Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan Investasi)
TUGAS KULIAH
NAMA : WARDAH MEGA URJUWAN
NIM : 43219010100
MATKUL : MANAJEMEN KEUANGAN
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan Investasi)
1. NAMA : WARDAH MEGA URJUWAN
NIM : 43219010100
ABSTRAK
Investasi bagi sebagian besar perusahaan adalah pengembangan kegiatan saat bisnis dijalankan.
Investasi modal investasi tidak hanya sendiri, tetapi juga pada hal-hal lain yang berkaitan dengan
penggunaan dana, seperti pembelian aset, penggantian aset dan lain-lain. Pengelolaan investasi
harus dilakukan dengan hati-hati yang tentu saja akan menghasilkan pengembalian optimal. Untuk
pengukuran yang perlu dilakukan adalah menilai kelayakan investasi. Artikel ini berupaya
memberikan gambaran umum tentang penggunaan metode yang biasa digunakan dalam menilai
investasi dengan analisa Break Even Point (BEP). Melalui perbandingan antara beberapa metode
seperti rata-rata tingkat pengembalian, periode pengembalian (Payback Period), tingkat
pengembalian internal, indeks profitabilitas, Internal Rate of Return (IRR), Modified Internal Rate
of Return (MIRR), dan Net Present Value (NPV), hasil menunjukkan bahwa dengan menggunakan
metode-metode dalam penilaian investasi dengan analisa Break Even Point (BEP) dapat dianggap
sebagai metode yang lebih representatif untuk menghasilkan kelayakan dan optimalisasi investasi.
PENDAHULUAN
Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi para investor
yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang memberikan fasilitas
tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda
satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan
dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan
kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut
secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dll. Mengingat bahwa
kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-
pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji
dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan
apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal
tersebut di atas adalah menunjukan bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari
berbagai ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum,
psikolog, akuntan, perekayasa teknologidan lain sebagainya. Dan studi kelayakan biasanya
digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu
perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan
pada keuntungan yang secara ekonomis, dan orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud
adalah studi yang menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa
memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.
2. Pengertian keputusan investasi adalah kebijakan manajemen dalam menggunakan dana
perusahaan yang ada pada sebuah aset yang diharapkan akan memberikan keuntungan dimasa
yang akan datang. Pengertian BEP (Break even point) adalah total pendapatan yang didapatkan
sama dengan biaya yang dikeluarkan. Total keuntungan dan kerugian pada titik BEP adalah 0,
artinya di titik ini adalah titik impas, dimana perusahaan dalam posisi netral. Perusahaan ini tidak
mengalami kerugian maupun keuntungan. Break even point juga dapat digunakan sebagai indikasi
dalam jual-beli saham. Dengan kalkulasi yang dibuat dengan menggunakan metode BEP
seseorang yang melakukan kegiatan jual beli saham dapat menganalisa kapan saat yang tepat untuk
membeli (call) dan kapan harus menjual (put).
Break even analysis adalah dasar dari semua metode break even yang diterapkan baik dalam sales
ataupun dalam hal lainya, dimana break even analysis dapat diterapkan. Ada tiga poin penting
yang perlu kamu ketahui terkait break even analysis:
Memberikan informasi seberapa banyak investasi yang kamu butuhkan agar dapat
mengimbangi pengeluaran awal yang telah dikeluarkan.
Memberi margin atau jarak sebagai langkah pengaman agar tidak mengalami kerugian
Digunakan secara luas, baik dalam analisa jual-beli saham hingga menganalisa budget
berbagai macam project yang dilakukan oleh perusahaan.
LITERATUR TEORI
Break even point, dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan didalam
operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain, pada
keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Break event analysis (BEA) artinya juga
yaitu untuk menentukan apakah volume penjualan akan menghasilkan keuntungan atau kerugian.
Break Event Point (BEP) merupakan titik yang menunjukkan besarnya penghasilan sama dengan
besarnya biaya. Jadi antara pengeluaran dengan pendapatan besarnya sama. Berikut konsep dalam
penggunaan break event analysis yaitu :
a. Fixed cost (biaya tetap), artinya biaya tetap atau tidak berubah meskipun volume produksi
berubah.
b. Variabel cost (biaya variabel), artinya biaya berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume
produksi.
c. Penghasilan (revenue), merupakan jumlah pendapatan yang diterima oleh penjual barang.
d. Laba (profit), merupakan sisa penghasilan setelah dikurangi biaya tetap dan biaya variable.
