SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Anemia
Ns. Andrik Hermanto, M.Kep
Pengertian
Menurut Nursalam (2010), anemia adalah berkurangnya
kadar eritrosit (sel darah merah) dan kadar hemoglobin (Hb)
dalam setiap millimeter kubik darah dalam tubuh manusia.
Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin,
hematokrit, atau jumlah eritrosit per milimeter kubik lebih
rendah dari normal (Dallman dan Mentzer, 2006)
Etiologi
Menurut Brunner dan Suddart (2001), beberapa penyebab anemia secara
umum antara lain:
a. Secara fisiologis anemia terjadi bila terdapat kekurangan jumlah
hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan
b. Akibat dari sel darah merah yang prematur atau penghancuran sel darah
merah yang berlebihan
c. Produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
d. Faktor lain meliputi kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor
keturunan, penyakit kronis dan kekurangan zat besi
Tanda dan Gejala
AREA MANIFESTASI KLINIS
Keadaan Umum Pucat, penurunan kesadaran, keletihan berat , kelemahan, nyeri kepala,
demam, dipsnea, vertigo, sensitive terhadap dingin, BB turun
Kulit Jaundice (anemia hemolitik), warna kulit pucat, sianosis, kulit kering, kuku
rapuh, koylonychia, clubbing finger, CRT > 2 detik, elastisitas kulit munurun,
perdarahan kulit atau mukosa (anemia aplastik
Mata Penglihatan kabur, jaundice sclera, konjungtiva pucat
Telinga Vertigo, tinnitus
Paru-paru Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis, perdarahan gusi, atrofi papil lidah,
glossitis, lidah merah (anemia deficiency asam folat)
Kardiovaskuler Takikardia, lesu, cepat lelah, palpitasi, sesak waktu kerja, angina pectoris
dan bunyi jantung murmur, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung
Gastrointestinal Anoreksia, mual-muntah, hepatospleenomegali (pada anemia hemolitik)
Muskuloskeletal Nyeri pinggang, sendi
Sistem Persyarafan Sakit kepala, pusing, tinnitus, mata berkunang-kunang, kelemahan otot,
irritable, lesu perasaan dingin pada ekstremitas.
Kriteria Anemia
Usia dan Jenis Kelamin Hb Normal (gr/dl) Anemia
Lahir (aterm) 13,5 – 18,5 <13,5
Anak-anak : 2 – 6 bulan 9,5 – 13,5 <9,5
Anak-anak : 2 – 6 tahun 11,0 – 14,0 <11,0
Anak-anak : 6 – 12 tahun 11,5 – 15,5 <11,5
Laki-laki dewasa 13,0 – 17,0 <13,0
Perempuan dewasa tidak hamil 12,0 – 15,0 < 12,0
Perempuan dewasa hamil 11,0 – 14,0 < 11,0
Sumber: WHO (2014)
Kriteria Anemia
Klasifikasi Angka Hemoglobin
Ringan 10,0 – 10,9 gr/dl
Sedang 7,0 – 9,9 gr/dl
Berat < 7,0 gr/dl
Sumber: WHO (2014)
Klasifikasi
Anemia Hipoplastik/Aplastik adalah anemia yang
disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang. Disebabkan
karena obat-obatan, penyinaran, sumsum tulang yang
tidak dapat memproduksi sel darah merah. Gejala klinis
yang muncul seperti pucat, cepat lelah, lemah, gejala
trombositopenia. Pengobatan dengan memberikan
tranfusi darah, pemberian antibiotic (infeksi),
tranplantasi sumsum tulang.
Klasifikasi
Anemia Defisiensi Besi adalah anemia yang terjadi
akibat kekurangan zat besi dalam darah. Disebabkan
karena masukan zat besi dalam makanan yang tidak
adekuat, penyebab Hb yang tepat tidak terjadi,
kehilangan darah kronis akibat adanya lesi pada saluran
pencernaan. Gejala klinis yang muncul seperti tampak
lelah, pucat, mukosa bibir kering, telapak tangan dan
dasar kuku, konjungtiva anemis. Pengobatan dengan
pemberian garam-garam sederhana peroral (sulfat,
glukonat, fumarat), pemberian tablet besi.
Klasifikasi
Anemia Hemolitik adalah anemia yang disebabkan
penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang
lebih cepat dari pembuatannya. Disebabkan karena
kekurangan bahan untuk membuat eritrosit, kelainan
dinding eritrosit, abnormalitas, akibat bahan kimia atau
obat-obatan, bakteri. Gejala klinis yang muncul seperti
badan panas, menggigil, lemah, mual muntah, adanya
ikterus dan spelenomegali. Pengobatan dengan
pemberian kortikosteroid pada anemia hemolisis
autoimum, transfusi darah dapat diberikan jika keadaan
berat atau dapat dilakukan splenektomi.
Klasifikasi
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang disebabkan
oleh defisiensi vitamin B12 atau asam folat. Gejala
klinis yang muncul seperti kelemahan, gelisah, ikterik
