PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
Pengembangan Kapasitas Pendampingan
1. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
IV. PENGEMBANGAN KAPASITAS PENDAMPING
4.1 Mengenal Motif Dan Kapasitas Pribadi
Motif Pribadi
Motif atau motivasi ini diartikan sebagai daya dorong di dalam diri seseorang,
sehingga orang tersebut melakukan tindakan, pekerjaan atau kegiatan tertentu.
Prof. Dr. David C. Mc.Lelland, mengatakan bahwa di dalam diri setiap orang terdapat
3 motif yang sangat berpengaruh dalam berhubungan dengan lingkungan
sekelilingnya. Oleh McLelland motif ini dinamakan sebagai motif sosial, yaitu motif
affiliasi (Affiliation), motif kekuasaan (Power) dan motif prestasi (Achievemen).
Motif Persahabatan (Affiliation Motivation)
Yaitu motif yang tampil dalam tingkah laku seseorang yang menyenangi
‘keharmonisan’. maksudnya, dalam tingkah lakunya orang tersebut akan mencari
bentuk hubungan yang erat dengan orang lain. Yang menjadi tujuannya adalah
suasana yang penuh keakraban, santai dan harmonis.
Bagi dirinya keakraban dalam hubungan dengan orang lain adalah tujuan utama. Bila
mana berhasil membina hubungan yang harmonis dengan orang, itu merupakan suatu
kebahagiaan yang tiada terhingga yang tak dapat diganti dengan apapun juga.
Orang-orang yang mempunyai motif sepert ini biasanya adalah seorang teman yang
baik; ia mempunyai perhatian yang besar kepada diri orang lain. Persoalan-persoalan
orang lain dihayatinya sebagaimana ia menghayati dirinya sendiri. Demikian pula
toleransinya cukup besar, kepuasannya didapat bila ia bisa secara bersama-sama
dengan orang lain membina suatu keserasian.
Motif Kekuasaan (Power Motivation)
Motif kekuasaan ialah motif yang menyebabkan seseorang ingin menguasai atau
mendominir orang lain.
Seseorang yang memiliki motif kekuasaan senang bila dapat mempengaruhi orang lain
sehingga orang tersebut mau berbuat seperti apa yang dikehendakinya. Bagi orang
dengan motif kekuasaan, hubungan yang hangat dan harmonis bukanlah hal yang
utama, namun kekuasaan atas orang lainlah yang menjadi idam-idamannya.
Motif Prestasi (Achievement Motivation)
Motif prestasi adalah motif yang mengarahkan tingkah laku seseorang dengan titik
berat pada tercapainya suatu prestasi tertentu.
Bagi orang yang memiliki motif prestasi, yang penting adalah bagaimana caranya ia
bisa mencapai sesuatu prestasi tertentu, dan yang lebih tinggi dari apa yang sudah
pernah dicapainya. Mencapai atau memperoleh sesuatu yang lebih baik adalah suatu
kebutuhan yang sulit dihilangkan dan ia akan berusaha terus menerus sampai pada
IV - 1
2. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
suatu saat ia bisa memperoleh apa yang diinginkannya. Segala tindakan yang
dilakukannya selalu dikaitkan dengan keinginan untuk lebih baik dari sebelumnya.
Yang ada dalam pikiran orang-orang
dengan motif prestasi ini hanyalah suatu usaha, perjuangan agar ia bisa memperoleh
sesuatu prestasi.
Perbedaan ketiga motif tersebut di atas dapat diperhatikan :
Motif affiliasi titik beratnya adalah bagaimana caranya membina hubungan yang baik
(harmonis) dengan orang lain, pada motif kekuasaan/power adalah bagaimana caranya
bisa menguasai orang lain, sedangkan pada motif prestasi adalah bagaimana caranya
mencapai sesuatu tujuan yang bersifat prestatif.
Pada setiap orang ketiga motif tersebut ada bersama dalam dirinya. Akan tetapi
kekuatan ketiga motif itu tidak sama, dan biasanya hanya satulah yang cukup kuat
(dominan), sehingga akan tampil ke dalam suatu bentuk tingkah laku yang nyata dan
hal inipun tidak lepas dari keadaan atau situasi lingkungan, apakah memungkinkan
atau tidak lahirnya bentuk tingkah laku yang dikuasai oleh motif tertentu itu.
Penilaian atas motif seseorang, dapat dilakukan berdasarkan penyimpulan dari
sejumlah tingkah laku yang ditampilkan. Seseorang dapat menyimpulkannya atas
dasar pola berpikirnya atau atas dasar hal-hal yang diinginkan dan dari hal-hal yang
tidak diinginkannya. Salah satu cara yang praktis untuk mengetahui motif mana yang
dominan dari seseorang adalah dengan menganalisa cerita yang dituliskannya.
A – K – U
Teori tentang A-K-U adalah teori yang didasari pengamatan, bahwa walaupun manusia
sering kali tidak menyadari alasan dari tindakannya, namun tidak dapat disangkal
bahwa tiap tindakan manusia sesungguhnya merupakan usaha untuk mencapai
sesuatu. Dalam kerangka teori A-K-U, hal yang ingin dicapai manusia disebut Ambisi,
sedangkan tindakan untuk mencapai ambisi itu disebut sebagai Usaha, yang dengan
sendirinya disesuaikan dengan batas-batas Kemampuannya.
Keterpaduan antara ketiga unsur : Ambisi, Kemampuan dan Usaha (AKU) merupakan
dasar yang membentuk kepribadian manusia. Setiap manusia memiliki gambaran AKU-nya
masing-masing yang berbeda dari AKU manusia lainnya.
AKU tiap manusia adalah sesuatu yang dinamis, yang mungkin berubah dari waktu ke
waktu. Perubahan dari AKU merupakan proses perkembangan kepribadian. Adalah hal
yang mungkin terjadi apabila gambaran AKU yang dimiliki seseorang pada satu waktu
adalah lebih baik dari gambaran AKU-nya di waktu kemudian.
AKU yang ideal terbentuk apabila ada keselarasan antara masing-masing unsurnya.
Artinya ambisi yang dimiliki harus didukung oleh kemampuan yang dimiliki dan usaha
yang dilakukannya. Untuk mencapai AKU yang ideal, seseorang harus mengenali
dirinya.
IV - 2
3. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
Mengenali dan mengembangkan AKU
Cara-cara mengenali AKU :
Cara yang dapat digunakan untuk mengenali AKU adalah dengan memanfaatkan Feed
Back/Umpan Balik. Umpan Balik adalah segala informasi yang kita terima sebagai
akibat dari perbuatan kita.
Umpan balik ini dapat berupa :
· Kritik orang lain terhadap perbuatan kita dimasa lalu
· Reaksi orang lain (diucapkan secara terang-terangan maupun tidak)
· Saran orang lain bagi perbuatan kita dimasa datang
· Hasil atau akibat dari perbuatan (usaha) kita.
Beberapa petunjuk untuk mengembangkan AKU :
· Sadari batas-batas kemampuan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meninjau
kembali sejumlah keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami sepanjang
kehidupan. Analisa terhadap kegagalan harus dilakukan untuk mengetahui apakah
kegagalan tersebut bersumber pada keterbatasan kemampuan, atau pada tidak
efektifnya usaha yang dijalankan. Analisa ini dapat dilakukan dengan menerapkan
langkah-langkah yang telah diuraikan dibagian terdahulu
· Ingatlah bahwa dasar dari ambisi adalah kebutuhan. Karena itu, cobalah mengenali
kebutuhan dengan cara menyusun jenjang ambisi atau dengan cara menganalisa
persamaan-persamaan yang ada dalam berbagai ambisi.
· Ingatlah bahwa satu kebutuhan yang sama dapat dipenuhi melalui berbagai cara
yang berbeda. Karena itu cobalah mengembangkan berbagai alternatif ambisi dan
usaha yang memungkinkan pemuasan kebutuhan, setelah itu pilihan ambisi dan
usaha dengan kemampuan yang tidak dapat diubah.
· Susunlah skala prioritas dari ambisi agar mudah mengambil keputusan pada saat
terjadi konflik ambisi. Penyusunan skala prioritas ini hendaknya dilakukan dengan
mempertimbangkan kebutuhan, jangan biarkan konflik ambisi berlarut tanpa
penyelesaian.
· Biasakanlah membuat kriteria keberhasilan dari tiap ambisi. Dengan kata lain
ambisi perlu ditetapkan/dirumuskan secara konkrit dan memiliki batas waktu
kemudian gunakan feed back untuk menilai tercapai tidaknya ambisi
· Gunakan umpan balik secara efektif
4.2 Profile Tenaga Pemberdayaan Masyarakat
Citra Tenaga Pemberdayaan Masyarakat
Sekalipun tidak terdapat persayaratan baku yang dapat diterapkan untuk menjadi
seorang pendamping, tetapi beberapa persayarat umum tetap relevan untuk
digunakan yaitu :
1. Bersedia :
IV - 3
4. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
Bersedia, mengandung pengertian bahwa para pendamping memiliki waktu yang
dapat digunakan untuk melakukan pendampingan. Tidak berdasar paksaan dan
secara suka rela peduli terhadap persoalan dan tujuan yang ingin dicapai oleh
masyarakat.
