SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN
SLE (SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS)
KELOMPOK
4 Andi Nofriyanto
Andri Nugraha
Ayu Noviasari
Enny Afriyani
Iyan Supriyatna
Irvan Hadi DK
Mifahul Ulum
Nina Irmayani
Sahru Safri
Rofiudin
Tuti Rohayati
Definisi Definisi
SLE >> penyakit multisistem yang kronik, penyakit
autoimun dari jaringan ikat dan pembuluh darah
yang ditandai dengan adanya inflamasi pada
jaringan tubuh (Hockeberry & wilson, 2009)
SLE >> penyakit autoimun menahun yang menyerang
daya tahan tubuh dan peradangan seperti pada kulit
dan persendian (Puskom, 2011)
Definisi Etiologi
Belum diketahui secara pasti, ada beberapa faktor predisposisi yang
menimbulkan SLE, yaitu:
• Faktor jenis kelamin
• Faktor genetik >> konkordansi penyakit SLE pada kembar identik
adalah sekitar 20-25% dan bahwa dalam kembar dizigot adalah sekitar
5% (Mok & Lau, 2013).
• Faktor lingkungan >> faktor kimia seperti pewarna rambut, sinar
ultraviolet, rokok, obat-obatan (procainamide, hydralazine,
chlorpomazine, isoniazid, phenytoin, penicillamine),
• Faktor makanan (L-canavanine/alfalfa sprouts, dan intake lemak jenuh
yang berlebihan, faktor agen infeksius seperti retrovirus dan
endotoksin atau bakterial DNA
• Faktor hormon (hormonal replacement therapy, kontrasepsi oral, dan
Definisi Etiologi Patofisiologi
• Temuan patologis SLE terjadi di seluruh tubuh dan
diwujudkan oleh peradangan, kelainan pembuluh darah
yang mencakup baik vasculopathy dan vaskulitis, dan
deposisi kompleks imun.
• Hasil SLE dari reaksi abnormal terhadap resiko
tubuh itu sendiri jaringan, sel, dan protein serum.
Dengan kata lain, sebagai penyakit autoimun, SLE
ditandai dengan penurunan toleransi tubuh terhadap
penyakit
Definisi Etiologi Patofisiologi
Kriteria diagnosis
dan manifestasi
klinis
Diagnosis mendirikan SLE ketika 4 dari 11 kriteria diagnostik
terpenuhi menurut American College Of Rheumatology (Hockenberry
& Wilson, 2009), kriteria diagnosis tersebut diantaranya:
• Eritema malar (butterfly rash – tetap
• ruam diskoid – lesi eritema sebagian
• Fotosensitivitas – kemerahan saat terpapar dengan sinar
matahariUlserasi mukokutaneous oral dan nasal – rasa sakit
pada mulut dan hidung
• Artritis non erosif – bengkak, kemerahan pada sendi
• Seroritis – pleuritis, perikarditis
• Gangguan renal/nefritis – proteinuria > 0,5 g/24 jam dan sel
silinder +
• Gg. Neurologik – psikosis, kejang
• Gg. Hematologi – anemia hemolitik, trombositopenia,
leukopenia, limpopeniaGangguan imunologi – antibodi antidouble
stranded DNA, antibodi antinuklear
• Antibodi antinuklear (ANA)
Pemeriksaan
penunjang
Darah tepi lengkap
LED
Urinalisis
sel LE, ANA,
antibodi anti doublestranded DNA
antibodi antifosfolipid
antibodi lain (anti-Ro, anti-La, anti-RNP)
Pemeriksaan
penunjang
faktor rheumatoid
titer komplemen C3, C4,dan CH50
titer IgM ,IgG, dan IgA
uji Coombs, kreatininureum darah
protein urin >0.5 gram/24 jam (Nefritis),
dan pencitraan (foto Rontgen toraks*, USG ginjal,
MRI kepala).
Autoimun menyerang
organ-organ tubuh
Pembentukan lupus
Peningkatan auautoimun
berlebihan
Genetik, kuman/virus, sinar
ultraviolet, obat-obatan
tertentu
Produksi antibodi
secara terus menerus
Pencetus penyakit inflamasi
multi organ
Darah
Efusi pleura
Gangguan ventilasi
spontan (D.0004)
Paru-paru
HB menurun
Penurunan suplai
O2 / Nutrien
Ginjal
Protein urin, sindrom
nefrotik
Resiko perfusi renal
Tidak efektif (D.0016)
Kerusakan
perfusi jaringan
perifer
Resiko
Ketidakseimbangan
Cairan (D.0036)
Clinical
Pathway
TINJAUAN KASUS
Nama Ny. D
Tanggal lahir 03 september 1996
Agama Islam
Pendidikan SLTA
pekerjaan Ibu rumah tangga
Kewarganegaraan Indonesia
Alamat Kp . CIbeber kulon 002/007 Kel. Curug Bitung Kec. Nanggung
Golangan darah A +
No register 00.24.02.92
Diagnose medis RF, SLE, Efusi Pleura, CKD on HD, Post WSD
Sumber Informasi Keluarga klien
Tanggal 09 februari 2024
Keluhan Utama Keluarga mengatakan pasien lemas dan sesak
Riwayat penyakit
sekarang
Lemas sejak 1 minggu SMRS. Lemas dirasakan seluruh tubuh,
kelemahan satu sisi disangkal. Keluhan disertai dengan
bengkak seluruh tubuh, bengkak sejak 5 bulan SMRS. Pasien
paska rawat tgl 15 Januari karena keluhan serupa. Sesak dan
Batuk berdahak , sesekali bercampur darah. Pasien sudah
Anemia berulang sejak 1 tahun SMRS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANA IF
27/11/2023
LAB
THORAX
Tgl 03 dan 09
februari 2023
LABORATORIUM
Tgl 3/2/2024 Tgl 5/2/2024
HB 4.1
Lekosit 5.4
Trombosit216