ringan, diare ringan. Pengobatan dengan pemberian
asam folat dalam diet atau via IM, berikan pengganti
vitamin B12.
Klasifikasi
Anemia Sel Sabit adalah anemia hemolitik berat yang
terjadi akibat pewaris gen hemoglobin sabit (HbS) yang
menyebabkan molekul hemoglobin cacat. Gejala klinis
yang muncul kadar Hb 7 – 10 g/dL, ikterik pada sklera,
takikardia, disritmia, nyeri hebat, hipertensi pulmonal.
Pengobatan dengan pemberian tranfusi, pembatasan
cairan, asam folat, analgesic, hidroxiurea.
Patofisiologi
•Jumlah Besi meningkat
•Kebutuhan zat besi
meningkat
•Gangguan penyerapan
•Kerusakan sumsum tulang
•Bahan kimia
•Obat-obat
•Infeksi
•Faktor internal
•Faktor Eksternal
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh Anemia
Hemolitik
Aplastik
Defisiensi Zat Besi
GB 17 g/dl – curah jantung meningkat:
•Menurunnya retensi perifer
•Menurunnya jumlah volume sel darah
•Naiknya tekanan darah
Kronis Hipertropi jantung Kardiomegali Cardiac output menurun
Patofisiologi
Perdarahan
Pucat Infeksi sekunder
Nyeri akut
Defisit Volume
cairan
Perfusi jaringan menurun
Kelelahan
Mobilitas fisik menurun
Intoleransi Aktivitas
Gangguan Integritas kulit
Komplikasi
Menurut Reksodiputro (2004) yang dikutip oleh Tarwoto, dkk (2010),
komplikasi dari anemia yaitu:
1. Gagal jantung kongesif
2. Parestesia
3. Konfusi kanker
4. Penyakit ginjal
5. Gangguan pembentukan heme
6. Thalasemia
7. Gangguan sistem imun
Discharge Planing
1. Menjalani diet dengan gizi seimbang
2. Mengkonsumsi tablet besi sesuai kebutuhan
3. Makan makanan yang tinggi asam folat dan vitamin B12, seperti ikan,
produk susu, daging, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau tua, jeruk
dan biji-bijian
4. Batasi minum alcohol dan pada ibu hamil dianjurkan untuk
mengkonsumsi suplemen asam folat untuk mencegah terjadinya anemia
difesiensi asam folat
5. Hindari pemaparan berlebihan terhadap minyak, insektisida, zat kimia
dan zat toksik lainnya karena juga dapat menyebabkan anemia
Asuhan
Keperawatan
Pengkajian
 Identitas klien
 Keluhan utama
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat penyakit keluarga
 Riwayat psikososial
Diagnosa Keperawatan
1. Risiko ketidak efektifan Perfusi jaringan perifer b/d
penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen
berkurang
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d intake yang kurang, anoreksia
3. Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik
4. Resiko infeksi
5. Resiko gangguan integritas kulit b/d keterbatasan
mobilitas
Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Perfusi Perifer Tidak
Efektif
Perfusi Perifer Perawatan Sirkulasi
Observasi:
 Periksa sirkulasi perifer
 Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi
 Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
ekstremitas
Terapeutik
 Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi
 Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
 Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada
area yang cedera
 Lakukan pencegahan infeksi
 Lakukan hidrasi
Edukasi
 Anjurkan berhenti merokok
 Anjurkan berolahraga rutin
 Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun kolestrol, jika perlu
 Anjurkan untuk melakukan perawatan kulit yang
tepat
 Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi
 Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan
D.0009 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan
perfusi perifer meningkat
Pengertian : Kriteria Hasil:
Penurunan sirkulasi
darah pada level
kapiler yang dapat
mengganggu
metabolisme tubuh
Meningkat Cukup
Meningkat
Sedang Cukup
Menurun
Menurun
1 Warna kulit pucat
1 2 3 4 5
2 Edema perifer
1 2 3 4 5
3 Kelemahan otot
Memburuk Cukup
Memburuk
Sedang Cukup
Membaik
Membaik
4 Pengisian kapiler
1 2 3 4 5
5 Akral
1 2 3 4 5
6 Turgor Kulit
Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
Observasi:
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
Terapeutik:
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, Jika perlu
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
 Hentikan pemberian makanan melalui selang
nasogastric jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
Promosi Berat Badan
Observasi
 Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