3. Komponen Penghitungan Dasar Break Even Point
Break Even Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini :
1. Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan
produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga
kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
2. Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung
dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti
variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik,
dll.
3. Semi variabel cost, merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian fixed, yang
kadang – kadang disebut pula dengan semi fixed cost. Yang tergolong dalam jenis biaya
ini misalnya, komisi bagi salesmen (salesmen's commission).
4. Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah
diproduksi.
Rumus Break Even Point
Rumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point ini terdiri dari dua macam sebagai berikut:
1. Dasar Unit
Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas: BEP =
FC /(P-VC).
2. Dasar Penjualan
Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas: FC/ (1 –
(VC/P))* Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi
Per Unit.
Analisa Break Even Point (BEP), dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan antara
lain mengenai :
Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
Seberapa jauhkah, berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
Untuk mengetahui bagaiman efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan
terhadap keuntungan yang akan diperoleh.
4. Dalam berbisnis, tentunya analisis break even point sangat membantu pelaku bisnis untuk
memproyeksikan seberapa banyak barang yang harus diproduksi dan perbandingannya dengan
uang/ pendapatan yang diterima. BEP ini menjadi komponen terpenting yang wajib ada di dalam
suatu software akuntansi dan manajemen bisnis.
PEMBAHASAN
Break Even Point (BEP) ialah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau
seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan. Break
even point, dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan didalam operasinya
tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain, pada keadaan itu
keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis
proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus
diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal. Dengan menggunakan analisa break
even dapat membantu memberikan informasi maupun pedoman kepada pimpinan dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dengan menentukan langkah-langkah/strategi-
strategi tertentu yang akan diambil guna untuk memperoleh laba dan dapat mempertahankan
penjualan yang minimum agar perusahaan tidak mengalami kerugian, serta pimpinan perusahaan
dapat menentukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah laba yang ditargetkan
oleh perusahaan tersebut. Kegunaan break even point bagi pimpinan dalam mengambil keputusan
adalah sebagai berikut :
1. Untuk menunjukkan berapa tingkat penjualan yang harus dicapai, jika perusahaan ingin
mendapatkan laba.
2. Untuk membantu menganalisis rencana untuk modernisasi atau otomatisasi untuk mengganti
biaya variabel menjadi biaya tetap.
3. Untuk membantu menganalisis pengaruh-pengaruh dari ekspansi terhadap tingkat operasi atau
kegiatan.
4. Untuk membantu dalam keputusan mengenai produk baru dalam hal biaya dan hasil penjualan.
Arti penting analisis break even point bagi pimpinan perusahaan dalam pengambilan keputusan
investasi adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Guna menetapkan jumlah minimal yang harus diproduksi agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
2. Penetapan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk mendapatkan laba tertentu.
3. Penetapan seberapa jauhkan menurunnya penjualan bisa ditolerir agar perusahaan tidak
menderita rugi.
5. Tipe-Tipe Keputusan Investasi yang Dilakukan Oleh Pimpinan yaitu :
Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
Seberapa jauhkah, berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
Untuk mengetahui bagaiman efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan
terhadap keuntungan yang akan diperoleh.
Mendesain Spesifikasi produk ( berkaitan dengan biaya).
Penentuan harga jual persatuan.
Produksi atau Penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian.
Memaaksimlkan jumlah produksi.
Perencanaan laba yang diingikan.
Layak atau tidaknya sebuah keputusan investasi yang dilakukan bisa dianalisis dengan berbagai
kriteria. Penilaian investasi yang "layak" bisa diberikan dengan membandingkan dengan
kecenderungan rata-rata industri sejenis. Ditinjau dari sudut pandang keuangan, ada beberapa
metode penilaian investasi yang bisa dipakai untuk menentukan apakah suatu investasi layak atau
tidak layak dilakukan sebuah perusahaan. Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan
kelemahan. Metode yang dipakai tergangung dari kebutuhan tiap-tiap perusahaan. Metode yang
mana yang cocok untuk digunakan oleh perusahaan. Dalam mengukur sebuah investasi sebaiknya
tidak hanya mengandalkan satu metode saja, menggunakan beberapa metode sekaligus lebih baik.
