1. PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP
MOTIVASI KERJA KARYAWAN CV. DUTA BANGSA PASURUAN
Sinollah
Melihat pentingnya pemimpin dalam suatu perusahaan maka hal-hal yang berkenaan dengan
kepemimpinan seperti halnya model dan gaya kepemimpinan harus mendapatkan porsi dan
perhatian besar bagi perusahaan, karena semua ide dan perilaku perusahaan berasal dari
pemikiran-pemikiran pimpinan yang ada dalam perusahaan tersebut. Teori yang digunakan dalam
gaya kepemimpinan ini hanya satu yaitu kepemimpinan situasional. Sedangkan motivasi kerja (Y)
merupakan hasil kerja atau tingkat keberhasilan secara kualitas dan kuatitas yang dicapai oleh
karyawan sesuai harapan perusahaan.
Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh gaya
kepemimpinan situasional pada CV. Duta Bangsa pasuruan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan CV. Duta Bangsa Pasuruan yang
berjumlah 56 orang. Karena sedikit dan terbatasnya jumlah populasi maka tidak dilakukan dengan
pengambilan sampel. Dalam penelitian ini menggunakan alat uji Validitas dengan koefisien korelasi
0,05 dan uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode alpha cronbach yaitu
dengan cara membandingkan koefisien alpha (rhitung) dengan cronbach.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan situasional tidak
seberapa berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan dengan pengaruh hanya 6,3%. Dan hasil
analisis juga menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan situasional kurang berpengaruh
secara dominan terhadap motivasi kerja karyawan dengan koefisien regresi 0,462.
kesimpulan yang dihasilkan dari variabel gaya kepemimpinan situasional meskipun kurang
berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan tetapi manajemen CV. Duta Bangsa
Pasuruan hendaknya tetap memperhatikan dengan baik karena bagaimanapun juga jika pada
suatu perusahaan pekerjaan tidak terintegrasi dengan baik maka aktifitas perusahaan akan
terganggu.
BAB I. PENDAHULUAN Disamping itu motivasi selalu menjadi
perhatian utama dari sebuah organisasi
Kualitas sumberdaya manusia karena motivasi berhubungan erat dengan
harus ditingkatkan sejalan dengan keberhasilan organisasi di dalam mencapai
globalisasi di segala bidang. Organisasi yang tujuannya-tujuannya. Faktor motivasi bisa
mampu bersaing di masa yang akan datang dipengarui oleh faktor internal yakni faktor
adalah organisasi yang memiliki sumber dari dalam dan faktor eksternal yaitu faktor
daya manusia yang berbasis pengetahuan motivasi yang dipengaruhi oleh lingkungan,
(knowledge based worked) dan memiliki atau berkembang melalui proses
berbagai keterampilan dan keahlian. interaksinya dengan lingkungan organisasi.
Paradigma “Comparative Advantage” yang Motivasi merupakan komoditi yang
bertumpu pada “skills” akan menjadi tuntutan sangat diperlukan oleh semua orang
kebutuhan organisasi di masa yang akan termasuk karyawan. Motivasi diperlukan
datang karena kualitas suatu barang, jasa untuk menjalankan kehidupan, memimpin
dan pelayanan sangat tergantung pada sekelompok orang dan mencapai tujuan
unsur manusianya. organisasi. Motivasi kerja merupakan
Oleh sebab itu kepemimpinan yang dorongan yang tumbuh dan berkembang dari
diterapkan oleh manajer akan berpengaruh dalam diri karyawan untuk melakukan
terhadap keberhasilan organisasinya pekerjaan sebaik mungkin sehingga tujuan
tersebut, karena kepemimpinan organisasi akan tercapai. Motivasi kerja bisa terjadi jika
akan mengarahkan perilaku anggota karyawan mempunyai kebanggaan akan
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. keberhasilan dalam bekerja.
Sebagaimana pendapat Siagan (1989:23) Begitu pula di CV. Duta Bangsa
“bahwa keberhasilan atau kegagalan yang di Group Pasrepan Pasuruan, sebagai
alami sebagian besar ditentukan oleh perusahaan yang bergerak di bidang bahan
kualitas kepemimpinan yang dimiliki orang- bangunan khususnya beton readimix, paving
orang yang diserahi tugas. dan precast yang memiliki banyak pesaing
dituntut untuk mampu dan lebih unggul di
Jurnal OTONOMI Volume 10. No. 2 Nopember 2010 135
2. dalam menghadapi para pesainggnya. disempurnakan dan dikembangkan
Sehubungan dengan hal itu CV. Duta pada penelitian selanjutnya.
Bangsa Group Pasrepan Pasuruan perlu
meningkatkan dan mengembangkan produk-
produknya dengan jumlah yang banyak dan
kualitas yang terjamin supaya kebutuhan BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
konsumen dapat terpenuhi dan konsumen
merasa puas. Hal tersebut dapat tercapai A. Kepemimpinan
jika perusahaan mempunyai komitmen untuk a. Pengertian
meningkatkan kinerja pegawainya dengan Kepemimpinan
cara menggerakkan pegawainya agar Wahjosumidjo (1999:349)
memiliki motivasi kerja yang tinggi dan dapat berpendapat, dalam praktek organisasi,
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kata “memimpin” mengandung konotasi
