SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
AKTUALISASI “CHECKS AND BALANCES”
ANTAR
LEMBAGA EKSEKUTIF, LEGISLATIF DAN
YUDIKATIF
2009
DEDDY S BRATAKUSUMAH, PhD
0816968367
deddys@bappenas.go.id
PEMISAHAN KEKUASAAN
Model pemisahan kekuasaan yang dikenal dengan nama
“Trias Politica”
Dalam ilmu politik kontemporer pertama kali dikenalkan oleh
John Locke (1632 - 1704) dan Montesquie (1689 -1755),
menurut model ini pemegang kekuasaan pemerintahan dibagi
menjadi pilar-pilar:
(1) eksekutif,
(2) legislatif,
(3) yudikatif.
PEMISAHAN KEKUASAAN MENURUT UUD 1945
AUDITOR EKSEKUTIF LEGISLATIF YUDIKATIF
MA
MK
DPR
DPD
PRESIDENBPK
KY
MPR
INTERAKSI ANTAR PILAR
1. Interaksi DPR Dengan Presiden
a. Presiden mengajukan RUU kepada DPR.
Presiden menyatakan perang dengan persetjuan DPR
Presiden membuat perjanjian internasional dengan persetujuan
DPR
Presiden mengangkat/menerima Duta dengan pertimbangan DPR
Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan pertimbangan DPR
Presiden tak dapat membekukan dan/atau membubarkan DPR
presiden berhak membuat PERPPU dalam kegentingan memaksa
b. DPR mengusulkan pemberhentian Presiden dan/atau Wakil
Presiden kepada MPR, setelah meminta MK untuk memeriksa dan
memutus pendapat DPR.
DPR memegang kekuasaan membentuk UU
DPR dan Presiden membahas RUU, untuk disetujui bersama
DPR memiliki fungsi Legislasi, Anggaran, Pengawasan
DPR menyetuji PERPPU.
INTERAKSI ANTAR PILAR
2. Interaksi MPR Dengan Presiden
Melantik Presiden (dan/atau Wakil Presiden).
Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden
3. Interaksi BPK Dengan DPR
BPK memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan negara.
Anggota BPK dipilih oleh DPR
BPK menyerahkan hasil pemeriksaan keuangan negara
kepada DPR.
4. Interaksi BPK Dengan DPD
BPK memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan negara.
DPD memberikan pertimbangan pemilihan anggota BPK
BPK menyerahkan hasil pemeriksaan keuangan negara
kepada DPD.
INTERAKSI ANTAR PILAR
5. Interaksi Presiden Dengan MA
Presiden menetapkan hakim agung yang dipilih DPR atas
usulan KY.
6. Interaksi Presiden Dengan MK
Presiden menetapkan Hakim Konstitusi diajukan oleh DPR,
MA dan Presiden.
7. Interaksi Presiden Dengan KY
Presiden mengangkat dan memberhentikan anggota KY
dengan persetujuan DPR.
8. Interaksi KY Dengan DPR
KY memilih dan mengusulkan hakim agung kepada DPR.
INTERAKSI ANTAR PILAR
9. Interaksi DPD Dengan DPR
DPD dapat mengajukan RUU tertentu ke DPR.
DPD ikut membahas RUU tententu di DPR.
DPD mengawasi pelaksanaan UU tertentu, dan
menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR sebagai
bahan pertimbangan.
AMERIKA SERIKAT
INTERAKSI ANTAR PILAR DI AMERIKA
SERIKAT
1. Interaksi Kongres Dengan Presiden
Kongres menyetujui usulan peraturan perundangan dari
Presiden. Kongres mengontrol budget. Kongres dapat meloloskan
undang-undang meski ada veto dari Presiden. Kongres dapat
melengserkan (impeach) Presiden.
Presiden dapat memveto undang-undang yang dihasilkan oleh
Kongres
2. Interaksi Kongres Dengan Mahkamah
Kongres memutuskan nominasi hakim (judge) dari presiden.
Kongres dapat melengserkan hakim.
Mahkamah dapat menyatakan bahwa undang-undang tidak
konstitusional.
INTERAKSI ANTAR PILAR DI AMERIKA SERIKAT
3. Interaksi Mahkamah Dengan Presiden
Presiden menominasikan para hakim (judges).
