SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
NAMA : RISKI DAHLIA ARITONANG
NIM : 11150567
KELAS : 7 N MSDM
DOSEN PENGAMPU :ADE FAUJI SE.MM
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin,
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah dengan judul “Evaluasi Kinerja dan Kompensasi” ini disusun dengan
tujuan untuk melengkapi tugas semester ganjil mata kuliah . Melalui makalah ini,
saya berharap agar saya dan pembaca mampu mengenal lebih jauh mengenai
evaluasi bekerja.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam proses penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen Mata kuliah saya,
yaitu Ibu Ade Fauji, SE, MM. yang bersedia membimbing dan mengarahkan saya
dalam penyusunan makalah ini.
Saya berharap agar makalah yang telah saya susun ini dapat memberikan inspirasi
bagi pembaca dan penulis yang lain. Saya juga berharap agar makalah ini menjadi
acuan yang baik dan berkualitas bagi pembaca.
DAFTAR ISI
BAB 1
1. PENDAHULUAN
1.1. Penilian Prestasi Kerja
īļ Menajemen Kinerja
Menajemen Kinerja adalah suatu proses manajerial mengenai perencanaan, evaluasi
dan penilaian kinerja perangkat organisasi untuk mewujudkan tujuan organisasi.
īļ Penilaian Kinerja
Penilaian Kinerja adalah Penilaian Kinerja atau dalam bahasa Inggris disebut dengan
Performance Appraisal adalah Evaluasi sistematis terhadap kinerja karyawan dan
untuk memahami kemampuan karyawan tersebut sehingga dapat merencanakan
pengembangan karir lebih lanjut bagi karyawan yang bersangkutan.
īļ Prestasi Kerja
Penfertian prestasi kerja adalah kegiatan dan hasil kerja yang dicapai atau ditunjukan
oleh seseorang didalampelaksanaan tugas pekerjaan. Dapat dikatakan pula bahwa
perestasi kerja merupakan perwujudan atau penampilan dalam melaksanakan
pekerjaan.
īļ Penilaian Prestasi Kerja
Pengertian penilaian kerja adalah penilaian kinerja adalah tinjauan formal dan
evaluasi.
īļ Pengembangan
pengembangan manajemen kinerja yang efektif itu sendiri diharapkan akan mampu
memperbaiki sistem manajemen yang kurang baik.
īļ Motivasi
Motivasi berasal dari kata dasar ‘motif’ yang memiliki arti kebutuhan, keinginan atau pendorong
dalam diri seseorang. Ini bisa diartikan sebagai proses atau tindakan menginspirasi orang untuk
mencapai tujuan. Pada latarbelakang tujuan pekerjaan ada beberapa faktor psikologis yang
memotivasi perilaku masyarakat / karyawan diantaranya:
1. Kepuasan kerja
2. Pencapaian / achievement
3. Kebutuhan ekonomi
4. Nilai menghormati
īļ Perencanaan SDM
proses analisis dan identifikasi yang dilakukan organisasi terhadap kebutuhan akan
sumber daya manusia, sehingga organisasi tersebut dapat menentukan langkah yang
harus diambil guna mencapai tujuannya
īļ Komunikasi
Komunikasi merupakan menyebarkan atau memberitahukan. Jadi menurut asal
katanya, komunikasi berarti menyebarkan atau memberitahukan informasi kepada
pihak lain guna mendapatkan pengertian yang sama.
īļ Keadilan
keadilan adalah suatu kondisi tidak berat sebelah atau pun seimbang, yang sepatutnya
tidak diputuskan dengan cara yang sewenang – wenang (Poerwadarminta, 2007).
Keadilan selalu menjadi kebutuhan setiap manusia.
īļ Validasi
Validasi diartikan sebagai suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai
bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme
yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil
yang diinginkan.
1.2. Kegunaan Penilaian
īļ Perbaikan Prestasi Kerja
īļ Penyesuaian-penyesuaian Kompensasi
īļ Keputusan Penempatan
īļ Keputusan Penempatan
īļ Keputusan Penempatan
īļ Penyimpangan proses staffing
īļ Ketidak Akuratan Informasi
īļ Kesalahan Desain Pekerjaan
īļ Kesenpatan Kerja Yang Adil
īļ Tantangan Exsternal
1.3. Persiapan Prestasi Kerja Prestasi
Penilaian hendaknya memeberikan suatu gambaran akurat mengenai prestasi kerja karyawan,
untuk mencapai tujuan ini system-sistem penulisan harus berhubungan dengan pekerjaan,
praktis, menggunakan standar-standar yang dapat diandalkan.
1.4. Metode –Metode Penilaian Kinerja
īļ Metode “skala peringkat”
īļ Metode “checklist
īļ Metode pilihan terarah
īļ Metode insiden kritikal
īļ Skala peringkat yang dikaitkan dengan perilaku
īļ Metode evaluasi lapangan
īļ Tes danobservasi
īļ Pendekatan
īļ pendekatan yang bersifat komparatif
1.5 Macam- Macam Penilaian
īļ hasil belajarolehpendidikmenggunakanberbagai teknikPenilaianberupates, observasi,
penugasan perseorangan atau kelompok.
īļ Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
īļ Teknikobservasi ataupengamatandilakukanselamapembelajaranberlangsungdan/atau
di luar kegiatan pembelajaran.
īļ Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah
dan / atau proyek.
1.6. Pemberian Poit
īļ TEMPLATE "Contoh Penilaian Kinerja Karyawan" ini dibuat untuk Para Praktisi
SDM di dalam Perusahaan (misal : HRD Mgr,Supervisor SDM,Training Mgr,
Direktur SDM, serta Para Karyawan/Staff) yang banyak erat kaitannya dengan
masalah-masalah SDM di dalam Perusahaan.
īļ PENILAIAN PRESTASI KERJA ( P P K )NAMA KARYAWAN :
DEPARTEMEN / BAGIAN : MASA KERJA FOR : HEAD OFFICEN.I.K :
JABATAN : â€Ļ.. Tahun ...â€Ļ. Bulan NILAI AKHIR (TOTAL) : #REF!
KEHADIRAN SAKIT IJIN TERLAMBAT ALPA / MANGKIR KARYAWAN
â€Ļâ€Ļâ€Ļ.Hari/ Periode PPK â€Ļâ€Ļâ€Ļ.Kali/ Periode PPK â€Ļâ€Ļâ€Ļ.Kali/ Periode PPK
â€Ļâ€Ļâ€Ļ.Hari/ Periode PPK NILAI AKHIR (Huruf) : B ASPEK ISTIMEWA
MEMUASKAN CUKUP BURUK BURUK SEKALINo. NILAI PENILAIAN 90
~ 100 75 ~ 89,99 60 ~ 74,99 40 ~ 59,99 < 4001 KREATIFITAS Selalu melihat
persoalan dari be- Umumnya melihat persoalan dari Berusaha melihat persoalan
dari Jarang sekali menghasilkan gaga- Tidak pernah menghasilkan ga- ( 1 Point )
berapa segi
īļ ASPEK ISTIMEWA MEMUASKAN CUKUP BURUK BURUK SEKALINo.
NILAI PENILAIAN 90 ~ 100 75 ~ 89,99 60 ~ 74,99 40 ~ 59,99 < 40 IN FOR
MA S I Bagi Peminat.
1.7. Perbandingan Dengan Karyawan Lain
īļ Karyawan akan mengikuti jalan yang ada, pengusaha akan mencari jalan.
īļ Karyawan bertindak, pengusaha mendengar.
īļ Karyawan mengambil sedikit risiko, pengusaha lebih berani mengambil
risiko.
īļ Karyawan memiliki kemampuan yang dalam, pengusaha lebih generalis.
īļ Karyawan menyukai liburan karena ia tidak perlu bekerja, pengusaha
menyukai liburan karena mereka dapat bekerja seharian tanpa mengalami
gangguan.
1.8. Penilaian Diri Sendiri
ecara umum penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif
terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri
di pembelajaran menurut Sharon K. Ferrett, antara lain:
īļ Menjadi mengerti bagimana cara belajar yang terbaik
īļ Dapat berkarya dengan potensi kekuatan yang dimiliki dan bersifat alami
īļ Belajar untuk menyeimbangkan dan menyatukan gaya belajar yang di
sukai dengan gaya belajar yang lain
īļ Belajar untuk menggunakan pemikiran yang kritis .
BAB II
2.1. Menajemen Kompensasi
īļ Konsep Dasar Kompensasi
īƒ˜ Kompensasi
Kompensasi adalah pengaturan keseluruhan pemberian balas jasa bagi employers
maupun employees, bai ksecara langsung berupa uang (finansial) maupun yang
tidak langsung berupa uang (nonfinansial).
īƒ˜ Kompensasi Karyawan
Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima dapat berupa fisik maupun
non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada seseorang yang umumnya
merupakan objek yang dikecualikan dari pajak pendapatan. ... Jadi, Departemen
Personalia biasanya merancang dan mengadministrasikan kompensasi
karyawan.
2.2. Beberapa konsep
īļ Gaji
gaji adalah upah dari kerja yang dibayar dalam waktu yang tetap, atau balas
jasa yang diterima pekerja dalam bentuk uang berdasarkan waktu tertentu.
īļ Upah
upah adalah uang dan sebagainya yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai
pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu.
īļ Upah Intensip
penghasilan tambahan yang akan diberikan kepada para karyawan yang dapat
memberikan prestasi sesuai dengan yang telah ditetapkan.
īļ Benefit dan Service
kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang, langsung atau tidak langsung
yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Kompensasi berbentuk uang, artinya kompensasi dibayar dengan sejumlah uang kartal
kepada karyawan bersangkutan.
2.3. Komponen Sistem Kompensasi Total
2.4. Faktor – Factor yang Memengaruhi Kompensasi
īļ Produktivitas. Organisasi berkeinginan untuk memperoleh keuntungan baik berupa
material atau non-material.
īļ Kemampuan untuk Membayar. Pemberian kompensasi tergantung dari mampu untuk
membayar. Organisasi tidak memberikan kompensasi tidak melebihi kemampuannya.
īļ Kesediaan untuk Membayar. Kesediaan ini berpengaruh atas kebijaksanaan pemberian
kompensasi karyawannya.
īļ Suplai dan Permintaan Tenaga Kerja. Banyak tidaknya tenaga kerja di pasaran kerja,
dapat mempengaruhi pemberian kompensasi.
īļ Organisasi Karyawan. Adanya organisasi karyawan tersebu akan berpengaruh terhadap
kebijakan pemberian kompensasi.
īļ Peraturan dan Perundang-Undangan. Hal demikian akan membantu bidang perburuan
(karyawan). Peraturan tersebut jelas mempengaruhi sistem pemberian kompensasi bagi
setiap organisasi, baik pemerintah maupun swasta.
2.5. Langkah –langkah dalam Menentukan Upah dan Gaji
īļ Pendidikan
Gaji yang diberikanharus sesuai dengantingkatpendidikankaryawan,misalnyagaji
seorangsarjanaharus dibedakandenganyangbukansarjana.
īļ Pengalaman
Gaji yang diberikankepadaorangyangsudahmempunyai pengalamankerjatinggi harus
dibedakandenganorangyangbelumberpengalaman.
īļ Tanggungan
Gaji sudah dianggapadil bilabesarnyagaji bagi yangmempunyai tanggungankeluargayang
besardibedakandenganyangmempunyaitanggungankeluarga
yang kecil.
īļ Kemampuanperusahaan
Kemampuanperusahaanuntukmembayarkaryawannyajugaharus diperhitungkan.Bila
perusahaanmendapatkeuntungansebaiknyakaryawanjugadapatikutmenikmatimelalui
peningkatangaji,kesejahteraan,danlain - lain.
īļ Kondisi - kondisi pekerja
Bidangpekerjaanyangmemerlukanketelitiandankeahlianyangkhususharuslah
dibedakantingkatgajinyadenganpekerjayangmengerjakanpekerjaanbiasadan
sederhana.
2.6. Keputusan Kompensasi
īļ DASAR PENGGAJIAN
īļ URAIAN JABATAN (JOB DESCRIPTION)
īļ PERSYARATAN JABATAN (JOB SPESIFICATION)
īļ EVALUASI JABATAN (JOB EVALUATION)
īļ STRUKTUR GAJI
2.7. Faktor Factor yang Memengaruhi Kompensas
īļ Faktor Internal
īƒ˜ Kemampuan untuk Membayar
īƒ˜ Strategi Bisnis Perusahaan
īƒ˜ Evaluasi Pekerjaan dan Penilaian Kinerja
īƒ˜ Karyawan Perusahaan.
īļ Faktor External
īƒ˜ Pasar Tenaga Kerja
īƒ˜ Tarif
īƒ˜ Biaya Hidup
īƒ˜ Serikat Pekerja
īƒ˜ Pemerintah Beserta dengan Peraturan-Peraturannya
2.8 Evaluasi Pekerjaan
īļ Pengertian
adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang atau
sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai
dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu.27 Feb 2009.
Hasil evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk banyak penggunaan.
īļ Peningkatan kinerja
īļ Pengembangan SDM
īļ Pemberian kompensasi
īļ Program peningkatan produktivitas
īļ Program kepegawaian
īļ Menghindari perlakuan diskriminasi
2.9. Mengaharggai Pekerjaan Manajerial dan Frofesional
īļ Dalam suatu pekerjaan kita harus menghargai pekerjaannya karena merupakan suatu
hal yang paling utama dalam pekerjaan jika kita tidak menghargainya maka kita akan
malah menjadi bingung
īļ Karna pekerjaan mempunyai nilai kerja yang akan menghasilkan upah dari kerja
seseoramgatau perkelompok. nan pekerjaan tersebut membutuhkan kerja keras juga
pemikiran untuk mencapai hasil yang diinginkan. karena itulah pekerjaan harus
dihargai
Lalu, bagaimana cara kita membina hubungan baik dengan orang lain agar hidup kita menjadi
lebih menyenangkan?
īļ Saling membutuhkan
īļ SalingMenguntungkan
īļ SalingMengisi
īļ SalingMenguatkan
2.10. Teori yang dapat mejelaskan Pengaruh kompensasi
īļ Pekerjaan yang biasa ditemukan dalam faktanya dilapangan, Nampak dilaksanakan
sampai bertumpuk dan sulit untuk dilepaskan, karena seorang manajer akan menerima
permintaan informasi dari bawahan, rekan setingkat, atasan, atau pihak di luar lembaga
secara berkelanjutan. Pada sisi ini seorang manajer tentu harus bersikap tenang, focus dan
tidak menunda-nunda waktu dalam menyelesaikannnya.
īļ Pada kenyataannya, kegiatan yang harus ditangani beragam dan mengalami
keterputusan/kelalaian, karena mengalami banyak interupsi atau terselingi oleh hal-hal
yang lain. Karena itu, seorang manajer seharusnya dapat menerima kondisi ini serta rajin
mengingat-ingat kembali pekerjaan yang harus dilakukannya dalam satu hari tertentu.
īļ Beban tugas yang datang secara berkelanjutan dan membutuhkan penyelesaian segera
menjadikan pekerjaan manajerial cenderung bersifat reaktif.
īļ Interaksi intensif dengan rekan sejawat dan pihak luar harus sering dilakukan karena
seorang manajer harus bekerja dalam suatu lembaga serta membangun jejaring dengan
pihak luar yang mampu memberikan manfaat strategis.
īļ Karena pekerjaan manajerial membutuhkan interaksi langsung antar pribadi secara
intensif, maka komunikasi lisan harus sering dilakukan dan kemampuan melakukannya
menjadi amat penting.
īļ Proses penentuan keputusan sering kali bersifat politis karena harus mengakomodasikan
beragam aspirasi yang ada dan meminimalkan tingkat kekecewaan banyak pihak. Dengan
demikian, keputusan ditentukan tidak hanya berdasarkan analisis serta pertimbangan
yang bersifat teknis.
īļ Manajer sering kali menghadapi keadaan yang berubah dan tidak terduga sebelumnya
dan keadaan itu membutuhkan kemampuan berimprovisasi serta keluwesan. Karena itu,
perencanaan yang dilakukannya juga mungkin saja dilakukan tidak terlalu detil dan
formal agar dapat beradaptasi secara fleksibel dengan perubahan kondisi nyata.[15]
2.11. Sistem kompensasi
Ada dua pertimbangan kunci dalam sistem kompensasi yang efektif. Pertama, sistem
kompensasi harus adaptif (dapat beradaptasi) terhadap situasi, sehingga sistem harus
sesuadengan lingkungan dan mempertimbangkan tujuan, sumber daya, dan struktur organisasi.
Kedua, sistem kompensasi harus memotivasi para karyawan, sehingga sistem harus dapat
memuaskan kebutuhan para karyawan, dan memastikan adanya perlakuan yang adil terhadap
karyawan, serta memberikan penghargaan terhadap kinerja.
BAB III
3.1. Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
īļ Langkah-langkah Merumuskan Kebijakan dan Membuat Sistem Kompensasi
īƒ˜ Kompensasi
Kompensasi adalah apa yang seorang pekerja terima sebagai balasan dari pekerjaan yang
dilakukannya. Baik upah perjam ataupun gaji periodik yang di desain dan dikelola oleh bagian
personalia)
Dari beberapa uraian pendapat di atas jelas bahwa kompensasi mengandung cakupan yang lebih
luas daripada sekedar” Pemberian upah dan gaji”, namun mencakup balas jasa yang bersifat
financial maupun non financial yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya, Simamora
(1997 : 541). Kompensasi financial terdiri dari :
1. Kompensasi finansial langsung (Direct Financial Compencation), yang terdiri dari
bayaran (pay) yang diperoleh karyawan dalam bentuk gaji, upah, bonus, dan kompensasi
2. Kompensasi finansial tidak langsung (Indirect financial Compensation) disebut juga
tunjangan yang meliputi imbalan-imbalan finansial yang tidak tercakup dalam
kompensasi langsung.
Kompensasi adalah apa yang seorang pekerja terima sebagai balasan dari pekerjaan yang
dilakukannya. Baik upah perjam ataupun gaji periodik yang di desain dan dikelola oleh bagian
personalia)
Dari beberapa uraian pendapat di atas jelas bahwa kompensasi mengandung cakupan yang lebih
luas daripada sekedar” Pemberian upah dan gaji”, namun mencakup balas jasa yang bersifat
financial maupun non financial yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya, Simamora
(1997 : 541). Kompensasi financial terdiri dari :
1. Kompensasi finansial langsung (Direct Financial Compencation), yang terdiri dari
bayaran (pay) yang diperoleh karyawan dalam bentuk gaji, upah, bonus, dan kompensasi
2. Kompensasi finansial tidak langsung (Indirect financial Compensation) disebut juga
tunjangan yang meliputi imbalan-imbalan finansial yang tidak tercakup dalam
kompensasi langsung.
3.2 Sistem Kompensasi
īļ Gaji menjadi system perangsangan yang adil.
īļ Gaji merupakan imbalan atau jasa yang berkaitan seseorang kepada organisasi.
īļ Gaji merupakan perangsang untuk berbuat lebih banyak dan lebih baik, bukan sekedar
upah atas pekerjaan yang telah dilakukan.
īļ Gaji mempunyai kaitan langsung dengan biaya hidup.
īļ Gaji seimbang dengan apa yang diberikan oleh organisasi lain dalam wilayah geografis
yang sama untuk tingkat yang serupa.
īļ Gaji dibuat fleksibel dalam arti tidak terlalu sukar dengan perkembangan harga, fasilitas
hidup dan sebagainya.
īļ Gaji dilengkapi dengan perangsang lainnya seperti liburan dengan biaya organisasi,
fasilitas kendaraan, fasilitas perumahan dan sejenisnya.
3.3. Asas Kompensasi
Perusahaan harus memiliki Asas Kompensasi yang terdiri dari Asas Adil dan Asas Layak dan
Wajar
1. Asas Adil
ī‚ˇ Besarnya kompensasi yang dibayarkan kepada seluruh karyawan harus sesuai dengan
prestasi kerjanya, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung jawab, jabatan dan
memenuhi internal konsistensi.
2. Asas Layak dan Wajar
ī‚ˇ Besarnya kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi kebutuhan pada tingkat
normatif yaitu ideal, berdasarkan batas upah minimum dari pemerintah setempat dan
eksternal konsistensi yang berlaku.
Konsistensi internal adalah konsep penggajian yang relatif pada perusahaan tersebut
Konsistensi eksternal adalah tingkat relatif struktur penggajian pada perusahaan
dibandingkan dengan strultur penggajian yang berlaku di luar perusahaan
3.4. Tujuan Kompensasi
Selain beberapa fungsi di atas, jelas kompensasi mempunyai tujuan-tujuan positif. Pendapat para
pakar tentang tujuan pemberian kompensasi berbagai macam, namun pada prinsipnya sama.
Adapun tujuan kompensasi menurut H. Malayu S.P. Hasibuan (2002:120) adalah sebagai
berikut:
īļ Ikatan Kerja Sama
Dengan pemberian kompensasi terjadilah ikatan kerja sama formal antara majikan dengan
karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan
pengusaha/majikan wajib membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
īļ Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial dan
egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.
īļ Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk
perusahaan akan lebih mudah.
īļ Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya.
īļ Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang
kompetitif, maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn-over relatif kecil.
īļ Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar, maka disiplin karyawan semakin baik. Mereka
akan menyadari dan mentaati peraturan-peraturan yang berlaku.
īļ Pengaruh Serikat Buruh
Dengan program kompensasi yang baik, pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan
akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
īļ Pengaruh Pemerintah
Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku (seperti batas
upah minimum), maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.
3.4 Faktor yang Memengaruhi Kompensasi
īļ penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja
Kompensasi relatif kecil, Jika lowongan pekerjaan (permintaan) lebih sedikit dibandingkan
jumlah pencari kerja (penawaran) lebih banyak. Sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit
daripada lowongan pekerjaan, maka kompensasi relatif semakin besar.
īļ Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan
Tingkat kompensasi akan semakin besar apabila kesediaan dan kemampuan membayar
perusahaan semakin baik. Namun sebaliknya, Tingkat kompensasi akan relatif kecil jika
kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar kurang.
īļ Serikat Buruh/Organisasi Karyawan
Tingkat kompensasi biasanya akan semakin besar jika serikat buruh suatu perusahaan kuat dan
berpengaruh. Namun sebaliknya, apabila serikat buruh tidak kuat maka tingkat kompensasi
cenderung relatif kecil.
īļ roduktivitas Kerja Karyawan
Tingkat kompensasi semakin besar apabila produktivitas kerja karyawan baik dan banyak. Di sisi
lain, kompensasi relatif kecil jika produktivitasnya buruk dan sedikit.
