SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
PENTINGKAH SEKOLAH??? (By: Deddy Corbuzier)


Sekitar empat tahun yang lalu saya mengadakan seminar di sebuah sekolah ternama,

dan hasilnya amat sangat mengguncang sekolah tersebut, karna setelah itu banyak

guru dan kepala sekolah yang datang kepada saya mengatakan bahwa, apa yang saya

sampaikan tidak pantas disampaikan kepada murid yang datang pada saat itu, karna

saya lebih pro ke murid daripada ke sekolah tersebut.


Tapi saya akan mengatakan lagi hal ini ke anda supaya anda dapat mendengarkan apa

yang saya sampaikan pada saat itu walaupun dalam waktu yang singkat karna hanya

dalam bentuk suara rekaman suara saya.


Pertama, saya ingin mengatakan dulu bahwa sekolah itu, “penting”. Ok?


Jadi, bukan mengatakan bahwa anda tidak harus sekolah, jangan sampe ke sana

larinya. Tapi saya ingin mengatakan bahwa, walaupun sekolah itu penting,, namun

banyak hal yang salah di dalam sekolah; terutama, di Indonesia.


Mengapa?


Begini saja... Anda pasti tau bahwa banyak sekali anak2 yang jelek nilai sekolahnya

atau tidak baik di sekolahnya, tapi besarnya bisa sukses. Sedangkan anak2 yang

sukses di sekolah, saya tidak mengatakan bahwa mereka tidak bisa sukses, tapi

banyak sekali yang akhirnya kerja, menjadi pegawai biasa. Kenapa hal itu bisa terjadi?


Karna masa depan tidak ditentukan oleh sekolah.


Kalo anda liat dari, apa sih yang ingin dibentuk oleh sekolah?


Menurut saya hanya satu, sekolah ingin membentuk anak2nya menjadi guru.
Jadi, guru matematika, ingin membuat anak2nya menjadi guru matematika. Guru

sejarah ingin membuat anak2nya yang belajar, menjadi guru sejarah. Begitu juga

dengan guru2 lainnya.


Anehnya, kalo kita ambil seorang guru, ambil saja, guru matematika. Lalu, kita beri test

tentang geografi, saya berani yakin bahwa dia tidak menguasai geografi. Atau guru

kimia, kita test seni rupa, saya yakin guru kimia tersebut tidak bisa melakukan test seni

rupa, atau nilainya jelek.. Atau guru seni rupa, kita test olahraga, pasti dia juga tidak

bisa olahraga dengan nilai baik.


Lalu mengapa, kalau guru2 tersebut tidak bisa melakukan hal lain dengan nilai baik,

tapi murid2nya dipaksakan mendapatkan semua nilainya baik. Aneh kan???


Kalau gurunya saja hanya menguasai satu mata pelajaran, mengapa semua murid

harus menguasai semua mata pelajaran.


Ya, mungkin untuk dasar, katanya.


Tapi, toh ternyata ketika sudah dewasa sang guru pun sadar bahwa dia tidak

menggunakan atau tidak memerlukan semua ilmu/pelajaran yang diberikan pada saat

dia kecil. Iya tidak???


Karna, pada dasarnya tidak ada manusia yang bisa sempurna dalam segala hal, begitu

juga murid2.


Murid2 tidak bisa menguasai semua hal secara baik. Banyak sekali pelajaran2 yang

diberikan dan tidak digunakan ketika dewasa.
Contohnya begini saja, mempelajari peta buta. Saya sampai sekarang tidak tau kenapa

saya harus mempelajari peta buta ketika saya kecil. Saya tidak menjadi ahli geografi,

saya juga tidak menjadi tour guide, saya tidak menjadi itu. Lalu buat apa saya dulu

mempelajari itu? Kalo saya ingin menjadi seorang tour guide atau saya ingin menjadi

seorang ahli geografi, mungkin saya harus mempelajari hal tersebut.


Atau, menghafalkan nama2 gubernur, menghafalkan nama2 walikota, yang sedangkan

walikota atau gubernur berganti setiap berapa tahun sekali.




