2. 38
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Kepemimpinan
Kegiatan Belajar 2
Kepemimpinan
Dalam pengelolaan suatu lembaga atau organisasi dibutuhkan seorang
pimpinan yang dapat menggerakkan semua elemen-elemen yang ada di dalamnya,
oleh karena itu pemimpin merupakan hal yang sangat penting untuk kelangsungan
hidup suatu kelompok atau organisasi. Hal ini dapat dikatakan bahwa seorang
pemimpin merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh bagi
keberhasilan suatu organisasi atau lembaga tersebut dalam pencapaian suatu
tujuan. Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus
dilaksanakan. Kepemimpinan bisa juga diartikan sebagai kekuatan atau
kemampuan untuk menggerakkan orang dan mempengaruhi orang.
Untuk menjadi seorang pimpinan yang baik dan disegani oleh banyak
orang bukan hal yang sangat mudah, oleh karena itu sangat di butuhkan
pemahaman-pemahaman tentang kepemimpinan itu sendiri, oleh karena itu sejak
dini perlu ditanamkan kepada generasi muda tentang bagaimana menjadi seorang
peminpin yang baik.
Modul ini berjudul “Kepemimpinan” yang isinya membahas tentang
defenisi, pungsi, perinsif dan unsur-unsur kepemimpinan serta gaya, tipe, dan
model kepemimpinan, . Dalam pembahasan modul ini dijelaskan pemahaman
tentang konsep dasar kepemimpinan sampai dengan model kepemimpinan.
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
3. Kepemimpinan
39
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Sebagai salah satu sumber belajar diharapkan modul ini memberi
pengayaan secara substansial maupun pedagogik kepada guru-guru peserta PPG,
sehingga selesai mengikuti program pelatihan kompetensi guru meningkat dan
memungkinkan guru dapat mengubah paradigmanya dalam pembelajaran di kelas
yang dalam jangka tertentu dapat meingkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
A. Peserta diharapkan memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas
mengenai pengertian kepemimpinan.
B. Peserta diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang Fungsi,
Perinsip, dan Unsur-unsur Kepemimpinan
C. Peserta diharapkan memiliki pengetahuan, pemahaman, dan wawasan yang
luas tentang Gaya, Tipe, dan Model Kepemimpinan
Bacalah petunjuk penggunaan modul ini dan pahamilah isinya agar
mudah dalam menggunakan modul ini dalam proses pembelajaran. Adapun
Langkah-langkah yang harus tempuh dalah menggunakan modul:
A. Modul ini digunakan sebagai referensi belajar secara pribadi atau dengan
teman sejawat dalam kegiatan belajar peserta Pendidikan Profesi Guru
(PPG) dalam jabatan.
B. Bacalah dengan cermat rumusan tujuan akhir dari kegiatan belajar ini.
Tujuan tersebut memuat kinerja yang diharapkan, kriteria keberhasilan, dan
kondisi yang diberikan dalam rangka membentuk kompetensi kerja yang
akan dicapai bahan ajar ini.
C. Bacalah dengan cermat dan pahami dengan baik daftar pertanyaan pada
pada modul ini sebagai pengukur kompetensi yang harus dikuasai
dalam modul ini. Lakukan ini pada awal dan akhir kalian mempelajari
2. Relevansi
3. Petunjuk Belajar
4. 40
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Kepemimpinan
modul untuk mengetahui penguasaan kalian terhadap kompetensi
sebagai pencapaian hasil belajar.
D. Diskusikan dengan sesama rekan yang telah kalian cermati untuk
mendapatkan pemahaman yang baik tentang tujuan belajar dan
kompetensi yang ingin dicapai dalam bahan ajar. Bila masih ragu, maka
bertanyalah pada dosen sampai kalian paham.
E. Bacalah dengan cermat peta kedudukan modul, prasyarat, dan
pengertian dari istilah-istilah sulit dan penting dalam bahan ajar.
F. Bacalah dengan cermat materi setiap kegiatan belajar, rencanakan
kegiatan belajar, kerjakan tugasnya, dan jawablah pertanyaan tes,
kemudian cocokkan dengan kunci jawaban. Lakukan kegiatan ini sampai
tuntas menguasai hasil yang diharapkan.
G. Bila dalam proses memahami materi kalian mendapatkan kesulitan, maka
diskusikan dengan teman-teman kalian atau konsultasikan dengan dosen
pengampu materi ini.
H. Setelah menuntaskan semua kegiatan belajar dalam bahan ajar ini,
pelajarilah bahan ajar selanjutnya.
I. Anda tidak dibenarkan melanjutkan kepada kegiatan belajar berikutnya,
bila belum menguasai benar materi pada kegiatan belajar sebelumnya.
Mengembangkan dan menganalisis manajemen sumber daya manusia meliputi
aspek kepimpinan dan perilaku organisasi
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
5. Kepemimpinan
41
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
A. Defenisi Kepemimpinan
B. Fungsi, Perinsip, dan Unsur-unsur Kepemimpinan
C. Gaya, Tipe, dan Model Kepemimpinan
A. Defenisi Kepemimpinan
Untuk dapat lebih memahami tentang arti dari kepemimpinan, beberapa
ahli mendefinisikan pengertian kepemimpinan. Adapun Pengertian
kepemimpinan diantaranya
adalah sebagai berikut.