Hematokrit
SGOT 15.3
SGPT 9.3
Ureum 271.6
Creatinine 5.3
Albumin 2.0
HB 7.9
Lekosit 7.5
Trombosit 287
Hematokrit 24.8
Ureum 209.5
Creatinine 4.0
Albumin 2.1
Tanggal 9 februari 2024 10 februari 13 februari
PH 7.19
PCO2 19
PO2 156
BE -19.1
HCO3 7.3
FIO2 70
S02 99
LACTAT 2.3
NA 135
K 4.5
CL 97
CA 0.11
HB 10.4 8.2
LEKOSIT 33.18 16.1
TROMBOSIT 152 71
HEMATOKRIT 32.4 24.8
GDS 132
THORAX
ANALISA DATA
No Data / Faktor Resiko Etiologi Masalah
1 DS :
Tidak terkaji karena pasien mengalami penurunan kesadaran GCS 6T, Terpasang ETT
DO :
- Kesadaran : DPO GCS 6T
Terpasang ventilor mode SCMV 12, peep +8, TV 450, FIO2 70%, sao2 100%
-TD : 145/88 mmHg , nadi : 118-130x/ mnit ,RR : 18x/ menit , ronchi +, sputum produktif, reflek batuk
tidak ada, menggunakan otot bantu nafas
Gangguan Metabolisme Gangguan Ventilasi Spontan (D.0004)
2 DS :
Tidak terkaji karena pasien mengalami penurunan kesadaran GCS 6T, Terpasang ETT
DO :
- Kesadaran : DPO GCS 6T
Terpasang ventilor mode SCMV 12, peep +8, TV 450, FIO2 70%, sao2 100%
-TD : 145/88 mmHg ,nadi: 118-130x/menit, RR : 18x/ menit
-terpasang cateter urin minimal , produksi urin/18 jam : 80 cc kemerahan.
Hasil lab
PH 7.19
UREUM 180.4
Creatinine 4.3
Albumin 2.9
Asidosis metabolik Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif (D.0016)
3 DS :
Tidak terkaji karena pasien mengalami penurunan kesadaran GCS 6T, Terpasang ETT
DO :
- Kesadaran : DPO GCS 6T
Terpasang ventilor mode SCMV 12, peep +8, TV 450, FIO2 70%, sao2 100%
-TD : 145/88 mmHg ,nadi: 118-130x/menit, RR : 18x/ menit
-terpasang cateter urin minimal , produksi urin/18 jam : 80 cc kemerahan.
Hasil lab
PH 7.19
UREUM 180.4
Creatinine 4.3
Albumin 2.9
Na 135
K 4.5
CL 97
Balance /18 jam : +290 cc
Diuresis / 18 jam : 0.01 cc/kgbb/ jam
penyakit ginjal Risiko Ketidakseimbangan Cairan (D.0036)
LUARAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
1. Gangguan Ventilasi Spontan (D.0004) berhubungan dengan gangguan
metabolisme dibuktikan dengan dengan:
- Dispneu meningkat
- Volume tidal memburuk
- Penggunaan otot bantu nafas meningkat
- Takikardi meningkat
Ventilasi Spontan (L.01007)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, maka ventilasi spontan meningkat, dengan
kriteria hasil:
- Dispneu menurun (5)
- Volume tidal membaik (5)
- Penggunaan otot bantu nafas menurun (5)
- Takikardi menurun (5)
Pemantauan Respirasi (I.01014)
Observasi
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
- Monitor pola napas (seperti bradypnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-stokes, biot, ataksik)
- Monitor adanya produksi sputum
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai analisa gas darah
- Monitor hasil x-ray thoraks
Terapeutik
- Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan kepada keluarga
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
2. Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif
(D.0016) dibuktikan dengan
Asidosis metabolik
Perfusi Renal (L.02013)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam, maka perfusi renal
meningkat, dengan kriteria hasil:
- Jumlah urin meningkat (5)
- Tekanan arteri rata-rata (mean arterial
pressure/MAP) membaik (5)
- Kadar urea nitrogen darah membaik (5)
- Kadar kreatinin plasma membaik (5)
- Keseimbangan asam basa membaik (5)
Manajemen Asam-Basa: Asidosis Metabolik (I.03096)
Observasi
- Identifikasi penyebab terjadinya asidosis metabolik (Gagal
Ginjal Akut)
- Monitor pola napas (frekuensi dan kedalaman)
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor dampak susunan saraf pusat (gelisah, kejang)
- Monitor hasil AGD
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan nafas
- Berikan posisi semifowler untuk memfasilitasi ventilasi yang
adekuat
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bikarbonat, jika perlu
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan
(D.0036) dibuktikan dengan penyakit
ginjal dan kelenjar
Keseimbangan Cairan (L03020)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam, maka keseimbangan cairan meningkat, dengan
kriteria hasil:
- Output urin meningkat (5)
- Edema menurun (5)
- Tekanan darah membaik (5)
Manajemen Cairan (I.03098)
Observasi
- Monitor status hidrasi (mis: frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral,
pengisian kapiler, kelembaban mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
- Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialysis
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis: hematokrit, Na, K, Cl,
