SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
CHAPTER 9
AUDITOR’S RESPONSE TO ASSESSED RISK
(ISA 330, ISA 500)
PENGAUDITAN I
TANGGAPAN AUDITOR TERHADAP RISIKO
YANG TERKAIT (ISA 330, ISA 500)
KELOMPOK 9
NAMA : MARCHA ADDINA FIRMANSYAH
NIM : 43220010125
DOSEN PENGAMPU :
RATNA MAPPANYUKKI, DR. SE. AK. M.SI
ISA 330 menyatakan, 'Tujuan auditor adalah untuk memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat mengenai risiko salah saji material yang
dinilai, melalui perancangan dan penerapan respons yang tepat
terhadap risiko tersebut.' Untuk memenuhi tujuan memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat, auditor harus merancang dan
melaksanakan prosedur audit yang sifat, saat, dan luasnya didasarkan
pada, dan responsif terhadap, risiko yang dinilai.
PENDAHULUAN
Untuk mengatasi risiko salah saji material yang
dinilai pada laporan keuangan tingkat pernyataan
dapat mencakup :
• Menekankan kepada tim perikatan perlunya mempertahankan
skeptisisme profesional.
• Menugaskan staf yang lebih berpengalaman atau mereka yang
memiliki keahlian khusus atau menggunakan tenaga ahli.
• Memberikan lebih banyak pengawasan.
• Memasukkan elemen tambahan yang tidak dapat diprediksi dalam
pemilihan prosedur audit lebih lanjut yang akan dilakukan
• Membuat perubahan umum atas sifat, saat, atau luas prosedur
audit.
DASAR PEMBUKTIAN
● Bukti adalah segala sesuatu yang dapat membuat seseorang percaya bahwa
suatu fakta, proposisi, atau pernyataan itu benar atau salah.
● Bukti audit adalah informasi yang digunakan oleh auditor untuk sampai pada
kesimpulan yang mendasari opini auditor.
● Bukti audit, yang bersifat kumulatif, mencakup bukti audit yang diperoleh dari
prosedur audit yang dilakukan selama audit dan dapat mencakup bukti audit
yang diperoleh dari sumber lain seperti audit sebelumnya dan prosedur
pengendalian kualitas perusahaan untuk penerimaan dan kelanjutan klien.
● Asersi adalah representasi oleh manajemen, eksplisit atau sebaliknya, yang
diwujudkan dalam laporan keuangan, seperti yang digunakan oleh auditor
untuk mempertimbangkan berbagai jenis potensi salah saji yang mungkin
terjadi.
● Asersi standar adalah keterjadian, kelengkapan, akurasi, pisah batas,
klasifikasi, keberadaan, hak dan kewajiban, penilaian dan alokasi, dan dapat
dipahami.
● Auditor menilai risiko salah saji potensial berdasarkan asersi ini dan
merancang prosedur audit untuk menemukan bukti yang cukup dan tepat.
ASERSI LAPORAN KEUANGAN
Manajemen membuat asersi yang dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
1. Asersi tentang golongan transaksi dan peristiwa untuk
periode yang diaudit;
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode; dan
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan.
UJI KONTROL
Pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang dirancang untuk
mengevaluasi efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah, atau
mendeteksi dan mengoreksi, salah saji material pada tingkat asersi.
● Merancang dan Melakukan Pengujian Kontrol
● Sifat dan Luas Pengujian Pengendalian
● Menggunakan Bukti Audit Sebelumnya
MERANCANG DAN MELAKUKAN
PENGUJIAN KONTROL
Pengujian pengendalian dilakukan hanya pada pengendalian yang telah ditentukan
oleh auditor yang dirancang dengan tepat untuk mencegah, atau mendeteksi dan
mengoreksi, salah saji material dalam suatu asersi. Dalam merancang dan
melakukan pengujian pengendalian, auditor harus memperoleh bukti audit yang
lebih persuasif, semakin besar kepercayaan yang diberikan auditor pada
efektivitas suatu pengendalian.
Sifat pengendalian tertentu mempengaruhi jenis prosedur yang
diperlukan untuk memperoleh bukti audit tentang apakah
pengendalian telah beroperasi secara efektif.
Selain tingkat ketergantungan pada pengendalian, hal-hal yang dapat
dipertimbangkan oleh auditor dalam menentukan luas pengujian
pengendalian mencakup frekuensi pelaksanaan pengendalian selama
periode tersebut, tingkat penyimpangan yang diharapkan dari suatu
pengendalian, relevansi dan keandalan pengendalian bukti audit, dan
sejauh mana bukti audit diperoleh dari pengujian pengendalian lain.
SIFAT DAN LUAS
PENGUJIAN PENGENDALIAN
MENGGUNAKAN BUKTI AUDIT SEBELUMNYA
Dalam keadaan tertentu, bukti audit yang diperoleh dari audit sebelumnya
dapat memberikan bukti audit dimana auditor dapat melaksanakan
prosedur audit untuk menetapkan relevansi berkelanjutannya.
Auditor dapat memperoleh bukti audit untuk menentukan apakah
perubahan terhadap pengendalian otomatis yang telah dilakukan
mempengaruhi fungsi efektifnya yang berkelanjutan.
ISA 330 mengharuskan kontrol untuk diuji ulang setidaknya sekali dalam setiap tahun
ketiga. Faktor-faktor yang dapat mengurangi periode pengujian ulang suatu pengendalian,
atau mengakibatkan sama sekali tidak bergantung pada bukti audit yang diperoleh dalam
audit sebelumnya, mencakup hal-hal berikut :
• Lingkungan pengendalian yang kurang.
• Kurangnya pemantauan pengendalian.
• Elemen manual yang signifikan untuk kontrol yang relevan.
• Perubahan personel yang secara signifikan mempengaruhi penerapan pengendalian.
• Perubahan keadaan yang mengindikasikan perlunya perubahan dalam pengendalian.
• Kurangnya kontrol TI umum.
PROSEDUR SUBSTANTIF
Prosedur substantif adalah pengujian yang dilakukan untuk memperoleh bukti audit guna
mendeteksi salah saji material atau salah saji signifikan yang mungkin secara agregat
material dalam laporan keuangan.
Bukti audit adalah informasi yang digunakan oleh auditor untuk sampai pada kesimpulan
