SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
METODOLOGI
PENELITIAN BISNIS




                    1
ANALISIS JALUR
       (Path Analysis)
Analisis jalur berfungsi untuk menjelaskan
akibat/pengaruh langsung dan tidak langsung
seperangkat variabel bebas dengan
seperangkat variabel terikat.
Pada analisis jalur, terlebih dahulu harus
menggambarkan secara diagramatik struktur
hubungan kausalitas antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Diagram ini dikenal
dengan diagram jalur.
                                               2
• Diagram berikut ini menunjukkan hubungan kausal antara
  X1 dengan X4, X2 dengan X4, dan X3 dengan X4. Sementara,
  hubungan antara X1 dengan X2, X1 dengan X3, dan X2
  dengan X3 masing-masing adalah hubungan korelasional.
• Perhatikan bahwa panah dua arah menyatakan hubungan
  korelasional. Pada diagram jalur, terdapat tiga variabel
  eksogen (X1, X2 , X3) dan satu variabel endogen (X4).


                 X1



                 X2                   X4



                 X3

                                      Є



                                                             3
Koefisien Jalur
Besarnya pengaruh dari suatu variabel eksogen ke variabel endogen tertentu
dinyatakan oleh besarnya bilangan koefisien jalur (path coefficient).




                         X1
                                    ρ X3X1


                r X1X2                          X3


                                    ρ X3X2
                         X2                          ρ X3 Є



                                                Є

                                                                             4
Aplikasi Analisis Jalur

 Untuk aplikasi analisis jalur dalam kancah
 penelitian yang sesungguhnya, dapat
 dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi,
 Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta:
 Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 10 Analisis
 Data pada subbab Analisis Jalur (Path
 Analysis).



                                               5
Structural Equation Modeling (SEM)
  Model persamaan struktural merupakan
  pengembangan lebih lanjut dari path analysis. Pada
  model persamaan struktural (SEM), hubungan
  kausalitas antarvariabel eksogen dengan endogen
  dapat ditentukan secara lebih lengkap.
  Dengan menggunakan SEM, tidak hanya hubungan
  kausalitas (langsung dan tidak langsung) pada
  variabel atau konstruk yang diamati dapat
  terdeteksi, tetapi komponen-komponen yang
  berkontribusi terhadap pembentukan konstruk
  tersebut dapat ditentukan (hal ini tidak tertampung
  dalam analisis jalur).



                                                        6
Makna Notasi dalam SEM
Kotak persegi disebut variabel terukur (observed variable). Nilainya
dapat diperoleh dengan menggunakan instrumen (kuesioner)
penelitian di lapangan.ca
Lingkaran berbentuk oval disebut variabel bentukan (latent
variable). Nilai variabel bentukan ini dibentuk oleh indikator-
indikator penyusun konstruk. Oleh karena itu, variabel bentukan ini
juga disebut construct.

Panah satu arah menunjukkan adanya hubungan yang dihipotesiskan
antarvariabel, di mana variabel yang dituju anak panah adalah
variabel tergantung. Untuk variabel latent (construct), arah anak
panah menuju ke kiri (ke indikator-indikator penyusun construct itu.
Untuk variabel terukur (observed variable), arah anak panah menuju
ke kanan (lazim sebagaimana arah anak panah dalam hubungan
regresi antara variabel independen ke variabel dependen.

Panah dua arah menunjukkan hubungan korelasi di antara dua
variabel. Dalam SEM, perilaku dua anak panah ini tidak dihitung,
tetapi digunakan untuk syarat dalam menentukan hubungan
kausalitas antara satu variabel dependen dengan beberapa variabel
independent. Dalam hal ini, hubungan kausalitas dalam regresi akan
terjadi jika di antara variabel independen itu tidak saling berkorelasi.
                                                                      7
Langkah Pemodelan SEM

 Model SEM yang lengkap terdiri atas model
 pengukuran dan model struktural. Model
 pengukuran digambarkan dengan konfirmasi
 indikator-indikator empiris terhadap konstruk
 yang dibangun oleh indikator itu, sedangkan
 model struktural menjelaskan struktur
 hubungan kausalitas antarvariabel.



