SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
MODEL POLA KEMITRAAN USAHA
               PETERNAKAN AYAM PEDAGING DI KABUPATEN MALANG


                                         Ringkasan

                                              Oleh :

                                          Sinollah



       Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Malang melalui studi kasus pada peternak
plasma di PT. Nusantara Unggas Jaya (NUJ). Peternak yang dijadikan responden berlokasi di
Kecamatan Wajak, Turen, Dampit, Gondanglegi dan Tajinan tanggal 10 September sampai 10
Desember 2000.
      Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola kemitraan yang dilaksanakan oleh PT.
NUJ, mengetahi tingkat pendapatan peternak plasma dan tingkat efesiensi usaha untuk
mengetahi tingkat produksi pada saat biaya produksi minimum.
         Populasi sasaran dari penelitian adalah peternak plasma dari PT. NUJ. Pengambilan
sampel dilaksanakan berstrata berdasarkan skala usaha dan jumlah sampel pada tiap skala
usaha ditentukan secara sengaja. Jumlah sampel diambil sebanyak 30 responden dari 183
peternak. Pengambilan data dilakukan dengan metode survey. Data dibedakan menjadi data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari PT. NUJ dan peternak plasma melalui
wawancara dengan bantuan daftar pertanyaan. Data sekunder diperoleh dari Biro Pusat
Statistik Kabupaten Malang dan Dinas Peternakan Kabupaten Malang.
       Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pola kemitraan di PT. NUJ
merupakan pola kemitraan plasma inti. PT. NUJ berperan sebagai inti yang bertanggung jawab
dalam pemasokan sarana produksi berupa pakan, doc dan obat-obatan serta bimbingan teknis
da pemasaran. Peternakan rakyat berperan sebagai plasma yang bertanggung jawab dalam
proses produksi. Pendapatan peternak per seribu ekor pemeliharaan dan per kologram hasil
panen sebesar 388027,65 rupiah dan 429,60 rupiah.


PENDAHULUAN                                            dalam pola kemitraan usaha plasma-inti.
                                                       Bentuk kerjasama tersebut semakin
1.1. Latar Belakang                                    tumbuh subur di Indonesia termasuk di
         Pembangunan pertanian termasuk                Jawa Timur sampai terjadi krisis moneter
di    dalamnya      subsektor    peternakan            pada pertengahan tahun 1997.
memegang       peranan     penting    dalam                    Krisis moneter tersebut telah
pemberdayaan ekonomi rakyat untuk                      mengakibatkan       hancurnya   subsektor
meningkatkan         kesejahteraan      dan            peternakan         termasuk       komoditi
mengurangi angka kemiskinan. Dewasa ini                perunggasan terutama peternak mandiri.
sebagian besar usaha peternakan di                     Kondisi tersebut disebabkan naiknya harga
Indonesia merupakan peternakan kecil atau              pakan dan turunnya daya beli masyarakat
peternakan rakyat dan hanya sebagian                   terhadap produk perunggasan. Biaya pakan
kecil saja yang merupakan perusahaan                   yang merupakan biaya produksi terbesar
peternakan besar. Perusahaan tersebut                  meningkat 200-300 persen dan daya beli
memiliki posisi yang lebih menguntungkan               masyarakat turun mencapai 50 persen.
dibandingkan peternakan kecil karena                           Kondisi tersebut menyebabkan
adanya beberapa faktor pendukung seperti               banyaknya mantan peternak mandiri yang
pemilikan modal yang kuat dan jaringan                 beralih menjadi peternak plasma dan
pemasaran yang luas.                                   perusahaan inti melalui suatu mekanisme
         Faktor-faktor     regulasi     dan            kerjasama pola kemitraan, sehingga
situasional mendorong tumbuhnya kerja                  mampu bertahan pada saat terjadinya krisis
sama antara para peternak dengan                       moneter.
pengusaha yang antara lain diwujudkan



Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011                                           13
Pemerintah dalam hal ini Direktorat           peternak plasma dan PT. Nusantara
Jenderal Peternakan berupaya melakukan                 Unggas Jaya.
rehabilitasi perunggasan nasional dan             2.   Sampai seberapa besar tingkat
dampak krisis moneter dan krisis ekonomi               pendapatan usaha peternakan ayam
melalui crash program perunggasan. Crash               pedaging     pola  kemitraan yang
program tersebut merupakan bantuan
                                                       diperoleh peternak
modal kerja bagi peternak plasma melalui
pola kemitraan dalam suatu siklus tertutup
dengan fasilitas kredit dan Bank Indonesia        1.3. Tujuan Penetitian
yang     dilaksanakan     oleh     Bank-bank
pelaksana yang ditetapkan oleh Bank                      Tujuan penelitian adalah dalam
Indonesia.                                        rangka menjawab pertanyaan yang menjadi
         Tujuan crash program adalah              permasalahan di atas, yaitu: -
merehabihtasi perunggasan ayam ras agar           1. Untuk mengetahui pelaksanaan pola
produksi dan usaha ayam ras meningkat                 kemitraan usaha peternakan ayam
menuju keadaan normal sebelum masa                    pedaging yang dilaksanakan PT.
krisis. Sasaran crash program adalah                  Nusantara Unggas Jaya di Kabupaten
pendapatan       peternak     yang     layak,         Malang.
penyerapan tenaga kerja, kesempatan               2. Untuk mengetahui tingkat pendapatan
berusaha dan harga produk yang semakin                peternak usaha peternakan ayam
terjangkau oleh daya beli konsumen.                   pedaging pola di PT. Nusantara
         Peternak yang menjadi sasaran                Unggas Jaya.
crash program adalah pcternak yang
menjalin kerjasama kemitraan usaha
dengan      perusahaan      besar.    Secara
konseptual kerjasama kemitraan usaha              METODE PENELITIAN
plasma-inti     pada     dasarnya      harus
mempertemukan kepentingan peternak                2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
plasma       dengan     perusahaan        inti.
Mekanisme kerjasama yang terbentuk                         Penelitian dilaksanakan selama
dengan sendirinya harus dapat mewadahi            satu bulan yaitu mulai tanggal 10
kepentingan        masing-masing         dan      September sampai 10 Desember 2000.
dipengaruhi oleh kekuatan tawar-menawar           Penelitian dilaksanakan di Kabupaten
masing-masing pihak.                              Malang dengan peternak yang terdapat di
         Pelaksanaan pola kemitraan usaha         PT. Nusantara Unggas Jaya (NUJ). PT.
peternakan ayam pedaging di Jawa Timur            NUJ dipilih karena memiliki jumlah peternak
melibatkan beberapa perusahaan besar              plasma yang banyak dengan variasi skala
sebagai inti dan khusus di Kabupaten              usaha      yang     tinggi.    Berdasarkan
Malang perusahaan yang terlibat adalah            pertimbangan waktu, tenaga dan biaya,
PT. Nusantara Unggas Jaya, PT. Java               lokasi penelitian dilaksanakan di lima
Comfeed Indonesia dan PT. Wonokoyo.               kecamatan yaitu Keca atau Dampit, Turen,
                                                  Gondanglegi, Wajak dan Tajinan.

1.2. Permasalahan
                                                  2.2. Pengambilan Sampel
        Mengingat peran besar pola
                                                          Populasi sasaran dalam penelitian
kemitraan       dalam       merehabilitasi
                                                  adalah peternak plasma dari PT. Nusantara
perunggasan khusunya ayam pedaging dan
                                                  Unggas Jaya sebanyak 183 peternak.
dampak krisis ekonomi dan moneter maka            Berdasarkan pertimbangan biaya, waktu
menarik untuk mengkaji pola kemitraan             dan tenaga, maka dan populasi diambil
usaha ayam pedaging dengan ruang                  sampel sebanyak 30 responden yang
lingkup permasalahan meliputi:                    terdapat di lokasi penèlitian. Penarikan
1. Sampai sejauh mana pelaksanaan                 sampel    dilakukan    secara    berstrata
     pola kemitraan usaha peternakan              berdasarkan skala usaha dan jumlah
     ayam pedaging dengan studi kasus             sampcl diambil secara sengaja dan masing-
     peternakan rakyat di Kabupaten               masing skala usaha dengan pertimbangan
                                                  representasi skala usaha yang ada di PT.
     Malang yang tergabung sebagai



Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011                                       14
NUJ. Skala usaha terkecil di lokasi                15.000 ekor. Jumlah sampel dari tiap skala
penelitian adalah 3.000 ekor dan terbesar          usaha sajikan pada tabel 1.

                        Tabel 1. Jumlah sampel penelitian pada tiap skala usaha

        No.            Skala Usaha (ekor)          Jumlah sampel (responden)
          1                   3000                               6
          2                   4000                               4
          3                   5000                               6
          4                   6000                               1
          5                   7000                               1
          6                   8000                               5
          7                   9000                               -
          8                  10.000                              4
          9                  11.000                              -
         10                  12.000                              2
         11                  13.000                              -
         12                  14.000                              -
         13                  15.000                              1
         14                  Jumlah                             30


                                                   2.4. Analisis Data
2.3. Pengumpulan Data
                                                             Data yang telah dikumpulkan
          Pengumpulan     data    dilakukan        disederhanakan dalam bentuk tabel untuk
dengan metode survey. Data yang                    memudahkan dalam analisis. Selanjutnya
dikumpulkan terdiri atas data primer dan           data tersebut dianalisis untuk:
data skunder. Data primer diperoleh dari           1. Mempelajari kegiatan.-kegiatan dan
peternak plasma dan perusahaan inti                    hubungan       yang     terjadi    antara
dengan menggunakan daftar pertanyaan                   perusahaan dan para peternak dalam
serta observasi lapang. Data yang diambil              fungsinya sebagai inti dan plasma.
dari peternak meliputi deskripsi peternak              Analisis dilakukan secara deskniptif
plasma, biaya produksi, penerimaan                     yang meliputi : (a) persyaratan
peternak, skala usaha, teknis produksi dan             keikutsertaan menjadi peternak plasma
preferensi peternak plasma terhadap                    , (b ) sistem penetapan harga sarana
pelayanan       dari   perusahaaan      inti;          produksi peternakan dan harga hasil
sedangkan data yang diambil dari                       panen, (c) hak dan kewajiban peternak,
perusahaan inti meliputi keadaan umum                  (d) hak dan kewajiban perusahaan, (e)
perusahaan inti, persyaratan menjadi                   pola pengaturaan produksi, (f) pola
peternak plasma, sistem penetapan harga                pengawasan         yang       laksanakan
sarana produksi peternakan dan harga                   perusahaan, (g) bonus dan sanksi bagi
hasil panen, hak dan kewajiban peternak,               peternak, (h) prefernsi peternak plasma
hak dan kewajiban perusahaan, pola                     terhadap pelayanan dan perusahaan
pengaturan produksi, bonus dan sanksi,                 inti.
pemasaran, dan pola pengawasan yang                2. Mengetahui jenis, komposisi serta
dilakukan perusahaan.                                  besarnya biaya total (TC) yang
          Data skunder merupakan data                  dikeluarkan oleh peternak untuk tiap
penunjang       yang    digunakan     untuk            skala usaha yang diteliti. Biaya
kelengkapan analisis yang dilakukan. Data              produksi yang diamati meliputi biaya
tersebut meliputi keadaan umum lokasi                  tetap dan biaya variabel. Biaya tetap
penelitian yang diperoleh dan Biro Pusat               meliputi biaya penyusutan kandang dan
Statistik     Kabupaten     Malang      dan            peralatan serta biaya pajak bumi dan
perkembangan peternakan ayam pedaging                  bangunan, sedangkan biaya variabel
di Kabupaten Malang yang diperoleh dan                 meliputi biaya pakan, DOC, tenaga
Dinas Peternakan Kabupaten Malang.                     kerja, obat-obatan, transportasi dan




Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011                                          15
biaya lain-lain yang diperlukan dalam         kejasama yang akan dilakukan antara
    proses produksi.                              perusahaan inti dengan peternak plasma.
3. Mengetahui besarnya penerimaan total           Persyaratan yang harus dipenuhi oleh
    (TR) yang diperoleh peternak.                 peternak untuk dapat mengikuti pola
4. Mengetahui besarnya pendapatan yang            kemitraan dengan PT. NUJ adalah: (1)
    diperoleh peternak dengan analisa             memiliki kandang yang membujur Timur-
    finansial menggunakan rumus.                  Barat. (2) memiliki peralatan kandang yang
                                                  memadai. (3) memiliki prasarana jalan.
       π = TC - TR                                listrik dan air yang memadai. (4)
       π= Pendapatan peternak                     memberikan agunan sebagai jaminan dan
       TC      = Biaya total                      (5) disetujui oleh tetangga sekitar yang
       TR      = Penerimaan total                 diketahui oleh Lurah dan Camat setempat.
                                                            Persyaratan   berkaitan   dengan
                                                  kandang       dan   sarana    prasarananya
HASIL DAN PEMBAHASAN                              dibuktikan dengan survey ke lokasi
                                                  peternakan. Agunan yang diberikan berupa
3.1. Model Kemitraan Usaha                        sertifikat tanah/bangunan. Petak D atau
                                                  akta jual beli. Agunan ini digunakan
        Model kemitraan usaha yang                sebagai jaminan dan peternak atas sarana
dikembangkan PT. Nusantara Unggas Jaya            produksi yang diberikan dan dikembalikan
meliputi tiga. aktivitas pokok yaitu: (1)         jika peternak sudah tidak lagi menjadi
pemasokan sarana produksi berupa DOC.             peternak plasma. Adanya persetujuan dan
pakan dan obat-obatan; (2) pemeliharaan           tetangga sekitar dibuktikan dengan surat
ayam pedaging dan (3) pemasaran.                  pernyataan dan warga sekitar yang
Perusahaan inti bertanggung jawab dalam           diketahui oleh Lurah dan Camat di daerah
pemasokan      sarana      porduksi    dan        yang bersangkutan.
pemasaran hasil produksi berupa ayam
hidup    sedangkan      peternak    plasma
bertanggung jawab dalam proses produksi           3.3. Penetapan Harga Sarana Produksi
untuk menghasilkan ayam pedaging                        dan Hasil Produksi
dengan kualitas baik.
        Model kemitraan yang diamati                      Harga sarana produksi DOC.
dalam penelitian ini meliputi persyaratan         pakan dan hasil produksi berupa ayam
peternak plasma, penetapan harga sarana           hidup ditetapkan perusahaan inti melalui
produksi dan hasil produksi, hak dan              harga    garansilkontrak    yang    disetuju
kewajiban perusahaan inti, hak dan                peternak sebelum proses produksi dimulai.
kewajiban     peternak     plasma,     pola       Penetapan        harga       kontrak/garansi
pengaturan produksi serta bonus dan               merupakan wewenang perusahaan inti
sanksi.                                           secara mutlak yang dapat berubah pada
                                                  setiap periode produksi. Harga obat-obatan
                                                  ditentukan     oleh      perusahaan      inti
                                                  berdasarkan harga pasar setempat. Harga
3.2. Persyaratan Peternak Plasma                  garansi sarana produksi dan hasil produksi
        Persyaratan untuk mengikuti pola          pada saat penelitian dilaksanakan disajikan
kemitraan usaha merupakan dasar dan               pada Tabel 2.

       Tabel 2. Harga garansi sarana produksi dan hasil prpduksi di PT. NUJ.
       Sarana produksi dan hasil produksi                              Harga
Sarana produksi:
 1. DOC                                               Rp. 16000 per ekor
 2. Pakan starter                                     Rp. 2100 per kilogram
 3. Pakan finisher                                    Rp. 2060 per kilogram
 4. Obat-obatan                                       Harga pasar Malang + PPN 10%
Hasil Produksi:
 Berat badan (kg/ekor)
 1. < 1.29                                            Rp. 5450 per kilogram
 2. 1.30 – 1.49                                       Rp. 5370 per kilogram



Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011                                         16
3. 1.50 – 1.69                                       Rp. 5370 per kilogram
 4. 1.70 – 1.89                                       Rp. 5380 per kilogram
 5. 1.90                                              Rp. 5430 per kilogram



         Sistem penetapan harga sarana
produksi dan hasil produksi dengan harga          3.5. Hak dan Kewajiban Peternak Plasma
garansi tersebut akan menjamin kepastian
harga sarana produksi dan harga hasil                       Kewajiban peternak plasma kepada
produksi bagi peternak tanpa ada pengaruh         perusahaan inti adalah: (1) peternak harus
fluktuasi harga terutama naiknya harga            mengikuti       segala     peraturan       dari
pakan dan DOC dan anjloknya harga ayam            perusahaan inti, (2) menyepakati harga
hidup yang sering merugikan peternak.             garansi yang berlaku, (3) memberikan
Sistem ini juga relatif lebih menjamin            agunan berupa sertifikat, petak D atau akta
keuntungan bagi peternak. Namun jika              jual beli, (4) melakukan pemeliharaan ayam
harga sarana produksi lebih rendah dan            dengan baik dan (5) menyerabkan hasil
harga hasil produksi lebih tinggi dan harga       produksi untuk dipasarkan.
pasar peternak tidak akan memperoleh                        Peternak berkewajiban mengikuti
keuntungan yang lebih besar.                      seluruh      peraturan   yang      dikeluarkan
         Variasi harga hasil panen paling         perusahaan baik bimbingan teknis maupun
mahal ditunjukkan oleh berat badan yang           pengelolaan sarana produksi dan hasil
paling rendah kemudian turun dengan               panen seperti larangan menjual pakan dan
meningkatnya berat badan kemudian naik            ayam hidup.
kembali setelah berat badan lebih dari 1,70                 Peternak     memiliki    hak     dan
kilogram. Harga hasil panen paling mahal          perusahaan berupa: (1) adanya jaminan
dikenakan pada ternak dengan berat badan          kepastian pemasokan sarana produksi, (2)
kurang dari 1,29 kilogram dengan                  kepastian pemasaran hasil produksi, (3)
pertimbangan kontinuitas usaha, yaitu agar        jaminan pemasokan sarana produksi yang
peternak yang performan produksinya               berkualitas baik dan (4) adanya jaminan
rendah masih bisa melanjutkan usaha               keuntungan.
dengan bertambahnya penerimaan usaha                        Hak peternak berupa adanya
akibat dari meningkatnya harga hasil              jaminan       keuntungan    adalah      bahwa
panen. Berat badan lebih dan 1,90 kilogram        sekalipun hasil perhitungan akhir peternak
memperoleh harga hasil panen kedua                mengalami kerugian, namun hal ini tidak
terbesar yang dimaksudkan sebagai                 berarti peternak memiliki hutang sarana
peransang       bagi    peternak      untuk       produksi kepada perusahaan inti tetapi
meningkatkan performan produksinya.               saldo usahanya menjadi nd. Jika terjadi
                                                  kasus tersebut perusahaan inti tetap
                                                  memberikan konpensasi kerugian yang
3.4. Hak dan Kewajiban Perusahaan Inti            besarnya        berbeda-beda        tergantung
                                                  besarnya kerugian dan perhitungan lain
        Perusahaan        inti    mempunyai       yang hanya diketahui perusahaan. Maksud
kewajiban    kepada        peternak  dalam        pemberian       konpensasi      adalah    agar
pelaksanaan     model      kemitraan  yang        peternak dapat melanjutkan kembali
dilaksanakan, yaitu: (1) menjamin kepastian       kegiatan produksi pada periode berikutnya.
pemasokan sarana produksi, (2) menjamin
pemasaran hasil produksi, (3) memberikan
bimbingan teknis dan (4) membayar                 3.6. Pola Pengaturan Produksi
keuntungan usaha kepada peternak.
        Hak perusahaan yang diperoleh                    Pola      pengaturan     produksi
dan peternak adalah (1) meminta komitmen          merupakan     pola    yang    diterapkan
terhadap perjanjian yang telah disepakati,        perusahaan inti untuk memperoleh jumlah
(2) meminta agunan dan peternak. (3)              produksi yang dikehendaki sesuai dengan
menyepakati harga garansi dan (4)                 kemampuan produksi yang ada terutama
meminta peternak untuk bertindak jujur.           dengan petimbangan pemasaran; Prinsip
                                                  pengaturan produksi terletak pada pola




Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011                                           17
penempatan DOC dan pola pemanenan                 ayam dan pemakaian pakan bertujuan
hasil produksi.                                   untuk mengetahui persediaan pakan yang
         Penempatan DOC dilaksanakan              berguna dalam pengaturan pengiriman
dengan       mempertimbangkan        lokasi       pakan dan sebagai data untuk perhitungan
peternakan, skala pemeliharaan dan                akhir. Laporan akhir setelah panen berisi
performan produksi. Pemanenen hasil               data pemakaian sarana produksi dan hasil
produksi        dilaksanakan       dengan         panen yang diperoleh digunakan sebagai
mempertimbangkan lokasi peternakan,               dasar dalam perhitungan keuntungan atau
umur ayam, harga jual, skala pemeliharaan,        kerugian peternak.
performan produksi dan permintaan pasar.                  Frekuensi kunjungan rutin TS ke
         Performan produksi ditunjukkan           peternak dilakukan sebanyak 1-2 kali dalam
dengan angka konversi pakan (FCR) dan             dua minggu tergantung performan produksi
tingkat kematian (mortalitas). Jika angka         dan lokasi peternak. Tiap petugas TS
FCR dan mortalitas tinggi menunjukkan             memiliki wilayah kerja masing-masing
performan produksi yang rendah. Hasil             berdasarkan kedekatan geografis dan
penilaian perfoman produksi berguna untuk         teknis produksi seperti wilayah-wilayah
evalusi pada akhir periode dan hasil              yang berdekatan diawasi oleh satu orang
evaluasi ini berguna untuk membuat                TS.
keputusan      pengisian   kembali     atau
pengosongan kandang.
         Pengaturan produksi berdasarkan          3.8. Bonus dan Sanksi
lokasi peternakan. umur ayam dan skala
produksi berguna untuk mendapatkan                         PT. Nusantara Unggas Jaya
kemudahan dalam trasportasi, pengawasan           menerapkan sistem bonus dan sanksi
dan pertimbangan teknis produksi seperti          kepada      peternak      plasma      dalam
pengendalian penyakit. Pemanenen hasil            pelaksanaan pola kemitraannya. Bonus dan
produksi     berdasarkan     harga     jual,      sanksi diberikan kepada peternak yang
performans produksi dan permintaan pasar          mememenuhi       kriteria    prestasi   dan
berguna untuk meningkatkan keutungan              pelanggaran yang ditetapkan perusahaan.
atau menghindan kerugian yang lebih                        Bentuk bonus yang diberikan
besar.                                            berupa tambahan penerimaan peternak
                                                  yang diperoleh dari pencapaian rasio
                                                  konversi pakan (FCR) dan tabungan.
3.7. Pengawasan Peternak                          Bonus berdasarkan FCR diberikan bila
                                                  FCR yang dicapai berada dalam kisaran
        Hal     penting       yang     harus      standar bonus FCR yang ditetapkan
diperhatikan dalam pengelolaan kemitraan          perusahaan yang besarnya dibagi menjadi
adalah adanya pengawasan perusahaan               tiga level Besarnya bonus FCR ditetapkan
inti terhadap peternak plasma untuk               perusahaan inti satu paket dengan harga
menjamin kelancaran kerjasama yang                garansi sarana produksi dan harga hasil
dilaksanakan. Pengawasan perusahaan inti          panen. Saat penelitian dilaksanakan
terhadap peternak plasma di PT. Nusantara         besarnya bonus FCR dapat dilihat pada
Unggas Jaya dilakukan oleh tenaga tenaga          label 4.
profesional yang disebut Technical Service                 Semakin     rendah    FCR     yang
(TS).    TS    juga     berperan     sebagai      diperoleh maka semakin besar bonus yang
penghubung antara perusahaan dengan               diberikan perusahaan. Angka standar baku
peternak.                                         FCR tidak bisa diketahui dalam penelitian
        Bentuk       pengawasan         yang      ini karena merupakan rahasia perusahaan
dilaksanakan terdiri dan: (1) kunjungan rutin     dalam strategi bisnisnya. Bonus tersebut
kepada peternak, (2) pencatatan kematian          dapat menjadi sumber motivasi peternak
ayam dan pemakaian pakan dan (3)                  untuk mengingkatkan performans produksi
laporan akhir setelah panen. Tujuan               terutama dalam efesiensi penggunaan
kunjungan rutin adalah untuk melihat              pakan yang merupakan komponen biaya
kesehatan     ternak      dan     melakukan       produksi terbesar.
bimbingan teknis. Pencatatan kematian




Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011                                       18
Tabel 3. Standar kriteria dan besarnya bonus berdasarkan FCR.

                     Kriteria FCR                             Besar bonus
    Lebih baik/sama dengan standar                    Rp. 160 per ekor panen
    Lebih dari 0.001-0.050 dari standar               Rp. 120 per ekor panen
    Lebih dari 0.050-0.100 dari standar               Rp. 100 per ekor panen


        Insentif tabungan diberikan apabila       diletakkan pada kardus bekas DOC dan
keuntungan peternak cukup besar maka              tempat pakan. Pemanas diberikan selama
perusahaan akan menyimpan sebagian                7-14 hari tergantung habisnya bahan bakar.
keuntungan tersebut sebesar Rp 15 per             Pemanas yang digunakan adalah gasolec
kilogram dan dikembalikan setelah 5               yang menggunakan bahan bakar gas dan
periode produksi sebesar Rp 25 per                ada juga peternak yang menggunakan
kilogram.                                         kompor minyak tanah.
        Peternak        yang      melanggar                Pemberian pakan ditambah secara
peraturan dan penisahaan dikenakan                bertahap sesuai dengan pertumbuhan
sanksi berupa: (1) pengurangan populasi,          ayam. Pakan starter diberikan sampai umur
(2) pengosongan kandang selama satu               19-21 hari dan setelah itu diberikan pakan
periode dan (3) pengeluaran peternak dan          finisher sampai dipanen. Pemberian pakan
keanggotaan          peternak        plasma.      starter dan finisher dilakukan secara tidak
Pengurangan populasi dilakukan terhadap           terbatas (ad libitum )
peternak yang memelihara ayam melebihi                     Air minum juga diberikan secara ad
kapasitas kandang yang tersedia. Hal ini          libitum dengan menggunakan tempat air
dilakukan untuk menjaga agar performan            minum otomatis. Sebagian besar peternak
produksi tetap baik. Pengosongan produksi         menggunakan air sumur sebagai sumber
selama     satu     periode    pemeliharaan       air    minum       dan     sebagian     kecil
diberikan     kepada       peternak     yang      menggunakan air ledeng.
menunjukkan performan produksi buruk                       Pengendalian kesehahatan ayam
selama tiga periode berturut-turut atau           dilakukan dengan melaksanakan sanitasi,
terkena     penyakit      yang      menuntut      vaksinasi     dan    pengobatan.     Sanitasi
pengistirahatan kandang agar performan            dilakukan dengan pembersihan kandang
produksi normal kembali. Pengeluaran              dan peralatan kandang serta menjaga agar
peternak dan keanggotaan peternak                 lantai kandang tetap kering. Vaksinasi
plasma dilakukan jika peternak terbukti           dilakukan untuk mencegah timbulnya
melanggar      perjanjian     yang     sudah      penyakit yang mematikan seperti Newcatle
disepakati dan bertindak tidak jujur seperti      Deseases (ND) dan Infectious Bursal
menjual pakan dan ayam.                           Deseases (IBD). Vaksinasi ND diberikan
                                                  tiga kali. Vaksinasi ND I diberikan pada
                                                  umum satu hari di hatchery dengan metode
3.9. Teknis Produksi                              spraying. Vaksinasi ND II diberikan pada
                                                  umur 19 hari melalui air minum dan’
        Sebelum DOC datang terlebih               Vaksinasi ND III diberikan pada umum 27
dahulu dilakukan persiapan kandang dan            hari juga melalui air minum. Vaksinasi IBD
peralatan     kandang      yang    meliputi       dilakukan selama satu kali yaitu pada
pembersihan dan desinfeksi kandang,               umum 13 hari melalui air minum.
penyiapan tempat pakan dan minum,                 Pengobatan dilakukan jika ternak terserang
penerangan, pemanas (brooder), alas               penyakit. Selain itu juga ternak diberikan
kandang dan pemasangan tirai. Desinfeksi          feed suplemen mineral dan vitamin.
kandang       menggunakan       desiñfektan                Ukuran     kemampuan       peternak
formalin.                                         dalam mengololan usahanya dapat dilihat
        Bibit yang baru datang di kandang         dari angka FCR dan mortalitas. Angka FCR
diberi minum larutan gula dan vitamin untuk       dan mortalitas pada peternak yang diteliti
memulihkan kondisi ayam. Selanjutnya              disajikan pada Tabel 4.
diberi pakan starter secara bertahap yang




Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011                                         19
Keterangan                       Angka                   Standar deviasi
     FCR                                      1,830                        0,172
     Mortalisasi                              6,530                        5,330

        Saat penelitan dilaksanakan ayam              variabel terdiri dari biaya DOC, pakan,
dipanen pada umur 35 sampai 42 hari.                  obat-obatan, tenaga kerja dan biaya lain-
tetapi sebagian besar dipanen pada umur               lain (biaya listrik. air tenaga kerja tambahan
36 hari dengan berat per ekor antara 1.6              dan bahan bakar).
sampai 1.7 kilogram. Pemanenan kadang                          Saat penelitian dilaksanakan rataan
dilakukan pada umur yang lebih muda bila              jumlah pemilikan ternak sebanyak 6533
kondisi ayam sakit untuk menekan tingkat              ekor tiap peternak. Rataan komponen biaya
kerugian dan kadang dipanen lebih tua bila            produksi yang gunakan dalam produksi
kondisi pasar tidak menguntungkan.                    ayam ayam pedaging disajikan dalam
        Panen dilaksanakan oleh pembeli               Tabel 6. Prosentase terbesar biaya
dan peternak setelah ada perintah dari                produksi adalah komponen biaya pakan
perusahaan inti melalui delivey order (DO).           (72,66 %), kemudian biaya DOC (20,39 %),
Penimbangan ayam dilakukan oleh pihak                 biaya obat-obatan (2.35 %), biaya tetap
perusahaan dengan disaksikan bersama-                 (1.82 %), biaya lain-lain (1.53 %), dan biaya
sama antara peternak dengan pembeli.                  tenaga kerja (1.25 %).
                                                               Perusahaan inti menanggung 95,40
                                                      persen biaya produksi yaitu biaya pakan,
3.10. Komponen Biaya Produksi                         DOC, dan obat-obatan dan sisanya 4,60
                                                      persen yaitu biaya tenaga kerja, biaya lain-
Biaya produksi yang digunakan dalam                   lain dan biaya tetap ditanggung peternak
proses produksi usaha peternakan ayam                 plasma.          Berdasarkan          komposisi
pedaging yang diteliti dibedakan atas biaya           tanggungan biaya produksi tersebut relatif
tetap dan biaya variabel. Komponen biaya              memudahkan           bagi     peternak    untuk
tetap terdiri dan biaya penyusutan kandang            berusaha karena komponen biaya produksi
dan peralatan serta biaya pajak. Biaya                terbesar ditanggung oleh perusahaan inti.


Tabel 5. Rataan komponen biaya produksi per seribu ekor pemeliharaan dan per kilogram berat
badan di PT. NUJ (Rupiah per periode)

      Komponen biaya           Per seribu ekor        Per kilogram        Prosentasi (5)
 Biaya variabel
   Pakan                           5756622,86                3664,49                72,66
   DOC                             1600000,00                1028,56                20,39
   Tenaga kerja                     100284,92                  63,30                 1,25
   Obat-obatan                      187844,80                 118,43                 2,35
   Lain-lain                        126810,65                  77,09                 1,53
 Sub jumlah                        7771563,23                4951,87                98,18
 Biaya tetap
   Kandang                           73228,67                   41,86                 0,83
   Peralatan                         76924,46                   49,00                 0,97
   Pajak                              1337,88                    0,94                 0,02
   Sub jumlah                       151491,01                   91,80                 1,82
           Jumlah                  7923054,24                5043,67               100.00



        Peternak menaggung modal untuk                mengembangkan usahanya. Bantuan kredit
investasi kandang dan peralatan pada awal             kandang diharapkan dapat membantu
usaha. Hal ini merupakan kendala sebagian             peternak dalam pengembangan usahanya.
besar peternak untuk memulai dan                      Perusahaan inti dalam hal ini juga




Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011                                               20
memberikan bantuan kredit tetapi tidak            berdasarkan pada jumlah input produksi
memadai untuk melayani seluruh peternak.          yang digunakan dan hasil produksi yang
Hanya     peternak     dengan     performan       diperoleh pada periode produksi yang
produksi sangat bagus yang mendapatkan            bersangkutan.
kredit dengan tujuan untuk menghindari                    Komponen penerimaan peternak
resiko kredit macet disamping kemampuan           berasal dari penjualan ayam hidup, kotoran
perusahaan yang terbatas.                         ayam, karung pakan dan insentif FCR.
        Pemerintah dalam hal ini Dinas            Ayam hidup sébagai produk utama dalam
Peternakan diharapkan dapat membantu              usaha     peternakan      ayam    pedaging
peternak dalam mendapatkan kredit lunak           memberikan kontribusi 98,23 persen
untuk mengembangan peternakan ayam                terhadap total penerimaan. Insentif FCR,
pedaging      terutama    untuk    investasi      kotoran ayam dan karung pakan hanya
kandang.                                          memberikan 1,23; 0.17 dan 0.35 persen
        Biaya produksi total per seribu ekor      terhadap total penerimaan. Kotoran dijual
pemeliharaan sebesar 7923054,24 rupiah            peternak kepada pembeli secara borongan
dan biaya per kilogram bobot badan                pada akhir panen dan karung pakan dijual
sebesar 5043,67 rupiah. Biaya pakan               dengan harga 400-800 rupiah per buah.
merupakan komponen biaya produksi                 Hasil penjualan kotoran dan karung pakan
terbesar    sehingga     efesiensi    dalam       ini merupakan sumber pendapatan yang
penggunaan pakan akan akan memberikan             tidak terpengaruh oleh hasil perbitungan
pengaruh nyata terhadap biaya produksi            penggunaan sarana produksi dan hasil
total.                                            panen dengan pihak perusahaan inti
                                                  sehingga sebagai hasil samping keduanya
                                                  dapat dijadikan sumber penerimaan bagi
3.11. Pendapatan Peternak                         peternak.
                                                          Rataan biaya, penerimaan dan
        Tingkat    pendapatan    peternak         pendapatan untuk setiap seribu ekor
merupakan ukuran sederhana untuk                  pemeliharaan dari tiap kilogram berat
mengetahui tingkat produktivitas usaha.           badan disajikan dalam Tabel 8 Pendapatan
Pendapatan peternak diperoleh dan                 peternak     untuk    tiap   seribu   ekor
pengurangan penerimaan total oleh biaya           pemeliharaan sebesar 3 88027,65 rupiah
total yang diperlukan dalam satu periode          sedangkan untuk tiap kilogram berat badan
produksi. Perhitungan biaya produksi dan          pada saat panen sebesar 429,60 rupiah.
penerimaan        peternak      dilakukan


        Tabel 6.        Rataan biaya. penerimaan dan pendapatan peternak per seribu ekor
dan per kilogram bobot badan. (Rupiah per periode)

                                                            Per kilogram bobot badan
          Keterangan                 Per seribu ekor
 Penerimaan total               8311081,89                 5473,27
 Biaya total                    7923054,24                 5043,67
 Pendapatan total               3 88027,65                 429,60


KESIMPULAN                                             bertanggung jawab dalam pemasokan
                                                       sarana produksi berupa pakan, DOC
        Berdasarkan hasil penelitian Kajian            dan obat-ohatan serta bertanggung
Pola Kemitraan Usaha Petrnakan Ayam                    jawab dalam pemasaran hasil produksi
Pedaging di Kabupaten Malang dengan                    dan bimbingan teknis. Peternakan
studi kasus di PT. Nusantara Unggas Jaya               rakyat berperan sebagai plasma yang
(NUJ) Malang dapat diambil beberapa                    bertanggung jawab dalam proses
kesirnpulan sebagai berikut:                           produksi untuk menghasilkan produk
1. Pelaksanaan pola kemitraan usaha                    ayam hidup sebaik-baiknya. Harga
     ayam pedaging di PT. NUJ rnerupakan               sarana produksi dan hasil panen
     pola kejasama inti-plasma. PT. NUJ                ditentukan perusahaan berdasarkan
     berperan     sebagai    inti     yang             harga    garansi   sebelum    proses




Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011                                      21
produksi dimulai kecuali obat-obatan                Future Prices. A Prentice Hall
     ditentukan berdasarkan harga pasar                  Company. Virginia.
     lokal di Malang.
                                                  Shepherd, 0.5. and G.A. Futrell. 1982.
2.   Pendapatan peternak per seribu ekor
                                                        Marketing        Farm       Product
     skala usaha sebesar 3 88027,65
                                                        Economics Analysis. The Iowa
     rupiah dan pendapatan per kilogram
                                                        Atate University Press. Iowa.
     hasil panen sebesar 429,60 rupiah.
                                                  Siregar, A. P. M( 1982. Teknik Beternak
                                                          Ayam Ras di indonesia. Margie
                                                          Group. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA                                    Soekartawi. 1986. I/mu Usahatani dan
                                                         Penelitian untuk Pengembangan
                                                         Petani Kecil. UI-Press. Jakarta.
Anonymous. 1989. Petunjuk Pelaksanaan
      Crash     Program      Rehabilitasi         Somasanti, D. B. 1994. Studi Kasus Pola
                                                        Kemitraan Usaha Plasma-Inti Ayam
      PerunggasanA yarn Ras. Direktorat
                                                        Ras Pedaging di Kabupaten
      Jenderal Peternakan. Jakarta
                                                        Sukabumi dan Bogor. Skripsi.
_________ 1991. Pokok-pokok Deregulasi                  Fakultas    Peternakan.    Institut
      Bidang    Peternakan.   Direktorat                Pertanian Bogor.
      Jenderal Peternakan. Jakarta.
                                                  Sugama. 1990. A nalisis Tataniaga Ayam
Gittinger, J. P. 1986. Analisa Ekonomi                  Ras Pedaging Peternak Plasma Inti
        Proyek-proyek          Pertanaian.              CV. Setiabudi. Sawangan di
        Terjemah. Edisi 2. UI Press —                   KotifDepok dan DKJ Jakarta. Karya
        John Hopkins. Jakarta.                          Ilmiah. Fakultas Peternakan IPB.
                                                        Bogor.
Hardjono, J. dan Maspiyati. 1990. Rural
                                                  Suhendar. E. 1997. Evaluasi Polá
       Productivity and The Non-farm
                                                        Kemitraan Plasma Inti        pada
       Sector in West Java, Indonesia.
                                                        kelompok Peternak Ayam Ras
       Working Paper. CRSP-BPT. Bogor.
                                                        Pedaging di Kabupaten Bogor dan
Purcell, W. D. 1985. Agricultural Marketing ,           Sukabumi: Studi Kasus di PT. Agro
         System, Coordination, Cash and                 Utama.       Skripsi.     Fakultas
                                                        Peternakan        IPB.     Bogor.




Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011                                     22

More Related Content

Viewers also liked

Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april 2012
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april  2012Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april  2012
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april 2012Univ. Kahuripan Kediri
 
Jurnal otonomi volume 11. no. 2 nopember 2011
Jurnal otonomi volume 11. no. 2 nopember 2011Jurnal otonomi volume 11. no. 2 nopember 2011
Jurnal otonomi volume 11. no. 2 nopember 2011Univ. Kahuripan Kediri
 
Jurnal otonomi volume 10. no. 2 nopember 2010
Jurnal otonomi volume 10. no. 2 nopember 2010Jurnal otonomi volume 10. no. 2 nopember 2010
Jurnal otonomi volume 10. no. 2 nopember 2010Univ. Kahuripan Kediri
 
1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanam1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanamNiko Utomo
 
Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik terhadap
Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik terhadapPemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik terhadap
Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik terhadapBima Andika
 
Desain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa SawitDesain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa Sawitandrewahyu04
 
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...CIFOR-ICRAF
 
Panduan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit Mini
Panduan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit MiniPanduan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit Mini
Panduan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit MiniZul Rapi
 
4. sop pemupukan
4. sop pemupukan4. sop pemupukan
4. sop pemupukanNiko Utomo
 
MATERI KELAPA SAIT 1 POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
MATERI KELAPA SAIT 1 POLITEKNIK LPP YOGYAKARTAMATERI KELAPA SAIT 1 POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
MATERI KELAPA SAIT 1 POLITEKNIK LPP YOGYAKARTAghaziplanters
 
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWITBIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWITkeffin arighi
 
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawitPanduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawitZul Rapi
 
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitCara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitBenny Benny
 
Presentasi industri sawit & tata ruang gs_080413
Presentasi industri sawit & tata ruang gs_080413Presentasi industri sawit & tata ruang gs_080413
Presentasi industri sawit & tata ruang gs_080413hutanindonesia
 
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .ppt
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .pptMengelola kebun kelapa sawit muktahir .ppt
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .pptambar1966
 

Viewers also liked (20)

Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april 2012
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april  2012Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april  2012
Jurnal “otonomi” vol. 12 no.2. april 2012
 
Uts statistik i ganjil 2012 2013
Uts statistik i ganjil 2012 2013Uts statistik i ganjil 2012 2013
Uts statistik i ganjil 2012 2013
 
Jurnal otonomi volume 11. no. 2 nopember 2011
Jurnal otonomi volume 11. no. 2 nopember 2011Jurnal otonomi volume 11. no. 2 nopember 2011
Jurnal otonomi volume 11. no. 2 nopember 2011
 
Jurnal otonomi volume 10. no. 2 nopember 2010
Jurnal otonomi volume 10. no. 2 nopember 2010Jurnal otonomi volume 10. no. 2 nopember 2010
Jurnal otonomi volume 10. no. 2 nopember 2010
 
Contoh korelasi dan regresi
Contoh korelasi dan regresiContoh korelasi dan regresi
Contoh korelasi dan regresi
 
1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanam1. sop lobang tanam
1. sop lobang tanam
 
Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik terhadap
Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik terhadapPemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik terhadap
Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik terhadap
 
Desain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa SawitDesain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa Sawit
 
Laporan Magang Perkebunan PKS
Laporan Magang Perkebunan PKS Laporan Magang Perkebunan PKS
Laporan Magang Perkebunan PKS
 
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
 
Panduan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit Mini
Panduan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit MiniPanduan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit Mini
Panduan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit Mini
 
4. sop pemupukan
4. sop pemupukan4. sop pemupukan
4. sop pemupukan
 
MATERI KELAPA SAIT 1 POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
MATERI KELAPA SAIT 1 POLITEKNIK LPP YOGYAKARTAMATERI KELAPA SAIT 1 POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
MATERI KELAPA SAIT 1 POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
 
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWITBIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
 
Sop pre nursery
Sop pre nurserySop pre nursery
Sop pre nursery
 
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawitPanduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
 
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitCara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
 
Presentasi industri sawit & tata ruang gs_080413
Presentasi industri sawit & tata ruang gs_080413Presentasi industri sawit & tata ruang gs_080413
Presentasi industri sawit & tata ruang gs_080413
 
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .ppt
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .pptMengelola kebun kelapa sawit muktahir .ppt
Mengelola kebun kelapa sawit muktahir .ppt
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
 

Similar to KEMITRAAN AYAM

Analisis kelayakan usaha pempek nyayu
Analisis kelayakan usaha pempek nyayuAnalisis kelayakan usaha pempek nyayu
Analisis kelayakan usaha pempek nyayuSavvana27
 
Jurnal 3-optimasi-penentuan-kesepakatan-harga-nilam-pada-rantai-pasok-minyak
Jurnal 3-optimasi-penentuan-kesepakatan-harga-nilam-pada-rantai-pasok-minyakJurnal 3-optimasi-penentuan-kesepakatan-harga-nilam-pada-rantai-pasok-minyak
Jurnal 3-optimasi-penentuan-kesepakatan-harga-nilam-pada-rantai-pasok-minyakAyu Fitria
 
181902856 proposal-usaha-ayam-kampung
181902856 proposal-usaha-ayam-kampung181902856 proposal-usaha-ayam-kampung
181902856 proposal-usaha-ayam-kampungIsmailHasan40
 
Analisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjoAnalisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjoTitan Net
 
Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit
Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat editAnalisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit
Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat editBBPP_Batu
 
proposal ayam pedaging24022022105932.pdf
proposal ayam pedaging24022022105932.pdfproposal ayam pedaging24022022105932.pdf
proposal ayam pedaging24022022105932.pdfZaynderBuble1
 
