gejala infeksi sistemik dan
lokal
2.Membatasi pengunjun.
3.Mempertahankan teknik
cairan asepsis pada klien
yang beresiko
4.Menginspeksi kondisi
luka/insisi bedah
5. Mengajarkan keluarga
klien tentang tanda dan
gejala infeksi
6.Melaporkan kecurigaan
infeksi
S : Klien sudah tidak
mengalami infeksi
O : tanda gejala
infeksi tidak ada
A : Diagnosa
Keperawatan
Resikoinfeksi teratasi
P : Intervensi
dihentikan
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to Aterisa Ani.pptx

Lp + askep perbaikan
Lp + askep perbaikanLp + askep perbaikan
Lp + askep perbaikan
acidbesajja
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
FatimahNur28
 
Interactive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptx
Interactive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptxInteractive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptx
Interactive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptx
AdheliaSya
 
Inpartum kala 1 fase laten
Inpartum kala 1 fase latenInpartum kala 1 fase laten
Inpartum kala 1 fase laten
ocha_amd
 
Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)
Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)
Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)
Mamat Lawenga
 

Similar to Aterisa Ani.pptx (20)

ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
 
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,pptKelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
 
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptxPPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
 
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptxPPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
 
Lp + askep perbaikan
Lp + askep perbaikanLp + askep perbaikan
Lp + askep perbaikan
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
 
kelainan kongenital saluran cerna
kelainan kongenital saluran cerna kelainan kongenital saluran cerna
kelainan kongenital saluran cerna
 
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisiAsuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
Asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan nutrisi
 
Asuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan HirschprungAsuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan Hirschprung
 
Interactive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptx
Interactive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptxInteractive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptx
Interactive Clinical Cases Scenarios by Slidesgo.pptx
 
Inpartum kala 1 fase laten
Inpartum kala 1 fase latenInpartum kala 1 fase laten
Inpartum kala 1 fase laten
 
Tugas kritis
Tugas kritisTugas kritis
Tugas kritis
 
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
2. PANDUAN PRAKTIKUM 2.docx
 
cacat bawaan
cacat bawaancacat bawaan
cacat bawaan
 
Deteksi
DeteksiDeteksi
Deteksi
 
Atresia Esofagus
Atresia EsofagusAtresia Esofagus
Atresia Esofagus
 
Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)
Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)
Asuhan keperawatan pada pasien post op secsio cesarea (home care)
 
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptx
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptxAsuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptx
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptx
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi BowelAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Eleminasi Bowel
 
