SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
PRATIKUM
               ELEKTROANALISIS


     SENSOR AMPEROMETRIK UNTUK OKSIGEN
                 TERLARUT




     Nama             : Ach. Haris Efendy
     NIM              : 101810301021
     Hari / tanggal   :
     Kelompok         :A/ 6
     Asisten          :




          LABORATORIUM KIMIA ANALITIK
                JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
              UNIVERSITAS JEMBER
                        2012
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
       Umumnya pengukuran potensial suatu gas menggunakan sensor secara
potensiometri, anomali terjadi pada pengukuran gas oksigen yang ternyata memakai
sensor amperometri. Sensor yang digunakan untuk mengukur gas oksigen ini hanya
terdiri dari sepasang elektroda yang tercelup dalam larutan elektrolit dan dipisahkan
dari sampel dengan adanya membran hidrofobik. Jadi tidak sembarangan gas dapat
melewati membran ini.
       Fokus kajian yang terukur pada sensor amperometri ini adalah oksigen dan
bukan gas lain. Hal ini dikarenakan oksigen mudah bereaksi dengan hampir semua
unsur menjadi oksida. Maka dari itu, percobaan kali mengunakan sampel air yang
mengandung oksigen, dimana air ini diperoleh dari air sumur, air kolam, air mineral
dan lain-lain. Dan oksigen memiliki kemampuan untuk beroksida dengan zat
pencemar seperti komponen organik sehingga zat pencemar tersebut tidak
membahayakan.
       Tingkat pencemaran air dapat terlihat dari kadar oksigen dalam air tersebut.
Pencemaran berat pada air merupakan kondisi dimana oksigen yang tersedia pada air
tersebut tidak cukup untuk menguraikan komponen kimia berbahaya pada air itu.
Oleh karena itu, pengukuran oksigen yang terlarut dalam air tersebut dapat diukur
menggunakan sensor amperometri yang spesifik terhadap oksigen.

1.2 Tujuan
      Mahasiswa memahami prinsip kerja pengukuran amperometrik dan memiliki
       ketrampilan dalam melakukan analisis pengukuran oksigen terlarut secara
       elektrokimia amperometri.
BAB 2. TINJAUN PUSTAKA

