SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
SISTEM PENILAIAN
KINERJA
DAN PENGHARGAAN
Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan tujuan penilaian kinerja
2. Mengidentifikasikan kelebihan2 penggunaan perilaku
daripada penggunaan sifat dalam menilai kinerja
3. Menjelaskan kriteria evaluasi kinerja yang populer
4. Mengidentifikasikan siapa2 saja yang dapat melakukan
evaluasi kinerja selain seorang pimpinan tertinggi
5. Menjabarkan masalah2 potensial didalam penilaian kinerja
dan tindakan yang tepat untuk memperbaiki permasalahan2
tsb
6. Menerangkan kenapa seorang manajer seringkali tidak suka
melakukan peninjauan terhadap sebuah kinerja
7. Menjelaskan berbagai bentuk penghargaan
8. Menjelaskan hubungan penilaian kinerja, penghargaan dan
perilaku para pekerja
SISTEM PENILAIAN KINERJA
DAN PENGHARGAAN
Bagaimana sistem penilaian dan penghargaan
kinerja mempengaruhi sikap atau perilaku sejumlah
orang didalam organisasi?
Mengapa mesti menilai kinerja karyawan?
Bagaimana cara memberi penilaian?
Apa kemungkinan masalah yang timbul?
Bagaimana manajer dapat menanggulangi masalah
ini?
Tujuan dan motivasi dan apa
yang dievaluasi
Penilaian kinerja memiliki tujuan.
Pertama, untuk mengambil keputusan personalia secara
umum. Misalnya, pengambilan keputusan yang penting
dalam hal promosi, transfer, ataupun pemberhentian
karyawan. Kedua, memberikan penjelasan tentang
pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan untuk
karyawan. Ketiga, dijadikan sebagai kriteria untuk program
seleksi dan pengembangan yang disahkan.
Setiap fungsi dari penilaian kinerja adalah penting.
Kepentingan masing-masing fungsi ini bagi kita tergantung
pada perspektif yang kita terapkan. Kesimpulannya, kita
menekankan penilaian kinerja berdasarkan perannya
sebagai suatu faktor penentu alokasi penghargaan.
Dengan dilakukan penilaian kinerja mereka termotivasi
untuk mencapai peningkatan kinerja yang signifikan.
Jelasnya, mereka harus mengetahui apa saja yang dituntut
dari pekerjaan mereka. Mereka harus tahu bagaimana
kinerja mereka diukur. Selanjutnya mereka harus yakin
seandainya mereka berusaha berdasar kemampuan
mereka, maka usaha mereka tersebut akan membuahkan
hasil dalam sebuah kinerja yang memuaskan sebagaimana
yang telah ditentukan oleh kreteria yang akan mengukur
mereka. Dan yang terakhir mereka akan mendapatkan
penghargaan sesuai dengan yang diharapkan
Lalu apa yang dievaluasi?
Kriteria-kriteria yang dipilih manajemen dalam melakukan
evaluasi, akan berdampak besar terhadap apa yang
dikerjakan oleh karyawan tersebut. Ada tiga kriteria
evaluasi yang paling umum yaitu, hasil kerja perorangan,
perilaku dan sifat.
Hasil kerja perorangan. Jika mengutamakan hasil akhir,
lebih dari sekedar alat, maka pihak manajemen harus
mengevaluasi hasil kerja dari seorang pekerja. Dengan
menggunakan hasil kerja, seorang manajer perencana
dapat menentukan kriteria untuk kuantitas yang diproduksi,
sisa yang dihasilkan, dan biaya per unit produksi.
Perilaku. Dalam konteks kerja kelompok sulit
melakukan evaluasi atau identifikasi atas kontribusi
dari setiap anggota kelompok. Dalam hal ini,
bukanlah keanehan bagi manajemen untuk
mengevaluasi berdasar perilaku para pekerja.
Misalnya, perilaku seorang manajer perencana
dapat digunakan sebagai tujuan evaluasi kinerja,
yang mencakup ketepatan waktu dalam
memberikan laporan bulanan atau kesesuaian gaya
kepemimpinan yang diperlihatkan manajer.
Sifat. Bagian yang paling lemah dari kriteria,
sesuatu yang masih digunakan secara luas oleh
organisasi yaitu sifat perorangan (traits).
Sifat-sifat seperti “sikap yang baik”, “dapat
diandalkan”, atau “mampu bekerjasama”,
“kelihatan sibuk” dan “memiliki banyak
pengalaman”, dapat atau tidak dapat dihu-bungkan
dengan hasil tugas yang positif, tetapi hanya
seorang yang naif yang akan mengesampingkan
realita bahwa faktor sifat tersebut jarang
digunakan sebagai kriteria penilaian tingkat kinerja
seorang pekerja.
Siapa yang harus
mengevaluasi
Yang berhak mengevaluasi adalah pimpinan, atasan
langsung atau manajer karena itu bagian dari
wewenangnya, apalagi dia bertanggungjawab terhadap
kinerja bawahannya. Tapi logika tersebut memiliki cacat,
karena orang lain sebenarnya dapat melakukan pekerjaan
tersebut dengan lebih baik.
Atasan langsung. Sembilan puluh lima persen dari
keseluruhan evaluasi kinerja pada tingkat yang lebih rendah
dan menengah dilaksanakan oleh atasan langsung.
Sejumlah organisasi mengakui mengalami kemunduran
dalam menggunakan sumber-sumber evaluasi, karena
diantara pimpinan merasa tidak memenuhi persyaratan
untuk mengevaluasi sebuah kontribusi yang unik dari
kinerja para bawahan.
Rekan kerja. Evaluasi dari rekan kerja (peers) adalah salah
satu cara yang dapat dijadikan sebagai sumber data
penilaian yang paling dapat dipercaya. Kenapa? Pertama,
evaluasi rekan kerja sangat erat hubungannya dengan
kegiatan. Interaksi sehari-hari memberi mereka sudut
pandang pemahaman yang menyeluruh terhadap kinerja
pekerjaan seorang pekerja.Kedua, sebagai penghitung hasil,
akan menghasilkan beberapa penilaian yang mandiri,
sedangkan seorang pimpinan hanya dapat menghasilkan
penilaian dalam bentuk evaluasi tunggal. Pada sisi lain,
dapat dirusak oleh bias persahabatan dan ataupun
perselisihan.
Pengevaluasian diri sendiri. Karyawan yang menilai kinerja
diri sendiri konsisten dengan nilai-nilai seperti swakelola
dan pemberdayaan. Evaluasi yang dilakukan sendiri
memberi nilai yang tinggi bagi pekerja; cara ini cenderung
mengurangi sifat membela diri yang dilakukan karyawan
pada saat proses penilaian; dan mereka membuat wahana
yang baik untuk merangsang diskusi kinerja pekerjaan
antara pekerja dan atasan mereka. Tapi, bagaimanapun
juga, cara ini dapat dihalangi oleh penilaian yang bias jasa
diri, bahkan seringkali berada pada tingkat yang lebih
rendah sehingga perlu disesuaikan dengan penilaian atasan.
Bawahan langsung. Sumber pertimbangan keempat adalah
penilaian bawahan langsung (immediate subordinate)
seorang pekerja. Cara ini sesuai dengan nilai dasar
perusahaan, yaitu kejujuran, keterbukaan dan
pemberdayaan pekerja.
Evaluasi yang dilakukan bawahan langsung dapat
memberikan informasi yang akurat dan rinci tentang
perilaku seorang manajer karena si penilai secara khusus
memiliki hubungan yang baik dengan manajer. Masalah
yang muncul adalah kekhawatiran akan tindakan balasan
dari pimpinan yang dinilai tidak baik. Oleh karena itu
kerahasiaan responden sangatlah penting jika evaluasi ini
ingin dilaksanakan dengan akurat.
Pendekatan menyeluruh: Evaluasi 360 derajat. Cara ini
memberi umpan balik kinerja dari lingkaran penuh
hubungan sehari-hari yang mungkin dilakukan seorang
pekerja, mulai hubungan dengan petugas ruangan surat,
pelanggan, pimpinan, dan rekan kerja.
Apa daya tarik dari evaluasi 360 derajat ini? Cara ini cukup
cocok bagi organisasi yang telah melaksanakan program
tim, yang melibatkan pekerja, dan memiliki program TQM.
Dengan mengandalkan umpan balik dari rekan kerja,
pelanggan dan bawahan, dapat memberi setiap orang lebih
dari sekedar rasa berpartisipasi dalam proses penilaian dan
meraih hasil yang lebih tepat dalam menilai kinerja para
pekerja.
Metode Penilaian Kinerja
Esai tertulis. Metode penilaian dengan cara menulis sebuah
narasi yang menggambarkan kelebihan, kekurangan,
prestasi waktu lampau, potensi dan saran-saran mengenai
seorang karyawan untuk perbaikan. Tetapi hasil tulisan ini
sering kali menggambarkan kemampuan penulisnya. Baik
atau buruknya penilaian sama-sama ditentukan oleh
keterampilan menulis si penilai dan tingkat aktual kinerja
seorang pekerja.
Keadaan kritis. Metode critical incidence memfokuskan
perhatian si penilai pada perilaku-perilaku yang merupakan
kunci untuk membedakan antara sebuah pekerjaan efektif
atau yang tidak efektif. Si penilai menulis anekdot yang
menggambarkan apa saja yang dilakukan para pekerja. Yang
menjadi kunci penilaian adalah perilaku yang bersifat
khusus, bukan sifat-sifat personal yang samar, melainkan
yang disebutkan. Sebuah daftar keadaan yang kritis
memuat serangkaian contoh-contoh, dimana dengan daftar
ini para pekerja dapat melihat perilaku yang diharapkan dan
perilaku yang membutuhkan pengembangan.
Grafik Skala Penilaian. Adalah metode tertua dan
terpopuler dalam penilaian. Didalam metode ini, dicatat
faktor-faktor kinerja, seperti kualitas dan kuantitas kerja,
tingkat pengetahuan, kerjasama, loyalitas, kehadiran,
kejujuran, dan inisiatif. Selanjutnya si penilai memeriksa
daftar tersebut dan menilai setiap faktor sesuai dengan