yang menjadi dasar opini audit. Bukti audit terdiri dari dokumen sumber dan catatan
akuntansi yang mendasari laporan keuangan dan informasi pendukung dari sumber lain
dan dapat dikumpulkan melalui pengujian pengendalian serta prosedur substantif.
Terlepas dari risiko salah saji material yang dinilai, auditor harus merancang dan
melaksanakan prosedur substantif untuk semua asersi yang relevan terkait dengan setiap
kelas transaksi material, saldo akun, dan pengungkapan.
Prosedur substantif terdiri dari:
1. Pengujian rincian (kelas transaksi, saldo akun dan
pengungkapan); dan
2. Prosedur analitis substantif.
SIFAT PROSEDUR SUBSTANTIF
Sifat prosedur substantif mencakup pengujian rinci (transaksi dan saldo)
dan prosedur analitis substantif.
Pengujian rinci biasanya lebih tepat untuk memperoleh bukti audit
mengenai asersi laporan keuangan tertentu, termasuk keberadaan dan
penilaian.
Prosedur analitis substantif umumnya lebih dapat diterapkan pada volume
transaksi yang besar yang cenderung dapat diprediksi dari waktu ke waktu.
Pengujian saldo adalah pengujian substantif yang memberikan keyakinan
memadai atas validitas saldo buku besar atau mengidentifikasi salah saji
dalam akun.
Pengujian ini digunakan untuk memeriksa rincian aktual yang membentuk
akun dengan perputaran tinggi seperti kas, piutang, hutang, dll.
Pengujian saldo penting karena tujuan akhir auditor adalah untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang terdiri dari akun saldo.
PENGUJIAN SALDO
ARAH PENGUJIAN
Pengujian untuk pernyataan yang berlebihan atau meremehkan disebut
arah pengujian. Dengan mengoordinasikan arah pengujian, setiap saldo
akun diuji secara bersamaan untuk pernyataan lebih dan kurang.
Misalnya, jika semua kewajiban, ekuitas dan saldo pendapatan diuji untuk
understatement dan semua akun aset dan beban diuji untuk overstatement,
maka semua saldo akun di neraca dan laporan laba rugi akan diuji, baik
secara langsung maupun tidak langsung, untuk kedua overstatement dan
meremehkan.
PENGUJIAN INTERIM MENGGUNAKAN
PROSEDUR SUBSTANTIF
Dalam beberapa kasus, terutama sebagai masalah praktis, prosedur substantif dapat
dilakukan pada tanggal interim. Hanya dengan menggunakan prosedur pengujian
interim akan meningkatkan risiko bahwa pernyataan yang salah yang ada pada akhir
periode tidak akan terdeteksi.
Jika prosedur substantif dilakukan pada tanggal interim, auditor harus menutupi periode
yang tersisa dengan melakukan prosedur substantif yang dikombinasikan dengan
pengujian pengendalian untuk periode intervensi atau prosedur substantif lebih lanjut
saja, selama hal itu akan memberikan dasar yang memadai untuk memperpanjang
kesimpulan audit dari tanggal interim hingga akhir periode.
Semakin besar risiko salah saji material, semakin luas prosedur substantif. Dalam
merencanakan pengujian atas rincian transaksi atau saldo, luas pengujian biasanya
dianggap sebagai ukuran sampel, yang dipengaruhi oleh risiko salah saji material.
Penggunaan CAAT memungkinkan pengujian transaksi dan file elektronik yang lebih
ekstensif.
Misalnya, dalam melaksanakan prosedur audit, teknik tersebut dapat digunakan
untuk menguji seluruh populasi, bukan sampel. Karena risiko salah saji material
memperhitungkan pengendalian internal, luasnya prosedur substantif dapat
dikurangi jika pengujian pengendalian menunjukkan bahwa pengendalian memadai.
LUAS PROSEDUR SUBSTANTIF
UJI RINCIAN: CARI KEWAJIBAN YANG
TIDAK TERCATAT
Pengujian ini dapat menjadi bagian dari prosedur penutupan
atau dilakukan bersamaan dengan konfirmasi hutang usaha.
Tes ini memberikan bukti untuk kelengkapan dan beberapa
bukti untuk penilaian. Untuk mencari kewajiban yang tidak
tercatat, auditor meninjau pengeluaran yang dilakukan oleh
klien untuk suatu periode setelah tanggal neraca, kadang-
kadang sampai tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan
BUKTI AUDIT YANG CUKUP DAN TEPAT
Menurut ISA 500, tujuan auditor adalah untuk merancang dan melaksanakan
prosedur audit sedemikian rupa sehingga memungkinkan auditor memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat untuk dapat menarik kesimpulan yang masuk akal yang
menjadi dasar opini auditor.
Sebagaimana dijelaskan dalam ISA 200, keyakinan memadai diperoleh ketika
auditor telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk mengurangi
risiko audit (yaitu, risiko bahwa auditor menyatakan pendapat yang tidak tepat
ketika laporan keuangan salah saji secara material) ke tingkat rendah yang dapat
diterima.
Kecukupan adalah ukuran kuantitas
bukti audit. Kuantitas bukti audit yang
diperlukan dipengaruhi oleh penilaian
auditor atas risiko salah saji (semakin
tinggi risiko yang dinilai, semakin banyak
bukti audit yang mungkin diperlukan) dan
juga oleh kualitas bukti audit tersebut
(semakin tinggi kualitasnya, semakin
banyak bukti audit yang diperlukan, lebih
sedikit mungkin diperlukan).
Ketepatan adalah ukuran kualitas bukti
audit; yaitu, relevansi dan keandalannya
dalam memberikan dukungan untuk
kesimpulan yang menjadi dasar opini
auditor.”
Kecukupan dan ketepatan bukti
audit saling terkait
Keandalan bukti dipengaruhi oleh
sumbernya dan sifatnya, dan
tergantung pada keadaan individu
di mana bukti itu diperoleh.
Bukti audit diperlukan untuk mendukung opini dan laporan auditor. Bukti audit terdiri dari
informasi yang mendukung dan menguatkan asersi manajemen, dan setiap informasi yang
bertentangan dengan asersi tersebut.