                                                 8
Langkah Pemodelan SEM




                        9
Pengembangan Model Berbasis Teori

SEM tidak menghasilkan suatu hubungan
kausalitas, melainkan membenarkan atau tidak
sebuah hubungan kausalitas. Hubungan kausalitas
itu sendiri dalam model harus dibangun oleh peneliti
melalui landasan teori yang kuat akan fenomena
yang diamati.




                                                       10
BUDAYA ORGANISASI (BUDOR)
    X1        =          Keterlibatan
    X2        =          Konsistensi
    X3        =          Adaptasi
    X4        =          Misi                         KOMITMEN ORGANISASIONAL
                                                      (KOMOR)
                                                      Y1        =         Komitmen afektif
                                                      Y2        =         Komitmen kontinuan
                                                      Y3        =         Komitmen normatif
     KEPEMIMPINAN
     TRANSFORMASIONAL
     (KETRANS)
     X5        =            Stimulasi intelektual
     X6        =            Pengaruh individu
     X7        =            Motivasi inspiratif
     X8        =            Pertimbangan individual   KINERJA ORGANISASI (KINOR)
                                                      Y4         =           Perspektif pertumbuhan
                                                                             dan pembelajaran
                                                      Y5         =           Perspektif bisnis internal
    PENGEMBANGAN KARIER                               Y6         =           Perspektif pelanggan
    (PEKAR)                                           Y7         =           Perspektif finansial
    X9       =          Jalur individu
    X10      =          Jalur organisasi
    X11      =          Jalur mentor



Contoh hasil pengembangan model berbasis teori: Hubungan antara budaya
organisasi, kepemimpinan transformasional, pengembangan karier dengan komitmen
organisasional dan kinerja organisasi.

                                                                                                  11
Pengembangan Path Diagram

 Setelah model dikembangkan berdasarkan
 pijakan teori yang kuat, model itu selanjutnya
 diterjemahkan ke dalam diagram jalur (path
 diagram) agar dapat menentukan hubungan
 kausalitas atau korelasional antarkonstruk atau
 variabel dengan mudah.




                                                   12
Contoh: Diagram jalur hubungan budaya organisasi, kepemimpinan
transformasional, dan pengembangan karier dengan komitmen
organisasional dan kinerja organisasi.
                                                                 13
Konversi Diagram Jalur ke dalam
Serangkaian Persamaan
Pada hakikatnya, persamaan-persamaan dalam structural equation modeling
terbagi menjadi dua bagian, yaitu persamaan model pengukuran (measurement
model/factor loading) dan persamaan model struktural (structural model).

Contoh Persamaan Model Pengukuran:
1.Faktor loading yang menjelaskan variabel budaya organisasi (BUDOR)
         Keterlibatan (X1)   =       α1 BUDOR + d1
         Konsistensi (X2)    =       α2 BUDOR + d2
         Adaptasi (X3)       =       α3 BUDOR + d3
         Misi (X4) =         α4 BUDOR + d4

Contoh Persamaan Model Struktural:
1.Persamaan struktural yang menjelaskan pengaruh langsung variabel budaya
organisasi, kepemimpinan transformasional, dan pengembangan karier
terhadap komitmen organisasional
         KOMOR = β1 BUDOR + β2 KETRANS + β3 PEKAR + Z1

                                                                            14
Memilih Matriks Input dan
Estimasi Model

 Dalam analisis SEM, data yang digunakan
 sebagai input adalah matriks varians/kovarians
 atau matriks korelasi. (Perhatikan pembahasan
 pada bagian analisis jalur/path analysis.)




                                                  15
Menilai Masalah
Identifikasi
Dalam analisis SEM, sering kali muncul persoalan
identifikasi, baik yang berupa unidentified maupun
overidentified. Sebagai akibatnya, model tidak mampu
menghasilkan estimasi atau pendugaan yang seharusnya.

