SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
KANKER TULANG
KELOMPOK 1
IBNU QOMARUL HADI
HANNA PRIHATINA
LUTHFI AYU RISKIANI
DEWI HERAWATI
RATNA SAFITRI
M. ARIFIN
IDA AYU RATNA HAPSARI
PENGERTIAN
Kanker tulang merupakan penyakit yang relatif langka,
dimana sel-sel kanker tumbuh pada jaringan tulang.
Kanker tulang terjadi ketika sel-sel di dalam tulang
membelah atau berkembang dengan tidak teratur.
Biasanya sel-sel akan membelah dan berkembang
dengan teratur. Jika sel-sel tulang terus membelah tak
teratur, sementara sel-sel baru yang tumbuh itu tidak
dibutuhkan tubuh, maka akan membentuk massa atau
jaringan, yang disebut sebagai tumor. Berbeda dengan
tumor jinak yang tidak menyebar, kanker adalah tumor
yang ganas dan cepat penyebarannya.
KLASIFIKASI
1. Kanker tulang sekunder adalah kanker tulang yang
disebabkan oleh sel-sel kanker yang berasal dari organ lain
dan menyebar ke tulang lainnya. Umumnya kanker tulang
sekunder terjadi akibat komplikasi dari kanker sebelumnya
seperti kanker paru-paru yang menyebar ke tulang
kemudian berkembang menjadi kanker tulang.
• Beberapa jenis penyakit kanker dapat menyebabkan sel-sel
kanker menyebar pada tulang-tulang rawan dan rentan
terhadap serangan sel kanker dari kanker yang sebelumnya
ada pada tubuh, jenis kanker yang paling umum dan
menyebarkan sel-sel kankernya pada tulang seperti kanker
paru-paru, kanker payudara dan kanker prostat.
2. Kanker tulang primer adalah kanker yang disebabkan oleh
sel-sel kanker yang berasal dari tulang itu sendiri atau
tempat dimana tumbuhnya sel kanker pada tulang.
JENIS
• Osteosarcoma - kanker tulang. Biasanya terjadi di lengan, kaki atau
panggul. Osteosarcoma merupakan kanker tulang yang paling umum
terjadi.
• Chondrosarcoma - kanker tulang rawan. Jenis kanker kedua
dari kanker tulang yang paling umum terjadi.
• Ewing Sarcoma - tumor yang biasanya berkembang di rongga
kaki dan tulang lengan.
Keterangan Gbr
Pada Radiograph tampak gambaran
“Onion Skin” (Kulit Bawang) pada
sarkoma ewing
• Fibrosarcoma dan malignant fibrous histiocytoma. Kanker
pada jaringan lunak (misalnya tendon, ligamen, lemak dan
otot) dan berpindah ke tulang-tulang kaki, lengan, hingga
tulang rahang.
Fibrosarcoma
• Giant cell tumor. Kanker tulang ganas yang paling
sering mengenai tulang lengan atau kaki.
Persentasenya mencapai 10% dari kasus kanker
tulang
Giant cell tumor in the upper
tibia
• Chordoma. Kanker tulang yang biasanya terjadi pada
tulang tengkorak atau tulang belakang.
Chordoma
Tes Dan Diagnosis
Tes untuk menentukan tingkatan (tahapan) dari kanker tulang. Setelah
dokter mendiagnosis kanker tulang Anda, ia akan menentukan tingkatan
(tahapan) kanker Anda. Stadium kanker memandu pilihan pengobatan
Anda.
Tahapan kanker tulang meliputi:
Stadium I. Pada tahap ini, kanker tulang terbatas pada tulang dan belum
menyebar ke area lain dari tubuh. Setelah pengujian biopsi, kanker pada
tahap ini dianggap kelas rendah dan tidak agresif.
Stadium 2. Tahap ini kanker tulang terbatas pada tulang dan belum menyebar
ke area lain dari tubuh. Tapi pengujian biopsi mengungkapkan kanker
tulang kelas tinggi dan dianggap agresif.
Stadium 3. Pada tahap ini, kanker tulang terjadi pada dua atau lebih tempat
pada tulang yang sama. Pengujian biopsi menunjukkan kanker tulang ini
adalah salah satu kelas rendah atau kelas tinggi.
Stadium 4. Tahap ini kanker tulang menunjukkan bahwa telah menyebar di
luar tulang ke area lain dari tubuh, seperti otak, hati atau paru-paru
FAKTOR PENYEBAB
Hingga kini, penyebab kanker tulang belum diketahui
secara pasti. Namun faktor genetik atau keturunan
tampaknya memainkan peran besar dalam banyaknya
kasus kanker tulang. Kondisi lain yang menyebabkan
peningkatan risiko kerusakan dan regenerasi tulang
dalam jangka waktu tertentu juga meningkatkan risiko
berkembangnya tumor tulang. Hal ini menjadi
penjelasan mengapa osteosarcoma sering menimpa
anak-anak, ini karena pertumbuhan tulang mereka
yang cepat.
FAKTOR RESIKO
• Faktor risiko adalah sesuatu yang akan meningkatkan risiko seseorang
untuk terkena penyakit atau suatu kondisi kesehatan. Faktor-faktor
dibawah ini akan meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tulang:
1. Penyakit Paget (masalah pada metabolisme tulang - bukan kanker).
2. Paparan radiasi.
3. Cedera tulang.
4. Riwayat keluarga penderita kanker tulang.
• Selain itu ada pula beberapa faktor risiko yang spesifik untuk beberapa