Prosedur audit untuk memperoleh bukti audit dapat mencakup: inspeksi, observasi,
konfirmasi, perhitungan ulang, kinerja ulang dan prosedur analitis, seringkali dalam
beberapa kombinasi, di samping penyelidikan.
ISA 330 mengharuskan auditor untuk menyimpulkan apakah bukti audit yang cukup dan
tepat telah diperoleh.
Lanjutan..
Pertimbangan auditor tentang apa yang merupakan bukti
audit yang cukup dan tepat dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti:
● signifikansi salah saji potensial dalam asersi dan kemungkinannya memiliki dampak
material, secara individual atau gabungan dengan potensi salah saji lainnya, pada
laporan keuangan: semakin material pos tersebut, semakin besar kecukupan dan
kesesuaian bukti yang diperlukan;
● efektivitas tanggapan dan pengendalian manajemen untuk mengatasi risiko:
pengendalian yang kuat mengurangi persyaratan bukti;
● pengalaman yang diperoleh selama audit sebelumnya sehubungan dengan
kemungkinan pernyataan salah yang serupa: pengalaman sebelumnya dengan klien
akan menunjukkan berapa banyak bukti yang diambil sebelumnya dan apakah itu
cukup atau sesuai;
● hasil dari prosedur audit yang dilakukan, termasuk apakah prosedur audit tersebut
mengidentifikasi kejadian tertentu dari kecurangan atau kesalahan;
● sumber dan keandalan informasi yang tersedia;
● persuasif dari bukti audit;
● pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya.
Ketika merancang dan melaksanakan prosedur audit, auditor harus
mempertimbangkan relevansi dan keandalan informasi yang akan digunakan
sebagai bukti audit.
Kuantitas (relevansi dan keandalan) bukti audit yang diperlukan dipengaruhi
oleh risiko salah saji (semakin besar risikonya, semakin banyak bukti audit yang
diperlukan) dan juga oleh kualitas bukti audit (semakin tinggi kualitas bukti,
semakin sedikit bukti audit yang diperlukan).
RELEVANSI
Relevansi bukti adalah kesesuaian (pertinence) bukti dengan tujuan audit yang diuji.
Relevansi berkaitan dengan hubungan logis dengan, atau berdasarkan, tujuan
prosedur audit dan asersi yang sedang dipertimbangkan. Relevansi informasi yang
akan digunakan sebagai bukti audit dapat dipengaruhi oleh arah pengujian (lebih saji
atau kurang saji akun).
Merancang pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti audit yang relevan
mencakup pengidentifikasian kondisi (karakteristik atau atribut) yang
mengindikasikan kinerja suatu pengendalian, dan kondisi penyimpangan yang
mengindikasikan penyimpangan dari kinerja yang memadai.
Keandalan adalah kualitas informasi jika bebas dari kesalahan dan bias material dan dapat
diandalkan oleh pengguna untuk disajikan secara jujur apa yang dimaksudkan untuk
disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Keandalan informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit, dan oleh karena itu bukti
audit itu sendiri, dipengaruhi oleh sumber dan sifatnya, dan keadaan di mana informasi itu
diperoleh, termasuk pengendalian atas persiapan dan pemeliharaannya jika relevan.
KEANDALAN
Generalisasi berikut tentang keandalan bukti audit
mungkin berguna :
• Keandalan bukti audit meningkat bila diperoleh dari sumber independen di
luar entitas.
• Keandalan bukti audit yang dihasilkan secara internal meningkat ketika
pengendalian terkait, termasuk pengendalian atas persiapan dan
pemeliharaannya, yang diterapkan oleh entitas efektif.
• Bukti audit yang diperoleh secara langsung oleh auditor (misalnya,
pengamatan atas penerapan suatu pengendalian) lebih andal daripada bukti
audit yang diperoleh secara tidak langsung atau dengan kesimpulan.
Lanjutan …
• Bukti audit dalam bentuk dokumenter, baik kertas, elektronik, atau media
lainnya, lebih andal daripada bukti yang diperoleh secara lisan (misalnya,
catatan rapat yang ditulis secara bersamaan lebih dapat diandalkan daripada
representasi lisan berikutnya dari hal-hal yang dibahas).
• Bukti audit yang diberikan oleh dokumen asli lebih dapat diandalkan daripada
bukti audit yang diberikan melalui fotokopi atau faksimili, atau dokumen yang
telah difilmkan, didigitalkan, atau diubah menjadi bentuk elektronik, yang
keandalannya mungkin bergantung pada kontrol atas persiapan dan
pemeliharaannya.
BUKTI PERSUASIF
Bukti persuasif memiliki kekuatan atau kemampuan untuk membujuk
berdasarkan logika atau alasan, seringkali tergantung pada penggunaan
penalaran induktif atau deduktif. Bukti mungkin persuasif berdasarkan karakter,
kredibilitas atau keandalan sumber.
Biasanya, auditor merasa perlu untuk mengandalkan bukti audit yang persuasif
daripada konklusif dan akan sering mencari bukti audit dari sumber yang
berbeda atau dari sifat yang berbeda untuk mendukung asersi yang sama yang
menjadi dasar bukti tersebut. Bukti audit lebih persuasif ketika ada konsistensi
antara item dari sumber yang berbeda atau dari sifat yang berbeda.
BIAYA / MANFAAT
Auditor juga perlu memikirkan hubungan antara biaya untuk memperoleh
bukti audit dan kegunaan informasi yang diperoleh.
Jika auditor belum memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk suatu
asersi laporan keuangan yang material, ia harus berusaha untuk memperoleh
bukti audit lebih lanjut. Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat, ia harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian
atau tidak memberikan pendapat.
SUMBER PUSTAKA
Hayes, Rick Wallage, Philip. 2015. Principles of auditing an introduction
to internal standards on auditing (Third edition). Edinburgh: Pearson
Education. hal: 152-175.
THANKS!