 Ciri-ciri terjadinya masalah identifikasi, antara lain:
•standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat
besar,
•terjadi korelasi yang berlebihan antarkoefisien estimasi
yang diperoleh dari model yang dimaksud.



                                                            16
Evaluasi Kriteria Goodness-of-
Fit
 Langkah pertama dalam evaluasi model yang sudah
 dihasilkan dalam analisis SEM adalah memperhatikan
 terpenuhinya asumsi-asumsi dalam SEM, misalnya
 (1) ukuran sampel, (2) normalitas dan linearitas,
 (3) kemungkinan adanya outlier (pencilan) yang
 ekstrem, serta (4) kemungkinan terjadinya
 multicollinearitas dan singularitas.
 Setelah asumsi-asumsi tersebut dipenuhi, barulah
 dilakukan uji kesesuaian dan uji statistik. Berbagai
 kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam
 melakukan uji kesesuaian (uji fit) dikenal dengan
 “goodness-of-fit indices”. (Perhatikan tabel berikut.)
                                                          17
Tabel Goodness-of-Fit Indices

     Goodness-of-Fit Index    Cut-off Value
X2- Chi-squary               Diharapkan kecil
Significance Probability          ≥ 0,05
RMSEA                             ≤ 0,08
GFI                               ≥ 0,90
AGFI                              ≥ 0,90
CMIN/DF                           ≤ 2,00
TLI                               ≥ 0,95
CFI                               ≥ 0,95




                                                18
Interpretasi dan Modifikasi
Model
  Langkah terakhir dalam analisis SEM adalah
  melakukan interpretasi terhadap model yang sudah
  memenuhi persyaratan dengan berpedoman pada
  kriteria-kriteria goodness-of-fit. Jika model ternyata
  belum memenuhi kriteria ini maka disarankan untuk
  dilakukan modifikasi.

Aplikasi SEM dalam kancah penelitian yang sesungguhnya,
dapat dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi
Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 10
Analisis Data pada subbab Structural Equation Modeling (SEM).



                                                                19
Menyusun Laporan Penelitian
Pertimbangan-pertimbangan dalam menyusun laporan
penelitian:

1.Tujuan pembuatan laporan.
2.Terkait dengan hal yang pertama; siapakah yang akan
memanfaatkan (atau membaca) laporan penelitian itu.
3.Ketajaman dalam menyampaikan informasi hasil
penelitian.
4.Sistematika penulisan laporan (untuk setiap jenjang
pendidikan, sistematika penulisan akan memiliki perbedaan
walaupun substansinya sama).


                                                            20
Menyusun Proposal Penelitian

Proposal penelitian merupakan cetak biru dari
keseluruhan proses penelitian yang akan dilakukan.
Oleh karena itu, proposal penelitian sesungguhnya
sangat menentukan apakah penelitian yang akan
dilakukan itu layak atau tidak.


Untuk mendalami cara menyusun proposal penelitian, dapat
dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi
Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 12
Menyusun Proposal Penelitian.



                                                                21
SEKIAN
     DAN
TERIMA KASIH



               22

More Related Content

What's hot

Ekonometrika Variabel Dummy
Ekonometrika Variabel DummyEkonometrika Variabel Dummy
Ekonometrika Variabel DummyAyuk Wulandari
 
Analisis regresi linier berganda
Analisis regresi linier bergandaAnalisis regresi linier berganda
Analisis regresi linier bergandaAyah Irawan
 
Dasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasiDasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasiTika Nafisah
 
Definisi manajemen strategik
Definisi  manajemen strategikDefinisi  manajemen strategik
Definisi manajemen strategiknasruddien
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiPerum Perumnas
 
Presentasi manajement strategic.pdf
Presentasi manajement strategic.pdfPresentasi manajement strategic.pdf
Presentasi manajement strategic.pdfkapal04
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Tri Widodo W. UTOMO
 
M11 kekuasaan dan politik
M11 kekuasaan dan politikM11 kekuasaan dan politik
M11 kekuasaan dan politikJosua Sitorus
 
