mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
MENGENAL POLYBIUS
1. Polybius (Πολύβιος) adalah seorang sejarawan Yunani pada periode
Helenistik yang dikenal akan bukunya yang berjudul The Histories. . Ia juga dikenal
akan gagasannya mengenai sistem pemerintahan, yang digunakan dalamL’esprit des
lois Montesquieu. Ayahnya adalah seorang wakil kepala kebijakan netralitas selama
perang Roma terhadap Perseus Makedonia. Dia menarik kecurigaan dari Roma,
dan sebagai hasilnya, Polybius anaknya adalah salah satu dari 1000 Achaea mulia
yang pada 168 SM diangkut ke Roma sebagai sandera, dan ditahan di sana selama
17 tahun. Ia lahir pada tahun 203 SM dan dibesarkan di kota Achaean,
Megalopolis, Polybius juga murid Aristoteles.
Polybios juga terkenal dengan teorinya yang disebut Cyclus Theory, yang
sebenarnya merupakan pengembangan lebih lanjut dari ajaran Aristoteles dengan
sedikit perubahan, yaitu mengganti bentuk pemerintahan Politea dengan
demokrasi.
POLYBIUS
2. Polybius lahir pada tahun kira-kira 203 SM atau 198 SM di Megalopolis, Arcadia. Ia
adalah seorang Yunani yang berasal dari suku Achaea yang juga ia merupakan
seorang keturunan bangsawan. Ayahnya yang seorang bangsawan sekaligus negarawan
ikut membuat Polybius dekat dengan kalangan legislatif dan militer. Oleh karena itu,
pada saat muda ia telah menjadi anggota liga Achea dan mempunyai peranan penting
di dalam liga tersebut. Karir Militer melesat ketika ia menjadi seorang komandan
Kavaleri ketika perang Macedonia II melawan Romawi. Pada perang di Pydna tahun
168 M, Yunani yang kalah dalam perperangan melawan Romawi memaksa Polybius
menjadi tahanan dan tawanan oleh pihak Romawi, dia sendiri dibawa ke kota Roma.
Oleh pemerintah Romawi ia ditempatkan di rumah Aemilius Paulus, seorang
pembesar Roma. Dalam prosesnya ia akrab dengan anak Aemilius Paulus, yaitu Scipio
Aemilius, persahabatan dan keakrabannya ini kelak akan mengubah jalan hidupnya di
Roma.
MASA HIDUP POLYBIUS
3. Mengapa Romawi mampu menaklukkan dunia?
Mungkin secara imajinatif bisa sedikit digambarkan mengenai apa yang ada
dipikirannya ketika ia mulai menulis karya tulisnya yang berhubungan dengan politik-
sejarah-sastra- dan tentu saja Romawi itu sendiri.
Secara kasar bisa digambarkan seorang Polybius adalah seorang Legislator, negarawan
dan pejabat militer pengkhianat, dimana ia menuliskan suatu karya yang
mengagungkan bangsa dan negara penjajahnya. Karyanya The Histories, mengambarkan
hal tersebut. Ia pertama – tama membuat sebuah Hipotesis bahwa Kebijakan politik
dan Konstitusi Roma yang menyebabkan daerah – daerah yang diserang Romawi
mampu takluk dalam kurun waktu kurang dari 53 tahun. cara pandang Polybius di
dalam karya The Historiesnya. Alih – alih ingin menjelaskan tentang Romawi, pada
bab 6 The historiesnya, ia malah mengagunggkan Romawi dengan konstitusinya. Ia
menganalisis institusi politik yang ada di Roma dan menyatakan undang – undang
yang digunakan Roma yang menyebabkan Romawi menjadi kuat, selain itu
konstitusinya yang membuat Romawi lebih berhasil dibandingkan Yunani.
KARYA YANG DIHASILKAN
4. MONARKI
TEORI POLYBIOS – POLYBIUS
CYCLES (200 – 118 SM)
TYRANNI
ARISTOKRASI
OLIGARKI
DEMOKRASI
OKHLOKRASI
Okhlokrasi : Pemerintahan yang liar dari rakyat gembel dan hina
5. Pemerintahan Monraki merupakan bentuk pemerintahan yang baik karena
mengutamakan kepentingan umum. namun, hal tiu hanya pada awalnya saja,
karena lama kelamaan raja tidak lagi memperhatikan rakyat, tetapi justru
cenderung bersikap sewenang-wenang dalam memerintah. Akhirnya
pemerintahan monarki pun berubah menjadi tirani.
MONARKI
6. Pemerintahan tirani yang dijalankan untuk kepentingan pribadi ini, memunculkan
inisiatif dari para bangsawan untuk melawannya. Hingga terjadilah pengambil
alihan kekuasaan. Lalu pemerintahan dipegang oleh beberapa orang yang
dijalankan untuk kepentingan umum.Pemerintahan tirani pun berubah menjadi
aristokrasi.
TIRANI
7. Pemerintahan aristokrasi, pada mulanya memang baik karena dijalankan untuk
kepentingan umum. Namun, lama-kelamaan tidak lagi mengutamakan keadilan
karena dijalankan untuk kepentingan pribadi. Akhirnya bentuk pemerintahan
aristokrasi bergeser menjadi oligarki.
ARISTOKRASI
8. pemerintahan oligarki ini, pada perkembangannya tidak dirasakan adanya
keadilan, maka munculah pemberontakan dari rakyat untuk mengambil alih
kekuasaan. Kemudian pemerintahan pun dijalankan oleh rakyat untuk
kepentinganrakyat. Oligarki berubah menjadi demokrasi.
OLIGARKI
9. pemerintahan demokrasi ini, ternyata banyak terjadi penyimpangan-
penyimpangan, antara lain maraknya korupsi, serta tidak ada
penegakan hukum. Instabilitas politik ini merubah demokrasi
menjadi okhlokrasi.