tujuan organisasi. menggerakkan, mengarahkan,
Berdasarkan uraian di atas membimbing, melindungi, membina,
persoalan yang perlu diteliti adalah memberikan teladan, memberikan
bagaimana gaya kepemimpinan dorongan, memberikan bantuan, dan
berpengaruh terhadap motivasi kerja sebagainya. Betapa banyak variabel arti
karyawan CV. Duta Bangsa Group yang terkandung dalam kata memimpin,
Pasrepan Pasuruan. memberikan indikasi betapa luas tugas
dan peranan seorang pemimpin
A. Rumusan Masalah organisasi. “Kepemimpinan” biasanya
Berdasarkan uraian pada latar didefinisikan oleh para ahli menurut
belakang di atas, maka masalah penelitian pandangan pribadi mereka, serta aspek-
ini dapat di rumuskan sebagai berikut : aspek fenomena dari kepentingan yang
1. Apakah gaya kepemimpinan situasional paling baik bagi pakar yang
berpengaruh secara signifikan terhadap bersangkutan. Sementara itu, Nawawi
motivasi kerja di CV. Duta Bangsa (1987:81) mendefinisikan kepemimpinan
Group Pasrepan Pasuruan? sebagai kemampuan menggerakkan,
2. Seberapa besar pengaruh gaya memberikan motivasi, dan
kepemimpinan situasional terhadap mempengaruhi orang-orang agar
motivasi kerja di CV. Duta Bangsa bersedia melakukan tindakan-tindakan
Group Pasrepan Pasuruan? yang terarah pada pencapaian tujuan
melalui keberanian mengambil
B. Tujuan Penelitian keputusan tentang kegiatan yang harus
1. Untuk mengetahui pengaruh gaya dilakukan.
kepemimpinan situasional terhadap Guna lebih memahami makna
motivasi kerja karyawan di CV. Duta dari kepemimpinan, berikut
Bangsa Group Pasrepan Pasuruan. dikemukakan beberapa teori mengenai
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengertian dan definisi tentang
pengaruh gaya kepemimpinan kepemimpinan:
situasional terhadap motivasi kerja di a) Kepemimpinan adalah kemampuan
CV. Duta Bangsa Group Pasrepan untuk mempengaruhi suatu
Pasuruan. kelompok ke arah tercapainya
tujuan. (Robbins. 1996: 18)
C. Kontribusi Penelitian b) Kepemimpinan adalah sekumpulan
Berdasarkan hasil tujuan penelitian dari serangkaian kemampuan dan
yang telah dipaparkan di atas maka sifat-sifat kepribadian, termasuk
diharapkan hasil penelitian ini dapat didalamnya kewibawaan untuk
memberikan kontribusi: dijadikan sebagai sarana dalam
1. Secara teoristis, yaitu memberikan rangka meyakinkan kepada yang
kontribusi secara teoristis terhadap ilmu dipimpinnya, agar mau
pengetahuan, khususnya yang berkaitan melaksanakan tugas-tugas yang
dengan kepemimpinan situasional dan dibebankan kepadanya dengan
motivasi kerja karyawan. rela, dan penuh semangat.
2. Secara praktis, yaitu dapat dijadikan (Purwanto, 1997 : 26)
input bagi praktisi maupun pihak c) Kepemimpinan adalah tindakan
manajemen perusahaan CV. Duta atau tingkah laku individu dan
Bangsa Group Pasrepan Pasuruan. kelompok yang menyebabkan
3. Para peneliti yang berminat dalam individu dan juga kelompok-
bidang MSDM, sehingga apa yang kelompok itu untuk bergerak maju,
menjadi kekurangan penelitian dapat guna mencapai tujuanperusahaan
yang semakin bisa diterima oleh
Jurnal OTONOMI Volume 10. No. 2 Nopember 2010 136
3. masing- masing pihak. (Rahman tujuan, (2) wakil dan juru bicara
Abor 1994 :32) organisasi dalam hubungan dengan
d) Kepemimpinan adalah pihak-pihak di luar organisasi, (3)
proses pemimpin menciptakan visi, pimpinan selaku komunikator yang
mempengaruhi sikap, perilaku, efektif, (4) mediator yang handal.
pendapat, nilai-nilai, norma dan Khususnya dalam hubungan ke dalam,
sebagainya dari pengikut untuk terutama menangani situasi konflik, (5)
merealisir visi. (Wirawan 2002:18) pimpinan selaku integrator yang efektif,
Dari definisi-definisi rasional, objektif dan netral.
kepemimpinan yang berbeda-beda
tersebut, pada dasarnya mengandung c. Syarat-Syarat
kesamaan asumsi yang bersifat umum Menjadi Pemimpin
seperti: (1) di dalam satu fenomena Kunci keberhasilan suatu
kelompok melibatkan interaksi antara organisasi pada hakikatnya terletak
dua orang atau lebih, (2) di dalam pada efisiensi dan efektivitas
melibatkan proses mempengaruhi, penampilan pemimpinnya, dalam hal ini
dimana pengaruh yang sengaja kepala sekolah. Kepala sekolah dituntut
(intentional influence) digunakan oleh memiliki persyaratan kualitas
pemimpin terhadap bawahan. kepemimpinan yang kuat, sebab
Disamping kesamaan asumsi keberhasilan sekolah hanya dapat
yang umum, di dalam definisi tersebut dicapai melalui kepemimpinan kepala
juga memiliki perbedaan yang bersifat sekolah yang berkualitas. Kepala
umum pula seperti: (1) siapa yang sekolah yang berkualitas yaitu kepala
mempergunakan pengaruh, (2) tujuan Sekolah yang memiliki kemampuan
daripada usaha untuk mempengaruhi, dasar, kualifikasi pribadi, serta
dan (3) cara pengaruh itu digunakan. pengetahuan dan keterampilan
Berdasarkan uraian tentang profesional. Menurut Tracey (1974:53-
definisi kepemimpinan di atas, terlihat 55), keahlian atau kemampuan dasar,
bahwa unsur kunci kepemimpinan yaitu sekelompok kemampuan yang
adalah pengaruh yang dimiliki harus dimiliki oleh tingkat pemimpin
seseorang dan pada gilirannya akibat apapun, yang mencakup: conceptual
pengaruh itu bagi orang yang hendak skills, human skill dan technical skills.
dipengaruhi. Peranan penting dalam Berikut uraian kemampuan dasar yang
kepemimpinan adalah upaya seseorang dikemukakan oleh Tracey:
yang memainkan peran sebagai 1) Technical skills,.
pemimpin guna mempengaruhi orang 2) Human skills,.
lain dalam organisasi/lembaga tertentu 3) Conceptual skills,.
untuk mencapai tujuan. Menurut Berkaitan dengan uraian di atas,
Wirawan ( 2002 : 135), “mempengaruhi” Suradinata menyatakan bahwa
adalah proses dimana orang yang pemimpin suatu organisasi yang sukses
mempengaruhi berusaha merubah harus memiliki beberapa syarat yaitu:
sikap, perilaku, nilai-nilai, norma-norma, 1) Mempunyai kecerdasan yang lebih,
kepercayaan, pikiran, dan tujuan orang 2) Mempunyai emosi yang stabil,
yang dipengaruhi secara sistematis. 3) Mempunyai keahlian dalam
menghadapi manusia serta bisa
b. Fungsi Kepemimpinan membuat bawahan menjadi senang
Wahjosumidjo (1996:349), dan merasa puas,
mengemukakan fungsi-fungsi 4) Mempunyai keahlian untuk
kepemimpinan yaitu: membangkitkan mengorganisir dan menggerakkan
kepercayaan dan loyalitas bawahan, bawahannya dengan kebijaksanaan
mengkomunikasikan gagasan kepada dalam mewujudkan tujuan
orang lain, dengan berbagai cara organisasi, dan
mempengaruhi orang lain, menciptakan 5) Kondisi
perubahan secara efektif di dalam fisik yang sehat dan kuat.