skala peningkatan. Skala-skala tersebut menghasilkan
spesifikasi berdasarkan lima poin, sehingga sebuah faktor
seperti pengetahuan kerja bisa di nilai 1 (“informasi tentang
tugas kerja sangat kurang”) hingga 5 (“telah melengkapi
dan menguasai seluruh bagian kerja”). Metode ini
memberikan analisis yang kuantitatif dan analisis
perbandingan.
Skala Peningkatan Perilaku. Skala ini mengkombinasikan
elemen penting dari metode keadaan kritis dengan metode
pendekatan grafik skala penilaian. Si penilai menilai para
pekerja berdasarkan kepada hal-hal dalam rangkaian
kesatuan, tetapi poin-poinnya merupakan contoh perilaku
aktual didalam pekerjaan, bukan sekedar diskripsi atau ciri-
ciri umum. Metode ini menentukan dengan pasti, bersifat
dapat diamati, dan dapat mengukur perilaku kerja.
Contoh perilaku di dalam bekerja dan dimensi kinerja
ditemukan dengan meminta para peserta untuk
memberikan ilustrasi spesifik tentang efektif atau tidak
efektifnya sebuah perilaku berdasarkan dimensi kinerja.
Contoh-contoh perilaku tersebut selanjutnya
diterjemahkan ke dalam sebuah perangkat
dimensi kinerja, setiap dimensi memiliki
bermacam-macam tingkat kinerja. Hasil dari proses
ini merupakan deskripsi perilaku, seperti antisipasi,
perencanaan, pelaksanaan, pemecahan masalah,
menjalankan perintah yang mendesak dan
penanganan situasi darurat.
Memecahkan Masalah
Fakta bahwa organisasi dapat mengatasi permasalahan di
dalam penilaian kinerja seharusnya tidak membuat manajer
menyerah didalam proses tersebut. Langkah-langkah yang
dapat diambil untuk memecahkan kebanyakan masalah
yang telah kita identifikasi.
Penggunaan Kriteria ganda. Karena kinerja yang berhasil
pada kebanyakan pekerjaan memerlukan pelaksanaan
sejumlah hal dengan baik, keseluruhan hal tersebut harus
diidentifikasi dan dievaluasi. Tetapi bukan berarti segala
sesuatu harus dinilai. Aktivitas penting yang menunjukkan
kinerja yang efektif atau tidak efektif adalah hal-hal yang
harus dinilai.
Sifat Menghilangkan Penekanan. Banyak sifat yang
dianggap berhubungan dengan kinerja yang baik, tapi
dalam kenyataannya, sering tidak atau memiliki sedikit
kaitan dengan kinerja. Sifat-sifat seperti loyalitas, inisiatif,
keberanian, keandalan, dan pengekspresian diri,
merupakan karakter yang menarik dari karyawan. Tetapi
pertanyaan yang muncul, apakah individu-individu yang
dinilai tinggi dengan sifat-sifat tersebut memiliki kinerja
yang lebih baik dari yang dinilai rendah? Tak ada jawaban
yang pasti, sebab ada karyawan yang berkinerja sangat baik
meski tidak memiliki penilaian tinggi pada sifat-sifat
tersebut.
Penekanan Perilaku. Lebih baik menggunakan ukuran
didasarkan pada perilaku daripada berdasarkan sifat, dalam
melakukan penilaian. Kenapa? Ukuran berdasarkan perilaku
dapat dihubungkan dengan dua sasaran utama dari sifat.
Pertama,karena pengukuran yang difokuskan pada perilaku
bisa dicarikan contoh-contoh khusus – baik dan buruk – dari
kinerja. Kedua, karena kita menilai contoh yang spesifik dari
perilaku, kita dapat meningkatkan kemungkinan yang
dilihat sama oleh dua atau lebih penilai. Seperti ketika
menilai karyawan dalam konteks perilaku khusus, kita
mungkin sama-sama setuju bahwa karyawan tersebut
“sering menyapa dengan ucapan selamat pagi kepada para
pelanggan”.
Mendokumentasikan perilaku kinerja di dalam
catatan harian. Dengan mencatat pada buku
harian setiap perilaku yang berisi keadaan kritis
khusus setiap pekerja, penilai dapat terbantu
dalam membuat keputusan agar lebih akurat. Buku
harian sebagai contoh, cenderung mengurangi
toleransi dan lingkaran kesalahan karena cara ini
mendorong penilai untuk lebih terfokus kepada
perilaku yang berhubungan dengan kinerja
dibanding sifat.
Bagaimana dengan Penilaian
Kinerja Tim?
Bagaimana organisasi menggunakan tim untuk
mengevaluasi kinerja? Empat buah saran ditawarkan untuk
merancang suatu sistim yang mendukung dan memperbaiki
kinerja sebuah tim.
1. Mengaitkan hasil tim dengan tujuan organisasi. Penting
untuk mencari tolok ukur yang diterapkan terhadap suatu
tujuan penting dimana tim diharapkan dapat mencapai
tujuan tersebut.
2. Awali dengan pelanggan dari tim dan proses yang harus
diikuti untuk memenuhi kebutuhan mereka. Produk akhir
yang diterima oleh pelanggan dapat dievaluasi dalam
konteks pemenuhan tuntutan pelanggan. Transaksi
antartim dapat dievaluasi berdasarkan pengiriman dan
kualitas.
Dan langkah-langkah proses dapat dievaluasi berdasarkan
waktu yang terbuang dan perputaran waktu.
3. Mengukur kinerja tim dan individu.Tentukan masing-
masing peran anggota tim untuk mendukung proses kerja
tim. Selanjutnya ukur masing-masing kontribusi anggota
dan kinerja tim secara keseluruhan.
4. Latih tim untuk membuat standar penilaiannya sendiri.
Atur sedemikian rupa agar tim menentukan tujuan mereka
sendiri dan masing-masing anggota memastikan bahwa
setiap orang memahami perannya masing-masing dan siap
membantu pengembangan tim agar lebih solid.
Sistem Penghargaan
Penghargaan seperti kenaikan gaji, promosi, dan
tugas kerja yang diinginkan yang dikontrol oleh
organisasi memiliki kekuatan penting yang
mempengaruhi perilaku setiap pekerja. Faktor
penentu yang menjadi pertimbangan seseorang
memperoleh penghargaan akan dibahas antara
lain, kinerja, usaha, senioritas, keterampilan yang
dimiliki, dan kerumitan pekerjaan.
Kinerja. Merupakan ukuran dari sebuah hasil.
Sebuah pertanyaan sederhana: Apakah anda
mampu menyelesaikan pekerjaan? Untuk
menghargai seseorang didalam didalam suatu
organisasi, maka diperlukan beberapa kriteria
persetujuan untuk menentukan kinerja
mereka.jadi, selama penghargaan diletakkan atas
dasar faktor yang secara langsung berhubungan
dengan pekerjaan yang dilakukan dengan baik,
maka kita mengguna-kan kinerja sebagai sebuah
faktor yang menentukan.
Usaha. Penghargaan terhadap suatu usaha merupakan
contoh klasik cara pemberian penghargaan, bukan sekedar
akhir dari suatu usaha.Didalam organisasi yang secara
umum memiliki kinerja yang rendah, penghargaan atas
sebuah usaha hanyalah semata-mata sebagai kriteria
pembeda penghargaan. Para pekerja yang jelas dirasa oleh
atasannya kurang dari usaha optimalnya akan berharap
dihargai kurang dari beberapa pekerja lain, yang mana,
walaupun kurang berhasil, akan tetapi mereka telah
melakukan usaha yang banyak.
Senioritas. Masa kerja yaitu rentang waktu yang
panjang dalam bekerja merupakan faktor utama
dalam menentukan alokasi penghargaan dalam
sistem kepegawaian publik di lembaga pemerintah.
Gambaran terhebat senioritas sebenarnya
merupakan cara penilaian termudah sebagai
pengganti kinerja.
Keterampilan yang dimiliki. Pengalokasian
penghargaan yang didasarkan pada keterampilan
dari para pekerja, artinya setiap individu yang
memiliki tingkat keterampilan atau bakat paling
tinggi akan diberi penghargaan yang memuaskan.
Tingkat keterampilan yang dimiliki merupakan hal
yang menentukan kompensasi yang akan diterima
yang akan melahirkan suasana kompetisi yang
sehat.
Kerumitan pekerjaan. Kerumitan pekerjaan dapat
dijadikan sebagai kriteria pemberian penghargaan.
Pekerjaan yang sukar dilakukan atau yang tidak
diharapkan karena tekanan atau kondisi yang tidak
mengenakkan, karena resiko yang tinggi, mungkin
harus diberi penghargaan yang lebih tinggi dengan
tujuan untuk memikat pekerja agar bersedia
melakukan pekerjaan etersebut.
Jenis-Jenis Penghargaan
Jenis penghargaan yang dapat diberikan organisasi lebih
rumit dari apa yang secara umum dibayangkan. Yang pasti,
harus ada kompensasi langsung atau tidak langsung. Juga
ada penghargaan yang bersifat nonfinansial. Setiap jenis
penghargaan ini dapat diberikan kepada perorangan,
kelompok atau basis jaringan organisasi.
Penghargaan intrinsik adalah penghargaan yang diterima
oleh perorangan untuk diri mereka sendiri. Penghargaan ini
berupa kepuasan kerja, juga mencakup kompensasi
langsung, tidak langsung dan penghargaan nonfinansial.
Wujud penghargaan intrinsik meliputi: membuat keputusan
partisipatif, memilih tanggungjawab lebih banyak,
kesempatan untuk mengembangkan diri, kebebasan kerja
dan kebebasan memilih yang lebih besar, pekerjaan yang
lebih menarik dan perbedaan yang beragam.
Wujud penghargaan ekstrinsik meliputi: Kompensasi
langsung antara lain, gaji pokok upah besar, premi lembur
dan cuti, bonus kinerja, pembagian keuntungan dan pilihan
pembelian saham; kompensasi tidak langsung antara lain,
program proteksi, pembayaran untuk waktu tidak bekerja,
pelayanan dan penghasilan tambahan; penghargaan
nonfinansial anatara lain, perlengkapan alat kantor dll.