jenis kanker tulang, antara lain:
1. Osteosarcoma. Laki-laki, usia 10-30 tahun, sindrom kanker warisan,
retinoblastoma (kanker mata langka), transplantasi sumsum tulang.
2. Chondrosarcoma. Usia diatas 20 tahun, multiple exostoses (kondisi
genetik yang menyebabkan benjolan pada tulang).
3. Ewing sarcoma. Usia dibawah 30 tahun.
4. Fibrosarcoma dan malignant fibrous histiocytoma. Umur setengah baya
dan lanjut usia.
5. Giant cell tumor. Usia muda hingga setengah baya.
GEJALA
• Gejala kanker tulang bervariasi, tergantung pada
ukuran dan lokasi tumornya. Gejala-gejala kanker
tulang meliputi:
• Rasa sakit pada lokasi terjadi tumor.
• Nyeri tulang dalam yang parah.
• Patah tulang (cukup jarang terjadi).
• Berat badan menurun.
• Kelelahan.
• Kesulitan bernapas.
• Demam atau berkeringat di malam hari.
• Namun gejala-gejala diatas juga bisa disebabkan oleh
kondisi kesehatan lain yang tidak berbahaya.
MANIFESTASI KLINIK
1. Nyeri tulang
Nyeri tulang adalah gejala yang paling sering didapati pada proses metastasis ke tulang dan biasanya
merupakan gejala awal yang disadari oleh pasien. Nyeri timbul akibat peregangan periosteum dan
stimulasi saraf pada endosteum oleh tumor. Nyeri dapat hilang-timbul dan lebih terasa pada malam
hari atau waktu beristirahat.
2. Fraktur
Adanya metastasis ke tulang dapat menyebabkan struktur tulang menjadi lebih rapuh dan beresiko
untuk mengalami fraktur. Kadang-kadang fraktur timbul sebelum gejala-gejala lainnya. Daerah yang
sering mengalami fraktur yaitu tulang-tulang panjang di ekstremitas atas dan bawah serta vertebra.
3. Penekanan medula spinalis
Ketika terjadi proses metastasis ke vertebra, maka medulla spinalis menjadi terdesak. Pendesakan
medulla spinalis tidak hanya menimbulkan nyeri tetapi juga parese atau mati rasa pada ekstremitas,
gangguan miksi, atau mati rasa disekitar abdomen.
4. Peninggian kadar kalsium dalam darah
Hal ini disebabkan karena tingginya pelepasan cadangan kalsium dari tulang. Peninggian kalsium
dapat menyebabkan kurang nafsu makan, mual, haus, konstipasi, kelelahan, dan bahkan gangguan
kesadaran.
5. Gejala lainnya
Apabila metastasis sampai ke sum-sum tulang, gejala yang timbul sesuai dengan tipe sel darah yang
terkena. Anemia dapat terjadi apabila mengenai sel darah merah. Apabila sel darah putih yang
terkena, maka pasien dapt dengan mudah terjangkit infeksi.Sedangkan gangguan pada platelet,
dapat menyebabkan perdarahan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. FOTO TULANG KONVENSIONAL
Foto tulang konvensional digunakan untuk menentukan karakter metastasis ke tulang.
2. GAMBARAN CT-SCAN
CT scan digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas pada tulang yang susah atau tidak dapat
ditemukan dengan X-Ray dan untuk menentukan luasnya tumor atau keterlibatan jaringan 7.
3. MRI
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan MRI untuk mendeteksi suatu metastasis
lebih sensitif daripada penggunaan skintiscanning.
Pada pemeriksaan MRI didapatkan modul yang soliter atau lebih (kebanyakan/lebih sering
soliter),lesi multipel dengan metastasis ke aksis dari pada rangkaian.
4. SCINTIGRAPHY ( NUCLEAR MEDICINE )
Skintigrafi adalah metode yang efektif sebagai skrining pada seluruh tubuh untuk menilai metastasis
ke tulang.
5. PEMERIKSAAN BONE SURVEY (FOTO SELURUH TUBUH)
Bone Survey atau pemeriksaan tulang-tulang secara radio-grafik konvensional adalah pemeriksaan semua
tulang-tulang yang paling sering dikenai lesi-lesi metastatik yaitu skelet, foto bone survey dapat
memberikan gambaran klinik yaitu:
a) Lokasi lesi lebih akuran apakah daerah epifisis, metafisis, dan diafisis atau pada organ-organ tertentu
b) Apakah tumor bersifat soliter atau multiple
c) Jenis tulang yang terkena.
d) Dapat memberikan gambaran sifat-sifat tumor
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis
Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas
dengan metode seefektip mungkin :
- Tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi
- Alloperinol untuk mengontrol hiperurisemia.
- Bifosfonat
- Kemoterapi dan terapi hormonal
1. Radioterapi
Radioterapi berguna untuk menghilangkan nyeri dan mengontrol
pertumbuhan tumor di area metastasis.
2. Pembedahan
Pembedahan dilakukan untuk mencegah atau untuk terapi fraktur.
Biasanya pembedahan juga dilakukan untuk mengangkat tumor. Dalam
pembedahan mungkin ditambahkan beberapa ornament untuk