berat jenis urin, BUN)
- Monitor status hemodinamik (mis: MAP, CVP, PAP, PCWP, jika tersedia)
Terapeutik
- Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam
- Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
N
o
DIAGNOSIS KEPERAWATAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI KEPERAWATAN
1 Gangguan Ventilasi Spontan
(D.0004) berhubungan
dengan gangguan
metabolisme
Observasi
- Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
- Memonitor pola napas (seperti bradypnea, takipnea, hiperventilasi,
kussmaul, Cheyne-stokes, biot, ataksik)
- Memonitor adanya produksi sputum
- Mngauskultasi bunyi napas
- Memonitor saturasi oksigen
- Memonitor nilai analisa gas darah
- Memonitor hasil x-ray thoraks
Terapeutik
- Mengatur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Mendokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan kepada keluarga
- Menginformasikan hasil pemantauan, jika perlu.
S: Tidak dapat dikaji
O: Ku berat kes cm-apatis GCS 10T TD: 134/72 N 108 RR 14 SpO2 100% dengan pola venti SCMV 6 PEEP 8 FiO2 80% TVe 450-620, dispneu
(-) WOB (-) triger (+)
A: Gangguan ventilasi spontan belum teratasi
Dyspneu (3/5)
Tidal volume (3/5)
Penggunaan otot bantu nafas (3/5)
Takikardi (3/5)
P:
Observasi hemodinamik dntanda vital
Observasi produksi wsd dn undulasi
Kolaborasi dengan DPJP untuk tatalksana lainnya
2 Risiko Perfusi Renal Tidak
Efektif (D.0016) dibuktikan
dengan Asidosis metabolik
Observasi
- Mengidentifikasi penyebab terjadinya asidosis metabolik
(Gagal Ginjal Akut)
- Memonitor pola napas (frekuensi dan kedalaman)
- Memonitor intake dan output cairan
- Memonitor dampak susunan saraf pusat (gelisah, kejang)
- Memonitor hasil AGD
Terapeutik
- Mempertahankan kepatenan jalan nafas
- Memberikan posisi semifowler untuk memfasilitasi
ventilasi yang adekuat
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bikarbonat, jika perlu
S: Tidak dapat dikaji
O: Ku berat kes cm-apatis GCS 10T TD: 134/72 N 108 RR 14 SpO2 100%, AGD post bicarbonate pH= 7,14 HCO3= 7,3
Ureum 180, kreatinin 4.3
A: Risiko perfusi renal tidak efektif belumteratasi
Jumlah urine (2/5)
Tekanan arteri rata-rata (mean arterial pressure/MAP) membaik (3/5)
Kadar urea nitrogen darah membaik (2/5)
Kadar kreatinin plasma membaik (2/5)
Keseimbangan asam basa membaik (3/5)
P:
- hitung balance cairan/24 jam
- kolaborai dengan dpjp untuk tatalaksana medis
3 Risiko Ketidakseimbangan
Cairan (D.0036) dibuktikan
dengan penyakit ginjal dan
kelenjar
Observasi
- Memonitor status hidrasi (mis: frekuensi nadi, kekuatan
nadi, akral, pengisian kapiler, kelembaban mukosa, turgor
kulit, tekanan darah)
- Memonitor berat badan sebelum dan sesudah dialysis
- Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis:
hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urin, BUN)
- Memonitor status hemodinamik (mis: MAP, CVP, PAP,
PCWP, jika tersedia)
Terapeutik
- Mencatat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam
- Memberikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
S: Tidak dapat dikaji
O: Ku berat kes cm-apatis GCS 10T TD: 134/72 N 108 RR 14 SpO2 100%, ureum/creatinine 271,6/5,3->209,5/4,0->180,4/4,3->106,5/3,14,
albumin 2,6->2,9->2,4, os post HD 3x, CVP 3-8 mmHg
BC/4 jam
Intake 45 cc
Urine 270 cc
Diuresis 0,07 cc/kgbb/jam
Balnce -505
Oedema extremita ata bawh kanan kiri (+)
A: Risiko ketidakseimbangan cairan belum teratai
Output urin (2/5)
Edema (2/5)
Tekanan darah (3/5)
P:
pantau pitting oedema
monitor tekanan darah
pantau output urine
Analisis kasus
SLE
EFUSI PLEURA
HEMODIALISIS
HIPOALBUMIN
ANEMIA
DAFTAR PUSTAKA
Bertsias G; Cervera R; Boumpas DT. Sistemik Lupus Eritematosus: Patogenesis and Clinical Features. Available from: URL: http://eular.org.
Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1, PPNI.
Buku Standar Luaran Keperawatn Indonesia Edisi 1, PPNI.
Buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1, PPNI.
Burn, cathrine E, dt all (2004) Pediatric Primary Care: A Handbook fornurse practitioner. USA: Saunders
https://www.academia.edu/38153971/ASKEP_SLE_KMB_doc?uc-g-sw=38153956
https://www.academia.edu/34042189/ASKEP_LUPUS_ERIMATOSUS_SISTEMATIK_LES_1_
Infodatin Lupus. 2017. Departemen Kesehatan.
Kascmir, Yoga dkk. (20). Rekomendasi Perhimpunn Reumtoogi inonesi Untuk Diagnosis dn Pngeloaan Lupus Eritematosus Sisteik. Perhimpunan
reumatologi Indonesi.
Tarigan N. S ; 2015. Pengelolaan Eritomatus Sistemik (SLE) dengan Kterliban Ginjal pada Wanita. Jj Medula Unila. Vol 4 (2).