More Related Content

What's hot

Ppt evaluasi kinerja dan kompensasi hayyu
Ppt evaluasi kinerja dan kompensasi hayyuPpt evaluasi kinerja dan kompensasi hayyu
Ppt evaluasi kinerja dan kompensasi hayyuHayyuHidayani
 
Penilaian kinerja word
Penilaian kinerja wordPenilaian kinerja word
Penilaian kinerja wordmaureen07
 
UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377Wulan Sari Nur Awalia
 
Ob2013 chapter 14 teknologi dan desain kerja
Ob2013   chapter 14 teknologi dan desain kerjaOb2013   chapter 14 teknologi dan desain kerja
Ob2013 chapter 14 teknologi dan desain kerjaAndi Iswoyo
 
Uas 1 evaluasi kinerja
Uas 1 evaluasi  kinerjaUas 1 evaluasi  kinerja
Uas 1 evaluasi kinerjaariiiss
 
Tugas rangkuman pertemuan 1 7
Tugas rangkuman pertemuan 1 7Tugas rangkuman pertemuan 1 7
Tugas rangkuman pertemuan 1 7Susi Susanti
 
penilaian kinerja pada SDM
penilaian kinerja pada SDMpenilaian kinerja pada SDM
penilaian kinerja pada SDMplendi13
 
Kompetensi dan Pelaksanaan Evaluasi Kinerja
Kompetensi dan Pelaksanaan Evaluasi KinerjaKompetensi dan Pelaksanaan Evaluasi Kinerja
Kompetensi dan Pelaksanaan Evaluasi KinerjaAhmad Irfan
 
Penilaian kinerja pegawai
Penilaian kinerja pegawai Penilaian kinerja pegawai
Penilaian kinerja pegawai Frans Dione
 
Makalah anugrah rangga permana 11150991
Makalah anugrah rangga permana 11150991Makalah anugrah rangga permana 11150991
Makalah anugrah rangga permana 11150991AnugrahRP
 
Materi Pertemuan Ketiga Teori Organisasi (Efektivitas Organisasi)
Materi Pertemuan Ketiga Teori Organisasi (Efektivitas Organisasi)Materi Pertemuan Ketiga Teori Organisasi (Efektivitas Organisasi)
Materi Pertemuan Ketiga Teori Organisasi (Efektivitas Organisasi)sudarsono mr
 
EKMA 4116 - Modul 4 Pengorganisasian
EKMA 4116 - Modul 4 PengorganisasianEKMA 4116 - Modul 4 Pengorganisasian
EKMA 4116 - Modul 4 PengorganisasianAncilla Kustedjo
 