1. Miftah Thoha
menyatakan “kepemimpinan
adalah kegiatan untuk
mempengaruhi perilaku orang
lain, atau seni mempengaruhi
perilaku manusia, baik
perseorangan maupun
kelompok.
2. Hadari melihat
kepemimpinan dari dua konteks
yaitu “struktural dan nonstruktural. Dalam konteks struktural kepemimpinan
diartikan sebagai proses pemberian motivasi agar orang-orang yang dipimpin
melakukan kegiatan dan pekerjaan sesuai dengan program yang telah
ditetapkan. Adapun dalam konteks nonstruktural kepemimpinan dapat
2. Pokok pokok Materi
3. Uraian Materi
6. 42
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Kepemimpinan
diartikan sebgai proses mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku, dan
mengerahkan semua fasilitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
bersama”.
3. S.P.Siagian: Pengertian kepemimpinan menurut S.P.Siagian adalah
kemampuan dan keterampilan seseorang untuk menduduki jabatan sebagai
pimpinan dalam suatu pekerjaan untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
terutama bawahannya supaya berpikir dan bertindak sedemikian rupa
sehingga melalui perilaku positif ini memberikan sumbangna nyata dalam
pencapaian tujuan organisasi.
4. Moejiono (2002): Pengertian kepemimpinan dimana menurut moejiono
bahwa kepemimpinan adalah sebagai akibat penagaruh satu arah, karena
pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan
dirinya dengan pengikutnya.
5. George R. Terry (1972:458): Pengertian Kepemimpinan menurut George R.
Terry adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan
mencapai tujuan organisasi.
6. Stoner: Menurut Stoner, pengertian kepemimpinan adalah suatu proses
mengenai pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan yang
berhubungan dengan anggota kelompok.
7. Jacobs dan Jacques (1990:281): Pengertian kepemimpinan menurut Jacobs
dan Jacques adalah sebuah proses memberi arti terhadap usaha kolektif, dan
mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk
mencapai sasaran.
8. Hemhiel dan Coons (1957:7): Menurut Hemhiel dan Coons, bahwa
pengertian kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu yang
memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang akan
dicapai bersama (shared goal).
9. Ralph M. Stogdill: Pengertian kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill
adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang
yang terorganisasi dalam usaha mereka menetapkan dan mencapai tujuan.
7. Kepemimpinan
43
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Secara umum pengertian kepemimpinan adalah seorang yang dapat
menggerakkan atau memerintah orang lain dalam lingkup suatu organisasi demi
tercapainya suatu tujuan bersama, seorang pemimpin juga di jadikan sebagai
komando dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Kepemimpinan berasal dari kata
pemimpin, pemimpin adalah orang yang posisinya paling tinggi dalam suatu
struktur organisasi atua kelompok. Sedangkan kepemiminan merupakan
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memengaruhi orang-orang untuk
bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Kepemimpinan dalam suatu organisasi
sering kita lihat baik di lingkungan pemerintahan maupun dalam lingkungan
perusahaan seperti kepemimpinan seorang bupati dalam lingkup kabupaten,
gubernur dalam suatu provinsi, maupun dalam suatu Negara yang dipimpin oleh
Presiden. Begitu juga dalam suatu perusahaan yang dipinpin oleh seorang
direktur, yang mana kesemuanya itu merupakan pucuk tertinggi dalam struktur
organisasinya masing-masing.
B. Fungsi, Perinsip, dan Unsur-unsur Kepemimpinan
1. Fungsi Kepemimpinan
Dalam keberlangsungan
suatu organisasi seorang
pimpinan harus dapat
menjalankan fungsinya,
Seorang Pemimpin harus
membuat perencanaan yang
menyeluruh bagi organisasi
selaku penanggung jawab
tercapainya tujuan organisasi.
Seorang direktur dalam suatu
perusahaan dapat
merencanakan proses keberlasungan perusahaan kedepan seperti perencanaan
pengembangan tenaga kerja, perencanaan penggunaan keuangan dan sebagainya.
8. 44
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Kepemimpinan
Dalam bukunya Kepemimpinan yang Efektif, Hadari Nawawi memaparkan
ada 5 fungsi kepemimpinan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Fungsi instruktif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah, pemimpin sebagai
pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaannya pada orang-orang
yang dipimpin. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang
menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana
(waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat
mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Fungsi
orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah. Inisiatif tentang segala
sesuatu yang ada kaitannya dengan perintah itu, sepenuhnya merupakan fungsi
pemimpin.
b. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap
pertama dalam usaha menetapkan keputusan, fungsi pemimpin sebagai konsultan
untuk mendengarkan pendapat, saran serta pertanyaan dari bawahannya,
mengenai keputusan yang akan diambil oleh pemimpin.
c. Fungsi Partisipasi
Dalam fungsi ini pemimpin menjalankan serta mengaktifkan orang-orang
yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Setiap anggota kelompoknya memperoleh kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari
tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi atau jabatan masing-masing. Pemimpin
juga tidak hanya ikut dalam proses pembuatan keputusan dalam fungsi ini
pemimpin ikut serta dalam proses pelaksanaannya. Fungsi partisipasi ini bukan
berarti pemimpin memberikan kebebasan semaunya, tetapi dilakukan secara
terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau
mengambil tugas pokok orang lain.