More Related Content

Similar to ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.ppt

Diagnosis kegagalan terapi arv
Diagnosis kegagalan terapi arvDiagnosis kegagalan terapi arv
Diagnosis kegagalan terapi arvAbdul Hakim
 
EXPERTISE IMUN ULLI .pptx
EXPERTISE IMUN ULLI .pptxEXPERTISE IMUN ULLI .pptx
EXPERTISE IMUN ULLI .pptxssuser4360bd
 
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxicursudbogor
 
Leptospirosis Case Report Presentation.pptx
Leptospirosis Case Report Presentation.pptxLeptospirosis Case Report Presentation.pptx
Leptospirosis Case Report Presentation.pptxHanun15
 
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptxPPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptxAlisiaNurjannah
 
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisaFormat pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisaYabniel Lit Jingga
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotikMayah M4y
 
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)M Afzalurrahman Putranda
 
POST MICO Laporan Jaga minggu PPH (1) copy.pptx
POST MICO Laporan Jaga minggu PPH (1) copy.pptxPOST MICO Laporan Jaga minggu PPH (1) copy.pptx
POST MICO Laporan Jaga minggu PPH (1) copy.pptxMuhammadRezaFirdaus2
 
Acute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritisAcute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritisAtin Nishi
 

Similar to ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.ppt (20)