Penilaian kinerja dan kompensasi
Penilaian kinerja dan kompensasiPenilaian kinerja dan kompensasi
Penilaian kinerja dan kompensasiFirman Bachtiar
 
Evaluasi Kinerja - Performance Appraisal
Evaluasi Kinerja - Performance AppraisalEvaluasi Kinerja - Performance Appraisal
Evaluasi Kinerja - Performance Appraisaliceu novida adinata
 
Kuliah 6 struktur organisasi
Kuliah 6 struktur organisasiKuliah 6 struktur organisasi
Kuliah 6 struktur organisasiMukhrizal Effendi
 
Uas suhandi evaluasi kinerja 7 y 11141098
Uas suhandi evaluasi kinerja 7 y 11141098Uas suhandi evaluasi kinerja 7 y 11141098
Uas suhandi evaluasi kinerja 7 y 11141098AYI SUHANDI
 
Tugas makalah kedua mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas makalah kedua mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi Tugas makalah kedua mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas makalah kedua mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi sristi95
 

What's hot (20)

Evaluasi Kinerja 1
Evaluasi Kinerja 1Evaluasi Kinerja 1
Evaluasi Kinerja 1
 
Ppt evaluasi kinerja dan kompensasi hayyu
Ppt evaluasi kinerja dan kompensasi hayyuPpt evaluasi kinerja dan kompensasi hayyu
Ppt evaluasi kinerja dan kompensasi hayyu
 
Penilaian kinerja word
Penilaian kinerja wordPenilaian kinerja word
Penilaian kinerja word
 
Frame work 1-14
Frame work 1-14Frame work 1-14
Frame work 1-14
 
UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
 
Ob2013 chapter 14 teknologi dan desain kerja
Ob2013   chapter 14 teknologi dan desain kerjaOb2013   chapter 14 teknologi dan desain kerja
Ob2013 chapter 14 teknologi dan desain kerja
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Uas 1 evaluasi kinerja
Uas 1 evaluasi  kinerjaUas 1 evaluasi  kinerja
Uas 1 evaluasi kinerja
 
Tugas rangkuman pertemuan 1 7
Tugas rangkuman pertemuan 1 7Tugas rangkuman pertemuan 1 7
Tugas rangkuman pertemuan 1 7
 
penilaian kinerja pada SDM
penilaian kinerja pada SDMpenilaian kinerja pada SDM
penilaian kinerja pada SDM
 
Kompetensi dan Pelaksanaan Evaluasi Kinerja
Kompetensi dan Pelaksanaan Evaluasi KinerjaKompetensi dan Pelaksanaan Evaluasi Kinerja
Kompetensi dan Pelaksanaan Evaluasi Kinerja
 
Penilaian kinerja pegawai
Penilaian kinerja pegawai Penilaian kinerja pegawai
Penilaian kinerja pegawai
 
Makalah anugrah rangga permana 11150991
Makalah anugrah rangga permana 11150991Makalah anugrah rangga permana 11150991
Makalah anugrah rangga permana 11150991
 
Materi Pertemuan Ketiga Teori Organisasi (Efektivitas Organisasi)
Materi Pertemuan Ketiga Teori Organisasi (Efektivitas Organisasi)Materi Pertemuan Ketiga Teori Organisasi (Efektivitas Organisasi)
Materi Pertemuan Ketiga Teori Organisasi (Efektivitas Organisasi)
 
EKMA 4116 - Modul 4 Pengorganisasian
EKMA 4116 - Modul 4 PengorganisasianEKMA 4116 - Modul 4 Pengorganisasian
EKMA 4116 - Modul 4 Pengorganisasian
 
Penilaian kinerja dan kompensasi
Penilaian kinerja dan kompensasiPenilaian kinerja dan kompensasi
Penilaian kinerja dan kompensasi
 
Evaluasi Kinerja - Performance Appraisal
Evaluasi Kinerja - Performance AppraisalEvaluasi Kinerja - Performance Appraisal
Evaluasi Kinerja - Performance Appraisal
 
Kuliah 6 struktur organisasi
Kuliah 6 struktur organisasiKuliah 6 struktur organisasi
Kuliah 6 struktur organisasi
 
Uas suhandi evaluasi kinerja 7 y 11141098
Uas suhandi evaluasi kinerja 7 y 11141098Uas suhandi evaluasi kinerja 7 y 11141098
Uas suhandi evaluasi kinerja 7 y 11141098
 
Tugas makalah kedua mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas makalah kedua mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi Tugas makalah kedua mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas makalah kedua mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi
 

Similar to Ob2013 chapter 15 sietem penilaian kinerja dan penghargaan

Makalah penilaian kinerja
Makalah penilaian kinerjaMakalah penilaian kinerja
Makalah penilaian kinerjaChimenk Cayyoo
 
PENILAIAN KINERJA
PENILAIAN KINERJAPENILAIAN KINERJA
PENILAIAN KINERJAotnayirt
 
Tugas makalah uas ririn perwanti 11011700696
Tugas makalah uas ririn perwanti 11011700696Tugas makalah uas ririn perwanti 11011700696
Tugas makalah uas ririn perwanti 11011700696Ririnrianti2
 
Makalah uts,devi kuspasari,11150460,71(msdm)
Makalah uts,devi kuspasari,11150460,71(msdm)Makalah uts,devi kuspasari,11150460,71(msdm)
Makalah uts,devi kuspasari,11150460,71(msdm)DeviKuspasari
 
Evaluation Performance Management in Employemenet
Evaluation Performance Management in EmployemenetEvaluation Performance Management in Employemenet
Evaluation Performance Management in Employemenetharfimakarim
 
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum utsMira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum utsMiraErlina
 
Makalah uas
Makalah uasMakalah uas
Makalah uasAlekJr1
 
Tugas makalah 1 pak ade fauzi
Tugas makalah 1 pak ade fauziTugas makalah 1 pak ade fauzi
Tugas makalah 1 pak ade fauzikasiyah
 
Makalah kompensasi 2
Makalah kompensasi 2Makalah kompensasi 2
Makalah kompensasi 2AAYYUB0254
 
Penilaian kinerja makalah in Bahasa
Penilaian kinerja makalah in BahasaPenilaian kinerja makalah in Bahasa
Penilaian kinerja makalah in BahasaYesica Adicondro
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2Eva Adiputra
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi makalah (repaired)
Evaluasi kinerja dan kompensasi makalah (repaired)Evaluasi kinerja dan kompensasi makalah (repaired)
Evaluasi kinerja dan kompensasi makalah (repaired)Ami Gos
 
Evaluasi kinerja dan konpensasi 2
Evaluasi kinerja dan konpensasi 2Evaluasi kinerja dan konpensasi 2
Evaluasi kinerja dan konpensasi 2saepul azazri
 

Similar to Ob2013 chapter 15 sietem penilaian kinerja dan penghargaan (20)

Makalah penilaian kinerja
Makalah penilaian kinerjaMakalah penilaian kinerja
Makalah penilaian kinerja
 
Penilaian Kerja
Penilaian KerjaPenilaian Kerja
Penilaian Kerja
 
PENILAIAN KINERJA
PENILAIAN KINERJAPENILAIAN KINERJA
PENILAIAN KINERJA
 
Penilaian Kinerja
Penilaian KinerjaPenilaian Kinerja
Penilaian Kinerja
 
Tugas makalah uas ririn perwanti 11011700696
Tugas makalah uas ririn perwanti 11011700696Tugas makalah uas ririn perwanti 11011700696
Tugas makalah uas ririn perwanti 11011700696
 
