SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Bahan Kuliah Seminar Akuntansi
                                   ttm ke-5
                             Afif Sulfa, SE MSi. Ak.

                            1.    BIAYA PINJAMAN



A.   PENDAHULUAN

     1.   Tujuan :
                     Mahasiswa mampu memahami Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
          No. 26 tentang perlakuan akuntansi atas:

          a. biaya pinjaman, di mana secara umum standar ini mengharuskan
             pembebanan segera biaya pinjaman pada saat terjadinya.

          b. biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan
             perolehan, konstruksi atau produksi dari suatu qualifying asset, standar
             ini mengharuskan kapitalisasi biaya pinjaman tersebut.

     2.   Ruang Lingkup

          a. PSAK No. 26 harus diterapkan untuk perlakukan akuntansi atas biaya
             pinjaman;

          b. PSAK No. 26 menggantikan PSAK No. 26, Akuntansi Bunga Untuk
             Periode Konstruksi, yang diberlakukan sejak tahun 1988;

          c. PSAK No. 26 tidak mengatur biaya atas ekuitas (actual or imputed cost of
             equity).

     3.   Definisi

          a. Biaya Pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya harus ditanggung oleh
             suatu perusahaan sehubungan dengan peminjaman dana.

          b. Aktiva Tertentu yang memenuhi syarat (qualifying assets)- selanjutnya
             disebut Aktiva Tertentu - adalah suatu aktiva yang membutuhkan waktu
             yang cukup lama agar siap untuk dipergunakan atau dijual sesuai dengan
             tujuannya.



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                        Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                           SEMINAR AKUNTANSI
4.   Biaya pinjaman meliputi antara lain:

          a. Bunga atas penggunaan dana pinjaman baik pinjaman jangka pendek
              maupun jangka panjang.

          b. Amortisasi diskonto atau premium yang terkait dengan pinjaman
              (borrowings).

          c. Amortisasi atas biaya yang terkait dengan perolehan pinjaman seperti
              biaya konsultan, ahli hukum, commitment fee dan sebagainya.

          d. Selisih kurs atas pinjaman dalam valuta asing (sepanjang bunga) atau
              amortisasi premi kontrak valuta berjangka dalam rangka hedging dana
              yang dipinjam dalam valuta asing.

     5.   Aktiva Tertentu antara lain adalah persediaan barang tertentu, pabrik dan
          pembangkit tenaga listrik. Sedangkan aktiva yang pada saat diperoleh sudah
          dalam keadaan siap untuk digunakan atau dijual bukan merupakan Aktiva
          Tertentu.

     6.   Persediaan barang tertentu adalah persediaan yang untuk memproduksi
          sampai siap untuk dijual membutuhkan waktu yang cukup lama sesuai
          dengan bidang usahanya. Yang dimaksud dengan waktu yang cukup lama
          adalah 12 bulan atau lebih. Persediaan yang pada saat diperoleh sudah
          dalam keadaan siap dijual bukan merupakan Aktiva Tertentu.



B.   PENGAKUAN

              Biaya pinjaman harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya
     biaya pinjaman tersebut, kecuali untuk biaya pinjaman yang harus dikapitalisasi.
     Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan,
     konstruksi atau produksi suatu Aktiva Tertentu harus dikapitalisasi sebagai bagian
     dari biaya perolehan Aktiva Tertentu tersebut. Jumlah biaya pinjaman yang
     dikapitalisasi tersebut harus ditentukan sesuai dengan standar ini.

     1.   Biaya Pinjaman yang Dikapitalisasi

                      Apabila bulan pinjaman dapat diatribusikan secara langsung
          dengan Aktiva Tertentu, maka biaya pinjaman tersebut harus dikapitalisasi


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                           Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                              SEMINAR AKUNTANSI
terhadap Aktiva Tertentu tersebut. Apabila biaya pinjaman tersebut tidak
         dapat diatribusikan secara langsung dengan Aktiva Tertentu, maka
         kapitalisasi biaya pinjaman ditentukan berdasarkan penjelasan sebelumnya.

                    Dalam keadaan tertentu sulit untuk mengidentifikasikan adanya
         hubungan langsung antara pinjaman terntentu dengan perolehan suatu
         Aktiva Tertentu dan untuk menentukan bahwa pinjaman tertentu sebenarnya
         tidak perlu ada apabila perolehan Aktiva Tertentu tidak terjadi. Misalnya:
         apabila terdapat sentralisasi pendanaan untuk semua kegiatan usaha.
         Kesulitan juga dapat terjadi bila suatu perusahaan menggunakan beberapa
         jenis instrumen hutang dengan tingkat bunga yang berbeda-beda. Dalam hal
         ini, sulit untuk menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat secara
         langsung diatribusikan, sehingga diperlukan pertimbangan profesional
         (profesional judgement).

                    Apabila pinjaman hanya digunakan untuk memperoleh suatu Aktiva
         Tertentu, maka jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi adalah seluruh
         biaya pinjaman yang timbul selama peminjaman dana tersebut dikurangi
         dengan pendapatan bunga yang diperoleh dari investasi sementara atas
         dana hasil pinjaman yang belum digunakan.

                    Pengaturan pendanaan untuk perolehan suatu Aktiva Tertentu
         dapat   menyebabkan        suatu      perusahaan    memperoleh   pinjaman   dan
         menanggung biaya pinjamannya sebelum seluruh atau sebagian dana yang
         diperoleh tersebut digunakan untuk membiayai perolehan Aktiva Tertentu.
         Dalam keadaan tersebut perusahaan umumnya menginvestasikan untuk
         sementara dana yang belum terpakai. Untuk menentukan jumlah biaya
         pinjaman yang dikapitalisasi dalam periode tertentu, jumlah biaya pinjaman
         harus dikurangi terlebih dahulu dengan hasil investasi atas dana yang belum
         terpakai tersebut.

                    Apabila suatu dana berasal dari pinjaman yang tidak secara khusus
         digunakan untuk perolehan suatu Aktiva Tertentu tetapi pinjaman tersebut
         digunakan juga untuk perolehan Aktiva Tertentu, maka jumlah biaya
         pinjaman     yang    dikapitalisasi    ditentukan   dengan   mengalikan   tingkat
         kapitalisasi terhadap pengeluaran yang terjadi untuk memperoleh Aktiva
         Tertentu. Tingkat kapitalisasi dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang dari

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                             Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                                SEMINAR AKUNTANSI
biaya pinjaman dibagi dengan jumlah pinjaman dari suatu periode, (tidak
         termasuk jumlah pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan
         Aktiva Tertentu) jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi dalam periode
         tertentu tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi selama
         periode tersebut.

    2.   Selisih antara Nilai Tercatat suatu Aktiva Tertentu dengan Jumlah yang
         Dapat Dipulihkan

                  Apabila nilai tercatat atau jumlah keseluruhan biaya             yang
         diperkirakan atas suatu Aktiva Tertentu melebihi jumlah yang diharapkan
         dapat dipulihkan atau nilai realisasi bersih, maka nilai tercatat tersebut harus
         disesuaikan dengan mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan lain
         yang berlaku.

    3.   Saat Dimulainya Kapitalisasi

                  Kapitalisasi biaya pinjaman sebagai bagian dari biaya perolehan
         suatu aktiva dimulai apabila:

         a. Pengeluaran untuk aktiva tersebut telah mulai dilakukan.

         b. Biaya pinjaman sedang terjadi.

         c. Aktivitas yang dibutuhkan untuk mempersiapkan pembangunan atau
            memproduksi Aktiva Tertentu sedang berlangsung.

                  Pengeluaran untuk Aktiva Tertentu hanya meliputi pengeluaran
         yang menimbulkan pembayaran tunai, transfer aktiva lain, atau timbulnya
         kewajiban yang dikenakan bunga. Perhitungan kapitalisasi Biaya Pinjaman
         berdasarkan asas proporsional jumlah pinjaman dikurangi penerimaan
         pendapatan yang berkaitan dengan Aktiva Tertentu tersebut. Nilai tercatat
         rata-rata suatu Aktiva Tertentu dalam suatu periode, termasuk jumlah biaya
         pinjaman yang telah dikapitalisasi sebelumnya, biasanya merupakan taksiran
         yang layak dari pengeluaran yang dihitung dengan menggunakan tingkat
         kapitalisasi dalam periode tersebut.

                  Pengertian     mengenai       aktivitas   yang    dibutuhkan     untuk
         mempersiapkan pembangunan atau memproduksi Aktiva Tertentu tidak
         terbatas pada aktivitas konstruksi fisik, tetapi termasuk juga aktivitas teknik


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                          Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                             SEMINAR AKUNTANSI
dan administrasi yang dibutuhkan sebelum dimulainya konstruksi fisik, seperti
         kegiatan untuk memperoleh perizinan yang dibutuhkan untuk membangun
         Aktiva Tertentu. Akan tetapi, dianggap tidak terdapat aktivitas apapun,
         apabila perusahaan hanya mendiamkan suatu aktiva tanpa kegiatan
         pembangunan atau produksi yang dapat mengubah kondisi aktiva tersebut.
         Misalnya, biaya pinjaman yang terjadi pada periode dimana tanah tertentu
         sedang dikembangkan harus dikapitalisasi. Akan tetapi apabila perusahaan
         membeli tanah tertentu untuk dibangun dan hanya mendiamkannya tanpa
         kegiatan apapun, maka biaya pinjaman yang timbul tidka boleh dikapitalisasi.

    4.   Penghentian Kapitalisasi

                  Kapitalisasi biaya pinjaman harus dihentikan apabila dalam sautu
         periode yang cukup lama perusahaan menangguhkan atau menunda
         aktivitas perolehan, pembangunan ataupun produksi.

                  Biaya pinjaman mungkin saja tetap ada selama perusahaan
         menunda atau memberhentikan untuk sementara waktu aktivitas untuk
         memperoleh, membangun atau memproduksi Aktiva Tertentu, biaya
         pinjaman selama masa ini tidak boleh dikapitalisasi. Pada keadaan tertentu,
         dapat saja terjadi penundaan atau pemberhentian sementara dar aktivitas
         konstruksi fisik karena menunggu penyelesaian dari pekerjaan teknik atau
         administrasi yang sedang berlangsung. Dalam keadaan ini kapitalisasi biaya
         pinjaman tetap berlangsung. Keadaan lainnya dimana kapitalisasi biaya
         pinjaman tetap berlangsung walaupun ada penundaan/pemberhentian
         sementara aktivitas untuk memperoleh, membangun atau memproduksi
         Aktiva Tertentu, yaitu dimana dalam proses memperoleh, membangun atau
         memproduksi secara teknik diharuskan atau dibutuhkan penundaan aktivitas.
         Misalnya, dalam proses pembangunan jembatan, kegiatan konstruksi fisik
         harus dihentikan sementara karena permukaan air sungai sedang pasang,
         dalam keadaan ini kapitalisasi biaya pinjaman tetap berlangsung hanya
         apabila di daerah tersebut naiknya permukaan air merupakan hal yang wajar.




Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                        Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                           SEMINAR AKUNTANSI
5.   Berakhirnya Kapitalisasi Biaya Pinjaman

                    Kapitalisasi biaya pinjaman harus diakhiri apabila aktivitas untuk
         memperoleh, membangun atau memproduksi Aktiva Tertentu sesuai dengan
         tujuannya secara substansial telah selesai.

                    Satu aktiva biasanya siap untuk digunakan atau dijual sesuai
         tujuannya apabila kegiatan konstruksi fisik yang dibutuhkan telah selesai,
         walaupun mungkin masih dibutuhkan kegiatan admisitratif tertentu yang
         berkaitan dengan aktiva tersebut. Dalam keadaan ini biaya pinjaman tidak
         lagi boleh dikapitalisasi.

                    Apabila   pembangunan    atau      konstruksi   suatu   aktiva   dapat
         diselesaikan perbagian dimana bagian yang telah selesai dapat segera
         digunakan sementara bagian lainnya masih dalam penyelesaian, maka
         jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi adalah untuk bagian yang belum
         selesai saja.

                    Untuk suatu area perkantoran yang didalamnya terdapat beberapa
         gedung, maka masing-masing gedung dapat dianggap sebagai Aktiva
         Tertentu tersendiri, karena apabila gedung pertama telah selesai dapat
         langsung digunakan, dijual atau disewakan sesuai dengan tujuannya tanpa
         harus tergantung dengan penyelesaian gedung kedua. Hal ini berbeda
         dengan pembangunan suatu pabrik yang melibatkan beberapa tahapan
         proses produksi, pembangunan pabrik ini baru dapat dianggap selesai, bila
         seluruhnya selesai karena bagian yang lebih dulu secara fisik telah selesai
         tetap tidak dapat digunakan apabila bagian terakhir dari pembangunan pabrik
         selesai.




Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                            Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                               SEMINAR AKUNTANSI
2.   AKUNTANSI PERKOPERASIAN



A.   PENDAHULUAN

     1.   Tujuan :
                     Mahasiswa mampu memahami Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
          No. 27 tentang perlakuan akuntansi pada badan usaha berbentuk koperasi.

     2.   Ruang Lingkup

          a. PSAK No. 27 harus diterapkan untuk perlakukan akuntansi pada badan
              usaha koperasi;

          b. Perlakuan akuntansi yang tidak diatur dalam PSAK No. 27, maka
              mengikuti PSAK lainnya.



B.   KARAKTERISTIK BADAN USAHA KOPERASI

              Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat berwatak sosial,
     beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan
     usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.

              Tujuan utama koperasi Indonesia adalah mengembangkan kesejahteraan
     anggota, pada khususnya, dan masyarakat, pada umumnya. Koperasi Indonesia
     adalah perkumpulan orang-orang, bukan perkumpulan modal, sehingga laba
     bukan merupakan ukuran utama kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima
     anggota lebih diutamakan daripada laba. Meskipun demikian harus diusahakan
     agar koperasi tidak menderita rugi. Tujuan ini dicapai dengan karya dan jasa yang
     disumbangkan oleh masing-masing anggota.

