SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Hemofilia
Referensi: PNPK Hemofilia, WFH Guidelines, PPK IKA RSCM
Latar Belakang
• Hemofilia adalah gangguan pembekuan darah herediter yang
diturunkan secara X-linked recessive.
• Hemofilia A : defisiensi faktor VIII
• Hemofilia B : defisiensi faktor IX
• Insidens:
• Diperkirakan 400.000 penderita hemofilia di seluruh dunia
• Hemofilia A  1:5.000–10.000 kelahiran bayi lelaki
• Hemofilia B  1:30.000 lelaki.
• Di Indonesia
• 2098 kasus (data HMHI tahun 2018)
Haemostasis
depends upon
Platelet numbers &
function
Coagulation factors
& natural
anticoagulants
Blood vessel structure
& function; endothelial
cell function
Source: Campbell Sally E, Paula H.B. Congenital and acquired bleeding disorders in infancy.
Source: https://www.wfh.org/en/page.aspx?pid=492
Source: https://www.wfh.org/en/page.aspx?pid=492
www.irvingcrowley.com
8
Genetik dan Penurunan Penyakit
• Hemofilia A dan B diturunkan secara X–linked
resesif.1–3
• Dua tipe pembawa sifat yaitu obligate carrier
(hampir pasti pembawa sifat) dan possible carrier
(mungkin pembawa sifat)
• Untuk memastikan diagnosis ibu sebagai pembawa
sifat, diperlukan pemeriksaan kadar FVIII dan
pemeriksaan genetik.1.9
Gambar 3.1. Pola penurunan hemofilia
Gambar dikutip dari: www.hemophiliafed.org
1Montgomery, Gill, Scott. Hemophilia and von Willebrand disease; 2003. p. 1631–69.
2Friedman, Rodgers. Inherited coagulation disorders. 2004. p. 1620–7.
3Gatot D, Moeslichan MZ. Gangguan pembekuan darah yang diturunkan : hemofilia. 2005. p. 174–6.
9Srivastava et al. WFH Guidelines for the Management of Hemophilia, 3rd edition. Haemophilia. 2020.
Diagnosis
Tidak
Ya
Hemofilia B
Hemofilia A
Riwayat
keluarga
Diagnosis
hemofilia A/B
<1 %: Berat
Tidak ada***
1-5 %: Sedang
>5 -40 %: Ringan
Pemberian faktor VIII sesuai
perdarahan organ target
Th/ Konsentrat
FVIII atau
Cryoprecipitate
(jika konsentrat
tidak tersedia)
Th/ Konsentrat
FIX atau FFP
(jika konsentrat
tidak tersedia)
Kadar aktivitas FVIII dan FIX tersedia?**
Klinis curiga
hemofilia
DPL normal, PT normal,
APTT memanjang (>1,5 x N)
Anamnesis:
- laki-laki
- mudah memar sejak bayi
- nyeri/bengkak sendi
- riwayat delayed bleeding
spontan/ pasca trauma /
prosedur medis
- riwayat keluarga
- ibu obligat karier
Pemeriksaan fisis:
hemarthrosis, hematoma,
perdarahan otot/jarigan
lunak, perdarahan
intrakranial
Life threatening (perdarahan
intrakranial, sal cerna/sal
napas)  pucat, syok, sesak
napas, dan/atau penurunan
kesadaran
**Pemeriksaan FVIII
dilakukan lebih
dahulu, jika normal
maka dilakukan
pemeriksan FIX,
kecuali jika terdapat
riwayat keluarga
hemofilia B
***Sesuai data
epidemiologi
bahwa 80-85%
kasus hemofilia
adalah hemofilia A
Kondisi emergensi: pasien
perdarahan berat curiga
hemofilia yang tidak
dapat diperiksakan faktor
assay terapi sebagai
hemofilia A  pantau 24-
48 jam jika tidak ada
perbaikan pikirkan
diagnosis lain  sambil
dilakukan pengiriman
mixing study/factor assay
28Kershaw G, Orellana D. Mixing tests: diagnostic aides in the investigation of
prolonged prothrombin times and activated partial thromboplastin times.
Semin Thromb Hemost. 2013;39:283–90.
Kriteria diagnosis dan diagnosis banding
• Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan
kadar aktivitas faktor VIII atau IX9
Klasifikasi Aktivitas FVIII/FIX Perdarahan
Berat <1% (<1 U/dL) Hemartrosis spontan, terjadi 1-2
kali seminggu
Sedang 1-5% (1-5 U/dL) Hemartrosis atau perdarahan
akibat trauma ringan/spontan lebih
jarang terjadi, yaitu sekitar 1 kali
sebulan
Ringan >5-40% (5-40
U/dL)
Akibat trauma yang lebih
berat/pasca tindakan medik, sangat
jarang hemartrosis spontan
Tabel 3.2 Klasifikasi derajat keparahan hemofilia9
Diagnosis Banding
• Defisiensi faktor XI,
XIII
• Penyakit von
Willebrand
• Kelainan fibrinogen
• Kelainan fungsi
trombosit
9Srivastava et al. WFH Guidelines for the Management of Hemophilia, 3rd edition. Haemophilia. 2020
Pemeriksaan Laboratorium
Pasien baru +
klinis perdarahan
Skrining hemostasis
(hitung trombosit,
BT, PT, aPTT)29
CT digunakan apabila
aPTT tidak tersedia
(LoE 4) 31
Pemanjangan APTT?
Ya
Tidak
Mixing
study
perbaikan
Tidak
perbaikan
Defisiensi faktor
pembekuan
inhibitor faktor
koagulasi /
gangguan pada jalur
koagulasi
Kemungkinan
penyebab
PT APTT BT Jumlah
trombosit
Normal Normal Normal Normal Normal
Hemofilia A
atau B
Normal Memanjang Normal Normal
Penyakit von
Willebrand
Normal Normal
atau
memanjang
Normal atau
memanjang
Normal atau
rendah
29Sarnaik A, Kamat D, Kannikeswaran N. Diagnosis and management of bleeding disorder in a child. Clin Pediatr (Phila). 2010;49:422–31.
31 Merskey C. The Laboratory Diagnosis of Haemophilia. J Clin Pathol. 1950;3:301–20.
Pemeriksaan Radiologis
X-Ray MRI CT
USG
Diagnosis Awal
Evaluasi beratnya
kerusakan
sendi/tulang36 (skor
Pettersson, klasifikasi
Arnold-Hilgartner37)
Evaluasi jangka panjang
Deteksi perdarahan
intrakranial
GOLD STANDARD
Evaluasi derajat
atropati hemofilik
Deteksi dan evaluasi:
•Synovitis
•kerusakan tulang
rawan sendi
•perdarahan
sendi/otot
•perdarahan
intraabdomen
(-)
- Mahal
- memakan waktu
- Sulit dilakukan
pada anak-anak
ALTERNATIF MRI  USG
(HEAD US SCORE)* *Haemophilia Early Arthropathy Detection with Ultrasound