īļ Pemerintah dengan Undang-undang dan Keppresnya
Pemerintah memiliki kewajiban untuk melindungi seluruh masyarakat (karyawan khususnya)
dari tindakan sewenang-wenang terutama oleh perusahaan dan pengusaha. Sehingga Pemerintah
dengan undang-undang dan keppres menetapkan besarnya batas upah/balas jasa minimum.
īļ Biaya Hidup
Tingkat kompensasi/upah biasanya akan semakin besar apabila biaya hidup di suatu daerah itu
tinggi. Sebaliknya, Tingkat kompensasi/upah biasanya akan semakin rendah bila biaya hidup di
suatu daerah itu rendah.
īļ Posisi jabatan Karyawan
Gaji/ kompensasi yang lebih besar akan diterima oleh karyawan yang menduduki jabatan lebih
tinggi. Karena seseorang karyawan dengan kedudukan yang semakin tinggi maka akan mendapat
tanggung jawab serta wewenang yang besar pula.
īļ Pendidikan dan Pengalaman Karyawan
Apabila seseorang/karyawan memiliki pendidikan yang tinggi dan pengalaman kerja yang lebih
lama, maka kecakapan serta keterampilannya lebih baik sehingga kompensasi akan semakin
besar.
īļ Kondisi Perekonomian Nasional
Tingkat upah/ kompensasi akan semakin besar jika perekonomian nasional sedang maju karena
mendekati kondisi full employmen. Sebaliknya jika suatu negara/daerah yang terdapat banyak
penganggur (disqueshed unemployment) perekonomiannya kurang maju dan tingkat upah
biasanya cenderung rendah.
īļ Jenis dan sifat Pekerjaan
Tingkat upah/ kompensasinya yang besar juga dipengaruhi oleh jenis dan sifat pekerjaan,
misalkan pekerjaan yang mempunyai resiko (finansial, keselamatan) yang besar, karena
membutuhkan kecakapan dan ketelitian di suatu bidang untuk mengerjakannya. Tetapi jika
pekerjaan tersebut mudah dan resikonya kecil biasanya tingkat kompensasi/upah akan semakin
rendah.
3.5. Program Pemberian Kompensasi
Beberapa sistem kompensasi yang biasa digunakan adalah sistem prestasi, sistem waktu,sistem
kontrak/borongan.
īļ Sistem Prestasi
Upah menurut prestasi kerja sering juga disebut dengan upah sistemhasil. Pengupahan dengan
cara ini mengaitkan secara langsung antara besarnya upah dengan prestasi kerja yang ditujukan
oleh karyawan yang bersangkutan. Sedikit banyaknya upah tersebut tergantung pada sedikit
banyaknya hasil yang dicapai karyawan dalam waktu tertentu. Cara ini dapat diterapkan bila
hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif. Cara ini dapat mendorong karyawan yang kurang
produktif menjadi lebih produktif. Cara ini akan sangat menguntungkan bagi karyawan yang
dapat bekerja cepat dan berkemampaun tinggi. Contoh kompensasi sistem hasil : per potong, per
meter, per kilo, per liter dan sebagainya.
īļ Sistem Waktu
Besarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu seperti Jam, Hari, Minggu, Bulan.
Besarnya Upah ditentukan oleh lamanya karyawan melaksanakan atau menyelesaikan suatu
pekerjaan. Umumnya cara ini digunakan bila ada kesulitan dalam menerapkan cara pengupahan
berdasarkan prestasi.
Kelemahan dari sistem waktu adalah :
īƒ˜ Mengakibatkan mengendornya semangat karyawan yang produktifitasnya tinggi
(di atas rata-rata ).
īƒ˜ Tidak membedakan usia, pengalaman, dan kemampuan karyawan.
īƒ˜ Membutuhkan pengawasan yang ketat agar karyawan sungguh- sungguh benerja.
īƒ˜ Kurang mengakui adanya prestasi kerja karyawan.
īƒ˜ Dapat mencegah hal- hal yang kurang diinginkan seperti pilih kasih, diskriminasi
maupun kompetisi yang kurang sehat.
īƒ˜ Menjamin kepastian penerimaan upah secara periodik.
īƒ˜ Tidak memandang rendah karyawan yang cukup lanjut usia.
īļ Sistem kontrak/ borongan
Penetapan besarnya upah dengan sistem kontrak / borongan didasarkan atas kuantitas, kualitas
dan lamanya penyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan kontrak perjanjian. Untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam kontrak juga dicantumkan ketentuan
mengenai “konsekuensi” bila pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan perjanjian baik
secara kuantitas, kualitas maupun lamanya penyelesaian pekerjaan. Sistem ini biasanya
digunakan untuk jenis pekerjaan yang dianggap merugikan bila dikerjakan oleh karyawan tetap
dan /atau jenis pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan oleh karyawan tetap.
BAB IV
4.1 Survey BenchMarking Kompensasi
īļ Survey Upah
Survey upah merupakan pengembangan dari Survei Upah, karena variabel yang dicakup
lebih rinci dari Survei Upah. Survei Upah hanya mengumpulkan data tentang jumlah
karyawan secara global dan upah karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari
mandor/pengawas secara keseluruhan tanpa memperhatikan jenis kelamin dan jenis
jabatan/pekerjaan.
4.2. Data yang Dicari dalam Survey
īļ Menjangkau Pasar yang Tepat
īļ Tentukan dan definisikan dasar, jangkauan, dan ukuran pasar Anda.
īļ Tentukan aspek-aspek pasar yang ingin Anda teliti.
īļ Cari tahulah di mana dan kapan Anda dapat menjangkau pelanggan di pasar Anda.
īļ Tentukan jenis survei yang akan digunakan.
īļ Pertimbangkan platform survei daring.
4.4. Tahapan Mengikuti Selaray survey
īļ ‘Mengintip’ rekening tabungan
īļ Merayakan hari gajian
īļ Mengalihkan mata ketika mengambil uang
īļ . Gesek kartu debit sana-sini
īļ Membuka semua situs online, kecuali akun bank
īļ Mencoba menghitung saldo akhir di kepala
īļ Mulai memikirkan ide untuk dapat uang tambahan
īļ Pasrah dengan sisa uang
4.5. Survei Struktur Upa
Survei Struktur Upah ini merupakan survei tahunan BPS yang dilaksanakan pada bulan Juli.
Survei ini sendiri dimulai pada tahun 2001 dan biasanya pelaksanaan lapangannya bersamaan
dengan Survei Upah triwulan II (Keadaan bulan Juni).
Survei Struktur Upah ini merupakan pengembangan dari Survei Upah, karena variabel yang
dicakup lebih rinci dari Survei Upah. Survei Upah hanya mengumpulkan data tentang jumlah
karyawan secara global dan upah karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari
mandor/pengawas secara keseluruhan tanpa memperhatikan jenis kelamin dan jenis
jabatan/pekerjaan.
Tujuan utama diselenggarakannya Survei Struktur Upah adalah untuk mendapatkan
informasi/data statistik upah yang lebih rinci antara lain; upah per jenis jabatan dan jenis
kelamin, untuk karyawan produksi lebih rendah dari mandor, mandor/supervisor, beberapa
tingkat diatas mandor/ supervisor, dan karyawan non produksi. Selain itu untuk penyempurnaan
kebijakan pemerintah dalam hal pengaturan, pengendalian dan analisis upah pekerja/karyawan.
Melalui survei ini dapat pula dipantau keadaan pengupahan regional dan nasional.
4.6. Survei Gaji
urvei Gaji juga menjelaskan beberapa persyaratan perekrutan dan kenaikan gaji dari industri-
industri utama yang bergerak maju di tahun 2019. Sorotan tersebut meliputi:
1. Akuntansi & Keuangan
Pertumbuhan e-commerce/start-up teknologi dan lebih banyak lagi perusahaan lokal Indonesia
yang ingin berkembang secara regional akan melihat peningkatan permintaan kandidat yang
terampil dalam dwibahasa dengan pengalaman kerja multinasional yang kuat.
Selain itu, perusahaan multinasional asing akan lebih memilih untuk mempekerjakan para
profesional dengan sejarah karir yang stabil dan pengetahuan yang baik tentang peraturan di
Indonesia. Analis bisnis yang kompeten dan profesional mitra bisnis pembiayaan komersial akan
terus diminati, karena semua bisnis mencari untuk memperluas basis pelanggan mereka dan
memenangkan pangsa pasar. Kenaikan gaji cenderung berada di kisaran 10-30%, tergantung
pada peran senioritas dan ukuran perusahaan.
2. Perbankan & Jasa Keuangan
Pertumbuhan digitalisasi akan melihat peningkatan permintaan untuk kandidat yang dilengkapi
dengan keterampilan digital dan pengalaman manajemen perubahan. Karena peraturan baru
International Financial Reporting Standards (IFRS) 17, pencari kerja dengan pengetahuan
tentang peraturan, kepatuhan, dan perbaikan proses akan sangat dicari.
Pada tahun 2018, kenaikan gaji di sektor perbankan dan jasa keuangan meningkat rata-rata 20-
35%. Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut, dengan posisi premium di fintech dan
perusahaan asuransi menawarkan paket gaji yang setara dengan sektor perbankan.
3. Sumber Daya Manusia
Calon kandidat berkaliber tinggi dengan pengalaman di seluruh spektrum SDM dalam
permintaan tinggi karena pertumbuhan perusahaan digital dan e-commerce / start-up di
Indonesia. Juga akan ada permintaan yang kuat untuk profesional dengan pengalaman
internasional, karena kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris
semakin menjadi prasyarat.
Selain itu, profesional yang berpengalaman dalam pengembangan organisasi dan kompensasi
dan manfaat akan terus diminati. Kenaikan gaji diperkirakan sebesar 20-30%.
4. Hukum
Pertumbuhan digital di Indonesia, di mana perusahaan start-up yang mencari pendanaan atau
penawaran umum perdana (IPO) serta merger dan akuisisi mendorong permintaan untuk
penasihat hukum internal. Penasihat hukum yang cerdas teknologi akan terus diminati di semua
sektor karena peralihan dari kontrak berbasis kertas ke kontrak elektronik dan penggunaan wajib
negara dari sistem Pengajuan Single Online untuk izin bisnis.
5. Penjualan & Pemasaran
Pada 2019, kegiatan perekrutan diharapkan cukup kuat. Mayoritas peran diharapkan untuk
menjadi posisi pengganti sebagai hasil dari restrukturisasi perusahaan dan pembentukan divisi e-
commerce baru di perusahaan. Perusahaan lokal juga tumbuh secara internasional, ini akan
mendorong permintaan yang kuat untuk penjualan dan profesional pemasaran dengan keahlian
digital, keterampilan komunikasi yang baik, dan kombinasi kemampuan strategis dan
operasional.
4.6. Komponen komponen
Dalam upah atau gaji ada beberapa komponen yang harus ada dalam penyusunan
gaji.
īļ Gaji Pokok
Gaji pokok merupakan gaji dasar yang ditentukan sesuai dengan jabatan atau tugas
tertentu. Jabatan mencerminkan tingkat kesulitan dan tanggungjawab pekerjaan yang
diemban. Makin tinggi jabatan maka makin berat juga tanggungjawab pekerjaan yang
dipikul. Kompetensi pekerja pun dapat digunakan sebagai acuan memberikan jabatan
kepada seorang pegawai.
īļ Tunjangan
Gaji pokokmerupakan gaji dasar yang ditentukan sesuai dengan jabatan
atau tugas tertentu. Jabatan mencerminkan tingkat kesulitan dan
tanggungjawab pekerjaan yang diemban. Makin tinggi jabatan maka makin
berat juga tanggungjawab pekerjaan yang dipikul. Kompetensi pekerja pun
dapat digunakan sebagai acuan memberikan jabatan kepada seorang
pegawai.
īļ Tunjangan
Potongan biasanya dapat diambil ketika ada beberapa hal terkait dengan
pegawai. Berbagai macam potongan yang umum diberlakukan antara lain,
Potongan Pajak Penghasilan (PPh), potongan iuran kesehatan, potongan
iuran hari tua, dan lain sebagainya.
īļ Uang Lembur
lembur adalah upah atau gaji yang dibayarkan karena bekerja di luar waktu jam kerja
secara resmi. Upah lembur juga bisa ditambahkan untuk melengkapi gaji total yang
diperoleh pekerja.
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa gaji bersih yang diterima Bapak Adi
untuk pekerjaannya selama sebulan adalah sebesar Rp2.745.500.
Sebuah perusahaan dengan banyak karyawan pasti membutuhkan banyak waktu dalam
menghitung gaji karyawannya. Untuk mencatat gaji karyawan dibutuhkan ketelitian yang baik.
Setelah menghitung semua gaji karyawan, Anda dapat mencatat transaksi tersebut ke dalam
Jurnal sebagai beban perusahaan.
Jurnal merupakan software akuntansi online yang dapat membantu Anda mencatat semua
transaksi bisnis, dari pengeluran, pendapatan, utang, maupun piutang. Dengan menggunakan
Jurnal, Anda dapat lebih mudah dalam melihat kondisi keuangan perusahaan dengan mudah.
Jurnal juga akan menyediakan laporan keuangan lengkap dan akurat sesuai dengan yang Anda
butuhkan
4.7. Tips dan Trik dalam Melakukan Survei yang Efektif
īļ Mendesain Survei
Semua berawal dari bagaimana kita mendesain sebuah survei. Ini adalah langkah yang paling
awal dan juga merupakan langkah yang paling penting dalam menentukan keberhasilan sebuah
survei. Tidak hanya mendesain pertanyaan kuesioner survei, namun yang paling penting adalah
menentukan tujuan konkret dari survei tersebut. Tanyakan terlebih dahulu kepada tim Anda
tentang apa sebenarnya tujuan dari melakukan survei ini. Pertanyaan apakah yang ingin dijawab
pada akhir survei? Apakah jawaban dari pertanyaan itu penting dan akan membantu?
īļ Merancang Pertanyaan KuesionerSurvei
Dalam mendesain kuesioner pertanyaan survei, perlu diingat untuk menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti oleh target sasaran demografis yang dituju. Pastikan pertanyaan
yang diajukan jelas, singkat, tidak bertele – tele, sehingga mudah dimengerti. Kualitas
pertanyaan dalam kuesioner survei akan sangat menentukan kualitas jawaban respon yang
tentunya akan mempengaruhi hasil akhir survei tersebut.
BAB V
5.1.Kompensasi Finansial
īļ Pengertian
merupakan imbalan yang diperoleh karyawan sebagai balas jasa dari kinerjanya pada
suatu organisasi atau perusahaan. Kompensasi dapat berwujud secara fisik ataupun non
fisik. Kompensasi wajib dihitung dan diserahkan kepada karyawan berdasarkan
pengorbanan yang disesuaikan dengan kinerja para karyawan terhadap perusahaan.
Penetapan kompensasi sebelumnya harus dilakukan perhitungan yang disesuaikan
dengan kinerja karyawan. Oleh karena itu perlu pembuatan sistem penilaian kerja
karyawan. Sistem tersebut secara garis besar harus mencakup penilaian seluruh
karyawan seperti beban kerja yang diemban dan mampu diselesaikan, ketepatan dan
kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan, interaksi dengan karyawan atau manajer, job
knowledge dan indikator kompensasi lainnya.
Dalam hal ini karyawan perusahaan kebanyakan akan membandingkan antara
kompensasi dengan pengorbanan yang telah diberikan kepada perusahaan. Jika
karyawan merasakan ketidakpuasan atas jumlah kompensasi yang diberikan maka akan
timbul niatan untuk keluar dari perusahaan tersebut dan mencari pekerjaan lainnya yang
dianggap lebih baik dalam pemberian kompensasi.
Kondisi tersebut akan membahayakan perusahaan apabila karyawan tersebut keluar dan
masuk ke perusahaan pesaing. Kemungkinan terburuk adalah karyawan tersebut akan
memobocokan rahasia perusahan keapda perusahaan pesaing.
Hal ini memaksa perusahaan harus memahami pengertian kompensasi dan segala macam
penjelasannya dan aplikasinya supaya karyawan yang dimilikinya tetap loyal kepada
perusahaan.
5.2. Pengertian Kompensasi Menurut Para Ahli
īļ Malayu S.P Hasibuan
Menurut Hasibuan kompensasi adalah seluruh perolehan bagi karyawan yang berbentuk uang
ataupun barang langsung atau tidak langsung sebagai imbalan akan jasa yang diberikan untuk
perusahaan.
Kompensasi dengan bentuk uang berarti sejumlah gaji yang diberikan dengan uang kartal.
Sedangkan kompensasi dengan bentuk barang berarti gaji tersebut diganti dan dibayarkan
dengan barang. Sebagai contoh pada dunia pertanian upah diperoleh dari 5% dari hasil produksi
padi.
īļ Marihot
Arti kompensasi menurut Marihot adalah segala imbalan yang diperoleh oleh karyawan sebagai
konsekuensi dari penyelesaian pekerjaan dalam perusahaan dalm bentuk yang ataupun bentuk
lainnya. Imbalan tersebut diserahkan berupa gaji, , insentif, upah, dan tunjangan (hari raya,
kesehatan, transportasi, makan, dan sebagainya).
Secara teknis pembayaran kompensasi dapat dikaitkan langsung dengan performa kerja dengan
pemberian berupa gaji, bonus, komisi. Pada kondisi ini dapat dinamakan dengan kompensasi
langsung. Namun ada pula yang tidak berkaitan secara langsung dengan kinerja karyawan dan
diserahkan dalam bentuk tunjangan. Kompensasi tidak langsung bertujuan pula untuk
menciptakan ketenangan dan kepuasan karyawan akan kondisi finansial jangka panjang jika
tetap bekerja pada perusahaan tersebut.
īļ Cardoso
Pengertian kompensasi menurut Cardoso yaitu segala sesuatu yang diperoleh karyawan sebagai
imbalan atas kinerja mereka. Segala hal tentang kompensasi berkaitan dengan konsisten internal
dan eksternal.
Konsisten internal berkaitan dengan sistem pemberian gaji relatif perusahaan. Sedangkan pada
konsisten eksternal berkaitan dengan tingkat struktur sistem pemberian gaji di dalam perusahaan
dengan yang dilakukan di luar perusahaan.
Keseimbangan diantara keduanya harus diatur sebagai indikator kompensasi supaya menjadi
kepuasan kerja bagi karyawan dan meningkatkan produktivitas perusahaan secara menyeluruh.
Hal ini membuktikan adanya pengaruh kompensasi bagi kinerja karyawan.
īļ Mangkuprawira
Kompensasi diartikan sebagai imbalan balas jasa atas kontribusi karyawan terhadap perusahaan.
Oleh karenanya bentuk kompensasi tidak hanya berbentuk finansial ataupun secara tidak
langsung. Namun dapat pula dalam bentuk non finansial seperti bentuk pekerjaan dan
lingkungan pekerjaan.
Bentuk finansial dapat dikatakan seperti gaji, upah, insentif dsb. Bentuk tidak langsung
diantaranya bantuan sosial, uang pensiun, asuransi dll. Sedangkan bentuk pekerjaan seperti
perhatian, tanggung jawab, penghargaan, dan kesempatan. Adapu bentuk lingkungan kerja
seperti kebijakan, status, kondisi kerja, dan pembagian kerja.
5.3. Jenis-Jenis Kompensasi
finansial menjadi bagian pekerjaan dan lingkungan kerja. Berikut penjelasannya :
īļ Kompensasi Finansial
Terdapat dua jenis kompensasi finansial yaitu kompensasi finansial secara langsung dan tidak
langsung.
īƒ˜ Secara Langsung
Kompensasi finansial secara langsung memiliki berbagai bentuk, diantaranya gaji pokok atau
upah minimum, upah prestasi, insentif yang berupa bonus, bagi hasil, komisi dan opsi saham),
dan pembayaran tertangguh (program tabungan dan anuitas embelian saham).
īƒ˜ Tidak Langsung
Sedangkan kompensasi finansial tidak langsung meliputi program yang berkaitan dengan
proteksi (asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi ketenagakerjaan, simpanan pensiun), upah
di luar waktu kerja (upah hari libur, hari raya, hari besar, cuti tahunandan cuti hami, serta
berbagai fasilitas yang dapat diakses seperti kendaraan, ruangan, gedung, dan tempat parkir.
īļ Kompensasi Non Finansial
Pada kompensasi non finansial ada dua jenis yang dapat diketahui diantaranya :
īƒ˜ Pekerjaan
Pada kompensasi yang berkaitan dengan pekerjaan biasanya berupa tugas-tugas yang menarik
dan menantang, pemberian tanggung jawab, pujian dan apresiasi, pengakuan, serta pencapaian.
īƒ˜ Lingkungan Kerja
Sedangkan dalam lingkungan kerja kompensasi berkaitan dengan berbagai kebijakan yang
mendukung, manajer maupun bawahan yang memiliki kompetensi, patner/rekan satu tim yang
kooperatif, dan suasana nyaman pada lingkungan kerja.
5.5. Kompensasi Proses Kompensasi"— Transcript presentasi:
Suatu jaringan berbagai sub-proses yang kompleks dengan maksud untuk memberikan balas jasa
kepada karyawan bagi pelaksanaan pekerjaan dan untuk memotivasi mereka agar mencapai
tingkat prestasi kerja yang diinginkan. Diantara komponen proses ini adalah pembayaran upah
dan gaji, pemberian kompensasi pelengkap seperti pembayaran asuransi, cuti, sakit dan
sebagainya.
īļ Kompensasi Peraturan upah minimum Analisis Pekerjaan
Proses Penentuan Upah Deskripsi dan Spesifikasi pekerjaan Evaluasi pekerjaan Survai
Pengupahan, Analisis masalah Organisasional Yang relevan Struktur upah Standar-
standar pekerjaan Penilaian prestasi Kerja karyawan Aturan-aturan administratif
Pembayaran upah
īļ Kompensasi Evaluasi Pekerjaan Metode non-kuantitatif
Job ranking Job grading Metode kuantitatif Metode perbandingan faktor Point system
īļ Kompensasi Sistem insentif finansial
Sistem insentif variabel – individual Rencana insentif untuk karyawan operasional
Rencana insentif untuk manajer Sistem Sugesti Komisi Sistem insentif kelompok Unit
keluaran kelompok (group piece rate) Rencana pembagian produksi (production-sharing
plans) Rencana pembagian laba (profit-sharing plans) Pemilikan saham oleh karyawan
(employee stock ownership)
īļ Kompensasi Rencana insentif untuk karyawan operasional
Diperlukan dua jenis data: Jumlah keluaran (output) rata-rata yang ditetapkan sebagai
standar prestasi kerja. Jumlah uang yang layak dan adil bagi jumlah rata-rata hasil kerja
itu. Biasanya ada dua katagori: Piece rates Time bonuses
īļ Kompensasi Rencana insentif operatif yang sering digunakan adalah unit keluaran
