SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Uraian Materi 
FENOMENA PERNIKAHAN DINI DI IN-DONESIA 
Apa yang bisa saudara paha-mi 
dari gambar di atas? Anda pasti 
sependapat bahwa gambar tersebut 
menceritakan sebuah hikayat per-kawinan 
pada suatu masa yang lalu. 
Untuk lebih memerkaya pe-mahaman 
Anda tentang Penomena 
Pernikahan Dini Di Indonesia. coba 
identifikasi masalah penting yang ter-kandung 
di dalam gambar ini.? kemu-dian 
tuliskan pada kolom berikut ini: 
1………………………………………………………… 
………………………………………………………..... 
2. ……………………………………………………… 
……………………………………………………….... 
3. ……………………………………………………… 
……………………………………………………….... 
Usia muda adalah anak yang ada 
pada masa peralihan diantara masa 
anak-anak dan masa dewasa dimana 
anak-anak mengalami perubahan ce-pat 
di segala bidang. Mereka bukan 
lagi anak-anak, baik bentuk badan, 
sikap dan cara berpikir dan bertindak, 
tetapi bukan orang dewasa yang telah 
matang 
Secara tradisional masa muda 
dianggap sebagai “badai dan tekanan” 
yaitu suatu masa dimana ketegangan 
emosi meninggi sebagai akibat dari 
perubahan fisik dan kelenjar. 
Hal tersebut tentu tak lepas 
dan sangat dipengaruhi oleh budaya 
yang berkembang di masyarakat bah-wa 
wanita tak boleh sampai terlambat 
menikah, atau mempunyai alasan jika 
dinikahkan dengan orang yang sudah 
berada, tak perlu khawatir masa de-pannya 
akan terpuruk. Oleh karena itu 
banyak anak – anak usia remaja pun 
sudah di nikahkan. Bahkan ada budaya 
perjodohan sejak anak perempuan be-lum 
lulus SD atau masih SMP. Namun 
saat ini, alasan budaya tidak semata 
– mata sebagai alasan utama keluar-ga 
menikahkan anak perempuannya 
saat masih belia . , tapi jugkarena ingin 
memperbaiki ekonomi dan keluar dari 
kemiskinan dan sisanya karena status 
sosial (Lubis, 2012). 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Secara umum, perkawinan usia anak ini tidak terlepas dari beberapa faktor 
yang memengaruhi yaitu : 
• Tradisi lama yang sudah turun 
temurun 
yang menganggap perkawinan 
pada usia anak-anak sebagai suatu 
hal yang wajar. Dalam masyarakat 
Indonesia, bila anak gadisnya tidak 
segera memperoleh jodoh, orang 
tua merasa malu karena anak ga-disnya 
belum menikah. 
• Budaya eksploitatif terhadap 
anak, 
yang membuat anak tidak ber-daya 
menghadapi kehendak orang 
dewasa, baik orang tuanya yang 
menginginkan perkawinan itu, 
maupun orang yang mengawini. 
Ada yang mengeksploitasi anak 
atas nama ekonomi atau materi, 
ada yang karena gengsi atau har-ga 
diri bisa mengawinkan anakn-ya 
dengan orang yang dianggap 
terpandang tanpa memperdulikan 
apakah calon suami anaknya sudah 
beristri atau belum, apakah anak 
perempuannya sudah siap secara 
fisik, mental dan sosial ataukah 
belum. Ada yang mengeksploitasi 
anak karena mental hedonis, men-cari 
kesenangan pada banyak hal 
termasuk poligami dengan anak-anak 
di bawah umur. Ada pula yang 
karena kelainan mental, pedophilis. 
Alasan lain bahkan mengeksploi-tasi 
anak atas nama agama, wa-laupun 
banyak tokoh agama telah 
tegas menyatakan bahwa perkaw-inan 
pada usia anak bukanlah aja-ran 
agama. 
• Secara hukum perkawinan 
usia anak dilegitimasi oleh Un-dang- 
undang R.I Nomor 1 Tahun 
1974 tentang Perkawinan. Un-dang- 
undang ini memperboleh-kan 
anak berusia 16 tahun untuk 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
menikah, seperti disebutkan dalam 
pasal 7 ayat 1, “Perkawinan han-ya 
diizinkan jika pihak pria sudah 
mencapai 19 (sembilanbelas) ta-hun, 
dan pihak wanita sudah men-capai 
16 (enambelas) tahun.” Pasal 
26 UU R.I Nomor 23 Tahun 2002 
tentang Perlindungan Anak, orang 
tua diwajibkan melindungi anak 
dari perkawinan dini, tetapi pasal 
ini, sebagaimana UU Perkawinan, 
tanpa ketentuan sanksi pidana se-hingga 
ketentuan tersebut nyaris 
tak ada artinya dalam melindungi 
anak-anak dari ancaman perkaw-inan 
dini. 
Fenomena pernikahan pada 
usia anak dibeberapa daerah tidaklah 
jauh berbeda mengingat fakta per-ilaku 
seksual remaja yang melakukan 
hubungan seks pra-nikah sering be-rujung 
pada pernikahan dini serta kul-tur 
masyarakat Indonesia yang masih 
memosisikan anak perempuan sebagai 
warga kelas kedua dan ingin memper-cepat 
perkawinan dengan berbagai 
alasan ekonomi dan sosial. Anggapan 
pendidikan tinggi tidak penting bagi 
anak perempuan dan stigma negat-if 
terhadap status perawan tua. Posisi 
tersebut dalam perspektif kesetaraan 
dan keadilan gender berarti telah me-marginalkan 
pihak perempuan. 
Berdasarkan hasil penelitian 
tersebut, salah satu penyebab pernika-han 
bawah umur adalah karena dipak-sa 
orang tua. Hal tersebut memang 
sering terjadi. Perjodohan yang diter-ima 
anak dengan keterpaksaan bukan 
hanya menimbulkan dampak buruk 
bagi psikologisnya, tapi juga keseha-tannya. 
Ancama depresi pun dapat 
menyerangnya 
Melakukan pernikahan tan-pa 
kesiapan dan pertimbangan yang 
matang dari satu sisi dapat mengind-ikasi 
sikap tidak appresiatif terhadap 
makna nikah dan bahkan lebih jauh 
bisa merupakan pelecehan terhadap 
kesakralan dalam pernikahan. 
Faktor yang Memicu Terjadinya 
Fenomena Pernikahan Dini : 
• Faktor Lingkungan 
• Faktor Ekonomi 
I. Faktor Lingkungan 
Alasan orang tua segera menikah-kan 
anaknya dalam usia muda adalah 
untuk segera mempersatukan ikatan 
kekeluargaan antara kerabat mempelai 
laki-laki dan kerabat mempelai perem-puan 
yang mereka inginkan bersama. 
Keinginan adanya ikatan tersebut akan 
membawa keuntungan-keuntungan 
bagi kedua belah pihak, yaitu dimana 
mempelai laki-laki setelah menikah 
tinggal di rumah mertua serta anak 
laki-laki tersebut dapat dimanfaatkan 
sebagai bantuan tenaga kerja bagi 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
mertuanya. 
Dimana perkawinan tersebut 
dilatar belakangi oleh pesan dari orang 
tua yang telah meninggal dunia (orang 
tua mempelai perempuan atau orang 
tua mempelai laki-laki) yang sebel-umnya 
diantara mereka pernah men-gadakan 
perjanjian sebesanan agar 
tali persaudaraan menjadi kuat. Selain 
itu untuk memelihara kerukunan dan 
kedamaian antar kerabat dan untuk 
mencegah adanya perkawinan dengan 
orang lain yang tidak disetujui oleh 
orang tua atau kerabat yang bersang-kutan 
dengan dilaksanakannya per-kawinan 
tersebut. 
2. Faktor Ekonomi 
Untuk lebih memerkaya pe-mahaman 
Anda tentang Faktor yang 
Memicu Terjadinya Fenomena Per-nikahan, 
coba analisa kedua gambar 
diatas, dan tuliskan persepsi anda pada 
kolom di bawah ini. 
1………………………………………………………… 
…………………………………………………………… 
…………................................................................ 
2. ……………………………………………………… 
…………………………………………………………… 
…………................................................................ 
Sekarang, cocokkan jawaban Saudara 
dengan uraian berikut di bawah ini 
Alasan orang tua menikahkan 
anaknya dalam usia muda dilihat dari 
faktor ekonomi adalah sebagai berikut: 
a. Untuk sekedar memenuhi kebutu-han 
atau kekurangan pembiayaan 
hidup orang tuanya, khususnya 
orang tua mempelai wanita. Sebab 
menyelenggarakan perkawinan 
anak-anaknya dalam usia muda ini, 
akan diterima sumbangan-sum-bangan 
berupa barang, bahan, 
ataupun sejumlah uang dari han-dai 
taulannya yang dapat diper-gunakan 
selanjutnya untuk me-nutup 
biaya kebutuhan kehidupan 
