SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Referat
“Giant Cell Tumor of Bone”
Oleh : Ratna Amelia (212011101025)
Pembimbing : dr. Rury Rachmawati Arifin, Sp. Rad (K) Abd
SMF RADIOLOGI
RUMAH SAKIT DAERAH DR. HARYOTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
2022
• Giant Cell Tumor adalah tumor jinak primer pada tulang yang
memiliki kecenderungan lokal agresif
• Lokasi tersering munculnya GCT of bone biasanya pada epifisis
tulang panjang, distal femur, proximal tibia, distal radius dan
proximal humerus. GCT of bone juga dapat ditemukan pada
tulang belakang namun jarang.
Definisi
Epidemiologi
Angka kejadian GCT of
bone 4-5 % dari semua
tumor primer tulang.
Insidensi puncak terjadi
antara usia 20-40 tahun.
GCT of bone lebih banyak
pada perempuan dari pada
laki-laki
Ditemukan <1% GCT of bone
yang bertransformasi
menjadi ganas.3
DIAGNOSIS
● Tumor tulang osteolitik
terbatas yang melibatkan
epifisis
● Kejadian biasa pada orang
dengan tulang yang mature
● Bukti histologis banyak sel
raksasa osteoklastik non-
neoplastik dan lebih sedikit
sel mononuklear neoplastik
biasanya tanpa atypia
● Diagnosis definitif tumor sel raksasa tulang didasarkan pada
kombinasi gambaran radiologis dan patologis yang khas.
● Kriteria
molekuler
berikut ini
diinginkan:
sel dengan mutasi
H3.3 p.Gly34
Gejala Klinis
• Nyeri lokal pada daerah yang terkena dan bersifat progresif,
terutama pada malam hari.
• Nyeri disusul oleh timbulnya benjolan pada daerah yang terkena.
Pada kondisi yang sudah lanjut, benjolan dapat menyebabkan
gangguan fungsi dari sendi.
Komplikasi
● Fraktur patologis
● Metastasis paru
● Kekambuhan tumor
● Kompresi akar saraf di lokasi tulang belakang
Lokasi
Biasanya terjadi dalam posisi eksentrik di ujung tulang panjang di
kerangka dewasa dengan keterlibatan daerah subartikular.
Tulang/lokasi yang paling sering terkena adalah :
● femur distal dan tibia proksimal: 50-65%
● radius distal: 10-12%
● humerus proksimal: 4-8%
● sakrum: 4-9%
● tubuh vertebral: 3-6% (tulang belakang toraks paling umum,
diikuti oleh tulang belakang leher dan lumbar)
Jarang terjadi di lokasi lain termasuk tangan dan kaki dan tulang
panggul yang tidak rata.
Kadang-kadang terjadi di metafisis.
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
● Lesi osteolitik atau radiolusen
● Margin non-sklerotik yang
terdefinisi dengan baik
(walaupun <5% mungkin
menunjukkan beberapa
sklerosis)
● Lokasi eksentrik (mungkin sulit
dinilai jika lesinya besar)
● Ekstensi ke tulang subchondral
(dalam 84-99% dalam 1 cm dari
permukaan artikular)
● Lempeng pertumbuhan
tertutup
1. Penampilan radiografi karakteristik tumor sel raksasa yang
terletak di tulang panjang meliputi
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI FOTO POLOS
● Zona transisi yang sempit:
zona transisi yang lebih luas
terlihat pada tumor sel
raksasa yang lebih agresif
● Biasanya tidak ada sklerosis di
sekitarnya (80-85%)
● Penipisan kortikal, remodeling
ekspansil, terobosan kortikal
● Trabekulasi sering
● Tidak ada mineralisasi matriks
● Fraktur patologis mungkin
ada
● Reaksi periosteal mungkin
terlihat
Patologic fracture & lucent lesion in the meta
epiphyseal region of the femur
PEMERIKSAAN CT-SCAN
● Pada CT tumor sel raksasa
tulang biasanya digambarkan
secara eksentriklesi tulang
