SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
i
MAKALAH
KERANGKA KONSEPTUAL PENYUSUNAN
DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Disusun Oleh:
1. Dita Angelina (1411060016)
2. Septaria Seri Buena Ginting (1411060017)
Dosen Pembimbing: Drs. Panubut Simorangkir, Ak., M.M.
PERBANAS INSTITUTE
TAHUN AJARAN 2015
ABFI Institute Perbanas Jakarta • Jl. Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta, 12940
Telp.525 2533,522 2501-4 • Fax. 522 8460,522 3064
Email: contact@perbanasinstitute.ac.id
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada
waktunya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Seminar Akuntansi Keuangan yang dibimbing oleh Pak Drs. Panubut Simorangkir, Ak.,
M.M.. Makalah ini membahas tentang Kerangka Konseptual Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini agar ke depannya kami dapat lebih baik lagi. Semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman-
teman.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Apabila masih ada
kekurangan dan terdapat salah kata kami mohon maaf.
Jakarta, 10 Juli 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................ iii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................. .................................................................. 2
Bab 2 Pembahasan
Definisi Analisis Laporan Keuangan Internasional............................................ 3
Tujuan dan Tantangan Analisis Laporan Keuangan .......................................... 3
Tahap-tahap Analisis Laporan Keuangan Internasional..................................... 4-7
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tahap-tahap Analisis Laporan Keuangan
Internasional…………………………………………………………………
…........................................................................................................................ 7-11
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 12
Daftar Pustaka................................................................................................................... 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang dapat diambil antara lain :
1. Apakah yang di maksud dengan kerangka konseptual penyusunan dan penyajian
pelaporan keuangan?
2. Apakah tujuan kerangka konseptual penyusunan dan penyajian pelaporan
keuangan?
3. Apa sajakah fungsi kerangka konseptual penyusunan dan penyajian pelaporan
keuangan?
4. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kerangka konseptual penyusunan
dan penyajian pelaporan keuangan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kerangka konseptual penyusunan
dan penyajian pelaporan keuangan.
2. Untuk mengetahui tujuan kerangka konseptual penyusunan dan penyajian
pelaporan keuangan.
3. Untuk mengetahui fungsi kerangka konseptual penyusunan dan penyajian
pelaporan keuangan.
4. Untuk mengetahui apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi kerangka
konseptual penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan
A. Tujuan
Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan
umum (general purpose financial statements) yang selanjutnya disebut “Laporan
Keuangan” agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya
maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan
bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum
isi laporan keuangan.
FASB (1978) mendefinisikan kerangka konseptual sebagai berikut : suatu sistem
yang koheren tentang tujuan (objective) dan konsep dasar yang saling berkaitan yang
diharapkan dapat menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberikan
pedoman tentang jenis, fungsi dan keterbatasan akuntansi dan pelaporan keuangan.
Perlunya kerangka konseptual :
 Sebagai pedoman dalam menetukan standar akuntansi.
 Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah akuntansi apabila
standar yang sekarang ada tidak mengatur isu-isu yang baru muncul.
 Sebagai dasar membuat pertimbangan dalam penyajian laporan keuangan.
 Meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi berbagai alternative
metode akuntansui yang ada.
Penjelasan istilah yang digunakan :
 Laporan keuangan bertujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.
 Ketidakpraktisan. Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak praktis jika entitas
tidak dapat menerapkannya setelah melakukan usaha yang memadai.
 Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang
disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia,
yang terdiri dari :
 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
3
 Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK)
 Material. Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-
pos laporan keuangan adalah material jika, baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan
keuangan. Materialitas tergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian dalam
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan memerhatikan
kondisi terkait. Ukuran atau sifat dari pos laporan keuangan tersebut atau
gabungan dari keduanya dapat menjadi faktor penentu penilaian apakah suatu
kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat dapat
memengaruhi keputusan ekonomi dari pengguna laporan dan dengan demikian
menjadi material membutuhkan pertimbangan mengenai karakteristik dari
masing-masing pengguna laporan tersebut. Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan paragraf 25 menyatakan bahwa pengguna laporan
keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi
dengan ketekunan yang wajar. Oleh karena itu, penilaian tersebut perlu
memerhatikan bagaimana pengguna laporan dengan karakteristik tersebut
diharapkan terpengaruh dalam membuat keputusan ekonomi.
 Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi
tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan
pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan
memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan
keuangan tersebut dan informasi mengenai pospos yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan dalam laporan keuangan.
 Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk
penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi dari laporan
pendapatan komprehensif sebagaimana dipersyaratkan oleh SAK lainnya.
 Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
 Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban tidak termasuk komponen-
komponen pendapatan komprehensif lain.
4
 Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba rugi
periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain
pada periode berjalan atau periode sebelumnya.
 Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang
dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan
dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
Kerangka konseptual ditujukan untuk :
 Penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya.
 Penyusun laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi yang
belum diatur dalam standar akuntansi keuangan.
 Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
 Para pemakai dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam Laporan
Keuangan.
Kerangka konseptual menurut PSAK terdiri dari :
 Pengguna laporan keuangan
 Tujuan laporan keuangan
 Asumsi dasar
 Karakteristik kualitatif
 Konsep pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan
 Konsep pemeliharaan modal
5
Kerangka konseptual menurut IFRS :
B. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas yang meliputi :
 Aset;
 Liabilitas;
6
 Ekuitas
 Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
 Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik;dan
 Arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas
laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas
masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas
dan setara kas.
C. Komponen Laporan Keuangan Lengkap
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :
 Laporan posisi keuangan pada akhir periode;
 Laporan laba rugi komprehensif selama periode
 Laporan perubahan ekuitas selama periode;
 Laporan arus kas selama periode;
 Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan
informasi penjelasan lainnya; dan
 Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat
penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi
pos-pos dalam laporan keuangannya.
Entitas diperkenankan menggunakan judul laporan selain yang digunakan dalam
Pernyataan ini. Beberapa entitas menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, suatu
kajian keuangan oleh manajemen yang menjelaskan karakteristik utama dari kinerja
keuangan dan posisi keuangan, dan kondisi ketidakpastian utama yang dihadapi.
Laporan tersebut dapat meliputi kajian mengenai :
 Faktor dan pengaruh-pengaruh utama yang menentukan kinerja keuangan,
termasuk perubahan lingkungan tempat entitas beroperasi, tanggapan terhadap
perubahan dan pengaruhnya, dan kebijakan investasi untuk memelihara serta
meningkatkan kinerja keuangannya, termasuk kebijakan dividen;
 Sumber pendanaan entitas dan target rasio laibilitas terhadap ekuitas; dan
7
 Sumber daya entitas yang tidak diakui dalam laporan posisi keuangan sesuai
dengan SAK.
Entitas dapat pula menyajikan terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai
lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi
industry dimana faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri
yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang
peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi
Keuangan.
D. Karakteristik Umum
Beberapa karakteristik umum Laporan Keuangan :
 Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara
jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan
kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK,
dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar.
Dalam hampir semua kondisi, entitas mencapai penyajian laporan
keuangan secara wajar apabila memenuhi SAK terkait. Penyajian secara wajar
juga mensyaratkan entitas untuk:
 Memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan PSAK 25.
PSAK 25 mengatur hirarki pedoman otoritatif yang dipertimbangkan oleh
manajemen dalam hal tidak terdapat PSAK yang secara khusus mengatur
suatu pos tertentu.
 Menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dapat
diperbandingkan, dan mudah dipahami.
 Memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan persyaratan
khusus dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk
8
memahami pengaruh dari transaksi tertentu, peristiwa dan kondisi lain
terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.
Entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang tidak tepat
baik dengan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan atau
pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan atau materi penjelasan.
Ketika entitas menyimpang dari ketentuan suatu PSAK sesuai dengan paragraf
17, maka entitas mengungkapkan :
 Bahwa manajemen telah menyimpulkan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
entitas;
 Bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK terkait, kecuali pos
yang menyimpang dari ketentuan tertentu untuk mencapai penyajian yang
wajar;
 Nama PSAK yang tidak diterapkan, sifat penyimpangan, termasuk
perlakuan yang disyaratkan oleh PSAK tersebut, alasan mengapa perlakuan
tersebut akan memberikan pemahaman yang salah dalam situasi tersebut
sehingga akan bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur
dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, dan
perlakuan yang diterapkan; dan
 Untuk masing-masing periode yang disajikan, pengaruh keuangan dari
penyimpangan untuk masing-masing pos dalam laporan keuangan yang
seharusnya dilaporkan sesuai dengan ketentuan tersebut.
Ketika entitas menyimpang dari suatu ketentuan dalam suatu PSAK pada
periode sebelumnya, dan penyimpangan tersebut berpengaruh terhadap jumlah
yang diakui dalam laporan keuangan pada periode berjalan, maka entitas
membuat pengungkapan.
Dalam keadaan yang sangat jarang terjadi, ketika manajemen
menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap suatu ketentuan dalam suatu PSAK
akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan
laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan, tetapi peraturan yang relevan melarang penyimpangan
9
tersebut, maka entitas semaksimal mungkin mengurangi pemahaman yang salah
tersebut dengan mengungkapkan :
 Nama PSAK terkait, sifat ketentuan, dan alasan mengapa manajemen
menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap ketentuan dimaksud akan
memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan
laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan; dan
 Untuk masing-masing periode yang disajikan, penyesuaian terhadap
masing-masing pos dalam laporan keuangan yang dipandang perlu oleh
manajemen untuk mencapai penyajian yang wajar.
Ketika menilai apakah kepatuhan terhadap ketentuan khusus dari suatu
PSAK akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan
tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan, manajemen mempertimbangkan :
 Alasan tujuan laporan keuangan tidak tercapai dalam kondisi tersebut; dan
 Bagaimana perbedaan kondisi entitas dengan kondisi entitas lain yang
mematuhi persyaratan. Jika entitas lain dengan kondisi yang sama
menerapkan persyaratan tersebut, maka akan muncul asumsi yang dapat
diperdebatkan bahwa kepatuhan terhadap persyaratan tersebut tidak akan
memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan
laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan.
 Kelangsungan Usaha
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas
menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali
manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan,
atau tidak mempunyai alternatif lainnya yang realistis selain melakukannya. Jika
manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya
ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang
dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan
10
ketidakpastian tersebut. Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak
berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta
tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang
dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha.
Jika selama ini entitas menghasilkan laba dan mempunyai akses ke sumber
pembiayaan, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah
sesuai tanpa melalui analisis rinci.
 Dasar Akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai
aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan)
ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsure
unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan.
 Materialitas dan Agregasi
Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas
menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda
kecuali pos tersebut tidak material.
Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau
peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari
proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan
keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat digabungkan
dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas
laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan
terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah
dalam catatan atas laporan keuangan.
 Saling hapus
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan laibilitas atau
pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK.
Entitas melaporkan secara terpisah untuk aset dan laibilitas serta pendapatan dan
11
beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi
keuangan atau dalam laporan laba rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi
kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi,
peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas
entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi
transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi
penyisihan penilaian (misalnya, penyisihan keusangan atas persediaaan dan
penyisihan piutang tak tertagih) tidak termasuk kategori saling hapus.
PSAK 23: Pendapatan mendefinisikan pendapatan dan mensyaratkan
entitas untuk mengukurnya berdasarkan nilai wajar dari jumlah yang diterima
atau akan diterima, dengan mempertimbangkan jumlah potongan dagang dan
rabat volume yang diperbolehkan. Dalam aktivitas normal, entitas juga
melakukan transaksi lain yang bukan merupakan penghasil utama pendapatan
dan bersifat insidentil. Entitas menyajikan hasil dari transaksi tersebut dengan
mengurangkan setiap pendapatan dengan beban terkait yang timbul dari transaksi
yang sama sepanjang penyajian tersebut mencerminkan substansi dari transaksi
atau peristiwa lain. Misalnya:
 Entitas menyajikan keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset tidak
lancar, termasuk investasi dan asset operasional, dilaporkan dengan
mengurangkan penerimaan dari pelepasan dengan nilai tercatat dan beban
yang timbul dari pelepasan aset tersebut;
 Entitas dapat mengurangkan pengeluaran yang terkait dengan ketentuan
yang diakui sesuai dengan PSAK 57 dan diganti berdasarkan perjanjian
kontraktual dengan pihak ketiga (seperti perjanjian garansi dari pemasok)
dengan penggantian yang diterima.
Entitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang timbul dari suatu
kelompok transaksi yang sejenis secara neto, misalnya keuntungan dan kerugian
dari transaksi mata uang asing atau keuntungan dan kerugian yang timbul dari
instrument keuangan yang dikategorikan sebagai diperdagangkan. Namun,
entitas menyajikan keuntungan dan kerugian tersebut secara terpisah jika
keuntungan atau kerugian tersebut material.
12
 Frekuensi Pelaporan
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)
setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan
laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih
pendek dari periode satu tahun sebagai tambahan terhadap periode cakupan
laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan :
 Alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih
pendek; dan
 Fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat
diperbandingkan secara keseluruhan.
 Informasi Komparatif
Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode
sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan
periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang
bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya
diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode
berjalan.