Luaran Muskuloskeletal
Klinis
•Fungsi dan struktur sendi
• Gilbert (WFH)
• Hemophillia Joint Health
Score (HJHS)
Aktivitas dan kemandirian
• Haemophilia Activities List (HAL)
Evaluasi kemampuan fungsional
• Functional Independence Score in
Haemophilia (FISH)
Kualitas hidup
• HaemoQoL
Radiologis
X-Ray
USG
MRI
Prinsip
tata
laksana
Mencegah
perdarahan
Pemberian
faktor
pembekuan
sesuai dosis
Tata laksana
sedini mungkin
Peningkatan
pemahaman
pasien terkait
tanda dan gejala
Pertolongan
pertama
Home
therapy
Comprehensive
care
Hindari pencetus
perdarahan
(aktivitas
fisik/obat-obatan)
Pikirkan
inhibitor jika
tidak membaik
setelah tata
laksana
Rekomendasi target kadar faktor VIII/IX plasma dan lama pemberian
Dikutip dengan modifikasi.24
F VIII (Unit) = BB (kg) x % (target kadar plasma – kadar
F VIII pasien) x 0,5
diberikan per 12 jam
F IX (Unit) = BB (kg) x % target kadar plasma – kadar F
IX pasien) diberikan per 24 jam
Cara menghitung kebutuhan FVIII
Cara menghitung kebutuhan FIX
Tabel 4. Rekomendasi target kadar faktor VIII/IX plasma dan lamanya pemberian (untuk
daerah/negara dengan keterbatasan penyediaan sumber faktor VIII/IX). Dikutip dengan
modifikasi.6
Jenis perdarahan
Hemofilia A Hemofilia B
Target kadar plasma
(%)
Lama
(hari)
Target kadar plasma
(%)
Lama
(hari)
Sendi 10-20 1-2* 10-20 1-2*
Otot (kecuali iliopsoas) 10-20 2-3* 10-20 2-3*
Iliopsoas
- Awitan
- Pemeliharaan
20-40
10-20 3-5#
15-30
10-20 3-5#
SSP/kepala
- Awitan
- Pemeliharaan
50-80
30-50
20-40
1-3
4-7
8-14
50-80
30-50
20-40
1-3
4-7
8-14
Tenggorok/leher
- Awitan
- Pemeliharaan
30-50
10-20
1-3
4-7
30-50
10-20
1-3
4-7
Gastrointestinal
- Awitan
- Pemeliharaan
30-50
10-20
1-3
4-7
30-50
10-20
1-3
4-7
Ginjal 20-40 3-5 15-30 3-5
Laserasi dalam 20-40 5-7 15-30 5-7
Operasi mayor
- Pre-operasi
- Pasca-operasi
60-80
30-40
20-30
10-20
1-3
4-6
7-14
50-70
30-40
20-30
10-20
1-3
4-6
7-14
Ekstraksi gigi
- Sebelum tindakan
- Setelah tindakan
40-80
20-50 1-5^
40-80
20-50 1-5^
Keterangan : *dapat diberikan lebih lama bila respons inadekuat, # dapat diberikan lebih lama sebagai profilaxis
selama hfisioterapi, ^ sesuai dengan tipe prosedur
Hermans C et al. Management of acute haemarthrosis in haemophilia A without inhibitors. Haemophilia : the official journal
of the World Federation of Hemophilia. 2011;17:383–92.
Tata Laksana Hemofilia
Konsentrat Faktor
Pembekuan darah
Viral–inactivated
human plasma derived
concentrate
• konsentrat faktor VIII
• konsentrat faktor IX
Rekombinan
• FVIII
• FIX
Terapi
farmakologis lain
Desmopressin
(tidak tersedia
di Indonesia)
asam
traneksamat
asam
amikokaproat
epsilon
(EACA).95
Produk plasma
lain
Kriopresipitat
Plasma beku
segar / fresh
frozen plasma
(FFP)
Mengandung
FIX  pilihan
terapi hemofilia
B(LoE 4).93
Direkomendasi
kan untuk
Hemofilia A
(LoE 4).92
Pilihan Utama
Hanya digunakan jika
ketersediaan konsentrat
faktor pembekuan
terbatas/sulit didapat
belum melewati
prosedur inaktivasi
virus  risiko infeksi
terkait transfusi.20
92Stanworth SJ. The evidence-based use of FFP and cryoprecipitate for abnormalities of coagulation tests
and clinical coagulopathy. Hematology Am Soc Hematol Educ Program. 2007;179–86.
93Kasper CK. Products for clotting factor replacement in developing countries. Semin Thromb Hemost.
2005;31:507–12.
95Castaman G. Desmopressin for the treatment of haemophilia. Haemophilia : the official journal of the
World Federation of Hemophilia. 2008;14 Suppl 1:15–20.
Terapi profilaksis
World Federation of Hemophilia (2012) merekomendasikan terapi profilaksis untuk
mencegah perdarahan dan destruksi sendi, untuk mempertahankan fungsi
muskuloskeletal yang normal (LoE 2).11,17,103–106,107
Protokol Definisi
Profilaksis primer Pemberian faktor kontinu* setiap minggu tanpa ada bukti
penyakit sendi osteokondral, baik secara pemeriksaan fisis
dan/atau pencitraan, dan dimulai sebelum adanya perdarahan
sendi kedua/ 3 tahun.
Profilaksis
sekunder
Pemberian kontinu dimulai setelah 2 atau lebih perdarahan sendi
besar** dan sebelum dimulainya penyakit sendi yang
didokumentasikan dengan pemeriksaan fisis dan radiologis
Profilaksis tersier Pemberian kontinu dimulai setelah timbul penyakit sendi dari
hasil pemeriksaan fisis dan radiografis
Profilaksis
intermitten
Tata laksana diberikan untuk mencegah perdarahan < 45 minggu
dalam setahun
*kontinu
didefinisikan
sebagai pemberian
profilaksis yang
direncanakan
selama 52 minggu/
tahun, dan telah
mendapat
setidaknya 45
minggu (85%).
** sendi besar:
pergelangan
kaki, lutut,
pinggul, siku dan
bahu
Profilaksis dosis rendah
(low dose prophylaxis)
Gambar 3.4 Algoritma terapi profilaksis dosis rendah pada
hemofilia A sedang-berat dan evaluasinya
dosis 10-30 IU/kg/minggu
rekomendasi di negara
berkembang.
Cost-effectiveness141
Dimulai sedini mungkin 
luaran muskuloskeletal
lebih baik
Bukti profilaksis pada pasien hemofilia dewasa masih terbatas.
Algoritme
pada pasien
Anak
Home treatment pada hemofilia
Rekomendasi Home Treatment
Tata laksana episode perdarahan ringan – sedang dapat dilakukan di rumah. Untuk perdarahan
sendi dan otot, pertolongan pertama yang dapat dilakukan sebelum pemberikan faktor
pembekuan adalah RICE (Level of evidence 3, REKOMENDASI C)
Home treatment memberikan akses langsung terhadap faktor pembekuan sehingga tata laksana