lucent soliter.
● Tidak adanya mineralisasi
matriks, perubahan kistik dan
gambaran agresif seperti
keterlibatan/penipisan kortikal,
fraktur patologis, reaksi
periosteal yang agresif dan
ekstensi jaringan lunak dapat
digambarkan dengan lebih
baik daripada pada radiografi
polos
There is large lucent lesion within the distal femoral
metaphysis in an eccentric location.
Lytic soft tissue mass centered at the right sacral ala and
involving the sacral body, extending just into the spinal canal.
PEMERIKSAAN MRI
● Daerah hemoragik
● Tingkat cairan-cairan
menunjukkan perubahan
seperti kista tulang
aneurisma
● Sekitarnya edema
sumsum tulang
● Ekstensi jaringan lunak
● Komponen jaringan padat
1. Temuan pencitraan MRI tidak spesifik. Fitur yang dapat
ditunjukkan pada MRI meliputi:
PEMERIKSAAN MRI
● T1
Sinyal rendah hingga menengah
(komponen padat)
● T2
sinyal tinggi heterogen dengan
area intensitas sinyal rendah karena
hemosiderin atau fibrosis 12
● T1 C+ (Gd):komponen padat
akan meningkat
Karakter Sinyal pada MRI :
high T2 signal and low T1 signal and demonstrates
relatively homogeneous contrast enhancement. No
cystic areas or fluid-fluid levels identified.
Laporan Radiologi
Laporan radiologi harus mencakup
deskripsi berikut:
•lokasi dan ukuran
•margin tumor dan zona transisi
•hubungannya dengan lempeng
pertumbuhan dan permukaan
artikular
•komponen tumor kistik dan padat
•tingkat cairan-cairan menunjukkan
perubahan seperti kista tulang
aneurisma
•mengenai fitur
-keterlibatan kortikal
-ekstensi jaringan lunak
-fraktur patologis
-reaksi periosteal yang
agresif
-sekitar edema
sumsum tulang
-peningkatan seperti
massa yang solid
-efusi sendi terkait
Faktor risiko kekambuhan lokal
 Ekstensi jaringan lunak (lihat di
atas)
 Jarak dari permukaan artikular
(<2 mm)
 Ketebalan tulang kortikal yang
tidak terpengaruh di sekitar
tumor (<3 mm)
1. Pengobatan Nuklir
Tata Laksana
skintigrafi tulang
Pada skintigrafi tulang, sebagian
besar tumor sel raksasa
menunjukkan peningkatan serapan
pada gambar yang tertunda,
terutama di sekitar perifer, dengan
fotopenia sentral.tanda donat).
Peningkatan aktivitas kumpulan
darah juga terlihat, dan dapat
dilihat pada tulang yang
berdekatan karena hiperemia
regional umum (aktivitas tulang
yang berdekatan).
Angiografi (DSA)
Angiografi jarang dilakukan
misalnya pada keadaan embolisasi
praoperasi. Tumor biasanya
hipervaskular (dua pertiga kasus)
dengan sisanya hipovaskular atau
avaskular.
2. Pengobatan Medikamentosa
Tata Laksana
Pengobatan klasik dengan kuretase
biasanya dikombinasikan dengan
adjuvan lokal seperti polimetilmetakrilat
(PMMA), fenol atau nitrogen cair atau
kombinasi dari itu.
Denosumab telah digunakan dalam
pengobatan penyakit metastasis jinak,
pada tumor yang tidak dapat dioperasi
dan pada pasien di mana pembedahan
cenderung menyebabkan morbiditas
yang berlebihan serta terapi
neoadjuvant untuk memfasilitasi
pembedahan pada tumor lanjut lokal
Kekambuhan lokal sering terjadi dan
terjadi pada 15-50% tumor sel raksasa
tulang konvensional dalam waktu 2
tahun
Sekitar 3-7% pasien dengan tumor sel
raksasa tulang konvensional
mengembangkan metastasis paru
Prognosis
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik
and illustrations by Stories
Thanks
Do you have any
questions?

