SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Motivasi pendidikan 1
BAB I
A. Latar belakang
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di
dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.
Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc.
Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang
dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni
motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan
dirangsang karena adanya tujuan
B. Rumusan masalah
Seberapa pentingkah motivasi bagi dunia pendidikan?
C. Tujuan
• Mengetahui pengertian motivasi dalam dunia pendidikan
• Mengetahui tugas guru sebagai seorang motivator dalam kegiatan belajar mengajar.
• Mengetahui sumber dan penggolongan motivasi manusia
• Mengetahui dinamika prilaku sosial manusia
BAB II
A. Pengertian, sumber, dan penggolongan motivasi perilaku manusia
Para ahli mendefenisikannya dengan cara dan gaya yang berbeda, namun esensinya menuju
kepada maksud yang sama ,ialah bahwa motivasi itu merupakan :
1. Suatu kekuatan atau tenaga atau daya
2. Suatu keadaan kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah
tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.
Motivasi tersebut timbul daan tumbuh berkembang dengan jalan :
1. Datang dari dalam diri individu itu sendiri (intrinsik)
2. Datang dari lingkungan (ekstrinsik)
Atas dasar sumber dan proses perkembangan, terjadi penggunaan berbagai macam istilah yang
sering dipertukarkan. Untuk keperluan studi psikologis telah diadakan penertiban dengan
diadakan penggolongannya, antara lain sebagai berikut ini.
Motivasi pendidikan 2
1. Motif primer (motivasi dasar)
Menunjukkan kepada motif yang tidak dipelajari yang untuk ini sering juga digunakan istilah
dorongan. Golongan motif ini pun dibedakan lagi ke dalam:
 Dorongan fisilogis yang bersumber pada kebutuhan organis yang mencakup antara lain
lapar, haus, pernapasan, seks, kegiatan, dan istirahat. Untuk menjamin kelangsungan
hidup organis diperlukan pemenuhan kebutuhan – kebutuhan tersebut sehingga mencapai
keadaan fisik yang seimbang.
 Dorongan umum da motif darurat, termasuk didalamnya dorongan takut, kasih sayang,
kegiatan, kekaguman, dan ingin tahu,dalam hubungannya dengan rangsangan dari luar,
termasuk dalam golongan melarikan diri, menyerang, berusaha dan mengejar untuk
menyelamatkan dirinya.
2. Motif skunder
Menunjukkan kepada motif yang berkembang dalam diri individu karena pengalaman, dan
dipelajari kedalam golongan sebagai berikut :
(a) Takut yang dipelajari (learned fears)
(b) Motif social (ingin diterima, ingin dihargai, konformitas, afiliasi dll)
(c) Motif – motif obyektif (eksplorasi, manipulasi, dan minat)
(d) Maksud (purpose) dan aspirasi
(e) Motif berprestasi (achievement motive)
B. Dinamika proses perilaku manusia
Dipandang dari segi motifnya setiap gerak manusia itu selalu mengandung 3 aspek yang
kedudukannya bertahap dan berurutan :
1. Motivating states
Timbul kekuatan dan terjadinya kesiapsediaan sebagi akibat terasanya kebutuhan jaringan atau
sekresi, hormonal dari dalam diri organisme atau tergantung pada stimulasi tertentu
2. Motivating behavior
Bergeraknya organisme kearah tujuan tertentu sesuai dengan sifat kebutuhan yang hendak
dipenuhi dan dipuaskannya. Misal: haus mencari air untuk diminum, dengan demikian setiap
prilaku manusia bersifat instrumental (sadar atau tak sadar.
3. Satisfied conditions
Dengan dicapai tujuan yang dapat memenuhi kebutuhan yang terasa, maka dalam kesimbangan
dari dalam organism pulih kembali dengan terpeliharanya, homostetis, kondisi demikian dihayati
sebagai rasa nikmat dan puas atau lega.
