SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
IV. PENGEMBANGAN KAPASITAS PENDAMPING 
4.1 Mengenal Motif Dan Kapasitas Pribadi 
Motif Pribadi 
Motif atau motivasi ini diartikan sebagai daya dorong di dalam diri seseorang, 
sehingga orang tersebut melakukan tindakan, pekerjaan atau kegiatan tertentu. 
Prof. Dr. David C. Mc.Lelland, mengatakan bahwa di dalam diri setiap orang terdapat 
3 motif yang sangat berpengaruh dalam berhubungan dengan lingkungan 
sekelilingnya. Oleh McLelland motif ini dinamakan sebagai motif sosial, yaitu motif 
affiliasi (Affiliation), motif kekuasaan (Power) dan motif prestasi (Achievemen). 
Motif Persahabatan (Affiliation Motivation) 
Yaitu motif yang tampil dalam tingkah laku seseorang yang menyenangi 
‘keharmonisan’. maksudnya, dalam tingkah lakunya orang tersebut akan mencari 
bentuk hubungan yang erat dengan orang lain. Yang menjadi tujuannya adalah 
suasana yang penuh keakraban, santai dan harmonis. 
Bagi dirinya keakraban dalam hubungan dengan orang lain adalah tujuan utama. Bila 
mana berhasil membina hubungan yang harmonis dengan orang, itu merupakan suatu 
kebahagiaan yang tiada terhingga yang tak dapat diganti dengan apapun juga. 
Orang-orang yang mempunyai motif sepert ini biasanya adalah seorang teman yang 
baik; ia mempunyai perhatian yang besar kepada diri orang lain. Persoalan-persoalan 
orang lain dihayatinya sebagaimana ia menghayati dirinya sendiri. Demikian pula 
toleransinya cukup besar, kepuasannya didapat bila ia bisa secara bersama-sama 
dengan orang lain membina suatu keserasian. 
Motif Kekuasaan (Power Motivation) 
Motif kekuasaan ialah motif yang menyebabkan seseorang ingin menguasai atau 
mendominir orang lain. 
Seseorang yang memiliki motif kekuasaan senang bila dapat mempengaruhi orang lain 
sehingga orang tersebut mau berbuat seperti apa yang dikehendakinya. Bagi orang 
dengan motif kekuasaan, hubungan yang hangat dan harmonis bukanlah hal yang 
utama, namun kekuasaan atas orang lainlah yang menjadi idam-idamannya. 
Motif Prestasi (Achievement Motivation) 
Motif prestasi adalah motif yang mengarahkan tingkah laku seseorang dengan titik 
berat pada tercapainya suatu prestasi tertentu. 
Bagi orang yang memiliki motif prestasi, yang penting adalah bagaimana caranya ia 
bisa mencapai sesuatu prestasi tertentu, dan yang lebih tinggi dari apa yang sudah 
pernah dicapainya. Mencapai atau memperoleh sesuatu yang lebih baik adalah suatu 
kebutuhan yang sulit dihilangkan dan ia akan berusaha terus menerus sampai pada 
IV - 1
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
suatu saat ia bisa memperoleh apa yang diinginkannya. Segala tindakan yang 
dilakukannya selalu dikaitkan dengan keinginan untuk lebih baik dari sebelumnya. 
Yang ada dalam pikiran orang-orang 
dengan motif prestasi ini hanyalah suatu usaha, perjuangan agar ia bisa memperoleh 
sesuatu prestasi. 
Perbedaan ketiga motif tersebut di atas dapat diperhatikan : 
Motif affiliasi titik beratnya adalah bagaimana caranya membina hubungan yang baik 
(harmonis) dengan orang lain, pada motif kekuasaan/power adalah bagaimana caranya 
bisa menguasai orang lain, sedangkan pada motif prestasi adalah bagaimana caranya 
mencapai sesuatu tujuan yang bersifat prestatif. 
Pada setiap orang ketiga motif tersebut ada bersama dalam dirinya. Akan tetapi 
kekuatan ketiga motif itu tidak sama, dan biasanya hanya satulah yang cukup kuat 
(dominan), sehingga akan tampil ke dalam suatu bentuk tingkah laku yang nyata dan 
hal inipun tidak lepas dari keadaan atau situasi lingkungan, apakah memungkinkan 
atau tidak lahirnya bentuk tingkah laku yang dikuasai oleh motif tertentu itu. 
Penilaian atas motif seseorang, dapat dilakukan berdasarkan penyimpulan dari 
sejumlah tingkah laku yang ditampilkan. Seseorang dapat menyimpulkannya atas 
dasar pola berpikirnya atau atas dasar hal-hal yang diinginkan dan dari hal-hal yang 
tidak diinginkannya. Salah satu cara yang praktis untuk mengetahui motif mana yang 
dominan dari seseorang adalah dengan menganalisa cerita yang dituliskannya. 
A – K – U 
Teori tentang A-K-U adalah teori yang didasari pengamatan, bahwa walaupun manusia 
sering kali tidak menyadari alasan dari tindakannya, namun tidak dapat disangkal 
bahwa tiap tindakan manusia sesungguhnya merupakan usaha untuk mencapai 
sesuatu. Dalam kerangka teori A-K-U, hal yang ingin dicapai manusia disebut Ambisi, 
sedangkan tindakan untuk mencapai ambisi itu disebut sebagai Usaha, yang dengan 
sendirinya disesuaikan dengan batas-batas Kemampuannya. 
Keterpaduan antara ketiga unsur : Ambisi, Kemampuan dan Usaha (AKU) merupakan 
dasar yang membentuk kepribadian manusia. Setiap manusia memiliki gambaran AKU-nya 
masing-masing yang berbeda dari AKU manusia lainnya. 
AKU tiap manusia adalah sesuatu yang dinamis, yang mungkin berubah dari waktu ke 
waktu. Perubahan dari AKU merupakan proses perkembangan kepribadian. Adalah hal 
yang mungkin terjadi apabila gambaran AKU yang dimiliki seseorang pada satu waktu 
adalah lebih baik dari gambaran AKU-nya di waktu kemudian. 
AKU yang ideal terbentuk apabila ada keselarasan antara masing-masing unsurnya. 
Artinya ambisi yang dimiliki harus didukung oleh kemampuan yang dimiliki dan usaha 
yang dilakukannya. Untuk mencapai AKU yang ideal, seseorang harus mengenali 
dirinya. 
IV - 2
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
Mengenali dan mengembangkan AKU 
Cara-cara mengenali AKU : 
Cara yang dapat digunakan untuk mengenali AKU adalah dengan memanfaatkan Feed 
Back/Umpan Balik. Umpan Balik adalah segala informasi yang kita terima sebagai 
akibat dari perbuatan kita. 
Umpan balik ini dapat berupa : 
· Kritik orang lain terhadap perbuatan kita dimasa lalu 
· Reaksi orang lain (diucapkan secara terang-terangan maupun tidak) 
· Saran orang lain bagi perbuatan kita dimasa datang 
· Hasil atau akibat dari perbuatan (usaha) kita. 
Beberapa petunjuk untuk mengembangkan AKU : 
· Sadari batas-batas kemampuan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meninjau 
kembali sejumlah keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami sepanjang 
kehidupan. Analisa terhadap kegagalan harus dilakukan untuk mengetahui apakah 
kegagalan tersebut bersumber pada keterbatasan kemampuan, atau pada tidak 
efektifnya usaha yang dijalankan. Analisa ini dapat dilakukan dengan menerapkan 
langkah-langkah yang telah diuraikan dibagian terdahulu 
· Ingatlah bahwa dasar dari ambisi adalah kebutuhan. Karena itu, cobalah mengenali 
kebutuhan dengan cara menyusun jenjang ambisi atau dengan cara menganalisa 
persamaan-persamaan yang ada dalam berbagai ambisi. 
· Ingatlah bahwa satu kebutuhan yang sama dapat dipenuhi melalui berbagai cara 
yang berbeda. Karena itu cobalah mengembangkan berbagai alternatif ambisi dan 
usaha yang memungkinkan pemuasan kebutuhan, setelah itu pilihan ambisi dan 
usaha dengan kemampuan yang tidak dapat diubah. 
· Susunlah skala prioritas dari ambisi agar mudah mengambil keputusan pada saat 
terjadi konflik ambisi. Penyusunan skala prioritas ini hendaknya dilakukan dengan 
mempertimbangkan kebutuhan, jangan biarkan konflik ambisi berlarut tanpa 
penyelesaian. 
· Biasakanlah membuat kriteria keberhasilan dari tiap ambisi. Dengan kata lain 
ambisi perlu ditetapkan/dirumuskan secara konkrit dan memiliki batas waktu 
kemudian gunakan feed back untuk menilai tercapai tidaknya ambisi 
· Gunakan umpan balik secara efektif 
4.2 Profile Tenaga Pemberdayaan Masyarakat 
Citra Tenaga Pemberdayaan Masyarakat 
Sekalipun tidak terdapat persayaratan baku yang dapat diterapkan untuk menjadi 
seorang pendamping, tetapi beberapa persayarat umum tetap relevan untuk 
digunakan yaitu : 
1. Bersedia : 
IV - 3
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
Bersedia, mengandung pengertian bahwa para pendamping memiliki waktu yang 
dapat digunakan untuk melakukan pendampingan. Tidak berdasar paksaan dan 
secara suka rela peduli terhadap persoalan dan tujuan yang ingin dicapai oleh 
masyarakat. 
2. Diterima : 
Diterima adalah ungkapan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat yang 
didampingi terhadap pendamping. Kepercayaan itu dapat berasal dari kemampuan 
yang memang dimiliki oleh yang bersangkutan maupun sikap yang selama ini 
dapat menjadi panutan. 
3. Berkemampuan : 
Sekecil apapun kemampuan mendampingi ada pada tiap orang, dan karena tidak 
ada pendidikan formal khusus guna "mencetak" pendamping maka kemampuan 
perlu senantiasa dikembangkan pendamping itu sendiri sejalan dengan tugas yang 
diterima. 
Dengan demikian jelas kiranya bahwa persyaratan pendamping tidak semata-mata 
ditumpukan pada kemampuannya, tetapi berjenjang dari Bersedia ----- Diterima 
------Berkemampuan. Hal ini mengandung pengertian bahwa pendamping bisa berasal 
dari siapa saja. 
4.3 Peran dan Fungsi Pendamping 
Banyak orang menggunakan kata pembinaan untuk mewadahi suatu kegiatan yang 
bersifat memberikan pengarahan, petunjuk, melatih, menggurui, mencekoki, 
menggembalakan manusia. Seolah ada dua pihak yang satu maha tahu dan yang satu 
pihak tidak tahu apa-apa. Kata pembinaan berkembang dalam alam pikiran feodal, 
alam pikiran kekuasaan (yang dikuasai - yang menguasai) untuk membedakan siapa 
yang “lebih” dan siapa yang “kurang” atau siapa “yang harus dihormati” dari “yang 
harus menghormati”. Dalam kata pembinaan itu tercermin nuansa jarak, kesenjangan 
yang satu dengan yang lain. Juga nuansa apriori. Sedangkan komunikasi yang 
dijalankan biasanya satu arah, monolog bukan dialog. 
Tidak begitu halnya dengan pendampingan KSM. Pendampingan adalah pihak yang 
ada berdekatan, samping menyamping, karenanya kedudukan antara keduanya 
sejajar/sederjat, tidak ada bawahan ataupun atasan. Hal ini mengandung implikasi 
bahwa pendamping hanya bisa memberikan alternatif/rekomendasi dalam rangka 
pengembangan KSM, dan ia tidak bisa mengambilkan keputusan bagi KSM. Namun 
demikian bila menelaah pengertian kata pendampingan itu sendiri, mencerminkan 
bahwa pihak yang didampingi merupakan pihak yang memiliki kelemahan, atau 
kekurangan, dan dipihak yang mendampingi adalah pihak yang memiliki kelebihan, 
kekuatan, kemampuan, dan sebagainya. 
KSM mempunyai prinsip berdiri di atas kaki sendiri dalam mencapai kemandirian. Oleh 
sebab itu, dalam perkembangannya KSM membutuhkan pendamping, yang mampu 
mengangkat dan mendukung sehingga cepat berkembang dan mandiri. Dengan 
IV - 4
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
pemahaman ini maka pendampingan merupakan bantuan yang diberikan kepada 
seseorang atau kelompok untuk pemenuhan kebutuhan yang dibimbing. 
Berangkat dari prinsip pengembangan KSM tersebut, maka pendampingan 
mempunyai pengertian sebagai berikut : 
 Pendampingan merupakan proses penyadaran diri bagi semua pihak yang terlibat. 
 Berkeyakinan bahwa kelompok dampingan dalam dirinya mampu berkembang 
sesuai dengan tujuannya. 
 Kegiatan pendampingan bermaksud menciptakan situasi yang mendukung 
perkembangan kelompok. 
 Pendekatan pendampingan bermaksud menciptakan situasi yang mendukung 
perkembangan kelompok. 
 Pendekatan pendampingan berangkat dari lapisan paling bawah (bottom up). 
 Pendampingan berorientasi pada pengembangan manusia seutuhnya. 
 Pendampingan dilaksanakan melalui kelompok dalam kelompok 
 Pendampingan memprioritaskan pada partisipasi, kesetiakawanan dan keswadayaan. 
Dari semua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendampingan KSM 
merupakan kegiatan membantu kelompok yang berangkat dari kebutuhan dan 
kemampuan mereka dengan mendasarkan interaksi dari, oleh dan untuk anggota 
dalam kelompok serta kesetiakawanan antar kelompok dalam rangka pengembangan 
manusia seutuhnya. 
KSM perlu didampingi karena mereka merasa tidak mampu mengatasi masalah yang 
dihadapinya. Dikatakan mendampingi karena yang melakukan kegiatan pemecahan 
masalah itu bukanlah pendamping. Di sini pendamping hanya berperan menfasilitasi 
bagaimana memecahkan masalah, yang secara bersama-sama dengan masyarakat, 
mulai dari menelusuri permasalahan, mencari alternatif pemecahan masalah sampai 
pada peng-implementasiannya. Hal ini berarti bahwa pendamping dalam rangka 
memecahkan masalah hanya sampai pada memberikan alternatif-alternatif yang dapat 
diimplementasikan. Perihal alternatif mana yang diambil diserahkan sepenuhnya 
kepada KSM. Dan manakala masih ditemui kesulitan dalam menentukan alternatif yang 
paling baik untuk diimplementasikan, pendamping bersedia untuk membantunya. 
Maka dalam rangka pendampingan ini, hubungan antara pendamping dengan KSM 
adalah hubungan konsultatif dan partisipatif. 
Jika kita lihat ruang lingkup pendampingan dan peran pendamping dalam ruang 
lingkup tersebut adalah : 
No Ruang Lingkup Pendampingan Peran Pendamping 
1 KSM 
 Pemecahan masalah 
 Pelatihan 
 Pengelolaan konflik 
 Koordinasi dengan pihak III 
¨ KSM 
Konsultan 
Penghubung 
IV - 5
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
No Ruang Lingkup Pendampingan Peran Pendamping 
2 
¨ Lembaga pembina 
¨ Lembaga jaringan 
 Penyampaian informasi timbal balik : 
¨ KSM - Lembaga (sebaliknya) 
¨ KSM - Lembaga jaringan (sebaliknya) 
¨ KSM - KSM lain (sebaliknya) 
 Pengembangan minat fungsionaris 
 Meyakinkan fungsionaris 
 Pembinaan kerjasama dengan fungsionaris 
LEMBAGA (di mana pendamping bekerja) 
 Meyakinkan 
 Pengembangan kerjasama 
 Penyampaian informasi/gagasan 
 Pengembangan hubungan lembaga - KSM 
Komunikator 
Motivator 
Koordinasi 
Motivator 
Komunikator 
Penghubung 
3 LEMBAGA JARINGAN 
 Pembinaan kerjasama 
 Kegiatan negosiasi 
 Pembinaan hubungan 
 Penyampaian informasi/gagasan 
 Meyakinkan lembaga jaringan 
Koordinasi 
Negosiator 
Penghubung 
Komunikator 
Motivator 
Berdasarkan ruang lingkup dan peran pendamping di atas, dapat kita simpulkan 
bahwa peran pendamping adalah sebagai : 
a. Fasilitator 
Seorang pendamping diharapkan dapat mengkoordinir sumber daya yang ada di 
sekitar KSM, demi terciptanya situasi dan kondisi yang memungkinkan perkembangan 
KSM. 
b. Motivator 
Keberhasilan seorang pendamping KSM ditentukan oleh kemampuannya untuk 
memotivasi orang, yaitu kemampuan untuk mengarahkan orang untuk 
menemukan dirinya demi kesejahteraan bersama. 
c. Katalisator 
Untuk menjembatani hubungan individu dan kelompok, kelompok dan masyarakat, 
maka seorang pendamping dituntut untuk dapat berperan secara aktif sebagai 
seorang penghubung. 
IV - 6
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
Agar dapat menjalankan perannya dengan baik, pendamping harus hadir di tengah 
mereka, hidup bersama mereka dan menyelami kehidupan mereka. Kehadirannya 
secara teratur dapat membantu memecahkan masalah mereka demi perkembangan 
kelompok yang makin mantap ke arah penemuan diri dan kepercayaan diri KSM. 
Sedangkan untuk dapat melaksanakan perannya, ada beberapa hal yang perlu 
diperhatikan oleh seorang pendamping, yaitu : 
1. Mengusahakan peningkatan kemampuan dan kecakapan untuk kepentingan 
pendampingan. 
2. Mengadakan refleksi tentang kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan. 
3. Selalu mencari cara-cara pendampingan yang lebih efektif. 
Pengembangan Diri 
Manusia hanya dapat mengembangkan diri apabila dia mengenal dan memenuhi 
kebutuhannya satu-persatu. Kebutuhan itu dapat meliputi; Kebutuhan phisik, 
kebutuhan sosial dan kebutuhan spiritual. Hal ini dapat dikatakan bahwa kebutuhan 
hidup yang layak merupakan syarat untuk dapat hidup layak. 
1. Kesadaran dan Kebutuhan 
Seperti telah diketahui bahwa kesadaran manusia mengalami perubahan dan 
perkembangan dari tahap satu ke tahap yang lain. Perubahan dan perkembangan ini 
tentunya saja menuntut pula perubahan-perubahan dalam kebutuhannya sesuai 
dengan tingkat atau tahap kesadarannya. Makin tinggi tingkat kesadaran seseorang, 
makin tinggi pula kebutuhannya. Kebutuhan individu berangkat dari jenjang 
kesadarannya dan sesuai dengan kebutuhan jenjangnya. 
Menurut Abraham Maslow maka jenjang kebutuhan itu bertingkat atau bersusun 
sebagai berikut : 
· Kebutuhan dasar (Basic Needs) 
Kebutuhan dasar bagi setiap manusia untuk adanya dan tercukupinya sandang, 
pangan dan papan. Kebutuhan akan hal tersebut menempati urutan yang 
pertama. 
· Kebutuhan rasa aman (Security Needs) 
Kebutuhan akan rasa aman baik phisik, psikis maupun sosial 
· Kebutuhan rasa cinta (Love Needs) 
Kebutuhan untuk dicintai orang lain yang kemudian menumbuhkan rasa cinta 
kepada orang lain. Kebutuhan rasa diterima. 
· Kebutuhan akan harga diri (Self Esteem Needs) 
Kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain dan kemudian menumbuhkan rasa 
penghargaan kepada orang lain serta rasa terima kasih kepada orang lain. Dengan 
IV - 7
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
adanya rasa itu ia merasa pantas berada di tengah-tengah orang lain, 
kerasan/betah dengan yang lain dan kebutuhannya diakui oleh orang lain. 
· Kebutuhan untuk memberikan diri sendiri (Dedication Needs) 
Kebutuhan untuk menyumbangkan dirinya sebagai manusia yang berada guna 
peningkatan kepentingan orang lain. 
· Kebutuhan untuk menyatakan sadar diri (Self Recoqnation Needs) 
Kebutuhan untuk mengetahui siapa dirinya agar dapat menempatkan diri sebaik-baiknya 
dalam lingkungan di mana dia berada. 
Berpikir Analistis dan Kreatif 
Berpikir analistis dan kreatif adalah suatu hal yang diperlukan oleh petugas lapangan, 
apabila harus memecahkan persoalan/ permasalahan di lapangan. Berpikir analistis 
memberikan pemecahan, menghasilkan ide-ide yang digunakan untuk menganalisa 
pemecahan masalah selanjutnya. 
Berpikir analistis berlaku peraturan yang memungkinkan suatu pendekatan logis 
menuju ke jawaban tunggal atau yang dapat diramalkan sebelumnya, karena dalam 
berpikir analistis terikat oleh fakta yang ada. Sedangkan dalam berpikir kreatif 
memerlukan imanjinasi atau daya khayal yang penuh untuk memberikan lebih dari 
satu jawaban. 
Berpikir kreatif adalah sangat penting dalam hubungannya dengan tugas pembinaan 
kelompok swadaya atau pembinaan pengembangan program dari bawah, dimana 
dalam tugas pembinaan tersebut selalu terlibat dalam pemecahan persoalan, 
mengambil kebijakan, pendekatan dengan masyarakat, memberikan motivasi, inovasi, 
hubungan manusia dan lain sebagainya. 
Yang dimaksud dengan berpikir kreatif adalah penggunaan daya khayal secara penuh, 
melampaui batas-batas analisa fakta yang rasional. Dalam banyak program yang 
dirancang untuk membantu masyarakat yang pada umumnya tingkat motivasinya 
rendah dan yang menekankan pada pemecahan masalah, terdapat kecenderungan 
untuk berpikir analistis dengan menggunakan metode-metode ilmiah untuk 
memecahkan permasalahan tersebut. Namun hal ini tidak cukup dan merupakan gaya 
tradisional dalam memecahkan masalah. Dengan menggunakan daya pikir kreatif, ada 
kebebasan untuk membayangkan pemecahan-pemecahan yang berdaya cipta (kreatif) 
karena hal ini tidak pernah terpikirkan hanya atas dasar hal-hal yang bersifat kebijakan, 
rasional dan pragmatis. 
Hambatan-hambatan Berpikir Kreatif 
Dalam berpikir kreatif tidak mempunyai peraturan dan hambatan. Sedangkan 
hambatan-hambatan itu terletak pada peraturan-peraturan untuk memecahkan 
masalah karena dilatarbelakangi pendidikan, pengalaman, pengetahuan namun 
sayangnya hal ini menjadikan hambatan-hambatan dalam berpikir kreatif, sehingga 
IV - 8
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
banyak pertugas ‘bekerja dengan kaki dekat dengan rem’ yang setiap saat dapat 
menginjaknya. Hambatan itu mungkin disadari atau tidak, yakni ia mungkin manyadari 
dan berusaha menghindarinya, atau mungkin ia tidak mengetahui adanya hambatan 
tersebut : 
· Hambatan yang dibuat sendiri 
Banyak penafsiran terhadap segala sesuatu berdasarkan analisa atau berdasarkan 
kerangka berpikir analistis. Dan ini telah mendarah daging dalam diri kita. 
Kemungkinan hal itu salah menafsirkan tanda-tanda itu. Hal yang penting disini ialah 
bahwa interpretasi itu tergantung dari sudut pandangan orang yang melihatnya/ 
memandangnya dan bukan atas dasar maksud pembuat masalah/contoh, atau suatu 
obyek tertentu. 
· Hambatan yang tidak berusaha menantang kenyataan 
Kemauan untuk mencoba membawa kita pada hambatan yang kedua. Terlalu sering 
kita menerima apa yang kita lihat tanpa melihat apakah benar. Dan kita sendiri, 
seringkali memandang dan tanpa mempersoalkan mengapa demikian ? 
· Hambatan jawaban tunggal dan tepat 
Hambatan lain adalah memberikan suatu yang pas dan lazim atau memberikan 
jawaban berdasarkan apa yang diingini oleh pihak penanya atau pembuat 
masalah/contoh. 