Jadi, sangat amat tidak masuk akal, menurut saya. Saya tidak tahu sekarang masih

atau tidak harus menghafal nama2 tersebut. Dulu saat saya masih sekolah, di SMP

atau SMA saya lupa, guru akuntan saya mengatakan pada saya, karna nilai akuntan

saya jelek.


“Kalau nilai akuntansi kamu jelek, Ded, kamu tidak akan bisa menjadi orang sukses.”


O ya? Ternyata saya bisa sukses dan saya bisa membayar akuntan yang bekerja pada

saya. Itu adalah fakta..


Sekarang, begini sajalah, apa sih yang harus dirubah? Sekolahnya?


Mungkin sistemnya.


Mengapa tidak sejak kecil ketika anak masih dari sekolah SD, kita lihat dulu berapa

lama, apa yang dia suka. Lalu kita bagi kelasnya. Kalau anak tersebut suka
matematika, berikan pelajaran matematika lebih banyak, kalau anak tersebut suka

sejarah, berikan dia pelajaran sejarah lebih banyak.


Jadi seperti orang kuliah tapi sejak kecil. Jadi sejak kecil anak itu sudah dijuruskan

kepada apa yang dia suka, bukan dijejalkan dengan semua pelajaran yang dia suka

atau tidak suka, harus bisa dan harus hafal. Ada anak dengan rengking satu yang bisa

menghafalkan semuanya, tapi begitu dia menjadi dewasa, pikirannya telah terkotaki,

kreativitasnya telah buntu, otak kanannya tidak akan jalan.


Kenapa?


Karna yang dipakai hanya otak kiri, menghafal, menghafal, menghafal, menghafal,

menghafal.


Akhirnya, bukan pintar, bukan cerdik, tapi jago menghafal. Menghafal rumus

matematika, menghafal sejarah, menghafal peta buta, dan sebagainya.Dan biasanya

anak2 tersebut pelajaran olahraganya atau pelajaran seni rupanya jelek karna otak

kanannya tidak dipakai.




Anak saya sekolah di sekolah internasional, dan sejak kecil, sejak SD, anak saya

sudah diarahkan ke pelajaran mana yang dia lebih suka dan kelasnya lebih banyak.

Jadi, kelasnya banyak dan anaknya sendiri yang datang ke kelas bukan gurunya yang

datang ke kelas untuk mengajar anaknya.




Lalu bagaimana merubah itu semua???
Memang susah karna sekolah pasti tidak akan ingin merubah. Butuh tahunan untuk

merubah itu.


Saya harap satu saat bisa. Tapi sebelum itu bisa, apabila yang mendengarkan suara

saya ini orangtua, dengarkan ini baik2.


Apabila yang mendengarkan suara saya ini adalah anak2, minta orangtua anda untuk

mendengarkan suara saya, sebentar saja.


Kalau seandainya orangtua mendukung apa yang paling anak sukai dalam mata

pelajaran, mungkin dia akan menjadi anak yang lebih berhasil nanti kedepanya.


Bagaimana caranya?


Begini, pelajaran matematika merah, pelajaran seni rupa bagus, kenapa yang harus di

lesi di rumah pelajaran matematika? Kenapa memanggil guru matematika untuk

memberi les tambahan matematika?


Tidak perlu kan? Kenapa tidak dilesi sesuatu yang memang anak itu suka! Kalau anak

saya pelajaran matematikanya jelek dan pelajaran seni rupanya bagus, saya tentu akan

meleskan anak saya seni rupa, supaya bakatnya sudah mulai dikembangkan sejak

kecil.Bukan memaksakan hal yang memang mereka tidak suka.


Kalau seni rupanya jelek, sejarahnya bagus, biarkan pelajaran seni rupanya jelek,

pelajaran sejarahnya dibantu orangtuanya di rumah untuk lebih dikembangkan.

Memang ada pelajaran2 yang kalau nilai anda jelek maka anda tidak lulus ujian atau

tidak naik kelas.


