SlideShare a Scribd company logo
DIAGNOSIS DAN
PENATALAKSANAAN INFEKSI
 PADA TULANG DAN SENDI




Sub-LAB/SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI
        FK UNUD / RSUP SANGLAH
              DENPASAR
InFeKsI
      salah satu jenis
       inflamasi yang
       irritansnya berupa
       mikroba (bakteri,
       virus, atau jamur).

      “pyogenic” atau
       “granulomatous”.
INFEKSI




OSTEOMYELITIS   SEPTIC ARTHRITIS
INFEKSI PIOGENIK
   Disebabkan oleh
    mikroba yang
    membentuk nanah
    (pyogenic).

   Dapat melalui
    aliran darah
    (haematogenous)
    atau invasi
    langsung (direct
    invasion).
Terdiri dari:


   Osteomyelitis akut.
   Osteomyelitis Sub Akut
   Osteomyelitis khronis.
   Osteomyelitis post-trauma.
   Osteomyelitis post-operatif.
OSTEOMYELITIS
    AKUT
OSTEOMYELITIS AKUT
   Adalah: infeksi akut
    pada tulang dan
    sumsum tulang.

   Dapat secara
    hematogenous atau
    direct or contiguous
    inoculation
    osteomyelitis.
INFEKSI HEMATOGENOUS
   Biasanya terjadi pada
    anak-anak.
   Pada orang dewasa: bila
    KU yang jelek, debilitas,
    adanya penyakit,
    pemakaian obat,
    immunodifisiensi.
   Laki : Perempuan adalah
    2 : 1.
   1 per 5.000 anak, dan 1
    per 1.000 neonatus.
BAKTERI PENYEBAB :
   Newborn (umur < 4 bulan): S. aureus,
    Enterobacter sp, group A dan B
    Streptococcus.
   Children (4 bln – 4 th): S.aureus, group
    A Streptococcus, H. influenza,
    Enterobacter sp.
BAKTERI PENYEBAB

   Adolescents (4 th – belasan tahun):
    group A Sterptococcus, H. influenza,
    Enterobacter sp.
   Adult (dewasa): S. aureus,
    Enterobacter sp, Streptococcus sp.
   Sickle Cell disease: S. aureus,
    Salmonellae sp.
PATOGENESIS
        Pada metaphyse
         tulang panjang.
        Aliran darah lambat.
        Terbentuk sarang
         infeksi, yang
         kemudian meluas.
PATOGENESIS




Akut Osteomyelitis pada neonatus menyebar ke dalam sendi dan menimbulkan
     infeksi sendi dan gangguan pertumbuhan. Pada anak-anak, growth plate
 berperan sebagai barrier sehingga infeksi tidak menyebar ke dalam sendi. Pada
   tulang yang metafisisnya terletak intrakapsuler maka penyebaran infeksinya
                melalui kortek dan langsung masuk ke dalam sendi
Ada beberapa proses:

                 Inflamation.
                 Suppuration.
                 Necrosis.
                 Reactive new bone
                  formation.
                 Resolution and
                  healing.
GEJALA KLINIK
   Sakit.
   Panas badan.
   Irritability, lethargy,
    toksemia.
   Ekstr. bengkak,
    sakit, hangat, ROM
    sendi menurun.
LABORATORIUM
   Leukositosis.
   Laju Endap Darah (LED) meningkat.
   C-reactive protein (CRP) meningkat.
   Kultur darah hanya 50% positif.
   Aspirasi cairan bisa 70% positif.
RADIOLOGIS
   Plain foto tidak sensitif
    pada phase awal.
    Kelainan baru tampak
    setelah 2 minggu.
   CT dan MRI lebih
    sensitif, akan tampak
    edema jar. lunak, abses,
    saluran infeksi.
   Bone scaning: memakai
    technetium-99 (99Tc),
    lebih sensitif.
RADIOLOGIS
RADIOLOGIS
RADIOLOGIS PADA NEONATUS
Pemeriksaan CT dan MRI
   Bisa ditentukan dengan jelas:
          luasnya kerusakan tulang.
          Reaksi oedema.
          Abses tersembunyi.
          Sequester.
          Involucrum.
RADIOLOGIS
MRI
Radioisotope Scaning
   Menggunakan 99 Tc, memperlihatkan aktvitas dari
    tulang.
   Labelled leucocytes dengan menggunakan 67 Ga-
    citrat atau 111 In, lebih spesifik untuk osteomyelitis,
    dapat menentukan fokus infeksi yang tersembunyi.