9. Kepemimpinan
45
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
d. Fungsi Delegasi
Fungsi ini pemimpin sebagai pemegang wewenang tertinggi harus bersedia
dan dapat mempercayai orang-orang lain, sesuai dengan posisi atau jabatannya,
apabila diberi atau mendapat pelimpahan wewenang.
e. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses dan
efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi
yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara
maksimal. Sehubungan dengan itu bahwa fungsi pengendalian dapat diwujudkan
melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan. Dengan
bimbingan dan pengarahan, koordinasi dan pengawasan, pemimpin berusaha
mencegah terjadinya kekeliruan atau kesalahan setiap unit atau perseorangan
dalam melaksanakan volume dan beban kerjanya atau perintah dari pimpinannya.
Pengendalian dilakukan dengan cara mencegah anggota berpikir dan berbuat
sesuatu yang cenderung merugikan kepentingan bersama.
2. Prinsip Kepemimpinan
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dinyatakan, prinsip adalah
asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya).
Sedang menurut Wikipedia, Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau
kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/kelompok
sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak, Dari definisi tersebut
prinsip tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa prinsip adalah sesuatu
yang sudah menjadi dasar pedoman yang dianggap benar untuk menentukan
tindakan selanjutnya.
Seorang pemimpin Dalam mengemban amanah perlu dipahami dan
dilaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan secara umum yang berlaku, yaitu:
10. 46
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Kepemimpinan
a. Kapasitas Integratif
Prinsip kapasitas integratif adalah prinsip yang sangat penting bagi seorang
pemimpin, karena hanya dengan kapasitas yang demikianlah administrasi dan
organisasi dapat digerakkan sebagai suatu total sistem ke arah pencapaian tujuan
yang telah ditentukan. Integritas merupakan tindakan yang konsisten, baik di
dalam maupun di luar nilai-nilai batin. Pemimpin dengan integritas tinggi adalah
sama di dalam dan di luar batinnya, dalam makna apa yang ada di dalam diri
maupun penampakan di permukaan. Dengan begitu seorang pemimpin harus
memiliki kepercayaan dari pengkutnya oleh karenanya harus menampilkan
integritas. Jujur transaksi, diprediksi reaksi, emosi terkontrol dengan baik, tidak
mudah marah. Selain itu pemimpin dengan integritas tinggi akan lebih mudh
didekati oleh pengikutnya. Dengan prinsip ini seorang pemimpin harus bisa
menyatukan visi, misi, dan tujuan yang hendak dicapai kepada seluruh civitas
pendidikan agar dalam menjalankan fungsi masing-masing berjalan sesuai dengan
gerak dan langkah program-program yang dicanangkan.
b. Kooperatif
Dalam proses kepemimpin hendaknya mementingkan kerjasama dengan
orang-orang yang dipimpinnya, karena dalam prinsip kooperatif ini partisipasi
harus ditingkatkan menjadi kerjasama yang dinamis. Dimana setiap anggota
disamping bertanggungjawab terhadap tugasnya masing-masing, juga harus
merasa berkepentingan pada masalah yang menyangkut sukesnya pekerjaan
anggota-anggota yang lain. Dengan adanya perasaan dan kesadaran semacam itu,
mungkin mereka akan saling bantu-membantu serta bekerja sama dalam setiap
usaha serta dalam memecahkan masalah- masalah yang timbul dalam lembaga
kerjanya, yang mungkin bisa menghambat keberhasilan dalam mencapai tujuan
dari lembaga kerja tersebut. Dalam kepemimpinan kooperatif memungkinkan
pekerjaan merupakan tanggungjawab bersama dan adanya kerjasama yang baik
antara subsistem yang ada di dalam organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Namun kepemimpinan kooperatif harus menyadari tidak semua
pegawai mampu menjalin kerjasama, baik dengan sesama rekan kerja maupun
11. Kepemimpinan
47
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
dengan atasannya. Dalam kaitannya dengan ini terkadang terjadi kesenjangan
antara bawahan dengan sesama bawahan maupun antara bawahan dengan atasan.
Untuk itu dibutuhkan prinsip-prinsip yang lain untuk mengatasi hal tersebut.