More Related Content

What's hot

Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan PergudanganAudit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan PergudanganLuthfi Nk
 
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksiPSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksiFuturum2
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifneeaem
 
Sistem informasi akuntansi teknik dan dokumentasi sistem informasi
Sistem informasi akuntansi   teknik dan dokumentasi sistem informasiSistem informasi akuntansi   teknik dan dokumentasi sistem informasi
Sistem informasi akuntansi teknik dan dokumentasi sistem informasiUlmi_Kalsum
 
MODUL 4 KAS DAN SETARA KAS (Salemba 4)
MODUL 4 KAS DAN SETARA KAS (Salemba 4)MODUL 4 KAS DAN SETARA KAS (Salemba 4)
MODUL 4 KAS DAN SETARA KAS (Salemba 4)iyaa
 
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan   test of control & substa...(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan   test of control & substa...
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...Ilham Sousuke
 
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaranAspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaranUniversitas Syiah Kuala
 
financial shenanigans
financial shenanigansfinancial shenanigans
financial shenanigansketutferry
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjonoxyrces
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2Ratih Anjilni
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASAndiErwinGhozali
 
Aspek kelembagaan dalam pengembangan akuntansi
Aspek kelembagaan dalam pengembangan akuntansiAspek kelembagaan dalam pengembangan akuntansi
Aspek kelembagaan dalam pengembangan akuntansiYuni Andriany
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasahmad rasyidin
 
Manfaat pusat laba
Manfaat pusat labaManfaat pusat laba
Manfaat pusat labaUlan Safitri
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorresa_putra
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranRudiah Purnami
 

What's hot (20)

Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan PergudanganAudit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
 
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksiPSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
PSAK 22 (revisi 2010) - bab 2 biaya terkait akuisisi & biaya transaksi
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
 
Pengertian Teori Akuntansi
Pengertian Teori AkuntansiPengertian Teori Akuntansi
Pengertian Teori Akuntansi
 
Sistem informasi akuntansi teknik dan dokumentasi sistem informasi
Sistem informasi akuntansi   teknik dan dokumentasi sistem informasiSistem informasi akuntansi   teknik dan dokumentasi sistem informasi
Sistem informasi akuntansi teknik dan dokumentasi sistem informasi
 
MODUL 4 KAS DAN SETARA KAS (Salemba 4)
MODUL 4 KAS DAN SETARA KAS (Salemba 4)MODUL 4 KAS DAN SETARA KAS (Salemba 4)
MODUL 4 KAS DAN SETARA KAS (Salemba 4)
 
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan   test of control & substa...(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan   test of control & substa...
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...
 