penampilan kelompok, dan
menggerakkan orang lain, sehingga
secara sadar orang lain tersebut mau d. Kepemimpinan Situasional
melakukan apa yang dikehendaki. Dalam definisi Kepemimpinan,
Sementara itu Sondang P. Siagian bahwa kepemimpinan itu akan terjadi
(1999:47), mengemukakan lima fungsi- apabila di dalam situasi tertentu
fungsi kepemimpinan yaitu : (1). seseorang mempengaruhi perilaku
Pimpinan selaku penentu arah yang orang lain baik secara perorangan
akan ditempuh dalam usaha pencapaian ataupun kelompok. Menurut Blanchard
Jurnal OTONOMI Volume 10. No. 2 Nopember 2010 137
4. (1982:83) kepemimpinan sebagai memberi dorongan yang lebih besar
proses dapat dirumuskan sebagai terhadap pemenuhan harapan tersebut,
berikut: maka semakin besar pula prestasi yang
akan diperoleh para pegawainya. House
mengemukakan empat gaya
L= F (l, f, s) kepemimpinan yang menjadi perilaku
seorang pemimpin yaitu : 1)
kepemimpinan yang berorientasi pada
Keterangan : prestasi, 2) kepemimpinan direktif, 3)
L = Leadership kepemimpinan partisipatif, 4)
l = leader kepemimpinan suportif. Implikasi
s = situation manajerial terhadap gaya-gaya tersebut
F = function adalah :
f = follower 1) Gaya suportif.
2) Gaya direktif,
Jadi dari rumus tersebut kepemimpinan 3) Gaya partisipatif,
merupakan fungsi dari interaksi antara 4) Gaya yang berorientasi pada
pemimpin, bawahan dan situasi. prestasi.
Jadi dapat di simpulkan bahwa Kepemimpinan situasional
Kepemimpinan Manajer adalah cara menggunakan dua dimensi
atau usaha Manajer dalam kepemimpinan yang sama seperti
mempengaruhi, mendorong, dikenali oleh Fiedler: perilaku tugas dan
membimbing, mengarahkan, dan hubungan. Tetapi Hersey dan Blanchard
menggerakkan karyawan, staf, serta (1998:13) melangkah lebih jauh dengan
pihak lain yang terkait untuk bekerja, menganggap masing-masing dimensi
berperan serta guna mencapai tujuan sebagai tinggi atau rendah dan
yang telah ditetapkan. kemudian menggabung semuanya
Wahyosumijo (1999:25-26) menjadi empat perilaku pemimpin yang
mengemukakan ada empat macam spesifik: memberitahukan, menjual,
model kepemimpinan bila dikaitkan berperan serta, dan mendelegasikan (
dengan ciri kepribadian seorang telling, selling, participating, delegation).
pemimpin yaitu: Model Fiedler (l974), Jadi kepemimpinan dalam teori
Model Houss Path Goal (l974), Model Hersey dan Blanchard mengemukakan
Vroom-Yetton (l973) dan model situasi tentang gaya kepemimpinan situasional
(l977).17 Dari keempat model tersebut yaitu pemimpin yang berhasil
yang penting untuk dikembangkan menyesuaikan gaya kepemimpinan
adalah model kepemimpinan situasi. mereka dengan kebutuhan situasinya.
Menurut Miftah Toha (1993:56)
kepemimpinan situasional didasarkan B. Motivasi Kerja
pada saling berhubungannya di antara a. Pengertian Motivasi
hal-hal berikut ini: Motivasi berasal dari kata latin
1) jumlah petunjuk dan pengarahan movere yang berarti dorongan atau
yang diberikan oleh pimpinan, menggerakkkan. Motivasi (motivation)
2) jumlah dukungan emosional yang dalam manajemen hanya ditujukan pada
diberikan oleh pimpinan, sumber daya manusia umumnya dan
3) tingkat kesiapan atau kematangan bawahan khususnya. Bernard
para pengikut dalam melaksanakan Berendoom dan Gary A Stainer dalam
tugas khusus, fungsi atau tujuan Sedarmayanti (2000:20), mendefinisikan
tertentu. motivasi adalah kondisi mental yang
Teori kepemimpinan mendorong aktivitas dan memberi
situasional yang dikembangkan oleh energi yang mengarah kepada
Robert House yang disebut The Path pencapaian kebutuhan memberi
goal theory dalam kutipan Abi Sujak kepuasan atau mengurangi ketidak
(1999:17) mengemukakan pada teori seimbangan. Sedang Gibson dkk
“pengharapan” dalam motivasi yang (1996:185), mendefinisikan motivasi
mengatakan bahwa orang akan adalah kekuatan yang mendorong
termotivasi oleh dua harapan berupa seseorang karyawan yang menimbulkan
kemampuannya untuk mengerjakan dan mengarahkan perilaku. Sedangkan
suatu tugas dan rasa percayanya bahwa motivasi diri menurut Hidayat (2001:2),
jika pegawai tersebut dapat adalah suatu usaha yang dapat
mengerjakan tugas dengan baik akan menyebabkan seseorang tergerak
memperoleh hadiah yang berharga bagi melakukan sesuatu karena ingin
dirinya. Menurut House, bila pemimpin mencapai tujuan yang dikehendaki atau
Jurnal OTONOMI Volume 10. No. 2 Nopember 2010 138
5. mendapat kepuasan atas perbuatan (1) kebijaksanaa; (2) supervisi
tersebut. Motivasi merupakan teknis; (3) hubungan antar manusia
penggerak yang mengarahkan pada dengan atasan (4) hubungan
tujuan, dan itu jarang muncul dengan manusia, dengan pembinanya; (5)
sia-sia. hubungan antar manusia dengan
bawahannya; (6) gaji dan upah; (7)
b. Teori Motivasi kestabilan kerja; (8) kehidupan
1) Hierarki Kebutuhan pribadi; (9) kondisi tempat kerja;
Menurut Maslow. (10) status
Menurut Robbin (1998:168)
mengemukakan, teori ini mula-mula C. Hubungan Kepemimpinan Dengan
dipelopori oleh Abraham Maslow Motivasi
pada tahun 1954. Ia menyatakan Berdasarkan teori yang
bahwa manusia mempunyai dikemukakan Mc. Clelland menyatakan
pelbagai keperluan dan mencoba bahwa ada tiga type dasar kebutuhan
mendorong untuk bergerak motivasi yaitu kebutuhan untuk prestasi
memenuhi keperluan tersebut. (need for Achievement), kebutuhan akan
Keperluan itu wujud dalam afliasi (need for affiliation), dan kebutuhan
beberapa tahap kepentingan. akan kekuasaan (need for power). Pemimpin
Setiap manusia mempunyai suatu perusahaan dalarn memotivasi
keperluan untuk memenuhi karyawan hendaknya dapat menyediakan
kepuasan diri dan bergerak peralatan, menciptakan lingkungan kerja
memenuhi keperluan tersebut. Lima yang baik, memberikan kesempatan
hierarki keperluan mengikut Maslow pegawai untuk mengembangkan karir,
(1954) adalah kebutuhan: (1) Faali sehingga memungkinkan karyawan untuk
(fisiologis): antara lain rasa lapar, meningkatkan semangat kerjanya, yang
haus, perlindungan (pakaian dan merupakan daya penggerak untuk
perumahan), sex dan kebutuhan memotivasi karyawan dalam mengarahkan
ragawi lain, (2) Keamanan : antara semua potensi yang dimilikinya.