Mahkamah dapat menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan
oleh presiden adalah melanggar konstitusi (inconstitutional).
JEPANG
INTERAKSI ANTAR PILAR DI JEPANG
1. Interaksi Diet dengan Kabinet
Kabinet secara kolektif bertanggung jawab kepada Diet, dan
minimal setengah dari anggota kabinet merangkap anggota
Diet.Diet memilih PM dari anggotanya.
Diet memiliki hak untuk mengeluarkan mosi tidak percaya
terhadap anggota kabinet, sementara itu kabinet memiliki
kekuasaan untuk membubarkan Diet.
2. Interaksi Diet dengan Judiciary
Judiciary memiliki kekuasaan untuk menentukan
konstitusionalitas dari undang-undang yang diterbitkan oleh Diet.
Diet memiliki kekuasaan untuk mengajukan proses
“impeachment” untuk mengganti hakim dari jabatannya.
INTERAKSI ANTAR PILAR DI JEPANG
3. Interaksi Kabinet dengan Judiciary
Kabinet menetapkan hakim dan anggota mahkamah agung.
Judiciary mengawasi konstitusionalitas dari peraturan yang
dikeluarkan oleh eksekutif, dan mengatur adminstrasi proses
litigasi.
4. Interaksi Diet dengan Kaisar
Kaisar tidak memiliki kewenangan pemerintahan. Dalam hal
memimpin sidang Diet, mengumumkan undang-undang,
membubarkan dewan perwakilan rakyat, dan berbagai kegiatan
kenegaraan yang terbatas yang dilakukan Kaisar, didasarkan atas
masukan dari kabinet.
INTERAKSI ANTAR PILAR DI JEPANG
5. Interaksi Majelis Tinggi (House of Councillors) dan Majelis
Rendah (DPR)
Kedua majelis ini independent. Kebijakan Diet merupakan
kesepakatan bersama kedua majelis.
Perihal budget, perjanjian, dan penentuan PM merupakan
kewenangan Majelis Rendah. Artinya apabila tidak ada
kesepakatan dalam keputusan yang menyangkut ketiga hal
tersebut, maka keputusan Majelis Rendah menjadi keputusan
Diet. Budget awal pembicaraannya dilakukan di Majelis
Rendah.
TERKAIT DENGAN STRATEGI PEMBANGUNAN
NASIONAL 2010-2014
Hanya dapat dikenakan mekanisme checks dari DPR
terhadap eksekutif (pemerintah), melalui berbagai
fungsi yang dimilikinya.
Setelah pembangunan dilaksanakan setiap tahun
dilakukan audit oleh kekuasaan lain yakni BPK.
KEBERHASILAN STRATEGI PEMBANGUNAN
NASIONAL 2010-2014
Keberhasilan Strategi Pembangunan Nasional 2010 – 2014
bergantung kepada bagaimana eksekutif dapat “membuat
DPR memahami dan menyetujui” rencana yang dibuat oleh
eksekutif, dalam bentuk persetujuan anggaran (APBN)
Karenanya presiden Indonesia (sistem presidential)
mempertimbangkan kekuatan di DPR dalam menyusun
kabinetnya agar mendapat dukungan dari DPR.
Dengan dukungan DPR maka semua rencana yang dibuat
oleh eksekutif dapat dibiayai dan dilaksanakan.
PENUTUP
Indonesia menerapkan pemisahan kekuasaan, namun
model demokrasi dan sistem pemerintahan yang diterapkan
di Indonesia tidak memiliki konsistensi antara satu sistem
dengan yang lainnya.
Akibat inkonsistensi ini maka penerapan checks and
balances diantara pemegang kekuasaan mengalami
berbagai hambatan.
SARAN
Bagi Indonesia, suatu bangsa yang plural, maka:
1. Sistem demokrasi yang tepat adalah “consensus
democracy”,
2. Sistem parlemen yang tepat “bicameralism”, dan kekuasaan
antar kamar dalam parlemen yang setara (balanced
bicameralism) atau “strong bicameralism”,
3. Sistem pemerintahan yang tepat presidential, dengan
menerapkan “kabinet koalisi” dari berbagai partai yang
memiliki kesamaan azas (policy-based coalition).