langsung (straight piece work) Contoh; Bila standar ditetapkan 50 unit per jam, tingkat
upah dasar adalah Rp.500,- per jam, dan karyawan memproduksi 600 unit dalam 8 jam
sehari. Maka tingkat upah per unit adalah Rp.500,- : 50 = Rp.10,- Penghasilan total
sebesar 600 x Rp.10,- = Rp.6000,- Bila penghasilan setiap jam dijamin tanpa
memperhatikan tingkat output (8 x Rp.500,- = Rp.4000,-) Penghasilan insentif dalam
contoh ini adalah sebesar Rp.6000,- - Rp.4000,- = Rp.2000,-
īļ Kompensasi Time bonuses biasanya dibagi menjadi tiga:
Waktu pengerjaan Waktu yang dihemat Waktu standar Sebagai contoh, bila selama 8
jam kerja sehari, seorang karyawan berhasil menyelesaikan tugas yang mempunyai
waktu total standar 12 jam, maka berarti waktu pengerjaan sama dengan 8 jam; waktu
yang dihemat sebesar 4 jam, dan waktu standar sama dengan 12 jam.
5.6. Pengarahan implementasi
īļ Kontribusi Kompensasi
Ada dua konsep yang mendasari mengapa faktor individu perlu untuk di pelajari dan di
pahami sehubungan dengan manajemen perusahaan, khususnya dalam fungsi implementasi dan
fungsi pengarahan. Konsep ini dalam Bober CafÊ yang pertama kontribusi, yaitu apa yang akan
di berikan oleh individu bagi organisasi seperti melakukan jobdesknya masing-masing contoh
memasak untuk koki dan melayani konsumen bagi pelayan. Sebaliknya, kompensasinya, yaitu
apa yang akan diberikan oleh organisasi bagi individu seperti gaji/upah .kedua konsep ini akan
saling mempengaruhi dalam hal implimentasi rencana Bober CafÊ .
5.7. Manfaat Kompensasi
Adapun manfaat pemberian kompensasi dalam organisasi/perusahaan:
a. Sebagai Transaksi Ekonomi, dengan adanya kompensasi terhadap karyawan, organisasi akan
berproduksi lebih banyak dengan kualitas lebih baik. Sedangkan karyawan mandapatkan
pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya.
b. Sebagai Transaksi Psikologi, Pekerjaan menggambarkan kontrak psikologi antara manusia
dengan organisasi dimana individu menukarkan beberapa tipe perilaku yang diinginkan
organisasi bagi bayaran dan sumber kepuasan lainnya.
c. Sebagai Transaksi Sosial, Kompensasi menggambarkan transaksi sosial karena organisasi
merupakan kumpulan orang dan pekerjaan merupakan sesuatu yang penting dalam hubungan
antar individu dan organisasi.
d. Sebagai Transaksi Politik, Kompensasi menggambarkan transaksi politik karena menyangkut
penggunaan kekuatan dan pengaruh.
e. Sebagai Transaksi Etika, Kompensasi menggambarkan transaksi etis dalam istilah kompensasi
yang berkeadilan bagi orang dan pekerja.
Jenis/ Bentuk Kompensasi
Secara umum, kompensasi dikelompokkan kedalam kompensasi finansial langsung, tak langsung
dan kompensansi non finansial.
a. Kompensasi finansial secara langsung berupa; bayaran pokok (gaji dan upah), bayaran
prestasi, bayaran insentif (bonus, komisi, pembagian laba/keuntungan dan opsi saham) dan
bayaran tertangguh (program tabungan dan anuitas pembelian saham)
b. Kompensasi finansial tidak langsung berupa; program-program proteksi (asuransi kesehatan,
asuransi jiwa, pensiun, asuransi tenaga kerja), bayaran diluar jam kerja (liburan, hari besar, cuti
tahunan dan cuti hamil) dan fasilitas-fasilitas seperti kendaran,ruang kantor dan tempat parkir.
Kompensasi non finansial, berupa pekerjaan (tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung
jawab, pengakuan dan rasa pencapaian). Lingkungan kerja (kebijakan-kebijakan yang sehat,
supervise yang kompoten, kerabat yang menyenangkan, lingkungan kerja yang nyaman).
5.8.Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Kompensasi
īļ Adapun faktor yang mempengaruhi kebijakan kompensasi yaitu:
Permintaan dan Penawaran
Pada prakteknya, hukum permintaan dan penawaranakan menghasilkan tingkat upah
yang sedang berlaku. Jika ada sesuatu yang mengakibatkan peningkatan permintaan
majikan akan tenaga kerja akan terjadinya kecendrungan peningkatan kompensasi dan
begitu sebaliknya.
Serikat-Serikat Buruh
Peningkatan kekuatan serikat buruh sebagian disebabkan karena kenyataan bahwa
kepentingan para karyawan belum mendapat perhatian yang sama dengan yang diberikan
kepada komponen lain dari perusahaan.
Kemampuan Untuk Membayar
Jika perusahaan makmur dan mampu membayar maka akan ada kecendrungan untuk
menawarkan harga yang lebih tinggi pada tenaga kerja secara keseluruhan
Produktivitas
Penggunaan indeks produktivitas yang tersebar luas sebagai pemecahan dalam
kompensasi.
BAB VI
6.1. Tunjangan dan Imbalan Non Finansial
īļ Pengertian Tunjangan
adalah pengaturan pemberian balas jasa bagi karyawan, baik yang secara langsung berupa
uang maupun balas jasa non financial. R.W. Graffin menggunakan istilah sistem
kompensasi, yaitu paket imbalan total yang diberikan kepada karyawan sebagai imbalan
atas tenaga mereka. Dengan demikian, kompensasi berfungsi untuk mendayagunakan
karyawan secara efektif guna mendorong peningkatan produktivitas kerja.
6.2. Jenis-Jenis Tunjangan
Tidak peduli apakah Anda seorang job seeker atau kayawan di perusahaan, dari sekian pembaca
blog ini, berapa orang yang bisa menjawab apa bedanya antara fasilitas dan tunjangan pekerja?
Kemudaian sebutkan jenis-jenis fasilitas dan tunjangan yang diberikan perusahaan.Terus apakah
semua orang memikirkan fasilitas dan tunjangan kerja yang bakal diterimanya kalau diterima di
sebuah perusahaan? Kami fikir hanya sedikit yang berfikir seperti itu karena di zaman sekarang
ini berfikirnya : yang penting dapat kerja dulu.
Ketika Anda diterima sebagai seorang karyawan sebuah perusahaan maka Anda akan menerima
upah atau gaji. Dimana yang di dalamnya sudah termasuk fasilitas, tunjangan serta bonus. Ada
pun tujuan dari pemberian berbagai macam fasilitas dan tujuan ini antara lain untuk mendorong
karyawan lebih disiplin dan produktif.
Perlu diingat bahwa fasilitas dan tunjangan yang diberikan setiap itu perusahaan berbeda-beda.
Hal ini biasanya tergantung kepada :
ī‚ˇ Biaya keperluan hidup minimum pekerja dan keluarganya. Tentu berbeda antara pekerja
ekspatriat dengan pekerja lokal.
ī‚ˇ Peraturan perundang – undangan yang mengikat tentang Upah Minimum Provinsi (UMP)
ī‚ˇ Kemampuan dan Produktivitas perusahaan. Tentu berbeda antara perusahaan besar
dengan perusahaan kecil.
ī‚ˇ Jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi.
ī‚ˇ Perbedaan jenis pekerjaan. Pekerjaan yang memiliki resiko lebih besar tentunya lebih
besar fasilitas dan tunjangannya dibandingkan yang resikonya lebih rendah.
6.3.Kompensasi non Finansial
Bagi kebanyakan orang, suatu sistem imbalan berarti penghasilan berupa kompensasi
finansial yaitu gaji, upah, bonus, komisi dan hadiah. Diluar itu apapun yang diberikan oleh
pemakai tenaga kerja kepada para karyawannya dipandang sebagai tambahan atau sampingan.
Berikut ini pendapat para ahli mengenai kompensasi non finansial, yaitu sebagai berikut:
īļ Tunjangan Hari Raya
Pemberian uang atau barang yang diberikan perusahaan atau organisasi kepada karyawannya
menjelang hari raya atau hari besar keagamaan.
īļ Perumahan
Penyediaan rumah dinas, mess, atau asrama perumahan akan sangat membantu para karyawan,
terutama bagi mereka yang baru pindah dari lokasi lain, sehingga mereka dapat bekerja dengan
konsentrasi lebih besar.
īļ Kafetaria
Perusahaan menyediakan kafetaria untuk memberikan pelayanan makan dan minum bagi
karyawan, atau hanya sekedar menyediakan ruang tempat duduk untuk makan dan minum yang
dibawa oleh karyawan sendiri.
īļ Sarana olah raga
Peningkatan kesehatan karyawan yang selanjutnya secara tidak langsung diikuti dengan kenaikan
produktivitas, perbaikan semangat korps dan terutama membuat perusahaan dipandang sebagai
“Tempat yang baik untuk bekerja”.
īļ Darmawisata
Perjalanan atau kunjungan singkat dengan tujuan bersenang-senang sambil mengenal baik objek
wisata dan lingkungannya.
6.4.Pengaruh Kompensasi Non Finansial (X2) terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Y
Pengaruh Kompensasi Non Finansial (X2) terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Y2)Pengaruh
variabel Kompensasi Non Finansial (X2) terhadap variabel Prestasi Kerja Karyawan (Y2). Dari
hasil perhitungan secara parsial variabel Kompensasi Non Finansial (X2) mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel Prestasi Kerja Karyawan (Y2) pada tingkat kesalahan 0,05 (Îą =
5%) apabila variabel lain diasumsikan konstan. Hal ini dapat dibuktikan dengan besarnya
koefisien path sebesar 0,614 dengan nilai thitungsebesar 8,614 dengan pobabilitas sebesar 0,000
(0,000 < 0,05) maka secara parsial variabel Kompensasi Non Finansial (X2) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu Prestasi Kerja Karyawan (Y2).Pengaruh
Kepuasan Kerja (Y1) terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Y2)Berdasarkan tabel 2, dapat
diketahui pengaruh variabel Kepuasan Kerja (Y1) terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Y2). Dari
hasil perhitungan secara parsial variabel Kepuasan Kerja (Y1)
6.6.Prestasi Kerja
Menurut Mangkunegara (2009:67) “Kinerja (Prestasi Kerja) adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Hasibuan (2001:94) mengemukakan
“Prestasi Kerja adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya atas dasar kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta
waktu”.Handoko (2011:139) mengemukakan dimensi ukuran-ukuran prestasi kerja adalah
bersifat obyektif dan subyektif. Ukuran-ukuran prestasi kerja obyektif adalah ukuran-ukuran
yang dapat dibuktikan atau diuji oleh orang lain. Ukuran-ukuran subyektif adalah ukuran-
ukuran penilaian yang tidak dapat dibuktikan atau diuji oleh orang lain.Hasibuan (2001:94)
mengemukakan bahwa hampir seluruh cara pengukuran prestasi kerja mempertimbangkan
kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu:1)Pengukuran kuantitas, melibatkan keluaran atau
outputdari proses atau pelaksanaan kegiatan. Hal ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang
dihasilkan.2)Pengukuran kualitas, keluaran yang mencerminkan pengukuran “tingkat
kepuasan” yaitu seberapa baik penyelesaiannya, hal ini berkaitan bentuk
keluaran.3)Pengukuran ketepatan waktu, merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif
yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan.
6.7.Tunjangan, Kompensasi Nonfinansial,
īļ Tunjangan (Kompensasi Finansial Tidak Langsung)
īƒ¨ Seluruh imbalan finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi finansial langsung
(Kompensasi finansial tidak langsung)
īļ Tunjangan Wajib (Diharuskan oleh Hukum)
Jaminan Sosial Kompensasi Pengangguran Kompensasi Karyawan Family and Medical
Leave Act tahun 1993 (FMLA)
īļ Tunjangan Tidak Wajib (Sukarela)
Bayaran Saat Tidak Bekerja Perawatan Kesehatan Asuransi Jiwa Rancangan Pensiun
Rancangan Opsi Saham Karyawan Tunjangan Tambahan Ketika Menganggur Layanan
Karyawan
īļ Rancangan Tunjangan yang Disesuaikan
īƒ¨ Rancangan tunjangan yang mengijinkan para karyawan untuk melakukan seleksi
tahunan guna menentukan paket tunjangan mereka secara menyeluruh dengan memilih
antara kas yang dikenakan pajak dan berbagai tunjangan.
īļ Bayaran Premium Bayaran Premium:
īƒ¨ Kompensasi yang dibayarkan kepada para karyawan untuk bekerja dalam periode yang
panjang atau bekerja dalam kondisi yang berbahaya atau tidak menyenangkan.
īļ Legislasi Perawatan Kesehatan
Consolidated Omnibus Budget Reconsiliation Act Health Insurance Portability and
Accountability Act Employee Retirement Income Security Act Older Workers Benefit
Protection Act Pension Protection Act (PPA) Mengkomunikasikan Informasi Mengenai
Paket Tunjangan
īļ Kompensasi Nonfinansial
Komponen-komponen kompensasi nonfinansial terdiri dari pekerjaan itu sendiri dan
lingkungan kerja
īļ Pekerjaan itu Sendiri sebagai Faktor Kompensasi Nonfinansial
Apakah pekerjaan itu berarti dan menantang? Adakah pengakuan atas prestasi? Apakah
saya mendapatkan rasa berprestasi dari menjalankan pekerjaan? Apakah ada
kemungkinan peningkatan tanggung jawab? Apakah ada peluang pertumbuhan dan
kemajuan? Apakah saya menikmati melakukan pekerjaan tersebut?
īļ Lingkungan Kerja sebagai Faktor Kompensasi Nonfinansial
Kebijakan Yang Logis Manajer Yang Berkemenangan Karyawan Yang Kompeten Rekan
Kerja Yang Bersahabat Simbol Status Yang Pantas Kondisi Kerja
īļ Fleksibilitas Tempat Kerja (Keseimbangan Kerja-Kehidupan)
Flextime Pembagian Kerja Kerja Paruh Waktu
6.8.Pengaruh Kompenasasi Terhadap Kinerja Karyawan
Setelah mengetahui berbagai pengertian kompensasi dan jenis-jenisnya maka hal penting lainnya
adalah mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan.
Kompensasi memang bukan merupakan satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap performa
kerja karyawan. Tetapi dapat dikatakan bahwa kompensasi berperan besar terhadap motivasi
kerja karyawan. Apabila karyawan merasakan bahwa pengorbanan kerjanya diberi penghargaan
dengan penerapan sistem kompensasi yang baik oleh perusahaan maka secara automatis
karyawan akan memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan tanggung jawabnya.
Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan cukup signifikan dan tidak bisa diabaikan.
Perusahaan harus mempertimbangkan standar kehidupan dan biaya hidup normal dalam
penetapan kompensasi. Hal ini ditujukan agar karyawan bekerja dengan motivasi penuh.
Motivasi tersebut akan datang seiring dengan terpenuhinya segala kebutuhan diri karyawan dan
keluarganya. Karyawan yang memiliki motivasi tinggi akan berdampak positif pada
kontribusinya terhadap perusahaan.
Kompensasi akan memberikan dorongan berprestasi dan meminimalisir turnover karyawan.
Kemudian kompensasi juga dapat mengurangi kurang bertanggung jawabnya karyawan akan
tanggungjawabnya karena bekerja sambil mencari kesempatan kerja lain di luar. Selain itu
kompensasi yang baik dapat digunakan untuk menarik para calon karyawan yang berkompeten.
6.8.Pengaruh Fleksibilitas Kerja Terhadap Loyalitas dan Kepuasan Pekerja Generasi
Millenn
Sumber daya manusia merupakan sebuah elemen penting di dalam perusahaan. Segala proses
yang ada di perusahaan atau organisasi tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila organisasi
tersebut tidak mempunyai ataupun kekurangan sumber daya manusia dalam menjalankan suatu
proses yang ada di dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus mempunyai
strategi terkait untuk mendapatkan maupun mempertahankan ketersediaan sumber daya manusia
di dalam organisasi. Salah satu strategi yang dilakukan oleh organisasi untuk mempertahankan
para pekerja tersebut adalah dengan memberikan fleksibilitas kerja atau yang lebih dikenal
sebagai Flexible Work Arrangements (FWA). Fleksibilitas kerja diberikan sebagai bentuk variasi
ketika bekerja, sehingga membuat para pekerja tidak merasa bosan. Menurut Possenried dan
Plantenga (2011), flexible work arrangements (FWA) mempunyai tiga kategori secara umum,
yaitu fleksibilitas dalam penjadualan (scheduling), fleksibilitas dalam lokasi (telehomeworking),
dan fleksibilitas dalam waktu (part-time).
Menurut Shagvaliyeva dan Yazdanifard (2014), salah satu dari fleksibilitas kerja yaitu jam kerja
yang fleksibel ini dapat diringkas sebagai kemampuan anggota organisasi untuk mengontrol
durasi jam kerja mereka berdasarkan lokasi kerja (diluar tempat kerja) dan kemampuan untuk
memenuhi jadwal kerja yang diberikan oleh organisasi. Pemberian fleksibilitas kerja mempunyai
keuntungan terhadap organisasi maupun anggota organisasi. Untuk organisasi, pemberian
fleksibilitas kerja dapat memikat, mendapatkan, dan mempertahankan anggota organisasi dengan
kualitas yang baik di dalam organisasi mereka (Casper dan Harris, 2008).
Fleksibilitas Kerja Terhadap Work Life Balance
Pemberian jam kerja yang fleksibel dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan work life
balance dari anggota organisasi (Hofacker dan Konigm 2013). Jam kerja yang fleksibel juga
mempunyai dampak baik bagi kesehatan mental dari anggota organisasi dengan mengurangi
tingkat stress mereka (Lewis dan Humbert, 2010). Kinicki dan Kreitner (2012) berpendapat,
bahwa kesehatan mental dari anggota organisasi tersebut mempunyai pengaruh positif terhadap
kepuasan kerja dari anggota organisasi.
Pemberian fleksibilitas kerja merupakan salah satu strategi perusahaan untuk mempertahankan
para anggota organisasi mereka dengan bentuk memberikan keseimbangan antara kehidupan dan
pekerjaan mereka atau yang lebih dikenal dengan work life balance. Clark (2000)
mendefinisikan work life balance sebagai kepuasan dan fungsi yang baik di tempat kerja dan di
rumah, dengan peran konflik minimal. Dengan work life balance, anggota organisasi dapat
mempunyai kemampuan individu untuk memenuhi komitmen dalam pekerjaan dan keluarga,
serta tanggung jawab dan kegiatan non-pekerjaan lain (Parkes dan Langford, 2008). Pemberian
Work life balance terbukti mempunyai dampak dan pengaruh positif terhadap rendahnya
keinginan dari anggota organisasi untuk keluar dari organisasi, peningkatan kinerja, serta
kepuasan kerja (Cegarra-Leiva, SÃĄnchez-Vidal, dan Cegarra-Navarro, 2012; Nelson, Quick, Hitt,
Sumber daya manusia merupakan sebuah elemen penting di dalam perusahaan. Segala proses
yang ada di perusahaan atau organisasi tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila organisasi
tersebut tidak mempunyai ataupun kekurangan sumber daya manusia dalam menjalankan suatu
proses yang ada di dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus mempunyai
strategi terkait untuk mendapatkan maupun mempertahankan ketersediaan sumber daya manusia
di dalam organisasi. Salah satu strategi yang dilakukan oleh organisasi untuk mempertahankan
para pekerja tersebut adalah dengan memberikan fleksibilitas kerja atau yang lebih dikenal
sebagai Flexible Work Arrangements (FWA). Fleksibilitas kerja diberikan sebagai bentuk variasi
ketika bekerja, sehingga membuat para pekerja tidak merasa bosan. Menurut Possenried dan
Plantenga (2011), flexible work arrangements (FWA) mempunyai tiga kategori secara umum,
yaitu fleksibilitas dalam penjadualan (scheduling), fleksibilitas dalam lokasi (telehomeworking),
dan fleksibilitas dalam waktu (part-time).
Menurut Shagvaliyeva dan Yazdanifard (2014), salah satu dari fleksibilitas kerja yaitu jam kerja
yang fleksibel ini dapat diringkas sebagai kemampuan anggota organisasi untuk mengontrol
durasi jam kerja mereka berdasarkan lokasi kerja (diluar tempat kerja) dan kemampuan untuk
memenuhi jadwal kerja yang diberikan oleh organisasi. Pemberian fleksibilitas kerja mempunyai
keuntungan terhadap organisasi maupun anggota organisasi. Untuk organisasi, pemberian
fleksibilitas kerja dapat memikat, mendapatkan, dan mempertahankan anggota organisasi dengan
kualitas yang baik di dalam organisasi mereka (Casper dan Harris, 2008).
Fleksibilitas Kerja Terhadap Work Life Balance
Pemberian jam kerja yang fleksibel dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan work life
balance dari anggota organisasi (Hofacker dan Konigm 2013). Jam kerja yang fleksibel juga
mempunyai dampak baik bagi kesehatan mental dari anggota organisasi dengan mengurangi
tingkat stress mereka (Lewis dan Humbert, 2010). Kinicki dan Kreitner (2012) berpendapat,
bahwa kesehatan mental dari anggota organisasi tersebut mempunyai pengaruh positif terhadap
kepuasan kerja dari anggota organisasi.
Pemberian fleksibilitas kerja merupakan salah satu strategi perusahaan untuk mempertahankan
para anggota organisasi mereka dengan bentuk memberikan keseimbangan antara kehidupan dan
pekerjaan mereka atau yang lebih dikenal dengan work life balance. Clark (2000)
mendefinisikan work life balance sebagai kepuasan dan fungsi yang baik di tempat kerja dan di
rumah, dengan peran konflik minimal. Dengan work life balance, anggota organisasi dapat
mempunyai kemampuan individu untuk memenuhi komitmen dalam pekerjaan dan keluarga,
serta tanggung jawab dan kegiatan non-pekerjaan lain (Parkes dan Langford, 2008). Pemberian
Work life balance terbukti mempunyai dampak dan pengaruh positif terhadap rendahnya
keinginan dari anggota organisasi untuk keluar dari organisasi, peningkatan kinerja, serta
kepuasan kerja (Cegarra-Leiva, SÃĄnchez-Vidal, dan Cegarra-Navarro, 2012; Nelson, Quick, Hitt,