lain keselamatan dan perlindungan Pimpinan perusahaan sebagai atasan
terhadap kerugian fisik dan juga memerlukan pemenuhan kebutuhan-
emosional, (3) Sosial: mencakup kebutuhan sebagaimana dikembangkan oleh
kasih sayang, rasa dimiliki, diterima Maslow, Herzberg dan Mc. Clelland, sebagai
baik, dan persahabatan, (4) sumber motivasi dalam rangka
Penghargaan : mencakup faktor meningkatkan semangat kerja karyawan.
rasa hormat internal seperti harga- Namun yang paling penting bagi seorang
diri, otonomi, dan prestasi; dan karyawan adalah motivasi yang dimulai dari
faktor hormat ekstemal seperti dalam dirinya sendiri ( motivasi instrinsik ),
status, pegakuan, dan perhatian.(5) sesuai dengan pendapat G.R Terry dalarn
Aktualisasi-diri: dorongan untuk Winardi (1971:167) bahwa "Motivasi yang
menjadi apa yang ia mampu paling berhasil adalah pengarahan diri
menjadi; mencakup pertumbuhan, sendiri oleh pekerja yang bersangkutan.
mencapai potensialnya, dan Keinginan atau dorongan tersebut harus
pemenuhan diri. datang dari individu itu sendiri dan bukanlah
dari orang lain dalam bentuk kekuatan dari
luar.
2) Motivasi Frederich Teori yang mendasari kajian
Herzberg/Teori Hygiene. penelitian ini adalah teori Motivasi
Dalam Sedarmayanti Kebutuhan untuk berkarya. Atkinson dan
(2000:195), Frederich Herberg Birch (1978) mengembangkan teori motivasi
menyatakan pada manusia berlaku kerja yang dikemukakan oleh Mc. Clelland,
faktor motivasi dan faktor Atkinson, Clark dan Cowel (1953, 1976). Mc.
pemeliharaan dilingkungan Clelland et al. (1953, 1976) mengambil teori
Pekerjaanya. Dari hasil asalnya dengan konsep motif prestasi yang
penelitiannya menyimpulkan dikemukakan oleh Murray pada tahun 1938.
adanya enam faktor motivasi yaitu Teori ini berbeda dengan teori Maslow
(1) prestasi; (2) pengakuan; (3) karena penekanannya kepada keperluan
kemajuan kenaikan pangkat; (4) peringkat tinggi. Teori ini menyatakan bahwa
pekerjaan itu sendiri; (5) individu yang tinggi motivasi kerja akan
kemungkinan untuk tumbub; (6) menunjukkan keutamaan yang tinggi kepada
tanggung jawab. Sedangkan untuk situasi yang sederhana, yaitu kemungkinan
pemeliharaan terdapat sepuluh derajat mencapai keberhasilan dan
faktor yang perlu diperhatikan, yaitu kegagalan adalah sama. Sebaliknya orang-
Jurnal OTONOMI Volume 10. No. 2 Nopember 2010 139
6. orang yang rendah motivasi berprestasinya orang-orang untuk mengatasi segala
suka kepada situasi yang sangat sukar atau tantangan dan hambatan dalam upaya
sangat mudah mencapai keberhasilan mencapai tujuan.
(Atkinson dan Birch, 1978; McClelland, Karyawan memerlukan motivasi-
1961). memberikan ciri-ciri yang ada pada motivasi yang berasal dari luar dirinya yang
individu yang mempunyai motivasi tentu saja sangat perlu diperhatikan oleh
kerja/pencapaian yang tinggi: manajer atau Manajer. Namun demikian
a) suka membuat kerja yang berkaitan dalam motivasi kerja merupakan motivasi
dengan prestasi, yang dimulai Dari dalam diri karyawan itu
b) suka mengambil risiko yang sederhana, sendiri. Dorongan dari dalam diri sendiri
c) lebih suka membuat kerja yang mana akan lebih berhasil daripada dorongan dari
individu itu bertanggungjawab bagi luar. Sebagaimana E. J. Donal dalam
keberhasilan kerja itu, Komaruddin membagi motivasi dalam dua
d) suka rnendapat kemudahan tentang jenis :
kerja itu, a) Motivasi intrinsik adalah motivasi yang
e) lebih mementingkan masa depan timbul dari dalam diri seseorang.
daripada masa sekarang dan masa Motivasi ini sering disebut “motivasi
yang telah lalu, dan tabah apabila murni” misalnya, kebutuhan untuk kerja,
menemui kegagalan. kebutuhan akan perasaan diterima.
Kebutuhan akan prestasi, walaupun b) Motivasi ekstinsik adalah motivasi yang
tidak dikemukan secara tegas dalam hierarki datang dari luar diri seseorang.
kebutuhan Maslow, namun mendasari Misalnya, kenaikan pangkat, pujian,
kebutuhan pengharapan dan aktualisai diri. hadiah dan sebagainya.