Postpartum
PostpartumPostpartum
Postpartum
 

Recently uploaded

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 

Aterisa Ani.pptx

  • 2. PENGERTIAN Istilah atresia ani berasal dari bahasa Yunani yaitu “ a “ yang artinya tidak ada dan trepsis yang berarti makanan dan nutrisi. Atresia ani adalah kelainan kongenital yang menyebabkan anus tidak terbentuk dengan sempurna, akibatnya, penderita tidak dapat mengeluarkan tinja secara normal. Kondisi ini biasanya terjadi akibat gangguan saluranan cerna janin saat usia kehamilan 5-7 minggu
  • 3. ANATOMI FISIOLOGI Anatomi saluran anus ■ Anus adalah komponen akhir dari saluran pencernaan, dan langsung berlanjut dari dubur. Anus melewati dasar panggul. Anus dikelilingi oleh otot. bagian atas dan bawah anus dikelilingi oleh sfingter anal internal dan eksternal , dua cincin berotot yang mengontrol buang air besar. Fisiologi saluran anus ■ Bagian-bagian anus dan fungsinya: - Ana Canal - Rektum - Sfingter anal internal - Sfingter anal eksternal - Pectinate line - Kolom anal
  • 4. ETIOLOGI Penyebab sebenarnya dari atresia ani ini belum di ketahui pasti, namun ada sumber yang mengatakan bahwa kelainan bawaan anus di sebabkan oleh : 1. Karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi, atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik. 2. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang anus. 3. Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau 3 bulan. 4. Kelainan bawaan, anus umumnya tidak ada kelainan rektum, sfingter, dan otot dasar panggul.
  • 5. ANUS DAN REKTUM BERASAL DARI STRUKTUR EMBRIOLOGI YANG DI SEBUT KLOAKA. PERTUBUHAN KEDALAM SEBELAH LATERAL BANGUNAN INI MEMBENTUK SEPTUM UROREKTUM YANG MEMISAHKAN REKTUM DI SEBELAH DORSAL DARI SALURAN KENCING DI SEBELAH VENTRAL. KEDUA SISTEM (REKTUM DAN SALURAN KENCING) MENJADI TERPISAH SEMPURNA PADA UMUMNYA KEHAMILAN MINGGU KE-7. PADA SAAT YANG SAMA, BAGIAN UROGENITAL YANG BERASAL DARI KLOAKA SUDAH MEMPUNYAI LUBANG EKSTERNA, SEDANGKAN BAGIAN ANUS TERTUTUP OLEH MEMBRAN YANG BARU TERBUKA PADA KEHAMILAN MINGGU KE-8. PATOFISIOLOGI
  • 6. Atresia ani adalah kelainan kongenital. Secara umum faktor resiko yang dapat menyebabkan kelainan kongenital adalah: 1. Pemakain alkohal oleh ibu hamil. Pemakaian alkohol pada ibu hamil dapat menyebabkan sindroma alkohol pada janin dan obat – obatan tertentu yang di minum ibu hamil juga bisa menyebabkan kelinan kongenital. 1. Penyakit rhesus, jika ibu dan bayi pempunyai rhesus yang berbeda. 2. Teratogenik Teratogren adalah setiap faktor atau bahan yang bisa menyebabkan atau meningkat kan resiko suatu kelainan bawaan. Secara umum radiasi dan racun merupakan teratogen. 1. Infeksi pada ibu hamil. Beberapa infeksi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan kelainan bawaan antara lain, sindrom rubella, toksoplasmosis, varisela dan infeksi virus herpes. Faktor resiko
  • 7. Menifestasi Klinis ■ Bayi muntah-muntah pada 24-48 jam setelah lahir dan tidak terdapat defekasi mekonium. ■ Gejala ini terdapat pada penyumbatan yang lebih tinggi. Pada golongan 3 hampir selalu disertai fistula. Pada bayi wanita sering ditemukan fistula rektovaginal (dengan gejala bila bayi buang air besar feses keluar dari (vagina) dan jarang rektoperineal, tidak pernah rektourinarius. Sedang pada bayi laki-laki dapat terjadi fistula rektourinarius dan berakhir di kandung kemih atau uretra dan jarang rektoperineal.
  • 8. PENATALAKSANAAN a. Pembuatan kolostomi Kolostomi adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli 22 bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses. Pembuatan lubang biasanya sementara atau permanen dari usus besar atau colon iliaka. Untuk anomali tinggi, dilakukan kolostomi beberapa hari setelah lahir. b. PSARP (Posterio Sagital Ano Rectal Plasty) Bedah definitifnya, yaitu anoplasty dan umumnya ditunda 9 sampai 12 bulan. Penundaan ini dimaksudkan untuk memberi waktu pelvis untuk membesar dan pada otot-otot untuk berkembang. Tindakan ini juga memungkinkan bayi untuk menambah berat badannya dan bertambah baik status nutrisinya. c. Tutup kolostomi Tindakan yang terakhir dari atresia ani. Biasanya beberapa hari setelah operasi, anak akan mulai BAB melalui anus. Pertama, BAB akan sering tetapi seminggu setelah operasi BAB berkurang frekuensinya dan agak padat.
