Persepsi didefinisikan sebagai proses penginderaan dan interpretasi stimulus lingkungan oleh otak. Persepsi dipengaruhi oleh faktor internal seperti sikap dan eksperiensi, serta faktor eksternal seperti intensitas stimulus. Motivasi adalah dorongan untuk berperilaku menuju tujuan tertentu, dan dipengaruhi oleh faktor seperti cita-cita, kemampuan, dan lingkungan belajar. Keduanya memainkan peran penting dalam proses bel
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
MENGERTI_PERSEPSI
1.
2. 1.Pengertian Persepsi
Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah
tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu.
Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
panca inderanya.
Pengertian Persepsi Menurut Para Ahli
1. Menurut Kotler (2000) menjelaskan persepsi
sebagai proses bagaimana seseorang
menyeleksi,mengatur dan menginterpretasikan
masukan masukan informasi untuk menciptakan
gambaran keseluruhan yang berarti.
3. 2. Sugihartono, dkk (2007: 8) mengemukakan bahwa persepsi
adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus
atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke
dalam alat indera manusia. Persepsi manusia terdapat
perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang
mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif
maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi
tindakan manusia yang tampak atau nyata.
3. Bimo Walgito (2004: 70) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan
suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus
yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu
yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri
individu. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh
individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan
mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu
yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan
berfikir, pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama,
maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin
akan berbeda antar individu satu dengan individu lain.
4. 4. Jalaludin Rakhmat (2007: 51) menyatakan
persepsi adalah pengamatan tentang objek,
peristiwa atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan.
5. Suharman (2005: 23) menyatakan: “persepsi
merupakan suatu proses menginterpretasikan
atau menafsir informasi yang diperoleh melalui
system alat indera manusia”. Menurutnya ada
tiga aspek di dalam persepsi yang dianggap
relevan dengan kognisi manusia, yaitu pencatatan
indera, pengenalan pola, dan perhatian.
5. 2. Syarat Terjadinya Persepsi
Menurut Sunaryo (2004: 98) syarat-syarat
terjadinya persepsi adalah sebagai berikut:
a. Adanya objek yang dipersepsi
b. Adanya perhatian yang merupakan langkah
pertama sebagai suatu persiapan dalam
mengadakan persepsi.
c. Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk
menerima stimulus
d. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan
stimulus ke otak, yang kemudian sebagai alat
untuk mengadakan respon.
6. 3. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Miftah Toha (2003: 154), faktor-faktor yang
mempengaruhi
persepsi seseorang adalah sebagai berikut :
a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian
individu, prasangka, keinginan atau harapan,
perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik,
gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat,
dan motivasi.
b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi
yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar,
intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan
gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan
suatu objek.
7. 4. Proses Persepsi
Menurut Miftah Toha (2003: 145), proses terbentuknya persepsi
didasari pada beberapa tahapan, yaitu:
a. Stimulus atau Rangsangan
Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada
suatu stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya.
b. Registrasi
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah
mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang
berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang
dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim
kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim
kepadanya tersebut.
c. Interpretasi
Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang
sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus
yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada
cara pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang.
8. Pengertian Motivasi
Menurut Mulyasa (2003:112) motivasi adalah
tenaga pendorong atau penarik yang
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu
tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguh-
sungguh karena memiliki motivasi yang tinggi.
Seorang siswa akan belajar bila ada faktor
pendorongnya yang disebut motivasi.
9. Suarli dan Bahtiar (2002); M.As’ad (2001); dan
Stoner dan Freeman (1995)), motivasi adalah
karakteristik psikologis pada aktifitas manusia
untuk memberi kontribusi berupa tingkat
komitmen seseorang termasuk faktor-faktor yang
menyebabkan, menyalurkan dan
mempertahankan tingkah laku manusia dalam
arah tekad tertentu untuk mencapai keinginan.
Aktifitas yang dilakukan adalah aktifitas yang
bertujuan agar terpenuhi keinginan individu.
