2. Definisi
• Instrumen keuangan: Setiap kontrak yang menambah nilai aset
keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas
entitas lain.
• Instrumen keuangan terdiri dari:
1. Aset Keuangan
2. Liabilitas Keuangan
3. Instrumen Ekuitas
3. Aset Keuangan
Setiap aset yang berbentuk:
1. Kas;
2. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain;
3. Hak kontraktual;
4. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan
menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas
dan merupakan nonderivatif atau derivatif
4. Liabilitas Keuangan
Setiap liabilitas yang berupa:
1. Kewajiban Kontraktual;
2. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan
menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan
merupakan suatu nonderivatif atau derivatif.
5. Instrumen Ekuitas
• Setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu
entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
• Untuk menentukan sebuah kontrak merupakan instrumen
ekuitas, entitas harus memastikan sebagai berikut:
➢Apakah kontrak tersebut merepresentasikan kewajiban untuk
menyerahkan sejumlah tertentu yang dibayarkan dalam bentuk
saham? Atau
➢Apakah kontrak tersebut merepresentasikan kewajiban untuk
menyerahkan sejumlah tertentu saham tanpa melihat nilai wajar
saham pada tanggal penyerahan?
6. Contoh Soal
Kasus:
Entitas memiliki kontrak sebagai berikut:
- Kewajiban untuk menyerahkan saham dengan nilai Rp 5 juta.
- Apabila pada tanggal penyerahan nilai wajar saham adalah Rp 1.000/lembar
saham, maka entitas harus menyerahkan 5.000 lembar saham.
- Apabila nilai wajar saham pada tanggal penyerahan adalah Rp5.000/lembar
saham, maka entitas harus menyerahkan 1.000 lembar saham.
Analisis:
Kontrak semacam ini bukan merupakan instrumen ekuitas, melainkan
liabilitas keuangan. Karena memiliki kewajiban untuk menyerahkan 1.000
lembar saham dengan mempertimbangkan nilai wajarnya pada saat itu.
Kasusnya akan berbeda apabila entitas berkomitmen untuk menyerahkan
1.000 lembar saham pada tanggal penyerahan, terlepas dari berapapun nilai
wajarnya pada saat itu. Kasus semacam ini merupakan instrumen ekuitas.
7. Instrumen Derivatif
• Kontrak yang diselesaikan dengan cara penyerahan underlying item
(contoh kontrak forward untuk membeli instrumen utang)
• Karakteristik :
1. Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel tertentu.
2. Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi
awal neto yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang
diperlukan untuk kontrak serupa lain yang diperkirakan akan
menghasilkan dampak yang serupa akibat perubahan faktor pasar.
3. Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan.
8. Klasifikasi Aset Keuangan & Liabilitas Keuangan
Dasar Pengukuran Pengujian Klasifikasi
Nilai wajar pada laba rugi,
Fair value through profit or loss (FVTPL)
Uji Model Bisnis
Nilai wajar pada penghasilan
komprehensif lain
Fair value through other
comprehensive income (FVOCI)
Uji Arus Kas Kontraktual
Biaya perolehan diamortisasi
9. Uji Model Bisnis
1. Memecah aset keuangan berdasarkan kelompok pengelolaan.
2. Mengidentifikasi tujuan dari pengelolaan pada setiap kelompok.
3. Mengklasifikasi tujuan berdasarkan;
- Dimiliki untuk mendapatkan arus kas kontraktual
- Dimiliki untuk dijual
- Tujuan lain
4. Untuk aset yang diklasifikasi sebagai “dimiliki untuk ditagih”,
dilakukan penilaian kesesuaian klasifikasi dengan aktivitas di masa
lalu.
Uji model bisnis dilakukan di level agregat, bukan di level instrumen.
10. Bukti Relevan untuk Uji Model Bisnis
• Bagaimana kinerja dari model bisnis dan aset keuangan yang
dimiliki dalam model bisnis dievaluasi dan dilaporkan kepada
personil manajemen kunci entitas?
• Risiko yang memengaruhi kinerja dari model bisnis (dan aset
keuangan yang dimiliki dalam model bisnis) dan, khususnya,
bagaimana cara risiko tersebut dikelola?
• Bagaimana model bisnis dikompensasi (sebagai contoh, apakah
kompensasi berdasarkan nilai wajar dari aset yang dikelola atau
arus kas kontraktual yang diperoleh?
11. Contoh Soal
Kasus
• PT ABC adalah institusi keuangan yang memiliki aset keuangan untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas sehari-hari. PT ABC berupaya untuk meminimalkan biaya untuk mengelola kebutuhan
likuiditas tersebut dan oleh karena itu secara aktif mengelola imbal hasil pada portfolio. Imbal hasil
tersebut terdiri dari memperoleh pembayaran kontraktual maupun keuntungan dan kerugian dari
penjualan aset keuangan.
• Sebagai akibatnya, perusahaan memiliki aset keuangan untuk memperoleh arus kas kontraktual
yang menjual aset keuangan untuk menginvestasikan kembali pada aset keuangan dengan imbal
hasil yang lebih tinggi atau untuk lebih mencocokan durasi liabilitasnya.
• Pengalaman di masa lalu, strategi ini mengakibatkan adanya aktivitas penjualan berulang dan
penjualan tersebut bernilai signifikan. Aktivitas ini diharapkan untuk berlanjut di masa depan.
Analisis:
• Tujuan dari model bisnis adalah untuk memaksimalkan imbal hasil pada portfolio untuk
memenuhi kebutuhan likuiditas sehari-hari dan perusahaan mencapai tujuan tersebut dengan
memperoleh arus kas kontraktual dan juga menjual aset keuangan.
• Dengan kata lain, memperoleh arus kas kontraktual dan menjual aset keuangan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan untuk mencapai tujuan model bisnis.
12. Uji Arus Kas Kontraktual
• Uji karakteristik arus kas kontraktual dari aset keuangan dilakukan
di level instrumen.
• Uji ini mensyaratkan entitas untuk menentukan apakah arus kas
kontraktual aset yang semata dari pembayaran pokok dan bunga
dari jumlah pokok terutang (solely payment of principal and
interest/SPPI).
• Oleh karena itu, hal ini hanya berlaku untuk pengaturan pinjaman
dasar. Untuk pinjaman yang bersifat kompleks, tidak memenuhi
uji SPPI.
13. Faktor dalam menentukan SPPI
1. Termin pembayaran yang “tidak sah” atau “de minimis”
2. Hak jika terjadi pailit atau tidak dilakukan pembayaran
3. Denominasi dalam mata uang asing
4. Pembayaran lebih awal sebelum jatuh tempo atau perpanjangan
termin
5. Fitur pembayaran kontinjen lainnya
6. Pengaturan non-recourse
7. Nilai waktu dari uang
8. Instrumen yang terkait secara kontraktual dan tingkat bunga negatif
Uji SPPI hanya berlaku untuk pengaturan pinjaman dasar.
Untuk pinjaman kompleks menggunakan FVTPL.