mendukung struktur tulang yang telah rusak oleh metastasis.
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam,
visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).
2. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan
berikan dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke
ahli psikologi atau rohaniawan.
3. Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping
kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat.
Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal.
Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
4. Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan
terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.
(Smeltzer. 2001)
Komplikasi
a.Akibat langsung: Patah tulang
b.Akibat tidak langsung: Penurunan berat
badan, anemia, penurunan kekebalan tubuh
c. Akibat pengobatan: Gangguan saraf tepi,
penurunan kadar sel darah, kebotakan pada
kemoterapi.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. AKTIVITAS /ISTIRAHAT
Gejala:
1. kelemahan dan atau keletihan.
2. Perubahan pada pola tidur dan waktu tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur seperti : nyeri, ansietas, dan berkeringat malam.
3. Keterbatasan partisipasi dalam hobi dan latihan.
4. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen, tingkat stress tinggi.
B. SIRKULASI
Gejala :
1. palpitasi dan nyeri dada pada aktivitas fisik berlebih.
2. Perubahan pada TD.
C. INTEGRITAS EGO
Gejala :
1. Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (misalnya merokok,
minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religious/spiritual).
2. Masalah tentang perubahan dan penampilan, misalny : alopesia, lesi, cacat, pembedahan.
3. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa
bersalah, kehilangan.
D. ELIMINASI
Gejala :
Perubahan pola defikasi, misalnya : darah pada feses, nyeri saat defikasi. Perubahan eliminasi urinearius
misalnya : nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih.
Tanda:
Perubahan bising usus, distensi abdomen.
E. MAKANAN/CAIRAN
Gejala:
1. Kebiasaan diet buruk (misalnya : rendah serat, tinggi lemak, aditif, dan bahan pengawet).
2. Anoreksia, mual/muntah.
3. Intoleransi makanan.
Tanda:
1. Perubahan berat badan (BB), penurunan BB hebat, kaheksia, berkurangnya massa otot.
2. Perubahan pada kelembapan/turgor kulit, edema.
F. NEUROSENSORI
Gejala :
Pusing, sinkope.
G. NYERI/KENYAMANAN
Gejala :
Tidak ada nyeri yang bervariasi, misalnya : kenyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan
proses penyakit).
H. PERNAFASAN
Gejala :
Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan asbes.
I. KEAMANAN
Gejala :
1. Pemajana pada kimia toksik, karsinogen.
2. pemajanan matahari lama/berlebihan.
3. Demam.
Tanda :
Ruam kulit, ulserasi.
J. SEKSUALITAS
Gejala :
1. Masalah seksual, misalnya dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasaan.
2. Nuligravida lebih besar dariusia 30 tahun.
3. Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini, dan herpes genital.
K. INTERAKSI SOCIAL
Gejala :
1. Ketidakadekuatan/kelemahan system pendukung.
2. Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan).
Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran.
Observasi dan Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : baik, kurang, atau lemah.
b) Tanda – tanda vital ( TD,Suhu,Nadi,Pernafasan )
c) Pemeriksaan fisik
1. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa
serta adanya pelebaran vena
2. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta
pergerakan yang terbatas
3. Nyeri tekan / nyeri lokal pada sisi yang sakit
· Mungkin hebat atau dangkal
· Sering hilang dengan posisi flexi
· Anak berjalan pincang, keterbatasan dalam melakukan aktifitas,
tidak mampu menahan objek berat.
4. Kaji status fungsional pada area yang sakit, tanda-tanda inflamasi,
nodus limfe regional.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan status hipermetabolik berkenaan dengan
kanker.
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut
tentang ketidak tahuan, persepsi tentang proses
penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat
4. Gangguan harga diri karena hilangnya bagian tubuh
atau perubahan kinerja peran
5. Berduka berhubungan dengan kemungkinan
kehilangan alat gerak
INTERVENSI
DAN
RASIONAL
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI RASIONAL
1 Nyeri akut
berhubungan
dengan agen
cedera biologi
Tujuan :