              Keanggotaan koperasi Indonesia bersifat sukarela dan didasarkan atas
     kepentingan bersama sebagai pelaku ekonomi. Melalui koperasi, para anggota
     ikut, secara aktif, memperbaiki kehidupannya dan kehidupan masyarakat melalui
     karya dan jasa yang disumbangkan. Dalam usahanya, koperasi akan lebih
     menekankan pada pelayanan terhadap kepentingan anggota, baik sebagai
     produsen maupun konsumen. Kegiatan koperasi akan lebih banyak dilakukan


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                         Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                            SEMINAR AKUNTANSI
kepada anggota dibandingkan dengan pihak luar. Oleh karena itu, anggota, dalam
    koperasi, bertindak sebagai pemilik sekaligus pelanggan.

             Kegiatan usaha koperasi dilakukan dalam suatu sistem jaringan koperasi.
    Dalam banyak hal terdapat keterkaitan yang erat antara anggota, koperasi dan
    koperasi lainnya.

             Koperasi yang didirikan oleh orang-orang atau badan-badan hukum
    koperasi adalah kesatuan usaha yang terpisah dan merupakan badan hukum yang
    berdiri sendiri. Sesuai dengan kebutuhan dan untuk maksud-maksud efisiensi,
    koperasi-koperasi dapat memusatkan diri menjadi koperasi pusat/sekunder. Di
    samping itu, untuk tujuan ekonomi, koperasi-koperasi dari berbagai jenis dapat
    mendirikan koperasi jenis lain. Pemusatan atau pendirian koperasi lain ini
    dilakukan dengan membentuk badan hukum koperasi tersendiri. Hubungan
    kepemilikan yang terdapat dalam koperasi-koperasi yang mengadakan pemusatan
    atau mendirikan koperasi jenis lain tersebut di atas tidak mengakibatkan timbulnya
    satu kesatuan ekonomi dalam pengertian akuntansi.

             Dalam menjalankan usahanya koperasi dapat mendirikan dan memiliki
    perusahaan atau unit-unit usaha yang langsung berada di bawah tanggung jawab
    dan pengawasan koperasi yang bersangkutan. Perusahaan dan unit-unit usaha
    tersebut di atas merupakan satu kesatuan dan di bawah satu pengelolaan dengan
    koperasi yang mendirikannya. Untuk perusahaan atau unit-unit usaha tadi tidak
    diperlukan badan hukum koperasi tersendiri. Koperasi beserta perusahaan atau
    unit-unit usaha yang dimilikinya merupakan satu kesatuan akuntansi.

             Koperasi dikelola oleh Pengurus yang dipilih dari dan oleh anggota dalam
    suatu rapat anggota. Dalam hal-hal tertentu, anggota pengurus koperasi dapat
    berasal dari bukan anggota koperasi, dengan ketentuan, jumlahnya tidak melebihi
    sepertiga dari jumlah pengurus. Tugas kewajiban pengurus adalah memimpin
    organisasi dan usaha koperasi serta mewakilinya di muka dan di luar pengadilan.

             Manajemen koperasi dilakukan secara terbuka terutama untuk anggota-
    anggotanya. Keterbukaan, dalam hal ini, tidak boleh diartikan bahwa koperasi
    harus mengungkapkan semua informasi. Pengungkapan informasi-informasi yang
    akan berakibat merugikan koperasi itu sendiri, misalnya rumus-rumus kimia atau
    proses produksi, tidak termasuk dalam konsep keterbukaan manajemen.


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                        Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                           SEMINAR AKUNTANSI
Keterbukaan manajemen koperasi dititikberatkan pada dilaksanakannya fungsi
     pertanggungjawaban dengan baik oleh pengurus koperasi.

                Dalam melakukan usahanya koperasi mengikuti hukum-hukum ekonomi
     yang rasional dan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan, termasuk prinsip efisiensi
     usaha. Sesuai Pasal 37 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967, Pemerintah
     berkewajiban untuk memberikan bimbingan, pengawasan, perlindungan dan
     fasilitas terhadap koperasi, dengan tujuan mendorong kearah kemandirian. Dalam
     kaitan ini, banyak kegiatan usaha koperasi yang tidak dapat dilepaskan dari
     kebijakan pemerintah.



C.   KARAKTERISTIK PELAPORAN KEUANGAN KOPERASI

                Pengurus bertanggungjawab dan wajib melaporkan kepada rapat
     anggota segala sesuatu yang menyangkut tata kehidupan koperasi. Aspek
     keuangan merupakan salah satu dari aspek-aspek yang tercakup dalam tata
     kehidupan koperasi. Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan
     pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi.

                Laporan keuangan koperasi juga merupakan bagian dari sistem
     pelaporan keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi lebih ditujukan kepada
     pihak-pihak di luar pengurus koperasi dan tidak dimaksudkan untuk pengendalian
     usaha.

                Pemakai utama dari laporan keuangan koperasi adalah para anggota
     koperasi itu sendiri beserta pejabat koperasi. Pemakai lainnya yang mempunyai
     kepentingan terhadap koperasi diantaranya adalah calon anggota koperasi, bank,
     kreditur dan kantor pajak.

                Kepentingan pemakai utama laporan keuangan koperasi, terutama
     adalah :

     a.   Menilai pertanggungjawaban pengurus.

     b.   Menilai prestasi pengurus.

     c.   Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya.

     d.   Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya, karya
          dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi .

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                        Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                           SEMINAR AKUNTANSI
Modal koperasi terdiri dan dipupuk dari simpanan-simpanan, pinjaman-
    pinjaman, penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber-
    sumber lain. Simpanan anggota dalam koperasi terdiri dari simpanan pokok,
    simpanan wajib dan simpanan suka rela. Simpanan suka rela dapat berasal dari
    bukan anggota. Cadangan koperasi dipupuk melalui penyisihan sisa hasil usaha
    dan cara-cara lain yang ditetapkan dalam anggaran dasar. Cadangan dalam
    koperasi dimaksudkan untuk memupuk modal koperasi sendiri dan untuk menutup
    kerugian koperasi. Cadangan koperasi bukan milik anggota koperasi dan tidak
    boleh dibagikan kepada anggota walaupun di waktu pembubaran. Istilah
    permodalan koperasi, dengan demikian, tidak hanya mencakupi modal yang
    disetor oleh anggota. Permodalan dalam koperasi meliputi seluruh sumber
    pembelanjaan koperasi, yang dapat bersifat permanen atau sementara. Pihak-
    pihak yang mempunyai klaim terhadap sumber daya koperasi terdiri dari kreditur,
    anggota/ pemilik dan badan usaha koperasi itu sendiri. Struktur klaim yang
    demikian menunjukkan bahwa koperasi mempunyai eksistensi tersendiri, terpisah
    dengan anggota-anggotanya.

             Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi
    dengan penyusutan-penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang
    bersangkutan disebut sisa hasil usaha. Sesuai dengan karakteristik koperasi, sisa
    hasil usaha berasal dari hasil usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan juga
    bukan anggota. Sisa hasil usaha pada koperasi bukan merupakan satu-satunya
    alat pengukur bagi manfaat keanggotaan koperasi dan prestasi pengurus. Sisa
    hasil usaha, dengan demikian, merupakan hasil dari aturan dan prosedur
    akuntansi yang diterapkan dalam koperasi dan mencerminkan perubahan
    kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan koperasi itu sendiri, yang berasal
    dari transaksi, kejadian atau keadaan ekonomis yang timbul dari kegiatan usaha.
    Pembagian laba dan transaksi modal tidak dimasukkan dalam perhitungan sisa
    hasil usaha.

             Keanggotaan pada koperasi tidak dapat dipindahtangankan dengan dalih
    apapun. Kewajiban anggota untuk menanggung kerugian yang diderita koperasi
    baik yang timbul pada penutupan tahun buku maupun pada saat pembubaran
    dapat ditetapkan terbatas atau tidak terbatas. Dalam hal tanggungan anggota
    ditetapkan terbatas, maka kerugian hanya dapat dibebankan pada kekayaan


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                        Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                           SEMINAR AKUNTANSI
koperasi (dalam bentuk cadangan yang telah dipupuk) dan kepada anggota
     sebesar jumlah tanggungan yang ditetapkan dalam anggaran dasar. Dalam kaitan
     ini, sisa hasil usaha bukan merupakan perubahan kekayaan dari anggota.



D.   TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN KOPERASI

             Laporan keuangan koperasi dapat menyediakan informasi yang berguna
     bagi pemakai utama dan pemakai lainnya untuk:

     a.   Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota koperasi.

     b.   Mengetahui prestasi keuangan koperasi selama suatu periode dengan sisa
          hasil usaha dan manfaat keanggotaan koperasi sebagai ukuran.

     c.   Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi, kewajiban dan
          kekayaan bersih, dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota
          dan bukan anggota.

     d.   Mengetahui transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya
          ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih, dalam suatu periode, dengan
          pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota.

     e.   Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas
          dan solvabilitas koperasi.

             Informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan seperti berikut :

     a.   Sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi;

     b.   Kewajiban yang harus dipenuhi oleh koperasi;

     c.   Kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan koperasi itu sendiri;

     d.   ransaksi, kejadian dan keadaan yang terjadi dalam suatu periode yang
          mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih koperasi.

     e.   umber dan penggunaan dana serta informasi-informasi lain yang mungkin
          mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi.

             Informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan koperasi
     sedapat mungkin memisahkan antara aktivitas yang dilakukan dengan anggota
     dan bukan anggota.


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                            Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                               SEMINAR AKUNTANSI
F.   LAPORAN KEUANGAN

     1.   Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi

          a. Laporan     keuangan    merupakan      bagian     dari   pertanggung-jawaban
             pengurus kepada para anggotanya di dalam rapat anggota tahunan.

          b. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca/laporan posisi keuangan,
             laporan laba rugi dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan
             secara komparatif.

          c. Sesuai dengan posisi koperasi sebagai bagian dari sistem jaringan
             koperasi, maka beberapa akun atau istilah yang sama akan muncul baik
             pada kelompok aktiva maupun kewajiban/kekayaan bersih.

          d. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha
             (SHU). Sisa hasil usaha koperasi dapat berasal dari usaha yang
             diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota. Sisa hasil usaha
             yang dibagikan kepada anggota harus berasal dari usaha yang
             diselenggarakan untuk anggota. Pada rapat anggota tahunan sisa hasil
             usaha ini diputuskan untuk dibagi sesuai dengan ketentuan yang
             tercantum    dalam     undang-undang    dan       anggaran    dasar   koperasi.
             Komponen pembagian SHU sesuai dengan undang-undang adalah
             sebagai berikut:

             Sisa hasil usaha yang berasal Sisa hasil usaha yang berasal dari :

                       anggota                                        bukan anggota         :

             a. Cadangan koperasi                         a. Cadangan koperasi
             b. Anggota sebanding dengan                  b. Dana pengurus
                  jasa yang diberikan
             c. Dana pengurus                             c. Dana pegawai/karyawan
             d. Dana pegawai/karyawan                     d. Dana pendidikan koperasi
             e. Dana pendidikan koperasi                  e. Dana sosial
             f.   Dana sosial                             f.    Dana pembangunan
             g. Dana pembangunan daerah kerja                   daerah kerja
                       Komponen-komponen       tersebut        selama     belum    dicairkan,
             disajikan dalam kelompok kewajiban lancar pada neraca, sedangkan
             cadangan koperasi merupakan bagian sisa hasil usaha yang tidak dibagi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                              Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                                 SEMINAR AKUNTANSI
dan dapat digunakan untuk memupuk modal sendiri dan menutup
            kerugian.

         e. Dengan adanya konsep sistem jaringan koperasi dan pengaturan
            pemerintah, maka terdapat aktiva (sumber daya) yang dimiliki koperasi
            tetapi tidak dikuasainya, dan sebaliknya terdapat aktiva (sumber daya)
            yang dikuasai oleh koperasi tetapi tidak dimilikinya.

         f. Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan
            konsolidasi dari koperasi-koperasi.

                  Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca, sedangkan sisa
         hasil usaha tercermin pada perhitungan hasil usaha. Istilah perhitungan hasil
         usaha sebagai pengganti istilah laporan laba rugi sangat dianjurkan
         mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari laba,
         tetapi lebih ditekankan pada manfaat bagi anggota. Oleh karena itu koperasi
         tidak menggunakan istilah laba atau rugi melainkan hasil usaha.

                  Oleh karena rapat anggota tahunan memutuskan pembagian sisa
         hasil usaha dan untuk itu diperlukan informasi tentang likuiditas, maka
         seharusnya koperasi menyajikan laporan arus kas.

                  Oleh karena transaksi yang berhubungan dengan perubahan
         kekayaan bersih sering terjadi, maka seharusnya laporan keuangan koperasi
         dilengkapi dengan laporan perubahan kekayaan bersih sebagai laporan
         keuangan tambahan.

                  Oleh karena kegiatan koperasi cenderung lebih banyak ditujukan
         kepada kepentingan anggota baik sebagai pemilik maupun pelanggan, maka
         seharusnya laporan keuangan yang diterbitkan oleh koperasi dapat
         menyajikan hak dan kewajiban anggota beserta hasil usaha dari dan untuk
         anggota di samping yang berasal dari bukan anggota.

                  Seharusnya alokasi pendapatan dan beban pada perhitungan hasil
         usaha kepada anggota dan bukan anggota, berpedoman pada perbandingan
         manfaat yang diterima oleh anggota dan bukan anggota. Jika hal demikian
         sulit dilaksanakan, alokasi dapat dilakukan dengan cara lain yang sistematik
         dan rasional. Cara-cara yang diterapkan perlu diungkapkan dalam catatan
         atas laporan keuangan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                          Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                             SEMINAR AKUNTANSI
Penggabungan dua badan hukum koperasi dalam satu badan
          hukum koperasi perlu memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil dan
          bilamana perlu melakukan penilaian kembali.



G.   PENDAPATAN DAN BEBAN

     1.   Pendapatan

          Pendapatan pada perhitungan hasil usaha sebuah koperasi, terdapat
          beberapa karakteristik sebagai berikut:

          a. Pendapatan     yang   timbul   dari    transaksi   penjualan   produk   atau
             penyerahan jasa kepada anggota dan bukan anggota.

          b. Pendapatan tertentu yang realisasi penerimaannya masih tergantung
             pada persyaratan/ketentuan yang ditetapkan.