14. Pengukuran Aset Keuangan Berdasarkan
Uji SPPI
Metode Pengukuran Penjelasan
Biaya Perolehan Diamortisasi -Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang bertujuan untuk
memiliki aset keuangan dalam rangka mendapatkan arus kas kontraktual.
-Persyaratan kontraktual dari aset keuangan yang pada tanggal tertentu
meningkatkan arus kas yang semata dari pembayaran pokok dan bunga
(SPPI) dari jumlah pokok terutang.
FVOCI -Aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang tujuannya akan
terpenuhi dengan mendapatkan arus kas kontraktual dan menjual aset
keuangan.
-Persyaratan kontraktual dari aset keuangan tersebut memberikan hak
pada tanggal tertentu atas arus kas yang semata dari pembayaran pokok
dan bunga dari jumlah pokok terutang.
FVTPL Entitas dapat menetapkan pilihan yang tidak dapat dibatalkan saat
pengakuan awal atas investasi pada instrumen ekuitas tertentu yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi menjadi diukur pada nilai wajar
dalam penghasilan komprehensif lain
15. Key Takeaways
• PSAK 109 memberikan pilihan pada saat pengakuan awal bahwa
entitas dapat membuat penetapan yang tidak dapat dibatalkan
untuk mengukur aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi
(FVTPL).
• Khusus untuk investasi di instrumen ekuitas, saat pengakuan
awal, entitas dapat membuat pilihan (yang tidak dapat dibatalkan)
untuk menyajikan perubahan nilai wajar dari investasi tersebut
dalam penghasilan komprehensif lain (FVOCI).
16. Klasifikasi Liabilitas Keuangan
Klasifikasi Penjelasan
Liabilitas Keuangan diukur pada
FVTPL, apabila
- Mengeliminasi atau secara signifikan mengurangi inkonsistensi pengukuran atau
pengakuan (accounting missmatch) yang dapat timbul dari pengukuran aset atau
liabilitas atau pengakuan keuntungan dan kerugian atas aset atau liabilitas
dengan dasar yang berbeda-beda; atau
- Sekelompok liabilitas keuangan atau aset keuangan dan liabilitas keuangan
dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar (sesuai manajemen
risiko atau strategi investasi yang terdokumentasi), dan informasi dengan dasar
nilai wajar tersebut disediakan untuk personil manajemen kunci entitas.
Liabilitas Keuangan diukur pada
Biaya Perolehan Diamortisasi,
kecuali
- Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi. Liabilitas tersebut,
termasuk derivatif yang merupakan liabilitas, selanjutnya akan diukur pada nilai
wajar.
- Liabilitas keuangan yang timbul ketika pengalihan aset keuangan yang tidak
memenuhi syarat penghentian pengakuan atau ketika pendekatan keterlibatan
berkelanjutan diterapkan.
- Kontrak jaminan keuangan.
- Komitmen untuk menyediakan pinjaman dengan suku bunga di bawah pasar.
- Imbalan kontinjensi yang diakui oleh pihak pengakuisisi dalam kombinasi bisnis
17. Contoh Soal
Kasus
• PT ABC memiliki aset keuangan berupa pinjaman yang diberikan kepada nasabah
dan mendanai pinjaman yang diberikan tersebut dengan menjual obligasi (dengan
karakteristik yang sepadan, seperti jumlah tercatat, jangka waktu, mata uang, dsb).
• Persyaratan kontraktual pinjaman yang diberikan tersebut memungkinkan nasabah
untuk melunasi pinjamannya dengan membeli obligasi tersebut dan kemudian
menyerahkannya ke bank.
Analisis
• Apabila nilai wajar dari obligasi (yang merupakan liabilitas keuangan dari PT ABC)
turun karena risiko kredit sendiri memburuk, nilai wajar dari aset keuangan (yaitu
pinjaman yang diberikan akan turun).
• Apabila perubahan nilai wajar dari obligasi tersebut disajikan dalam penghasilan
komprehensif lain akan menyebabkan accounting missmatch dalam laba rugi.
• Oleh karena itu, perubahan nilai wajar dari obligasi disajikan di laba rugi dan di-
offset dengan laba rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan
(pinjaman yang diberikan).
18. Reklasifikasi Aset Keuangan
• PSAK 109 hanya memperbolehkan reklasifikasi aset keuangan
apabila terjadi perubahan bisnis model entitas, yang mana
harusnya jarang terjadi.
• Reklasifikasi juga tidak diperbolehkan untuk aset keuangan yang
pada awalnya ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi (fair value option) dan juga untuk instrumen ekuitas yang
pada awalnya ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui
penghasilan komprehensif lain.
• Reklasifikasi diperlakukan seca prospektif sejak tanggal
reklasifikasi. Tidak diperbolehkan menyatakan kembali
keuntungan, kerugian (termasuk yang terkait penurunan nilai),
atau bunga yang sudah pernah diakui sebelumnya.
19. Perlakuan Akuntansi untuk Reklasifikasi Aset Keuangan
Klasifikasi Awal Klasifikasi Akhir Perlakuan Akuntansi
FVTPL Biaya Diamortisasi Nilai wajar pada tanggal reklasifikasi menjadi nilai tercatat
yang baru
Biaya Diamortisasi FVTPL Menggunakan nilai wajar pada tanggal reklasifikasi dan
mengakui selisih antara nilai wajar dan biaya diamortisasi
dalam laba rugi
FVTPL FVOCI Aset tetap diukur pada nilai wajar, namun keuntungan atau
kerugian berikutnya diakui di OCI bukan dalam laba rugi
FVOCI FVTPL Aset tetap diukur pada nilai wajar, namun keuntungan atau
kerugian kumulatif yang sebelumnya di OCI direklasifikasi dari
ekuitas ke laba rugi
Biaya Diamortisasi FVOCI Menggunakan nilai wajar pada tanggal reklasifikasi dan
mengakui selisih antara nilai wajar dan biaya diamortisasi
dalam OCI
FVOCI Biaya Diamortisasi Keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya di OCI
dikeluarkan dari ekuitas dan nilai wajar pada tanggal
reklasifikasi disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian
kumulatif
Untuk reklasifikasi liabilitas keuangan tidak diperbolehkan.
20. Pengakuan dan Pengukuran Aset Keuangan dan
Liabilitas Keuangan
• Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam
laporan posisi keuangan, jika entitas menjadi salah satu pihak
dalam kontrak instrumen keuangan.
• Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan
diukur pada nilai wajar ditambah atau dikurangi dengan biaya
transaksi yang terkait perolehan aset keuangan dan liabilitas
keuangan.
• Kecuali, untuk aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi, hanya diukur pada nilai wajar,
sedangkan biaya transaksi langsung dibebankan.
21. Contoh Soal
Kasus
• Pada 1 Januari 2021, PT ABC memberi pinjaman sebesar Rp 50
juta dengan jangka waktu 3 tahun kepada PT XYZ. Tingkat bunga
pinjaman sebesar 4% p.a sementara tingkat bunga pasar atas
pinjaman sebesar 6% p.a
Analisis:
• Dalam kasus ini, pada pengakuan awal PT ABC harus mengakui
pinjaman yang diberikan pada nilai wajarnya.
