SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
BAB I
PENDAHULUAN
Osteoartritis  suatu penyakit sendi menahun
Ditandai  kelainan pada kartilago, sendi dan tulang di dekatnya.
Disebut juga penyakit sendi degeneratif
 mengenai sendi manapun
Sering pada  sendi lutut, sendi panggul, sendi-sendi tangan, dan
tulang belakang.
Gejala timbul bertahap.bersifat ringan, sedang, atau berat hingga dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari.
Bila berlanjut maka makin lama sendi akan makin sulit untuk
digerakkan dan pada akhirnya akan terhenti pada posisi tertekuk.
 Faktor resiko osteoartritis  umur, berat badan, trauma pada sendi atau
penggunaan sendi secara berlebihan, kelemahan otot, dan penyakit lain
yang dapat mengganggu fungsi dan struktur normal pada tulang rawan
seperti rematoid artritis, hemokromatosis, gout, akromegali, dan
sebagainya.
Diagnosis osteoartritis dapat ditegakan berdasarkan gejala penyakit dan
dengan melakukan pemeriksaan tambahan, yaitu pemeriksaan radiologis
(foto rontgen , MRI), arthrocentesis.
 Pengobatan yang ada hingga saat ini hanya berfungsi untuk mengurangi
nyeri dan mempertahankan fungsi dari sendi yang terkena.
Tiga tujuan utama terapi osteoartritis  mengontrol nyeri dan gejala
lainnya, untuk mengatasi gangguan pada aktivitas sehari-hari, dan untuk
menghambat proses penyakit.
Pilihan pengobatan - olahraga, kontrol berat badan, perlindungan sendi,
terapi fisik, dan obat-obatan.
Bila semua pilihan terapi tersebut tidak memberikan hasil, dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan tindakan operasi pada sendi yang
terkena
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Osteoartritis adalah suatu penyakit sendi menahun yang
ditandai oleh adanya kelainan pada tulang rawan (kartilago)
sendi dan tulang di dekatnya. Tulang rawan (kartilago) adalah
bagian dari sendi yang melapisi ujung dari tulang, yang
memudahkan pergerakan dari sendi. Kelainan pada kartilago
dapat menyebabkan tulang bergesekan satu sama lain, yang
menyebabkan kekakuan, nyeri dan pembatasan gerakan pada
sendi.
Osteoarthritis, atau kadang juga disebut penyakit sendi
degeneratif atau ostearthrosis, adalah penyakit sendi yang
paling sering terjadi.
2.2. Epidemiologi
63-85% orang amerika yang berusia > 65 thn  gambaran radiolgi
osteoarthritis
35-50% memiliki gejala sakit, kekakuan atau ketebatasan gerak sendi.
9-12% orang amerika yang lebih tua tidak dapat melakukan aktifitas besarnya
& setengahnya benar-benar tidak dapat melakukan apa-apa.
Diantara orang-orang yang tidak dapat melakukan apa-apa tersebut, mereka
memiliki penyakit lain selain osteoarthritis, yaitu penyakit-penyakit kronis
lainnya, seperti penyakit arteri koroner, gagal jantung kongestif, penyakit paru-
paru obstruktif kronis, ganggauan penglihatan atau pendengaran, atau
gangguan ginjal.
Prevalensi dari osteoarthritis + 2% pada orang yang berusia < 45 thn, 30% pada
orang berusia 45-64 thn, dan 63-85% pada orang berusia > 65 thn.
Berdasarkan NADW  prevalensi ostearthritis meningkat seiring dengan
bertambahnya usia, dengan perbandingan wanita : pria = 2:1.
Berdasarkan NHANES I  gambaran radiologi osteoarthritis pada lutut &
panggul meningkat seiring dgn bertambahnya usia. Gambaran radiologis
osteoarthritis pada lutut > didapatkan pada wanita, sedangkan laki-laki > di
panggul
2.3. Patofisiologi
Secara normal, ketika sendi synovial dalam keadaan
istirahat, cartilago dikelilingi oleh cairan (cairan
synovial)  bergerak, cairan tersebut keluar
berlangsung ratusan kali/hari.
 karena sebagian besar berat tubuh akan bertumpu di
lutut  bagian itulah yang pertama mengalami
kerusakan.
Pada keadaan ini akan terjadi kekakuan atau nyeri
setempat yang makin lama akan bertambah berat.
 Matrixcartilago : proteoglycan,glycosaminoglycan
(KH yang mengandung asam amino yang ditemukan
dalam proteoglycan), kondrosit, dan colagen (suatu
struktur protein fibrosa).
Pada keadaan normal, 4 komponen yaitu colagen,
