SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
KANKER TULANG
1. KANKER TULANG
KELOMPOK 1
IBNU QOMARUL HADI
HANNA PRIHATINA
LUTHFI AYU RISKIANI
DEWI HERAWATI
RATNA SAFITRI
M. ARIFIN
IDA AYU RATNA HAPSARI
2. PENGERTIAN
Kanker tulang merupakan penyakit yang relatif langka,
dimana sel-sel kanker tumbuh pada jaringan tulang.
Kanker tulang terjadi ketika sel-sel di dalam tulang
membelah atau berkembang dengan tidak teratur.
Biasanya sel-sel akan membelah dan berkembang
dengan teratur. Jika sel-sel tulang terus membelah tak
teratur, sementara sel-sel baru yang tumbuh itu tidak
dibutuhkan tubuh, maka akan membentuk massa atau
jaringan, yang disebut sebagai tumor. Berbeda dengan
tumor jinak yang tidak menyebar, kanker adalah tumor
yang ganas dan cepat penyebarannya.
3. KLASIFIKASI
1. Kanker tulang sekunder adalah kanker tulang yang
disebabkan oleh sel-sel kanker yang berasal dari organ lain
dan menyebar ke tulang lainnya. Umumnya kanker tulang
sekunder terjadi akibat komplikasi dari kanker sebelumnya
seperti kanker paru-paru yang menyebar ke tulang
kemudian berkembang menjadi kanker tulang.
• Beberapa jenis penyakit kanker dapat menyebabkan sel-sel
kanker menyebar pada tulang-tulang rawan dan rentan
terhadap serangan sel kanker dari kanker yang sebelumnya
ada pada tubuh, jenis kanker yang paling umum dan
menyebarkan sel-sel kankernya pada tulang seperti kanker
paru-paru, kanker payudara dan kanker prostat.
2. Kanker tulang primer adalah kanker yang disebabkan oleh
sel-sel kanker yang berasal dari tulang itu sendiri atau
tempat dimana tumbuhnya sel kanker pada tulang.
4. JENIS
• Osteosarcoma - kanker tulang. Biasanya terjadi di lengan, kaki atau
panggul. Osteosarcoma merupakan kanker tulang yang paling umum
terjadi.
5. • Chondrosarcoma - kanker tulang rawan. Jenis kanker kedua
dari kanker tulang yang paling umum terjadi.
6. • Ewing Sarcoma - tumor yang biasanya berkembang di rongga
kaki dan tulang lengan.
Keterangan Gbr
Pada Radiograph tampak gambaran
“Onion Skin” (Kulit Bawang) pada
sarkoma ewing
7. • Fibrosarcoma dan malignant fibrous histiocytoma. Kanker
pada jaringan lunak (misalnya tendon, ligamen, lemak dan
otot) dan berpindah ke tulang-tulang kaki, lengan, hingga
tulang rahang.
Fibrosarcoma
8. • Giant cell tumor. Kanker tulang ganas yang paling
sering mengenai tulang lengan atau kaki.
Persentasenya mencapai 10% dari kasus kanker
tulang
Giant cell tumor in the upper
tibia
9. • Chordoma. Kanker tulang yang biasanya terjadi pada
tulang tengkorak atau tulang belakang.
Chordoma
10. Tes Dan Diagnosis
Tes untuk menentukan tingkatan (tahapan) dari kanker tulang. Setelah
dokter mendiagnosis kanker tulang Anda, ia akan menentukan tingkatan
(tahapan) kanker Anda. Stadium kanker memandu pilihan pengobatan
Anda.
Tahapan kanker tulang meliputi:
Stadium I. Pada tahap ini, kanker tulang terbatas pada tulang dan belum
menyebar ke area lain dari tubuh. Setelah pengujian biopsi, kanker pada
tahap ini dianggap kelas rendah dan tidak agresif.
Stadium 2. Tahap ini kanker tulang terbatas pada tulang dan belum menyebar
ke area lain dari tubuh. Tapi pengujian biopsi mengungkapkan kanker
tulang kelas tinggi dan dianggap agresif.