• Nilai wajar pinjaman yang diberikan oleh PT ABC dapat diestimasi
sebagai nilai kini dari seluruh arus kas pinjaman tersebut yang
didiskontokan menggunakan tingkat bunga pasar. Oleh karena itu,
nilai wajar pinjaman yang diberikan PT ABC dapat dihitung sebagai
berikut:
22. Contoh Soal
Tahun Arus Kas Faktor Diskonto Nilai Kini
2021 2.000.000 1x(1+6%)¹ 1.886.792
2022 2.000.000 1x(1+6%)² 1.779.993
2023 2.000.000 1x(1+6%)³ 1.679.239
2023 50.000.000 1x(1+6%)³ 41.980.964
Total nilai kini arus kas masa depan 47.326.988
Jurnal yang dibuat oleh PT ABC pada pengakuan awal pinjaman diberikan sebagai berikut:
Dr Pinjaman yang diberikan 47.326.988
Dr Keuntungan atau kerugian 2.673.012
Cr Kas 50.000.000
23. Akuntansi Tanggal Perdagangan & Penyelesaian
• Tanggal perdagangan: Tanggal di mana suatu entitas berkomitmen
untuk membeli atau menjual suatu aset.
• Tanggal penyelesaian: Tanggal di mana aset diserahkan kepada
atau oleh entitas.
• Seluruh aset keuangan harus diakui dengan menggunakan
akuntansi tanggal perdagangan.
• Pengecualian, entitas dapat memilih untuk mengakui atau
menghentikan pengakuan aset keuangan dengan menggunakan
akuntansi tanggal perdagangan atau akuntansi tanggal
penyelesaian apabila merupakan pembelian atau penjualan aset
keuangan yang lazim (reguler).
24. Contoh Soal
Kasus
• Pada tanggal 25 Juni 2011 PT ABC berniat membeli 1 juta lembar saham dengan harga Rp 3 miliar.
• Pada tanggal 5 Juli 2011 (tanggal penyelesaian), nilai wajar saham tersebut adalah Rp 3,4 miliar.
Investasi di saham tersebut adalah tujuannya (model bisnis) untuk diperjualbelikan. Tahun buku
PT ABC berakhir pada 31 Desember.
Analisis: Tanggal Metode DR/CR Jurnal Jumlah
25 Juni 2011 Tgl Perdagangan DR Investasi dalam saham 3.000.000.000
CR Utang usaha 3.000.000.000
Tgl Penyelesaian Tidak ada jurnal
5 Juli 2011 Tgl Perdagangan DR Utang usaha 3.000.000.000
CR Kas 3.000.000.000
DR Investasi dalam saham 400.000.000
CR Keuntungan belum terealisasi 400.000.000
Tgl Penyelesaian DR Investasi dalam saham 3.400.000.000
CR Kas 3.000.000.000
CR Keuntungan belum terealisasi 400.000.000
25. Contoh Soal
Kasus
• Apabila tahun buku PT ABC berakhir pada 30 Juni dan nilai wajar saham pada 30 Juni sebesar
Rp 3,1 miliar.
Analisis: Tanggal Metode DR/CR Jurnal Jumlah
25 Juni 2011 Tgl Perdagangan DR Investasi dalam saham 3.000.000.000
CR Utang usaha 3.000.000.000
Tgl Penyelesaian Tidak ada jurnal
30 Juni 2011 Tgl Perdagangan DR Investasi dalam saham 100.000.000
CR Utang usaha 100.000.000
Tgl Penyelesaian DR Piutang Lainnya 100.000.000
CR Keuntungan Belum Terealisasi 100.000.000
26. Contoh Soal
Kasus
• Apabila tahun buku PT ABC berakhir pada 30 Juni dan nilai wajar saham pada 30 Juni sebesar
Rp 3,1 miliar.
Analisis: Tanggal Metode DR/CR Jurnal Jumlah
5 Juli 2011 Tgl Perdagangan DR Utang usaha 3.000.000.000
CR Kas 3.000.000.000
DR Investasi dalam saham 300.000.000
CR Keuntungan belum terealisasi 300.000.000
Tgl Penyelesaian DR Investasi dalam saham 3.400.000.000
CR Kas 3.000.000.000
DR Piutang Lainnya 300.000.000
CR Keuntungan belum terealisasi 300.000.000
27. Pertimbangan Pengukuran Nilai Wajar
• Pengukuran nilai wajar didefinisikan sebagai harga yang akan
diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar
untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara
pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• Hirarki untuk menentukan nilai wajar:
1. Pasar Aktif Tersedia – Harga Kuotasi di Pasar Aktif
2. Pasar Aktif Tidak Tersedia – Teknik Penilaian
28. Pasar Aktif Tersedia – Harga Kuotasi di Pasar Aktif
Apabila harga yang dikuotasikan
tersedia sewaktu-waktu dan
dapat diperoleh secara rutin dari
bursa, dealer, broker, kelompok
industri, badan pengawas, dan
harga tersebut mencerminkan
transaksi pasar yang aktual dan
rutin dalam transaksi yang wajar.
Harga
Kuotasi
Keterangan
Current bid
price
Kuotasi harga pasar yang sesuai bagi
aset yang dimiliki atau liabailitas
yang akan diterbitkan biasanya sama
dengan harga penawaran yang
berlaku
Asking price Kuotasi harga pasar untuk aset yanag
akan diperoleh atau liabilitas yang
dimiliki
Mid-market
price
Jika aset dan liabilitas yang dimiliki
memiliki risiko pasarnya saling hapus
maka dapat menggunakan nilai
tengah dari harga pasar. Apakah bid
price atau asking price?
Current
transaction
price
Jika bid price dan asking price tidak
tersedia, maka dapat menggunakan
harga dalam transaksi terkini.
29. Pasar Aktif Tidak Tersedia – Teknik Penilaian
Apabila pasar untuk instrumen keuangan tidak tersedia, maka
pengukuran menggunakan teknik penilaian yang mencakup hal-hal
berikut:
• Penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh
pihak yang berkeinginan dan memahami.
• Penggunaan nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara
substansial sama (apabila tersedia);
• Penggunaan analisis arus kas yang didiskontokan;
• Penggunaan model penetapan harga opsi.
Apabila terdapat teknik penilaian yang sudah biasa digunakan oleh
pelaku pasar untuk menentukan harga instrumen dan mampu
menghasilkan harga estimasi yang andal dan transaksi pasar yang
aktual, maka dapat menggunakan metode tersebut.
31. Contoh Uji Transfer Aset
Kasus:
• Bank ABC membuat entitas bertujuan khusus (SPE) dan menjual seluruh investasinya
dalam mortgage-backed securities pada entitas tersebut. Selanjutnya, entitas tersebut
menerbitkan liabilitas keuangan dengan menggunakan mortgage-backed securities
tersebut sebagai instrumen yang mendasari. Bank ABC dalam hal ini berlaku sebagai
penyedia jasa atas aset keuangan yang telah ditransfer.