More Related Content

What's hot

Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)Yolly Finolla
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiGoogle
 
Forensik - Traumatologi
Forensik - TraumatologiForensik - Traumatologi
Forensik - TraumatologiEvan Permana
 
ppt hemangioma.pptx
ppt hemangioma.pptxppt hemangioma.pptx
ppt hemangioma.pptxRonalRon2
 
pertanyaan seputar Gempa bumi
pertanyaan seputar Gempa bumipertanyaan seputar Gempa bumi
pertanyaan seputar Gempa bumiRina Sintia
 
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulitPemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulitpeternugraha
 
Ulangan Harian Kelas XI - Biosfer
Ulangan Harian Kelas XI - BiosferUlangan Harian Kelas XI - Biosfer
Ulangan Harian Kelas XI - BiosferCahya Panduputra
 
Jaringan Ikat
Jaringan Ikat Jaringan Ikat
Jaringan Ikat Nur Aini
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCoassTHT
 

What's hot (20)

Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
Tumor Tulang (Bone Neoplasma)
 
Meningitis
Meningitis Meningitis
Meningitis
 
Nevus
NevusNevus
Nevus
 
Kuliah NYERI KEPALA
Kuliah NYERI KEPALAKuliah NYERI KEPALA
Kuliah NYERI KEPALA
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Forensik - Traumatologi
Forensik - TraumatologiForensik - Traumatologi
Forensik - Traumatologi
 
ppt hemangioma.pptx
ppt hemangioma.pptxppt hemangioma.pptx
ppt hemangioma.pptx
 
pertanyaan seputar Gempa bumi
pertanyaan seputar Gempa bumipertanyaan seputar Gempa bumi
pertanyaan seputar Gempa bumi
 
Lupus Eritematous Discoid
Lupus Eritematous DiscoidLupus Eritematous Discoid
Lupus Eritematous Discoid
 
Ppt lempeng tektonik2003
Ppt lempeng tektonik2003Ppt lempeng tektonik2003
Ppt lempeng tektonik2003
 
buku biologi tanah.pdf
buku biologi tanah.pdfbuku biologi tanah.pdf
buku biologi tanah.pdf
 
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulitPemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
Pemilihan kortikosteroid pada penyakit kulit
 
Ulangan Harian Kelas XI - Biosfer
Ulangan Harian Kelas XI - BiosferUlangan Harian Kelas XI - Biosfer
Ulangan Harian Kelas XI - Biosfer
 
Referat skleroderma
Referat sklerodermaReferat skleroderma
Referat skleroderma
 
Jaringan Ikat
Jaringan Ikat Jaringan Ikat
Jaringan Ikat
 
Media Kontras pada Pemeriksaan Ultrasonografi
Media Kontras pada Pemeriksaan Ultrasonografi Media Kontras pada Pemeriksaan Ultrasonografi
Media Kontras pada Pemeriksaan Ultrasonografi
 
FIX.pdf
FIX.pdfFIX.pdf
FIX.pdf
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK Maligna
 
Prinsip genetika2
Prinsip genetika2Prinsip genetika2
Prinsip genetika2
 

Similar to GCT

Similar to GCT (20)

Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Translate 2
Translate 2Translate 2
Translate 2
 
Karsinoma tulang
Karsinoma tulangKarsinoma tulang
Karsinoma tulang
 
kanker tulang
kanker tulangkanker tulang
kanker tulang
 
Bone tumors.pptx
Bone tumors.pptxBone tumors.pptx
Bone tumors.pptx
 
Osteo artritis
Osteo artritisOsteo artritis
Osteo artritis
 
Tumor kartilago.pptx
Tumor kartilago.pptxTumor kartilago.pptx
Tumor kartilago.pptx
 
Tulang
TulangTulang
Tulang
 
Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tb
 
Osteoartikular tb
Osteoartikular tbOsteoartikular tb
Osteoartikular tb
 
STT dr Pramudyo SpB.pdf
STT dr Pramudyo SpB.pdfSTT dr Pramudyo SpB.pdf
STT dr Pramudyo SpB.pdf
 
Kanker ganas tulang jatim fair 2017
Kanker ganas tulang   jatim fair 2017Kanker ganas tulang   jatim fair 2017
Kanker ganas tulang jatim fair 2017
 
ABC (Aneurysmal Bone Cyst) - Rahmayanti Arief (PP).pdf
ABC (Aneurysmal Bone Cyst) - Rahmayanti Arief (PP).pdfABC (Aneurysmal Bone Cyst) - Rahmayanti Arief (PP).pdf
ABC (Aneurysmal Bone Cyst) - Rahmayanti Arief (PP).pdf
 
Bab 1 simple bone
Bab 1 simple boneBab 1 simple bone
Bab 1 simple bone
 
Tumor mandibula
Tumor mandibulaTumor mandibula
Tumor mandibula
 
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker TulangAsuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
 