Andi, hapzi ali, tugas 3 minggu 9, sistem informasi pemasaran, ut, 2017
Andi, hapzi ali, tugas 3 minggu 9, sistem informasi pemasaran, ut, 2017Andi, hapzi ali, tugas 3 minggu 9, sistem informasi pemasaran, ut, 2017
Andi, hapzi ali, tugas 3 minggu 9, sistem informasi pemasaran, ut, 2017ANDI MULYANI
 
PROPOSAL PEMBIBITAN sapi madura New.pdf
PROPOSAL PEMBIBITAN sapi madura  New.pdfPROPOSAL PEMBIBITAN sapi madura  New.pdf
PROPOSAL PEMBIBITAN sapi madura New.pdfAfnanFajar
 
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM POTONG POLA MITRA (S...
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN  AYAM POTONG POLA MITRA (S...ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN  AYAM POTONG POLA MITRA (S...
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM POTONG POLA MITRA (S...muhammadiyahsulsel
 
Rancang Bangun Model Kelembagaan Integrasi Perencanaan Pembangunan Peternaka...
Rancang Bangun Model Kelembagaan Integrasi Perencanaan Pembangunan  Peternaka...Rancang Bangun Model Kelembagaan Integrasi Perencanaan Pembangunan  Peternaka...
Rancang Bangun Model Kelembagaan Integrasi Perencanaan Pembangunan Peternaka...edoqu
 
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timurPeran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur123mki
 
PENGGUNAAN SALEP DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth) UNTUK PENGOBA...
PENGGUNAAN SALEP DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth)  UNTUK PENGOBA...PENGGUNAAN SALEP DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth)  UNTUK PENGOBA...
PENGGUNAAN SALEP DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth) UNTUK PENGOBA...Ramaiyulis Ramai
 
Laporan magang smk negeri 1 belimbing hulu
Laporan magang smk negeri 1 belimbing huluLaporan magang smk negeri 1 belimbing hulu
Laporan magang smk negeri 1 belimbing hulusapri yanto
 
Bussiness plan dan bisnis model kanvas usaha kroto - UNIVERSITAS INDRAPRASTA ...
Bussiness plan dan bisnis model kanvas usaha kroto - UNIVERSITAS INDRAPRASTA ...Bussiness plan dan bisnis model kanvas usaha kroto - UNIVERSITAS INDRAPRASTA ...
Bussiness plan dan bisnis model kanvas usaha kroto - UNIVERSITAS INDRAPRASTA ...titirahmwati
 

Similar to KEMITRAAN AYAM (20)

Bab iii. metodologi kajian 2006nov kemitraan ternak
Bab iii. metodologi kajian 2006nov kemitraan ternakBab iii. metodologi kajian 2006nov kemitraan ternak
Bab iii. metodologi kajian 2006nov kemitraan ternak
 
Analisis kelayakan usaha pempek nyayu
Analisis kelayakan usaha pempek nyayuAnalisis kelayakan usaha pempek nyayu
Analisis kelayakan usaha pempek nyayu
 
22 35-1-sm
22 35-1-sm22 35-1-sm
22 35-1-sm
 
Jurnal 3-optimasi-penentuan-kesepakatan-harga-nilam-pada-rantai-pasok-minyak
Jurnal 3-optimasi-penentuan-kesepakatan-harga-nilam-pada-rantai-pasok-minyakJurnal 3-optimasi-penentuan-kesepakatan-harga-nilam-pada-rantai-pasok-minyak
Jurnal 3-optimasi-penentuan-kesepakatan-harga-nilam-pada-rantai-pasok-minyak
 
181902856 proposal-usaha-ayam-kampung
181902856 proposal-usaha-ayam-kampung181902856 proposal-usaha-ayam-kampung
181902856 proposal-usaha-ayam-kampung
 
Analisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjoAnalisis usaha industri emping melinjo
Analisis usaha industri emping melinjo
 
Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit
Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat editAnalisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit
Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit
 
ppt proposaL AmAr.pptx
ppt proposaL AmAr.pptxppt proposaL AmAr.pptx
ppt proposaL AmAr.pptx
 
Ayam akn (1)
Ayam akn (1)Ayam akn (1)
Ayam akn (1)
 
proposal ayam pedaging24022022105932.pdf
proposal ayam pedaging24022022105932.pdfproposal ayam pedaging24022022105932.pdf
proposal ayam pedaging24022022105932.pdf
 
Andi, hapzi ali, tugas 3 minggu 9, sistem informasi pemasaran, ut, 2017
Andi, hapzi ali, tugas 3 minggu 9, sistem informasi pemasaran, ut, 2017Andi, hapzi ali, tugas 3 minggu 9, sistem informasi pemasaran, ut, 2017
Andi, hapzi ali, tugas 3 minggu 9, sistem informasi pemasaran, ut, 2017
 
PROPOSAL PEMBIBITAN sapi madura New.pdf
PROPOSAL PEMBIBITAN sapi madura  New.pdfPROPOSAL PEMBIBITAN sapi madura  New.pdf
PROPOSAL PEMBIBITAN sapi madura New.pdf
 
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM POTONG POLA MITRA (S...
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN  AYAM POTONG POLA MITRA (S...ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN  AYAM POTONG POLA MITRA (S...
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM POTONG POLA MITRA (S...
 
Ppt PMW 2013 Universitas Brawijaya Malang
Ppt PMW 2013  Universitas Brawijaya MalangPpt PMW 2013  Universitas Brawijaya Malang
Ppt PMW 2013 Universitas Brawijaya Malang
 
Rancang Bangun Model Kelembagaan Integrasi Perencanaan Pembangunan Peternaka...
Rancang Bangun Model Kelembagaan Integrasi Perencanaan Pembangunan  Peternaka...Rancang Bangun Model Kelembagaan Integrasi Perencanaan Pembangunan  Peternaka...
Rancang Bangun Model Kelembagaan Integrasi Perencanaan Pembangunan Peternaka...
 
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timurPeran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur
Peran dan dampak sektor perikana terhadap pdrb kabupaten malang, jawa timur
 
Kkn lap 2015
Kkn lap 2015Kkn lap 2015
Kkn lap 2015
 
PENGGUNAAN SALEP DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth) UNTUK PENGOBA...
PENGGUNAAN SALEP DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth)  UNTUK PENGOBA...PENGGUNAAN SALEP DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth)  UNTUK PENGOBA...
PENGGUNAAN SALEP DAUN MIANA (Coleus scutellarioides [L] Benth) UNTUK PENGOBA...
 
Laporan magang smk negeri 1 belimbing hulu
Laporan magang smk negeri 1 belimbing huluLaporan magang smk negeri 1 belimbing hulu
Laporan magang smk negeri 1 belimbing hulu
 
Bussiness plan dan bisnis model kanvas usaha kroto - UNIVERSITAS INDRAPRASTA ...
Bussiness plan dan bisnis model kanvas usaha kroto - UNIVERSITAS INDRAPRASTA ...Bussiness plan dan bisnis model kanvas usaha kroto - UNIVERSITAS INDRAPRASTA ...
Bussiness plan dan bisnis model kanvas usaha kroto - UNIVERSITAS INDRAPRASTA ...
 

More from Univ. Kahuripan Kediri (20)

Cara mencari korelasi dan regresi
Cara mencari korelasi dan regresiCara mencari korelasi dan regresi
Cara mencari korelasi dan regresi
 
6. korelasi dan regresi
6. korelasi dan regresi6. korelasi dan regresi
6. korelasi dan regresi
 
Membuat blog gratis di wordpress
Membuat blog gratis di wordpressMembuat blog gratis di wordpress
Membuat blog gratis di wordpress
 
11. spss
11. spss11. spss
11. spss
 
Tabel f-0-05
Tabel f-0-05Tabel f-0-05
Tabel f-0-05
 
Tabel r
Tabel rTabel r
Tabel r
 
Tabel t
Tabel tTabel t
Tabel t
 
6. korelasi dan regresi
6. korelasi dan regresi6. korelasi dan regresi
6. korelasi dan regresi
 
10. analisis jalur
10. analisis jalur10. analisis jalur
10. analisis jalur
 
6. instrumen penelitian
6. instrumen penelitian6. instrumen penelitian
6. instrumen penelitian
 
10. analisis jalur
10. analisis jalur10. analisis jalur
10. analisis jalur
 
9. teknik analisa data (regresi)
9. teknik analisa data (regresi)9. teknik analisa data (regresi)
9. teknik analisa data (regresi)
 
8. teknik pengumpulan data
8. teknik pengumpulan data8. teknik pengumpulan data
8. teknik pengumpulan data
 
7. populasi dan teknik pengambilan sampel
7. populasi dan teknik pengambilan sampel7. populasi dan teknik pengambilan sampel
7. populasi dan teknik pengambilan sampel
 
5. variabel dan skala ukur
5. variabel dan skala ukur5. variabel dan skala ukur
5. variabel dan skala ukur
 
4. tahapan penelitian
4. tahapan penelitian4. tahapan penelitian
4. tahapan penelitian
 
3. desain penelitian
3. desain penelitian3. desain penelitian
3. desain penelitian
 
2. hakekat penelitian
2. hakekat penelitian2. hakekat penelitian
2. hakekat penelitian
 
1. manusia dan ilmu pengetahuan
1. manusia dan ilmu pengetahuan1. manusia dan ilmu pengetahuan
1. manusia dan ilmu pengetahuan
 
5. pengukuran variabilitas
5. pengukuran variabilitas5. pengukuran variabilitas
5. pengukuran variabilitas
 