2. Diterima :
Diterima adalah ungkapan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat yang
didampingi terhadap pendamping. Kepercayaan itu dapat berasal dari kemampuan
yang memang dimiliki oleh yang bersangkutan maupun sikap yang selama ini
dapat menjadi panutan.
3. Berkemampuan :
Sekecil apapun kemampuan mendampingi ada pada tiap orang, dan karena tidak
ada pendidikan formal khusus guna "mencetak" pendamping maka kemampuan
perlu senantiasa dikembangkan pendamping itu sendiri sejalan dengan tugas yang
diterima.
Dengan demikian jelas kiranya bahwa persyaratan pendamping tidak semata-mata
ditumpukan pada kemampuannya, tetapi berjenjang dari Bersedia ----- Diterima
------Berkemampuan. Hal ini mengandung pengertian bahwa pendamping bisa berasal
dari siapa saja.
4.3 Peran dan Fungsi Pendamping
Banyak orang menggunakan kata pembinaan untuk mewadahi suatu kegiatan yang
bersifat memberikan pengarahan, petunjuk, melatih, menggurui, mencekoki,
menggembalakan manusia. Seolah ada dua pihak yang satu maha tahu dan yang satu
pihak tidak tahu apa-apa. Kata pembinaan berkembang dalam alam pikiran feodal,
alam pikiran kekuasaan (yang dikuasai - yang menguasai) untuk membedakan siapa
yang “lebih” dan siapa yang “kurang” atau siapa “yang harus dihormati” dari “yang
harus menghormati”. Dalam kata pembinaan itu tercermin nuansa jarak, kesenjangan
yang satu dengan yang lain. Juga nuansa apriori. Sedangkan komunikasi yang
dijalankan biasanya satu arah, monolog bukan dialog.
Tidak begitu halnya dengan pendampingan KSM. Pendampingan adalah pihak yang
ada berdekatan, samping menyamping, karenanya kedudukan antara keduanya
sejajar/sederjat, tidak ada bawahan ataupun atasan. Hal ini mengandung implikasi
bahwa pendamping hanya bisa memberikan alternatif/rekomendasi dalam rangka
pengembangan KSM, dan ia tidak bisa mengambilkan keputusan bagi KSM. Namun
demikian bila menelaah pengertian kata pendampingan itu sendiri, mencerminkan
bahwa pihak yang didampingi merupakan pihak yang memiliki kelemahan, atau
kekurangan, dan dipihak yang mendampingi adalah pihak yang memiliki kelebihan,
kekuatan, kemampuan, dan sebagainya.
KSM mempunyai prinsip berdiri di atas kaki sendiri dalam mencapai kemandirian. Oleh
sebab itu, dalam perkembangannya KSM membutuhkan pendamping, yang mampu
mengangkat dan mendukung sehingga cepat berkembang dan mandiri. Dengan
IV - 4
5. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
pemahaman ini maka pendampingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
seseorang atau kelompok untuk pemenuhan kebutuhan yang dibimbing.
Berangkat dari prinsip pengembangan KSM tersebut, maka pendampingan
mempunyai pengertian sebagai berikut :
Pendampingan merupakan proses penyadaran diri bagi semua pihak yang terlibat.
Berkeyakinan bahwa kelompok dampingan dalam dirinya mampu berkembang
sesuai dengan tujuannya.
Kegiatan pendampingan bermaksud menciptakan situasi yang mendukung
perkembangan kelompok.
Pendekatan pendampingan bermaksud menciptakan situasi yang mendukung
perkembangan kelompok.
Pendekatan pendampingan berangkat dari lapisan paling bawah (bottom up).
Pendampingan berorientasi pada pengembangan manusia seutuhnya.
Pendampingan dilaksanakan melalui kelompok dalam kelompok
Pendampingan memprioritaskan pada partisipasi, kesetiakawanan dan keswadayaan.
Dari semua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendampingan KSM
merupakan kegiatan membantu kelompok yang berangkat dari kebutuhan dan
kemampuan mereka dengan mendasarkan interaksi dari, oleh dan untuk anggota
dalam kelompok serta kesetiakawanan antar kelompok dalam rangka pengembangan
manusia seutuhnya.
KSM perlu didampingi karena mereka merasa tidak mampu mengatasi masalah yang
dihadapinya. Dikatakan mendampingi karena yang melakukan kegiatan pemecahan
masalah itu bukanlah pendamping. Di sini pendamping hanya berperan menfasilitasi
bagaimana memecahkan masalah, yang secara bersama-sama dengan masyarakat,
mulai dari menelusuri permasalahan, mencari alternatif pemecahan masalah sampai
pada peng-implementasiannya. Hal ini berarti bahwa pendamping dalam rangka
memecahkan masalah hanya sampai pada memberikan alternatif-alternatif yang dapat
diimplementasikan. Perihal alternatif mana yang diambil diserahkan sepenuhnya
kepada KSM. Dan manakala masih ditemui kesulitan dalam menentukan alternatif yang
paling baik untuk diimplementasikan, pendamping bersedia untuk membantunya.
Maka dalam rangka pendampingan ini, hubungan antara pendamping dengan KSM
adalah hubungan konsultatif dan partisipatif.
Jika kita lihat ruang lingkup pendampingan dan peran pendamping dalam ruang
lingkup tersebut adalah :
No Ruang Lingkup Pendampingan Peran Pendamping
1 KSM
Pemecahan masalah
Pelatihan
Pengelolaan konflik
Koordinasi dengan pihak III
¨ KSM
Konsultan
Penghubung
IV - 5
6. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
No Ruang Lingkup Pendampingan Peran Pendamping
2
¨ Lembaga pembina
¨ Lembaga jaringan
Penyampaian informasi timbal balik :
¨ KSM - Lembaga (sebaliknya)
¨ KSM - Lembaga jaringan (sebaliknya)
¨ KSM - KSM lain (sebaliknya)
Pengembangan minat fungsionaris
Meyakinkan fungsionaris
Pembinaan kerjasama dengan fungsionaris
LEMBAGA (di mana pendamping bekerja)
Meyakinkan
Pengembangan kerjasama
Penyampaian informasi/gagasan
Pengembangan hubungan lembaga - KSM
Komunikator
Motivator
Koordinasi
Motivator
Komunikator
Penghubung
3 LEMBAGA JARINGAN
Pembinaan kerjasama
Kegiatan negosiasi
Pembinaan hubungan
Penyampaian informasi/gagasan
Meyakinkan lembaga jaringan
Koordinasi
Negosiator
Penghubung
Komunikator
Motivator
Berdasarkan ruang lingkup dan peran pendamping di atas, dapat kita simpulkan
bahwa peran pendamping adalah sebagai :
a. Fasilitator
Seorang pendamping diharapkan dapat mengkoordinir sumber daya yang ada di
sekitar KSM, demi terciptanya situasi dan kondisi yang memungkinkan perkembangan
KSM.
b. Motivator
Keberhasilan seorang pendamping KSM ditentukan oleh kemampuannya untuk
memotivasi orang, yaitu kemampuan untuk mengarahkan orang untuk
menemukan dirinya demi kesejahteraan bersama.
c. Katalisator
Untuk menjembatani hubungan individu dan kelompok, kelompok dan masyarakat,
maka seorang pendamping dituntut untuk dapat berperan secara aktif sebagai
seorang penghubung.
IV - 6
7. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
Agar dapat menjalankan perannya dengan baik, pendamping harus hadir di tengah
mereka, hidup bersama mereka dan menyelami kehidupan mereka. Kehadirannya
secara teratur dapat membantu memecahkan masalah mereka demi perkembangan
kelompok yang makin mantap ke arah penemuan diri dan kepercayaan diri KSM.
Sedangkan untuk dapat melaksanakan perannya, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh seorang pendamping, yaitu :
1. Mengusahakan peningkatan kemampuan dan kecakapan untuk kepentingan
pendampingan.
2. Mengadakan refleksi tentang kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan.
3. Selalu mencari cara-cara pendampingan yang lebih efektif.
Pengembangan Diri
Manusia hanya dapat mengembangkan diri apabila dia mengenal dan memenuhi
kebutuhannya satu-persatu. Kebutuhan itu dapat meliputi; Kebutuhan phisik,
kebutuhan sosial dan kebutuhan spiritual. Hal ini dapat dikatakan bahwa kebutuhan
hidup yang layak merupakan syarat untuk dapat hidup layak.
