1. Presentasi kasus medis tentang pasien wanita berusia 66 tahun dengan diagnosis herpes zoster yang ditandai dengan benjolan kecil berisi cairan di dada dan punggung kanan disertai nyeri dan panas. 2. Pemeriksaan fisik menunjukkan lesi khas herpes zoster sesuai dermatomal di area tersebut. 3. Pasien diberi terapi antivirus, analgesik, dan kortikosteroid untuk mengurangi nyeri dan mencegah komplikasi.
2. Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 66 tahun
Status : ASKES
Agama : Islam
Suku : Jawa
Bangsal/Ruang : Nusa Indah
Tgl masuk : 5 Februari 2013 (jam 10.30 WIB)
3. Anamnesis
• KU: benjolan kecil-kecil berisi cairan di dada sampai
punggung kanan
• RPS: Os mengeluh muncul benjolan sejak 2 HRSMRS,
benjolan kecil-kecil berisi cairan di dada sampai punggung
kanan. Ada yang pecah dan mengering. Nyeri(+), terasa
panas, dan perih kl terkena kain baju, gatal (-). Sebelumnya
± 3 HRSMRS Os mendadak demam tinggi, pusing, nyeri
dipersendian dan terasa gatal di di dada. Saat datang di RS
Demam(-), pusing(-), mual(-), nyeri dipersendian(-), badan
terasa lemes, makan/minum baik, BAB/BAK tak dikeluhkan.
4. • RPD:
– Riw mondok di rs (-)
– Riw HT/DM (-)
– Riw Alergi obat (-)
– Riw operasi (-)
• RPK:
– Riw penyakit serupa (+) pada pembantunya.
6. Pemeriksaan Fisik
KU : sedang, compos mentis, tidak tampak kesakitan, kesan gizi cukup
VS TD : 100/ 80mmHg, posisi tidur, manset di lengan kan N : 84
x/menit, irama teratur, isi dan tekanan cukup R : 24 x/menit, irama
teratur, tipe pernapasan thorakoabdominal
T° : 36,2°C, suhu aksila
Kepala Insp. : CA(-/-), SI (-/-), mata cekung (-/-), stomatitis (-)
Leher Insp. : JVP tak meningkat
Palp. : limfonodi tidak teraba
Thorax Pulmo Insp. : simetris, KG (-), retraksi (-)
Palp. : taktil fremitus kanan = kiri
Perk. : sonor +/+ (N)
Ausk. : vesikuler +/+ N
Cor Insp. : IC terlihat di SIC VI LMCS
Palp. : IC teraba di SIC VI LMCS
Perk. : kardiomegali (-)
Ausk. : S1-2 murni reguler, bising (-)
8. UKK
vesikel bergerombol monomorfik dengan dasar
eritem dari dada sampai punggung kanan sesuai
distribusi dermatomal, berisi cairan jernih,
kemudian dapat menjadi pustula dan krustosa
dengan lokalisasi unilateral.
10. Tanggal/
Jam
Keluhan Diagnosis Terapi Hasil
6/02/13
Pukul:
07.30
Nyeri dari dada sampai
punggung kanan,
terutama bila terkena
kain baju. Badan lemas
Herpes Zoster • Aciclovir tab 5 x 800mg
• Aciclovir cream 2 x ue
• Gabexal (gabapentin) 1
x 100mg
• Prednison 3 x 20mg
• Neurodex 1 x 1 tab
-Lab darah rutin:
• Hb : 11,4 g/dL
• AL : 6,300 /mmk
• AT : 238,000 /mmk
• Hct : 34,1%
7/02/13
Pukul
07.30
Nyeri (+) tidak
berkurang, badan
lemas (-), pusing (-),
mual (-)
Herpes Zoster • Aciclovir tab 5 x 800mg
• Aciclovir cream 2 x ue
• Gabexal (gabapentin) 1
x 100mg
• Prednison 3 x 20mg
• Neurodex 1 x 1 tab
• Tramadol 1 x 50mg
Pasien minta APS (krn
di rumah sdh ada
yang merawat)
13. DIAGNOSIS:
• Anamnesis : demam dan nyeri lokal pada dermatom
saraf mendahului atau bersamaan dengan timbulnya
lesi. Nyeri bisa ringan, sampai berat, bersifat tajam,
membakar,atau tumpul.