Motivasi pendidikan 3
Terjadinya metabolism dan penggunaan atau pelepasan kalori, perangsangan kembali, dan
sebagainya, kepuasan itu hanya bersifat temporal (sementara). Oleh karena itu, gerakkan proses
prilaku itu sebenarnya akan berlangsung secara siklus (cyclical) yang dapat digambarkan secara
sistematis.
C. Cara mengukur dan usaha meningkatkan motivasi
Meskipun motivasi itu merupakan suatu kekuatan, namun tidaklah merupakan suatu substansi
yang dapat kita amati. Yang dapat kita lakukan ialah mengidentifikasi beberapa indikator dalam
term – term berikut :
 Durasinya kegiatan ( berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan
kegiatan)
 Frekuensinya kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam preiode waktu tertentu)
 Presistensinya ketetapan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan
 Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk
mencapai tujuan
 Devosi pengabdian dan pengorbanan uang, tenaga, pikiran bahkan jiwanya atau
nyawanya untuk mencapai tujuan
 Tingkatan aspirasinya, maksud rencana, cita – cita, sasaran atau target dan idolanya yang
hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
 Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau out put yang dicapai.
 Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan.
Dari indicator diatas maka akan melahirkan teknik pendekatan dan pengukuran tertentu dapat
dipergunakan:
Tes tindakan disertai observasi
Quesioner dan infentori
Mengarang bebas untuk mengetahui cita – cita dan aspirasi
Tes prestasi dan skala sikap
Saran upaya untuk meningkatkan motivasi kerja dan termasuk belajar sebagai berikut :
 Hindarkan sugesti dan kondisi yang negative
 Ciptakan situasi kompetisi yang sehat
 Adakan pacemaking atas dasar prinsip goalgradiened
 Informasikan hasil kegiatan dan berikan kesempatan pada individua tau kelompok
 Memberikan ganjaran dan hadiah (reward and bonus atau insentif dapat diberikan dalam
bentuk pujian, piagam, fasilitas, kesempatan promosi)
Motivasi pendidikan 4
D. Proses membuat pilihan dan keputusan, konflik dan frustasi, serta bentuk prilaku penyesuaian
 Dalam rangkaian proses pemenuhan felts needs individu pada umumnya dihadapkan pada
sejumlah alternatif baik dalam aspek maupun dalam tahapan:
1. Instrumentals behaviornya kemungkinan – kemungkinan tindakan yang dapat ditempuh.
2. Goal atau incentive kemungkinan sasaran tujuan yang hendak dicapai
 Individu harus menentukan pilihan diantara alternative yang ada factor – faktornya :
1. Pertimbangan untung rugi (cost – benefite) dari setiap alternatif secara rasional diuji
2. Kemauan ( the willingess ) dan kata hati ( the conscience of man) juga turut menentukan
dalam proses pemilihan dan pengambilan keputusan itu karena resiko akibatnya juga harus
ditanggung.
 Seandainya individu menghadapi alternative yang mengandung motif – motif atau resiko untung
rugi atau positif negative yang sama kuatnya, dan proses pemilihan dan pengambilan
keputusanpun tidak dapat dilakukan dengan segera, maka dalam diri individu yang bersangkutan
akan terjadi perang batin yang tidak berkesudahan dan berkeputusan (Psychological conflict)
Sesuai dengan sifat motivasi atau resikonya dari setiap alternative ia akan mengalami
kemungkinan:
1. Approach – approach conflict kalau semua alternatif yang ada sama – sama dikehendaki
karena mengandung resiko yang sama – sama positif
2. Avoidance conflict kalau semua alternative yang ada sama – sama tidak dikehendaki karena
mengandung resiko yang sama negative
3. Approach – avoidance conflict kalau alternative tertentu yang dikehendaki mengandung resiko