1. Kesadaran dan Kebutuhan
Seperti telah diketahui bahwa kesadaran manusia mengalami perubahan dan
perkembangan dari tahap satu ke tahap yang lain. Perubahan dan perkembangan ini
tentunya saja menuntut pula perubahan-perubahan dalam kebutuhannya sesuai
dengan tingkat atau tahap kesadarannya. Makin tinggi tingkat kesadaran seseorang,
makin tinggi pula kebutuhannya. Kebutuhan individu berangkat dari jenjang
kesadarannya dan sesuai dengan kebutuhan jenjangnya.
Menurut Abraham Maslow maka jenjang kebutuhan itu bertingkat atau bersusun
sebagai berikut :
· Kebutuhan dasar (Basic Needs)
Kebutuhan dasar bagi setiap manusia untuk adanya dan tercukupinya sandang,
pangan dan papan. Kebutuhan akan hal tersebut menempati urutan yang
pertama.
· Kebutuhan rasa aman (Security Needs)
Kebutuhan akan rasa aman baik phisik, psikis maupun sosial
· Kebutuhan rasa cinta (Love Needs)
Kebutuhan untuk dicintai orang lain yang kemudian menumbuhkan rasa cinta
kepada orang lain. Kebutuhan rasa diterima.
· Kebutuhan akan harga diri (Self Esteem Needs)
Kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain dan kemudian menumbuhkan rasa
penghargaan kepada orang lain serta rasa terima kasih kepada orang lain. Dengan
IV - 7
8. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
adanya rasa itu ia merasa pantas berada di tengah-tengah orang lain,
kerasan/betah dengan yang lain dan kebutuhannya diakui oleh orang lain.
· Kebutuhan untuk memberikan diri sendiri (Dedication Needs)
Kebutuhan untuk menyumbangkan dirinya sebagai manusia yang berada guna
peningkatan kepentingan orang lain.
· Kebutuhan untuk menyatakan sadar diri (Self Recoqnation Needs)
Kebutuhan untuk mengetahui siapa dirinya agar dapat menempatkan diri sebaik-baiknya
dalam lingkungan di mana dia berada.
Berpikir Analistis dan Kreatif
Berpikir analistis dan kreatif adalah suatu hal yang diperlukan oleh petugas lapangan,
apabila harus memecahkan persoalan/ permasalahan di lapangan. Berpikir analistis
memberikan pemecahan, menghasilkan ide-ide yang digunakan untuk menganalisa
pemecahan masalah selanjutnya.
Berpikir analistis berlaku peraturan yang memungkinkan suatu pendekatan logis
menuju ke jawaban tunggal atau yang dapat diramalkan sebelumnya, karena dalam
berpikir analistis terikat oleh fakta yang ada. Sedangkan dalam berpikir kreatif
memerlukan imanjinasi atau daya khayal yang penuh untuk memberikan lebih dari
satu jawaban.
Berpikir kreatif adalah sangat penting dalam hubungannya dengan tugas pembinaan
kelompok swadaya atau pembinaan pengembangan program dari bawah, dimana
dalam tugas pembinaan tersebut selalu terlibat dalam pemecahan persoalan,
mengambil kebijakan, pendekatan dengan masyarakat, memberikan motivasi, inovasi,
hubungan manusia dan lain sebagainya.
Yang dimaksud dengan berpikir kreatif adalah penggunaan daya khayal secara penuh,
melampaui batas-batas analisa fakta yang rasional. Dalam banyak program yang
dirancang untuk membantu masyarakat yang pada umumnya tingkat motivasinya
rendah dan yang menekankan pada pemecahan masalah, terdapat kecenderungan
untuk berpikir analistis dengan menggunakan metode-metode ilmiah untuk
memecahkan permasalahan tersebut. Namun hal ini tidak cukup dan merupakan gaya
tradisional dalam memecahkan masalah. Dengan menggunakan daya pikir kreatif, ada
kebebasan untuk membayangkan pemecahan-pemecahan yang berdaya cipta (kreatif)
karena hal ini tidak pernah terpikirkan hanya atas dasar hal-hal yang bersifat kebijakan,
rasional dan pragmatis.
Hambatan-hambatan Berpikir Kreatif
Dalam berpikir kreatif tidak mempunyai peraturan dan hambatan. Sedangkan
hambatan-hambatan itu terletak pada peraturan-peraturan untuk memecahkan
masalah karena dilatarbelakangi pendidikan, pengalaman, pengetahuan namun
sayangnya hal ini menjadikan hambatan-hambatan dalam berpikir kreatif, sehingga
IV - 8
9. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
banyak pertugas ‘bekerja dengan kaki dekat dengan rem’ yang setiap saat dapat
menginjaknya. Hambatan itu mungkin disadari atau tidak, yakni ia mungkin manyadari
dan berusaha menghindarinya, atau mungkin ia tidak mengetahui adanya hambatan
tersebut :
· Hambatan yang dibuat sendiri
Banyak penafsiran terhadap segala sesuatu berdasarkan analisa atau berdasarkan
kerangka berpikir analistis. Dan ini telah mendarah daging dalam diri kita.
Kemungkinan hal itu salah menafsirkan tanda-tanda itu. Hal yang penting disini ialah
bahwa interpretasi itu tergantung dari sudut pandangan orang yang melihatnya/
memandangnya dan bukan atas dasar maksud pembuat masalah/contoh, atau suatu
obyek tertentu.
· Hambatan yang tidak berusaha menantang kenyataan
Kemauan untuk mencoba membawa kita pada hambatan yang kedua. Terlalu sering
kita menerima apa yang kita lihat tanpa melihat apakah benar. Dan kita sendiri,
seringkali memandang dan tanpa mempersoalkan mengapa demikian ?
· Hambatan jawaban tunggal dan tepat
Hambatan lain adalah memberikan suatu yang pas dan lazim atau memberikan
jawaban berdasarkan apa yang diingini oleh pihak penanya atau pembuat
masalah/contoh.
· Hambatan karena kelaziman
Cara berpikir telah membentuk diri kita untuk memberikan jawaban yang tepat dan
tunggal didasarkan pada rasional. Sedangkan dalam berpikir kreatif memungkinkan
untuk memberikan jawaban lebih dari satu kemungkinan, walaupun kadang-kadang
ide tersebut tampaknya aneh, tetapi ide ini dapat diubah menjadi ide yang sangat
berguna.
· Hambatan karena mengevaluasi terlalu cepat
Hambatan ini banyak terjadi karena kebanyakan dari kita cenderung menggunakan
cara berpikir analistis. Terutama dalam menerima ide-ide baru, sama dengan
memikirkan ide itu sendiri. Hal ini terungkap dengan kata-kata; “Itu tidak mungkin, itu
tidak masuk akal.” Tentu saja hal ini mematikan ide atau gagasan itu sebelum ide
tersebut mempunyai kesempatan untuk muncul.
· Hambatan takut dianggap bodoh atau gila
Sering kali penemuan-penemuan baru oleh para ahli mula-mula dipandang ‘aneh bin
ajaib.’ Dan kita takut untuk dianggap bodoh atau gila dengan gagasan-gagasan yang
aneh karena daya cipta (kreatifitas).
· Hambatan pandangan masyarakat
Hambatan berpikir kreatif datang juga dari pandangan atau di nilai budaya yang
berlaku dalam masyarakat. Masyarakat tidak menghendaki hal-hal yang sudah
IV - 9
10. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
dianggap mantap untuk dirubah dengan ide-ide atau gagasan-gagasan baru.
Masih banyak hambatan-hambatan lain yang menunjang pengembangan cara berpikir
kreatif.
Cara-cara mengatasi hambatan
Melihat banyaknya hambatan dalam berpikir kreatif, maka cara yang dapat ditempuh
untuk mengatasi hambatan tersebut, yaitu :
Hambatan yang dibuat sendiri
- Usaha memotivasi diri sendiri untuk bersikap lebih kritis
- Memberikan sebanyak mungkin kemungkinan jawaban dari suatu
masalah.
- Sikap mau menerima ide-ide dari luar
- Berusaha untuk tidak selalu berpendapat bahwa yang nyata itu selalu
benar
Hambatan tidak berusaha menentang kenyataan
- Harus banyak mencoba dan senang bertukar pikiran/pendapat dengan
orang lain.
- Mengurangi prasangka/praduga yang ada
- Memperhitungkan dan berani mengambil resiko
- Berusaha memahami hal-hal yang aneh
Jawaban tunggal dan tepat
- Berusaha mencari ide-ide baru dengan jalan sumbang saran, bertukar
pikiran.
- Mencari dan mengumpulkan argumentasi terhadap beberapa sudut
pandang terhadap sesuatu masalah.