Makalah uts,devi kuspasari,11150460,71(msdm)
Makalah uts,devi kuspasari,11150460,71(msdm)Makalah uts,devi kuspasari,11150460,71(msdm)
Makalah uts,devi kuspasari,11150460,71(msdm)
 
Evaluation Performance Management in Employemenet
Evaluation Performance Management in EmployemenetEvaluation Performance Management in Employemenet
Evaluation Performance Management in Employemenet
 
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum utsMira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
 
Makalah uas
Makalah uasMakalah uas
Makalah uas
 
2[1]
2[1]2[1]
2[1]
 
Tugas makalah 1 pak ade fauzi
Tugas makalah 1 pak ade fauziTugas makalah 1 pak ade fauzi
Tugas makalah 1 pak ade fauzi
 
Makalah kompensasi 2
Makalah kompensasi 2Makalah kompensasi 2
Makalah kompensasi 2
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Penilaian kinerja makalah in Bahasa
Penilaian kinerja makalah in BahasaPenilaian kinerja makalah in Bahasa
Penilaian kinerja makalah in Bahasa
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 2
 
Evaluasi kinerja dan kompensasi makalah (repaired)
Evaluasi kinerja dan kompensasi makalah (repaired)Evaluasi kinerja dan kompensasi makalah (repaired)
Evaluasi kinerja dan kompensasi makalah (repaired)
 
Makalah 1 (satu)
Makalah 1 (satu)Makalah 1 (satu)
Makalah 1 (satu)
 
Makalah 1 (satu)
Makalah 1 (satu)Makalah 1 (satu)
Makalah 1 (satu)
 
Evaluasi kinerja dan konpensasi 2
Evaluasi kinerja dan konpensasi 2Evaluasi kinerja dan konpensasi 2
Evaluasi kinerja dan konpensasi 2
 

More from Andi Iswoyo

Ob2013 chapter 16 budaya organisasi
Ob2013   chapter 16 budaya organisasiOb2013   chapter 16 budaya organisasi
Ob2013 chapter 16 budaya organisasiAndi Iswoyo
 
Ob2013 chapter 17 perubahan dan pengembangan organisasi
Ob2013   chapter 17 perubahan dan pengembangan organisasiOb2013   chapter 17 perubahan dan pengembangan organisasi
Ob2013 chapter 17 perubahan dan pengembangan organisasiAndi Iswoyo
 
Ob2013 chapter 13 dasar-dasar struktur organisasi
Ob2013   chapter 13 dasar-dasar struktur organisasiOb2013   chapter 13 dasar-dasar struktur organisasi
Ob2013 chapter 13 dasar-dasar struktur organisasiAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 12 business intelligence and knowledge management
Mis2013   chapter 12 business intelligence and knowledge managementMis2013   chapter 12 business intelligence and knowledge management
Mis2013 chapter 12 business intelligence and knowledge managementAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 11 kecerdasan buatan
Mis2013   chapter 11 kecerdasan buatanMis2013   chapter 11 kecerdasan buatan
Mis2013 chapter 11 kecerdasan buatanAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 10 sistem informasi dalam organisasi (2)
Mis2013   chapter 10 sistem informasi dalam organisasi (2)Mis2013   chapter 10 sistem informasi dalam organisasi (2)
Mis2013 chapter 10 sistem informasi dalam organisasi (2)Andi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 9 sistem informasi dalam organisasi (1)
Mis2013   chapter 9 sistem informasi dalam organisasi (1)Mis2013   chapter 9 sistem informasi dalam organisasi (1)
Mis2013 chapter 9 sistem informasi dalam organisasi (1)Andi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 8 - supply chain management
Mis2013   chapter 8 - supply chain managementMis2013   chapter 8 - supply chain management
Mis2013 chapter 8 - supply chain managementAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 7 e-commerce
Mis2013   chapter 7 e-commerceMis2013   chapter 7 e-commerce
Mis2013 chapter 7 e-commerceAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 6 - pengembangan sistem
Mis2013   chapter 6 - pengembangan sistemMis2013   chapter 6 - pengembangan sistem
Mis2013 chapter 6 - pengembangan sistemAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 5 - teknologi internet
Mis2013   chapter 5 - teknologi internetMis2013   chapter 5 - teknologi internet
Mis2013 chapter 5 - teknologi internetAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 4 - database processing n data communication
Mis2013   chapter 4 - database processing n data communicationMis2013   chapter 4 - database processing n data communication
Mis2013 chapter 4 - database processing n data communicationAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 3 hardware and software id
Mis2013   chapter 3 hardware and software idMis2013   chapter 3 hardware and software id
Mis2013 chapter 3 hardware and software idAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 2 purposes of information systems id
Mis2013   chapter 2 purposes of information systems idMis2013   chapter 2 purposes of information systems id
Mis2013 chapter 2 purposes of information systems idAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 1-pengantar manajemen informasi
Mis2013   chapter 1-pengantar manajemen informasiMis2013   chapter 1-pengantar manajemen informasi
Mis2013 chapter 1-pengantar manajemen informasiAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 0 kontrak belajar
Mis2013   chapter 0 kontrak belajarMis2013   chapter 0 kontrak belajar
Mis2013 chapter 0 kontrak belajarAndi Iswoyo
 
Mis2013 chapter 13-keamanan sistem informasi
Mis2013   chapter 13-keamanan sistem informasiMis2013   chapter 13-keamanan sistem informasi
Mis2013 chapter 13-keamanan sistem informasiAndi Iswoyo
 
OB2013 - chapter 12 konflik dan negosiasi
OB2013 - chapter 12 konflik dan negosiasiOB2013 - chapter 12 konflik dan negosiasi
OB2013 - chapter 12 konflik dan negosiasiAndi Iswoyo
 
OB2013 - chapter 10 kepemimpinan
OB2013 - chapter 10 kepemimpinanOB2013 - chapter 10 kepemimpinan
OB2013 - chapter 10 kepemimpinanAndi Iswoyo
 
OB2013 - chapter 11 kekuasaan dan politik
OB2013 - chapter 11 kekuasaan dan politikOB2013 - chapter 11 kekuasaan dan politik
OB2013 - chapter 11 kekuasaan dan politikAndi Iswoyo
 

More from Andi Iswoyo (20)

Ob2013 chapter 16 budaya organisasi
Ob2013   chapter 16 budaya organisasiOb2013   chapter 16 budaya organisasi
Ob2013 chapter 16 budaya organisasi
 
Ob2013 chapter 17 perubahan dan pengembangan organisasi
Ob2013   chapter 17 perubahan dan pengembangan organisasiOb2013   chapter 17 perubahan dan pengembangan organisasi
Ob2013 chapter 17 perubahan dan pengembangan organisasi
 
Ob2013 chapter 13 dasar-dasar struktur organisasi
Ob2013   chapter 13 dasar-dasar struktur organisasiOb2013   chapter 13 dasar-dasar struktur organisasi
Ob2013 chapter 13 dasar-dasar struktur organisasi
 
Mis2013 chapter 12 business intelligence and knowledge management
Mis2013   chapter 12 business intelligence and knowledge managementMis2013   chapter 12 business intelligence and knowledge management
Mis2013 chapter 12 business intelligence and knowledge management
 
Mis2013 chapter 11 kecerdasan buatan
Mis2013   chapter 11 kecerdasan buatanMis2013   chapter 11 kecerdasan buatan
Mis2013 chapter 11 kecerdasan buatan
 
Mis2013 chapter 10 sistem informasi dalam organisasi (2)
Mis2013   chapter 10 sistem informasi dalam organisasi (2)Mis2013   chapter 10 sistem informasi dalam organisasi (2)
Mis2013 chapter 10 sistem informasi dalam organisasi (2)
 