yang positif tetapi sekalugus juga negative yang sama kuatnya.
 Kalau perang batin itu tidak dapat diatasi, individu yang bersangkutan akan merasa kekecewaan
mendalam karena tujuan yang dikehendakinya tak bisa terlaksanakan dan tercapai. Perasaan
kecewa itu dan situasi tidak tercapai tujuan yang dikehendakinya itulah yang dalam psikologi
lazim disebut frustasi. sumber yang emndatangkan frustasi ini berwujud manusia (person) baik
diri sendiri maupun oranglain. Hal yang bukan orang peristiwa atau keadaan alam situasi lain.
 Reaksi individu yang bersangkutan terhadap frustasi bermacam – macam prilakunya, tergantung
pada kemampuan akal sehatnya (reasoning intelligence)
 Kalau akal sehat berani menghadapi kenyataan, pada akhirnya mungkin dengan bantuan pihak
dan cara tertentu konselor, psikolog, orang tua, temen deket, ulama, pendeta, istikhoroh/meditasi.
Ia juga dapat mengambil keputusan yang sehat secara rasional sehingga tujuannya tercapai.
Tindakan itu disebut Adjusment (penyesuaian permasalahan). Adjustment ini mungkin dilakukan
dengan cara :
1. Aktif ia merubah lingkungan, mungkin mencari dan mengubah alternatifnya tetapi dapat
sampai pada goalnya yang diinginkan.
2. Pasif ia mengubah dirinya mungkin mengadakan modifikasi aspirasinya sehingga ia dapat
menetapkan tujuan secara realistic dan bertindak secara realistic pula.
Motivasi pendidikan 5
 Namun jika akal sehatnya tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya, perilaku yang
bersangkutan dikendalikan oleh hasrat emosionalnya. Oleh karena itu, reaksinyapun akan
bersifat emocional pula dengan demikian, meskipun ia berusaha mencapai penyelesaian
pencapaian tujuannya, kemungkinan besar akan selalu kandas bahkan mungkin mendapatkan
hasil dan mengalami situasi yang lebih buruk dari apa yang diharapkan. Penyesuaian yangsalah
atau keliru seperi yang disebut maladjusment.
Intellegence secara fungsional dalam proses tindakan dapat dikemukanan menjadi beberapa jenis
ialah :
– Agresi marah
– Kecemasan tak berdaya
– Regresi
– Fiksasi
– Represi
– Rasionalisasi
– Proyeksi
– Sublimasi
– Kompensasi
– Berfantasi
 Sudah jelas, guru mempunyai tanggungjawab moral yang amat berat kalau situasi sekolah dan
tindakan pada guru mengakibatkan para siswa harus mengalami situasi – situasi dan berperilaku
seperti diatas. Merupakan kewajiban moral pula untuk memberikan bantuan dan bimbingan
secara positif terhadap siswa yang mungkin tak terelakkan mengalaminya
Motivasi pendidikan 6
BAB III Penutup
Kesimpulan
Kegiatan belajar tidak selalu dilakukan di dalam ruangan kelas berdasarkan rancangan
tertentu tetapi ada kegiatan belajar yang dilakukan di luar ruang kelas tanpa mengikuti rancangan
tertentu. Dengan kegiatan belajar di kelas secara konvensional siswa belajar untuk memenuhi
tuntutan tugas dan rancangan dari guru. Tetapi masih begitu banyak aktivitas belajar yang tanpa
mengikuti aturan konvensional yang dicerminkan dalam desain instruksional. Artinya, siswa
belajar karena keinginannya sendiri. Karenanya pengetahuan tentang “belajar” karena ditugasi
dan belajar karena motivasi diri “penting” bagi guru.
Dalam hal ini peranan guru sangat dibutuhkan karena peranan guru sebagai motivator sangat
memberikan dampak yang besar bagi siswanya. Menghadapi siswa yang kurang termotivasi
sangat membutuhkan strategi untuk mengembalikan semangat dalam belajarnya. Tak heran jika
di sini guru dituntu untuk bisa memahami sedikit banyak karakter siswa dan problem solving
bagi setiap masalah.
Dengan begitu diharapkan semangat siswa akan memberikan output yang baik bagi diri mereka
sendiri dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.