proteoglycan, kondrosit dan air  bekerjasama
menjaga kelembaban  gerakan yang tidak sakit.
 glucosamin dan kondroitin sulfat  th yang umum
dan efektif untuk arthritis.
Proteoglycan/ kondroitin sulfatmolekul besar yang dibuat
oleh protein dan glukosa yang mengelilingi serat-serat cartilago
membentuk densitas seperti jaring didalam cartilago 
membuat cartilago menjadi sangat elastis sehingga dapat
meregang dan kembali ketika bergerak. Juga dapat menyerap
molekul -molekul seperti spons.
Kondrosit  sel khusus yang mengelilingi matrix, satu-satunya
sel yang ditemukan bersama dengan matrix  secara terus-
menerus memproduksi colagen baru dan proteoglycan.
Colagen >> ditemukan pada bagian-bagian lain pada tubuh,
yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda bagian yang kuat
pada tendon, lapisan tipis di kulit, membran yang jernih pada
kornea, dan suatu struktur yang berat dan kuat pada tulang.
Colagen bagian yang penting dari cartilago yang mampu
menjadi elastis dan menjadi bantalan bila terjadi benturan.
Enzim yang dilepaskan untuk memecah molekul-molekul besar
pada komponen ini kedalam bagian-bagian yang difus yang
kemudian diambil oleh kondrosit  dicerna oleh enzim
lysosomal itu sendiri  penting untuk kesehatan dan destruksi
tulang.
perubahan pada struktur proteoglycan inilah yang meregulasi
masuk dan keluarnya cairan synovial dari cartilago. Tanpa
regulasi tersebut akumulasi cairan berlebih di cartilago
berkurangnya kemampuan untuk menahan berat badan.
Pada saat synovium mengalami inflamasi ujung saraf dan
reseptor nyeri mengirim sinyal ke otak  otak mengirim sinyal
balik  synovium akan memproduksi banyak cairan area
tersebut akan dibanjiri oleh cairan timbul rasa sakit dan
bengkak cartilago mulai menjadi lunak dan pecah
menimbulkan fisura yang memanjang (fibrilasi).
Pada keadaan lebih lanjut  osteofit, eburnasi, dan
cairan akan mengisi tulang terbentuk kista
subkondral.
Tekanan yang dihasilkan kista tersebut + isinya
menekan cavitas synovial memecahkan
persendian cartilago  kerusakan pd persendian 
shg cartilago akan dilapisi oleh osteofit yang tumbuh
dibawah tulang. Tonjolan ini tampak seperti tulang
dalam ukuran yang besar hingga yang kecil yang
disebut “sendi tikus”, tersebar dalam kavitas synovial.
Fragmen-fragmen tersebut dapat menyebabkan iritasi
 mengakibatkan inflamasi dan akumulasi cairan
yang tidak diinginkan (efusi sendi)  siklus berulang
tekanan yang banyak pada sendi akan mempercepat
terjadinya destruksi dari cartilago Tulang akan rusak
 Tulang akan menebal atau terjadi perubahan
bentuk Tonjolan pada tulang akan menganggu kontur
dari sendi  tulang sulit untuk bergerak  Nodul
Heberden’s atau Bouchard’s pada persendian jari tangan.
Pada foto Ro  persendian terlihat menyempit dan
mengambil bagian dari cartilago yang normal.
 Di dalam sendi yang terinfeksi cartilago akan tampak
ireguler dan berlubang-lubang  Sebagai kompensasi
cartilago dan tulang baru akan menjadi lebih datar,
tetapi tidak dapat menggantikan yang hilang.
2.4. Faktor Risiko
beberapa faktor risiko yang memungkinkan seseorang untuk
menderita osteoartritis, yaitu :
Umur
Berat badan
Trauma pada sendi atau penggunaan sendi secara berlebihan
Kelemahan pada otot
Penyakit lain
Distribusi sendi yang terkena pada osteoarthritis
Sendi Frekuensi
(%)
DIP 40
PIP 15
CMC 30
Lutut 30-40
Panggul 10
2.5. Gejala Klinis
Osteoarthritis dapat mengenai sendi manapun di tubuh kita
Sering  sendi lutut, sendi panggul, sendi-sendi tangan, dan
tulang belakang.
Jarang  dagu, bahu, siku, pergelangan tangan, ankle
Hanya mengenai 1sendi
Tetapi pada beberapa kasus (pada tangan)  mengenai
beberapa sendi.
Osteoarthritis  semakin memburuk secara bertahap seiring
dengan berjalannya waktu
Gejala osteoarthritis  muncul bertahap
Lambat laun  semakin memburuk
GK/ yang sering ditemukan :
Nyeri sendi
Hambatan gerakan sendi
Kaku pagi (morning stiffness)
Krepitasi
deformitas
Perubahan gaya berjalan
Heberden’s node
2.6. Diagnosis dan Penatalaksanaan