                      (Apley 1991, Randall King 2002).
RADIOLOGIS
DD/
   Fase Awal:
    * Cellulitis
    * Rheumatic fever
    * Lokal trauma
   Stl minggu I
    * Eosinophilic granuloma
    * Ewing’s sarcoma
    * Osteosarcoma
PENGOBATAN
   Bed rest, analgetika dan antiperetika.
   Terapi suportif.
   Splinting atau traksi.
   Pemberian antibiotika, sesuai dengan kultur
    sensitivitas, atau dengan empiric antibiotic
    treatment.
   Surgery.
Empiric antibiotic treatment
   Anak < 4 th: H. influenza dan gram negatif: -
     cephalosporin generasi II (cefuroxime
    atau cephamandole), alternatif amoxycillin
    clavulanat.
   Umur 4 th – dewasa: S. aureus, group A dan
    B strep, H. influenza: - penicillin yang
    penicillinase resisten dengan cephalosporin
    generasi III. Alternatif: Vancomycin
    (clindamycin) dengan cephalo. generasi III.
Empiric antibiotic treatment
   Antibiotika diberikan secara parenteral
   Sesuaikan dengan hasil pemeriksaan
    Gram
   Ada hasil kultur, segera ganti sesuai
    dengan test sensitivitasnya
   Ganti dengan antibiotika oral bila GK/ dan
    Lab membaik
   Antibiotika diberikan selama 4 – 6 minggu
Operasi (surgery).
   Apabila pemberian antibiotika secara
    awal dan sesuai, pembedahan jarang
    diperlukan.
   Pembedahan dilakukan apabila: adanya
    nanah dalam, pyrexia, toxaemia yang
    tidak mau membaik setelah pemberian
    antibiotika selama 24 – 36 jam.
   Dilakukan drilling atau guttering pada
    cortex tulang
OPERASI
PROGNOSIS
   Waktu antara mulainya infeksi dan
    mulainya pengobatan.
   Efektifitas obat antibakteri pada bakteri
    penyebab.
   Dosis obat antibakteri.
   Lamanya pemberian antibakteri.
KOMPLIKASI
 Awal :
  * Death
  * Abscess formation
  * Septic arthritis
 Lanjut :

  * Chronic Osteomyelitis
  * Pathologic fracture
  * Joint contracture
  * Local growth disturbance
OSTEOMYELITIS KHRONIS.
   Merupakan lanjutan dari osteomyelitis akut
    hematogen.
   Sering pada osteomyelitis post-trauma, dan
    osteomyelitis post-operasi.
   Bakteri penyebab merupakan campuran:
    S.aureus, E.coli, Strep.pyogenes, proteus,
    pseudomonas.
GEJALA KLINIS
   Gejala akut berkurang atau
    kumat-kumatan.
   Bisul, sinus keluar nanah.
   Sequester keluar.
   Kulit kebiruan, tebal,
    sikatrik.
   Deformitas, fraktur.
RADIOLOGIS
   Rarefaction sampai
    destruksi tulang.
   Sequester.
   Involucrum.
   Cloaca.
RADIOLOGIS
Laboratorium
   Laju Endap darah meningkat.
   Titer antistahylococcal antibody: bila
    meningkat menunjukkan adanya infeksi
    tersembunyi  exaserbasi.
   Kultur dan sensitivity test cairan atau nanah.
Pengobatan
   Antibiotika.
   Pengobatan lokal.
   Operasi.
     Adanya sequester.
     Absces.
     Sinus yang aktif.
     Rasa sakit.
     Degenerasi ganas.
TERAPI
PENGOBATAN
SEPTIC ARTHRITIS
SEPTIK ARTHRITIS
   Bila bakteri masuk ke
    dalan sendi sinovial
   Biasanya pd sendi
    panggul dan siku
Etiologi
 Anak-anak :
  Invasi langsung  S.aureus
  Aliran darah  Strepto, Pneumococ.
 Dewasa :