More Related Content

What's hot

Makalah 1[1]
Makalah 1[1]Makalah 1[1]
Makalah 1[1]RohaeniDk
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1azharialim
 
Makalah uas susilawati
Makalah uas susilawatiMakalah uas susilawati
Makalah uas susilawatiSusilawatiSusi3
 
Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_7i[1]
Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_7i[1]Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_7i[1]
Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_7i[1]resmadamay
 
Makalah 2 evaluaasi ridho mutaqin 11150032
Makalah 2 evaluaasi ridho mutaqin 11150032Makalah 2 evaluaasi ridho mutaqin 11150032
Makalah 2 evaluaasi ridho mutaqin 11150032Ridhomutaqin68
 
Makalah 1 evaluasi ridho mutaqin 11150032
Makalah 1 evaluasi ridho mutaqin 11150032Makalah 1 evaluasi ridho mutaqin 11150032
Makalah 1 evaluasi ridho mutaqin 11150032Ridhomutaqin68
 
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi yeyen kurniati 11160968 7_h-msdm
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi yeyen kurniati 11160968 7_h-msdmMakalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi yeyen kurniati 11160968 7_h-msdm
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi yeyen kurniati 11160968 7_h-msdmYeyenKurniati
 
Makalah 2 evaluasi eko kusumawardani 11150504
Makalah 2 evaluasi eko kusumawardani 11150504Makalah 2 evaluasi eko kusumawardani 11150504
Makalah 2 evaluasi eko kusumawardani 11150504Ekokusumawardani7
 
Makalah 1 evaluasi eko kusumawardani 11150504
Makalah 1 evaluasi eko kusumawardani 11150504Makalah 1 evaluasi eko kusumawardani 11150504
Makalah 1 evaluasi eko kusumawardani 11150504Ekokusumawardani7
 
Makalah Evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum uts
Makalah Evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum utsMakalah Evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum uts
Makalah Evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum utsYuniaFitri2
 
tugas 1 evaluasi kinerja dan kompesasi Resma damayanti 7i 11150741
tugas 1 evaluasi kinerja dan kompesasi Resma damayanti 7i 11150741tugas 1 evaluasi kinerja dan kompesasi Resma damayanti 7i 11150741
tugas 1 evaluasi kinerja dan kompesasi Resma damayanti 7i 11150741resmadamay
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1sudrajat45
 
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompeensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompeensasiMakalah 2 evaluasi kinerja dan kompeensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompeensasiElma Magdalena
 
romli
romliromli
romliromromi1
 
Makalah i evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah i evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah i evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah i evaluasi kinerja dan kompensasiriskiaritonang
 
Sintia teresya nim_11150348_kelas_7_n_(makalah_msdm)_uts[1]
Sintia teresya nim_11150348_kelas_7_n_(makalah_msdm)_uts[1]Sintia teresya nim_11150348_kelas_7_n_(makalah_msdm)_uts[1]
Sintia teresya nim_11150348_kelas_7_n_(makalah_msdm)_uts[1]SintiaTeresya
 

What's hot (17)

Makalah 1[1]
Makalah 1[1]Makalah 1[1]
Makalah 1[1]
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Makalah uas susilawati
Makalah uas susilawatiMakalah uas susilawati
Makalah uas susilawati
 
Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_7i[1]
Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_7i[1]Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_7i[1]
Resma damayanti 11150741_makalah_2_evaluasi_kinerja_dan_kompeensasi[1]_7i[1]
 
Makalah uts
Makalah utsMakalah uts
Makalah uts
 
Makalah 2 evaluaasi ridho mutaqin 11150032
Makalah 2 evaluaasi ridho mutaqin 11150032Makalah 2 evaluaasi ridho mutaqin 11150032
Makalah 2 evaluaasi ridho mutaqin 11150032
 
Makalah 1 evaluasi ridho mutaqin 11150032
Makalah 1 evaluasi ridho mutaqin 11150032Makalah 1 evaluasi ridho mutaqin 11150032
Makalah 1 evaluasi ridho mutaqin 11150032
 
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi yeyen kurniati 11160968 7_h-msdm
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi yeyen kurniati 11160968 7_h-msdmMakalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi yeyen kurniati 11160968 7_h-msdm
Makalah uas evaluasi kinerja dan kompensasi yeyen kurniati 11160968 7_h-msdm
 