2.6.1. Diagnosis
 Diagnosis osteoartritis berdasarkan gejala penyakit dan
pemeriksaan tambahan :
Pemeriksaan darah (untuk mengetahui adanya inflamasi) 
LED & CRP.
Hasilnya  sedikit meningkat / normal pada penderita
osteoarthritis
Pemeriksaan tambahan yang lain dapat berupa :
1. Röntgen tulang
2. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
3. Aspirasi sendi (arthrocentesis)
4. Arthroscopy
Klasifikasi osteoarthritis berdasarkan gambaran radiologis
Grade Classification Description
0 Normal No features of OA
1 Doubtfull Minute osteophyte
Doubtful significance
2 Mild Definite osteophyte. Normal joint
space
3 Moderate Moderate joint space reduction
4 Severe Joint space greatly reduced
Subchondral sclerosis
The epidemiology of chronic rheumatism, Kellgren ,vol. 2. Atlas of standard radiographs.
Oxford: Blackwell Scientific; 1963.
Klasifikasi osteoarthritis berdasarkan arthroscopy
Grade Description
1 Swelling and softening of cartilage. Edema
and cellular infiltrate
2 Superficial fibrillation
3 Deeper and large cartilage fibrillation
4 Visualisation of underlying subchondral
bone
Ayral X, Dougados M, Listrat et al. Chondroscopy:a new method for scoring chondropathy.
Semin Arthritis Rheum 1993; 22:289-97
2.6.2. Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan spesifik untuk osteoarthritis
Th/  untuk  rasa sakit & mempertahankan
pergerakan sendi
Pasien  dapat melakukan kegiatan sehari-hari
Pengobatan secara konservatif sebelum pengobatan
bedah (operasi pergantian sendi)
Lama-kelamaan  nyeri bertambah hebat  obat-
obatan & terapi pembedahan diperlukan
Terapi mild osteoarthritis
Rasa nyeri menganggu
Tetapi pasien masih dapat melakukan aktifitas sehari-harinya
Terapi pilihannya dapat berupa :
Istirahat
Latihan fisik
Kurangi BB
Penggunaan pemanasan & pendinginan
Konsultasi dengan ahli terapi fisik
Hindari aktifitas yang menyebabkan tekanan berlebih pada
sendi
Pergunakan cream pengurang rasa sakit
Verban penguat
Terapi moderate osteoarthritis
Nyeri berlangsung terus-menerus  i/ untuk pemberian obat-
obatan
Bila masih memungkinkan  (+) aktifitas fisik
Istirahat
Pengurangan BB
Terapi yang dapat diberikan antara lain :
Acetaminophen
NSAIDs
Tramadol
Terapi severe osteoarthtritis
Nyeri masih terasa
Mengganggu aktifitas
Sudah diberikan obat-obatan pengurang rasa sakit
Terapi yang dapat diberikan :
Analgetik kuat
Kortikosteroid
Suntikan asam hialuronat ( hyaluronic acid
derivatives (Hyalgan, Synvisc))
Terapi pembedahan osteoarthritis
Pada pasien penderita osteoarthritis berat yang tidak
membaik dengan obat-obatan  mengganggu aktifitas
sehari-hari
Terapi pembedahan dapat berupa :
Penggantian sendi (arthroplasy)
Debridement Osteotomy
Osteotomy Arthrodesis
Arthrodesis
Osteoarthritis intra-operasi
Knee replacement Hip replacement
Shoulder replacement
Rasa nyeri pada osteoarthritis dapat timbul kapan saja
Untuk mencegahnya  dilakukan antisipasi
seperti :
Makan makanan sehat
Meminum obat-obatan secara teratur
Penggunaan alat-alat bantu
Hindari aktifitas yang menggunakan sendi secara
berlebihan & berulang-ulang
Aktifitas fisik secara teratur
Shower bench
Button tool
Sock tool
Pengobatan alternatif
Masih sedikit uji klinis yang dilakukan  sulit
mengetahui manfaatnya
Efek samping  belum diketahui
Pengobatan alternatif yang sering dilakukan :
Akupuntur
Jahe
Glukosamin dan kondroitin
Magnet
Tai chi dan yoga
BAB III
KESIMPULAN
Osteoartritis  penyakit sendi menahun, ditandai
kelainan pada kartilago, sendi dan tulang di dekatnya.
Paling sering terkena adalah sendi lutut, sendi
panggul, sendi-sendi tangan, dan tulang belakang.
Sampai saat ini pengobatan yang dilakukan hanya
untuk mengontrol nyeri dan gejala lainnya, untuk
mengatasi gangguan pada aktivitas sehari-hari, dan
untuk menghambat proses penyakit.
Terapi yang dilakukan yaitu : terapi tanpa obat dan
terapi dengan obat. Bila pilihan terapi tersebut tidak
memberikan hasil, maka dapat dilakukan terapi
operatif.
PENGOBATAN OSTEOARTITIS