  Aliran darah  Staph, Pneumo dan
  Gonococcus
Patologi

   Terbentuk Pannus  hambat nutrisi
    cartilage dari cairan sendi
   Inflamasi synovial membrane
   Pembentukan pus
   Peregangan capsul pathologic
    dislocation
   Avascular necrosis
   Degenerative joint disease
   Fibrous/bony ankilosis
Gejala Klinis
   BAYI :
    - Irritable
    - Tdk mau gerakkan tungkai yg sakit
    - Nyeri tekan
    - ROM terbatas
    - Febris
    - Lekositosis
   ANAK DAN DEWASA N:
    - Febris
    - Nyeri & nyeri tekan
    - Spasme otot
    - Teraba efusi
    - Lekositosis & LED meningkat
    * X-ray : narrowing joint space
             patologic subluc/disloc
TERAPI
   Antibiotika
   Infus dan analgetik
   Surgery  arthrotomi
   Dislokasi  reposisi & imobilisasi pada
    stable position
   Dislokasi (-)  imobilisasi (-)
PROGNOSIS
   Tgt pd 4 hal penting
     sama dng AHO
KOMPLIKASI
 AWAL
  - Death
  - Destruction of Cartilage
  - Pathologic dislocation
  - Avascular necrosis
 LANJUT

  - Deg. Joint disease
  - Permanent dislocation
  - Fibrous/bony ankylosis
Infection of bone and joint

More Related Content

What's hot

Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tbAep Aldares
 
Makalah osteomalasitis
Makalah osteomalasitisMakalah osteomalasitis
Makalah osteomalasitisKANDA IZUL
 
Askep multipel fraktur
Askep multipel frakturAskep multipel fraktur
Askep multipel frakturf' yagami
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
Riesti Roiito
 
Arthritis sepsis
Arthritis sepsisArthritis sepsis
Arthritis sepsis
mutisav
 
Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4
Rini Wahyuni
 
lapsus abses.pptx
lapsus abses.pptxlapsus abses.pptx
lapsus abses.pptx
AuliaDwiJuanita
 
Herpes zoster
Herpes zosterHerpes zoster
Herpes zoster
Usqi Krizdiana
 
Striktur uretra
Striktur uretraStriktur uretra
Striktur uretrasatyawulan
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
fikri asyura
 
Tetanus dan gas gangren
Tetanus dan gas gangrenTetanus dan gas gangren
Tetanus dan gas gangren
fikri asyura
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
fikri asyura
 
Presentasi kasus klinis
Presentasi kasus klinisPresentasi kasus klinis
Presentasi kasus klinisAgus Maulana
 

What's hot (20)

Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep tetanus
Askep tetanusAskep tetanus
Askep tetanus
 
Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tb
 
Makalah osteomalasitis
Makalah osteomalasitisMakalah osteomalasitis
Makalah osteomalasitis
 
Makalah 12
Makalah 12Makalah 12
Makalah 12
 
Askep multipel fraktur
Askep multipel frakturAskep multipel fraktur
Askep multipel fraktur
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
 
Jjjj
JjjjJjjj
Jjjj
 
Arthritis sepsis
Arthritis sepsisArthritis sepsis
Arthritis sepsis
 
Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4
 
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
 
lapsus abses.pptx
lapsus abses.pptxlapsus abses.pptx
lapsus abses.pptx
 
Herpes zoster
Herpes zosterHerpes zoster
Herpes zoster
 
Keratitis anja AKPER PEMKAB MUNA
Keratitis anja AKPER PEMKAB MUNAKeratitis anja AKPER PEMKAB MUNA
Keratitis anja AKPER PEMKAB MUNA
 
Striktur uretra
Striktur uretraStriktur uretra
Striktur uretra
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Tetanus dan gas gangren
Tetanus dan gas gangrenTetanus dan gas gangren
Tetanus dan gas gangren
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
striktur uretra
striktur uretrastriktur uretra
striktur uretra
 
Presentasi kasus klinis
Presentasi kasus klinisPresentasi kasus klinis
Presentasi kasus klinis
 

Similar to Infection of bone and joint

dokumen.tips_ppt-osteomielitis-560711ac493b9.ppt
dokumen.tips_ppt-osteomielitis-560711ac493b9.pptdokumen.tips_ppt-osteomielitis-560711ac493b9.ppt
dokumen.tips_ppt-osteomielitis-560711ac493b9.ppt
HartomoBenx
 
Skenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Skenario 3 Blok 8 Infeksi DentomaskilofasialSkenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Skenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Ferdiana Agustin
 