Entitas yang mengungkapkan informasi komparatif menyajikan minimal
dua laporan posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan
catatan atas laporan keuangan. Jika entitas menerapkan kebijakan akuntansi
secara retrospektif atau membuat penyajian kembali secara retrospektif atas pos-
pos dalam laporan keuangan atau mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangan, maka entitas menyajikan minimal tiga laporan posisi keuangan, dua
laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas laporan keuangan.
Entitas menyajikan laporan posisi keuangan pada :
 Akhir periode berjalan,
 Akhir periode sebelumnya (yang sama dengan awal periode berjalan), dan
 Permulaan dari periode komparasi terawal.
Pada beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan pada laporan keuangan
periode sebelumnya masih tetap relevan untuk diungkapkan pada periode
13
berjalan. Misalnya, rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi dengan hasil
akhirnya belum diketahui secara pasti pada periode sebelumnya dan masih dalam
proses penyelesaian, perlu diungkapkan kembali pada periode berjalan.
Pengguna akan memperoleh manfaat dari informasi adanya ketidakpastian pada
akhir periode pelaporan sebelumnya, dan langkah yang telah dilakukan selama
periode berjalan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut.
Jika entitas mengubah penyajian atau pengklasifikasian pos-pos dalam laporan
keuangan, maka entitas mereklasifikasi jumlah komparatif kecuali reklasifikasi
tersebut tidak praktis untuk dilakukan. Jika entitas mereklasifikasi jumlah
komparatif, maka entitas mengungkapkan :
 Sifat reklasifikasi;
 Jumlah masing-masing pos atau gabungan beberapa pos yang
direklasifikasi; dan
 Alasan reklasifikasi.
Jika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis untuk dilakukan, maka entitas
mengungkapkan :
 Alasan tidak mereklasifikasi jumlah tersebut, dan
 Sifat penyesuaian yang akan dilakukan jika jumlah tersebut direklasifikasi.
Peningkatkan komparabilitas informasi antar periode membantu pengguna
dalam membuat keputusan ekonomi, khususnya memungkinkan penilaian atas
tren informasi keuangan untuk tujuan prediksi. PSAK 25 mengatur penyesuaian
terhadap informasi komparatif yang dipersyaratkan ketika entitas melakukan
perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar.
 Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus
konsisten kecuali :
 Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau
review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau
pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan
14
mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan
akuntansi dalam PSAK 25; atau
 Perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK.
Misalnya, suatu akusisi atau pelepasan yang signifikan atau review atas
penyajian laporan keuangan, mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa
laporan keuangan harus disajikan secara berbeda. Namun demikian perubahan
penyajian dapat dilaksanakan jika perubahan tersebut memberikan informasi
yang andal dan lebih relevan bagi pengguna atau struktur yang baru mempunyai
kecenderungan akan dipergunakan seterusnya.
2.2 Manajemen Laba
Manajemen laba sebagai suatu proses mengambil langkah yang disengaja dalam
batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik didalam maupun diluar batas
General Accepted Accounting PrinciSP (GAAP).
Menurut sugiri (1998:1-18) membagi definisi manajemen laba menjadi dua, yaitu :
1. Definisi Sempit
Manajemen laba dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode
akuntansi. Manajemen laba dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai
perilaku manajer untuk bermain dengan komponen discretionary accruals dalam
menentukan besarnya laba.
2. Definisi Luas
Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan
(mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit usaha dimana
manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan)
profitabilitas ekonomi jangka panjang unit tersebut.
Pengertian manajemen laba oleh Merchan (1989) dalam Merchan dan Rockness (1994)
didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk
mempengaruhi laba yang dilaporkan yang bisa memberikan informasi mengenai
keuntungan ekonomis (economic advantage) yang sesungguhnya tidak dialami
perusahaan, yang dalam jangka panjang tindakan tersebut bisa merugikan perusahaan.
A. Sasaran Manajemen Laba
15
Menurut Ayres (1994:27-29) terdapat unsur-unsur laporan keuangan yang dapat
dijadikan sasaran untuk dilakukan manajemen laba yaitu :
 Kebijakan Akuntansi
Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib
diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu antara menerapkan akuntansi lebih awal
dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijakan
tersebut.
 Pendapatan
Dengan mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan.
 Biaya
Menganggap sebagai ongkos (beban biaya) atau menganggap sebagai suatu
tambahan investasi atas suatu biaya (amortize or capitalize of investment).
B. Alasan dilakukan manajemen laba
Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap
manajer. Manajemen laba berhubungan eratdengan tingkat perolehan laba atau prestasi
usaha suatu organisasi, hal ini karena tingkat keuntungan atau laba dikaitkan dengan
prestasi manajemen dan juga besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer.
Manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor. Perusahaan
yang terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada
waktunya, perusahaan berusaha menghindarinya dengan membuat kebijakan yang dapat
meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan demikian akan memberi posisi
bargaining yang relatif baik dalam negoisasi atau penjadwalan ulang utang antara pihak
kreditor dengan perusahaan. Manajemen laba dapat menarik investor untuk
menanamkan modalnya terutama pada perusahaan go publik pada saat IPO.
C. Terjadinya Manajemen Laba
Menurut Ayres (1994:27-29) manajemen laba dapat dilakukan oleh manajer dengan
cara-cara sebagai berikut:
 Manajer dapat menentukan kapan waktu akan melakukan manajemen laba
melalui kebijakannya. Hal ini biasanya dikaitkan dengan segala aktivitas yang
16
dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi
merupakan wewenang dari para manajer.
 Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib
diterapkan oleh suatu perusahaan. Yaitu antara menerapkan lebih awal atau
menunda sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.
 Upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu
dari sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh
badan akuntansi yang ada (GAAP).
2.3 Konsekuensi Ekonomi Laporan Keuangan
Economic consequences adalah konsep yang menyatakan bahwa, walaupun
bertentangan dengan implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakan akuntansi
dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Zeff (1978) mendefinisikan economic
consequences sebagai impak laporan akuntansi terhadap perilaku pengambilan
keputusan bisnis, pemerintah, dan kreditor. Esensi definisi tersebut adalah bahwa
laporan akuntansi dapat mempengaruhi (affect) keputusan nyata oleh manajer dan pihak
lain, tidak hanya sekedar menggambarkan (reflecting) hasil keputusan yang dibuat.
Economic consequences adalah konsep yang menyatakan bahwa, walaupun
bertentangan dengan implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakan akuntansi
dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Walaupun dengan implikasi kebijakan teori
pasar modal efisien, tampak bahwa pilihan kebijakan akuntansi memiliki konsekuensi
ekonomi bagi pamakai laporan keuangan, walaupun tidak secara langsung
mempengaruhi aliran kas perusahaan. Esensi dari economic consequences adalah bahwa
kebijakan akuntansi dan perubahan kebijakan akuntansi tersebut merupakan suatu
permasalahan, terutama permasalahan bagi manajemen. Akan tetapi, apabila hal
tersebut merupakan permasalahan bagi manajemen, kebijakan akuntansi juga
permasalahan bagi investor yang memiliki perusahaan karena manajer dapat mengubah
hasil operasi perusahaan sesungguhnya dengan melakukan perubahan kebijakan
akuntansi. Economic consequences muncul karena perusahaan melakukan kontrak
seperti kompensasi eksekutif (executive compensation) dan kontrak utang (debt
contract). Kebijakan akuntansi yang digunakan dapat merupakan sumber informasi
17
yang penting bagi investor. Manajer dapat menggunakan sumber informasi berupa
pilihan kebijakan akuntansi yang dipilih sebagai signal tentang informasi dalam dari
perusahaan.
Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku pasar. Berdasarkan teori pasar
modal efisien, suatu perubahan akuntansi direaksi oleh pasar hanya apabila perubahan
akuntansi tersebut berpengaruh terhadap arus kas perusahaan. Economic consequences
diperlukan untuk mengetahui respon pasar atas perubahan kebijakan akuntansi
walaupun perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak berpengaruh secara langsung
terhadap arus kas. Karena itu, economic consequences merupakan salah satu anomali
pasar modal efisien. Teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) adalah
penjelasan terhadap adanya economic consequences.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