Semakin banyak metode yang dipakai, maka akan semakin banyak gambaran yang lebih lengkap.
Informasi yang didapat lebih banyak. Sehingga keputusan investasi bisa lebih tertarget dan
menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Beberapa metode dalam Analisa Break Even Point (BEP) yang umum dipakai oleh perusahaan
adalah sebagai berikut :
1. Metode Net Present Value (NPV)
Metode penilaian investasi net present value (NPV) adalah selisih antara nilai sekarang dari
investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan uang kas bersih dimasa mendatang. Dalam
perhitungan net present value diperlukan data-data mengenai perkiaraan biaya operasi dan
pemeliharaan, biaya investasi dan prakiraan keuntungan dari investasi yang sedang direncanakan.
Keputusan dengan mengguanakan analisa NPV ini ada dua kemungkinan, yaitu :
1. Apabila selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih besar yang berarti nilai NPV positif.
Maka investasi tersebut layak untuk dijalankan.
2. Apabila selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih kecil yang berarti nilai NPV negatif.
Maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan.
6. Kelebihan Analisa Metode Net Present Value.
Nilai waktu dari uang turut diperhitungkan.
Nilai sisa proyek/investasi turut diperhitungkan.
Arus kas selama masa investasi proyek turut diperhitungkan.
Kekurangan Analisa Metode Net Present Value
Apabila proyek mempunyai nilai investasi yang beda, dan jangka waktu yang juga berbeda.
Maka nilai NPV yang lebih tinggi belum tentu menunjukkan investasi tersebut lebih baik.
Manajer keuangan harus bisa menghitung tingkat biaya modal selama masa investasi.
Kelayakan investasi tidak hanya dipengaruhi oleh besar kecilnya arus kas. Faktor usia
lamanya investasi juga bisa mempengaruhi.
2. Metode Payback Period (PP)
Analisa metode penilaian investasi payback period adalah sebuah metode untuk mengetahui kapan
waktu kembalinya dana investasi yang telah dikeluarkan. Payback period mengukur lamanya dana
investasi yang dikeluarkan perusahaan akan kembali seluruhnya seperti awal mula. Dengan analisa
metode payback period akan diketahui berapa lama sebuah investasi bisa dikembalikan ketika
terjadi kondisi BEP (break even point) atau titik impas. Perhitungan metode ini diakukan dengan
menghitung periode waktu yang dibutuhkan ketika jumlah arus kas yang masuk sama dengan
jumlah arus kas yang keluar.
Kelebihan Payback Period
Payback period memberi informasi tentang kapan lamanya dana investasi akan kembali.
Payback period memberi informasi tentang jangka waktu break even point.
Payback period bisa menjadi alat pertimbangan sebuah resiko. Semakin pendek payback
period, semakin kecil resiko kerugian. Begitu juga sebaliknya.
Payback period bisa membandingkan dua jenis investasi yang mempunyai return dan
resiko yang sama dengan hanya melihat lamanya tempo pengembalian atas investasi.
Payback period yang lebih pendek itulah yang disarankan untuk dipilih.
Dampak investasi yang berhubungan dengan masalah likuiditas perusahaan bisa
diminialisir.
Kekurangan Payback Period
Payback period mengabaikan proceeds atau penerimaan investasi yang diperoleh setelah
masa payback period tercapai.
Payback period tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang (value of money).
Payback period tidak memiliki informasi tentang tambahan value yang bisa diterima
perusahaan.
7. Payback period hanya mengukur rentang waktu kembalinya dana investasi. Tidak
menganalisa keuntungan investasi/proyek pembangunan yang sudah direncanakan.
3. Metode Average Rate of Return (ARR)
Metode penilaian investasi average rate of return ini menilai seberapa besar keuntungan dari
sebuah investasi. Keuntungan yang dimaksud adalah laba bersih setelah pajak yang dibandingkan
dengan nilai rata-rata dari investasi. Jadi ARR diukur dari laba perusahaan. Bukan arus kas
investasi perusahaan. Apabila hasil perhitungan angka ARR lebih besar daripada tingkat return
yang diisyaratkan. Maka investasi ini layak untuk lakukan. Namun apabila yang terjadi sebaliknya,
maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan.
Kelebihan Average Rate of Return
Metode ARR menggunakan data-data akuntansi yang telah tersedia. Tidak diperlukan
tambahan perhitungan.