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummyMakalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummyAgung Handoko
 
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinuanalisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinustellaandikmarini
 
Analisa korelasi parsial
Analisa korelasi parsialAnalisa korelasi parsial
Analisa korelasi parsialFeri Chandra
 
Regresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan Moderasi
Regresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan ModerasiRegresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan Moderasi
Regresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan ModerasiTrisnadi Wijaya
 
Tutorial SEM Menggunakan PLS
Tutorial SEM Menggunakan PLSTutorial SEM Menggunakan PLS
Tutorial SEM Menggunakan PLSTrisnadi Wijaya
 
Model regresi dengan variabel bebas dummy
Model regresi dengan variabel bebas dummy Model regresi dengan variabel bebas dummy
Model regresi dengan variabel bebas dummy Agung Handoko
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahanManajemen perubahan
Manajemen perubahan93220872
 

What's hot (20)

Ekonometrika Variabel Dummy
Ekonometrika Variabel DummyEkonometrika Variabel Dummy
Ekonometrika Variabel Dummy
 
Surplus konsumen dan produsen pengaruh pajak
Surplus konsumen dan produsen pengaruh pajakSurplus konsumen dan produsen pengaruh pajak
Surplus konsumen dan produsen pengaruh pajak
 
Analisis regresi linier berganda
Analisis regresi linier bergandaAnalisis regresi linier berganda
Analisis regresi linier berganda
 
Dasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasiDasar-dasar struktur organisasi
Dasar-dasar struktur organisasi
 
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis KorelasiMinggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
 
Contoh Job Analysis
Contoh Job AnalysisContoh Job Analysis
Contoh Job Analysis
 
Risk Management
Risk ManagementRisk Management
Risk Management
 
Definisi manajemen strategik
Definisi  manajemen strategikDefinisi  manajemen strategik
Definisi manajemen strategik
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
 
Presentasi manajement strategic.pdf
Presentasi manajement strategic.pdfPresentasi manajement strategic.pdf
Presentasi manajement strategic.pdf
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
 
Statistika Dasar Pertemuan 10
Statistika Dasar Pertemuan 10Statistika Dasar Pertemuan 10
Statistika Dasar Pertemuan 10
 
M11 kekuasaan dan politik
M11 kekuasaan dan politikM11 kekuasaan dan politik
M11 kekuasaan dan politik
 
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummyMakalah model regresi dengan variabel terikat dummy
Makalah model regresi dengan variabel terikat dummy
 
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinuanalisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
analisis sistem tentang sistem kontrol diskrit dan kontinu
 
Analisa korelasi parsial
Analisa korelasi parsialAnalisa korelasi parsial
Analisa korelasi parsial
 
Regresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan Moderasi
Regresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan ModerasiRegresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan Moderasi
Regresi dengan Variabel Dummy, Mediasi, dan Moderasi
 
Tutorial SEM Menggunakan PLS
Tutorial SEM Menggunakan PLSTutorial SEM Menggunakan PLS
Tutorial SEM Menggunakan PLS
 
Model regresi dengan variabel bebas dummy
Model regresi dengan variabel bebas dummy Model regresi dengan variabel bebas dummy
Model regresi dengan variabel bebas dummy
 
Manajemen perubahan
Manajemen perubahanManajemen perubahan
Manajemen perubahan
 

Similar to Analisis Jalur dan Model Persamaan Struktural dalam Penelitian Bisnis

MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI
MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRIMODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI
MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRIdedysetyooetomo1
 
Structural Equation Modeling SEM.ppt
Structural Equation Modeling SEM.pptStructural Equation Modeling SEM.ppt
Structural Equation Modeling SEM.pptirmady2
 
structural-equation-modeling-sem
structural-equation-modeling-semstructural-equation-modeling-sem
structural-equation-modeling-semZAINULANWAR9
 
Structural equation-modeling-sem 20121
Structural equation-modeling-sem 20121Structural equation-modeling-sem 20121
Structural equation-modeling-sem 20121permadina
 