• Apakah Bank ABC dapat menghentikan pengakuan atas investasinya dalam mortgage-
backed securities?
Analisis:
Tidak, melalui entitas bertujuan khusus yang telah dibuat, Bank ABC dianggap masih
memiliki hak kontraktual atas arus kas dari mortgage-backed securities tersebut. Bank
ABC tidak dapat menghentikan pengakuan atas investasinya dalam mortgage-backed
securities kecuali apabila Bank ABC dapat menunjukkan bahwa:
1. Bank ABC memiliki kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas yang berasal
dari mortgage-backed securities tersebut kepada investor yang membeli liabilitas
keuangan yang diterbitkan oleh entitas bertujuan khusus yang dibuat; dan
2. Bank ABC memenuhi uji risiko dan manfaat sehingga secara substansial tidak
memiliki risiko dan manfaat atas kepemilikan mortgage-backed securities tersebut.
32. Contoh Uji Risiko dan Manfaat
Kasus:
Pada 5 September 2011, PT ABC menjual investasinya dalam sekuritas ekuitas,
yang dicatat dalam bukunya sebesar Rp12 juta dan dijual kepada PT XYZ
seharga Rp14 juta. PT ABC diberikan pilihan untuk dapat membeli kembali
investasinya sebesar nilai wajar pada atau sebelum 31 Desember 2012.
Analisis:
Karena eksposur PT ABC terhadap variabilitas dalam nilai kini arus kas neto
investasi tersebut sudah tidak signifikan lagi jika dibandingkan dengan total
variabilitas, PT ABC secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan
manfaat atas kepemilikan sekuritas diperdagangkan kepada PT XYZ.
Akibatnya, PT ABC harus menghentikan pengakuan atas investasi tersebut.
Jurnal PT ABC pada 5 September 2011
Dr Kas 14.000.000
Cr Investasi di instrumen ekuitas 12.000.000
Cr Keuntungan atas pelepasan investasi 2.000.000
33. Contoh Uji Pengendalian
Kasus:
PT ABC melepas salah satu aset keuangan yang berupa instrumen utang kepada PT
XYZ sebesar Rp350 juta dan memberikan jaminan kepada PT XYZ untuk mengganti
seluruh kemungkinan gagal bayar pihak penerbit instrumen utang tersebut.
Analisis:
Jaminan yang diberikan PT XYZ menjadikan entitas tersebut dianggap secara
substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan instrumen
utang itu. Dengan demikian, transfer semacam ini tidak memenuhi kualifikasi sebagai
penghentian pengakuan dan mengharuskan PT ABC untuk tetap mengakui instrumen
utang tersebut pada laporan posisi keuangan.
Jurnal PT ABC atas pembayaran yang diterima dari PT XYZ
Dr Kas 350.000.000
Cr Liabilitas keuangan 350.000.000
34. Perlakuan Akuntansi atas Berbagai Jenis
Pengalihan
1. Pengalihan yang memenuhi kualifikasi penghentian pengakuan
2. Pengalihan yang tidak memenuhi kualifikasi penghentian
pengakuan
3. Keterlibatan berkelanjutan
35. Pengalihan yang memenuhi kualifikasi
penghentian pengakuan
• Jika entitas melakukan transfer aset keuangan yang memenuhi kualifikasi
penghentian pengakuan secara keseluruhan dan masih memiliki hak pengelolaan
atas aset keuangan tersebut dengan imbalan tertentu (fee), maka entitas akan
mengakui kontrak pengelolaan sebagai aset jasa pengelolaan atau liabilitas jasa
pengelolaan.
• Entitas harus mengakui aset atau liabilitas terkait pemberian jasa sebagai berikut:
1. Jika imbalan yang akan diterima tidak memadai untuk mengkompensasi
penyediaan jasa, maka liabilitas jasa pengelolaan diakui pada nilai wajar.
2. Jika imbalan yang akan diterima lebih dari cukup untuk mengkompensasi
penyediaan jasa, maka aset jasa pengelolaan diakui sebagai hak jasa
pengelolaan dengan jumlah yang ditentukan berdasarkan alokasi dari nilai
tercatat aset keuangan yang lebih besar
36. Pengalihan yang tidak memenuhi kualifikasi
penghentian pengakuan
• Apabila entitas mengalihkan aset keuangan tetapi secara substansial masih
memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset yang dialihkan.
• Maka entitas tetap tidak diperkenankan untuk menghentikan pengakuan aset
yang dialihkan tersebut. Entitas harus:
1. Tetap mengakui aset yang dialihkan tersebut secara keseluruhan; dan
2. Mengakui liabilitas keuangan atas jumlah yang diterimanya (consideration
given).
37. Keterlibatan Berkelanjutan
• Apabila entitas tidak mengalihkan dan juga secara substansial
tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset
yang dialihkan, serta memiliki pengendalian atas aset yang
dialihkan, maka entitas tetap mengakui aset yang dialihkan
sebesar keterlibatan berkelanjutan.
38. Keterlibatan Berkelanjutan
No Bentuk Keterlibatan Berkelanjutan Tingkat Keterlibatan Berkelanjutan
yang Harus Diakui
1 Berbentuk pemberian jaminan atas aset yang
dialihkan
Jumlah terendah antara:
(i) Nilai aset yang dialihkan; dan
(ii) Nilai maks dari pembayaran yang diterima yang
mungkin harus dibayar kembali oleh entitas
(nilai jaminan)
2 Berbentuk penerbitan dan/atau pembelian opsi
(atau keduanya) atas aset yang dialihkan
Nilai aset yang dialihkan yang mungkin dibeli
kembali
3 Berbentuk penerbitan dan/atau pembelian opsi
(atau keduanya) atas aset yang dialihkan dan
penerbitan opsi jual (put option) atas suatu aset
yang diukur pada nilai wajar
Dibatasi pada nilai terendah antara:
(i) Nilai wajar aset yang dialihkan; dan
(ii) Harga pelaksanaan opsi
4 Berbentuk opsi yang diselesaikan secara kas atau
persyaratan yang serupa atas aset yang dialihkan
Diukur dengan cara yang sama seperti opsi yang
diselesaikan secara nonkas sebagaimana diatur
pada contoh nomor 2 di atas
39. Liabilitas Terkait
• Apabila entitas masih mengakui aset karena adanya keterlibatan
berkelanjutan dengan aset tersebut, maka entitas juga mengakui
liabilitas terkait.
• Pengukuran liabilitas terkait dengan cara sebagai berikut:
1. Biaya perolehan diamortisasi dari hak dan kewajiban yang
masih dimiliki entitas, jika aset yang dialihkan diukur pada biaya
perolehan diamortisasi; atau
2. Setara dengan nilai wajar dari hak dan kewajiban yang masih
dimiliki entitas apabila diukur secara terpisah, jika aset yang
dialihkan diukur pada nilai wajar.