 Monitor adanya mual dan muntah
Terapeutik
 Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien
 Berikan pujian kepada pasien untuk peningkatan yang
dicapai
Edukasi
 Jelaskan jenis makanan yg bergizi tinggi, terjangkau
D.0019 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam status
nutrisi terpenuhi.
Pengertian : Kriteria Hasil:
Asupan nutrisi tidak
cukup untuk
memenuhi kebutuhan
metabolisme.
Menurun Cukup
Menurun
Sedang Cukup
Meningkat
Meningkat
1 Porsi makanan yang dihabiskan
1 2 3 4 5
2 Berat Badan atau IMT
1 2 3 4 5
3 Frekuensi makan
1 2 3 4 5
4 Nafsu makan
1 2 3 4 5
5 Perasaan cepat kenyang
1 2 3 4 5
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Perawatan Diri Perawatan Diri Dukungan Perawatan Diri
Observasi:
 Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai
usia
 Monitor tingkat kemandirian
 Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
berpakaian, berhias, dan makan
Terapeutik:
 Sediakan lingkungan yang teraupetik
 Siapkan keperluan pribadi
 Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai
mandiri
 Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
 Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi
 Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten
sesuai kemampuan
D.0109 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jamdiharapkan
perawatan diri meningkat
Pengertian : Kriteria Hasil:
Tidak mampu
melakukan atau
menyelesaikan aktivitas
perawatan diri
Menurun Cukup
Menurun
Sedang Cukup
Meningkat
Meningkat
1 Kemampuan mandi
1 2 3 4 5
2 Kemampuan mengenakan pakaian
1 2 3 4 5
3 Kemampuan makan
1 2 3 4 5
4 Kemampuan ke toilet (BAB/BAK)
1 2 3 4 5
5 Verbalisasi keinginan melakukan perawatan diri
1 2 3 4 5
6 Mempertahankan kebersihan mulut
Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Risiko Infeksi Tingkat Infeksi Pencegahan infeksi
Observasi:
 Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
 Batasi jumlah pengunjung
 Berikan perawatan kulit pada daerah edema
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
 Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko
tinggi
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara memeriksa luka
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian imunisasi, Jika perlu
D.0142 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam glukosa
derajat infeksi menurun.
Pengertian : Kriteria Hasil:
Berisiko mengalami
peningkatan terserang
oganisme patogenik
Meningkat Cukup
Meningkat
Sedang Cukup
Menurun
Menurun
1 Demam
1 2 3 4 5
2 Kemerahan
1 2 3 4 5
3 Nyeri
1 2 3 4 5
4 Bengkak
1 2 3 4 5
Memburuk Cukup
Memburuk
Sedang Cukup
Membaik
Membaik
5 Kadar sel darah putih
1 2 3 4 5
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Risiko Gangguan Integritas
Kulit/Jaringan
Integritas Kulit dan Jaringan Perawatan Integritas Kulit
Observasi:
 Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Terapeutik:
 Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
 Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada
kulit kering
 Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit
Edukasi
 Anjurkan menggunakan pelembab
 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
 Anjurkan mandi dan menggunkan sabun secukupnya
Perawatan Luka
Observasi:
 Monitor karakteristik luka
 Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik:
 Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
 Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
nontoksik
 Bersihkan jaringan nekrotik
 Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
 Pasang balutan sesuai jenis luka
 Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan
luka
D.0139 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan
integritas kulit dan jaringan meningkat
Pengertian : Kriteria Hasil:
Berisiko mengalami
Kerusakan kulit (dermis
dan/atau epidermis) atau
jaringan (membran
mukosa, kornea, fasia, otot,
tendon, tulang, kartilago,
kapsul sendi dan/atau
ligamen)
Menurun Cukup
Menurun
Sedang Cukup
Meningkat
Meningkat
1 Elastisitas
1 2 3 4 5
2 Hidrasi
1 2 3 4 5
Meningkat Cukup
Meningkat
Sedang Cukup
Menurun
Menurun
3 Kerusakan lapisan kulit
1 2 3 4 5
4 Perdarahan
1 2 3 4 5
5 Nyeri
1 2 3 4 5
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
Thanks