sehari-hari untuk beberapa waktu 
lamanya. 
b. Untuk menjamin kelestarian atau-pun 
perluasan usaha orang tua 
mempelai laki-laki dan orang tua 
mempelai perempuan sebab den- 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
gan diselenggarakannya perkaw-inan 
anaknya dalam usia muda di-maksudkan 
agar kelak si anak dari 
kedua belah pihak itu yang sudah 
menjadi suami istri, dapat menja-min 
kelestarian serta perkemban-gan 
usaha dari kedua belah pihak 
orang tuanya, dimana usaha-usaha 
tersebut merupakan cabang usaha 
yang saling membutuhkan serta 
saling melengkapi. Bahkan setelah 
perkawinan usia muda tersebut 
terjadi, lazimnya langkah-langkah 
pendekatan sudah mulai diambil, 
sedemikian rupa sehingga kedua 
cabang usaha tersebut berkem-bang 
menjadi satu usaha yang leb-ih 
besar. 
3. Faktor Sosial 
Di dalam melangsungkan suatu 
perkawinan, di sini wanita tidak 
mengukur usia berapa dia dapat 
melangsungkan pernikahan. Hal 
ini berdasarkan pada suatu krite-ria 
yaitu apakah dia sudah men-capai 
tingkat perkembangan 
fisik tertentu. Kenyataan tersebut 
disebabkan karena hukum adat 
itu tidak mengenal batas yang 
tajam antara seseorang yang su-dah 
dewasa dan cakap hukum 
ataupun yang belum. Di mana 
hal tersebut berjalan sedikit demi 
sedikit menurut kondisi, tempat, 
serta lingkungan sekitarnya. Di 
sini yang dimaksud sudah dewasa 
adalah mencapai suatu umur ter-tentu 
sehingga individu yang ber-sangkutan 
memiliki sifat-sifat atau 
ciri-ciri antara lain : 
a) Sudah mampu untuk menja-ga 
diri. 
b) Cakap untuk mengurus harta 
benda dan keperluan sendi-ri. 
c) Cakap untuk melakukan segala 
pergaulan dalam kehidupan 
kemasyarakatan serta mem-pertanggungjawabkan 
se-gala- 
galanya sendiri. 
4. Faktor Agama 
Agama untuk mengatur 
seluruh aspek kehidupan manu-sia 
sepanjang zaman. Tuhan Yang 
Maha Esa menciptakan manusia 
juga disertai dengan pedoman 
agama, hal ini untuk menjaga 
agar manusia tidak hancur ke 
dalam perbuatan dosa, dan dis-amping 
itu juga dibekali oleh 
akal sebagai alat untuk berpikir 
dan menalar segala permasala- 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
han yang dihadapinya, salah 
satunya aspek yang diatur oleh 
agama adalah lembaga perkaw-inan. 
Lembaga perkawinan juga 
mempunyai andil besar dalam 
pernikahan seseorang. Tugas 
yang seharusnya dilakukan ada-lah 
menikahkan anak- anak yang 
sudah mempunyai kecukupan 
umur dan mempunyai kesiapan 
secara psikologis serta mempu-nyai 
kemampuan secara finan-sial 
yang bisa menunjang ke-hidupan 
rumah tangganya esok. 
5. Faktor Pendidikan 
Rendahnya tingkat pen-didikan 
menjadikan para 
remaja tidak mengetahui 
berbagai dampak negatif dari 
pernikahan anak. Dengan 
demikian meraka menikah tanpa 
memiliki bekal yang cukup. 
Tentang dampak bagi kes-ehatan 
reproduksi, mereka ten-tu 
tidak tahu. Untuk itu perlu 
sosialisasi dampak negatif ini, 
karena rata-rata mereka hanya 
lulusan SD. Padahal pentingnya 
untuk memberikan pendidikan 
seks mulai anak berusia dini. Hal 
ini bertujuan agar anak nantin-ya 
setelah dewasa mengetahui 
betul perkembangan reproduk-si 
mereka, bagaimana menjaga 
kesehatan reproduksi mereka, 
dan kapan atau pada usia bera-pa 
mereka sudah bisa meman-taskan 
diri untuk siap melakukan 
hubungan yang sehat. 
6. Faktor Budaya 
Factor budaya juga turut 
mengambil andil yang cukup 
besar, karena kebudayaan ini di-turunkan 
dan sudah mengakar 
layaknya kepercayaan. Dalam 
budaya setempat mempercayai 
apabila anak perempuannya tidak 
segera menikah, itu akan mema-lukan 
keluarga karena dianggap 
tidak laku dalam lingkungannya. 
Atau jika ada orang yang 
secara finansial dianggap san-gat 
mampu dan meminang anak 
mereka, dengan tidak meman-dang 
usia atau status pernikahan, 
kebanyakan orang tua menerima 
pinangan tersebut karena be-ranggapan 
masa depan sang anak 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
akan lebih cerah, dan tentu saja ia 
diharapkan bisa mengurangi be-ban 
sang orang tua. Tak lepas dari 
hal tersebut, tentu saja banyak 
dampak yang tidak terpikir oleh 
mereka sebelumnya. 
Dampak Pernikahan Dini Terhadap 
Kesehatan Reproduksi. 
Perempuan yang menikah dibawah 
umur 20 tahun mempunyai resiko ter-hadap 
alat reproduksinya karena pada 
masa remaja ini, alat reproduksinya be-lum 
matang untuk melakukan fungsin-ya. 
Rahim (uterus) baru siap melaku-kan 
fungsinya setelah umur diatas 20 
tahun sampai dengan usia 35 tahun, 
karena pada masa ini fungsi hormonal 
melewati masa yang maksimal. 
Pada usia 14-18 tahun, perkemban-gan 
otot-otot rahim belum cukup baik 
kekuatan dan kontraksinya sehing-ga 
jika terjadi kehamilan rahim dapat 
rupture (robek). 
Pada usia 14-19 tahun, sistem hor-monal 
belum stabil, kehamilan menja-di 
tak stabil mudah terjadi pendarahan 
dan terjadilah abortus atau kematian 
janin. Usia kehamilan terlalu dini dari 
persalinan memperpanjang rentang 
usia reproduksi aktif. 
Beberapa resiko yang bisa timbul 
dari kehamilan diusia dini 
Jelaskan Apa persepsi Anda terhadap 
gambar di atas, dan tuliskan secara 
singkat persepsi tersebut pada kolom 
berikut ini ! 
............................................................................... 
............................................................................... 
............................................................................... 
............................................................................... 
……………………………………………………………. 
.............…………………………………………………. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
Setelah mencermati gambar di atas, 
sekarang apa yang ada dalam pikiran 
Anda hubungannya dengan kehami-lan 
diusia dini. 
Beberapa resiko yang bisa timbul 
dari kehamilan diusia dini: 
1. Kanker Leher Rahim 
Perkawinan dalam usia muda mer-upakna 
salah satu factor yang 
menyebabkan penyakit kegana-san. 
2. Resiko Tinggi Ibu Hamil 
Dilihat dari segi kesehatan, pas-angan 
usia muda dapat ber-pengaruh 
pada tingginya angka 
kematian ibu yang melahirkan, 
kematian bayi serta berpengaruh 
pada rendahnya derajat kesehatan 
ibu dan anak. 
Menurut ilmu kesehatan, bah-wa 
usia yang kecil resikonya dalam 
melahirkan adalah antara usia 20-35 
tahun, artinya melahirkan pada usia 
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 
tahun mengandung resiko tinggi. Ibu 
hamil usia 20 tahun ke bawah sering 
mengalami prematuritas (lahir sebe-lum 
waktunya) besar kemungkinan ca-cat 
bawaan, fisik maupun mental , ke-butaan 
dan ketulian. 
Pengaruh sosial budaya terhadap 
kesehatan reproduksi remaja 
Kelompok kaum muda termasuk 
remaja menghadapi berbagai risiko 
yang berkaitan dengan kesehatan re-produksinya, 
misalnya kehamilan dini 
dan kehamilan yang tidak diinginkan, 
aborsi yang tidak aman, infeksi PMS 
(Penyakit Menular Seksual) atau HIV, 
dan kekerasan seksual. 
Risiko kesehatan reproduksi 
remaja tersebut dipengaruhi oleh berb-agai 
faktor yang saling berhubungan, 
misalnya tuntutan untuk kawin muda 
dan hubungan seksual, akses terhadap 
pendidikan, kesetaraan jender (ber-hubungan 
dengan jenis kelamin), ke-kerasan 
seksual, serta pengaruh media 
massa dan gaya hidup masakini. 
Faktor sosial budaya (norma bu-daya) 
yang berkaitan dengan perbe-daan 