Mis2013 chapter 9 sistem informasi dalam organisasi (1)
Mis2013   chapter 9 sistem informasi dalam organisasi (1)Mis2013   chapter 9 sistem informasi dalam organisasi (1)
Mis2013 chapter 9 sistem informasi dalam organisasi (1)
 
Mis2013 chapter 8 - supply chain management
Mis2013   chapter 8 - supply chain managementMis2013   chapter 8 - supply chain management
Mis2013 chapter 8 - supply chain management
 
Mis2013 chapter 7 e-commerce
Mis2013   chapter 7 e-commerceMis2013   chapter 7 e-commerce
Mis2013 chapter 7 e-commerce
 
Mis2013 chapter 6 - pengembangan sistem
Mis2013   chapter 6 - pengembangan sistemMis2013   chapter 6 - pengembangan sistem
Mis2013 chapter 6 - pengembangan sistem
 
Mis2013 chapter 5 - teknologi internet
Mis2013   chapter 5 - teknologi internetMis2013   chapter 5 - teknologi internet
Mis2013 chapter 5 - teknologi internet
 
Mis2013 chapter 4 - database processing n data communication
Mis2013   chapter 4 - database processing n data communicationMis2013   chapter 4 - database processing n data communication
Mis2013 chapter 4 - database processing n data communication
 
Mis2013 chapter 3 hardware and software id
Mis2013   chapter 3 hardware and software idMis2013   chapter 3 hardware and software id
Mis2013 chapter 3 hardware and software id
 
Mis2013 chapter 2 purposes of information systems id
Mis2013   chapter 2 purposes of information systems idMis2013   chapter 2 purposes of information systems id
Mis2013 chapter 2 purposes of information systems id
 
Mis2013 chapter 1-pengantar manajemen informasi
Mis2013   chapter 1-pengantar manajemen informasiMis2013   chapter 1-pengantar manajemen informasi
Mis2013 chapter 1-pengantar manajemen informasi
 
Mis2013 chapter 0 kontrak belajar
Mis2013   chapter 0 kontrak belajarMis2013   chapter 0 kontrak belajar
Mis2013 chapter 0 kontrak belajar
 
Mis2013 chapter 13-keamanan sistem informasi
Mis2013   chapter 13-keamanan sistem informasiMis2013   chapter 13-keamanan sistem informasi
Mis2013 chapter 13-keamanan sistem informasi
 
OB2013 - chapter 12 konflik dan negosiasi
OB2013 - chapter 12 konflik dan negosiasiOB2013 - chapter 12 konflik dan negosiasi
OB2013 - chapter 12 konflik dan negosiasi
 
OB2013 - chapter 10 kepemimpinan
OB2013 - chapter 10 kepemimpinanOB2013 - chapter 10 kepemimpinan
OB2013 - chapter 10 kepemimpinan
 
OB2013 - chapter 11 kekuasaan dan politik
OB2013 - chapter 11 kekuasaan dan politikOB2013 - chapter 11 kekuasaan dan politik
OB2013 - chapter 11 kekuasaan dan politik
 

