Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
materialitas
1. KELOMPOK 7
Ratna Sari A311 12 905
Salma Haris A311 12 295
Misnawati Raouf A311 12 014
2. MATERIALI
TAS (SPAP
31 Maret
2011)
Kewajaran penyajian laporan
keuangan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia
MenghindarI salah
saji Laporan
Keuangan
MATERIALITAS
4. DEFINISI MATERIALITAS
Materialitas adalah besarnya informasi
akuntansi yang apabila terjadi penghilangan
atau salah saji, dilihat dari keadaan yang
melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau
memengaruhi pertimbangan orang yang
meletakkan kepercayaan atas informasi
tersebut.
7. PERTIMBANGAN PENDAHULUAN
MENGENAI MATERIALITAS
TINGKAT LAPORAN KEUANGAN
• total pendapatan
• laba operasi
• laba sebelum pajak
• laba bersih
Laporan
laba rugi
•total aktiva
•aktiva lancar
•modal kerja
•ekuitas pemegang saham
Neraca
8. MATERIALITAS PADA TINGKAT
SALDO AKUN
Auditor harus mempertimbangkan hubungan
antara materialitas pada tingkat saldo akun dan
materialitas pada tingkat laporan keuangan.
Pertimbangan tersebut mengarahkan auditor
untuk merencanakan audit guna mendeteksi
salah saji yang material secara keseluruhan.
9. MENGALOKASIKAN MATERIALITAS
LAPORAN KEUANGAN PADA AKUN-
AKUN
Dalam melakukan alokasi auditor harus
mempertimbangkan (1) kemungkinan salah saji
dalam akun, dan (2) biaya yang mungkin untuk
menguji akun.
10. HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS
DENGAN BUKTI AUDIT
Semakin rendah tingkat materialitas,
semakin besar jumlah bukti yang diperlukan.
(hubungan terbalik). Semakin besar atau
semakin signifikan suatu saldo akun, semakin
banyak jumlah bukti yang diperlukan.
11. RISIKO AUDIT
SAS nos. 47 7 82 “risiko audit adalah risiko
auditor mungkin tanpa sengaja telah gagal
memodifikasi pendapat secara tepat mengenai
laporan keuangan yang mengandung salah saji
material.”
13. Model risiko audit
Menggambarkan hubungan antara komponen-
komponen risiko audit :
1. Kuantitatif AR = IR x CR x DR
2. Kualitatif
14. ilustrasi model risiko audit
Asumsikan bahwa auditor telah membuat risiko
audit yang direncanakan untuk saldo piutang
sebesar 5%. Kemudian auditor menentukan risiko
bawaan untuk piutang usaha sebesar 90%,dan
risiko pengendalian 20%.
Risko deteksi dapat ditentukan dengan
menyelesaikan model tersebut :
DR = (AR)/(IR × CR)
= 0,05/(0,9 × 0,2)
= 0,28
17. Strategi audit awal
Strategi audit awal (preliminary audit
strategy) merupakan strategi yang
merepresentasikan pertimbangan pendahuluan
auditor mengenai suatu pendekatan audit dan
didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu
mengenai pelaksanaan audit. Strategi audit ini
bukan merupakan spesifikasi mendetil dari
prosedut audit yang akan dilaksanakan dalam
menyelesaikan audit.
18. KOMPONEN STRATEGI AUDIT
AWAL
• Tingkat risiko bawaan yang dinilai.
• Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai dengan
mempertimbangkan:
a. Luas pemahaman mengenai pengendalian intern yang diperoleh.
b. Pengujian pengendalian yang dilaksanakan dalam mengukur risiko pengendalian.
• Tingkat risiko prosedur analitis yang direncanakan untuk dinilai
dengan mempertimbangkan:
a. Luas pemahaman tentang bisnis dan industri yang diperoleh.
b. Prosedur analitis yang akan dilaksanakan menyediakan bukti mengenai penyajian
wajar dari suatu asersi.
• Tingkat pengujian rincian yang direncanakan, apabila dikombinasikan
dengan prosedur lain, mengurangi risiko audit hingga tingkat rendah
yang sesuai.
19. Suatu Pendekatan Substantif Utama
dengan Penekanan terhadap Pengujian
Terinci
1. Gunakan tingkat risiko prosedur analitis yang direncanakan
untuk dinilai pada tingkat yang tinggi.
2. Gunakan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk
dinilai pada tingkat yang maksimum.
3. Rencanakan untuk memperoleh pemahaman minimum
mengenai bagian-bagian yang relevan dari pengendalian intern.
4. Rencanakan sedikit, jika ada, pengujian pengendalian.
5. Rencanakan pengujian substantif yang luas atas transaksi dan
saldo berdasarkan pada tingkat risiko deteksi yang
direncanakan dapat diterima yang rendah.
21. Suatu Tingkat Risiko Pengendalian
yang Dinilai Lebih Rendah
• Gunakan tingkat risiko prosedur analitis yang direncanakan
untuk dinilai pada tingkat yang tinggi.
• Gunakan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk
dinilai pada tingkat sedang atau rendah
• Rencanakan pengujian pengendalian, mungkin pengujian
pengendalian komputer yang berada dalam sistem klien.
• Rencanakan pengujian substantif atas transaksi atau saldo yang
terbatas berdasarkan tingkat risiko deteksi yang direncanakan
untuk diterima pada tingkat sedang atau tinggi.
22. Pendekatan Substantif Utama yang
Menekankan Pada Prosedur Analitis
• Memperoleh pengetahuan yang luas mengenai proses bisnis klien
yang relevan dengan asersi.
• Auditor mengantisipasi bahwa dia dapat memperoleh bukti
kompeten dari prosedur analitis untuk mendukung suatu penilaian
risiko sedang atau rendah dari bukti tersebut.
• Gunakan suatu tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk
dinilai pada tingkat yang maksimum.
• Rencanakan untuk memperoleh suatu pemahaman minimum
mengenai bagian relevan dari pengendalian intern.
• Rencana sedikit, jika ada, pengujian pengendalian.
• Rencanakan pengujian substantif atas transaksi dan saldo yang lebih
sempit sebagai akibat dari pengurangan risiko yang diberikan
prosedur analitis.
23. Pendekatan pada Risiko Bawaan dan
Prosedur Analitis
• Risiko bawaan dinilai pada tingkat di bawah maksimum.
• Gunakan tingkat risiko prosedur analitis yang direncanakan untuk
dinilai, serendah mungkin.
• Gunakan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk
dinilai pada tingkat yang tinggi atau maksimum.
• Rencanakan untuk memperoleh pemahaman minimum mengenai
bagian yang relevan dari pengendalian intern.
• Rencanakan sedikit, jika ada, pengujian pengendalian.
• Rencanakan pengujian substantif atas transaksi dan saldo yang
lebih sempit sebagai akibat dari pengurangan risiko yang diperoleh
dari risiko bawaan dan prosedur analitis yang lebih rendah.