SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
LAPORAN KASUS
FRAKTUR TIBIA & FIBULA
CRURIS DEXTRA
Dafa Azmi Syauqi Shihab
202220401011085
DM K39 RSU UMM
SMF ILMU RADIOLOGI
RSU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
Tinjauan kasus
Assesment IGD
Identitas Pasien
Nama Tn. H
Usia 52 tahun
Alamat Malang
Jenis kelamin Laki-laki
Nomor RM 1951117
● Keluhan utama : Nyeri kaki kanan
● Mechanism of injury : Nyeri kanan dirasakan sejak 15 menit
yang lalu. Nyeri kanan dirasakan terus menerus, disertai rasa kesemutan.
Nyeri dirasakan setelah menahan laju motor dengan kaki kanan. Kaki
kanan menapak ke aspal ketika motor masih berjalan, pasien tidak
terjatuh dari motor. Pasien sempat dilakukan pertolongan pertama yaitu
dengan dilakukan pemasangan bidai.
● Riwayat Penyakit Dahulu : Diabetes mellitus.
● Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada riwayat penyakit keluarga
● Riwayat Pengobatan : Metformin, Glimepirid
Anamnesis
● Kesadaran : Compos mentis
● Vital Sign
○ Tekanan darah : 139/80 mmHg
○ Denyut nadi : 99 x/ menit
○ RR : 22 x / menit
○ Suhu : 37,2 derajat celcius
○ Saturasi : 97%
Pemeriksaan fisik
Status Generalis
● Kepala/Leher:
○ a/i/c/d : -/-/-/-
● Thorax :
○ Inspeksi :
■ Bentuk dan gerak simetris
○ Palpasi: Massa (-), nyeri tekan (-)
○ Perkusi: Sonor +/+
○ Auskultasi :
■ Paru : Vesicular breath sound +/+
■ Jantung : S1/S2 Tunggal, Murmur (-), Gallop (-)
● Abdomen
○ Inspeksi : Permukaan perut datar
○ Auskultasi : Bising usus (+) normal
○ Perkusi : Timpani , Liver dullness (-)
○ Palpasi
■ Massa (-)
■ Nyeri tekan
● Ekstremitas
○ Edema (+)
○ Akral hangat kering merah
- - -
- - -
+- - -
● Regio cruris dextra :
○ Look : Edema (+)
○ Feel : Nyeri tekan (+), krepitasi (-)
○ Move : ROM terdapat limitasi gerakan di seluruh arah
Status Lokalis
Pemeriksaan penunjang
● Darah lengkap
● Gula Darah Sesaat
○ Gula darah sesaat : 102 mg/dl
● PTT
● APTT
● Kimia klinik
● Kesimpulan :
○ Tampak fraktur oblique pada os
fibula 1/3 proksimal cruris dextra.
○ Tampak fraktur oblique pada os tibia
1/3 distal cruris dextra
Foto Rontgen Cruris Dextra AP/Lateral
● Kesimpulan : Cor dan pulmo dalam
batas normal
Foto Rontgen Thorax AP
● Close fracture os fibula 1/3 proksimal cruris dextra.
● Close fracture os tibia 1/3 distal cruris dextra
Assesment
Planning
● Darah lengkap
● PTT & APTT
● Ureum & Kreatinin
● Foto Rontgen Thorax AP
● Foto Rontgen Cruris Dextra AP/Lateral
Diagnosis
● IV Getidine 1 ampul
● IV Santagesik 1 ampul
● IV Ceftriaxone 2 gram
● IV Novorapid 10 IU
● IV NaCL 2 Flash
● IV Metoclopramide 1 jam sebelum operasi
● Konsultasi dan rujuk ke Sp.OT untuk dilakukan ORIF.
Terapi
● Keadaan umum dan keluhan pasien
● Tanda tanda vital
● Keberhasilan dan efek samping terapi
Monitoring
Edukasi
○ Keluhan dan kondisi pasien
○ Diagnosis pasien
○ Terapi yang akan dilakukan
○ Monitoring yg akan dilakukan
○ Prognosis dan komplikasi apabila tidak segera ditangani.
Tinjauan
pustaka
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang rawan sendi, tulang rawan epifisik, baik yang
bersifat total maupun yang parsial.
Trauma atau cedera adalah mekanisme utama penyebab fraktur, yang dibagi menjadi
trauma langsung, trauma tidak langsung, dan trauma ringan.
Trauma langsung diakibatkan benturan langsung pada tulang.
Trauma tak langsung terjadi bila titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya
jatuh terpeleset. Sedangkan trauma ringan adalah keadaan dimana tulang itu sendiri
sudah rapuh atau terdapat underlying diseases sehingga mudah terjadi fraktur
Definisi
Epidemiologi
Berdasarkan prevalensi data menurut World
Health of Organisation (WHO) menyebutkan
bahwa 1,24 juta korban meninggal tiap
tahunnya di seluruh dunia akibat kecelakaan
lalu lintas
Di Indonesia prevalensi terjadinya
cedera terus mengalami
peningkatan. Dari 7,5 persen
pada Rikesdas 2007 menjadi 8,2