· Hambatan karena kelaziman 
Cara berpikir telah membentuk diri kita untuk memberikan jawaban yang tepat dan 
tunggal didasarkan pada rasional. Sedangkan dalam berpikir kreatif memungkinkan 
untuk memberikan jawaban lebih dari satu kemungkinan, walaupun kadang-kadang 
ide tersebut tampaknya aneh, tetapi ide ini dapat diubah menjadi ide yang sangat 
berguna. 
· Hambatan karena mengevaluasi terlalu cepat 
Hambatan ini banyak terjadi karena kebanyakan dari kita cenderung menggunakan 
cara berpikir analistis. Terutama dalam menerima ide-ide baru, sama dengan 
memikirkan ide itu sendiri. Hal ini terungkap dengan kata-kata; “Itu tidak mungkin, itu 
tidak masuk akal.” Tentu saja hal ini mematikan ide atau gagasan itu sebelum ide 
tersebut mempunyai kesempatan untuk muncul. 
· Hambatan takut dianggap bodoh atau gila 
Sering kali penemuan-penemuan baru oleh para ahli mula-mula dipandang ‘aneh bin 
ajaib.’ Dan kita takut untuk dianggap bodoh atau gila dengan gagasan-gagasan yang 
aneh karena daya cipta (kreatifitas). 
· Hambatan pandangan masyarakat 
Hambatan berpikir kreatif datang juga dari pandangan atau di nilai budaya yang 
berlaku dalam masyarakat. Masyarakat tidak menghendaki hal-hal yang sudah 
IV - 9
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
dianggap mantap untuk dirubah dengan ide-ide atau gagasan-gagasan baru. 
Masih banyak hambatan-hambatan lain yang menunjang pengembangan cara berpikir 
kreatif. 
Cara-cara mengatasi hambatan 
Melihat banyaknya hambatan dalam berpikir kreatif, maka cara yang dapat ditempuh 
untuk mengatasi hambatan tersebut, yaitu : 
Hambatan yang dibuat sendiri 
- Usaha memotivasi diri sendiri untuk bersikap lebih kritis 
- Memberikan sebanyak mungkin kemungkinan jawaban dari suatu 
masalah. 
- Sikap mau menerima ide-ide dari luar 
- Berusaha untuk tidak selalu berpendapat bahwa yang nyata itu selalu 
benar 
Hambatan tidak berusaha menentang kenyataan 
- Harus banyak mencoba dan senang bertukar pikiran/pendapat dengan 
orang lain. 
- Mengurangi prasangka/praduga yang ada 
- Memperhitungkan dan berani mengambil resiko 
- Berusaha memahami hal-hal yang aneh 
Jawaban tunggal dan tepat 
- Berusaha mencari ide-ide baru dengan jalan sumbang saran, bertukar 
pikiran. 
- Mencari dan mengumpulkan argumentasi terhadap beberapa sudut 
pandang terhadap sesuatu masalah. 
Kelaziman 
- Harus berani mengambil resiko 
- Menyingkirkan rasa takut 
- Mengembangkan ide-ide baru 
- Penyadaran diri 
Mengevaluasi terlalu cepat 
- Berusaha menghargai pendapat yang berbeda 
- Memberikan kesempatan dan membantu orang lain untuk 
melengkapi/memperkuat alasan-alasannya. 
- Mau mempertahankan ide-ide yang dianggap benar oleh pihak lain. 
Takut dianggap bodoh/gila 
- Percaya pada diri sendiri bahwa kita mampu menciptakan sesuatu yang 
baru. 
IV - 10
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
- Percaya pada diri sendiri, kita juga mempunyai pengalaman yang 
spesifik/unik. 
- Mau menerima diri dan membuka diri 
Hambatan dari pandangan masyarakat 
- Mau menerima resiko dan menghilangkan ketakutan 
- Bersedia menerima kecaman dan kritik dari pihak-pihak lain 
- Bersedia untuk menerima kenyataan 
SIKAP PENDAMPING 
Pengembangan Diri Pengenalan Diri 
 Keteladanan 
 Adaptasi 
 Kekeluargaan 
 Kooperatif 
 Peduli sosial 
 Tidak menggurui 
 Menempatkan diri 
 Terbuka 
TOPENG-TOPENG KITA 
1. Memakai kata-kata indah/puitis 
2. Ilmiah/data-data ilmiah/rasional/nalar 
3. “Super-Man” 
4. Musyawarah untuk mufakat 
5. Selalu bilang “ya” walaupun “tidak” 
6. Selalu bilang “tidak tahu” padahal tahu 
7. Selalu menempatkan diri 
8. Mengutamakan penampilan 
9. Menimbulkan simpatik orang lain 
10. “Sok tahu” padahal tidak tahu 
11. Berpura-pura menjadi (seperti) masyarakat yang dimasuki 
12. Humor 
13. Bahasa yang meyakinkan 
14. Diam padahal tahu 
15. Sok hebat 
16. Sok terbuka 
17. Pendengar yang baik 
18. Pantomin 
19. Bilang ya terus, walaupun tidak dilaksanakan 
20. Tampil muda 
21. Selalu pakai ayat-ayat suci 
IV - 11
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
KENALKAH ANDA DENGAN DIRI ANDA ! 
“Perubahan positif dalam kehidupan seseorang akan dicapai bila perkembangan 
kepribadian juga baik” 
“Sikap kita jauh lebih jujur dan konsisten daripada kata-kata yang kita ucapkan” 
“Sikap kita adalah sesuatu hal yang membuat orang lain tertarik atau tidak suka terhadap 
kita” 
“Sikap kita sangat menentukan banyak hal dalam hidup kita : 
 Sikap kita terhadap kehidupan menentukan sikap kehidupan itu sendiri terhadap 
kita 
 Sikap kita terhadap orang lain akan menentukan sikap mereka terhadap kita 
 Sikap kita terhadap awal suatu tugas akan menentukan sukses atau tidaknya 
pekerjaan tersebut 
“Sikap kita benar-benar merupakan pemacu bagi diri kita sendiri. Akarnya berada di 
dalam namun buahnya berada di luar” 
“Terlalu sering kita berusaha menjadi seorang “manusia” yang berbuat, sebelum kita 
menjadi seorang “manusia” yang menjadi” 
“Kesuksesan kita lebih banyak dipengaruhi oleh cara kita berpikir. Sedangkan cara 
berfikir adalah salah satu hal yang dapat kita kedalikan oleh kita sendiri” 
“Kita tidak dapat berlayar menentang angin, tetapi kita dapat mengatur layarnya”. 
MEMAHAMI ORANG LAIN 
Memahami 
Orang Lain 
IV - 12 
Apa Yang 
Harus Di 
Pahami 
· Kepekaan untuk menangkap/ 
“membaca” orang lain 
· Mampu membangun rasa 
saling percaya, dan 
ketergantungan 
· Mampu memanfaatkan semua 
“sarana/bahasa” komunikasi 
· Rasa “takut” 
· Rasa cemas 
· Rasa khawatir 
· Harapan-harapan 
· Kekecewaan (pengalaman) 
· Potensi diri/kelemahan-kelemahan 
· Prinsip/nilai/norma yang diyakini 
Bagaimana
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
4.4 Komunikasi dan Motivasi 
Di dalam kelompok masyarakat sasaran, pengertian komunikasi adalah saluran untuk 
menerima informasi yang berguna, hubungan dengan pemerintah, pengetahuan, 
wadah untuk mendorong dan mempertinggi motivasi serta merupakan alat, sarana 
yang memungkinkan kelompok mencapai tujuan dengan baik. Pesan yang akan 
disampaikan oleh pengirim pesan (komunikator) haruslah diterima dan dimengerti 
sama oleh penerima pesan (komunikan). 
Komunikasi dinyatakan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh komunikator 
kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. 
Dari proses terjadinya komunikasi dapat disimpulkan unsur-unsur yang terdapat dalam 
berkomunikasi adalah sebagai berikut : 
a) Pemberi Pesan (komunikator) 
b) Pesan (berita) 
c) Media (saluran) 
d) Penerima Pesan (komunikan) 
e) Hasil (efek) 
Unsur-unsur pokok dalam dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut : 
a) Pemberi pesan (komunikator) adalah orang yang menyampaikan pesan. 
b) Pesan (berita) adalah suatu hal yang dikomunikasikan atau disampaikan. 
c) Penerima pesan (komunikan) adalah orang yang menerima pesan. 
d) Saluran (medium) adalah alat untuk menyampaikan pesan. 
e) Tujuan (efek/hasil) adalah sesuatu yang ingin dicapai dari kegiatan komunikasi. 
Kelima unsur-unsur di atas dapat dilihat dari contoh sebagai berikut : Pemerintah 
menginformasikan pelaksanaan suatu Program Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG) 
kepada masyarakat melalui surat kabar dan televisi. Program KKG adalah suatu 
program khusus untuk pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat. Program ini 
ditujukan untuk keluarga miskin yang tergabung dalam dasa wisma. Dari contoh di 
atas, dapat diuraikan sebagai berikut : 
1. Pemberi pesan (komunikator) adalah pemerintah yang menginformasikan 
program KKG sebagai suatu cara untuk pembangunan kesehatan masyarakat. 
2. Pesan atau berita yakni Program KKG. 
3. Penerima pesan (komunikan) adalah Masyarakat (Dasa Wisma). 
4. Saluran adalah media yang digunakan yakni televisi ataupun surat kabar yang 
digunakan untuk menginformasikan pesan tersebut. 
5. Hasil (efek) adalah program yang diterima dan dilakukan oleh Masyarakat. 
Dari contoh tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : 
1. Pengirim pesan merasakan suatu kebutuhan untuk melakukan komunikasi, kemudian 
ia menyusun keinginan-keinginan tersebut dalam bentuk lambang-lambang atau 
kata-kata. 
IV - 13
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
2. Langkah berikutnya pengirim pesan menyampaikan atau menyalurkan simbol-simbol 
komunikasi itu melalui media atau saluran komunikasi. 
3. Bagi penerima pesan, ketika mendengar atau melihat simbol-simbol itu maka dia 
segera memberikan arti yang bermakna bagi dirinya. 
4. Akhirnya, pengirim pesan dapat mengatakan bahwa dia sudah berhasil me-nyampaikan 
pesannya jika terjadi reaksi dari penerima pesan sesuai dengan 
maksud yang diinginkannya. 
Hambatan Dalam Komunikasi 
Dalam berkomunikasi sering terjadi salah paham, hal ini disebabkan karena unsur-unsur 
yang terdapat dalam proses komunikasi tersebut ada yang tidak berjalan 
semestinya. Begitu pula dalam berkomunikasi antara pendamping dengan 
masyarakat, kadang-kadang dapat menimbulkan hubungan yang tidak baik. Untuk itu 
kita harus mempelajari hal-hal yang dapat menghambat proses berkomunikasi. 
Hambatan yang terdapat dalam unsur-unsur proses komunikasi adalah sebagai berikut 
: 
a. Ditinjau dari penyampai pesan (komunikator) 
Keterampilan berkomunikasi, yaitu kemampuan menulis dan membaca serta 
kemampuan menggunakan daya pikir, sikap mental, percaya diri dan yakin pada 
ide/pesan yang dikomunikasikan. 
Pengetahuan, yakni pengetahuan tentang isi pesan, proses komunikasi dan 
pengetahuan tentang karakteristik penerima pesan. 
Sistem sosial, misalnya siapa teman-temannya, apa rencananya dan apa latar 
belakangnya 
Kebudayaan, yaitu bagaimana kebudayaan dengan tata nilai tertentu mempengaruhi 
tindakan dan sikap seseorang dalam berkomunikasi. 
b. Ditinjau dari pesan 
Kode/sandi yang digunakan, simbol yang disusun secara sistematik serta mempunyai 
arti tertentu harus sesuai dengan kemampuan fisik, sosial, budaya, pihak-pihak yang 
berkomunikasi dan mudah dimengerti orang lain. 
Isi pesan, yaitu apakah isi pesan yang disampaikan sudah sesuai dengan kebutuhan 
pelaku komunikasi. 
Perlakuan terhadap pesan, yaitu bagaimana pesan disampaikan dan dikemas sesuai 
dengan saluran komunikasi yang dipakai. 
c. Ditinjau Dari Saluran/Medium 
IV - 14
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
Media atau saluran yang digunakan harus tepat pilih, disesuaikan dengan isi pesan 
yang akan disampaikan dan sasaran yang akan dituju. Media atau saluran yang akan 
dipakai harus bersifat umum (bahasa, isyarat dan lain-lain) 
d. Ditinjau Dari Penerima Pesan (Komunikan) 
Keterampilan berkomuniksi, misalnya kemampuan berbahasa yang serupa dengan 
pihak komunikan, atau menggunakan bahasa tubuh (gerak gerik, isyarat) pada orang 
yang tidak dapat berbicara/gagu. 
Sikap mental, yaitu bagaimana komunikan menerima suatu pesan yang disampaikan 
padanya ? Apakah bersifat terbuka, sinis atau bagaimana ? 
Dalam melangsungkan suatu komunikasi ada beberapa rintangan-rintangan yang 
dapat timbul antara lain (1) sifat egois, (2) emosional, (3) perasangka, (4) penga-laman 
masa lampau, (5) lingkungan fisik yang kurang menguntungkan, (6) per-bedaan status 
sosial, (7) permusuhan, (8) kharisma, (9) stereotipe, (10) pembelaan diri. 
Keterangan : 
(1) Sifat Egois 
Sifat egois dicirikan oleh keinginan untuk selalu memikirkan kepentingan diri sen diri, 
tindakan atau kebijaksanaan yang diambil juga didasari pada pertimbangan pribadi. 
Akibatnya, pelaku komunikasi yang bersifat egois seperti ini cenderung kurang 
menghargai keterangan-keterangan yang dikomunikasikan oleh orang lain kepadanya. 
(2) Sifat Emosional 
Sifat emosional seseorang atau sekelompok orang yang terlibat dalam proses 
komunikasi sangat mempengaruhi terjadinya proses komunikasi yang efektif. Orang 
yang emosional akan mudah tersinggung dan cenderung menilai sesuatu dari segi 
negatif sehingga setiap kegiatan komunikasi yang dilakukannya cen-derung 
menghasilkan komunikasi yang tidak efektif. 
(3) Sifat Prasangka 
Prasangka yang timbul dalam interaksi antara komunikator dan komunikan yang tidak 
harmonis akan menimbulkan kecurigaan sehingga setiap informasi yang didengarnya 
akan cenderung dihubungkan dan diinterpretasikan dari sisi yang negatif. 
(4) Pengalaman Masa Lampau 
Pengalaman masa lampau seorang pengirim pesan yang pernah menimbulkan kesan 
yang tidak baik, akan jauh lebih sulit dalam mengkomunikasikan pesannya. 
(5) Lingkungan Fisik 
IV - 15
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
Lingkungan fisik yang kurang menguntungkan seperti tempat pengap, hujan deras, 
udara panas, dan suasana yang gaduh akan membuat orang sulit untuk berkonsentrasi 
menerima pesan-pesan komunikasi yang sedang dikomunikasikan. 
(6) Perbedaan Status 
Perbedaan status antara komunikator dan komunikan seperti tingkat pendidikan dan 
budaya acap kali merupakan hambatan yang paling sering ditemui dalam suatu kegiatan 
komunikasi. 
(7) Permusuhan 
Seorang komunikan yang mempunyai rasa permusuhan terhadap komunikator akan 
cenderung bersifat apatis dan antipati terhadap setiap informasi yang didengarnya. 
(8) Kharisma 
Kharisma (daya tarik) yang dimiliki seorang pengirim pesan yang menyampaikan 
pesannya dengan cara yang meyakinkan dan menarik, cenderung mengakibatkan 
penerima pesan terpaku dan tidak menanyakan apa isi pesan yang sebenarnya. 
(9) Stereotipe 
Steriotipe merupakan gambaran tertentu mengenai pribadi seseorang menurut 
golongannya, sukunya, jenis kelamin dan berbagai penggolongan lainnya. 
(10) Pembelaan Diri 
Membela diri merupakan rintangan yang sering menimbulkan permusuhan/ per-tentangan 
dalam suatu kegiatan komunikasi. Ini sering pada orang yang tidak merasa 
pasti akan kemampuan dirinya, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan 
kepadanya acap kali ditafsirkan sebagai tuduhan atau keinginan untuk menguji. 
Prinsip Komunikasi 
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi antara lain : Pada 
saat kita melakukan suatu komunikasi kita tidak boleh mempunyai prasangka atau 
praduga terlebih dahulu. Setiap kegiatan komunikasi harus dilakukan secara sungguh-sungguh, 
misalnya menjadi pembicara yang baik atau menjadi pendengar yang baik. 
Dalam proses ini kita tidak boleh melakukan penilaian awal baik kepada pembicara 
maupun kepada para pendengar. 
Dalam setiap kegiatan komunikasi, kita harus diawali oleh adanya pendapat dan sikap 
yang mendasari kejadian komunikasi yaitu untuk mengetahui dan memahami sesuatu 
persoalan atau bahkan bermaksud mencarikan jalan keluar persoalan tersebut. Setiap 
pelaku komunikasi apapun status dan kedudukannya harus dapat menempatkan dirinya 
dengan status dan kedudukannya dan tidak bertindak sebagai penguasa atau orang yang 
serba tahu. 
Setiap kegiatan komunikasi kita harus mampu menjadi pengamat yang baik, artinya 
bersikap teliti dan tidak melakukan interpretasi sebelum kegiatan komunikasi selesai. 
IV - 16
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
Komunikasi Yang Efektif 
Komunikasi kelompok dirumuskan sebagai hubungan antara pribadi individu-individu 
sebagian dari kelompok masyarakat cenderung menjalin saling hubungan, dimana 
salah satu diantaranya adalah dengan cara menjalin komuni-kasi secara terbuka. 
Dalam program KKG, komuniksi kelompok sasaran adalah hubungan antara anggota 
kelompok, yang mana anggota kelompok adalah sebagian dari anggota masyarakat 
yang menjalin hubungan dengan pendamping dan instansi yang terkait, salah satu 
anggotanya menjalin komunikasi secara terbuka baik dengan pembina maupun 
sesama anggota lainnya. 
Komunikasi kelompok dapat digolongkan menjadi 2 jenis penerima pesan 
(komunikan), yaitu : 
a) Penerima pesan (komunikan) kelompok kecil. 
b) Penerima pesan (komunikan) kelompok besar. 
Penjelasan : 
1. Suatu komunikan kelompok kecil adalah komunikasi yang dilakukan oleh 
komunikator dapat berlangsung dengan salah seorang anggota kelompok dengan 
tatap muka. 
2. Suatu komunikan kelompok besar adalah komunikasi yang dilakukan komunikator 
tidak dapat langsung dengan anggota kelompok dengan tatap muka tetapi melalui 
diskusi antar kelompok. 
Jenis Komunikasi 
Jenis komunikasi terdiri dari : (1) komunikasi pribadi yang terdiri dari : a) komunikasi 
dengan diri sendiri, b) komunikasi antar orang, (2) komunikasi kelompok, (3) 
komunikasi massa. 
Penjelasan : 
(1) Komunikasi pribadi 
a. Komunikasi dengan diri sendiri 
Jenis komunikasi ini terjadi apabila kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri. 
Pada tahap komunikasi dengan diri kita sendiri, kita memproses dan 
menafsirkan informasi mentah yang kita peroleh untuk membuat keputusan. 
Pada tahap inilah yang sesungguhnya akan menentukan diterima atau 
ditolaknya suatu informasi dalam kegiatan komunikasi. 
b. Komunikasi antar orang 
Komunikasi ini terjadi apabila hubungan antara satu individu dengan individu 
yang lain, baik dalam bentuk verbal, maupun non verbal. Komunikasi ini terjadi 
biasanya secara berpasang-pasangan yang melibatkan paling tidak dua orang 
dalam suatu kejadian. 
IV - 17
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
(2) Komunikasi kelompok 
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang 
komunikator dengan lebih dari dua orang komunikan. 
(3) Komunikasi massa 
Komunikasi yang menggunakan media massa. Adapun ciri-ciri komunikasi massa 
tersebut sebagai berikut : (a) sumber utama dalam komunikasi massa adalah 
organisasi komunikasi atau insan yang terlembagakan, (b) pesan bersifat umum, (c) 
komunikasi berlangsung satu arah, (d) komunikasi bersifat beragam, (e) medianya 
bersifat keserempakan, (f) alih reaksi tidak terjadi secara langsung. 
Catatan : 
Dalam Kelompok, komunikasi efektif selain pada rapat anggota/pertemuan rutin juga 
dapat dilakukan dengan kunjungan ke rumah masing-masing anggota. 
Fungsi Komunikasi 
a. Membangun Hubungan Menang - Menang 
Analisis Transaksional 
Istilah Analisis Transaksional/Transactional Analysist (TA) berkembang dari anggapan 
bahwa setiap komunikasi antar manusia adalah suatu “transaksi”. Pola komunikasi yang 
merupakan rangkaian transaksi dapat berhasil dan memuaskan pihak-pihak yang 
berkomunikasi, dapat juga gagal. 
Analisis Transaksional, ialah metode yang menyelidiki hubungan timbal balik 
antar individu orang dengan menentukan bagian-bagian apa dari partner-partner 
hubungan itu ikut bermain. 
Status Ego 
Dalam diri setiap orang terdapat tiga status ego : Ego Orang Tua, Ego Dewasa dan Ego 
Anak-anak. Ketiga ego ini membentuk perasaan-perasaan yang mempengaruhi pola 
reaksi/tingkah laku seseorang. Biasanya status ego mana yang berperan pada saat 
tertentu ditentukan oleh tuntutan dari situasi pada saat tertentu. Jadi secara sederhana 
dapat dijelaskan bahwa seorang yang mempunyai kemampuan penyesuaian diri yang 
baik, adalah orang yang dapat beradaptasi terhadap lingkungan berdasarkan status 
ego yang dituntut oleh lingkungannya. Ketiga status ego tersebut berperan berganti-ganti 
sesuai dengan situasi. 
Persoalan muncul apabila seseorang dengan status ego tertentu tidak memperoleh 
reaksi dari status ego mitra komunikasinya. 
Contoh : 
A : Tidakkah terpikir bahwa iklan di TV itu bisa menyinggung perasaan orang 
miskin ? 
IV - 18
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
B : Emangnya gue pikirin ? 
Si A menggunakan status ego Dewasa yang ditujukan kepada status ego Dewasa si 
B. Tetapi si B merespons dari status ego Anak-anak menuju ke status ego Orangtua. 
Karakteristik masing-masing status ego adalah sebagai berikut : 
· Status Ego Orangtua : 
Pada dasarnya status ego orangtua berupa nilai-nilai yang diajarkan oleh orangtua, 
bahwa : orangtua selalu benar dan unggul, orangtua selalu mengatakan “kerja 
keras, jujur, taati peraturan, dan sebagainya”. Orangtua umumnya menasehati, 
mendukung, merasa selalu benar dan tahu segalanya. Jika seseorang 
mengkomunikasikan gagasan yang merupakan aktualisasi dari nilai-nilai ini, berarti 
pada saat itu status ego orangtua yang sedang berperan. 
· Status Ego Dewasa : 
Seperti status ego orangtua, status ego dewasa ini juga terbentuk sejak kecil. Nilai-nilai 
yang menjadi cirinya, adalah : rasional, berpedoman pada kaidah-kaidah 
logika. Tindakan dewasa selalu berpedoman pada rasio, dan oleh karenanya dapat 
dipertanggungjawabkan, mempunyai alasan-alasan yang masuk akal, mampu 
mengendalikan emosi, runtut dan bertanggungjawab. 
· Status Ego Anak-anak : 
Status ego anak-anak terbentuk menyerupai karakter anak-anak, yang cenderung 
lugu, bicara apa adanya. Pada status ego ini, kanak-kanak cenderung mengatakan 