awal lebih optimal dan dapat menurunkan nyeri, disfungsi dan disabilitas jangka panjang serta
menurunkan angka admisi rumah sakit untuk komplikasi. (Level of evidence 3, REKOMENDASI
C )
Tata Laksana Hemofilia pada Kondisi Khusus
• Pemeriksaan inhibitor faktor VIII dan DPL
• Pemberian faktor pembekuan sebelum dan sesudah tindakan
sampai luka mengering (rata-rata 7 hari).
• Dilakukan di RS dengan fasilitas lengkap dan dokter spesialis
hematologi
Sirkumsisi
• Pada wanita pembawa sifat hemofilia (obligate atau possible
carrier), kadar F VIII harus diperiksa sebelum persalinan untuk
berjaga-jaga bila dibutuhkan operasi kaisar.97,99
• Persalinan atraumatik 191
Kelahiran bayi suspek hemofilia
• Sesuai jadwal dan rekomendasi
• Dianjurkan subkutan
Vaksinasi
• sesuai rekomendasi Tata Laksana Pra-operatif
Prosedur invasive dan operatif
Pasien hemofilia yang memerlukan tindakan
operatif sebaiknya dikonsultasikan dengan
pusat tata laksana hemofilia secara
komprehensif. (Level of evidence 3,
REKOMENDASI C).
Evaluasi preoperatif harus meliputi
penapisan inhibitor dan pemeriksaan
inhibitor. (Level of evidence 4,
REKOMENDASI C )
Tata laksana suportif
Manajemen
Nyeri
Kesehatan
Jiwa
Kesehatan
Gigi Mulut Rehabilitasi
• Pendampingan dokter
spesialis kesehatan jiwa
 aspek psikososial,
terapi psikofarmaka
• Skrining masalah
psikososial
• Pemeliharaan
kebersihan
• Konsultasi ke dokter
hematologi dan bedah
mulut saat rencana
tindakan perawatan gigi
Tujuan:
- mengurangi nyeri
akut
- meminimalisasi risiko
perdarahan berulang
- pemulihan dan
perbaikan kondisi
fungsional
- pencegahan
komplikasi
muskuloskeletal
sekunder dan
disabilitas.9,206
• Parasetamol/asetaminofen
(pilihan pertama)
• COX-2 inhibitor ATAU
Parasetamol/asetaminofen
plus kodein ATAU
Parasetamol/asetaminofen
plus tramadol
• Morfin
Rehabilitasi pada Hemofilia
Tim rehabilitasi:
• dokter spesialis
kedokteran fisik
dan rehabilitasi
• Fisioterapis
• terapis okupasi
Rehabilitasi
Hendaya
akut
Protection
Rest
Ice
Compression
Elevation
Hendaya
kronik
artropati hemofilik
kronik
Fisioterapi Resistance
Isometric
Hidroterapi
Orthosis
Perkembangan
anak
Masalah pada
dewasa
Rehabilitasi merupakan bagian
aktif tata laksana perdarahan
sendi akut (Level of evidence 2,
REKOMENDASI B)
Perkembangan Terapi
pada Hemofilia
Terapi Gen
Membantu produksi
endogen defisiensti
faktor koagulasi
Penelitian masih
berjalan.267
Emicizumab
Ab monoklonal
bispesifik humanized
yang berikatan dengan
faktor IXa dan X
Rekomendasi untuk
profilaksis pada hemofilia
A dengan dan tanpa
inhibitor
World Federation of Hemophilia tahun 2020
merekomendasikan pemberian emicizumab
sebagai profilaksis pada pasien hemofilia A
dengan inhibitor.
(Level of evidence 1, REKOMENDASI A)
Rekomendasi pemberian emicizumab
Substitusi faktor VIII sebagai
kofaktor faktor IXa guna
mengaktivasi faktor X. 268–270
Risiko:
trombosis dan
mikroangiopati
trombosis
267 Scott DW, Lozier JN. Gene therapy for haemophilia: prospects and challenges to prevent or revearse inhibitor formation. British journal of haematology. 2012;156:295–302.
268 Kitazawa T et al. A bispecific antibody to factors IXa and X restores factor VIII hemostatic activity in a hemophilia A model. Nature medicine. 2012;18:1570–4.
269.Muto A et al. Anti-factor IXa/X bispecific antibody ACE910 prevents joint bleeds in a long-term primate model of acquired hemophilia A. Blood. 2014;124:3165–71.
Komplikasi hemofilia
Muskuloskeletal
Sinovitis
Artropati
hemofilik
kronik
Pseudotumor
Fraktur
Infeksi Terkait Transfusi
Faktor Pembekuan
(Transfusion-related
Infection)
Inhibitor
Antibodi IgG yang dibentuk oleh tubuh
terhadap terapi yang diberikan dan
bersifat menetralisir FVIII atau FIX
Penyebab:
• Genetik
• Mutasi
• Sistem imun
• Paparan intensitas tinggi FVIII (durasi
dan total dosis)
Tidak ada pebaikan
klinis setelah
pemberian faktor
pembekuan yang
adekuat
Curiga Inhibitor
Diagnosis : Bethesda Assay atau
Nijmegen-modified Bethesda
assay F VIII <5 BU =
inhibitor titer rendah
F VIII >5 BU =
inhibitor titer tinggi
*Satu BU(Bethesda
Unit)menginaktivasi
faktor 50%
Tata Laksana
penanganan perdarahan akut immune tolerance induction profilaksis emicizumab
titer
rendah
titer
tinggi
Sesuai
rekomendasi
Desmopressin
Recombinant
porcine factor VIII
Plasmaferesis
antigen dosis tinggi
dan/terapi modulasi imun
Metode lain
• Steroid dan sitotoksik
• Intravenous
Immunoglobulin (IVIG)
dosis tinggi
• Siklosporin A.
• Imunosupresi dan
imunoadsorpsi (modified
Bonn/Malmo regimen
• Rituximab
High dose
(modifikasi
protocol Bonn)331
Low dose
(modifikasi Van
Creveld/ Dutch)329
Nakar C, Shapiro A. Hemophilia A with inhibitor: Immune tolerance induction (ITI) in the mirror of time. Transfusion and Apheresis Science [Internet]. 2019; Available from: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1473050219301533
Brackmann HH, Gormsen J. Massive factor-VIII infusion in Haemophiliac with factor-VIII inhibitor, high responder. 1977. Haemophilia : the official journal of the World Federation of Hemophilia. 2010;16:2–3.
Prognosis
Mortalitas
• Perdarahan intrakranial
• Gagal hati
Morbiditas
• Hemarthrosis
• Hematoma
• Kerusakan sendi progresif
dekade 2-3
• Kecacatan