More Related Content

What's hot

Motivasi
MotivasiMotivasi
Motivasivera78
 
Teori humanistik
Teori humanistikTeori humanistik
Teori humanistikmaul99
 
Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)Ikha Mardiyah
 
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9novyaindri29
 
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Wulan Yulian
 
Makalah Motivasi
Makalah MotivasiMakalah Motivasi
Makalah MotivasiSintya M
 
Teori keperibadian sosial kognitif
Teori keperibadian sosial kognitifTeori keperibadian sosial kognitif
Teori keperibadian sosial kognitifBernard Ah Thau Tan
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik1115500038
 
Makalah motivasi dalam belajar
Makalah motivasi dalam belajarMakalah motivasi dalam belajar
Makalah motivasi dalam belajarZuha Farhana
 
Makalah psikologi sosial "Agresi"
Makalah psikologi sosial "Agresi"Makalah psikologi sosial "Agresi"
Makalah psikologi sosial "Agresi"Asifa Kim ji young
 
MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL
MAKALAH PSIKOLOGI SOSIALMAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL
MAKALAH PSIKOLOGI SOSIALGriselda Wodong
 
Pendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realitaPendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realitavarizalamir
 
Materi teori motivasi
Materi teori motivasiMateri teori motivasi
Materi teori motivasiArib Herzi
 
Motif dan motivasi (Kelompok 2)
Motif dan motivasi (Kelompok 2)Motif dan motivasi (Kelompok 2)
Motif dan motivasi (Kelompok 2)Zara Neur
 
Konseling realita
Konseling realita Konseling realita
Konseling realita frabazyani
 

What's hot (20)

Motivasi
MotivasiMotivasi
Motivasi
 
Teori humanistik
Teori humanistikTeori humanistik
Teori humanistik
 
Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)
 
Agresi sosial
Agresi sosialAgresi sosial
Agresi sosial
 
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
 
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
 
Makalah Motivasi
Makalah MotivasiMakalah Motivasi
Makalah Motivasi
 
Teori keperibadian sosial kognitif
Teori keperibadian sosial kognitifTeori keperibadian sosial kognitif
Teori keperibadian sosial kognitif
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
 
Ppt
Ppt Ppt
Ppt
 
Makalah motivasi dalam belajar
Makalah motivasi dalam belajarMakalah motivasi dalam belajar
Makalah motivasi dalam belajar
 
Makalah psikologi sosial "Agresi"
Makalah psikologi sosial "Agresi"Makalah psikologi sosial "Agresi"
Makalah psikologi sosial "Agresi"
 
Teori sikap
Teori sikapTeori sikap
Teori sikap
 
MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL
MAKALAH PSIKOLOGI SOSIALMAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL
MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL
 
Pendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realitaPendekatak konseling realita
Pendekatak konseling realita
 
Materi teori motivasi
Materi teori motivasiMateri teori motivasi
Materi teori motivasi
 
Motif dan motivasi (Kelompok 2)
Motif dan motivasi (Kelompok 2)Motif dan motivasi (Kelompok 2)
Motif dan motivasi (Kelompok 2)
 
Konseling realita
Konseling realita Konseling realita
Konseling realita
 

Similar to Makalah pendidikan

Persepsi dan Motivasi
Persepsi dan MotivasiPersepsi dan Motivasi
Persepsi dan Motivasipjj_kemenkes
 
PPT_Motivasi Belajar_Berfly Suwanoto.pptx
PPT_Motivasi Belajar_Berfly Suwanoto.pptxPPT_Motivasi Belajar_Berfly Suwanoto.pptx
PPT_Motivasi Belajar_Berfly Suwanoto.pptxBerflyResthaSuwanoto
 
Emotional Intelligence Infographics by Slidesgo.pptx
Emotional Intelligence Infographics by Slidesgo.pptxEmotional Intelligence Infographics by Slidesgo.pptx
Emotional Intelligence Infographics by Slidesgo.pptxDzuanTiraFazari2
 
Persepsi dan Motivasi
Persepsi dan MotivasiPersepsi dan Motivasi
Persepsi dan Motivasipjj_kemenkes
 
Slide-PSY209-Chapter-04-Consumer-Motivation.pptx
Slide-PSY209-Chapter-04-Consumer-Motivation.pptxSlide-PSY209-Chapter-04-Consumer-Motivation.pptx
Slide-PSY209-Chapter-04-Consumer-Motivation.pptxFARHANAHYAJULPAZ
 
Cute Pastel Stickers Notebook for Middle School by Slidesgo.pptx
Cute Pastel Stickers Notebook for Middle School by Slidesgo.pptxCute Pastel Stickers Notebook for Middle School by Slidesgo.pptx
Cute Pastel Stickers Notebook for Middle School by Slidesgo.pptxRenoSeptiyanFajarhad
 