More Related Content

What's hot

Penyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasaPenyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasaSeptian Muna Barakati
 
Makalah atritis reumatoid pada lansia
Makalah atritis reumatoid pada lansiaMakalah atritis reumatoid pada lansia
Makalah atritis reumatoid pada lansiaKANDA IZUL
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidKANDA IZUL
 
Rematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansiaRematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansiaheri damanik
 
Ppt pleno blok 5 f3-2011
Ppt pleno blok 5   f3-2011Ppt pleno blok 5   f3-2011
Ppt pleno blok 5 f3-2011Dona Yuliyanti
 
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femur
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femurBab ii tinjauan pustaka fraktur femur
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femurafifub
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9ermawijaya
 
Kelainan dan penyakit pada sistem gerak manusia ppt.docx
Kelainan dan penyakit pada sistem gerak manusia ppt.docxKelainan dan penyakit pada sistem gerak manusia ppt.docx
Kelainan dan penyakit pada sistem gerak manusia ppt.docxArifah Fajrina
 
Ppt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansiaPpt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansiaKANDA IZUL
 
Reumatik, asam urat. keropos tulang dan pengapuran
Reumatik, asam urat. keropos tulang dan pengapuranReumatik, asam urat. keropos tulang dan pengapuran
Reumatik, asam urat. keropos tulang dan pengapuranRachmat Gunadi Wachjudi
 

What's hot (20)

Askep dislokasi
Askep dislokasiAskep dislokasi
Askep dislokasi
 
Osteoarthritis
OsteoarthritisOsteoarthritis
Osteoarthritis
 
27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal
 
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasaPenyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
Askep dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah atritis reumatoid pada lansia
Makalah atritis reumatoid pada lansiaMakalah atritis reumatoid pada lansia
Makalah atritis reumatoid pada lansia
 
Catatan pbl 2
Catatan pbl 2Catatan pbl 2
Catatan pbl 2
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoid
 
Rematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansiaRematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansia
 
KTI keperawatan
KTI keperawatan KTI keperawatan
KTI keperawatan
 
Ppt pleno blok 5 f3-2011
Ppt pleno blok 5   f3-2011Ppt pleno blok 5   f3-2011
Ppt pleno blok 5 f3-2011
 
Osteoarthritis
OsteoarthritisOsteoarthritis
Osteoarthritis
 
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femur
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femurBab ii tinjauan pustaka fraktur femur
Bab ii tinjauan pustaka fraktur femur
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9
 
Low back pain
Low back painLow back pain
Low back pain
 
Kelainan dan penyakit pada sistem gerak manusia ppt.docx
Kelainan dan penyakit pada sistem gerak manusia ppt.docxKelainan dan penyakit pada sistem gerak manusia ppt.docx
Kelainan dan penyakit pada sistem gerak manusia ppt.docx
 
Ppt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansiaPpt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansia
 
Reumatik, asam urat. keropos tulang dan pengapuran
Reumatik, asam urat. keropos tulang dan pengapuranReumatik, asam urat. keropos tulang dan pengapuran
Reumatik, asam urat. keropos tulang dan pengapuran
 

Similar to PENGOBATAN OSTEOARTITIS

416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.pptAmal641632
 
ASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptxASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptxRidoniJoy
 
Patologi anatomi slide_osteoarthritis
Patologi anatomi slide_osteoarthritisPatologi anatomi slide_osteoarthritis
Patologi anatomi slide_osteoarthritisDheni Subenk
 
Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid ArthritisLaporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid ArthritisWidya Pratiwi
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidawangsw
 
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA QESYA.pptx
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA  QESYA.pptxPPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA  QESYA.pptx
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA QESYA.pptxcetakpsb
 
Rematik usia lanjut final pp mandarin
Rematik usia lanjut final pp mandarinRematik usia lanjut final pp mandarin
Rematik usia lanjut final pp mandarinfernleaf4
 
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)Tata Qonita
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Mar Aqma
 
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptxKEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptxmonakhusnul1
 
K 3 KGD.ppthvhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
K 3 KGD.ppthvhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjK 3 KGD.ppthvhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
K 3 KGD.ppthvhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjFaringgaAlHafez2
 