Begitu pula motivator Herzberg menekankan Jadi dari uraian tersebut dapat
pengakuan akan prestasi itu penting bagi dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
kekuasaan. Dalam Malayu, Hasibuan motivasi kerja karyawan adalah
(2000:162-163), mengarahkan, dan mendorong seorang
Mc. Clelland mengemukkan teorinya karyawan untuk melakukan tindakan dan
yaitu Mc. Clelland's Achievement Motivation mengatasi segala tantangan dan hambatan
Theory atau Teori Motivasi Prestasi Mc. dalam upaya untuk mencapai tujuan
Clelland. Teori ini berpendapat bahwa perusahaan. Dengan demikian sebagai
karyawan mempunyai cadangan energi dimensi dalam motivasi kerja seorang
potensial. Bagaimana energi dilepaskan dan karyawan dalam kajian penelitian ini adalah :
digunakan tergantung pada kekuatan 1. Dorongan untuk mencapai tujuan
dorongan motivasi seseorang dan situasi 2. Dorongan memiliki keyakinan diri
serta peluang yapg tersedia. Energi akan 3. Dorongan untuk memiliki kebanggaan
dimanfaatkan oleh karyawan karena 4. Berusaha menjalankan tugas dengan baik
dorongan oleh: (1) kekuatan motif dan
kekuatan dasar yang terlibat, (2) harapan D. Hipotesis Penelitian
keberhasilannya, dan (3) nilai insentif yang Penulisan ini menjelaskan tentang
terlekat pada tujuan. Hal-hal yang pengaruh kepemimpinan situasional
memotivasi seseorang adalah : terhadap motivasi kerja karyawan CV. Duta
1) Kebutuhan akan prestasi (need bangsa group Pasrepan Pasuruan.
for achievement=n Ach),. Penelitian ini bermaksud memberikan
2) Kebutuhan akan affliasi (need for wacana secara mendetail, mengenai
Affiliation=n. Af). permasalahan yang terkait dengan motovasi
3) Kebutuhan akan kekuasaan karyawan. Adapun model kerangka
(need for Power = n Pow)., konseptual dapat digambarkan sebagai
Seseorang individu itu lebih berhasil berikut :
daripada individu yang lain karena mereka
mempunyai keinginan pencapaian yang lebih Gaya Kepemimpinan
Motivasi Kerja
tinggi. Keinginan ini memberi mereka (X)
(Y)
motivasi untuk bekerja dengan lebih tekun Situasional
(McClelland et al, 1976). Selanjutnya, Mc
Clelland (1961;56) menyatakan bahwa
motivasi kerja/pencapaian bukan suatu yang Gambar 2.2: Kerangka Konseptual
boleh diwarisi. Disebabkan pengaruh situasi Penelitian
disekitarnya, maka motivasi
kerja/pencapaian boleh dibentuk mengikut Berdasarkan model kerangka
cara tertentu. konseptual di atas dapat dirumuskan
Davis dan Newstroom (1985:88) hipotesis penelitian adalah diduga bahwa
mendefinisikan motivasi kerja (achievement gaya kepemimpinan situasional berpengaruh
motivation) adalah dorongan dalam diri
Jurnal OTONOMI Volume 10. No. 2 Nopember 2010 140
7. signifikan terhadap Motivasi kerja karyawan mengukur motivasi kerja karyawan
CV. Duta Bangsa Pasrepan Pasuruan. sebagai berikut :
BAB III. METODE PENELITIAN a) Dorongan untuk mencapai tujuan
b) Dorongan memiliki keyakinan diri
A. Rancangan Penelitian c) Dorongan untuk memiliki
Tujuan yang ingin dicapai dalam kebanggaan
penelitian ini adalah mendeskripsikan d) Berusaha menjalankan tugas
variabel Gaya kepemimpinan situasional dengan baik
terhadap Motivasi kerja karyawan CV. Duta Skala pengukuran yang digunakan untuk
Bangsa Group Pasrepan Pasuruan, serta item, indikator dan variabel penelitian
menjelaskan (eksplanasi) hubungan dan dengan skala.
pengaruh variabel Gaya kepemimpinan
terhadap Motivasi kerja karyawan CV. Duta
Bangsa Group Pasrepan Pasuruan. D. Jenis dan Sumber Data
Rancangan penelitian yang dipandang paling Data primer merupakan data yang
efektif dan efisien untuk menjelaskan didapat dari sumber pertama baik dari
hubungan dan pengaruh dari beberapa individu maupun perseorangan. Data primer
variabel adalah metode penelitian penelitian ini diperoleh melalui pengisian
eksplanatory atau penelitian penjelasan, kuesioner dari responden karyawan CV.
yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan Duta Bangsa Group Pasrepan Pasuruan.
kausal antara variabel-variabel melalui Data sekunder merupakan data yang
pengujian hipotesis (Singarimbun, 1995:5). telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh
pihak lain yang masih ada relevansinya
dengan obyek penelitian. Data dalam
B. Lokasi Penelitian penelitian ini di peroleh dari bagian
Penelitian dilakukan CV. Duta Bangsa administrasi CV. Duta Bangsa Group
Group Pasrepan Pasuruan, dengan alamat Pasrepan Pasuruan yang mencakup sejarah
penelitian : Jl. Bromo desa Rejosalam dan profil perusahaan.
kecamatan Pasrepan kabupaten Pasuruan. Data-data tersebut dikumpulkan
Adapun alasan pemilihan lokasi ini, karena dengan metode observasi, kuesioner dan
perusahaan ini tergolong perusahaan yang dokumentasi.
cukup besar di Pasuruan dan sudah memiliki
beberapa cabang di kabupaten lain seperti di E. Populasi dan Sampel Penelitian
Jember dan Situbondo. Menurut Sugiono (2000:72) populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
C. Variabel Penelitian obyek dan subyek yang mempunyai kualitas
1. Definisi Konseptual Variabel dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
a. Gaya kepemimpinan oleh peneliti untuk dipelajari kemungkinan
Situasional (X) pemimpin yang ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini
berhasil menyesuaikan gaya adalah seluruh karyawan di CV. Duta
kepemimpinanya sesuai dengan Bangsa Group Pasrepan Pasuruan
kebutuhan situasinya. sebanyak 56 karyawan. oleh karena jumlah
b. Motivasi kerja (Y) adalah populasi relative kecil hanya 56 orang, maka
dorongan dalam diri seseorang untuk tidak dilakukan penarikan sampel, penelitian
mengatasi segala tantangan dan dilakukan dengan cara sensus yaitu diambil
hambatan dalam upaya mencapai keseluruhan untuk diteliti.
tujuan.