klien mengalami
pengurangan nyeri
KRITERIA HASIL :
1. Mengikuti aturan
farmakologi yang
ditentukan
2. Mengikuti aturan
farmakologi yang
ditentukan
1. Kaji status nyeri
( lokasi, frekuensi,
durasi, dan intensitas
nyeri )
1. Memberikan
data dasar untuk
menentukan dan
mengevaluasi
intervensi yang
diberikan.
2. Berikan
lingkungan yang
nyaman, dan aktivitas
hiburan
2. meningkatkan
relaksasi klien.
3. Ajarkan teknik
manajemen nyeri
seperti teknik
relaksasi napas
dalam, visualisasi,
dan bimbingan
imajinasi.
3. meningkatkan
relaksasi yang dapat
menurunkan rasa
nyeri klien
4. Berikan
analgesik sesuai
kebutuhan untuk
nyeri.
4. mengurangi
nyeri dan spasme
otot
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI RASIONAL
2 Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan status
hipermetabolik
berkenaan
dengan kanker.
Tujuan :
Mengalami
peningkatan
asupan nutrisi
yang adekuat
KH:
penambahan
berat badan,
bebas tanda
malnutrisi, nilai
albumin dalam
batas normal (
3,5 – 5,5 g% )
1. Catat asupan
makanan setiap hari.
1. Mengidentifikasi
kekuatan atau defisiensi
nutrisi.
2. Ukur tinggi, berat
badan, ketebalan kulit
trisep setiap hari.
2. Mengengidentifikasi
keadaan malnutrisi protein
kalori khususnya bila berat
badan dan pengukuran
antropometrik kurang dari
norma.
3. Berikan diet TKTP
dan asupan cairan
adekuat.
3. Memenuhi
kebutuhan metabolik
jaringan. Asupan cairan
adekuat untuk
menghilangkan produk
sisa.
Kolaborasi :
4. Pantau hasil
pemeriksaan
laboratorium sesuai
indikasi.
4. membantu
mengidentifikasi derajat
malnutrisi
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI RASIONAL
3 Koping tidak
efektif
berhubunga
n dengan
rasa takut
tentang
ketidak
tahuan,
persepsi
tentang
proses
penyakit,
dan sistem
pendukung
tidak
adekuat
Tujuan :
Mendemonstrasika
n penggunaan
mekanisme koping
efektif dan
partisipasi aktif
dalam aturan
pengobatan
KH :
- Pasien tampak
rileks
- Melaporkan
berkurangnya
ansietas
-
Mengungkapka
n perasaan
mengenai
perubahan yang
terjadi pada diri
klien
1. Motivasi pasien
dan keluarga untuk
mengungkapkan
perasaan.
1. memberikan
kesempatan pada pasien
untuk mengungkapkan
rasa takut serta kesalahan
konsep tentang diagnosis
2. Berikan lingkungan
yang nyaman dimana
pasien dan keluarga
merasa aman untuk
mendiskusikan perasaan
atau menolak untuk
berbicara.
2. membina hubungan
saling percaya dan
membantu pasien untuk
merasa diterima dengan
kondisi apa adanya
3. Pertahankan
kontak sering dengan
pasien dan bicara
dengan menyentuh
pasien
3. Memberikan
keyakinan bahwa pasien
tidak sendiri atau ditolak.
4. Berikan informasi
akurat, konsisten
mengenai prognosis.
4. Dapat menurunkan
ansietas dan
memungkinkan pasien
membuat ke-putusan atau
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI RASIONAL
4 Gangguan
harga diri
karena
hilangnya
bagian tubuh
atau
perubahan
kinerja peran
Tujuan :
mengungkapan
perubahan
pemahaman dalam
gaya hidup tentang
tubuh, perasaan
tidak berdaya,
putus asa dan tidak
mampu.
KH :
Mulai
mengembangkan
mekanisme koping
untuk menghadapi
masalah secara
efektif.
1. Diskusikan dengan
orang terdekat pengaruh
diagnosis dan pengobatan
terhadap kehidupan
pribadi pasien dan
keluarga.
1. Membantu dalam
memastikan masalah
untuk memulai proses
pemecahan masalah.
2. Motivasi pasien dan
keluarga untuk
mengungkapkan perasaan
tentang efek kanker atau
pengobatan.
2. Membantu dalam
pemecahan masalah
3. Pertahankan kontak
mata selama interaksi
dengan pasien dan
keluarga dan bicara
dengan menyentuh pasien.
3. Menunjukkan rasa
empati dan menjaga
hubungan saling percaya
dengan pasien dan
keluarga.
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI RASIONAL
5 Berduka
berhubungan
dengan
kemungkinan
kehilangan
alat gerak
Tujuan :
Keluarga dan
klien siap
menghadapi
kemungkinan
kehilangan
anggota gerak.
KH :
Pasien
menyesuaikan
diri terhadap
kehilangan
anggota gerak
Mengalami
peninggkatan
mobilitas
1. Lakukan pendekatan
langsung dengan klien.
1. Meningkatkan rasa
percaya dengan klien.
2. Diskusikan kurangnya
alternatif pengobatan.
2. Memberikan
dukungan moril kepada
klien untuk menerima
pembedahan.
3. Ajarkan penggunaan
alat bantu seperti kursi
roda atau kruk sesegera
mungkin sesuai dengan
kemampuan pasien.
3. Membantu dalam
melakukan mobilitas dan
meningkatkan kemandirian
pasien.
4. Motivasi dan libatkan
pasien dalam aktifitas
bermain.
4. Secara tidak
langgsung memberikan
latihan mobilisasi
GRACIAS