Subsequent events
Subsequent eventsSubsequent events
Subsequent events
 
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaranAspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran
Aspek keperilakuan pada perencanaan laba dan penganggaran
 
financial shenanigans
financial shenanigansfinancial shenanigans
financial shenanigans
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
Quiz 4 the building blocks of auditing
Quiz 4   the building blocks of auditingQuiz 4   the building blocks of auditing
Quiz 4 the building blocks of auditing
 
Aspek kelembagaan dalam pengembangan akuntansi
Aspek kelembagaan dalam pengembangan akuntansiAspek kelembagaan dalam pengembangan akuntansi
Aspek kelembagaan dalam pengembangan akuntansi
 
Prosedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kasProsedur audit kas dan setara kas
Prosedur audit kas dan setara kas
 
Manfaat pusat laba
Manfaat pusat labaManfaat pusat laba
Manfaat pusat laba
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditor
 
Auditing 1
Auditing 1Auditing 1
Auditing 1
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
 

Similar to SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)

Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalianPresentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalianNia Pratiwi
 
Uji pengendalian dan subtantive
Uji pengendalian dan subtantiveUji pengendalian dan subtantive
Uji pengendalian dan subtantiveWirya Wkcybernet
 
1.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 21.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 2DIANA LESTARI
 
Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1
Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1
Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1ElangArtaPratama
 
metodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmetodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmas ijup
 
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptxBukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptxRiaMennita
 
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptxBAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptxSekarMayangsari1
 
PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptx
PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptxPPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptx
PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptxJeniferChandra2
 
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptxPengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptxMichzanArobi
 
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docxMakalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docxfadilaamalis
 

Similar to SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300) (20)

Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalianPresentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
Presentation1 menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian
 
Present bab 13 auditing
Present bab 13 auditingPresent bab 13 auditing
Present bab 13 auditing
 
Uji pengendalian dan subtantive
Uji pengendalian dan subtantiveUji pengendalian dan subtantive
Uji pengendalian dan subtantive
 
1.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 21.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 2
 
Keputusan Bahan Bukti Audit
Keputusan Bahan Bukti AuditKeputusan Bahan Bukti Audit
Keputusan Bahan Bukti Audit
 
Bukti audit
Bukti auditBukti audit
Bukti audit
 
Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1
Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1
Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1
 
metodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmetodologi pengujian audit
metodologi pengujian audit
 
Strategi audit
Strategi auditStrategi audit
Strategi audit
 
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptxBukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
 
Auditing 1
Auditing 1Auditing 1
Auditing 1
 
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptxBAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
 
PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptx
PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptxPPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptx
PPT Detection Risk and the Design of Substantive Tests.pptx
 
Standard Auditing
Standard AuditingStandard Auditing
Standard Auditing
 
BUKTI AUDIT
BUKTI AUDITBUKTI AUDIT
BUKTI AUDIT
 
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptxPengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
 
Audit kertas-kerja
Audit kertas-kerjaAudit kertas-kerja
Audit kertas-kerja
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docxMakalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
 
sum3.docx
sum3.docxsum3.docx
sum3.docx
 

Recently uploaded

Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)