40. Contoh Soal
Kasus
Pada 5 April 2018, PT ABC melepas instrumen ekuitas XYZ Group
yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dengan
ketentuan sebagai berikut:
• Apabila nilai wajar saham XYZ Group adalah Rp1.980/lembar. PT
ABC akan melepas seluruh investasinya di saham XYZ Group
sebesar Rp2.000/lembar saham dan secara bersamaan
menerbitkan opsi jual dengan jangka waktu 1 tahun yang memiliki
harga eksekusi Rp2.050/lembar saham.
• Pada tanggal pelaporan, nilai wajar saham XYZ Group menjadi
Rp2.100/lembar saham.
• PT ABC dianggap masih memiliki pengendalian atas aset yang
ditransfer tersebut.
41. Contoh Soal
Analisis
• PT ABC tetap mengakui aset yang ditransfer sebesar keterlibatan berkelanjutan atas
aset tersebut serta mengakui liabilitas keuangan terkait. Berdasarkan ketentuan
dalam PSAK 239, aset yang ditransfer dan liabilitas terkait akan diukur berdasarkan
jumlah yang mencerminkan hak dan kewajiban yang masih dimiliki oleh PT ABC.
• Ketika PT ABC melepas saham XYZ Group dan secara bersamaan menerbitkan opsi
jual, maka PT ABC secara substansi dianggap sedang melakukan kegiatan
pembiayaan.
• Jurnal yang dicatat PT ABC
Dr Kas 2.000
Dr Cadangan investasi tersedia untuk dijual 50
Cr Keuntungan atas pelepasan investasi 2.050
Perbedaan antara harga eksekusi dan harga jual saham XYZ Group, yaitu sebesar
Rp50, mencerminkan beban pembiayaan yang harus diakui sepanjang jangka waktu
opsi jual, atau dalam hal ini dapat dipersamakan dengan periode pembiayaan.
42. Contoh Soal
Analisis
• PT ABC tidak memiliki hak untuk mengakui peningkatan nilai wajar
saham di atas harga eksekusinya. Oleh karena itu, nilai saham pada
tanggal pelaporan harus diukur dengan membandingkan mana yang
terendah antara harga eksekusi dan nilai wajar saham.
• Karena pada tanggal pelaporan harga eksekusi saham lebih rendah
daripada nilai wajarnya, maka harga eksekusi ini harus digunakan
untuk mengukur saham tersebut dalam laporan posisi keuangan.
• Jurnal yang dicatat PT ABC untuk penyesuaian saldo aset
keuangannya:
Dr Investasi tersedia untuk dijual (Rp2.050-Rp1.980) 70
Cr Cadangan investasi tersedia untuk dijual 70
43. Ketentuan untuk Transfer Aset
No Kondisi Agunan Ketentuan Akuntansi untuk Transferor Ketentuan Akuntansi untuk Transferee
1 Transferee memiliki hak untuk
menjual atau menjaminkan kembali
agunan tersebut
• Tetap mencatat agunan sebagai
asetnya
• Mereklasifikasi aset tersebut dalam
laporan posisi keuangannya terpisah
dari aset lainnya (misalnya sebagai
aset yang dipinjamkan, instrumen
ekuitas yang dijaminkan, atau piutang
pembelian kembali)
Tidak mengakui agunan sebagai asetnya
2 Transferee menjual agunan yang
dijaminkan padanya
Tetap mencatat agunan sebagai asetnya • Tidak mengakui agunan sebagai
asetnya
• Mengakui hasil penjualan tersebut
dan mengakui liabilitas sebesar nilai
wajar kewajibannya untuk
mengembalikan agunan tersebut
3 Transferee wanprestasi dan tidak lagi
berhak untuk menarik argumennya
Menghentikan pengakuan dan aset yang
menjadi agunan
• Mengakui agunan tersebut sebagai
asetnya yang pada saat pengakuan
awal diukur pada nilai wajar; atau
• Jika transferee sudah menjual agunan
tersebut, maka ia harus
menghentikan kewajibannya untuk
mengembalikan agunan tersebut.
44. Penghentian Pengakuan Liabilitas Keuangan
• Liabilitas keuangan (atau bagian dari liabilitas keuangan) dihentikan pengakuannya
jika liabilitas keuangan tersebut berakhir (yaitu, dilepaskan, dibatalkan, atau
kedaluwarsa).
• Hal tersebut dapat terjadi apabila:
1. Debitur melakukan pembayaran kepada kreditur, contohnya apabila penerbit
instrumen utang menebus instrumen utang tersebut;
2. Debitur dibebaskan dari tanggung jawab utamanya atas liabilitas keuangan
tersebut (atau bagian liabilitas keuangan tersebut), baik secara hukum maupun
oleh kreditur. Kondisi ini tetap terpenuhi walaupun debitur telah memberi jaminan
penyelesaian; atau
3. Terdapat pertukaran di antara debitur dan kreditur atas instrumen utang dengan
persyaratan yang berbeda secara substansial atau terdapat modifikasi secara
substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada.
45. Penurunan Nilai Aset Keuangan
• PSAK 109 mengharuskan entitas mengakui penyisihan kerugian
untuk kerugian kredit ekspektasian pada aset keuangan.
• Tujuan dari persyaratan penurunan nilai untuk mengakui kerugian
kredit ekspektasian sepanjang umurnya atas semua instrumen
keuangan yang telah mengalami peningkatan risiko kredit secara
signifikan sejak pengakuan awal dengan pertimbangan semua
informasi yang wajar dan terdukung yang bersifat forward looking.
• Entitas mengakui jumlah kerugian kredit ekspektasian (atau
pemulihan kerugian kredit) dalam laba rugi, sebagai keuntungan
atau kerugian penurunan nilai.
46. Contoh Soal
Kasus
• PT ABC memiliki aset keuangan yang berdasarkan kontrak akan menyebabkan arus
kas masuk ke PT ABC sebesar Rp1 juta (sudah didiskontokan menggunakan suku
bunga efektif).
• Apabila pada tanggal 31 Desember 2018, berdasarkan informasi forward looking
diestimasi terdapat probabilitas gagal bayar sebesar 1,5% dan estimasi arus kas
masa depan yang akan diterima dalam kondisi tersebut adalah Rp200 ribu.
Analisis
Berikut pengakuan kerugian yang harus diakui oleh PT ABC:
Estimasi arus kas awal 1.000.000
Estimasi arus kas jika terjadi gagal bayar (200.000)
Selisih 800.000
Probabilitas gagal bayar 1,5% x
Kerugian 12.000
47. Pendekatan Penurunan Nilai
• Tahap 1
Mencakup instrumen keuangan yang belum mengalami penurunan
kualitas kredit yang signifikan sejak pengakuan awal.
• Tahap 2
Mencakup instrumen keuangan yang telah mengalami penurunan
kualitas kredit yang signifikan sejak pengakuan awal.
• Tahap 3
Mencakup instrumen keuangan yang menunjukkan adanya bukti terjadi
kerugian kredit.
Untuk tahap 1 diakui kerugian kredit ekspektasian 12 bulan.
Untuk tahap 2 & 3 diakui kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur.
48. Pendekatan Penurunan Nilai
• Kredit ekspektasian 12 bulan.