More Related Content

What's hot

Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Amalia Senja
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialNoorahmah Adiany
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2Warnet Raha
 
Anamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresiAnamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresiPhil Adit R
 
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011Irene Susilo
 
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)dr. Rachel Sagrim
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungADam Raeyoo
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukJoni Iswanto
 

What's hot (20)

Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
peningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranialpeningkatan Tekanan IntraCranial
peningkatan Tekanan IntraCranial
 
Hemofilia slide
Hemofilia slideHemofilia slide
Hemofilia slide
 
Preeklampsia
PreeklampsiaPreeklampsia
Preeklampsia
 
Menghitung urin output
Menghitung urin outputMenghitung urin output
Menghitung urin output
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2
 
Syok pada anak
Syok pada anak Syok pada anak
Syok pada anak
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Low back pain, flags
Low back pain, flagsLow back pain, flags
Low back pain, flags
 
Anamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresiAnamnesis ujian psikiatri depresi
Anamnesis ujian psikiatri depresi
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
Juknis HIV: Pedoman IMS 2011
 
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
PPT ANEMIA
PPT ANEMIAPPT ANEMIA
PPT ANEMIA
 
Kardiotokografi
KardiotokografiKardiotokografi
Kardiotokografi
 
Skdi new
Skdi newSkdi new
Skdi new
 
Obat emergency
Obat emergencyObat emergency
Obat emergency
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 

Similar to PPT Belajar bareng_hemofilia.pptx

MANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHAN
MANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHANMANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHAN
MANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHANSupri Adi
 
managemen anestesi pada pasien dengan gangguan faktor koagulasi (2).pptx
managemen anestesi pada pasien dengan gangguan faktor koagulasi (2).pptxmanagemen anestesi pada pasien dengan gangguan faktor koagulasi (2).pptx
managemen anestesi pada pasien dengan gangguan faktor koagulasi (2).pptxzidnifatayan1
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxSarahShadiqa
 
ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.ppt
ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.pptASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.ppt
ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.ppticursudbogor
 
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)Agam Ferry Erwana
 
LP&LK GAGAL JANTUNG.pptx
LP&LK GAGAL JANTUNG.pptxLP&LK GAGAL JANTUNG.pptx
LP&LK GAGAL JANTUNG.pptxbirgitta2
 
Asuhan Keperawatan Anemia.pptx
Asuhan Keperawatan Anemia.pptxAsuhan Keperawatan Anemia.pptx
Asuhan Keperawatan Anemia.pptxAndrikHermanto1
 
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptxKel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptxChintyapsari
 
laporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptxlaporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptxkamismisteri
 
PRESENTASI SIADH VS CSW.pptx
PRESENTASI SIADH VS CSW.pptxPRESENTASI SIADH VS CSW.pptx
PRESENTASI SIADH VS CSW.pptxAyuWindyaningrum
 
Tatalaksana Perdarahan Pada Anak
Tatalaksana Perdarahan Pada AnakTatalaksana Perdarahan Pada Anak
Tatalaksana Perdarahan Pada AnakDokter Tekno
 
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratorium
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratoriumKetrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratorium
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratoriumSisko Sipir
 