  • 9. Komplikasi ■ obstruksi intestinal ■ Stenosis akibat kontraksi jaringan parut dari anastomosis. ■ Impaksi dan konstipasi akibat terjadi dilatasi sigmoid. ■ Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training. ■ Inkontinensia akibat stenosis anal atau impaksi.
  • 10. PENGKAJI AN Identitaas Pasien Nama : An T Tempat tgl lahir : Bandung 16 Januari 2019 Umur : 6 Bulan Golongan darah : B Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jl. Al fathu no 09 rt 07 rw 08 Kab. Bandung Agama : Islam Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia No. CM : - Tanggal Masuk RS : 29 April 2019 Diagnosa Medis : Atresia Ani Identitas penanggung jawab Nama : Ny. I Umur : 30 tahun Jenis kelamin : Perempuan Hubungan dengan klien : Ibu Pendidikan : SMA Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Jl. Al fathu no 09 rt 07 rw 08 Kab. Bandung
  • 11. RIWAYAT KESEHATAN a. Keluhan Utama : Distensi abdomen b. Riwayat Kesehatan Sekarang : Keluarga klien mengatakan anaknya Muntah, perut kembung dan membuncit, tidak bisa buang air besar, meconium keluar dari vagina atau meconium terdapat dalam urin c. Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien mengalami muntah-muntah setelah 24-48 jam pertama kelahiran d. Riwayat Kesehatan Keluarga : Merupakan kelainan kongenital bukan kelainan/ penyakit menurun sehingga belum tentu dialami oleh angota keluarga yang lain e. Riwayat Kesehatan Lingkungan : Kebersihan lingkungan tidak mempengaruhi kejadian atresia ani
  • 12. Pola Fungsi Kesehatan a. Pola persepsi terhadap Kesehatan, Klien belum bisa mengungkapkan secara verbal/bahasa tentang apa yang dirasakan dan apa yang diinginkan b. Pola aktifitas kesehatan/Latihan, Pasien belum bisa melakukan aktifitas apapun secara mandiri karena masih bayi c. Pola istirahat/tidur, Diperoleh dari keterangan sang ibu bayi atau kelurga yang lain d. Pola nutrisi metabolic, Klien hanya minum ASI atau susu kaleng e. Pola eliminasi, Klien tidak dapat buang air besar, dalam urin ada mekonium f. Pola kognitif perseptual, Klien belum mampu berkomunikasi, berespon, dan berorientas i dengan baik pada orang lain g. Pola kensep diri, belum bisa di kaji h. Pola seksual Reproduksi, Klien masih bayi dan belum menikah i. Pola nilai dan kepercayaan, Belum bisa dikaji karena klien belum mengerti tentang kepercayaan j. Pola peran hubungan, Belum bisa dikaji karena klien belum mampu berinteraksi dengan orang lain secaramandiri k. Pola koping, Belum bisa dikaji karena klien masih bayi dan belum mampu berespon terhadap adanya suatu masalah
  • 13. PEMERIKSAAN FISIK 1. Tanda-tanda vital ■ Nadi : 110 X/menit. ■ Respirasi : 32 X/menit. ■ Suhu axila :37º Celsius.
  • 14. 1.Abdomen: Simetris, teraba lien, teraba hepar, teraba ginjal, tidak termasa/tumor, tidak terdapat perdarahan pada umbilicus, perut tampak kembung, hiperperistaltik, usus tampak melebar 2. Anus : Tidak terdapat anus, anus nampak merah, Thermometer yang dimasukan kedalam anus tertahanoleh jaringan.
  • 15. pemeriksaan penunjang ■ pemeriksaan radiologis ■ pemeriksaan sinar x pada abdomen ■ USG ■ Pemeriksaan fisik rektum
  • 16. Diagnosa Keperawatan Diagnosa Pre operasi 1.Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan bd asupan inadekuat 2. gangguan cairan bd adanya muntah 3. inkontinensia bowel bd tidak adanya anus Diagnosa Post Operasi 1. Nyeri bd terputusnya kontinuitas jaringan 2. Perubahan eliminasi bd perubahan defekasi karena pemasangan colostomy 3. gangguan integritas kulit bd iritasi mukosa 4. resti infeksi bd perawatan tidak adekuat
  • 17. INTERVENSI Pre Operasi No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional 1. inkotinensia bowel bd tidak adanya anus Setelah dilakukan tindakan keperawatanselam a 1x 24 jam Klien mampu mempertahankan pola eliminasi BAB dengan teratur KH : Penurunan distensi abdomen,meningk atnya kenyamanan 1. Lakukan enema atau irigasi rectal sesuai order 2. Kaji bising usus dan abdomen setiap 4 jam 3. Ukur lingkar abdomen 1. Evaluasi bowel meningkatkan kenyaman pada anak 2.Meyakinkan berfungsinya usus 3. Pengukuran lingkar abdomen membantu mendeteksi terjadinya distensi