Ppt_syok.pptx
Ppt_syok.pptxPpt_syok.pptx
Ppt_syok.pptx
 
Ckd2
Ckd2Ckd2
Ckd2
 
Diagnosis kegagalan terapi arv
Diagnosis kegagalan terapi arvDiagnosis kegagalan terapi arv
Diagnosis kegagalan terapi arv
 
EXPERTISE IMUN ULLI .pptx
EXPERTISE IMUN ULLI .pptxEXPERTISE IMUN ULLI .pptx
EXPERTISE IMUN ULLI .pptx
 
CKD-on-HD.docx
CKD-on-HD.docxCKD-on-HD.docx
CKD-on-HD.docx
 
PPT CBL 3_FG 1_KGD-B.pptx
PPT CBL 3_FG 1_KGD-B.pptxPPT CBL 3_FG 1_KGD-B.pptx
PPT CBL 3_FG 1_KGD-B.pptx
 
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
 
Leptospirosis Case Report Presentation.pptx
Leptospirosis Case Report Presentation.pptxLeptospirosis Case Report Presentation.pptx
Leptospirosis Case Report Presentation.pptx
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptxPPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
 
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisaFormat pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
Format pengkajian-askep-pada-pasien-hemodialisa
 
Askep gga
Askep ggaAskep gga
Askep gga
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
 
Ppok
PpokPpok
Ppok
 
POST MICO Laporan Jaga minggu PPH (1) copy.pptx
POST MICO Laporan Jaga minggu PPH (1) copy.pptxPOST MICO Laporan Jaga minggu PPH (1) copy.pptx
POST MICO Laporan Jaga minggu PPH (1) copy.pptx
 
SN PRESENTASI.pptx
SN PRESENTASI.pptxSN PRESENTASI.pptx
SN PRESENTASI.pptx
 
Acute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritisAcute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritis
 
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 

Recently uploaded

081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxabdulmujibmgi
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Currentaditya romadhon
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADARismaZulfiani
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 

Recently uploaded (15)