Kelaziman
- Harus berani mengambil resiko
- Menyingkirkan rasa takut
- Mengembangkan ide-ide baru
- Penyadaran diri
Mengevaluasi terlalu cepat
- Berusaha menghargai pendapat yang berbeda
- Memberikan kesempatan dan membantu orang lain untuk
melengkapi/memperkuat alasan-alasannya.
- Mau mempertahankan ide-ide yang dianggap benar oleh pihak lain.
Takut dianggap bodoh/gila
- Percaya pada diri sendiri bahwa kita mampu menciptakan sesuatu yang
baru.
IV - 10
11. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
- Percaya pada diri sendiri, kita juga mempunyai pengalaman yang
spesifik/unik.
- Mau menerima diri dan membuka diri
Hambatan dari pandangan masyarakat
- Mau menerima resiko dan menghilangkan ketakutan
- Bersedia menerima kecaman dan kritik dari pihak-pihak lain
- Bersedia untuk menerima kenyataan
SIKAP PENDAMPING
Pengembangan Diri Pengenalan Diri
Keteladanan
Adaptasi
Kekeluargaan
Kooperatif
Peduli sosial
Tidak menggurui
Menempatkan diri
Terbuka
TOPENG-TOPENG KITA
1. Memakai kata-kata indah/puitis
2. Ilmiah/data-data ilmiah/rasional/nalar
3. “Super-Man”
4. Musyawarah untuk mufakat
5. Selalu bilang “ya” walaupun “tidak”
6. Selalu bilang “tidak tahu” padahal tahu
7. Selalu menempatkan diri
8. Mengutamakan penampilan
9. Menimbulkan simpatik orang lain
10. “Sok tahu” padahal tidak tahu
11. Berpura-pura menjadi (seperti) masyarakat yang dimasuki
12. Humor
13. Bahasa yang meyakinkan
14. Diam padahal tahu
15. Sok hebat
16. Sok terbuka
17. Pendengar yang baik
18. Pantomin
19. Bilang ya terus, walaupun tidak dilaksanakan
20. Tampil muda
21. Selalu pakai ayat-ayat suci
IV - 11
12. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
KENALKAH ANDA DENGAN DIRI ANDA !
“Perubahan positif dalam kehidupan seseorang akan dicapai bila perkembangan
kepribadian juga baik”
“Sikap kita jauh lebih jujur dan konsisten daripada kata-kata yang kita ucapkan”
“Sikap kita adalah sesuatu hal yang membuat orang lain tertarik atau tidak suka terhadap
kita”
“Sikap kita sangat menentukan banyak hal dalam hidup kita :
Sikap kita terhadap kehidupan menentukan sikap kehidupan itu sendiri terhadap
kita
Sikap kita terhadap orang lain akan menentukan sikap mereka terhadap kita
Sikap kita terhadap awal suatu tugas akan menentukan sukses atau tidaknya
pekerjaan tersebut
“Sikap kita benar-benar merupakan pemacu bagi diri kita sendiri. Akarnya berada di
dalam namun buahnya berada di luar”
“Terlalu sering kita berusaha menjadi seorang “manusia” yang berbuat, sebelum kita
menjadi seorang “manusia” yang menjadi”
“Kesuksesan kita lebih banyak dipengaruhi oleh cara kita berpikir. Sedangkan cara
berfikir adalah salah satu hal yang dapat kita kedalikan oleh kita sendiri”
“Kita tidak dapat berlayar menentang angin, tetapi kita dapat mengatur layarnya”.
MEMAHAMI ORANG LAIN
Memahami
Orang Lain
IV - 12
Apa Yang
Harus Di
Pahami
· Kepekaan untuk menangkap/
“membaca” orang lain
· Mampu membangun rasa
saling percaya, dan
ketergantungan
· Mampu memanfaatkan semua
“sarana/bahasa” komunikasi
· Rasa “takut”
· Rasa cemas
· Rasa khawatir
· Harapan-harapan
· Kekecewaan (pengalaman)
· Potensi diri/kelemahan-kelemahan
· Prinsip/nilai/norma yang diyakini
Bagaimana
13. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
4.4 Komunikasi dan Motivasi
Di dalam kelompok masyarakat sasaran, pengertian komunikasi adalah saluran untuk
menerima informasi yang berguna, hubungan dengan pemerintah, pengetahuan,
wadah untuk mendorong dan mempertinggi motivasi serta merupakan alat, sarana
yang memungkinkan kelompok mencapai tujuan dengan baik. Pesan yang akan
disampaikan oleh pengirim pesan (komunikator) haruslah diterima dan dimengerti
sama oleh penerima pesan (komunikan).
Komunikasi dinyatakan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Dari proses terjadinya komunikasi dapat disimpulkan unsur-unsur yang terdapat dalam
berkomunikasi adalah sebagai berikut :
a) Pemberi Pesan (komunikator)
b) Pesan (berita)
c) Media (saluran)
d) Penerima Pesan (komunikan)
e) Hasil (efek)
Unsur-unsur pokok dalam dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut :
a) Pemberi pesan (komunikator) adalah orang yang menyampaikan pesan.
b) Pesan (berita) adalah suatu hal yang dikomunikasikan atau disampaikan.
c) Penerima pesan (komunikan) adalah orang yang menerima pesan.
d) Saluran (medium) adalah alat untuk menyampaikan pesan.
e) Tujuan (efek/hasil) adalah sesuatu yang ingin dicapai dari kegiatan komunikasi.
Kelima unsur-unsur di atas dapat dilihat dari contoh sebagai berikut : Pemerintah
menginformasikan pelaksanaan suatu Program Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG)
kepada masyarakat melalui surat kabar dan televisi. Program KKG adalah suatu
program khusus untuk pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat. Program ini
ditujukan untuk keluarga miskin yang tergabung dalam dasa wisma. Dari contoh di
atas, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pemberi pesan (komunikator) adalah pemerintah yang menginformasikan
program KKG sebagai suatu cara untuk pembangunan kesehatan masyarakat.
2. Pesan atau berita yakni Program KKG.
3. Penerima pesan (komunikan) adalah Masyarakat (Dasa Wisma).
4. Saluran adalah media yang digunakan yakni televisi ataupun surat kabar yang
digunakan untuk menginformasikan pesan tersebut.
5. Hasil (efek) adalah program yang diterima dan dilakukan oleh Masyarakat.
Dari contoh tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pengirim pesan merasakan suatu kebutuhan untuk melakukan komunikasi, kemudian
ia menyusun keinginan-keinginan tersebut dalam bentuk lambang-lambang atau
kata-kata.
IV - 13
14. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
2. Langkah berikutnya pengirim pesan menyampaikan atau menyalurkan simbol-simbol
komunikasi itu melalui media atau saluran komunikasi.
3. Bagi penerima pesan, ketika mendengar atau melihat simbol-simbol itu maka dia
segera memberikan arti yang bermakna bagi dirinya.
4. Akhirnya, pengirim pesan dapat mengatakan bahwa dia sudah berhasil me-nyampaikan
pesannya jika terjadi reaksi dari penerima pesan sesuai dengan
maksud yang diinginkannya.
Hambatan Dalam Komunikasi
Dalam berkomunikasi sering terjadi salah paham, hal ini disebabkan karena unsur-unsur
yang terdapat dalam proses komunikasi tersebut ada yang tidak berjalan
semestinya. Begitu pula dalam berkomunikasi antara pendamping dengan
masyarakat, kadang-kadang dapat menimbulkan hubungan yang tidak baik. Untuk itu
kita harus mempelajari hal-hal yang dapat menghambat proses berkomunikasi.
Hambatan yang terdapat dalam unsur-unsur proses komunikasi adalah sebagai berikut
:
a. Ditinjau dari penyampai pesan (komunikator)
Keterampilan berkomunikasi, yaitu kemampuan menulis dan membaca serta
kemampuan menggunakan daya pikir, sikap mental, percaya diri dan yakin pada
ide/pesan yang dikomunikasikan.
Pengetahuan, yakni pengetahuan tentang isi pesan, proses komunikasi dan
pengetahuan tentang karakteristik penerima pesan.
Sistem sosial, misalnya siapa teman-temannya, apa rencananya dan apa latar
belakangnya
Kebudayaan, yaitu bagaimana kebudayaan dengan tata nilai tertentu mempengaruhi
tindakan dan sikap seseorang dalam berkomunikasi.
b. Ditinjau dari pesan
Kode/sandi yang digunakan, simbol yang disusun secara sistematik serta mempunyai
arti tertentu harus sesuai dengan kemampuan fisik, sosial, budaya, pihak-pihak yang
berkomunikasi dan mudah dimengerti orang lain.
Isi pesan, yaitu apakah isi pesan yang disampaikan sudah sesuai dengan kebutuhan
pelaku komunikasi.