jender dan hubungan seksual 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
ternyata dapat meningkatkan risiko 
kesehatan reproduksi remaja. 
• Di beberapa negara, seperti In-dia, 
praktik perkawinan yang 
diatur orang tua pada gadis di 
bawah usia 14 tahun masih san-gat 
umum. 
• Hubungan seksual terjadi pada 
gadis 9 sampai 12 tahun karena 
banyak pria dewasa mencari ga-dis 
muda sebagai pasangan sek-sual 
untuk melindungi diri mer-eka 
sendiri terhadap penularan 
penyakit PMS/ HIV. 
• Di beberapa budaya, pria muda 
diharapkan untuk memperoleh 
hubungan seks pertama kalinya 
dengan pekerja seks komersial 
(PSK). 
• Remaja, terutama putri sering kali 
dipaksa untuk berhubungan seks. 
Di Uganda misalnya, 40% siswi 
sekolah dasar yang dipilih secara 
acak melaporkan telah dipaksa 
untuk berhubungan seks. 
• Di Sub-Sahara Afrika, pengala-man 
berhubungan seks pertama 
bagi beberapa remaja putri ada-lah 
dengan ”Om Senang” yang 
memberikan pakaian, biaya se-kolah, 
dan buku sebagai imbalan 
atas jasa seks yang diberikan. 
• Di negara berkembang, di an-tara 
jutaan anak yang hidup dan 
bekerja di jalanan banyak terli-bat 
dalam survival sex (seks demi 
bertahan hidup). Mereka menu-kar 
seks dengan makanan, uang, 
jaminan keamanan, ataupun 
obat-obat terlarang. Contohnya, 
di kota Guatemala, ditemukan 
40% dari 143 anak jalanan yang 
diteliti melakukan hubungan seks 
pertama dengan orang yang ti-dak 
dikenal; semua berhubungan 
seks demi uang; semua pernah 
dianiaya secara seksual; dan 93% 
pernah terinfeksi PMS. 
• Di Thailand, diperkirakan 800 
ribu PSK masih berusia di bawah 
20 tahun (200 ribu di antaranya 
berusia di bawah 14 tahun). Be-berapa 
di antara mereka ”dijual” 
sebagai PSK oleh orang tuanya 
guna menghidupi anggota kelu-arga 
yang lain. 
Strategi pemecahan masalah untuk 
mengatasi permasalahan pernikah-an 
dini 
Pemerintah harus berkomitmen 
serius dalam menegakkan hukum 
yang berlaku terkait pernikahan anak 
di bawah umur sehingga pihak – pihak 
yang ingin melakukan pernikahan den-gan 
anak di bawah umur berpikir dua 
kali terlebih dahulu sebelum melaku-kannya. 
Selain itu, pemerintah harus 
semakin giat mensosialisasikan un- 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
dang – undang terkait pernikahan anak 
di bawah umur beserta sanksi – sanksi 
bila melakukan pelanggaran dan men-jelaskan 
resiko – resiko terburuk yang 
bisa terjadi akibat pernikahan anak 
di bawah umur kepada masyarakat, 
diharapkan dengan upaya tersebut, 
masyarakat tahu dan sadar bahwa per-nikahan 
anak di bawah umur adalah 
sesuatu yang salah dan harus dihindari. 
Upaya pencegahan pernikahan 
anak dibawah umur dirasa akan sema-kin 
maksimal bila anggota masyarakat 
turut serta berperan aktif dalam pence-gahan 
pernikahan anak di bawah umur 
yang ada di sekitar mereka. Sinergi 
antara pemerintah dan masyarakat 
merupakan jurus terampuh sementa-ra 
ini untuk mencegah terjadinya per-nikahan 
anak di bawah umur sehingga 
kedepannya di harapkan tidak akan 
ada lagi anak yang menjadi korban 
akibat pernikahan tersebut dan anak – 
anak Indonesia bisa lebih optimis da-lam 
menatap masa depannya kelak. 
Berikut ini adalah upaya-upaya 
yang dapat dilakukan untuk mencegah 
pernikahan muda, yaitu: 
1) Undang-undang perkawinan 
o Undang-undang negara kita 
telah mengatur batas usia per-kawinan. 
Dalam Undang-un-dang 
Perkawinan bab II pas-al 
7 ayat 1 disebutkan bahwa 
perkawinan hanya diizinkan 
jika pihak pria mencapai umur 
19 (sembilan belas) tahun dan 
pihak perempuan sudah men-capai 
umur 16 (enam belas ta-hun) 
tahun. 
o Kebijakan pemerintah dalam 
menetapkan batas minimal 
usia pernikahan ini tentunya 
melalui proses dan berbagai 
pertimbangan. Hal ini dimak-sudkan 
agar kedua belah pihak 
benar-benar siap dan matang 
dari sisi fisik, psikis dan mental. 
o Dari sudut pandang kedokter-an, 
pernikahan dini mempunyai 
dampak negatif baik bagi ibu 
maupun anak yang dilahirkan. 
Menurut para sosiolog, ditinjau 
dari sisi sosial, pernikahan dini 
dapat mengurangi harmonisa-si 
keluarga. Hal ini disebabkan 
oleh emosi yang masih labil, ge-jolak 
darah muda dan cara pikir 
yang belum matang. Melihat 
pernikahan dini dari berbagai 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
aspeknya memang mempunyai 
banyak dampak negatif. Oleh 
karenanya, pemerintah hanya 
mentolerir pernikahan diatas 
umur 19 tahun untuk pria dan 
16 tahun untuk wanita. 
2) Bimbingan kepada remaja 
dan kejelasan tentang sex 
education 
o Pendidikan seks atau pendi-dikan 
mengenai kesehatan re-produksi 
(kespro) atau istilah 
kerennya sex education sudah 
seharusnya diberikan kepada 
anak-anak yang sudah beran-jak 
dewasa atau remaja, baik 
melalui pendidikan formal 
maupun informal. Ini pent-ing 
untuk mencegah biasnya 
pendidikan seks maupun pen-getahuan 
tentang kesehatan 
reproduksi di kalangan rema-ja. 
Materi pendidikan seks 
bagi para remaja ini terutama 
ditekankan tentang upaya un-tuk 
mengusahakan dan meru-muskan 
perawatan kesehatan 
seksual dan reproduksi serta 
menyediakan informasi yang 
komprehensif termasuk bagi 
para remaja. 
o Meninjau berbagai fenomena 
yang terjadi di Indonesia, aga-knya 
masih timbul pro-kontra 
di masyarakat, lantaran adan-ya 
anggapan bahwa membic-arakan 
seks adalah hal yang 
tabu dan pendidikan seks akan 
mendorong remaja untuk ber-hubungan 
seks. Sebagian besar 
masyarakat masih memandang 
pendidikan seks seolah sebagai 
suatu hal yang vulgar. 
3. Memberikan penyuluhan 
kepada orang tua dan 
masyarakat. 
Memang mengubah suatu 
kepercayaan, dan budaya ma-sayarakat 
tidaklah mudah dan 
membutuhkan waktu yang 
lama. Namun penyuluhan ini 
sangatlah penting agar para 
orang tua dan masyarakat men-getahui 
dampak apa saja yang 
dapat ditimbulkan karena per-nikahan 
dini. 
Memang sebagian be-sar 
masyarakat atau orang tua 
segera menikahkan anaknya un-tuk 
melepas tanggung jawabnya 
untuk menfkahi sehingga dirasa 
dapat meringankan beban kel-uarga. 
Namun tanpa disadari, 
setiap satu remaja yang terje-rumus 
dalam pernikahan dini 
faktanya menyumbangkan ke-miskinan. 
Karena dalam usia 
dini, apalagi di pedesaan, para 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 
penduduknya tidak mempu-nyai 
perbekalan pendidikan dan 
keahlian yang dapat menunjang 
masa depan mereka. Kenyataan 
pun juga menunjukkan mereka 
pada akhirnya mengikuti orang 
tua karena belum mempunyai 
biaya untuk membeli rumah 
sendiri. Tak jarang juga akhirnya 
banyak pengangguran. 
4. Bekerja sama dengan tokoh 
agama dan masyarakat 
Kepercayaan atau penge-tahuan 
baru yang datang pada 
masyarakat yang sudah mem-punyai 
kebudayaan yang kuat 
biasanya sangat sulit untuk 
diterima oleh masyarakat terse-but. 
Oleh karena itu strategi per-lu 
dilakukan, pada awalnya kita 
dapat melakukan pendekatan 
pada tokoh agama atau tokoh 
masyarakat yang ada di daerah 
setempat. Setelah itu kita dapat 
melakukan kerja sama dengan 
tokoh agama dan tokoh mas-yarakat 
tersebut untuk men-yuluhkan 
hal- hal yang sudah 
diketahuinya pada masyarakat. 
Dengan demikian, sesuatu yang 
baru itu akan mudah diterima 
oleh masyarakat setempat. Ten-tu 
ini mempunyai andil yang 
cukup besar dalam pengambi-lan 
keputusan. 
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 14