Ob2013 chapter 15 sietem penilaian kinerja dan penghargaan

  • 2. Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan tujuan penilaian kinerja 2. Mengidentifikasikan kelebihan2 penggunaan perilaku daripada penggunaan sifat dalam menilai kinerja 3. Menjelaskan kriteria evaluasi kinerja yang populer 4. Mengidentifikasikan siapa2 saja yang dapat melakukan evaluasi kinerja selain seorang pimpinan tertinggi 5. Menjabarkan masalah2 potensial didalam penilaian kinerja dan tindakan yang tepat untuk memperbaiki permasalahan2 tsb 6. Menerangkan kenapa seorang manajer seringkali tidak suka melakukan peninjauan terhadap sebuah kinerja 7. Menjelaskan berbagai bentuk penghargaan 8. Menjelaskan hubungan penilaian kinerja, penghargaan dan perilaku para pekerja
  • 3. SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN PENGHARGAAN Bagaimana sistem penilaian dan penghargaan kinerja mempengaruhi sikap atau perilaku sejumlah orang didalam organisasi? Mengapa mesti menilai kinerja karyawan? Bagaimana cara memberi penilaian? Apa kemungkinan masalah yang timbul? Bagaimana manajer dapat menanggulangi masalah ini?
  • 4. Tujuan dan motivasi dan apa yang dievaluasi Penilaian kinerja memiliki tujuan. Pertama, untuk mengambil keputusan personalia secara umum. Misalnya, pengambilan keputusan yang penting dalam hal promosi, transfer, ataupun pemberhentian karyawan. Kedua, memberikan penjelasan tentang pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan untuk karyawan. Ketiga, dijadikan sebagai kriteria untuk program seleksi dan pengembangan yang disahkan. Setiap fungsi dari penilaian kinerja adalah penting. Kepentingan masing-masing fungsi ini bagi kita tergantung pada perspektif yang kita terapkan. Kesimpulannya, kita menekankan penilaian kinerja berdasarkan perannya sebagai suatu faktor penentu alokasi penghargaan.
  • 5. Dengan dilakukan penilaian kinerja mereka termotivasi untuk mencapai peningkatan kinerja yang signifikan. Jelasnya, mereka harus mengetahui apa saja yang dituntut dari pekerjaan mereka. Mereka harus tahu bagaimana kinerja mereka diukur. Selanjutnya mereka harus yakin seandainya mereka berusaha berdasar kemampuan mereka, maka usaha mereka tersebut akan membuahkan hasil dalam sebuah kinerja yang memuaskan sebagaimana yang telah ditentukan oleh kreteria yang akan mengukur mereka. Dan yang terakhir mereka akan mendapatkan penghargaan sesuai dengan yang diharapkan
  • 6. Lalu apa yang dievaluasi? Kriteria-kriteria yang dipilih manajemen dalam melakukan evaluasi, akan berdampak besar terhadap apa yang dikerjakan oleh karyawan tersebut. Ada tiga kriteria evaluasi yang paling umum yaitu, hasil kerja perorangan, perilaku dan sifat. Hasil kerja perorangan. Jika mengutamakan hasil akhir, lebih dari sekedar alat, maka pihak manajemen harus mengevaluasi hasil kerja dari seorang pekerja. Dengan menggunakan hasil kerja, seorang manajer perencana dapat menentukan kriteria untuk kuantitas yang diproduksi, sisa yang dihasilkan, dan biaya per unit produksi.
  • 7. Perilaku. Dalam konteks kerja kelompok sulit melakukan evaluasi atau identifikasi atas kontribusi dari setiap anggota kelompok. Dalam hal ini, bukanlah keanehan bagi manajemen untuk mengevaluasi berdasar perilaku para pekerja. Misalnya, perilaku seorang manajer perencana dapat digunakan sebagai tujuan evaluasi kinerja, yang mencakup ketepatan waktu dalam memberikan laporan bulanan atau kesesuaian gaya kepemimpinan yang diperlihatkan manajer.
  • 8. Sifat. Bagian yang paling lemah dari kriteria, sesuatu yang masih digunakan secara luas oleh organisasi yaitu sifat perorangan (traits). Sifat-sifat seperti “sikap yang baik”, “dapat diandalkan”, atau “mampu bekerjasama”, “kelihatan sibuk” dan “memiliki banyak pengalaman”, dapat atau tidak dapat dihu-bungkan dengan hasil tugas yang positif, tetapi hanya seorang yang naif yang akan mengesampingkan realita bahwa faktor sifat tersebut jarang digunakan sebagai kriteria penilaian tingkat kinerja seorang pekerja.
  • 9. Siapa yang harus mengevaluasi Yang berhak mengevaluasi adalah pimpinan, atasan langsung atau manajer karena itu bagian dari wewenangnya, apalagi dia bertanggungjawab terhadap kinerja bawahannya. Tapi logika tersebut memiliki cacat, karena orang lain sebenarnya dapat melakukan pekerjaan tersebut dengan lebih baik. Atasan langsung. Sembilan puluh lima persen dari keseluruhan evaluasi kinerja pada tingkat yang lebih rendah dan menengah dilaksanakan oleh atasan langsung. Sejumlah organisasi mengakui mengalami kemunduran dalam menggunakan sumber-sumber evaluasi, karena diantara pimpinan merasa tidak memenuhi persyaratan untuk mengevaluasi sebuah kontribusi yang unik dari kinerja para bawahan.
  • 10. Rekan kerja. Evaluasi dari rekan kerja (peers) adalah salah satu cara yang dapat dijadikan sebagai sumber data penilaian yang paling dapat dipercaya. Kenapa? Pertama, evaluasi rekan kerja sangat erat hubungannya dengan kegiatan. Interaksi sehari-hari memberi mereka sudut pandang pemahaman yang menyeluruh terhadap kinerja pekerjaan seorang pekerja.Kedua, sebagai penghitung hasil, akan menghasilkan beberapa penilaian yang mandiri, sedangkan seorang pimpinan hanya dapat menghasilkan penilaian dalam bentuk evaluasi tunggal. Pada sisi lain, dapat dirusak oleh bias persahabatan dan ataupun perselisihan.
  • 11. Pengevaluasian diri sendiri. Karyawan yang menilai kinerja diri sendiri konsisten dengan nilai-nilai seperti swakelola dan pemberdayaan. Evaluasi yang dilakukan sendiri memberi nilai yang tinggi bagi pekerja; cara ini cenderung mengurangi sifat membela diri yang dilakukan karyawan pada saat proses penilaian; dan mereka membuat wahana yang baik untuk merangsang diskusi kinerja pekerjaan antara pekerja dan atasan mereka. Tapi, bagaimanapun juga, cara ini dapat dihalangi oleh penilaian yang bias jasa diri, bahkan seringkali berada pada tingkat yang lebih rendah sehingga perlu disesuaikan dengan penilaian atasan.
  • 12. Bawahan langsung. Sumber pertimbangan keempat adalah penilaian bawahan langsung (immediate subordinate) seorang pekerja. Cara ini sesuai dengan nilai dasar perusahaan, yaitu kejujuran, keterbukaan dan pemberdayaan pekerja. Evaluasi yang dilakukan bawahan langsung dapat memberikan informasi yang akurat dan rinci tentang perilaku seorang manajer karena si penilai secara khusus memiliki hubungan yang baik dengan manajer. Masalah yang muncul adalah kekhawatiran akan tindakan balasan dari pimpinan yang dinilai tidak baik. Oleh karena itu kerahasiaan responden sangatlah penting jika evaluasi ini ingin dilaksanakan dengan akurat.
  • 13. Pendekatan menyeluruh: Evaluasi 360 derajat. Cara ini memberi umpan balik kinerja dari lingkaran penuh hubungan sehari-hari yang mungkin dilakukan seorang pekerja, mulai hubungan dengan petugas ruangan surat, pelanggan, pimpinan, dan rekan kerja. Apa daya tarik dari evaluasi 360 derajat ini? Cara ini cukup cocok bagi organisasi yang telah melaksanakan program tim, yang melibatkan pekerja, dan memiliki program TQM. Dengan mengandalkan umpan balik dari rekan kerja, pelanggan dan bawahan, dapat memberi setiap orang lebih dari sekedar rasa berpartisipasi dalam proses penilaian dan meraih hasil yang lebih tepat dalam menilai kinerja para pekerja.
  • 14. Metode Penilaian Kinerja Esai tertulis. Metode penilaian dengan cara menulis sebuah narasi yang menggambarkan kelebihan, kekurangan, prestasi waktu lampau, potensi dan saran-saran mengenai seorang karyawan untuk perbaikan. Tetapi hasil tulisan ini sering kali menggambarkan kemampuan penulisnya. Baik atau buruknya penilaian sama-sama ditentukan oleh keterampilan menulis si penilai dan tingkat aktual kinerja seorang pekerja.
  • 15. Keadaan kritis. Metode critical incidence memfokuskan perhatian si penilai pada perilaku-perilaku yang merupakan kunci untuk membedakan antara sebuah pekerjaan efektif atau yang tidak efektif. Si penilai menulis anekdot yang menggambarkan apa saja yang dilakukan para pekerja. Yang menjadi kunci penilaian adalah perilaku yang bersifat khusus, bukan sifat-sifat personal yang samar, melainkan yang disebutkan. Sebuah daftar keadaan yang kritis memuat serangkaian contoh-contoh, dimana dengan daftar ini para pekerja dapat melihat perilaku yang diharapkan dan perilaku yang membutuhkan pengembangan.
  • 16. Grafik Skala Penilaian. Adalah metode tertua dan terpopuler dalam penilaian. Didalam metode ini, dicatat faktor-faktor kinerja, seperti kualitas dan kuantitas kerja, tingkat pengetahuan, kerjasama, loyalitas, kehadiran, kejujuran, dan inisiatif. Selanjutnya si penilai memeriksa daftar tersebut dan menilai setiap faktor sesuai dengan skala peningkatan. Skala-skala tersebut menghasilkan spesifikasi berdasarkan lima poin, sehingga sebuah faktor seperti pengetahuan kerja bisa di nilai 1 (“informasi tentang tugas kerja sangat kurang”) hingga 5 (“telah melengkapi dan menguasai seluruh bagian kerja”). Metode ini memberikan analisis yang kuantitatif dan analisis perbandingan.