Setiap permasalahan yang timbul akan dapat diselesaikan dengan duduk bersama
untuk dibicarakan jalan keluar yang terbaik untk semua. Semua mempunyai hak
suara untuk mngemukakan pendapat dalam menentukan kebijakan. Seorang
pemimpin harus bisa mengokomodasi pendapat-pendapat tersebut dan
merangkumnya dengan kebijakan yang dapat diterima seluruh anggota. Sebagai
pemimpin harus berusaha membangkitkan dan memupuk kesadaran pada setiap
anggotanya agar mereka ikut bertanggung jawab, dan selanjutnya ikut aktif dalam
memikirkan serta memecahkan masalah-masalah yang menyangkut perencanaan,
program pendidikan dan pembelajaran. Karena keberhasilan dalam memperoleh
keputusan yang tepat maupun pemecahan masalah di suatu lembaga pendidikan
secara memuaskan hanya dapat dicapai melalui usaha pemimpin dengan mengikut
sertakan anggota-anggotanya.
c. Rasionalitas dan Obyektivitas
Sebagai pemimpin tidak akan berhasil apabila menggerakkan
organisasinya dengan cara emosional. Artinya jika emosi merajai cara berpikir
seorang pemimpin, maka rasionalitas dan obyektivitas akan berkurang dan yang
pada gilirannya keputusan yang dibuat tidak akan tepat. Kepemimpinan rasional
ini ditandai dengan penampilan seorang tokoh yang didasarkan pada kemampuan
dan kecakapan yang dimilikinya, semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang
semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya
untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam
organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang
berkepentingan di luar organisasi tersebut. Dalam memandang atau memutuskan
suatu masalah seorang pemimpin harus terbuka, artinya memandang dari segala
sisi dan kronologinya. Keterbukaan berarti mampu mendengarkan ide-ide baru,
bahkan mungkin tidak sesuai dengan cara berpikir biasa. Keterbukaan dalam
kepemimpinan akan membangun saling menghormati antara pemimpin dan
pengikut serta membuat tim secara baik dengan gagasan-gagasan baru untuk
12. 48
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Kepemimpinan
mewujudkan visinya. Artinya seorang pemimpin harus mengedepankan keadilan
dalam memandang permasalahan secara utuh, tidak berat sebelah. Dengan
demikian orang-orang yang dipimpin akan merasa terayomi dengan kejelasan
status mereka, karena yang bersalah akan mendapat hukuman dan yang
berprestasi akan mendapat penghargaan.
d. Adaptabilitas dan Fleksibilitas
Jika ada pendapat yang mengatakan bahwa satu-satunya hal yang konstan
di dunia ini adalah perubahan, maka sikap kaku dan apriori akan merugikan
seseorang dalam menjalankan peranannya selaku pemimpin. Maka dari
kefleksibelan suatu organisasi akan menjamin hubungan kerja dan tata kerja yang
sesuai denagn kenyataan dan masalah baru yang muncul dan selalu berubah.
Perubahan tersebut tidak bisa terlepas dari berbagai hubungan kemanusiaan
diantara anggota staf. Dengan demikian prinsip fleksibilitas merupakan faktor
yang sangat penting dalam suatu organisasi. Adaptif berarti cerdas menyesuaikan
diri dengan perubahan. Kepemimpinan adaptif berarti kepemimpinan yang mudah
menyesuaikan dirinya dengan perubahan dan keadaan baru. Perubahan selalu
membentuk pandangan baru, dan pandangan baru akan mempengaruhi berbagai
peristiwa yang sedang berjalan. Bila pemimpin tidak menyiapkan kepribadiannya
untuk menjawab pandangan baru tersebut, maka dia akan menghadapi kesulitan
untuk mejalani perubahan itu. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang
pemimpin yang dapat secara fleksibel menerapkan gaya kepemimpinan sesuai
dengan perkembangan dan kondisi staf. Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, fleksibel mempunyai arti 1 lentur; mudah dibengkokkan; luwes.
Menurut definisi tersebut bukan berarti pemimpin seperti bunglon, ikut sana ikut
sini, tapi pemimpin akan mengambil sikap dalam menentukan kebijakan sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dapat menguntungkan organisasi. Dalam bekerja,
pemimpin tidak sendirian. Ia membutuhkan staf atau pengikut yang membantu
dalam menyelesaikan pekerjaan kepemimpinannya. Karena itu ia harus bisa
menyesuaikan kondisi dan tempat kerja serta tahu kondisi orang-orang yang
bekerja bersamanya. Adaptasi dibutuhkan supaya pemimpin tidak canggung
13. Kepemimpinan
49
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
dalam bekerja baik dalam bentuk perintah kepada stafnya ataupun dalam
pekerjaan yang harus diselesaikan bersama-sama. Juga tak kalah pentingnya
adalah kelenturan dalam memimpin. Apabila seorang pemimpin kaku dalam
kepemimpinannya, orang yang di sekitarnya akan enggan mendekat bahkan tak
peduli dengan apa yang menjadi tanggung jawabanya karena pemimpinnya
bertindak semaunya. Dalam pelaksanaannya prinsip ini akan mendorong
pemimpin untuk mengembangkan semua potensi kemampuan sumber daya,
khususnya sumber daya manusia menjadi lebih dinamis, kreatif, dan inovatif
dalam menjawab semua tantangan yang muncul. Seorang pemimpin yang muncul
untuk mengelola semua kekuatan dan menghilangkan semua kelemahan dalam
sebuah proses kerja yang selalu lebih peduli kepada kesatuan dan keutuhan
sumber daya manusianya dalam sebuah hubungan kerja yang harmonis dan
Kesuksesan kolaborasi kerja antara pemimpin dengan semua kekuatan sumber
dayanya, sebagai pemimpin ia harus menunjukkan kekuatan dirinya untuk bekerja
melewati semua batasan dan mampu membangun hubungan kerja yang harmonis
antara unit kerja dalam sebuah rangkaian gerbong 36 organisasi yang utuh dan
penuh. Sinergi tidak pernah mengajarkan untuk terpisah-pisah, sinergi selalu
berprinsip menjadikan semua kekuatan organisasi dalam bentuk unit kerja-unit
kerja menjadi satu kesatuan utuh dan penuh dalam bentuk organisasi besar.