More Related Content

Similar to ANEMIA

Similar to ANEMIA (20)

Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
4. anemia
4. anemia4. anemia
4. anemia
 
Askep_Anemia.doc
Askep_Anemia.docAskep_Anemia.doc
Askep_Anemia.doc
 
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptxANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
ANEMIA KELOMPOK 4 (1).pptx
 
Anemia.pptx
Anemia.pptxAnemia.pptx
Anemia.pptx
 
Askep dm
Askep dmAskep dm
Askep dm
 
Anemia pada kehamilan (Anemia gravidarum)
Anemia pada kehamilan (Anemia gravidarum)Anemia pada kehamilan (Anemia gravidarum)
Anemia pada kehamilan (Anemia gravidarum)
 
Askep sindrom nefrotik
Askep sindrom nefrotikAskep sindrom nefrotik
Askep sindrom nefrotik
 
SOP anemia.docx
SOP anemia.docxSOP anemia.docx
SOP anemia.docx
 
Askep anak anemia
Askep anak anemiaAskep anak anemia
Askep anak anemia
 
Askep anak anemia
Askep anak anemiaAskep anak anemia
Askep anak anemia
 
Askep anemia.doc
Askep anemia.docAskep anemia.doc
Askep anemia.doc
 
Askep anemia (repaired)
Askep anemia (repaired)Askep anemia (repaired)
Askep anemia (repaired)
 
Askep anemia
Askep anemiaAskep anemia
Askep anemia
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
 
Hematopoiesis & Klasifikasi Anemia
Hematopoiesis & Klasifikasi AnemiaHematopoiesis & Klasifikasi Anemia
Hematopoiesis & Klasifikasi Anemia
 
DSS casse report.pptx
DSS casse report.pptxDSS casse report.pptx
DSS casse report.pptx
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
 

Recently uploaded

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 

Recently uploaded (20)