Perlakuan terhadap pesan, yaitu bagaimana pesan disampaikan dan dikemas sesuai
dengan saluran komunikasi yang dipakai.
c. Ditinjau Dari Saluran/Medium
IV - 14
15. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
Media atau saluran yang digunakan harus tepat pilih, disesuaikan dengan isi pesan
yang akan disampaikan dan sasaran yang akan dituju. Media atau saluran yang akan
dipakai harus bersifat umum (bahasa, isyarat dan lain-lain)
d. Ditinjau Dari Penerima Pesan (Komunikan)
Keterampilan berkomuniksi, misalnya kemampuan berbahasa yang serupa dengan
pihak komunikan, atau menggunakan bahasa tubuh (gerak gerik, isyarat) pada orang
yang tidak dapat berbicara/gagu.
Sikap mental, yaitu bagaimana komunikan menerima suatu pesan yang disampaikan
padanya ? Apakah bersifat terbuka, sinis atau bagaimana ?
Dalam melangsungkan suatu komunikasi ada beberapa rintangan-rintangan yang
dapat timbul antara lain (1) sifat egois, (2) emosional, (3) perasangka, (4) penga-laman
masa lampau, (5) lingkungan fisik yang kurang menguntungkan, (6) per-bedaan status
sosial, (7) permusuhan, (8) kharisma, (9) stereotipe, (10) pembelaan diri.
Keterangan :
(1) Sifat Egois
Sifat egois dicirikan oleh keinginan untuk selalu memikirkan kepentingan diri sen diri,
tindakan atau kebijaksanaan yang diambil juga didasari pada pertimbangan pribadi.
Akibatnya, pelaku komunikasi yang bersifat egois seperti ini cenderung kurang
menghargai keterangan-keterangan yang dikomunikasikan oleh orang lain kepadanya.
(2) Sifat Emosional
Sifat emosional seseorang atau sekelompok orang yang terlibat dalam proses
komunikasi sangat mempengaruhi terjadinya proses komunikasi yang efektif. Orang
yang emosional akan mudah tersinggung dan cenderung menilai sesuatu dari segi
negatif sehingga setiap kegiatan komunikasi yang dilakukannya cen-derung
menghasilkan komunikasi yang tidak efektif.
(3) Sifat Prasangka
Prasangka yang timbul dalam interaksi antara komunikator dan komunikan yang tidak
harmonis akan menimbulkan kecurigaan sehingga setiap informasi yang didengarnya
akan cenderung dihubungkan dan diinterpretasikan dari sisi yang negatif.
(4) Pengalaman Masa Lampau
Pengalaman masa lampau seorang pengirim pesan yang pernah menimbulkan kesan
yang tidak baik, akan jauh lebih sulit dalam mengkomunikasikan pesannya.
(5) Lingkungan Fisik
IV - 15
16. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
Lingkungan fisik yang kurang menguntungkan seperti tempat pengap, hujan deras,
udara panas, dan suasana yang gaduh akan membuat orang sulit untuk berkonsentrasi
menerima pesan-pesan komunikasi yang sedang dikomunikasikan.
(6) Perbedaan Status
Perbedaan status antara komunikator dan komunikan seperti tingkat pendidikan dan
budaya acap kali merupakan hambatan yang paling sering ditemui dalam suatu kegiatan
komunikasi.
(7) Permusuhan
Seorang komunikan yang mempunyai rasa permusuhan terhadap komunikator akan
cenderung bersifat apatis dan antipati terhadap setiap informasi yang didengarnya.
(8) Kharisma
Kharisma (daya tarik) yang dimiliki seorang pengirim pesan yang menyampaikan
pesannya dengan cara yang meyakinkan dan menarik, cenderung mengakibatkan
penerima pesan terpaku dan tidak menanyakan apa isi pesan yang sebenarnya.
(9) Stereotipe
Steriotipe merupakan gambaran tertentu mengenai pribadi seseorang menurut
golongannya, sukunya, jenis kelamin dan berbagai penggolongan lainnya.
(10) Pembelaan Diri
Membela diri merupakan rintangan yang sering menimbulkan permusuhan/ per-tentangan
dalam suatu kegiatan komunikasi. Ini sering pada orang yang tidak merasa
pasti akan kemampuan dirinya, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
kepadanya acap kali ditafsirkan sebagai tuduhan atau keinginan untuk menguji.
Prinsip Komunikasi
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi antara lain : Pada
saat kita melakukan suatu komunikasi kita tidak boleh mempunyai prasangka atau
praduga terlebih dahulu. Setiap kegiatan komunikasi harus dilakukan secara sungguh-sungguh,
misalnya menjadi pembicara yang baik atau menjadi pendengar yang baik.
Dalam proses ini kita tidak boleh melakukan penilaian awal baik kepada pembicara
maupun kepada para pendengar.
Dalam setiap kegiatan komunikasi, kita harus diawali oleh adanya pendapat dan sikap
yang mendasari kejadian komunikasi yaitu untuk mengetahui dan memahami sesuatu
persoalan atau bahkan bermaksud mencarikan jalan keluar persoalan tersebut. Setiap
pelaku komunikasi apapun status dan kedudukannya harus dapat menempatkan dirinya
dengan status dan kedudukannya dan tidak bertindak sebagai penguasa atau orang yang
serba tahu.
Setiap kegiatan komunikasi kita harus mampu menjadi pengamat yang baik, artinya
bersikap teliti dan tidak melakukan interpretasi sebelum kegiatan komunikasi selesai.
IV - 16
17. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi kelompok dirumuskan sebagai hubungan antara pribadi individu-individu
sebagian dari kelompok masyarakat cenderung menjalin saling hubungan, dimana
salah satu diantaranya adalah dengan cara menjalin komuni-kasi secara terbuka.
Dalam program KKG, komuniksi kelompok sasaran adalah hubungan antara anggota
kelompok, yang mana anggota kelompok adalah sebagian dari anggota masyarakat
yang menjalin hubungan dengan pendamping dan instansi yang terkait, salah satu
anggotanya menjalin komunikasi secara terbuka baik dengan pembina maupun
sesama anggota lainnya.
Komunikasi kelompok dapat digolongkan menjadi 2 jenis penerima pesan
(komunikan), yaitu :
a) Penerima pesan (komunikan) kelompok kecil.
b) Penerima pesan (komunikan) kelompok besar.
Penjelasan :
1. Suatu komunikan kelompok kecil adalah komunikasi yang dilakukan oleh
komunikator dapat berlangsung dengan salah seorang anggota kelompok dengan
tatap muka.
2. Suatu komunikan kelompok besar adalah komunikasi yang dilakukan komunikator
tidak dapat langsung dengan anggota kelompok dengan tatap muka tetapi melalui
diskusi antar kelompok.
Jenis Komunikasi
Jenis komunikasi terdiri dari : (1) komunikasi pribadi yang terdiri dari : a) komunikasi
dengan diri sendiri, b) komunikasi antar orang, (2) komunikasi kelompok, (3)
komunikasi massa.
Penjelasan :
(1) Komunikasi pribadi
a. Komunikasi dengan diri sendiri
Jenis komunikasi ini terjadi apabila kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri.
Pada tahap komunikasi dengan diri kita sendiri, kita memproses dan
menafsirkan informasi mentah yang kita peroleh untuk membuat keputusan.
Pada tahap inilah yang sesungguhnya akan menentukan diterima atau
ditolaknya suatu informasi dalam kegiatan komunikasi.
b. Komunikasi antar orang
Komunikasi ini terjadi apabila hubungan antara satu individu dengan individu
yang lain, baik dalam bentuk verbal, maupun non verbal. Komunikasi ini terjadi
biasanya secara berpasang-pasangan yang melibatkan paling tidak dua orang
dalam suatu kejadian.
IV - 17
18. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
(2) Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang
komunikator dengan lebih dari dua orang komunikan.
(3) Komunikasi massa
Komunikasi yang menggunakan media massa. Adapun ciri-ciri komunikasi massa
tersebut sebagai berikut : (a) sumber utama dalam komunikasi massa adalah
organisasi komunikasi atau insan yang terlembagakan, (b) pesan bersifat umum, (c)
komunikasi berlangsung satu arah, (d) komunikasi bersifat beragam, (e) medianya
bersifat keserempakan, (f) alih reaksi tidak terjadi secara langsung.
Catatan :
Dalam Kelompok, komunikasi efektif selain pada rapat anggota/pertemuan rutin juga
dapat dilakukan dengan kunjungan ke rumah masing-masing anggota.
Fungsi Komunikasi
a. Membangun Hubungan Menang - Menang
Analisis Transaksional
Istilah Analisis Transaksional/Transactional Analysist (TA) berkembang dari anggapan
bahwa setiap komunikasi antar manusia adalah suatu “transaksi”. Pola komunikasi yang
merupakan rangkaian transaksi dapat berhasil dan memuaskan pihak-pihak yang
berkomunikasi, dapat juga gagal.