More Related Content

What's hot

Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Adhi Panjie Gumilang
 
Negara hukum dan negara hukum demokratis
Negara hukum dan negara hukum demokratisNegara hukum dan negara hukum demokratis
Negara hukum dan negara hukum demokratis
Lalola Kaban
 
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan IndonesiaPPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
worodyah
 
Hukum publik dan hukum privat
Hukum publik dan hukum privatHukum publik dan hukum privat
Hukum publik dan hukum privat
Allo Martins
 

What's hot (20)

Konsep dasar pemerintahan
Konsep dasar pemerintahanKonsep dasar pemerintahan
Konsep dasar pemerintahan
 
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
 
Negara hukum rule of law
Negara hukum rule of lawNegara hukum rule of law
Negara hukum rule of law
 
Bentuk negara : sistem pemerintahan polybios
Bentuk negara : sistem pemerintahan polybiosBentuk negara : sistem pemerintahan polybios
Bentuk negara : sistem pemerintahan polybios
 
Negara hukum dan negara hukum demokratis
Negara hukum dan negara hukum demokratisNegara hukum dan negara hukum demokratis
Negara hukum dan negara hukum demokratis
 
Dinamika Penerapan Demokrasi Pancasila
Dinamika Penerapan Demokrasi PancasilaDinamika Penerapan Demokrasi Pancasila
Dinamika Penerapan Demokrasi Pancasila
 
Dasar dasar politik hukum
Dasar dasar politik hukumDasar dasar politik hukum
Dasar dasar politik hukum
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Hukum konstitusi
Hukum konstitusiHukum konstitusi
Hukum konstitusi
 
Sistim Sosial Politik
Sistim Sosial PolitikSistim Sosial Politik
Sistim Sosial Politik
 
Bentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahanBentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahan
 
Aktualisasi "Checks and Balances" in Indonesia
Aktualisasi "Checks and Balances" in IndonesiaAktualisasi "Checks and Balances" in Indonesia
Aktualisasi "Checks and Balances" in Indonesia
 
aliran kriminologi
aliran kriminologialiran kriminologi
aliran kriminologi
 
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan IndonesiaPPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
 
UU No 30_2014 ttg Adm Pemerintahan
UU No 30_2014 ttg Adm PemerintahanUU No 30_2014 ttg Adm Pemerintahan
UU No 30_2014 ttg Adm Pemerintahan
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan
 
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi TerpimpinDemokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin
 
Hukum publik dan hukum privat
Hukum publik dan hukum privatHukum publik dan hukum privat
Hukum publik dan hukum privat
 

Viewers also liked

Dana Desa dan Perusahaan
Dana Desa dan PerusahaanDana Desa dan Perusahaan
Dana Desa dan Perusahaan
primahendra
 
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasiPotensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
Sumardi Arahbani
 
Modul mesin bubut 7 (1)
Modul mesin bubut 7 (1)Modul mesin bubut 7 (1)
Modul mesin bubut 7 (1)
Eko Supriyadi
 
MENGATASAI KESENJANGAN ANTAR DAERAH DALAM UPAYA MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN ...
MENGATASAI KESENJANGAN ANTAR DAERAH DALAM UPAYA MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN ...MENGATASAI KESENJANGAN ANTAR DAERAH DALAM UPAYA MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN ...
MENGATASAI KESENJANGAN ANTAR DAERAH DALAM UPAYA MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN ...
Deddy Supriady Bratakusumah
 