Bagian dari kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur, yang
diperoleh dengan mengalikan probabilitas terjadinya gagal bayar
atas instrumen dalam 12 bulan ke depan dengan total kerugian
kredit ekspektasian sepanjang umur yang akan terjadi dari gagal
bayar tersebut.
• Kredit ekspektasian sepanjang umur.
Kerugian kredit ekspektasian yang dihasilkan dari seluruh
kemungkinan peristiwa gagal bayar selama perkiraan umur dari
instrumen keuangan. Periode terpanjang untuk pengukuran adalah
periode kontrak maksimum (termasuk mempertimbangkan opsi
perpanjangan)
49. Pendekatan Disederhanakan
• Pendekatan yang disederhanakan untuk penurunan nilai untuk piutang dagang, aset
kontrak dan piutang sewa, karena jenis aset tersebut sering dimiliki entitas yang
tidak memiliki sistem manajemen risiko kredit yang canggih.
• Sehingga, tidak diperlukan menghitung kerugian kredit ekspektasian 12 bulan dan
tidak perlu menilai apakah telah terjadi peningkatan risiko kredit secara signifikan.
• Untuk piutang dagang dan aset kontrak yang tidak memiliki komponen pendanaan
yang signifikan, maka penyisihan kerugian harus diukur pada saat pengakuan awal
dan selama umur piutang menggunakan kerugian kredit ekspektasian sepanjang
umur. Untuk hal ini entitas bisa menggunakan matriks provisi.
• Untuk piutang dagang dan aset kontrak yang memiliki komponen pendanaan yang
signifikan dan piutang sewa, entitas memiliki pilihan, yaitu menerapkan pendekatan
disederhanakan atau menerapkan model umum.
• Kebijakan pendekatan penurunan nilai harus diterapkan secara konsisten.
50. Contoh Soal
Kasus
• PT ABC mempunyai basis pelanggan yang terdiri dari banyak pelanggan skala
kecil. Pada 31 Desember 2018, PT ABC memiliki saldo piutang dagang sebesar
Rp500 juta. Termin kredit adalah 30 hari dan tidak ada bunga, sehingga tidak
terdapat komponen yang signifikan sesuai PSAK 109.
• Pelanggan perusahaan umumnya berasal dari sektor konstruksi dan makanan,
serta berlokasi di Jakarta dan Medan. Pola kerugian dari piutang tidak tertagih
perusahaan dapat berbeda untuk pelanggan dari segmen yang berbeda serta
lokasi pelanggan.
Analisis
• PT ABC mengobservasi tingkat gagal bayar di masa lalu untuk pelanggannya
sebagai berikut:
51. Contoh Soal
Tingkat Gagal Bayar
Pelanggan
Jakarta Medan
Konstruksi Makanan Konstruksi Makanan
Belum jatuh tempo 1,30% 0,60% 1,25% 0,20%
1-30 hari lewat jatuh tempo 2,80% 1,95% 2,70% 1,45%
31-60 hari lewat jatuh tempo 5,1% 3,20% 5,00% 2,80%
>60 hari lewat jatuh tempo 8,30% 7,65% 8,25% 5,75%
Analisis
• PT ABC mengobservasi tingkat gagal bayar di masa lalu untuk pelanggannya sebagai berikut:
• Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan perusahaan menilai bahwa tingkat gagal bayar
historis bervariasi tergantung status jatuh tempo. Tingkat gagal bayar historis juga bervariasi
berdasarkan lokasi pelanggan untuk sektor makanan.
• Faktor ekonomi yang memengaruhi tingkat gagal bayar di kedua daerah tersebut mirip untuk
sektor konstruksi dan diekspektasi akan berlanjut di masa depan. Perusahaan
menyimpulkan bahwa sektor konstruksi di kedua lokasi tersebut dapat digabung menjadi
satu.
52. Contoh Soal
Tingkat Gagal Bayar Pelanggan
Konstruksi di
Jakarta dan Medan
Makanan
Jakarta Medan
Belum jatuh tempo 2,75% 0,95% 0,30%
1-30 hari lewat jatuh tempo 5,80% 3,20% 2,10%
31-60 hari lewat jatuh tempo 8,80% 4,90% 3,00%
>60 hari lewat jatuh tempo 13,10% 9,00% 6,10%
Analisis
• Berikutnya PT ABC mempertimbangkan informasi di masa depan termasuk prakiraan faktor
ekonomi dan melakukan penyesuaian atas tingkat gagal bayar di masa lalu.
• Terdapat prakiraan bahwa kondisi ekonomi di masa depan yang akan lebih memburuk
dibanding tahun sebelumnya dan kondisi tersebut terutama akan berdampak ke sektor
konstruksi dan berpengaruh minimal ke sektor makanan di Medan.
• Berdasarkan hal tersebut, perusahaan mengestimasi tingkat risiko gagal bayar per 31
Desember 2018 sebagai berikut:
53. Contoh Soal
Tingkat Gagal Bayar Pelanggan
Konstruksi di
Jakarta dan Medan
Makanan
Total
Jakarta Medan
Belum jatuh tempo 150.000.000 15.500.000 15.000.000 180.500.000
1-30 hari lewat jatuh tempo 75.000.000 12.000.000 7.500.000 27.000.000
31-60 hari lewat jatuh tempo 24.000.000 4.600.000 7.700.000 36.300.000
>60 hari lewat jatuh tempo 9.000.000 4.600.000 4.000.000 17.600.000
Analisis
• Saldo tercatat bruto dari piutang dagang per 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:
54. Contoh Soal
Tingkat Gagal Bayar Pelanggan
Konstruksi di
Jakarta dan Medan
Makanan
Total
Jakarta Medan
Belum jatuh tempo 4.125.000 147.250 45.000 4.317.250
1-30 hari lewat jatuh tempo 4.350.000 384.000 157.500 4.891.000
31-60 hari lewat jatuh tempo 2.112.000 225.400 231.000 2.568.400
>60 hari lewat jatuh tempo 1.179.000 414.000 244.000 1.837.000
Total 13.614.150
Analisis
• Kerugian penurunan nilai
Contoh Perhitungan
Kerugian penurunan nilai : Tingkat risiko gagal bayar x Saldo tercatat bruto
: 2,75% x 150.000.000
: 4.125.000
55. AKUNTANSI LINDUNG NILAI
Principle Based : memberikan panduan umum yang harus diikuti, namun penerapan sesuai
kondisi dan kebutuhan entitas.
Penyederhanaan : mengurangi kompleksitas sehingga penerapan lebih efisien.
Relevansi Informasi : meningkatkan relevansi informasi dalam laporan keuangan.
Pengaturan Lindung Nilai : untuk melindungi nilai wajar dari eksposur suku bunga, yang termasuk
dalam fitur PSAK 55.
56. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP AKUNTANSI LINDUNG
NILAI
Tujuan
Pendekatan
Ruang Lingkup
Memberikan gambaran akurat tentang bagaimana tindakan
manajemen risiko mempengaruhi kinerja keuangan entitas.
Menyampaikan konteks instrumen lindung nilai dalam akuntansi
lindung nilai yang diterapkan dan memberi informasi atas tujuan dan
dampak lindung nilai.