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 

ANEMIA

  • 2. Pengertian Menurut Nursalam (2010), anemia adalah berkurangnya kadar eritrosit (sel darah merah) dan kadar hemoglobin (Hb) dalam setiap millimeter kubik darah dalam tubuh manusia. Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit, atau jumlah eritrosit per milimeter kubik lebih rendah dari normal (Dallman dan Mentzer, 2006)
  • 3.
  • 4. Etiologi Menurut Brunner dan Suddart (2001), beberapa penyebab anemia secara umum antara lain: a. Secara fisiologis anemia terjadi bila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan b. Akibat dari sel darah merah yang prematur atau penghancuran sel darah merah yang berlebihan c. Produksi sel darah merah yang tidak mencukupi d. Faktor lain meliputi kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor keturunan, penyakit kronis dan kekurangan zat besi
  • 5. Tanda dan Gejala AREA MANIFESTASI KLINIS Keadaan Umum Pucat, penurunan kesadaran, keletihan berat , kelemahan, nyeri kepala, demam, dipsnea, vertigo, sensitive terhadap dingin, BB turun Kulit Jaundice (anemia hemolitik), warna kulit pucat, sianosis, kulit kering, kuku rapuh, koylonychia, clubbing finger, CRT > 2 detik, elastisitas kulit munurun, perdarahan kulit atau mukosa (anemia aplastik Mata Penglihatan kabur, jaundice sclera, konjungtiva pucat Telinga Vertigo, tinnitus Paru-paru Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis, perdarahan gusi, atrofi papil lidah, glossitis, lidah merah (anemia deficiency asam folat) Kardiovaskuler Takikardia, lesu, cepat lelah, palpitasi, sesak waktu kerja, angina pectoris dan bunyi jantung murmur, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung Gastrointestinal Anoreksia, mual-muntah, hepatospleenomegali (pada anemia hemolitik) Muskuloskeletal Nyeri pinggang, sendi Sistem Persyarafan Sakit kepala, pusing, tinnitus, mata berkunang-kunang, kelemahan otot, irritable, lesu perasaan dingin pada ekstremitas.
  • 6. Kriteria Anemia Usia dan Jenis Kelamin Hb Normal (gr/dl) Anemia Lahir (aterm) 13,5 – 18,5 <13,5 Anak-anak : 2 – 6 bulan 9,5 – 13,5 <9,5 Anak-anak : 2 – 6 tahun 11,0 – 14,0 <11,0 Anak-anak : 6 – 12 tahun 11,5 – 15,5 <11,5 Laki-laki dewasa 13,0 – 17,0 <13,0 Perempuan dewasa tidak hamil 12,0 – 15,0 < 12,0 Perempuan dewasa hamil 11,0 – 14,0 < 11,0 Sumber: WHO (2014)
  • 7. Kriteria Anemia Klasifikasi Angka Hemoglobin Ringan 10,0 – 10,9 gr/dl Sedang 7,0 – 9,9 gr/dl Berat < 7,0 gr/dl Sumber: WHO (2014)
  • 8. Klasifikasi Anemia Hipoplastik/Aplastik adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang. Disebabkan karena obat-obatan, penyinaran, sumsum tulang yang tidak dapat memproduksi sel darah merah. Gejala klinis yang muncul seperti pucat, cepat lelah, lemah, gejala trombositopenia. Pengobatan dengan memberikan tranfusi darah, pemberian antibiotic (infeksi), tranplantasi sumsum tulang.
  • 9. Klasifikasi Anemia Defisiensi Besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Disebabkan karena masukan zat besi dalam makanan yang tidak adekuat, penyebab Hb yang tepat tidak terjadi, kehilangan darah kronis akibat adanya lesi pada saluran pencernaan. Gejala klinis yang muncul seperti tampak lelah, pucat, mukosa bibir kering, telapak tangan dan dasar kuku, konjungtiva anemis. Pengobatan dengan pemberian garam-garam sederhana peroral (sulfat, glukonat, fumarat), pemberian tablet besi.
  • 10. Klasifikasi Anemia Hemolitik adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Disebabkan karena kekurangan bahan untuk membuat eritrosit, kelainan dinding eritrosit, abnormalitas, akibat bahan kimia atau obat-obatan, bakteri. Gejala klinis yang muncul seperti badan panas, menggigil, lemah, mual muntah, adanya ikterus dan spelenomegali. Pengobatan dengan pemberian kortikosteroid pada anemia hemolisis autoimum, transfusi darah dapat diberikan jika keadaan berat atau dapat dilakukan splenektomi.
  • 11. Klasifikasi Anemia Megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 atau asam folat. Gejala klinis yang muncul seperti kelemahan, gelisah, ikterik ringan, diare ringan. Pengobatan dengan pemberian asam folat dalam diet atau via IM, berikan pengganti vitamin B12.