081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 

ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.ppt

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SLE (SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS) KELOMPOK 4 Andi Nofriyanto Andri Nugraha Ayu Noviasari Enny Afriyani Iyan Supriyatna Irvan Hadi DK Mifahul Ulum Nina Irmayani Sahru Safri Rofiudin Tuti Rohayati
  • 2. Definisi Definisi SLE >> penyakit multisistem yang kronik, penyakit autoimun dari jaringan ikat dan pembuluh darah yang ditandai dengan adanya inflamasi pada jaringan tubuh (Hockeberry & wilson, 2009) SLE >> penyakit autoimun menahun yang menyerang daya tahan tubuh dan peradangan seperti pada kulit dan persendian (Puskom, 2011)
  • 3. Definisi Etiologi Belum diketahui secara pasti, ada beberapa faktor predisposisi yang menimbulkan SLE, yaitu: • Faktor jenis kelamin • Faktor genetik >> konkordansi penyakit SLE pada kembar identik adalah sekitar 20-25% dan bahwa dalam kembar dizigot adalah sekitar 5% (Mok & Lau, 2013). • Faktor lingkungan >> faktor kimia seperti pewarna rambut, sinar ultraviolet, rokok, obat-obatan (procainamide, hydralazine, chlorpomazine, isoniazid, phenytoin, penicillamine), • Faktor makanan (L-canavanine/alfalfa sprouts, dan intake lemak jenuh yang berlebihan, faktor agen infeksius seperti retrovirus dan endotoksin atau bakterial DNA • Faktor hormon (hormonal replacement therapy, kontrasepsi oral, dan
  • 4. Definisi Etiologi Patofisiologi • Temuan patologis SLE terjadi di seluruh tubuh dan diwujudkan oleh peradangan, kelainan pembuluh darah yang mencakup baik vasculopathy dan vaskulitis, dan deposisi kompleks imun. • Hasil SLE dari reaksi abnormal terhadap resiko tubuh itu sendiri jaringan, sel, dan protein serum. Dengan kata lain, sebagai penyakit autoimun, SLE ditandai dengan penurunan toleransi tubuh terhadap penyakit
  • 5. Definisi Etiologi Patofisiologi Kriteria diagnosis dan manifestasi klinis Diagnosis mendirikan SLE ketika 4 dari 11 kriteria diagnostik terpenuhi menurut American College Of Rheumatology (Hockenberry & Wilson, 2009), kriteria diagnosis tersebut diantaranya: • Eritema malar (butterfly rash – tetap • ruam diskoid – lesi eritema sebagian • Fotosensitivitas – kemerahan saat terpapar dengan sinar matahariUlserasi mukokutaneous oral dan nasal – rasa sakit pada mulut dan hidung • Artritis non erosif – bengkak, kemerahan pada sendi • Seroritis – pleuritis, perikarditis • Gangguan renal/nefritis – proteinuria > 0,5 g/24 jam dan sel silinder + • Gg. Neurologik – psikosis, kejang • Gg. Hematologi – anemia hemolitik, trombositopenia, leukopenia, limpopeniaGangguan imunologi – antibodi antidouble stranded DNA, antibodi antinuklear • Antibodi antinuklear (ANA)
  • 6. Pemeriksaan penunjang Darah tepi lengkap LED Urinalisis sel LE, ANA, antibodi anti doublestranded DNA antibodi antifosfolipid antibodi lain (anti-Ro, anti-La, anti-RNP)
  • 7. Pemeriksaan penunjang faktor rheumatoid titer komplemen C3, C4,dan CH50 titer IgM ,IgG, dan IgA uji Coombs, kreatininureum darah protein urin >0.5 gram/24 jam (Nefritis), dan pencitraan (foto Rontgen toraks*, USG ginjal, MRI kepala).
  • 8. Autoimun menyerang organ-organ tubuh Pembentukan lupus Peningkatan auautoimun berlebihan Genetik, kuman/virus, sinar ultraviolet, obat-obatan tertentu Produksi antibodi secara terus menerus Pencetus penyakit inflamasi multi organ Darah Efusi pleura Gangguan ventilasi spontan (D.0004) Paru-paru HB menurun Penurunan suplai O2 / Nutrien Ginjal Protein urin, sindrom nefrotik Resiko perfusi renal Tidak efektif (D.0016) Kerusakan perfusi jaringan perifer Resiko Ketidakseimbangan Cairan (D.0036) Clinical Pathway
  • 9. TINJAUAN KASUS Nama Ny. D Tanggal lahir 03 september 1996 Agama Islam Pendidikan SLTA pekerjaan Ibu rumah tangga Kewarganegaraan Indonesia Alamat Kp . CIbeber kulon 002/007 Kel. Curug Bitung Kec. Nanggung Golangan darah A + No register 00.24.02.92 Diagnose medis RF, SLE, Efusi Pleura, CKD on HD, Post WSD Sumber Informasi Keluarga klien Tanggal 09 februari 2024 Keluhan Utama Keluarga mengatakan pasien lemas dan sesak Riwayat penyakit sekarang Lemas sejak 1 minggu SMRS. Lemas dirasakan seluruh tubuh, kelemahan satu sisi disangkal. Keluhan disertai dengan bengkak seluruh tubuh, bengkak sejak 5 bulan SMRS. Pasien paska rawat tgl 15 Januari karena keluhan serupa. Sesak dan Batuk berdahak , sesekali bercampur darah. Pasien sudah Anemia berulang sejak 1 tahun SMRS
