MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
1. Nama : Andi Besse Mutmainnah
NIM : K011211127
Kelas : Dasar Kesehatan Lingkungan (KESMAS C)
PENCEMARAN AIR SUNGAI AKIBAT LIMBAH PABRIK
Menurut (Wahyuni etc all, 2021) menyatakan bahwa air merupakan suatu kebutuhan
utama pada makhluk hidup yang mana dapat digunakan sebagai penunjang kebutuhan
kehidupan sehari-hari. Air juga memiliki fungsi sebagai bahan pelarut, pembersihan serta
sebagai sumber keperluan sehari-hari bahkan air juga digunakan sebagai bahan untuk
dikomersialkan. Meski dengan adanya air yang sangat banyak, namun hal ini berbanding lurus
dengan permasalahan yang dihadapi terkait dengan persediaan air bersih dan layak guna di
permukaan bumi yang jumlahnya saat ini sangat minim dan semakin berkurang.
Air bersih di muka bumi ini yang semakin berkurang karena banyak faktor yang timbul
akibat aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab. Pengolahan kualitas air serta
pengendalian yang dilakukan untuk mengurangi pencemaran air harus segera ditangani. Hal
ini bertujuan agar tidak terdapat dampak yang sangat merugikan bagi manusia maupun
keseimbangan ekologi yang berada di perairan tersebut. Dimana suatu keseimbangan ekologi
yang muncul dan terbentuk antara manusia dengan lingkungannya yang menjamin suatu
kesehatan manusia dan lingkungan tersebut dapat dikatakan sebagai suatu kesehatan
lingkungan.
Salah satu contoh sumber air yang sangat tercemar saat ini yaitu sungai. Sungai yang
ada di Indonesia kebanyakan tidak sehat, padahal fungsi sungai bagi manusia sangat banyak.
Tidak hanya itu saja, namun sungai juga berfungsi bagi ekosistem air. Sungai sebagai sumber
air memberikan banyak manfaat kepada kehidupan manusia, dari mata air sebagai awal
mengalirnya air, melintasi bagian-bagian alur sungai hingga bagian hilir terjadi secara dinamis.
Kedinamisan tersebut tergantung dari musim, karakteristik alur sungai, dan pola hidup manusia
di sekitarnya.
Kondisi ini menyebabkan kuantitas maupun kualitas air mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan lingkungan sungai dan kehidupan manusia. Dimana air sungai
dikatakan tercemar apabila badan air tersebut tidak sesuai lagi dengan peruntukannya dan tidak
dapat lagi mendukung kehidupan biota yang ada di dalamnya.
2. Penurunan kualitas air sungai terjadi akibat banyak hal. Salah satunya yaitu akibat
pembuangan limbah yang tidak terkendali dari aktivitas industri maupun aktivitas warga di
sekitar bantaran sungai sehingga tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan. Menurunnya
dayaguna, hasil guna produktivitas, daya dukung serta daya tampung dari sumberdaya air
karena menurunnya kualitas air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumber daya
alam.
Adapun salah satu contohnya yaitu pencemaran air akibat limbah dari industri tahu.
Sebagian besar industri tahu membuang limbahnya ke sungai dengan berbagai macam polutan
yang dihasilkan mungkin berupa polutan organik (berbau busuk) maupun polutan anorganik
(berbui dan berwarna). Limbah yang dibuang ke dalam sungai yang dapat mencemari
ekosistem air, karena pembuangan limbah industri ke dalam sungai dapat menyebabkan
berubahnya susunan kimia, bakteriologi, serta sifat fisik air. Lalu karena limbah dari industri
tahu mengandung polutan organik dan anorganik, maka air limbah tersebut tidak dapat dibuang
langsung ke sungai, tetapi harus diolah terlebih dahulu agar tidak terjadi pencemaran. Lalu
ketika diukur, derajat keasaman limbah cair dari air rebusan kedelai telah melampaui standar
baku mutu. Air limbah dan bahan buangan dari kegiatan industi yang dibuang ke perairan
utamanya sungai akan mengubah kadar pH air dan dapat menganggu kehidupan organisme air.