persen pada Rikesda 2013.
Sedangkan, secara umum fraktur tibia adalah patah tulang
panjang yang paling umum terjadi dan terjadi pada 4%
populasi lansia
Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-
tiba dan berlebihan (overloading), bisa disebabkan oleh
cidera langsung (direct injury) maupun cidera tidak langsung
(indirect injury).
Pada cidera langsung, tulang akan patah pada tempat
terjadinya benturan, jika gaya yang diterima tulang terlalu
besar maka tulang dapat menjadi beberapa fragmen
(kominutif) dengan kerusakan jaringan yang lebih luas.
Sedangkan pada cidera tidak langsung, akan ada jarak
antara patahan tulang dengan lokasi benturan
Etiologi
Perubahan perfusi perifer dapat terjadi akibat dari edema di sekitar tempat patahan sehingga
pembuluh darah di sekitar mengalami penekanan dan berdampak pada penurunan perfusi
jaringan ke perifer.
Akibat terjadinya hematoma  pembuluh darah vena melebar sehingga terjadi penumpukan
cairan dan menimbulkan inflamasi atau peradangan yang menyebabkan pembengkakan di
daerah fraktur yang menyebabkan terhambatnya dan berkurangnya aliran darah ke daerah
distal yang berisiko mengalami disfungsi neuromuskuler perifer yanng ditandai dengan warna
jaringan pucat, nadi lemah, sianosis, kesemutan di daerah distal.
Nyeri pada fraktur  fraktur terbuka atau tertutup yang mengenai serabut saraf sehingga
menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat terjadi neurovaskuler yang
menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu
Patofisiologi
Fraktur dibagi berdasarkan dengan kontak dunia luar, yaitu
meliput fraktur tertutup dan terbuka.
Fraktur tertutup adalah fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit
masih utuh, tulang tidak keluar melalui kulit.
Fraktur terbuka adalah fraktur yang merusak jaringan kulit,
karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka
fraktur terbuka sangat berpotensi menjadi infeksi
Manifestasi klinis
● Tipe fraktur tulang dibagi menjadi 2 yaitu fraktur komplit dan fraktur
inkomplit. Fraktur komplit merupakan patah tulang menjadi dua fragmen
atau lebih. Termasuk kedalam fraktur komplit yakni :
○ Transverse
○ Segmental
○ Spiral
● Fraktur inkomplit merupakan patah tulang namun masih terdapat
kontinuitas periosteum, termasuk kedalam fraktur inkomplit yakni :
○ Buckle (Torus)
○ Greenstick
Mengevaluasi rentang gerak dan stabilitas seringkali sulit dilakukan
karena nyeri.
Pemeriksaan neurovaskular sangat penting untuk menilai arteri dorsalis
pedis dan arteri tibialis posterior.
Soft tissue harus diperiksa untuk mengidentifikasi tanda atau gejala
sindrom kompartemen.
Kulit harus dievaluasi untuk mengetahui adanya lesi, lecet, patah tulang,
lecet, dan kondisi kompartemen. Untuk mendiagnosis sindrom
kompartemen dengan tepat, diperlukan ambang kualitas yang tinggi
Diagnosis
Pencitraan yang
direkomendasikan mencakup foto
rontgen AP dan lateral dari area
yang terkena benturan,
pandangan AP, lateral dan miring
dari lutut dan pergelangan kaki
ipsilateral.
CT scan diindikasikan untuk
mendeteksi keterlibatan intra-
artikular dan menyingkirkan fraktur
malleolar posterior pada fraktur
spiral distal ketiga
• Derajat 0: Cedera akibat kekuatan tidak langsung
dengan kerusakan jaringan lunak minimal
• Derajat 1: Memar/abrasi superfisial, patah tulang
sederhana
• Derajat II : Lecet dalam, memar otot/kulit, trauma
langsung, Tanda tanda sindrom kompartemen
• Derajat III: Memar kulit yang berlebihan,
kerusakan kulit atau otot yang hancur, degloving
subkutan, sindrom kompartemen akut, dan
pecahnya pembuluh darah atau saraf utama
Klasifikasi
Oestern dan
Tscherne
cedera jaringan
lunak fraktur
tertutup adalah
sebagai
berikut:
10 aturan yang digunakan dalam kedokteran/radiologi untuk
memiliki diagnosis yang akurat. Aturan-aturan ini adalah:
• Dua tampilan: Satu tampilan terlalu sedikit