Viewers also liked (19)

Dana Desa dan Perusahaan
Dana Desa dan PerusahaanDana Desa dan Perusahaan
Dana Desa dan Perusahaan
 
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasiPotensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
 
Tugas sistem informasi bisnis
Tugas sistem informasi bisnisTugas sistem informasi bisnis
Tugas sistem informasi bisnis
 
Slide website allshope
Slide website allshopeSlide website allshope
Slide website allshope
 
Inpari 30
Inpari 30Inpari 30
Inpari 30
 
Mesin pengering bbs
Mesin pengering bbsMesin pengering bbs
Mesin pengering bbs
 
Modul mesin bubut 7 (1)
Modul mesin bubut 7 (1)Modul mesin bubut 7 (1)
Modul mesin bubut 7 (1)
 
MENGATASAI KESENJANGAN ANTAR DAERAH DALAM UPAYA MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN ...
MENGATASAI KESENJANGAN ANTAR DAERAH DALAM UPAYA MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN ...MENGATASAI KESENJANGAN ANTAR DAERAH DALAM UPAYA MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN ...
MENGATASAI KESENJANGAN ANTAR DAERAH DALAM UPAYA MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN ...
 
Otonomi pendidikan
Otonomi pendidikanOtonomi pendidikan
Otonomi pendidikan
 
Policy as a Concept, Procedures and Case Study
Policy as a Concept, Procedures and Case StudyPolicy as a Concept, Procedures and Case Study
Policy as a Concept, Procedures and Case Study
 
Bureaucratic reform and National competitiveness
Bureaucratic reform and National competitivenessBureaucratic reform and National competitiveness
Bureaucratic reform and National competitiveness
 
Marker Making in Apparel Industry
Marker Making in Apparel IndustryMarker Making in Apparel Industry
Marker Making in Apparel Industry
 
Reformasi dan Peran Birokrasi
Reformasi dan Peran BirokrasiReformasi dan Peran Birokrasi
Reformasi dan Peran Birokrasi
 
Service delivery indonesia
Service delivery indonesiaService delivery indonesia
Service delivery indonesia
 
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SASARAN KERJA PEGAWAI DI DINAS KOMINFO JATIM
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SASARAN KERJA PEGAWAI DI DINAS KOMINFO JATIMRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SASARAN KERJA PEGAWAI DI DINAS KOMINFO JATIM
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SASARAN KERJA PEGAWAI DI DINAS KOMINFO JATIM
 
Elsa
ElsaElsa
Elsa
 
Masalah Pembentukan Daerah Otonom Baru
Masalah Pembentukan Daerah Otonom BaruMasalah Pembentukan Daerah Otonom Baru
Masalah Pembentukan Daerah Otonom Baru
 
The house of regional representative
The house of regional representativeThe house of regional representative
The house of regional representative
 

Similar to Aktualisasi Checks and Balances Antar Lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif

Tugas dan wewenang presiden, mpr, dpr, bpk, ma, & mk
Tugas dan wewenang presiden, mpr, dpr, bpk, ma, & mkTugas dan wewenang presiden, mpr, dpr, bpk, ma, & mk
Tugas dan wewenang presiden, mpr, dpr, bpk, ma, & mk
Operator Warnet Vast Raha
 
Bpk, dpr, presiden, dpr, dpd, wapres, ma, mk, ky
Bpk, dpr, presiden, dpr, dpd, wapres, ma, mk, kyBpk, dpr, presiden, dpr, dpd, wapres, ma, mk, ky
Bpk, dpr, presiden, dpr, dpd, wapres, ma, mk, ky
Operator Warnet Vast Raha
 
Sistem penyelenggaraan org. negara
Sistem penyelenggaraan org. negaraSistem penyelenggaraan org. negara
Sistem penyelenggaraan org. negara
Fira Nursya`bani
 

Similar to Aktualisasi Checks and Balances Antar Lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif (20)

Struktur lembaga negara republik indonesia
Struktur lembaga negara republik indonesiaStruktur lembaga negara republik indonesia
Struktur lembaga negara republik indonesia
 
Take home perbandingan htn
Take home perbandingan htnTake home perbandingan htn
Take home perbandingan htn
 
Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...
Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...
Kelas Legislatif GmnI FISIP Undip: Studi Parlemen, Peran Lembaga Perwakilan D...
 