More Related Content

What's hot

Askeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaAskeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaChiyapuri
 
Asuhan kebidanan pada keluarga
Asuhan kebidanan pada keluargaAsuhan kebidanan pada keluarga
Asuhan kebidanan pada keluargaDiah Mandalika
 
Makalah Pengaruh Keluarga Broken Home |Diean Mantikha
Makalah Pengaruh Keluarga Broken Home |Diean MantikhaMakalah Pengaruh Keluarga Broken Home |Diean Mantikha
Makalah Pengaruh Keluarga Broken Home |Diean MantikhaDIEAN MANTIKHA
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1AjEn9
 
Kala dua persalinan 2
Kala dua persalinan 2Kala dua persalinan 2
Kala dua persalinan 2aissya noor
 
KONSEP KEBIDANAN PERTEMUAN PERTAMA
KONSEP KEBIDANAN PERTEMUAN PERTAMAKONSEP KEBIDANAN PERTEMUAN PERTAMA
KONSEP KEBIDANAN PERTEMUAN PERTAMAOnce Panggabean
 
Pelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan Kota
Pelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan KotaPelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan Kota
Pelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan Kotaieffaa
 
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiRetnoWulan32
 
Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual PPT (Materi PMR)
Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual PPT (Materi PMR)Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual PPT (Materi PMR)
Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual PPT (Materi PMR)Andhika Pratama
 
makalah-preeklamsia-dan-eklamsia
makalah-preeklamsia-dan-eklamsiamakalah-preeklamsia-dan-eklamsia
makalah-preeklamsia-dan-eklamsiaaswari_putra
 
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan AborsiKB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsipjj_kemenkes
 
228753432 deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas-dan-penanganannya
228753432 deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas-dan-penanganannya228753432 deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas-dan-penanganannya
228753432 deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas-dan-penanganannyarismaaap
 
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Nurul Wulandari
 

What's hot (20)

ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSIASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
Askeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaAskeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksia
 
Asuhan kebidanan pada keluarga
Asuhan kebidanan pada keluargaAsuhan kebidanan pada keluarga
Asuhan kebidanan pada keluarga
 