• Dua sambungan: Di atas dan di bawah tulang yang terluka
• Dua sisi: Bandingkan dengan sisi yang lain.
• Dua kelainan: Temukan kelainan kedua
• Dua kali pemeriksaan : Bandingkan x ray saat ini dengan yang sebelumnya
(terutama di CXR);
• Dua kunjungan: Ulangi pemeriksaan setelah jeda atau prosedur
• Dua pendapat: Mintalah second opinion atau gunakan sistem titik merah;
• Dua catatan: Tuliskan hasil radiografi dan klinis dari pasien
• Perawatan reduksi tertutup dan nonoperatif
dengan gips kaki panjang dapat dilakukan
untuk fraktur dengan angulasi varus-valgus
kurang dari 5 derajat, angulasi anterior-
posterior kurang dari 10 derajat, aposisi
kortikal lebih besar dari 50%, pemendekan
kurang dari 1 cm dan kurang dari 10 sampai
20 derajat fleksi dan kurang dari 10 derajat
malalignment rotasi setelah reduksi.
Perawatan
Non-
Operatif
Tatalaksana
Operatif
• Fiksasi Eksternal
• Perawatan pilihan ketika terdapat kerusakan soft
tissue yang signifikan atau dalam kasus politrauma
yang memerlukan ortopedi pengendalian
kerusakan.
• Intramedullary Nailing (IMN)
• Perkutan Plating-Shaft
• Amputasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi akibat fraktur antara lain
cedera neurovaskuler, malunion, ataupun kecacatan permanen
yang dapat terjadi akibat penatalaksanan yang tidak tepat.
Fraktur sepertiga proksimal shaft mempunyai tingkat nonunion
yang lebih tinggi dibandingkan dengan fraktur midshaft. Hal ini
disebabkan oleh kekuatan deformasi pada aspek proksimal tibia
serta terbatasnya cakupan jaringan lunak.
Namun, jika dikelola dan diperbaiki dengan tepat, hasilnya
biasanya baik. Penatalaksanaan fraktur tibia nonoperatif
memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi jika keselarasan tetap
dipertahankan.
Komplikasi & Prognosis
Pembahasan
Pasien atas nama Tn. H , Laki-laki 52 tahun datang ke
IGD dengan keluhan nyeri kaki kanan. Hasil anamnesis
menyatakan bahwa pasien merasakan nyeri kaki kanan
sejak 15 menit yang lalu.
Nyeri kaki kanan dirasakan terus menerus, disertai rasa
kesemutan. Nyeri dirasakan setelah menahan laju motor
dengan kaki kanan. Kaki kanan menapak ke aspal
ketika motor masih berjalan, pasien tidak terjatuh dari
motor.
Pasien sempat dilakukan pertolongan pertama yaitu
dengan dilakukan pemasangan bidai. Dari hasil
pemeriksaan fisik ditemukan Edema, nyeri tekan,
disertai ROM yang terbatas pada regio cruris dextra.
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat
didapatkan kecurigaan terjadi fraktur tertutup pada regio
cruris dextra.
Pada pasien didapatkan riwayat trauma tak langsung, yaitu terjadi
bila titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan.
Kemudian dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan edema yang
dikarenakan perubahan perfusi perifer yang menyebabkan
penumpukan cairan dan menimbulkan inflamasi atau peradangan
yang menyebabkan pembengkakan di daerah fraktur.
Kemudian pasien dilakukan foto rontgen cruris
dextra AP/Lateral. Dari hasil pemeriksaan tersebut
didapatkan tampak fraktur oblique pada os fibula
1/3 proksimal cruris dextra serta tampak fraktur
oblique pada os tibia 1/3 distal cruris dextra.
Pemeriksaan tersebut telah sesuai dengan teori,
dimana pada pasien dengan kecurigaan fraktur
tertutup direkomendasikan dilakukan foto rontgen
AP dan lateral dari area yang terkena benturan.
Pada pemeriksaan ini telah
memenuhi beberapa aturan
yang digunakan dalam
radiologi untuk memiliki
diagnosis yang akurat.
Foto ini telah menampilkan
dua tampilan, dua sendi
diantara yang terluka, dan
dua catatan.
Foto ini belum
membandingkan antara
ekstremitas yang sehat
dengan yang terluka.
Tatalaksana pada pasien ini adalah
dilakukan ORIF pada regio cruris
dextra.
Tindakan ini merupakan pilihan paling
tepat dikarenakan pada pasien ini
terdapat kerusakan tulang dan soft
tissue yang signifikan.