Tugas dan wewenang presiden, mpr, dpr, bpk, ma, & mk
Tugas dan wewenang presiden, mpr, dpr, bpk, ma, & mkTugas dan wewenang presiden, mpr, dpr, bpk, ma, & mk
Tugas dan wewenang presiden, mpr, dpr, bpk, ma, & mk
 
Pembelajaran 1
Pembelajaran 1Pembelajaran 1
Pembelajaran 1
 
Tugas dan wewenang dari lembaga negara
Tugas dan wewenang dari lembaga negaraTugas dan wewenang dari lembaga negara
Tugas dan wewenang dari lembaga negara
 
Rpp sm 2
Rpp sm 2Rpp sm 2
Rpp sm 2
 
ppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptxppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptx
 
Kewarganegaraan
KewarganegaraanKewarganegaraan
Kewarganegaraan
 
Wewenang
WewenangWewenang
Wewenang
 
Presentasi tia
Presentasi tiaPresentasi tia
Presentasi tia
 
8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara
 
Tugas mpr
Tugas mprTugas mpr
Tugas mpr
 
Bpk, dpr, presiden, dpr, dpd, wapres, ma, mk, ky
Bpk, dpr, presiden, dpr, dpd, wapres, ma, mk, kyBpk, dpr, presiden, dpr, dpd, wapres, ma, mk, ky
Bpk, dpr, presiden, dpr, dpd, wapres, ma, mk, ky
 
7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negara7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negara
 
Sistem penyelenggaraan org. negara
Sistem penyelenggaraan org. negaraSistem penyelenggaraan org. negara
Sistem penyelenggaraan org. negara
 
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGANpkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
pkn smp bab 3 TATA URUTAN PERUNDANG UNDANGAN
 
Administrasi Negara
Administrasi NegaraAdministrasi Negara
Administrasi Negara
 
Tugas dan wewenang lembaga negara
Tugas dan wewenang lembaga negaraTugas dan wewenang lembaga negara
Tugas dan wewenang lembaga negara
 
Lembaga negara
Lembaga negaraLembaga negara
Lembaga negara
 

More from Deddy Supriady Bratakusumah

More from Deddy Supriady Bratakusumah (20)

Embracing Innovation as an Approach to Increasing Service.pptx
Embracing Innovation as an Approach to Increasing Service.pptxEmbracing Innovation as an Approach to Increasing Service.pptx
Embracing Innovation as an Approach to Increasing Service.pptx
 
Konsep Dasar Penyusunan Anggaran
Konsep Dasar Penyusunan Anggaran Konsep Dasar Penyusunan Anggaran
Konsep Dasar Penyusunan Anggaran
 
Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang PertumbuhanKoperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
Koperasi dan UMKM Basis Kekuatan Ekonomi Rakyat Penopang Pertumbuhan
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHPERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
 
Penyusunan Rencana-Strategis-Daerah
Penyusunan Rencana-Strategis-DaerahPenyusunan Rencana-Strategis-Daerah
Penyusunan Rencana-Strategis-Daerah
 
Konsep Manstra-Manja-Perangkat Daerah
Konsep Manstra-Manja-Perangkat DaerahKonsep Manstra-Manja-Perangkat Daerah
Konsep Manstra-Manja-Perangkat Daerah
 
Empowering Local Governance for Development
Empowering Local Governance for DevelopmentEmpowering Local Governance for Development
Empowering Local Governance for Development
 