KEMITRAAN AYAM

  • 1. MODEL POLA KEMITRAAN USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING DI KABUPATEN MALANG Ringkasan Oleh : Sinollah Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Malang melalui studi kasus pada peternak plasma di PT. Nusantara Unggas Jaya (NUJ). Peternak yang dijadikan responden berlokasi di Kecamatan Wajak, Turen, Dampit, Gondanglegi dan Tajinan tanggal 10 September sampai 10 Desember 2000. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola kemitraan yang dilaksanakan oleh PT. NUJ, mengetahi tingkat pendapatan peternak plasma dan tingkat efesiensi usaha untuk mengetahi tingkat produksi pada saat biaya produksi minimum. Populasi sasaran dari penelitian adalah peternak plasma dari PT. NUJ. Pengambilan sampel dilaksanakan berstrata berdasarkan skala usaha dan jumlah sampel pada tiap skala usaha ditentukan secara sengaja. Jumlah sampel diambil sebanyak 30 responden dari 183 peternak. Pengambilan data dilakukan dengan metode survey. Data dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari PT. NUJ dan peternak plasma melalui wawancara dengan bantuan daftar pertanyaan. Data sekunder diperoleh dari Biro Pusat Statistik Kabupaten Malang dan Dinas Peternakan Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pola kemitraan di PT. NUJ merupakan pola kemitraan plasma inti. PT. NUJ berperan sebagai inti yang bertanggung jawab dalam pemasokan sarana produksi berupa pakan, doc dan obat-obatan serta bimbingan teknis da pemasaran. Peternakan rakyat berperan sebagai plasma yang bertanggung jawab dalam proses produksi. Pendapatan peternak per seribu ekor pemeliharaan dan per kologram hasil panen sebesar 388027,65 rupiah dan 429,60 rupiah. PENDAHULUAN dalam pola kemitraan usaha plasma-inti. Bentuk kerjasama tersebut semakin 1.1. Latar Belakang tumbuh subur di Indonesia termasuk di Pembangunan pertanian termasuk Jawa Timur sampai terjadi krisis moneter di dalamnya subsektor peternakan pada pertengahan tahun 1997. memegang peranan penting dalam Krisis moneter tersebut telah pemberdayaan ekonomi rakyat untuk mengakibatkan hancurnya subsektor meningkatkan kesejahteraan dan peternakan termasuk komoditi mengurangi angka kemiskinan. Dewasa ini perunggasan terutama peternak mandiri. sebagian besar usaha peternakan di Kondisi tersebut disebabkan naiknya harga Indonesia merupakan peternakan kecil atau pakan dan turunnya daya beli masyarakat peternakan rakyat dan hanya sebagian terhadap produk perunggasan. Biaya pakan kecil saja yang merupakan perusahaan yang merupakan biaya produksi terbesar peternakan besar. Perusahaan tersebut meningkat 200-300 persen dan daya beli memiliki posisi yang lebih menguntungkan masyarakat turun mencapai 50 persen. dibandingkan peternakan kecil karena Kondisi tersebut menyebabkan adanya beberapa faktor pendukung seperti banyaknya mantan peternak mandiri yang pemilikan modal yang kuat dan jaringan beralih menjadi peternak plasma dan pemasaran yang luas. perusahaan inti melalui suatu mekanisme Faktor-faktor regulasi dan kerjasama pola kemitraan, sehingga situasional mendorong tumbuhnya kerja mampu bertahan pada saat terjadinya krisis sama antara para peternak dengan moneter. pengusaha yang antara lain diwujudkan Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011 13
  • 2. Pemerintah dalam hal ini Direktorat peternak plasma dan PT. Nusantara Jenderal Peternakan berupaya melakukan Unggas Jaya. rehabilitasi perunggasan nasional dan 2. Sampai seberapa besar tingkat dampak krisis moneter dan krisis ekonomi pendapatan usaha peternakan ayam melalui crash program perunggasan. Crash pedaging pola kemitraan yang program tersebut merupakan bantuan diperoleh peternak modal kerja bagi peternak plasma melalui pola kemitraan dalam suatu siklus tertutup dengan fasilitas kredit dan Bank Indonesia 1.3. Tujuan Penetitian yang dilaksanakan oleh Bank-bank pelaksana yang ditetapkan oleh Bank Tujuan penelitian adalah dalam Indonesia. rangka menjawab pertanyaan yang menjadi Tujuan crash program adalah permasalahan di atas, yaitu: - merehabihtasi perunggasan ayam ras agar 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pola produksi dan usaha ayam ras meningkat kemitraan usaha peternakan ayam menuju keadaan normal sebelum masa pedaging yang dilaksanakan PT. krisis. Sasaran crash program adalah Nusantara Unggas Jaya di Kabupaten pendapatan peternak yang layak, Malang. penyerapan tenaga kerja, kesempatan 2. Untuk mengetahui tingkat pendapatan berusaha dan harga produk yang semakin peternak usaha peternakan ayam terjangkau oleh daya beli konsumen. pedaging pola di PT. Nusantara Peternak yang menjadi sasaran Unggas Jaya. crash program adalah pcternak yang menjalin kerjasama kemitraan usaha dengan perusahaan besar. Secara konseptual kerjasama kemitraan usaha METODE PENELITIAN plasma-inti pada dasarnya harus mempertemukan kepentingan peternak 2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian plasma dengan perusahaan inti. Mekanisme kerjasama yang terbentuk Penelitian dilaksanakan selama dengan sendirinya harus dapat mewadahi satu bulan yaitu mulai tanggal 10 kepentingan masing-masing dan September sampai 10 Desember 2000. dipengaruhi oleh kekuatan tawar-menawar Penelitian dilaksanakan di Kabupaten masing-masing pihak. Malang dengan peternak yang terdapat di Pelaksanaan pola kemitraan usaha PT. Nusantara Unggas Jaya (NUJ). PT. peternakan ayam pedaging di Jawa Timur NUJ dipilih karena memiliki jumlah peternak melibatkan beberapa perusahaan besar plasma yang banyak dengan variasi skala sebagai inti dan khusus di Kabupaten usaha yang tinggi. Berdasarkan Malang perusahaan yang terlibat adalah pertimbangan waktu, tenaga dan biaya, PT. Nusantara Unggas Jaya, PT. Java lokasi penelitian dilaksanakan di lima Comfeed Indonesia dan PT. Wonokoyo. kecamatan yaitu Keca atau Dampit, Turen, Gondanglegi, Wajak dan Tajinan. 1.2. Permasalahan 2.2. Pengambilan Sampel Mengingat peran besar pola Populasi sasaran dalam penelitian kemitraan dalam merehabilitasi adalah peternak plasma dari PT. Nusantara perunggasan khusunya ayam pedaging dan Unggas Jaya sebanyak 183 peternak. dampak krisis ekonomi dan moneter maka Berdasarkan pertimbangan biaya, waktu menarik untuk mengkaji pola kemitraan dan tenaga, maka dan populasi diambil usaha ayam pedaging dengan ruang sampel sebanyak 30 responden yang lingkup permasalahan meliputi: terdapat di lokasi penèlitian. Penarikan 1. Sampai sejauh mana pelaksanaan sampel dilakukan secara berstrata pola kemitraan usaha peternakan berdasarkan skala usaha dan jumlah ayam pedaging dengan studi kasus sampcl diambil secara sengaja dan masing- peternakan rakyat di Kabupaten masing skala usaha dengan pertimbangan representasi skala usaha yang ada di PT. Malang yang tergabung sebagai Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011 14
  • 3. NUJ. Skala usaha terkecil di lokasi 15.000 ekor. Jumlah sampel dari tiap skala penelitian adalah 3.000 ekor dan terbesar usaha sajikan pada tabel 1. Tabel 1. Jumlah sampel penelitian pada tiap skala usaha No. Skala Usaha (ekor) Jumlah sampel (responden) 1 3000 6 2 4000 4 3 5000 6 4 6000 1 5 7000 1 6 8000 5 7 9000 - 8 10.000 4 9 11.000 - 10 12.000 2 11 13.000 - 12 14.000 - 13 15.000 1 14 Jumlah 30 2.4. Analisis Data 2.3. Pengumpulan Data Data yang telah dikumpulkan Pengumpulan data dilakukan disederhanakan dalam bentuk tabel untuk dengan metode survey. Data yang memudahkan dalam analisis. Selanjutnya dikumpulkan terdiri atas data primer dan data tersebut dianalisis untuk: data skunder. Data primer diperoleh dari 1. Mempelajari kegiatan.-kegiatan dan peternak plasma dan perusahaan inti hubungan yang terjadi antara dengan menggunakan daftar pertanyaan perusahaan dan para peternak dalam serta observasi lapang. Data yang diambil fungsinya sebagai inti dan plasma. dari peternak meliputi deskripsi peternak Analisis dilakukan secara deskniptif plasma, biaya produksi, penerimaan yang meliputi : (a) persyaratan peternak, skala usaha, teknis produksi dan keikutsertaan menjadi peternak plasma preferensi peternak plasma terhadap , (b ) sistem penetapan harga sarana pelayanan dari perusahaaan inti; produksi peternakan dan harga hasil sedangkan data yang diambil dari panen, (c) hak dan kewajiban peternak, perusahaan inti meliputi keadaan umum (d) hak dan kewajiban perusahaan, (e) perusahaan inti, persyaratan menjadi pola pengaturaan produksi, (f) pola peternak plasma, sistem penetapan harga pengawasan yang laksanakan sarana produksi peternakan dan harga perusahaan, (g) bonus dan sanksi bagi hasil panen, hak dan kewajiban peternak, peternak, (h) prefernsi peternak plasma hak dan kewajiban perusahaan, pola terhadap pelayanan dan perusahaan pengaturan produksi, bonus dan sanksi, inti. pemasaran, dan pola pengawasan yang 2. Mengetahui jenis, komposisi serta dilakukan perusahaan. besarnya biaya total (TC) yang Data skunder merupakan data dikeluarkan oleh peternak untuk tiap penunjang yang digunakan untuk skala usaha yang diteliti. Biaya kelengkapan analisis yang dilakukan. Data produksi yang diamati meliputi biaya tersebut meliputi keadaan umum lokasi tetap dan biaya variabel. Biaya tetap penelitian yang diperoleh dan Biro Pusat meliputi biaya penyusutan kandang dan Statistik Kabupaten Malang dan peralatan serta biaya pajak bumi dan perkembangan peternakan ayam pedaging bangunan, sedangkan biaya variabel di Kabupaten Malang yang diperoleh dan meliputi biaya pakan, DOC, tenaga Dinas Peternakan Kabupaten Malang. kerja, obat-obatan, transportasi dan Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011 15