Modul 4 kb 1
Modul 4   kb 1Modul 4   kb 1
Modul 4 kb 1
 
Makalah Pengaruh Keluarga Broken Home |Diean Mantikha
Makalah Pengaruh Keluarga Broken Home |Diean MantikhaMakalah Pengaruh Keluarga Broken Home |Diean Mantikha
Makalah Pengaruh Keluarga Broken Home |Diean Mantikha
 
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1Soap imunisasi BCG dan Polio 1
Soap imunisasi BCG dan Polio 1
 
Kesehatan reproduksi remaja (revisi)
Kesehatan reproduksi remaja (revisi)Kesehatan reproduksi remaja (revisi)
Kesehatan reproduksi remaja (revisi)
 
Kala dua persalinan 2
Kala dua persalinan 2Kala dua persalinan 2
Kala dua persalinan 2
 
Pernikahan dini pp
Pernikahan dini ppPernikahan dini pp
Pernikahan dini pp
 
KONSEP KEBIDANAN PERTEMUAN PERTAMA
KONSEP KEBIDANAN PERTEMUAN PERTAMAKONSEP KEBIDANAN PERTEMUAN PERTAMA
KONSEP KEBIDANAN PERTEMUAN PERTAMA
 
Dokumentasi kebidanan.2
Dokumentasi kebidanan.2Dokumentasi kebidanan.2
Dokumentasi kebidanan.2
 
Pelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan Kota
Pelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan KotaPelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan Kota
Pelayanan Bidan Pada Masyarakat Desa Dan Kota
 
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
 
Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual PPT (Materi PMR)
Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual PPT (Materi PMR)Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual PPT (Materi PMR)
Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual PPT (Materi PMR)
 
makalah-preeklamsia-dan-eklamsia
makalah-preeklamsia-dan-eklamsiamakalah-preeklamsia-dan-eklamsia
makalah-preeklamsia-dan-eklamsia
 
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan AborsiKB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
KB 2 Pandangan Agama-agama terhadap Tindakan Praktik Kebidanan Aborsi
 
Pernikahan dini
Pernikahan diniPernikahan dini
Pernikahan dini
 
228753432 deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas-dan-penanganannya
228753432 deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas-dan-penanganannya228753432 deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas-dan-penanganannya
228753432 deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas-dan-penanganannya
 
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
 

Similar to Norma dan Praktik Budaya Pernikahan Dini di Indonesia

Dampak Negatif Perkawinan Di Usia Anak
Dampak Negatif Perkawinan Di Usia AnakDampak Negatif Perkawinan Di Usia Anak
Dampak Negatif Perkawinan Di Usia AnakNimahAzizah
 
Tugas 2 psikologi 2 b_kelompok 2
Tugas 2 psikologi 2 b_kelompok 2Tugas 2 psikologi 2 b_kelompok 2
Tugas 2 psikologi 2 b_kelompok 2LifiaSalsabila
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Nurul Hazanah
 
1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnyaboy Guardiant
 
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxMakalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxzainulandri1
 
MAKALAH baru 2.docx
MAKALAH baru 2.docxMAKALAH baru 2.docx
MAKALAH baru 2.docxTIRASBALYO
 
Makalah TIK yoga
Makalah TIK yogaMakalah TIK yoga
Makalah TIK yogaAravox
 
Bimbingan Konseling Untuk Optimalisasi Perkembangan Moral Remaja
Bimbingan Konseling Untuk Optimalisasi Perkembangan Moral RemajaBimbingan Konseling Untuk Optimalisasi Perkembangan Moral Remaja
Bimbingan Konseling Untuk Optimalisasi Perkembangan Moral RemajaZuraHarahap20
 

Similar to Norma dan Praktik Budaya Pernikahan Dini di Indonesia (20)

Kespro
KesproKespro
Kespro
 
Kespro
KesproKespro
Kespro
 
Kespro
KesproKespro
Kespro
 
Dampak Negatif Perkawinan Di Usia Anak
Dampak Negatif Perkawinan Di Usia AnakDampak Negatif Perkawinan Di Usia Anak
Dampak Negatif Perkawinan Di Usia Anak
 
Tugas 2 psikologi 2 b_kelompok 2
Tugas 2 psikologi 2 b_kelompok 2Tugas 2 psikologi 2 b_kelompok 2
Tugas 2 psikologi 2 b_kelompok 2
 
MATERI GENRE LAMBAR.pptx
MATERI GENRE LAMBAR.pptxMATERI GENRE LAMBAR.pptx
MATERI GENRE LAMBAR.pptx
 
Nia makalah promkes remaja
Nia makalah promkes remajaNia makalah promkes remaja
Nia makalah promkes remaja
 
Proposal penelitian pendidikan
Proposal penelitian pendidikanProposal penelitian pendidikan
Proposal penelitian pendidikan
 
BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)
BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)
BAYI TABUNG (NORMA DUALLO)
 
Nia makalah promkes remaja
Nia makalah promkes remajaNia makalah promkes remaja
Nia makalah promkes remaja
 
Kursus
KursusKursus
Kursus
 
Modul 6 kb 1
Modul 6 kb 1Modul 6 kb 1
Modul 6 kb 1
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
 
Gen re dithanrem
Gen re   dithanremGen re   dithanrem
Gen re dithanrem
 
GENRE.pptx
GENRE.pptxGENRE.pptx
GENRE.pptx
 
1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya
 
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docxMakalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
Makalah-Kesehatan-Reproduksi-wanita.docx
 
MAKALAH baru 2.docx
MAKALAH baru 2.docxMAKALAH baru 2.docx
MAKALAH baru 2.docx
 
Makalah TIK yoga
Makalah TIK yogaMakalah TIK yoga
Makalah TIK yoga
 
Bimbingan Konseling Untuk Optimalisasi Perkembangan Moral Remaja
Bimbingan Konseling Untuk Optimalisasi Perkembangan Moral RemajaBimbingan Konseling Untuk Optimalisasi Perkembangan Moral Remaja
Bimbingan Konseling Untuk Optimalisasi Perkembangan Moral Remaja
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 