apa yang disenangi atau sebaliknya. Minta dilindungi, minta disayang, suka 
bermain dan sebagainya. 
Model-model Transaksi. 
Model-model transaksi komunikasi yang bisa berkembang dari individu-individu yang 
berkomunikasi, adalah : 
· Saya tidak oke - kamu oke 
· Saya oke – kamu tidak oke 
· Saya oke – kamu oke. 
b. Mempengaruhi Perilaku Orang Lain. 
Menyesuaikan rangsangan dengan tingkat motivasi seseorang. 
· Teori 2 Faktor dari Herzberg : 
a. Faktor Pendorong : 
Bila faktor ini ada maka akan mendorong, namun bila tidak ada tidak akan 
berpengaruh apa-apa. 
b. Faktor Perawat : 
Bila faktor ini ada tidak akan berpengaruh apa-apa, tetapi bila tidak ada akan 
melemahkan motivasi. 
Perpaduan teori A. Maslow dan Herzberg : 
F a k t o r Herzberg Maslow 
IV - 19
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
Pendorong o Pekerjaan itu sendiri 
o Prestasi 
o Tanggung Jawab 
o Penghargaan 
o Status 
o Pemenuhan Diri 
(Self Aktualization) 
o Dihormati, prestise, diakui 
(Self Esteem) 
Perawat o Hubungan antar personal 
o Supervisi 
o Kebijakan dan 
Administrasi Organisasi. 
o Keamanan kerja 
o Kondisi pekerjaan 
o Gaji 
o Kehidupan sosial pribadi 
o Dimiliki, diperhatikan 
(Love/belonging) 
o Keamanan fisik dan 
psikologis, jaminan hidup 
(Safety) 
o Fisiologis, bertahan hidup 
(Psychological) 
· Teori Peluang : 
Tingkat motivasi seseorang cenderung tinggi ketika peluang keberhasilan berada pada 
posisi 50% : 50%. Lebih dari itu atau kurang dari itu akan cenderung melemah. 
Motivasi 
Motivasi adalah dorongan aktif diri seseorang yang mengakibatkan dia mau 
melakukan sesuatu dengan tujuan mencapai suatu yang diinginkan. Perbedaan 
motivasi antar orang di dalam melakukan sesuatu hal diwarnai oleh motif orang yang 
bersangkutan di dalam melakukan sesuatu. 
Adanya dorongan/motivasi dalam menghadapi sesuatu akan berbeda cara 
pemecahannya tergantung pada tingkat kebutuhan, yaitu : (a) kebutuhan perwujudan 
diri sehinggga mampu untuk menyadari potensi yang dimilikinya, (b) kebutuhan sosial 
yaitu, kebutuhan menjadi anggota kelompok masyarakat dan diterima sebagai 
anggota penuh, (c) kebutuhan untuk memperoleh keamanan dan kesehatan, yaitu : 
bebas dari ketakutan, (d) kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan untuk memperoleh 
reputasi, (e) kebutuhan fisik, yaitu : kebutuhan bertahan untuk hidup (sandang dan 
pangan). 
Tujuan motivasi adalah : (a) Mengajak seseorang untuk berbuat sesuatu, (b) Mengajak 
seseorang untuk menyadari pemanfaatan atas potensi dirinya. 
Untuk menggerakkan kelompok sehingga dapat termotivasi untuk mengembangkan 
usaha ekonomisnya, maka perlu melakukan teknis sebagai berikut : 
a) Melibatkan kelompok dalam proses penemuan masalah dan melihat masalah itu 
perlu diatasi, Pada umumnya kegagalan kita dalam membina kelompok, 
disebabkan oleh ketidak berhasilan mengajak kelompok melihat permasalahan 
seperti cara kita melihatnya. Kalau kelompok masih menganggap bahwa masalah 
IV - 20
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
itu bukan bagian masalah dia, maka hal ini perlu penyadaran lebih lanjut. Yang 
menjadi prinsip adalah bahwa antara kelompok dan unsur perubahan harus sama-sama 
terlibat dalam suatu proses mengetahui perma-salahan. 
b) Melibatkan kelompok dalam proses penentuan prioritas, tentang apa yang 
dikerjakan lebih dahulu, tergantung dari cara kelompok melihat permasalahan 
yang dihadapi. 
c) Melibatkan kelompok di dalam proses pengambilan kebijakan. Setelah 
permasalahan diketahui bersama, kemudian kelompok diminta untuk menun-jukkan 
cara-cara penanggulangannya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya 
yang mereka miliki. 
d) Melibatkan kelompok dalam proses pelaksanaan. 
e) Melibatkan masyarakat untuk menilai perkembangan yang sudah dicapai dan 
usaha-usaha perbaikan untuk masa mendatang. 
Teknik-teknik melibatkan kelompok yang telah diuraikan tersebut, dapat disesuaikan 
dengan keadaan yang dihadapi. Namun secara garis besar dapat dilihat bahwa proses 
tersebut terjadi pada saat : perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. 
Jika keterlibatan kelompok dalam ketiga proses tersebut dapat terjamin maka proses 
yang dilaksanakan dapat dibina oleh mereka, sebab : 
a) Telah ada rasa ikut memiliki atau apa yang dikerjakan bersama. 
b) Rasa tanggung jawab sudah dibangkitkan sejak awal, dan justru inilah yang paling 
dasar dalam proses keterlibatan atau motivasi kelompok untuk terlibat secara aktif 
dalam program pengorganisasian kelompok. 
Adapun prinsip motivasi di dalam melakukan teknis tersebut adalah : 
a) Harus terencana. 
b) Harus jelas tujuan dan sasarannya. 
c) Harus sesuai dengan kebutuhan kelompok. 
d) Tidak boleh menyinggung perasaan kelompok sasaran. 
e) Lebih baik dilakukan dengan orang kunci. 
f) Tidak boleh dengan kekerasan. 
Teknik motivasi orang secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut : Ada 4 
tipe orang yaitu : 1. Tipe ( D1) Orang yang malas dan bodoh/tidak terampil, 2. Tipe 
(D2) Bodoh/tidak terampil tetapi rajin, 3. Tipe (D3) Orang yang terampil tetapi tidak 
rajin dan 4. Tipe (D4) Orang yang rajin dan terampil. Adapun teknik membangkitkan 
motivasinya dapat dilihat pada tabel berikut : 
Tidak terampil 
dan tidak rajin 
(D1) 
Rajin ,tetapi 
Tidak terampil 
(D2) 
Tidak rajin, 
tetapi terampil 
(D3) 
Rajin dan 
terampil 
(D4) 
IV - 21
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
Teknik 
Motivasi 
· Penyadaran 
· Pelatihan 
· Penugasan 
· Pembinaan 
· Pelatihan 
· Penugasan 
· Pembinaan 
· Penyadaran 
· Konsultatif 
· Pemberian 
tanggung 
jawab 
· Konsultatif 
4.5 Kepemimpinan 
Sementara orang berpendapat bahwa kepemimpinan adalah ketrampilan yang dapat 
diberikan kepada orang lain. Setiap orang dapat memperolehnya jika ia mau 
meluangkan atau menyediakan waktu dan tenaganya. Gagasan ini muncul dari 
anggapan bahwa setiap orang mempunyai pengaruh atas orang-orang lain, dan 
karena biasa dilakukan, maka pengaruh tersebut berkembang. Ini berarti bahwa setiap 
orang dapat mengembangkan potensinya dan menjadi pemimpin. Ordway Tead dalam 
bukunya “The Art of Administration” merumuskan bahwa : Kepemimpinan adalah 
aktivitas mempengaruhi orang untuk bekerjasama menuju suatu tujuan yang mereka 
inginkan. 
Pengertian yang senada dengan pendapat tersebut dirumuskan pula oleh George R. 
Terry yang menyatakan bahwa : Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi 
manusia untuk mengusahakan secara sukarela tercapainya tujuan kelompok. Kedua 
definisi di atas tidak menyebutkan suatu jenis organisasi tertentu, karena 
kepemimpinan terjadi atau terdapat dalam segala situasi dimana seseorang mencoba 
untuk mempengaruhi tindak-tanduk seseorang atau kelompok. Jadi setiap kesempatan 
sebenarnya orang terlibat dalam suatu kegiatan kepemimpinan oleh, dari atau 
bersama orang lain. 
Menelaah definisi kepemimpinan, maka kita dapat menemukan 3 unsur penting dalam 
kepemimpinan itu sendiri yakni : 
1. Kemampuan (aktivitas) mempengaruhi 
2. Kemampuan menggerakkan kerjasama 
3. Kemampuan mengarahkan atau mencapai tujuan 
Dalam artian praktis dan dihubungkan dengan fungsi kelompok swadaya, 
kepemimpinan dapat diartikan atau dapat dilihat sebagai : 
1. Sekumpulan sifat-sifat kepribadian (biasanya dijuluki dengan ungkapan 
kepemimpinan simbolis) 
2. Suatu kedudukan atau status, gelar yang terlihat dalam bagan organisasi. Jadi bila 
orang mendengar istilah kepemimpinan selalu dihubungkan dengan : Ketua I, II, 
biasanya lalu dikaitkan dengan Bp. Amat, Bp. H. Abas dsb. (kepemimpinan formal). 
3. Suatu fungsi atau peranan yang dilakukan dalam suatu kelompok yang 
terorganisisir (kepemimpinan fungsional) 
IV - 22
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
Inti dari kepemimpinan adalah tenaga yang dapat menimbulkan kegiatan dalam 
hubungan antar manusia, membimbing kegiatan-kegiatan itu ke arah terentu, 
memelihara atau membina kegiatan itu dan menyatukan tercapainya tujuan-tujuan 
bersama. 
Kepemimpinan secara umum digolongkan dalam 3 tipe, yaitu : 
· Kepemimpinan yang OTORITER (OTOKRATIS) 
· Kepemimpinan yang DEMOKRATIS 
· Kepemimpinan yang LIBERAL 
1. Ciri - Ciri Kepemimpinan Otoriter 
Adapun yang menjadi ciri-ciri kepemimpinan OTORITER secara umum adalah sebagai 
berikut : 
a. Semua keputusan tentang kebijaksanaan dilakukan hanya oleh pemimpin, yang 
dipimpin tidak diikut sertakan. 
b. Cara kerja dan kegiatan yang harus dilakukan oleh pelaksana ditentukan oleh 
pemimpin. 
c. Pemimpin biasanya mendiktekan pekerjaan apa yang harus dilaksanakan bagi 
setiap anggota, dan yang lainnya tidak tahu atau tidak perlu tahu. 
d. Pemimpin cenderung menganggap bahwa pekerjaan itu adalah dirinya, dan 
dirinya itu adalah segala-galanya. 
2. Ciri - Ciri Kepemimpinan Demokratis 
Adapun yang menjadi ciri-ciri kepemimpinan DEMOKRATIS secara umum adalah 
sebagai berikut : 
a. Rencana kerja dan semua kebijaksanaan merupakan wewenang bersama untuk 
didiskusikan dan diputuskan bersama. Tentu saja dibimbing dan dibantu oleh 
pimpinan. 
b. Apa yang dikerjakan kelompok ditentukan dan dirumuskan dalam 
pertemuan kelompok. Pimpinan hanya melontarkan kemungkinan-kemungkinan 
pemecahan untuk dipikirkan dan diputuskan oleh kelompok. Selanjutnya, 
pemimpin hanya melakukan apa yang telah diputuskan kelompok. 
c. Anggota kelompok bebas menentukan jenis usahanya sendiri. 
d. Komunikasi pemimpin dan yang dipimpin berjalan dua arah. Setiap persoalan 
baru sedapat mungkin dibicarakan dengan anggota atau wakil para anggota 
sehingga partisipasi anggota selalu dinomor satukan. 
3. Ciri - Ciri Kepemimpinan Liberal 
Adapun yang menjadi ciri-ciri umum kepemimpinan LIBERAL adalah sebagai berikut : 
a. Kelompok yang memiliki pemimpin yang liberal benar-benar bebas untuk 
menentukan keputusan mereka sendiri, dengan partisipasi yang sangat 
minimum dari pemimpin. 
b. Berbagai macam kebutuhan kelompok disediakan oleh pimpinan 
c. Pimpinan kelompok sedikit sekali ikut berpartisipasi dalam pemecahan masalah 
kelompok. 
IV - 23
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
d. Pimpinan kelompok jarang sekali memberikan komentar atas apa yang 
dikerjakan oleh anggota, kecuali bila diminta. 
Kepemimpinan sebagai salah satu kegiatan, maupun sebagai proses, tentunya 
mempunyai ciri-ciri tersendiri dan memerlukan pemikiran-pemikiran yang tertentu 
pula pada penerapannya. Dalam pelaksanaannya perlu diketahui beberapa prinsip 
pokok kepemimpinan yang sekaligus merupakan faktor yang mempengaruhi 
kepemimpinan itu sendiri. 
Prinsip-prinsip Kepemimpinan tersebut adalah : 
· Prinsip Komunikasi 
Dalam suatu proses kepemimpinan tentu selalu terkait paling tidak dua pihak yaitu 
pihak yang memimpin dan pihak yang dipimpin. Kedua-duanya dapat tunggal atau 
kedua-duanya dapat jamak. Pihak yang memimpin akan berusaha memberikan 
bantuan seperti apa yang diharapkan oleh yang dipimpin, sedang pihak yang 
dipimpin diharapkan dapat mewujudkan harapan apa yang sebenarnya diinginkan. 
Fungsi kedua belah pihak akan dapat berjalan lancar bila terlebih dahulu terjadi 
proses komunikasi. Dalam hal ini yang dimaksud dengan komunikasi adalah 
penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan 
saluran tertentu. Dalam kepemimpinan bentuk komunikasi yang terjadi mungkin 
searah atau dua arah, ataupun pula merupakan suatu komunikasi yang berantai. 
Dengan sendirinya pihak pemimpin harus dapat menentukan bentuk mana yang 
paling baik yang harus digunakan. 
· Prinsip Pemenuhan Kebutuhan 
Bila terjadi suatu proses komunikasi yang berwujud suatu kepemimpinan, tentu 
sebelumnya telah terjadi suatu keadaan dimana ada permintaan terlebih dahulu 
dari pihak yang ingin dipimpin. Atau mungkin pula terjadi sebaliknya, yaitu dari 
pihak pemimpin yang melihat bahwa seseorang atau sekelompok orang itu perlu 
dipimpin. Tetapi bagaimanapun juga sebab adanya kepemimpinan tentu karena 
ada masalah. Hal inilah yang menjadi sumber terjadinya proses kepemimpinan. 
Sekelompok orang akan merasa memiliki masalah bila keadaan dirinya atau 
lingkungannya tidak sesuai dengan harapan yanag dimilikinya. Harapan itu dapat 
berupa suatu harapan yang mendesak untuk segera dipenuhi atau suatau harapan 
yang sifatnya jangka panjang. Harapan yang berkaitan dengan pemenuhan 
kebutuhan langsung dari kehidupannya sering pula disebut kebutuhan. 
· Prinsip penerimaan 
Telah dinyatakan bahwa kepemimpinan untuk suatu pemecahan masalah itu selalu 
menyangkut dua atau lebih pihak. Yaitu, pihak yang dipimpin dan pihak yang 
memimpin. Biarpun ada dua pihak, tetapi keduanya mempunyai kepentingan yang 
sama. Jadi hubungan kepemimpinan lebih bersifat hubungan edukatif. 
IV - 24
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
Karena pada prinsipnya kepemimpinan itu bertujuan yang bulat (satu tujuan) maka 
yang terpenting adalah bahwa kedua belah pihak itu bersatu untuk pemecahan 
masalah. Untuk terciptanya kesatuan tersebut, sang pemimpin harus mampu 
menerima orang lain seperti apa adanya, dengan kekuatan dan kelemahannya. 
Oleh karena itu, syarat pokok bagi seorang pemimpin dalam menghadapi 
sekelompok orang atau seorang antara lain adalah : 
 Dapat menjadi pendengar yang baik, artinya mampu menunjukkan kepada 
yang sedang dipimpin bahwa ia sangat tertarik akan persoalannya. Di samping 
itu juga dia dapat menangkap semua apa yang dipermasalahkan. 
 Dia dapat menjadi pendengar tanpa memberi penilaian terlebih dahulu. 
 Punya sikap yang luwes yang dapat meyakinkan bahwa dia benar-benar ingin 
membantu memecahkan persoalan. 
· Prinsip pengatasan masalah 
Komunikasi yang teratur dengan para bawahan adalah syarat mutlak yang 
diperlukan dalam proses kepemimpinan. Komunikasi itu sendiri harus mengarah, 
artinya harus membicarakan atau mengenai hal yang menjadi masalah dari 
kelompok yang sedang dipimpin. Agar kepemimpinan dapat mengenai sasarannya 
dengan tepat, maka pihak pemimpim harus benar-benar dapat menghayati dan 
menerima kelompok seperti apa adanya. Karena sifat hubungan itulah maka 
dituntut suatu pengertian yang wajar, bahwa pemecahan masalah itu sendiri 
haruslah oleh kelompok bersama pemimpinnya, dan bukan hanya oleh si 
pemimpin saja, ataupun tanpa pengarahan dari si pemimpin. 
Semua hal itu didasarkan atas suatu pengertian bahwa sesungguhnya 
kepemimpinan itu sendiri hanyalah bantuan dan bukannya penyerahan kewajiban. 
Dengan terpecahkannya masalah oleh kelompok sendiri, setiap anggota kelompok 
akan merasa bahwa, masalah itulah masalahnya. Penanaman rasa tanggungjawab 
dalam kelompok atas masalahnya sendiri itu merupakan tujuan juga dalam proses 
kepemimpinan itu sendiri. 
Kepemimpinan Situasional 
Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa kepeminpinan dipengaruhi oleh situasi 
dan perubahan situasi akan menyebabkan perubahan dalam kemampuan 
kepemimpinan yang merupakan gaya pemimpin. Gaya seorang pemimpin dapat 
digambarkan dalam berbagai cara. Beberapa tokoh tertentu sering disebut gayanya 
“terus terang dan keras kepala”, sementara yang lain gayanya “murah hati dan serba 
boleh”. Ada pula yang diibaratkan “pelatih” dan ada lagi yang dijuluki dengan gaya 
yang “meyakinkan”. Alhasil ada banyak kata sifat digunakan untuk menggambarkan 
tindakan dan pernyataan-pernyataan seorang pemimpin pada saat mereka berupaya 
untuk mempengaruhi tingkah laku orang lain. 
Gaya Kepemimpinan 
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari 
seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain. Pemimpin atau kepemimpinan 
IV - 25
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
adalah pekerjaan mempengaruhi tingkah laku orang lain. 
Mempengaruhi tingkah laku orang lain jangan dianggap sepele, karena lebih 
merupakan pekerjaan yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya, apalagi dihadapkan 
pada situasi yang selalu mengalami perubahan. Dalam konteks ini seorang pemimpin 
jangan berharap akan menemukan satu formula yang dapat diterapkan pada semua 
situasi. Untuk itu pahamilah semua jenis pendekatan dan pahamilah konsep 
kepemimpinan efektif, kemudian praktekanlah dengan penuh keterampilan. 
Memilih gaya kepemimpinan yang tepat 
Para pemimpin efektif tahu bagaimana caranya menyesuaikan gayanya dalam berbagai 
situasi, dan pada saat berusaha mempengaruhi orang lain. Mengapa ? Karena dalam 
kebanyakan situasi, pada saat berhadapan dengan individu maupun kelompok, tidak 
ada gaya kepemimpinan serba guna. 
Pada saat berusaha mempengaruhi orang lain, tujuan utama pemimpin adalah : 
(1) mendiagnosa tingkat kesiapan bawahan dalam tugas-tugas tertentu, 
(2) menunjukan gaya kepemimpinan yang tepat untuk situasi tersebut. 
Kemampuan seorang pemimpin dalam mendiagnosa kemampuan tidak boleh terlalu 
ditekankan, karena keinginan dan kemampuan para bawahan bervariasi, sehingga 
pemimpin juga harus memiliki sensitivitas dan kemampuan mendiagnosa dalam 
mengenali dan menghargai perbedaan-perbedaan. Tanpa kemampuan diagnosa, para 
pemimpin dapat dikatakan tidak efektif meskipun mereka dapat mengadaptasikan 
gaya kepemimpinan untuk memenuhi kebutuhan lingkungannya. 
Landasan kerja di setiap profesi adalah proses belajar berkesinambungan. Para dokter, 
misalnya, membuat keputusan diagnosa untuk menentukan cara pengobatan. Jika 
kondisi dan gejala-gejalanya berubah, cara pengobatan juga mungkin harus diubah. 
Hal ini bukan merupakan proses trial and error atau tanpa usaha, tetapi lebih 
merupakan proses rasional. Para pemimpin membutuhkan kerangka kerja sama yang 
dapat memberikan dasar bagi proses kepemimpinan mereka. 
Berkaitan dengan gaya dan cara pemimpin menjalankan kepemimpinaannya, kiranya 
pelu dipertimbangkan setiap situasi dan kondisi khusus dalam rangka memahami gaya 
kepemimpinan mana yang lebih tepat untuk diterapkan. 
Untuk mendiagnosa berbagai situasi yang berbeda dan menentukan tingkah laku 
pemimpin mana mempunyai probabilitas kesuksesan tinggi, maka dapat diketahui 
melalui konsep gaya kepemimpinan situasional. Gaya kepemimpinan situasional telah 
dianggap relevan dan bisa memenuhi kriteria untuk mendiagnosa tingkat kesiapan 
bawahan dalam tugas-tugas tertentu dan telah menunjukan gaya kepemimpinan yang 
dapat menyesuaikan dengan situasi. 
Gaya Kepemimpinan Situasional 
Pada dasarnya tidak ada gaya kepemimpinan yang baik seluruhnya dan tidak ada pula 
yang jelek semuanya. Gaya kepemimpinan yang baik adalah gaya kepemimpinan yang 
IV - 26
Bahan Bacaan 
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 
mampu memanfaatkan situasi, sikap dan kesempatan antara atasan dengan bawahan, 
sehingga hanya keserasianlah yang ada. Para pemimpin yang berhasil adalah mereka 
yang mampu menyesuaikan diri dengan situasi. 
Meskipun pendekatan situasional dalam kepemimpinan dirasakan perlu, namun hal itu 
tidak banyak dirasakan membantu para pemimpin yang selama ini memang sudah 
memimpin, yang memang membuat keputusan–keputusan kepemimpinan setiap 
harinya. Jika memang segalanya tergantung pada situasi ini benar, maka mereka hanya 
perlu tahu kapan mesti menggunakan gaya yang mana. 
Unsur-unsur situasi yang mempengaruhi suatu gaya kepemimpinan tertentu menjadi 
tepat-guna pada situasi yang dihadapinya, antara lain adalah : unsur waktu, tuntutan 
tugas-tugas, iklim organisasi, atasan, kerabat kerja (rekan sejawat), dan keterampilan 
serta harapan-harapan para bawahan. Pada dasarnya, taraf perilaku mengarahkan atau 
mendorong semangat yang dilakukan oleh seorang pemimpin bergantung pada taraf 
perkembangan sang bawahan dalam melaksanakan suatu tugas, peran atau sasaran 
tertentu yang diberikan oleh sang pemimpin secara perorangan maupun melalui 
kelompok. 
Secara umum beberapa hal yang menjadi ciri pokok dari gaya kepemimpinan 
situasional adalah sebagai berikut : 
Pertama, Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan situasional dapat menerapkan 
beberapa hal pokok seperti : harus menyadari pentingnya pengembangan para 
bawahannya dari segi motivasi, keahlian, pembuatan keputusan dan keterampilan 
penyelesaian masalah. 
Kedua, Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan situasional selalu menerapkan 
tanggungjawab pengembangan. 
Ketiga, Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan situasional memiliki motivasi 
pada bawahannya agar tidak tergantung pada orang lain. 
Keempat, Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan situasional selalu berperan 
aktif dalam membentu pertumbuhan bawahannya. 
Untuk memperjelas gambaran tentang gaya kepemimpinan situasional, dapat dilihat 
pada diagram kepemimpinan situasional, terlampir. 
IV - 27

