Perkawinan pada usia anak memiliki berbagai dampak negatif secara biologis, psikologis, sosial, dan dapat mengganggu harmoni pasangan serta menimbulkan dampak buruk pada anak-anak. Upaya pencegahan perlu dilakukan antara lain dengan sosialisasi hukum perkawinan, pengawasan orang tua, dan penanganan dampaknya.
2. Perkawinan merupakan fitrah
manusia dan sunatullah kehidupan yang
dilakukan oleh hambaNya yang tidak hanya
menyatukan antara laki-laki dan perempuan,
dua nama dan dua raga, tapi juga dua
hati,pikiran bahkan dua keluarga agar
terciptanya kehidupan keluarga antara
suami isteri dan anak-anak serta orang tua
untuk tercapainya suatu kehidupan yang
aman dan tentram (sakinah),pergaulan yang
saling mencintai (mawaddah) dan saling
menyantuni (rahmah)
2
3. Untuk mencapai
tujuan perkawinan
diperlukan adanya
kematangan dan
kedewasaan bagi
calon suami isteri
baik fisik, mental
maupun
kemampuan dalam
bidang ekonomi.
Jika ada surga di dunia,
maka surga itu adalah
pernikahan yang bahagia.
Pernikahan yang bahagia
itu didasari oleh
pernikahan yang penuh 3
4. Perkawinan di Usia Anak
• Usia anak yang dimaksud adalah usia seseorang yang belum
mencapai usia dewasa.
• Perkawinan usia anak adalah perkawinan di bawah usia yang
seharusnya belum siap untuk melaksanakan perkawinan.
• Usia terbaik untuk menikah bagi perempuan adalah 19
sampai dengan 25 tahun, sedangkan bagi laki-laki usia 20
sampai dengan 25 tahundan (Papalia dan Olds dalam buku Human
Development: 1995)
• Muhyidin dalam bukunya “Saat Yang Indah Untuk Menikah”:
saat-saat yang baik untuk menikah adalah antara usia 20
hingga 30 tahun baik ditinjau dari segi pengetahuan ilmiah,
kedokteran, psikologi maupun pendidikan moral dan akhlak
(Muhyidin,2005:343)
4
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya perkawinan di usia anak
• Secara Umum
1. Ekonomi
2. Pendidikan
3. Orang tua
4. Adat
5. Pergaulan Bebas
6. Ambisi
7. Hamil di luar Nikah
8. Media massa
5
6. Di Kabupaten Tapin
1. Aspek pandangan/pemikiran sebagian masyarakat yang setuju
dengan perkawinan usia anak
2. Aspek kebiasaan; keinginan sendiri, turun temurun, dan
berbagai anggapan di masyarakat
3. Aspek Pendidikan; tidak ada keinginan bersekolah, akibat
putus sekolah, pendidikan orang tua yang rendah, dan
pendidikan agama yang kurang
4. Aspek ekonomi; tidak ada biaya bersekolah, mengurangi
beban orang tua, tidak ada lagi yang membiayai dan melindungi,
serta merasa sudah punya pekerjaan
5. Aspek Lingkungan; karena kemauan orang tua, menghindari
hal-hal negatif dan tindak kejahatan, kurangnya pengawasan
orang tua dan tersedianya fasilitas yang mendukung pergaulan
bebas, pengaruh media cetak dan elektronik, serta
bantuan/dukungan dalam meninggikan usia calon pengantin
6
7. DAMPAK PERKAWINAN DI
USIA ANAK
1. Dampak Biologis
Secara biologis pada wanita usia di bawah
20 tahun, alat-alat reproduksinya masih
dalam proses menuju kematangan
sehingga belum siap untuk melakukan
hubungan seks dengan lawan
jenisnya,apalagi jika sampai hamil dan
melahirkan.Jika dipaksakan justeru akan
terjadi trauma,perobekan yang luas dan
infeksi yang akan membahayakan organ
reproduksinya bahkan membahayakan
jiwa.