  • 1. CHAPTER 9 AUDITOR’S RESPONSE TO ASSESSED RISK (ISA 330, ISA 500) PENGAUDITAN I TANGGAPAN AUDITOR TERHADAP RISIKO YANG TERKAIT (ISA 330, ISA 500)
  • 2. KELOMPOK 9 NAMA : MARCHA ADDINA FIRMANSYAH NIM : 43220010125 DOSEN PENGAMPU : RATNA MAPPANYUKKI, DR. SE. AK. M.SI
  • 3. ISA 330 menyatakan, 'Tujuan auditor adalah untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai risiko salah saji material yang dinilai, melalui perancangan dan penerapan respons yang tepat terhadap risiko tersebut.' Untuk memenuhi tujuan memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur audit yang sifat, saat, dan luasnya didasarkan pada, dan responsif terhadap, risiko yang dinilai. PENDAHULUAN
  • 4. Untuk mengatasi risiko salah saji material yang dinilai pada laporan keuangan tingkat pernyataan dapat mencakup : • Menekankan kepada tim perikatan perlunya mempertahankan skeptisisme profesional. • Menugaskan staf yang lebih berpengalaman atau mereka yang memiliki keahlian khusus atau menggunakan tenaga ahli. • Memberikan lebih banyak pengawasan. • Memasukkan elemen tambahan yang tidak dapat diprediksi dalam pemilihan prosedur audit lebih lanjut yang akan dilakukan • Membuat perubahan umum atas sifat, saat, atau luas prosedur audit.
  • 5. DASAR PEMBUKTIAN ● Bukti adalah segala sesuatu yang dapat membuat seseorang percaya bahwa suatu fakta, proposisi, atau pernyataan itu benar atau salah. ● Bukti audit adalah informasi yang digunakan oleh auditor untuk sampai pada kesimpulan yang mendasari opini auditor. ● Bukti audit, yang bersifat kumulatif, mencakup bukti audit yang diperoleh dari prosedur audit yang dilakukan selama audit dan dapat mencakup bukti audit yang diperoleh dari sumber lain seperti audit sebelumnya dan prosedur pengendalian kualitas perusahaan untuk penerimaan dan kelanjutan klien.
  • 6. ● Asersi adalah representasi oleh manajemen, eksplisit atau sebaliknya, yang diwujudkan dalam laporan keuangan, seperti yang digunakan oleh auditor untuk mempertimbangkan berbagai jenis potensi salah saji yang mungkin terjadi. ● Asersi standar adalah keterjadian, kelengkapan, akurasi, pisah batas, klasifikasi, keberadaan, hak dan kewajiban, penilaian dan alokasi, dan dapat dipahami. ● Auditor menilai risiko salah saji potensial berdasarkan asersi ini dan merancang prosedur audit untuk menemukan bukti yang cukup dan tepat. ASERSI LAPORAN KEUANGAN
  • 7. Manajemen membuat asersi yang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok: 1. Asersi tentang golongan transaksi dan peristiwa untuk periode yang diaudit; 2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode; dan 3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan.
  • 8.
  • 9. UJI KONTROL Pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang dirancang untuk mengevaluasi efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah, atau mendeteksi dan mengoreksi, salah saji material pada tingkat asersi. ● Merancang dan Melakukan Pengujian Kontrol ● Sifat dan Luas Pengujian Pengendalian ● Menggunakan Bukti Audit Sebelumnya
  • 10. MERANCANG DAN MELAKUKAN PENGUJIAN KONTROL Pengujian pengendalian dilakukan hanya pada pengendalian yang telah ditentukan oleh auditor yang dirancang dengan tepat untuk mencegah, atau mendeteksi dan mengoreksi, salah saji material dalam suatu asersi. Dalam merancang dan melakukan pengujian pengendalian, auditor harus memperoleh bukti audit yang lebih persuasif, semakin besar kepercayaan yang diberikan auditor pada efektivitas suatu pengendalian.
  • 11. Sifat pengendalian tertentu mempengaruhi jenis prosedur yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit tentang apakah pengendalian telah beroperasi secara efektif. Selain tingkat ketergantungan pada pengendalian, hal-hal yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam menentukan luas pengujian pengendalian mencakup frekuensi pelaksanaan pengendalian selama periode tersebut, tingkat penyimpangan yang diharapkan dari suatu pengendalian, relevansi dan keandalan pengendalian bukti audit, dan sejauh mana bukti audit diperoleh dari pengujian pengendalian lain. SIFAT DAN LUAS PENGUJIAN PENGENDALIAN
  • 12. MENGGUNAKAN BUKTI AUDIT SEBELUMNYA Dalam keadaan tertentu, bukti audit yang diperoleh dari audit sebelumnya dapat memberikan bukti audit dimana auditor dapat melaksanakan prosedur audit untuk menetapkan relevansi berkelanjutannya. Auditor dapat memperoleh bukti audit untuk menentukan apakah perubahan terhadap pengendalian otomatis yang telah dilakukan mempengaruhi fungsi efektifnya yang berkelanjutan.
  • 13. ISA 330 mengharuskan kontrol untuk diuji ulang setidaknya sekali dalam setiap tahun ketiga. Faktor-faktor yang dapat mengurangi periode pengujian ulang suatu pengendalian, atau mengakibatkan sama sekali tidak bergantung pada bukti audit yang diperoleh dalam audit sebelumnya, mencakup hal-hal berikut : • Lingkungan pengendalian yang kurang. • Kurangnya pemantauan pengendalian. • Elemen manual yang signifikan untuk kontrol yang relevan. • Perubahan personel yang secara signifikan mempengaruhi penerapan pengendalian. • Perubahan keadaan yang mengindikasikan perlunya perubahan dalam pengendalian. • Kurangnya kontrol TI umum.