  • 4. biaya lain-lain yang diperlukan dalam kejasama yang akan dilakukan antara proses produksi. perusahaan inti dengan peternak plasma. 3. Mengetahui besarnya penerimaan total Persyaratan yang harus dipenuhi oleh (TR) yang diperoleh peternak. peternak untuk dapat mengikuti pola 4. Mengetahui besarnya pendapatan yang kemitraan dengan PT. NUJ adalah: (1) diperoleh peternak dengan analisa memiliki kandang yang membujur Timur- finansial menggunakan rumus. Barat. (2) memiliki peralatan kandang yang memadai. (3) memiliki prasarana jalan. π = TC - TR listrik dan air yang memadai. (4) π= Pendapatan peternak memberikan agunan sebagai jaminan dan TC = Biaya total (5) disetujui oleh tetangga sekitar yang TR = Penerimaan total diketahui oleh Lurah dan Camat setempat. Persyaratan berkaitan dengan kandang dan sarana prasarananya HASIL DAN PEMBAHASAN dibuktikan dengan survey ke lokasi peternakan. Agunan yang diberikan berupa 3.1. Model Kemitraan Usaha sertifikat tanah/bangunan. Petak D atau akta jual beli. Agunan ini digunakan Model kemitraan usaha yang sebagai jaminan dan peternak atas sarana dikembangkan PT. Nusantara Unggas Jaya produksi yang diberikan dan dikembalikan meliputi tiga. aktivitas pokok yaitu: (1) jika peternak sudah tidak lagi menjadi pemasokan sarana produksi berupa DOC. peternak plasma. Adanya persetujuan dan pakan dan obat-obatan; (2) pemeliharaan tetangga sekitar dibuktikan dengan surat ayam pedaging dan (3) pemasaran. pernyataan dan warga sekitar yang Perusahaan inti bertanggung jawab dalam diketahui oleh Lurah dan Camat di daerah pemasokan sarana porduksi dan yang bersangkutan. pemasaran hasil produksi berupa ayam hidup sedangkan peternak plasma bertanggung jawab dalam proses produksi 3.3. Penetapan Harga Sarana Produksi untuk menghasilkan ayam pedaging dan Hasil Produksi dengan kualitas baik. Model kemitraan yang diamati Harga sarana produksi DOC. dalam penelitian ini meliputi persyaratan pakan dan hasil produksi berupa ayam peternak plasma, penetapan harga sarana hidup ditetapkan perusahaan inti melalui produksi dan hasil produksi, hak dan harga garansilkontrak yang disetuju kewajiban perusahaan inti, hak dan peternak sebelum proses produksi dimulai. kewajiban peternak plasma, pola Penetapan harga kontrak/garansi pengaturan produksi serta bonus dan merupakan wewenang perusahaan inti sanksi. secara mutlak yang dapat berubah pada setiap periode produksi. Harga obat-obatan ditentukan oleh perusahaan inti berdasarkan harga pasar setempat. Harga 3.2. Persyaratan Peternak Plasma garansi sarana produksi dan hasil produksi Persyaratan untuk mengikuti pola pada saat penelitian dilaksanakan disajikan kemitraan usaha merupakan dasar dan pada Tabel 2. Tabel 2. Harga garansi sarana produksi dan hasil prpduksi di PT. NUJ. Sarana produksi dan hasil produksi Harga Sarana produksi: 1. DOC Rp. 16000 per ekor 2. Pakan starter Rp. 2100 per kilogram 3. Pakan finisher Rp. 2060 per kilogram 4. Obat-obatan Harga pasar Malang + PPN 10% Hasil Produksi: Berat badan (kg/ekor) 1. < 1.29 Rp. 5450 per kilogram 2. 1.30 – 1.49 Rp. 5370 per kilogram Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011 16
  • 5. 3. 1.50 – 1.69 Rp. 5370 per kilogram 4. 1.70 – 1.89 Rp. 5380 per kilogram 5. 1.90 Rp. 5430 per kilogram Sistem penetapan harga sarana produksi dan hasil produksi dengan harga 3.5. Hak dan Kewajiban Peternak Plasma garansi tersebut akan menjamin kepastian harga sarana produksi dan harga hasil Kewajiban peternak plasma kepada produksi bagi peternak tanpa ada pengaruh perusahaan inti adalah: (1) peternak harus fluktuasi harga terutama naiknya harga mengikuti segala peraturan dari pakan dan DOC dan anjloknya harga ayam perusahaan inti, (2) menyepakati harga hidup yang sering merugikan peternak. garansi yang berlaku, (3) memberikan Sistem ini juga relatif lebih menjamin agunan berupa sertifikat, petak D atau akta keuntungan bagi peternak. Namun jika jual beli, (4) melakukan pemeliharaan ayam harga sarana produksi lebih rendah dan dengan baik dan (5) menyerabkan hasil harga hasil produksi lebih tinggi dan harga produksi untuk dipasarkan. pasar peternak tidak akan memperoleh Peternak berkewajiban mengikuti keuntungan yang lebih besar. seluruh peraturan yang dikeluarkan Variasi harga hasil panen paling perusahaan baik bimbingan teknis maupun mahal ditunjukkan oleh berat badan yang pengelolaan sarana produksi dan hasil paling rendah kemudian turun dengan panen seperti larangan menjual pakan dan meningkatnya berat badan kemudian naik ayam hidup. kembali setelah berat badan lebih dari 1,70 Peternak memiliki hak dan kilogram. Harga hasil panen paling mahal perusahaan berupa: (1) adanya jaminan dikenakan pada ternak dengan berat badan kepastian pemasokan sarana produksi, (2) kurang dari 1,29 kilogram dengan kepastian pemasaran hasil produksi, (3) pertimbangan kontinuitas usaha, yaitu agar jaminan pemasokan sarana produksi yang peternak yang performan produksinya berkualitas baik dan (4) adanya jaminan rendah masih bisa melanjutkan usaha keuntungan. dengan bertambahnya penerimaan usaha Hak peternak berupa adanya akibat dari meningkatnya harga hasil jaminan keuntungan adalah bahwa panen. Berat badan lebih dan 1,90 kilogram sekalipun hasil perhitungan akhir peternak memperoleh harga hasil panen kedua mengalami kerugian, namun hal ini tidak terbesar yang dimaksudkan sebagai berarti peternak memiliki hutang sarana peransang bagi peternak untuk produksi kepada perusahaan inti tetapi meningkatkan performan produksinya. saldo usahanya menjadi nd. Jika terjadi kasus tersebut perusahaan inti tetap memberikan konpensasi kerugian yang 3.4. Hak dan Kewajiban Perusahaan Inti besarnya berbeda-beda tergantung besarnya kerugian dan perhitungan lain Perusahaan inti mempunyai yang hanya diketahui perusahaan. Maksud kewajiban kepada peternak dalam pemberian konpensasi adalah agar pelaksanaan model kemitraan yang peternak dapat melanjutkan kembali dilaksanakan, yaitu: (1) menjamin kepastian kegiatan produksi pada periode berikutnya. pemasokan sarana produksi, (2) menjamin pemasaran hasil produksi, (3) memberikan bimbingan teknis dan (4) membayar 3.6. Pola Pengaturan Produksi keuntungan usaha kepada peternak. Hak perusahaan yang diperoleh Pola pengaturan produksi dan peternak adalah (1) meminta komitmen merupakan pola yang diterapkan terhadap perjanjian yang telah disepakati, perusahaan inti untuk memperoleh jumlah (2) meminta agunan dan peternak. (3) produksi yang dikehendaki sesuai dengan menyepakati harga garansi dan (4) kemampuan produksi yang ada terutama meminta peternak untuk bertindak jujur. dengan petimbangan pemasaran; Prinsip pengaturan produksi terletak pada pola Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011 17
  • 6. penempatan DOC dan pola pemanenan ayam dan pemakaian pakan bertujuan hasil produksi. untuk mengetahui persediaan pakan yang Penempatan DOC dilaksanakan berguna dalam pengaturan pengiriman dengan mempertimbangkan lokasi pakan dan sebagai data untuk perhitungan peternakan, skala pemeliharaan dan akhir. Laporan akhir setelah panen berisi performan produksi. Pemanenen hasil data pemakaian sarana produksi dan hasil produksi dilaksanakan dengan panen yang diperoleh digunakan sebagai mempertimbangkan lokasi peternakan, dasar dalam perhitungan keuntungan atau umur ayam, harga jual, skala pemeliharaan, kerugian peternak. performan produksi dan permintaan pasar. Frekuensi kunjungan rutin TS ke Performan produksi ditunjukkan peternak dilakukan sebanyak 1-2 kali dalam dengan angka konversi pakan (FCR) dan dua minggu tergantung performan produksi tingkat kematian (mortalitas). Jika angka dan lokasi peternak. Tiap petugas TS FCR dan mortalitas tinggi menunjukkan memiliki wilayah kerja masing-masing performan produksi yang rendah. Hasil berdasarkan kedekatan geografis dan penilaian perfoman produksi berguna untuk teknis produksi seperti wilayah-wilayah evalusi pada akhir periode dan hasil yang berdekatan diawasi oleh satu orang evaluasi ini berguna untuk membuat TS. keputusan pengisian kembali atau pengosongan kandang. Pengaturan produksi berdasarkan 3.8. Bonus dan Sanksi lokasi peternakan. umur ayam dan skala produksi berguna untuk mendapatkan PT. Nusantara Unggas Jaya kemudahan dalam trasportasi, pengawasan menerapkan sistem bonus dan sanksi dan pertimbangan teknis produksi seperti kepada peternak plasma dalam pengendalian penyakit. Pemanenen hasil pelaksanaan pola kemitraannya. Bonus dan produksi berdasarkan harga jual, sanksi diberikan kepada peternak yang performans produksi dan permintaan pasar mememenuhi kriteria prestasi dan berguna untuk meningkatkan keutungan pelanggaran yang ditetapkan perusahaan. atau menghindan kerugian yang lebih Bentuk bonus yang diberikan besar. berupa tambahan penerimaan peternak yang diperoleh dari pencapaian rasio konversi pakan (FCR) dan tabungan. 3.7. Pengawasan Peternak Bonus berdasarkan FCR diberikan bila FCR yang dicapai berada dalam kisaran Hal penting yang harus standar bonus FCR yang ditetapkan diperhatikan dalam pengelolaan kemitraan perusahaan yang besarnya dibagi menjadi adalah adanya pengawasan perusahaan tiga level Besarnya bonus FCR ditetapkan inti terhadap peternak plasma untuk perusahaan inti satu paket dengan harga menjamin kelancaran kerjasama yang garansi sarana produksi dan harga hasil dilaksanakan. Pengawasan perusahaan inti panen. Saat penelitian dilaksanakan terhadap peternak plasma di PT. Nusantara besarnya bonus FCR dapat dilihat pada Unggas Jaya dilakukan oleh tenaga tenaga label 4. profesional yang disebut Technical Service Semakin rendah FCR yang (TS). TS juga berperan sebagai diperoleh maka semakin besar bonus yang penghubung antara perusahaan dengan diberikan perusahaan. Angka standar baku peternak. FCR tidak bisa diketahui dalam penelitian Bentuk pengawasan yang ini karena merupakan rahasia perusahaan dilaksanakan terdiri dan: (1) kunjungan rutin dalam strategi bisnisnya. Bonus tersebut kepada peternak, (2) pencatatan kematian dapat menjadi sumber motivasi peternak ayam dan pemakaian pakan dan (3) untuk mengingkatkan performans produksi laporan akhir setelah panen. Tujuan terutama dalam efesiensi penggunaan kunjungan rutin adalah untuk melihat pakan yang merupakan komponen biaya kesehatan ternak dan melakukan produksi terbesar. bimbingan teknis. Pencatatan kematian Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011 18