More Related Content

Similar to DM_K39_Dafa Azmi Syauqi Shihab_ Laporan kasus.pptx

ppt kompartemen sindrom.pptx
ppt kompartemen sindrom.pptxppt kompartemen sindrom.pptx
ppt kompartemen sindrom.pptx
aishadhiyas
 
Crush syndroma
Crush syndromaCrush syndroma
Crush syndroma
gustians
 

Similar to DM_K39_Dafa Azmi Syauqi Shihab_ Laporan kasus.pptx (20)

Kedaruratan ortoped by andreas chandra s.ked
Kedaruratan ortoped by andreas chandra s.kedKedaruratan ortoped by andreas chandra s.ked
Kedaruratan ortoped by andreas chandra s.ked
 
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptKEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
 
LAPSUS
LAPSUS LAPSUS
LAPSUS
 
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkialKb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
Kb 1 asuhan keperawatan medikal bedah fraktur asma bronkial
 
Refka Fraktur Humerus.pptx
Refka Fraktur Humerus.pptxRefka Fraktur Humerus.pptx
Refka Fraktur Humerus.pptx
 
Fraktur tibia
Fraktur tibiaFraktur tibia
Fraktur tibia
 
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docxLAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
 
ppt kompartemen sindrom.pptx
ppt kompartemen sindrom.pptxppt kompartemen sindrom.pptx
ppt kompartemen sindrom.pptx
 
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdfDay 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf
Day 2 - Fraktur - KELOMPOK 9A - TUTOR 4 - BLOK 17 .pdf
 