Ya, kalo pelajaran2 seperti itu dibantu supaya mendapatkan nilai secukupnya, cukup

untuk lulus & naik kelas tentunya. Tidak perlu sembilan, tidak perlu sepuluh.
ingat! nilai pelajaran anda tidak menentukan masa depan anda, nilai UAS anda tidak

menentukan masa depan anda, anda rengking satu di kelas bukan berarti anda akan

berhasil menjadi manusia kelak ketika anda dewasa, sama sekali tidak berhubungan

menurut saya.




Kuncinya adalah orangtua di sini. Orangtua harus mendukung apa yang anak suka.

Kalau ada pelajaran yang jelek, pelajaran yang baik, dukung pelajaran yang baik...


Jangan memaksakan terhadap anak dari yang asalnya pelajarannya jelek menjadi

bagus, nilainya sembilan atau sepuluh, tidak penting!




Tidak perlu takut untuk mendapatkan nilai jelek!


Tidak perlu takut untuk tidak naik kelas!


Tidak naik kelas bukan berarti masa depan anda hancur!


Ada lho, anak yang sampai bunuh diri karna dia tidak naik kelas, justru itu yang hancur

masa depannya.


Saya, pernah tidak naik kelas. Masalah? Tidak sama sekali.


Orangtua saya marah? Tidak sama sekali pada saat itu. Kebetulan orangtua saya

berpikiran luar biasa dan moderat, dan tidak semua orangtua bisa seperti itu.
Tapi itulah yang saya harapkan dari para orangtua di Indonesia. Memberikan dukungan

pada anak2nya, tidak memarahi anak pada saat nilai anaknya jelek, tidak menghakimi

pada saat tidak semua pelajaran nilai sang anak mendapatkan yang terbaik. Kita harus

mengerti dan mendukung apa yang anak itu suka.


Ingat sekali lagi bahwa,




Masa depan anda tidak tergantung pada pintar tidaknya anda di sekolah


Masa depan anda tidak tergantung pada anda naik kelas atau tidak naik kelas


Masa depan anda juga tidak tergantung dari nilai rapor anda.


Masa depan anda sebenarnya tergantung pada kemampuan anda bersosialisasi,


Masa depan anda tergantung pada cara dan sikap anda dalam menambah

pengetahuan anda setiap harinya dari mana saja. Dari majalah, dari internet, bari buku,

dari cerita dari pengalaman2 orang, dari mana saja yang anda sukai.


Saya punya teman yang waktu kecilnya dikenal jelek karna suka main game, dan

sekarang, dia menjadi pemilik toko game terbesar di Indonesia. Kaya raya.


Masa depan anda, tidak tergantung dari nilai sekolah anda.


Masa depan anda, ada di tangan anda.


Jangan takut untuk mendapatkan merah di sekolah anda.


Kadang2, merah artinya sukses, untuk masa depan anda.
(Saya Deddy Corbuzier)




Sumber:


Diketik oleh kang Ahmad Basyir dari rekaman Deddy yang berjudul “Pentingkah

Sekolah???”


Rekaman diambil dari situs:


http://soundcloud.com/rina-mariana-99/sets/deddy-corbuzier-pentingkah/




Bagi yang ingin mendengarkan rekamannya juga, silahkan kunjungi situs tersebut atau

click link di bawah ini untuk dapat langsung mendownload:


https://dl.dropbox.com/u/109420511/Pentingkah%20sekolah.m4a

More Related Content

What's hot (20)

Skenario pembelajaran menurut teori pavlov
Skenario pembelajaran menurut teori pavlovSkenario pembelajaran menurut teori pavlov
Skenario pembelajaran menurut teori pavlov
 
Cara belajar betul
Cara belajar betulCara belajar betul
Cara belajar betul
 
Cara2 murid cemerlang
Cara2 murid cemerlangCara2 murid cemerlang
Cara2 murid cemerlang
 
34 ciri-pelajar-cemerlang
34 ciri-pelajar-cemerlang34 ciri-pelajar-cemerlang
34 ciri-pelajar-cemerlang
 