  • 14. PROSEDUR SUBSTANTIF Prosedur substantif adalah pengujian yang dilakukan untuk memperoleh bukti audit guna mendeteksi salah saji material atau salah saji signifikan yang mungkin secara agregat material dalam laporan keuangan. Bukti audit adalah informasi yang digunakan oleh auditor untuk sampai pada kesimpulan yang menjadi dasar opini audit. Bukti audit terdiri dari dokumen sumber dan catatan akuntansi yang mendasari laporan keuangan dan informasi pendukung dari sumber lain dan dapat dikumpulkan melalui pengujian pengendalian serta prosedur substantif. Terlepas dari risiko salah saji material yang dinilai, auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur substantif untuk semua asersi yang relevan terkait dengan setiap kelas transaksi material, saldo akun, dan pengungkapan.
  • 15. Prosedur substantif terdiri dari: 1. Pengujian rincian (kelas transaksi, saldo akun dan pengungkapan); dan 2. Prosedur analitis substantif.
  • 16. SIFAT PROSEDUR SUBSTANTIF Sifat prosedur substantif mencakup pengujian rinci (transaksi dan saldo) dan prosedur analitis substantif. Pengujian rinci biasanya lebih tepat untuk memperoleh bukti audit mengenai asersi laporan keuangan tertentu, termasuk keberadaan dan penilaian. Prosedur analitis substantif umumnya lebih dapat diterapkan pada volume transaksi yang besar yang cenderung dapat diprediksi dari waktu ke waktu.
  • 17. Pengujian saldo adalah pengujian substantif yang memberikan keyakinan memadai atas validitas saldo buku besar atau mengidentifikasi salah saji dalam akun. Pengujian ini digunakan untuk memeriksa rincian aktual yang membentuk akun dengan perputaran tinggi seperti kas, piutang, hutang, dll. Pengujian saldo penting karena tujuan akhir auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang terdiri dari akun saldo. PENGUJIAN SALDO
  • 18. ARAH PENGUJIAN Pengujian untuk pernyataan yang berlebihan atau meremehkan disebut arah pengujian. Dengan mengoordinasikan arah pengujian, setiap saldo akun diuji secara bersamaan untuk pernyataan lebih dan kurang. Misalnya, jika semua kewajiban, ekuitas dan saldo pendapatan diuji untuk understatement dan semua akun aset dan beban diuji untuk overstatement, maka semua saldo akun di neraca dan laporan laba rugi akan diuji, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk kedua overstatement dan meremehkan.
  • 19. PENGUJIAN INTERIM MENGGUNAKAN PROSEDUR SUBSTANTIF Dalam beberapa kasus, terutama sebagai masalah praktis, prosedur substantif dapat dilakukan pada tanggal interim. Hanya dengan menggunakan prosedur pengujian interim akan meningkatkan risiko bahwa pernyataan yang salah yang ada pada akhir periode tidak akan terdeteksi. Jika prosedur substantif dilakukan pada tanggal interim, auditor harus menutupi periode yang tersisa dengan melakukan prosedur substantif yang dikombinasikan dengan pengujian pengendalian untuk periode intervensi atau prosedur substantif lebih lanjut saja, selama hal itu akan memberikan dasar yang memadai untuk memperpanjang kesimpulan audit dari tanggal interim hingga akhir periode.
  • 20. Semakin besar risiko salah saji material, semakin luas prosedur substantif. Dalam merencanakan pengujian atas rincian transaksi atau saldo, luas pengujian biasanya dianggap sebagai ukuran sampel, yang dipengaruhi oleh risiko salah saji material. Penggunaan CAAT memungkinkan pengujian transaksi dan file elektronik yang lebih ekstensif. Misalnya, dalam melaksanakan prosedur audit, teknik tersebut dapat digunakan untuk menguji seluruh populasi, bukan sampel. Karena risiko salah saji material memperhitungkan pengendalian internal, luasnya prosedur substantif dapat dikurangi jika pengujian pengendalian menunjukkan bahwa pengendalian memadai. LUAS PROSEDUR SUBSTANTIF
  • 21. UJI RINCIAN: CARI KEWAJIBAN YANG TIDAK TERCATAT Pengujian ini dapat menjadi bagian dari prosedur penutupan atau dilakukan bersamaan dengan konfirmasi hutang usaha. Tes ini memberikan bukti untuk kelengkapan dan beberapa bukti untuk penilaian. Untuk mencari kewajiban yang tidak tercatat, auditor meninjau pengeluaran yang dilakukan oleh klien untuk suatu periode setelah tanggal neraca, kadang- kadang sampai tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan
  • 22. BUKTI AUDIT YANG CUKUP DAN TEPAT Menurut ISA 500, tujuan auditor adalah untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit sedemikian rupa sehingga memungkinkan auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk dapat menarik kesimpulan yang masuk akal yang menjadi dasar opini auditor. Sebagaimana dijelaskan dalam ISA 200, keyakinan memadai diperoleh ketika auditor telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk mengurangi risiko audit (yaitu, risiko bahwa auditor menyatakan pendapat yang tidak tepat ketika laporan keuangan salah saji secara material) ke tingkat rendah yang dapat diterima.
  • 23. Kecukupan adalah ukuran kuantitas bukti audit. Kuantitas bukti audit yang diperlukan dipengaruhi oleh penilaian auditor atas risiko salah saji (semakin tinggi risiko yang dinilai, semakin banyak bukti audit yang mungkin diperlukan) dan juga oleh kualitas bukti audit tersebut (semakin tinggi kualitasnya, semakin banyak bukti audit yang diperlukan, lebih sedikit mungkin diperlukan). Ketepatan adalah ukuran kualitas bukti audit; yaitu, relevansi dan keandalannya dalam memberikan dukungan untuk kesimpulan yang menjadi dasar opini auditor.” Kecukupan dan ketepatan bukti audit saling terkait Keandalan bukti dipengaruhi oleh sumbernya dan sifatnya, dan tergantung pada keadaan individu di mana bukti itu diperoleh.
  • 24. Bukti audit diperlukan untuk mendukung opini dan laporan auditor. Bukti audit terdiri dari informasi yang mendukung dan menguatkan asersi manajemen, dan setiap informasi yang bertentangan dengan asersi tersebut. Prosedur audit untuk memperoleh bukti audit dapat mencakup: inspeksi, observasi, konfirmasi, perhitungan ulang, kinerja ulang dan prosedur analitis, seringkali dalam beberapa kombinasi, di samping penyelidikan. ISA 330 mengharuskan auditor untuk menyimpulkan apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh. Lanjutan..