Stadium 3. Pada tahap ini, kanker tulang terjadi pada dua atau lebih tempat
pada tulang yang sama. Pengujian biopsi menunjukkan kanker tulang ini
adalah salah satu kelas rendah atau kelas tinggi.
Stadium 4. Tahap ini kanker tulang menunjukkan bahwa telah menyebar di
luar tulang ke area lain dari tubuh, seperti otak, hati atau paru-paru
11. FAKTOR PENYEBAB
Hingga kini, penyebab kanker tulang belum diketahui
secara pasti. Namun faktor genetik atau keturunan
tampaknya memainkan peran besar dalam banyaknya
kasus kanker tulang. Kondisi lain yang menyebabkan
peningkatan risiko kerusakan dan regenerasi tulang
dalam jangka waktu tertentu juga meningkatkan risiko
berkembangnya tumor tulang. Hal ini menjadi
penjelasan mengapa osteosarcoma sering menimpa
anak-anak, ini karena pertumbuhan tulang mereka
yang cepat.
12. FAKTOR RESIKO
• Faktor risiko adalah sesuatu yang akan meningkatkan risiko seseorang
untuk terkena penyakit atau suatu kondisi kesehatan. Faktor-faktor
dibawah ini akan meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tulang:
1. Penyakit Paget (masalah pada metabolisme tulang - bukan kanker).
2. Paparan radiasi.
3. Cedera tulang.
4. Riwayat keluarga penderita kanker tulang.
• Selain itu ada pula beberapa faktor risiko yang spesifik untuk beberapa
jenis kanker tulang, antara lain:
1. Osteosarcoma. Laki-laki, usia 10-30 tahun, sindrom kanker warisan,
retinoblastoma (kanker mata langka), transplantasi sumsum tulang.
2. Chondrosarcoma. Usia diatas 20 tahun, multiple exostoses (kondisi
genetik yang menyebabkan benjolan pada tulang).
3. Ewing sarcoma. Usia dibawah 30 tahun.
4. Fibrosarcoma dan malignant fibrous histiocytoma. Umur setengah baya
dan lanjut usia.
5. Giant cell tumor. Usia muda hingga setengah baya.
13.
14. GEJALA
• Gejala kanker tulang bervariasi, tergantung pada
ukuran dan lokasi tumornya. Gejala-gejala kanker
tulang meliputi:
• Rasa sakit pada lokasi terjadi tumor.
• Nyeri tulang dalam yang parah.
• Patah tulang (cukup jarang terjadi).
• Berat badan menurun.
• Kelelahan.
• Kesulitan bernapas.
• Demam atau berkeringat di malam hari.
• Namun gejala-gejala diatas juga bisa disebabkan oleh
kondisi kesehatan lain yang tidak berbahaya.
15. MANIFESTASI KLINIK
1. Nyeri tulang
Nyeri tulang adalah gejala yang paling sering didapati pada proses metastasis ke tulang dan biasanya
merupakan gejala awal yang disadari oleh pasien. Nyeri timbul akibat peregangan periosteum dan
stimulasi saraf pada endosteum oleh tumor. Nyeri dapat hilang-timbul dan lebih terasa pada malam
hari atau waktu beristirahat.
2. Fraktur
Adanya metastasis ke tulang dapat menyebabkan struktur tulang menjadi lebih rapuh dan beresiko
untuk mengalami fraktur. Kadang-kadang fraktur timbul sebelum gejala-gejala lainnya. Daerah yang
sering mengalami fraktur yaitu tulang-tulang panjang di ekstremitas atas dan bawah serta vertebra.
3. Penekanan medula spinalis
Ketika terjadi proses metastasis ke vertebra, maka medulla spinalis menjadi terdesak. Pendesakan
medulla spinalis tidak hanya menimbulkan nyeri tetapi juga parese atau mati rasa pada ekstremitas,
gangguan miksi, atau mati rasa disekitar abdomen.
4. Peninggian kadar kalsium dalam darah
Hal ini disebabkan karena tingginya pelepasan cadangan kalsium dari tulang. Peninggian kalsium
dapat menyebabkan kurang nafsu makan, mual, haus, konstipasi, kelelahan, dan bahkan gangguan
kesadaran.