Askep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapiAskep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapipotterkumaidi
 
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docxLAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docxYusindrawati
 

Similar to PENGOBATAN OSTEOARTITIS (20)

416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
416154440-askep-Osteoarthritis-ppt.ppt
 
ASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptxASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptx
 
osteoarthritis.ppt
osteoarthritis.pptosteoarthritis.ppt
osteoarthritis.ppt
 
Patologi anatomi slide_osteoarthritis
Patologi anatomi slide_osteoarthritisPatologi anatomi slide_osteoarthritis
Patologi anatomi slide_osteoarthritis
 
370504081-Lp-Rematik.docx
370504081-Lp-Rematik.docx370504081-Lp-Rematik.docx
370504081-Lp-Rematik.docx
 
7 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-737 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-73
 
Osteoartritis
OsteoartritisOsteoartritis
Osteoartritis
 
Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid ArthritisLaporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
 
Pp muskulo
Pp muskuloPp muskulo
Pp muskulo
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoid
 
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA QESYA.pptx
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA  QESYA.pptxPPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA  QESYA.pptx
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA QESYA.pptx
 
Rematik usia lanjut final pp mandarin
Rematik usia lanjut final pp mandarinRematik usia lanjut final pp mandarin
Rematik usia lanjut final pp mandarin
 
MUSKULOSKELETAL
MUSKULOSKELETALMUSKULOSKELETAL
MUSKULOSKELETAL
 
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptxKEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
 
K 3 KGD.ppthvhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
K 3 KGD.ppthvhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjK 3 KGD.ppthvhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
K 3 KGD.ppthvhjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
 
Askep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapiAskep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapi
 
Dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
Dislokasi  AKPER PEMKAB MUNA Dislokasi  AKPER PEMKAB MUNA
Dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
 
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docxLAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
 

More from Sujana Pkm

Laporan pendahuluan stroke
Laporan pendahuluan strokeLaporan pendahuluan stroke
Laporan pendahuluan strokeSujana Pkm
 
Laporan pendahuluan ileus
Laporan pendahuluan ileusLaporan pendahuluan ileus
Laporan pendahuluan ileusSujana Pkm
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaSujana Pkm
 
Laporan pendahuluan mioma uteri
Laporan pendahuluan mioma uteriLaporan pendahuluan mioma uteri
Laporan pendahuluan mioma uteriSujana Pkm
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesSujana Pkm
 
Skripsi hubungngan motivasi dengan perilaku mengontrol kadar
Skripsi hubungngan motivasi dengan perilaku mengontrol kadarSkripsi hubungngan motivasi dengan perilaku mengontrol kadar
Skripsi hubungngan motivasi dengan perilaku mengontrol kadarSujana Pkm
 
Anatomimuskuloskeletal
AnatomimuskuloskeletalAnatomimuskuloskeletal
AnatomimuskuloskeletalSujana Pkm
 
Diabetes insipidus
Diabetes insipidusDiabetes insipidus
Diabetes insipidusSujana Pkm
 
Asuhan keperawatan pada sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada sistem endokrinAsuhan keperawatan pada sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada sistem endokrinSujana Pkm
 

More from Sujana Pkm (9)

Laporan pendahuluan stroke
Laporan pendahuluan strokeLaporan pendahuluan stroke
Laporan pendahuluan stroke
 
Laporan pendahuluan ileus
Laporan pendahuluan ileusLaporan pendahuluan ileus
Laporan pendahuluan ileus
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
 
Laporan pendahuluan mioma uteri
Laporan pendahuluan mioma uteriLaporan pendahuluan mioma uteri
Laporan pendahuluan mioma uteri
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
 
Skripsi hubungngan motivasi dengan perilaku mengontrol kadar
Skripsi hubungngan motivasi dengan perilaku mengontrol kadarSkripsi hubungngan motivasi dengan perilaku mengontrol kadar
Skripsi hubungngan motivasi dengan perilaku mengontrol kadar
 
Anatomimuskuloskeletal
AnatomimuskuloskeletalAnatomimuskuloskeletal
Anatomimuskuloskeletal
 
Diabetes insipidus
Diabetes insipidusDiabetes insipidus
Diabetes insipidus
 
Asuhan keperawatan pada sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada sistem endokrinAsuhan keperawatan pada sistem endokrin
Asuhan keperawatan pada sistem endokrin
 