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASIMAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASIGhian Velina
 
Konsep Motivasi Manusia
 Konsep Motivasi Manusia Konsep Motivasi Manusia
Konsep Motivasi Manusiapjj_kemenkes
 
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.pptPELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.pptTriEvelina1
 
Jurnal PSikologi pendidikan
Jurnal PSikologi pendidikanJurnal PSikologi pendidikan
Jurnal PSikologi pendidikanmppeutm
 
Makalah motivasi belajar tugas mata kuliah psikologi belajar
Makalah motivasi belajar tugas mata kuliah psikologi belajarMakalah motivasi belajar tugas mata kuliah psikologi belajar
Makalah motivasi belajar tugas mata kuliah psikologi belajareLMafaza1
 
Motivasi Belajar Disusun untuk memenuhi tugas kuliah psikologi belajar
Motivasi Belajar Disusun untuk memenuhi tugas kuliah psikologi belajarMotivasi Belajar Disusun untuk memenuhi tugas kuliah psikologi belajar
Motivasi Belajar Disusun untuk memenuhi tugas kuliah psikologi belajareLMafaza1
 
Motivasi kerja
Motivasi kerjaMotivasi kerja
Motivasi kerjaeki050988
 
Pengembangan Kapasitas Pendampingan
Pengembangan Kapasitas PendampinganPengembangan Kapasitas Pendampingan
Pengembangan Kapasitas PendampinganKacung Abdullah
 
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengPresentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Mentengkel1psikosos
 
Ringkasan Ch 3 Consumer Motivation and Personality
Ringkasan Ch 3 Consumer Motivation and PersonalityRingkasan Ch 3 Consumer Motivation and Personality
Ringkasan Ch 3 Consumer Motivation and Personalitychienmario
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar66601
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar66601
 
Psikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikapPsikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikapvidyatiara
 

Similar to Makalah pendidikan (20)

Persepsi dan Motivasi
Persepsi dan MotivasiPersepsi dan Motivasi
Persepsi dan Motivasi
 
PPT_Motivasi Belajar_Berfly Suwanoto.pptx
PPT_Motivasi Belajar_Berfly Suwanoto.pptxPPT_Motivasi Belajar_Berfly Suwanoto.pptx
PPT_Motivasi Belajar_Berfly Suwanoto.pptx
 
Emotional Intelligence Infographics by Slidesgo.pptx
Emotional Intelligence Infographics by Slidesgo.pptxEmotional Intelligence Infographics by Slidesgo.pptx
Emotional Intelligence Infographics by Slidesgo.pptx
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Persepsi dan Motivasi
Persepsi dan MotivasiPersepsi dan Motivasi
Persepsi dan Motivasi
 
Slide-PSY209-Chapter-04-Consumer-Motivation.pptx
Slide-PSY209-Chapter-04-Consumer-Motivation.pptxSlide-PSY209-Chapter-04-Consumer-Motivation.pptx
Slide-PSY209-Chapter-04-Consumer-Motivation.pptx
 
Cute Pastel Stickers Notebook for Middle School by Slidesgo.pptx
Cute Pastel Stickers Notebook for Middle School by Slidesgo.pptxCute Pastel Stickers Notebook for Middle School by Slidesgo.pptx
Cute Pastel Stickers Notebook for Middle School by Slidesgo.pptx
 
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASIMAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
 
Konsep Motivasi Manusia
 Konsep Motivasi Manusia Konsep Motivasi Manusia
Konsep Motivasi Manusia
 
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.pptPELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
 
Jurnal PSikologi pendidikan
Jurnal PSikologi pendidikanJurnal PSikologi pendidikan
Jurnal PSikologi pendidikan
 
Makalah motivasi belajar tugas mata kuliah psikologi belajar
Makalah motivasi belajar tugas mata kuliah psikologi belajarMakalah motivasi belajar tugas mata kuliah psikologi belajar
Makalah motivasi belajar tugas mata kuliah psikologi belajar
 