More Related Content

What's hot

Etika Bisnis - Keadilan Dalam Bisnis
Etika Bisnis - Keadilan Dalam BisnisEtika Bisnis - Keadilan Dalam Bisnis
Etika Bisnis - Keadilan Dalam BisnisSunu Puguh
 
Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc
Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,IncTugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc
Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,IncRoesdaniel Ibrahim, ST. CHt.
 
Msdm pelatihan dan pengembangan
Msdm pelatihan dan pengembanganMsdm pelatihan dan pengembangan
Msdm pelatihan dan pengembanganPutra Tidore
 
Hannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisHannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisUsman Fadholy
 
Relasi kerja dan serikat pekerja
Relasi kerja dan serikat pekerjaRelasi kerja dan serikat pekerja
Relasi kerja dan serikat pekerjaharis fadilah
 
Etos kerja terbaik & mulia
Etos kerja terbaik & muliaEtos kerja terbaik & mulia
Etos kerja terbaik & muliaSaiful Samad
 
Makalah etika bisnis
Makalah etika bisnisMakalah etika bisnis
Makalah etika bisnisAgung wahyu
 
Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnis
Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnisEkonomi dan keadilan di dalam etika bisnis
Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnisYesica Adicondro
 
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika BisnisMakalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika BisnisFajar Jabrik
 
Pengantar bisnis bab 6 - Kewirausahaan dan memulai bisnis kecil
Pengantar bisnis bab 6 - Kewirausahaan dan memulai bisnis kecilPengantar bisnis bab 6 - Kewirausahaan dan memulai bisnis kecil
Pengantar bisnis bab 6 - Kewirausahaan dan memulai bisnis kecilhendryk01
 
Marketing Pemasaran Kotler & Keller - Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran
Marketing Pemasaran Kotler & Keller - Penyusunan Rencana dan Strategi PemasaranMarketing Pemasaran Kotler & Keller - Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran
Marketing Pemasaran Kotler & Keller - Penyusunan Rencana dan Strategi PemasaranRizky Pradiatma
 
Kepribadian Kepemimpinan
Kepribadian KepemimpinanKepribadian Kepemimpinan
Kepribadian Kepemimpinanfefrgrgrg
 
Pertemuan 2 3 msdm ke 2
Pertemuan 2   3  msdm ke 2Pertemuan 2   3  msdm ke 2
Pertemuan 2 3 msdm ke 2Dhini Anden
 

What's hot (20)

Ke pmii an
Ke pmii anKe pmii an
Ke pmii an
 
Etika Bisnis - Keadilan Dalam Bisnis
Etika Bisnis - Keadilan Dalam BisnisEtika Bisnis - Keadilan Dalam Bisnis
Etika Bisnis - Keadilan Dalam Bisnis
 
Presentasi Dasar dasar bisnis
Presentasi Dasar dasar bisnisPresentasi Dasar dasar bisnis
Presentasi Dasar dasar bisnis
 
Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc
Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,IncTugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc
Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc
 
Msdm pelatihan dan pengembangan
Msdm pelatihan dan pengembanganMsdm pelatihan dan pengembangan
Msdm pelatihan dan pengembangan
 
Hannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisHannout Etika Bisnis
Hannout Etika Bisnis
 
Relasi kerja dan serikat pekerja
Relasi kerja dan serikat pekerjaRelasi kerja dan serikat pekerja
Relasi kerja dan serikat pekerja
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Etos kerja terbaik & mulia
Etos kerja terbaik & muliaEtos kerja terbaik & mulia
Etos kerja terbaik & mulia
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
Makalah etika bisnis
Makalah etika bisnisMakalah etika bisnis
Makalah etika bisnis
 
Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnis
Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnisEkonomi dan keadilan di dalam etika bisnis
Ekonomi dan keadilan di dalam etika bisnis
 
Global operations adidas
Global operations adidasGlobal operations adidas
Global operations adidas
 
Sistem integumen (1)
Sistem integumen (1)Sistem integumen (1)
Sistem integumen (1)
 
Penilaian kinerja-msdm
Penilaian kinerja-msdmPenilaian kinerja-msdm
Penilaian kinerja-msdm
 
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika BisnisMakalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
 
Pengantar bisnis bab 6 - Kewirausahaan dan memulai bisnis kecil
Pengantar bisnis bab 6 - Kewirausahaan dan memulai bisnis kecilPengantar bisnis bab 6 - Kewirausahaan dan memulai bisnis kecil
Pengantar bisnis bab 6 - Kewirausahaan dan memulai bisnis kecil
 
Marketing Pemasaran Kotler & Keller - Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran
Marketing Pemasaran Kotler & Keller - Penyusunan Rencana dan Strategi PemasaranMarketing Pemasaran Kotler & Keller - Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran
Marketing Pemasaran Kotler & Keller - Penyusunan Rencana dan Strategi Pemasaran
 
Kepribadian Kepemimpinan
Kepribadian KepemimpinanKepribadian Kepemimpinan
Kepribadian Kepemimpinan
 
Pertemuan 2 3 msdm ke 2
Pertemuan 2   3  msdm ke 2Pertemuan 2   3  msdm ke 2
Pertemuan 2 3 msdm ke 2
 

Viewers also liked

Pedoman pendampingan-ks-ps
Pedoman pendampingan-ks-psPedoman pendampingan-ks-ps
Pedoman pendampingan-ks-pspurdiyanto -
 
Perilaku Organisasi - Leadership
Perilaku Organisasi - LeadershipPerilaku Organisasi - Leadership
Perilaku Organisasi - LeadershipFinna Kirana
 
Perilaku organisasi kepemimpinan
Perilaku organisasi   kepemimpinanPerilaku organisasi   kepemimpinan
Perilaku organisasi kepemimpinanFaizal Rahman
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksSlideShare
 
Persfektif dalam organisasi
Persfektif dalam organisasiPersfektif dalam organisasi
Persfektif dalam organisasiKacung Abdullah
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareSlideShare
 
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasiPengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasiKacung Abdullah
 
Chapter 6, Training Evaluation
Chapter 6, Training Evaluation Chapter 6, Training Evaluation
Chapter 6, Training Evaluation Kacung Abdullah
 
Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan PermukimanUndang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukimaninfosanitasi
 

Viewers also liked (11)

Pedoman pendampingan-ks-ps
Pedoman pendampingan-ks-psPedoman pendampingan-ks-ps
Pedoman pendampingan-ks-ps
 
Perilaku Organisasi - Leadership
Perilaku Organisasi - LeadershipPerilaku Organisasi - Leadership
Perilaku Organisasi - Leadership
 
Perilaku organisasi kepemimpinan
Perilaku organisasi   kepemimpinanPerilaku organisasi   kepemimpinan
Perilaku organisasi kepemimpinan
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku  organisasiKepemimpinan dan perilaku  organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
 
Persfektif dalam organisasi
Persfektif dalam organisasiPersfektif dalam organisasi
Persfektif dalam organisasi
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasiPengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
 
Chapter 6, Training Evaluation
Chapter 6, Training Evaluation Chapter 6, Training Evaluation
Chapter 6, Training Evaluation
 
Organization life cycle
Organization life cycleOrganization life cycle
Organization life cycle
 
Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan PermukimanUndang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
 

Similar to Pengembangan Kapasitas Pendampingan

Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam OrganisasiKepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam OrganisasiLisa Ramadhanty
 
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASIPengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASIAjeng Pipit
 
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)TawonNakal
 
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.pptPELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.pptTriEvelina1
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...WidyaAyundaPutri
 
Motivasi kerja dalam organisasi
Motivasi kerja dalam organisasiMotivasi kerja dalam organisasi
Motivasi kerja dalam organisasiGondo Madden
 
Makalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
Makalah Pendekatan Studi KepemimpinanMakalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
Makalah Pendekatan Studi KepemimpinanAhmad Fajar
 
perilaku organisasi
perilaku organisasi perilaku organisasi
perilaku organisasi Maria Khusuma
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikanruriintannia
 
Motivasi dan Kepimpinan Berkesan
Motivasi dan Kepimpinan BerkesanMotivasi dan Kepimpinan Berkesan
Motivasi dan Kepimpinan BerkesanZafarul_Irshard
 
Makalah Motivasi
Makalah MotivasiMakalah Motivasi
Makalah MotivasiSintya M
 
Klp 2 leadership
Klp 2 leadershipKlp 2 leadership
Klp 2 leadershipSamuel Riwu
 

Similar to Pengembangan Kapasitas Pendampingan (20)

Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam OrganisasiKepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
 
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASIPengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
 
Modern teori motivasi
Modern teori motivasiModern teori motivasi
Modern teori motivasi
 
LDKS_motivasi organisasi.pptx
LDKS_motivasi organisasi.pptxLDKS_motivasi organisasi.pptx
LDKS_motivasi organisasi.pptx
 
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
 
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.pptPELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN.ppt
 
Motivasi
MotivasiMotivasi
Motivasi
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
 
motivasi dalam organisasi
motivasi dalam organisasimotivasi dalam organisasi
motivasi dalam organisasi
 
Motivasi kerja dalam organisasi
Motivasi kerja dalam organisasiMotivasi kerja dalam organisasi
Motivasi kerja dalam organisasi
 
MOTIVASI.ppt
MOTIVASI.pptMOTIVASI.ppt
MOTIVASI.ppt
 
Makalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
Makalah Pendekatan Studi KepemimpinanMakalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
Makalah Pendekatan Studi Kepemimpinan
 
perilaku organisasi
perilaku organisasi perilaku organisasi
perilaku organisasi
 
Pentaksiran holistik
Pentaksiran holistikPentaksiran holistik
Pentaksiran holistik
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Motivasi dan Kepimpinan Berkesan
Motivasi dan Kepimpinan BerkesanMotivasi dan Kepimpinan Berkesan
Motivasi dan Kepimpinan Berkesan
 
Makalah Motivasi
Makalah MotivasiMakalah Motivasi
Makalah Motivasi
 
Teori abraham maslow
Teori abraham maslowTeori abraham maslow
Teori abraham maslow
 
Klp 2 leadership
Klp 2 leadershipKlp 2 leadership
Klp 2 leadership
 

More from Kacung Abdullah

Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021Kacung Abdullah
 
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...Kacung Abdullah
 
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...Kacung Abdullah
 
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di IndonesiaPembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di IndonesiaKacung Abdullah
 
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa PemerintahCara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa PemerintahKacung Abdullah
 
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...Kacung Abdullah
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Kacung Abdullah
 
Analisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian dataAnalisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian dataKacung Abdullah
 
Strategic Human Resorce Management
Strategic Human Resorce ManagementStrategic Human Resorce Management
Strategic Human Resorce ManagementKacung Abdullah
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Kacung Abdullah
 
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi BisnisPerumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi BisnisKacung Abdullah
 
Defining Marketing for the 21st Century
Defining Marketing for the 21st CenturyDefining Marketing for the 21st Century
Defining Marketing for the 21st CenturyKacung Abdullah
 
The evolution of management
The evolution of management The evolution of management
The evolution of management Kacung Abdullah
 

More from Kacung Abdullah (20)

Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
 
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
 
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
 
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di IndonesiaPembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
 
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa PemerintahCara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
 
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
 
21 core competencies
21 core competencies21 core competencies
21 core competencies
 
Pendanaan/Modal
Pendanaan/ModalPendanaan/Modal
Pendanaan/Modal
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
 
Working Capital
Working CapitalWorking Capital
Working Capital
 
Analisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian dataAnalisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian data
 
Strategic Human Resorce Management
Strategic Human Resorce ManagementStrategic Human Resorce Management
Strategic Human Resorce Management
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
 
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi BisnisPerumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
 
KBLI 2015
KBLI 2015KBLI 2015
KBLI 2015
 
Defining Marketing for the 21st Century
Defining Marketing for the 21st CenturyDefining Marketing for the 21st Century
Defining Marketing for the 21st Century
 
The evolution of management
The evolution of management The evolution of management
The evolution of management
 
Teamwork
TeamworkTeamwork
Teamwork
 
Organization structure
Organization structureOrganization structure
Organization structure
 
Leaderhip
LeaderhipLeaderhip
Leaderhip
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