2. Definisi Operasional F. Instrumen Penelitian
1) Gaya kepemimpinan Situasional Untuk memperoleh data tentang gaya
Manajer. Mengenai indikator-indikator kepemimpinan situasional terhadap Motivasi
untuk mengukur gaya kepemimpinan kerja karyawan CV. Duta Bangsa Group
Manajer sebagai berikut: Pasrepan Pasuruan, maka instrumen yang
a) Cara pimpinan mendorong digunakan dalam penelitian ini adalah
karyawan berprestasi kuisioner. Menurut Nazir (1998;246),
b) Cara pimpinan memberi perintah, kuisioner adalah sebuah set pertanyaan
petunjuk yang secara logis berhubungan dengan
c) Cara pimpinan ikut berpartisipasi masalah peneliti dan tiap pertanyaan
dengan bawahan merupakan jawaban-jawaban yang
2). Motivasi kerja adalah dorongan dalam mempunyai makna dalam menguji hipotesa.
diri orang-orang untuk mengatasi
segala tantangan dan hambatan G. Teknik Analisis Data
dalam upaya mencapai tujuan. Sebagamana data yang kedudukannya
Mengenai indiktor-indikator untuk sangat penting dalam suatu penelitian
Jurnal OTONOMI Volume 10. No. 2 Nopember 2010 141
8. dengan tujuan penggambaran variabel yang memperluas pasar dengan mendirikan
diteliti, maka data dalam suatu penelitian plant Ready mix di daerah Jember
dapat dikumpulkan dengan suatu instrumen . dengan tujuan untuk memenuhi
Dan instrumen yang digunakan untuk permintaan pasar di daerah Lumajang,
mengumpulkan data harus memenuhi dua Jember, Situbondo, Bondowongso dan
persyaratan penting yaitu valid dan reliabel Probolinggo. Pada tahun ini juga , devisi
1. Uji Validitas concrete block mulai berdiri dan
Untuk melakukan uji validitas berproduksi, plantnya berdiri di kota
mengunakan korelasi product moment Pasuruan dengan pangsa pasar
pearson, Valid tidaknya indikator (item) Pasuruan, Probolinggo, Lumajang dan
dari daftar pertanyaan yang dianjurkan sekitarnya. Duta bangsa group juga
apabila korelasinya positif dan membuka unit perusahaan yang
signifikan, yang ditujukan dengan nilai bergerak dibidang jasa yaitu Otobus
signifikan rhitung < α 0,05. Dalam Pariwisata yang berada di Jl. Raya
penelitian ini uji validitas dilakukan Sukorejo no.128 Sukorejo Pasuruan.
bersama-sama uji reliabilitas dengan
menggunakan analisis statistik di mana 2. Visi dan Misi Duta Bangsa Group
uji reliabilitas diuji jika semua item valid. Pasuruan
2. Uji Reliabilitas Adapun visi dan misi Duta Bangsa
Uji reliabilitas digunakan untuk Group adalah sebagai berikut:
mengetahui sejauh mana alat ukur a. Visi
dapat dipercaya mengukur secara Menjadi Leading Company
konsisten, dan hanya dilakukan Industri bahan bangunan
terhadap item yang valid. Uji reliabilitas khususnya ready mix, concrete
yang digunakan dalam penelitian ini block & precast untuk memenuhi
adalah metode alpa cronbach yaitu kebutuhan dan kepuasan
dengan cara membandingkan koefisien konsumen melalui pengembangan
alpha (rhitung) dengan alpha Cronbach sumber daya manusia, teknologi
dan internal business processes
3. Uji Hipotesis yang sejalan dengan
Uji statistik ini dilakukan dengan perkembangan perusahaan.
tujuan untuk menguji kebenaran dan b. Misi
membuktikan ada tidaknya korelasi 1. Memenuhi kebutuhan
antara variabel bebas dan variabel konsumen dengan produk
terikat. Dari hasil regresi akan diketahui yang berkualitas dan
besarnya koefisien masing-masing pelayanan yang memuaskan.
variabel. Dan besarnya koefisien dapat 2. Memberikan kenyamanan
dilihat dengan adanya hubungan dari bekerja pada karyawan
variabel-variabel bebas, baik terpisah dengan lingkungan kerja yang
atau secara bersama-sama. Kemudian aman, peningkatan kualitas
untuk melakukan uji atas hipotesa yang hidup dan kesempatan untuk
telah dirumuskan, maka dilakukan pengembangan pribadi.
pengujian dengan menggunakan Uji t. 3. Meningkatan laba
Jika I t hitung > tabel α 0,05 I maka Ho ditolak, perusahaan.
berarti variabel bebas memiliki pengaruh 4. Mengoptimalkan kapasitas
signifikan. produksi terutama ready mix,
BAB IV. HASIL PENELITIAN concrete dan precast.
5. Menciptakan high value bagi
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian owner.
1. Sejarah CV. Duta Bangsa Group
Pasrepan Pasuruan 3. Karakteristik Responden
Duta bangsa group merupakan Responden dalam penelitian ini
perusahaan keluarga yang bergerak adalah seluruh karyawan Duta Bangsa
dibidang industri bahan bangunan Group Pasuruan sejumlah 56 responden
khususnya Ready Mix, Concrete block dengan karakteristik menurut usia
dan Precast yang berdiri tahun 2002 dimana menunjukkan 46,4% responden
dengan nomor ijin usaha: berusia 31-40 tahun, 89,2% responden
517/179/424.061/2002 dengan NPWP : berjenis kelamin laki-laki, dan 42,8%
02.313.373.9-624.000 yang terletak di pendidikan SLTA.