Motivasi Belajar Disusun untuk memenuhi tugas kuliah psikologi belajar
Motivasi Belajar Disusun untuk memenuhi tugas kuliah psikologi belajarMotivasi Belajar Disusun untuk memenuhi tugas kuliah psikologi belajar
Motivasi Belajar Disusun untuk memenuhi tugas kuliah psikologi belajar
 
Motivasi kerja
Motivasi kerjaMotivasi kerja
Motivasi kerja
 
Pengembangan Kapasitas Pendampingan
Pengembangan Kapasitas PendampinganPengembangan Kapasitas Pendampingan
Pengembangan Kapasitas Pendampingan
 
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengPresentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
 
Ringkasan Ch 3 Consumer Motivation and Personality
Ringkasan Ch 3 Consumer Motivation and PersonalityRingkasan Ch 3 Consumer Motivation and Personality
Ringkasan Ch 3 Consumer Motivation and Personality
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
 
Psikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikapPsikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikap
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

Makalah pendidikan

  • 1. Motivasi pendidikan 1 BAB I A. Latar belakang Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan B. Rumusan masalah Seberapa pentingkah motivasi bagi dunia pendidikan? C. Tujuan • Mengetahui pengertian motivasi dalam dunia pendidikan • Mengetahui tugas guru sebagai seorang motivator dalam kegiatan belajar mengajar. • Mengetahui sumber dan penggolongan motivasi manusia • Mengetahui dinamika prilaku sosial manusia BAB II A. Pengertian, sumber, dan penggolongan motivasi perilaku manusia Para ahli mendefenisikannya dengan cara dan gaya yang berbeda, namun esensinya menuju kepada maksud yang sama ,ialah bahwa motivasi itu merupakan : 1. Suatu kekuatan atau tenaga atau daya 2. Suatu keadaan kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Motivasi tersebut timbul daan tumbuh berkembang dengan jalan : 1. Datang dari dalam diri individu itu sendiri (intrinsik) 2. Datang dari lingkungan (ekstrinsik) Atas dasar sumber dan proses perkembangan, terjadi penggunaan berbagai macam istilah yang sering dipertukarkan. Untuk keperluan studi psikologis telah diadakan penertiban dengan diadakan penggolongannya, antara lain sebagai berikut ini.
  • 2. Motivasi pendidikan 2 1. Motif primer (motivasi dasar) Menunjukkan kepada motif yang tidak dipelajari yang untuk ini sering juga digunakan istilah dorongan. Golongan motif ini pun dibedakan lagi ke dalam:  Dorongan fisilogis yang bersumber pada kebutuhan organis yang mencakup antara lain lapar, haus, pernapasan, seks, kegiatan, dan istirahat. Untuk menjamin kelangsungan hidup organis diperlukan pemenuhan kebutuhan – kebutuhan tersebut sehingga mencapai keadaan fisik yang seimbang.  Dorongan umum da motif darurat, termasuk didalamnya dorongan takut, kasih sayang, kegiatan, kekaguman, dan ingin tahu,dalam hubungannya dengan rangsangan dari luar, termasuk dalam golongan melarikan diri, menyerang, berusaha dan mengejar untuk menyelamatkan dirinya. 2. Motif skunder Menunjukkan kepada motif yang berkembang dalam diri individu karena pengalaman, dan dipelajari kedalam golongan sebagai berikut : (a) Takut yang dipelajari (learned fears) (b) Motif social (ingin diterima, ingin dihargai, konformitas, afiliasi dll) (c) Motif – motif obyektif (eksplorasi, manipulasi, dan minat) (d) Maksud (purpose) dan aspirasi (e) Motif berprestasi (achievement motive) B. Dinamika proses perilaku manusia Dipandang dari segi motifnya setiap gerak manusia itu selalu mengandung 3 aspek yang kedudukannya bertahap dan berurutan : 1. Motivating states Timbul kekuatan dan terjadinya kesiapsediaan sebagi akibat terasanya kebutuhan jaringan atau sekresi, hormonal dari dalam diri organisme atau tergantung pada stimulasi tertentu 2. Motivating behavior Bergeraknya organisme kearah tujuan tertentu sesuai dengan sifat kebutuhan yang hendak dipenuhi dan dipuaskannya. Misal: haus mencari air untuk diminum, dengan demikian setiap prilaku manusia bersifat instrumental (sadar atau tak sadar. 3. Satisfied conditions Dengan dicapai tujuan yang dapat memenuhi kebutuhan yang terasa, maka dalam kesimbangan dari dalam organism pulih kembali dengan terpeliharanya, homostetis, kondisi demikian dihayati sebagai rasa nikmat dan puas atau lega.