More Related Content

Similar to KANKER TULANG

paliatif konsep Kanker.pptx
paliatif konsep Kanker.pptxpaliatif konsep Kanker.pptx
paliatif konsep Kanker.pptxDadyHidayah
 
Tugas Biolobi : Kanker
Tugas Biolobi : KankerTugas Biolobi : Kanker
Tugas Biolobi : KankerAri Intan
 
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019ditasulastrin1
 
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018MustikaRizkaAddawiya1
 
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
Makalah Angka Kejadian Kanker Di IndonesiaMakalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
Makalah Angka Kejadian Kanker Di IndonesiaNandaIntan1
 
Apakah kanker ginjal itu
Apakah kanker ginjal ituApakah kanker ginjal itu
Apakah kanker ginjal ituReski Amaliyah
 
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etcBreast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etcVina Habibah
 
preventif kanker.pptx
preventif kanker.pptxpreventif kanker.pptx
preventif kanker.pptxseomgum
 
teknis model baelajar.pptx
teknis model baelajar.pptxteknis model baelajar.pptx
teknis model baelajar.pptxnovinurfaika
 
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAskeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaOperator Warnet Vast Raha
 
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docxFIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docxZweyChan
 

Similar to KANKER TULANG (20)

Karsinoma tulang
Karsinoma tulangKarsinoma tulang
Karsinoma tulang
 
CANCER 1.pptx
CANCER 1.pptxCANCER 1.pptx
CANCER 1.pptx
 
paliatif konsep Kanker.pptx
paliatif konsep Kanker.pptxpaliatif konsep Kanker.pptx
paliatif konsep Kanker.pptx
 
Tugas Biolobi : Kanker
Tugas Biolobi : KankerTugas Biolobi : Kanker
Tugas Biolobi : Kanker
 
Makalah sik
Makalah sikMakalah sik
Makalah sik
 
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019
 
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018
Makalah PDF Kejadian Kanker di Indonesia menurut RISKESDAS 2018
 
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
Makalah Angka Kejadian Kanker Di IndonesiaMakalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
 
Makalah SIK
Makalah SIKMakalah SIK
Makalah SIK
 
Bahaya kanker
Bahaya   kankerBahaya   kanker
Bahaya kanker
 
Apakah kanker ginjal itu
Apakah kanker ginjal ituApakah kanker ginjal itu
Apakah kanker ginjal itu
 
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etcBreast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
 
preventif kanker.pptx
preventif kanker.pptxpreventif kanker.pptx
preventif kanker.pptx
 
STT dr Pramudyo SpB.pdf
STT dr Pramudyo SpB.pdfSTT dr Pramudyo SpB.pdf
STT dr Pramudyo SpB.pdf
 
teknis model baelajar.pptx
teknis model baelajar.pptxteknis model baelajar.pptx
teknis model baelajar.pptx
 
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAskeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Askeb urologi husnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docxFIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
 
Kanker
KankerKanker
Kanker
 
Kanker orbita
Kanker orbitaKanker orbita
Kanker orbita
 
Dd
DdDd
Dd
 

Recently uploaded

materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 

Recently uploaded (18)

materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 

KANKER TULANG

  • 1. KANKER TULANG KELOMPOK 1 IBNU QOMARUL HADI HANNA PRIHATINA LUTHFI AYU RISKIANI DEWI HERAWATI RATNA SAFITRI M. ARIFIN IDA AYU RATNA HAPSARI
  • 2. PENGERTIAN Kanker tulang merupakan penyakit yang relatif langka, dimana sel-sel kanker tumbuh pada jaringan tulang. Kanker tulang terjadi ketika sel-sel di dalam tulang membelah atau berkembang dengan tidak teratur. Biasanya sel-sel akan membelah dan berkembang dengan teratur. Jika sel-sel tulang terus membelah tak teratur, sementara sel-sel baru yang tumbuh itu tidak dibutuhkan tubuh, maka akan membentuk massa atau jaringan, yang disebut sebagai tumor. Berbeda dengan tumor jinak yang tidak menyebar, kanker adalah tumor yang ganas dan cepat penyebarannya.
  • 3. KLASIFIKASI 1. Kanker tulang sekunder adalah kanker tulang yang disebabkan oleh sel-sel kanker yang berasal dari organ lain dan menyebar ke tulang lainnya. Umumnya kanker tulang sekunder terjadi akibat komplikasi dari kanker sebelumnya seperti kanker paru-paru yang menyebar ke tulang kemudian berkembang menjadi kanker tulang. • Beberapa jenis penyakit kanker dapat menyebabkan sel-sel kanker menyebar pada tulang-tulang rawan dan rentan terhadap serangan sel kanker dari kanker yang sebelumnya ada pada tubuh, jenis kanker yang paling umum dan menyebarkan sel-sel kankernya pada tulang seperti kanker paru-paru, kanker payudara dan kanker prostat. 2. Kanker tulang primer adalah kanker yang disebabkan oleh sel-sel kanker yang berasal dari tulang itu sendiri atau tempat dimana tumbuhnya sel kanker pada tulang.
  • 4. JENIS • Osteosarcoma - kanker tulang. Biasanya terjadi di lengan, kaki atau panggul. Osteosarcoma merupakan kanker tulang yang paling umum terjadi.
  • 5. • Chondrosarcoma - kanker tulang rawan. Jenis kanker kedua dari kanker tulang yang paling umum terjadi.
  • 6. • Ewing Sarcoma - tumor yang biasanya berkembang di rongga kaki dan tulang lengan. Keterangan Gbr Pada Radiograph tampak gambaran “Onion Skin” (Kulit Bawang) pada sarkoma ewing
  • 7. • Fibrosarcoma dan malignant fibrous histiocytoma. Kanker pada jaringan lunak (misalnya tendon, ligamen, lemak dan otot) dan berpindah ke tulang-tulang kaki, lengan, hingga tulang rahang. Fibrosarcoma
  • 8. • Giant cell tumor. Kanker tulang ganas yang paling sering mengenai tulang lengan atau kaki. Persentasenya mencapai 10% dari kasus kanker tulang Giant cell tumor in the upper tibia
  • 9. • Chordoma. Kanker tulang yang biasanya terjadi pada tulang tengkorak atau tulang belakang. Chordoma
  • 10. Tes Dan Diagnosis Tes untuk menentukan tingkatan (tahapan) dari kanker tulang. Setelah dokter mendiagnosis kanker tulang Anda, ia akan menentukan tingkatan (tahapan) kanker Anda. Stadium kanker memandu pilihan pengobatan Anda. Tahapan kanker tulang meliputi: Stadium I. Pada tahap ini, kanker tulang terbatas pada tulang dan belum menyebar ke area lain dari tubuh. Setelah pengujian biopsi, kanker pada tahap ini dianggap kelas rendah dan tidak agresif. Stadium 2. Tahap ini kanker tulang terbatas pada tulang dan belum menyebar ke area lain dari tubuh. Tapi pengujian biopsi mengungkapkan kanker tulang kelas tinggi dan dianggap agresif. Stadium 3. Pada tahap ini, kanker tulang terjadi pada dua atau lebih tempat pada tulang yang sama. Pengujian biopsi menunjukkan kanker tulang ini adalah salah satu kelas rendah atau kelas tinggi. Stadium 4. Tahap ini kanker tulang menunjukkan bahwa telah menyebar di luar tulang ke area lain dari tubuh, seperti otak, hati atau paru-paru
  • 11. FAKTOR PENYEBAB Hingga kini, penyebab kanker tulang belum diketahui secara pasti. Namun faktor genetik atau keturunan tampaknya memainkan peran besar dalam banyaknya kasus kanker tulang. Kondisi lain yang menyebabkan peningkatan risiko kerusakan dan regenerasi tulang dalam jangka waktu tertentu juga meningkatkan risiko berkembangnya tumor tulang. Hal ini menjadi penjelasan mengapa osteosarcoma sering menimpa anak-anak, ini karena pertumbuhan tulang mereka yang cepat.
  • 12. FAKTOR RESIKO • Faktor risiko adalah sesuatu yang akan meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit atau suatu kondisi kesehatan. Faktor-faktor dibawah ini akan meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tulang: 1. Penyakit Paget (masalah pada metabolisme tulang - bukan kanker). 2. Paparan radiasi. 3. Cedera tulang. 4. Riwayat keluarga penderita kanker tulang. • Selain itu ada pula beberapa faktor risiko yang spesifik untuk beberapa jenis kanker tulang, antara lain: 1. Osteosarcoma. Laki-laki, usia 10-30 tahun, sindrom kanker warisan, retinoblastoma (kanker mata langka), transplantasi sumsum tulang. 2. Chondrosarcoma. Usia diatas 20 tahun, multiple exostoses (kondisi genetik yang menyebabkan benjolan pada tulang). 3. Ewing sarcoma. Usia dibawah 30 tahun. 4. Fibrosarcoma dan malignant fibrous histiocytoma. Umur setengah baya dan lanjut usia. 5. Giant cell tumor. Usia muda hingga setengah baya.
  • 13.
  • 14. GEJALA • Gejala kanker tulang bervariasi, tergantung pada ukuran dan lokasi tumornya. Gejala-gejala kanker tulang meliputi: • Rasa sakit pada lokasi terjadi tumor. • Nyeri tulang dalam yang parah. • Patah tulang (cukup jarang terjadi). • Berat badan menurun. • Kelelahan. • Kesulitan bernapas. • Demam atau berkeringat di malam hari. • Namun gejala-gejala diatas juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan lain yang tidak berbahaya.