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker TulangAsuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
Asuhan Keperawatan Pada Kanker Tulang
 
DM_K39_Dafa Azmi Syauqi Shihab_ Laporan kasus.pptx
DM_K39_Dafa Azmi Syauqi Shihab_ Laporan kasus.pptxDM_K39_Dafa Azmi Syauqi Shihab_ Laporan kasus.pptx
DM_K39_Dafa Azmi Syauqi Shihab_ Laporan kasus.pptx
 
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
 
Mklah ro dna
Mklah ro dnaMklah ro dna
Mklah ro dna
 

Recently uploaded

PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 

Recently uploaded (18)

PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 

GCT

  • 1. Referat “Giant Cell Tumor of Bone” Oleh : Ratna Amelia (212011101025) Pembimbing : dr. Rury Rachmawati Arifin, Sp. Rad (K) Abd SMF RADIOLOGI RUMAH SAKIT DAERAH DR. HARYOTO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2022
  • 2. • Giant Cell Tumor adalah tumor jinak primer pada tulang yang memiliki kecenderungan lokal agresif • Lokasi tersering munculnya GCT of bone biasanya pada epifisis tulang panjang, distal femur, proximal tibia, distal radius dan proximal humerus. GCT of bone juga dapat ditemukan pada tulang belakang namun jarang. Definisi
  • 3. Epidemiologi Angka kejadian GCT of bone 4-5 % dari semua tumor primer tulang. Insidensi puncak terjadi antara usia 20-40 tahun. GCT of bone lebih banyak pada perempuan dari pada laki-laki Ditemukan <1% GCT of bone yang bertransformasi menjadi ganas.3
  • 4. DIAGNOSIS ● Tumor tulang osteolitik terbatas yang melibatkan epifisis ● Kejadian biasa pada orang dengan tulang yang mature ● Bukti histologis banyak sel raksasa osteoklastik non- neoplastik dan lebih sedikit sel mononuklear neoplastik biasanya tanpa atypia ● Diagnosis definitif tumor sel raksasa tulang didasarkan pada kombinasi gambaran radiologis dan patologis yang khas. ● Kriteria molekuler berikut ini diinginkan: sel dengan mutasi H3.3 p.Gly34
  • 5. Gejala Klinis • Nyeri lokal pada daerah yang terkena dan bersifat progresif, terutama pada malam hari. • Nyeri disusul oleh timbulnya benjolan pada daerah yang terkena. Pada kondisi yang sudah lanjut, benjolan dapat menyebabkan gangguan fungsi dari sendi.
  • 6. Komplikasi ● Fraktur patologis ● Metastasis paru ● Kekambuhan tumor ● Kompresi akar saraf di lokasi tulang belakang
  • 7. Lokasi Biasanya terjadi dalam posisi eksentrik di ujung tulang panjang di kerangka dewasa dengan keterlibatan daerah subartikular. Tulang/lokasi yang paling sering terkena adalah : ● femur distal dan tibia proksimal: 50-65% ● radius distal: 10-12% ● humerus proksimal: 4-8% ● sakrum: 4-9% ● tubuh vertebral: 3-6% (tulang belakang toraks paling umum, diikuti oleh tulang belakang leher dan lumbar) Jarang terjadi di lokasi lain termasuk tangan dan kaki dan tulang panggul yang tidak rata. Kadang-kadang terjadi di metafisis.
  • 8. PEMERIKSAAN RADIOGRAFI ● Lesi osteolitik atau radiolusen ● Margin non-sklerotik yang terdefinisi dengan baik (walaupun <5% mungkin menunjukkan beberapa sklerosis) ● Lokasi eksentrik (mungkin sulit dinilai jika lesinya besar) ● Ekstensi ke tulang subchondral (dalam 84-99% dalam 1 cm dari permukaan artikular) ● Lempeng pertumbuhan tertutup 1. Penampilan radiografi karakteristik tumor sel raksasa yang terletak di tulang panjang meliputi
  • 9. PEMERIKSAAN RADIOGRAFI FOTO POLOS ● Zona transisi yang sempit: zona transisi yang lebih luas terlihat pada tumor sel raksasa yang lebih agresif ● Biasanya tidak ada sklerosis di sekitarnya (80-85%) ● Penipisan kortikal, remodeling ekspansil, terobosan kortikal ● Trabekulasi sering ● Tidak ada mineralisasi matriks ● Fraktur patologis mungkin ada ● Reaksi periosteal mungkin terlihat Patologic fracture & lucent lesion in the meta epiphyseal region of the femur