  • 3. Motivasi pendidikan 3 Terjadinya metabolism dan penggunaan atau pelepasan kalori, perangsangan kembali, dan sebagainya, kepuasan itu hanya bersifat temporal (sementara). Oleh karena itu, gerakkan proses prilaku itu sebenarnya akan berlangsung secara siklus (cyclical) yang dapat digambarkan secara sistematis. C. Cara mengukur dan usaha meningkatkan motivasi Meskipun motivasi itu merupakan suatu kekuatan, namun tidaklah merupakan suatu substansi yang dapat kita amati. Yang dapat kita lakukan ialah mengidentifikasi beberapa indikator dalam term – term berikut :  Durasinya kegiatan ( berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan)  Frekuensinya kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam preiode waktu tertentu)  Presistensinya ketetapan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan  Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan  Devosi pengabdian dan pengorbanan uang, tenaga, pikiran bahkan jiwanya atau nyawanya untuk mencapai tujuan  Tingkatan aspirasinya, maksud rencana, cita – cita, sasaran atau target dan idolanya yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.  Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau out put yang dicapai.  Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan. Dari indicator diatas maka akan melahirkan teknik pendekatan dan pengukuran tertentu dapat dipergunakan: Tes tindakan disertai observasi Quesioner dan infentori Mengarang bebas untuk mengetahui cita – cita dan aspirasi Tes prestasi dan skala sikap Saran upaya untuk meningkatkan motivasi kerja dan termasuk belajar sebagai berikut :  Hindarkan sugesti dan kondisi yang negative  Ciptakan situasi kompetisi yang sehat  Adakan pacemaking atas dasar prinsip goalgradiened  Informasikan hasil kegiatan dan berikan kesempatan pada individua tau kelompok  Memberikan ganjaran dan hadiah (reward and bonus atau insentif dapat diberikan dalam bentuk pujian, piagam, fasilitas, kesempatan promosi)
  • 4. Motivasi pendidikan 4 D. Proses membuat pilihan dan keputusan, konflik dan frustasi, serta bentuk prilaku penyesuaian  Dalam rangkaian proses pemenuhan felts needs individu pada umumnya dihadapkan pada sejumlah alternatif baik dalam aspek maupun dalam tahapan: 1. Instrumentals behaviornya kemungkinan – kemungkinan tindakan yang dapat ditempuh. 2. Goal atau incentive kemungkinan sasaran tujuan yang hendak dicapai  Individu harus menentukan pilihan diantara alternative yang ada factor – faktornya : 1. Pertimbangan untung rugi (cost – benefite) dari setiap alternatif secara rasional diuji 2. Kemauan ( the willingess ) dan kata hati ( the conscience of man) juga turut menentukan dalam proses pemilihan dan pengambilan keputusan itu karena resiko akibatnya juga harus ditanggung.  Seandainya individu menghadapi alternative yang mengandung motif – motif atau resiko untung rugi atau positif negative yang sama kuatnya, dan proses pemilihan dan pengambilan keputusanpun tidak dapat dilakukan dengan segera, maka dalam diri individu yang bersangkutan akan terjadi perang batin yang tidak berkesudahan dan berkeputusan (Psychological conflict) Sesuai dengan sifat motivasi atau resikonya dari setiap alternative ia akan mengalami kemungkinan: 1. Approach – approach conflict kalau semua alternatif yang ada sama – sama dikehendaki karena mengandung resiko yang sama – sama positif 2. Avoidance conflict kalau semua alternative yang ada sama – sama tidak dikehendaki karena mengandung resiko yang sama negative 3. Approach – avoidance conflict kalau alternative tertentu yang dikehendaki mengandung resiko yang positif tetapi sekalugus juga negative yang sama kuatnya.  