Tambahan - Infection OT.ppt
Tambahan - Infection OT.pptTambahan - Infection OT.ppt
Tambahan - Infection OT.ppt
LanggeswariVellagom1
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatNovi Vie Opie
 
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Konsep penularan infeksi
Konsep  penularan infeksiKonsep  penularan infeksi
Konsep penularan infeksi
IstiKhomariah
 
limping child.pptx
limping child.pptxlimping child.pptx
limping child.pptx
blumedia1
 
Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tbAep Aldares
 
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisAcute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Caninus Unlam
 
Malaria, Leptospirosis, dan Toxoplasma.pptx
Malaria, Leptospirosis, dan Toxoplasma.pptxMalaria, Leptospirosis, dan Toxoplasma.pptx
Malaria, Leptospirosis, dan Toxoplasma.pptx
Faishal39
 
Herpes zoster dan nyeri pasca herpes by dr prasna
Herpes zoster dan nyeri pasca herpes by dr  prasnaHerpes zoster dan nyeri pasca herpes by dr  prasna
Herpes zoster dan nyeri pasca herpes by dr prasna
Suharti Wairagya
 
ASKEP APPENDISITIS KELOMPOK 6.pptx
ASKEP APPENDISITIS KELOMPOK 6.pptxASKEP APPENDISITIS KELOMPOK 6.pptx
ASKEP APPENDISITIS KELOMPOK 6.pptx
janghyun4
 

Similar to Infection of bone and joint (20)

Surgical nursing iv 2
Surgical nursing iv 2Surgical nursing iv 2
Surgical nursing iv 2
 
dokumen.tips_ppt-osteomielitis-560711ac493b9.ppt
dokumen.tips_ppt-osteomielitis-560711ac493b9.pptdokumen.tips_ppt-osteomielitis-560711ac493b9.ppt
dokumen.tips_ppt-osteomielitis-560711ac493b9.ppt
 
Skenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Skenario 3 Blok 8 Infeksi DentomaskilofasialSkenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Skenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
 
Tambahan - Infection OT.ppt
Tambahan - Infection OT.pptTambahan - Infection OT.ppt
Tambahan - Infection OT.ppt
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA
Yataba askep osteomilitis dan borsistis AKPER PEMKAB MUNA
 
Konsep penularan infeksi
Konsep  penularan infeksiKonsep  penularan infeksi
Konsep penularan infeksi
 
limping child.pptx
limping child.pptxlimping child.pptx
limping child.pptx
 
Askep all
Askep allAskep all
Askep all
 
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Etiologi isk
Etiologi iskEtiologi isk
Etiologi isk
 
Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tb
 
Etiologi isk
Etiologi iskEtiologi isk
Etiologi isk
 
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisAcute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
 
Yataba askep osteomilitis dan borsistis
Yataba askep osteomilitis dan borsistisYataba askep osteomilitis dan borsistis
Yataba askep osteomilitis dan borsistis
 
Malaria, Leptospirosis, dan Toxoplasma.pptx
Malaria, Leptospirosis, dan Toxoplasma.pptxMalaria, Leptospirosis, dan Toxoplasma.pptx
Malaria, Leptospirosis, dan Toxoplasma.pptx
 
Bisul AKPER PEMKAB MUNA
Bisul AKPER PEMKAB MUNA Bisul AKPER PEMKAB MUNA
Bisul AKPER PEMKAB MUNA
 
Herpes zoster dan nyeri pasca herpes by dr prasna
Herpes zoster dan nyeri pasca herpes by dr  prasnaHerpes zoster dan nyeri pasca herpes by dr  prasna
Herpes zoster dan nyeri pasca herpes by dr prasna
 
ASKEP APPENDISITIS KELOMPOK 6.pptx
ASKEP APPENDISITIS KELOMPOK 6.pptxASKEP APPENDISITIS KELOMPOK 6.pptx
ASKEP APPENDISITIS KELOMPOK 6.pptx
 

Recently uploaded

PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 

Recently uploaded (20)

PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 

Infection of bone and joint

  • 1. DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN INFEKSI PADA TULANG DAN SENDI Sub-LAB/SMF ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI FK UNUD / RSUP SANGLAH DENPASAR
  • 2.
  • 3.
  • 4. InFeKsI  salah satu jenis inflamasi yang irritansnya berupa mikroba (bakteri, virus, atau jamur).  “pyogenic” atau “granulomatous”.
  • 5. INFEKSI OSTEOMYELITIS SEPTIC ARTHRITIS
  • 6. INFEKSI PIOGENIK  Disebabkan oleh mikroba yang membentuk nanah (pyogenic).  Dapat melalui aliran darah (haematogenous) atau invasi langsung (direct invasion).
  • 7. Terdiri dari:  Osteomyelitis akut.  Osteomyelitis Sub Akut  Osteomyelitis khronis.  Osteomyelitis post-trauma.  Osteomyelitis post-operatif.
  • 9. OSTEOMYELITIS AKUT  Adalah: infeksi akut pada tulang dan sumsum tulang.  Dapat secara hematogenous atau direct or contiguous inoculation osteomyelitis.
  • 10. INFEKSI HEMATOGENOUS  Biasanya terjadi pada anak-anak.  Pada orang dewasa: bila KU yang jelek, debilitas, adanya penyakit, pemakaian obat, immunodifisiensi.  Laki : Perempuan adalah 2 : 1.  1 per 5.000 anak, dan 1 per 1.000 neonatus.
  • 11. BAKTERI PENYEBAB :  Newborn (umur < 4 bulan): S. aureus, Enterobacter sp, group A dan B Streptococcus.  Children (4 bln – 4 th): S.aureus, group A Streptococcus, H. influenza, Enterobacter sp.
  • 12. BAKTERI PENYEBAB  Adolescents (4 th – belasan tahun): group A Sterptococcus, H. influenza, Enterobacter sp.  Adult (dewasa): S. aureus, Enterobacter sp, Streptococcus sp.  Sickle Cell disease: S. aureus, Salmonellae sp.
  • 13. PATOGENESIS  Pada metaphyse tulang panjang.  Aliran darah lambat.  Terbentuk sarang infeksi, yang kemudian meluas.
  • 14. PATOGENESIS Akut Osteomyelitis pada neonatus menyebar ke dalam sendi dan menimbulkan infeksi sendi dan gangguan pertumbuhan. Pada anak-anak, growth plate berperan sebagai barrier sehingga infeksi tidak menyebar ke dalam sendi. Pada tulang yang metafisisnya terletak intrakapsuler maka penyebaran infeksinya melalui kortek dan langsung masuk ke dalam sendi
  • 15. Ada beberapa proses:  Inflamation.  Suppuration.  Necrosis.  Reactive new bone formation.  Resolution and healing.
  • 16. GEJALA KLINIK  Sakit.  Panas badan.  Irritability, lethargy, toksemia.  Ekstr. bengkak, sakit, hangat, ROM sendi menurun.
  • 17. LABORATORIUM  Leukositosis.  Laju Endap Darah (LED) meningkat.  C-reactive protein (CRP) meningkat.  Kultur darah hanya 50% positif.  Aspirasi cairan bisa 70% positif.
  • 18. RADIOLOGIS  Plain foto tidak sensitif pada phase awal. Kelainan baru tampak setelah 2 minggu.  CT dan MRI lebih sensitif, akan tampak edema jar. lunak, abses, saluran infeksi.  Bone scaning: memakai technetium-99 (99Tc), lebih sensitif.
  • 22. Pemeriksaan CT dan MRI  Bisa ditentukan dengan jelas:  luasnya kerusakan tulang.  Reaksi oedema.  Abses tersembunyi.  Sequester.  Involucrum.
  • 24. MRI
  • 25. Radioisotope Scaning  Menggunakan 99 Tc, memperlihatkan aktvitas dari tulang.  Labelled leucocytes dengan menggunakan 67 Ga- citrat atau 111 In, lebih spesifik untuk osteomyelitis, dapat menentukan fokus infeksi yang tersembunyi. (Apley 1991, Randall King 2002).
  • 27. DD/  Fase Awal: * Cellulitis * Rheumatic fever * Lokal trauma  Stl minggu I * Eosinophilic granuloma * Ewing’s sarcoma * Osteosarcoma
  • 28. PENGOBATAN  Bed rest, analgetika dan antiperetika.  Terapi suportif.  Splinting atau traksi.  Pemberian antibiotika, sesuai dengan kultur sensitivitas, atau dengan empiric antibiotic treatment.  Surgery.
