1. NAMA : RIAN MEY SUDRAJAT
KELAS : MANAJEMEN D
NIM : 34021400125
`
2. Kedisiplinan
Pentingnya kedisiplinan
indikator-indikator kedisiplinan
Persaingan dan konflik
Kepuasan Kerja, stress dan frustasi
Cara Menegakkan Disiplin Kerja
3. Pentingnya Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang
menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial
yang berlaku.
Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi
perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit
perusahaan untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan
adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai
tujuannya.
MENU
5. • Tujuan dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat
kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus
jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang
bagi kemampuan karyawan.
6. • Teladan Pimpinan
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan
kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan
dan panutan oleh para bawahannya.
7. • Balas Jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut
mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa
yang akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan
terhadap perusahaan/pekerjaannya. Jika kecintaan
karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan
mereka akan semakin baik pula.
8. • Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya
kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat
manusia yang selalu merasa dirinya penting dan
minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya.
9. • Waskat
Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata yang
paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan.
Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi
perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya.
Hal ini berarti atasan harus selalu ada/hadir ditempat kerja agar
dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya
yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
10. • Sanksi Hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam
memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi
hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin
takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan,
sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan
berkurang.
11. • Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan
akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan.
Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk
menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai
dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.
12. • Hubungan Kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama
karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu
perusahaan. Hubungan-hubungan baik bersifat vertikal maupun
horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group
relationship, dan cros relationship hendaknya harmonis.
13. Disiplin Kerja
Disiplin kerja adalah suatu usaha dari
manajemen organisasi perusahaan untuk
menerapkan atau menjalankan peraturan
ataupun ketentuan yang harus dipatuhi oleh
setiap karyawan tanpa terkecuali.
14. • Disiplin Preventif, yaitu kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendorong para
karyawan agar mengikuti berbagai
standar dan aturan, sehingga
penyelewengan dapat dicegah.
15. • Disiplin Korektif, yaitu kegiatan yang
diambil untuk menangani pelanggaran
terhadap aturan-aturan yang mencoba
untuk menghindari pelanggaran-
pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif
sering berupa suatu bentuk hukuman dan
disebut tindakan pendisiplin.
16. • Disiplin Progresif, yaitu kegiatan
memberikan hukuman-hukuman yang
lebih berat terhadap pelanggaran-
pelanggaran yang berulang. Tujuan dari
disiplin progresif ini agar karyawan untuk
mengambil tindakan-tindakan korektif
sebelum mendapat hukuman yang lebih
serius.
17. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan
• Besar kecilnya pemberian kompensasi
• Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
• Apa tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan
pegangan
• Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
• Ada tidaknya pengawasan pimpinan
• Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan
• Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung
tegaknya disiplin
MENU
18. Persaingan dan Konflik
Persaingan dan konflik sering terjadi di antara
karyawan suatu perusahaan. Persaingan dan konflik terjadi
karena memapunyai tujuan yang sama, latar belakang
yang heterogen, sikap perasaaan yang sensitif, perbedaan
pendapat, dan salah paham.
MENU
19. Hal-hal yang menyebabkan persaingan
dan konflik, antara lain :
• Tujuan
• Ego Manusia
• Kebutuhan
• Perbedaan Pendapat
• Salah Paham
• Perasaan Dirugikan
• Perasaan Sensitif
20. Persaingan dan konflik memiliki dampak
positif dan negatif, yaitu :
• Dampak positif persaingan
– Evaluasi diri/introspeksi diri demi kemajuan.
– Moral kerja atau prestasi kerja akan meningkat.
– Mengembangkan diri demi kemajuan karena dorongan persaingan.
– Memotivasi dinamika organisasi dan kreativitas karyawan.
• Dampak negatif konflik
– Kerja sama kurang serasi dan harmonis diantara para karyawan.
– Memotivasi sikap-sikap emosional karyawan.
– Menimbulkan sikap apriori karyawan.
– Meningkatkan absen dan turnover karyawan.
– Kerusakan produksi dan kecelakaan semakin meningkat
21. • Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan
mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan,
dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan,
dan kombinasi di dalam dan di luar pekerjaan.
•Kepuasan kerja karyawan dipengaruhi faktor-faktor berikut :
• Balas jasa yang adil dan layak.
• Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian.
• Berat ringannya pekerjaan.
• Suasana dan lingkungan pekerjaan.
• Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan.
• Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya.
• Sifat pekerjaan monoton atau tidak.
BACK
22. • Stress Karyawan
Stress karyawan timbul akibat kepuasan kerja tidak terwujud dari
pekerjaannya. Stress karyawan perlu sedini mungkin diatasi
oleh pimpinan agar hal-hal yang merugikan perusahaan dapat diatasi.
•Faktor-faktor penyebab stress karyawan antara lain :
• Beban kerja yang sulit dan berlebihan.
• Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar.
• Waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai.
• Konflik antara pribadi dengan pimpinan atau sekelompok kerja.
• Balas jasa yang terlalu rendah.
•Masalah-masalah keluarga seperti anak, istri, mertua, dan lain-lain.
BACK
23.
24. Hal-hal yang Menunjang Kedisiplinan
• Ancaman : dalam rangka menegakkan kedisiplinan
kadang kala perlu adanya ancaman meskipun ancaman
yang diberikan tidak bertujuan untuk menghukum, tetapi
lebih bertujuan untuk mendidik supaya bertingkah laku
sesuai dengan yang kita harapkan.
• Kesejahteraan : untuk menegaskan kedisiplinan maka
tidak cukup dengan ancaman saja, tetapi perlu
kesejahteraan yang cukup yaitu besarnya upah yang
mereka terima, sehingga minimal mereka dapat hidup
secara layak.
25. Frustrasi
Stress karyawan yang tidak terselesaikan dengan baik
akan mengakibatkan timbulnya frustrasi. Frustrasi akan
menimbulkan perilaku yang aneh-aneh dari orang tersebut,
misalnya marah-marah, membanting telepon bahkan
memukul-mukul kepalanya.
BACK
26. • Ketegasan : jangan sampai kita membiarkan suatu
pelanggaran yang kita ketahui tanpa tindakan atau
membiarkan pelanggaran tersebut berlarut-larut tanpa
tindakan yang tegas.
• Partisipasi : dengan jalan memasukkan unsur partisipasi
maka para karyawan akan merasa bahwa peraturan
tentang ancaman hukuman adalah hasil persetujuan
bersama.
27. • Tujuan dan Kemampuan : agar kedisiplinan dapat
dilaksanakan dalam praktek, maka kedisiplinan
hendaknya dapat menunjang tujuan perusahaan serta
sesuai dengan kemampuan dari karyawan.
• Keteladanan Pimpinan : mempunyai pengaruh yang
sangat besar dalam menegakkan kedisiplinan sehingga
keteladanan pimpinan harus diperhatikan.
28. Cara Menegakkan Disiplin Kerja
• Disiplin Harus Ditegakkan Seketika : Hukuman
harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah
terjadi pelanggaran. Jangan sampai terlambat,
karena jika terlambat akan kurang efektif.
• Disiplin Harus Didahului Peringatan Dini :
Dengan peringatan dini dimaksudkan bahwa
semua karyawan harus benar-benar tahu secara
pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan
dan mana yang tidak.
MENU
29. • Disiplin Harus Konsisten : Konsisiten artinya
seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran
akan diganjar hukuman yang sama. Jangan
sampai terjadi pengecualian, mungkin karena
alasan masa kerja telah lama, punya
keterampilan yang tinggi atau karena
mempunyai hubungan dengan atasan itu
sendiri.
30. • Disiplin Harus Impersonal : Seorang atasan sebaiknya
jangan menegakkan disiplin dengan perasaa marah atau
emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya
atasan menunggu beberapa menit agar rasa marah dan
emosinya reda sebelum mendisiplinkan karyawan
tersebut. Pada akhir pembicaraan sebaiknya diberikan
suatu pengarahan yang positif guna memperkuat jalinan
hubungan antara karyawan dan atasan.
31. • Disiplin Harus Setimpal : Hukuman itu setimpal artinya
bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan tindak
pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan
juga tidak terlalu berat. Jika hukuman terlalu ringan,
hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku
pelanggaran dan jika terlalu berat mungkin akan
menimbulkan kegelisahan dan menurunkan prestasi.