e. Pragmatisme
Pemimpin harus dapat membuat keputusan yang akurat sesuai dengan
kemampuan dan sumber-sumber yang tersedia. Ini merupakan salah satu ciri
pemimpin yang baik. Kepemimpinan pragmatis adalah konsep kepemimpinan
yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat waktu, cepat, efektif, tapi
tidak melanggar prinsip. Pragmatisme berarti konsentrasi pada fakta bukan emosi
atau cita-cita. Hal ini berarti, pemimpin harus bersikap realistis dengan rencana,
dan mau bertindak langkah demi langkah, untuk melakukan tindakan produktif
dari situasi yang nyata
Pemimpin pragmatis selalu berperilaku sangat praktis untuk mendapatkan sebuah
tujuan. Dia akan mengesampingkan semua hierarki, diagnosis, analisa, metode,
sistem, dan keyakinan; demi mendapatkan cara yang paling gampang dalam
14. 50
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Kepemimpinan
menyelesaikan tugas atau tujuan. Pemimpin pragmatis bertindak dengan melihat
gambaran total dari sebuah realitas, dan memahami risiko yang ada dalam realitas
tersebut, lalu dengan pengalaman kepemimpinannya, dia akan mengambil sikap
melalui cara berpikir yang praktis, untuk mengatasi risiko dan mengambil
keuntungan dari realitas yang ada. Permasalahan yang dihadapi seorang pemimpin
memang sangat kompleks yang mebutuhkan penyelesaian atau jalan keluar yang
baik. Untuk itu dalam memutuskan sesuatu harus melewati berbagai
pertimbangan-pertimbangan yang matang dengan melibatkan staf atau orang-
orang yang bisa dianggap bisa member masukan agar dalam keputusan final
nantinya tidak menyebabkan efek buruk ke depannya. Seorang pemimpin dalam
memutuskan sesuatu juga harus bisa mewujudkan dan menterjemahkannya
menjadi instruksi/perintah. Selanjutnya perintah tidak ada artinya bila tidak
dilaksanakan. Dalam melaksanakan perintah, pemimpin harus bisa mengarahkan
tujuan kepada orang-orang yang dipimpinnya meuju apa yang akan yang akan
dicapai. Intinya, kepemimpinan adalah kemampuan pimpinan menggerakkan
orang lain agar melaksanakan tugas yang bersumber dari keputusan yang telah
ditetapkan.
f. Keteladanan
Pemimpin tidak hanya bisa memerintah dan menilai kinerja bawahannya
tetapi harus memberi contoh bekerja yang baik. Seorang pemimpin dalam
menghabiskan waktu atau energi apa saja yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Pemimpin hatus mengilhami dedikasi
dengan memberi contoh, melakukan apapun untuk menyelesaikan tugas dan
tanggung jawabnya menuju visi. Dengan memberi contoh yang baik, seorang
pemimpin dapat menginspirasi pengikutnya bahwa tidak ada yang disambilkan
dalam pekerjaan yang harus diselesaikan. Dari sisi lain fungsi keteladanan berarti
juga kesediaan pemimpin untuk tidak berpangku tangan pada saat-saat orang yang
dipimpin melaksanakan keputusannya. Pemimpin tidak boleh hanya bisa
membuat keputusan dan memerintahkan pelaksanaanya, tetapi juga ikut dalam
proses pelaksanaannya. Pemimpin harus menjadi pribadi sebagai teladan yang
15. Kepemimpinan
51
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
baik bagi karyawan. Mereka tidak harus mendengar apa yang diharapkan untuk
dilakukan, tetapi juga juga melihat pimpinannya sebgai contoh. “Kita harus
menjadi sumber perubahan seperti ingin kita lihat”, demikian ucapan Mahatma
Gandhi. Dalam menjalankan prinsip-prinsip kepemimpinan pendidikan di atas,
peran pemimpin pendidikan sangat penting dalam menggerakkan pelaksanaan
pendidikan, sehingga visi, misi dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat
tercapai secara efektif dan efisien Yang disebut pemimpin pendidikan adalah
orang yang memiliki kelebihan untuk mempengaruhi, mengajak, mendorong,
membimbing, menggerakkan dan mengkoordinasikan staf pendidikan lainnya ke
arah peningkatan mutu pendidikan. Dalam kehidupan organisasi, fungsi
kepemimpinan adalah sebagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Fungsi
artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan suatu hal atau kerja
suatu bagian tubuh. Sedangakan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung
dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing,
yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam dan bukan diluar
situasi itu.