  • 11. LABORATORIUM Tgl 3/2/2024 Tgl 5/2/2024 HB 4.1 Lekosit 5.4 Trombosit216 Hematokrit SGOT 15.3 SGPT 9.3 Ureum 271.6 Creatinine 5.3 Albumin 2.0 HB 7.9 Lekosit 7.5 Trombosit 287 Hematokrit 24.8 Ureum 209.5 Creatinine 4.0 Albumin 2.1 Tanggal 9 februari 2024 10 februari 13 februari PH 7.19 PCO2 19 PO2 156 BE -19.1 HCO3 7.3 FIO2 70 S02 99 LACTAT 2.3 NA 135 K 4.5 CL 97 CA 0.11 HB 10.4 8.2 LEKOSIT 33.18 16.1 TROMBOSIT 152 71 HEMATOKRIT 32.4 24.8 GDS 132
  • 13. ANALISA DATA No Data / Faktor Resiko Etiologi Masalah 1 DS : Tidak terkaji karena pasien mengalami penurunan kesadaran GCS 6T, Terpasang ETT DO : - Kesadaran : DPO GCS 6T Terpasang ventilor mode SCMV 12, peep +8, TV 450, FIO2 70%, sao2 100% -TD : 145/88 mmHg , nadi : 118-130x/ mnit ,RR : 18x/ menit , ronchi +, sputum produktif, reflek batuk tidak ada, menggunakan otot bantu nafas Gangguan Metabolisme Gangguan Ventilasi Spontan (D.0004) 2 DS : Tidak terkaji karena pasien mengalami penurunan kesadaran GCS 6T, Terpasang ETT DO : - Kesadaran : DPO GCS 6T Terpasang ventilor mode SCMV 12, peep +8, TV 450, FIO2 70%, sao2 100% -TD : 145/88 mmHg ,nadi: 118-130x/menit, RR : 18x/ menit -terpasang cateter urin minimal , produksi urin/18 jam : 80 cc kemerahan. Hasil lab PH 7.19 UREUM 180.4 Creatinine 4.3 Albumin 2.9 Asidosis metabolik Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif (D.0016) 3 DS : Tidak terkaji karena pasien mengalami penurunan kesadaran GCS 6T, Terpasang ETT DO : - Kesadaran : DPO GCS 6T Terpasang ventilor mode SCMV 12, peep +8, TV 450, FIO2 70%, sao2 100% -TD : 145/88 mmHg ,nadi: 118-130x/menit, RR : 18x/ menit -terpasang cateter urin minimal , produksi urin/18 jam : 80 cc kemerahan. Hasil lab PH 7.19 UREUM 180.4 Creatinine 4.3 Albumin 2.9 Na 135 K 4.5 CL 97 Balance /18 jam : +290 cc Diuresis / 18 jam : 0.01 cc/kgbb/ jam penyakit ginjal Risiko Ketidakseimbangan Cairan (D.0036)
  • 14. LUARAN KEPERAWATAN No Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan 1. Gangguan Ventilasi Spontan (D.0004) berhubungan dengan gangguan metabolisme dibuktikan dengan dengan: - Dispneu meningkat - Volume tidal memburuk - Penggunaan otot bantu nafas meningkat - Takikardi meningkat Ventilasi Spontan (L.01007) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, maka ventilasi spontan meningkat, dengan kriteria hasil: - Dispneu menurun (5) - Volume tidal membaik (5) - Penggunaan otot bantu nafas menurun (5) - Takikardi menurun (5) Pemantauan Respirasi (I.01014) Observasi - Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas - Monitor pola napas (seperti bradypnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-stokes, biot, ataksik) - Monitor adanya produksi sputum - Auskultasi bunyi napas - Monitor saturasi oksigen - Monitor nilai analisa gas darah - Monitor hasil x-ray thoraks Terapeutik - Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien - Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi - Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan kepada keluarga - Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
  • 15. 2. Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif (D.0016) dibuktikan dengan Asidosis metabolik Perfusi Renal (L.02013) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, maka perfusi renal meningkat, dengan kriteria hasil: - Jumlah urin meningkat (5) - Tekanan arteri rata-rata (mean arterial pressure/MAP) membaik (5) - Kadar urea nitrogen darah membaik (5) - Kadar kreatinin plasma membaik (5) - Keseimbangan asam basa membaik (5) Manajemen Asam-Basa: Asidosis Metabolik (I.03096) Observasi - Identifikasi penyebab terjadinya asidosis metabolik (Gagal Ginjal Akut) - Monitor pola napas (frekuensi dan kedalaman) - Monitor intake dan output cairan - Monitor dampak susunan saraf pusat (gelisah, kejang) - Monitor hasil AGD Terapeutik - Pertahankan kepatenan jalan nafas - Berikan posisi semifowler untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat Kolaborasi - Kolaborasi pemberian bikarbonat, jika perlu
  • 16. 3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan (D.0036) dibuktikan dengan penyakit ginjal dan kelenjar Keseimbangan Cairan (L03020) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, maka keseimbangan cairan meningkat, dengan kriteria hasil: - Output urin meningkat (5) - Edema menurun (5) - Tekanan darah membaik (5) Manajemen Cairan (I.03098) Observasi - Monitor status hidrasi (mis: frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler, kelembaban mukosa, turgor kulit, tekanan darah) - Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialysis - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis: hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urin, BUN) - Monitor status hemodinamik (mis: MAP, CVP, PAP, PCWP, jika tersedia) Terapeutik - Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam - Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan Kolaborasi - Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