• UKK : vesikel bergerombol monomorfik dengan dasar
eritem dan edem sesuai distribusi dermatomal berisi
cairan jernih, kemudian mengeruh dapat menjadi
pustula dan krustosa dengan lokalisasi unilateral,
paling sering mengenai saraf torakal, lumbal, sacral,
dan oftalmik. Bisa terdapat limfadenopati lokal.
• Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan Tzanck
14. DIAGNOSIS BANDNG:
• Herpes simpleks : distribusi lesi tidak sesuai
dengan dermatomal
• Varicella : lesi menyebar sentrifugal, selalu
disertai demam
• Impetigo vesikobullosa : lebih sering pada anak-
anak, distribusinya tidak sesuai dengan
dermatomal
15. TERAPI:
• Bedrest dan tingkatkan ketahanan tubuh dengan vitamin C dosis tinggi 2x500 mg
• Untuk neuralgianya diberikan analgesik , menurut FDA, obat pertama yang dapat diterima
untuk nyeri neuropatik pada neuropati perifer diabetik dan neuralgia paska herpetic ialah
pregabalin.Obat tersebut lebih baik daripada obat gaba yang analog yaitu gabapentin, karena
efek sampingnya lebih sedikit, lebih poten (2 – 4 kali), kerjanya lebih cepat, serta pengaturan
dosisnya lebih sederhana.Dosis awal 2 x 75 mg sehari, setelah 3 – 7 hari bila responnya
kurang dapat dinaikkan menjadi 2 x 150 mg sehari. Dosis maksimum 600 g sehari.
• Pencegahan nyeri paska herpetik dilakukan selama fase eruptif dan terutama diberikan pada
orang lanjut usia (di atas 40 tahun) dengan kortikosteroid seperti prednison 40 mg/hari
selama 5 hari, kemudian ditaper dengan prednison 20 mg/hari selama 5 hari, dan dilanjutkan
dengan prednison 10 mg/hari selama 5 hari
• Untuk orang immunocompromissed, diberikan antivirus seperti Asiklovir 5x800 mg/hari,
Valasiklovir 3x1000 mg/hari, diberikan selama 7 hari. Namun sekarang ini diberikan rutin pada
penderita herpes zoster yang immunocompetent untuk mempercepat penyembuhan.
• Untuk menghindari terjadinya infeksi sekunder, jaga supaya vesikel tidak pecah dengan
menaburkan shake lotion atau talk salisil 2% diberikan dalam 3 hari pertama setelah lesi
muncul. Untul lesi yang erosif dapat diberikan kompres terbuka dengan air hangat atau
dengan antiseptik, sedangkan pada lesi yang ulseratif diberikan antibiotik salep seperti
kloramfenikol 2%
16. PENCEGAHAN
• Vaksin Zostavax℗ : strain
hidup yang dilemahkan dari
VVZ. Berhubungan dengan
Varivax℗, tetapi diperkirakan
14 kali lebih terkonsentrasi.
Telah disetujui oleh FDA
untuk pasien > 60 tahun
tanpa riwayat penyakit
herpes zoster sebelumnya.
Zostavax telah diketahui
untuk mengurangi penyakit
herpes zoster dan neuralgia
paska herpes. http://www.medscape.com/viewarticle/735609
17. Daftar Pustaka
• Siregar, R.S. 2003. Herpes Zoster dalam Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2.
Jakarta: EGC. Hal 84-6
• Handoko, P. Ronny. Penyakit Virus dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 6. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 110-2
• Eastern JS, Elston DM. Herpes Zoster. [ Cited 8 Juni 2012. Updated 11 mei 2011].
Available from http://emedicine.medscape.com/article/1132465) Diunduh tanggal 15
April 2013. Pukul 20.30 WIB.
• Lubis, Ramona Dumasari. Varicella dan Herpes Zoster. USU e-Respiratory. 2009. Diunduh
tanggal 15 April 2013 pukul 20.00 WIB.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16560/3/Chapter%20II.pdf
• Hunter, John dkk. Clincal Dermatology. Third Edition. 2003. Denmark: Blackwell
Publishing.
• RH, Dworkin dkk. Recommendation for the management of herpes zoster. Clin Infect
Dis 2007 Jan. National Guideline Clearinghouse. Avalable
http://guideline.gov/content.aspx?id=10222.