       Sensor adalah alat yang menerima stimulus dan merespon dengan sinyal
elektrik. Stimulus yang dimaksud di sini adalah kuantitas, sifat, atau kondisi
yang dirasakan dan dikonversi dalam bentuk sinyal elektrik. Sehingga fungsi sensor
adalah merespon input berupa sifat-sifat fisik dan mengubahnya menjadi sinyal
elektrik yang cocok dengan rangkaian elektronik. Atau dapat juga dikatakan, sensor
adalah penerjemah dari nilai-nilai non-elektrik ke nilai elektrik. Sedangkan elektrik
yang dimaksud di sini adalah sinyal yang dapat dihubungkan, dikuatkan, dan
dimodifikasi dengan menggunakan rangkaian elektronik. Output dari sensor dapat
berupa tegangan, arus atau hambatan (Anonim, 2012).
       Sebagian besar sensor untuk gas bekerja secara potensiometri, namun sensor
untuk gas oksigen yang sangat populer bekerja secara amperometri, khususnya sensor
yang dibuat pertama kali oleh Clark dkk, yang sampai hari banyak ditemui
diberbagai aplikasi. Sensor ini terdiri dari sepasang elektroda yang tercelup
dalam larutan elektrolit (lihat Gambar 5.1) dan dipisahkan dari larutan sampel
dengan membran hidrofobik yang dapat dilalui oleh gas (gas permeable). Membran
yang digunakan umumnya teflon, silicon rubber, atau          polyethylene, sementara
larutan elektrolitnya berupa larutan potassium klorida and buffer. Oksigen berdifusi
melalui membran dan direduksi pada permukaan elektroda kerja (katoda) (Tim
Penyusun, 2012).
       Sifat umum dari air adalah sebagai pelarut, dimana air dapat melarutkan
hampir semua komponen yang terdapat dialam walaupun dengan derajat kelarutan
yang berbeda – beda. Air yang terdapat pada permukaan bumi tidak pernah dalam
keadaan murni, dan zat – zat yangn terkandung didalamnya adalah zat – zat
tersuspensi dan zat – zat yang terlarut. Disamping zat – zat padatan yang dapat larut
dan tidak dapat larut dalam air juga terdapat gas – gas yang dapat larut dalam air
seperti karbondioksida, oksigen dan nitrogen sulfide (Djajadiningrat, 1993).
       Dalam keperluan sehari – hari penggolongan atas kualitas air menjadi sangat
penting. Baku mutu air pada sumber air adalah batas kadar yang diperboleh bagi zat
atau bahan pencemar yang terdapat dalam air, tetapi air tersebut tetap dapat
digunakan sesuai dengan kriterianya. Menurut kegunaannya air pada sumber air
dibedakan menjadi empat golongan, yaitu :
   1. Golongan A yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
       langsung tanpa harus diolah terlebih dahulu.
2. Golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah
       sebagai air minum.
   3. Golongan C yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
       pertanian.
   4. Golongan D yaitu yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan
       dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik tenaga air (Fardiaz,
       1992).
       Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad
hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian
menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga
dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik.
Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari
udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut
(Salmin, 2000).
       Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya
proses difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan
bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena
proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan
untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik Keperluan
organism terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium dan
aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relative lebih sedikit
apabila dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak atau memijah. Jenis-jenis ikan
tertentu yang dapat menggunakan oksigen dari udara bebas, memiliki daya tahan
yang lebih terhadap perairan yang kekurangan oksigen terlarut (Wardoyo, 1978).
       Berikut ini gambar prinsip kerja Sensor Amperometrik untuk oksigen:
Arus elektrolitik yang dihasilkan sebanding dengan laju difusi oksigen
ke katoda, dengan kata lain juga sebanding dengan tekanan parsial oksigen
dalam sampel, sehingga sensor jenis ini memberikan respon linear terhadap
perubahan konsentrasi atau tekanan parsial oksigen. Katoda dapat berupa platina,
emas, atau perak, dimana pemilihan jenis logam ini akan berpengaruh pada penentuan
besarnya beda potensial yang diterapkan. Umumnya potensial yang digunakan
dipilih (untuk setiap jenis logam katoda) adalah potensial yang menahan katoda
berada pada daerah stabil yang hanya dibatasi oleh laju difusi (the diffusion-
limited plateau region) untuk proses reduksi oksigen. Untuk keperluan praktis
pengukuran oksigen terlarut, satu set alat yang dilengkapi dengan sensor dan
sumber polarisasi dikenal dengan nama DO meter (dissolved oxygen meter) (Tim
Penyusun, 2012).
       Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan
nornal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut
minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme (Swingle, 1968).
       Parameter Oksigen Terlarut memberikan indikasi tentang tingkat kesegaran
air akibat adanya proses biodegradasi dan asimilasi pada badan air. Pada umumnya
model OT adalah dianalisis berdasarkan kinetika reaksi orde satu (Thoman, 1987).
Namun pada saat ini diketahui, bahwa model kualitas air (terutama OT) yang lebih
komplek diperlukan untuk menunjukkan interaksi parameter fisika/kimia dan biologi
yang lebih akurat (Biswas, 1981).
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan
      Alat
        DO Meter
        Tabung Kalibrator
      Bahan
        Akuades
        Sampel Air (Air kolam, air sumur, air mineral)

3.2 Skema Kerja
      Klibrasi DO meter

              Sensor

                        Dibuka penutup membran, dan dibasahi busa didalamnya
                          kemudian ditutup lagi.
                        Membran dicuci dengan aquades.
                        Dilap (jangan diusap, cukup ditutul).
                        Dicelupkan kedalam larutan OX 921 lalu alat dinyalakan
                          didiamkan selama kira-kira 3 menit.
                        Dibilas dengan aquades.
                        Digoyang-goyang sampai air tidak tersisa.
                        Dimasukkan kedalam membran yang sudah diisi larutan OX
                          920 (jangan sampai ada gelembung).
                        Alat dinyalakan.
                        Dihubungkan dengan tabung kalibrator
                        Tekan Cal, Run Enter, tunggu sampai s1,18
                        Dilakukan pengukuran

              Hasil
   Pengukuran Oksigen Terlarut

       Sampel Air

                   Dimasukkan kedalam gelas ukur
                   Dimasukkan probe DO meter
                   Ditunggu beberapa saat hingga pembacaan stabil
                   Dicatat suhu dan slopenya
                   Elektroda diangkat
                   Dimasukkan lagi kealam gelas ukur
                   Tekan AR pada DO meter kemudian RUN ENTER
                   Dilakukan hal yang sama sebanyak tiga kali pengulangan
                   Dilakukan hal yang sama pada sampel air dari sumber yang
                     berbeda

          Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
            Sampel Air     Slope g/mL      Slope rata-rata   Suhu (oC)   Suhu rata-rata
                               4,4                             29,1
            Rembangan          4,4              4,43           29,0          29 oC
                               4,5                             28,9
                               3,3                             28,9
             Armed             3,4              3,36           28,8        28,83 oC
                               3,4                             28,8
                               4,3                             28,9
             Manstrib          4,3              4,3            28,9        29,23 oC
                               4,3                             29,9
                               5,2                             29,2
       Kolam budaran
                               5,3              5,26           29,2         29,2 oC
              mipa
                               5,3                             29,2