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdfMengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdfyulisbaso2020
 
Analisis+jalur
Analisis+jalurAnalisis+jalur
Analisis+jalurMis Wanto
 
Gb6333 kuliah-minggu-1112
Gb6333 kuliah-minggu-1112Gb6333 kuliah-minggu-1112
Gb6333 kuliah-minggu-1112Mas Rahayu
 
Analisis Regresi Linier Berganda Marsandi
Analisis Regresi Linier Berganda MarsandiAnalisis Regresi Linier Berganda Marsandi
Analisis Regresi Linier Berganda Marsandisandi marsandi
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhananur cendana sari
 
Analisis Jalur.ppt
Analisis Jalur.pptAnalisis Jalur.ppt
Analisis Jalur.pptssuserab818c
 
path analysis for making decision for industry
path analysis for making decision for industrypath analysis for making decision for industry
path analysis for making decision for industrydedysetyooetomo1
 

Similar to Analisis Jalur dan Model Persamaan Struktural dalam Penelitian Bisnis (20)

MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI
MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRIMODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI
MODEL SEM UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI
 
11 Sem -materi.pdf
11 Sem -materi.pdf11 Sem -materi.pdf
11 Sem -materi.pdf
 
Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasikUji asumsi klasik
Uji asumsi klasik
 
Analisis jalur
Analisis jalurAnalisis jalur
Analisis jalur
 
Structural Equation Modeling SEM.ppt
Structural Equation Modeling SEM.pptStructural Equation Modeling SEM.ppt
Structural Equation Modeling SEM.ppt
 
structural-equation-modeling-sem
structural-equation-modeling-semstructural-equation-modeling-sem
structural-equation-modeling-sem
 
Structural equation-modeling-sem 20121
Structural equation-modeling-sem 20121Structural equation-modeling-sem 20121
Structural equation-modeling-sem 20121
 
Analisis jalur kel 4
Analisis jalur  kel 4Analisis jalur  kel 4
Analisis jalur kel 4
 
ANALISA-JALUR-1.ppt
ANALISA-JALUR-1.pptANALISA-JALUR-1.ppt
ANALISA-JALUR-1.ppt
 
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdfMengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
Mengapa memilih menggunakan Structural Equation Model 1.pdf
 
Analisis+jalur
Analisis+jalurAnalisis+jalur
Analisis+jalur
 
Analisis+jalur
Analisis+jalurAnalisis+jalur
Analisis+jalur
 
Gb6333 kuliah-minggu-1112
Gb6333 kuliah-minggu-1112Gb6333 kuliah-minggu-1112
Gb6333 kuliah-minggu-1112
 
STATISTIK MU7LTIFARIAT
STATISTIK MU7LTIFARIATSTATISTIK MU7LTIFARIAT
STATISTIK MU7LTIFARIAT
 
Analisis Regresi Linier Berganda Marsandi
Analisis Regresi Linier Berganda MarsandiAnalisis Regresi Linier Berganda Marsandi
Analisis Regresi Linier Berganda Marsandi
 
Analisis jalur
Analisis jalurAnalisis jalur
Analisis jalur
 
metode alternatif PLS
metode alternatif PLSmetode alternatif PLS
metode alternatif PLS
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
 
Analisis Jalur.ppt
Analisis Jalur.pptAnalisis Jalur.ppt
Analisis Jalur.ppt
 
path analysis for making decision for industry
path analysis for making decision for industrypath analysis for making decision for industry
path analysis for making decision for industry
 

More from Univ. Kahuripan Kediri (20)

Cara mencari korelasi dan regresi
Cara mencari korelasi dan regresiCara mencari korelasi dan regresi
Cara mencari korelasi dan regresi
 
6. korelasi dan regresi
6. korelasi dan regresi6. korelasi dan regresi
6. korelasi dan regresi
 
Membuat blog gratis di wordpress
Membuat blog gratis di wordpressMembuat blog gratis di wordpress
Membuat blog gratis di wordpress
 