Analisis Transaksional, ialah metode yang menyelidiki hubungan timbal balik
antar individu orang dengan menentukan bagian-bagian apa dari partner-partner
hubungan itu ikut bermain.
Status Ego
Dalam diri setiap orang terdapat tiga status ego : Ego Orang Tua, Ego Dewasa dan Ego
Anak-anak. Ketiga ego ini membentuk perasaan-perasaan yang mempengaruhi pola
reaksi/tingkah laku seseorang. Biasanya status ego mana yang berperan pada saat
tertentu ditentukan oleh tuntutan dari situasi pada saat tertentu. Jadi secara sederhana
dapat dijelaskan bahwa seorang yang mempunyai kemampuan penyesuaian diri yang
baik, adalah orang yang dapat beradaptasi terhadap lingkungan berdasarkan status
ego yang dituntut oleh lingkungannya. Ketiga status ego tersebut berperan berganti-ganti
sesuai dengan situasi.
Persoalan muncul apabila seseorang dengan status ego tertentu tidak memperoleh
reaksi dari status ego mitra komunikasinya.
Contoh :
A : Tidakkah terpikir bahwa iklan di TV itu bisa menyinggung perasaan orang
miskin ?
IV - 18
19. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
B : Emangnya gue pikirin ?
Si A menggunakan status ego Dewasa yang ditujukan kepada status ego Dewasa si
B. Tetapi si B merespons dari status ego Anak-anak menuju ke status ego Orangtua.
Karakteristik masing-masing status ego adalah sebagai berikut :
· Status Ego Orangtua :
Pada dasarnya status ego orangtua berupa nilai-nilai yang diajarkan oleh orangtua,
bahwa : orangtua selalu benar dan unggul, orangtua selalu mengatakan “kerja
keras, jujur, taati peraturan, dan sebagainya”. Orangtua umumnya menasehati,
mendukung, merasa selalu benar dan tahu segalanya. Jika seseorang
mengkomunikasikan gagasan yang merupakan aktualisasi dari nilai-nilai ini, berarti
pada saat itu status ego orangtua yang sedang berperan.
· Status Ego Dewasa :
Seperti status ego orangtua, status ego dewasa ini juga terbentuk sejak kecil. Nilai-nilai
yang menjadi cirinya, adalah : rasional, berpedoman pada kaidah-kaidah
logika. Tindakan dewasa selalu berpedoman pada rasio, dan oleh karenanya dapat
dipertanggungjawabkan, mempunyai alasan-alasan yang masuk akal, mampu
mengendalikan emosi, runtut dan bertanggungjawab.
· Status Ego Anak-anak :
Status ego anak-anak terbentuk menyerupai karakter anak-anak, yang cenderung
lugu, bicara apa adanya. Pada status ego ini, kanak-kanak cenderung mengatakan
apa yang disenangi atau sebaliknya. Minta dilindungi, minta disayang, suka
bermain dan sebagainya.
Model-model Transaksi.
Model-model transaksi komunikasi yang bisa berkembang dari individu-individu yang
berkomunikasi, adalah :
· Saya tidak oke - kamu oke
· Saya oke – kamu tidak oke
· Saya oke – kamu oke.
b. Mempengaruhi Perilaku Orang Lain.
Menyesuaikan rangsangan dengan tingkat motivasi seseorang.
· Teori 2 Faktor dari Herzberg :
a. Faktor Pendorong :
Bila faktor ini ada maka akan mendorong, namun bila tidak ada tidak akan
berpengaruh apa-apa.
b. Faktor Perawat :
Bila faktor ini ada tidak akan berpengaruh apa-apa, tetapi bila tidak ada akan
melemahkan motivasi.
Perpaduan teori A. Maslow dan Herzberg :
F a k t o r Herzberg Maslow
IV - 19
20. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
Pendorong o Pekerjaan itu sendiri
o Prestasi
o Tanggung Jawab
o Penghargaan
o Status
o Pemenuhan Diri
(Self Aktualization)
o Dihormati, prestise, diakui
(Self Esteem)
Perawat o Hubungan antar personal
o Supervisi
o Kebijakan dan
Administrasi Organisasi.
o Keamanan kerja
o Kondisi pekerjaan
o Gaji
o Kehidupan sosial pribadi
o Dimiliki, diperhatikan
(Love/belonging)
o Keamanan fisik dan
psikologis, jaminan hidup
(Safety)
o Fisiologis, bertahan hidup
(Psychological)
· Teori Peluang :
Tingkat motivasi seseorang cenderung tinggi ketika peluang keberhasilan berada pada
posisi 50% : 50%. Lebih dari itu atau kurang dari itu akan cenderung melemah.
Motivasi
Motivasi adalah dorongan aktif diri seseorang yang mengakibatkan dia mau
melakukan sesuatu dengan tujuan mencapai suatu yang diinginkan. Perbedaan
motivasi antar orang di dalam melakukan sesuatu hal diwarnai oleh motif orang yang
bersangkutan di dalam melakukan sesuatu.
Adanya dorongan/motivasi dalam menghadapi sesuatu akan berbeda cara
pemecahannya tergantung pada tingkat kebutuhan, yaitu : (a) kebutuhan perwujudan
diri sehinggga mampu untuk menyadari potensi yang dimilikinya, (b) kebutuhan sosial
yaitu, kebutuhan menjadi anggota kelompok masyarakat dan diterima sebagai
anggota penuh, (c) kebutuhan untuk memperoleh keamanan dan kesehatan, yaitu :
bebas dari ketakutan, (d) kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan untuk memperoleh
reputasi, (e) kebutuhan fisik, yaitu : kebutuhan bertahan untuk hidup (sandang dan
pangan).
Tujuan motivasi adalah : (a) Mengajak seseorang untuk berbuat sesuatu, (b) Mengajak
seseorang untuk menyadari pemanfaatan atas potensi dirinya.
Untuk menggerakkan kelompok sehingga dapat termotivasi untuk mengembangkan
usaha ekonomisnya, maka perlu melakukan teknis sebagai berikut :
a) Melibatkan kelompok dalam proses penemuan masalah dan melihat masalah itu
perlu diatasi, Pada umumnya kegagalan kita dalam membina kelompok,
disebabkan oleh ketidak berhasilan mengajak kelompok melihat permasalahan
seperti cara kita melihatnya. Kalau kelompok masih menganggap bahwa masalah
IV - 20
21. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
itu bukan bagian masalah dia, maka hal ini perlu penyadaran lebih lanjut. Yang
menjadi prinsip adalah bahwa antara kelompok dan unsur perubahan harus sama-sama
terlibat dalam suatu proses mengetahui perma-salahan.
b) Melibatkan kelompok dalam proses penentuan prioritas, tentang apa yang
dikerjakan lebih dahulu, tergantung dari cara kelompok melihat permasalahan
yang dihadapi.
c) Melibatkan kelompok di dalam proses pengambilan kebijakan. Setelah
permasalahan diketahui bersama, kemudian kelompok diminta untuk menun-jukkan
cara-cara penanggulangannya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya
yang mereka miliki.
d) Melibatkan kelompok dalam proses pelaksanaan.
e) Melibatkan masyarakat untuk menilai perkembangan yang sudah dicapai dan
usaha-usaha perbaikan untuk masa mendatang.
Teknik-teknik melibatkan kelompok yang telah diuraikan tersebut, dapat disesuaikan
dengan keadaan yang dihadapi. Namun secara garis besar dapat dilihat bahwa proses
tersebut terjadi pada saat : perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
Jika keterlibatan kelompok dalam ketiga proses tersebut dapat terjamin maka proses
yang dilaksanakan dapat dibina oleh mereka, sebab :
a) Telah ada rasa ikut memiliki atau apa yang dikerjakan bersama.
b) Rasa tanggung jawab sudah dibangkitkan sejak awal, dan justru inilah yang paling
dasar dalam proses keterlibatan atau motivasi kelompok untuk terlibat secara aktif
dalam program pengorganisasian kelompok.
Adapun prinsip motivasi di dalam melakukan teknis tersebut adalah :
a) Harus terencana.
b) Harus jelas tujuan dan sasarannya.
c) Harus sesuai dengan kebutuhan kelompok.
d) Tidak boleh menyinggung perasaan kelompok sasaran.
e) Lebih baik dilakukan dengan orang kunci.
f) Tidak boleh dengan kekerasan.
