Dokumen tersebut membahas tentang anak-anak yang terlalu sibuk dengan berbagai kursus dan aktivitas luar sekolah yang diikutinya. Hal ini dapat menyebabkan stres berlebihan pada anak dan berdampak buruk pada prestasi dan kesehatan mereka. Orang tua perlu memprioritaskan kegiatan mana yang penting untuk anak, memberikan waktu bebas, dan berdiskusi dengan anak untuk mengetahui pendapat dan kebutuhan mereka. Keterlal
3. Anak Super Sibuk! | 3
Dalam iklan-iklan dengan anak-anak sebagai modelnya, kita melihat gambaran
kehidupan anak yang sempurna. Mereka bermain di taman, berlari, berkejaran,
mengamati kupu dan tanaman. Pokoknya sempurna!
Tetapi, realita anak sekarang tidaklah demikian. Kebanyakan anak sekarang
dijejali dengan berbagai kursus dan aktivitas. Perhatikan aktivitas anak
seorang rekan saya, “Anak saya pulang sekolahnya sekitar jam 3. Masih les matematika, ada les
bahasa Inggris di waktu lain. Ada les private. Sabtunya ada les piano dan Mandarin”. Wow,
kelihatannya gambaran anak yang sukses saat ini tengah bergeser. Anak yang sukses
adalah anak yang hebat dalam berbagai prestasinya, sehingga orang
tua merasa perlu membekali anak-anaknya dengan berbagai aktivitas.
Tapi apa hasilnya? Salah satunya, Jerry yang berusia 9 tahun
mulai mengeluh kecapekan. Ia tidak bisa tidur lelap dan
konsentrasi belajarnya pun mulai bermasalah. Di sekolah,
gurunya memergoki Jerry seringkali mengantuk. Akhirnya,
Jerrypundibawakepsikologanak.Setelahmemeriksajadwal
Jerry yang super padat, si psikolog anak menasihati
ibunya untuk mencabut beberapa aktivitas Jerry yang tidak penting.
Namun, si ibunya berkelit, “Tapi Jerry senang kok dengan aktivitasnya dan dia kelihatannya
enjoy. Selama ini, saya yang menemaninya tahu bahwa Jerry kelihatan senang kok”. Wawancara
*Artikel ini dimuat juga di Tabloid Gaya Hidup Sehat
5. Anak Super Sibuk! | 5
kondisi anak pun menjadi rentan. Rentan dengan berbagai kondisi fisik dan
psikologis yang bisa menganggu dirinya. Alih-alih membuat anak kita makin berprestasi
dan makin maju, justru anak kita mengalami kemunduran.
Sayangnya, banyak orang tua tidak menyadari hal ini. Yang jauh lebih buruknya, ketika
anak prestasinya mulai menurun karena stress yang berlebihan, si anak bukannya dikasih
kesempatan untuk istirahat. Justru yang dilakukan oleh orang tua adalah sebaliknya. Anak-
anaknya dipaksa untuk les dan mengambil kursus yang lebih banyak lagi!
Kasih Waktu Anak untuk Berkembang
Sebenarnya, pada usia anak-anak, sebaiknya lebih
banyak waktu diberikan kepadanya untuk berpikir, ber
kreasi, merancang, bermimpi, mengobservasi atau pun
mengembangkan dirinya. Ketika anak-anak mulai dipaksa
mengikutikursusinidanituyangterlaluberlebihan,waktu-
waktu dan kesempatan seperti inilah yang dikorbankan.
Ujung-ujungnya,bukannya kita melihat seorang anak yang
berkembang kemampuannya, tetapi justru anak dipaksa
mengikuti disiplin belajar dan disiplin kegiatan tertentu, yang ujung-ujungnya membuat
anak menjadi pasif dan mati kreativitasnya.
Apa yang Sebaiknya Dilakukan Orang Tua?
Pertama-tama,
bedakan mana yang penting dengan mana
yang bagus. Semua kursus dan kegiatan pastilah bagus.
Tetapi, tidak semuanya penting bagi kondisi anak kita
saat ini. Putuskanlah yang sungguh-sungguh penting
bagi kondisinya saat ini. Misalkan jika akademiknya yang
bermasalah, fokuskan pada peningkatan akademiknya dan
untuk sementara, lupakan soal les piano, les balet atau pun
bernyanyi. Kelak, ketika kondisi akademisnya lebih baik,
barulah diberikan les tambahan.
7. Anak Super Sibuk! | 7
punya waktu, akibatnya, untuk memastikan anaknya juga sibuk maka sang anakpun dikasih
les ini dan itu. Alasan ketiga adalah karena tidak mampu menciptakan acara yang positif
bagi si anak.
Salah satu komentar yang muncul, “Daripada anak saya hanya nonton TV dan main PS, saya
kasih les saja”. Sebenarnya, kalau dikatakan, anak tersebut tidak akan nonton TV kalau orang
tua punya banyak alternatif kegiatan bersama dengan mereka. Jadi, anak super sibuk inipun
hasil kesalahan orangtuanya.
*Anthony Dio Martin, ahli psikologi, motivator dan penulis buku-
buku bestseller. Hubungi via facebooknya di www.anthonydiomartin.
com/go/facebook