More Related Content

What's hot

AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAdi Jauhari
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2iyandri tiluk wahyono
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Pengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanPengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanDina Nurmariyani
 
Teori Akuntansi Pendapatan
Teori Akuntansi PendapatanTeori Akuntansi Pendapatan
Teori Akuntansi PendapatanRachma Novriesya
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSujatmiko Wibowo
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoAbdul Hamid
 
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint ventureContoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint ventureWahyu Hidayat
 
Makalah akuntansi sektor publik (studi kasus laporan keuangan yayasan) jianta...
Makalah akuntansi sektor publik (studi kasus laporan keuangan yayasan) jianta...Makalah akuntansi sektor publik (studi kasus laporan keuangan yayasan) jianta...
Makalah akuntansi sektor publik (studi kasus laporan keuangan yayasan) jianta...Jiantari Marthen
 
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1EnvaPya
 
Akuntansi Firma
Akuntansi Firma Akuntansi Firma
Akuntansi Firma findira
 
Audit terhadap siklus pendapatan
Audit terhadap siklus pendapatanAudit terhadap siklus pendapatan
Audit terhadap siklus pendapatanAjeng Pipit
 

What's hot (20)

Pengakuan Pendapatan
Pengakuan PendapatanPengakuan Pendapatan
Pengakuan Pendapatan
 
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak LangsungAKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
AKL 2 Pemilikan Tidak Langsung
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
 
Pengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanPengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaan
 
Teori Akuntansi Pendapatan
Teori Akuntansi PendapatanTeori Akuntansi Pendapatan
Teori Akuntansi Pendapatan
 
Akl 2 metode harga perolehan
Akl 2 metode harga perolehanAkl 2 metode harga perolehan
Akl 2 metode harga perolehan
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
 
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi SuwardjonoSoal jawab teori akuntansi Suwardjono
Soal jawab teori akuntansi Suwardjono
 
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint ventureContoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
Contoh soal dan jawaban akuntansi joint venture
 
Paradigma akuntansi
Paradigma akuntansiParadigma akuntansi
Paradigma akuntansi
 
Makalah akuntansi sektor publik (studi kasus laporan keuangan yayasan) jianta...
Makalah akuntansi sektor publik (studi kasus laporan keuangan yayasan) jianta...Makalah akuntansi sektor publik (studi kasus laporan keuangan yayasan) jianta...
Makalah akuntansi sektor publik (studi kasus laporan keuangan yayasan) jianta...
 
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
 
Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Rerangka konseptual sak (kdpplk)Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Rerangka konseptual sak (kdpplk)
 
Akuntansi Firma
Akuntansi Firma Akuntansi Firma
Akuntansi Firma
 
Bab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko auditBab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko audit
 
standar akuntansi
standar akuntansistandar akuntansi
standar akuntansi
 
Audit terhadap siklus pendapatan
Audit terhadap siklus pendapatanAudit terhadap siklus pendapatan
Audit terhadap siklus pendapatan
 

Viewers also liked

rerangka konseptual akuntansi
rerangka konseptual akuntansirerangka konseptual akuntansi
rerangka konseptual akuntansiNadia Amelia
 
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-15092014
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-15092014Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-15092014
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-15092014Sri Apriyanti Husain
 
KDPPLK berdasar PSAK no.1 2009 (revisi)
KDPPLK berdasar PSAK no.1 2009 (revisi)KDPPLK berdasar PSAK no.1 2009 (revisi)
KDPPLK berdasar PSAK no.1 2009 (revisi)Reza Ayu Kahfi
 
Konseptual Framework psak ifrs-sap
Konseptual Framework psak ifrs-sap Konseptual Framework psak ifrs-sap
Konseptual Framework psak ifrs-sap Indra Yu
 
Akuntansi keuangan dan kerangka konseptual
Akuntansi keuangan dan kerangka konseptualAkuntansi keuangan dan kerangka konseptual
Akuntansi keuangan dan kerangka konseptualRahmatia Azzindani
 
Bab vi kerangka konseptual
Bab vi   kerangka konseptualBab vi   kerangka konseptual
Bab vi kerangka konseptualAbi Bie
 
Bab vi kerangka konseptual
Bab vi   kerangka konseptualBab vi   kerangka konseptual
Bab vi kerangka konseptualAzwan Habibie
 
Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)Hening RN
 
Administrasi Keuangan INESOFT CASH ORGANIZER
Administrasi Keuangan INESOFT CASH ORGANIZERAdministrasi Keuangan INESOFT CASH ORGANIZER
Administrasi Keuangan INESOFT CASH ORGANIZERZakiyah Ulfa Aryani
 
Administrasi keuangan
Administrasi keuanganAdministrasi keuangan
Administrasi keuanganMut Mu3tiah
 
Makalah Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Makalah Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)Makalah Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Makalah Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)Hening RN
 
Biaya standar suatu alat pengendalian manajerial
Biaya standar  suatu alat pengendalian manajerialBiaya standar  suatu alat pengendalian manajerial
Biaya standar suatu alat pengendalian manajerialIffa Tabahati
 
Kepadatan penduduk di indonesia.ayu
Kepadatan penduduk di indonesia.ayuKepadatan penduduk di indonesia.ayu
Kepadatan penduduk di indonesia.ayuAyu Yulianty
 