  • 12. Klasifikasi Anemia Sel Sabit adalah anemia hemolitik berat yang terjadi akibat pewaris gen hemoglobin sabit (HbS) yang menyebabkan molekul hemoglobin cacat. Gejala klinis yang muncul kadar Hb 7 – 10 g/dL, ikterik pada sklera, takikardia, disritmia, nyeri hebat, hipertensi pulmonal. Pengobatan dengan pemberian tranfusi, pembatasan cairan, asam folat, analgesic, hidroxiurea.
  • 13. Patofisiologi •Jumlah Besi meningkat •Kebutuhan zat besi meningkat •Gangguan penyerapan •Kerusakan sumsum tulang •Bahan kimia •Obat-obat •Infeksi •Faktor internal •Faktor Eksternal Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Anemia Hemolitik Aplastik Defisiensi Zat Besi GB 17 g/dl – curah jantung meningkat: •Menurunnya retensi perifer •Menurunnya jumlah volume sel darah •Naiknya tekanan darah Kronis Hipertropi jantung Kardiomegali Cardiac output menurun
  • 14. Patofisiologi Perdarahan Pucat Infeksi sekunder Nyeri akut Defisit Volume cairan Perfusi jaringan menurun Kelelahan Mobilitas fisik menurun Intoleransi Aktivitas Gangguan Integritas kulit
  • 15. Komplikasi Menurut Reksodiputro (2004) yang dikutip oleh Tarwoto, dkk (2010), komplikasi dari anemia yaitu: 1. Gagal jantung kongesif 2. Parestesia 3. Konfusi kanker 4. Penyakit ginjal 5. Gangguan pembentukan heme 6. Thalasemia 7. Gangguan sistem imun
  • 16. Discharge Planing 1. Menjalani diet dengan gizi seimbang 2. Mengkonsumsi tablet besi sesuai kebutuhan 3. Makan makanan yang tinggi asam folat dan vitamin B12, seperti ikan, produk susu, daging, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau tua, jeruk dan biji-bijian 4. Batasi minum alcohol dan pada ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen asam folat untuk mencegah terjadinya anemia difesiensi asam folat 5. Hindari pemaparan berlebihan terhadap minyak, insektisida, zat kimia dan zat toksik lainnya karena juga dapat menyebabkan anemia
  • 18. Pengkajian  Identitas klien  Keluhan utama  Riwayat penyakit sekarang  Riwayat penyakit dahulu  Riwayat penyakit keluarga  Riwayat psikososial
  • 19. Diagnosa Keperawatan 1. Risiko ketidak efektifan Perfusi jaringan perifer b/d penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen berkurang 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang, anoreksia 3. Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik 4. Resiko infeksi 5. Resiko gangguan integritas kulit b/d keterbatasan mobilitas
  • 20. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Perfusi Perifer Tidak Efektif Perfusi Perifer Perawatan Sirkulasi Observasi:  Periksa sirkulasi perifer  Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi  Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas Terapeutik  Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi  Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi  Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada area yang cedera  Lakukan pencegahan infeksi  Lakukan hidrasi Edukasi  Anjurkan berhenti merokok  Anjurkan berolahraga rutin  Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan penurun kolestrol, jika perlu  Anjurkan untuk melakukan perawatan kulit yang tepat  Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi  Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan D.0009 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan perfusi perifer meningkat Pengertian : Kriteria Hasil: Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme tubuh Meningkat Cukup Meningkat Sedang Cukup Menurun Menurun 1 Warna kulit pucat 1 2 3 4 5 2 Edema perifer 1 2 3 4 5 3 Kelemahan otot Memburuk Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik Membaik 4 Pengisian kapiler 1 2 3 4 5 5 Akral 1 2 3 4 5 6 Turgor Kulit