Kalau perang batin itu tidak dapat diatasi, individu yang bersangkutan akan merasa kekecewaan mendalam karena tujuan yang dikehendakinya tak bisa terlaksanakan dan tercapai. Perasaan kecewa itu dan situasi tidak tercapai tujuan yang dikehendakinya itulah yang dalam psikologi lazim disebut frustasi. sumber yang emndatangkan frustasi ini berwujud manusia (person) baik diri sendiri maupun oranglain. Hal yang bukan orang peristiwa atau keadaan alam situasi lain.  Reaksi individu yang bersangkutan terhadap frustasi bermacam – macam prilakunya, tergantung pada kemampuan akal sehatnya (reasoning intelligence)  Kalau akal sehat berani menghadapi kenyataan, pada akhirnya mungkin dengan bantuan pihak dan cara tertentu konselor, psikolog, orang tua, temen deket, ulama, pendeta, istikhoroh/meditasi. Ia juga dapat mengambil keputusan yang sehat secara rasional sehingga tujuannya tercapai. Tindakan itu disebut Adjusment (penyesuaian permasalahan). Adjustment ini mungkin dilakukan dengan cara : 1. Aktif ia merubah lingkungan, mungkin mencari dan mengubah alternatifnya tetapi dapat sampai pada goalnya yang diinginkan. 2. Pasif ia mengubah dirinya mungkin mengadakan modifikasi aspirasinya sehingga ia dapat menetapkan tujuan secara realistic dan bertindak secara realistic pula.
  • 5. Motivasi pendidikan 5  Namun jika akal sehatnya tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya, perilaku yang bersangkutan dikendalikan oleh hasrat emosionalnya. Oleh karena itu, reaksinyapun akan bersifat emocional pula dengan demikian, meskipun ia berusaha mencapai penyelesaian pencapaian tujuannya, kemungkinan besar akan selalu kandas bahkan mungkin mendapatkan hasil dan mengalami situasi yang lebih buruk dari apa yang diharapkan. Penyesuaian yangsalah atau keliru seperi yang disebut maladjusment. Intellegence secara fungsional dalam proses tindakan dapat dikemukanan menjadi beberapa jenis ialah : – Agresi marah – Kecemasan tak berdaya – Regresi – Fiksasi – Represi – Rasionalisasi – Proyeksi – Sublimasi – Kompensasi – Berfantasi  Sudah jelas, guru mempunyai tanggungjawab moral yang amat berat kalau situasi sekolah dan tindakan pada guru mengakibatkan para siswa harus mengalami situasi – situasi dan berperilaku seperti diatas. Merupakan kewajiban moral pula untuk memberikan bantuan dan bimbingan secara positif terhadap siswa yang mungkin tak terelakkan mengalaminya
  • 6. Motivasi pendidikan 6 BAB III Penutup Kesimpulan Kegiatan belajar tidak selalu dilakukan di dalam ruangan kelas berdasarkan rancangan tertentu tetapi ada kegiatan belajar yang dilakukan di luar ruang kelas tanpa mengikuti rancangan tertentu. Dengan kegiatan belajar di kelas secara konvensional siswa belajar untuk memenuhi tuntutan tugas dan rancangan dari guru. Tetapi masih begitu banyak aktivitas belajar yang tanpa mengikuti aturan konvensional yang dicerminkan dalam desain instruksional. Artinya, siswa belajar karena keinginannya sendiri. Karenanya pengetahuan tentang “belajar” karena ditugasi dan belajar karena motivasi diri “penting” bagi guru. Dalam hal ini peranan guru sangat dibutuhkan karena peranan guru sebagai motivator sangat memberikan dampak yang besar bagi siswanya. Menghadapi siswa yang kurang termotivasi sangat membutuhkan strategi untuk mengembalikan semangat dalam belajarnya. Tak heran jika di sini guru dituntu untuk bisa memahami sedikit banyak karakter siswa dan problem solving bagi setiap masalah. Dengan begitu diharapkan semangat siswa akan memberikan output yang baik bagi diri mereka sendiri dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.