11. spss
11. spss11. spss
11. spss
 
Tabel f-0-05
Tabel f-0-05Tabel f-0-05
Tabel f-0-05
 
Tabel r
Tabel rTabel r
Tabel r
 
Tabel t
Tabel tTabel t
Tabel t
 
6. korelasi dan regresi
6. korelasi dan regresi6. korelasi dan regresi
6. korelasi dan regresi
 
10. analisis jalur
10. analisis jalur10. analisis jalur
10. analisis jalur
 
6. instrumen penelitian
6. instrumen penelitian6. instrumen penelitian
6. instrumen penelitian
 
9. teknik analisa data (regresi)
9. teknik analisa data (regresi)9. teknik analisa data (regresi)
9. teknik analisa data (regresi)
 
8. teknik pengumpulan data
8. teknik pengumpulan data8. teknik pengumpulan data
8. teknik pengumpulan data
 
7. populasi dan teknik pengambilan sampel
7. populasi dan teknik pengambilan sampel7. populasi dan teknik pengambilan sampel
7. populasi dan teknik pengambilan sampel
 
5. variabel dan skala ukur
5. variabel dan skala ukur5. variabel dan skala ukur
5. variabel dan skala ukur
 
4. tahapan penelitian
4. tahapan penelitian4. tahapan penelitian
4. tahapan penelitian
 
3. desain penelitian
3. desain penelitian3. desain penelitian
3. desain penelitian
 
2. hakekat penelitian
2. hakekat penelitian2. hakekat penelitian
2. hakekat penelitian
 
1. manusia dan ilmu pengetahuan
1. manusia dan ilmu pengetahuan1. manusia dan ilmu pengetahuan
1. manusia dan ilmu pengetahuan
 
5. pengukuran variabilitas
5. pengukuran variabilitas5. pengukuran variabilitas
5. pengukuran variabilitas
 
4. pengukuran tendensi sentral
4. pengukuran tendensi sentral4. pengukuran tendensi sentral
4. pengukuran tendensi sentral
 