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docxAskan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
Askan individu pku gamping fraktur clavikula (1).docx
 
Fraktur ASKEP FRAKTUR
Fraktur ASKEP FRAKTURFraktur ASKEP FRAKTUR
Fraktur ASKEP FRAKTUR
 
Fraktur Galeazzi.docx
Fraktur Galeazzi.docxFraktur Galeazzi.docx
Fraktur Galeazzi.docx
 
19807-51396-1-SM.pdf
19807-51396-1-SM.pdf19807-51396-1-SM.pdf
19807-51396-1-SM.pdf
 
410670591-Ppt-Closed-Fraktur-digiti-III-Pedis-sinistra.pptx
410670591-Ppt-Closed-Fraktur-digiti-III-Pedis-sinistra.pptx410670591-Ppt-Closed-Fraktur-digiti-III-Pedis-sinistra.pptx
410670591-Ppt-Closed-Fraktur-digiti-III-Pedis-sinistra.pptx
 
Crush syndroma
Crush syndromaCrush syndroma
Crush syndroma
 
Askep trauma muskuloskeleta1
Askep trauma muskuloskeleta1Askep trauma muskuloskeleta1
Askep trauma muskuloskeleta1
 
Lapsus CF Collum Femur.ppt
Lapsus CF Collum Femur.pptLapsus CF Collum Femur.ppt
Lapsus CF Collum Femur.ppt
 
Ajkll
AjkllAjkll
Ajkll
 
Bedah plastik
Bedah plastikBedah plastik
Bedah plastik
 
Giant Cell Tumor.pptx
Giant Cell Tumor.pptxGiant Cell Tumor.pptx
Giant Cell Tumor.pptx
 

Recently uploaded

Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxPengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
NadhifahRahmawati
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
cheatingw995
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
PeniMSaptoargo2
 

Recently uploaded (20)

Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxPRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxPengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
 