  • 17. Skala Peningkatan Perilaku. Skala ini mengkombinasikan elemen penting dari metode keadaan kritis dengan metode pendekatan grafik skala penilaian. Si penilai menilai para pekerja berdasarkan kepada hal-hal dalam rangkaian kesatuan, tetapi poin-poinnya merupakan contoh perilaku aktual didalam pekerjaan, bukan sekedar diskripsi atau ciri- ciri umum. Metode ini menentukan dengan pasti, bersifat dapat diamati, dan dapat mengukur perilaku kerja. Contoh perilaku di dalam bekerja dan dimensi kinerja ditemukan dengan meminta para peserta untuk memberikan ilustrasi spesifik tentang efektif atau tidak efektifnya sebuah perilaku berdasarkan dimensi kinerja.
  • 18. Contoh-contoh perilaku tersebut selanjutnya diterjemahkan ke dalam sebuah perangkat dimensi kinerja, setiap dimensi memiliki bermacam-macam tingkat kinerja. Hasil dari proses ini merupakan deskripsi perilaku, seperti antisipasi, perencanaan, pelaksanaan, pemecahan masalah, menjalankan perintah yang mendesak dan penanganan situasi darurat.
  • 19. Memecahkan Masalah Fakta bahwa organisasi dapat mengatasi permasalahan di dalam penilaian kinerja seharusnya tidak membuat manajer menyerah didalam proses tersebut. Langkah-langkah yang dapat diambil untuk memecahkan kebanyakan masalah yang telah kita identifikasi. Penggunaan Kriteria ganda. Karena kinerja yang berhasil pada kebanyakan pekerjaan memerlukan pelaksanaan sejumlah hal dengan baik, keseluruhan hal tersebut harus diidentifikasi dan dievaluasi. Tetapi bukan berarti segala sesuatu harus dinilai. Aktivitas penting yang menunjukkan kinerja yang efektif atau tidak efektif adalah hal-hal yang harus dinilai.
  • 20. Sifat Menghilangkan Penekanan. Banyak sifat yang dianggap berhubungan dengan kinerja yang baik, tapi dalam kenyataannya, sering tidak atau memiliki sedikit kaitan dengan kinerja. Sifat-sifat seperti loyalitas, inisiatif, keberanian, keandalan, dan pengekspresian diri, merupakan karakter yang menarik dari karyawan. Tetapi pertanyaan yang muncul, apakah individu-individu yang dinilai tinggi dengan sifat-sifat tersebut memiliki kinerja yang lebih baik dari yang dinilai rendah? Tak ada jawaban yang pasti, sebab ada karyawan yang berkinerja sangat baik meski tidak memiliki penilaian tinggi pada sifat-sifat tersebut.
  • 21. Penekanan Perilaku. Lebih baik menggunakan ukuran didasarkan pada perilaku daripada berdasarkan sifat, dalam melakukan penilaian. Kenapa? Ukuran berdasarkan perilaku dapat dihubungkan dengan dua sasaran utama dari sifat. Pertama,karena pengukuran yang difokuskan pada perilaku bisa dicarikan contoh-contoh khusus – baik dan buruk – dari kinerja. Kedua, karena kita menilai contoh yang spesifik dari perilaku, kita dapat meningkatkan kemungkinan yang dilihat sama oleh dua atau lebih penilai. Seperti ketika menilai karyawan dalam konteks perilaku khusus, kita mungkin sama-sama setuju bahwa karyawan tersebut “sering menyapa dengan ucapan selamat pagi kepada para pelanggan”.
  • 22. Mendokumentasikan perilaku kinerja di dalam catatan harian. Dengan mencatat pada buku harian setiap perilaku yang berisi keadaan kritis khusus setiap pekerja, penilai dapat terbantu dalam membuat keputusan agar lebih akurat. Buku harian sebagai contoh, cenderung mengurangi toleransi dan lingkaran kesalahan karena cara ini mendorong penilai untuk lebih terfokus kepada perilaku yang berhubungan dengan kinerja dibanding sifat.
  • 23. Bagaimana dengan Penilaian Kinerja Tim? Bagaimana organisasi menggunakan tim untuk mengevaluasi kinerja? Empat buah saran ditawarkan untuk merancang suatu sistim yang mendukung dan memperbaiki kinerja sebuah tim. 1. Mengaitkan hasil tim dengan tujuan organisasi. Penting untuk mencari tolok ukur yang diterapkan terhadap suatu tujuan penting dimana tim diharapkan dapat mencapai tujuan tersebut. 2. Awali dengan pelanggan dari tim dan proses yang harus diikuti untuk memenuhi kebutuhan mereka. Produk akhir yang diterima oleh pelanggan dapat dievaluasi dalam konteks pemenuhan tuntutan pelanggan. Transaksi antartim dapat dievaluasi berdasarkan pengiriman dan kualitas.
  • 24. Dan langkah-langkah proses dapat dievaluasi berdasarkan waktu yang terbuang dan perputaran waktu. 3. Mengukur kinerja tim dan individu.Tentukan masing- masing peran anggota tim untuk mendukung proses kerja tim. Selanjutnya ukur masing-masing kontribusi anggota dan kinerja tim secara keseluruhan. 4. Latih tim untuk membuat standar penilaiannya sendiri. Atur sedemikian rupa agar tim menentukan tujuan mereka sendiri dan masing-masing anggota memastikan bahwa setiap orang memahami perannya masing-masing dan siap membantu pengembangan tim agar lebih solid.
  • 25. Sistem Penghargaan Penghargaan seperti kenaikan gaji, promosi, dan tugas kerja yang diinginkan yang dikontrol oleh organisasi memiliki kekuatan penting yang mempengaruhi perilaku setiap pekerja. Faktor penentu yang menjadi pertimbangan seseorang memperoleh penghargaan akan dibahas antara lain, kinerja, usaha, senioritas, keterampilan yang dimiliki, dan kerumitan pekerjaan.
  • 26. Kinerja. Merupakan ukuran dari sebuah hasil. Sebuah pertanyaan sederhana: Apakah anda mampu menyelesaikan pekerjaan? Untuk menghargai seseorang didalam didalam suatu organisasi, maka diperlukan beberapa kriteria persetujuan untuk menentukan kinerja mereka.jadi, selama penghargaan diletakkan atas dasar faktor yang secara langsung berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan dengan baik, maka kita mengguna-kan kinerja sebagai sebuah faktor yang menentukan.
  • 27. Usaha. Penghargaan terhadap suatu usaha merupakan contoh klasik cara pemberian penghargaan, bukan sekedar akhir dari suatu usaha.Didalam organisasi yang secara umum memiliki kinerja yang rendah, penghargaan atas sebuah usaha hanyalah semata-mata sebagai kriteria pembeda penghargaan. Para pekerja yang jelas dirasa oleh atasannya kurang dari usaha optimalnya akan berharap dihargai kurang dari beberapa pekerja lain, yang mana, walaupun kurang berhasil, akan tetapi mereka telah melakukan usaha yang banyak.
  • 28. Senioritas. Masa kerja yaitu rentang waktu yang panjang dalam bekerja merupakan faktor utama dalam menentukan alokasi penghargaan dalam sistem kepegawaian publik di lembaga pemerintah. Gambaran terhebat senioritas sebenarnya merupakan cara penilaian termudah sebagai pengganti kinerja.
  • 29. Keterampilan yang dimiliki. Pengalokasian penghargaan yang didasarkan pada keterampilan dari para pekerja, artinya setiap individu yang memiliki tingkat keterampilan atau bakat paling tinggi akan diberi penghargaan yang memuaskan. Tingkat keterampilan yang dimiliki merupakan hal yang menentukan kompensasi yang akan diterima yang akan melahirkan suasana kompetisi yang sehat.
  • 30. Kerumitan pekerjaan. Kerumitan pekerjaan dapat dijadikan sebagai kriteria pemberian penghargaan. Pekerjaan yang sukar dilakukan atau yang tidak diharapkan karena tekanan atau kondisi yang tidak mengenakkan, karena resiko yang tinggi, mungkin harus diberi penghargaan yang lebih tinggi dengan tujuan untuk memikat pekerja agar bersedia melakukan pekerjaan etersebut.
  • 31. Jenis-Jenis Penghargaan Jenis penghargaan yang dapat diberikan organisasi lebih rumit dari apa yang secara umum dibayangkan. Yang pasti, harus ada kompensasi langsung atau tidak langsung. Juga ada penghargaan yang bersifat nonfinansial. Setiap jenis penghargaan ini dapat diberikan kepada perorangan, kelompok atau basis jaringan organisasi. Penghargaan intrinsik adalah penghargaan yang diterima oleh perorangan untuk diri mereka sendiri. Penghargaan ini berupa kepuasan kerja, juga mencakup kompensasi langsung, tidak langsung dan penghargaan nonfinansial.
  • 32. Wujud penghargaan intrinsik meliputi: membuat keputusan partisipatif, memilih tanggungjawab lebih banyak, kesempatan untuk mengembangkan diri, kebebasan kerja dan kebebasan memilih yang lebih besar, pekerjaan yang lebih menarik dan perbedaan yang beragam. Wujud penghargaan ekstrinsik meliputi: Kompensasi langsung antara lain, gaji pokok upah besar, premi lembur dan cuti, bonus kinerja, pembagian keuntungan dan pilihan pembelian saham; kompensasi tidak langsung antara lain, program proteksi, pembayaran untuk waktu tidak bekerja, pelayanan dan penghasilan tambahan; penghargaan nonfinansial anatara lain, perlengkapan alat kantor dll.