Buku Cerdas Mengajar
Buku Cerdas MengajarBuku Cerdas Mengajar
Buku Cerdas Mengajar
 
Kisi kisi-motivasi
Kisi kisi-motivasiKisi kisi-motivasi
Kisi kisi-motivasi
 
Tip Pelajar Cemerlang
Tip Pelajar CemerlangTip Pelajar Cemerlang
Tip Pelajar Cemerlang
 
Tips pelajar cemerlang
Tips pelajar cemerlangTips pelajar cemerlang
Tips pelajar cemerlang
 
School healing menyembuhkan problem sekolah
School healing  menyembuhkan problem sekolahSchool healing  menyembuhkan problem sekolah
School healing menyembuhkan problem sekolah
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
 
Contoh angket
Contoh angketContoh angket
Contoh angket
 
Theara ramadanika
Theara ramadanikaTheara ramadanika
Theara ramadanika
 
Tips pelajar cemerlang
Tips pelajar cemerlangTips pelajar cemerlang
Tips pelajar cemerlang
 
Bertanya, kunci berpikir kreatif
Bertanya, kunci berpikir kreatifBertanya, kunci berpikir kreatif
Bertanya, kunci berpikir kreatif
 
History Juli 2019
History Juli 2019History Juli 2019
History Juli 2019
 
Cv parlemen remaja 2014
Cv parlemen remaja 2014Cv parlemen remaja 2014
Cv parlemen remaja 2014
 
Cv parlemen remaja 2014 fadhil sma n 1 raha
Cv parlemen remaja 2014 fadhil sma n 1 rahaCv parlemen remaja 2014 fadhil sma n 1 raha
Cv parlemen remaja 2014 fadhil sma n 1 raha
 
Ppt 10 sopan santun di sekolah 2
Ppt 10 sopan santun di sekolah 2Ppt 10 sopan santun di sekolah 2
Ppt 10 sopan santun di sekolah 2
 
Angket kreativitas
Angket kreativitasAngket kreativitas
Angket kreativitas
 
Angket Evaluasi Diri Siswa SMP
Angket Evaluasi Diri Siswa SMPAngket Evaluasi Diri Siswa SMP
Angket Evaluasi Diri Siswa SMP
 

Similar to MENGAPA SEKOLAH PENTING

Sistem pendidikan indonesia memprihatinkan
Sistem pendidikan indonesia memprihatinkanSistem pendidikan indonesia memprihatinkan
Sistem pendidikan indonesia memprihatinkanarif08
 
Kebaikan dan keburukan pemansuhan pmr
Kebaikan dan keburukan pemansuhan pmrKebaikan dan keburukan pemansuhan pmr
Kebaikan dan keburukan pemansuhan pmrZaliey Zakaria
 
Keyakinan dapat merubah segalanya
Keyakinan dapat merubah segalanyaKeyakinan dapat merubah segalanya
Keyakinan dapat merubah segalanyaYoshita Saraswati
 
Ingkatan prestasi belajar siswa dengan metode reinforcement
Ingkatan prestasi belajar siswa dengan metode reinforcementIngkatan prestasi belajar siswa dengan metode reinforcement
Ingkatan prestasi belajar siswa dengan metode reinforcementfaisalahmadf
 
Parenting Workshop Mei 2022 - Copy.pptx
Parenting Workshop Mei 2022 - Copy.pptxParenting Workshop Mei 2022 - Copy.pptx
Parenting Workshop Mei 2022 - Copy.pptxMrWiwis
 
Hubungan yang sering terjadi antara orang tua - anak atau guru - siswa
Hubungan yang sering terjadi antara orang tua - anak atau guru - siswaHubungan yang sering terjadi antara orang tua - anak atau guru - siswa
Hubungan yang sering terjadi antara orang tua - anak atau guru - siswaIka Lestari
 
Menumbuhkan semangat belajar
Menumbuhkan semangat belajarMenumbuhkan semangat belajar
Menumbuhkan semangat belajarNina Safitri
 