Jl. Bromo desa Rejosalam kecamatan
Pasrepan kabupaten Pasuruan. B. Uji Validitas
Dalam perkembangannya pada Pengujian validitas instrument
tahun 2004 Duta bangsa group menggunakan metode SPSS 11.5 For
Jurnal OTONOMI Volume 10. No. 2 Nopember 2010 142
9. Windows dengan kreteria keputusan, jika Dari hasil pengujian diketahui
sig. (2-tailed)<0.05=valid, dan jika sig. (2- bahwa nilai koefisienVIF di bawah
tailed)>0.05=tidak Berdasarkan hasil SPSS 10, hal ini memenuhi syarat non
11.5 For Windows diperoleh validitas item multikolinearitas sesuai dengan
pervariabel sebagai berikut: Hair (1992:48) yang
mengemukakan bahwa dengan nilai
a. Sebagian besar skor item dari variabel toleransi =10% maka nilai VIF = 10
gaya kepemimpinan situasional (karena TxVIF = 1) yang berarti
signifikan dengan total item, yang bahwa jika nilai VIF di bawah 10
ditunjukkan nilai sig. (2-(tailed)<0.05 (sepuluh) dijamin tidak terjadi
sehingga pengukuran itemnya multikolinearitas. Berdasarkan
dinyatakan valid. pendapat tersebut maka dapat
b. Semua skor item dari variabel motivasi disimpulkan bahwa tidak terjadi
kerja signifikan dengan total item, multikolinearitas antar variabel
karena sig. (2-(tailed)<0.05 sehingga bebas.
pengukuran semua item dari variabel 2) Uji Autokorelasi
kinerja dinyatakan valid. Nilai koefisien Durbin
Watson seperti dikemukakan pada
C. Uji Reliabilitas lampiran 5, D = 2,023 di sekitar 2.
Berdasarkan hasil analisis ini mengindikasikan tidak terjadi
menunjukkan nilai koefisien reliabilitas autokorelasi seperti dikemukakan
Cronbach Alpha untuk semua variabel lebih Gujarati (1988:217) bahwa
besar dari nilai koefisien reliabilitas dianggap nonautokorelasi apabila
Cronbach Alpha 0.6, dengan kata lain hasil koefisien Durbin Watson di antara 1
pengukuran reliabel. Kriteria keputusan ini dan 3 atau 1 ≤ D ≤ 3. atau dapat
mengacu pada ketentuan jika nilai koefisien dihitung dengan rumus :
reliabilitas cronbach alpha > 0.6, maka D = 2 (1-r)
reliabilitas semakin baik, dan sebaliknya 2,354 = 2 (1-r)
apabila nilai koefisien reliabilitas cronbach 2r = 2 – 2,354
alpha < 0.6, maka kurang reliabilitas. 2r = 0,354
r = 0,354 : 2 = 0,177, berarti
D. Analisis Hasil Penelitian mendekati 0 (nol) sehingga dapat
Analisis frekuensi tanggapan disimpulkan bahwa tidak terjadi
responden tentang indikator dan item dari autokorelasi. Batas toleransi adalah
masing-masing variabel menunjukkan bahwa antara 1 dan 3, atau jika r = ± 0,5
tanggapan responden berada pada daerah dikatakan korelasi cukup berarti.
positif sehingga layak untuk diteliti lebih 3) Uji Heteroskedastisitas
lanjut. Dari hasil analisis di atas
dapat disimpulkan bahwa model
1. Hasil Analisis Regresi Linear regresi linear berganda telah
Analisis regresi linear ditujukan memenuhi asumsi klasik sehingga
untuk menguji pengaruh antara variabel layak untuk digunakan sebagai
independen dengan variabel motivasi kerja model analisis selanjutnya.
sebagai variabel dependen. Analisis b. Uji Hipotesis
regresi linear dikemukakan pada lampiran Untuk menguji hipotesis
5. dari lampiran tersebut diketahui model digunakan uji t dengan hasil sebagai
regresi linear untuk menguji pengaruh berikut :
gaya kepemimpinan situasional (X Uji pengaruh
terhadap motivasi kerja (Y) adalah : masing-masing variabel bebas, yakni:
Y = 38,395 + 0,462 X gaya kepemimpinan situasional
terhadap motivasi kerja karyawan CV.
a. Uji asumsi klasik Duta Bangsa Group Pasuruan dengan
1) Uji Multikolinearitas uji t diperoleh pengaruh koefisien
yang dikemukakan pada tabel berikut:
Hasil Uji Koefisien Regresi
Koefisien
Variabel t hitung Siq Keterangan
undestandardized
X 0,462 2,169 0,035 Signifikan
Sumber : Data Primer diolah
Jurnal OTONOMI Volume 10. No. 2 Nopember 2010 143
10. Tabel di atas menunjukkan cara pimpinan memberi kesempatan pada
bahwa variabel gaya kepemimpinan karyawan untuk mendiskusikan dalam
situasional (X) mempunyai pengaruh melaksanakan tugas dan cara pimpinan
signifikan terhadap motivasi kerja (Y) memberi kesempatan kepada karyawan
terbukti nilai probabilitasnya 0,035 < untuk menyampaikan perasaan.
0,05, atau nilai t hitung > t tabel yaitu Kondisi di lapangan menunjukkan
2,169 > 1,66, artinya gaya bahwa motivasi kerja karyawan CV. Duta
kepemimpinan situasional (X) Bangsa di tunjukkan dengan dorongan
diterapkan maka motivasi kerja (Y) karyawan dan usaha untuk bekerja lebih baik
akan meningkat. Hal ini dapat dilihat seperti dalam teori Mc Clelland et al, 1976
dari besarnya koefisien regresi dan bahwa Seseorang individu itu lebih berhasil
tingkat signifikansi. daripada individu yang lain karena mereka
Sedangkan berdasarkan mempunyai keinginan pencapaian yang lebih
adjusted R squer sebesar 0,063 tinggi. Keinginan ini memberi mereka
menunjukkan bahwa proporsi motivasi untuk bekerja dengan lebih tekun.
kemampuan variabel X dalam Berdasarkan pembahasan hasil
mempengaruhi motivasi kerja penelitian dapat disimpulkan bahwa gaya
karyawan adalah 6,3% atau bisa kepemimpinan situasional mempunyai
dikatakan kurang seberapa pengaruh signifikan terhadap motivasi kerja
berpengaruh. Sedangkan sisanya karyawan CV Duta Bangsa ini berarti
sebesar 93,7% dipengaruhi oleh hipotesis penelitian tentang pengaruh gaya
faktor-faktor lain yang tidak kepemimpinan situasional terhadap motivasi
dimasukkan dalam model regresi ini. kerja diterima.
E. Pembahasan Hasil Penelitian BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kepemimpinan situasional
merupakan kegiatan pimpinan dalam A. Kesimpulan
usahanya untuk mempengaruhi, mendorong, 1. Tanggapan responden terhadap
membimbing, mengarahkan dan Gaya Kepemimpinan Situasional
menggerakkan karyawan dengan melakukan tergolong tinggi dibuktikan dengan hasil
pendekatan sesuai situasi tertentu dan distribusi frekuensi dengan rata-rata
tingkat kematangan (kedewasaan) para keseluruhan indikator adalah 3.96.
bawahan yang dipimpin dengan demikian 2. Tanggapan responden terhadap
dimensi dari kepemimpinan situasional oleh motivasi kerja juga tinggi. Hal ini
pimpinan CV Duta Bangsa dalam penelitian dibuktikan dengan hasil distribusi
ini adalah terdiri dari tiga indikator yaitu Cara frekuensi dengan rata-rata keseluruhan
pimpinan mendorong karyawan berprestasi, indikator adalah 4.68.