Recently uploaded (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 

Norma dan Praktik Budaya Pernikahan Dini di Indonesia

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Uraian Materi FENOMENA PERNIKAHAN DINI DI IN-DONESIA Apa yang bisa saudara paha-mi dari gambar di atas? Anda pasti sependapat bahwa gambar tersebut menceritakan sebuah hikayat per-kawinan pada suatu masa yang lalu. Untuk lebih memerkaya pe-mahaman Anda tentang Penomena Pernikahan Dini Di Indonesia. coba identifikasi masalah penting yang ter-kandung di dalam gambar ini.? kemu-dian tuliskan pada kolom berikut ini: 1………………………………………………………… ………………………………………………………..... 2. ……………………………………………………… ……………………………………………………….... 3. ……………………………………………………… ……………………………………………………….... Usia muda adalah anak yang ada pada masa peralihan diantara masa anak-anak dan masa dewasa dimana anak-anak mengalami perubahan ce-pat di segala bidang. Mereka bukan lagi anak-anak, baik bentuk badan, sikap dan cara berpikir dan bertindak, tetapi bukan orang dewasa yang telah matang Secara tradisional masa muda dianggap sebagai “badai dan tekanan” yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Hal tersebut tentu tak lepas dan sangat dipengaruhi oleh budaya yang berkembang di masyarakat bah-wa wanita tak boleh sampai terlambat menikah, atau mempunyai alasan jika dinikahkan dengan orang yang sudah berada, tak perlu khawatir masa de-pannya akan terpuruk. Oleh karena itu banyak anak – anak usia remaja pun sudah di nikahkan. Bahkan ada budaya perjodohan sejak anak perempuan be-lum lulus SD atau masih SMP. Namun saat ini, alasan budaya tidak semata – mata sebagai alasan utama keluar-ga menikahkan anak perempuannya saat masih belia . , tapi jugkarena ingin memperbaiki ekonomi dan keluar dari kemiskinan dan sisanya karena status sosial (Lubis, 2012). Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 3
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Secara umum, perkawinan usia anak ini tidak terlepas dari beberapa faktor yang memengaruhi yaitu : • Tradisi lama yang sudah turun temurun yang menganggap perkawinan pada usia anak-anak sebagai suatu hal yang wajar. Dalam masyarakat Indonesia, bila anak gadisnya tidak segera memperoleh jodoh, orang tua merasa malu karena anak ga-disnya belum menikah. • Budaya eksploitatif terhadap anak, yang membuat anak tidak ber-daya menghadapi kehendak orang dewasa, baik orang tuanya yang menginginkan perkawinan itu, maupun orang yang mengawini. Ada yang mengeksploitasi anak atas nama ekonomi atau materi, ada yang karena gengsi atau har-ga diri bisa mengawinkan anakn-ya dengan orang yang dianggap terpandang tanpa memperdulikan apakah calon suami anaknya sudah beristri atau belum, apakah anak perempuannya sudah siap secara fisik, mental dan sosial ataukah belum. Ada yang mengeksploitasi anak karena mental hedonis, men-cari kesenangan pada banyak hal termasuk poligami dengan anak-anak di bawah umur. Ada pula yang karena kelainan mental, pedophilis. Alasan lain bahkan mengeksploi-tasi anak atas nama agama, wa-laupun banyak tokoh agama telah tegas menyatakan bahwa perkaw-inan pada usia anak bukanlah aja-ran agama. • Secara hukum perkawinan usia anak dilegitimasi oleh Un-dang- undang R.I Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Un-dang- undang ini memperboleh-kan anak berusia 16 tahun untuk Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 4
  • 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan menikah, seperti disebutkan dalam pasal 7 ayat 1, “Perkawinan han-ya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai 19 (sembilanbelas) ta-hun, dan pihak wanita sudah men-capai 16 (enambelas) tahun.” Pasal 26 UU R.I Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, orang tua diwajibkan melindungi anak dari perkawinan dini, tetapi pasal ini, sebagaimana UU Perkawinan, tanpa ketentuan sanksi pidana se-hingga ketentuan tersebut nyaris tak ada artinya dalam melindungi anak-anak dari ancaman perkaw-inan dini. Fenomena pernikahan pada usia anak dibeberapa daerah tidaklah jauh berbeda mengingat fakta per-ilaku seksual remaja yang melakukan hubungan seks pra-nikah sering be-rujung pada pernikahan dini serta kul-tur masyarakat Indonesia yang masih memosisikan anak perempuan sebagai warga kelas kedua dan ingin memper-cepat perkawinan dengan berbagai alasan ekonomi dan sosial. Anggapan pendidikan tinggi tidak penting bagi anak perempuan dan stigma negat-if terhadap status perawan tua. Posisi tersebut dalam perspektif kesetaraan dan keadilan gender berarti telah me-marginalkan pihak perempuan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, salah satu penyebab pernika-han bawah umur adalah karena dipak-sa orang tua. Hal tersebut memang sering terjadi. Perjodohan yang diter-ima anak dengan keterpaksaan bukan hanya menimbulkan dampak buruk bagi psikologisnya, tapi juga keseha-tannya. Ancama depresi pun dapat menyerangnya Melakukan pernikahan tan-pa kesiapan dan pertimbangan yang matang dari satu sisi dapat mengind-ikasi sikap tidak appresiatif terhadap makna nikah dan bahkan lebih jauh bisa merupakan pelecehan terhadap kesakralan dalam pernikahan. Faktor yang Memicu Terjadinya Fenomena Pernikahan Dini : • Faktor Lingkungan • Faktor Ekonomi I. Faktor Lingkungan Alasan orang tua segera menikah-kan anaknya dalam usia muda adalah untuk segera mempersatukan ikatan kekeluargaan antara kerabat mempelai laki-laki dan kerabat mempelai perem-puan yang mereka inginkan bersama. Keinginan adanya ikatan tersebut akan membawa keuntungan-keuntungan bagi kedua belah pihak, yaitu dimana mempelai laki-laki setelah menikah tinggal di rumah mertua serta anak laki-laki tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bantuan tenaga kerja bagi Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 5
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan mertuanya. Dimana perkawinan tersebut dilatar belakangi oleh pesan dari orang tua yang telah meninggal dunia (orang tua mempelai perempuan atau orang tua mempelai laki-laki) yang sebel-umnya diantara mereka pernah men-gadakan perjanjian sebesanan agar tali persaudaraan menjadi kuat. Selain itu untuk memelihara kerukunan dan kedamaian antar kerabat dan untuk mencegah adanya perkawinan dengan orang lain yang tidak disetujui oleh orang tua atau kerabat yang bersang-kutan dengan dilaksanakannya per-kawinan tersebut. 2. Faktor Ekonomi Untuk lebih memerkaya pe-mahaman Anda tentang Faktor yang Memicu Terjadinya Fenomena Per-nikahan, coba analisa kedua gambar diatas, dan tuliskan persepsi anda pada kolom di bawah ini. 1………………………………………………………… …………………………………………………………… …………................................................................ 2. ……………………………………………………… …………………………………………………………… …………................................................................ Sekarang, cocokkan jawaban Saudara dengan uraian berikut di bawah ini Alasan orang tua menikahkan anaknya dalam usia muda dilihat dari faktor ekonomi adalah sebagai berikut: a. Untuk sekedar memenuhi kebutu-han atau kekurangan pembiayaan hidup orang tuanya, khususnya orang tua mempelai wanita. Sebab menyelenggarakan perkawinan anak-anaknya dalam usia muda ini, akan diterima sumbangan-sum-bangan berupa barang, bahan, ataupun sejumlah uang dari han-dai taulannya yang dapat diper-gunakan selanjutnya untuk me-nutup biaya kebutuhan kehidupan sehari-hari untuk beberapa waktu lamanya. b. Untuk menjamin kelestarian atau-pun perluasan usaha orang tua mempelai laki-laki dan orang tua mempelai perempuan sebab den- Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 6