Makalah 2 evaluasi eko kusumawardani 11150504
Makalah 2 evaluasi eko kusumawardani 11150504Makalah 2 evaluasi eko kusumawardani 11150504
Makalah 2 evaluasi eko kusumawardani 11150504
 
Makalah 1 evaluasi eko kusumawardani 11150504
Makalah 1 evaluasi eko kusumawardani 11150504Makalah 1 evaluasi eko kusumawardani 11150504
Makalah 1 evaluasi eko kusumawardani 11150504
 
Makalah Evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum uts
Makalah Evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum utsMakalah Evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum uts
Makalah Evaluasi kinerja dan kompensasi sebelum uts
 
tugas 1 evaluasi kinerja dan kompesasi Resma damayanti 7i 11150741
tugas 1 evaluasi kinerja dan kompesasi Resma damayanti 7i 11150741tugas 1 evaluasi kinerja dan kompesasi Resma damayanti 7i 11150741
tugas 1 evaluasi kinerja dan kompesasi Resma damayanti 7i 11150741
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompeensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompeensasiMakalah 2 evaluasi kinerja dan kompeensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompeensasi
 
romli
romliromli
romli
 
Makalah i evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah i evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah i evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah i evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Sintia teresya nim_11150348_kelas_7_n_(makalah_msdm)_uts[1]
Sintia teresya nim_11150348_kelas_7_n_(makalah_msdm)_uts[1]Sintia teresya nim_11150348_kelas_7_n_(makalah_msdm)_uts[1]
Sintia teresya nim_11150348_kelas_7_n_(makalah_msdm)_uts[1]
 

Similar to Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1 pdf 22

Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2 ) makalah uas
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2 ) makalah uasMakalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2 ) makalah uas
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2 ) makalah uasMarani Puspita
 
Makalah uts evkikomp-rizka(11150325)-7 c-msdm
Makalah uts evkikomp-rizka(11150325)-7 c-msdmMakalah uts evkikomp-rizka(11150325)-7 c-msdm
Makalah uts evkikomp-rizka(11150325)-7 c-msdmIlaNursilah
 
Makalah bab uas noor hidayat agung logika
Makalah bab uas noor hidayat agung logikaMakalah bab uas noor hidayat agung logika
Makalah bab uas noor hidayat agung logikaAgungLogika
 
Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA B...
Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS  Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA B...Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS  Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA B...
Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA B...DindaAyoeNingtyas
 
Makalah nanah
Makalah nanahMakalah nanah
Makalah nanahsitirukmanah
 
Makalah 2 nanah
Makalah 2 nanahMakalah 2 nanah
Makalah 2 nanahsitirukmanah
 
Makalah 2 nanah
Makalah 2 nanahMakalah 2 nanah
Makalah 2 nanahsitirukmanah
 
Makalah evaluasi kinerja &amp; kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja &amp; kompensasi 2Makalah evaluasi kinerja &amp; kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja &amp; kompensasi 2Irfan Kurniawan
 
Makalah nanah
Makalah nanahMakalah nanah
Makalah nanahsitirukmanah
 
Makalah ke2 uas pk ade
Makalah ke2 uas pk adeMakalah ke2 uas pk ade
Makalah ke2 uas pk adeetisuha
 
Ulfah 11150967 7 n makalah uas
Ulfah 11150967 7 n makalah uasUlfah 11150967 7 n makalah uas
Ulfah 11150967 7 n makalah uasUlfah .
 
Makalah I Mardiah 11141123 7_z_c.2.3
Makalah I Mardiah 11141123 7_z_c.2.3Makalah I Mardiah 11141123 7_z_c.2.3
Makalah I Mardiah 11141123 7_z_c.2.3DiahMardiah2
 
Tugas Makalah 2 -Uas- evaluasi kinerja dan kompensasi- Tubagus upay
Tugas Makalah 2 -Uas- evaluasi kinerja dan kompensasi- Tubagus upayTugas Makalah 2 -Uas- evaluasi kinerja dan kompensasi- Tubagus upay
Tugas Makalah 2 -Uas- evaluasi kinerja dan kompensasi- Tubagus upaytubagusupayupay
 
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum utsMira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum utsMiraErlina
 

Similar to Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1 pdf 22 (20)

Makalah 1 arya
Makalah 1 aryaMakalah 1 arya
Makalah 1 arya
 
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2 ) makalah uas
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2 ) makalah uasMakalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2 ) makalah uas
Makalah mk evaluasi kerja dan kompensasi (2 ) makalah uas
 
Makalah uts evkikomp-rizka(11150325)-7 c-msdm
Makalah uts evkikomp-rizka(11150325)-7 c-msdmMakalah uts evkikomp-rizka(11150325)-7 c-msdm
Makalah uts evkikomp-rizka(11150325)-7 c-msdm
 
Makalah 2
Makalah 2Makalah 2
Makalah 2
 
Makalah bab uas noor hidayat agung logika
Makalah bab uas noor hidayat agung logikaMakalah bab uas noor hidayat agung logika
Makalah bab uas noor hidayat agung logika
 
Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA B...
Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS  Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA B...Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS  Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA B...
Makalah 1 (UTS) dan Jawaban UTS Dinda Ayoe Ningtyas-11150404-7C MSDM-UNIBA B...
 
Makalah nanah
Makalah nanahMakalah nanah
Makalah nanah
 
Makalah 2
Makalah 2Makalah 2
Makalah 2
 
Makalah 2 nanah
Makalah 2 nanahMakalah 2 nanah
Makalah 2 nanah
 
Makalah 2 nanah
Makalah 2 nanahMakalah 2 nanah
Makalah 2 nanah
 
Makalah evaluasi kinerja &amp; kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja &amp; kompensasi 2Makalah evaluasi kinerja &amp; kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja &amp; kompensasi 2
 
Makalah nanah
Makalah nanahMakalah nanah
Makalah nanah
 
Makalah ke2 uas pk ade
Makalah ke2 uas pk adeMakalah ke2 uas pk ade
Makalah ke2 uas pk ade
 
Ulfah 11150967 7 n makalah uas
Ulfah 11150967 7 n makalah uasUlfah 11150967 7 n makalah uas
Ulfah 11150967 7 n makalah uas
 
Makalah uts
Makalah utsMakalah uts
Makalah uts
 
makalah uts
makalah uts makalah uts
makalah uts
 
Makalah I Mardiah 11141123 7_z_c.2.3
Makalah I Mardiah 11141123 7_z_c.2.3Makalah I Mardiah 11141123 7_z_c.2.3
Makalah I Mardiah 11141123 7_z_c.2.3
 
Tugas Makalah 2 -Uas- evaluasi kinerja dan kompensasi- Tubagus upay
Tugas Makalah 2 -Uas- evaluasi kinerja dan kompensasi- Tubagus upayTugas Makalah 2 -Uas- evaluasi kinerja dan kompensasi- Tubagus upay
Tugas Makalah 2 -Uas- evaluasi kinerja dan kompensasi- Tubagus upay
 
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum utsMira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 

Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1 pdf 22

  • 1. MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI NAMA : RISKI DAHLIA ARITONANG NIM : 11150567 KELAS : 7 N MSDM DOSEN PENGAMPU :ADE FAUJI SE.MM
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin, rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul “Evaluasi Kinerja dan Kompensasi” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas semester ganjil mata kuliah . Melalui makalah ini, saya berharap agar saya dan pembaca mampu mengenal lebih jauh mengenai evaluasi bekerja. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam proses penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen Mata kuliah saya, yaitu Ibu Ade Fauji, SE, MM. yang bersedia membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan makalah ini. Saya berharap agar makalah yang telah saya susun ini dapat memberikan inspirasi bagi pembaca dan penulis yang lain. Saya juga berharap agar makalah ini menjadi acuan yang baik dan berkualitas bagi pembaca.
  • 4. BAB 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Penilian Prestasi Kerja īļ Menajemen Kinerja Menajemen Kinerja adalah suatu proses manajerial mengenai perencanaan, evaluasi dan penilaian kinerja perangkat organisasi untuk mewujudkan tujuan organisasi. īļ Penilaian Kinerja Penilaian Kinerja adalah Penilaian Kinerja atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Performance Appraisal adalah Evaluasi sistematis terhadap kinerja karyawan dan untuk memahami kemampuan karyawan tersebut sehingga dapat merencanakan pengembangan karir lebih lanjut bagi karyawan yang bersangkutan. īļ Prestasi Kerja Penfertian prestasi kerja adalah kegiatan dan hasil kerja yang dicapai atau ditunjukan oleh seseorang didalampelaksanaan tugas pekerjaan. Dapat dikatakan pula bahwa perestasi kerja merupakan perwujudan atau penampilan dalam melaksanakan pekerjaan. īļ Penilaian Prestasi Kerja Pengertian penilaian kerja adalah penilaian kinerja adalah tinjauan formal dan evaluasi. īļ Pengembangan pengembangan manajemen kinerja yang efektif itu sendiri diharapkan akan mampu memperbaiki sistem manajemen yang kurang baik. īļ Motivasi Motivasi berasal dari kata dasar ‘motif’ yang memiliki arti kebutuhan, keinginan atau pendorong dalam diri seseorang. Ini bisa diartikan sebagai proses atau tindakan menginspirasi orang untuk mencapai tujuan. Pada latarbelakang tujuan pekerjaan ada beberapa faktor psikologis yang memotivasi perilaku masyarakat / karyawan diantaranya: 1. Kepuasan kerja 2. Pencapaian / achievement
  • 5. 3. Kebutuhan ekonomi 4. Nilai menghormati īļ Perencanaan SDM proses analisis dan identifikasi yang dilakukan organisasi terhadap kebutuhan akan sumber daya manusia, sehingga organisasi tersebut dapat menentukan langkah yang harus diambil guna mencapai tujuannya īļ Komunikasi Komunikasi merupakan menyebarkan atau memberitahukan. Jadi menurut asal katanya, komunikasi berarti menyebarkan atau memberitahukan informasi kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian yang sama. īļ Keadilan keadilan adalah suatu kondisi tidak berat sebelah atau pun seimbang, yang sepatutnya tidak diputuskan dengan cara yang sewenang – wenang (Poerwadarminta, 2007). Keadilan selalu menjadi kebutuhan setiap manusia. īļ Validasi Validasi diartikan sebagai suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan. 1.2. Kegunaan Penilaian īļ Perbaikan Prestasi Kerja īļ Penyesuaian-penyesuaian Kompensasi īļ Keputusan Penempatan īļ Keputusan Penempatan īļ Keputusan Penempatan īļ Penyimpangan proses staffing īļ Ketidak Akuratan Informasi īļ Kesalahan Desain Pekerjaan īļ Kesenpatan Kerja Yang Adil īļ Tantangan Exsternal
  • 6. 1.3. Persiapan Prestasi Kerja Prestasi Penilaian hendaknya memeberikan suatu gambaran akurat mengenai prestasi kerja karyawan, untuk mencapai tujuan ini system-sistem penulisan harus berhubungan dengan pekerjaan, praktis, menggunakan standar-standar yang dapat diandalkan. 1.4. Metode –Metode Penilaian Kinerja īļ Metode “skala peringkat” īļ Metode “checklist īļ Metode pilihan terarah īļ Metode insiden kritikal īļ Skala peringkat yang dikaitkan dengan perilaku īļ Metode evaluasi lapangan īļ Tes danobservasi īļ Pendekatan īļ pendekatan yang bersifat komparatif 1.5 Macam- Macam Penilaian īļ hasil belajarolehpendidikmenggunakanberbagai teknikPenilaianberupates, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok. īļ Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. īļ Teknikobservasi ataupengamatandilakukanselamapembelajaranberlangsungdan/atau di luar kegiatan pembelajaran. īļ Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan / atau proyek. 1.6. Pemberian Poit īļ TEMPLATE "Contoh Penilaian Kinerja Karyawan" ini dibuat untuk Para Praktisi SDM di dalam Perusahaan (misal : HRD Mgr,Supervisor SDM,Training Mgr, Direktur SDM, serta Para Karyawan/Staff) yang banyak erat kaitannya dengan masalah-masalah SDM di dalam Perusahaan. īļ PENILAIAN PRESTASI KERJA ( P P K )NAMA KARYAWAN : DEPARTEMEN / BAGIAN : MASA KERJA FOR : HEAD OFFICEN.I.K :
  • 7. JABATAN : â€Ļ.. Tahun ...â€Ļ. Bulan NILAI AKHIR (TOTAL) : #REF! KEHADIRAN SAKIT IJIN TERLAMBAT ALPA / MANGKIR KARYAWAN â€Ļâ€Ļâ€Ļ.Hari/ Periode PPK â€Ļâ€Ļâ€Ļ.Kali/ Periode PPK â€Ļâ€Ļâ€Ļ.Kali/ Periode PPK â€Ļâ€Ļâ€Ļ.Hari/ Periode PPK NILAI AKHIR (Huruf) : B ASPEK ISTIMEWA MEMUASKAN CUKUP BURUK BURUK SEKALINo. NILAI PENILAIAN 90 ~ 100 75 ~ 89,99 60 ~ 74,99 40 ~ 59,99 < 4001 KREATIFITAS Selalu melihat persoalan dari be- Umumnya melihat persoalan dari Berusaha melihat persoalan dari Jarang sekali menghasilkan gaga- Tidak pernah menghasilkan ga- ( 1 Point ) berapa segi īļ ASPEK ISTIMEWA MEMUASKAN CUKUP BURUK BURUK SEKALINo. NILAI PENILAIAN 90 ~ 100 75 ~ 89,99 60 ~ 74,99 40 ~ 59,99 < 40 IN FOR MA S I Bagi Peminat. 1.7. Perbandingan Dengan Karyawan Lain īļ Karyawan akan mengikuti jalan yang ada, pengusaha akan mencari jalan. īļ Karyawan bertindak, pengusaha mendengar. īļ Karyawan mengambil sedikit risiko, pengusaha lebih berani mengambil risiko. īļ Karyawan memiliki kemampuan yang dalam, pengusaha lebih generalis. īļ Karyawan menyukai liburan karena ia tidak perlu bekerja, pengusaha menyukai liburan karena mereka dapat bekerja seharian tanpa mengalami gangguan. 1.8. Penilaian Diri Sendiri ecara umum penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di pembelajaran menurut Sharon K. Ferrett, antara lain: īļ Menjadi mengerti bagimana cara belajar yang terbaik īļ Dapat berkarya dengan potensi kekuatan yang dimiliki dan bersifat alami īļ Belajar untuk menyeimbangkan dan menyatukan gaya belajar yang di sukai dengan gaya belajar yang lain īļ Belajar untuk menggunakan pemikiran yang kritis .
  • 8. BAB II 2.1. Menajemen Kompensasi īļ Konsep Dasar Kompensasi īƒ˜ Kompensasi Kompensasi adalah pengaturan keseluruhan pemberian balas jasa bagi employers maupun employees, bai ksecara langsung berupa uang (finansial) maupun yang tidak langsung berupa uang (nonfinansial). īƒ˜ Kompensasi Karyawan Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima dapat berupa fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada seseorang yang umumnya merupakan objek yang dikecualikan dari pajak pendapatan. ... Jadi, Departemen Personalia biasanya merancang dan mengadministrasikan kompensasi karyawan. 2.2. Beberapa konsep īļ Gaji gaji adalah upah dari kerja yang dibayar dalam waktu yang tetap, atau balas jasa yang diterima pekerja dalam bentuk uang berdasarkan waktu tertentu. īļ Upah upah adalah uang dan sebagainya yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu. īļ Upah Intensip penghasilan tambahan yang akan diberikan kepada para karyawan yang dapat memberikan prestasi sesuai dengan yang telah ditetapkan. īļ Benefit dan Service kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang, langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi berbentuk uang, artinya kompensasi dibayar dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan bersangkutan.
  • 9. 2.3. Komponen Sistem Kompensasi Total 2.4. Faktor – Factor yang Memengaruhi Kompensasi īļ Produktivitas. Organisasi berkeinginan untuk memperoleh keuntungan baik berupa material atau non-material. īļ Kemampuan untuk Membayar. Pemberian kompensasi tergantung dari mampu untuk membayar. Organisasi tidak memberikan kompensasi tidak melebihi kemampuannya. īļ Kesediaan untuk Membayar. Kesediaan ini berpengaruh atas kebijaksanaan pemberian kompensasi karyawannya. īļ Suplai dan Permintaan Tenaga Kerja. Banyak tidaknya tenaga kerja di pasaran kerja, dapat mempengaruhi pemberian kompensasi. īļ Organisasi Karyawan. Adanya organisasi karyawan tersebu akan berpengaruh terhadap kebijakan pemberian kompensasi.
  • 10. īļ Peraturan dan Perundang-Undangan. Hal demikian akan membantu bidang perburuan (karyawan). Peraturan tersebut jelas mempengaruhi sistem pemberian kompensasi bagi setiap organisasi, baik pemerintah maupun swasta. 2.5. Langkah –langkah dalam Menentukan Upah dan Gaji īļ Pendidikan Gaji yang diberikanharus sesuai dengantingkatpendidikankaryawan,misalnyagaji seorangsarjanaharus dibedakandenganyangbukansarjana. īļ Pengalaman Gaji yang diberikankepadaorangyangsudahmempunyai pengalamankerjatinggi harus dibedakandenganorangyangbelumberpengalaman. īļ Tanggungan Gaji sudah dianggapadil bilabesarnyagaji bagi yangmempunyai tanggungankeluargayang besardibedakandenganyangmempunyaitanggungankeluarga yang kecil. īļ Kemampuanperusahaan Kemampuanperusahaanuntukmembayarkaryawannyajugaharus diperhitungkan.Bila perusahaanmendapatkeuntungansebaiknyakaryawanjugadapatikutmenikmatimelalui peningkatangaji,kesejahteraan,danlain - lain. īļ Kondisi - kondisi pekerja Bidangpekerjaanyangmemerlukanketelitiandankeahlianyangkhususharuslah dibedakantingkatgajinyadenganpekerjayangmengerjakanpekerjaanbiasadan sederhana. 2.6. Keputusan Kompensasi īļ DASAR PENGGAJIAN īļ URAIAN JABATAN (JOB DESCRIPTION) īļ PERSYARATAN JABATAN (JOB SPESIFICATION) īļ EVALUASI JABATAN (JOB EVALUATION) īļ STRUKTUR GAJI 2.7. Faktor Factor yang Memengaruhi Kompensas īļ Faktor Internal īƒ˜ Kemampuan untuk Membayar īƒ˜ Strategi Bisnis Perusahaan īƒ˜ Evaluasi Pekerjaan dan Penilaian Kinerja īƒ˜ Karyawan Perusahaan. īļ Faktor External īƒ˜ Pasar Tenaga Kerja īƒ˜ Tarif īƒ˜ Biaya Hidup īƒ˜ Serikat Pekerja īƒ˜ Pemerintah Beserta dengan Peraturan-Peraturannya
  • 11. 2.8 Evaluasi Pekerjaan īļ Pengertian adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu.27 Feb 2009. Hasil evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk banyak penggunaan. īļ Peningkatan kinerja īļ Pengembangan SDM īļ Pemberian kompensasi īļ Program peningkatan produktivitas īļ Program kepegawaian īļ Menghindari perlakuan diskriminasi 2.9. Mengaharggai Pekerjaan Manajerial dan Frofesional īļ Dalam suatu pekerjaan kita harus menghargai pekerjaannya karena merupakan suatu hal yang paling utama dalam pekerjaan jika kita tidak menghargainya maka kita akan malah menjadi bingung īļ Karna pekerjaan mempunyai nilai kerja yang akan menghasilkan upah dari kerja seseoramgatau perkelompok. nan pekerjaan tersebut membutuhkan kerja keras juga pemikiran untuk mencapai hasil yang diinginkan. karena itulah pekerjaan harus dihargai Lalu, bagaimana cara kita membina hubungan baik dengan orang lain agar hidup kita menjadi lebih menyenangkan? īļ Saling membutuhkan īļ SalingMenguntungkan īļ SalingMengisi īļ SalingMenguatkan 2.10. Teori yang dapat mejelaskan Pengaruh kompensasi īļ Pekerjaan yang biasa ditemukan dalam faktanya dilapangan, Nampak dilaksanakan sampai bertumpuk dan sulit untuk dilepaskan, karena seorang manajer akan menerima permintaan informasi dari bawahan, rekan setingkat, atasan, atau pihak di luar lembaga secara berkelanjutan. Pada sisi ini seorang manajer tentu harus bersikap tenang, focus dan tidak menunda-nunda waktu dalam menyelesaikannnya. īļ Pada kenyataannya, kegiatan yang harus ditangani beragam dan mengalami keterputusan/kelalaian, karena mengalami banyak interupsi atau terselingi oleh hal-hal
  • 12. yang lain. Karena itu, seorang manajer seharusnya dapat menerima kondisi ini serta rajin mengingat-ingat kembali pekerjaan yang harus dilakukannya dalam satu hari tertentu. īļ Beban tugas yang datang secara berkelanjutan dan membutuhkan penyelesaian segera menjadikan pekerjaan manajerial cenderung bersifat reaktif. īļ Interaksi intensif dengan rekan sejawat dan pihak luar harus sering dilakukan karena seorang manajer harus bekerja dalam suatu lembaga serta membangun jejaring dengan pihak luar yang mampu memberikan manfaat strategis. īļ Karena pekerjaan manajerial membutuhkan interaksi langsung antar pribadi secara intensif, maka komunikasi lisan harus sering dilakukan dan kemampuan melakukannya menjadi amat penting. īļ Proses penentuan keputusan sering kali bersifat politis karena harus mengakomodasikan beragam aspirasi yang ada dan meminimalkan tingkat kekecewaan banyak pihak. Dengan demikian, keputusan ditentukan tidak hanya berdasarkan analisis serta pertimbangan yang bersifat teknis. īļ Manajer sering kali menghadapi keadaan yang berubah dan tidak terduga sebelumnya dan keadaan itu membutuhkan kemampuan berimprovisasi serta keluwesan. Karena itu, perencanaan yang dilakukannya juga mungkin saja dilakukan tidak terlalu detil dan formal agar dapat beradaptasi secara fleksibel dengan perubahan kondisi nyata.[15] 2.11. Sistem kompensasi Ada dua pertimbangan kunci dalam sistem kompensasi yang efektif. Pertama, sistem kompensasi harus adaptif (dapat beradaptasi) terhadap situasi, sehingga sistem harus sesuadengan lingkungan dan mempertimbangkan tujuan, sumber daya, dan struktur organisasi. Kedua, sistem kompensasi harus memotivasi para karyawan, sehingga sistem harus dapat memuaskan kebutuhan para karyawan, dan memastikan adanya perlakuan yang adil terhadap karyawan, serta memberikan penghargaan terhadap kinerja.
  • 13. BAB III 3.1. Evaluasi Kinerja dan Kompensasi īļ Langkah-langkah Merumuskan Kebijakan dan Membuat Sistem Kompensasi īƒ˜ Kompensasi Kompensasi adalah apa yang seorang pekerja terima sebagai balasan dari pekerjaan yang dilakukannya. Baik upah perjam ataupun gaji periodik yang di desain dan dikelola oleh bagian personalia) Dari beberapa uraian pendapat di atas jelas bahwa kompensasi mengandung cakupan yang lebih luas daripada sekedar” Pemberian upah dan gaji”, namun mencakup balas jasa yang bersifat financial maupun non financial yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya, Simamora (1997 : 541). Kompensasi financial terdiri dari : 1. Kompensasi finansial langsung (Direct Financial Compencation), yang terdiri dari bayaran (pay) yang diperoleh karyawan dalam bentuk gaji, upah, bonus, dan kompensasi 2. Kompensasi finansial tidak langsung (Indirect financial Compensation) disebut juga tunjangan yang meliputi imbalan-imbalan finansial yang tidak tercakup dalam kompensasi langsung. Kompensasi adalah apa yang seorang pekerja terima sebagai balasan dari pekerjaan yang dilakukannya. Baik upah perjam ataupun gaji periodik yang di desain dan dikelola oleh bagian personalia) Dari beberapa uraian pendapat di atas jelas bahwa kompensasi mengandung cakupan yang lebih luas daripada sekedar” Pemberian upah dan gaji”, namun mencakup balas jasa yang bersifat financial maupun non financial yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya, Simamora (1997 : 541). Kompensasi financial terdiri dari : 1. Kompensasi finansial langsung (Direct Financial Compencation), yang terdiri dari bayaran (pay) yang diperoleh karyawan dalam bentuk gaji, upah, bonus, dan kompensasi 2. Kompensasi finansial tidak langsung (Indirect financial Compensation) disebut juga tunjangan yang meliputi imbalan-imbalan finansial yang tidak tercakup dalam kompensasi langsung. 3.2 Sistem Kompensasi īļ Gaji menjadi system perangsangan yang adil. īļ Gaji merupakan imbalan atau jasa yang berkaitan seseorang kepada organisasi. īļ Gaji merupakan perangsang untuk berbuat lebih banyak dan lebih baik, bukan sekedar upah atas pekerjaan yang telah dilakukan. īļ Gaji mempunyai kaitan langsung dengan biaya hidup. īļ Gaji seimbang dengan apa yang diberikan oleh organisasi lain dalam wilayah geografis yang sama untuk tingkat yang serupa.
  • 14. īļ Gaji dibuat fleksibel dalam arti tidak terlalu sukar dengan perkembangan harga, fasilitas hidup dan sebagainya. īļ Gaji dilengkapi dengan perangsang lainnya seperti liburan dengan biaya organisasi, fasilitas kendaraan, fasilitas perumahan dan sejenisnya. 3.3. Asas Kompensasi Perusahaan harus memiliki Asas Kompensasi yang terdiri dari Asas Adil dan Asas Layak dan Wajar 1. Asas Adil ī‚ˇ Besarnya kompensasi yang dibayarkan kepada seluruh karyawan harus sesuai dengan prestasi kerjanya, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung jawab, jabatan dan memenuhi internal konsistensi. 2. Asas Layak dan Wajar ī‚ˇ Besarnya kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi kebutuhan pada tingkat normatif yaitu ideal, berdasarkan batas upah minimum dari pemerintah setempat dan eksternal konsistensi yang berlaku. Konsistensi internal adalah konsep penggajian yang relatif pada perusahaan tersebut Konsistensi eksternal adalah tingkat relatif struktur penggajian pada perusahaan dibandingkan dengan strultur penggajian yang berlaku di luar perusahaan 3.4. Tujuan Kompensasi Selain beberapa fungsi di atas, jelas kompensasi mempunyai tujuan-tujuan positif. Pendapat para pakar tentang tujuan pemberian kompensasi berbagai macam, namun pada prinsipnya sama. Adapun tujuan kompensasi menurut H. Malayu S.P. Hasibuan (2002:120) adalah sebagai berikut: īļ Ikatan Kerja Sama Dengan pemberian kompensasi terjadilah ikatan kerja sama formal antara majikan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati. īļ Kepuasan Kerja Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.
  • 15. īļ Pengadaan Efektif Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah. īļ Motivasi Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya. īļ Stabilitas Karyawan Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang kompetitif, maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn-over relatif kecil. īļ Disiplin Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar, maka disiplin karyawan semakin baik. Mereka akan menyadari dan mentaati peraturan-peraturan yang berlaku. īļ Pengaruh Serikat Buruh Dengan program kompensasi yang baik, pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya. īļ Pengaruh Pemerintah Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum), maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan. 3.4 Faktor yang Memengaruhi Kompensasi īļ penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja Kompensasi relatif kecil, Jika lowongan pekerjaan (permintaan) lebih sedikit dibandingkan jumlah pencari kerja (penawaran) lebih banyak. Sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan, maka kompensasi relatif semakin besar. īļ Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan Tingkat kompensasi akan semakin besar apabila kesediaan dan kemampuan membayar perusahaan semakin baik. Namun sebaliknya, Tingkat kompensasi akan relatif kecil jika kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar kurang.