Akuntabilitas Keuangan Daerah. (Local Finance Accountability)
Akuntabilitas Keuangan Daerah. (Local Finance Accountability)Akuntabilitas Keuangan Daerah. (Local Finance Accountability)
Akuntabilitas Keuangan Daerah. (Local Finance Accountability)
 
Pelaksanaan dan Penatausahaan Keuangan Daerah.(Spending and Accounting Local ...
Pelaksanaan dan Penatausahaan Keuangan Daerah.(Spending and Accounting Local ...Pelaksanaan dan Penatausahaan Keuangan Daerah.(Spending and Accounting Local ...
Pelaksanaan dan Penatausahaan Keuangan Daerah.(Spending and Accounting Local ...
 
Wujud Pengelolaan Keuangan Daerah (Local Finance Management)
Wujud Pengelolaan Keuangan Daerah (Local Finance Management)Wujud Pengelolaan Keuangan Daerah (Local Finance Management)
Wujud Pengelolaan Keuangan Daerah (Local Finance Management)
 
Pengelola Keuangan Daerah.(Local Finance Manager)
Pengelola Keuangan Daerah.(Local Finance Manager)Pengelola Keuangan Daerah.(Local Finance Manager)
Pengelola Keuangan Daerah.(Local Finance Manager)
 
Pengelolaan Asset dan Pendapatan (Management of Local Assets and Revenues)
Pengelolaan Asset dan Pendapatan (Management of Local Assets and Revenues)Pengelolaan Asset dan Pendapatan (Management of Local Assets and Revenues)
Pengelolaan Asset dan Pendapatan (Management of Local Assets and Revenues)
 
Retribusi Daerah.(Retribution)
Retribusi Daerah.(Retribution)Retribusi Daerah.(Retribution)
Retribusi Daerah.(Retribution)
 
Pajak Daerah.(Local Tax)
Pajak Daerah.(Local Tax)Pajak Daerah.(Local Tax)
Pajak Daerah.(Local Tax)
 
SUMBER KEUANGAN DAERAH (LOCAL REVENUES)
SUMBER KEUANGAN DAERAH (LOCAL REVENUES)SUMBER KEUANGAN DAERAH (LOCAL REVENUES)
SUMBER KEUANGAN DAERAH (LOCAL REVENUES)
 
HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH (CENTRAL AND LOCAL GOVERNMANT FISCAL SCHEME)
HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH (CENTRAL AND LOCAL GOVERNMANT FISCAL SCHEME)HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH (CENTRAL AND LOCAL GOVERNMANT FISCAL SCHEME)
HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH (CENTRAL AND LOCAL GOVERNMANT FISCAL SCHEME)
 
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH (PUBLIC FINANCE POLICY)
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH (PUBLIC FINANCE POLICY)KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH (PUBLIC FINANCE POLICY)
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH (PUBLIC FINANCE POLICY)
 
Fungsi Keuangan Pemerintah Daerah (Function of Local Government Finance)
Fungsi Keuangan Pemerintah Daerah (Function of Local Government Finance)Fungsi Keuangan Pemerintah Daerah (Function of Local Government Finance)
Fungsi Keuangan Pemerintah Daerah (Function of Local Government Finance)
 
KEUANGAN NEGARA (PUBLIC FINANCE)
KEUANGAN NEGARA (PUBLIC FINANCE)KEUANGAN NEGARA (PUBLIC FINANCE)
KEUANGAN NEGARA (PUBLIC FINANCE)
 
FISCAL DECENTRALIZATION IN INDONESIA
FISCAL DECENTRALIZATION IN INDONESIAFISCAL DECENTRALIZATION IN INDONESIA
FISCAL DECENTRALIZATION IN INDONESIA
 

Aktualisasi Checks and Balances Antar Lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif

  • 1. AKTUALISASI “CHECKS AND BALANCES” ANTAR LEMBAGA EKSEKUTIF, LEGISLATIF DAN YUDIKATIF 2009 DEDDY S BRATAKUSUMAH, PhD 0816968367 deddys@bappenas.go.id
  • 2. PEMISAHAN KEKUASAAN Model pemisahan kekuasaan yang dikenal dengan nama “Trias Politica” Dalam ilmu politik kontemporer pertama kali dikenalkan oleh John Locke (1632 - 1704) dan Montesquie (1689 -1755), menurut model ini pemegang kekuasaan pemerintahan dibagi menjadi pilar-pilar: (1) eksekutif, (2) legislatif, (3) yudikatif.
  • 3. PEMISAHAN KEKUASAAN MENURUT UUD 1945 AUDITOR EKSEKUTIF LEGISLATIF YUDIKATIF MA MK DPR DPD PRESIDENBPK KY MPR
  • 4. INTERAKSI ANTAR PILAR 1. Interaksi DPR Dengan Presiden a. Presiden mengajukan RUU kepada DPR. Presiden menyatakan perang dengan persetjuan DPR Presiden membuat perjanjian internasional dengan persetujuan DPR Presiden mengangkat/menerima Duta dengan pertimbangan DPR Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan pertimbangan DPR Presiden tak dapat membekukan dan/atau membubarkan DPR presiden berhak membuat PERPPU dalam kegentingan memaksa b. DPR mengusulkan pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden kepada MPR, setelah meminta MK untuk memeriksa dan memutus pendapat DPR. DPR memegang kekuasaan membentuk UU DPR dan Presiden membahas RUU, untuk disetujui bersama DPR memiliki fungsi Legislasi, Anggaran, Pengawasan DPR menyetuji PERPPU.
  • 5. INTERAKSI ANTAR PILAR 2. Interaksi MPR Dengan Presiden Melantik Presiden (dan/atau Wakil Presiden). Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden 3. Interaksi BPK Dengan DPR BPK memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara. Anggota BPK dipilih oleh DPR BPK menyerahkan hasil pemeriksaan keuangan negara kepada DPR. 4. Interaksi BPK Dengan DPD BPK memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara. DPD memberikan pertimbangan pemilihan anggota BPK BPK menyerahkan hasil pemeriksaan keuangan negara kepada DPD.
  • 6. INTERAKSI ANTAR PILAR 5. Interaksi Presiden Dengan MA Presiden menetapkan hakim agung yang dipilih DPR atas usulan KY. 6. Interaksi Presiden Dengan MK Presiden menetapkan Hakim Konstitusi diajukan oleh DPR, MA dan Presiden. 7. Interaksi Presiden Dengan KY Presiden mengangkat dan memberhentikan anggota KY dengan persetujuan DPR. 8. Interaksi KY Dengan DPR KY memilih dan mengusulkan hakim agung kepada DPR.
  • 7. INTERAKSI ANTAR PILAR 9. Interaksi DPD Dengan DPR DPD dapat mengajukan RUU tertentu ke DPR. DPD ikut membahas RUU tententu di DPR. DPD mengawasi pelaksanaan UU tertentu, dan menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR sebagai bahan pertimbangan.
  • 9. INTERAKSI ANTAR PILAR DI AMERIKA SERIKAT 1. Interaksi Kongres Dengan Presiden Kongres menyetujui usulan peraturan perundangan dari Presiden. Kongres mengontrol budget. Kongres dapat meloloskan undang-undang meski ada veto dari Presiden. Kongres dapat melengserkan (impeach) Presiden. Presiden dapat memveto undang-undang yang dihasilkan oleh Kongres 2. Interaksi Kongres Dengan Mahkamah Kongres memutuskan nominasi hakim (judge) dari presiden. Kongres dapat melengserkan hakim. Mahkamah dapat menyatakan bahwa undang-undang tidak konstitusional.
  • 10. INTERAKSI ANTAR PILAR DI AMERIKA SERIKAT 3. Interaksi Mahkamah Dengan Presiden Presiden menominasikan para hakim (judges). Mahkamah dapat menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh presiden adalah melanggar konstitusi (inconstitutional).