Similar to PPT Belajar bareng_hemofilia.pptx (20)

MANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHAN
MANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHANMANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHAN
MANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHAN
 
Askep anak dengan hemofilia
Askep anak dengan hemofilia Askep anak dengan hemofilia
Askep anak dengan hemofilia
 
03 HEMOFILIA.pptx
03 HEMOFILIA.pptx03 HEMOFILIA.pptx
03 HEMOFILIA.pptx
 
managemen anestesi pada pasien dengan gangguan faktor koagulasi (2).pptx
managemen anestesi pada pasien dengan gangguan faktor koagulasi (2).pptxmanagemen anestesi pada pasien dengan gangguan faktor koagulasi (2).pptx
managemen anestesi pada pasien dengan gangguan faktor koagulasi (2).pptx
 
Hemostasis uii
Hemostasis uiiHemostasis uii
Hemostasis uii
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptx
 
ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.ppt
ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.pptASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.ppt
ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.ppt
 
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
 
LP&LK GAGAL JANTUNG.pptx
LP&LK GAGAL JANTUNG.pptxLP&LK GAGAL JANTUNG.pptx
LP&LK GAGAL JANTUNG.pptx
 
Rh3
Rh3Rh3
Rh3
 
Askep dic
Askep dicAskep dic
Askep dic
 
Asuhan Keperawatan Anemia.pptx
Asuhan Keperawatan Anemia.pptxAsuhan Keperawatan Anemia.pptx
Asuhan Keperawatan Anemia.pptx
 
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptxKel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
 
laporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptxlaporan kasus anestesi TOF.pptx
laporan kasus anestesi TOF.pptx
 
Askep hemofilia AKPER PEMDA MUNA
Askep hemofilia AKPER PEMDA MUNA Askep hemofilia AKPER PEMDA MUNA
Askep hemofilia AKPER PEMDA MUNA
 
PRESENTASI SIADH VS CSW.pptx
PRESENTASI SIADH VS CSW.pptxPRESENTASI SIADH VS CSW.pptx
PRESENTASI SIADH VS CSW.pptx
 
Tatalaksana Perdarahan Pada Anak
Tatalaksana Perdarahan Pada AnakTatalaksana Perdarahan Pada Anak
Tatalaksana Perdarahan Pada Anak
 
Transfusi darah
Transfusi  darahTransfusi  darah
Transfusi darah
 
EXPERT BDKT.pptx
EXPERT BDKT.pptxEXPERT BDKT.pptx
EXPERT BDKT.pptx
 
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratorium
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratoriumKetrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratorium
Ketrampilan Dasar Kebidanan Pemeriksaan laboratorium
 

Recently uploaded

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 

Recently uploaded (20)