4.2 Pembahasan
        Percobaan kali ini merupakan percobaan mengukur oksigen yang terlarut
dalam air. Dimana oksigen ini menentukan kadar dan mutu air. Pengukuran oksigen
terlarut dalam air diukur menggunakan cara Amperometri yang merupakan salah satu
parameter penting dalam analisis kualitas air. Cara penentuan oksigen terlarut dengan
metoda elektrokimia adalah cara langsung untuk menentukan oksigen terlarut dengan
alat DO meter. Prinsip kerjanya adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari
katoda dan anoda yang direndam dalarn larutan elektrolit. Pada alat DO meter, probe
ini biasanya menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda timbal (Pb). Secara
keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang bersifat semi
permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia yang akan terjadi adalah :
        Katoda :         O2 + 2H2O + 4e-        4HO-
        Anoda :          Pb + 2HO-              PbO + H2O + 2e-
Aliran reaksi yang terjadi tersebut tergantung dari aliran oksigen pada katoda. Difusi
oksigen dari sampel ke elektroda berbanding lurus terhadap konsentrasi oksigen
terlarut.
        Sampel yang digunakan ada empat sampel diantaranya; air kolam Mipa, air
pada daerah Rembangan, air pada daerah Armed dan air pada daerah Manstrib.
Sampel ini sudah mewakili golongan air yang digunakan untuk air minum, untuk
pertanian, perikanan, dan pemandian. Alasan memilih keempat sampel datas adalah
untuk membandingkan seberapa banyak kadar oksigen dalam sampel. Air kolam
Mipa dipilih karena air ini tidak diganti setiap hari, hanya pada saat tertentu saja air
ini diganti dan mengindikasikan kualitas air yang kurang baik. Sampel kedua berasal
dari daerah Rembangan tepatnya pada           daerah pemandian, ini diambil untuk
membuktikan apakah air disana sudah dikatakan sesuai atau belum. Sampel ketiga
berasal dari armed, alasan pengambilan sampel juga sama untuk melihat seberapa
besar tingkat mutunya. Sampel terakhir berasal dari daerah Manstrib dimana disini
banyak mahasiswa yang bertempat tinggal dan setiap hari menggunakan air ini untuk
memenuhi kebutuhannya.
       Percobaan ini diawali dengan mengkalibrasi alat DO meter. Kalibrasi ini
bertujuan untuk menguji alat agar memberikan data yang sesuai. Jika pada proses
kalibrasi muncul angka E7 itu artinya membran dalam keadaan rusak atau perlu
dibersihkan lagi menggunakan larutan 921. Apabila masih muncul E7 maka kalibrasi
harus dilakukan berulang-ulang sampai muncul data suhu. Selain data suhu, juga
muncul data oksigen yang terlarut dalam satuan ppm. Kandungan oksigen terlarut
(DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan tidak tercemar oleh senyawa
beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup mendukung
kehidupan organisme.
       Dari percobaan didapat data sebagai berikut:
                                      Slope rata-rata           Suhu rata-rata
        Sampel Air
                                      gram/mL                   (oC)
        Rembangan                     4,3                       29