Teknik motivasi orang secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut : Ada 4
tipe orang yaitu : 1. Tipe ( D1) Orang yang malas dan bodoh/tidak terampil, 2. Tipe
(D2) Bodoh/tidak terampil tetapi rajin, 3. Tipe (D3) Orang yang terampil tetapi tidak
rajin dan 4. Tipe (D4) Orang yang rajin dan terampil. Adapun teknik membangkitkan
motivasinya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tidak terampil
dan tidak rajin
(D1)
Rajin ,tetapi
Tidak terampil
(D2)
Tidak rajin,
tetapi terampil
(D3)
Rajin dan
terampil
(D4)
IV - 21
22. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
Teknik
Motivasi
· Penyadaran
· Pelatihan
· Penugasan
· Pembinaan
· Pelatihan
· Penugasan
· Pembinaan
· Penyadaran
· Konsultatif
· Pemberian
tanggung
jawab
· Konsultatif
4.5 Kepemimpinan
Sementara orang berpendapat bahwa kepemimpinan adalah ketrampilan yang dapat
diberikan kepada orang lain. Setiap orang dapat memperolehnya jika ia mau
meluangkan atau menyediakan waktu dan tenaganya. Gagasan ini muncul dari
anggapan bahwa setiap orang mempunyai pengaruh atas orang-orang lain, dan
karena biasa dilakukan, maka pengaruh tersebut berkembang. Ini berarti bahwa setiap
orang dapat mengembangkan potensinya dan menjadi pemimpin. Ordway Tead dalam
bukunya “The Art of Administration” merumuskan bahwa : Kepemimpinan adalah
aktivitas mempengaruhi orang untuk bekerjasama menuju suatu tujuan yang mereka
inginkan.
Pengertian yang senada dengan pendapat tersebut dirumuskan pula oleh George R.
Terry yang menyatakan bahwa : Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi
manusia untuk mengusahakan secara sukarela tercapainya tujuan kelompok. Kedua
definisi di atas tidak menyebutkan suatu jenis organisasi tertentu, karena
kepemimpinan terjadi atau terdapat dalam segala situasi dimana seseorang mencoba
untuk mempengaruhi tindak-tanduk seseorang atau kelompok. Jadi setiap kesempatan
sebenarnya orang terlibat dalam suatu kegiatan kepemimpinan oleh, dari atau
bersama orang lain.
Menelaah definisi kepemimpinan, maka kita dapat menemukan 3 unsur penting dalam
kepemimpinan itu sendiri yakni :
1. Kemampuan (aktivitas) mempengaruhi
2. Kemampuan menggerakkan kerjasama
3. Kemampuan mengarahkan atau mencapai tujuan
Dalam artian praktis dan dihubungkan dengan fungsi kelompok swadaya,
kepemimpinan dapat diartikan atau dapat dilihat sebagai :
1. Sekumpulan sifat-sifat kepribadian (biasanya dijuluki dengan ungkapan
kepemimpinan simbolis)
2. Suatu kedudukan atau status, gelar yang terlihat dalam bagan organisasi. Jadi bila
orang mendengar istilah kepemimpinan selalu dihubungkan dengan : Ketua I, II,
biasanya lalu dikaitkan dengan Bp. Amat, Bp. H. Abas dsb. (kepemimpinan formal).
3. Suatu fungsi atau peranan yang dilakukan dalam suatu kelompok yang
terorganisisir (kepemimpinan fungsional)
IV - 22
23. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
Inti dari kepemimpinan adalah tenaga yang dapat menimbulkan kegiatan dalam
hubungan antar manusia, membimbing kegiatan-kegiatan itu ke arah terentu,
memelihara atau membina kegiatan itu dan menyatukan tercapainya tujuan-tujuan
bersama.
Kepemimpinan secara umum digolongkan dalam 3 tipe, yaitu :
· Kepemimpinan yang OTORITER (OTOKRATIS)
· Kepemimpinan yang DEMOKRATIS
· Kepemimpinan yang LIBERAL
1. Ciri - Ciri Kepemimpinan Otoriter
Adapun yang menjadi ciri-ciri kepemimpinan OTORITER secara umum adalah sebagai
berikut :
a. Semua keputusan tentang kebijaksanaan dilakukan hanya oleh pemimpin, yang
dipimpin tidak diikut sertakan.
b. Cara kerja dan kegiatan yang harus dilakukan oleh pelaksana ditentukan oleh
pemimpin.
c. Pemimpin biasanya mendiktekan pekerjaan apa yang harus dilaksanakan bagi
setiap anggota, dan yang lainnya tidak tahu atau tidak perlu tahu.
d. Pemimpin cenderung menganggap bahwa pekerjaan itu adalah dirinya, dan
dirinya itu adalah segala-galanya.
2. Ciri - Ciri Kepemimpinan Demokratis
Adapun yang menjadi ciri-ciri kepemimpinan DEMOKRATIS secara umum adalah
sebagai berikut :
a. Rencana kerja dan semua kebijaksanaan merupakan wewenang bersama untuk
didiskusikan dan diputuskan bersama. Tentu saja dibimbing dan dibantu oleh
pimpinan.
b. Apa yang dikerjakan kelompok ditentukan dan dirumuskan dalam
pertemuan kelompok. Pimpinan hanya melontarkan kemungkinan-kemungkinan
pemecahan untuk dipikirkan dan diputuskan oleh kelompok. Selanjutnya,
pemimpin hanya melakukan apa yang telah diputuskan kelompok.
c. Anggota kelompok bebas menentukan jenis usahanya sendiri.
d. Komunikasi pemimpin dan yang dipimpin berjalan dua arah. Setiap persoalan
baru sedapat mungkin dibicarakan dengan anggota atau wakil para anggota
sehingga partisipasi anggota selalu dinomor satukan.
3. Ciri - Ciri Kepemimpinan Liberal
Adapun yang menjadi ciri-ciri umum kepemimpinan LIBERAL adalah sebagai berikut :
a. Kelompok yang memiliki pemimpin yang liberal benar-benar bebas untuk
menentukan keputusan mereka sendiri, dengan partisipasi yang sangat
minimum dari pemimpin.
b. Berbagai macam kebutuhan kelompok disediakan oleh pimpinan
c. Pimpinan kelompok sedikit sekali ikut berpartisipasi dalam pemecahan masalah
kelompok.
IV - 23
24. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
d. Pimpinan kelompok jarang sekali memberikan komentar atas apa yang
dikerjakan oleh anggota, kecuali bila diminta.
Kepemimpinan sebagai salah satu kegiatan, maupun sebagai proses, tentunya
mempunyai ciri-ciri tersendiri dan memerlukan pemikiran-pemikiran yang tertentu
pula pada penerapannya. Dalam pelaksanaannya perlu diketahui beberapa prinsip
pokok kepemimpinan yang sekaligus merupakan faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan itu sendiri.
Prinsip-prinsip Kepemimpinan tersebut adalah :
· Prinsip Komunikasi
Dalam suatu proses kepemimpinan tentu selalu terkait paling tidak dua pihak yaitu
pihak yang memimpin dan pihak yang dipimpin. Kedua-duanya dapat tunggal atau
kedua-duanya dapat jamak. Pihak yang memimpin akan berusaha memberikan
bantuan seperti apa yang diharapkan oleh yang dipimpin, sedang pihak yang
dipimpin diharapkan dapat mewujudkan harapan apa yang sebenarnya diinginkan.
Fungsi kedua belah pihak akan dapat berjalan lancar bila terlebih dahulu terjadi
proses komunikasi. Dalam hal ini yang dimaksud dengan komunikasi adalah
penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
saluran tertentu. Dalam kepemimpinan bentuk komunikasi yang terjadi mungkin
searah atau dua arah, ataupun pula merupakan suatu komunikasi yang berantai.
Dengan sendirinya pihak pemimpin harus dapat menentukan bentuk mana yang
paling baik yang harus digunakan.
· Prinsip Pemenuhan Kebutuhan
Bila terjadi suatu proses komunikasi yang berwujud suatu kepemimpinan, tentu
sebelumnya telah terjadi suatu keadaan dimana ada permintaan terlebih dahulu
dari pihak yang ingin dipimpin. Atau mungkin pula terjadi sebaliknya, yaitu dari
pihak pemimpin yang melihat bahwa seseorang atau sekelompok orang itu perlu
dipimpin. Tetapi bagaimanapun juga sebab adanya kepemimpinan tentu karena
ada masalah. Hal inilah yang menjadi sumber terjadinya proses kepemimpinan.
Sekelompok orang akan merasa memiliki masalah bila keadaan dirinya atau
lingkungannya tidak sesuai dengan harapan yanag dimilikinya. Harapan itu dapat
berupa suatu harapan yang mendesak untuk segera dipenuhi atau suatau harapan
yang sifatnya jangka panjang. Harapan yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan langsung dari kehidupannya sering pula disebut kebutuhan.
· Prinsip penerimaan
Telah dinyatakan bahwa kepemimpinan untuk suatu pemecahan masalah itu selalu
menyangkut dua atau lebih pihak. Yaitu, pihak yang dipimpin dan pihak yang
memimpin. Biarpun ada dua pihak, tetapi keduanya mempunyai kepentingan yang
sama. Jadi hubungan kepemimpinan lebih bersifat hubungan edukatif.
