Dokumen ini membahas tentang perilaku mudah menangis pada anak bernama Fadil di TK dan cara mengatasinya. Fadil selalu menangis jika ibunya tidak terlihat dari jendela kelas. Guru perlu menciptakan suasana nyaman di kelas dan memberikan dukungan agar Fadil merasa percaya diri.
1. PERMASALAHAN EMOSI
PERILAKU MUDAH MENANGIS DAN CARA MENGATASINYA
DENGAN SUBYEK PENELITIAN
PADA ANAK YANG BERNAMA FADIL
DI TK PUTRA PERTIWI XVIII DESA PAYAMAN
KELOMPOK USIA 4-5 TAHUN
NAMA : FADIL
TTL : 23 Agustus 2011
2. 1. Pembahasan Masalah
Anak-anak pada usia 4-5 tahun berada pada tahap perkembangan kognitif
yang disebut tahap pra-operasional. Pada tahap ini, anak mulai mengembangkan
kemampuannya untuk mengenal dunia di sekitarnya. Di usia sekolah, sebagian
anak sering menangis di sekolah. Terutama anak-anak yang baru masuk
sekolah. Wajar saja jika anak-anak menangis karena menghadapi perpisahan,
menghadapi situasi baru, belum dengan kenal guru dan teman-teman barunya.
Kemungkinan lain penyebab anak menangis adalah ia merasa tidak cukup
percaya diri dengan kemampuan dirinya. Tentu saja, hal ini bukan salahnya.
Kemampuan dirinya yang baru berusia 4 tahun jelas berbeda dengan
kemampuan anak-anak lainnya yang berusia lebih besar darinya.
Seperti yang dialami oleh anak didik di TK Putra Pertiwi XVIII Desa
Payaman yang satu ini, Anak ini bernama Fadil, Fadil adalah anak yang sangat
aktif. Pada awal sekolah dia diantar oleh ibunya. Fadil selalu meminta ibunya
memantau dari jendela hingga kegiatan belajar usai. Apabila ibunya tidak
menampakkan wajahnya dijendela. Fadil akan menangis meraung-raung dan
keluar mencari ibunya, meskipun ibunya hanya duduk di luar kelas. Si Fadil
tidak berhenti menangis jika ibunya tidak menampakkan wajah di jendela atau
di tempat yang bisa dia lihat dari dalam kelas. 2 minggu berjalan di sekolah, si
Fadil tetap tidak mau belajar tanpa ibunya. Masalah yang terjadi pada Fadil
yakni ia masih belum nyaman dalam lingkungan sekolahnya dan malu untuk
bersosialisasi kepada teman-temannya, dia masih bergantung pada ibunya.
3. 2. Penanganan Masalah:
Sebaiknya persiapan mental anak tidak diabaikan. Mempersiapkan mental
anak sebelum masuk sekolah sangatlah penting. Hal ini akan menolong anak
untuk merasa senang, nyaman, dan lebih percaya diri menyambut hari pertama
mereka di sekolah. Selain itu, juga dapat melatih anak untuk tidak merasa cemas
saat berpisah dari orangtua serta berani bertemu dengan orang-orang baru di
lingkungan sekolah. Sebenarnya menangis dan rewelnya pun tidak akan lama.
Beberapa hari pertama ditinggalkan mungkin akan masih menangis, tapi jika
orangtua konsisten ia tidak akan melakukannya lagi. Tetapi jika orang tua terus
mengulur-ngulur momen meninggalkan anak di sekolah, maka anak akan makin
rewel dan sulit berpisah dengan orangtuanya dan ini akan membuat sulit anak
dan orangtua sendiri. semua anak sesungguhnya bisa ditinggalkan oleh orangtua
jika orangtua memberikan transisi waktu yang baik dan perilaku orangtua yang
konsisten saat meninggalkan anak.
Beberapa hal yang dapat Guru lakukan agar membuat anak nyaman dalam
kelas, seperti:
a. Membuat media/APE pembelajaran yang menarik agar anak asik bermain
dalam kelas
b. Menciptakan suasana yang kondusif dan nyaman
c. Membangun suasana yang menyenangkan
d. Menceritakan hal-hal positif dan menarik tentang sekolah. Misalnya,
dengan membacakan buku-buku cerita tentang anak-anak yang pertama
kali masuk sekolah, atau buku tentang anak-anak yang senang dengan
sekolah.
4. e. Memberikan penghargaan atau kata-kata positif (apresiasi) kepada anak
apabila anak mau melakukan kegiatan apa saja yang berhubungan dengan
sekolah. Misalnya memberikan tepuk tangan, jempol, berkata “hebat” atau
“pintar”.
f. Mendorong anak untuk sedia mengeksplorasi dan beraktivitas tanpa
ditemani orangtua.
g. Melatih anak agar berani menyampaikan keinginannya atau apa yang
sedang dirasakannya.
Guru sangat berperan penting saat anak bermasalah sosialisasi
dilingkungannya. Tujuan umum bimbingan di TK adalah membantu anak didik
agar dapat mengenal dirinya dan lingkungan terdekat sehingga dapat
menyesuaikan diri melalui tahap peralihan dari kehidupan di sekolah dan
masyarakat di sekitar anak.
Penulis
Nama : LULUK MA’RIFATIN
NPM : 1118130456
KPP : KASIMAN / R-2013