  • 7. Tabel 3. Standar kriteria dan besarnya bonus berdasarkan FCR. Kriteria FCR Besar bonus Lebih baik/sama dengan standar Rp. 160 per ekor panen Lebih dari 0.001-0.050 dari standar Rp. 120 per ekor panen Lebih dari 0.050-0.100 dari standar Rp. 100 per ekor panen Insentif tabungan diberikan apabila diletakkan pada kardus bekas DOC dan keuntungan peternak cukup besar maka tempat pakan. Pemanas diberikan selama perusahaan akan menyimpan sebagian 7-14 hari tergantung habisnya bahan bakar. keuntungan tersebut sebesar Rp 15 per Pemanas yang digunakan adalah gasolec kilogram dan dikembalikan setelah 5 yang menggunakan bahan bakar gas dan periode produksi sebesar Rp 25 per ada juga peternak yang menggunakan kilogram. kompor minyak tanah. Peternak yang melanggar Pemberian pakan ditambah secara peraturan dan penisahaan dikenakan bertahap sesuai dengan pertumbuhan sanksi berupa: (1) pengurangan populasi, ayam. Pakan starter diberikan sampai umur (2) pengosongan kandang selama satu 19-21 hari dan setelah itu diberikan pakan periode dan (3) pengeluaran peternak dan finisher sampai dipanen. Pemberian pakan keanggotaan peternak plasma. starter dan finisher dilakukan secara tidak Pengurangan populasi dilakukan terhadap terbatas (ad libitum ) peternak yang memelihara ayam melebihi Air minum juga diberikan secara ad kapasitas kandang yang tersedia. Hal ini libitum dengan menggunakan tempat air dilakukan untuk menjaga agar performan minum otomatis. Sebagian besar peternak produksi tetap baik. Pengosongan produksi menggunakan air sumur sebagai sumber selama satu periode pemeliharaan air minum dan sebagian kecil diberikan kepada peternak yang menggunakan air ledeng. menunjukkan performan produksi buruk Pengendalian kesehahatan ayam selama tiga periode berturut-turut atau dilakukan dengan melaksanakan sanitasi, terkena penyakit yang menuntut vaksinasi dan pengobatan. Sanitasi pengistirahatan kandang agar performan dilakukan dengan pembersihan kandang produksi normal kembali. Pengeluaran dan peralatan kandang serta menjaga agar peternak dan keanggotaan peternak lantai kandang tetap kering. Vaksinasi plasma dilakukan jika peternak terbukti dilakukan untuk mencegah timbulnya melanggar perjanjian yang sudah penyakit yang mematikan seperti Newcatle disepakati dan bertindak tidak jujur seperti Deseases (ND) dan Infectious Bursal menjual pakan dan ayam. Deseases (IBD). Vaksinasi ND diberikan tiga kali. Vaksinasi ND I diberikan pada umum satu hari di hatchery dengan metode 3.9. Teknis Produksi spraying. Vaksinasi ND II diberikan pada umur 19 hari melalui air minum dan’ Sebelum DOC datang terlebih Vaksinasi ND III diberikan pada umum 27 dahulu dilakukan persiapan kandang dan hari juga melalui air minum. Vaksinasi IBD peralatan kandang yang meliputi dilakukan selama satu kali yaitu pada pembersihan dan desinfeksi kandang, umum 13 hari melalui air minum. penyiapan tempat pakan dan minum, Pengobatan dilakukan jika ternak terserang penerangan, pemanas (brooder), alas penyakit. Selain itu juga ternak diberikan kandang dan pemasangan tirai. Desinfeksi feed suplemen mineral dan vitamin. kandang menggunakan desiñfektan Ukuran kemampuan peternak formalin. dalam mengololan usahanya dapat dilihat Bibit yang baru datang di kandang dari angka FCR dan mortalitas. Angka FCR diberi minum larutan gula dan vitamin untuk dan mortalitas pada peternak yang diteliti memulihkan kondisi ayam. Selanjutnya disajikan pada Tabel 4. diberi pakan starter secara bertahap yang Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011 19
  • 8. Keterangan Angka Standar deviasi FCR 1,830 0,172 Mortalisasi 6,530 5,330 Saat penelitan dilaksanakan ayam variabel terdiri dari biaya DOC, pakan, dipanen pada umur 35 sampai 42 hari. obat-obatan, tenaga kerja dan biaya lain- tetapi sebagian besar dipanen pada umur lain (biaya listrik. air tenaga kerja tambahan 36 hari dengan berat per ekor antara 1.6 dan bahan bakar). sampai 1.7 kilogram. Pemanenan kadang Saat penelitian dilaksanakan rataan dilakukan pada umur yang lebih muda bila jumlah pemilikan ternak sebanyak 6533 kondisi ayam sakit untuk menekan tingkat ekor tiap peternak. Rataan komponen biaya kerugian dan kadang dipanen lebih tua bila produksi yang gunakan dalam produksi kondisi pasar tidak menguntungkan. ayam ayam pedaging disajikan dalam Panen dilaksanakan oleh pembeli Tabel 6. Prosentase terbesar biaya dan peternak setelah ada perintah dari produksi adalah komponen biaya pakan perusahaan inti melalui delivey order (DO). (72,66 %), kemudian biaya DOC (20,39 %), Penimbangan ayam dilakukan oleh pihak biaya obat-obatan (2.35 %), biaya tetap perusahaan dengan disaksikan bersama- (1.82 %), biaya lain-lain (1.53 %), dan biaya sama antara peternak dengan pembeli. tenaga kerja (1.25 %). Perusahaan inti menanggung 95,40 persen biaya produksi yaitu biaya pakan, 3.10. Komponen Biaya Produksi DOC, dan obat-obatan dan sisanya 4,60 persen yaitu biaya tenaga kerja, biaya lain- Biaya produksi yang digunakan dalam lain dan biaya tetap ditanggung peternak proses produksi usaha peternakan ayam plasma. Berdasarkan komposisi pedaging yang diteliti dibedakan atas biaya tanggungan biaya produksi tersebut relatif tetap dan biaya variabel. Komponen biaya memudahkan bagi peternak untuk tetap terdiri dan biaya penyusutan kandang berusaha karena komponen biaya produksi dan peralatan serta biaya pajak. Biaya terbesar ditanggung oleh perusahaan inti. Tabel 5. Rataan komponen biaya produksi per seribu ekor pemeliharaan dan per kilogram berat badan di PT. NUJ (Rupiah per periode) Komponen biaya Per seribu ekor Per kilogram Prosentasi (5) Biaya variabel Pakan 5756622,86 3664,49 72,66 DOC 1600000,00 1028,56 20,39 Tenaga kerja 100284,92 63,30 1,25 Obat-obatan 187844,80 118,43 2,35 Lain-lain 126810,65 77,09 1,53 Sub jumlah 7771563,23 4951,87 98,18 Biaya tetap Kandang 73228,67 41,86 0,83 Peralatan 76924,46 49,00 0,97 Pajak 1337,88 0,94 0,02 Sub jumlah 151491,01 91,80 1,82 Jumlah 7923054,24 5043,67 100.00 Peternak menaggung modal untuk mengembangkan usahanya. Bantuan kredit investasi kandang dan peralatan pada awal kandang diharapkan dapat membantu usaha. Hal ini merupakan kendala sebagian peternak dalam pengembangan usahanya. besar peternak untuk memulai dan Perusahaan inti dalam hal ini juga Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011 20
  • 9. memberikan bantuan kredit tetapi tidak berdasarkan pada jumlah input produksi memadai untuk melayani seluruh peternak. yang digunakan dan hasil produksi yang Hanya peternak dengan performan diperoleh pada periode produksi yang produksi sangat bagus yang mendapatkan bersangkutan. kredit dengan tujuan untuk menghindari Komponen penerimaan peternak resiko kredit macet disamping kemampuan berasal dari penjualan ayam hidup, kotoran perusahaan yang terbatas. ayam, karung pakan dan insentif FCR. Pemerintah dalam hal ini Dinas Ayam hidup sébagai produk utama dalam Peternakan diharapkan dapat membantu usaha peternakan ayam pedaging peternak dalam mendapatkan kredit lunak memberikan kontribusi 98,23 persen untuk mengembangan peternakan ayam terhadap total penerimaan. Insentif FCR, pedaging terutama untuk investasi kotoran ayam dan karung pakan hanya kandang. memberikan 1,23; 0.17 dan 0.35 persen Biaya produksi total per seribu ekor terhadap total penerimaan. Kotoran dijual pemeliharaan sebesar 7923054,24 rupiah peternak kepada pembeli secara borongan dan biaya per kilogram bobot badan pada akhir panen dan karung pakan dijual sebesar 5043,67 rupiah. Biaya pakan dengan harga 400-800 rupiah per buah. merupakan komponen biaya produksi Hasil penjualan kotoran dan karung pakan terbesar sehingga efesiensi dalam ini merupakan sumber pendapatan yang penggunaan pakan akan akan memberikan tidak terpengaruh oleh hasil perbitungan pengaruh nyata terhadap biaya produksi penggunaan sarana produksi dan hasil total. panen dengan pihak perusahaan inti sehingga sebagai hasil samping keduanya dapat dijadikan sumber penerimaan bagi 3.11. Pendapatan Peternak peternak. Rataan biaya, penerimaan dan Tingkat pendapatan peternak pendapatan untuk setiap seribu ekor merupakan ukuran sederhana untuk pemeliharaan dari tiap kilogram berat mengetahui tingkat produktivitas usaha. badan disajikan dalam Tabel 8 Pendapatan Pendapatan peternak diperoleh dan peternak untuk tiap seribu ekor pengurangan penerimaan total oleh biaya pemeliharaan sebesar 3 88027,65 rupiah total yang diperlukan dalam satu periode sedangkan untuk tiap kilogram berat badan produksi. Perhitungan biaya produksi dan pada saat panen sebesar 429,60 rupiah. penerimaan peternak dilakukan Tabel 6. Rataan biaya. penerimaan dan pendapatan peternak per seribu ekor dan per kilogram bobot badan. (Rupiah per periode) Per kilogram bobot badan Keterangan Per seribu ekor Penerimaan total 8311081,89 5473,27 Biaya total 7923054,24 5043,67 Pendapatan total 3 88027,65 429,60 KESIMPULAN bertanggung jawab dalam pemasokan sarana produksi berupa pakan, DOC Berdasarkan hasil penelitian Kajian dan obat-ohatan serta bertanggung Pola Kemitraan Usaha Petrnakan Ayam jawab dalam pemasaran hasil produksi Pedaging di Kabupaten Malang dengan dan bimbingan teknis. Peternakan studi kasus di PT. Nusantara Unggas Jaya rakyat berperan sebagai plasma yang (NUJ) Malang dapat diambil beberapa bertanggung jawab dalam proses kesirnpulan sebagai berikut: produksi untuk menghasilkan produk 1. Pelaksanaan pola kemitraan usaha ayam hidup sebaik-baiknya. Harga ayam pedaging di PT. NUJ rnerupakan sarana produksi dan hasil panen pola kejasama inti-plasma. PT. NUJ ditentukan perusahaan berdasarkan berperan sebagai inti yang harga garansi sebelum proses Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011 21
  • 10. produksi dimulai kecuali obat-obatan Future Prices. A Prentice Hall ditentukan berdasarkan harga pasar Company. Virginia. lokal di Malang. Shepherd, 0.5. and G.A. Futrell. 1982. 2. Pendapatan peternak per seribu ekor Marketing Farm Product skala usaha sebesar 3 88027,65 Economics Analysis. The Iowa rupiah dan pendapatan per kilogram Atate University Press. Iowa. hasil panen sebesar 429,60 rupiah. Siregar, A. P. M( 1982. Teknik Beternak Ayam Ras di indonesia. Margie Group. Jakarta DAFTAR PUSTAKA Soekartawi. 1986. I/mu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. UI-Press. Jakarta. Anonymous. 1989. Petunjuk Pelaksanaan Crash Program Rehabilitasi Somasanti, D. B. 1994. Studi Kasus Pola Kemitraan Usaha Plasma-Inti Ayam PerunggasanA yarn Ras. Direktorat Ras Pedaging di Kabupaten Jenderal Peternakan. Jakarta Sukabumi dan Bogor. Skripsi. _________ 1991. Pokok-pokok Deregulasi Fakultas Peternakan. Institut Bidang Peternakan. Direktorat Pertanian Bogor. Jenderal Peternakan. Jakarta. Sugama. 1990. A nalisis Tataniaga Ayam Gittinger, J. P. 1986. Analisa Ekonomi Ras Pedaging Peternak Plasma Inti Proyek-proyek Pertanaian. CV. Setiabudi. Sawangan di Terjemah. Edisi 2. UI Press — KotifDepok dan DKJ Jakarta. Karya John Hopkins. Jakarta. Ilmiah. Fakultas Peternakan IPB. Bogor. Hardjono, J. dan Maspiyati. 1990. Rural Suhendar. E. 1997. Evaluasi Polá Productivity and The Non-farm Kemitraan Plasma Inti pada Sector in West Java, Indonesia. kelompok Peternak Ayam Ras Working Paper. CRSP-BPT. Bogor. Pedaging di Kabupaten Bogor dan Purcell, W. D. 1985. Agricultural Marketing , Sukabumi: Studi Kasus di PT. Agro System, Coordination, Cash and Utama. Skripsi. Fakultas Peternakan IPB. Bogor. Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 3 Juli 2011 22