Analisis Jalur dan Model Persamaan Struktural dalam Penelitian Bisnis

  • 2. ANALISIS JALUR (Path Analysis) Analisis jalur berfungsi untuk menjelaskan akibat/pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel bebas dengan seperangkat variabel terikat. Pada analisis jalur, terlebih dahulu harus menggambarkan secara diagramatik struktur hubungan kausalitas antara variabel bebas dengan variabel terikat. Diagram ini dikenal dengan diagram jalur. 2
  • 3. • Diagram berikut ini menunjukkan hubungan kausal antara X1 dengan X4, X2 dengan X4, dan X3 dengan X4. Sementara, hubungan antara X1 dengan X2, X1 dengan X3, dan X2 dengan X3 masing-masing adalah hubungan korelasional. • Perhatikan bahwa panah dua arah menyatakan hubungan korelasional. Pada diagram jalur, terdapat tiga variabel eksogen (X1, X2 , X3) dan satu variabel endogen (X4). X1 X2 X4 X3 Є 3
  • 4. Koefisien Jalur Besarnya pengaruh dari suatu variabel eksogen ke variabel endogen tertentu dinyatakan oleh besarnya bilangan koefisien jalur (path coefficient). X1 ρ X3X1 r X1X2 X3 ρ X3X2 X2 ρ X3 Є Є 4
  • 5. Aplikasi Analisis Jalur Untuk aplikasi analisis jalur dalam kancah penelitian yang sesungguhnya, dapat dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 10 Analisis Data pada subbab Analisis Jalur (Path Analysis). 5
  • 6. Structural Equation Modeling (SEM) Model persamaan struktural merupakan pengembangan lebih lanjut dari path analysis. Pada model persamaan struktural (SEM), hubungan kausalitas antarvariabel eksogen dengan endogen dapat ditentukan secara lebih lengkap. Dengan menggunakan SEM, tidak hanya hubungan kausalitas (langsung dan tidak langsung) pada variabel atau konstruk yang diamati dapat terdeteksi, tetapi komponen-komponen yang berkontribusi terhadap pembentukan konstruk tersebut dapat ditentukan (hal ini tidak tertampung dalam analisis jalur). 6
  • 7. Makna Notasi dalam SEM Kotak persegi disebut variabel terukur (observed variable). Nilainya dapat diperoleh dengan menggunakan instrumen (kuesioner) penelitian di lapangan.ca Lingkaran berbentuk oval disebut variabel bentukan (latent variable). Nilai variabel bentukan ini dibentuk oleh indikator- indikator penyusun konstruk. Oleh karena itu, variabel bentukan ini juga disebut construct. Panah satu arah menunjukkan adanya hubungan yang dihipotesiskan antarvariabel, di mana variabel yang dituju anak panah adalah variabel tergantung. Untuk variabel latent (construct), arah anak panah menuju ke kiri (ke indikator-indikator penyusun construct itu. Untuk variabel terukur (observed variable), arah anak panah menuju ke kanan (lazim sebagaimana arah anak panah dalam hubungan regresi antara variabel independen ke variabel dependen. Panah dua arah menunjukkan hubungan korelasi di antara dua variabel. Dalam SEM, perilaku dua anak panah ini tidak dihitung, tetapi digunakan untuk syarat dalam menentukan hubungan kausalitas antara satu variabel dependen dengan beberapa variabel independent. Dalam hal ini, hubungan kausalitas dalam regresi akan terjadi jika di antara variabel independen itu tidak saling berkorelasi. 7
  • 8. Langkah Pemodelan SEM Model SEM yang lengkap terdiri atas model pengukuran dan model struktural. Model pengukuran digambarkan dengan konfirmasi indikator-indikator empiris terhadap konstruk yang dibangun oleh indikator itu, sedangkan model struktural menjelaskan struktur hubungan kausalitas antarvariabel. 8
  • 10. Pengembangan Model Berbasis Teori SEM tidak menghasilkan suatu hubungan kausalitas, melainkan membenarkan atau tidak sebuah hubungan kausalitas. Hubungan kausalitas itu sendiri dalam model harus dibangun oleh peneliti melalui landasan teori yang kuat akan fenomena yang diamati. 10
  • 11. BUDAYA ORGANISASI (BUDOR) X1 = Keterlibatan X2 = Konsistensi X3 = Adaptasi X4 = Misi KOMITMEN ORGANISASIONAL (KOMOR) Y1 = Komitmen afektif Y2 = Komitmen kontinuan Y3 = Komitmen normatif KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL (KETRANS) X5 = Stimulasi intelektual X6 = Pengaruh individu X7 = Motivasi inspiratif X8 = Pertimbangan individual KINERJA ORGANISASI (KINOR) Y4 = Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran Y5 = Perspektif bisnis internal PENGEMBANGAN KARIER Y6 = Perspektif pelanggan (PEKAR) Y7 = Perspektif finansial X9 = Jalur individu X10 = Jalur organisasi X11 = Jalur mentor Contoh hasil pengembangan model berbasis teori: Hubungan antara budaya organisasi, kepemimpinan transformasional, pengembangan karier dengan komitmen organisasional dan kinerja organisasi. 11