        Armed                         3,36                      28,83

        Manstrib                      4,3                       29,23

        Air Kolam Mipa                5,26                      29,2
       Dari keempat sampel air ternya kandungan oksigen terlarut terendah yakni
pada daerah Armed, dan kandungan oksigen terlarut tertinggi pada air kolam ikan
Mipa. Hal ini diperkuat dengan adanya organisme hidup yang ada dikolam tersebut
seperti ikan, ganggang, dan organisme lainnya. Dan daerah Armed memberikan data
oksigen terlarut sebesar 3,36 ppm, ini menunjukkan lebih sedikit oksigen yang
terlarut dari pada di kolam Mipa.
       Penentuan kualitas air juga didukung dengan data suhu pada sampel tersebut.
Karena salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan oksigen dalam air adalah
suhu. Semakin rendah suhu air maka kandungan oksigen yang terlarut akan semakin
besar. Semakin besar suhu pada sampel yang diukur maka semakin sedikit kandungan
oksigen terlarutnya. Pada suhu yang rendah, tekanan yang besar dapat memaksa lebih
banyak molekul oksigen masuk kedalam ruang diantara molukel air.
        Empat sampel air yang digunakan secara umum menunjukkan suhu yang
sama pada 29 oC. Anomali terlihat dari data DO pada kolam Mipa, dimana pada suhu
29 oC ternyata kelarutan oksigen didalamnya cukup besar. Dan air Armed dengan
suhu 28,8 oC kelarutan oksigennya lebih kecil. Pada kolam mipa dengan suhu 29 oC
kadar oksigen terlarutnya besar karena disitu terdapat ikan sebagai organisme hidup.
Andai ikan yang ada pada kolam tersebut banyak yang mati, itu berarti kualitas air
tidak baik dan sedikit sekali oksigen yang terlarut. Selanjutnya air Armed sebesar
3,36 ppm dengan suhu 28,8 oC masih dalam kewajaran, karena batas minimum
kualitas air adalah 2 ppm. Dari pengukuran ini dapat dikatakan bahwa semua sampel
air yang digunakan berkualitas baik yang uumumnya mengandung 4 sampai 6 ppm
oksigen.
        Percobaan pengukuran secara amperometri ini penting diperhatikan suhu dan
salinitas sampel air yang akan diperiksa. Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital
terhadap akurasi penentuan oksigen terlarut. Disamping itu, sebagaimana lazimnya
alat yang digital, peranan kalibrasi alat sangat menentukan akurasinya hasil
penentuan. Berdasarkan data-data hasil percobaan diatas, penentuan oksigen terlarut
dengan cara DO meter masih dapat dipercaya hasilnya jika sifat penentuannya hanya
bersifat kisaran.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
    Pengukuran oksigen terlarut dalam air menggunakan cara Amperometri.
    Prinsip kerjanya DO meter adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri
      dari katoda dan anoda yang direndam dalarn larutan elektrolit, biasanya
      menggunakan katoda perak dan anoda timbal.
    Sampel air Rembangan, kolam Mipa, Armed dan Manstrib pada suhu 29 oC
      meberikan data oksigen terlarut rata-rata 4 ppm dan memiliki kualitas yang
      baik.
    cara DO meter masih dapat digunakan untuk penentuan kualitas air yang
      bersifat kisaran.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. http://id.wikipedia.org.wiki/Sensor. diakses pada Mei 2012.
Biswat, Asit K.1981. Models for Water Quality Management. Mc Graw Hills,
       USA. pp 134.
Djajadiningrat, S.T., Harsono, A.H. ( 1993 ). Penilaian Secara Tepat Sumber –
       Sumber. Pencemaran Air, Tanah, dan Udara. Yogyakarta: Gadjah Mada
       University Press.
Salmin. 2000. Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Sungai Dadap, Goba, Muara
       Karang dan Teluk Banten. Dalam : Fora – minifera Sebagai Bioindikator
       Pencemaran, Hasil Studi di Perairan Estuarin Sungai Dadap, Tangerang
       (Djoko P. Praseno, Ricky Rositasari dan S. Hadi Riyono, eds.) P3O - LIPI hal
       42 – 46.
Swingle, H.S. 1968. Standardization of Chemical Analysis for Water and Pond Muds.
       F.A.O. Fish, Rep. 44, 4 , 379 - 406 pp.
Thoman and Mueler. 1987. Principles of Surface Water Quality Modelling and
       Control. Harper & Row Publisher Inco, NewYork, USA. pp 266 and 462
Tim Kimia Analitik. 2012. Petunjuk Praktium Elktroanalisis. Jember: Laboratorium
     Kimia Analitik FMIPA UJ.
Wardoyo, S.T.H. 1978. Kriteria Kualitas Air Untuk Keperluan Pertanian dan
       Perikanan. Dalam : Prosiding Seminar Pengendalian Pencemaran Air. (eds
       Dirjen Pengairan Dep. PU.), hal 293-300.

More Related Content

What's hot

Penentuan kadar asam cuka
Penentuan kadar asam cukaPenentuan kadar asam cuka
Penentuan kadar asam cukaAang Suhendar
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airRini Wulandari
 
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)infosanitasi
 
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriPengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriNovita Anggraini
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airPT. SASA
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganStandardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganOperator Warnet Vast Raha
 
Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)
Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)
Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)L. Novia Wisudyaningrum
 
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...Muhamad Imam Khairy
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)Irdan Arjulian
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniaji indras
 
Pengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah LaboratoriumPengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah LaboratoriumYoussii Ajaahh
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonErnalia Rosita
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 

What's hot (20)

Penentuan kadar asam cuka
Penentuan kadar asam cukaPenentuan kadar asam cuka
Penentuan kadar asam cuka
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
 
Gc ms
Gc msGc ms
Gc ms
 
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
Cara Uji Besi (Fe) dengan Spektrofometri Serapan Atom (SSA)
 
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriPengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdaganganStandardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
Standardisasi larutan na oh dan penentuan asam cuka perdagangan
 
Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)
Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)
Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)
 
