Dokumen tersebut membahas tentang diagnosis dan penatalaksanaan infeksi pada tulang dan sendi, meliputi osteomielitis akut dan kronis, serta artritis septik. Jenis infeksi, gejala, pemeriksaan, dan pengobatan diskusikan secara rinci untuk masing-masing kondisi.
6. INFEKSI PIOGENIK
Disebabkan oleh
mikroba yang
membentuk nanah
(pyogenic).
Dapat melalui
aliran darah
(haematogenous)
atau invasi
langsung (direct
invasion).
7. Terdiri dari:
Osteomyelitis akut.
Osteomyelitis Sub Akut
Osteomyelitis khronis.
Osteomyelitis post-trauma.
Osteomyelitis post-operatif.
9. OSTEOMYELITIS AKUT
Adalah: infeksi akut
pada tulang dan
sumsum tulang.
Dapat secara
hematogenous atau
direct or contiguous
inoculation
osteomyelitis.
10. INFEKSI HEMATOGENOUS
Biasanya terjadi pada
anak-anak.
Pada orang dewasa: bila
KU yang jelek, debilitas,
adanya penyakit,
pemakaian obat,
immunodifisiensi.
Laki : Perempuan adalah
2 : 1.
1 per 5.000 anak, dan 1
per 1.000 neonatus.
11. BAKTERI PENYEBAB :
Newborn (umur < 4 bulan): S. aureus,
Enterobacter sp, group A dan B
Streptococcus.
Children (4 bln – 4 th): S.aureus, group
A Streptococcus, H. influenza,
Enterobacter sp.
12. BAKTERI PENYEBAB
Adolescents (4 th – belasan tahun):
group A Sterptococcus, H. influenza,
Enterobacter sp.
Adult (dewasa): S. aureus,
Enterobacter sp, Streptococcus sp.
Sickle Cell disease: S. aureus,
Salmonellae sp.
13. PATOGENESIS
Pada metaphyse
tulang panjang.
Aliran darah lambat.
Terbentuk sarang
infeksi, yang
kemudian meluas.
14. PATOGENESIS
Akut Osteomyelitis pada neonatus menyebar ke dalam sendi dan menimbulkan
infeksi sendi dan gangguan pertumbuhan. Pada anak-anak, growth plate
berperan sebagai barrier sehingga infeksi tidak menyebar ke dalam sendi. Pada
tulang yang metafisisnya terletak intrakapsuler maka penyebaran infeksinya
melalui kortek dan langsung masuk ke dalam sendi
15. Ada beberapa proses:
Inflamation.
Suppuration.
Necrosis.
Reactive new bone
formation.
Resolution and
healing.
16. GEJALA KLINIK
Sakit.
Panas badan.
Irritability, lethargy,
toksemia.
Ekstr. bengkak,
sakit, hangat, ROM
sendi menurun.
17. LABORATORIUM
Leukositosis.
Laju Endap Darah (LED) meningkat.
C-reactive protein (CRP) meningkat.
Kultur darah hanya 50% positif.
Aspirasi cairan bisa 70% positif.
18. RADIOLOGIS
Plain foto tidak sensitif
pada phase awal.
Kelainan baru tampak
setelah 2 minggu.
CT dan MRI lebih
sensitif, akan tampak
edema jar. lunak, abses,
saluran infeksi.
Bone scaning: memakai
technetium-99 (99Tc),
lebih sensitif.
25. Radioisotope Scaning
Menggunakan 99 Tc, memperlihatkan aktvitas dari
tulang.
Labelled leucocytes dengan menggunakan 67 Ga-
citrat atau 111 In, lebih spesifik untuk osteomyelitis,
dapat menentukan fokus infeksi yang tersembunyi.
(Apley 1991, Randall King 2002).
27. DD/
Fase Awal:
* Cellulitis
* Rheumatic fever
* Lokal trauma
Stl minggu I
* Eosinophilic granuloma
* Ewing’s sarcoma
* Osteosarcoma
28. PENGOBATAN
Bed rest, analgetika dan antiperetika.
Terapi suportif.
Splinting atau traksi.
Pemberian antibiotika, sesuai dengan kultur
sensitivitas, atau dengan empiric antibiotic
treatment.
Surgery.
29. Empiric antibiotic treatment
Anak < 4 th: H. influenza dan gram negatif: -
cephalosporin generasi II (cefuroxime
atau cephamandole), alternatif amoxycillin
clavulanat.
Umur 4 th – dewasa: S. aureus, group A dan
B strep, H. influenza: - penicillin yang
penicillinase resisten dengan cephalosporin
generasi III. Alternatif: Vancomycin
(clindamycin) dengan cephalo. generasi III.
30. Empiric antibiotic treatment
Antibiotika diberikan secara parenteral
Sesuaikan dengan hasil pemeriksaan
Gram
Ada hasil kultur, segera ganti sesuai
dengan test sensitivitasnya
Ganti dengan antibiotika oral bila GK/ dan
Lab membaik
Antibiotika diberikan selama 4 – 6 minggu
31. Operasi (surgery).
Apabila pemberian antibiotika secara
awal dan sesuai, pembedahan jarang
diperlukan.
Pembedahan dilakukan apabila: adanya
nanah dalam, pyrexia, toxaemia yang
tidak mau membaik setelah pemberian
antibiotika selama 24 – 36 jam.
Dilakukan drilling atau guttering pada
cortex tulang
33. PROGNOSIS
Waktu antara mulainya infeksi dan
mulainya pengobatan.
Efektifitas obat antibakteri pada bakteri
penyebab.
Dosis obat antibakteri.
Lamanya pemberian antibakteri.
34. KOMPLIKASI
Awal :
* Death
* Abscess formation
* Septic arthritis
Lanjut :
* Chronic Osteomyelitis
* Pathologic fracture
* Joint contracture
* Local growth disturbance
35.
36. OSTEOMYELITIS KHRONIS.
Merupakan lanjutan dari osteomyelitis akut
hematogen.
Sering pada osteomyelitis post-trauma, dan
osteomyelitis post-operasi.
Bakteri penyebab merupakan campuran:
S.aureus, E.coli, Strep.pyogenes, proteus,
pseudomonas.
37. GEJALA KLINIS
Gejala akut berkurang atau
kumat-kumatan.
Bisul, sinus keluar nanah.
Sequester keluar.
Kulit kebiruan, tebal,
sikatrik.
Deformitas, fraktur.
40. Laboratorium
Laju Endap darah meningkat.
Titer antistahylococcal antibody: bila
meningkat menunjukkan adanya infeksi
tersembunyi exaserbasi.
Kultur dan sensitivity test cairan atau nanah.
41. Pengobatan
Antibiotika.
Pengobatan lokal.
Operasi.
Adanya sequester.
Absces.
Sinus yang aktif.
Rasa sakit.
Degenerasi ganas.