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 

DM_K39_Dafa Azmi Syauqi Shihab_ Laporan kasus.pptx

  • 1. LAPORAN KASUS FRAKTUR TIBIA & FIBULA CRURIS DEXTRA Dafa Azmi Syauqi Shihab 202220401011085 DM K39 RSU UMM SMF ILMU RADIOLOGI RSU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2023
  • 4. Identitas Pasien Nama Tn. H Usia 52 tahun Alamat Malang Jenis kelamin Laki-laki Nomor RM 1951117
  • 5. ● Keluhan utama : Nyeri kaki kanan ● Mechanism of injury : Nyeri kanan dirasakan sejak 15 menit yang lalu. Nyeri kanan dirasakan terus menerus, disertai rasa kesemutan. Nyeri dirasakan setelah menahan laju motor dengan kaki kanan. Kaki kanan menapak ke aspal ketika motor masih berjalan, pasien tidak terjatuh dari motor. Pasien sempat dilakukan pertolongan pertama yaitu dengan dilakukan pemasangan bidai. ● Riwayat Penyakit Dahulu : Diabetes mellitus. ● Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada riwayat penyakit keluarga ● Riwayat Pengobatan : Metformin, Glimepirid Anamnesis
  • 6. ● Kesadaran : Compos mentis ● Vital Sign ○ Tekanan darah : 139/80 mmHg ○ Denyut nadi : 99 x/ menit ○ RR : 22 x / menit ○ Suhu : 37,2 derajat celcius ○ Saturasi : 97% Pemeriksaan fisik
  • 7. Status Generalis ● Kepala/Leher: ○ a/i/c/d : -/-/-/- ● Thorax : ○ Inspeksi : ■ Bentuk dan gerak simetris ○ Palpasi: Massa (-), nyeri tekan (-) ○ Perkusi: Sonor +/+ ○ Auskultasi : ■ Paru : Vesicular breath sound +/+ ■ Jantung : S1/S2 Tunggal, Murmur (-), Gallop (-)
  • 8. ● Abdomen ○ Inspeksi : Permukaan perut datar ○ Auskultasi : Bising usus (+) normal ○ Perkusi : Timpani , Liver dullness (-) ○ Palpasi ■ Massa (-) ■ Nyeri tekan ● Ekstremitas ○ Edema (+) ○ Akral hangat kering merah - - - - - - +- - -
  • 9. ● Regio cruris dextra : ○ Look : Edema (+) ○ Feel : Nyeri tekan (+), krepitasi (-) ○ Move : ROM terdapat limitasi gerakan di seluruh arah Status Lokalis
  • 11. ● Gula Darah Sesaat ○ Gula darah sesaat : 102 mg/dl ● PTT ● APTT ● Kimia klinik
  • 12. ● Kesimpulan : ○ Tampak fraktur oblique pada os fibula 1/3 proksimal cruris dextra. ○ Tampak fraktur oblique pada os tibia 1/3 distal cruris dextra Foto Rontgen Cruris Dextra AP/Lateral
  • 13. ● Kesimpulan : Cor dan pulmo dalam batas normal Foto Rontgen Thorax AP
  • 14. ● Close fracture os fibula 1/3 proksimal cruris dextra. ● Close fracture os tibia 1/3 distal cruris dextra Assesment
  • 16. ● Darah lengkap ● PTT & APTT ● Ureum & Kreatinin ● Foto Rontgen Thorax AP ● Foto Rontgen Cruris Dextra AP/Lateral Diagnosis
  • 17. ● IV Getidine 1 ampul ● IV Santagesik 1 ampul ● IV Ceftriaxone 2 gram ● IV Novorapid 10 IU ● IV NaCL 2 Flash ● IV Metoclopramide 1 jam sebelum operasi ● Konsultasi dan rujuk ke Sp.OT untuk dilakukan ORIF. Terapi
  • 18. ● Keadaan umum dan keluhan pasien ● Tanda tanda vital ● Keberhasilan dan efek samping terapi Monitoring Edukasi ○ Keluhan dan kondisi pasien ○ Diagnosis pasien ○ Terapi yang akan dilakukan ○ Monitoring yg akan dilakukan ○ Prognosis dan komplikasi apabila tidak segera ditangani.
  • 20. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang rawan sendi, tulang rawan epifisik, baik yang bersifat total maupun yang parsial. Trauma atau cedera adalah mekanisme utama penyebab fraktur, yang dibagi menjadi trauma langsung, trauma tidak langsung, dan trauma ringan. Trauma langsung diakibatkan benturan langsung pada tulang. Trauma tak langsung terjadi bila titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya jatuh terpeleset. Sedangkan trauma ringan adalah keadaan dimana tulang itu sendiri sudah rapuh atau terdapat underlying diseases sehingga mudah terjadi fraktur Definisi
  • 21. Epidemiologi Berdasarkan prevalensi data menurut World Health of Organisation (WHO) menyebutkan bahwa 1,24 juta korban meninggal tiap tahunnya di seluruh dunia akibat kecelakaan lalu lintas Di Indonesia prevalensi terjadinya cedera terus mengalami peningkatan. Dari 7,5 persen pada Rikesdas 2007 menjadi 8,2 persen pada Rikesda 2013. Sedangkan, secara umum fraktur tibia adalah patah tulang panjang yang paling umum terjadi dan terjadi pada 4% populasi lansia