  • 15. MANIFESTASI KLINIK 1. Nyeri tulang Nyeri tulang adalah gejala yang paling sering didapati pada proses metastasis ke tulang dan biasanya merupakan gejala awal yang disadari oleh pasien. Nyeri timbul akibat peregangan periosteum dan stimulasi saraf pada endosteum oleh tumor. Nyeri dapat hilang-timbul dan lebih terasa pada malam hari atau waktu beristirahat. 2. Fraktur Adanya metastasis ke tulang dapat menyebabkan struktur tulang menjadi lebih rapuh dan beresiko untuk mengalami fraktur. Kadang-kadang fraktur timbul sebelum gejala-gejala lainnya. Daerah yang sering mengalami fraktur yaitu tulang-tulang panjang di ekstremitas atas dan bawah serta vertebra. 3. Penekanan medula spinalis Ketika terjadi proses metastasis ke vertebra, maka medulla spinalis menjadi terdesak. Pendesakan medulla spinalis tidak hanya menimbulkan nyeri tetapi juga parese atau mati rasa pada ekstremitas, gangguan miksi, atau mati rasa disekitar abdomen. 4. Peninggian kadar kalsium dalam darah Hal ini disebabkan karena tingginya pelepasan cadangan kalsium dari tulang. Peninggian kalsium dapat menyebabkan kurang nafsu makan, mual, haus, konstipasi, kelelahan, dan bahkan gangguan kesadaran. 5. Gejala lainnya Apabila metastasis sampai ke sum-sum tulang, gejala yang timbul sesuai dengan tipe sel darah yang terkena. Anemia dapat terjadi apabila mengenai sel darah merah. Apabila sel darah putih yang terkena, maka pasien dapt dengan mudah terjangkit infeksi.Sedangkan gangguan pada platelet, dapat menyebabkan perdarahan.
  • 16. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. FOTO TULANG KONVENSIONAL Foto tulang konvensional digunakan untuk menentukan karakter metastasis ke tulang. 2. GAMBARAN CT-SCAN CT scan digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas pada tulang yang susah atau tidak dapat ditemukan dengan X-Ray dan untuk menentukan luasnya tumor atau keterlibatan jaringan 7. 3. MRI Banyak pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan MRI untuk mendeteksi suatu metastasis lebih sensitif daripada penggunaan skintiscanning. Pada pemeriksaan MRI didapatkan modul yang soliter atau lebih (kebanyakan/lebih sering soliter),lesi multipel dengan metastasis ke aksis dari pada rangkaian. 4. SCINTIGRAPHY ( NUCLEAR MEDICINE ) Skintigrafi adalah metode yang efektif sebagai skrining pada seluruh tubuh untuk menilai metastasis ke tulang. 5. PEMERIKSAAN BONE SURVEY (FOTO SELURUH TUBUH) Bone Survey atau pemeriksaan tulang-tulang secara radio-grafik konvensional adalah pemeriksaan semua tulang-tulang yang paling sering dikenai lesi-lesi metastatik yaitu skelet, foto bone survey dapat memberikan gambaran klinik yaitu: a) Lokasi lesi lebih akuran apakah daerah epifisis, metafisis, dan diafisis atau pada organ-organ tertentu b) Apakah tumor bersifat soliter atau multiple c) Jenis tulang yang terkena. d) Dapat memberikan gambaran sifat-sifat tumor
  • 17. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan medis Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas dengan metode seefektip mungkin : - Tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi - Alloperinol untuk mengontrol hiperurisemia. - Bifosfonat - Kemoterapi dan terapi hormonal 1. Radioterapi Radioterapi berguna untuk menghilangkan nyeri dan mengontrol pertumbuhan tumor di area metastasis. 2. Pembedahan Pembedahan dilakukan untuk mencegah atau untuk terapi fraktur. Biasanya pembedahan juga dilakukan untuk mengangkat tumor. Dalam pembedahan mungkin ditambahkan beberapa ornament untuk mendukung struktur tulang yang telah rusak oleh metastasis.
  • 18. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN 1. Manajemen nyeri Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ). 2. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi atau rohaniawan. 3. Memberikan nutrisi yang adekuat Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat. Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter. 4. Pendidikan kesehatan Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah. (Smeltzer. 2001)
  • 19. Komplikasi a.Akibat langsung: Patah tulang b.Akibat tidak langsung: Penurunan berat badan, anemia, penurunan kekebalan tubuh c. Akibat pengobatan: Gangguan saraf tepi, penurunan kadar sel darah, kebotakan pada kemoterapi.
  • 20. PENGKAJIAN KEPERAWATAN A. AKTIVITAS /ISTIRAHAT Gejala: 1. kelemahan dan atau keletihan. 2. Perubahan pada pola tidur dan waktu tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti : nyeri, ansietas, dan berkeringat malam. 3. Keterbatasan partisipasi dalam hobi dan latihan. 4. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen, tingkat stress tinggi. B. SIRKULASI Gejala : 1. palpitasi dan nyeri dada pada aktivitas fisik berlebih. 2. Perubahan pada TD. C. INTEGRITAS EGO Gejala : 1. Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religious/spiritual). 2. Masalah tentang perubahan dan penampilan, misalny : alopesia, lesi, cacat, pembedahan. 3. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan.
  • 21. D. ELIMINASI Gejala : Perubahan pola defikasi, misalnya : darah pada feses, nyeri saat defikasi. Perubahan eliminasi urinearius misalnya : nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih. Tanda: Perubahan bising usus, distensi abdomen. E. MAKANAN/CAIRAN Gejala: 1. Kebiasaan diet buruk (misalnya : rendah serat, tinggi lemak, aditif, dan bahan pengawet). 2. Anoreksia, mual/muntah. 3. Intoleransi makanan. Tanda: 1. Perubahan berat badan (BB), penurunan BB hebat, kaheksia, berkurangnya massa otot. 2. Perubahan pada kelembapan/turgor kulit, edema. F. NEUROSENSORI Gejala : Pusing, sinkope. G. NYERI/KENYAMANAN Gejala : Tidak ada nyeri yang bervariasi, misalnya : kenyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit).
  • 22. H. PERNAFASAN Gejala : Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan asbes. I. KEAMANAN Gejala : 1. Pemajana pada kimia toksik, karsinogen. 2. pemajanan matahari lama/berlebihan. 3. Demam. Tanda : Ruam kulit, ulserasi. J. SEKSUALITAS Gejala : 1. Masalah seksual, misalnya dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasaan. 2. Nuligravida lebih besar dariusia 30 tahun. 3. Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini, dan herpes genital. K. INTERAKSI SOCIAL Gejala : 1. Ketidakadekuatan/kelemahan system pendukung. 2. Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan). Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran.