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 

PPT Belajar bareng_hemofilia.pptx

  • 1. Hemofilia Referensi: PNPK Hemofilia, WFH Guidelines, PPK IKA RSCM
  • 2. Latar Belakang • Hemofilia adalah gangguan pembekuan darah herediter yang diturunkan secara X-linked recessive. • Hemofilia A : defisiensi faktor VIII • Hemofilia B : defisiensi faktor IX • Insidens: • Diperkirakan 400.000 penderita hemofilia di seluruh dunia • Hemofilia A  1:5.000–10.000 kelahiran bayi lelaki • Hemofilia B  1:30.000 lelaki. • Di Indonesia • 2098 kasus (data HMHI tahun 2018)
  • 3. Haemostasis depends upon Platelet numbers & function Coagulation factors & natural anticoagulants Blood vessel structure & function; endothelial cell function Source: Campbell Sally E, Paula H.B. Congenital and acquired bleeding disorders in infancy.
  • 6.
  • 8. 8
  • 9. Genetik dan Penurunan Penyakit • Hemofilia A dan B diturunkan secara X–linked resesif.1–3 • Dua tipe pembawa sifat yaitu obligate carrier (hampir pasti pembawa sifat) dan possible carrier (mungkin pembawa sifat) • Untuk memastikan diagnosis ibu sebagai pembawa sifat, diperlukan pemeriksaan kadar FVIII dan pemeriksaan genetik.1.9 Gambar 3.1. Pola penurunan hemofilia Gambar dikutip dari: www.hemophiliafed.org 1Montgomery, Gill, Scott. Hemophilia and von Willebrand disease; 2003. p. 1631–69. 2Friedman, Rodgers. Inherited coagulation disorders. 2004. p. 1620–7. 3Gatot D, Moeslichan MZ. Gangguan pembekuan darah yang diturunkan : hemofilia. 2005. p. 174–6. 9Srivastava et al. WFH Guidelines for the Management of Hemophilia, 3rd edition. Haemophilia. 2020.
  • 10. Diagnosis Tidak Ya Hemofilia B Hemofilia A Riwayat keluarga Diagnosis hemofilia A/B <1 %: Berat Tidak ada*** 1-5 %: Sedang >5 -40 %: Ringan Pemberian faktor VIII sesuai perdarahan organ target Th/ Konsentrat FVIII atau Cryoprecipitate (jika konsentrat tidak tersedia) Th/ Konsentrat FIX atau FFP (jika konsentrat tidak tersedia) Kadar aktivitas FVIII dan FIX tersedia?** Klinis curiga hemofilia DPL normal, PT normal, APTT memanjang (>1,5 x N) Anamnesis: - laki-laki - mudah memar sejak bayi - nyeri/bengkak sendi - riwayat delayed bleeding spontan/ pasca trauma / prosedur medis - riwayat keluarga - ibu obligat karier Pemeriksaan fisis: hemarthrosis, hematoma, perdarahan otot/jarigan lunak, perdarahan intrakranial Life threatening (perdarahan intrakranial, sal cerna/sal napas)  pucat, syok, sesak napas, dan/atau penurunan kesadaran **Pemeriksaan FVIII dilakukan lebih dahulu, jika normal maka dilakukan pemeriksan FIX, kecuali jika terdapat riwayat keluarga hemofilia B ***Sesuai data epidemiologi bahwa 80-85% kasus hemofilia adalah hemofilia A Kondisi emergensi: pasien perdarahan berat curiga hemofilia yang tidak dapat diperiksakan faktor assay terapi sebagai hemofilia A  pantau 24- 48 jam jika tidak ada perbaikan pikirkan diagnosis lain  sambil dilakukan pengiriman mixing study/factor assay 28Kershaw G, Orellana D. Mixing tests: diagnostic aides in the investigation of prolonged prothrombin times and activated partial thromboplastin times. Semin Thromb Hemost. 2013;39:283–90.
  • 11. Kriteria diagnosis dan diagnosis banding • Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan kadar aktivitas faktor VIII atau IX9 Klasifikasi Aktivitas FVIII/FIX Perdarahan Berat <1% (<1 U/dL) Hemartrosis spontan, terjadi 1-2 kali seminggu Sedang 1-5% (1-5 U/dL) Hemartrosis atau perdarahan akibat trauma ringan/spontan lebih jarang terjadi, yaitu sekitar 1 kali sebulan Ringan >5-40% (5-40 U/dL) Akibat trauma yang lebih berat/pasca tindakan medik, sangat jarang hemartrosis spontan Tabel 3.2 Klasifikasi derajat keparahan hemofilia9 Diagnosis Banding • Defisiensi faktor XI, XIII • Penyakit von Willebrand • Kelainan fibrinogen • Kelainan fungsi trombosit 9Srivastava et al. WFH Guidelines for the Management of Hemophilia, 3rd edition. Haemophilia. 2020
  • 12. Pemeriksaan Laboratorium Pasien baru + klinis perdarahan Skrining hemostasis (hitung trombosit, BT, PT, aPTT)29 CT digunakan apabila aPTT tidak tersedia (LoE 4) 31 Pemanjangan APTT? Ya Tidak Mixing study perbaikan Tidak perbaikan Defisiensi faktor pembekuan inhibitor faktor koagulasi / gangguan pada jalur koagulasi Kemungkinan penyebab PT APTT BT Jumlah trombosit Normal Normal Normal Normal Normal Hemofilia A atau B Normal Memanjang Normal Normal Penyakit von Willebrand Normal Normal atau memanjang Normal atau memanjang Normal atau rendah 29Sarnaik A, Kamat D, Kannikeswaran N. Diagnosis and management of bleeding disorder in a child. Clin Pediatr (Phila). 2010;49:422–31. 31 Merskey C. The Laboratory Diagnosis of Haemophilia. J Clin Pathol. 1950;3:301–20.
  • 13. Pemeriksaan Radiologis X-Ray MRI CT USG Diagnosis Awal Evaluasi beratnya kerusakan sendi/tulang36 (skor Pettersson, klasifikasi Arnold-Hilgartner37) Evaluasi jangka panjang Deteksi perdarahan intrakranial GOLD STANDARD Evaluasi derajat atropati hemofilik Deteksi dan evaluasi: •Synovitis •kerusakan tulang rawan sendi •perdarahan sendi/otot •perdarahan intraabdomen (-) - Mahal - memakan waktu - Sulit dilakukan pada anak-anak ALTERNATIF MRI  USG (HEAD US SCORE)* *Haemophilia Early Arthropathy Detection with Ultrasound
  • 14. Luaran Muskuloskeletal Klinis •Fungsi dan struktur sendi • Gilbert (WFH) • Hemophillia Joint Health Score (HJHS) Aktivitas dan kemandirian • Haemophilia Activities List (HAL) Evaluasi kemampuan fungsional • Functional Independence Score in Haemophilia (FISH) Kualitas hidup • HaemoQoL Radiologis X-Ray USG MRI
  • 15. Prinsip tata laksana Mencegah perdarahan Pemberian faktor pembekuan sesuai dosis Tata laksana sedini mungkin Peningkatan pemahaman pasien terkait tanda dan gejala Pertolongan pertama Home therapy Comprehensive care Hindari pencetus perdarahan (aktivitas fisik/obat-obatan) Pikirkan inhibitor jika tidak membaik setelah tata laksana
  • 16. Rekomendasi target kadar faktor VIII/IX plasma dan lama pemberian Dikutip dengan modifikasi.24 F VIII (Unit) = BB (kg) x % (target kadar plasma – kadar F VIII pasien) x 0,5 diberikan per 12 jam F IX (Unit) = BB (kg) x % target kadar plasma – kadar F IX pasien) diberikan per 24 jam Cara menghitung kebutuhan FVIII Cara menghitung kebutuhan FIX Tabel 4. Rekomendasi target kadar faktor VIII/IX plasma dan lamanya pemberian (untuk daerah/negara dengan keterbatasan penyediaan sumber faktor VIII/IX). Dikutip dengan modifikasi.6 Jenis perdarahan Hemofilia A Hemofilia B Target kadar plasma (%) Lama (hari) Target kadar plasma (%) Lama (hari) Sendi 10-20 1-2* 10-20 1-2* Otot (kecuali iliopsoas) 10-20 2-3* 10-20 2-3* Iliopsoas - Awitan - Pemeliharaan 20-40 10-20 3-5# 15-30 10-20 3-5# SSP/kepala - Awitan - Pemeliharaan 50-80 30-50 20-40 1-3 4-7 8-14 50-80 30-50 20-40 1-3 4-7 8-14 Tenggorok/leher - Awitan - Pemeliharaan 30-50 10-20 1-3 4-7 30-50 10-20 1-3 4-7 Gastrointestinal - Awitan - Pemeliharaan 30-50 10-20 1-3 4-7 30-50 10-20 1-3 4-7 Ginjal 20-40 3-5 15-30 3-5 Laserasi dalam 20-40 5-7 15-30 5-7 Operasi mayor - Pre-operasi - Pasca-operasi 60-80 30-40 20-30 10-20 1-3 4-6 7-14 50-70 30-40 20-30 10-20 1-3 4-6 7-14 Ekstraksi gigi - Sebelum tindakan - Setelah tindakan 40-80 20-50 1-5^ 40-80 20-50 1-5^ Keterangan : *dapat diberikan lebih lama bila respons inadekuat, # dapat diberikan lebih lama sebagai profilaxis selama hfisioterapi, ^ sesuai dengan tipe prosedur Hermans C et al. Management of acute haemarthrosis in haemophilia A without inhibitors. Haemophilia : the official journal of the World Federation of Hemophilia. 2011;17:383–92.