3. Unsur unsur Kepemimpinan
Unsur atau elemen kepemimpinan adalah sesuatu yang menjadi
pembentuk dari jiwa kepemimpinan seseorang. Jika kita melihat seorang
pemimpin, ataupun kita sebagai seorang pemimpin, apakah kita pernah merasakan
unsur-unsur yang ada dalam diri kita sebagai pemimpin. Secara dasar, unsur-unsur
itulah yang membentuk arti seorang pemimpin, karakter seorang pemimpin, dan
lingkungan seorang pemimpin. Dari berbagai penelurusan teori, saya merumuskan
beberapa unsur kepemimpinan yang terdapat dalam diri seorang pemimpin.
Unsur-unsur kepemimpinan dibagi dalam dua golongan yaitu unsur
internal dan unsur eksternal. Unsur internal kepemimpinan adalah unsur yang
muncul dari dalam diri seorang pemimpin. Unsur intern membentuk sikap, sifat,
dan karakter seorang pemimpin dan keluar menjadi sebuah unsur utama yang
menjadikan seorang pemimpin itu tampak.
16. 52
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Kepemimpinan
Unsur eksternal kepemimpinan dibentuk dari keinginan atau niat, memiliki
pola pikir, nurani serta tanggungjawab. Dari hal-hal itu maka akan terbentuk unsur
ekstern yaitu pengaruh, perubahan, dan pengikut. Semua unsur inilah yang
membentuk seorang pemimpin menjadi pemimpin yang selalu diharapkan oleh
orang-orang disekitar.
a. Unsur internal kepemimpinan
1)Bakat
Salah satu unsur internal kepemimpinan yang memiliki pengaruh paling
besar adalah bakat. Setiap orang sejak dilahirkan sudah memiliki potensi bakat
alami dalam dirinya. Begitu juga dengan kepemimpinan yang adalah sebuah bakat
bagi orang-orang yang memilikinya sejak lahir.
Bakat kepemimpinan biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan (genetis), meski
tidak semuanya. Tapi bakat kepemimpinan pada seseorang bisa dilihat dari
dominasi seorang anak kecil terhadap lingkungan sosialnya. Ini berarti anak
tersebut berpotensi untuk disebut memiliki bakat kepemimpinan.
2) Kepedulian Sosial
Kesadaran atau kepedulian sosial seseorang juga menjadi unsur internal
kepemimpinan. Hal ini dapat terlihat dari bagaimana cara seseorang merespon
setiap perubahan kondisi sosial disekitarnya. Kemungkinan besar dia mampu
untuk memberi pengaruh bagi orang lain untuk berpikir dan bertindak seperti
bagaimana dia melakukannya.
3)Pemikiran
Ini tentang bagaimana pola pikir seseorang terhadap sesuatu yang ditangkap
alat indranya. Dia mampu menerjemahkan apa yang dilihat, dirasakan, didengar,
dan mampu berbicara tentang hal itu. Terkadang ada orang yang tanpa belajar
banyak tapi bisa mengetahui sesuatu dengan baik, meski tidak secarakeseluruhan.
Potensi pemikiran sebagai seorang pemimpinan bisa dilhat dari hal-hal seperti itu
pada seseorang.
17. Kepemimpinan
53
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
b. Unsur Eksternal Kepemimpinan
1)Pengaruh Keluarga
Ini adalah hal penting yang akan membentuk karakter seorang pemimpin.
Keluarga adalah ligkungan yang paling dekat dengan setiap orang dan sangat
berpengaruh kuat pada pembentukan unsur kepemimpinan. Meski pengaruhnya
tidak sekuat unsur internal, tapi keluarga bisa menjadi inspirasi bagi seorang
pemimpin.
2)Pendidikan
Unsur pendidikan bisa dibilang relatif karena pada banyak anggapan bahwa
semakin tinggi taraf pendidikan, maka semakin tinggi pula jiwa kepemimpinan-
nya. Pada beberapa kasus kita akan menemukan orang-orang yang tanpa
bersekolah tinggi tapi bisa memimpin dengan baik. Pendidikan menjadi relatif
karena alasan tersebut. Tapi tetap memiliki pengaruh penting ketika seseorang
bisa memanfaatkannya dengan baik.
4)Minat
Tidak seperti bakat yang secara langsung dimiliki sejak lahir, minat adalah
kecenderungan seseorang untuk menekuni satu hal yang menjadi perhatiannya.
Banyak orang yang tidak memiliki bakat kepemimpinan, tapi memiliki minat
untuk belajar banyak tentang kepemimpinan. Mereka berpotensi menjadi
pemimpin yang lebih baik dari orang yang sekedar memiliki bakat tapi tidak
memanfaatkannya.