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
SNI 06-6989.25-2005 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 25: Cara Uji Kekeruha...
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuni
 
Pengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah LaboratoriumPengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah Laboratorium
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Spektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan AtomSpektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan Atom
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 

Similar to OKSIGEN TERLARUT

Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2PT. SASA
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoFarhan Yuzevan
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungaiPT. SASA
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanPT. SASA
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1PT. SASA
 
Pengukuran Konduktivitas dan Laju Alir Ozonator (dengan variasi 1,2,3 ozonator)
Pengukuran Konduktivitas dan Laju Alir Ozonator (dengan variasi 1,2,3 ozonator)Pengukuran Konduktivitas dan Laju Alir Ozonator (dengan variasi 1,2,3 ozonator)
Pengukuran Konduktivitas dan Laju Alir Ozonator (dengan variasi 1,2,3 ozonator)Olivia Cesarah
 
Fis ling bab i_budi astuti
Fis ling bab i_budi astutiFis ling bab i_budi astuti
Fis ling bab i_budi astutiTutut Safitri
 
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocAnalisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocIndriati Dewi
 
Lapoan Analisa Air
Lapoan Analisa AirLapoan Analisa Air
Lapoan Analisa Airaji indras
 
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)winda dwi
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2jackruto
 

Similar to OKSIGEN TERLARUT (20)

Pengukuran do 1
Pengukuran do 1Pengukuran do 1
Pengukuran do 1
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2Ekosistem sungai 2
Ekosistem sungai 2
 
Sanitasi Air
Sanitasi AirSanitasi Air
Sanitasi Air
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungai
 
Analisis air widya
Analisis air widyaAnalisis air widya
Analisis air widya
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologiLaporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi
 
Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologiLaporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi
 
Pengukuran Konduktivitas dan Laju Alir Ozonator (dengan variasi 1,2,3 ozonator)
Pengukuran Konduktivitas dan Laju Alir Ozonator (dengan variasi 1,2,3 ozonator)Pengukuran Konduktivitas dan Laju Alir Ozonator (dengan variasi 1,2,3 ozonator)
Pengukuran Konduktivitas dan Laju Alir Ozonator (dengan variasi 1,2,3 ozonator)
 
Fis ling bab i_budi astuti
Fis ling bab i_budi astutiFis ling bab i_budi astuti
Fis ling bab i_budi astuti
 
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocAnalisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
 