Karakteristik Peserta Didik_Materi 1 PLP 1.pptx
Karakteristik Peserta Didik_Materi 1 PLP 1.pptxKarakteristik Peserta Didik_Materi 1 PLP 1.pptx
Karakteristik Peserta Didik_Materi 1 PLP 1.pptxPrabawatiNurhabibah2
 
10 hal yang perlu guru ketahui di kelas
10 hal yang perlu  guru ketahui di kelas10 hal yang perlu  guru ketahui di kelas
10 hal yang perlu guru ketahui di kelasHerwan oroh
 
Antologi Karya Siswa Tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Antologi Karya Siswa Tugas Pendidikan KewarganegaraanAntologi Karya Siswa Tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Antologi Karya Siswa Tugas Pendidikan KewarganegaraanArie Hendrawan
 
Trapesium Usia.pdf
Trapesium Usia.pdfTrapesium Usia.pdf
Trapesium Usia.pdfLiaEkawati2
 

Similar to MENGAPA SEKOLAH PENTING (20)

Sistem pendidikan indonesia memprihatinkan
Sistem pendidikan indonesia memprihatinkanSistem pendidikan indonesia memprihatinkan
Sistem pendidikan indonesia memprihatinkan
 
Calistung untuk anak tk
Calistung untuk anak tkCalistung untuk anak tk
Calistung untuk anak tk
 
Penyebab anak malas belajar
Penyebab anak malas belajarPenyebab anak malas belajar
Penyebab anak malas belajar
 
Kebaikan dan keburukan pemansuhan pmr
Kebaikan dan keburukan pemansuhan pmrKebaikan dan keburukan pemansuhan pmr
Kebaikan dan keburukan pemansuhan pmr
 
Menjadi guru les privat merupakan
Menjadi guru les privat merupakanMenjadi guru les privat merupakan
Menjadi guru les privat merupakan
 
Keyakinan dapat merubah segalanya
Keyakinan dapat merubah segalanyaKeyakinan dapat merubah segalanya
Keyakinan dapat merubah segalanya
 
Ingkatan prestasi belajar siswa dengan metode reinforcement
Ingkatan prestasi belajar siswa dengan metode reinforcementIngkatan prestasi belajar siswa dengan metode reinforcement
Ingkatan prestasi belajar siswa dengan metode reinforcement
 
Salah kaprah calistung aud sajian
Salah kaprah calistung aud sajianSalah kaprah calistung aud sajian
Salah kaprah calistung aud sajian
 
Parenting Workshop Mei 2022 - Copy.pptx
Parenting Workshop Mei 2022 - Copy.pptxParenting Workshop Mei 2022 - Copy.pptx
Parenting Workshop Mei 2022 - Copy.pptx
 
Guru inspirasiku
Guru inspirasikuGuru inspirasiku
Guru inspirasiku
 
Hubungan yang sering terjadi antara orang tua - anak atau guru - siswa
Hubungan yang sering terjadi antara orang tua - anak atau guru - siswaHubungan yang sering terjadi antara orang tua - anak atau guru - siswa
Hubungan yang sering terjadi antara orang tua - anak atau guru - siswa
 
Analisis video
Analisis videoAnalisis video
Analisis video
 
Makalah permasalahan anak sartina
Makalah permasalahan anak sartinaMakalah permasalahan anak sartina
Makalah permasalahan anak sartina
 
Menumbuhkan semangat belajar
Menumbuhkan semangat belajarMenumbuhkan semangat belajar
Menumbuhkan semangat belajar
 
Pendidikan yang mencerahkan
Pendidikan yang mencerahkanPendidikan yang mencerahkan
Pendidikan yang mencerahkan
 
Pendidikan yang mencerahkan
Pendidikan yang mencerahkanPendidikan yang mencerahkan
Pendidikan yang mencerahkan
 