  • 16. īļ Serikat Buruh/Organisasi Karyawan Tingkat kompensasi biasanya akan semakin besar jika serikat buruh suatu perusahaan kuat dan berpengaruh. Namun sebaliknya, apabila serikat buruh tidak kuat maka tingkat kompensasi cenderung relatif kecil. īļ roduktivitas Kerja Karyawan Tingkat kompensasi semakin besar apabila produktivitas kerja karyawan baik dan banyak. Di sisi lain, kompensasi relatif kecil jika produktivitasnya buruk dan sedikit. īļ Pemerintah dengan Undang-undang dan Keppresnya Pemerintah memiliki kewajiban untuk melindungi seluruh masyarakat (karyawan khususnya) dari tindakan sewenang-wenang terutama oleh perusahaan dan pengusaha. Sehingga Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan besarnya batas upah/balas jasa minimum. īļ Biaya Hidup Tingkat kompensasi/upah biasanya akan semakin besar apabila biaya hidup di suatu daerah itu tinggi. Sebaliknya, Tingkat kompensasi/upah biasanya akan semakin rendah bila biaya hidup di suatu daerah itu rendah. īļ Posisi jabatan Karyawan Gaji/ kompensasi yang lebih besar akan diterima oleh karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi. Karena seseorang karyawan dengan kedudukan yang semakin tinggi maka akan mendapat tanggung jawab serta wewenang yang besar pula. īļ Pendidikan dan Pengalaman Karyawan Apabila seseorang/karyawan memiliki pendidikan yang tinggi dan pengalaman kerja yang lebih lama, maka kecakapan serta keterampilannya lebih baik sehingga kompensasi akan semakin besar. īļ Kondisi Perekonomian Nasional Tingkat upah/ kompensasi akan semakin besar jika perekonomian nasional sedang maju karena mendekati kondisi full employmen. Sebaliknya jika suatu negara/daerah yang terdapat banyak penganggur (disqueshed unemployment) perekonomiannya kurang maju dan tingkat upah biasanya cenderung rendah. īļ Jenis dan sifat Pekerjaan Tingkat upah/ kompensasinya yang besar juga dipengaruhi oleh jenis dan sifat pekerjaan, misalkan pekerjaan yang mempunyai resiko (finansial, keselamatan) yang besar, karena
  • 17. membutuhkan kecakapan dan ketelitian di suatu bidang untuk mengerjakannya. Tetapi jika pekerjaan tersebut mudah dan resikonya kecil biasanya tingkat kompensasi/upah akan semakin rendah. 3.5. Program Pemberian Kompensasi Beberapa sistem kompensasi yang biasa digunakan adalah sistem prestasi, sistem waktu,sistem kontrak/borongan. īļ Sistem Prestasi Upah menurut prestasi kerja sering juga disebut dengan upah sistemhasil. Pengupahan dengan cara ini mengaitkan secara langsung antara besarnya upah dengan prestasi kerja yang ditujukan oleh karyawan yang bersangkutan. Sedikit banyaknya upah tersebut tergantung pada sedikit banyaknya hasil yang dicapai karyawan dalam waktu tertentu. Cara ini dapat diterapkan bila hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif. Cara ini dapat mendorong karyawan yang kurang produktif menjadi lebih produktif. Cara ini akan sangat menguntungkan bagi karyawan yang dapat bekerja cepat dan berkemampaun tinggi. Contoh kompensasi sistem hasil : per potong, per meter, per kilo, per liter dan sebagainya. īļ Sistem Waktu Besarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu seperti Jam, Hari, Minggu, Bulan. Besarnya Upah ditentukan oleh lamanya karyawan melaksanakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Umumnya cara ini digunakan bila ada kesulitan dalam menerapkan cara pengupahan berdasarkan prestasi. Kelemahan dari sistem waktu adalah : īƒ˜ Mengakibatkan mengendornya semangat karyawan yang produktifitasnya tinggi (di atas rata-rata ). īƒ˜ Tidak membedakan usia, pengalaman, dan kemampuan karyawan. īƒ˜ Membutuhkan pengawasan yang ketat agar karyawan sungguh- sungguh benerja. īƒ˜ Kurang mengakui adanya prestasi kerja karyawan. īƒ˜ Dapat mencegah hal- hal yang kurang diinginkan seperti pilih kasih, diskriminasi maupun kompetisi yang kurang sehat. īƒ˜ Menjamin kepastian penerimaan upah secara periodik. īƒ˜ Tidak memandang rendah karyawan yang cukup lanjut usia. īļ Sistem kontrak/ borongan Penetapan besarnya upah dengan sistem kontrak / borongan didasarkan atas kuantitas, kualitas dan lamanya penyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan kontrak perjanjian. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam kontrak juga dicantumkan ketentuan mengenai “konsekuensi” bila pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan perjanjian baik secara kuantitas, kualitas maupun lamanya penyelesaian pekerjaan. Sistem ini biasanya digunakan untuk jenis pekerjaan yang dianggap merugikan bila dikerjakan oleh karyawan tetap dan /atau jenis pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan oleh karyawan tetap.
  • 18. BAB IV 4.1 Survey BenchMarking Kompensasi īļ Survey Upah Survey upah merupakan pengembangan dari Survei Upah, karena variabel yang dicakup lebih rinci dari Survei Upah. Survei Upah hanya mengumpulkan data tentang jumlah karyawan secara global dan upah karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari mandor/pengawas secara keseluruhan tanpa memperhatikan jenis kelamin dan jenis jabatan/pekerjaan. 4.2. Data yang Dicari dalam Survey īļ Menjangkau Pasar yang Tepat īļ Tentukan dan definisikan dasar, jangkauan, dan ukuran pasar Anda. īļ Tentukan aspek-aspek pasar yang ingin Anda teliti. īļ Cari tahulah di mana dan kapan Anda dapat menjangkau pelanggan di pasar Anda. īļ Tentukan jenis survei yang akan digunakan. īļ Pertimbangkan platform survei daring. 4.4. Tahapan Mengikuti Selaray survey īļ ‘Mengintip’ rekening tabungan īļ Merayakan hari gajian īļ Mengalihkan mata ketika mengambil uang īļ . Gesek kartu debit sana-sini īļ Membuka semua situs online, kecuali akun bank īļ Mencoba menghitung saldo akhir di kepala īļ Mulai memikirkan ide untuk dapat uang tambahan īļ Pasrah dengan sisa uang 4.5. Survei Struktur Upa Survei Struktur Upah ini merupakan survei tahunan BPS yang dilaksanakan pada bulan Juli. Survei ini sendiri dimulai pada tahun 2001 dan biasanya pelaksanaan lapangannya bersamaan dengan Survei Upah triwulan II (Keadaan bulan Juni). Survei Struktur Upah ini merupakan pengembangan dari Survei Upah, karena variabel yang dicakup lebih rinci dari Survei Upah. Survei Upah hanya mengumpulkan data tentang jumlah karyawan secara global dan upah karyawan produksi/pelaksana lebih rendah dari mandor/pengawas secara keseluruhan tanpa memperhatikan jenis kelamin dan jenis jabatan/pekerjaan.
  • 19. Tujuan utama diselenggarakannya Survei Struktur Upah adalah untuk mendapatkan informasi/data statistik upah yang lebih rinci antara lain; upah per jenis jabatan dan jenis kelamin, untuk karyawan produksi lebih rendah dari mandor, mandor/supervisor, beberapa tingkat diatas mandor/ supervisor, dan karyawan non produksi. Selain itu untuk penyempurnaan kebijakan pemerintah dalam hal pengaturan, pengendalian dan analisis upah pekerja/karyawan. Melalui survei ini dapat pula dipantau keadaan pengupahan regional dan nasional. 4.6. Survei Gaji urvei Gaji juga menjelaskan beberapa persyaratan perekrutan dan kenaikan gaji dari industri- industri utama yang bergerak maju di tahun 2019. Sorotan tersebut meliputi: 1. Akuntansi & Keuangan Pertumbuhan e-commerce/start-up teknologi dan lebih banyak lagi perusahaan lokal Indonesia yang ingin berkembang secara regional akan melihat peningkatan permintaan kandidat yang terampil dalam dwibahasa dengan pengalaman kerja multinasional yang kuat. Selain itu, perusahaan multinasional asing akan lebih memilih untuk mempekerjakan para profesional dengan sejarah karir yang stabil dan pengetahuan yang baik tentang peraturan di Indonesia. Analis bisnis yang kompeten dan profesional mitra bisnis pembiayaan komersial akan terus diminati, karena semua bisnis mencari untuk memperluas basis pelanggan mereka dan memenangkan pangsa pasar. Kenaikan gaji cenderung berada di kisaran 10-30%, tergantung pada peran senioritas dan ukuran perusahaan. 2. Perbankan & Jasa Keuangan Pertumbuhan digitalisasi akan melihat peningkatan permintaan untuk kandidat yang dilengkapi dengan keterampilan digital dan pengalaman manajemen perubahan. Karena peraturan baru International Financial Reporting Standards (IFRS) 17, pencari kerja dengan pengetahuan tentang peraturan, kepatuhan, dan perbaikan proses akan sangat dicari. Pada tahun 2018, kenaikan gaji di sektor perbankan dan jasa keuangan meningkat rata-rata 20- 35%. Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut, dengan posisi premium di fintech dan perusahaan asuransi menawarkan paket gaji yang setara dengan sektor perbankan. 3. Sumber Daya Manusia Calon kandidat berkaliber tinggi dengan pengalaman di seluruh spektrum SDM dalam permintaan tinggi karena pertumbuhan perusahaan digital dan e-commerce / start-up di Indonesia. Juga akan ada permintaan yang kuat untuk profesional dengan pengalaman internasional, karena kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris semakin menjadi prasyarat.
  • 20. Selain itu, profesional yang berpengalaman dalam pengembangan organisasi dan kompensasi dan manfaat akan terus diminati. Kenaikan gaji diperkirakan sebesar 20-30%. 4. Hukum Pertumbuhan digital di Indonesia, di mana perusahaan start-up yang mencari pendanaan atau penawaran umum perdana (IPO) serta merger dan akuisisi mendorong permintaan untuk penasihat hukum internal. Penasihat hukum yang cerdas teknologi akan terus diminati di semua sektor karena peralihan dari kontrak berbasis kertas ke kontrak elektronik dan penggunaan wajib negara dari sistem Pengajuan Single Online untuk izin bisnis. 5. Penjualan & Pemasaran Pada 2019, kegiatan perekrutan diharapkan cukup kuat. Mayoritas peran diharapkan untuk menjadi posisi pengganti sebagai hasil dari restrukturisasi perusahaan dan pembentukan divisi e- commerce baru di perusahaan. Perusahaan lokal juga tumbuh secara internasional, ini akan mendorong permintaan yang kuat untuk penjualan dan profesional pemasaran dengan keahlian digital, keterampilan komunikasi yang baik, dan kombinasi kemampuan strategis dan operasional. 4.6. Komponen komponen Dalam upah atau gaji ada beberapa komponen yang harus ada dalam penyusunan gaji. īļ Gaji Pokok Gaji pokok merupakan gaji dasar yang ditentukan sesuai dengan jabatan atau tugas tertentu. Jabatan mencerminkan tingkat kesulitan dan tanggungjawab pekerjaan yang diemban. Makin tinggi jabatan maka makin berat juga tanggungjawab pekerjaan yang dipikul. Kompetensi pekerja pun dapat digunakan sebagai acuan memberikan jabatan kepada seorang pegawai. īļ Tunjangan Gaji pokokmerupakan gaji dasar yang ditentukan sesuai dengan jabatan atau tugas tertentu. Jabatan mencerminkan tingkat kesulitan dan tanggungjawab pekerjaan yang diemban. Makin tinggi jabatan maka makin berat juga tanggungjawab pekerjaan yang dipikul. Kompetensi pekerja pun dapat digunakan sebagai acuan memberikan jabatan kepada seorang pegawai. īļ Tunjangan Potongan biasanya dapat diambil ketika ada beberapa hal terkait dengan pegawai. Berbagai macam potongan yang umum diberlakukan antara lain,
  • 21. Potongan Pajak Penghasilan (PPh), potongan iuran kesehatan, potongan iuran hari tua, dan lain sebagainya. īļ Uang Lembur lembur adalah upah atau gaji yang dibayarkan karena bekerja di luar waktu jam kerja secara resmi. Upah lembur juga bisa ditambahkan untuk melengkapi gaji total yang diperoleh pekerja. Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa gaji bersih yang diterima Bapak Adi untuk pekerjaannya selama sebulan adalah sebesar Rp2.745.500. Sebuah perusahaan dengan banyak karyawan pasti membutuhkan banyak waktu dalam menghitung gaji karyawannya. Untuk mencatat gaji karyawan dibutuhkan ketelitian yang baik. Setelah menghitung semua gaji karyawan, Anda dapat mencatat transaksi tersebut ke dalam Jurnal sebagai beban perusahaan. Jurnal merupakan software akuntansi online yang dapat membantu Anda mencatat semua transaksi bisnis, dari pengeluran, pendapatan, utang, maupun piutang. Dengan menggunakan Jurnal, Anda dapat lebih mudah dalam melihat kondisi keuangan perusahaan dengan mudah. Jurnal juga akan menyediakan laporan keuangan lengkap dan akurat sesuai dengan yang Anda butuhkan 4.7. Tips dan Trik dalam Melakukan Survei yang Efektif īļ Mendesain Survei Semua berawal dari bagaimana kita mendesain sebuah survei. Ini adalah langkah yang paling awal dan juga merupakan langkah yang paling penting dalam menentukan keberhasilan sebuah survei. Tidak hanya mendesain pertanyaan kuesioner survei, namun yang paling penting adalah menentukan tujuan konkret dari survei tersebut. Tanyakan terlebih dahulu kepada tim Anda tentang apa sebenarnya tujuan dari melakukan survei ini. Pertanyaan apakah yang ingin dijawab pada akhir survei? Apakah jawaban dari pertanyaan itu penting dan akan membantu? īļ Merancang Pertanyaan KuesionerSurvei Dalam mendesain kuesioner pertanyaan survei, perlu diingat untuk menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh target sasaran demografis yang dituju. Pastikan pertanyaan yang diajukan jelas, singkat, tidak bertele – tele, sehingga mudah dimengerti. Kualitas pertanyaan dalam kuesioner survei akan sangat menentukan kualitas jawaban respon yang tentunya akan mempengaruhi hasil akhir survei tersebut.
  • 22. BAB V 5.1.Kompensasi Finansial īļ Pengertian merupakan imbalan yang diperoleh karyawan sebagai balas jasa dari kinerjanya pada suatu organisasi atau perusahaan. Kompensasi dapat berwujud secara fisik ataupun non fisik. Kompensasi wajib dihitung dan diserahkan kepada karyawan berdasarkan pengorbanan yang disesuaikan dengan kinerja para karyawan terhadap perusahaan. Penetapan kompensasi sebelumnya harus dilakukan perhitungan yang disesuaikan dengan kinerja karyawan. Oleh karena itu perlu pembuatan sistem penilaian kerja karyawan. Sistem tersebut secara garis besar harus mencakup penilaian seluruh karyawan seperti beban kerja yang diemban dan mampu diselesaikan, ketepatan dan kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan, interaksi dengan karyawan atau manajer, job knowledge dan indikator kompensasi lainnya. Dalam hal ini karyawan perusahaan kebanyakan akan membandingkan antara kompensasi dengan pengorbanan yang telah diberikan kepada perusahaan. Jika karyawan merasakan ketidakpuasan atas jumlah kompensasi yang diberikan maka akan timbul niatan untuk keluar dari perusahaan tersebut dan mencari pekerjaan lainnya yang dianggap lebih baik dalam pemberian kompensasi. Kondisi tersebut akan membahayakan perusahaan apabila karyawan tersebut keluar dan masuk ke perusahaan pesaing. Kemungkinan terburuk adalah karyawan tersebut akan memobocokan rahasia perusahan keapda perusahaan pesaing. Hal ini memaksa perusahaan harus memahami pengertian kompensasi dan segala macam penjelasannya dan aplikasinya supaya karyawan yang dimilikinya tetap loyal kepada perusahaan. 5.2. Pengertian Kompensasi Menurut Para Ahli īļ Malayu S.P Hasibuan Menurut Hasibuan kompensasi adalah seluruh perolehan bagi karyawan yang berbentuk uang ataupun barang langsung atau tidak langsung sebagai imbalan akan jasa yang diberikan untuk perusahaan. Kompensasi dengan bentuk uang berarti sejumlah gaji yang diberikan dengan uang kartal. Sedangkan kompensasi dengan bentuk barang berarti gaji tersebut diganti dan dibayarkan dengan barang. Sebagai contoh pada dunia pertanian upah diperoleh dari 5% dari hasil produksi padi. īļ Marihot Arti kompensasi menurut Marihot adalah segala imbalan yang diperoleh oleh karyawan sebagai konsekuensi dari penyelesaian pekerjaan dalam perusahaan dalm bentuk yang ataupun bentuk
  • 23. lainnya. Imbalan tersebut diserahkan berupa gaji, , insentif, upah, dan tunjangan (hari raya, kesehatan, transportasi, makan, dan sebagainya). Secara teknis pembayaran kompensasi dapat dikaitkan langsung dengan performa kerja dengan pemberian berupa gaji, bonus, komisi. Pada kondisi ini dapat dinamakan dengan kompensasi langsung. Namun ada pula yang tidak berkaitan secara langsung dengan kinerja karyawan dan diserahkan dalam bentuk tunjangan. Kompensasi tidak langsung bertujuan pula untuk menciptakan ketenangan dan kepuasan karyawan akan kondisi finansial jangka panjang jika tetap bekerja pada perusahaan tersebut. īļ Cardoso Pengertian kompensasi menurut Cardoso yaitu segala sesuatu yang diperoleh karyawan sebagai imbalan atas kinerja mereka. Segala hal tentang kompensasi berkaitan dengan konsisten internal dan eksternal. Konsisten internal berkaitan dengan sistem pemberian gaji relatif perusahaan. Sedangkan pada konsisten eksternal berkaitan dengan tingkat struktur sistem pemberian gaji di dalam perusahaan dengan yang dilakukan di luar perusahaan. Keseimbangan diantara keduanya harus diatur sebagai indikator kompensasi supaya menjadi kepuasan kerja bagi karyawan dan meningkatkan produktivitas perusahaan secara menyeluruh. Hal ini membuktikan adanya pengaruh kompensasi bagi kinerja karyawan. īļ Mangkuprawira Kompensasi diartikan sebagai imbalan balas jasa atas kontribusi karyawan terhadap perusahaan. Oleh karenanya bentuk kompensasi tidak hanya berbentuk finansial ataupun secara tidak langsung. Namun dapat pula dalam bentuk non finansial seperti bentuk pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. Bentuk finansial dapat dikatakan seperti gaji, upah, insentif dsb. Bentuk tidak langsung diantaranya bantuan sosial, uang pensiun, asuransi dll. Sedangkan bentuk pekerjaan seperti perhatian, tanggung jawab, penghargaan, dan kesempatan. Adapu bentuk lingkungan kerja seperti kebijakan, status, kondisi kerja, dan pembagian kerja. 5.3. Jenis-Jenis Kompensasi finansial menjadi bagian pekerjaan dan lingkungan kerja. Berikut penjelasannya : īļ Kompensasi Finansial Terdapat dua jenis kompensasi finansial yaitu kompensasi finansial secara langsung dan tidak langsung. īƒ˜ Secara Langsung
  • 24. Kompensasi finansial secara langsung memiliki berbagai bentuk, diantaranya gaji pokok atau upah minimum, upah prestasi, insentif yang berupa bonus, bagi hasil, komisi dan opsi saham), dan pembayaran tertangguh (program tabungan dan anuitas embelian saham). īƒ˜ Tidak Langsung Sedangkan kompensasi finansial tidak langsung meliputi program yang berkaitan dengan proteksi (asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi ketenagakerjaan, simpanan pensiun), upah di luar waktu kerja (upah hari libur, hari raya, hari besar, cuti tahunandan cuti hami, serta berbagai fasilitas yang dapat diakses seperti kendaraan, ruangan, gedung, dan tempat parkir. īļ Kompensasi Non Finansial Pada kompensasi non finansial ada dua jenis yang dapat diketahui diantaranya : īƒ˜ Pekerjaan Pada kompensasi yang berkaitan dengan pekerjaan biasanya berupa tugas-tugas yang menarik dan menantang, pemberian tanggung jawab, pujian dan apresiasi, pengakuan, serta pencapaian. īƒ˜ Lingkungan Kerja Sedangkan dalam lingkungan kerja kompensasi berkaitan dengan berbagai kebijakan yang mendukung, manajer maupun bawahan yang memiliki kompetensi, patner/rekan satu tim yang kooperatif, dan suasana nyaman pada lingkungan kerja. 5.5. Kompensasi Proses Kompensasi"— Transcript presentasi: Suatu jaringan berbagai sub-proses yang kompleks dengan maksud untuk memberikan balas jasa kepada karyawan bagi pelaksanaan pekerjaan dan untuk memotivasi mereka agar mencapai tingkat prestasi kerja yang diinginkan. Diantara komponen proses ini adalah pembayaran upah dan gaji, pemberian kompensasi pelengkap seperti pembayaran asuransi, cuti, sakit dan sebagainya. īļ Kompensasi Peraturan upah minimum Analisis Pekerjaan Proses Penentuan Upah Deskripsi dan Spesifikasi pekerjaan Evaluasi pekerjaan Survai Pengupahan, Analisis masalah Organisasional Yang relevan Struktur upah Standar- standar pekerjaan Penilaian prestasi Kerja karyawan Aturan-aturan administratif Pembayaran upah īļ Kompensasi Evaluasi Pekerjaan Metode non-kuantitatif Job ranking Job grading Metode kuantitatif Metode perbandingan faktor Point system īļ Kompensasi Sistem insentif finansial Sistem insentif variabel – individual Rencana insentif untuk karyawan operasional Rencana insentif untuk manajer Sistem Sugesti Komisi Sistem insentif kelompok Unit