5. Gejala lainnya
Apabila metastasis sampai ke sum-sum tulang, gejala yang timbul sesuai dengan tipe sel darah yang
terkena. Anemia dapat terjadi apabila mengenai sel darah merah. Apabila sel darah putih yang
terkena, maka pasien dapt dengan mudah terjangkit infeksi.Sedangkan gangguan pada platelet,
dapat menyebabkan perdarahan.
16. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. FOTO TULANG KONVENSIONAL
Foto tulang konvensional digunakan untuk menentukan karakter metastasis ke tulang.
2. GAMBARAN CT-SCAN
CT scan digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas pada tulang yang susah atau tidak dapat
ditemukan dengan X-Ray dan untuk menentukan luasnya tumor atau keterlibatan jaringan 7.
3. MRI
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan MRI untuk mendeteksi suatu metastasis
lebih sensitif daripada penggunaan skintiscanning.
Pada pemeriksaan MRI didapatkan modul yang soliter atau lebih (kebanyakan/lebih sering
soliter),lesi multipel dengan metastasis ke aksis dari pada rangkaian.
4. SCINTIGRAPHY ( NUCLEAR MEDICINE )
Skintigrafi adalah metode yang efektif sebagai skrining pada seluruh tubuh untuk menilai metastasis
ke tulang.
5. PEMERIKSAAN BONE SURVEY (FOTO SELURUH TUBUH)
Bone Survey atau pemeriksaan tulang-tulang secara radio-grafik konvensional adalah pemeriksaan semua
tulang-tulang yang paling sering dikenai lesi-lesi metastatik yaitu skelet, foto bone survey dapat
memberikan gambaran klinik yaitu:
a) Lokasi lesi lebih akuran apakah daerah epifisis, metafisis, dan diafisis atau pada organ-organ tertentu
b) Apakah tumor bersifat soliter atau multiple
c) Jenis tulang yang terkena.
d) Dapat memberikan gambaran sifat-sifat tumor
17. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis
Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas
dengan metode seefektip mungkin :
- Tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi
- Alloperinol untuk mengontrol hiperurisemia.
- Bifosfonat
- Kemoterapi dan terapi hormonal
1. Radioterapi
Radioterapi berguna untuk menghilangkan nyeri dan mengontrol
pertumbuhan tumor di area metastasis.
2. Pembedahan
Pembedahan dilakukan untuk mencegah atau untuk terapi fraktur.
Biasanya pembedahan juga dilakukan untuk mengangkat tumor. Dalam
pembedahan mungkin ditambahkan beberapa ornament untuk
mendukung struktur tulang yang telah rusak oleh metastasis.
18. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam,
visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).
2. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan
berikan dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke
ahli psikologi atau rohaniawan.
3. Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping
kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat.
Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal.
Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
4. Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan
terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.
(Smeltzer. 2001)
19. Komplikasi
a.Akibat langsung: Patah tulang
b.Akibat tidak langsung: Penurunan berat
badan, anemia, penurunan kekebalan tubuh
c. Akibat pengobatan: Gangguan saraf tepi,
penurunan kadar sel darah, kebotakan pada
kemoterapi.
20. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. AKTIVITAS /ISTIRAHAT
Gejala:
1. kelemahan dan atau keletihan.
2. Perubahan pada pola tidur dan waktu tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur seperti : nyeri, ansietas, dan berkeringat malam.
3. Keterbatasan partisipasi dalam hobi dan latihan.
4. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen, tingkat stress tinggi.
B. SIRKULASI
Gejala :
1. palpitasi dan nyeri dada pada aktivitas fisik berlebih.
2. Perubahan pada TD.
C. INTEGRITAS EGO
Gejala :
1. Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (misalnya merokok,
minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religious/spiritual).
2. Masalah tentang perubahan dan penampilan, misalny : alopesia, lesi, cacat, pembedahan.
3. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa
bersalah, kehilangan.
21. D. ELIMINASI
Gejala :
Perubahan pola defikasi, misalnya : darah pada feses, nyeri saat defikasi. Perubahan eliminasi urinearius
misalnya : nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih.