  • 10. PEMERIKSAAN CT-SCAN ● Pada CT tumor sel raksasa tulang biasanya digambarkan secara eksentriklesi tulang lucent soliter. ● Tidak adanya mineralisasi matriks, perubahan kistik dan gambaran agresif seperti keterlibatan/penipisan kortikal, fraktur patologis, reaksi periosteal yang agresif dan ekstensi jaringan lunak dapat digambarkan dengan lebih baik daripada pada radiografi polos There is large lucent lesion within the distal femoral metaphysis in an eccentric location.
  • 11. Lytic soft tissue mass centered at the right sacral ala and involving the sacral body, extending just into the spinal canal.
  • 12. PEMERIKSAAN MRI ● Daerah hemoragik ● Tingkat cairan-cairan menunjukkan perubahan seperti kista tulang aneurisma ● Sekitarnya edema sumsum tulang ● Ekstensi jaringan lunak ● Komponen jaringan padat 1. Temuan pencitraan MRI tidak spesifik. Fitur yang dapat ditunjukkan pada MRI meliputi:
  • 13. PEMERIKSAAN MRI ● T1 Sinyal rendah hingga menengah (komponen padat) ● T2 sinyal tinggi heterogen dengan area intensitas sinyal rendah karena hemosiderin atau fibrosis 12 ● T1 C+ (Gd):komponen padat akan meningkat Karakter Sinyal pada MRI : high T2 signal and low T1 signal and demonstrates relatively homogeneous contrast enhancement. No cystic areas or fluid-fluid levels identified.
  • 14. Laporan Radiologi Laporan radiologi harus mencakup deskripsi berikut: •lokasi dan ukuran •margin tumor dan zona transisi •hubungannya dengan lempeng pertumbuhan dan permukaan artikular •komponen tumor kistik dan padat •tingkat cairan-cairan menunjukkan perubahan seperti kista tulang aneurisma •mengenai fitur -keterlibatan kortikal -ekstensi jaringan lunak -fraktur patologis -reaksi periosteal yang agresif -sekitar edema sumsum tulang -peningkatan seperti massa yang solid -efusi sendi terkait Faktor risiko kekambuhan lokal  Ekstensi jaringan lunak (lihat di atas)  Jarak dari permukaan artikular (<2 mm)  Ketebalan tulang kortikal yang tidak terpengaruh di sekitar tumor (<3 mm)
  • 15. 1. Pengobatan Nuklir Tata Laksana skintigrafi tulang Pada skintigrafi tulang, sebagian besar tumor sel raksasa menunjukkan peningkatan serapan pada gambar yang tertunda, terutama di sekitar perifer, dengan fotopenia sentral.tanda donat). Peningkatan aktivitas kumpulan darah juga terlihat, dan dapat dilihat pada tulang yang berdekatan karena hiperemia regional umum (aktivitas tulang yang berdekatan). Angiografi (DSA) Angiografi jarang dilakukan misalnya pada keadaan embolisasi praoperasi. Tumor biasanya hipervaskular (dua pertiga kasus) dengan sisanya hipovaskular atau avaskular.
  • 16. 2. Pengobatan Medikamentosa Tata Laksana Pengobatan klasik dengan kuretase biasanya dikombinasikan dengan adjuvan lokal seperti polimetilmetakrilat (PMMA), fenol atau nitrogen cair atau kombinasi dari itu. Denosumab telah digunakan dalam pengobatan penyakit metastasis jinak, pada tumor yang tidak dapat dioperasi dan pada pasien di mana pembedahan cenderung menyebabkan morbiditas yang berlebihan serta terapi neoadjuvant untuk memfasilitasi pembedahan pada tumor lanjut lokal Kekambuhan lokal sering terjadi dan terjadi pada 15-50% tumor sel raksasa tulang konvensional dalam waktu 2 tahun Sekitar 3-7% pasien dengan tumor sel raksasa tulang konvensional mengembangkan metastasis paru Prognosis
  • 17. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik and illustrations by Stories Thanks Do you have any questions?