  • 29. Empiric antibiotic treatment  Anak < 4 th: H. influenza dan gram negatif: -  cephalosporin generasi II (cefuroxime atau cephamandole), alternatif amoxycillin clavulanat.  Umur 4 th – dewasa: S. aureus, group A dan B strep, H. influenza: - penicillin yang penicillinase resisten dengan cephalosporin generasi III. Alternatif: Vancomycin (clindamycin) dengan cephalo. generasi III.
  • 30. Empiric antibiotic treatment  Antibiotika diberikan secara parenteral  Sesuaikan dengan hasil pemeriksaan Gram  Ada hasil kultur, segera ganti sesuai dengan test sensitivitasnya  Ganti dengan antibiotika oral bila GK/ dan Lab membaik  Antibiotika diberikan selama 4 – 6 minggu
  • 31. Operasi (surgery).  Apabila pemberian antibiotika secara awal dan sesuai, pembedahan jarang diperlukan.  Pembedahan dilakukan apabila: adanya nanah dalam, pyrexia, toxaemia yang tidak mau membaik setelah pemberian antibiotika selama 24 – 36 jam.  Dilakukan drilling atau guttering pada cortex tulang
  • 33. PROGNOSIS  Waktu antara mulainya infeksi dan mulainya pengobatan.  Efektifitas obat antibakteri pada bakteri penyebab.  Dosis obat antibakteri.  Lamanya pemberian antibakteri.
  • 34. KOMPLIKASI  Awal : * Death * Abscess formation * Septic arthritis  Lanjut : * Chronic Osteomyelitis * Pathologic fracture * Joint contracture * Local growth disturbance
  • 35.
  • 36. OSTEOMYELITIS KHRONIS.  Merupakan lanjutan dari osteomyelitis akut hematogen.  Sering pada osteomyelitis post-trauma, dan osteomyelitis post-operasi.  Bakteri penyebab merupakan campuran: S.aureus, E.coli, Strep.pyogenes, proteus, pseudomonas.
  • 37. GEJALA KLINIS  Gejala akut berkurang atau kumat-kumatan.  Bisul, sinus keluar nanah.  Sequester keluar.  Kulit kebiruan, tebal, sikatrik.  Deformitas, fraktur.
  • 38. RADIOLOGIS  Rarefaction sampai destruksi tulang.  Sequester.  Involucrum.  Cloaca.
  • 40. Laboratorium  Laju Endap darah meningkat.  Titer antistahylococcal antibody: bila meningkat menunjukkan adanya infeksi tersembunyi  exaserbasi.  Kultur dan sensitivity test cairan atau nanah.
  • 41. Pengobatan  Antibiotika.  Pengobatan lokal.  Operasi.  Adanya sequester.  Absces.  Sinus yang aktif.  Rasa sakit.  Degenerasi ganas.
  • 45. SEPTIK ARTHRITIS  Bila bakteri masuk ke dalan sendi sinovial  Biasanya pd sendi panggul dan siku
  • 46. Etiologi  Anak-anak : Invasi langsung  S.aureus Aliran darah  Strepto, Pneumococ.  Dewasa : Aliran darah  Staph, Pneumo dan Gonococcus
  • 47. Patologi  Terbentuk Pannus  hambat nutrisi cartilage dari cairan sendi  Inflamasi synovial membrane  Pembentukan pus  Peregangan capsul pathologic dislocation  Avascular necrosis  Degenerative joint disease  Fibrous/bony ankilosis
  • 48. Gejala Klinis  BAYI : - Irritable - Tdk mau gerakkan tungkai yg sakit - Nyeri tekan - ROM terbatas - Febris - Lekositosis
  • 49. ANAK DAN DEWASA N: - Febris - Nyeri & nyeri tekan - Spasme otot - Teraba efusi - Lekositosis & LED meningkat * X-ray : narrowing joint space patologic subluc/disloc
  • 50. TERAPI  Antibiotika  Infus dan analgetik  Surgery  arthrotomi  Dislokasi  reposisi & imobilisasi pada stable position  Dislokasi (-)  imobilisasi (-)
  • 51. PROGNOSIS  Tgt pd 4 hal penting  sama dng AHO
  • 52. KOMPLIKASI  AWAL - Death - Destruction of Cartilage - Pathologic dislocation - Avascular necrosis  LANJUT - Deg. Joint disease - Permanent dislocation - Fibrous/bony ankylosis