  • 12. Pengembangan Path Diagram Setelah model dikembangkan berdasarkan pijakan teori yang kuat, model itu selanjutnya diterjemahkan ke dalam diagram jalur (path diagram) agar dapat menentukan hubungan kausalitas atau korelasional antarkonstruk atau variabel dengan mudah. 12
  • 13. Contoh: Diagram jalur hubungan budaya organisasi, kepemimpinan transformasional, dan pengembangan karier dengan komitmen organisasional dan kinerja organisasi. 13
  • 14. Konversi Diagram Jalur ke dalam Serangkaian Persamaan Pada hakikatnya, persamaan-persamaan dalam structural equation modeling terbagi menjadi dua bagian, yaitu persamaan model pengukuran (measurement model/factor loading) dan persamaan model struktural (structural model). Contoh Persamaan Model Pengukuran: 1.Faktor loading yang menjelaskan variabel budaya organisasi (BUDOR) Keterlibatan (X1) = α1 BUDOR + d1 Konsistensi (X2) = α2 BUDOR + d2 Adaptasi (X3) = α3 BUDOR + d3 Misi (X4) = α4 BUDOR + d4 Contoh Persamaan Model Struktural: 1.Persamaan struktural yang menjelaskan pengaruh langsung variabel budaya organisasi, kepemimpinan transformasional, dan pengembangan karier terhadap komitmen organisasional KOMOR = β1 BUDOR + β2 KETRANS + β3 PEKAR + Z1 14
  • 15. Memilih Matriks Input dan Estimasi Model Dalam analisis SEM, data yang digunakan sebagai input adalah matriks varians/kovarians atau matriks korelasi. (Perhatikan pembahasan pada bagian analisis jalur/path analysis.) 15
  • 16. Menilai Masalah Identifikasi Dalam analisis SEM, sering kali muncul persoalan identifikasi, baik yang berupa unidentified maupun overidentified. Sebagai akibatnya, model tidak mampu menghasilkan estimasi atau pendugaan yang seharusnya. Ciri-ciri terjadinya masalah identifikasi, antara lain: •standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat besar, •terjadi korelasi yang berlebihan antarkoefisien estimasi yang diperoleh dari model yang dimaksud. 16
  • 17. Evaluasi Kriteria Goodness-of- Fit Langkah pertama dalam evaluasi model yang sudah dihasilkan dalam analisis SEM adalah memperhatikan terpenuhinya asumsi-asumsi dalam SEM, misalnya (1) ukuran sampel, (2) normalitas dan linearitas, (3) kemungkinan adanya outlier (pencilan) yang ekstrem, serta (4) kemungkinan terjadinya multicollinearitas dan singularitas. Setelah asumsi-asumsi tersebut dipenuhi, barulah dilakukan uji kesesuaian dan uji statistik. Berbagai kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan uji kesesuaian (uji fit) dikenal dengan “goodness-of-fit indices”. (Perhatikan tabel berikut.) 17
  • 18. Tabel Goodness-of-Fit Indices Goodness-of-Fit Index Cut-off Value X2- Chi-squary Diharapkan kecil Significance Probability ≥ 0,05 RMSEA ≤ 0,08 GFI ≥ 0,90 AGFI ≥ 0,90 CMIN/DF ≤ 2,00 TLI ≥ 0,95 CFI ≥ 0,95 18
  • 19. Interpretasi dan Modifikasi Model Langkah terakhir dalam analisis SEM adalah melakukan interpretasi terhadap model yang sudah memenuhi persyaratan dengan berpedoman pada kriteria-kriteria goodness-of-fit. Jika model ternyata belum memenuhi kriteria ini maka disarankan untuk dilakukan modifikasi. Aplikasi SEM dalam kancah penelitian yang sesungguhnya, dapat dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 10 Analisis Data pada subbab Structural Equation Modeling (SEM). 19
  • 20. Menyusun Laporan Penelitian Pertimbangan-pertimbangan dalam menyusun laporan penelitian: 1.Tujuan pembuatan laporan. 2.Terkait dengan hal yang pertama; siapakah yang akan memanfaatkan (atau membaca) laporan penelitian itu. 3.Ketajaman dalam menyampaikan informasi hasil penelitian. 4.Sistematika penulisan laporan (untuk setiap jenjang pendidikan, sistematika penulisan akan memiliki perbedaan walaupun substansinya sama). 20
  • 21. Menyusun Proposal Penelitian Proposal penelitian merupakan cetak biru dari keseluruhan proses penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, proposal penelitian sesungguhnya sangat menentukan apakah penelitian yang akan dilakukan itu layak atau tidak. Untuk mendalami cara menyusun proposal penelitian, dapat dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 12 Menyusun Proposal Penelitian. 21
  • 22. SEKIAN DAN TERIMA KASIH 22