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan gan diselenggarakannya perkaw-inan anaknya dalam usia muda di-maksudkan agar kelak si anak dari kedua belah pihak itu yang sudah menjadi suami istri, dapat menja-min kelestarian serta perkemban-gan usaha dari kedua belah pihak orang tuanya, dimana usaha-usaha tersebut merupakan cabang usaha yang saling membutuhkan serta saling melengkapi. Bahkan setelah perkawinan usia muda tersebut terjadi, lazimnya langkah-langkah pendekatan sudah mulai diambil, sedemikian rupa sehingga kedua cabang usaha tersebut berkem-bang menjadi satu usaha yang leb-ih besar. 3. Faktor Sosial Di dalam melangsungkan suatu perkawinan, di sini wanita tidak mengukur usia berapa dia dapat melangsungkan pernikahan. Hal ini berdasarkan pada suatu krite-ria yaitu apakah dia sudah men-capai tingkat perkembangan fisik tertentu. Kenyataan tersebut disebabkan karena hukum adat itu tidak mengenal batas yang tajam antara seseorang yang su-dah dewasa dan cakap hukum ataupun yang belum. Di mana hal tersebut berjalan sedikit demi sedikit menurut kondisi, tempat, serta lingkungan sekitarnya. Di sini yang dimaksud sudah dewasa adalah mencapai suatu umur ter-tentu sehingga individu yang ber-sangkutan memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri antara lain : a) Sudah mampu untuk menja-ga diri. b) Cakap untuk mengurus harta benda dan keperluan sendi-ri. c) Cakap untuk melakukan segala pergaulan dalam kehidupan kemasyarakatan serta mem-pertanggungjawabkan se-gala- galanya sendiri. 4. Faktor Agama Agama untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manu-sia sepanjang zaman. Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia juga disertai dengan pedoman agama, hal ini untuk menjaga agar manusia tidak hancur ke dalam perbuatan dosa, dan dis-amping itu juga dibekali oleh akal sebagai alat untuk berpikir dan menalar segala permasala- Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 7
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan han yang dihadapinya, salah satunya aspek yang diatur oleh agama adalah lembaga perkaw-inan. Lembaga perkawinan juga mempunyai andil besar dalam pernikahan seseorang. Tugas yang seharusnya dilakukan ada-lah menikahkan anak- anak yang sudah mempunyai kecukupan umur dan mempunyai kesiapan secara psikologis serta mempu-nyai kemampuan secara finan-sial yang bisa menunjang ke-hidupan rumah tangganya esok. 5. Faktor Pendidikan Rendahnya tingkat pen-didikan menjadikan para remaja tidak mengetahui berbagai dampak negatif dari pernikahan anak. Dengan demikian meraka menikah tanpa memiliki bekal yang cukup. Tentang dampak bagi kes-ehatan reproduksi, mereka ten-tu tidak tahu. Untuk itu perlu sosialisasi dampak negatif ini, karena rata-rata mereka hanya lulusan SD. Padahal pentingnya untuk memberikan pendidikan seks mulai anak berusia dini. Hal ini bertujuan agar anak nantin-ya setelah dewasa mengetahui betul perkembangan reproduk-si mereka, bagaimana menjaga kesehatan reproduksi mereka, dan kapan atau pada usia bera-pa mereka sudah bisa meman-taskan diri untuk siap melakukan hubungan yang sehat. 6. Faktor Budaya Factor budaya juga turut mengambil andil yang cukup besar, karena kebudayaan ini di-turunkan dan sudah mengakar layaknya kepercayaan. Dalam budaya setempat mempercayai apabila anak perempuannya tidak segera menikah, itu akan mema-lukan keluarga karena dianggap tidak laku dalam lingkungannya. Atau jika ada orang yang secara finansial dianggap san-gat mampu dan meminang anak mereka, dengan tidak meman-dang usia atau status pernikahan, kebanyakan orang tua menerima pinangan tersebut karena be-ranggapan masa depan sang anak Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 8
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan akan lebih cerah, dan tentu saja ia diharapkan bisa mengurangi be-ban sang orang tua. Tak lepas dari hal tersebut, tentu saja banyak dampak yang tidak terpikir oleh mereka sebelumnya. Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kesehatan Reproduksi. Perempuan yang menikah dibawah umur 20 tahun mempunyai resiko ter-hadap alat reproduksinya karena pada masa remaja ini, alat reproduksinya be-lum matang untuk melakukan fungsin-ya. Rahim (uterus) baru siap melaku-kan fungsinya setelah umur diatas 20 tahun sampai dengan usia 35 tahun, karena pada masa ini fungsi hormonal melewati masa yang maksimal. Pada usia 14-18 tahun, perkemban-gan otot-otot rahim belum cukup baik kekuatan dan kontraksinya sehing-ga jika terjadi kehamilan rahim dapat rupture (robek). Pada usia 14-19 tahun, sistem hor-monal belum stabil, kehamilan menja-di tak stabil mudah terjadi pendarahan dan terjadilah abortus atau kematian janin. Usia kehamilan terlalu dini dari persalinan memperpanjang rentang usia reproduksi aktif. Beberapa resiko yang bisa timbul dari kehamilan diusia dini Jelaskan Apa persepsi Anda terhadap gambar di atas, dan tuliskan secara singkat persepsi tersebut pada kolom berikut ini ! ............................................................................... ............................................................................... ............................................................................... ............................................................................... ……………………………………………………………. .............…………………………………………………. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 9
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Setelah mencermati gambar di atas, sekarang apa yang ada dalam pikiran Anda hubungannya dengan kehami-lan diusia dini. Beberapa resiko yang bisa timbul dari kehamilan diusia dini: 1. Kanker Leher Rahim Perkawinan dalam usia muda mer-upakna salah satu factor yang menyebabkan penyakit kegana-san. 2. Resiko Tinggi Ibu Hamil Dilihat dari segi kesehatan, pas-angan usia muda dapat ber-pengaruh pada tingginya angka kematian ibu yang melahirkan, kematian bayi serta berpengaruh pada rendahnya derajat kesehatan ibu dan anak. Menurut ilmu kesehatan, bah-wa usia yang kecil resikonya dalam melahirkan adalah antara usia 20-35 tahun, artinya melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun mengandung resiko tinggi. Ibu hamil usia 20 tahun ke bawah sering mengalami prematuritas (lahir sebe-lum waktunya) besar kemungkinan ca-cat bawaan, fisik maupun mental , ke-butaan dan ketulian. Pengaruh sosial budaya terhadap kesehatan reproduksi remaja Kelompok kaum muda termasuk remaja menghadapi berbagai risiko yang berkaitan dengan kesehatan re-produksinya, misalnya kehamilan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi yang tidak aman, infeksi PMS (Penyakit Menular Seksual) atau HIV, dan kekerasan seksual. Risiko kesehatan reproduksi remaja tersebut dipengaruhi oleh berb-agai faktor yang saling berhubungan, misalnya tuntutan untuk kawin muda dan hubungan seksual, akses terhadap pendidikan, kesetaraan jender (ber-hubungan dengan jenis kelamin), ke-kerasan seksual, serta pengaruh media massa dan gaya hidup masakini. Faktor sosial budaya (norma bu-daya) yang berkaitan dengan perbe-daan jender dan hubungan seksual Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 10