Recently uploaded

kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 

Recently uploaded (12)

kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 

PENGOBATAN OSTEOARTITIS

  • 1.
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Osteoartritis  suatu penyakit sendi menahun Ditandai  kelainan pada kartilago, sendi dan tulang di dekatnya. Disebut juga penyakit sendi degeneratif  mengenai sendi manapun Sering pada  sendi lutut, sendi panggul, sendi-sendi tangan, dan tulang belakang. Gejala timbul bertahap.bersifat ringan, sedang, atau berat hingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Bila berlanjut maka makin lama sendi akan makin sulit untuk digerakkan dan pada akhirnya akan terhenti pada posisi tertekuk.  Faktor resiko osteoartritis  umur, berat badan, trauma pada sendi atau penggunaan sendi secara berlebihan, kelemahan otot, dan penyakit lain yang dapat mengganggu fungsi dan struktur normal pada tulang rawan seperti rematoid artritis, hemokromatosis, gout, akromegali, dan sebagainya.
  • 3. Diagnosis osteoartritis dapat ditegakan berdasarkan gejala penyakit dan dengan melakukan pemeriksaan tambahan, yaitu pemeriksaan radiologis (foto rontgen , MRI), arthrocentesis.  Pengobatan yang ada hingga saat ini hanya berfungsi untuk mengurangi nyeri dan mempertahankan fungsi dari sendi yang terkena. Tiga tujuan utama terapi osteoartritis  mengontrol nyeri dan gejala lainnya, untuk mengatasi gangguan pada aktivitas sehari-hari, dan untuk menghambat proses penyakit. Pilihan pengobatan - olahraga, kontrol berat badan, perlindungan sendi, terapi fisik, dan obat-obatan. Bila semua pilihan terapi tersebut tidak memberikan hasil, dapat dipertimbangkan untuk dilakukan tindakan operasi pada sendi yang terkena
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Osteoartritis adalah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai oleh adanya kelainan pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di dekatnya. Tulang rawan (kartilago) adalah bagian dari sendi yang melapisi ujung dari tulang, yang memudahkan pergerakan dari sendi. Kelainan pada kartilago dapat menyebabkan tulang bergesekan satu sama lain, yang menyebabkan kekakuan, nyeri dan pembatasan gerakan pada sendi. Osteoarthritis, atau kadang juga disebut penyakit sendi degeneratif atau ostearthrosis, adalah penyakit sendi yang paling sering terjadi.
  • 5. 2.2. Epidemiologi 63-85% orang amerika yang berusia > 65 thn  gambaran radiolgi osteoarthritis 35-50% memiliki gejala sakit, kekakuan atau ketebatasan gerak sendi. 9-12% orang amerika yang lebih tua tidak dapat melakukan aktifitas besarnya & setengahnya benar-benar tidak dapat melakukan apa-apa. Diantara orang-orang yang tidak dapat melakukan apa-apa tersebut, mereka memiliki penyakit lain selain osteoarthritis, yaitu penyakit-penyakit kronis lainnya, seperti penyakit arteri koroner, gagal jantung kongestif, penyakit paru- paru obstruktif kronis, ganggauan penglihatan atau pendengaran, atau gangguan ginjal. Prevalensi dari osteoarthritis + 2% pada orang yang berusia < 45 thn, 30% pada orang berusia 45-64 thn, dan 63-85% pada orang berusia > 65 thn. Berdasarkan NADW  prevalensi ostearthritis meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dengan perbandingan wanita : pria = 2:1. Berdasarkan NHANES I  gambaran radiologi osteoarthritis pada lutut & panggul meningkat seiring dgn bertambahnya usia. Gambaran radiologis osteoarthritis pada lutut > didapatkan pada wanita, sedangkan laki-laki > di panggul
  • 6. 2.3. Patofisiologi Secara normal, ketika sendi synovial dalam keadaan istirahat, cartilago dikelilingi oleh cairan (cairan synovial)  bergerak, cairan tersebut keluar berlangsung ratusan kali/hari.  karena sebagian besar berat tubuh akan bertumpu di lutut  bagian itulah yang pertama mengalami kerusakan. Pada keadaan ini akan terjadi kekakuan atau nyeri setempat yang makin lama akan bertambah berat.