Pengembangan Kapasitas Pendampingan

  • 1. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z IV. PENGEMBANGAN KAPASITAS PENDAMPING 4.1 Mengenal Motif Dan Kapasitas Pribadi Motif Pribadi Motif atau motivasi ini diartikan sebagai daya dorong di dalam diri seseorang, sehingga orang tersebut melakukan tindakan, pekerjaan atau kegiatan tertentu. Prof. Dr. David C. Mc.Lelland, mengatakan bahwa di dalam diri setiap orang terdapat 3 motif yang sangat berpengaruh dalam berhubungan dengan lingkungan sekelilingnya. Oleh McLelland motif ini dinamakan sebagai motif sosial, yaitu motif affiliasi (Affiliation), motif kekuasaan (Power) dan motif prestasi (Achievemen). Motif Persahabatan (Affiliation Motivation) Yaitu motif yang tampil dalam tingkah laku seseorang yang menyenangi ‘keharmonisan’. maksudnya, dalam tingkah lakunya orang tersebut akan mencari bentuk hubungan yang erat dengan orang lain. Yang menjadi tujuannya adalah suasana yang penuh keakraban, santai dan harmonis. Bagi dirinya keakraban dalam hubungan dengan orang lain adalah tujuan utama. Bila mana berhasil membina hubungan yang harmonis dengan orang, itu merupakan suatu kebahagiaan yang tiada terhingga yang tak dapat diganti dengan apapun juga. Orang-orang yang mempunyai motif sepert ini biasanya adalah seorang teman yang baik; ia mempunyai perhatian yang besar kepada diri orang lain. Persoalan-persoalan orang lain dihayatinya sebagaimana ia menghayati dirinya sendiri. Demikian pula toleransinya cukup besar, kepuasannya didapat bila ia bisa secara bersama-sama dengan orang lain membina suatu keserasian. Motif Kekuasaan (Power Motivation) Motif kekuasaan ialah motif yang menyebabkan seseorang ingin menguasai atau mendominir orang lain. Seseorang yang memiliki motif kekuasaan senang bila dapat mempengaruhi orang lain sehingga orang tersebut mau berbuat seperti apa yang dikehendakinya. Bagi orang dengan motif kekuasaan, hubungan yang hangat dan harmonis bukanlah hal yang utama, namun kekuasaan atas orang lainlah yang menjadi idam-idamannya. Motif Prestasi (Achievement Motivation) Motif prestasi adalah motif yang mengarahkan tingkah laku seseorang dengan titik berat pada tercapainya suatu prestasi tertentu. Bagi orang yang memiliki motif prestasi, yang penting adalah bagaimana caranya ia bisa mencapai sesuatu prestasi tertentu, dan yang lebih tinggi dari apa yang sudah pernah dicapainya. Mencapai atau memperoleh sesuatu yang lebih baik adalah suatu kebutuhan yang sulit dihilangkan dan ia akan berusaha terus menerus sampai pada IV - 1
  • 2. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z suatu saat ia bisa memperoleh apa yang diinginkannya. Segala tindakan yang dilakukannya selalu dikaitkan dengan keinginan untuk lebih baik dari sebelumnya. Yang ada dalam pikiran orang-orang dengan motif prestasi ini hanyalah suatu usaha, perjuangan agar ia bisa memperoleh sesuatu prestasi. Perbedaan ketiga motif tersebut di atas dapat diperhatikan : Motif affiliasi titik beratnya adalah bagaimana caranya membina hubungan yang baik (harmonis) dengan orang lain, pada motif kekuasaan/power adalah bagaimana caranya bisa menguasai orang lain, sedangkan pada motif prestasi adalah bagaimana caranya mencapai sesuatu tujuan yang bersifat prestatif. Pada setiap orang ketiga motif tersebut ada bersama dalam dirinya. Akan tetapi kekuatan ketiga motif itu tidak sama, dan biasanya hanya satulah yang cukup kuat (dominan), sehingga akan tampil ke dalam suatu bentuk tingkah laku yang nyata dan hal inipun tidak lepas dari keadaan atau situasi lingkungan, apakah memungkinkan atau tidak lahirnya bentuk tingkah laku yang dikuasai oleh motif tertentu itu. Penilaian atas motif seseorang, dapat dilakukan berdasarkan penyimpulan dari sejumlah tingkah laku yang ditampilkan. Seseorang dapat menyimpulkannya atas dasar pola berpikirnya atau atas dasar hal-hal yang diinginkan dan dari hal-hal yang tidak diinginkannya. Salah satu cara yang praktis untuk mengetahui motif mana yang dominan dari seseorang adalah dengan menganalisa cerita yang dituliskannya. A – K – U Teori tentang A-K-U adalah teori yang didasari pengamatan, bahwa walaupun manusia sering kali tidak menyadari alasan dari tindakannya, namun tidak dapat disangkal bahwa tiap tindakan manusia sesungguhnya merupakan usaha untuk mencapai sesuatu. Dalam kerangka teori A-K-U, hal yang ingin dicapai manusia disebut Ambisi, sedangkan tindakan untuk mencapai ambisi itu disebut sebagai Usaha, yang dengan sendirinya disesuaikan dengan batas-batas Kemampuannya. Keterpaduan antara ketiga unsur : Ambisi, Kemampuan dan Usaha (AKU) merupakan dasar yang membentuk kepribadian manusia. Setiap manusia memiliki gambaran AKU-nya masing-masing yang berbeda dari AKU manusia lainnya. AKU tiap manusia adalah sesuatu yang dinamis, yang mungkin berubah dari waktu ke waktu. Perubahan dari AKU merupakan proses perkembangan kepribadian. Adalah hal yang mungkin terjadi apabila gambaran AKU yang dimiliki seseorang pada satu waktu adalah lebih baik dari gambaran AKU-nya di waktu kemudian. AKU yang ideal terbentuk apabila ada keselarasan antara masing-masing unsurnya. Artinya ambisi yang dimiliki harus didukung oleh kemampuan yang dimiliki dan usaha yang dilakukannya. Untuk mencapai AKU yang ideal, seseorang harus mengenali dirinya. IV - 2
  • 3. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z Mengenali dan mengembangkan AKU Cara-cara mengenali AKU : Cara yang dapat digunakan untuk mengenali AKU adalah dengan memanfaatkan Feed Back/Umpan Balik. Umpan Balik adalah segala informasi yang kita terima sebagai akibat dari perbuatan kita. Umpan balik ini dapat berupa : · Kritik orang lain terhadap perbuatan kita dimasa lalu · Reaksi orang lain (diucapkan secara terang-terangan maupun tidak) · Saran orang lain bagi perbuatan kita dimasa datang · Hasil atau akibat dari perbuatan (usaha) kita. Beberapa petunjuk untuk mengembangkan AKU : · Sadari batas-batas kemampuan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meninjau kembali sejumlah keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami sepanjang kehidupan. Analisa terhadap kegagalan harus dilakukan untuk mengetahui apakah kegagalan tersebut bersumber pada keterbatasan kemampuan, atau pada tidak efektifnya usaha yang dijalankan. Analisa ini dapat dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah yang telah diuraikan dibagian terdahulu · Ingatlah bahwa dasar dari ambisi adalah kebutuhan. Karena itu, cobalah mengenali kebutuhan dengan cara menyusun jenjang ambisi atau dengan cara menganalisa persamaan-persamaan yang ada dalam berbagai ambisi. · Ingatlah bahwa satu kebutuhan yang sama dapat dipenuhi melalui berbagai cara yang berbeda. Karena itu cobalah mengembangkan berbagai alternatif ambisi dan usaha yang memungkinkan pemuasan kebutuhan, setelah itu pilihan ambisi dan usaha dengan kemampuan yang tidak dapat diubah. · Susunlah skala prioritas dari ambisi agar mudah mengambil keputusan pada saat terjadi konflik ambisi. Penyusunan skala prioritas ini hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan, jangan biarkan konflik ambisi berlarut tanpa penyelesaian. · Biasakanlah membuat kriteria keberhasilan dari tiap ambisi. Dengan kata lain ambisi perlu ditetapkan/dirumuskan secara konkrit dan memiliki batas waktu kemudian gunakan feed back untuk menilai tercapai tidaknya ambisi · Gunakan umpan balik secara efektif 4.2 Profile Tenaga Pemberdayaan Masyarakat Citra Tenaga Pemberdayaan Masyarakat Sekalipun tidak terdapat persayaratan baku yang dapat diterapkan untuk menjadi seorang pendamping, tetapi beberapa persayarat umum tetap relevan untuk digunakan yaitu : 1. Bersedia : IV - 3
  • 4. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z Bersedia, mengandung pengertian bahwa para pendamping memiliki waktu yang dapat digunakan untuk melakukan pendampingan. Tidak berdasar paksaan dan secara suka rela peduli terhadap persoalan dan tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat. 2. Diterima : Diterima adalah ungkapan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat yang didampingi terhadap pendamping. Kepercayaan itu dapat berasal dari kemampuan yang memang dimiliki oleh yang bersangkutan maupun sikap yang selama ini dapat menjadi panutan. 3. Berkemampuan : Sekecil apapun kemampuan mendampingi ada pada tiap orang, dan karena tidak ada pendidikan formal khusus guna "mencetak" pendamping maka kemampuan perlu senantiasa dikembangkan pendamping itu sendiri sejalan dengan tugas yang diterima. Dengan demikian jelas kiranya bahwa persyaratan pendamping tidak semata-mata ditumpukan pada kemampuannya, tetapi berjenjang dari Bersedia ----- Diterima ------Berkemampuan. Hal ini mengandung pengertian bahwa pendamping bisa berasal dari siapa saja. 4.3 Peran dan Fungsi Pendamping Banyak orang menggunakan kata pembinaan untuk mewadahi suatu kegiatan yang bersifat memberikan pengarahan, petunjuk, melatih, menggurui, mencekoki, menggembalakan manusia. Seolah ada dua pihak yang satu maha tahu dan yang satu pihak tidak tahu apa-apa. Kata pembinaan berkembang dalam alam pikiran feodal, alam pikiran kekuasaan (yang dikuasai - yang menguasai) untuk membedakan siapa yang “lebih” dan siapa yang “kurang” atau siapa “yang harus dihormati” dari “yang harus menghormati”. Dalam kata pembinaan itu tercermin nuansa jarak, kesenjangan yang satu dengan yang lain. Juga nuansa apriori. Sedangkan komunikasi yang dijalankan biasanya satu arah, monolog bukan dialog. Tidak begitu halnya dengan pendampingan KSM. Pendampingan adalah pihak yang ada berdekatan, samping menyamping, karenanya kedudukan antara keduanya sejajar/sederjat, tidak ada bawahan ataupun atasan. Hal ini mengandung implikasi bahwa pendamping hanya bisa memberikan alternatif/rekomendasi dalam rangka pengembangan KSM, dan ia tidak bisa mengambilkan keputusan bagi KSM. Namun demikian bila menelaah pengertian kata pendampingan itu sendiri, mencerminkan bahwa pihak yang didampingi merupakan pihak yang memiliki kelemahan, atau kekurangan, dan dipihak yang mendampingi adalah pihak yang memiliki kelebihan, kekuatan, kemampuan, dan sebagainya. KSM mempunyai prinsip berdiri di atas kaki sendiri dalam mencapai kemandirian. Oleh sebab itu, dalam perkembangannya KSM membutuhkan pendamping, yang mampu mengangkat dan mendukung sehingga cepat berkembang dan mandiri. Dengan IV - 4
  • 5. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z pemahaman ini maka pendampingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang atau kelompok untuk pemenuhan kebutuhan yang dibimbing. Berangkat dari prinsip pengembangan KSM tersebut, maka pendampingan mempunyai pengertian sebagai berikut :  Pendampingan merupakan proses penyadaran diri bagi semua pihak yang terlibat.  Berkeyakinan bahwa kelompok dampingan dalam dirinya mampu berkembang sesuai dengan tujuannya.  Kegiatan pendampingan bermaksud menciptakan situasi yang mendukung perkembangan kelompok.  Pendekatan pendampingan bermaksud menciptakan situasi yang mendukung perkembangan kelompok.  Pendekatan pendampingan berangkat dari lapisan paling bawah (bottom up).  Pendampingan berorientasi pada pengembangan manusia seutuhnya.  Pendampingan dilaksanakan melalui kelompok dalam kelompok  Pendampingan memprioritaskan pada partisipasi, kesetiakawanan dan keswadayaan. Dari semua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendampingan KSM merupakan kegiatan membantu kelompok yang berangkat dari kebutuhan dan kemampuan mereka dengan mendasarkan interaksi dari, oleh dan untuk anggota dalam kelompok serta kesetiakawanan antar kelompok dalam rangka pengembangan manusia seutuhnya. KSM perlu didampingi karena mereka merasa tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapinya. Dikatakan mendampingi karena yang melakukan kegiatan pemecahan masalah itu bukanlah pendamping. Di sini pendamping hanya berperan menfasilitasi bagaimana memecahkan masalah, yang secara bersama-sama dengan masyarakat, mulai dari menelusuri permasalahan, mencari alternatif pemecahan masalah sampai pada peng-implementasiannya. Hal ini berarti bahwa pendamping dalam rangka memecahkan masalah hanya sampai pada memberikan alternatif-alternatif yang dapat diimplementasikan. Perihal alternatif mana yang diambil diserahkan sepenuhnya kepada KSM. Dan manakala masih ditemui kesulitan dalam menentukan alternatif yang paling baik untuk diimplementasikan, pendamping bersedia untuk membantunya. Maka dalam rangka pendampingan ini, hubungan antara pendamping dengan KSM adalah hubungan konsultatif dan partisipatif. Jika kita lihat ruang lingkup pendampingan dan peran pendamping dalam ruang lingkup tersebut adalah : No Ruang Lingkup Pendampingan Peran Pendamping 1 KSM  Pemecahan masalah  Pelatihan  Pengelolaan konflik  Koordinasi dengan pihak III ¨ KSM Konsultan Penghubung IV - 5
  • 6. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z No Ruang Lingkup Pendampingan Peran Pendamping 2 ¨ Lembaga pembina ¨ Lembaga jaringan  Penyampaian informasi timbal balik : ¨ KSM - Lembaga (sebaliknya) ¨ KSM - Lembaga jaringan (sebaliknya) ¨ KSM - KSM lain (sebaliknya)  Pengembangan minat fungsionaris  Meyakinkan fungsionaris  Pembinaan kerjasama dengan fungsionaris LEMBAGA (di mana pendamping bekerja)  Meyakinkan  Pengembangan kerjasama  Penyampaian informasi/gagasan  Pengembangan hubungan lembaga - KSM Komunikator Motivator Koordinasi Motivator Komunikator Penghubung 3 LEMBAGA JARINGAN  Pembinaan kerjasama  Kegiatan negosiasi  Pembinaan hubungan  Penyampaian informasi/gagasan  Meyakinkan lembaga jaringan Koordinasi Negosiator Penghubung Komunikator Motivator Berdasarkan ruang lingkup dan peran pendamping di atas, dapat kita simpulkan bahwa peran pendamping adalah sebagai : a. Fasilitator Seorang pendamping diharapkan dapat mengkoordinir sumber daya yang ada di sekitar KSM, demi terciptanya situasi dan kondisi yang memungkinkan perkembangan KSM. b. Motivator Keberhasilan seorang pendamping KSM ditentukan oleh kemampuannya untuk memotivasi orang, yaitu kemampuan untuk mengarahkan orang untuk menemukan dirinya demi kesejahteraan bersama. c. Katalisator Untuk menjembatani hubungan individu dan kelompok, kelompok dan masyarakat, maka seorang pendamping dituntut untuk dapat berperan secara aktif sebagai seorang penghubung. IV - 6
  • 7. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z Agar dapat menjalankan perannya dengan baik, pendamping harus hadir di tengah mereka, hidup bersama mereka dan menyelami kehidupan mereka. Kehadirannya secara teratur dapat membantu memecahkan masalah mereka demi perkembangan kelompok yang makin mantap ke arah penemuan diri dan kepercayaan diri KSM. Sedangkan untuk dapat melaksanakan perannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pendamping, yaitu : 1. Mengusahakan peningkatan kemampuan dan kecakapan untuk kepentingan pendampingan. 2. Mengadakan refleksi tentang kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan. 3. Selalu mencari cara-cara pendampingan yang lebih efektif. Pengembangan Diri Manusia hanya dapat mengembangkan diri apabila dia mengenal dan memenuhi kebutuhannya satu-persatu. Kebutuhan itu dapat meliputi; Kebutuhan phisik, kebutuhan sosial dan kebutuhan spiritual. Hal ini dapat dikatakan bahwa kebutuhan hidup yang layak merupakan syarat untuk dapat hidup layak. 1. Kesadaran dan Kebutuhan Seperti telah diketahui bahwa kesadaran manusia mengalami perubahan dan perkembangan dari tahap satu ke tahap yang lain. Perubahan dan perkembangan ini tentunya saja menuntut pula perubahan-perubahan dalam kebutuhannya sesuai dengan tingkat atau tahap kesadarannya. Makin tinggi tingkat kesadaran seseorang, makin tinggi pula kebutuhannya. Kebutuhan individu berangkat dari jenjang kesadarannya dan sesuai dengan kebutuhan jenjangnya. Menurut Abraham Maslow maka jenjang kebutuhan itu bertingkat atau bersusun sebagai berikut : · Kebutuhan dasar (Basic Needs) Kebutuhan dasar bagi setiap manusia untuk adanya dan tercukupinya sandang, pangan dan papan. Kebutuhan akan hal tersebut menempati urutan yang pertama. · Kebutuhan rasa aman (Security Needs) Kebutuhan akan rasa aman baik phisik, psikis maupun sosial · Kebutuhan rasa cinta (Love Needs) Kebutuhan untuk dicintai orang lain yang kemudian menumbuhkan rasa cinta kepada orang lain. Kebutuhan rasa diterima. · Kebutuhan akan harga diri (Self Esteem Needs) Kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain dan kemudian menumbuhkan rasa penghargaan kepada orang lain serta rasa terima kasih kepada orang lain. Dengan IV - 7
  • 8. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z adanya rasa itu ia merasa pantas berada di tengah-tengah orang lain, kerasan/betah dengan yang lain dan kebutuhannya diakui oleh orang lain. · Kebutuhan untuk memberikan diri sendiri (Dedication Needs) Kebutuhan untuk menyumbangkan dirinya sebagai manusia yang berada guna peningkatan kepentingan orang lain. · Kebutuhan untuk menyatakan sadar diri (Self Recoqnation Needs) Kebutuhan untuk mengetahui siapa dirinya agar dapat menempatkan diri sebaik-baiknya dalam lingkungan di mana dia berada. Berpikir Analistis dan Kreatif Berpikir analistis dan kreatif adalah suatu hal yang diperlukan oleh petugas lapangan, apabila harus memecahkan persoalan/ permasalahan di lapangan. Berpikir analistis memberikan pemecahan, menghasilkan ide-ide yang digunakan untuk menganalisa pemecahan masalah selanjutnya. Berpikir analistis berlaku peraturan yang memungkinkan suatu pendekatan logis menuju ke jawaban tunggal atau yang dapat diramalkan sebelumnya, karena dalam berpikir analistis terikat oleh fakta yang ada. Sedangkan dalam berpikir kreatif memerlukan imanjinasi atau daya khayal yang penuh untuk memberikan lebih dari satu jawaban. Berpikir kreatif adalah sangat penting dalam hubungannya dengan tugas pembinaan kelompok swadaya atau pembinaan pengembangan program dari bawah, dimana dalam tugas pembinaan tersebut selalu terlibat dalam pemecahan persoalan, mengambil kebijakan, pendekatan dengan masyarakat, memberikan motivasi, inovasi, hubungan manusia dan lain sebagainya. Yang dimaksud dengan berpikir kreatif adalah penggunaan daya khayal secara penuh, melampaui batas-batas analisa fakta yang rasional. Dalam banyak program yang dirancang untuk membantu masyarakat yang pada umumnya tingkat motivasinya rendah dan yang menekankan pada pemecahan masalah, terdapat kecenderungan untuk berpikir analistis dengan menggunakan metode-metode ilmiah untuk memecahkan permasalahan tersebut. Namun hal ini tidak cukup dan merupakan gaya tradisional dalam memecahkan masalah. Dengan menggunakan daya pikir kreatif, ada kebebasan untuk membayangkan pemecahan-pemecahan yang berdaya cipta (kreatif) karena hal ini tidak pernah terpikirkan hanya atas dasar hal-hal yang bersifat kebijakan, rasional dan pragmatis. Hambatan-hambatan Berpikir Kreatif Dalam berpikir kreatif tidak mempunyai peraturan dan hambatan. Sedangkan hambatan-hambatan itu terletak pada peraturan-peraturan untuk memecahkan masalah karena dilatarbelakangi pendidikan, pengalaman, pengetahuan namun sayangnya hal ini menjadikan hambatan-hambatan dalam berpikir kreatif, sehingga IV - 8