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan ternyata dapat meningkatkan risiko kesehatan reproduksi remaja. • Di beberapa negara, seperti In-dia, praktik perkawinan yang diatur orang tua pada gadis di bawah usia 14 tahun masih san-gat umum. • Hubungan seksual terjadi pada gadis 9 sampai 12 tahun karena banyak pria dewasa mencari ga-dis muda sebagai pasangan sek-sual untuk melindungi diri mer-eka sendiri terhadap penularan penyakit PMS/ HIV. • Di beberapa budaya, pria muda diharapkan untuk memperoleh hubungan seks pertama kalinya dengan pekerja seks komersial (PSK). • Remaja, terutama putri sering kali dipaksa untuk berhubungan seks. Di Uganda misalnya, 40% siswi sekolah dasar yang dipilih secara acak melaporkan telah dipaksa untuk berhubungan seks. • Di Sub-Sahara Afrika, pengala-man berhubungan seks pertama bagi beberapa remaja putri ada-lah dengan ”Om Senang” yang memberikan pakaian, biaya se-kolah, dan buku sebagai imbalan atas jasa seks yang diberikan. • Di negara berkembang, di an-tara jutaan anak yang hidup dan bekerja di jalanan banyak terli-bat dalam survival sex (seks demi bertahan hidup). Mereka menu-kar seks dengan makanan, uang, jaminan keamanan, ataupun obat-obat terlarang. Contohnya, di kota Guatemala, ditemukan 40% dari 143 anak jalanan yang diteliti melakukan hubungan seks pertama dengan orang yang ti-dak dikenal; semua berhubungan seks demi uang; semua pernah dianiaya secara seksual; dan 93% pernah terinfeksi PMS. • Di Thailand, diperkirakan 800 ribu PSK masih berusia di bawah 20 tahun (200 ribu di antaranya berusia di bawah 14 tahun). Be-berapa di antara mereka ”dijual” sebagai PSK oleh orang tuanya guna menghidupi anggota kelu-arga yang lain. Strategi pemecahan masalah untuk mengatasi permasalahan pernikah-an dini Pemerintah harus berkomitmen serius dalam menegakkan hukum yang berlaku terkait pernikahan anak di bawah umur sehingga pihak – pihak yang ingin melakukan pernikahan den-gan anak di bawah umur berpikir dua kali terlebih dahulu sebelum melaku-kannya. Selain itu, pemerintah harus semakin giat mensosialisasikan un- Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 11
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan dang – undang terkait pernikahan anak di bawah umur beserta sanksi – sanksi bila melakukan pelanggaran dan men-jelaskan resiko – resiko terburuk yang bisa terjadi akibat pernikahan anak di bawah umur kepada masyarakat, diharapkan dengan upaya tersebut, masyarakat tahu dan sadar bahwa per-nikahan anak di bawah umur adalah sesuatu yang salah dan harus dihindari. Upaya pencegahan pernikahan anak dibawah umur dirasa akan sema-kin maksimal bila anggota masyarakat turut serta berperan aktif dalam pence-gahan pernikahan anak di bawah umur yang ada di sekitar mereka. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat merupakan jurus terampuh sementa-ra ini untuk mencegah terjadinya per-nikahan anak di bawah umur sehingga kedepannya di harapkan tidak akan ada lagi anak yang menjadi korban akibat pernikahan tersebut dan anak – anak Indonesia bisa lebih optimis da-lam menatap masa depannya kelak. Berikut ini adalah upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pernikahan muda, yaitu: 1) Undang-undang perkawinan o Undang-undang negara kita telah mengatur batas usia per-kawinan. Dalam Undang-un-dang Perkawinan bab II pas-al 7 ayat 1 disebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak perempuan sudah men-capai umur 16 (enam belas ta-hun) tahun. o Kebijakan pemerintah dalam menetapkan batas minimal usia pernikahan ini tentunya melalui proses dan berbagai pertimbangan. Hal ini dimak-sudkan agar kedua belah pihak benar-benar siap dan matang dari sisi fisik, psikis dan mental. o Dari sudut pandang kedokter-an, pernikahan dini mempunyai dampak negatif baik bagi ibu maupun anak yang dilahirkan. Menurut para sosiolog, ditinjau dari sisi sosial, pernikahan dini dapat mengurangi harmonisa-si keluarga. Hal ini disebabkan oleh emosi yang masih labil, ge-jolak darah muda dan cara pikir yang belum matang. Melihat pernikahan dini dari berbagai Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 12
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan aspeknya memang mempunyai banyak dampak negatif. Oleh karenanya, pemerintah hanya mentolerir pernikahan diatas umur 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita. 2) Bimbingan kepada remaja dan kejelasan tentang sex education o Pendidikan seks atau pendi-dikan mengenai kesehatan re-produksi (kespro) atau istilah kerennya sex education sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang sudah beran-jak dewasa atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Ini pent-ing untuk mencegah biasnya pendidikan seks maupun pen-getahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan rema-ja. Materi pendidikan seks bagi para remaja ini terutama ditekankan tentang upaya un-tuk mengusahakan dan meru-muskan perawatan kesehatan seksual dan reproduksi serta menyediakan informasi yang komprehensif termasuk bagi para remaja. o Meninjau berbagai fenomena yang terjadi di Indonesia, aga-knya masih timbul pro-kontra di masyarakat, lantaran adan-ya anggapan bahwa membic-arakan seks adalah hal yang tabu dan pendidikan seks akan mendorong remaja untuk ber-hubungan seks. Sebagian besar masyarakat masih memandang pendidikan seks seolah sebagai suatu hal yang vulgar. 3. Memberikan penyuluhan kepada orang tua dan masyarakat. Memang mengubah suatu kepercayaan, dan budaya ma-sayarakat tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang lama. Namun penyuluhan ini sangatlah penting agar para orang tua dan masyarakat men-getahui dampak apa saja yang dapat ditimbulkan karena per-nikahan dini. Memang sebagian be-sar masyarakat atau orang tua segera menikahkan anaknya un-tuk melepas tanggung jawabnya untuk menfkahi sehingga dirasa dapat meringankan beban kel-uarga. Namun tanpa disadari, setiap satu remaja yang terje-rumus dalam pernikahan dini faktanya menyumbangkan ke-miskinan. Karena dalam usia dini, apalagi di pedesaan, para Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 13
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan penduduknya tidak mempu-nyai perbekalan pendidikan dan keahlian yang dapat menunjang masa depan mereka. Kenyataan pun juga menunjukkan mereka pada akhirnya mengikuti orang tua karena belum mempunyai biaya untuk membeli rumah sendiri. Tak jarang juga akhirnya banyak pengangguran. 4. Bekerja sama dengan tokoh agama dan masyarakat Kepercayaan atau penge-tahuan baru yang datang pada masyarakat yang sudah mem-punyai kebudayaan yang kuat biasanya sangat sulit untuk diterima oleh masyarakat terse-but. Oleh karena itu strategi per-lu dilakukan, pada awalnya kita dapat melakukan pendekatan pada tokoh agama atau tokoh masyarakat yang ada di daerah setempat. Setelah itu kita dapat melakukan kerja sama dengan tokoh agama dan tokoh mas-yarakat tersebut untuk men-yuluhkan hal- hal yang sudah diketahuinya pada masyarakat. Dengan demikian, sesuatu yang baru itu akan mudah diterima oleh masyarakat setempat. Ten-tu ini mempunyai andil yang cukup besar dalam pengambi-lan keputusan. Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 14