SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Psikologiadalahbidangilmu yangmempelajarimengenaiperilakudan
fungsi mentalmanusiadalam interaksidengan lingkungannya.
Psikologi berasal dari bahasa Yunani :
Ψυχή Psychē
yang berarti jiwa
λογία logia
yang artinya ilmu
Jadi, secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan berusaha menciptakan situasi
yang mendukung bagi anak didik dalam
mengembangkan kemampuan akademik,
sosialisasi, dan emosi yang bertujuan untuk
membentuk mind set anak.
1. Memberikan, mengukur, dan menerangkan
perubahan tingkah laku.
2. Mempelajari karakteristik peserta didik, secara fisik,
kognitif, maupun psikososial.
3. Mempelajari perbedaan yang bersifat pribadi pada
masa perkembangan tertentu.
4. Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan
tertentu.
5. Mempelajari penyimpangan tingkah laku yang
dialami seseorang, seperti kenakalan-kenakalan,
kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya,
dan lain-lain.
Peserta didik adalah individu yang sedang
berada dalam proses pertumbuhan &
perkembangan, baik fisik maupun psikis.
“Sebagai individu yang tengah tumbuh dan
berkembang, peserta didik perlu bimbingan &
pengarahan yang konsisten menuju kearah titik
optimal kemampuan fitrahnya” ( Arifin, 1996 ).
Dalam perspektif psikologis
Sigmund Freud ( 1856-1939 ).
1. Pandangan Psikodinamika Teori psikodinamika adalah teori
psikologi yang berupaya menjelaskan
hakikat & perkembangan tingkah laku
(kepribadian) manusia.
Model psikodinamika yang diajukan
Freud adalah “Teori psikoanalistis ”
“Tingkah laku manusia merupakan hasil
tenaga yang beroperasi didalam pikiran,
yang sering tanpa disadari oleh
individu" (instink mempertahankan
impuls diluar kesadaran kita)
a. Id : aspek biologis kepribadian.
Didalamnya terdapat dorongan
dan impuls instinktif yang lebih
dasar (lapar, haus, dan seks)
b. Ego : timbul dari kebutuhan
organisme untuk berhubungan
secara baik dengan dunia nyata
(menahan dorongan sampai pada
kesadaran, mengarahkan
perbuatan, dan berfikir logis)
c. Superego : memutuskan apakah
sesuatu itu benar atau salah,
sehingga dapat bertindak sesuai
dengan norma-norma moral yang
diakui masyarakat.
Freud kemudian membedakan
kepribadian manusia atas tiga unit
mental atau struktur psikis, yaitu :
John B. Watson ( 1878-1958 ),
2. Pandangan Bihavioristik
Bahwa tingkah laku manusia
merupakan hasil dari pembawaan
genetis dan pengaruh lingkungan.
Menurut teoritikus behavioristik
“manusia sepenuhnya adalah manusia
yang reaktif, yang tinglah lakunya
dikontrol oleh faktor-faktor dari luar.”
Tingkah laku manusia tidak dapat
dijelaskan sebagai hasil dari konflik-
konflik yang tidak disadari maupun
sebagai hasil pengaruh lingkungan.
3. Pandangan Humanistik
Carl Rogers (
1902-1987 )
Abraham Maslow (
1908-1970 )
Dalam pandangan humanistik,
manusia bertanggung jawab
terhadap hidup dan perbuatannya
serta mempunyai kebebasan dan
kemampuan untuk mengubah sikap
dan perilaku mereka.
Perbedaan individual dibagi menjadi dua:
Perbedaan Kecakapan Bahasa: Kemampuan berbahasa anak didik berbeda-beda,
ada yang berbicara dengan lancar, singkat dan jelas, ada pula yang gagap, berbelit-
belit dan tidak jelas. Faktor nature dan nurture (pembawaan dan lingkungan) sangat
mempengaruhi perkembangan bahasa anak.
Perbedaan Psikologis : Ada anak yang mudah tersenyum, gampang marah, berjiwa
sosial, sangat egoistis, cengeng, pemalas, rajin, dan ada pula anak yang pemurung.
Perbedaan Fisik-Motorik : Perbedaan aspek fisik juga dapat dilihat dari kesehatan
peserta didik, seperti kesehatan mata dan telinga.
Perbedaan Intelegensi: Intelegensi adalah kemampuan mental, pikiran atau
intelektual dan merupakan bagian dari proses kognitif pada tingkatan yang lebih
tinggi. Untuk mengetahui tinggi rendanya intelegensi dapat dilakukan tes IQ:
a. Anak Genius : IQ diatas 140 e. Anak Debil : 50-70
b. Anak Pintar : 110-140 f. Anak Embisil : 30-50
c. Anak Normal : 90-110 g. Anak Idiot : IQ dibawah 30
d. Anak Kurang Pintar : 70-90
Karakteristik individu adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang
ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungannya.