  • 9. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z banyak pertugas ‘bekerja dengan kaki dekat dengan rem’ yang setiap saat dapat menginjaknya. Hambatan itu mungkin disadari atau tidak, yakni ia mungkin manyadari dan berusaha menghindarinya, atau mungkin ia tidak mengetahui adanya hambatan tersebut : · Hambatan yang dibuat sendiri Banyak penafsiran terhadap segala sesuatu berdasarkan analisa atau berdasarkan kerangka berpikir analistis. Dan ini telah mendarah daging dalam diri kita. Kemungkinan hal itu salah menafsirkan tanda-tanda itu. Hal yang penting disini ialah bahwa interpretasi itu tergantung dari sudut pandangan orang yang melihatnya/ memandangnya dan bukan atas dasar maksud pembuat masalah/contoh, atau suatu obyek tertentu. · Hambatan yang tidak berusaha menantang kenyataan Kemauan untuk mencoba membawa kita pada hambatan yang kedua. Terlalu sering kita menerima apa yang kita lihat tanpa melihat apakah benar. Dan kita sendiri, seringkali memandang dan tanpa mempersoalkan mengapa demikian ? · Hambatan jawaban tunggal dan tepat Hambatan lain adalah memberikan suatu yang pas dan lazim atau memberikan jawaban berdasarkan apa yang diingini oleh pihak penanya atau pembuat masalah/contoh. · Hambatan karena kelaziman Cara berpikir telah membentuk diri kita untuk memberikan jawaban yang tepat dan tunggal didasarkan pada rasional. Sedangkan dalam berpikir kreatif memungkinkan untuk memberikan jawaban lebih dari satu kemungkinan, walaupun kadang-kadang ide tersebut tampaknya aneh, tetapi ide ini dapat diubah menjadi ide yang sangat berguna. · Hambatan karena mengevaluasi terlalu cepat Hambatan ini banyak terjadi karena kebanyakan dari kita cenderung menggunakan cara berpikir analistis. Terutama dalam menerima ide-ide baru, sama dengan memikirkan ide itu sendiri. Hal ini terungkap dengan kata-kata; “Itu tidak mungkin, itu tidak masuk akal.” Tentu saja hal ini mematikan ide atau gagasan itu sebelum ide tersebut mempunyai kesempatan untuk muncul. · Hambatan takut dianggap bodoh atau gila Sering kali penemuan-penemuan baru oleh para ahli mula-mula dipandang ‘aneh bin ajaib.’ Dan kita takut untuk dianggap bodoh atau gila dengan gagasan-gagasan yang aneh karena daya cipta (kreatifitas). · Hambatan pandangan masyarakat Hambatan berpikir kreatif datang juga dari pandangan atau di nilai budaya yang berlaku dalam masyarakat. Masyarakat tidak menghendaki hal-hal yang sudah IV - 9
  • 10. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z dianggap mantap untuk dirubah dengan ide-ide atau gagasan-gagasan baru. Masih banyak hambatan-hambatan lain yang menunjang pengembangan cara berpikir kreatif. Cara-cara mengatasi hambatan Melihat banyaknya hambatan dalam berpikir kreatif, maka cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi hambatan tersebut, yaitu : Hambatan yang dibuat sendiri - Usaha memotivasi diri sendiri untuk bersikap lebih kritis - Memberikan sebanyak mungkin kemungkinan jawaban dari suatu masalah. - Sikap mau menerima ide-ide dari luar - Berusaha untuk tidak selalu berpendapat bahwa yang nyata itu selalu benar Hambatan tidak berusaha menentang kenyataan - Harus banyak mencoba dan senang bertukar pikiran/pendapat dengan orang lain. - Mengurangi prasangka/praduga yang ada - Memperhitungkan dan berani mengambil resiko - Berusaha memahami hal-hal yang aneh Jawaban tunggal dan tepat - Berusaha mencari ide-ide baru dengan jalan sumbang saran, bertukar pikiran. - Mencari dan mengumpulkan argumentasi terhadap beberapa sudut pandang terhadap sesuatu masalah. Kelaziman - Harus berani mengambil resiko - Menyingkirkan rasa takut - Mengembangkan ide-ide baru - Penyadaran diri Mengevaluasi terlalu cepat - Berusaha menghargai pendapat yang berbeda - Memberikan kesempatan dan membantu orang lain untuk melengkapi/memperkuat alasan-alasannya. - Mau mempertahankan ide-ide yang dianggap benar oleh pihak lain. Takut dianggap bodoh/gila - Percaya pada diri sendiri bahwa kita mampu menciptakan sesuatu yang baru. IV - 10
  • 11. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z - Percaya pada diri sendiri, kita juga mempunyai pengalaman yang spesifik/unik. - Mau menerima diri dan membuka diri Hambatan dari pandangan masyarakat - Mau menerima resiko dan menghilangkan ketakutan - Bersedia menerima kecaman dan kritik dari pihak-pihak lain - Bersedia untuk menerima kenyataan SIKAP PENDAMPING Pengembangan Diri Pengenalan Diri  Keteladanan  Adaptasi  Kekeluargaan  Kooperatif  Peduli sosial  Tidak menggurui  Menempatkan diri  Terbuka TOPENG-TOPENG KITA 1. Memakai kata-kata indah/puitis 2. Ilmiah/data-data ilmiah/rasional/nalar 3. “Super-Man” 4. Musyawarah untuk mufakat 5. Selalu bilang “ya” walaupun “tidak” 6. Selalu bilang “tidak tahu” padahal tahu 7. Selalu menempatkan diri 8. Mengutamakan penampilan 9. Menimbulkan simpatik orang lain 10. “Sok tahu” padahal tidak tahu 11. Berpura-pura menjadi (seperti) masyarakat yang dimasuki 12. Humor 13. Bahasa yang meyakinkan 14. Diam padahal tahu 15. Sok hebat 16. Sok terbuka 17. Pendengar yang baik 18. Pantomin 19. Bilang ya terus, walaupun tidak dilaksanakan 20. Tampil muda 21. Selalu pakai ayat-ayat suci IV - 11
  • 12. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z KENALKAH ANDA DENGAN DIRI ANDA ! “Perubahan positif dalam kehidupan seseorang akan dicapai bila perkembangan kepribadian juga baik” “Sikap kita jauh lebih jujur dan konsisten daripada kata-kata yang kita ucapkan” “Sikap kita adalah sesuatu hal yang membuat orang lain tertarik atau tidak suka terhadap kita” “Sikap kita sangat menentukan banyak hal dalam hidup kita :  Sikap kita terhadap kehidupan menentukan sikap kehidupan itu sendiri terhadap kita  Sikap kita terhadap orang lain akan menentukan sikap mereka terhadap kita  Sikap kita terhadap awal suatu tugas akan menentukan sukses atau tidaknya pekerjaan tersebut “Sikap kita benar-benar merupakan pemacu bagi diri kita sendiri. Akarnya berada di dalam namun buahnya berada di luar” “Terlalu sering kita berusaha menjadi seorang “manusia” yang berbuat, sebelum kita menjadi seorang “manusia” yang menjadi” “Kesuksesan kita lebih banyak dipengaruhi oleh cara kita berpikir. Sedangkan cara berfikir adalah salah satu hal yang dapat kita kedalikan oleh kita sendiri” “Kita tidak dapat berlayar menentang angin, tetapi kita dapat mengatur layarnya”. MEMAHAMI ORANG LAIN Memahami Orang Lain IV - 12 Apa Yang Harus Di Pahami · Kepekaan untuk menangkap/ “membaca” orang lain · Mampu membangun rasa saling percaya, dan ketergantungan · Mampu memanfaatkan semua “sarana/bahasa” komunikasi · Rasa “takut” · Rasa cemas · Rasa khawatir · Harapan-harapan · Kekecewaan (pengalaman) · Potensi diri/kelemahan-kelemahan · Prinsip/nilai/norma yang diyakini Bagaimana
  • 13. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 4.4 Komunikasi dan Motivasi Di dalam kelompok masyarakat sasaran, pengertian komunikasi adalah saluran untuk menerima informasi yang berguna, hubungan dengan pemerintah, pengetahuan, wadah untuk mendorong dan mempertinggi motivasi serta merupakan alat, sarana yang memungkinkan kelompok mencapai tujuan dengan baik. Pesan yang akan disampaikan oleh pengirim pesan (komunikator) haruslah diterima dan dimengerti sama oleh penerima pesan (komunikan). Komunikasi dinyatakan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Dari proses terjadinya komunikasi dapat disimpulkan unsur-unsur yang terdapat dalam berkomunikasi adalah sebagai berikut : a) Pemberi Pesan (komunikator) b) Pesan (berita) c) Media (saluran) d) Penerima Pesan (komunikan) e) Hasil (efek) Unsur-unsur pokok dalam dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut : a) Pemberi pesan (komunikator) adalah orang yang menyampaikan pesan. b) Pesan (berita) adalah suatu hal yang dikomunikasikan atau disampaikan. c) Penerima pesan (komunikan) adalah orang yang menerima pesan. d) Saluran (medium) adalah alat untuk menyampaikan pesan. e) Tujuan (efek/hasil) adalah sesuatu yang ingin dicapai dari kegiatan komunikasi. Kelima unsur-unsur di atas dapat dilihat dari contoh sebagai berikut : Pemerintah menginformasikan pelaksanaan suatu Program Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG) kepada masyarakat melalui surat kabar dan televisi. Program KKG adalah suatu program khusus untuk pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat. Program ini ditujukan untuk keluarga miskin yang tergabung dalam dasa wisma. Dari contoh di atas, dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pemberi pesan (komunikator) adalah pemerintah yang menginformasikan program KKG sebagai suatu cara untuk pembangunan kesehatan masyarakat. 2. Pesan atau berita yakni Program KKG. 3. Penerima pesan (komunikan) adalah Masyarakat (Dasa Wisma). 4. Saluran adalah media yang digunakan yakni televisi ataupun surat kabar yang digunakan untuk menginformasikan pesan tersebut. 5. Hasil (efek) adalah program yang diterima dan dilakukan oleh Masyarakat. Dari contoh tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : 1. Pengirim pesan merasakan suatu kebutuhan untuk melakukan komunikasi, kemudian ia menyusun keinginan-keinginan tersebut dalam bentuk lambang-lambang atau kata-kata. IV - 13
  • 14. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z 2. Langkah berikutnya pengirim pesan menyampaikan atau menyalurkan simbol-simbol komunikasi itu melalui media atau saluran komunikasi. 3. Bagi penerima pesan, ketika mendengar atau melihat simbol-simbol itu maka dia segera memberikan arti yang bermakna bagi dirinya. 4. Akhirnya, pengirim pesan dapat mengatakan bahwa dia sudah berhasil me-nyampaikan pesannya jika terjadi reaksi dari penerima pesan sesuai dengan maksud yang diinginkannya. Hambatan Dalam Komunikasi Dalam berkomunikasi sering terjadi salah paham, hal ini disebabkan karena unsur-unsur yang terdapat dalam proses komunikasi tersebut ada yang tidak berjalan semestinya. Begitu pula dalam berkomunikasi antara pendamping dengan masyarakat, kadang-kadang dapat menimbulkan hubungan yang tidak baik. Untuk itu kita harus mempelajari hal-hal yang dapat menghambat proses berkomunikasi. Hambatan yang terdapat dalam unsur-unsur proses komunikasi adalah sebagai berikut : a. Ditinjau dari penyampai pesan (komunikator) Keterampilan berkomunikasi, yaitu kemampuan menulis dan membaca serta kemampuan menggunakan daya pikir, sikap mental, percaya diri dan yakin pada ide/pesan yang dikomunikasikan. Pengetahuan, yakni pengetahuan tentang isi pesan, proses komunikasi dan pengetahuan tentang karakteristik penerima pesan. Sistem sosial, misalnya siapa teman-temannya, apa rencananya dan apa latar belakangnya Kebudayaan, yaitu bagaimana kebudayaan dengan tata nilai tertentu mempengaruhi tindakan dan sikap seseorang dalam berkomunikasi. b. Ditinjau dari pesan Kode/sandi yang digunakan, simbol yang disusun secara sistematik serta mempunyai arti tertentu harus sesuai dengan kemampuan fisik, sosial, budaya, pihak-pihak yang berkomunikasi dan mudah dimengerti orang lain. Isi pesan, yaitu apakah isi pesan yang disampaikan sudah sesuai dengan kebutuhan pelaku komunikasi. Perlakuan terhadap pesan, yaitu bagaimana pesan disampaikan dan dikemas sesuai dengan saluran komunikasi yang dipakai. c. Ditinjau Dari Saluran/Medium IV - 14
  • 15. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z Media atau saluran yang digunakan harus tepat pilih, disesuaikan dengan isi pesan yang akan disampaikan dan sasaran yang akan dituju. Media atau saluran yang akan dipakai harus bersifat umum (bahasa, isyarat dan lain-lain) d. Ditinjau Dari Penerima Pesan (Komunikan) Keterampilan berkomuniksi, misalnya kemampuan berbahasa yang serupa dengan pihak komunikan, atau menggunakan bahasa tubuh (gerak gerik, isyarat) pada orang yang tidak dapat berbicara/gagu. Sikap mental, yaitu bagaimana komunikan menerima suatu pesan yang disampaikan padanya ? Apakah bersifat terbuka, sinis atau bagaimana ? Dalam melangsungkan suatu komunikasi ada beberapa rintangan-rintangan yang dapat timbul antara lain (1) sifat egois, (2) emosional, (3) perasangka, (4) penga-laman masa lampau, (5) lingkungan fisik yang kurang menguntungkan, (6) per-bedaan status sosial, (7) permusuhan, (8) kharisma, (9) stereotipe, (10) pembelaan diri. Keterangan : (1) Sifat Egois Sifat egois dicirikan oleh keinginan untuk selalu memikirkan kepentingan diri sen diri, tindakan atau kebijaksanaan yang diambil juga didasari pada pertimbangan pribadi. Akibatnya, pelaku komunikasi yang bersifat egois seperti ini cenderung kurang menghargai keterangan-keterangan yang dikomunikasikan oleh orang lain kepadanya. (2) Sifat Emosional Sifat emosional seseorang atau sekelompok orang yang terlibat dalam proses komunikasi sangat mempengaruhi terjadinya proses komunikasi yang efektif. Orang yang emosional akan mudah tersinggung dan cenderung menilai sesuatu dari segi negatif sehingga setiap kegiatan komunikasi yang dilakukannya cen-derung menghasilkan komunikasi yang tidak efektif. (3) Sifat Prasangka Prasangka yang timbul dalam interaksi antara komunikator dan komunikan yang tidak harmonis akan menimbulkan kecurigaan sehingga setiap informasi yang didengarnya akan cenderung dihubungkan dan diinterpretasikan dari sisi yang negatif. (4) Pengalaman Masa Lampau Pengalaman masa lampau seorang pengirim pesan yang pernah menimbulkan kesan yang tidak baik, akan jauh lebih sulit dalam mengkomunikasikan pesannya. (5) Lingkungan Fisik IV - 15
  • 16. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z Lingkungan fisik yang kurang menguntungkan seperti tempat pengap, hujan deras, udara panas, dan suasana yang gaduh akan membuat orang sulit untuk berkonsentrasi menerima pesan-pesan komunikasi yang sedang dikomunikasikan. (6) Perbedaan Status Perbedaan status antara komunikator dan komunikan seperti tingkat pendidikan dan budaya acap kali merupakan hambatan yang paling sering ditemui dalam suatu kegiatan komunikasi. (7) Permusuhan Seorang komunikan yang mempunyai rasa permusuhan terhadap komunikator akan cenderung bersifat apatis dan antipati terhadap setiap informasi yang didengarnya. (8) Kharisma Kharisma (daya tarik) yang dimiliki seorang pengirim pesan yang menyampaikan pesannya dengan cara yang meyakinkan dan menarik, cenderung mengakibatkan penerima pesan terpaku dan tidak menanyakan apa isi pesan yang sebenarnya. (9) Stereotipe Steriotipe merupakan gambaran tertentu mengenai pribadi seseorang menurut golongannya, sukunya, jenis kelamin dan berbagai penggolongan lainnya. (10) Pembelaan Diri Membela diri merupakan rintangan yang sering menimbulkan permusuhan/ per-tentangan dalam suatu kegiatan komunikasi. Ini sering pada orang yang tidak merasa pasti akan kemampuan dirinya, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya acap kali ditafsirkan sebagai tuduhan atau keinginan untuk menguji. Prinsip Komunikasi Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi antara lain : Pada saat kita melakukan suatu komunikasi kita tidak boleh mempunyai prasangka atau praduga terlebih dahulu. Setiap kegiatan komunikasi harus dilakukan secara sungguh-sungguh, misalnya menjadi pembicara yang baik atau menjadi pendengar yang baik. Dalam proses ini kita tidak boleh melakukan penilaian awal baik kepada pembicara maupun kepada para pendengar. Dalam setiap kegiatan komunikasi, kita harus diawali oleh adanya pendapat dan sikap yang mendasari kejadian komunikasi yaitu untuk mengetahui dan memahami sesuatu persoalan atau bahkan bermaksud mencarikan jalan keluar persoalan tersebut. Setiap pelaku komunikasi apapun status dan kedudukannya harus dapat menempatkan dirinya dengan status dan kedudukannya dan tidak bertindak sebagai penguasa atau orang yang serba tahu. Setiap kegiatan komunikasi kita harus mampu menjadi pengamat yang baik, artinya bersikap teliti dan tidak melakukan interpretasi sebelum kegiatan komunikasi selesai. IV - 16
  • 17. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z Komunikasi Yang Efektif Komunikasi kelompok dirumuskan sebagai hubungan antara pribadi individu-individu sebagian dari kelompok masyarakat cenderung menjalin saling hubungan, dimana salah satu diantaranya adalah dengan cara menjalin komuni-kasi secara terbuka. Dalam program KKG, komuniksi kelompok sasaran adalah hubungan antara anggota kelompok, yang mana anggota kelompok adalah sebagian dari anggota masyarakat yang menjalin hubungan dengan pendamping dan instansi yang terkait, salah satu anggotanya menjalin komunikasi secara terbuka baik dengan pembina maupun sesama anggota lainnya. Komunikasi kelompok dapat digolongkan menjadi 2 jenis penerima pesan (komunikan), yaitu : a) Penerima pesan (komunikan) kelompok kecil. b) Penerima pesan (komunikan) kelompok besar. Penjelasan : 1. Suatu komunikan kelompok kecil adalah komunikasi yang dilakukan oleh komunikator dapat berlangsung dengan salah seorang anggota kelompok dengan tatap muka. 2. Suatu komunikan kelompok besar adalah komunikasi yang dilakukan komunikator tidak dapat langsung dengan anggota kelompok dengan tatap muka tetapi melalui diskusi antar kelompok. Jenis Komunikasi Jenis komunikasi terdiri dari : (1) komunikasi pribadi yang terdiri dari : a) komunikasi dengan diri sendiri, b) komunikasi antar orang, (2) komunikasi kelompok, (3) komunikasi massa. Penjelasan : (1) Komunikasi pribadi a. Komunikasi dengan diri sendiri Jenis komunikasi ini terjadi apabila kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri. Pada tahap komunikasi dengan diri kita sendiri, kita memproses dan menafsirkan informasi mentah yang kita peroleh untuk membuat keputusan. Pada tahap inilah yang sesungguhnya akan menentukan diterima atau ditolaknya suatu informasi dalam kegiatan komunikasi. b. Komunikasi antar orang Komunikasi ini terjadi apabila hubungan antara satu individu dengan individu yang lain, baik dalam bentuk verbal, maupun non verbal. Komunikasi ini terjadi biasanya secara berpasang-pasangan yang melibatkan paling tidak dua orang dalam suatu kejadian. IV - 17
  • 18. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z (2) Komunikasi kelompok Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan lebih dari dua orang komunikan. (3) Komunikasi massa Komunikasi yang menggunakan media massa. Adapun ciri-ciri komunikasi massa tersebut sebagai berikut : (a) sumber utama dalam komunikasi massa adalah organisasi komunikasi atau insan yang terlembagakan, (b) pesan bersifat umum, (c) komunikasi berlangsung satu arah, (d) komunikasi bersifat beragam, (e) medianya bersifat keserempakan, (f) alih reaksi tidak terjadi secara langsung. Catatan : Dalam Kelompok, komunikasi efektif selain pada rapat anggota/pertemuan rutin juga dapat dilakukan dengan kunjungan ke rumah masing-masing anggota. Fungsi Komunikasi a. Membangun Hubungan Menang - Menang Analisis Transaksional Istilah Analisis Transaksional/Transactional Analysist (TA) berkembang dari anggapan bahwa setiap komunikasi antar manusia adalah suatu “transaksi”. Pola komunikasi yang merupakan rangkaian transaksi dapat berhasil dan memuaskan pihak-pihak yang berkomunikasi, dapat juga gagal. Analisis Transaksional, ialah metode yang menyelidiki hubungan timbal balik antar individu orang dengan menentukan bagian-bagian apa dari partner-partner hubungan itu ikut bermain. Status Ego Dalam diri setiap orang terdapat tiga status ego : Ego Orang Tua, Ego Dewasa dan Ego Anak-anak. Ketiga ego ini membentuk perasaan-perasaan yang mempengaruhi pola reaksi/tingkah laku seseorang. Biasanya status ego mana yang berperan pada saat tertentu ditentukan oleh tuntutan dari situasi pada saat tertentu. Jadi secara sederhana dapat dijelaskan bahwa seorang yang mempunyai kemampuan penyesuaian diri yang baik, adalah orang yang dapat beradaptasi terhadap lingkungan berdasarkan status ego yang dituntut oleh lingkungannya. Ketiga status ego tersebut berperan berganti-ganti sesuai dengan situasi. Persoalan muncul apabila seseorang dengan status ego tertentu tidak memperoleh reaksi dari status ego mitra komunikasinya. Contoh : A : Tidakkah terpikir bahwa iklan di TV itu bisa menyinggung perasaan orang miskin ? IV - 18
  • 19. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z B : Emangnya gue pikirin ? Si A menggunakan status ego Dewasa yang ditujukan kepada status ego Dewasa si B. Tetapi si B merespons dari status ego Anak-anak menuju ke status ego Orangtua. Karakteristik masing-masing status ego adalah sebagai berikut : · Status Ego Orangtua : Pada dasarnya status ego orangtua berupa nilai-nilai yang diajarkan oleh orangtua, bahwa : orangtua selalu benar dan unggul, orangtua selalu mengatakan “kerja keras, jujur, taati peraturan, dan sebagainya”. Orangtua umumnya menasehati, mendukung, merasa selalu benar dan tahu segalanya. Jika seseorang mengkomunikasikan gagasan yang merupakan aktualisasi dari nilai-nilai ini, berarti pada saat itu status ego orangtua yang sedang berperan. · Status Ego Dewasa : Seperti status ego orangtua, status ego dewasa ini juga terbentuk sejak kecil. Nilai-nilai yang menjadi cirinya, adalah : rasional, berpedoman pada kaidah-kaidah logika. Tindakan dewasa selalu berpedoman pada rasio, dan oleh karenanya dapat dipertanggungjawabkan, mempunyai alasan-alasan yang masuk akal, mampu mengendalikan emosi, runtut dan bertanggungjawab. · Status Ego Anak-anak : Status ego anak-anak terbentuk menyerupai karakter anak-anak, yang cenderung lugu, bicara apa adanya. Pada status ego ini, kanak-kanak cenderung mengatakan apa yang disenangi atau sebaliknya. Minta dilindungi, minta disayang, suka bermain dan sebagainya. Model-model Transaksi. Model-model transaksi komunikasi yang bisa berkembang dari individu-individu yang berkomunikasi, adalah : · Saya tidak oke - kamu oke · Saya oke – kamu tidak oke · Saya oke – kamu oke. b. Mempengaruhi Perilaku Orang Lain. Menyesuaikan rangsangan dengan tingkat motivasi seseorang. · Teori 2 Faktor dari Herzberg : a. Faktor Pendorong : Bila faktor ini ada maka akan mendorong, namun bila tidak ada tidak akan berpengaruh apa-apa. b. Faktor Perawat : Bila faktor ini ada tidak akan berpengaruh apa-apa, tetapi bila tidak ada akan melemahkan motivasi. Perpaduan teori A. Maslow dan Herzberg : F a k t o r Herzberg Maslow IV - 19