  • 18. 2. Resiko kekurangan volume cairan b/d menurun nya intake muntah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam Klien dapat mempertahanka nkeseimbangan cairan KH: Output urin 1-2 ml/kg/jam, capillary refill 3- 5detik, trgor kulit baik, membrane 1. Monitor intake – output cairan 2. Lakukan pemasangan infus dan berikan cairan IV 3. Observasi TTV 4. Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa,nadi adekuat, tekanan darah ortostatik) 1.Dapat mengidentifikasi status cairan klien 2.Mencegah dehidrasi 3.Mengetahui kehilangan cairan melalui suhu tubuh yang tinggi 4. Mengetahui tanda- tanda dehidrasi
  • 19. 3. Cemas orang tua b/d kurang pengetahua n tentang penyakit dan prosedur perawatan Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam kecemasan orang tua dapat berkurang KH klien tidak lemas 1. Jelaskan istilah yang di mengerti tentang anatomi dan fisioloagi saluran pencernaan normal 2. Gunakan alat media dan gambar beri jadwal studi diagnose pada orang tua 3. Beri informasi pada orang tua tentang operasi kolostomi 1. Agar orang tua mengerti kondisi klien 2.Pengetahuan tersebut di harapkan membantu menurunkan kecemasan 3.Membantu mengurangi kecemasan klien
  • 20. Post operasi No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional 1 Gangguan integritas kulit b/d kolostomi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan integritas kulit dapat dikontrol. KH : - temperatur jaringan dalam batas normal, sensasi dalam batas normal, elastisitas dalam batas normal, hidrasi dalam bats normal, pigmentasi dalam batas normal, perfusi jaringan baik 1. Hindari kerutan pada tempat tidur 2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering 3. Monitor kulit akan adanya kemerahan 4. Oleskan lotion/baby oil pada daerah yang tertekan 5. Monitor status nutrisi klien 1. Mencegah perlukaan pada kulit 2. Menjaga ketahanan kulit 3. Mengetahui adanya tanda kerusakan jaringan kulit 4. Menjaga kelembaban kulit 5. Menjaga keadekuatan nutrisi guna penyembuhan luka
  • 21. 2 Resiko infeksi b/d prosedur pembedahan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan klien bebas dari tanda -tanda infeksi KH : bebas dari tanda dan gejala infeksi a.Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal b.Batasi pengunjung c.Pertahankan teknik cairan asepsis pada klien yang beresiko d.Inspeksi kondisi luka/insisi bedah e.Ajarkan keluarga klien tentang tanda dan gejala infeksi f. Laporkan kecurigaan infeksi 1.Mengetahui tanda infeksi lebih dini 2.Menghindari kontaminasi dari pengunjung 3.Mencegah penyebab infeks 4.Mengetahui kebersihan luka dan tanda infeksi 5.Gejala infeksi dapat di deteksi lebih dini 6.Gejala infeksi dapat segera teratasi
  • 22. Post operasi 4 Gangguan integritas kulit b/d kolostomi 1.Menghindarkan kerutan padatempat tidur 2.Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering 3.Memonitor kulit akan adanya kemerahan 4.Mengoleskan lotion/baby oil pada daerah yang tertekan 5.Memonitor status nutrisi klien S : integritas kulit klien dapat terkontrol O : Temperatur jaringan dalam batasnormal, sensasi dalam batas normal,elastisitas dalam batas normal,hidrasi dalam batas normal, pigmentasi dalam batas normal, perfusi jaringan baik. A : Diagnosa Keperawatan Gangguan integritas kulit teratasi P : Intervensi dihentikan
  • 23. 5 Resiko infeksi b/d prosedur pembedahan 1.Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal 2.Membatasi pengunjun. 3.Mempertahankan teknik cairan asepsis pada klien yang beresiko 4.Menginspeksi kondisi luka/insisi bedah 5. Mengajarkan keluarga klien tentang tanda dan gejala infeksi 6.Melaporkan kecurigaan infeksi S : Klien sudah tidak mengalami infeksi O : tanda gejala infeksi tidak ada A : Diagnosa Keperawatan Resikoinfeksi teratasi P : Intervensi dihentikan