  • 25. keluaran kelompok (group piece rate) Rencana pembagian produksi (production-sharing plans) Rencana pembagian laba (profit-sharing plans) Pemilikan saham oleh karyawan (employee stock ownership) īļ Kompensasi Rencana insentif untuk karyawan operasional Diperlukan dua jenis data: Jumlah keluaran (output) rata-rata yang ditetapkan sebagai standar prestasi kerja. Jumlah uang yang layak dan adil bagi jumlah rata-rata hasil kerja itu. Biasanya ada dua katagori: Piece rates Time bonuses īļ Kompensasi Rencana insentif operatif yang sering digunakan adalah unit keluaran langsung (straight piece work) Contoh; Bila standar ditetapkan 50 unit per jam, tingkat upah dasar adalah Rp.500,- per jam, dan karyawan memproduksi 600 unit dalam 8 jam sehari. Maka tingkat upah per unit adalah Rp.500,- : 50 = Rp.10,- Penghasilan total sebesar 600 x Rp.10,- = Rp.6000,- Bila penghasilan setiap jam dijamin tanpa memperhatikan tingkat output (8 x Rp.500,- = Rp.4000,-) Penghasilan insentif dalam contoh ini adalah sebesar Rp.6000,- - Rp.4000,- = Rp.2000,- īļ Kompensasi Time bonuses biasanya dibagi menjadi tiga: Waktu pengerjaan Waktu yang dihemat Waktu standar Sebagai contoh, bila selama 8 jam kerja sehari, seorang karyawan berhasil menyelesaikan tugas yang mempunyai waktu total standar 12 jam, maka berarti waktu pengerjaan sama dengan 8 jam; waktu yang dihemat sebesar 4 jam, dan waktu standar sama dengan 12 jam. 5.6. Pengarahan implementasi īļ Kontribusi Kompensasi Ada dua konsep yang mendasari mengapa faktor individu perlu untuk di pelajari dan di pahami sehubungan dengan manajemen perusahaan, khususnya dalam fungsi implementasi dan fungsi pengarahan. Konsep ini dalam Bober CafÊ yang pertama kontribusi, yaitu apa yang akan di berikan oleh individu bagi organisasi seperti melakukan jobdesknya masing-masing contoh memasak untuk koki dan melayani konsumen bagi pelayan. Sebaliknya, kompensasinya, yaitu apa yang akan diberikan oleh organisasi bagi individu seperti gaji/upah .kedua konsep ini akan saling mempengaruhi dalam hal implimentasi rencana Bober CafÊ . 5.7. Manfaat Kompensasi Adapun manfaat pemberian kompensasi dalam organisasi/perusahaan: a. Sebagai Transaksi Ekonomi, dengan adanya kompensasi terhadap karyawan, organisasi akan berproduksi lebih banyak dengan kualitas lebih baik. Sedangkan karyawan mandapatkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya. b. Sebagai Transaksi Psikologi, Pekerjaan menggambarkan kontrak psikologi antara manusia dengan organisasi dimana individu menukarkan beberapa tipe perilaku yang diinginkan organisasi bagi bayaran dan sumber kepuasan lainnya. c. Sebagai Transaksi Sosial, Kompensasi menggambarkan transaksi sosial karena organisasi merupakan kumpulan orang dan pekerjaan merupakan sesuatu yang penting dalam hubungan antar individu dan organisasi.
  • 26. d. Sebagai Transaksi Politik, Kompensasi menggambarkan transaksi politik karena menyangkut penggunaan kekuatan dan pengaruh. e. Sebagai Transaksi Etika, Kompensasi menggambarkan transaksi etis dalam istilah kompensasi yang berkeadilan bagi orang dan pekerja. Jenis/ Bentuk Kompensasi Secara umum, kompensasi dikelompokkan kedalam kompensasi finansial langsung, tak langsung dan kompensansi non finansial. a. Kompensasi finansial secara langsung berupa; bayaran pokok (gaji dan upah), bayaran prestasi, bayaran insentif (bonus, komisi, pembagian laba/keuntungan dan opsi saham) dan bayaran tertangguh (program tabungan dan anuitas pembelian saham) b. Kompensasi finansial tidak langsung berupa; program-program proteksi (asuransi kesehatan, asuransi jiwa, pensiun, asuransi tenaga kerja), bayaran diluar jam kerja (liburan, hari besar, cuti tahunan dan cuti hamil) dan fasilitas-fasilitas seperti kendaran,ruang kantor dan tempat parkir. Kompensasi non finansial, berupa pekerjaan (tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung jawab, pengakuan dan rasa pencapaian). Lingkungan kerja (kebijakan-kebijakan yang sehat, supervise yang kompoten, kerabat yang menyenangkan, lingkungan kerja yang nyaman). 5.8.Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Kompensasi īļ Adapun faktor yang mempengaruhi kebijakan kompensasi yaitu: Permintaan dan Penawaran Pada prakteknya, hukum permintaan dan penawaranakan menghasilkan tingkat upah yang sedang berlaku. Jika ada sesuatu yang mengakibatkan peningkatan permintaan majikan akan tenaga kerja akan terjadinya kecendrungan peningkatan kompensasi dan begitu sebaliknya. Serikat-Serikat Buruh Peningkatan kekuatan serikat buruh sebagian disebabkan karena kenyataan bahwa kepentingan para karyawan belum mendapat perhatian yang sama dengan yang diberikan kepada komponen lain dari perusahaan. Kemampuan Untuk Membayar
  • 27. Jika perusahaan makmur dan mampu membayar maka akan ada kecendrungan untuk menawarkan harga yang lebih tinggi pada tenaga kerja secara keseluruhan Produktivitas Penggunaan indeks produktivitas yang tersebar luas sebagai pemecahan dalam kompensasi.
  • 28. BAB VI 6.1. Tunjangan dan Imbalan Non Finansial īļ Pengertian Tunjangan adalah pengaturan pemberian balas jasa bagi karyawan, baik yang secara langsung berupa uang maupun balas jasa non financial. R.W. Graffin menggunakan istilah sistem kompensasi, yaitu paket imbalan total yang diberikan kepada karyawan sebagai imbalan atas tenaga mereka. Dengan demikian, kompensasi berfungsi untuk mendayagunakan karyawan secara efektif guna mendorong peningkatan produktivitas kerja. 6.2. Jenis-Jenis Tunjangan Tidak peduli apakah Anda seorang job seeker atau kayawan di perusahaan, dari sekian pembaca blog ini, berapa orang yang bisa menjawab apa bedanya antara fasilitas dan tunjangan pekerja? Kemudaian sebutkan jenis-jenis fasilitas dan tunjangan yang diberikan perusahaan.Terus apakah semua orang memikirkan fasilitas dan tunjangan kerja yang bakal diterimanya kalau diterima di sebuah perusahaan? Kami fikir hanya sedikit yang berfikir seperti itu karena di zaman sekarang ini berfikirnya : yang penting dapat kerja dulu. Ketika Anda diterima sebagai seorang karyawan sebuah perusahaan maka Anda akan menerima upah atau gaji. Dimana yang di dalamnya sudah termasuk fasilitas, tunjangan serta bonus. Ada pun tujuan dari pemberian berbagai macam fasilitas dan tujuan ini antara lain untuk mendorong karyawan lebih disiplin dan produktif. Perlu diingat bahwa fasilitas dan tunjangan yang diberikan setiap itu perusahaan berbeda-beda. Hal ini biasanya tergantung kepada : ī‚ˇ Biaya keperluan hidup minimum pekerja dan keluarganya. Tentu berbeda antara pekerja ekspatriat dengan pekerja lokal. ī‚ˇ Peraturan perundang – undangan yang mengikat tentang Upah Minimum Provinsi (UMP) ī‚ˇ Kemampuan dan Produktivitas perusahaan. Tentu berbeda antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil. ī‚ˇ Jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi. ī‚ˇ Perbedaan jenis pekerjaan. Pekerjaan yang memiliki resiko lebih besar tentunya lebih besar fasilitas dan tunjangannya dibandingkan yang resikonya lebih rendah. 6.3.Kompensasi non Finansial Bagi kebanyakan orang, suatu sistem imbalan berarti penghasilan berupa kompensasi finansial yaitu gaji, upah, bonus, komisi dan hadiah. Diluar itu apapun yang diberikan oleh pemakai tenaga kerja kepada para karyawannya dipandang sebagai tambahan atau sampingan. Berikut ini pendapat para ahli mengenai kompensasi non finansial, yaitu sebagai berikut:
  • 29. īļ Tunjangan Hari Raya Pemberian uang atau barang yang diberikan perusahaan atau organisasi kepada karyawannya menjelang hari raya atau hari besar keagamaan. īļ Perumahan Penyediaan rumah dinas, mess, atau asrama perumahan akan sangat membantu para karyawan, terutama bagi mereka yang baru pindah dari lokasi lain, sehingga mereka dapat bekerja dengan konsentrasi lebih besar. īļ Kafetaria Perusahaan menyediakan kafetaria untuk memberikan pelayanan makan dan minum bagi karyawan, atau hanya sekedar menyediakan ruang tempat duduk untuk makan dan minum yang dibawa oleh karyawan sendiri. īļ Sarana olah raga Peningkatan kesehatan karyawan yang selanjutnya secara tidak langsung diikuti dengan kenaikan produktivitas, perbaikan semangat korps dan terutama membuat perusahaan dipandang sebagai “Tempat yang baik untuk bekerja”. īļ Darmawisata Perjalanan atau kunjungan singkat dengan tujuan bersenang-senang sambil mengenal baik objek wisata dan lingkungannya. 6.4.Pengaruh Kompensasi Non Finansial (X2) terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Y Pengaruh Kompensasi Non Finansial (X2) terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Y2)Pengaruh variabel Kompensasi Non Finansial (X2) terhadap variabel Prestasi Kerja Karyawan (Y2). Dari hasil perhitungan secara parsial variabel Kompensasi Non Finansial (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Prestasi Kerja Karyawan (Y2) pada tingkat kesalahan 0,05 (Îą = 5%) apabila variabel lain diasumsikan konstan. Hal ini dapat dibuktikan dengan besarnya koefisien path sebesar 0,614 dengan nilai thitungsebesar 8,614 dengan pobabilitas sebesar 0,000 (0,000 < 0,05) maka secara parsial variabel Kompensasi Non Finansial (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu Prestasi Kerja Karyawan (Y2).Pengaruh Kepuasan Kerja (Y1) terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Y2)Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui pengaruh variabel Kepuasan Kerja (Y1) terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Y2). Dari hasil perhitungan secara parsial variabel Kepuasan Kerja (Y1)
  • 30. 6.6.Prestasi Kerja Menurut Mangkunegara (2009:67) “Kinerja (Prestasi Kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Hasibuan (2001:94) mengemukakan “Prestasi Kerja adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya atas dasar kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”.Handoko (2011:139) mengemukakan dimensi ukuran-ukuran prestasi kerja adalah bersifat obyektif dan subyektif. Ukuran-ukuran prestasi kerja obyektif adalah ukuran-ukuran yang dapat dibuktikan atau diuji oleh orang lain. Ukuran-ukuran subyektif adalah ukuran- ukuran penilaian yang tidak dapat dibuktikan atau diuji oleh orang lain.Hasibuan (2001:94) mengemukakan bahwa hampir seluruh cara pengukuran prestasi kerja mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu:1)Pengukuran kuantitas, melibatkan keluaran atau outputdari proses atau pelaksanaan kegiatan. Hal ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.2)Pengukuran kualitas, keluaran yang mencerminkan pengukuran “tingkat kepuasan” yaitu seberapa baik penyelesaiannya, hal ini berkaitan bentuk keluaran.3)Pengukuran ketepatan waktu, merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan. 6.7.Tunjangan, Kompensasi Nonfinansial, īļ Tunjangan (Kompensasi Finansial Tidak Langsung) īƒ¨ Seluruh imbalan finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi finansial langsung (Kompensasi finansial tidak langsung) īļ Tunjangan Wajib (Diharuskan oleh Hukum) Jaminan Sosial Kompensasi Pengangguran Kompensasi Karyawan Family and Medical Leave Act tahun 1993 (FMLA) īļ Tunjangan Tidak Wajib (Sukarela) Bayaran Saat Tidak Bekerja Perawatan Kesehatan Asuransi Jiwa Rancangan Pensiun Rancangan Opsi Saham Karyawan Tunjangan Tambahan Ketika Menganggur Layanan Karyawan īļ Rancangan Tunjangan yang Disesuaikan īƒ¨ Rancangan tunjangan yang mengijinkan para karyawan untuk melakukan seleksi tahunan guna menentukan paket tunjangan mereka secara menyeluruh dengan memilih antara kas yang dikenakan pajak dan berbagai tunjangan. īļ Bayaran Premium Bayaran Premium: īƒ¨ Kompensasi yang dibayarkan kepada para karyawan untuk bekerja dalam periode yang panjang atau bekerja dalam kondisi yang berbahaya atau tidak menyenangkan. īļ Legislasi Perawatan Kesehatan Consolidated Omnibus Budget Reconsiliation Act Health Insurance Portability and Accountability Act Employee Retirement Income Security Act Older Workers Benefit
  • 31. Protection Act Pension Protection Act (PPA) Mengkomunikasikan Informasi Mengenai Paket Tunjangan īļ Kompensasi Nonfinansial Komponen-komponen kompensasi nonfinansial terdiri dari pekerjaan itu sendiri dan lingkungan kerja īļ Pekerjaan itu Sendiri sebagai Faktor Kompensasi Nonfinansial Apakah pekerjaan itu berarti dan menantang? Adakah pengakuan atas prestasi? Apakah saya mendapatkan rasa berprestasi dari menjalankan pekerjaan? Apakah ada kemungkinan peningkatan tanggung jawab? Apakah ada peluang pertumbuhan dan kemajuan? Apakah saya menikmati melakukan pekerjaan tersebut? īļ Lingkungan Kerja sebagai Faktor Kompensasi Nonfinansial Kebijakan Yang Logis Manajer Yang Berkemenangan Karyawan Yang Kompeten Rekan Kerja Yang Bersahabat Simbol Status Yang Pantas Kondisi Kerja īļ Fleksibilitas Tempat Kerja (Keseimbangan Kerja-Kehidupan) Flextime Pembagian Kerja Kerja Paruh Waktu 6.8.Pengaruh Kompenasasi Terhadap Kinerja Karyawan Setelah mengetahui berbagai pengertian kompensasi dan jenis-jenisnya maka hal penting lainnya adalah mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan. Kompensasi memang bukan merupakan satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap performa kerja karyawan. Tetapi dapat dikatakan bahwa kompensasi berperan besar terhadap motivasi kerja karyawan. Apabila karyawan merasakan bahwa pengorbanan kerjanya diberi penghargaan dengan penerapan sistem kompensasi yang baik oleh perusahaan maka secara automatis karyawan akan memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan tanggung jawabnya. Pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan cukup signifikan dan tidak bisa diabaikan. Perusahaan harus mempertimbangkan standar kehidupan dan biaya hidup normal dalam penetapan kompensasi. Hal ini ditujukan agar karyawan bekerja dengan motivasi penuh. Motivasi tersebut akan datang seiring dengan terpenuhinya segala kebutuhan diri karyawan dan keluarganya. Karyawan yang memiliki motivasi tinggi akan berdampak positif pada kontribusinya terhadap perusahaan. Kompensasi akan memberikan dorongan berprestasi dan meminimalisir turnover karyawan. Kemudian kompensasi juga dapat mengurangi kurang bertanggung jawabnya karyawan akan tanggungjawabnya karena bekerja sambil mencari kesempatan kerja lain di luar. Selain itu kompensasi yang baik dapat digunakan untuk menarik para calon karyawan yang berkompeten.
  • 32. 6.8.Pengaruh Fleksibilitas Kerja Terhadap Loyalitas dan Kepuasan Pekerja Generasi Millenn Sumber daya manusia merupakan sebuah elemen penting di dalam perusahaan. Segala proses yang ada di perusahaan atau organisasi tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila organisasi tersebut tidak mempunyai ataupun kekurangan sumber daya manusia dalam menjalankan suatu proses yang ada di dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus mempunyai strategi terkait untuk mendapatkan maupun mempertahankan ketersediaan sumber daya manusia di dalam organisasi. Salah satu strategi yang dilakukan oleh organisasi untuk mempertahankan para pekerja tersebut adalah dengan memberikan fleksibilitas kerja atau yang lebih dikenal sebagai Flexible Work Arrangements (FWA). Fleksibilitas kerja diberikan sebagai bentuk variasi ketika bekerja, sehingga membuat para pekerja tidak merasa bosan. Menurut Possenried dan Plantenga (2011), flexible work arrangements (FWA) mempunyai tiga kategori secara umum, yaitu fleksibilitas dalam penjadualan (scheduling), fleksibilitas dalam lokasi (telehomeworking), dan fleksibilitas dalam waktu (part-time). Menurut Shagvaliyeva dan Yazdanifard (2014), salah satu dari fleksibilitas kerja yaitu jam kerja yang fleksibel ini dapat diringkas sebagai kemampuan anggota organisasi untuk mengontrol durasi jam kerja mereka berdasarkan lokasi kerja (diluar tempat kerja) dan kemampuan untuk memenuhi jadwal kerja yang diberikan oleh organisasi. Pemberian fleksibilitas kerja mempunyai keuntungan terhadap organisasi maupun anggota organisasi. Untuk organisasi, pemberian fleksibilitas kerja dapat memikat, mendapatkan, dan mempertahankan anggota organisasi dengan kualitas yang baik di dalam organisasi mereka (Casper dan Harris, 2008). Fleksibilitas Kerja Terhadap Work Life Balance Pemberian jam kerja yang fleksibel dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan work life balance dari anggota organisasi (Hofacker dan Konigm 2013). Jam kerja yang fleksibel juga mempunyai dampak baik bagi kesehatan mental dari anggota organisasi dengan mengurangi tingkat stress mereka (Lewis dan Humbert, 2010). Kinicki dan Kreitner (2012) berpendapat, bahwa kesehatan mental dari anggota organisasi tersebut mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan kerja dari anggota organisasi. Pemberian fleksibilitas kerja merupakan salah satu strategi perusahaan untuk mempertahankan para anggota organisasi mereka dengan bentuk memberikan keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan mereka atau yang lebih dikenal dengan work life balance. Clark (2000) mendefinisikan work life balance sebagai kepuasan dan fungsi yang baik di tempat kerja dan di rumah, dengan peran konflik minimal. Dengan work life balance, anggota organisasi dapat mempunyai kemampuan individu untuk memenuhi komitmen dalam pekerjaan dan keluarga, serta tanggung jawab dan kegiatan non-pekerjaan lain (Parkes dan Langford, 2008). Pemberian Work life balance terbukti mempunyai dampak dan pengaruh positif terhadap rendahnya keinginan dari anggota organisasi untuk keluar dari organisasi, peningkatan kinerja, serta kepuasan kerja (Cegarra-Leiva, SÃĄnchez-Vidal, dan Cegarra-Navarro, 2012; Nelson, Quick, Hitt, Sumber daya manusia merupakan sebuah elemen penting di dalam perusahaan. Segala proses yang ada di perusahaan atau organisasi tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila organisasi
  • 33. tersebut tidak mempunyai ataupun kekurangan sumber daya manusia dalam menjalankan suatu proses yang ada di dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus mempunyai strategi terkait untuk mendapatkan maupun mempertahankan ketersediaan sumber daya manusia di dalam organisasi. Salah satu strategi yang dilakukan oleh organisasi untuk mempertahankan para pekerja tersebut adalah dengan memberikan fleksibilitas kerja atau yang lebih dikenal sebagai Flexible Work Arrangements (FWA). Fleksibilitas kerja diberikan sebagai bentuk variasi ketika bekerja, sehingga membuat para pekerja tidak merasa bosan. Menurut Possenried dan Plantenga (2011), flexible work arrangements (FWA) mempunyai tiga kategori secara umum, yaitu fleksibilitas dalam penjadualan (scheduling), fleksibilitas dalam lokasi (telehomeworking), dan fleksibilitas dalam waktu (part-time). Menurut Shagvaliyeva dan Yazdanifard (2014), salah satu dari fleksibilitas kerja yaitu jam kerja yang fleksibel ini dapat diringkas sebagai kemampuan anggota organisasi untuk mengontrol durasi jam kerja mereka berdasarkan lokasi kerja (diluar tempat kerja) dan kemampuan untuk memenuhi jadwal kerja yang diberikan oleh organisasi. Pemberian fleksibilitas kerja mempunyai keuntungan terhadap organisasi maupun anggota organisasi. Untuk organisasi, pemberian fleksibilitas kerja dapat memikat, mendapatkan, dan mempertahankan anggota organisasi dengan kualitas yang baik di dalam organisasi mereka (Casper dan Harris, 2008). Fleksibilitas Kerja Terhadap Work Life Balance Pemberian jam kerja yang fleksibel dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan work life balance dari anggota organisasi (Hofacker dan Konigm 2013). Jam kerja yang fleksibel juga mempunyai dampak baik bagi kesehatan mental dari anggota organisasi dengan mengurangi tingkat stress mereka (Lewis dan Humbert, 2010). Kinicki dan Kreitner (2012) berpendapat, bahwa kesehatan mental dari anggota organisasi tersebut mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan kerja dari anggota organisasi. Pemberian fleksibilitas kerja merupakan salah satu strategi perusahaan untuk mempertahankan para anggota organisasi mereka dengan bentuk memberikan keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan mereka atau yang lebih dikenal dengan work life balance. Clark (2000) mendefinisikan work life balance sebagai kepuasan dan fungsi yang baik di tempat kerja dan di rumah, dengan peran konflik minimal. Dengan work life balance, anggota organisasi dapat mempunyai kemampuan individu untuk memenuhi komitmen dalam pekerjaan dan keluarga, serta tanggung jawab dan kegiatan non-pekerjaan lain (Parkes dan Langford, 2008). Pemberian Work life balance terbukti mempunyai dampak dan pengaruh positif terhadap rendahnya keinginan dari anggota organisasi untuk keluar dari organisasi, peningkatan kinerja, serta kepuasan kerja (Cegarra-Leiva, SÃĄnchez-Vidal, dan Cegarra-Navarro, 2012; Nelson, Quick, Hitt,