Sebagai alat ukur bahwa investasi baru tidak berpengaruh negatif terhadap laba
perusahaan.
Mudah dimengerti. Sangat sederhana. Cukup dengan melihat laporan laba rugi perusahaan.
Kekurangan Average Rate of Return
Metode ARR mengabaikan nilai waktu dari uang (time value of money).
Pendekatan yang digunakan jangka pendek. Angka-angka yang digunakan saat ini bisa
menyesatkan diwaktu yang akan datang.
Terlalu memfokuskan pada nominal laba akuntansi. Mengabaikan aliran arus kas dari
investasi yang dijalankan.
Jangka waktu investasi tidak diperhitungkan.
4. Metode Internal Rate of Return (IRR)
Analisa metode penilaian Internal Rate of Return (IRR) adalah metode analisa investasi dengan
menghitung tingkat suku bunga yang menyamakan present value (nilai sekarang) investasi saat ini
dengan present value dari penerimaan arus kas dimasa yang akan datang. Metode IRR ini mungkin
metode yang paling sering dilakukan. Mungkin karena mudah digunakan dan banyak yang
beranggapan dan percaya bahwa perhitungan IRR adalah hitungan yang menunjukkan tingkat
return yang sebenarnya.
Kelebihan Internal Rate of Return (IRR)
Metode IRR tidak mengabaikan nilai waktu dari uang.
Dasar perhitungan menggunakan aliran arus kas.
Tidak berefek pada aliran arus kas selama periode investasi.
8. Hasil perhitungan dalam bentuk prosentase. Pengambilan keputusan investasi bisa
membuat prakiraan apabila discount rate tidak diketahui.
Metode IRR lebih mengutamakan cash initial atau kas awal daripada arus kas belakangan.
Kekurangan Internal Rate of Return (IRR)
Membutuhkan perhitungan biaya modal yang menjadi batas terbawah dari nilai yang
kemungkinan bisa dicapai.
Perhitungan IRR lebih rumit dibandingan metode yang lain. Harus trial and error apabila
tidak menggunakan software.
Tidak dapat membedakan antara proyek/investasi yang memiliki perbedaan dalam ukuran
dan keadaan investasi.
Dalam perhitungan bisa menghasilkan hasil IRR ganda atau bahkan tidak menghasilkan
nilai IRR sama sekali.
5. Modified Internal Rate of Return (MIRR)
Sehubungan dengan sangat popularnya penggunaan IRR untuk analisa kelayakan project dan
karena adanya kekurangan IRR untuk menghitung project yang mempunyai non normal cash flows
(multiple IRR ) sehingga muncullah modified IRR yang memberikan hasil perhitungan yang lebih
valid. Modified internal rate of return (MIRR) mengasumsikan bahwa cash flows dari semua
project akan dapat diinvestasikan kembali pada cost of capital yang berlawanan dengan IRR
project itu sendiri. Hal ini membuat modified internal rate of return memberikan indicator yang
lebih valid untuk profitability. Sama dengan IRR apabila MIRR > WACC maka project harus
diterima sedangkan apabila MIRR WACC maka project yang diterima yang mempunyai MIRR
paling besar.
Kelebihan MIRR adalah :
Memberikan informasi mengenai tambahan value untuk perusahaan dalam bentuk
percentage.
Sudah mempertimbangkan cost of capital.
Sudah mempertimbangkan time value of money.
Mempertimbankan semua cash flow.
Memperbaiki kekurangan IRR yang tidak bisa digunakan untuk project yang mempunyai
cash flow yang berubah
9. Kekurangan MIRR adalah :
Tidak memberikan informasi mengenai return suatu project dalam bentuk jumlah uang.
Dibutuhkan cost of capital untuk menghitung MIRR.
Mungkin tidak memberikan keputusan yang memaksimalkan value perusahaan ketika
digunakan untuk membandingkan proyek yang mutually exclusive.
Mungkin tidak memberikan keputusan yang memaksimalkan value perusahaan saat
digunakan untuk memilih proyek bila berhubungan dengan capital rationing.
Perbedaan IRR dengan MIRR
IRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan present value biaya (cash outflow) sama
dengan present value nilai terminal, di mana nilai terminal adalah future value dari arus kas masuk
(cash inflow) yang digandakan dengan biaya modal. Beberapa kelemahan metode IRR: Metode
IRR dapat menyebabkan pemilihan proyek yang keliru karena metode ini tidak memperhatikan
skala investasi. Evaluasi suatu proyek dengan menggunakan metode IRR mungkin akan
memberikan hasil yang kurang memuaskan.