Dimana air normal yang memenuhi syarat untuk kehidupan mempunyai pH berkisar
antara 6,5 sampai 7,5. Maka biasanya ekosistem air akan melakukan rehabilitasi apabila terjadi
pencemaran terhadap badan air. Namun kemampuan ini ada batasnya. Oleh karena itu limbah
industri hendaknya diproses terlebih dahulu dengan teknik pengolahan limbah. Setelah
memenuhi syarat baku mutu air, buangan baru bisa dialirkan ke sungai. Dengan demikian akan
tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.
Air dalam keadaan normal juga memiliki karakteristik yang bersih dan tidak bewarna.
Biasanya perubahan warna dikarenakan adanya macam-macam warna bahan buangan dari
suatu industri seperti industri tekstil. Namun belum tentu air bewarna lebih berbahaya dari pada
air yang tidak bewarna. Sedangkan perubahan bau biasanya dikarenakan kandungan protein
yang berasal dari limbah industri. Perubahan rasa dikarenakan adanya perubahan asam dan
basa tercampur bahan tercemar lainnya.
3. Secara keseluruhan perubahan warna, bau, rasa, pH dan suhu dikarenakan masuknya
limbah ke dalam aliran sungai secara langsung tanpa adanya pengolahan limbah terlebih
dahulu. Dari kondisi fisik sungai bisa dikatakan sungai mengalami pencemaran. Polusi atau
pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No 4 Tahun 1982).
Sumber-sumber air semakin dicemari oleh limbah industri yang tidak diolah atau
tercemar karena penggunaan yang melebihi kapasitasnya untuk dapat diperbaharui. Kalau kita
tidak mengadakan perubahan radikal dalam cara kita memanfaatkan air, mungkin saja suatu
ketika air tidak lagi dapat digunakan tanpa pengolahan khusus yang biayanya melewati
jangkauan sumber daya ekonomi bagi kebanyakan negara (Midleton, 2004). Sumber kehidupan
ini persediaannya terbatas dan semakin hari semakin terpolusi oleh kegiatan manusia sendiri,
namun masih terlalu banyak orang yang tidak mempunyai akses ke air. Sekalipun air
merupakan sumber daya yang terbatas, konsumsi air telah meningkat dua kali lipat dalam 50
tahun terakhir dan kita gagal mencegah terjadinya penurunan mutu air.
Adapun berdasarkan hasil pengamatan menggunakan metode sederhana, didapatkan kondisi
air sungai yang tercemar yaitu;
a. Berdasarkan pengujian secara fisik sampel air sungai terbukti tercemar dari bau yang
menyengat, warna air sangat keruh, dan suhu yang tinggi yang dapat merusak ekosistem
dan biota air.
b. Berdasarkan pengujian secara biologi dapat diamati pada dasar wadah sampel air
terdapat lumut yang disebabkan aktivitas biologis dan kimiawi mikroorganisme yang
mengkontaminasi kandungan air dan dapat merusak ekosistem serta biota air.
c. Berdasarkan pengujian secara kimia, dapat diketahui pH sampel air sebesar 5 (bersifat
asam), kemudian pengujian kimia ini juga dilakukan dengan cara mencampurkan
larutan sampel dengan teh, maka dapat diamati pada larutan tersebut terdapat gumpalan
hitam, perubahan warna menjadi gelap dan lapisan minyak pada permukaan air yang
menunjukkan kualitas air tidak dapat dijadikan bahan baku air minum.
4. Berikut beberapa penjabaran pencemar air sungai selain limpah pabrik, diantaranya :
1) Belum tertanganinya pengendalian limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga yang belum terkendali merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan pencemaran lingkungan khususnya air sungai. Karena dari limbah rumah
tangga dihasilkan beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan
melalui parit dan akhirnya bermuara ke sungai. Selain dalam bentuk zat organik dan
anorganik, dari limbah rumah tangga bisa juga membawa bibit – bibit penyakit yang
dapat menular pada hewan dan manusia sehingga menimbulkan epidemik yang luas di
masyarakat.