          Contoh: Beberapa jenis fee koperasi yang diperoleh dari penyaluran dan
                   pengadaan komoditi program.

                   Transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa kepada anggota
          merupakan transaksi usaha yang terjadi antar bagian dalam sistem jaringan
          koperasi. Informasi tentang jumlah maupun nilai transaksi semacam ini
          dalam suatu periode tertentu dapat merupakan salah satu petunjuk penting
          tentang manfaat yang dapat diberikan koperasi kepada para anggotanya.
          Oleh karena itu, pendapatan yang ditimbulkan dari transaksi semacam ini
          perlu disajikan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha sebagai
          penjualan kepada anggota atau pendapatan dari anggota.

                   Pendapatan yang timbul sehubungan dengan penjualan produk
          atau penyerahan jasa kepada bukan anggota dapat dipandang sebagai
          pendapatan usaha sebagaimana lazimnya terdapat pada badan-badan
          usaha lainnya. Sehubungan dengan alasan yang dikemukakan pada paragraf
          02 di atas, maka pendapatan yang timbul dari transaksi semacam ini perlu
          disajikan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha sebagai penjualan
          kepada bukan anggota atau pendapatan dari bukan anggota.

                   Pendapatan yang realisasi penerimaan uangnya masih tidak pasti~
          dapat menimbulkan pengaruh yang terlalu optimistis bagi pembaca laporan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                             Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                                SEMINAR AKUNTANSI
keuangan jika pendapatan tersebut diakui pada saat terjadinya transaksi.
         Pengakuan terhadap pendapatan semacam ini perlu ditunda sampai terdapat
         kepastian realisasinya, yaitu dengan cara mencatatnya sebagai pendapatan
         ditangguhkan dalam kelompok kewajiban.

                  Pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk atau penyerahan
         jasa kepada anggota dilaporkan secara terpisah pada perhitungan hasil
         usaha sebagai penjualan kepada anggota atau pendapatan dari anggota.
         Pendapatan    sehubungan     dengan   transaksi   penjualan   produk   atau
         penyerahan jasa kepada bukan anggota disajikan sesuai dengan ketentuan-
         ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 tentang
         Pendapatan.

                  Pendapatan yang realisasi penerimaannya belum pasti dicatat
         sebagai pendapatan ditangguhkan dan disajikan dalam kelompok kewajiban.
         Penjelasan secukupnya perlu diberikan dalam catatan atas laporan
         keuangan.

    2.   Beban Pokok Penjualan dan Beban

                  Beberapa karakteristik beban pokok penjualan dan beban pada
         koperasi adalah sebagai berikut:

         a. Beban pokok penjualan produk kepada anggota dan bukan anggota.

         b. Beban yang terjadi karena aktivitas koperasi dalam kaitannya dengan
            program-program pemerintah.

         c. Beban yang pada hakekatnya dapat dipisahkan menjadi beban untuk
            kegiatan pelayanan kepada anggota dan beban untuk kegiatan
            pelayanan kepada bukan anggota.

                  Sebagaimana halnya dengan pendapatan koperasi yang berasal
         dari transaksi penjualan kepada anggota, maka beban pokok penjualan yang
         berkaitan dengannya, sewajarnya disajikan secara terpisah pula agar dapat
         diperoleh informasi yang jelas tentang hasil usaha kotor dari transaksi
         dengan anggota.




Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                        Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                           SEMINAR AKUNTANSI
Beban pokok penjualan yang timbul sehubungan dengan penjualan
         produk kepada bukan anggota dapat dipandang sebagai beban pokok
         penjualan sebagaimana lazimnya pada badan-badan usaha lainnya.

                  Beban yang terjadi karena aktivitas koperasi dalam kaitannya
         dengan program khusus merupakan beban usaha yang timbul sebagai akibat
         wajar dari berbagai fasilitas pemerintah kepada koperasi. Oleh karena itu,
         beban usaha semacam ini, dapat dipandang sebagai pengorbanan ekonomis
         yang telah dimanfaatkan atau tidak akan mendatangkan manfaat ekonomis di
         masa datang.

                  Agar sisa hasil usaha dapat dipisahkan menjadi bagian yang
         berasal dari kegiatan pelayanan kepada anggota, dan bukan anggota, maka
         beban usaha perlu dialokasikan menjadi beban anggota dan bukan anggota.
         Sedapat mungkin alokasi didasarkan atas perbandingan jumlah manfaat
         yang diterima. Tetapi, apabila hal demikian sulit dilaksanakan, maka alokasi
         dapat dilakukan secara sistematik dan rasional. Metode alokasi tersebut
         perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memperoleh
         informasi yang lebih jelas tentang sisa hasil usaha koperasi.

                  Beban pokok penjualan yang timbul sehubungan dengan transaksi
         penjualan   produk   kepada    anggota    disajikan    secara   terpisah   pada
         perhitungan hasil usaha koperasi. Beban pokok penjualan yang timbul
         sehubungan dengan transaksi penjualan produk kepada bukan anggota
         disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

                  Beban yang terjadi karena aktivitas koperasi dalam kaitannya
         dengan program khusus merupakan pengorbanan ekonomis yang telah
         dimanfaatkan.

                  Beban harus disajikan secara terpisah antara beban usaha anggota
         dan bukan anggota. Pengalokasian beban usaha tersebut sedapat mungkin
         didasarkan atas perbandingan jumlah manfaat yang diterima. Dalam hal cara
         demikian sulit dilaksanakan, maka alokasi dapat dilakukan secara sistematis
         dan rasional. Metode alokasi yang digunakan harus diungkapkan dalam
         catatan atas laporan keuangan.




Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                            Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                               SEMINAR AKUNTANSI
H.   AKTIVA

     1.   Kas dan Bank

                   Dalam PSAK No. 9 tentang Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban
          Jangka Pendek, menyatakan antara lain bahwa :

          a. Yang dimaksud dengan kas ialah alat pembayaran yang siap dan bebas
             digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan .

          b. Yang dimaksud dengan bank ialah sisa rekening giro perusahaan yang
             dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum
             perusahaan.

                   Yang dapat dikategorikan sebagai akun bank dalam neraca sebuah
          koperasi antara lain mempunyai karakteristik sebagai berikut:

          a. Rekening-rekening bank yang penggunaannya dibatasi untuk transaksi-
             transaksi khusus. Pembatasan ini, pada umumnya, berdasarkan
             ketentuan pemerintah sehubungan dengan program pengadaan dan
             penyaluran yang memperoleh fasilitas dari pemerintah. Contoh rekening-
             rekening semacam ini adalah: Rekening Pengadaan Pangan dan
             Rekening Tebu Rakyat Intensifikasi.

          b. Rekening-rekening bank yang dibuka oleh koperasi tetapi dananya
             ditetapkan untuk koperasi lain, anggota atau gerakan. Dana yang
             tersimpan dalam rekening ini ditetapkan bukan milik koperasi yang
             membuka rekening tersebut. Contoh rekening semacam itu ialah:
             Rekening Dana Pengembangan dan Rekening Dana Penyangga. Untuk
             keperluan standar akuntansi ini, rekening tersebut di klasifikasikan
             sebagai rekening atas nama koperasi (titipan).

          c. Rekening-rekening bank, yang dananya menjadi milik koperasi, tetapi
             wewenang penggunaannya dibatasi oleh ketentuan pemerintah. Contoh
             rekening ini adalah : Rekening Fee Pengadaan Pangan dan Rekening
             Over-Price Gula Pasir.

                   Adanya pembatasan-pembatasan tersebut di atas mengakibatkan
          kriteria: "Siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum
          perusahaan" seperti tercantum dalam PSAK No. 9 tidak terpenuhi.


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                           Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                              SEMINAR AKUNTANSI
Pos kas dan bank dalam neraca koperasi dapat digolongkan menjadi:

         a. Kas dan bank milik koperasi yang penggunaannya tidak dibatasi;

         b. Kas dan bank milik koperasi yang wewenang penggunaannya dibatasi;

         c. Kas dan bank atas nama koperasi (titipan) dan oleh karena itu wewenang
            penggunaannya dibatasi.

    2.   Akun Piutang pada koperasi lazimnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

         a. Piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa
            kepada anggota, sehubungan dengan program penyaluran barang atau
            dana kredit dari pemerintah maupun karena kegiatan usaha lainnya.

         b. Piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa
            kepada bukan anggota sehubungan dengan program penyaluran barang
            atau dana kredit dari pemerintah maupun karena kegiatan usaha lainnya.

         c. Piutang kepada koperasi lain yang timbul sehubungan dengan transaksi-
            transaksi yang menyangkut program pemerintah di bidang pengadaan
            dan penyaluran produk. Pencairan sebagian atau seluruh piutang ini di
            luar wewenang koperasi yang berpiutang. Di samping itu, transaksi/dana
            yang mengakibatkan timbulnya piutang ini dilakukan/disimpan oleh
            koperasi lain. Piutang semacam itu lebih bersifat sebagai aktiva yang
            dititipkan pada koperasi lain, yang pencairannya diatur pihak lain. Contoh
            dari piutang semacam ini adalah piutang dana pengembangan.

         d. Piutang yang timbul sehubungan dengan pembagian sisa hasil usaha
            (SHU) dari koperasi lain yang pencairannya tergantung pada persyaratan
            tertentu.

                    Transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa kepada anggota
         merupakan transaksi yang terjadi antar bagian dalam sistem jaringan
         koperasi. Informasi tentang jumlah maupun nilai transaksi semacam ini
         dalam suatu periode tertentu dapat merupakan salah satu petunjuk penting
         tentang manfaat yang dapat diberikan kepada para anggotanya. Sehubungan
         dengan hal tersebut, piutang yang ditimbulkan oleh transaksi semacam ini
         dipandang perlu disajikan secara terpisah dalam neraca sebagai piutang
         anggota.


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                        Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                           SEMINAR AKUNTANSI
Piutang yang timbul sehubungan dengan penjualan produk atau
         penyerahan jasa kepada bukan anggota dipandang sebagai piutang usaha
         sebagaimana lazimnya yang terdapat pada badan-badan usaha lainnya, dan
         oleh karenanya disajikan dalam neraca sesuai dengan ketentuan-ketentuan
         dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 9 tentang Penyajian
         Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek.

                 Pembatasan pencairan -terhadap piutang seperti disebutkan dalam
         di atas, mengakibatkan timbulnya ketidakpastian bagi koperasi tentang saat
         maupun jumlah pencairan piutang. Oleh karenanya, piutang semacam ini
         perlu dicantumkan secara terpisah dalam neraca sebagai Aktiva Dititipkan
         dalam kelompok aktiva tidak lancar. Kepastian yang timbul di kemudian hari
         menjadi dasar bagi penyajian piutang dan pengakuan pendapatan.

                 Penyisihan untuk piutang sangsi atau taksiran jumlah yang tidak
         dapat diterima perlu ditentukan untuk piutang dari anggota, piutang dari
         bukan anggota maupun piutang lain-lain sehingga piutang dalam neraca
         mencerminkan secara wajar taksiran jumlah yang dapat diterima.

    3.   Persediaan

                 Beberapa     karakteristik   khusus   sehubungan    dengan    akun
         persediaan pada koperasi adalah sebagai berikut:

         a. Persediaan pada koperasi dapat digolongkan menjadi persediaan
            komoditi program dan komoditi umum (bukan program). Komoditi
            program adalah komoditi yang memperoleh fasilitas dari pemerintah dan,
            pada umumnya, mencakupi program pengadaan dan penyaluran.

         b. Selain harga beli, jumlah kewajiban koperasi sehubungan dengan
            transaksi untuk mendapatkan komoditi program mencakupi berbagai jenis
            dana yang ditetapkan oleh pemerintah atau gerakan koperasi itu sendiri.
            Di   antara dana-dana tersebut, terdapat jenis        dana yang    akan
            dikembalikan kepada koperasi yang bersangkutan.

                 Sesuai dengan konsep harga perolehan/harga pokok, seluruh
         kewajiban koperasi sehubungan dengan transaksi perolehan komoditi
         program, termasuk iuran-iuran yang ditetapkan oleh pemerintah dan gerakan
         koperasi, dapat dipandang sebagai pengorbanan ekonomis, dan oleh karena

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                         Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                            SEMINAR AKUNTANSI
itu seluruh kewajiban tersebut merupakan unsur harga pokok. Dana-dana
         yang akan diperoleh kembali dapat dipandang sebagai pendapatan lain-lain
         pada saat penerimaan tersebut direalisasikan.

                     Persediaan komoditi program dinilai sebesar jumlah kewajiban
         kepada pihak ketiga ditambah dengan dana-dana yang harus dibayar
         menurut ketentuan pemerintah maupun gerakan koperasi. Dana-dana yang
         diperoleh kembali pada kemudian hari dicatat sebagai pendapatan lain-lain
         pada saat penerimaan tersebut direalisasikan. Persediaan komoditi umum
         (bukan program) dinilai dan disajikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
         dalam PSAK No. 14 tentang Persediaan.

                  Penurunan nilai persediaan program yang disebabkan oleh
         kerusakan fisik, susut atau sebab-sebab lain diperlakukan sesuai dengan
         ketentuan-ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14.

    4.   Investasi

                  Investasi yang dilakukan koperasi dapat berupa : ( 1 ) investasi
         pada koperasi lainnya dan (2) investasi pada badan usaha bukan koperasi.
         Beberapa karakteristik yang terdapat dalam akun investasi pada koperasi
         lainnya adalah sebagai berikut :

         a. Penyertaan yang sifatnya permanen (jangka waktunya tidak terbatas) dan
            tidak dapat diperjualbelikan. Contoh jenis penyertaan seperti ini adalah
            simpanan pokok pada koperasi lain.

         b. Penyertaan yang jumlahnya selalu bertambah dalam jangka waktu
            tertentu dan umurnya tergantung pada ketentuan dalam anggaran
            dasar/anggaran rumah tangga koperasi. Penyertaan semacam ini juga
            tidak dapat diperjualbelikan. Contoh jenis penyertaan seperti ini adalah
            simpanan wajib dan simpanan-simpanan khusus.

         c. Penyertaan yang jangka waktunya tidak terbatas dan pencairannya di
            luar wewenang koperasi yang memilikinya.