Berlaku untuk instrumen lindung nilai yang digunakan untuk mengurangi
risiko yang terkait dengan fluktuasi nilai pasar tertentu, seperti suku
bunga, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan lain sebagainya.
57. INSTRUMEN LINDUNG NILAI
Semua derivatif, kecuali :
➤ Written options yang tidak ditetapkan
sebagai offsets atas purchased options.
➤ Derivatif melekat dalam kontrak
campuran yang tidak diperlakukan
secara terpisah.
Aset keuangan atau liabilitas keuangan non
derivatif yang diukur pada nilai wajar pada laba
rugi, kecuali:
➤ Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai
wajar pada laba rugi yang mana jumlah dari
perubahan nilai wajar akibat perubahan risiko
kredit disajikan di penghasilan komprehensif
lain
Untuk Lindung nilai atas resiko mata uang asing, komponen resiko mata
uang asing dari aset keuangan atau liabilitas keuangan non derivatif,
kecuali:
➤ Investasi di instrumen ekuitas yang entitas memilih untuk mengukur
pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain (FVOCI)
58. ITEM LINDUNG NILAI
➤ Item lindung nilai dapat berupa aset atau liabilitas yang diakui, komitmen pasti yang belum
diakui, prakiraan transaksi atau investasi neto pada kegiatan usaha luar negeri.
➤ Item lindung nilai harus dapat diukur secara andal
Item yang dilindung nilai dapat berupa :
✓ Suatu item tunggal, atau
✓ Kelompok dari item
✓ Item Lindung nilai dapat merupakan bagian dari item atau kelompok item.
59. ITEM LINDUNG NILAI
➢ Jika item lindung nilai adalah prakiraan transaksi, transaksi tersebut harus
kemungkinan besar terjadi.
Hanya untuk transaksi eksternal
➤ Akuntansi lindung nilai antar entitas dalam kelompok usaha hanya dalam laporan keuangan
individual atau laporan keuangan tersendiri.
➤ Tidak pada laporan keuangan konsolidasian.
➤ Kecuali laporan keuangan konsolidasian entitas investasi
60. TAMBAHAN EKSPOSUR YANG DITETAPKAN SEBAGAI ITEM
LINDUNG NILAI
➤ Komponen risiko dari item non keuangan.
➤ Posisi neto dan komponen lapisan.
➤ Eksposur agregar (gabungan dari eksposur non derivatif dan derivatif).
➤ Investasi dari instrumen ekuitas yang diukur dengan FVOCI.
61. PENETAPAN ITEM LINDUNG NILAI
Penetapan keseluruhan atau komponen item sebagai item lindung nilai oleh entitas.
Jenis komponen yang dapat ditetapkan sebagai item lindung nilai :
➤ Perubahan dalam arus kas atau nilai wajar yang dapat diatribusikan pada risiko spesifik atau
berbagai risiko.
➤ Satu atau lebih arus kas kontraktual yang dipilih.
➤ Komponen dari jumlah nominal.
62. KRITERIA KUALIFIKASIAN UNTUK AKUNTANSI LINDUNG
NILAI
Persyaratan yang harus dipenuhi agar hubungan lindung nilai memenuhi syarat untu dilaporkan
sebagai lindung nilai dalam laporan keuangan.
3 kriteria syarat yang harus dipenuhi :
➤ Hubungan Lindung nilai yang memenuhi syarat.
➤ Penetapan dan dokumentasi formal.
➤ Persyaratan efektivitas lindung nilai, sebagai berikut :
✴ Ada hubungan ekonomik.
✴ Pengaruh risiko kredit tidak mendominasi perubahan nilai.
✴ Rasio lindung nilai yang sesuai.
Penting untuk menjaga keseimbangan antara jumlah item dan instrumen lindung nilai agar lindung
nilai efektif dan pencatatan akuntansi sesuai dengan tujuan aslinya.
63. JENIS LINDUNG NILAI
Lindung nilai atas nilai wajar
Lindung nilai atas arus kas
Lindung nilai atas investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri
64. LINDUNG NILAI ATAS NILAI WAJAR
Strategi untuk melindungi nilai wajar suatu aset atau kewajiban dari fluktuasi pasar
yang tidak diinginkan.
Mengurangi risiko kerugian yang disebabkan oleh perubahan nilai pasar.
Sebuah perusahaan menggunakan derivatif untuk melindungi nilai wajar asetnya
dari fluktuasi nilai tukar mata uang asing.
Definisi
Tujuan
Contoh
65. LINDUNG NILAI ATAS NILAI WAJAR
Perlakuan akuntansi :
➤ Keuntungan atau kerugian dari instrumen lindung nilai diakui langsung dalam laporan laba rugi,
➤ Penyesuaian terhadap nilai tercatat item yang dilindungi nilai juga diakui langsung dalam laporan
laba rugi.
Penerapan lindung nilai berhenti ketika instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau tidak efektif, di mana
penyesuaian nilai tercatat instrumen keuangan diamortisasi pada laporan laba rugi.
66. LINDUNG NILAI ATAS NILAI WAJAR
Contoh
Tanggal 1 Mei 20X1, PT X, yang memiliki mata uang fungsional rupiah dan memiliki tanggal
pelaporan 31 Desember, menjual barang kepada PT Y, yang memiliki mata uang fungsional dollar
singapura, dengan tagihan sebesar S$10.000 pada 30 Oktober 20X1. Nilai tukar antara S$ dan Rp
pada tanggal-tangal terkait adalah:
Tanggal Kurs spot Kurs forward (6 bulan)
1 Mei 20XI S$1 = Rp2.200 S$1 = Rp2.100
30 Oktober 20XI S$1 = Rp2.050 -
67. Skenario A : memutuskan tidak melindung nilai
eksposur nilai tukar.
Jurnal yang dibuat:
1 Mei 20X1
Piutang Dagang 22.000.000
Penjualan 22.000.000
30 Oktober 20X1
Kas 20.500.000
Rugi/selisih kurs 1.500.000
Piutang dagang 22.000.000
Akibat perubahan nilai tukar yang tidak
menguntungkan, PT X menderita kerugian
sebesar Rp1.500.000.
Skenario B : memutuskan melindungi nilai eksposur nilai
tukar, menerapkan akuntansi lindung nilai atas nilai wajar.
Jurnal yang dibuat:
1 Mei 20X1
Piutang Dagang 21.000.000
Penjualan 21.000.000
Tdak ada jurnal yang dibutuhkan untuk kontrak forward.
Hanya memorandum yang diperlukan untuk mencatat
bahwa kontrak forward telah dimasukkan ke dalam
lindung nilai atas nilai wajar.
30 Oktober 20X1
Kas 20.500.000
Rugi selisih kurs 500.000
Piutang Dagang 21.000.000
Utang Forward 500.000
Untung Selisih Kurs 500.000
Kas 500.000
Utang Forward 500.000
68. LINDUNG NILAI ATAS ARUS KAS
Strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk melindungi diri dari fluktuasi dalam arus
kas yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan mereka.