Tekling kuliah 3
Tekling kuliah 3Tekling kuliah 3
Tekling kuliah 3
 
Lapoan Analisa Air
Lapoan Analisa AirLapoan Analisa Air
Lapoan Analisa Air
 
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 

OKSIGEN TERLARUT

  • 1. PRATIKUM ELEKTROANALISIS SENSOR AMPEROMETRIK UNTUK OKSIGEN TERLARUT Nama : Ach. Haris Efendy NIM : 101810301021 Hari / tanggal : Kelompok :A/ 6 Asisten : LABORATORIUM KIMIA ANALITIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2012
  • 2. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya pengukuran potensial suatu gas menggunakan sensor secara potensiometri, anomali terjadi pada pengukuran gas oksigen yang ternyata memakai sensor amperometri. Sensor yang digunakan untuk mengukur gas oksigen ini hanya terdiri dari sepasang elektroda yang tercelup dalam larutan elektrolit dan dipisahkan dari sampel dengan adanya membran hidrofobik. Jadi tidak sembarangan gas dapat melewati membran ini. Fokus kajian yang terukur pada sensor amperometri ini adalah oksigen dan bukan gas lain. Hal ini dikarenakan oksigen mudah bereaksi dengan hampir semua unsur menjadi oksida. Maka dari itu, percobaan kali mengunakan sampel air yang mengandung oksigen, dimana air ini diperoleh dari air sumur, air kolam, air mineral dan lain-lain. Dan oksigen memiliki kemampuan untuk beroksida dengan zat pencemar seperti komponen organik sehingga zat pencemar tersebut tidak membahayakan. Tingkat pencemaran air dapat terlihat dari kadar oksigen dalam air tersebut. Pencemaran berat pada air merupakan kondisi dimana oksigen yang tersedia pada air tersebut tidak cukup untuk menguraikan komponen kimia berbahaya pada air itu. Oleh karena itu, pengukuran oksigen yang terlarut dalam air tersebut dapat diukur menggunakan sensor amperometri yang spesifik terhadap oksigen. 1.2 Tujuan  Mahasiswa memahami prinsip kerja pengukuran amperometrik dan memiliki ketrampilan dalam melakukan analisis pengukuran oksigen terlarut secara elektrokimia amperometri.
  • 3. BAB 2. TINJAUN PUSTAKA Sensor adalah alat yang menerima stimulus dan merespon dengan sinyal elektrik. Stimulus yang dimaksud di sini adalah kuantitas, sifat, atau kondisi yang dirasakan dan dikonversi dalam bentuk sinyal elektrik. Sehingga fungsi sensor adalah merespon input berupa sifat-sifat fisik dan mengubahnya menjadi sinyal elektrik yang cocok dengan rangkaian elektronik. Atau dapat juga dikatakan, sensor adalah penerjemah dari nilai-nilai non-elektrik ke nilai elektrik. Sedangkan elektrik yang dimaksud di sini adalah sinyal yang dapat dihubungkan, dikuatkan, dan dimodifikasi dengan menggunakan rangkaian elektronik. Output dari sensor dapat berupa tegangan, arus atau hambatan (Anonim, 2012). Sebagian besar sensor untuk gas bekerja secara potensiometri, namun sensor untuk gas oksigen yang sangat populer bekerja secara amperometri, khususnya sensor yang dibuat pertama kali oleh Clark dkk, yang sampai hari banyak ditemui diberbagai aplikasi. Sensor ini terdiri dari sepasang elektroda yang tercelup dalam larutan elektrolit (lihat Gambar 5.1) dan dipisahkan dari larutan sampel dengan membran hidrofobik yang dapat dilalui oleh gas (gas permeable). Membran yang digunakan umumnya teflon, silicon rubber, atau polyethylene, sementara larutan elektrolitnya berupa larutan potassium klorida and buffer. Oksigen berdifusi melalui membran dan direduksi pada permukaan elektroda kerja (katoda) (Tim Penyusun, 2012). Sifat umum dari air adalah sebagai pelarut, dimana air dapat melarutkan hampir semua komponen yang terdapat dialam walaupun dengan derajat kelarutan yang berbeda – beda. Air yang terdapat pada permukaan bumi tidak pernah dalam keadaan murni, dan zat – zat yangn terkandung didalamnya adalah zat – zat tersuspensi dan zat – zat yang terlarut. Disamping zat – zat padatan yang dapat larut dan tidak dapat larut dalam air juga terdapat gas – gas yang dapat larut dalam air seperti karbondioksida, oksigen dan nitrogen sulfide (Djajadiningrat, 1993). Dalam keperluan sehari – hari penggolongan atas kualitas air menjadi sangat penting. Baku mutu air pada sumber air adalah batas kadar yang diperboleh bagi zat atau bahan pencemar yang terdapat dalam air, tetapi air tersebut tetap dapat digunakan sesuai dengan kriterianya. Menurut kegunaannya air pada sumber air dibedakan menjadi empat golongan, yaitu : 1. Golongan A yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa harus diolah terlebih dahulu.
  • 4. 2. Golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum. 3. Golongan C yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan pertanian. 4. Golongan D yaitu yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik tenaga air (Fardiaz, 1992). Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Salmin, 2000). Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik Keperluan organism terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relative lebih sedikit apabila dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak atau memijah. Jenis-jenis ikan tertentu yang dapat menggunakan oksigen dari udara bebas, memiliki daya tahan yang lebih terhadap perairan yang kekurangan oksigen terlarut (Wardoyo, 1978). Berikut ini gambar prinsip kerja Sensor Amperometrik untuk oksigen:
  • 5. Arus elektrolitik yang dihasilkan sebanding dengan laju difusi oksigen ke katoda, dengan kata lain juga sebanding dengan tekanan parsial oksigen dalam sampel, sehingga sensor jenis ini memberikan respon linear terhadap perubahan konsentrasi atau tekanan parsial oksigen. Katoda dapat berupa platina, emas, atau perak, dimana pemilihan jenis logam ini akan berpengaruh pada penentuan besarnya beda potensial yang diterapkan. Umumnya potensial yang digunakan dipilih (untuk setiap jenis logam katoda) adalah potensial yang menahan katoda berada pada daerah stabil yang hanya dibatasi oleh laju difusi (the diffusion- limited plateau region) untuk proses reduksi oksigen. Untuk keperluan praktis pengukuran oksigen terlarut, satu set alat yang dilengkapi dengan sensor dan sumber polarisasi dikenal dengan nama DO meter (dissolved oxygen meter) (Tim Penyusun, 2012). Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme (Swingle, 1968). Parameter Oksigen Terlarut memberikan indikasi tentang tingkat kesegaran air akibat adanya proses biodegradasi dan asimilasi pada badan air. Pada umumnya model OT adalah dianalisis berdasarkan kinetika reaksi orde satu (Thoman, 1987). Namun pada saat ini diketahui, bahwa model kualitas air (terutama OT) yang lebih komplek diperlukan untuk menunjukkan interaksi parameter fisika/kimia dan biologi yang lebih akurat (Biswas, 1981).
  • 6. BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan  Alat  DO Meter  Tabung Kalibrator  Bahan  Akuades  Sampel Air (Air kolam, air sumur, air mineral) 3.2 Skema Kerja  Klibrasi DO meter Sensor  Dibuka penutup membran, dan dibasahi busa didalamnya kemudian ditutup lagi.  Membran dicuci dengan aquades.  Dilap (jangan diusap, cukup ditutul).  Dicelupkan kedalam larutan OX 921 lalu alat dinyalakan didiamkan selama kira-kira 3 menit.  Dibilas dengan aquades.  Digoyang-goyang sampai air tidak tersisa.  Dimasukkan kedalam membran yang sudah diisi larutan OX 920 (jangan sampai ada gelembung).  Alat dinyalakan.  Dihubungkan dengan tabung kalibrator  Tekan Cal, Run Enter, tunggu sampai s1,18  Dilakukan pengukuran Hasil
  • 7. Pengukuran Oksigen Terlarut Sampel Air  Dimasukkan kedalam gelas ukur  Dimasukkan probe DO meter  Ditunggu beberapa saat hingga pembacaan stabil  Dicatat suhu dan slopenya  Elektroda diangkat  Dimasukkan lagi kealam gelas ukur  Tekan AR pada DO meter kemudian RUN ENTER  Dilakukan hal yang sama sebanyak tiga kali pengulangan  Dilakukan hal yang sama pada sampel air dari sumber yang berbeda Hasil
  • 8. BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Sampel Air Slope g/mL Slope rata-rata Suhu (oC) Suhu rata-rata 4,4 29,1 Rembangan 4,4 4,43 29,0 29 oC 4,5 28,9 3,3 28,9 Armed 3,4 3,36 28,8 28,83 oC 3,4 28,8 4,3 28,9 Manstrib 4,3 4,3 28,9 29,23 oC 4,3 29,9 5,2 29,2 Kolam budaran 5,3 5,26 29,2 29,2 oC mipa 5,3 29,2 4.2 Pembahasan Percobaan kali ini merupakan percobaan mengukur oksigen yang terlarut dalam air. Dimana oksigen ini menentukan kadar dan mutu air. Pengukuran oksigen terlarut dalam air diukur menggunakan cara Amperometri yang merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air. Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia adalah cara langsung untuk menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter. Prinsip kerjanya adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalarn larutan elektrolit. Pada alat DO meter, probe ini biasanya menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda timbal (Pb). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang bersifat semi permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia yang akan terjadi adalah : Katoda : O2 + 2H2O + 4e- 4HO- Anoda : Pb + 2HO- PbO + H2O + 2e- Aliran reaksi yang terjadi tersebut tergantung dari aliran oksigen pada katoda. Difusi oksigen dari sampel ke elektroda berbanding lurus terhadap konsentrasi oksigen terlarut. Sampel yang digunakan ada empat sampel diantaranya; air kolam Mipa, air pada daerah Rembangan, air pada daerah Armed dan air pada daerah Manstrib. Sampel ini sudah mewakili golongan air yang digunakan untuk air minum, untuk