            Wewenang pencairan pendapatan yang diperoleh dari penyertaan ini
            juga berada di luar koperasi yang bersangkutan. Contoh jenis penyertaan




Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                       Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                          SEMINAR AKUNTANSI
seperti ini adalah Simpanan khusus KUD di BUKOPIN yang berbentuk
             sertifikat deposito.

         d. Penyertaan yang dapat diambil sewaktu-waktu (pencairannya tidak
             dibatasi) dan dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan dan tidak
             dapat diperjualbelikan. Contoh jenis penyertaan seperti ini adalah
             simpanan sukarela.

                     Beberapa karakteristik sehubungan dengan akun investasi suatu
         koperasi pada koperasi lainnya dengan demikian dapat disimpulkan sebagai
         berikut :

         a. Investasi jangka pendek, dengan karakteristik sebagai berikut:

             i.   pencairannya tidak dibatasi umurnya relatif pendek,

             ii. tidak dapat diperjualbelikan,

             iii. dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan.

         b. Investasi jangka panjang, dengan karakteristik sebagai berikut:

             i.   permanen (jangka waktu tidak dibatasi),

             ii. umurnya tergantung pada ketentuan yang berlaku pada koperasi dan
                  relatif jangka panjang,

             iii. tidak dapat diperjualbelikan,

             iv. lebih dititikberatkan sebagai ikatan dalam sistem jaringan koperasi.

                     Karakteristik-karakteristik tersebut mengakibatkan kriteria menurut
         PSAK No. 13 tentang Akuntansi Untuk Investasi tidak dapat diterapkan pada
         koperasi.

    5.   Aktiva Tetap

                     Beberapa karakteristik sehubungan dengan aktiva tetap pada
         koperasi adalah sebagai berikut :

         a. Aktiva tetap yang diperoleh untuk keperluan menunjang program
             pemerintah atau untuk keperluan usahanya sendiri.

         b. Aktiva tetap dari pemerintah yang dikelola oleh koperasi atas dasar
             revolving fund. Perolehan aktiva tetap ini menimbulkan kewajiban


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                           Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                              SEMINAR AKUNTANSI
menyetor sejumlah tertentu kepada pengelola revolving fund. Jumlah
            yang disetorkan adalah sebesar keuntungan yang diperoleh dari
            pengelolaan aktiva tetap tersebut. Apabila dari pengelolaan aktiva tetap
            ini koperasi yang bersangkutan tidak memperoleh keuntungan maka
            kewajiban menyetor dapat ditangguhkan. Contoh aktiva tetap semacam
            ini adalah Mesin Pengolahan Padi (Rice Milling Unit) dari Kennedy
            Round.

         c. Aktiva tetap yang diperoleh dalam rangka program pemerintah.
            Pelunasan kewajiban yang timbul dari aktiva tetap tersebut dikaitkan
            dengan program pemerintah tertentu yang berlaku untuk semua koperasi
            yang terlibat, baik yang menerima atau tidak menerima aktiva tetap
            dimaksud. Contoh aktiva tetap semacam ini adalah Gudang Lantai Jemur
            dan Kios (GLK) yang dibangun dengan kredit dari pemerintah.

                 Aktiva tetap dari pemerintah yang dikelola atas dasar revolving fund
         merupakan bantuan (donasi) dari pemerintah kepada koperasi dan dicatat
         sebesar harga perolehan. Keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan
         aktiva tetap tersebut akan merupakan bagian dari sisa hasil usaha koperasi
         dan disisihkan untuk cadangan revolving. Penyetoran revolving fund dicatat
         sebagai dana revolving. Keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan aktiva
         tetap ini dihitung hanya terbatas pada pendapatan dan biaya langsung yang
         berkaitan dengannya. Dengan perlakuan akuntansi seperti tersebut di atas,
         laporan keuangan dapat lebih menggambarkan prestasi koperasi yang
         bersangkutan.

                 Dasar yang dipakai adalah konsep substance over form, yang lebih
         menekankan makna ekonomis suatu peristiwa / transaksi daripada bentuk
         hukumnya. Aktiva tetap yang diperoleh dalam rangka program pemerintah
         dan yang pelunasan kewajibannya dikaitkan dengan program tersebut dicatat
         sebesar harga perolehan pada saat aktiva tersebut diterima, dengan
         mengkredit kewajiban. Dana yang disisihkan dan disetor oleh koperasi yang
         memperoleh aktiva tetap tersebut merupakan pelunasan kewajiban. Dana
         yang disisihkan dan disetor oleh koperasi yang tidak menerima aktiva tetap
         dimaksud atau oleh koperasi yang kewajiban pelunasannya telah selesai
         dicatat sebagai beban. Dasar yang digunakan untuk perlakuan akuntansi


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                       Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                          SEMINAR AKUNTANSI
seperti tersebut di atas adalah adanya keterkaitan antara dana yang
           disisihkan dengan aktiva tetap yang diterima. Perlakuan akuntansi demikian
           akan mengakibatkan laporan keuangan dapat lebih mempunyai daya
           banding.



I.   KEWAJIBAN

               Beberapa karakteristik sehubungan dengan akun kewajiban pada
     koperasi adalah sebagai berikut:

     a. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi kewajiban kepada anggota dan
          bukan anggota.

     b. Kewajiban sehubungan dengan simpanan dari anggota yang sifatnya sukarela.
          Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967, simpanan semacam ini
          dikelompokkan dalam permodalan koperasi.

     c. Kewajiban kepada koperasi lain atau anggota yang timbul sehubungan dengan
          program pemerintah di bidang pengadaan dan penyaluran komoditi. Kewajiban
          ini adalah bagian dari harga pertukaran yang menjadi hak koperasi lain atau
          anggota tersebut.

     d. Kewajiban berupa dana-dana koperasi yang timbul sehubungan dengan
          pembagian sisa hasil usaha. Contoh kewajiban jenis ini adalah Dana Anggota,
          Dana Pengurus, Dana Karyawan, Dana Pembangunan Daerah Kerja, Dana
          Sosial.

     e. Kewajiban kepada koperasi lain atau gerakan koperasi secara nasional yang
          timbul sehubungan dengan program khusus di bidang pengadaan atau
          penyaluran komoditi yang jatuh temponya ditetapkan oleh pemerintah. Contoh
          kewajiban jenis demikian adalah Simpanan Khusus KUD dan Dana Cadangan
          Modal KUD.

     f.   Kewajiban koperasi sebagai anggota koperasi lainnya untuk menanggung
          kerugian yang diderita oleh koperasi lain tersebut, baik yang timbulnya pada
          saat penutupan buku maupun pada saat pembubaran koperasi lain tersebut.




Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                         Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                            SEMINAR AKUNTANSI
g. Kewajiban koperasi sebagai anggota koperasi lainnya untuk menanggung
       kewajiban sesama koperasi anggota yang tidak mampu untuk menanggung
       kerugian koperasi.

             Kewajiban yang timbul dari transaksi dengan anggota atau yang ada
    keterkaitan dengan anggota perlu disajikan secara terpisah sebagai hutang
    kepada anggota. Perlakuan demikian dianggap tepat oleh karena informasi
    semacam ini dapat merupakan petunjuk penting tentang manfaat yang dapat
    diberikan oleh koperasi kepada para anggotanya.

             Kewajiban yang timbul sehubungan dengan transaksi pembelian produk
    atau penerimaan jasa dengan bukan anggota dapat dipandang sebagai hutang
    sebagaimana yang terdapat pada badan-badan usaha lainnya.

             Kewajiban kepada koperasi lain atau anggota sehubungan dengan
    program khusus di bidang pengadaan dan penyaluran komoditi seperti tersebut
    pada Paragraf 1.c di atas berkaitan dengan aktiva titipan, sehingga kewajiban
    semacam ini disajikan di neraca sebagai pengurang atas aktiva titipan yang
    bersangkutan.

             Simpanan sukarela dari anggota dianggap lebih bersifat sebagai
    kewajiban daripada sebagai modal, walaupun dalam Undang-Undang No. 12
    Tahun 1967 dikelompokkan dalam permodalan koperasi.

             Kewajiban yang timbul sehubungan dengan pembagian sisa hasil usaha
    dapat dianggap sebagai kewajiban lancar, atau karena terdapat ketentuan lain
    kewajiban semacam ini diperlakukan sebagai kewajiban jangka panjang.

             Kebijakan pemerintah yang bersifat membatasi, khususnya pembatasan
    terhadap penggunaan, penguasaan maupun jatuh tempo kewajiban seperti
    tersebut pada Paragraf 1 .d di atas perlu diungkapkan, atau kewajiban yang
    bersangkutan disajikan secara terpisah.

             Ketentuan      yang   mengatur   tentang   kewajiban   koperasi   untuk
    menanggung kerugian koperasi lainnya atau menanggung kewajiban sesama
    koperasi anggota seperti tersebut pada Paragraf 1.e dan 1.f di atas, dalam suatu
    sistem jaringan koperasi dianggap tidak dapat mengakibatkan timbulnya kewajiban
    bersyarat.



Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                        Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                           SEMINAR AKUNTANSI
Kewajiban yang timbul dari transaksi dengan anggota disajikan secara
     terpisah sebagai hutang kepada anggota. Kewajiban yang timbul sehubungan
     dengan transaksi dengan bukan anggota disajikan sesuai dengan ketentuan-
     ketentuan dalam standar akuntansi keuangan yang berlaku.

             Simpanan sukarela disajikan sebagai kewajiban lancar atau jangka
     panjang sesuai dengan jatuh temponya.

             Kewajiban yang timbul karena pembagian SHU disajikan sebagai
     kewajiban lancar kecuali terdapat ketentuan lain yang menyatakan secara jelas
     perlunya penyajian kewajiban semacam ini sebagai kewajiban jangka panjang.

             Kewajiban sehubungan dengan dana titipan diperlakukan sebagai
     kewajiban titipan dan disajikan sebagai pengurang terhadap aktiva titipan yang
     bersangkutan.

             Ketentuan tentang kewajiban koperasi sebagai anggota koperasi lainya
     untuk menanggung kerugian koperasi lainnya tersebut atau sesama koperasi
     anggota tidak dapat dianggap sebagai kewajiban bersyarat.



J.   KEKAYAAN BERSIH

     Beberapa karakteristik modal pada koperasi adalah sebagai berikut:

     1.   Modal yang berasal dari simpanan dan dapat berbentuk:

          a. Simpanan pokok yaitu jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya
             yang wajib diserahkan kepada koperasi pada waktu masuk menjadi
             anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang
             bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.

          b. Simpanan wajib yaitu jumlah nilai uang tertentu yang harus dibayar oleh
             anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib dapat
             diambil kembali dengan cara dan waktu yang ditentukan. Pembayaran
             simpanan pokok dan simpanan wajib anggota dapat dilakukan dengan
             cara angsuran yang jumlah dan lamanya ditetapkan dalam anggaran
             dasar atau ketentuan lainnya. Simpanan pokok dan simpanan wajib
             tersebut dapat dikompensasikan dengan jasa modal dan/atau jasa usaha
             dari bagian sisa hasil usaha anggota yang bersangkutan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                         Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                            SEMINAR AKUNTANSI
c. Simpanan sukarela yaitu jumlah tertentu dalam nilai uang yang
               diserahkan   oleh    anggota/bukan   anggota   terhadap   koperasi   atas
               kehendak sendiri sebagai simpanan.

    2.   Modal yang berasal dari donasi dari pihak luar yang diterima oleh koperasi
         baik dalam bentuk kas maupun bukan kas.

    3.   Modal yang dipupuk dari cadangan koperasi dan berasal dari:

         a. Akumulasi pembagian sisa hasil usaha yang besarnya ditetapkan
               menurut cara-cara yang diatur dalam anggaran dasar atau ketentuan
               lainnya. Cadangan ini dimaksudkan untuk pemupukan modal dan
               menutup kerugian, sehingga tidak boleh dibagikan kepada anggota walau
               pada waktu pembubaran sekalipun.

         b. Penyisihan dana yang dilakukan sehubungan dengan program khusus di
               bidang pengadaan dan penyaluran komoditi. Cadangan ini digunakan
               untuk pemupukan modal dan pencairannya di luar wewenang koperasi
               yang bersangkutan.

    4.   Modal yang berupa sisa hasil usaha tahun berjalan dan tahun (tahun)
         sebelumnya yang belum dibagi. Kewajiban koperasi sehubungan dengan
         pembagian sisa hasil usaha timbul pada saat pembagian tersebut telah
         diputuskan oleh dan dalam rapat anggota tahunan.

               Simpanan pokok dan simpanan wajib pada dasarnya adalah investasi
    pemilik/anggota pada koperasi dan bersifat kekal. Dalam kaitan ini, simpanan
    pokok dan simpanan wajib dapat dianggap sebagai bagian dari kekayaan bersih
    koperasi. Oleh karena kewajiban menyetor simpanan pokok dikaitkan dengan hak
    dan status anggota, maka penyajian simpanan pokok dalam laporan keuangan
    harus dapat mengungkapkan besarnya simpanan pokok yang masih harus dibayar
    anggota. Perlakuan yang sama perlu diterapkan untuk simpanan wajib mengingat
    sifatnya sebagai bagian dari kekayaan bersih. Setiap bentuk balas jasa atas
    simpanan pokok dan simpanan wajib, sesuai dengan alasan seperti tersebut di
    atas, dengan demikian dianggap sebagai distribusi sisa hasil usaha kepada
    anggota.

               Mengingat sifat dan tujuan pembentukan cadangan koperasi adalah
    untuk memupuk ekuitas maupun menutup kerugian koperasi dan dengan demikian

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                           Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                              SEMINAR AKUNTANSI
dapat mengakibatkan perubahan kekayaan bersih koperasi, maka dianggap perlu
    adanya laporan perubahan kekayaan bersih pada koperasi.