  • 23. Observasi dan Pemeriksaan fisik a) Keadaan umum : baik, kurang, atau lemah. b) Tanda – tanda vital ( TD,Suhu,Nadi,Pernafasan ) c) Pemeriksaan fisik 1. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran vena 2. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang terbatas 3. Nyeri tekan / nyeri lokal pada sisi yang sakit · Mungkin hebat atau dangkal · Sering hilang dengan posisi flexi · Anak berjalan pincang, keterbatasan dalam melakukan aktifitas, tidak mampu menahan objek berat. 4. Kaji status fungsional pada area yang sakit, tanda-tanda inflamasi, nodus limfe regional.
  • 24. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker. 3. Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidak tahuan, persepsi tentang proses penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat 4. Gangguan harga diri karena hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran 5. Berduka berhubungan dengan kemungkinan kehilangan alat gerak
  • 26. RENCANA KEPERAWATAN NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL 1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi Tujuan : klien mengalami pengurangan nyeri KRITERIA HASIL : 1. Mengikuti aturan farmakologi yang ditentukan 2. Mengikuti aturan farmakologi yang ditentukan 1. Kaji status nyeri ( lokasi, frekuensi, durasi, dan intensitas nyeri ) 1. Memberikan data dasar untuk menentukan dan mengevaluasi intervensi yang diberikan. 2. Berikan lingkungan yang nyaman, dan aktivitas hiburan 2. meningkatkan relaksasi klien. 3. Ajarkan teknik manajemen nyeri seperti teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi. 3. meningkatkan relaksasi yang dapat menurunkan rasa nyeri klien 4. Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri. 4. mengurangi nyeri dan spasme otot
  • 27. NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL 2 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker. Tujuan : Mengalami peningkatan asupan nutrisi yang adekuat KH: penambahan berat badan, bebas tanda malnutrisi, nilai albumin dalam batas normal ( 3,5 – 5,5 g% ) 1. Catat asupan makanan setiap hari. 1. Mengidentifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi. 2. Ukur tinggi, berat badan, ketebalan kulit trisep setiap hari. 2. Mengengidentifikasi keadaan malnutrisi protein kalori khususnya bila berat badan dan pengukuran antropometrik kurang dari norma. 3. Berikan diet TKTP dan asupan cairan adekuat. 3. Memenuhi kebutuhan metabolik jaringan. Asupan cairan adekuat untuk menghilangkan produk sisa. Kolaborasi : 4. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi. 4. membantu mengidentifikasi derajat malnutrisi
  • 28. NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL 3 Koping tidak efektif berhubunga n dengan rasa takut tentang ketidak tahuan, persepsi tentang proses penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat Tujuan : Mendemonstrasika n penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi aktif dalam aturan pengobatan KH : - Pasien tampak rileks - Melaporkan berkurangnya ansietas - Mengungkapka n perasaan mengenai perubahan yang terjadi pada diri klien 1. Motivasi pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan. 1. memberikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa takut serta kesalahan konsep tentang diagnosis 2. Berikan lingkungan yang nyaman dimana pasien dan keluarga merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menolak untuk berbicara. 2. membina hubungan saling percaya dan membantu pasien untuk merasa diterima dengan kondisi apa adanya 3. Pertahankan kontak sering dengan pasien dan bicara dengan menyentuh pasien 3. Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak. 4. Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis. 4. Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat ke-putusan atau
  • 29. NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL 4 Gangguan harga diri karena hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran Tujuan : mengungkapan perubahan pemahaman dalam gaya hidup tentang tubuh, perasaan tidak berdaya, putus asa dan tidak mampu. KH : Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah secara efektif. 1. Diskusikan dengan orang terdekat pengaruh diagnosis dan pengobatan terhadap kehidupan pribadi pasien dan keluarga. 1. Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah. 2. Motivasi pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan tentang efek kanker atau pengobatan. 2. Membantu dalam pemecahan masalah 3. Pertahankan kontak mata selama interaksi dengan pasien dan keluarga dan bicara dengan menyentuh pasien. 3. Menunjukkan rasa empati dan menjaga hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga.
  • 30. NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL 5 Berduka berhubungan dengan kemungkinan kehilangan alat gerak Tujuan : Keluarga dan klien siap menghadapi kemungkinan kehilangan anggota gerak. KH : Pasien menyesuaikan diri terhadap kehilangan anggota gerak Mengalami peninggkatan mobilitas 1. Lakukan pendekatan langsung dengan klien. 1. Meningkatkan rasa percaya dengan klien. 2. Diskusikan kurangnya alternatif pengobatan. 2. Memberikan dukungan moril kepada klien untuk menerima pembedahan. 3. Ajarkan penggunaan alat bantu seperti kursi roda atau kruk sesegera mungkin sesuai dengan kemampuan pasien. 3. Membantu dalam melakukan mobilitas dan meningkatkan kemandirian pasien. 4. Motivasi dan libatkan pasien dalam aktifitas bermain. 4. Secara tidak langgsung memberikan latihan mobilisasi