  • 17. Tata Laksana Hemofilia Konsentrat Faktor Pembekuan darah Viral–inactivated human plasma derived concentrate • konsentrat faktor VIII • konsentrat faktor IX Rekombinan • FVIII • FIX Terapi farmakologis lain Desmopressin (tidak tersedia di Indonesia) asam traneksamat asam amikokaproat epsilon (EACA).95 Produk plasma lain Kriopresipitat Plasma beku segar / fresh frozen plasma (FFP) Mengandung FIX  pilihan terapi hemofilia B(LoE 4).93 Direkomendasi kan untuk Hemofilia A (LoE 4).92 Pilihan Utama Hanya digunakan jika ketersediaan konsentrat faktor pembekuan terbatas/sulit didapat belum melewati prosedur inaktivasi virus  risiko infeksi terkait transfusi.20 92Stanworth SJ. The evidence-based use of FFP and cryoprecipitate for abnormalities of coagulation tests and clinical coagulopathy. Hematology Am Soc Hematol Educ Program. 2007;179–86. 93Kasper CK. Products for clotting factor replacement in developing countries. Semin Thromb Hemost. 2005;31:507–12. 95Castaman G. Desmopressin for the treatment of haemophilia. Haemophilia : the official journal of the World Federation of Hemophilia. 2008;14 Suppl 1:15–20.
  • 18.
  • 19. Terapi profilaksis World Federation of Hemophilia (2012) merekomendasikan terapi profilaksis untuk mencegah perdarahan dan destruksi sendi, untuk mempertahankan fungsi muskuloskeletal yang normal (LoE 2).11,17,103–106,107 Protokol Definisi Profilaksis primer Pemberian faktor kontinu* setiap minggu tanpa ada bukti penyakit sendi osteokondral, baik secara pemeriksaan fisis dan/atau pencitraan, dan dimulai sebelum adanya perdarahan sendi kedua/ 3 tahun. Profilaksis sekunder Pemberian kontinu dimulai setelah 2 atau lebih perdarahan sendi besar** dan sebelum dimulainya penyakit sendi yang didokumentasikan dengan pemeriksaan fisis dan radiologis Profilaksis tersier Pemberian kontinu dimulai setelah timbul penyakit sendi dari hasil pemeriksaan fisis dan radiografis Profilaksis intermitten Tata laksana diberikan untuk mencegah perdarahan < 45 minggu dalam setahun *kontinu didefinisikan sebagai pemberian profilaksis yang direncanakan selama 52 minggu/ tahun, dan telah mendapat setidaknya 45 minggu (85%). ** sendi besar: pergelangan kaki, lutut, pinggul, siku dan bahu
  • 20. Profilaksis dosis rendah (low dose prophylaxis) Gambar 3.4 Algoritma terapi profilaksis dosis rendah pada hemofilia A sedang-berat dan evaluasinya dosis 10-30 IU/kg/minggu rekomendasi di negara berkembang. Cost-effectiveness141 Dimulai sedini mungkin  luaran muskuloskeletal lebih baik Bukti profilaksis pada pasien hemofilia dewasa masih terbatas. Algoritme pada pasien Anak
  • 21. Home treatment pada hemofilia Rekomendasi Home Treatment Tata laksana episode perdarahan ringan – sedang dapat dilakukan di rumah. Untuk perdarahan sendi dan otot, pertolongan pertama yang dapat dilakukan sebelum pemberikan faktor pembekuan adalah RICE (Level of evidence 3, REKOMENDASI C) Home treatment memberikan akses langsung terhadap faktor pembekuan sehingga tata laksana awal lebih optimal dan dapat menurunkan nyeri, disfungsi dan disabilitas jangka panjang serta menurunkan angka admisi rumah sakit untuk komplikasi. (Level of evidence 3, REKOMENDASI C )
  • 22. Tata Laksana Hemofilia pada Kondisi Khusus • Pemeriksaan inhibitor faktor VIII dan DPL • Pemberian faktor pembekuan sebelum dan sesudah tindakan sampai luka mengering (rata-rata 7 hari). • Dilakukan di RS dengan fasilitas lengkap dan dokter spesialis hematologi Sirkumsisi • Pada wanita pembawa sifat hemofilia (obligate atau possible carrier), kadar F VIII harus diperiksa sebelum persalinan untuk berjaga-jaga bila dibutuhkan operasi kaisar.97,99 • Persalinan atraumatik 191 Kelahiran bayi suspek hemofilia • Sesuai jadwal dan rekomendasi • Dianjurkan subkutan Vaksinasi • sesuai rekomendasi Tata Laksana Pra-operatif Prosedur invasive dan operatif Pasien hemofilia yang memerlukan tindakan operatif sebaiknya dikonsultasikan dengan pusat tata laksana hemofilia secara komprehensif. (Level of evidence 3, REKOMENDASI C). Evaluasi preoperatif harus meliputi penapisan inhibitor dan pemeriksaan inhibitor. (Level of evidence 4, REKOMENDASI C )
  • 23. Tata laksana suportif Manajemen Nyeri Kesehatan Jiwa Kesehatan Gigi Mulut Rehabilitasi • Pendampingan dokter spesialis kesehatan jiwa  aspek psikososial, terapi psikofarmaka • Skrining masalah psikososial • Pemeliharaan kebersihan • Konsultasi ke dokter hematologi dan bedah mulut saat rencana tindakan perawatan gigi Tujuan: - mengurangi nyeri akut - meminimalisasi risiko perdarahan berulang - pemulihan dan perbaikan kondisi fungsional - pencegahan komplikasi muskuloskeletal sekunder dan disabilitas.9,206 • Parasetamol/asetaminofen (pilihan pertama) • COX-2 inhibitor ATAU Parasetamol/asetaminofen plus kodein ATAU Parasetamol/asetaminofen plus tramadol • Morfin
  • 24. Rehabilitasi pada Hemofilia Tim rehabilitasi: • dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi • Fisioterapis • terapis okupasi Rehabilitasi Hendaya akut Protection Rest Ice Compression Elevation Hendaya kronik artropati hemofilik kronik Fisioterapi Resistance Isometric Hidroterapi Orthosis Perkembangan anak Masalah pada dewasa Rehabilitasi merupakan bagian aktif tata laksana perdarahan sendi akut (Level of evidence 2, REKOMENDASI B)
  • 25. Perkembangan Terapi pada Hemofilia Terapi Gen Membantu produksi endogen defisiensti faktor koagulasi Penelitian masih berjalan.267 Emicizumab Ab monoklonal bispesifik humanized yang berikatan dengan faktor IXa dan X Rekomendasi untuk profilaksis pada hemofilia A dengan dan tanpa inhibitor World Federation of Hemophilia tahun 2020 merekomendasikan pemberian emicizumab sebagai profilaksis pada pasien hemofilia A dengan inhibitor. (Level of evidence 1, REKOMENDASI A) Rekomendasi pemberian emicizumab Substitusi faktor VIII sebagai kofaktor faktor IXa guna mengaktivasi faktor X. 268–270 Risiko: trombosis dan mikroangiopati trombosis 267 Scott DW, Lozier JN. Gene therapy for haemophilia: prospects and challenges to prevent or revearse inhibitor formation. British journal of haematology. 2012;156:295–302. 268 Kitazawa T et al. A bispecific antibody to factors IXa and X restores factor VIII hemostatic activity in a hemophilia A model. Nature medicine. 2012;18:1570–4. 269.Muto A et al. Anti-factor IXa/X bispecific antibody ACE910 prevents joint bleeds in a long-term primate model of acquired hemophilia A. Blood. 2014;124:3165–71.
  • 26. Komplikasi hemofilia Muskuloskeletal Sinovitis Artropati hemofilik kronik Pseudotumor Fraktur Infeksi Terkait Transfusi Faktor Pembekuan (Transfusion-related Infection) Inhibitor Antibodi IgG yang dibentuk oleh tubuh terhadap terapi yang diberikan dan bersifat menetralisir FVIII atau FIX Penyebab: • Genetik • Mutasi • Sistem imun • Paparan intensitas tinggi FVIII (durasi dan total dosis)
  • 27. Tidak ada pebaikan klinis setelah pemberian faktor pembekuan yang adekuat Curiga Inhibitor Diagnosis : Bethesda Assay atau Nijmegen-modified Bethesda assay F VIII <5 BU = inhibitor titer rendah F VIII >5 BU = inhibitor titer tinggi *Satu BU(Bethesda Unit)menginaktivasi faktor 50% Tata Laksana penanganan perdarahan akut immune tolerance induction profilaksis emicizumab titer rendah titer tinggi Sesuai rekomendasi Desmopressin Recombinant porcine factor VIII Plasmaferesis antigen dosis tinggi dan/terapi modulasi imun Metode lain • Steroid dan sitotoksik • Intravenous Immunoglobulin (IVIG) dosis tinggi • Siklosporin A. • Imunosupresi dan imunoadsorpsi (modified Bonn/Malmo regimen • Rituximab High dose (modifikasi protocol Bonn)331 Low dose (modifikasi Van Creveld/ Dutch)329 Nakar C, Shapiro A. Hemophilia A with inhibitor: Immune tolerance induction (ITI) in the mirror of time. Transfusion and Apheresis Science [Internet]. 2019; Available from: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1473050219301533 Brackmann HH, Gormsen J. Massive factor-VIII infusion in Haemophiliac with factor-VIII inhibitor, high responder. 1977. Haemophilia : the official journal of the World Federation of Hemophilia. 2010;16:2–3.
  • 28. Prognosis Mortalitas • Perdarahan intrakranial • Gagal hati Morbiditas • Hemarthrosis • Hematoma • Kerusakan sendi progresif dekade 2-3 • Kecacatan