Karakteristik Peserta Didik_Materi 1 PLP 1.pptx
Karakteristik Peserta Didik_Materi 1 PLP 1.pptxKarakteristik Peserta Didik_Materi 1 PLP 1.pptx
Karakteristik Peserta Didik_Materi 1 PLP 1.pptx
 
10 hal yang perlu guru ketahui di kelas
10 hal yang perlu  guru ketahui di kelas10 hal yang perlu  guru ketahui di kelas
10 hal yang perlu guru ketahui di kelas
 
Antologi Karya Siswa Tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Antologi Karya Siswa Tugas Pendidikan KewarganegaraanAntologi Karya Siswa Tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Antologi Karya Siswa Tugas Pendidikan Kewarganegaraan
 
Trapesium Usia.pdf
Trapesium Usia.pdfTrapesium Usia.pdf
Trapesium Usia.pdf
 

MENGAPA SEKOLAH PENTING

  • 1. PENTINGKAH SEKOLAH??? (By: Deddy Corbuzier) Sekitar empat tahun yang lalu saya mengadakan seminar di sebuah sekolah ternama, dan hasilnya amat sangat mengguncang sekolah tersebut, karna setelah itu banyak guru dan kepala sekolah yang datang kepada saya mengatakan bahwa, apa yang saya sampaikan tidak pantas disampaikan kepada murid yang datang pada saat itu, karna saya lebih pro ke murid daripada ke sekolah tersebut. Tapi saya akan mengatakan lagi hal ini ke anda supaya anda dapat mendengarkan apa yang saya sampaikan pada saat itu walaupun dalam waktu yang singkat karna hanya dalam bentuk suara rekaman suara saya. Pertama, saya ingin mengatakan dulu bahwa sekolah itu, “penting”. Ok? Jadi, bukan mengatakan bahwa anda tidak harus sekolah, jangan sampe ke sana larinya. Tapi saya ingin mengatakan bahwa, walaupun sekolah itu penting,, namun banyak hal yang salah di dalam sekolah; terutama, di Indonesia. Mengapa? Begini saja... Anda pasti tau bahwa banyak sekali anak2 yang jelek nilai sekolahnya atau tidak baik di sekolahnya, tapi besarnya bisa sukses. Sedangkan anak2 yang sukses di sekolah, saya tidak mengatakan bahwa mereka tidak bisa sukses, tapi banyak sekali yang akhirnya kerja, menjadi pegawai biasa. Kenapa hal itu bisa terjadi? Karna masa depan tidak ditentukan oleh sekolah. Kalo anda liat dari, apa sih yang ingin dibentuk oleh sekolah? Menurut saya hanya satu, sekolah ingin membentuk anak2nya menjadi guru.
  • 2. Jadi, guru matematika, ingin membuat anak2nya menjadi guru matematika. Guru sejarah ingin membuat anak2nya yang belajar, menjadi guru sejarah. Begitu juga dengan guru2 lainnya. Anehnya, kalo kita ambil seorang guru, ambil saja, guru matematika. Lalu, kita beri test tentang geografi, saya berani yakin bahwa dia tidak menguasai geografi. Atau guru kimia, kita test seni rupa, saya yakin guru kimia tersebut tidak bisa melakukan test seni rupa, atau nilainya jelek.. Atau guru seni rupa, kita test olahraga, pasti dia juga tidak bisa olahraga dengan nilai baik. Lalu mengapa, kalau guru2 tersebut tidak bisa melakukan hal lain dengan nilai baik, tapi murid2nya dipaksakan mendapatkan semua nilainya baik. Aneh kan??? Kalau gurunya saja hanya menguasai satu mata pelajaran, mengapa semua murid harus menguasai semua mata pelajaran. Ya, mungkin untuk dasar, katanya. Tapi, toh ternyata ketika sudah dewasa sang guru pun sadar bahwa dia tidak menggunakan atau tidak memerlukan semua ilmu/pelajaran yang diberikan pada saat dia kecil. Iya tidak??? Karna, pada dasarnya tidak ada manusia yang bisa sempurna dalam segala hal, begitu juga murid2. Murid2 tidak bisa menguasai semua hal secara baik. Banyak sekali pelajaran2 yang diberikan dan tidak digunakan ketika dewasa.