  • 7.  Matrixcartilago : proteoglycan,glycosaminoglycan (KH yang mengandung asam amino yang ditemukan dalam proteoglycan), kondrosit, dan colagen (suatu struktur protein fibrosa). Pada keadaan normal, 4 komponen yaitu colagen, proteoglycan, kondrosit dan air  bekerjasama menjaga kelembaban  gerakan yang tidak sakit.  glucosamin dan kondroitin sulfat  th yang umum dan efektif untuk arthritis.
  • 8. Proteoglycan/ kondroitin sulfatmolekul besar yang dibuat oleh protein dan glukosa yang mengelilingi serat-serat cartilago membentuk densitas seperti jaring didalam cartilago  membuat cartilago menjadi sangat elastis sehingga dapat meregang dan kembali ketika bergerak. Juga dapat menyerap molekul -molekul seperti spons. Kondrosit  sel khusus yang mengelilingi matrix, satu-satunya sel yang ditemukan bersama dengan matrix  secara terus- menerus memproduksi colagen baru dan proteoglycan. Colagen >> ditemukan pada bagian-bagian lain pada tubuh, yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda bagian yang kuat pada tendon, lapisan tipis di kulit, membran yang jernih pada kornea, dan suatu struktur yang berat dan kuat pada tulang. Colagen bagian yang penting dari cartilago yang mampu menjadi elastis dan menjadi bantalan bila terjadi benturan.
  • 9. Enzim yang dilepaskan untuk memecah molekul-molekul besar pada komponen ini kedalam bagian-bagian yang difus yang kemudian diambil oleh kondrosit  dicerna oleh enzim lysosomal itu sendiri  penting untuk kesehatan dan destruksi tulang. perubahan pada struktur proteoglycan inilah yang meregulasi masuk dan keluarnya cairan synovial dari cartilago. Tanpa regulasi tersebut akumulasi cairan berlebih di cartilago berkurangnya kemampuan untuk menahan berat badan. Pada saat synovium mengalami inflamasi ujung saraf dan reseptor nyeri mengirim sinyal ke otak  otak mengirim sinyal balik  synovium akan memproduksi banyak cairan area tersebut akan dibanjiri oleh cairan timbul rasa sakit dan bengkak cartilago mulai menjadi lunak dan pecah menimbulkan fisura yang memanjang (fibrilasi).
  • 10. Pada keadaan lebih lanjut  osteofit, eburnasi, dan cairan akan mengisi tulang terbentuk kista subkondral. Tekanan yang dihasilkan kista tersebut + isinya menekan cavitas synovial memecahkan persendian cartilago  kerusakan pd persendian  shg cartilago akan dilapisi oleh osteofit yang tumbuh dibawah tulang. Tonjolan ini tampak seperti tulang dalam ukuran yang besar hingga yang kecil yang disebut “sendi tikus”, tersebar dalam kavitas synovial. Fragmen-fragmen tersebut dapat menyebabkan iritasi  mengakibatkan inflamasi dan akumulasi cairan yang tidak diinginkan (efusi sendi)  siklus berulang
  • 11. tekanan yang banyak pada sendi akan mempercepat terjadinya destruksi dari cartilago Tulang akan rusak  Tulang akan menebal atau terjadi perubahan bentuk Tonjolan pada tulang akan menganggu kontur dari sendi  tulang sulit untuk bergerak  Nodul Heberden’s atau Bouchard’s pada persendian jari tangan. Pada foto Ro  persendian terlihat menyempit dan mengambil bagian dari cartilago yang normal.  Di dalam sendi yang terinfeksi cartilago akan tampak ireguler dan berlubang-lubang  Sebagai kompensasi cartilago dan tulang baru akan menjadi lebih datar, tetapi tidak dapat menggantikan yang hilang.
  • 12.
  • 13. 2.4. Faktor Risiko beberapa faktor risiko yang memungkinkan seseorang untuk menderita osteoartritis, yaitu : Umur Berat badan Trauma pada sendi atau penggunaan sendi secara berlebihan Kelemahan pada otot Penyakit lain
  • 14. Distribusi sendi yang terkena pada osteoarthritis Sendi Frekuensi (%) DIP 40 PIP 15 CMC 30 Lutut 30-40 Panggul 10
  • 15. 2.5. Gejala Klinis Osteoarthritis dapat mengenai sendi manapun di tubuh kita Sering  sendi lutut, sendi panggul, sendi-sendi tangan, dan tulang belakang. Jarang  dagu, bahu, siku, pergelangan tangan, ankle Hanya mengenai 1sendi Tetapi pada beberapa kasus (pada tangan)  mengenai beberapa sendi. Osteoarthritis  semakin memburuk secara bertahap seiring dengan berjalannya waktu Gejala osteoarthritis  muncul bertahap Lambat laun  semakin memburuk
  • 16. GK/ yang sering ditemukan : Nyeri sendi Hambatan gerakan sendi Kaku pagi (morning stiffness) Krepitasi deformitas Perubahan gaya berjalan