  • 12. INTERAKSI ANTAR PILAR DI JEPANG 1. Interaksi Diet dengan Kabinet Kabinet secara kolektif bertanggung jawab kepada Diet, dan minimal setengah dari anggota kabinet merangkap anggota Diet.Diet memilih PM dari anggotanya. Diet memiliki hak untuk mengeluarkan mosi tidak percaya terhadap anggota kabinet, sementara itu kabinet memiliki kekuasaan untuk membubarkan Diet. 2. Interaksi Diet dengan Judiciary Judiciary memiliki kekuasaan untuk menentukan konstitusionalitas dari undang-undang yang diterbitkan oleh Diet. Diet memiliki kekuasaan untuk mengajukan proses “impeachment” untuk mengganti hakim dari jabatannya.
  • 13. INTERAKSI ANTAR PILAR DI JEPANG 3. Interaksi Kabinet dengan Judiciary Kabinet menetapkan hakim dan anggota mahkamah agung. Judiciary mengawasi konstitusionalitas dari peraturan yang dikeluarkan oleh eksekutif, dan mengatur adminstrasi proses litigasi. 4. Interaksi Diet dengan Kaisar Kaisar tidak memiliki kewenangan pemerintahan. Dalam hal memimpin sidang Diet, mengumumkan undang-undang, membubarkan dewan perwakilan rakyat, dan berbagai kegiatan kenegaraan yang terbatas yang dilakukan Kaisar, didasarkan atas masukan dari kabinet.
  • 14. INTERAKSI ANTAR PILAR DI JEPANG 5. Interaksi Majelis Tinggi (House of Councillors) dan Majelis Rendah (DPR) Kedua majelis ini independent. Kebijakan Diet merupakan kesepakatan bersama kedua majelis. Perihal budget, perjanjian, dan penentuan PM merupakan kewenangan Majelis Rendah. Artinya apabila tidak ada kesepakatan dalam keputusan yang menyangkut ketiga hal tersebut, maka keputusan Majelis Rendah menjadi keputusan Diet. Budget awal pembicaraannya dilakukan di Majelis Rendah.
  • 15. TERKAIT DENGAN STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL 2010-2014 Hanya dapat dikenakan mekanisme checks dari DPR terhadap eksekutif (pemerintah), melalui berbagai fungsi yang dimilikinya. Setelah pembangunan dilaksanakan setiap tahun dilakukan audit oleh kekuasaan lain yakni BPK.
  • 16. KEBERHASILAN STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL 2010-2014 Keberhasilan Strategi Pembangunan Nasional 2010 – 2014 bergantung kepada bagaimana eksekutif dapat “membuat DPR memahami dan menyetujui” rencana yang dibuat oleh eksekutif, dalam bentuk persetujuan anggaran (APBN) Karenanya presiden Indonesia (sistem presidential) mempertimbangkan kekuatan di DPR dalam menyusun kabinetnya agar mendapat dukungan dari DPR. Dengan dukungan DPR maka semua rencana yang dibuat oleh eksekutif dapat dibiayai dan dilaksanakan.
  • 17. PENUTUP Indonesia menerapkan pemisahan kekuasaan, namun model demokrasi dan sistem pemerintahan yang diterapkan di Indonesia tidak memiliki konsistensi antara satu sistem dengan yang lainnya. Akibat inkonsistensi ini maka penerapan checks and balances diantara pemegang kekuasaan mengalami berbagai hambatan.
  • 18. SARAN Bagi Indonesia, suatu bangsa yang plural, maka: 1. Sistem demokrasi yang tepat adalah “consensus democracy”, 2. Sistem parlemen yang tepat “bicameralism”, dan kekuasaan antar kamar dalam parlemen yang setara (balanced bicameralism) atau “strong bicameralism”, 3. Sistem pemerintahan yang tepat presidential, dengan menerapkan “kabinet koalisi” dari berbagai partai yang memiliki kesamaan azas (policy-based coalition).