  • 25. Pertimbangan auditor tentang apa yang merupakan bukti audit yang cukup dan tepat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti: ● signifikansi salah saji potensial dalam asersi dan kemungkinannya memiliki dampak material, secara individual atau gabungan dengan potensi salah saji lainnya, pada laporan keuangan: semakin material pos tersebut, semakin besar kecukupan dan kesesuaian bukti yang diperlukan; ● efektivitas tanggapan dan pengendalian manajemen untuk mengatasi risiko: pengendalian yang kuat mengurangi persyaratan bukti; ● pengalaman yang diperoleh selama audit sebelumnya sehubungan dengan kemungkinan pernyataan salah yang serupa: pengalaman sebelumnya dengan klien akan menunjukkan berapa banyak bukti yang diambil sebelumnya dan apakah itu cukup atau sesuai; ● hasil dari prosedur audit yang dilakukan, termasuk apakah prosedur audit tersebut mengidentifikasi kejadian tertentu dari kecurangan atau kesalahan; ● sumber dan keandalan informasi yang tersedia; ● persuasif dari bukti audit; ● pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya.
  • 26. Ketika merancang dan melaksanakan prosedur audit, auditor harus mempertimbangkan relevansi dan keandalan informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit. Kuantitas (relevansi dan keandalan) bukti audit yang diperlukan dipengaruhi oleh risiko salah saji (semakin besar risikonya, semakin banyak bukti audit yang diperlukan) dan juga oleh kualitas bukti audit (semakin tinggi kualitas bukti, semakin sedikit bukti audit yang diperlukan).
  • 27.
  • 28. RELEVANSI Relevansi bukti adalah kesesuaian (pertinence) bukti dengan tujuan audit yang diuji. Relevansi berkaitan dengan hubungan logis dengan, atau berdasarkan, tujuan prosedur audit dan asersi yang sedang dipertimbangkan. Relevansi informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit dapat dipengaruhi oleh arah pengujian (lebih saji atau kurang saji akun). Merancang pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti audit yang relevan mencakup pengidentifikasian kondisi (karakteristik atau atribut) yang mengindikasikan kinerja suatu pengendalian, dan kondisi penyimpangan yang mengindikasikan penyimpangan dari kinerja yang memadai.
  • 29. Keandalan adalah kualitas informasi jika bebas dari kesalahan dan bias material dan dapat diandalkan oleh pengguna untuk disajikan secara jujur apa yang dimaksudkan untuk disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan. Keandalan informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit, dan oleh karena itu bukti audit itu sendiri, dipengaruhi oleh sumber dan sifatnya, dan keadaan di mana informasi itu diperoleh, termasuk pengendalian atas persiapan dan pemeliharaannya jika relevan. KEANDALAN
  • 30.
  • 31. Generalisasi berikut tentang keandalan bukti audit mungkin berguna : • Keandalan bukti audit meningkat bila diperoleh dari sumber independen di luar entitas. • Keandalan bukti audit yang dihasilkan secara internal meningkat ketika pengendalian terkait, termasuk pengendalian atas persiapan dan pemeliharaannya, yang diterapkan oleh entitas efektif. • Bukti audit yang diperoleh secara langsung oleh auditor (misalnya, pengamatan atas penerapan suatu pengendalian) lebih andal daripada bukti audit yang diperoleh secara tidak langsung atau dengan kesimpulan.
  • 32. Lanjutan … • Bukti audit dalam bentuk dokumenter, baik kertas, elektronik, atau media lainnya, lebih andal daripada bukti yang diperoleh secara lisan (misalnya, catatan rapat yang ditulis secara bersamaan lebih dapat diandalkan daripada representasi lisan berikutnya dari hal-hal yang dibahas). • Bukti audit yang diberikan oleh dokumen asli lebih dapat diandalkan daripada bukti audit yang diberikan melalui fotokopi atau faksimili, atau dokumen yang telah difilmkan, didigitalkan, atau diubah menjadi bentuk elektronik, yang keandalannya mungkin bergantung pada kontrol atas persiapan dan pemeliharaannya.
  • 33. BUKTI PERSUASIF Bukti persuasif memiliki kekuatan atau kemampuan untuk membujuk berdasarkan logika atau alasan, seringkali tergantung pada penggunaan penalaran induktif atau deduktif. Bukti mungkin persuasif berdasarkan karakter, kredibilitas atau keandalan sumber. Biasanya, auditor merasa perlu untuk mengandalkan bukti audit yang persuasif daripada konklusif dan akan sering mencari bukti audit dari sumber yang berbeda atau dari sifat yang berbeda untuk mendukung asersi yang sama yang menjadi dasar bukti tersebut. Bukti audit lebih persuasif ketika ada konsistensi antara item dari sumber yang berbeda atau dari sifat yang berbeda.
  • 34. BIAYA / MANFAAT Auditor juga perlu memikirkan hubungan antara biaya untuk memperoleh bukti audit dan kegunaan informasi yang diperoleh. Jika auditor belum memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk suatu asersi laporan keuangan yang material, ia harus berusaha untuk memperoleh bukti audit lebih lanjut. Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, ia harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau tidak memberikan pendapat.
  • 35. SUMBER PUSTAKA Hayes, Rick Wallage, Philip. 2015. Principles of auditing an introduction to internal standards on auditing (Third edition). Edinburgh: Pearson Education. hal: 152-175.