               Kekayaan bersih koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib,
    donasi, cadangan koperasi, dan sisa hasil usaha yang belum dibagi. Setiap bentuk
    balas jasa atas simpanan pokok dan simpanan wajib yang diberikan oleh koperasi
    kepada anggota diperlakukan sebagai pembagian sisa hasil usaha kepada
    anggota.

               Simpanan pokok dan simpanan wajib disajikan di neraca sesuai dengan
    jumlah uang yang telah menjadi kewajiban untuk disetorkan. Simpanan pokok dan
    simpanan wajib yang belum disetor disajikan sebagai pengurang terhadap
    simpanan yang bersangkutan.

               Cadangan koperasi yang berasal dari pembagian sisa hasil usaha
    disajikan sejumlah akumulasi pembagian sisa hasil usaha periode-periode lalu.
    Cadangan yang berasal dari penyisihan dana dalam rangka program khusus,
    disajikan sebesar jumlah yang menjadi hak koperasi.

               Laporan perubahan kekayaan bersih perlu disajikan sebagai laporan
    keuangan tambahan.




Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB                        Afif Sulfa, SE MSi. Ak
                                                           SEMINAR AKUNTANSI

More Related Content

What's hot

INVESTASI (makalah ekonomi makro)
INVESTASI (makalah ekonomi makro)INVESTASI (makalah ekonomi makro)
INVESTASI (makalah ekonomi makro)
A-ttiitudEd Kuu
 
Presentasi pengantar bisnis
Presentasi pengantar bisnisPresentasi pengantar bisnis
Presentasi pengantar bisnis
tarunadicky
 
Ch 18 Pendanaan & Investasi Melalui Pasar Sekuritas
Ch 18 Pendanaan & Investasi Melalui Pasar SekuritasCh 18 Pendanaan & Investasi Melalui Pasar Sekuritas
Ch 18 Pendanaan & Investasi Melalui Pasar Sekuritas
Umi Badriyah
 

What's hot (19)

Pertemuan 6 penganggaran modal (capital budgetting 1 kriteria investasi
Pertemuan 6 penganggaran modal (capital budgetting 1  kriteria investasiPertemuan 6 penganggaran modal (capital budgetting 1  kriteria investasi
Pertemuan 6 penganggaran modal (capital budgetting 1 kriteria investasi
 
Resume uas pertengahan semester 2
Resume uas pertengahan semester 2Resume uas pertengahan semester 2
Resume uas pertengahan semester 2
 
Pengenalan project finance bagian 1
Pengenalan project finance bagian 1Pengenalan project finance bagian 1
Pengenalan project finance bagian 1
 
Pendanaan/Modal
Pendanaan/ModalPendanaan/Modal
Pendanaan/Modal
 
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjangMakalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
 
INVESTASI (makalah ekonomi makro)
INVESTASI (makalah ekonomi makro)INVESTASI (makalah ekonomi makro)
INVESTASI (makalah ekonomi makro)
 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGANANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
(Irma yuningsih) 11011700551 resume bab 9 14
(Irma yuningsih) 11011700551 resume bab 9 14(Irma yuningsih) 11011700551 resume bab 9 14
(Irma yuningsih) 11011700551 resume bab 9 14
 
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangMene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
 
Presentasi pengantar bisnis
Presentasi pengantar bisnisPresentasi pengantar bisnis
Presentasi pengantar bisnis
 
Ch 18 Pendanaan & Investasi Melalui Pasar Sekuritas
Ch 18 Pendanaan & Investasi Melalui Pasar SekuritasCh 18 Pendanaan & Investasi Melalui Pasar Sekuritas
Ch 18 Pendanaan & Investasi Melalui Pasar Sekuritas
 
Teori Investasi
Teori Investasi Teori Investasi
Teori Investasi
 
Bi zzzzz
Bi zzzzzBi zzzzz
Bi zzzzz
 
Teori investasi
Teori investasiTeori investasi
Teori investasi
 
Makalah II manajemen keuangan
Makalah II manajemen keuanganMakalah II manajemen keuangan
Makalah II manajemen keuangan
 
PENDANAAN II
PENDANAAN IIPENDANAAN II
PENDANAAN II
 
Gambaran umum manajemen modal kerja
Gambaran umum manajemen modal kerjaGambaran umum manajemen modal kerja
Gambaran umum manajemen modal kerja
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
 
Finance for Non-Finance Training
Finance for Non-Finance TrainingFinance for Non-Finance Training
Finance for Non-Finance Training
 

Similar to 32019 5-670748215145

Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279
agus niar nazara niar nazara
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
dewihartinah
 
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 sTasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasyayulia
 

Similar to 32019 5-670748215145 (20)

Mengenal ias 23 borrowing costs
Mengenal ias 23 borrowing costsMengenal ias 23 borrowing costs
Mengenal ias 23 borrowing costs
 
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURARESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
RESUME BAB 17 BUKU INTRODUCTION TO BUSINESS JEFF MADURA
 
Tugas iis
Tugas iisTugas iis
Tugas iis
 
Tugas iis
Tugas iisTugas iis
Tugas iis
 
Jawaban uas m.keungan 1
Jawaban uas m.keungan 1Jawaban uas m.keungan 1
Jawaban uas m.keungan 1
 
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279
Makalah uas manajement keuangan agus niar nazara nim 11011700279
 
Resume manajemen keuangan. furkon choerul a. 11011700748
Resume manajemen keuangan. furkon choerul a. 11011700748Resume manajemen keuangan. furkon choerul a. 11011700748
Resume manajemen keuangan. furkon choerul a. 11011700748
 
Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
Makalah uas manajemen keuangan i
Makalah uas manajemen keuangan iMakalah uas manajemen keuangan i
Makalah uas manajemen keuangan i
 
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748
Jawaban uas manajemen keuangan i furkon choerul a. 11011700748
 
Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Tugas 2
 
Resume uas
Resume uasResume uas
Resume uas
 
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
Resume Makalah UAS Silvia 11011700265
 
Resume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuanganResume II manajemen keuangan
Resume II manajemen keuangan
 
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04
The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04
The Cost of Capital/abshor.marantika/Rosita Purwaningsih/3-04
 
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 sTasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
Tasya Yulia Larasati (11011700496) Resume 11 manajemen keuangan tasya 2 s
 
Ppt wesel
Ppt weselPpt wesel
Ppt wesel
 
pptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdfpptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdf
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
AgusSuarno2
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
AvivThea
 

Recently uploaded (20)

PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 

32019 5-670748215145

  • 1. Bahan Kuliah Seminar Akuntansi ttm ke-5 Afif Sulfa, SE MSi. Ak. 1. BIAYA PINJAMAN A. PENDAHULUAN 1. Tujuan : Mahasiswa mampu memahami Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 26 tentang perlakuan akuntansi atas: a. biaya pinjaman, di mana secara umum standar ini mengharuskan pembebanan segera biaya pinjaman pada saat terjadinya. b. biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan, konstruksi atau produksi dari suatu qualifying asset, standar ini mengharuskan kapitalisasi biaya pinjaman tersebut. 2. Ruang Lingkup a. PSAK No. 26 harus diterapkan untuk perlakukan akuntansi atas biaya pinjaman; b. PSAK No. 26 menggantikan PSAK No. 26, Akuntansi Bunga Untuk Periode Konstruksi, yang diberlakukan sejak tahun 1988; c. PSAK No. 26 tidak mengatur biaya atas ekuitas (actual or imputed cost of equity). 3. Definisi a. Biaya Pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya harus ditanggung oleh suatu perusahaan sehubungan dengan peminjaman dana. b. Aktiva Tertentu yang memenuhi syarat (qualifying assets)- selanjutnya disebut Aktiva Tertentu - adalah suatu aktiva yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar siap untuk dipergunakan atau dijual sesuai dengan tujuannya. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 2. 4. Biaya pinjaman meliputi antara lain: a. Bunga atas penggunaan dana pinjaman baik pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang. b. Amortisasi diskonto atau premium yang terkait dengan pinjaman (borrowings). c. Amortisasi atas biaya yang terkait dengan perolehan pinjaman seperti biaya konsultan, ahli hukum, commitment fee dan sebagainya. d. Selisih kurs atas pinjaman dalam valuta asing (sepanjang bunga) atau amortisasi premi kontrak valuta berjangka dalam rangka hedging dana yang dipinjam dalam valuta asing. 5. Aktiva Tertentu antara lain adalah persediaan barang tertentu, pabrik dan pembangkit tenaga listrik. Sedangkan aktiva yang pada saat diperoleh sudah dalam keadaan siap untuk digunakan atau dijual bukan merupakan Aktiva Tertentu. 6. Persediaan barang tertentu adalah persediaan yang untuk memproduksi sampai siap untuk dijual membutuhkan waktu yang cukup lama sesuai dengan bidang usahanya. Yang dimaksud dengan waktu yang cukup lama adalah 12 bulan atau lebih. Persediaan yang pada saat diperoleh sudah dalam keadaan siap dijual bukan merupakan Aktiva Tertentu. B. PENGAKUAN Biaya pinjaman harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya biaya pinjaman tersebut, kecuali untuk biaya pinjaman yang harus dikapitalisasi. Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan, konstruksi atau produksi suatu Aktiva Tertentu harus dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan Aktiva Tertentu tersebut. Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi tersebut harus ditentukan sesuai dengan standar ini. 1. Biaya Pinjaman yang Dikapitalisasi Apabila bulan pinjaman dapat diatribusikan secara langsung dengan Aktiva Tertentu, maka biaya pinjaman tersebut harus dikapitalisasi Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 3. terhadap Aktiva Tertentu tersebut. Apabila biaya pinjaman tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung dengan Aktiva Tertentu, maka kapitalisasi biaya pinjaman ditentukan berdasarkan penjelasan sebelumnya. Dalam keadaan tertentu sulit untuk mengidentifikasikan adanya hubungan langsung antara pinjaman terntentu dengan perolehan suatu Aktiva Tertentu dan untuk menentukan bahwa pinjaman tertentu sebenarnya tidak perlu ada apabila perolehan Aktiva Tertentu tidak terjadi. Misalnya: apabila terdapat sentralisasi pendanaan untuk semua kegiatan usaha. Kesulitan juga dapat terjadi bila suatu perusahaan menggunakan beberapa jenis instrumen hutang dengan tingkat bunga yang berbeda-beda. Dalam hal ini, sulit untuk menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat secara langsung diatribusikan, sehingga diperlukan pertimbangan profesional (profesional judgement). Apabila pinjaman hanya digunakan untuk memperoleh suatu Aktiva Tertentu, maka jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi adalah seluruh biaya pinjaman yang timbul selama peminjaman dana tersebut dikurangi dengan pendapatan bunga yang diperoleh dari investasi sementara atas dana hasil pinjaman yang belum digunakan. Pengaturan pendanaan untuk perolehan suatu Aktiva Tertentu dapat menyebabkan suatu perusahaan memperoleh pinjaman dan menanggung biaya pinjamannya sebelum seluruh atau sebagian dana yang diperoleh tersebut digunakan untuk membiayai perolehan Aktiva Tertentu. Dalam keadaan tersebut perusahaan umumnya menginvestasikan untuk sementara dana yang belum terpakai. Untuk menentukan jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi dalam periode tertentu, jumlah biaya pinjaman harus dikurangi terlebih dahulu dengan hasil investasi atas dana yang belum terpakai tersebut. Apabila suatu dana berasal dari pinjaman yang tidak secara khusus digunakan untuk perolehan suatu Aktiva Tertentu tetapi pinjaman tersebut digunakan juga untuk perolehan Aktiva Tertentu, maka jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan dengan mengalikan tingkat kapitalisasi terhadap pengeluaran yang terjadi untuk memperoleh Aktiva Tertentu. Tingkat kapitalisasi dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang dari Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 4. biaya pinjaman dibagi dengan jumlah pinjaman dari suatu periode, (tidak termasuk jumlah pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan Aktiva Tertentu) jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi dalam periode tertentu tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi selama periode tersebut. 2. Selisih antara Nilai Tercatat suatu Aktiva Tertentu dengan Jumlah yang Dapat Dipulihkan Apabila nilai tercatat atau jumlah keseluruhan biaya yang diperkirakan atas suatu Aktiva Tertentu melebihi jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan atau nilai realisasi bersih, maka nilai tercatat tersebut harus disesuaikan dengan mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan lain yang berlaku. 3. Saat Dimulainya Kapitalisasi Kapitalisasi biaya pinjaman sebagai bagian dari biaya perolehan suatu aktiva dimulai apabila: a. Pengeluaran untuk aktiva tersebut telah mulai dilakukan. b. Biaya pinjaman sedang terjadi. c. Aktivitas yang dibutuhkan untuk mempersiapkan pembangunan atau memproduksi Aktiva Tertentu sedang berlangsung. Pengeluaran untuk Aktiva Tertentu hanya meliputi pengeluaran yang menimbulkan pembayaran tunai, transfer aktiva lain, atau timbulnya kewajiban yang dikenakan bunga. Perhitungan kapitalisasi Biaya Pinjaman berdasarkan asas proporsional jumlah pinjaman dikurangi penerimaan pendapatan yang berkaitan dengan Aktiva Tertentu tersebut. Nilai tercatat rata-rata suatu Aktiva Tertentu dalam suatu periode, termasuk jumlah biaya pinjaman yang telah dikapitalisasi sebelumnya, biasanya merupakan taksiran yang layak dari pengeluaran yang dihitung dengan menggunakan tingkat kapitalisasi dalam periode tersebut. Pengertian mengenai aktivitas yang dibutuhkan untuk mempersiapkan pembangunan atau memproduksi Aktiva Tertentu tidak terbatas pada aktivitas konstruksi fisik, tetapi termasuk juga aktivitas teknik Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 5. dan administrasi yang dibutuhkan sebelum dimulainya konstruksi fisik, seperti kegiatan untuk memperoleh perizinan yang dibutuhkan untuk membangun Aktiva Tertentu. Akan tetapi, dianggap tidak terdapat aktivitas apapun, apabila perusahaan hanya mendiamkan suatu aktiva tanpa kegiatan pembangunan atau produksi yang dapat mengubah kondisi aktiva tersebut. Misalnya, biaya pinjaman yang terjadi pada periode dimana tanah tertentu sedang dikembangkan harus dikapitalisasi. Akan tetapi apabila perusahaan membeli tanah tertentu untuk dibangun dan hanya mendiamkannya tanpa kegiatan apapun, maka biaya pinjaman yang timbul tidka boleh dikapitalisasi. 4. Penghentian Kapitalisasi Kapitalisasi biaya pinjaman harus dihentikan apabila dalam sautu periode yang cukup lama perusahaan menangguhkan atau menunda aktivitas perolehan, pembangunan ataupun produksi. Biaya pinjaman mungkin saja tetap ada selama perusahaan menunda atau memberhentikan untuk sementara waktu aktivitas untuk memperoleh, membangun atau memproduksi Aktiva Tertentu, biaya pinjaman selama masa ini tidak boleh dikapitalisasi. Pada keadaan tertentu, dapat saja terjadi penundaan atau pemberhentian sementara dar aktivitas konstruksi fisik karena menunggu penyelesaian dari pekerjaan teknik atau administrasi yang sedang berlangsung. Dalam keadaan ini kapitalisasi biaya pinjaman tetap berlangsung. Keadaan lainnya dimana kapitalisasi biaya pinjaman tetap berlangsung walaupun ada penundaan/pemberhentian sementara aktivitas untuk memperoleh, membangun atau memproduksi Aktiva Tertentu, yaitu dimana dalam proses memperoleh, membangun atau memproduksi secara teknik diharuskan atau dibutuhkan penundaan aktivitas. Misalnya, dalam proses pembangunan jembatan, kegiatan konstruksi fisik harus dihentikan sementara karena permukaan air sungai sedang pasang, dalam keadaan ini kapitalisasi biaya pinjaman tetap berlangsung hanya apabila di daerah tersebut naiknya permukaan air merupakan hal yang wajar. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 6. 5. Berakhirnya Kapitalisasi Biaya Pinjaman Kapitalisasi biaya pinjaman harus diakhiri apabila aktivitas untuk memperoleh, membangun atau memproduksi Aktiva Tertentu sesuai dengan tujuannya secara substansial telah selesai. Satu aktiva biasanya siap untuk digunakan atau dijual sesuai tujuannya apabila kegiatan konstruksi fisik yang dibutuhkan telah selesai, walaupun mungkin masih dibutuhkan kegiatan admisitratif tertentu yang berkaitan dengan aktiva tersebut. Dalam keadaan ini biaya pinjaman tidak lagi boleh dikapitalisasi. Apabila pembangunan atau konstruksi suatu aktiva dapat diselesaikan perbagian dimana bagian yang telah selesai dapat segera digunakan sementara bagian lainnya masih dalam penyelesaian, maka jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi adalah untuk bagian yang belum selesai saja. Untuk suatu area perkantoran yang didalamnya terdapat beberapa gedung, maka masing-masing gedung dapat dianggap sebagai Aktiva Tertentu tersendiri, karena apabila gedung pertama telah selesai dapat langsung digunakan, dijual atau disewakan sesuai dengan tujuannya tanpa harus tergantung dengan penyelesaian gedung kedua. Hal ini berbeda dengan pembangunan suatu pabrik yang melibatkan beberapa tahapan proses produksi, pembangunan pabrik ini baru dapat dianggap selesai, bila seluruhnya selesai karena bagian yang lebih dulu secara fisik telah selesai tetap tidak dapat digunakan apabila bagian terakhir dari pembangunan pabrik selesai. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 7. 2. AKUNTANSI PERKOPERASIAN A. PENDAHULUAN 1. Tujuan : Mahasiswa mampu memahami Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 27 tentang perlakuan akuntansi pada badan usaha berbentuk koperasi. 2. Ruang Lingkup a. PSAK No. 27 harus diterapkan untuk perlakukan akuntansi pada badan usaha koperasi; b. Perlakuan akuntansi yang tidak diatur dalam PSAK No. 27, maka mengikuti PSAK lainnya. B. KARAKTERISTIK BADAN USAHA KOPERASI Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Tujuan utama koperasi Indonesia adalah mengembangkan kesejahteraan anggota, pada khususnya, dan masyarakat, pada umumnya. Koperasi Indonesia adalah perkumpulan orang-orang, bukan perkumpulan modal, sehingga laba bukan merupakan ukuran utama kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima anggota lebih diutamakan daripada laba. Meskipun demikian harus diusahakan agar koperasi tidak menderita rugi. Tujuan ini dicapai dengan karya dan jasa yang disumbangkan oleh masing-masing anggota. Keanggotaan koperasi Indonesia bersifat sukarela dan didasarkan atas kepentingan bersama sebagai pelaku ekonomi. Melalui koperasi, para anggota ikut, secara aktif, memperbaiki kehidupannya dan kehidupan masyarakat melalui karya dan jasa yang disumbangkan. Dalam usahanya, koperasi akan lebih menekankan pada pelayanan terhadap kepentingan anggota, baik sebagai produsen maupun konsumen. Kegiatan koperasi akan lebih banyak dilakukan Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 8. kepada anggota dibandingkan dengan pihak luar. Oleh karena itu, anggota, dalam koperasi, bertindak sebagai pemilik sekaligus pelanggan. Kegiatan usaha koperasi dilakukan dalam suatu sistem jaringan koperasi. Dalam banyak hal terdapat keterkaitan yang erat antara anggota, koperasi dan koperasi lainnya. Koperasi yang didirikan oleh orang-orang atau badan-badan hukum koperasi adalah kesatuan usaha yang terpisah dan merupakan badan hukum yang berdiri sendiri. Sesuai dengan kebutuhan dan untuk maksud-maksud efisiensi, koperasi-koperasi dapat memusatkan diri menjadi koperasi pusat/sekunder. Di samping itu, untuk tujuan ekonomi, koperasi-koperasi dari berbagai jenis dapat mendirikan koperasi jenis lain. Pemusatan atau pendirian koperasi lain ini dilakukan dengan membentuk badan hukum koperasi tersendiri. Hubungan kepemilikan yang terdapat dalam koperasi-koperasi yang mengadakan pemusatan atau mendirikan koperasi jenis lain tersebut di atas tidak mengakibatkan timbulnya satu kesatuan ekonomi dalam pengertian akuntansi. Dalam menjalankan usahanya koperasi dapat mendirikan dan memiliki perusahaan atau unit-unit usaha yang langsung berada di bawah tanggung jawab dan pengawasan koperasi yang bersangkutan. Perusahaan dan unit-unit usaha tersebut di atas merupakan satu kesatuan dan di bawah satu pengelolaan dengan koperasi yang mendirikannya. Untuk perusahaan atau unit-unit usaha tadi tidak diperlukan badan hukum koperasi tersendiri. Koperasi beserta perusahaan atau unit-unit usaha yang dimilikinya merupakan satu kesatuan akuntansi. Koperasi dikelola oleh Pengurus yang dipilih dari dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota. Dalam hal-hal tertentu, anggota pengurus koperasi dapat berasal dari bukan anggota koperasi, dengan ketentuan, jumlahnya tidak melebihi sepertiga dari jumlah pengurus. Tugas kewajiban pengurus adalah memimpin organisasi dan usaha koperasi serta mewakilinya di muka dan di luar pengadilan. Manajemen koperasi dilakukan secara terbuka terutama untuk anggota- anggotanya. Keterbukaan, dalam hal ini, tidak boleh diartikan bahwa koperasi harus mengungkapkan semua informasi. Pengungkapan informasi-informasi yang akan berakibat merugikan koperasi itu sendiri, misalnya rumus-rumus kimia atau proses produksi, tidak termasuk dalam konsep keterbukaan manajemen. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 9. Keterbukaan manajemen koperasi dititikberatkan pada dilaksanakannya fungsi pertanggungjawaban dengan baik oleh pengurus koperasi. Dalam melakukan usahanya koperasi mengikuti hukum-hukum ekonomi yang rasional dan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan, termasuk prinsip efisiensi usaha. Sesuai Pasal 37 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967, Pemerintah berkewajiban untuk memberikan bimbingan, pengawasan, perlindungan dan fasilitas terhadap koperasi, dengan tujuan mendorong kearah kemandirian. Dalam kaitan ini, banyak kegiatan usaha koperasi yang tidak dapat dilepaskan dari kebijakan pemerintah. C. KARAKTERISTIK PELAPORAN KEUANGAN KOPERASI Pengurus bertanggungjawab dan wajib melaporkan kepada rapat anggota segala sesuatu yang menyangkut tata kehidupan koperasi. Aspek keuangan merupakan salah satu dari aspek-aspek yang tercakup dalam tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan koperasi juga merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi lebih ditujukan kepada pihak-pihak di luar pengurus koperasi dan tidak dimaksudkan untuk pengendalian usaha. Pemakai utama dari laporan keuangan koperasi adalah para anggota koperasi itu sendiri beserta pejabat koperasi. Pemakai lainnya yang mempunyai kepentingan terhadap koperasi diantaranya adalah calon anggota koperasi, bank, kreditur dan kantor pajak. Kepentingan pemakai utama laporan keuangan koperasi, terutama adalah : a. Menilai pertanggungjawaban pengurus. b. Menilai prestasi pengurus. c. Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya. d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya, karya dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi . Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 10. Modal koperasi terdiri dan dipupuk dari simpanan-simpanan, pinjaman- pinjaman, penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber- sumber lain. Simpanan anggota dalam koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan suka rela. Simpanan suka rela dapat berasal dari bukan anggota. Cadangan koperasi dipupuk melalui penyisihan sisa hasil usaha dan cara-cara lain yang ditetapkan dalam anggaran dasar. Cadangan dalam koperasi dimaksudkan untuk memupuk modal koperasi sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi. Cadangan koperasi bukan milik anggota koperasi dan tidak boleh dibagikan kepada anggota walaupun di waktu pembubaran. Istilah permodalan koperasi, dengan demikian, tidak hanya mencakupi modal yang disetor oleh anggota. Permodalan dalam koperasi meliputi seluruh sumber pembelanjaan koperasi, yang dapat bersifat permanen atau sementara. Pihak- pihak yang mempunyai klaim terhadap sumber daya koperasi terdiri dari kreditur, anggota/ pemilik dan badan usaha koperasi itu sendiri. Struktur klaim yang demikian menunjukkan bahwa koperasi mempunyai eksistensi tersendiri, terpisah dengan anggota-anggotanya. Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan-penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang bersangkutan disebut sisa hasil usaha. Sesuai dengan karakteristik koperasi, sisa hasil usaha berasal dari hasil usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan juga bukan anggota. Sisa hasil usaha pada koperasi bukan merupakan satu-satunya alat pengukur bagi manfaat keanggotaan koperasi dan prestasi pengurus. Sisa hasil usaha, dengan demikian, merupakan hasil dari aturan dan prosedur akuntansi yang diterapkan dalam koperasi dan mencerminkan perubahan kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan koperasi itu sendiri, yang berasal dari transaksi, kejadian atau keadaan ekonomis yang timbul dari kegiatan usaha. Pembagian laba dan transaksi modal tidak dimasukkan dalam perhitungan sisa hasil usaha. Keanggotaan pada koperasi tidak dapat dipindahtangankan dengan dalih apapun. Kewajiban anggota untuk menanggung kerugian yang diderita koperasi baik yang timbul pada penutupan tahun buku maupun pada saat pembubaran dapat ditetapkan terbatas atau tidak terbatas. Dalam hal tanggungan anggota ditetapkan terbatas, maka kerugian hanya dapat dibebankan pada kekayaan Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 11. koperasi (dalam bentuk cadangan yang telah dipupuk) dan kepada anggota sebesar jumlah tanggungan yang ditetapkan dalam anggaran dasar. Dalam kaitan ini, sisa hasil usaha bukan merupakan perubahan kekayaan dari anggota. D. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN KOPERASI Laporan keuangan koperasi dapat menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya untuk: a. Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota koperasi. b. Mengetahui prestasi keuangan koperasi selama suatu periode dengan sisa hasil usaha dan manfaat keanggotaan koperasi sebagai ukuran. c. Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi, kewajiban dan kekayaan bersih, dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota. d. Mengetahui transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih, dalam suatu periode, dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota. e. Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi. Informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan seperti berikut : a. Sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi; b. Kewajiban yang harus dipenuhi oleh koperasi; c. Kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan koperasi itu sendiri; d. ransaksi, kejadian dan keadaan yang terjadi dalam suatu periode yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih koperasi. e. umber dan penggunaan dana serta informasi-informasi lain yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi. Informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan koperasi sedapat mungkin memisahkan antara aktivitas yang dilakukan dengan anggota dan bukan anggota. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 12. F. LAPORAN KEUANGAN 1. Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi a. Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggung-jawaban pengurus kepada para anggotanya di dalam rapat anggota tahunan. b. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca/laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secara komparatif. c. Sesuai dengan posisi koperasi sebagai bagian dari sistem jaringan koperasi, maka beberapa akun atau istilah yang sama akan muncul baik pada kelompok aktiva maupun kewajiban/kekayaan bersih. d. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha (SHU). Sisa hasil usaha koperasi dapat berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota. Sisa hasil usaha yang dibagikan kepada anggota harus berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota. Pada rapat anggota tahunan sisa hasil usaha ini diputuskan untuk dibagi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam undang-undang dan anggaran dasar koperasi. Komponen pembagian SHU sesuai dengan undang-undang adalah sebagai berikut: Sisa hasil usaha yang berasal Sisa hasil usaha yang berasal dari : anggota bukan anggota : a. Cadangan koperasi a. Cadangan koperasi b. Anggota sebanding dengan b. Dana pengurus jasa yang diberikan c. Dana pengurus c. Dana pegawai/karyawan d. Dana pegawai/karyawan d. Dana pendidikan koperasi e. Dana pendidikan koperasi e. Dana sosial f. Dana sosial f. Dana pembangunan g. Dana pembangunan daerah kerja daerah kerja Komponen-komponen tersebut selama belum dicairkan, disajikan dalam kelompok kewajiban lancar pada neraca, sedangkan cadangan koperasi merupakan bagian sisa hasil usaha yang tidak dibagi Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 13. dan dapat digunakan untuk memupuk modal sendiri dan menutup kerugian. e. Dengan adanya konsep sistem jaringan koperasi dan pengaturan pemerintah, maka terdapat aktiva (sumber daya) yang dimiliki koperasi tetapi tidak dikuasainya, dan sebaliknya terdapat aktiva (sumber daya) yang dikuasai oleh koperasi tetapi tidak dimilikinya. f. Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi. Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca, sedangkan sisa hasil usaha tercermin pada perhitungan hasil usaha. Istilah perhitungan hasil usaha sebagai pengganti istilah laporan laba rugi sangat dianjurkan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari laba, tetapi lebih ditekankan pada manfaat bagi anggota. Oleh karena itu koperasi tidak menggunakan istilah laba atau rugi melainkan hasil usaha. Oleh karena rapat anggota tahunan memutuskan pembagian sisa hasil usaha dan untuk itu diperlukan informasi tentang likuiditas, maka seharusnya koperasi menyajikan laporan arus kas. Oleh karena transaksi yang berhubungan dengan perubahan kekayaan bersih sering terjadi, maka seharusnya laporan keuangan koperasi dilengkapi dengan laporan perubahan kekayaan bersih sebagai laporan keuangan tambahan. Oleh karena kegiatan koperasi cenderung lebih banyak ditujukan kepada kepentingan anggota baik sebagai pemilik maupun pelanggan, maka seharusnya laporan keuangan yang diterbitkan oleh koperasi dapat menyajikan hak dan kewajiban anggota beserta hasil usaha dari dan untuk anggota di samping yang berasal dari bukan anggota. Seharusnya alokasi pendapatan dan beban pada perhitungan hasil usaha kepada anggota dan bukan anggota, berpedoman pada perbandingan manfaat yang diterima oleh anggota dan bukan anggota. Jika hal demikian sulit dilaksanakan, alokasi dapat dilakukan dengan cara lain yang sistematik dan rasional. Cara-cara yang diterapkan perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 14. Penggabungan dua badan hukum koperasi dalam satu badan hukum koperasi perlu memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil dan bilamana perlu melakukan penilaian kembali. G. PENDAPATAN DAN BEBAN 1. Pendapatan Pendapatan pada perhitungan hasil usaha sebuah koperasi, terdapat beberapa karakteristik sebagai berikut: a. Pendapatan yang timbul dari transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa kepada anggota dan bukan anggota. b. Pendapatan tertentu yang realisasi penerimaannya masih tergantung pada persyaratan/ketentuan yang ditetapkan. Contoh: Beberapa jenis fee koperasi yang diperoleh dari penyaluran dan pengadaan komoditi program. Transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa kepada anggota merupakan transaksi usaha yang terjadi antar bagian dalam sistem jaringan koperasi. Informasi tentang jumlah maupun nilai transaksi semacam ini dalam suatu periode tertentu dapat merupakan salah satu petunjuk penting tentang manfaat yang dapat diberikan koperasi kepada para anggotanya. Oleh karena itu, pendapatan yang ditimbulkan dari transaksi semacam ini perlu disajikan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha sebagai penjualan kepada anggota atau pendapatan dari anggota. Pendapatan yang timbul sehubungan dengan penjualan produk atau penyerahan jasa kepada bukan anggota dapat dipandang sebagai pendapatan usaha sebagaimana lazimnya terdapat pada badan-badan usaha lainnya. Sehubungan dengan alasan yang dikemukakan pada paragraf 02 di atas, maka pendapatan yang timbul dari transaksi semacam ini perlu disajikan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha sebagai penjualan kepada bukan anggota atau pendapatan dari bukan anggota. Pendapatan yang realisasi penerimaan uangnya masih tidak pasti~ dapat menimbulkan pengaruh yang terlalu optimistis bagi pembaca laporan Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 15. keuangan jika pendapatan tersebut diakui pada saat terjadinya transaksi. Pengakuan terhadap pendapatan semacam ini perlu ditunda sampai terdapat kepastian realisasinya, yaitu dengan cara mencatatnya sebagai pendapatan ditangguhkan dalam kelompok kewajiban. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk atau penyerahan jasa kepada anggota dilaporkan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha sebagai penjualan kepada anggota atau pendapatan dari anggota. Pendapatan sehubungan dengan transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa kepada bukan anggota disajikan sesuai dengan ketentuan- ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23 tentang Pendapatan. Pendapatan yang realisasi penerimaannya belum pasti dicatat sebagai pendapatan ditangguhkan dan disajikan dalam kelompok kewajiban. Penjelasan secukupnya perlu diberikan dalam catatan atas laporan keuangan. 2. Beban Pokok Penjualan dan Beban Beberapa karakteristik beban pokok penjualan dan beban pada koperasi adalah sebagai berikut: a. Beban pokok penjualan produk kepada anggota dan bukan anggota. b. Beban yang terjadi karena aktivitas koperasi dalam kaitannya dengan program-program pemerintah. c. Beban yang pada hakekatnya dapat dipisahkan menjadi beban untuk kegiatan pelayanan kepada anggota dan beban untuk kegiatan pelayanan kepada bukan anggota. Sebagaimana halnya dengan pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi penjualan kepada anggota, maka beban pokok penjualan yang berkaitan dengannya, sewajarnya disajikan secara terpisah pula agar dapat diperoleh informasi yang jelas tentang hasil usaha kotor dari transaksi dengan anggota. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 16. Beban pokok penjualan yang timbul sehubungan dengan penjualan produk kepada bukan anggota dapat dipandang sebagai beban pokok penjualan sebagaimana lazimnya pada badan-badan usaha lainnya. Beban yang terjadi karena aktivitas koperasi dalam kaitannya dengan program khusus merupakan beban usaha yang timbul sebagai akibat wajar dari berbagai fasilitas pemerintah kepada koperasi. Oleh karena itu, beban usaha semacam ini, dapat dipandang sebagai pengorbanan ekonomis yang telah dimanfaatkan atau tidak akan mendatangkan manfaat ekonomis di masa datang. Agar sisa hasil usaha dapat dipisahkan menjadi bagian yang berasal dari kegiatan pelayanan kepada anggota, dan bukan anggota, maka beban usaha perlu dialokasikan menjadi beban anggota dan bukan anggota. Sedapat mungkin alokasi didasarkan atas perbandingan jumlah manfaat yang diterima. Tetapi, apabila hal demikian sulit dilaksanakan, maka alokasi dapat dilakukan secara sistematik dan rasional. Metode alokasi tersebut perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memperoleh informasi yang lebih jelas tentang sisa hasil usaha koperasi. Beban pokok penjualan yang timbul sehubungan dengan transaksi penjualan produk kepada anggota disajikan secara terpisah pada perhitungan hasil usaha koperasi. Beban pokok penjualan yang timbul sehubungan dengan transaksi penjualan produk kepada bukan anggota disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Beban yang terjadi karena aktivitas koperasi dalam kaitannya dengan program khusus merupakan pengorbanan ekonomis yang telah dimanfaatkan. Beban harus disajikan secara terpisah antara beban usaha anggota dan bukan anggota. Pengalokasian beban usaha tersebut sedapat mungkin didasarkan atas perbandingan jumlah manfaat yang diterima. Dalam hal cara demikian sulit dilaksanakan, maka alokasi dapat dilakukan secara sistematis dan rasional. Metode alokasi yang digunakan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 17. H. AKTIVA 1. Kas dan Bank Dalam PSAK No. 9 tentang Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek, menyatakan antara lain bahwa : a. Yang dimaksud dengan kas ialah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan . b. Yang dimaksud dengan bank ialah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Yang dapat dikategorikan sebagai akun bank dalam neraca sebuah koperasi antara lain mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Rekening-rekening bank yang penggunaannya dibatasi untuk transaksi- transaksi khusus. Pembatasan ini, pada umumnya, berdasarkan ketentuan pemerintah sehubungan dengan program pengadaan dan penyaluran yang memperoleh fasilitas dari pemerintah. Contoh rekening- rekening semacam ini adalah: Rekening Pengadaan Pangan dan Rekening Tebu Rakyat Intensifikasi. b. Rekening-rekening bank yang dibuka oleh koperasi tetapi dananya ditetapkan untuk koperasi lain, anggota atau gerakan. Dana yang tersimpan dalam rekening ini ditetapkan bukan milik koperasi yang membuka rekening tersebut. Contoh rekening semacam itu ialah: Rekening Dana Pengembangan dan Rekening Dana Penyangga. Untuk keperluan standar akuntansi ini, rekening tersebut di klasifikasikan sebagai rekening atas nama koperasi (titipan). c. Rekening-rekening bank, yang dananya menjadi milik koperasi, tetapi wewenang penggunaannya dibatasi oleh ketentuan pemerintah. Contoh rekening ini adalah : Rekening Fee Pengadaan Pangan dan Rekening Over-Price Gula Pasir. Adanya pembatasan-pembatasan tersebut di atas mengakibatkan kriteria: "Siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan" seperti tercantum dalam PSAK No. 9 tidak terpenuhi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 18. Pos kas dan bank dalam neraca koperasi dapat digolongkan menjadi: a. Kas dan bank milik koperasi yang penggunaannya tidak dibatasi; b. Kas dan bank milik koperasi yang wewenang penggunaannya dibatasi; c. Kas dan bank atas nama koperasi (titipan) dan oleh karena itu wewenang penggunaannya dibatasi. 2. Akun Piutang pada koperasi lazimnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa kepada anggota, sehubungan dengan program penyaluran barang atau dana kredit dari pemerintah maupun karena kegiatan usaha lainnya. b. Piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa kepada bukan anggota sehubungan dengan program penyaluran barang atau dana kredit dari pemerintah maupun karena kegiatan usaha lainnya. c. Piutang kepada koperasi lain yang timbul sehubungan dengan transaksi- transaksi yang menyangkut program pemerintah di bidang pengadaan dan penyaluran produk. Pencairan sebagian atau seluruh piutang ini di luar wewenang koperasi yang berpiutang. Di samping itu, transaksi/dana yang mengakibatkan timbulnya piutang ini dilakukan/disimpan oleh koperasi lain. Piutang semacam itu lebih bersifat sebagai aktiva yang dititipkan pada koperasi lain, yang pencairannya diatur pihak lain. Contoh dari piutang semacam ini adalah piutang dana pengembangan. d. Piutang yang timbul sehubungan dengan pembagian sisa hasil usaha (SHU) dari koperasi lain yang pencairannya tergantung pada persyaratan tertentu. Transaksi penjualan produk atau penyerahan jasa kepada anggota merupakan transaksi yang terjadi antar bagian dalam sistem jaringan koperasi. Informasi tentang jumlah maupun nilai transaksi semacam ini dalam suatu periode tertentu dapat merupakan salah satu petunjuk penting tentang manfaat yang dapat diberikan kepada para anggotanya. Sehubungan dengan hal tersebut, piutang yang ditimbulkan oleh transaksi semacam ini dipandang perlu disajikan secara terpisah dalam neraca sebagai piutang anggota. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 19. Piutang yang timbul sehubungan dengan penjualan produk atau penyerahan jasa kepada bukan anggota dipandang sebagai piutang usaha sebagaimana lazimnya yang terdapat pada badan-badan usaha lainnya, dan oleh karenanya disajikan dalam neraca sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 9 tentang Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek. Pembatasan pencairan -terhadap piutang seperti disebutkan dalam di atas, mengakibatkan timbulnya ketidakpastian bagi koperasi tentang saat maupun jumlah pencairan piutang. Oleh karenanya, piutang semacam ini perlu dicantumkan secara terpisah dalam neraca sebagai Aktiva Dititipkan dalam kelompok aktiva tidak lancar. Kepastian yang timbul di kemudian hari menjadi dasar bagi penyajian piutang dan pengakuan pendapatan. Penyisihan untuk piutang sangsi atau taksiran jumlah yang tidak dapat diterima perlu ditentukan untuk piutang dari anggota, piutang dari bukan anggota maupun piutang lain-lain sehingga piutang dalam neraca mencerminkan secara wajar taksiran jumlah yang dapat diterima. 3. Persediaan Beberapa karakteristik khusus sehubungan dengan akun persediaan pada koperasi adalah sebagai berikut: a. Persediaan pada koperasi dapat digolongkan menjadi persediaan komoditi program dan komoditi umum (bukan program). Komoditi program adalah komoditi yang memperoleh fasilitas dari pemerintah dan, pada umumnya, mencakupi program pengadaan dan penyaluran. b. Selain harga beli, jumlah kewajiban koperasi sehubungan dengan transaksi untuk mendapatkan komoditi program mencakupi berbagai jenis dana yang ditetapkan oleh pemerintah atau gerakan koperasi itu sendiri. Di antara dana-dana tersebut, terdapat jenis dana yang akan dikembalikan kepada koperasi yang bersangkutan. Sesuai dengan konsep harga perolehan/harga pokok, seluruh kewajiban koperasi sehubungan dengan transaksi perolehan komoditi program, termasuk iuran-iuran yang ditetapkan oleh pemerintah dan gerakan koperasi, dapat dipandang sebagai pengorbanan ekonomis, dan oleh karena Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 20. itu seluruh kewajiban tersebut merupakan unsur harga pokok. Dana-dana yang akan diperoleh kembali dapat dipandang sebagai pendapatan lain-lain pada saat penerimaan tersebut direalisasikan. Persediaan komoditi program dinilai sebesar jumlah kewajiban kepada pihak ketiga ditambah dengan dana-dana yang harus dibayar menurut ketentuan pemerintah maupun gerakan koperasi. Dana-dana yang diperoleh kembali pada kemudian hari dicatat sebagai pendapatan lain-lain pada saat penerimaan tersebut direalisasikan. Persediaan komoditi umum (bukan program) dinilai dan disajikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam PSAK No. 14 tentang Persediaan. Penurunan nilai persediaan program yang disebabkan oleh kerusakan fisik, susut atau sebab-sebab lain diperlakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14. 4. Investasi Investasi yang dilakukan koperasi dapat berupa : ( 1 ) investasi pada koperasi lainnya dan (2) investasi pada badan usaha bukan koperasi. Beberapa karakteristik yang terdapat dalam akun investasi pada koperasi lainnya adalah sebagai berikut : a. Penyertaan yang sifatnya permanen (jangka waktunya tidak terbatas) dan tidak dapat diperjualbelikan. Contoh jenis penyertaan seperti ini adalah simpanan pokok pada koperasi lain. b. Penyertaan yang jumlahnya selalu bertambah dalam jangka waktu tertentu dan umurnya tergantung pada ketentuan dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga koperasi. Penyertaan semacam ini juga tidak dapat diperjualbelikan. Contoh jenis penyertaan seperti ini adalah simpanan wajib dan simpanan-simpanan khusus. c. Penyertaan yang jangka waktunya tidak terbatas dan pencairannya di luar wewenang koperasi yang memilikinya. Wewenang pencairan pendapatan yang diperoleh dari penyertaan ini juga berada di luar koperasi yang bersangkutan. Contoh jenis penyertaan Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 21. seperti ini adalah Simpanan khusus KUD di BUKOPIN yang berbentuk sertifikat deposito. d. Penyertaan yang dapat diambil sewaktu-waktu (pencairannya tidak dibatasi) dan dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan dan tidak dapat diperjualbelikan. Contoh jenis penyertaan seperti ini adalah simpanan sukarela. Beberapa karakteristik sehubungan dengan akun investasi suatu koperasi pada koperasi lainnya dengan demikian dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Investasi jangka pendek, dengan karakteristik sebagai berikut: i. pencairannya tidak dibatasi umurnya relatif pendek, ii. tidak dapat diperjualbelikan, iii. dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan. b. Investasi jangka panjang, dengan karakteristik sebagai berikut: i. permanen (jangka waktu tidak dibatasi), ii. umurnya tergantung pada ketentuan yang berlaku pada koperasi dan relatif jangka panjang, iii. tidak dapat diperjualbelikan, iv. lebih dititikberatkan sebagai ikatan dalam sistem jaringan koperasi. Karakteristik-karakteristik tersebut mengakibatkan kriteria menurut PSAK No. 13 tentang Akuntansi Untuk Investasi tidak dapat diterapkan pada koperasi. 5. Aktiva Tetap Beberapa karakteristik sehubungan dengan aktiva tetap pada koperasi adalah sebagai berikut : a. Aktiva tetap yang diperoleh untuk keperluan menunjang program pemerintah atau untuk keperluan usahanya sendiri. b. Aktiva tetap dari pemerintah yang dikelola oleh koperasi atas dasar revolving fund. Perolehan aktiva tetap ini menimbulkan kewajiban Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 22. menyetor sejumlah tertentu kepada pengelola revolving fund. Jumlah yang disetorkan adalah sebesar keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan aktiva tetap tersebut. Apabila dari pengelolaan aktiva tetap ini koperasi yang bersangkutan tidak memperoleh keuntungan maka kewajiban menyetor dapat ditangguhkan. Contoh aktiva tetap semacam ini adalah Mesin Pengolahan Padi (Rice Milling Unit) dari Kennedy Round. c. Aktiva tetap yang diperoleh dalam rangka program pemerintah. Pelunasan kewajiban yang timbul dari aktiva tetap tersebut dikaitkan dengan program pemerintah tertentu yang berlaku untuk semua koperasi yang terlibat, baik yang menerima atau tidak menerima aktiva tetap dimaksud. Contoh aktiva tetap semacam ini adalah Gudang Lantai Jemur dan Kios (GLK) yang dibangun dengan kredit dari pemerintah. Aktiva tetap dari pemerintah yang dikelola atas dasar revolving fund merupakan bantuan (donasi) dari pemerintah kepada koperasi dan dicatat sebesar harga perolehan. Keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan aktiva tetap tersebut akan merupakan bagian dari sisa hasil usaha koperasi dan disisihkan untuk cadangan revolving. Penyetoran revolving fund dicatat sebagai dana revolving. Keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan aktiva tetap ini dihitung hanya terbatas pada pendapatan dan biaya langsung yang berkaitan dengannya. Dengan perlakuan akuntansi seperti tersebut di atas, laporan keuangan dapat lebih menggambarkan prestasi koperasi yang bersangkutan. Dasar yang dipakai adalah konsep substance over form, yang lebih menekankan makna ekonomis suatu peristiwa / transaksi daripada bentuk hukumnya. Aktiva tetap yang diperoleh dalam rangka program pemerintah dan yang pelunasan kewajibannya dikaitkan dengan program tersebut dicatat sebesar harga perolehan pada saat aktiva tersebut diterima, dengan mengkredit kewajiban. Dana yang disisihkan dan disetor oleh koperasi yang memperoleh aktiva tetap tersebut merupakan pelunasan kewajiban. Dana yang disisihkan dan disetor oleh koperasi yang tidak menerima aktiva tetap dimaksud atau oleh koperasi yang kewajiban pelunasannya telah selesai dicatat sebagai beban. Dasar yang digunakan untuk perlakuan akuntansi Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 23. seperti tersebut di atas adalah adanya keterkaitan antara dana yang disisihkan dengan aktiva tetap yang diterima. Perlakuan akuntansi demikian akan mengakibatkan laporan keuangan dapat lebih mempunyai daya banding. I. KEWAJIBAN Beberapa karakteristik sehubungan dengan akun kewajiban pada koperasi adalah sebagai berikut: a. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi kewajiban kepada anggota dan bukan anggota. b. Kewajiban sehubungan dengan simpanan dari anggota yang sifatnya sukarela. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967, simpanan semacam ini dikelompokkan dalam permodalan koperasi. c. Kewajiban kepada koperasi lain atau anggota yang timbul sehubungan dengan program pemerintah di bidang pengadaan dan penyaluran komoditi. Kewajiban ini adalah bagian dari harga pertukaran yang menjadi hak koperasi lain atau anggota tersebut. d. Kewajiban berupa dana-dana koperasi yang timbul sehubungan dengan pembagian sisa hasil usaha. Contoh kewajiban jenis ini adalah Dana Anggota, Dana Pengurus, Dana Karyawan, Dana Pembangunan Daerah Kerja, Dana Sosial. e. Kewajiban kepada koperasi lain atau gerakan koperasi secara nasional yang timbul sehubungan dengan program khusus di bidang pengadaan atau penyaluran komoditi yang jatuh temponya ditetapkan oleh pemerintah. Contoh kewajiban jenis demikian adalah Simpanan Khusus KUD dan Dana Cadangan Modal KUD. f. Kewajiban koperasi sebagai anggota koperasi lainnya untuk menanggung kerugian yang diderita oleh koperasi lain tersebut, baik yang timbulnya pada saat penutupan buku maupun pada saat pembubaran koperasi lain tersebut. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 24. g. Kewajiban koperasi sebagai anggota koperasi lainnya untuk menanggung kewajiban sesama koperasi anggota yang tidak mampu untuk menanggung kerugian koperasi. Kewajiban yang timbul dari transaksi dengan anggota atau yang ada keterkaitan dengan anggota perlu disajikan secara terpisah sebagai hutang kepada anggota. Perlakuan demikian dianggap tepat oleh karena informasi semacam ini dapat merupakan petunjuk penting tentang manfaat yang dapat diberikan oleh koperasi kepada para anggotanya. Kewajiban yang timbul sehubungan dengan transaksi pembelian produk atau penerimaan jasa dengan bukan anggota dapat dipandang sebagai hutang sebagaimana yang terdapat pada badan-badan usaha lainnya. Kewajiban kepada koperasi lain atau anggota sehubungan dengan program khusus di bidang pengadaan dan penyaluran komoditi seperti tersebut pada Paragraf 1.c di atas berkaitan dengan aktiva titipan, sehingga kewajiban semacam ini disajikan di neraca sebagai pengurang atas aktiva titipan yang bersangkutan. Simpanan sukarela dari anggota dianggap lebih bersifat sebagai kewajiban daripada sebagai modal, walaupun dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 1967 dikelompokkan dalam permodalan koperasi. Kewajiban yang timbul sehubungan dengan pembagian sisa hasil usaha dapat dianggap sebagai kewajiban lancar, atau karena terdapat ketentuan lain kewajiban semacam ini diperlakukan sebagai kewajiban jangka panjang. Kebijakan pemerintah yang bersifat membatasi, khususnya pembatasan terhadap penggunaan, penguasaan maupun jatuh tempo kewajiban seperti tersebut pada Paragraf 1 .d di atas perlu diungkapkan, atau kewajiban yang bersangkutan disajikan secara terpisah. Ketentuan yang mengatur tentang kewajiban koperasi untuk menanggung kerugian koperasi lainnya atau menanggung kewajiban sesama koperasi anggota seperti tersebut pada Paragraf 1.e dan 1.f di atas, dalam suatu sistem jaringan koperasi dianggap tidak dapat mengakibatkan timbulnya kewajiban bersyarat. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 25. Kewajiban yang timbul dari transaksi dengan anggota disajikan secara terpisah sebagai hutang kepada anggota. Kewajiban yang timbul sehubungan dengan transaksi dengan bukan anggota disajikan sesuai dengan ketentuan- ketentuan dalam standar akuntansi keuangan yang berlaku. Simpanan sukarela disajikan sebagai kewajiban lancar atau jangka panjang sesuai dengan jatuh temponya. Kewajiban yang timbul karena pembagian SHU disajikan sebagai kewajiban lancar kecuali terdapat ketentuan lain yang menyatakan secara jelas perlunya penyajian kewajiban semacam ini sebagai kewajiban jangka panjang. Kewajiban sehubungan dengan dana titipan diperlakukan sebagai kewajiban titipan dan disajikan sebagai pengurang terhadap aktiva titipan yang bersangkutan. Ketentuan tentang kewajiban koperasi sebagai anggota koperasi lainya untuk menanggung kerugian koperasi lainnya tersebut atau sesama koperasi anggota tidak dapat dianggap sebagai kewajiban bersyarat. J. KEKAYAAN BERSIH Beberapa karakteristik modal pada koperasi adalah sebagai berikut: 1. Modal yang berasal dari simpanan dan dapat berbentuk: a. Simpanan pokok yaitu jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya yang wajib diserahkan kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. b. Simpanan wajib yaitu jumlah nilai uang tertentu yang harus dibayar oleh anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib dapat diambil kembali dengan cara dan waktu yang ditentukan. Pembayaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota dapat dilakukan dengan cara angsuran yang jumlah dan lamanya ditetapkan dalam anggaran dasar atau ketentuan lainnya. Simpanan pokok dan simpanan wajib tersebut dapat dikompensasikan dengan jasa modal dan/atau jasa usaha dari bagian sisa hasil usaha anggota yang bersangkutan. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 26. c. Simpanan sukarela yaitu jumlah tertentu dalam nilai uang yang diserahkan oleh anggota/bukan anggota terhadap koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan. 2. Modal yang berasal dari donasi dari pihak luar yang diterima oleh koperasi baik dalam bentuk kas maupun bukan kas. 3. Modal yang dipupuk dari cadangan koperasi dan berasal dari: a. Akumulasi pembagian sisa hasil usaha yang besarnya ditetapkan menurut cara-cara yang diatur dalam anggaran dasar atau ketentuan lainnya. Cadangan ini dimaksudkan untuk pemupukan modal dan menutup kerugian, sehingga tidak boleh dibagikan kepada anggota walau pada waktu pembubaran sekalipun. b. Penyisihan dana yang dilakukan sehubungan dengan program khusus di bidang pengadaan dan penyaluran komoditi. Cadangan ini digunakan untuk pemupukan modal dan pencairannya di luar wewenang koperasi yang bersangkutan. 4. Modal yang berupa sisa hasil usaha tahun berjalan dan tahun (tahun) sebelumnya yang belum dibagi. Kewajiban koperasi sehubungan dengan pembagian sisa hasil usaha timbul pada saat pembagian tersebut telah diputuskan oleh dan dalam rapat anggota tahunan. Simpanan pokok dan simpanan wajib pada dasarnya adalah investasi pemilik/anggota pada koperasi dan bersifat kekal. Dalam kaitan ini, simpanan pokok dan simpanan wajib dapat dianggap sebagai bagian dari kekayaan bersih koperasi. Oleh karena kewajiban menyetor simpanan pokok dikaitkan dengan hak dan status anggota, maka penyajian simpanan pokok dalam laporan keuangan harus dapat mengungkapkan besarnya simpanan pokok yang masih harus dibayar anggota. Perlakuan yang sama perlu diterapkan untuk simpanan wajib mengingat sifatnya sebagai bagian dari kekayaan bersih. Setiap bentuk balas jasa atas simpanan pokok dan simpanan wajib, sesuai dengan alasan seperti tersebut di atas, dengan demikian dianggap sebagai distribusi sisa hasil usaha kepada anggota. Mengingat sifat dan tujuan pembentukan cadangan koperasi adalah untuk memupuk ekuitas maupun menutup kerugian koperasi dan dengan demikian Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI
  • 27. dapat mengakibatkan perubahan kekayaan bersih koperasi, maka dianggap perlu adanya laporan perubahan kekayaan bersih pada koperasi. Kekayaan bersih koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, donasi, cadangan koperasi, dan sisa hasil usaha yang belum dibagi. Setiap bentuk balas jasa atas simpanan pokok dan simpanan wajib yang diberikan oleh koperasi kepada anggota diperlakukan sebagai pembagian sisa hasil usaha kepada anggota. Simpanan pokok dan simpanan wajib disajikan di neraca sesuai dengan jumlah uang yang telah menjadi kewajiban untuk disetorkan. Simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum disetor disajikan sebagai pengurang terhadap simpanan yang bersangkutan. Cadangan koperasi yang berasal dari pembagian sisa hasil usaha disajikan sejumlah akumulasi pembagian sisa hasil usaha periode-periode lalu. Cadangan yang berasal dari penyisihan dana dalam rangka program khusus, disajikan sebesar jumlah yang menjadi hak koperasi. Laporan perubahan kekayaan bersih perlu disajikan sebagai laporan keuangan tambahan. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afif Sulfa, SE MSi. Ak SEMINAR AKUNTANSI