Mengurangi risiko yang disebabkan oleh perubahan harga, suku bunga, atau nilai tukar
yang dapat mengganggu arus kas perusahaan.
Penggunaan kontrak berjangka untuk mengunci harga pembelian bahan baku di masa
depan, penggunaan opsi untuk melindungi dari fluktuasi suku bunga pada pinjaman, atau
penggunaan swap mata uang untuk menghindari kerugian karena perubahan nilai tukar.
Definisi
Tujuan
Contoh
69. CONTOH LINDUNG NILAI ATAS ARUS KAS
Penggunaan IRS untuk Melindungi Nilai Instrumen Utang dengan Suku Bunga Variabel
➡ Strategi pembayaran dengan bunga tetap untuk mengurangi risiko fluktuasi suku bunga.
Lindung Nilai terhadap Perubahan Harga Bahan Baku
➡ Strategi untuk melindungi diri dari fluktuasi harga bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi.
Lindung Nilai terhadap Risiko Perubahan Nilai Tukar
➡ Strategi untuk melindungi nilai aset atau kewajiban mereka dari fluktuasi nilai tukar mata uang
asing
70. LINDUNG NILAI ATAS ARUS KAS
Pedoman Lindung nilai atas arus kas berdasarkan PSAK 109
➤ Pengakuan Keuntungan atau Kerugian pada Penghasilan Komprehensif Lain (OCI)
➤ Transfer Saldo dari Ekuitas ke Laba Rugi
➤ Pengakuan Bagian Tidak Efektif dalam Laba Rugi
Keuntungan atau kerugian dari aset atau liabilitas :
➤ Dimasukkan ke dalam biaya perolehan atau nilai tercatat lain dari aset atau liabilitas tersebut;
atau
➤ Direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi dalam periode yang sama atau saat aset
mempengaruhi laba rugi, seperti saat disusutkan atau dijual.
71. LINDUNG NILAI ATAS ARUS KAS
Contoh 7.17
Skenario A
Penghitungan nilai wajar instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai pada 31 Desember 2018.
menunjukkan fakta berikut ini:
Keuntungan dalam nilai instrumen lindung nilai. Rp100.000
Kerugian dalam nilai kini arus kas yang diperkirakan dari item yang dilindungi nilai Rp90.000
Dalam contoh ini, lindung nilai di atas efektif, karena masih berada dalam kisaran 80% hingga 125%,
dan dengan demikian akuntansi lindung nilai diperkenankan. Dengan menerapkan paragraf 95,
keuntungan dalam nilai instrumen lindung nilai harus dialokasikan ke dalam bagian yang efektif dan
bagian yang tidak efektif. Bagian dari keuntungan atas instrumen lindung nilai yang efektif adalah
Rp90.000, dan harus diakui secara langsung dalam ekuitas. Bagian dari keuntungan yang tidak efektif
adalah R10.000, akan diakui secara langsung pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain untuk tahun 2018.
Jurnal yang dibuat adalah:
Investasi dalam derivatif Rp100.000
Akumulasi keuntungan/kerugian Rp90.000
Keuntungan/kerugian Rp10.000
72. LINDUNG NILAI ATAS ARUS KAS
Skenario B
Penghitungan nilai wajar instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai pada 31 Desember 20XI
menunjukkan fakta berikut ini:
Keuntungan dalam nilai instrumen lindung nilai Rp100.000
Kerugian dalam nilai kini arus kas yang diperkirakan Rp105.000
dari item yang dilindungi nilai:
Dalam contoh ini, lindung nilai di atas efektif, karena masih berada dalam kisaran 80% hingga 125%,
dan dengan demikian akuntansi lindung nilai diperkenankan. Dengan menerapkan paragraf 95,
keuntungan dalam nilai instrumen lindung nilai harus dialokasikan ke dalam bagian yang efektif dan
bagian yang tidak efektif. Dalam contoh ini, bagian dari keuntungan atas instrumen lindung nilai yang
100% efektif adalan Rp 100.000, dan harus diakui secara langsung dalam ekuitas. Kerugian lindung
nilai Rp 5.000.
harus diabaikan (karena item yang dilindung nilai belum diakui).
Jurnal yang dibuat adalah:
Investasi dalam derivatif Rp100.000
Akumulasi keuntungan/kerugian Rp100.000
73. LINDUNG NILAI INVESTASI NETO DALAM KEGIATAN
USAHA LUAR NEGERI
Strategi untuk melindungi nilai investasi atau operasi luar negeri dari fluktuasi nilai tukar
mata uang.
Mengurangi risiko yang timbul akibat perubahan nilai tukar yang tidak terduga yang
dapat mempengaruhi laba dan arus kas perusahaan.
➤ Menggunakan kontrak forward untuk mengunci nilai tukar mata uang lokal.
➤ Menggunakan opsi mata uang untuk melindungi nilai pembayaran.
➤ Menggunakan swap mata uang untuk mengonversi kewajiban tersebut ke mata uang
lain dengan suku bunga yang lebih stabil,
Definisi
Tujuan
Contoh
74. LINDUNG NILAI ATAS SEKELOMPOK ITEM
Proteksi terhadap nilai beberapa aset atau kewajiban yang saling terkait atau memiliki
korelasi dengan risiko tertentu.
Mengurangi eksposur risiko perusahaan terhadap fluktuasi nilai yang dapat
mempengaruhi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Perusahaan harus mempertimbangkan korelasi antara aset atau kewajiban yang
dilindungi nilai, serta memilih instrumen keuangan yang sesuai untuk melaksanakan
strategi lindung nilai tersebut.
Definisi
Tujuan
Penerapan
75. LINDUNG NILAI ATAS SEKELOMPOK ITEM
Kelayakan dari Kelompok Item Sebagai Item Lindung Nilai
➡ Memastikan bahwa risiko yang ingin dihindari jelas diidentifikasi dan diukur.
Penetapan Komponen dari Jumlah Nominal
➡ Memutuskan untuk melindungi hanya sebagian dari portofolio investasinya terhadap risiko tertentu.
Penyajian
➡ Harus transparan dan informatif.
Posisi Neto Nihil
➡ Efektif dalam mengurangi atau menghilangkan eksposur terhadap risiko tertentu.
76. OPSI UNTUK MENETAPKAN EKSPOSUR KREDIT YANG
DIUKUR PADA NILAI WAJAR
Identifikasi Eksposur Kredit: Perusahaan harus dapat mengidentifikasi eksposur kredit yang signifikan
dan dapat diukur dengan akurat terhadap pihak tertentu.
Kepatuhan Standar Akuntansi: Opsi yang dipilih harus sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku
dan memenuhi persyaratan untuk dicatat pada nilai wajar melalui laba rugi.
Karakteristik Opsi: Opsi yang dipilih harus memiliki karakteristik yang memenuhi kriteria untuk dicatat
sebagai instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Efektivitas Perlindungan: Opsi yang dipilih harus memberikan perlindungan yang efektif terhadap
eksposur kredit yang ingin diatasi oleh perusahaan.