  • 20. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z Pendorong o Pekerjaan itu sendiri o Prestasi o Tanggung Jawab o Penghargaan o Status o Pemenuhan Diri (Self Aktualization) o Dihormati, prestise, diakui (Self Esteem) Perawat o Hubungan antar personal o Supervisi o Kebijakan dan Administrasi Organisasi. o Keamanan kerja o Kondisi pekerjaan o Gaji o Kehidupan sosial pribadi o Dimiliki, diperhatikan (Love/belonging) o Keamanan fisik dan psikologis, jaminan hidup (Safety) o Fisiologis, bertahan hidup (Psychological) · Teori Peluang : Tingkat motivasi seseorang cenderung tinggi ketika peluang keberhasilan berada pada posisi 50% : 50%. Lebih dari itu atau kurang dari itu akan cenderung melemah. Motivasi Motivasi adalah dorongan aktif diri seseorang yang mengakibatkan dia mau melakukan sesuatu dengan tujuan mencapai suatu yang diinginkan. Perbedaan motivasi antar orang di dalam melakukan sesuatu hal diwarnai oleh motif orang yang bersangkutan di dalam melakukan sesuatu. Adanya dorongan/motivasi dalam menghadapi sesuatu akan berbeda cara pemecahannya tergantung pada tingkat kebutuhan, yaitu : (a) kebutuhan perwujudan diri sehinggga mampu untuk menyadari potensi yang dimilikinya, (b) kebutuhan sosial yaitu, kebutuhan menjadi anggota kelompok masyarakat dan diterima sebagai anggota penuh, (c) kebutuhan untuk memperoleh keamanan dan kesehatan, yaitu : bebas dari ketakutan, (d) kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan untuk memperoleh reputasi, (e) kebutuhan fisik, yaitu : kebutuhan bertahan untuk hidup (sandang dan pangan). Tujuan motivasi adalah : (a) Mengajak seseorang untuk berbuat sesuatu, (b) Mengajak seseorang untuk menyadari pemanfaatan atas potensi dirinya. Untuk menggerakkan kelompok sehingga dapat termotivasi untuk mengembangkan usaha ekonomisnya, maka perlu melakukan teknis sebagai berikut : a) Melibatkan kelompok dalam proses penemuan masalah dan melihat masalah itu perlu diatasi, Pada umumnya kegagalan kita dalam membina kelompok, disebabkan oleh ketidak berhasilan mengajak kelompok melihat permasalahan seperti cara kita melihatnya. Kalau kelompok masih menganggap bahwa masalah IV - 20
  • 21. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z itu bukan bagian masalah dia, maka hal ini perlu penyadaran lebih lanjut. Yang menjadi prinsip adalah bahwa antara kelompok dan unsur perubahan harus sama-sama terlibat dalam suatu proses mengetahui perma-salahan. b) Melibatkan kelompok dalam proses penentuan prioritas, tentang apa yang dikerjakan lebih dahulu, tergantung dari cara kelompok melihat permasalahan yang dihadapi. c) Melibatkan kelompok di dalam proses pengambilan kebijakan. Setelah permasalahan diketahui bersama, kemudian kelompok diminta untuk menun-jukkan cara-cara penanggulangannya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang mereka miliki. d) Melibatkan kelompok dalam proses pelaksanaan. e) Melibatkan masyarakat untuk menilai perkembangan yang sudah dicapai dan usaha-usaha perbaikan untuk masa mendatang. Teknik-teknik melibatkan kelompok yang telah diuraikan tersebut, dapat disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi. Namun secara garis besar dapat dilihat bahwa proses tersebut terjadi pada saat : perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Jika keterlibatan kelompok dalam ketiga proses tersebut dapat terjamin maka proses yang dilaksanakan dapat dibina oleh mereka, sebab : a) Telah ada rasa ikut memiliki atau apa yang dikerjakan bersama. b) Rasa tanggung jawab sudah dibangkitkan sejak awal, dan justru inilah yang paling dasar dalam proses keterlibatan atau motivasi kelompok untuk terlibat secara aktif dalam program pengorganisasian kelompok. Adapun prinsip motivasi di dalam melakukan teknis tersebut adalah : a) Harus terencana. b) Harus jelas tujuan dan sasarannya. c) Harus sesuai dengan kebutuhan kelompok. d) Tidak boleh menyinggung perasaan kelompok sasaran. e) Lebih baik dilakukan dengan orang kunci. f) Tidak boleh dengan kekerasan. Teknik motivasi orang secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut : Ada 4 tipe orang yaitu : 1. Tipe ( D1) Orang yang malas dan bodoh/tidak terampil, 2. Tipe (D2) Bodoh/tidak terampil tetapi rajin, 3. Tipe (D3) Orang yang terampil tetapi tidak rajin dan 4. Tipe (D4) Orang yang rajin dan terampil. Adapun teknik membangkitkan motivasinya dapat dilihat pada tabel berikut : Tidak terampil dan tidak rajin (D1) Rajin ,tetapi Tidak terampil (D2) Tidak rajin, tetapi terampil (D3) Rajin dan terampil (D4) IV - 21
  • 22. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z Teknik Motivasi · Penyadaran · Pelatihan · Penugasan · Pembinaan · Pelatihan · Penugasan · Pembinaan · Penyadaran · Konsultatif · Pemberian tanggung jawab · Konsultatif 4.5 Kepemimpinan Sementara orang berpendapat bahwa kepemimpinan adalah ketrampilan yang dapat diberikan kepada orang lain. Setiap orang dapat memperolehnya jika ia mau meluangkan atau menyediakan waktu dan tenaganya. Gagasan ini muncul dari anggapan bahwa setiap orang mempunyai pengaruh atas orang-orang lain, dan karena biasa dilakukan, maka pengaruh tersebut berkembang. Ini berarti bahwa setiap orang dapat mengembangkan potensinya dan menjadi pemimpin. Ordway Tead dalam bukunya “The Art of Administration” merumuskan bahwa : Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang untuk bekerjasama menuju suatu tujuan yang mereka inginkan. Pengertian yang senada dengan pendapat tersebut dirumuskan pula oleh George R. Terry yang menyatakan bahwa : Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi manusia untuk mengusahakan secara sukarela tercapainya tujuan kelompok. Kedua definisi di atas tidak menyebutkan suatu jenis organisasi tertentu, karena kepemimpinan terjadi atau terdapat dalam segala situasi dimana seseorang mencoba untuk mempengaruhi tindak-tanduk seseorang atau kelompok. Jadi setiap kesempatan sebenarnya orang terlibat dalam suatu kegiatan kepemimpinan oleh, dari atau bersama orang lain. Menelaah definisi kepemimpinan, maka kita dapat menemukan 3 unsur penting dalam kepemimpinan itu sendiri yakni : 1. Kemampuan (aktivitas) mempengaruhi 2. Kemampuan menggerakkan kerjasama 3. Kemampuan mengarahkan atau mencapai tujuan Dalam artian praktis dan dihubungkan dengan fungsi kelompok swadaya, kepemimpinan dapat diartikan atau dapat dilihat sebagai : 1. Sekumpulan sifat-sifat kepribadian (biasanya dijuluki dengan ungkapan kepemimpinan simbolis) 2. Suatu kedudukan atau status, gelar yang terlihat dalam bagan organisasi. Jadi bila orang mendengar istilah kepemimpinan selalu dihubungkan dengan : Ketua I, II, biasanya lalu dikaitkan dengan Bp. Amat, Bp. H. Abas dsb. (kepemimpinan formal). 3. Suatu fungsi atau peranan yang dilakukan dalam suatu kelompok yang terorganisisir (kepemimpinan fungsional) IV - 22
  • 23. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z Inti dari kepemimpinan adalah tenaga yang dapat menimbulkan kegiatan dalam hubungan antar manusia, membimbing kegiatan-kegiatan itu ke arah terentu, memelihara atau membina kegiatan itu dan menyatukan tercapainya tujuan-tujuan bersama. Kepemimpinan secara umum digolongkan dalam 3 tipe, yaitu : · Kepemimpinan yang OTORITER (OTOKRATIS) · Kepemimpinan yang DEMOKRATIS · Kepemimpinan yang LIBERAL 1. Ciri - Ciri Kepemimpinan Otoriter Adapun yang menjadi ciri-ciri kepemimpinan OTORITER secara umum adalah sebagai berikut : a. Semua keputusan tentang kebijaksanaan dilakukan hanya oleh pemimpin, yang dipimpin tidak diikut sertakan. b. Cara kerja dan kegiatan yang harus dilakukan oleh pelaksana ditentukan oleh pemimpin. c. Pemimpin biasanya mendiktekan pekerjaan apa yang harus dilaksanakan bagi setiap anggota, dan yang lainnya tidak tahu atau tidak perlu tahu. d. Pemimpin cenderung menganggap bahwa pekerjaan itu adalah dirinya, dan dirinya itu adalah segala-galanya. 2. Ciri - Ciri Kepemimpinan Demokratis Adapun yang menjadi ciri-ciri kepemimpinan DEMOKRATIS secara umum adalah sebagai berikut : a. Rencana kerja dan semua kebijaksanaan merupakan wewenang bersama untuk didiskusikan dan diputuskan bersama. Tentu saja dibimbing dan dibantu oleh pimpinan. b. Apa yang dikerjakan kelompok ditentukan dan dirumuskan dalam pertemuan kelompok. Pimpinan hanya melontarkan kemungkinan-kemungkinan pemecahan untuk dipikirkan dan diputuskan oleh kelompok. Selanjutnya, pemimpin hanya melakukan apa yang telah diputuskan kelompok. c. Anggota kelompok bebas menentukan jenis usahanya sendiri. d. Komunikasi pemimpin dan yang dipimpin berjalan dua arah. Setiap persoalan baru sedapat mungkin dibicarakan dengan anggota atau wakil para anggota sehingga partisipasi anggota selalu dinomor satukan. 3. Ciri - Ciri Kepemimpinan Liberal Adapun yang menjadi ciri-ciri umum kepemimpinan LIBERAL adalah sebagai berikut : a. Kelompok yang memiliki pemimpin yang liberal benar-benar bebas untuk menentukan keputusan mereka sendiri, dengan partisipasi yang sangat minimum dari pemimpin. b. Berbagai macam kebutuhan kelompok disediakan oleh pimpinan c. Pimpinan kelompok sedikit sekali ikut berpartisipasi dalam pemecahan masalah kelompok. IV - 23
  • 24. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z d. Pimpinan kelompok jarang sekali memberikan komentar atas apa yang dikerjakan oleh anggota, kecuali bila diminta. Kepemimpinan sebagai salah satu kegiatan, maupun sebagai proses, tentunya mempunyai ciri-ciri tersendiri dan memerlukan pemikiran-pemikiran yang tertentu pula pada penerapannya. Dalam pelaksanaannya perlu diketahui beberapa prinsip pokok kepemimpinan yang sekaligus merupakan faktor yang mempengaruhi kepemimpinan itu sendiri. Prinsip-prinsip Kepemimpinan tersebut adalah : · Prinsip Komunikasi Dalam suatu proses kepemimpinan tentu selalu terkait paling tidak dua pihak yaitu pihak yang memimpin dan pihak yang dipimpin. Kedua-duanya dapat tunggal atau kedua-duanya dapat jamak. Pihak yang memimpin akan berusaha memberikan bantuan seperti apa yang diharapkan oleh yang dipimpin, sedang pihak yang dipimpin diharapkan dapat mewujudkan harapan apa yang sebenarnya diinginkan. Fungsi kedua belah pihak akan dapat berjalan lancar bila terlebih dahulu terjadi proses komunikasi. Dalam hal ini yang dimaksud dengan komunikasi adalah penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan saluran tertentu. Dalam kepemimpinan bentuk komunikasi yang terjadi mungkin searah atau dua arah, ataupun pula merupakan suatu komunikasi yang berantai. Dengan sendirinya pihak pemimpin harus dapat menentukan bentuk mana yang paling baik yang harus digunakan. · Prinsip Pemenuhan Kebutuhan Bila terjadi suatu proses komunikasi yang berwujud suatu kepemimpinan, tentu sebelumnya telah terjadi suatu keadaan dimana ada permintaan terlebih dahulu dari pihak yang ingin dipimpin. Atau mungkin pula terjadi sebaliknya, yaitu dari pihak pemimpin yang melihat bahwa seseorang atau sekelompok orang itu perlu dipimpin. Tetapi bagaimanapun juga sebab adanya kepemimpinan tentu karena ada masalah. Hal inilah yang menjadi sumber terjadinya proses kepemimpinan. Sekelompok orang akan merasa memiliki masalah bila keadaan dirinya atau lingkungannya tidak sesuai dengan harapan yanag dimilikinya. Harapan itu dapat berupa suatu harapan yang mendesak untuk segera dipenuhi atau suatau harapan yang sifatnya jangka panjang. Harapan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan langsung dari kehidupannya sering pula disebut kebutuhan. · Prinsip penerimaan Telah dinyatakan bahwa kepemimpinan untuk suatu pemecahan masalah itu selalu menyangkut dua atau lebih pihak. Yaitu, pihak yang dipimpin dan pihak yang memimpin. Biarpun ada dua pihak, tetapi keduanya mempunyai kepentingan yang sama. Jadi hubungan kepemimpinan lebih bersifat hubungan edukatif. IV - 24
  • 25. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z Karena pada prinsipnya kepemimpinan itu bertujuan yang bulat (satu tujuan) maka yang terpenting adalah bahwa kedua belah pihak itu bersatu untuk pemecahan masalah. Untuk terciptanya kesatuan tersebut, sang pemimpin harus mampu menerima orang lain seperti apa adanya, dengan kekuatan dan kelemahannya. Oleh karena itu, syarat pokok bagi seorang pemimpin dalam menghadapi sekelompok orang atau seorang antara lain adalah :  Dapat menjadi pendengar yang baik, artinya mampu menunjukkan kepada yang sedang dipimpin bahwa ia sangat tertarik akan persoalannya. Di samping itu juga dia dapat menangkap semua apa yang dipermasalahkan.  Dia dapat menjadi pendengar tanpa memberi penilaian terlebih dahulu.  Punya sikap yang luwes yang dapat meyakinkan bahwa dia benar-benar ingin membantu memecahkan persoalan. · Prinsip pengatasan masalah Komunikasi yang teratur dengan para bawahan adalah syarat mutlak yang diperlukan dalam proses kepemimpinan. Komunikasi itu sendiri harus mengarah, artinya harus membicarakan atau mengenai hal yang menjadi masalah dari kelompok yang sedang dipimpin. Agar kepemimpinan dapat mengenai sasarannya dengan tepat, maka pihak pemimpim harus benar-benar dapat menghayati dan menerima kelompok seperti apa adanya. Karena sifat hubungan itulah maka dituntut suatu pengertian yang wajar, bahwa pemecahan masalah itu sendiri haruslah oleh kelompok bersama pemimpinnya, dan bukan hanya oleh si pemimpin saja, ataupun tanpa pengarahan dari si pemimpin. Semua hal itu didasarkan atas suatu pengertian bahwa sesungguhnya kepemimpinan itu sendiri hanyalah bantuan dan bukannya penyerahan kewajiban. Dengan terpecahkannya masalah oleh kelompok sendiri, setiap anggota kelompok akan merasa bahwa, masalah itulah masalahnya. Penanaman rasa tanggungjawab dalam kelompok atas masalahnya sendiri itu merupakan tujuan juga dalam proses kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan Situasional Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa kepeminpinan dipengaruhi oleh situasi dan perubahan situasi akan menyebabkan perubahan dalam kemampuan kepemimpinan yang merupakan gaya pemimpin. Gaya seorang pemimpin dapat digambarkan dalam berbagai cara. Beberapa tokoh tertentu sering disebut gayanya “terus terang dan keras kepala”, sementara yang lain gayanya “murah hati dan serba boleh”. Ada pula yang diibaratkan “pelatih” dan ada lagi yang dijuluki dengan gaya yang “meyakinkan”. Alhasil ada banyak kata sifat digunakan untuk menggambarkan tindakan dan pernyataan-pernyataan seorang pemimpin pada saat mereka berupaya untuk mempengaruhi tingkah laku orang lain. Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain. Pemimpin atau kepemimpinan IV - 25
  • 26. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z adalah pekerjaan mempengaruhi tingkah laku orang lain. Mempengaruhi tingkah laku orang lain jangan dianggap sepele, karena lebih merupakan pekerjaan yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya, apalagi dihadapkan pada situasi yang selalu mengalami perubahan. Dalam konteks ini seorang pemimpin jangan berharap akan menemukan satu formula yang dapat diterapkan pada semua situasi. Untuk itu pahamilah semua jenis pendekatan dan pahamilah konsep kepemimpinan efektif, kemudian praktekanlah dengan penuh keterampilan. Memilih gaya kepemimpinan yang tepat Para pemimpin efektif tahu bagaimana caranya menyesuaikan gayanya dalam berbagai situasi, dan pada saat berusaha mempengaruhi orang lain. Mengapa ? Karena dalam kebanyakan situasi, pada saat berhadapan dengan individu maupun kelompok, tidak ada gaya kepemimpinan serba guna. Pada saat berusaha mempengaruhi orang lain, tujuan utama pemimpin adalah : (1) mendiagnosa tingkat kesiapan bawahan dalam tugas-tugas tertentu, (2) menunjukan gaya kepemimpinan yang tepat untuk situasi tersebut. Kemampuan seorang pemimpin dalam mendiagnosa kemampuan tidak boleh terlalu ditekankan, karena keinginan dan kemampuan para bawahan bervariasi, sehingga pemimpin juga harus memiliki sensitivitas dan kemampuan mendiagnosa dalam mengenali dan menghargai perbedaan-perbedaan. Tanpa kemampuan diagnosa, para pemimpin dapat dikatakan tidak efektif meskipun mereka dapat mengadaptasikan gaya kepemimpinan untuk memenuhi kebutuhan lingkungannya. Landasan kerja di setiap profesi adalah proses belajar berkesinambungan. Para dokter, misalnya, membuat keputusan diagnosa untuk menentukan cara pengobatan. Jika kondisi dan gejala-gejalanya berubah, cara pengobatan juga mungkin harus diubah. Hal ini bukan merupakan proses trial and error atau tanpa usaha, tetapi lebih merupakan proses rasional. Para pemimpin membutuhkan kerangka kerja sama yang dapat memberikan dasar bagi proses kepemimpinan mereka. Berkaitan dengan gaya dan cara pemimpin menjalankan kepemimpinaannya, kiranya pelu dipertimbangkan setiap situasi dan kondisi khusus dalam rangka memahami gaya kepemimpinan mana yang lebih tepat untuk diterapkan. Untuk mendiagnosa berbagai situasi yang berbeda dan menentukan tingkah laku pemimpin mana mempunyai probabilitas kesuksesan tinggi, maka dapat diketahui melalui konsep gaya kepemimpinan situasional. Gaya kepemimpinan situasional telah dianggap relevan dan bisa memenuhi kriteria untuk mendiagnosa tingkat kesiapan bawahan dalam tugas-tugas tertentu dan telah menunjukan gaya kepemimpinan yang dapat menyesuaikan dengan situasi. Gaya Kepemimpinan Situasional Pada dasarnya tidak ada gaya kepemimpinan yang baik seluruhnya dan tidak ada pula yang jelek semuanya. Gaya kepemimpinan yang baik adalah gaya kepemimpinan yang IV - 26
  • 27. Bahan Bacaan Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z mampu memanfaatkan situasi, sikap dan kesempatan antara atasan dengan bawahan, sehingga hanya keserasianlah yang ada. Para pemimpin yang berhasil adalah mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan situasi. Meskipun pendekatan situasional dalam kepemimpinan dirasakan perlu, namun hal itu tidak banyak dirasakan membantu para pemimpin yang selama ini memang sudah memimpin, yang memang membuat keputusan–keputusan kepemimpinan setiap harinya. Jika memang segalanya tergantung pada situasi ini benar, maka mereka hanya perlu tahu kapan mesti menggunakan gaya yang mana. Unsur-unsur situasi yang mempengaruhi suatu gaya kepemimpinan tertentu menjadi tepat-guna pada situasi yang dihadapinya, antara lain adalah : unsur waktu, tuntutan tugas-tugas, iklim organisasi, atasan, kerabat kerja (rekan sejawat), dan keterampilan serta harapan-harapan para bawahan. Pada dasarnya, taraf perilaku mengarahkan atau mendorong semangat yang dilakukan oleh seorang pemimpin bergantung pada taraf perkembangan sang bawahan dalam melaksanakan suatu tugas, peran atau sasaran tertentu yang diberikan oleh sang pemimpin secara perorangan maupun melalui kelompok. Secara umum beberapa hal yang menjadi ciri pokok dari gaya kepemimpinan situasional adalah sebagai berikut : Pertama, Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan situasional dapat menerapkan beberapa hal pokok seperti : harus menyadari pentingnya pengembangan para bawahannya dari segi motivasi, keahlian, pembuatan keputusan dan keterampilan penyelesaian masalah. Kedua, Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan situasional selalu menerapkan tanggungjawab pengembangan. Ketiga, Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan situasional memiliki motivasi pada bawahannya agar tidak tergantung pada orang lain. Keempat, Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan situasional selalu berperan aktif dalam membentu pertumbuhan bawahannya. Untuk memperjelas gambaran tentang gaya kepemimpinan situasional, dapat dilihat pada diagram kepemimpinan situasional, terlampir. IV - 27