  • 17. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI N o DIAGNOSIS KEPERAWATAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI KEPERAWATAN 1 Gangguan Ventilasi Spontan (D.0004) berhubungan dengan gangguan metabolisme Observasi - Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas - Memonitor pola napas (seperti bradypnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-stokes, biot, ataksik) - Memonitor adanya produksi sputum - Mngauskultasi bunyi napas - Memonitor saturasi oksigen - Memonitor nilai analisa gas darah - Memonitor hasil x-ray thoraks Terapeutik - Mengatur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien - Mendokumentasikan hasil pemantauan Edukasi - Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan kepada keluarga - Menginformasikan hasil pemantauan, jika perlu. S: Tidak dapat dikaji O: Ku berat kes cm-apatis GCS 10T TD: 134/72 N 108 RR 14 SpO2 100% dengan pola venti SCMV 6 PEEP 8 FiO2 80% TVe 450-620, dispneu (-) WOB (-) triger (+) A: Gangguan ventilasi spontan belum teratasi Dyspneu (3/5) Tidal volume (3/5) Penggunaan otot bantu nafas (3/5) Takikardi (3/5) P: Observasi hemodinamik dntanda vital Observasi produksi wsd dn undulasi Kolaborasi dengan DPJP untuk tatalksana lainnya
  • 18. 2 Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif (D.0016) dibuktikan dengan Asidosis metabolik Observasi - Mengidentifikasi penyebab terjadinya asidosis metabolik (Gagal Ginjal Akut) - Memonitor pola napas (frekuensi dan kedalaman) - Memonitor intake dan output cairan - Memonitor dampak susunan saraf pusat (gelisah, kejang) - Memonitor hasil AGD Terapeutik - Mempertahankan kepatenan jalan nafas - Memberikan posisi semifowler untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat Kolaborasi - Kolaborasi pemberian bikarbonat, jika perlu S: Tidak dapat dikaji O: Ku berat kes cm-apatis GCS 10T TD: 134/72 N 108 RR 14 SpO2 100%, AGD post bicarbonate pH= 7,14 HCO3= 7,3 Ureum 180, kreatinin 4.3 A: Risiko perfusi renal tidak efektif belumteratasi Jumlah urine (2/5) Tekanan arteri rata-rata (mean arterial pressure/MAP) membaik (3/5) Kadar urea nitrogen darah membaik (2/5) Kadar kreatinin plasma membaik (2/5) Keseimbangan asam basa membaik (3/5) P: - hitung balance cairan/24 jam - kolaborai dengan dpjp untuk tatalaksana medis
  • 19. 3 Risiko Ketidakseimbangan Cairan (D.0036) dibuktikan dengan penyakit ginjal dan kelenjar Observasi - Memonitor status hidrasi (mis: frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler, kelembaban mukosa, turgor kulit, tekanan darah) - Memonitor berat badan sebelum dan sesudah dialysis - Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis: hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urin, BUN) - Memonitor status hemodinamik (mis: MAP, CVP, PAP, PCWP, jika tersedia) Terapeutik - Mencatat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam - Memberikan asupan cairan, sesuai kebutuhan Kolaborasi - Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu S: Tidak dapat dikaji O: Ku berat kes cm-apatis GCS 10T TD: 134/72 N 108 RR 14 SpO2 100%, ureum/creatinine 271,6/5,3->209,5/4,0->180,4/4,3->106,5/3,14, albumin 2,6->2,9->2,4, os post HD 3x, CVP 3-8 mmHg BC/4 jam Intake 45 cc Urine 270 cc Diuresis 0,07 cc/kgbb/jam Balnce -505 Oedema extremita ata bawh kanan kiri (+) A: Risiko ketidakseimbangan cairan belum teratai Output urin (2/5) Edema (2/5) Tekanan darah (3/5) P: pantau pitting oedema monitor tekanan darah pantau output urine
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Bertsias G; Cervera R; Boumpas DT. Sistemik Lupus Eritematosus: Patogenesis and Clinical Features. Available from: URL: http://eular.org. Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1, PPNI. Buku Standar Luaran Keperawatn Indonesia Edisi 1, PPNI. Buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1, PPNI. Burn, cathrine E, dt all (2004) Pediatric Primary Care: A Handbook fornurse practitioner. USA: Saunders https://www.academia.edu/38153971/ASKEP_SLE_KMB_doc?uc-g-sw=38153956 https://www.academia.edu/34042189/ASKEP_LUPUS_ERIMATOSUS_SISTEMATIK_LES_1_ Infodatin Lupus. 2017. Departemen Kesehatan. Kascmir, Yoga dkk. (20). Rekomendasi Perhimpunn Reumtoogi inonesi Untuk Diagnosis dn Pngeloaan Lupus Eritematosus Sisteik. Perhimpunan reumatologi Indonesi. Tarigan N. S ; 2015. Pengelolaan Eritomatus Sistemik (SLE) dengan Kterliban Ginjal pada Wanita. Jj Medula Unila. Vol 4 (2).