IV - 24
25. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
Karena pada prinsipnya kepemimpinan itu bertujuan yang bulat (satu tujuan) maka
yang terpenting adalah bahwa kedua belah pihak itu bersatu untuk pemecahan
masalah. Untuk terciptanya kesatuan tersebut, sang pemimpin harus mampu
menerima orang lain seperti apa adanya, dengan kekuatan dan kelemahannya.
Oleh karena itu, syarat pokok bagi seorang pemimpin dalam menghadapi
sekelompok orang atau seorang antara lain adalah :
Dapat menjadi pendengar yang baik, artinya mampu menunjukkan kepada
yang sedang dipimpin bahwa ia sangat tertarik akan persoalannya. Di samping
itu juga dia dapat menangkap semua apa yang dipermasalahkan.
Dia dapat menjadi pendengar tanpa memberi penilaian terlebih dahulu.
Punya sikap yang luwes yang dapat meyakinkan bahwa dia benar-benar ingin
membantu memecahkan persoalan.
· Prinsip pengatasan masalah
Komunikasi yang teratur dengan para bawahan adalah syarat mutlak yang
diperlukan dalam proses kepemimpinan. Komunikasi itu sendiri harus mengarah,
artinya harus membicarakan atau mengenai hal yang menjadi masalah dari
kelompok yang sedang dipimpin. Agar kepemimpinan dapat mengenai sasarannya
dengan tepat, maka pihak pemimpim harus benar-benar dapat menghayati dan
menerima kelompok seperti apa adanya. Karena sifat hubungan itulah maka
dituntut suatu pengertian yang wajar, bahwa pemecahan masalah itu sendiri
haruslah oleh kelompok bersama pemimpinnya, dan bukan hanya oleh si
pemimpin saja, ataupun tanpa pengarahan dari si pemimpin.
Semua hal itu didasarkan atas suatu pengertian bahwa sesungguhnya
kepemimpinan itu sendiri hanyalah bantuan dan bukannya penyerahan kewajiban.
Dengan terpecahkannya masalah oleh kelompok sendiri, setiap anggota kelompok
akan merasa bahwa, masalah itulah masalahnya. Penanaman rasa tanggungjawab
dalam kelompok atas masalahnya sendiri itu merupakan tujuan juga dalam proses
kepemimpinan itu sendiri.
Kepemimpinan Situasional
Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa kepeminpinan dipengaruhi oleh situasi
dan perubahan situasi akan menyebabkan perubahan dalam kemampuan
kepemimpinan yang merupakan gaya pemimpin. Gaya seorang pemimpin dapat
digambarkan dalam berbagai cara. Beberapa tokoh tertentu sering disebut gayanya
“terus terang dan keras kepala”, sementara yang lain gayanya “murah hati dan serba
boleh”. Ada pula yang diibaratkan “pelatih” dan ada lagi yang dijuluki dengan gaya
yang “meyakinkan”. Alhasil ada banyak kata sifat digunakan untuk menggambarkan
tindakan dan pernyataan-pernyataan seorang pemimpin pada saat mereka berupaya
untuk mempengaruhi tingkah laku orang lain.
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari
seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain. Pemimpin atau kepemimpinan
IV - 25
26. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
adalah pekerjaan mempengaruhi tingkah laku orang lain.
Mempengaruhi tingkah laku orang lain jangan dianggap sepele, karena lebih
merupakan pekerjaan yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya, apalagi dihadapkan
pada situasi yang selalu mengalami perubahan. Dalam konteks ini seorang pemimpin
jangan berharap akan menemukan satu formula yang dapat diterapkan pada semua
situasi. Untuk itu pahamilah semua jenis pendekatan dan pahamilah konsep
kepemimpinan efektif, kemudian praktekanlah dengan penuh keterampilan.
Memilih gaya kepemimpinan yang tepat
Para pemimpin efektif tahu bagaimana caranya menyesuaikan gayanya dalam berbagai
situasi, dan pada saat berusaha mempengaruhi orang lain. Mengapa ? Karena dalam
kebanyakan situasi, pada saat berhadapan dengan individu maupun kelompok, tidak
ada gaya kepemimpinan serba guna.
Pada saat berusaha mempengaruhi orang lain, tujuan utama pemimpin adalah :
(1) mendiagnosa tingkat kesiapan bawahan dalam tugas-tugas tertentu,
(2) menunjukan gaya kepemimpinan yang tepat untuk situasi tersebut.
Kemampuan seorang pemimpin dalam mendiagnosa kemampuan tidak boleh terlalu
ditekankan, karena keinginan dan kemampuan para bawahan bervariasi, sehingga
pemimpin juga harus memiliki sensitivitas dan kemampuan mendiagnosa dalam
mengenali dan menghargai perbedaan-perbedaan. Tanpa kemampuan diagnosa, para
pemimpin dapat dikatakan tidak efektif meskipun mereka dapat mengadaptasikan
gaya kepemimpinan untuk memenuhi kebutuhan lingkungannya.
Landasan kerja di setiap profesi adalah proses belajar berkesinambungan. Para dokter,
misalnya, membuat keputusan diagnosa untuk menentukan cara pengobatan. Jika
kondisi dan gejala-gejalanya berubah, cara pengobatan juga mungkin harus diubah.
Hal ini bukan merupakan proses trial and error atau tanpa usaha, tetapi lebih
merupakan proses rasional. Para pemimpin membutuhkan kerangka kerja sama yang
dapat memberikan dasar bagi proses kepemimpinan mereka.
Berkaitan dengan gaya dan cara pemimpin menjalankan kepemimpinaannya, kiranya
pelu dipertimbangkan setiap situasi dan kondisi khusus dalam rangka memahami gaya
kepemimpinan mana yang lebih tepat untuk diterapkan.
Untuk mendiagnosa berbagai situasi yang berbeda dan menentukan tingkah laku
pemimpin mana mempunyai probabilitas kesuksesan tinggi, maka dapat diketahui
melalui konsep gaya kepemimpinan situasional. Gaya kepemimpinan situasional telah
dianggap relevan dan bisa memenuhi kriteria untuk mendiagnosa tingkat kesiapan
bawahan dalam tugas-tugas tertentu dan telah menunjukan gaya kepemimpinan yang
dapat menyesuaikan dengan situasi.
Gaya Kepemimpinan Situasional
Pada dasarnya tidak ada gaya kepemimpinan yang baik seluruhnya dan tidak ada pula
yang jelek semuanya. Gaya kepemimpinan yang baik adalah gaya kepemimpinan yang
IV - 26
27. Bahan Bacaan
Pelatihan Motivator KUB Wanita Industri Kecil z
mampu memanfaatkan situasi, sikap dan kesempatan antara atasan dengan bawahan,
sehingga hanya keserasianlah yang ada. Para pemimpin yang berhasil adalah mereka
yang mampu menyesuaikan diri dengan situasi.
Meskipun pendekatan situasional dalam kepemimpinan dirasakan perlu, namun hal itu
tidak banyak dirasakan membantu para pemimpin yang selama ini memang sudah
memimpin, yang memang membuat keputusan–keputusan kepemimpinan setiap
harinya. Jika memang segalanya tergantung pada situasi ini benar, maka mereka hanya
perlu tahu kapan mesti menggunakan gaya yang mana.
Unsur-unsur situasi yang mempengaruhi suatu gaya kepemimpinan tertentu menjadi
tepat-guna pada situasi yang dihadapinya, antara lain adalah : unsur waktu, tuntutan
tugas-tugas, iklim organisasi, atasan, kerabat kerja (rekan sejawat), dan keterampilan
serta harapan-harapan para bawahan. Pada dasarnya, taraf perilaku mengarahkan atau
mendorong semangat yang dilakukan oleh seorang pemimpin bergantung pada taraf
perkembangan sang bawahan dalam melaksanakan suatu tugas, peran atau sasaran
tertentu yang diberikan oleh sang pemimpin secara perorangan maupun melalui
kelompok.
Secara umum beberapa hal yang menjadi ciri pokok dari gaya kepemimpinan
situasional adalah sebagai berikut :
Pertama, Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan situasional dapat menerapkan
beberapa hal pokok seperti : harus menyadari pentingnya pengembangan para
bawahannya dari segi motivasi, keahlian, pembuatan keputusan dan keterampilan
penyelesaian masalah.
Kedua, Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan situasional selalu menerapkan
tanggungjawab pengembangan.
Ketiga, Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan situasional memiliki motivasi
pada bawahannya agar tidak tergantung pada orang lain.
Keempat, Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan situasional selalu berperan
aktif dalam membentu pertumbuhan bawahannya.
Untuk memperjelas gambaran tentang gaya kepemimpinan situasional, dapat dilihat
pada diagram kepemimpinan situasional, terlampir.
IV - 27