C. Gaya, Tipe, dan Model Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan
a. Gaya Kepemimpinan Otokratis
Pemimpin tipe ini sangat mendominasi di dalam mengambil keputusan, kebijakan,
dan aturan. Kepemimpinan jenis ini hanya berfokus pada gagasan dan ide nya
sendiri. Ia membatasi usulan dan gagasan dari bawahannya. Pemimpin yang
otoriter tidak akan memperhatikan kebutuhan dari bawahannya dan membuat
komunikasi satu arah dengan bawahannya, sehingga tak akan ada diskusi dan
18. 54
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Kepemimpinan
semacamnya. Jenis kepemimpinan ini
biasa kita jumpai di akamdemi
kepolisian atau suatu negara dengan
sistem kerajaan.
b. Gaya Kepemimpinan Birokrasi
Gaya kepemimpinan ini biasa
diterapkan dalam sebuah perusaahaan
dan akan berjalan bila setiap karyawan benar benar menjalankan sistem yang
sudah di buat. Namun tetap saja dengan kepemimpinan dalam organiasi ini tidak
memberikan ruang kepada bawahan karena semua sudah di atur sedemikian rupa.
c. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Dalam gaya kepemimpinan partisipatif, ide dapat mengalir dari bawah
(anggota) karena solusi dari suatu pemecahan masalah di ambil secara bergantian.
Artinya semua orang berhak memberi usul. Pemimpin jenis ini memberikan
kesempatan bagi para bawahan untuk dapat berpartisipasi dalam pembuatan suatu
keputusan dan gaya kepemimpinan ini erat sekali dengan nilai kekeluargaannya.
d. Kepemimpinan Delegatif
Gaya kepemimpinan dalam organisasi ini biasa disebut Laissez-faire dimana
pemimpin memberikan kebebasan secara mutlak untuk melakukan sesuatu
keputusan. Jenis kepemimpinan ini akan sangat merugikan mengingat selalu akan
ada anggota yang masih belum cukup matang dalam mengambil keputusan. Bisa
bisa sebuah Lembaga atau kelompok hancur.
e. Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan transformasional dapat memberikan nilai positive. Para
pemimpin jenis ini biasanya terlibat langsung termasuk dalam hal membantu
karyawan yang mengalami kesulitan dalam hal pekerjaan. Pemimpin ini juga
19. Kepemimpinan
55
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
biasanya selalu memberikan aura positive dan semangat ke bawahannya untuk
maju kedepan dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
f. Kepemimpinan Karismatik
Tipe Pemimpin yang karismatik memiliki pengaruh yang kuat lantaran citra
nya yang karismatik dan disenangi bawahannya. Para pengikut cenderung
mengikuti pemimpin karismatik karena mereka merasa kagum dengan apa yang
sudah pemimpin itu capai dan berusaha untuk seperti itu. Karisma tersebut
muncul dari pesona yang dia bangun sejak awal, sehingga hal itu sangat
berpegaruh terhadap apapun kebijakan yang dia buat.
g. Kepemimpinan Situasional
Tipe pemimpin ini di katakan sebagai jenis pemimpin situsional sebab dia
selalu melihat perkembangan sejauh mana tugas yang sudah di kerjakan
bawahannya. Gaya kepemimpinan ini mencoba mengkombinasikan proses
kepemimpinan dengan situasi dan kondisi yang ada saat itu.
Itulah 7 gaya kepemimpinan dalam organisasi yang biasa kita jumpai.
Sejatinya pemimpin adalah hanya amanat yang di titipkan kepada bawahan untuk
mencapai suatu hasil yang di inginkan.
2. Tipe Kepemimpinan
a. Tipe leader otokratis
Pemimpin dengan tipe otokratis mempunyai kelebihan seperti
pengambilan ke putusan yang cepat, pemimpin akan sigap dalam menilai
kesalahan bawahannya dan organisasi atau proses kerja akan lebih mudah diawasi.
Kelemahannya menimbulkan rasa tidak nyaman pada bawahan karena perlakuan
dari leader, menimbulkan kubu-kubu yang tidak suka dengan pemimpin,
kedisiplinan yang terjadi tidak ikhlas dilakukan melainkan karena paksaan dan
pengawasan yang dilakukan hanya sampai pada apakah perintah sudah dilakukan
dengan baik.
b. Tipe militeristik
Menerapkan sistem militer pada saat menjadi pemimpin dengan tuntutan
kedisiplinan yang tinggi. Pemimpin semacam ini mempunyai ciri-ciri:
1) Menerapkan kedisiplinan tinggi, kaku terhadap bawahannya
20. 56
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Kepemimpinan
2) Dalam bertugas mempergunakan cara memerintah
3) Menggerakan bawahannya dengan titel pangkat atau jabatan
4) Terlalu susah menerima krtik atau masukan dari bawahan
5) Menyukai formalitas dengan berlebih-lebihan
c. Tipe peternalistis
Pemimpin yang punya kadar ke bapakan tinggi. Biasanya pemimpin yang
seperti ini akan memperlakukan bawahan seperti orang yang tidak tahu apa-apa,
tidak membiarkan bawahannya mengambil keputusan sendiri, tidak memberi
kesempatan bawahan untuk berkreasi, terkadang bersikap berlebihan saat harus
melindungi bawahannya dan sering bersifat serba tahu. Tipe leader ini mempunyai
kelebihan pemimpin akan mempunyai sikap yang tegas dalam pengambilan
keputusan dan bawahan akan merasa aman karena perlindungan yang diberikan,
sedangkan kekurangannya tidak adanya proses pengembangan diri pada bawahan
sehingga akan muncul ketergantungan.