Editor's Notes

  1. Jika seorang laki-laki normal menikah dengan perempuan pembawa sifat hemofilia maka memiliki kemungkinan untuk mempunyai anak laki-laki dengan hemofilia sebesar 50% pada setiap kelahiran anak laki-laki dan kemungkinan sebesar 50% untuk mempunyai anak perempuan pembawa sifat hemofilia pada setiap kelahiran anak perempuan. Sedangkan laki-laki hemofilia yang menikah dengan perempuan normal akan menurunkan anak lelaki yang normal atau anak perempuan pembawa sifat
  2. Kriopresipitat mengandung faktor VIII, fibrinogen, faktor von Willebrand dan faktor XIII. Kandungan faktor VIII di dalamnya cukup signifikan, yaitu 3-5 U/mL sehingga satu kantong kriopresipitat dengan volume 30–40 ml biasanya mengandung sekitar 70 – 80 unit F VIII (bergantung proses pembuatan). Waktu paruh faktor VIII adalah 8-12 jam, sehingga perlu diberikan setiap 12 jam atau 2 kali sehari. Pemberian kriopresipitat dapat dilakukan pada pasien hemofilia A dan penyakit von willebrand. FFP mengandung semua faktor pembekuan darah termasuk F IX sehingga FFP dapat digunakan sebagai terapi untuk pasien hemofilia B. Satu ml FFP mengandung 1 unit faktor pembekuan darah. FFP diberikan dengan dosis 15–20 ml/kgBB. Waktu paruh faktor IX adalah 18-24 jam, sehingga faktor IX dapat diberikan setiap 24 jam.(8)