  • 21. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi Observasi:  Identifikasi status nutrisi  Identifikasi alergi dan intoleransi makanan  Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric  Monitor asupan makanan  Monitor berat badan Terapeutik:  Lakukan oral hygiene sebelum makan, Jika perlu  Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai  Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastric jika asupan oral dapat ditoleransi Edukasi  Anjurkan posisi duduk, jika mampu  Ajarkan diet yang diprogramkan Kolaborasi  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan Promosi Berat Badan Observasi  Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang  Monitor adanya mual dan muntah Terapeutik  Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien  Berikan pujian kepada pasien untuk peningkatan yang dicapai Edukasi  Jelaskan jenis makanan yg bergizi tinggi, terjangkau D.0019 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam status nutrisi terpenuhi. Pengertian : Kriteria Hasil: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat Meningkat 1 Porsi makanan yang dihabiskan 1 2 3 4 5 2 Berat Badan atau IMT 1 2 3 4 5 3 Frekuensi makan 1 2 3 4 5 4 Nafsu makan 1 2 3 4 5 5 Perasaan cepat kenyang 1 2 3 4 5
  • 22. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Defisit Perawatan Diri Perawatan Diri Dukungan Perawatan Diri Observasi:  Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia  Monitor tingkat kemandirian  Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan makan Terapeutik:  Sediakan lingkungan yang teraupetik  Siapkan keperluan pribadi  Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri  Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan  Jadwalkan rutinitas perawatan diri Edukasi  Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan D.0109 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jamdiharapkan perawatan diri meningkat Pengertian : Kriteria Hasil: Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat Meningkat 1 Kemampuan mandi 1 2 3 4 5 2 Kemampuan mengenakan pakaian 1 2 3 4 5 3 Kemampuan makan 1 2 3 4 5 4 Kemampuan ke toilet (BAB/BAK) 1 2 3 4 5 5 Verbalisasi keinginan melakukan perawatan diri 1 2 3 4 5 6 Mempertahankan kebersihan mulut
  • 23. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Risiko Infeksi Tingkat Infeksi Pencegahan infeksi Observasi:  Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik Terapeutik  Batasi jumlah pengunjung  Berikan perawatan kulit pada daerah edema  Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien  Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi Edukasi  Jelaskan tanda dan gejala infeksi  Ajarkan cara memeriksa luka  Anjurkan meningkatkan asupan cairan Kolaborasi  Kolaborasi pemberian imunisasi, Jika perlu D.0142 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam glukosa derajat infeksi menurun. Pengertian : Kriteria Hasil: Berisiko mengalami peningkatan terserang oganisme patogenik Meningkat Cukup Meningkat Sedang Cukup Menurun Menurun 1 Demam 1 2 3 4 5 2 Kemerahan 1 2 3 4 5 3 Nyeri 1 2 3 4 5 4 Bengkak 1 2 3 4 5 Memburuk Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik Membaik 5 Kadar sel darah putih 1 2 3 4 5
  • 24. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Risiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan Integritas Kulit dan Jaringan Perawatan Integritas Kulit Observasi:  Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit Terapeutik:  Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring  Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering  Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit Edukasi  Anjurkan menggunakan pelembab  Anjurkan minum air yang cukup  Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi  Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem  Anjurkan mandi dan menggunkan sabun secukupnya Perawatan Luka Observasi:  Monitor karakteristik luka  Monitor tanda-tanda infeksi Terapeutik:  Lepaskan balutan dan plester secara perlahan  Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik  Bersihkan jaringan nekrotik  Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu  Pasang balutan sesuai jenis luka  Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka D.0139 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan integritas kulit dan jaringan meningkat Pengertian : Kriteria Hasil: Berisiko mengalami Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen) Menurun Cukup Menurun Sedang Cukup Meningkat Meningkat 1 Elastisitas 1 2 3 4 5 2 Hidrasi 1 2 3 4 5 Meningkat Cukup Meningkat Sedang Cukup Menurun Menurun 3 Kerusakan lapisan kulit 1 2 3 4 5 4 Perdarahan 1 2 3 4 5 5 Nyeri 1 2 3 4 5
  • 25. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik Thanks