  • 9. pertanian, perikanan, dan pemandian. Alasan memilih keempat sampel datas adalah untuk membandingkan seberapa banyak kadar oksigen dalam sampel. Air kolam Mipa dipilih karena air ini tidak diganti setiap hari, hanya pada saat tertentu saja air ini diganti dan mengindikasikan kualitas air yang kurang baik. Sampel kedua berasal dari daerah Rembangan tepatnya pada daerah pemandian, ini diambil untuk membuktikan apakah air disana sudah dikatakan sesuai atau belum. Sampel ketiga berasal dari armed, alasan pengambilan sampel juga sama untuk melihat seberapa besar tingkat mutunya. Sampel terakhir berasal dari daerah Manstrib dimana disini banyak mahasiswa yang bertempat tinggal dan setiap hari menggunakan air ini untuk memenuhi kebutuhannya. Percobaan ini diawali dengan mengkalibrasi alat DO meter. Kalibrasi ini bertujuan untuk menguji alat agar memberikan data yang sesuai. Jika pada proses kalibrasi muncul angka E7 itu artinya membran dalam keadaan rusak atau perlu dibersihkan lagi menggunakan larutan 921. Apabila masih muncul E7 maka kalibrasi harus dilakukan berulang-ulang sampai muncul data suhu. Selain data suhu, juga muncul data oksigen yang terlarut dalam satuan ppm. Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme. Dari percobaan didapat data sebagai berikut: Slope rata-rata Suhu rata-rata Sampel Air gram/mL (oC) Rembangan 4,3 29 Armed 3,36 28,83 Manstrib 4,3 29,23 Air Kolam Mipa 5,26 29,2 Dari keempat sampel air ternya kandungan oksigen terlarut terendah yakni pada daerah Armed, dan kandungan oksigen terlarut tertinggi pada air kolam ikan Mipa. Hal ini diperkuat dengan adanya organisme hidup yang ada dikolam tersebut seperti ikan, ganggang, dan organisme lainnya. Dan daerah Armed memberikan data oksigen terlarut sebesar 3,36 ppm, ini menunjukkan lebih sedikit oksigen yang terlarut dari pada di kolam Mipa. Penentuan kualitas air juga didukung dengan data suhu pada sampel tersebut. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan oksigen dalam air adalah suhu. Semakin rendah suhu air maka kandungan oksigen yang terlarut akan semakin
  • 10. besar. Semakin besar suhu pada sampel yang diukur maka semakin sedikit kandungan oksigen terlarutnya. Pada suhu yang rendah, tekanan yang besar dapat memaksa lebih banyak molekul oksigen masuk kedalam ruang diantara molukel air. Empat sampel air yang digunakan secara umum menunjukkan suhu yang sama pada 29 oC. Anomali terlihat dari data DO pada kolam Mipa, dimana pada suhu 29 oC ternyata kelarutan oksigen didalamnya cukup besar. Dan air Armed dengan suhu 28,8 oC kelarutan oksigennya lebih kecil. Pada kolam mipa dengan suhu 29 oC kadar oksigen terlarutnya besar karena disitu terdapat ikan sebagai organisme hidup. Andai ikan yang ada pada kolam tersebut banyak yang mati, itu berarti kualitas air tidak baik dan sedikit sekali oksigen yang terlarut. Selanjutnya air Armed sebesar 3,36 ppm dengan suhu 28,8 oC masih dalam kewajaran, karena batas minimum kualitas air adalah 2 ppm. Dari pengukuran ini dapat dikatakan bahwa semua sampel air yang digunakan berkualitas baik yang uumumnya mengandung 4 sampai 6 ppm oksigen. Percobaan pengukuran secara amperometri ini penting diperhatikan suhu dan salinitas sampel air yang akan diperiksa. Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi penentuan oksigen terlarut. Disamping itu, sebagaimana lazimnya alat yang digital, peranan kalibrasi alat sangat menentukan akurasinya hasil penentuan. Berdasarkan data-data hasil percobaan diatas, penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter masih dapat dipercaya hasilnya jika sifat penentuannya hanya bersifat kisaran.
  • 11. BAB 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan  Pengukuran oksigen terlarut dalam air menggunakan cara Amperometri.  Prinsip kerjanya DO meter adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalarn larutan elektrolit, biasanya menggunakan katoda perak dan anoda timbal.  Sampel air Rembangan, kolam Mipa, Armed dan Manstrib pada suhu 29 oC meberikan data oksigen terlarut rata-rata 4 ppm dan memiliki kualitas yang baik.  cara DO meter masih dapat digunakan untuk penentuan kualitas air yang bersifat kisaran.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. http://id.wikipedia.org.wiki/Sensor. diakses pada Mei 2012. Biswat, Asit K.1981. Models for Water Quality Management. Mc Graw Hills, USA. pp 134. Djajadiningrat, S.T., Harsono, A.H. ( 1993 ). Penilaian Secara Tepat Sumber – Sumber. Pencemaran Air, Tanah, dan Udara. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Salmin. 2000. Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Sungai Dadap, Goba, Muara Karang dan Teluk Banten. Dalam : Fora – minifera Sebagai Bioindikator Pencemaran, Hasil Studi di Perairan Estuarin Sungai Dadap, Tangerang (Djoko P. Praseno, Ricky Rositasari dan S. Hadi Riyono, eds.) P3O - LIPI hal 42 – 46. Swingle, H.S. 1968. Standardization of Chemical Analysis for Water and Pond Muds. F.A.O. Fish, Rep. 44, 4 , 379 - 406 pp. Thoman and Mueler. 1987. Principles of Surface Water Quality Modelling and Control. Harper & Row Publisher Inco, NewYork, USA. pp 266 and 462 Tim Kimia Analitik. 2012. Petunjuk Praktium Elktroanalisis. Jember: Laboratorium Kimia Analitik FMIPA UJ. Wardoyo, S.T.H. 1978. Kriteria Kualitas Air Untuk Keperluan Pertanian dan Perikanan. Dalam : Prosiding Seminar Pengendalian Pencemaran Air. (eds Dirjen Pengairan Dep. PU.), hal 293-300.