  • 3. Contohnya begini saja, mempelajari peta buta. Saya sampai sekarang tidak tau kenapa saya harus mempelajari peta buta ketika saya kecil. Saya tidak menjadi ahli geografi, saya juga tidak menjadi tour guide, saya tidak menjadi itu. Lalu buat apa saya dulu mempelajari itu? Kalo saya ingin menjadi seorang tour guide atau saya ingin menjadi seorang ahli geografi, mungkin saya harus mempelajari hal tersebut. Atau, menghafalkan nama2 gubernur, menghafalkan nama2 walikota, yang sedangkan walikota atau gubernur berganti setiap berapa tahun sekali. Jadi, sangat amat tidak masuk akal, menurut saya. Saya tidak tahu sekarang masih atau tidak harus menghafal nama2 tersebut. Dulu saat saya masih sekolah, di SMP atau SMA saya lupa, guru akuntan saya mengatakan pada saya, karna nilai akuntan saya jelek. “Kalau nilai akuntansi kamu jelek, Ded, kamu tidak akan bisa menjadi orang sukses.” O ya? Ternyata saya bisa sukses dan saya bisa membayar akuntan yang bekerja pada saya. Itu adalah fakta.. Sekarang, begini sajalah, apa sih yang harus dirubah? Sekolahnya? Mungkin sistemnya. Mengapa tidak sejak kecil ketika anak masih dari sekolah SD, kita lihat dulu berapa lama, apa yang dia suka. Lalu kita bagi kelasnya. Kalau anak tersebut suka
  • 4. matematika, berikan pelajaran matematika lebih banyak, kalau anak tersebut suka sejarah, berikan dia pelajaran sejarah lebih banyak. Jadi seperti orang kuliah tapi sejak kecil. Jadi sejak kecil anak itu sudah dijuruskan kepada apa yang dia suka, bukan dijejalkan dengan semua pelajaran yang dia suka atau tidak suka, harus bisa dan harus hafal. Ada anak dengan rengking satu yang bisa menghafalkan semuanya, tapi begitu dia menjadi dewasa, pikirannya telah terkotaki, kreativitasnya telah buntu, otak kanannya tidak akan jalan. Kenapa? Karna yang dipakai hanya otak kiri, menghafal, menghafal, menghafal, menghafal, menghafal. Akhirnya, bukan pintar, bukan cerdik, tapi jago menghafal. Menghafal rumus matematika, menghafal sejarah, menghafal peta buta, dan sebagainya.Dan biasanya anak2 tersebut pelajaran olahraganya atau pelajaran seni rupanya jelek karna otak kanannya tidak dipakai. Anak saya sekolah di sekolah internasional, dan sejak kecil, sejak SD, anak saya sudah diarahkan ke pelajaran mana yang dia lebih suka dan kelasnya lebih banyak. Jadi, kelasnya banyak dan anaknya sendiri yang datang ke kelas bukan gurunya yang datang ke kelas untuk mengajar anaknya. Lalu bagaimana merubah itu semua???
  • 5. Memang susah karna sekolah pasti tidak akan ingin merubah. Butuh tahunan untuk merubah itu. Saya harap satu saat bisa. Tapi sebelum itu bisa, apabila yang mendengarkan suara saya ini orangtua, dengarkan ini baik2. Apabila yang mendengarkan suara saya ini adalah anak2, minta orangtua anda untuk mendengarkan suara saya, sebentar saja. Kalau seandainya orangtua mendukung apa yang paling anak sukai dalam mata pelajaran, mungkin dia akan menjadi anak yang lebih berhasil nanti kedepanya. Bagaimana caranya? Begini, pelajaran matematika merah, pelajaran seni rupa bagus, kenapa yang harus di lesi di rumah pelajaran matematika? Kenapa memanggil guru matematika untuk memberi les tambahan matematika? Tidak perlu kan? Kenapa tidak dilesi sesuatu