DEMOKRASI
10. pemerintahan okhlokrasi yang penuh dengan kekacauan ini, kemudian muncul
seseorang yang kuat dan berani merebut pemerintahan. Pada akhirnya bentuk
pemerintahan okhlokrasi kembali dipegang satu orang dan menjadi monarki.
OKHLOKRASI
11. Kelemahan dari teori Polybius adalah sifatnya yang deterministik; artinya,
perubahan bentuk pemerintahan akan mengikuti siklus yang berurutan dari
pemerintahan seorang yang baik, kemudian digantikan oleh pemerintahan
seorang yang buruk, kemudian diganti pemerintahan sekelompok orang yang
baik, dan seterusnya. Padahal, dalam praktik bisa saja pemerintahan tirani
ditumbangkan oleh rakyat, yang kemudian membangun pemerintahan demokrasi.
Jadi, perubahan pemerintahan tirani menuju demokrasi tidak perlu melewati
pemerintahan aristokrasi dan oligarki terlebih dahulu. Dalam sejarah banyak
contoh pemerintahan tirani dijatuhkan oleh penguasa lain yang kemudian menjadi
raja / monark yang baik. Jadi, perubahan tirani menjadi monarki tidak harus
melalui jalur pemerintahan aristokrasi, oligarki, demokrasi, dan oklokrasi.
KELEMAHAN TEORI POLYBIUS
12. Dalam sejarah banyak contoh pemerintahan tirani dijatuhkan oleh penguasa lain
yang kemudian menjadi raja / monark yang baik. Jadi, perubahan tirani menjadi
monarki tidak harus melalui jalur pemerintahan aristokrasi, oligarki, demokrasi,
dan oklokrasi. Klasifikasi mutakhir tentang bentuk pemerintahan yang biasa
digunakan para pakar adalah demokrasi, oligarki, dan kediktatoran (Ranney,
1992), yaitu: Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan untuk
membuat keputusan tertinggi dalam suatu Negara dikontrol oleh semua warga
Negara dewasa dari masyarakat yang bersangkutan.
13. Kediktatoran adalah bentuk pemerintahan dimana kekuasan untuk membuat
keputusan tertinggi dalam suatu Negara dikontrol oleh satu orang. Oligarki
adalah bentuk pemerntahan dimana kekuasaan untuk membuat keputusan
tertinggi dalam suatu Negara dikontrol oleh sekelompok elite. Para pakar ilmu
politik kini lebih suka menyebut demokrasi, oligarki, dan kediktatoran bukan
sebagai bentuk pemerintahan, melainkan sebagai sistem politik.
14. Rome, foreseeing the dangers presented by such a cycle, did not organize her government
according to anyone type, but rather tried to combine all the good features of the best
constitutions. All three kinds of government shared in control of the Roman state. Such fairness
and propriety was shown in the use of these three types in drawing up the constitution, that it
was impossible to say with certainty if the system was aristocratic, democratic, or monarchical. If
one looked at the power of the Consuls, the constitution seemed monarchical; if at that of the
Senate, it looked aristocratic; and if at the power of the masses, it seemed clearly to be a
democracy.
KUTIPAN DARI TULISAN
POLYBIUS
15. Roman Consuls exercise authority over all public affairs. All other magistrates except the
tribunes are under them and bound to obey them, and they introduce embassies to the Senate.
they consult the Senate on matters of urgency, they carry out in detail the provisions of its
decrees, they summon assemblies, introduce measure, and preside over the execution of popular
decrees. In war their power is almost uncontrolled; for they are empowered to make demands on
allies, to appoint military tribunes, and to select soldiers. They also have the right of inflicting
punishment on anyone under their command, and spending any sum they decide upon from the
public funds. If one looks at this part of the administration alone, one may reasonably
pronounce the constitution to be a pure monarchy or kingship
16. Roma, meramalkan bahaya disajikan oleh siklus seperti itu, tidak mengatur
pemerintahannya sesuai dengan jenis orang, melainkan mencoba untuk
menggabungkan semua fitur yang baik dari konstitusi terbaik. Semua tiga jenis
pemerintahan bersama di kontrol dari negara Romawi. Keadilan dan kepatutan
seperti ditunjukkan dalam penggunaan tiga jenis dalam menyusun konstitusi,
bahwa tidak mungkin untuk mengatakan dengan pasti jika sistem itu aristokrat,
demokratis, atau monarki. Jika salah satu melihat kekuatan Konsul, konstitusi
tampak monarki; jika pada saat itu dari Senat, itu tampak aristokrat; dan jika pada
kekuatan massa, tampaknya jelas menjadi demokrasi.
TERJEMAHAANYA
17. Konsul Romawi melaksanakan kewenangan atas semua urusan publik. Semua
hakim lainnya kecuali tribun berada di bawah mereka dan terikat untuk mematuhi
mereka, dan mereka memperkenalkan kedutaan ke Senat. mereka berkonsultasi
Senat mengenai hal-hal yang mendesak, mereka melaksanakan secara rinci
ketentuan keputusan, mereka memanggil majelis, memperkenalkan ukuran, dan
memimpin pelaksanaan keputusan populer. Dalam perang kekuasaan mereka
hampir tidak terkendali; untuk mereka diberdayakan untuk membuat tuntutan
pada sekutu, untuk menunjuk tribun militer, dan untuk memilih prajurit. Mereka
juga memiliki hak menimbulkan hukuman pada siapa pun di bawah komando
mereka, dan menghabiskan setiap jumlah mereka memutuskan dari dana publik.
Jika seseorang melihat ini bagian dari administrasi saja, satu mungkin cukup
mengucapkan konstitusi menjadi monarki murni atau kerajaan.