Tanda:
Perubahan bising usus, distensi abdomen.
E. MAKANAN/CAIRAN
Gejala:
1. Kebiasaan diet buruk (misalnya : rendah serat, tinggi lemak, aditif, dan bahan pengawet).
2. Anoreksia, mual/muntah.
3. Intoleransi makanan.
Tanda:
1. Perubahan berat badan (BB), penurunan BB hebat, kaheksia, berkurangnya massa otot.
2. Perubahan pada kelembapan/turgor kulit, edema.
F. NEUROSENSORI
Gejala :
Pusing, sinkope.
G. NYERI/KENYAMANAN
Gejala :
Tidak ada nyeri yang bervariasi, misalnya : kenyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan
proses penyakit).
22. H. PERNAFASAN
Gejala :
Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan asbes.
I. KEAMANAN
Gejala :
1. Pemajana pada kimia toksik, karsinogen.
2. pemajanan matahari lama/berlebihan.
3. Demam.
Tanda :
Ruam kulit, ulserasi.
J. SEKSUALITAS
Gejala :
1. Masalah seksual, misalnya dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasaan.
2. Nuligravida lebih besar dariusia 30 tahun.
3. Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini, dan herpes genital.
K. INTERAKSI SOCIAL
Gejala :
1. Ketidakadekuatan/kelemahan system pendukung.
2. Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan).
Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran.
23. Observasi dan Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : baik, kurang, atau lemah.
b) Tanda – tanda vital ( TD,Suhu,Nadi,Pernafasan )
c) Pemeriksaan fisik
1. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa
serta adanya pelebaran vena
2. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta
pergerakan yang terbatas
3. Nyeri tekan / nyeri lokal pada sisi yang sakit
· Mungkin hebat atau dangkal
· Sering hilang dengan posisi flexi
· Anak berjalan pincang, keterbatasan dalam melakukan aktifitas,
tidak mampu menahan objek berat.
4. Kaji status fungsional pada area yang sakit, tanda-tanda inflamasi,
nodus limfe regional.
24. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan status hipermetabolik berkenaan dengan
kanker.
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut
tentang ketidak tahuan, persepsi tentang proses
penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat
4. Gangguan harga diri karena hilangnya bagian tubuh
atau perubahan kinerja peran
5. Berduka berhubungan dengan kemungkinan
kehilangan alat gerak
26. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI RASIONAL
1 Nyeri akut
berhubungan
dengan agen
cedera biologi
Tujuan :
klien mengalami
pengurangan nyeri
KRITERIA HASIL :
1. Mengikuti aturan
farmakologi yang
ditentukan
2. Mengikuti aturan
farmakologi yang
ditentukan
1. Kaji status nyeri
( lokasi, frekuensi,
durasi, dan intensitas
nyeri )
1. Memberikan
data dasar untuk
menentukan dan
mengevaluasi
intervensi yang
diberikan.
2. Berikan
lingkungan yang
nyaman, dan aktivitas
hiburan
2. meningkatkan
relaksasi klien.
3. Ajarkan teknik
manajemen nyeri
seperti teknik
relaksasi napas
dalam, visualisasi,
dan bimbingan
imajinasi.
3. meningkatkan
relaksasi yang dapat
menurunkan rasa
nyeri klien
4. Berikan
analgesik sesuai
kebutuhan untuk
nyeri.
4. mengurangi
nyeri dan spasme
otot
27. NO DIAGNOSA TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI RASIONAL
2 Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan status
hipermetabolik
berkenaan
dengan kanker.
Tujuan :
Mengalami
peningkatan
asupan nutrisi
yang adekuat
KH:
penambahan
berat badan,
bebas tanda
malnutrisi, nilai
albumin dalam
batas normal (
3,5 – 5,5 g% )
1. Catat asupan
makanan setiap hari.
1. Mengidentifikasi
kekuatan atau defisiensi
nutrisi.
2. Ukur tinggi, berat
badan, ketebalan kulit
trisep setiap hari.
2. Mengengidentifikasi
keadaan malnutrisi protein
kalori khususnya bila berat
badan dan pengukuran
antropometrik kurang dari
norma.