yang memang anak itu suka! Kalau anak saya pelajaran matematikanya jelek dan pelajaran seni rupanya bagus, saya tentu akan meleskan anak saya seni rupa, supaya bakatnya sudah mulai dikembangkan sejak kecil.Bukan memaksakan hal yang memang mereka tidak suka. Kalau seni rupanya jelek, sejarahnya bagus, biarkan pelajaran seni rupanya jelek, pelajaran sejarahnya dibantu orangtuanya di rumah untuk lebih dikembangkan. Memang ada pelajaran2 yang kalau nilai anda jelek maka anda tidak lulus ujian atau tidak naik kelas. Ya, kalo pelajaran2 seperti itu dibantu supaya mendapatkan nilai secukupnya, cukup untuk lulus & naik kelas tentunya. Tidak perlu sembilan, tidak perlu sepuluh.
  • 6. ingat! nilai pelajaran anda tidak menentukan masa depan anda, nilai UAS anda tidak menentukan masa depan anda, anda rengking satu di kelas bukan berarti anda akan berhasil menjadi manusia kelak ketika anda dewasa, sama sekali tidak berhubungan menurut saya. Kuncinya adalah orangtua di sini. Orangtua harus mendukung apa yang anak suka. Kalau ada pelajaran yang jelek, pelajaran yang baik, dukung pelajaran yang baik... Jangan memaksakan terhadap anak dari yang asalnya pelajarannya jelek menjadi bagus, nilainya sembilan atau sepuluh, tidak penting! Tidak perlu takut untuk mendapatkan nilai jelek! Tidak perlu takut untuk tidak naik kelas! Tidak naik kelas bukan berarti masa depan anda hancur! Ada lho, anak yang sampai bunuh diri karna dia tidak naik kelas, justru itu yang hancur masa depannya. Saya, pernah tidak naik kelas. Masalah? Tidak sama sekali. Orangtua saya marah? Tidak sama sekali pada saat itu. Kebetulan orangtua saya berpikiran luar biasa dan moderat, dan tidak semua orangtua bisa seperti itu.
  • 7. Tapi itulah yang saya harapkan dari para orangtua di Indonesia. Memberikan dukungan pada anak2nya, tidak memarahi anak pada saat nilai anaknya jelek, tidak menghakimi pada saat tidak semua pelajaran nilai sang anak mendapatkan yang terbaik. Kita harus mengerti dan mendukung apa yang anak itu suka. Ingat sekali lagi bahwa, Masa depan anda tidak tergantung pada pintar tidaknya anda di sekolah Masa depan anda tidak tergantung pada anda naik kelas atau tidak naik kelas Masa depan anda juga tidak tergantung dari nilai rapor anda. Masa depan anda sebenarnya tergantung pada kemampuan anda bersosialisasi, Masa depan anda tergantung pada cara dan sikap anda dalam menambah pengetahuan anda setiap harinya dari mana saja. Dari majalah, dari internet, bari buku, dari cerita dari pengalaman2 orang, dari mana saja yang anda sukai. Saya punya teman yang waktu kecilnya dikenal jelek karna suka main game, dan sekarang, dia menjadi pemilik toko game terbesar di Indonesia. Kaya raya. Masa depan anda, tidak tergantung dari nilai sekolah anda. Masa depan anda, ada di tangan anda. Jangan takut untuk mendapatkan merah di sekolah anda. Kadang2, merah artinya sukses, untuk masa depan anda.
  • 8. (Saya Deddy Corbuzier) Sumber: Diketik oleh kang Ahmad Basyir dari rekaman Deddy yang berjudul “Pentingkah Sekolah???” Rekaman diambil dari situs: http://soundcloud.com/rina-mariana-99/sets/deddy-corbuzier-pentingkah/ Bagi yang ingin mendengarkan rekamannya juga, silahkan kunjungi situs tersebut atau click link di bawah ini untuk dapat langsung mendownload: https://dl.dropbox.com/u/109420511/Pentingkah%20sekolah.m4a