Teori akuntansi framework
Teori akuntansi frameworkTeori akuntansi framework
Teori akuntansi frameworkFirman Pratama
 
5. penggunaan dan keterbatasan kerangka konseptual
5. penggunaan dan keterbatasan kerangka konseptual5. penggunaan dan keterbatasan kerangka konseptual
5. penggunaan dan keterbatasan kerangka konseptualasrini0607
 
Makalah biaya-standar
Makalah biaya-standarMakalah biaya-standar
Makalah biaya-standarardiatjo
 
Kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan
Kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuanganKerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan
Kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuanganNita Putri
 

Viewers also liked (20)

rerangka konseptual akuntansi
rerangka konseptual akuntansirerangka konseptual akuntansi
rerangka konseptual akuntansi
 
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-15092014
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-15092014Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-15092014
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-15092014
 
KDPPLK berdasar PSAK no.1 2009 (revisi)
KDPPLK berdasar PSAK no.1 2009 (revisi)KDPPLK berdasar PSAK no.1 2009 (revisi)
KDPPLK berdasar PSAK no.1 2009 (revisi)
 
Konseptual Framework psak ifrs-sap
Konseptual Framework psak ifrs-sap Konseptual Framework psak ifrs-sap
Konseptual Framework psak ifrs-sap
 
Konseptual
KonseptualKonseptual
Konseptual
 
Akuntansi keuangan dan kerangka konseptual
Akuntansi keuangan dan kerangka konseptualAkuntansi keuangan dan kerangka konseptual
Akuntansi keuangan dan kerangka konseptual
 
Bab vi kerangka konseptual
Bab vi   kerangka konseptualBab vi   kerangka konseptual
Bab vi kerangka konseptual
 
Bab vi kerangka konseptual
Bab vi   kerangka konseptualBab vi   kerangka konseptual
Bab vi kerangka konseptual
 
Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
 
Makalah apbd
Makalah apbdMakalah apbd
Makalah apbd
 
Hipotesis efisiensi pasar
Hipotesis efisiensi pasarHipotesis efisiensi pasar
Hipotesis efisiensi pasar
 
Administrasi Keuangan INESOFT CASH ORGANIZER
Administrasi Keuangan INESOFT CASH ORGANIZERAdministrasi Keuangan INESOFT CASH ORGANIZER
Administrasi Keuangan INESOFT CASH ORGANIZER
 
Administrasi keuangan
Administrasi keuanganAdministrasi keuangan
Administrasi keuangan
 
Makalah Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Makalah Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)Makalah Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
Makalah Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan (Teori Akuntansi)
 
Biaya standar suatu alat pengendalian manajerial
Biaya standar  suatu alat pengendalian manajerialBiaya standar  suatu alat pengendalian manajerial
Biaya standar suatu alat pengendalian manajerial
 
Kepadatan penduduk di indonesia.ayu
Kepadatan penduduk di indonesia.ayuKepadatan penduduk di indonesia.ayu
Kepadatan penduduk di indonesia.ayu
 
Teori akuntansi framework
Teori akuntansi frameworkTeori akuntansi framework
Teori akuntansi framework
 
5. penggunaan dan keterbatasan kerangka konseptual
5. penggunaan dan keterbatasan kerangka konseptual5. penggunaan dan keterbatasan kerangka konseptual
5. penggunaan dan keterbatasan kerangka konseptual
 
Makalah biaya-standar
Makalah biaya-standarMakalah biaya-standar
Makalah biaya-standar
 
Kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan
Kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuanganKerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan
Kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan
 

Similar to Makalah psak 1 kerangka konseptual

Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...
Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...
Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...RaihanAbid1
 
Rangkuman akuntansi keuangan kuliah semster3
Rangkuman akuntansi keuangan kuliah semster3Rangkuman akuntansi keuangan kuliah semster3
Rangkuman akuntansi keuangan kuliah semster3Kartika Dwi Rachmawati
 
makalah akuntansi sektor publik
makalah akuntansi sektor publikmakalah akuntansi sektor publik
makalah akuntansi sektor publikNova Amelia
 
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuanganKuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuanganRose Meea
 
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi KeuanganKerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi KeuanganAmrul Rizal
 
MAKALAH SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN~SIA.docx
MAKALAH  SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN~SIA.docxMAKALAH  SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN~SIA.docx
MAKALAH SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN~SIA.docxRedemtaTakerubun
 
SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework ...
SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework ...SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework ...
SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework ...Shelly Maulidha
 
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptxilham988553
 
Norma Selestia-43222120010-TM04.docx
Norma Selestia-43222120010-TM04.docxNorma Selestia-43222120010-TM04.docx
Norma Selestia-43222120010-TM04.docxNormaSelestia
 
Sim nur putriana prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma karakteristik pengembangan ...
Sim nur putriana prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma karakteristik pengembangan ...Sim nur putriana prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma karakteristik pengembangan ...
Sim nur putriana prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma karakteristik pengembangan ...Nur Putriana
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...NormaSelestia
 
viktorius nong vides
viktorius nong videsviktorius nong vides
viktorius nong videsnongvides
 
Tugas akuntansi keuangan menengah 1
Tugas akuntansi keuangan menengah 1Tugas akuntansi keuangan menengah 1
Tugas akuntansi keuangan menengah 1Trie Utama Fhuetrii
 
Tugas Besar Akuntansi Kel.10.pdf
Tugas Besar Akuntansi Kel.10.pdfTugas Besar Akuntansi Kel.10.pdf
Tugas Besar Akuntansi Kel.10.pdfIbnuSulthon
 

Similar to Makalah psak 1 kerangka konseptual (20)

Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...
Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...
Implementasi Conceptual Framawork dalam Pelaporan Akuntanasi pada PT Bank Cen...
 