MIRR memiliki kelebihan dibandingkan IRR karena MIRR mengasumsikan arus kas dari proyek
diinvestasikan kembali (digandakan) dengan menggunakan biaya modal. Selain itu MIRR juga
dapat menghindari masalah “multiple IRR” yang terjadi pada metode IRR.
Fungsi MIRR hampir sama dengan fungsi IRR didalam menghitung laju pengembalian sebuah
investasi. Bedanya, fungsi MIRR mengikutkan biaya uang atau dana yang dipinjamkan untuk
membiayai investasi dan menganggap kita akan menginvestasikan kembali uang yang dihasilkan.
Fungsi MIRR menganggap bahwa transaksi terjadi pada akhir periode dan menghasilkan suku
bunga ekuivalen untuk masa tersebut.
IRR menyiratkan metode perhitungan tingkat diskonto dengan mempertimbangkan faktor-faktor
internal, tingkat pengembaliannya terletak di mana NPV sama dengan nol, didasarkan pada prinsip
bahwa arus kas interim diinvestasikan kembali di IRR proyek, tidak terlalu akurat dibandingkan
dengan MIRR. Sedangkan MIRR menyinggung metode penganggaran modal yang menghitung
tingkat pengembalian dengan memperhitungkan biaya modal, tingkat pengembaliannya terletak di
mana NPV dari aliran masuk terminal sama dengan arus keluar yaitu investasi, didasarkan pada
prinsip bahwa arus kas terpisah dari arus kas awal diinvestasikan kembali pada tingkat
pengembalian perusahaan, MIRR lebih akurat dibandingkan dengan IRR karena MIRR mengukur
tingkat pengembalian yang sebenarnya.
10. KESIMPULAN
Break Even Point (BEP) merupakan suatu kondisi di mana suatu perusahaan tidak mendapatkan
keuantungan dan juga tidak mendapat kerugian. Analisa Break Even Point (BEP) merupakan
sebuah analisa untuk menentukan pada produksi atau tingkat penjualan berapa sehingga suatu
perusahaan berada pada posisi tidak untung dan tidak rugi, atau dengan kata lain berada pada titik
impas.
Titik impas atau titik Break Even Point (BEP) ini berguna bagi pimpinan dalam membuat
keputusan bisnis, yaitu harus memproduksi atau menjual pada jumlah berapa sehingga perusahaan
tidak mengalami kerugian. Sehingga pimpinan tahu, apabila ingin jumlah keuntungan tertentu
maka harus memproduksi atau dapat menjual suatu jumlah yang dihitung berdasarkan titik impas
tersebut. Dalam menetukan titik impas tidak lepas dari penggunaan asumsi-asumsi dasar yang
harus dipenuhi. Paling tidak ada empat hal yang harus dipenuhi agar dapat menghitung titik impas,
yaitu biaya tetap, biaya variable, harga jual per unit, dan produksi/penjualan maksimum.
Analisis Break Even Point (BEP) mempunyai manfaat sebagai dasar perencanaan produksi dan
penjualan bagi pimpinan perusahaan. Akan tetapi di balik kegunaannya, analisa ini juga
menyimpan kekurangan-kekurangan berkaitan dengan linierity, klasifikasi biaya, dan jangka
waktu penggunaan. Metode menghitung Break Even Point (BEP) ada beberapa cara, yaitu metode
persamaan, metode kontribusi unit, metode grafis, metode Net Present Value (NPV), metode
Payback Period (PP), metode Internal Rate of Return (IRR), metode Modified Internal Rate of
Return (MIRR), dan sebagainya. Metode-metode ini apabila diterapkan akan menghasilkan angka
yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
"Putra, Y. M., (2017). Analisis Penilaian dan Penerapan Keputusan Investasi. Modul Kuliah
Manajemen Keuangan. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta".
http://nichonotes.blogspot.com/2017/12/metode-penilaian-investasi.html
https://zahiraccounting.com/id/blog/break-even-point-bep/
http://sunethz.blogspot.com/2011/06/kelebihan-dan-kelemahan-dari-masing.html
http://madces.blogspot.com/2011/02/capital-budgeting-decision-process.html