3. Berikan diet TKTP
dan asupan cairan
adekuat.
3. Memenuhi
kebutuhan metabolik
jaringan. Asupan cairan
adekuat untuk
menghilangkan produk
sisa.
Kolaborasi :
4. Pantau hasil
pemeriksaan
laboratorium sesuai
indikasi.
4. membantu
mengidentifikasi derajat
malnutrisi
28. NO DIAGNOSA TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI RASIONAL
3 Koping tidak
efektif
berhubunga
n dengan
rasa takut
tentang
ketidak
tahuan,
persepsi
tentang
proses
penyakit,
dan sistem
pendukung
tidak
adekuat
Tujuan :
Mendemonstrasika
n penggunaan
mekanisme koping
efektif dan
partisipasi aktif
dalam aturan
pengobatan
KH :
- Pasien tampak
rileks
- Melaporkan
berkurangnya
ansietas
-
Mengungkapka
n perasaan
mengenai
perubahan yang
terjadi pada diri
klien
1. Motivasi pasien
dan keluarga untuk
mengungkapkan
perasaan.
1. memberikan
kesempatan pada pasien
untuk mengungkapkan
rasa takut serta kesalahan
konsep tentang diagnosis
2. Berikan lingkungan
yang nyaman dimana
pasien dan keluarga
merasa aman untuk
mendiskusikan perasaan
atau menolak untuk
berbicara.
2. membina hubungan
saling percaya dan
membantu pasien untuk
merasa diterima dengan
kondisi apa adanya
3. Pertahankan
kontak sering dengan
pasien dan bicara
dengan menyentuh
pasien
3. Memberikan
keyakinan bahwa pasien
tidak sendiri atau ditolak.
4. Berikan informasi
akurat, konsisten
mengenai prognosis.
4. Dapat menurunkan
ansietas dan
memungkinkan pasien
membuat ke-putusan atau
29. NO DIAGNOSA TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI RASIONAL
4 Gangguan
harga diri
karena
hilangnya
bagian tubuh
atau
perubahan
kinerja peran
Tujuan :
mengungkapan
perubahan
pemahaman dalam
gaya hidup tentang
tubuh, perasaan
tidak berdaya,
putus asa dan tidak
mampu.
KH :
Mulai
mengembangkan
mekanisme koping
untuk menghadapi
masalah secara
efektif.
1. Diskusikan dengan
orang terdekat pengaruh
diagnosis dan pengobatan
terhadap kehidupan
pribadi pasien dan
keluarga.
1. Membantu dalam
memastikan masalah
untuk memulai proses
pemecahan masalah.
2. Motivasi pasien dan
keluarga untuk
mengungkapkan perasaan
tentang efek kanker atau
pengobatan.
2. Membantu dalam
pemecahan masalah
3. Pertahankan kontak
mata selama interaksi
dengan pasien dan
keluarga dan bicara
dengan menyentuh pasien.
3. Menunjukkan rasa
empati dan menjaga
hubungan saling percaya
dengan pasien dan
keluarga.
30. NO DIAGNOSA TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI RASIONAL
5 Berduka
berhubungan
dengan
kemungkinan
kehilangan
alat gerak
Tujuan :
Keluarga dan
klien siap
menghadapi
kemungkinan
kehilangan
anggota gerak.
KH :
Pasien
menyesuaikan
diri terhadap
kehilangan
anggota gerak
Mengalami
peninggkatan
mobilitas
1. Lakukan pendekatan
langsung dengan klien.
1. Meningkatkan rasa
percaya dengan klien.
2. Diskusikan kurangnya
alternatif pengobatan.
2. Memberikan
dukungan moril kepada
klien untuk menerima
pembedahan.
3. Ajarkan penggunaan
alat bantu seperti kursi
roda atau kruk sesegera
mungkin sesuai dengan
kemampuan pasien.
3. Membantu dalam
melakukan mobilitas dan
meningkatkan kemandirian
pasien.
4. Motivasi dan libatkan
pasien dalam aktifitas
bermain.
4. Secara tidak
langgsung memberikan
latihan mobilisasi