Rangkuman akuntansi keuangan kuliah semster3
Rangkuman akuntansi keuangan kuliah semster3Rangkuman akuntansi keuangan kuliah semster3
Rangkuman akuntansi keuangan kuliah semster3
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
makalah akuntansi sektor publik
makalah akuntansi sektor publikmakalah akuntansi sektor publik
makalah akuntansi sektor publik
 
Modul akuntansi keuangan
Modul akuntansi keuanganModul akuntansi keuangan
Modul akuntansi keuangan
 
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuanganKuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
 
Tugas ujian teori akuntansi
Tugas ujian teori akuntansi Tugas ujian teori akuntansi
Tugas ujian teori akuntansi
 
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi KeuanganKerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
 
MAKALAH SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN~SIA.docx
MAKALAH  SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN~SIA.docxMAKALAH  SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN~SIA.docx
MAKALAH SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN~SIA.docx
 
SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework ...
SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework ...SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework ...
SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework ...
 
tugas 4
tugas 4tugas 4
tugas 4
 
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx
 
Norma Selestia-43222120010-TM04.docx
Norma Selestia-43222120010-TM04.docxNorma Selestia-43222120010-TM04.docx
Norma Selestia-43222120010-TM04.docx
 
Akm, tentang sak
Akm, tentang sakAkm, tentang sak
Akm, tentang sak
 
Sim nur putriana prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma karakteristik pengembangan ...
Sim nur putriana prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma karakteristik pengembangan ...Sim nur putriana prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma karakteristik pengembangan ...
Sim nur putriana prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma karakteristik pengembangan ...
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...
 
viktorius nong vides
viktorius nong videsviktorius nong vides
viktorius nong vides
 
Tugas akuntansi keuangan menengah 1
Tugas akuntansi keuangan menengah 1Tugas akuntansi keuangan menengah 1
Tugas akuntansi keuangan menengah 1
 
Tugas Besar Akuntansi Kel.10.pdf
Tugas Besar Akuntansi Kel.10.pdfTugas Besar Akuntansi Kel.10.pdf
Tugas Besar Akuntansi Kel.10.pdf
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