d. Tipe kharismatik
Pemimpin ini dengan tipe ini mempunyai daya tarik yang begitu besar
sehingga tanpa diminta bawahannya akan memberikan penghormatan. Para ahli
belum mampu menyimpulkan mengapa orang bisa dikatakan sebagai pemimpin
yang berkharismatik, namun hal yang diyakini adalah karena seorang pemimpin
mempunyai kepribadian yang baik, serta mendapat suatu karunia dari sang maha
pencipta. Kelebihan dari tipe ini ialah visi dan misi dapat tersampaikan secara
jelas, leader dapat memberikan semangat pada bawahan untuk bekerja lebih keras
tanpa adanya pemaksaan, pengikut atau bawahan yang cenderung setia karena
rasa nyaman yang diberikan, dan pemimpin semacam ini sudah bisa menyadari
kelebihannya. Kekurangan pemimpin kharismatik mudah mengambil ke putusan
dengan resiko tinggi, ketergantungan mengakibatkan susah melahirkan generasi
yang berkompeten serta tidak adanya control atau koreksi yang dilakukan atas
pengambilan keputusan karena bawahan sudah begitu saja membenarkan.
21. Kepemimpinan
57
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
e. Tipe laissez faire
Pemimpin yang membebaskan bawahannya melakukan hal sesuka hati
nuraninya asalkan tujuan bersama dapat tercapai, hal ini karena anggapan bahwa
organisasi akan berjalan dengan sendirinya. Pemimpin berpikir para anggota
sudah tahu apa yang menjadi tujuan organisasi, apa yang ingin dicapai dan sudah
mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugasnya masing-masing, pemimpin
ini dikategorikan sebagai pemimpin pasif karena tidak peduli bagaimana
organisasi akan berjalan dan tujuan organisasi akan sulit dicapai jika bawahan
tidak mempunyai inisiatif dan dedikasi yang tinggi.
f. Tipe demokratis
Leader yang memberikan kebebasan pada anggotanya untuk berpendapat,
menyampaikan aspirasi, mengembangkan bakat dan mempertimbangkan
musyawarah untuk menetapkan suatu kebijakan kepada bawahannya. Pemimpin
tipe ini dianggap paling mengerti bawahan karena mau menerima saran,
melakukan upaya singkronisasi antar tujuan organisasi dengan tujuan pribadi,
akan berupaya mengoptimalka potensi yang ada pada bawahannya sehingga
nantinya bawahannya akan lebih sukses dari dia, mengutamakan kerja sama tim
dan pemimpin dengan tipe ini akan terus mengembangkan kapasitas
kepemimpinan yang ada pada dirinya, namun memiliki kelemahan lama dalam
pengambilan ke putusan karena harus meminta saran atau pertimbangan dari
bawahan.
Setelah mengetahui tipe-tipe seorang leader di atas, Anda sudah tahu tipe
pemimpin seperti apa. Kenali terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan
kepemimpinan Anda agar bisa mengoptimalkan dengan baik. Tipe-tipe
seorang leader, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, kembali
lagi ke seorang pemimpin yang mau atau tidak memahami bagaimana dirinya.
Kembangkan terus skill kepemimpinan yang Anda punya supaya menjadi seorang
pemimpin yang baik untuk bawahannya.
22. 58
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Kepemimpinan
3. Model Kepemimpinan
a. Model Continuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan
situasi dan kondisi yang dihaddapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan
tertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan,
pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, cirri
kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada
penyelesaian tugas. Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak
bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol disini adalah
menjadi pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada
kepentingan dan kebutuhan bawahan.
b. Model “Interaksi Atasan-Bawahan” .
Menurut model ini, efektifitas kepemimpinan seseorang tergantung pada
interakksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauh mana
interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan.
Seseorang akan menjadi Pemimpin yang efektif apabila:
1) Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik.
2) Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur
yang tinggi.
3) Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.
c. Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang
tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi
situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan
yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan
dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan
dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah:
1) Memberitahukan
2) Menjual
3)
23. Kepemimpinan
59
Modul Manajemen Sumber Daya Manusia
PPG Dalam Jabatan Bidang Studi Manajemen Perkantoran
4) Mengajak bawahan berperan serta
5) Melakukan pendelegasian
d. Model “Jalan-Tujuan”
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang
mampu mneunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme
untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan
bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan
bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan
factor motivasional bagi bawahannya.
e. Model “Pemimpin-Peran sera Bawahan”
Perhatian utama model ini adalah prilaku pemimpin dikaitkan dengan
proses pengambilan keputuusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan
struktur tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya.
Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya
serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukkan
bentuk dan tingkat pperan serta bawahan dalam mengambil keputusan. Bentuk
dan tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasi yang
dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan
keputusan.