2) Pembuangan limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan
Limbah pertanian biasanya dibuang ke aliran sungai tanpa melalui proses
pengolahan, sehingga dapat mencemari air sungai karena limbah pertanian
mengandung berbagai macam zat pencemar seperti pupuk dan pestisida. Penggunaan
pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian karena air ini
mengandung bahan makanan bagi ganggang dan tumbuhan air seperti kangkung
sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut mengalami pertumbuhan dengan cepat
yang dapat menutupi permukaan air dan berpengaruh buruk pada ikan – ikan dan
komponen ekosistem biotik lainnya. Penggunaan pestisida juga dapat mengganggu
ekosistem air kerena pestisida bersifat toksit dan akan mematikan hewan – hewan air,
burung dan bahkan manusia.
3) Pencemaran air sungai karena proses alam
Proses alam juga berpengaruh pada pencemaran air sungai misalnya terjadinya
gunung meletus, erosi dan iklim. Gunung meletus dan erosi dapat membawa berbagai
bahan pencemaran salah satunya berupa endapan/sediment seperti tanah dan lumpur
yang dapat menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan
air kurang mampu mengasimilasi sampah. Iklim juga berpengaruh pada tingkat
pencemaran air sungai misalnya pada musim kemarau volume air pada sungai akan
berkurang, sehingga kemampuan sungai untuk menetralisir bahan pencemaran juga
berkurang.
5. Adapun dampak dari pembuangan limbah pabrik yang dibuang begitu saja bagi
kesehatan mengakibatkan bau yang menyengat yang mengganggu sistem pernafasan manusia
serta membuat terkesan kumuh dan menyebabkan banyak jentik nyamuk. Serta menyebabkan
adanya penyakit kulit, alergi serta kulit menjadi kering, diare serta gangguan pernafasan yang
diakibatkan dari bau yang dikeluakan oleh limbah pabrik yang dibuang langsung ke sungai.
Lalu adapun upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar air tetap bersih misalnya:
1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman
2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau
ekosistem
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain yang
dapat menimbulkan pencemaran
4. Memperluas gerakan penghijauan
5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan
6. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga
manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya
Terakhir, yaitu terdapat beberapa kendala dalam mengatasi pencemaran air, diantaranya;
1. Kurangnya kesadaran diri dari orang – orang untuk membuang sampah pada tempatnya
2. Kurangnya sistem drainase di jalan – jalan
3. limbah – limbah yang tidak diolah oleh manajemen pabrik dengan baik, sehingga
mencemari lingkungan sekitar
4. Kurangnya perhatian dari pemerintah mengenai pencemaran lingkungan
6. REFERENSI
1. PRATIWI, S. S. D. (2021). ANALISIS DAMPAK SUMBER AIR SUNGAI AKIBAT
PENCEMARAN PABRIK GULA DAN PABRIK PEMBUATAN SOSIS. Journal of
Research and Education Chemistry, 3(2), 122-122.
https://journal.uir.ac.id/index.php/jrec/article/view/7774 diakses pada 29 Maret 2022.
2. Al Idrus, S. W. (2018). Analisis pencemaran air menggunakan metode sederhana pada
Sungai Jangkuk, Kekalik dan Sekarbela Kota Mataram. Paedagoria: Jurnal Kajian,
Penelitian dan Pengembangan Kependidikan, 5(2), 8-14.
http://journal.ummat.ac.id/index.php/paedagoria/article/view/85 diakses pada 29 Maret
2022.
3. Gazali, I., Widiatmono, B. R., & Wirosoedarmo, R. (2013). Evaluasi dampak pembuangan
limbah cair pabrik kertas terhadap kualitas air Sungai Klinter Kabupaten Nganjuk. Jurnal
Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 1(2), 1-8.
https://jkptb.ub.ac.id/index.php/jkptb/article/view/114 diakses pada 29 Maret 2022.
4. Rukandar, Dadan. PENCEMARAN AIR PENGERTIAN, PENYEBAB DAN
DAMPAKNYA. https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article-
pdf/PENCEMARAN%20AIR%2C%20PENGERTIAN%2C%20PENYEBAB%20DAN
%20DAMPAKNYA.pdf diakses pada 29 Maret 2022.
5. Rusydina, Azima Idzni. (2020) DAMPAK PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI TAHU
TERHADAP KUALITAS AIR TANAH DI DESA MENDURAN KECAMATAN BRATI
KABUPATEN GROBOGAN. Under Graduates thesis, UNNES.
http://lib.unnes.ac.id/42733/ diakses pada 29 Maret 2022.