Cara pimpinan memberi perintah atau 3. Variabel gaya kepemimpinan
petunjuk, Cara pimpinan ikut berpartisipasi situasional (X) mempunyai pengaruh
dengan bawahan. signifikan terhadap motivasi kerja (Y)
Dari hasil analisis model regresi di terbukti nilai probabilitasnya 0,035 <
atas menunjukkan bahwa variabel gaya 0,05, atau nilai t hitung > t tabel α 0,005
kepemimpinan situasional memiliki pengaruh yaitu 2,169 > 1,66.
yang cukup signifikan terhadap motivasi
kerja karyawan CV. Duta Bangsa, ini di B. Saran
buktikan dengan nilai probabilitasnya 0,035 1. Gaya kepemimpinan situasional
< 0,05, atau hasil uji t menunjukkan nilai t perlu ditingkatkan dan dikembangkan di
hitung < t tabel α 0,05 yaitu 2,169 > 1,66 artinya lingkungan kerja CV Duta Bangsa dalam
ketika kepemimpinan situasinal di terapkan rangka meningkatkan motivasi kerja
maka motivasi karyawan CV. Duta Bangsa karyawan pada CV Duta Bangsa untuk
akan meningkat. bekerja lebih baik.
Gambaran tentang motivasi kerja 2. Secara deskripsi motivasi kerja
karyawan CV. Duta Bangsa oleh peneliti karyawan CV. Duta Bangsa Group perlu
dikategorikan cukup baik hal ini bisa ditinjau diperhatikan, oleh karena itu indicator-
dari nilai rata-rata skor atas variabel motivasi indikator yang menjadi pendukung
kerja (Y) sebesar 56,9. kenyataan tersebut karyawan untuk bekerja lebih baik harus
menunjukkan bahwa motivasi karyawan CV. diperhatikan juga
Duta Bangsa tidak banyak dipengaruhi oleh 3. Perlu adanya penelitian lanjutan
gaya kepemimpinan situasional ini ditunjang untuk mencari variabel-variabel lain
oleh sub variabel cara pimpinan ikut yang mempunyai pengaruh terhadap
berpartisipasi dengan bawahan terutama
Jurnal OTONOMI Volume 10. No. 2 Nopember 2010 144
11. motivasi kerja pada karyawan CV. Duta Komputindo Kelompok Gramedia.
Bangsa Group Jakarta.
Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan
Produktivitas Kerja, Bandung:
Mandor Maju, 2001
DAFTAR PUSTAKA Sheltom, Ken (editor). A New Paradigm of
leadership, Jakarta : Elexmedia
Komputindo,1998
Alwi, Syafaruddin. 2001. Manajemen
Siagian, Sondang, Teori Dan Praktek
Sumber Daya Manusia: Strategi
Kepemimpinan, Cetakan Ke–3,
Keunggulan Kompetitif. BPFE:
Rineka Cipta, Jakarta. 1989.
Yogyakarta.
Siagian, Sondang, P. 1997. Manajemen
Davis, Keith & Newstrom, John W., Human
Sumber Daya Manusia. Cetakan ke
Behaviour at Work, Alih bahasa:
lima. Bumi Aksara. Jakarta.
Agus Dharma, Jakarta: Erlangga,
Simamora, Henry. Manajemen Sumber
1985
Daya Manusia, Yogyakarta: Bagian
Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia
Penerbitan STIE YKPN, 2000.
dan Sumber Daya Manusia,
Singarimbun, M dan Effendi, S. 1995.
Yogyakarta:Andi, 1992
Metode Penelitian Survai. LP3ES.
Hasibuan, S.P. Melayu. Manajemen Dasar
Jakarta.
Pengertian dan Masalah. Jakarta:
Sugiono. 2003. Metodologi Penelitian Bisnis.
Gunung Agung,1996
CV. Alfabets. Bandung.
Hersey, Paul dan Blancard, Ken.
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi,
Management of Organizational
Bandung: Alfabeta, 2000
Behaviour, Prentice Hall Inc.
Sujak, Abi. Kepemimpinan Manajer, Jakarta:
Englewood Cliffs, New Jersey, 1982
Rajawali Pers, 1990
Komaruddin, Ensiklopedia Manajemen,
Swasto, Bambang. 2003. Pengembangan
(Bandung: Alumni, 1983)
Sumber Daya Manusia.
Kotter, John P.. & Heskett, James L., 1998.
(pengaruhnya terhadap kinerja dan
Corporate Culture and Performance
imbalan). Bayumedia. Malang.
(terj. Benyamin Molan). Jakarta: PT
Terry, Georger. R, Principles of
Prehalindo
Management, Edisi ke-6, Richard
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset
D. Irwin Homewood, Illionis, 1972.
untuk Bisnis dan Ekonomi.
Thoha, Miftah Kepemimpinan dalam
Erlangga. Surabaya.
Manajemen Suatu Pendekatan
Luthan, Fred. 1995. Organizational
Perilaku, (Jakarta:Raya Srafindo
Behavior. Singapore: McGraw-
Pustaka, 1993
Hill,Inc.
Wahjosumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi,
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000.
Jakarta: Galia Indonesia, 1987
Manajemen Sumber Daya
Perusahaan. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Maslow, Abraham H, Motivasi dan
Kepribadian. LPPM dengan PT.
Pustaka Binaman Presido, Jakarta.
1993.
McClelland, David C. et al. The Achievement
Motive. New York: Irvington,
Publisher, 1976
Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku
Organisasi: Konsep, Kontroversi,
dan Aplikasi. Alih Bahasa
Handayani Ujatmika. Edisi Bahasa
Indonesia. Prehanlindo. Jakarta.
Robbins, Stephen P, Organizational
Behaviour, buku 2, Alih bahasa:
Hadyana Pujaatmaka, Jakarta:
Prenhallindo, 1998
Ruky, Achmad S., Sistem Manajemen
Kinerja. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2002
Santoso, Siagian. 2000. Buku Latihan SPSS
Statistik Parametrik. Elex Media
Jurnal OTONOMI Volume 10. No. 2 Nopember 2010 145