Makalah psak 1 kerangka konseptual

  • 1. i MAKALAH KERANGKA KONSEPTUAL PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Disusun Oleh: 1. Dita Angelina (1411060016) 2. Septaria Seri Buena Ginting (1411060017) Dosen Pembimbing: Drs. Panubut Simorangkir, Ak., M.M. PERBANAS INSTITUTE TAHUN AJARAN 2015 ABFI Institute Perbanas Jakarta • Jl. Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta, 12940 Telp.525 2533,522 2501-4 • Fax. 522 8460,522 3064 Email: contact@perbanasinstitute.ac.id
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan yang dibimbing oleh Pak Drs. Panubut Simorangkir, Ak., M.M.. Makalah ini membahas tentang Kerangka Konseptual Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini agar ke depannya kami dapat lebih baik lagi. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman- teman. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Apabila masih ada kekurangan dan terdapat salah kata kami mohon maaf. Jakarta, 10 Juli 2015 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii Daftar Isi............................................................................................................................ iii Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1 1.3 Tujuan Penulisan.............................. .................................................................. 2 Bab 2 Pembahasan Definisi Analisis Laporan Keuangan Internasional............................................ 3 Tujuan dan Tantangan Analisis Laporan Keuangan .......................................... 3 Tahap-tahap Analisis Laporan Keuangan Internasional..................................... 4-7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tahap-tahap Analisis Laporan Keuangan Internasional………………………………………………………………… …........................................................................................................................ 7-11 Bab 3 Penutup 3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 12 Daftar Pustaka................................................................................................................... 13
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang dapat diambil antara lain : 1. Apakah yang di maksud dengan kerangka konseptual penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan? 2. Apakah tujuan kerangka konseptual penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan? 3. Apa sajakah fungsi kerangka konseptual penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan? 4. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kerangka konseptual penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kerangka konseptual penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan. 2. Untuk mengetahui tujuan kerangka konseptual penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan. 3. Untuk mengetahui fungsi kerangka konseptual penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan. 4. Untuk mengetahui apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi kerangka konseptual penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan.
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan A. Tujuan Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) yang selanjutnya disebut “Laporan Keuangan” agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan. FASB (1978) mendefinisikan kerangka konseptual sebagai berikut : suatu sistem yang koheren tentang tujuan (objective) dan konsep dasar yang saling berkaitan yang diharapkan dapat menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberikan pedoman tentang jenis, fungsi dan keterbatasan akuntansi dan pelaporan keuangan. Perlunya kerangka konseptual :  Sebagai pedoman dalam menetukan standar akuntansi.  Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah akuntansi apabila standar yang sekarang ada tidak mengatur isu-isu yang baru muncul.  Sebagai dasar membuat pertimbangan dalam penyajian laporan keuangan.  Meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi berbagai alternative metode akuntansui yang ada. Penjelasan istilah yang digunakan :  Laporan keuangan bertujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.  Ketidakpraktisan. Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak praktis jika entitas tidak dapat menerapkannya setelah melakukan usaha yang memadai.  Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, yang terdiri dari :  Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
  • 6. 3  Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK)  Material. Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos- pos laporan keuangan adalah material jika, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas tergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan memerhatikan kondisi terkait. Ukuran atau sifat dari pos laporan keuangan tersebut atau gabungan dari keduanya dapat menjadi faktor penentu penilaian apakah suatu kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat dapat memengaruhi keputusan ekonomi dari pengguna laporan dan dengan demikian menjadi material membutuhkan pertimbangan mengenai karakteristik dari masing-masing pengguna laporan tersebut. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 25 menyatakan bahwa pengguna laporan keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Oleh karena itu, penilaian tersebut perlu memerhatikan bagaimana pengguna laporan dengan karakteristik tersebut diharapkan terpengaruh dalam membuat keputusan ekonomi.  Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pospos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.  Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi dari laporan pendapatan komprehensif sebagaimana dipersyaratkan oleh SAK lainnya.  Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.  Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban tidak termasuk komponen- komponen pendapatan komprehensif lain.
  • 7. 4  Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba rugi periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada periode berjalan atau periode sebelumnya.  Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Kerangka konseptual ditujukan untuk :  Penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya.  Penyusun laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan.  Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.  Para pemakai dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam Laporan Keuangan. Kerangka konseptual menurut PSAK terdiri dari :  Pengguna laporan keuangan  Tujuan laporan keuangan  Asumsi dasar  Karakteristik kualitatif  Konsep pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan  Konsep pemeliharaan modal
  • 8. 5 Kerangka konseptual menurut IFRS : B. Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi :  Aset;  Liabilitas;
  • 9. 6  Ekuitas  Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;  Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan  Arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. C. Komponen Laporan Keuangan Lengkap Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :  Laporan posisi keuangan pada akhir periode;  Laporan laba rugi komprehensif selama periode  Laporan perubahan ekuitas selama periode;  Laporan arus kas selama periode;  Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan  Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Entitas diperkenankan menggunakan judul laporan selain yang digunakan dalam Pernyataan ini. Beberapa entitas menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, suatu kajian keuangan oleh manajemen yang menjelaskan karakteristik utama dari kinerja keuangan dan posisi keuangan, dan kondisi ketidakpastian utama yang dihadapi. Laporan tersebut dapat meliputi kajian mengenai :  Faktor dan pengaruh-pengaruh utama yang menentukan kinerja keuangan, termasuk perubahan lingkungan tempat entitas beroperasi, tanggapan terhadap perubahan dan pengaruhnya, dan kebijakan investasi untuk memelihara serta meningkatkan kinerja keuangannya, termasuk kebijakan dividen;  Sumber pendanaan entitas dan target rasio laibilitas terhadap ekuitas; dan
  • 10. 7  Sumber daya entitas yang tidak diakui dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan SAK. Entitas dapat pula menyajikan terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industry dimana faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan. D. Karakteristik Umum Beberapa karakteristik umum Laporan Keuangan :  Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Dalam hampir semua kondisi, entitas mencapai penyajian laporan keuangan secara wajar apabila memenuhi SAK terkait. Penyajian secara wajar juga mensyaratkan entitas untuk:  Memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan PSAK 25. PSAK 25 mengatur hirarki pedoman otoritatif yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam hal tidak terdapat PSAK yang secara khusus mengatur suatu pos tertentu.  Menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa sehingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dapat diperbandingkan, dan mudah dipahami.  Memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan persyaratan khusus dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk
  • 11. 8 memahami pengaruh dari transaksi tertentu, peristiwa dan kondisi lain terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas. Entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang tidak tepat baik dengan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan atau pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan atau materi penjelasan. Ketika entitas menyimpang dari ketentuan suatu PSAK sesuai dengan paragraf 17, maka entitas mengungkapkan :  Bahwa manajemen telah menyimpulkan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas;  Bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK terkait, kecuali pos yang menyimpang dari ketentuan tertentu untuk mencapai penyajian yang wajar;  Nama PSAK yang tidak diterapkan, sifat penyimpangan, termasuk perlakuan yang disyaratkan oleh PSAK tersebut, alasan mengapa perlakuan tersebut akan memberikan pemahaman yang salah dalam situasi tersebut sehingga akan bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, dan perlakuan yang diterapkan; dan  Untuk masing-masing periode yang disajikan, pengaruh keuangan dari penyimpangan untuk masing-masing pos dalam laporan keuangan yang seharusnya dilaporkan sesuai dengan ketentuan tersebut. Ketika entitas menyimpang dari suatu ketentuan dalam suatu PSAK pada periode sebelumnya, dan penyimpangan tersebut berpengaruh terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan pada periode berjalan, maka entitas membuat pengungkapan. Dalam keadaan yang sangat jarang terjadi, ketika manajemen menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap suatu ketentuan dalam suatu PSAK akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, tetapi peraturan yang relevan melarang penyimpangan
  • 12. 9 tersebut, maka entitas semaksimal mungkin mengurangi pemahaman yang salah tersebut dengan mengungkapkan :  Nama PSAK terkait, sifat ketentuan, dan alasan mengapa manajemen menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap ketentuan dimaksud akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan; dan  Untuk masing-masing periode yang disajikan, penyesuaian terhadap masing-masing pos dalam laporan keuangan yang dipandang perlu oleh manajemen untuk mencapai penyajian yang wajar. Ketika menilai apakah kepatuhan terhadap ketentuan khusus dari suatu PSAK akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, manajemen mempertimbangkan :  Alasan tujuan laporan keuangan tidak tercapai dalam kondisi tersebut; dan  Bagaimana perbedaan kondisi entitas dengan kondisi entitas lain yang mematuhi persyaratan. Jika entitas lain dengan kondisi yang sama menerapkan persyaratan tersebut, maka akan muncul asumsi yang dapat diperdebatkan bahwa kepatuhan terhadap persyaratan tersebut tidak akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.  Kelangsungan Usaha Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak mempunyai alternatif lainnya yang realistis selain melakukannya. Jika manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan
  • 13. 10 ketidakpastian tersebut. Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha. Jika selama ini entitas menghasilkan laba dan mempunyai akses ke sumber pembiayaan, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai tanpa melalui analisis rinci.  Dasar Akrual Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsure unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.  Materialitas dan Agregasi Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos tersebut tidak material. Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas laporan keuangan.  Saling hapus Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan laibilitas atau pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK. Entitas melaporkan secara terpisah untuk aset dan laibilitas serta pendapatan dan
  • 14. 11 beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan atau dalam laporan laba rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi penyisihan penilaian (misalnya, penyisihan keusangan atas persediaaan dan penyisihan piutang tak tertagih) tidak termasuk kategori saling hapus. PSAK 23: Pendapatan mendefinisikan pendapatan dan mensyaratkan entitas untuk mengukurnya berdasarkan nilai wajar dari jumlah yang diterima atau akan diterima, dengan mempertimbangkan jumlah potongan dagang dan rabat volume yang diperbolehkan. Dalam aktivitas normal, entitas juga melakukan transaksi lain yang bukan merupakan penghasil utama pendapatan dan bersifat insidentil. Entitas menyajikan hasil dari transaksi tersebut dengan mengurangkan setiap pendapatan dengan beban terkait yang timbul dari transaksi yang sama sepanjang penyajian tersebut mencerminkan substansi dari transaksi atau peristiwa lain. Misalnya:  Entitas menyajikan keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset tidak lancar, termasuk investasi dan asset operasional, dilaporkan dengan mengurangkan penerimaan dari pelepasan dengan nilai tercatat dan beban yang timbul dari pelepasan aset tersebut;  Entitas dapat mengurangkan pengeluaran yang terkait dengan ketentuan yang diakui sesuai dengan PSAK 57 dan diganti berdasarkan perjanjian kontraktual dengan pihak ketiga (seperti perjanjian garansi dari pemasok) dengan penggantian yang diterima. Entitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang timbul dari suatu kelompok transaksi yang sejenis secara neto, misalnya keuntungan dan kerugian dari transaksi mata uang asing atau keuntungan dan kerugian yang timbul dari instrument keuangan yang dikategorikan sebagai diperdagangkan. Namun, entitas menyajikan keuntungan dan kerugian tersebut secara terpisah jika keuntungan atau kerugian tersebut material.
  • 15. 12  Frekuensi Pelaporan Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif) setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari periode satu tahun sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan :  Alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; dan  Fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan secara keseluruhan.  Informasi Komparatif Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan. Entitas yang mengungkapkan informasi komparatif menyajikan minimal dua laporan posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas laporan keuangan. Jika entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali secara retrospektif atas pos- pos dalam laporan keuangan atau mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan, maka entitas menyajikan minimal tiga laporan posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas laporan keuangan. Entitas menyajikan laporan posisi keuangan pada :  Akhir periode berjalan,  Akhir periode sebelumnya (yang sama dengan awal periode berjalan), dan  Permulaan dari periode komparasi terawal. Pada beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan pada laporan keuangan periode sebelumnya masih tetap relevan untuk diungkapkan pada periode
  • 16. 13 berjalan. Misalnya, rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi dengan hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada periode sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian, perlu diungkapkan kembali pada periode berjalan. Pengguna akan memperoleh manfaat dari informasi adanya ketidakpastian pada akhir periode pelaporan sebelumnya, dan langkah yang telah dilakukan selama periode berjalan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut. Jika entitas mengubah penyajian atau pengklasifikasian pos-pos dalam laporan keuangan, maka entitas mereklasifikasi jumlah komparatif kecuali reklasifikasi tersebut tidak praktis untuk dilakukan. Jika entitas mereklasifikasi jumlah komparatif, maka entitas mengungkapkan :  Sifat reklasifikasi;  Jumlah masing-masing pos atau gabungan beberapa pos yang direklasifikasi; dan  Alasan reklasifikasi. Jika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis untuk dilakukan, maka entitas mengungkapkan :  Alasan tidak mereklasifikasi jumlah tersebut, dan  Sifat penyesuaian yang akan dilakukan jika jumlah tersebut direklasifikasi. Peningkatkan komparabilitas informasi antar periode membantu pengguna dalam membuat keputusan ekonomi, khususnya memungkinkan penilaian atas tren informasi keuangan untuk tujuan prediksi. PSAK 25 mengatur penyesuaian terhadap informasi komparatif yang dipersyaratkan ketika entitas melakukan perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar.  Konsistensi Penyajian Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten kecuali :  Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan
  • 17. 14 mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25; atau  Perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK. Misalnya, suatu akusisi atau pelepasan yang signifikan atau review atas penyajian laporan keuangan, mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa laporan keuangan harus disajikan secara berbeda. Namun demikian perubahan penyajian dapat dilaksanakan jika perubahan tersebut memberikan informasi yang andal dan lebih relevan bagi pengguna atau struktur yang baru mempunyai kecenderungan akan dipergunakan seterusnya. 2.2 Manajemen Laba Manajemen laba sebagai suatu proses mengambil langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik didalam maupun diluar batas General Accepted Accounting PrinciSP (GAAP). Menurut sugiri (1998:1-18) membagi definisi manajemen laba menjadi dua, yaitu : 1. Definisi Sempit Manajemen laba dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi. Manajemen laba dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk bermain dengan komponen discretionary accruals dalam menentukan besarnya laba. 2. Definisi Luas Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit usaha dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi jangka panjang unit tersebut. Pengertian manajemen laba oleh Merchan (1989) dalam Merchan dan Rockness (1994) didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan yang bisa memberikan informasi mengenai keuntungan ekonomis (economic advantage) yang sesungguhnya tidak dialami perusahaan, yang dalam jangka panjang tindakan tersebut bisa merugikan perusahaan. A. Sasaran Manajemen Laba
  • 18. 15 Menurut Ayres (1994:27-29) terdapat unsur-unsur laporan keuangan yang dapat dijadikan sasaran untuk dilakukan manajemen laba yaitu :  Kebijakan Akuntansi Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu antara menerapkan akuntansi lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.  Pendapatan Dengan mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan.  Biaya Menganggap sebagai ongkos (beban biaya) atau menganggap sebagai suatu tambahan investasi atas suatu biaya (amortize or capitalize of investment). B. Alasan dilakukan manajemen laba Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap manajer. Manajemen laba berhubungan eratdengan tingkat perolehan laba atau prestasi usaha suatu organisasi, hal ini karena tingkat keuntungan atau laba dikaitkan dengan prestasi manajemen dan juga besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer. Manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor. Perusahaan yang terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya, perusahaan berusaha menghindarinya dengan membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan demikian akan memberi posisi bargaining yang relatif baik dalam negoisasi atau penjadwalan ulang utang antara pihak kreditor dengan perusahaan. Manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya terutama pada perusahaan go publik pada saat IPO. C. Terjadinya Manajemen Laba Menurut Ayres (1994:27-29) manajemen laba dapat dilakukan oleh manajer dengan cara-cara sebagai berikut:  Manajer dapat menentukan kapan waktu akan melakukan manajemen laba melalui kebijakannya. Hal ini biasanya dikaitkan dengan segala aktivitas yang
  • 19. 16 dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer.  Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan. Yaitu antara menerapkan lebih awal atau menunda sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.  Upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu dari sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada (GAAP). 2.3 Konsekuensi Ekonomi Laporan Keuangan Economic consequences adalah konsep yang menyatakan bahwa, walaupun bertentangan dengan implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Zeff (1978) mendefinisikan economic consequences sebagai impak laporan akuntansi terhadap perilaku pengambilan keputusan bisnis, pemerintah, dan kreditor. Esensi definisi tersebut adalah bahwa laporan akuntansi dapat mempengaruhi (affect) keputusan nyata oleh manajer dan pihak lain, tidak hanya sekedar menggambarkan (reflecting) hasil keputusan yang dibuat. Economic consequences adalah konsep yang menyatakan bahwa, walaupun bertentangan dengan implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Walaupun dengan implikasi kebijakan teori pasar modal efisien, tampak bahwa pilihan kebijakan akuntansi memiliki konsekuensi ekonomi bagi pamakai laporan keuangan, walaupun tidak secara langsung mempengaruhi aliran kas perusahaan. Esensi dari economic consequences adalah bahwa kebijakan akuntansi dan perubahan kebijakan akuntansi tersebut merupakan suatu permasalahan, terutama permasalahan bagi manajemen. Akan tetapi, apabila hal tersebut merupakan permasalahan bagi manajemen, kebijakan akuntansi juga permasalahan bagi investor yang memiliki perusahaan karena manajer dapat mengubah hasil operasi perusahaan sesungguhnya dengan melakukan perubahan kebijakan akuntansi. Economic consequences muncul karena perusahaan melakukan kontrak seperti kompensasi eksekutif (executive compensation) dan kontrak utang (debt contract). Kebijakan akuntansi yang digunakan dapat merupakan sumber informasi
  • 20. 17 yang penting bagi investor. Manajer dapat menggunakan sumber informasi berupa pilihan kebijakan akuntansi yang dipilih sebagai signal tentang informasi dalam dari perusahaan. Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku pasar. Berdasarkan teori pasar modal efisien, suatu perubahan akuntansi direaksi oleh pasar hanya apabila perubahan akuntansi tersebut berpengaruh terhadap arus kas perusahaan. Economic consequences diperlukan untuk mengetahui respon pasar atas perubahan kebijakan akuntansi walaupun perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak berpengaruh secara langsung terhadap arus kas. Karena itu, economic consequences merupakan salah satu anomali pasar modal efisien. Teori akuntansi positif (Positive Accounting Theory/PAT) adalah penjelasan terhadap adanya economic consequences.