  • 22. Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba- tiba dan berlebihan (overloading), bisa disebabkan oleh cidera langsung (direct injury) maupun cidera tidak langsung (indirect injury). Pada cidera langsung, tulang akan patah pada tempat terjadinya benturan, jika gaya yang diterima tulang terlalu besar maka tulang dapat menjadi beberapa fragmen (kominutif) dengan kerusakan jaringan yang lebih luas. Sedangkan pada cidera tidak langsung, akan ada jarak antara patahan tulang dengan lokasi benturan Etiologi
  • 23. Perubahan perfusi perifer dapat terjadi akibat dari edema di sekitar tempat patahan sehingga pembuluh darah di sekitar mengalami penekanan dan berdampak pada penurunan perfusi jaringan ke perifer. Akibat terjadinya hematoma  pembuluh darah vena melebar sehingga terjadi penumpukan cairan dan menimbulkan inflamasi atau peradangan yang menyebabkan pembengkakan di daerah fraktur yang menyebabkan terhambatnya dan berkurangnya aliran darah ke daerah distal yang berisiko mengalami disfungsi neuromuskuler perifer yanng ditandai dengan warna jaringan pucat, nadi lemah, sianosis, kesemutan di daerah distal. Nyeri pada fraktur  fraktur terbuka atau tertutup yang mengenai serabut saraf sehingga menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat terjadi neurovaskuler yang menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu Patofisiologi
  • 24. Fraktur dibagi berdasarkan dengan kontak dunia luar, yaitu meliput fraktur tertutup dan terbuka. Fraktur tertutup adalah fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak keluar melalui kulit. Fraktur terbuka adalah fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka sangat berpotensi menjadi infeksi Manifestasi klinis
  • 25. ● Tipe fraktur tulang dibagi menjadi 2 yaitu fraktur komplit dan fraktur inkomplit. Fraktur komplit merupakan patah tulang menjadi dua fragmen atau lebih. Termasuk kedalam fraktur komplit yakni : ○ Transverse ○ Segmental ○ Spiral ● Fraktur inkomplit merupakan patah tulang namun masih terdapat kontinuitas periosteum, termasuk kedalam fraktur inkomplit yakni : ○ Buckle (Torus) ○ Greenstick
  • 26.
  • 27. Mengevaluasi rentang gerak dan stabilitas seringkali sulit dilakukan karena nyeri. Pemeriksaan neurovaskular sangat penting untuk menilai arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior. Soft tissue harus diperiksa untuk mengidentifikasi tanda atau gejala sindrom kompartemen. Kulit harus dievaluasi untuk mengetahui adanya lesi, lecet, patah tulang, lecet, dan kondisi kompartemen. Untuk mendiagnosis sindrom kompartemen dengan tepat, diperlukan ambang kualitas yang tinggi Diagnosis
  • 28. Pencitraan yang direkomendasikan mencakup foto rontgen AP dan lateral dari area yang terkena benturan, pandangan AP, lateral dan miring dari lutut dan pergelangan kaki ipsilateral. CT scan diindikasikan untuk mendeteksi keterlibatan intra- artikular dan menyingkirkan fraktur malleolar posterior pada fraktur spiral distal ketiga
  • 29. • Derajat 0: Cedera akibat kekuatan tidak langsung dengan kerusakan jaringan lunak minimal • Derajat 1: Memar/abrasi superfisial, patah tulang sederhana • Derajat II : Lecet dalam, memar otot/kulit, trauma langsung, Tanda tanda sindrom kompartemen • Derajat III: Memar kulit yang berlebihan, kerusakan kulit atau otot yang hancur, degloving subkutan, sindrom kompartemen akut, dan pecahnya pembuluh darah atau saraf utama Klasifikasi Oestern dan Tscherne cedera jaringan lunak fraktur tertutup adalah sebagai berikut:
  • 30. 10 aturan yang digunakan dalam kedokteran/radiologi untuk memiliki diagnosis yang akurat. Aturan-aturan ini adalah: • Dua tampilan: Satu tampilan terlalu sedikit • Dua sambungan: Di atas dan di bawah tulang yang terluka • Dua sisi: Bandingkan dengan sisi yang lain. • Dua kelainan: Temukan kelainan kedua • Dua kali pemeriksaan : Bandingkan x ray saat ini dengan yang sebelumnya (terutama di CXR); • Dua kunjungan: Ulangi pemeriksaan setelah jeda atau prosedur • Dua pendapat: Mintalah second opinion atau gunakan sistem titik merah; • Dua catatan: Tuliskan hasil radiografi dan klinis dari pasien
  • 31. • Perawatan reduksi tertutup dan nonoperatif dengan gips kaki panjang dapat dilakukan untuk fraktur dengan angulasi varus-valgus kurang dari 5 derajat, angulasi anterior- posterior kurang dari 10 derajat, aposisi kortikal lebih besar dari 50%, pemendekan kurang dari 1 cm dan kurang dari 10 sampai 20 derajat fleksi dan kurang dari 10 derajat malalignment rotasi setelah reduksi. Perawatan Non- Operatif Tatalaksana
  • 32. Operatif • Fiksasi Eksternal • Perawatan pilihan ketika terdapat kerusakan soft tissue yang signifikan atau dalam kasus politrauma yang memerlukan ortopedi pengendalian kerusakan. • Intramedullary Nailing (IMN) • Perkutan Plating-Shaft • Amputasi
  • 33. Adapun komplikasi yang dapat terjadi akibat fraktur antara lain cedera neurovaskuler, malunion, ataupun kecacatan permanen yang dapat terjadi akibat penatalaksanan yang tidak tepat. Fraktur sepertiga proksimal shaft mempunyai tingkat nonunion yang lebih tinggi dibandingkan dengan fraktur midshaft. Hal ini disebabkan oleh kekuatan deformasi pada aspek proksimal tibia serta terbatasnya cakupan jaringan lunak. Namun, jika dikelola dan diperbaiki dengan tepat, hasilnya biasanya baik. Penatalaksanaan fraktur tibia nonoperatif memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi jika keselarasan tetap dipertahankan. Komplikasi & Prognosis
  • 35. Pasien atas nama Tn. H , Laki-laki 52 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri kaki kanan. Hasil anamnesis menyatakan bahwa pasien merasakan nyeri kaki kanan sejak 15 menit yang lalu. Nyeri kaki kanan dirasakan terus menerus, disertai rasa kesemutan. Nyeri dirasakan setelah menahan laju motor dengan kaki kanan. Kaki kanan menapak ke aspal ketika motor masih berjalan, pasien tidak terjatuh dari motor. Pasien sempat dilakukan pertolongan pertama yaitu dengan dilakukan pemasangan bidai. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan Edema, nyeri tekan, disertai ROM yang terbatas pada regio cruris dextra.
  • 36. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat didapatkan kecurigaan terjadi fraktur tertutup pada regio cruris dextra. Pada pasien didapatkan riwayat trauma tak langsung, yaitu terjadi bila titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan. Kemudian dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan edema yang dikarenakan perubahan perfusi perifer yang menyebabkan penumpukan cairan dan menimbulkan inflamasi atau peradangan yang menyebabkan pembengkakan di daerah fraktur.
  • 37. Kemudian pasien dilakukan foto rontgen cruris dextra AP/Lateral. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan tampak fraktur oblique pada os fibula 1/3 proksimal cruris dextra serta tampak fraktur oblique pada os tibia 1/3 distal cruris dextra. Pemeriksaan tersebut telah sesuai dengan teori, dimana pada pasien dengan kecurigaan fraktur tertutup direkomendasikan dilakukan foto rontgen AP dan lateral dari area yang terkena benturan.
  • 38. Pada pemeriksaan ini telah memenuhi beberapa aturan yang digunakan dalam radiologi untuk memiliki diagnosis yang akurat. Foto ini telah menampilkan dua tampilan, dua sendi diantara yang terluka, dan dua catatan. Foto ini belum membandingkan antara ekstremitas yang sehat dengan yang terluka.
  • 39. Tatalaksana pada pasien ini adalah dilakukan ORIF pada regio cruris dextra. Tindakan ini merupakan pilihan paling tepat dikarenakan pada pasien ini terdapat kerusakan tulang dan soft tissue yang signifikan.