  • 17.
  • 19. 2.6. Diagnosis dan Penatalaksanaan 2.6.1. Diagnosis  Diagnosis osteoartritis berdasarkan gejala penyakit dan pemeriksaan tambahan : Pemeriksaan darah (untuk mengetahui adanya inflamasi)  LED & CRP. Hasilnya  sedikit meningkat / normal pada penderita osteoarthritis Pemeriksaan tambahan yang lain dapat berupa : 1. Röntgen tulang 2. MRI (Magnetic Resonance Imaging) 3. Aspirasi sendi (arthrocentesis) 4. Arthroscopy
  • 20.
  • 21. Klasifikasi osteoarthritis berdasarkan gambaran radiologis Grade Classification Description 0 Normal No features of OA 1 Doubtfull Minute osteophyte Doubtful significance 2 Mild Definite osteophyte. Normal joint space 3 Moderate Moderate joint space reduction 4 Severe Joint space greatly reduced Subchondral sclerosis The epidemiology of chronic rheumatism, Kellgren ,vol. 2. Atlas of standard radiographs. Oxford: Blackwell Scientific; 1963.
  • 22. Klasifikasi osteoarthritis berdasarkan arthroscopy Grade Description 1 Swelling and softening of cartilage. Edema and cellular infiltrate 2 Superficial fibrillation 3 Deeper and large cartilage fibrillation 4 Visualisation of underlying subchondral bone Ayral X, Dougados M, Listrat et al. Chondroscopy:a new method for scoring chondropathy. Semin Arthritis Rheum 1993; 22:289-97
  • 23. 2.6.2. Penatalaksanaan Tidak ada pengobatan spesifik untuk osteoarthritis Th/  untuk  rasa sakit & mempertahankan pergerakan sendi Pasien  dapat melakukan kegiatan sehari-hari Pengobatan secara konservatif sebelum pengobatan bedah (operasi pergantian sendi) Lama-kelamaan  nyeri bertambah hebat  obat- obatan & terapi pembedahan diperlukan
  • 24. Terapi mild osteoarthritis Rasa nyeri menganggu Tetapi pasien masih dapat melakukan aktifitas sehari-harinya Terapi pilihannya dapat berupa : Istirahat Latihan fisik Kurangi BB Penggunaan pemanasan & pendinginan Konsultasi dengan ahli terapi fisik Hindari aktifitas yang menyebabkan tekanan berlebih pada sendi Pergunakan cream pengurang rasa sakit Verban penguat
  • 25. Terapi moderate osteoarthritis Nyeri berlangsung terus-menerus  i/ untuk pemberian obat- obatan Bila masih memungkinkan  (+) aktifitas fisik Istirahat Pengurangan BB Terapi yang dapat diberikan antara lain : Acetaminophen NSAIDs Tramadol
  • 26. Terapi severe osteoarthtritis Nyeri masih terasa Mengganggu aktifitas Sudah diberikan obat-obatan pengurang rasa sakit Terapi yang dapat diberikan : Analgetik kuat Kortikosteroid Suntikan asam hialuronat ( hyaluronic acid derivatives (Hyalgan, Synvisc))
  • 27. Terapi pembedahan osteoarthritis Pada pasien penderita osteoarthritis berat yang tidak membaik dengan obat-obatan  mengganggu aktifitas sehari-hari Terapi pembedahan dapat berupa : Penggantian sendi (arthroplasy) Debridement Osteotomy Osteotomy Arthrodesis Arthrodesis
  • 29. Knee replacement Hip replacement Shoulder replacement
  • 30. Rasa nyeri pada osteoarthritis dapat timbul kapan saja Untuk mencegahnya  dilakukan antisipasi seperti : Makan makanan sehat Meminum obat-obatan secara teratur Penggunaan alat-alat bantu Hindari aktifitas yang menggunakan sendi secara berlebihan & berulang-ulang Aktifitas fisik secara teratur
  • 32.
  • 33. Pengobatan alternatif Masih sedikit uji klinis yang dilakukan  sulit mengetahui manfaatnya Efek samping  belum diketahui Pengobatan alternatif yang sering dilakukan : Akupuntur Jahe Glukosamin dan kondroitin Magnet Tai chi dan yoga
  • 34. BAB III KESIMPULAN Osteoartritis  penyakit sendi menahun, ditandai kelainan pada kartilago, sendi dan tulang di dekatnya. Paling sering terkena adalah sendi lutut, sendi panggul, sendi-sendi tangan, dan tulang belakang. Sampai saat ini pengobatan yang dilakukan hanya untuk mengontrol nyeri dan gejala lainnya, untuk mengatasi gangguan pada aktivitas sehari-hari, dan untuk menghambat proses penyakit. Terapi yang dilakukan yaitu : terapi tanpa obat dan terapi dengan obat. Bila pilihan terapi tersebut tidak memberikan hasil, maka dapat dilakukan terapi operatif.