2. Dampak Psikologis
Secara Psikis usia anak/remaja juga belum
siap dan mengerti tentang hubungan
seks,sehingga akan menimbulkan trauma
berkepanjangan.Anak akan murung dan
menyesali hidupnya yang berakhir pada
perkawinan yang dia sendiri tidak mengerti
atas putusan tersebut. Selain itu, ikatan
perkawinan akan menghilangkan hak anak
untuk memperoleh pendidikan,hak bermain
dan menikmati waktu luangnya sebagai
anak.
7
8. 3. Dampak Sosial
Dampak sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya dalam
masyarakat yang menempatkan perempuan pada posisi yang rendah dan
hanya dianggap sebagai pelengkap saja, sehingga dapat menimbulkan
berbagai masalah sosial seperti tindakan aborsi ataupun lainnya
4. Dampak terhadap keharmonisan pasangan
Pasangan yang melangsungkan perkawinan di usia anak belum bisa
memenuhi dan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai suami isteri. Hal
tersebut timbul dikarenakan belum matangnya fisik maupun mental
keduanya yang cenderung memiliki sifat egois, sehingga sering terjadi
pertengkaran bahkan kekerasan dalam rumah tangga.
8
9. Banyaknya perkawinan anak berbanding lurus dengan tingginya angka
perceraian, sehingga jauh dari tujuan perkawinan itu sendiri. Di usia 16
tahun anak belum mampu berperan sebagai orang tua yang harus
bertanggung jawab mendidik anak, secara psikologis anak masih ingin
bermain bersama teman sebaya.
Perkawinan anak mengakibatkan putus sekolah karena harus menghidupi
keluarga ataupun dikeluarkan dari sekolah karena kehamilan tak
dikehendaki (KTD). Semakin muda usia kawin, maka semakin rendah pula
tingkat pendidikan yang dicapai anak.
9
10. 5. Dampak terhadap anak-anaknya
Pasangan yang melangsungkan perkawinan pada usia anak akan
membawa dampak pada anak-anaknya. Karena bagi wanita yang hamil di
bawah umur 20 tahun, akan mengalami ganguan pada kandungannya dan tak
jarang yang melahirkan anak yang premature dan kerdil
6. Dampak terhadap masing-masing keluarga
Perkawinan anak dianggap pula sebagai penyebab terjadinya
perputaran kemiskinan pada lingkup keluarga dikarenakan ketidak siapan
ekonomi dan seringkali tidak siap bekerja.
Apabila keadaan rumah tangga pasangan yang menikah pada usia
anak tidak bahagia dan akhirnya terjadi perceraian, ini akan berakibat pada
bertambahnya biaya hidup masing-masing keluarga, dan yang lebih parah
lagi akan memutuskan tali kekeluargaan diantara kedua belah pihak.
10
11. Dampak di Tapin
1. Aspek kesehatan; meliputi fisik, psikis, dan
spritual, yaitu belum matang atau siapnya alat
reproduksi, kurangnya kepedulian terhadap
anak, mudah goyah, serta tidak begitu siap
baik dalam berumah tangga maupun ajaran
agama.
2. Aspek Kesejahteraan; yaitu belum mandiri,
belum dapat menjalankan perannya dengan
baik, sering terjadi perselisihan dan
percekcokkan, kurang bahagia dan harmonis,
sehingga mudah terjadi perceraian.
11
12. Upaya Pencegahan
Terjadinya Perkawinan di usia Anak
• Antisipasi aspek
penyebab dengan;
penegakan sanksi,
mengintensifkan
sosialisasi Undang-
Undang Perkawinan
dan Penyuluhan
Dampak Perkawinan
Usia Anak, serta
pengawasan,
bimbingan, dan
pendidikan yang baik
khususnya dari orang
tua terhadap anak
• Mengatasi dampak
yang ditimbulkan
dengan; penundaan
kehamilan pasangan
kawin usia anak, serta
saran, nasehat,
bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak
terhadap mereka
12