10. Teori Motivasi
Menurut Sri Mulyani seperti dikutip oleh Darsono (2000:62)
teori motivasi dibagi menjadi tiga yaitu: motif berprestasi, motif
berafiliasi dan motif berkuasa. Dalam Dimyati mengutip
pendapat Maslow (2002:80), mengemukakan kebutuhan akan
motivasi berdasarkan 5 tingkatan penting yaitu:
1. Kebutuhan fisiologis adalah berkenaan dengan kebutuhan pokok
manusia yaitu sandang, papan atau perumahan, pangan.
2. Kebutuhan akan perasaan aman adalah berhubungan dengan
keamanan yang terkait fisik maupun psikis, bebas dari rasa takut
dan cemas.
3. Kebutuhan sosial adalah diterima dalam lingkungan orang lain
yaitu pemilikan harga diri, kesempatan untuk maju.
4. Kebutuhan akan penghargaan usaha menumbuhkan jati diri.
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri adalah kebutuhan individu
menjadi sesuatu yang sesuai kemampuannya.
11. Ciri-Ciri Motivasi
Menurut Sardiman (2006 : 83) motivasi pada diri
seseorang itu memiliki ciri-ciri :
Tekun menghadapi tugas
Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
masalah
Lebih senang bekerja mandiri
Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin
Dapat mempertahankan pendapatnya
Tidak cepat menyerah terhadap hal yang diyakini
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
12. Fungsi Motivasi
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak
akan mungkin melaksanakan aktivitas belajar. Motivasi
diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para
siswa. Menurut Djamarah (2002 : 123) ada tiga fungsi motivasi:
Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi
sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang
seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis
melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu
kekuatan yang tak terbendung,yang kemudian terjelma dalam
bentuk gerakan psikofisik.
Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang
mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang
harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.
13. Jenis Motivasi
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:86) motivasi
sebagai kekuatan mental individu memiliki 2 jenis
tingkat kekuatan, yaitu:
a. Motivasi Primer
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan
pada motif-motif dasar, motif dasar tersebut berasal
dari segi biologis atau jasmani manusia. Dimyati
mengutip pendapat Mc.Dougal bahwa tingkah laku
terdiri dari pemikiran tentang tujuan dan perasaan
subjektif dan dorongan mencapai kepuasan contoh
mencari makan, rasa ingin tahu dan sebagainya.
14. b. Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang
dipelajari,motif ini dikaitkan dengan motif sosial,
sikap dan emosi dalam belajar terkait komponen
penting seperti afektif, kognitif dan kurasif,
sehingga motivasi sekunder dan primer sangat
penting dikaitkan oleh siswa dalam usaha
pencapaian prestasi belajar.
15. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Max Darsono, dkk (2000:65) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar adalah:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita atau aspirasi adalah suatu target yang ingin
dicapai.Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar.
b. Kemampuan belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan.Kemampuan ini
meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa,
misalnya penghematan, perhatian, ingatan, daya pikir, fantasi.
c. Kondisi siswa
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik.
Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar di sini
berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis.
16. Seorang siswa yang kondisi jasmani dan rohani yang terganggu, akan
menganggu perhatian belajar siswa, begitu juga sebaliknya.
d. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri
siswa. Kondisi lingkungan yang sehat, kerukuan hidup, ketertiban
pergaulan perlu dipertinggi mutunya dengan lingkungan yang aman,
tentram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah
diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang
keberadaannya dalam proses belajar mengajar tidak stabil, kadang-kadang
kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. Misalnya
keadaan emosi siswa, gairah belajar, situasi dalam keluarga dan lain-lain.
17. f. Upaya guru dalam pembelajaran siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana
guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan
siswa mulai dari penguasaan materi,cara
menyampaikannya, menarik perhatian siswa,
mengevaluasi hasil belajar siswa, dan lain-lain.
Bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan
berorientasi pada kepentingan siswa, maka
diharapkan dapat menimbulkan motivasi belajar
siswa.