Untuk menjelaskan karakteristiknya biasa digunakan istilah :
Usia rata-rata anak SD adalah 6-12 tahun.
Ia senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok dan senang
merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru
hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur
permainan, belajar dalam kelompok, serta kesempatan terlibat langsung
dalam pembelajaran.
Anak SMP berada pada tahap pubertas (10-14 tahun).
Kharakteristik yang menonjol pada anak usia SMP yaitu
ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan, timbul ciri seks
primer, keinginan menyendiri atau bergaul serta bebas dari bimbingan
orang tua, dan emosi yang labil.
Masa remaja (12-21 tahun) masa peralihan anak-anak dan dewasa.
Kharakteristik ditandai dengan mencapai hubungan yang matang
dengan teman sebaya, menerima keadaan fisiknya, mencapai
kemandirian, dan mempersiapkan karier dimasa depan sesuai minat dan
kemampuan serta memiliki rasa tanggung jawab.
Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah Pertama(SMP)
Karakteristrik Anak Usia Sekolah Menengah Atas(SMA)
Seorang guru perlu mengenal dan memahami
tingkat kebutuhan peserta didiknya, sehingga
dapat membantu dan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan mereka melalui berbagai aktivitas
kependidikan, termasuk aktivitas pembelajaran.
Disamping itu, dengan mengenal kebutuhan-
kebutuhan pesertadidik, guru dapat memberikan
pelajaran setepat mungkin, sesuai dengan
kebutuhan peserta didiknya.
Kebutuhan jasmaniah merupakan
kebutuhan dasar manusia yang
bersifat instinktif & tidak dipengaruhi
lingkungan & pendidikan.
Apabila kebutuhan jasmaniah ini
tidak terpenuhi, disamping
mempengaruhi pembentukan pribadi
dan perkembangn psikososial, juga
akan sangat berpengaruh terhadap
proses belajar mengajar di sekolah.
1. Kebutuhan Jasmaniah
Abraham Maslow ( 1908-1970 )
Upaya Memenuhi
Kebutuhan Jasmani
Pemahaman hidup
sehat dan teratur
Menanamkan
kesadaran
mengkonsumsi
makanan bergizi
Memberikan
pendidikan jasmani
Memberi sarana untuk
bergerak bebas atau
berolahraga
Bangunan sekolah
dengan sirkulasi dan
pencahayaan cukup
Mengatur tempat
duduk sesuai
keadaan fisik mereka
2. Kebutuhan Akan Rasa
Aman
Rasa aman merupakan suatu
kebutuhan yang sangat penting bagi
peserta didik, terutama rasa aman di
dalam kelas dan sekolah.
Sekolah yang sehat dan
menyenangkan, selain untuk
membangkitkan motivasi belajar, juga
diperlukan untuk mengantisipasi
timbulnya perasaan tidak nyaman dan
stres dalam diri siswa.
Rutter at al (1979)
“kondisi sekolah yang baik
dan podasi yang kuat
membuat tingkah laku dan
akademis peserta didik
cenderung baik.”
3. Kebutuhan Akan Kasih
Sayang
Semua peserta didik sangat
membutuhkan kasih sayang.
Peserta didik yang
mendapatkan kasih
sayang akan senang,
betah, dan bahagia di
dalam kelas, serta
memiliki motivasi
untuk berpartisipasi
aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Sebaliknya, peserta didik yang
merasa kurang mendapatkan
kasih sayang akan merasa
terisolasi, rendah diri, merasa
tidak nyaman, sedih, gelisah,
bahkan mungkin akan
mengalami kesulitan belajar.
4. Kebutuhan Akan Penghargaan
Kebutuhan ini terlihat dari kecenderungan
peserta didik untuk ingin ingin dikenal dan
ingin diakui keberadaaannya.
Mereka yang dihargai akan merasa
bangga dan gembira, pandangan dan
sikap terhadap dirinya dan orang lain
akan positif.
Sebaliknya, apabila merasa diremehkan,
kurang diperhatikan, maka sikap mereka
pada diri mereka sendiri dan
lingkungannya akan menjadi negatif.
Untuk menumbuhkan rasa berharga
guru dituntut untuk:
Menghargai anak
Menghargai pendapatnya
Menerima kondisi siswa apa adanya
Menempatkan mereka dikelompok yang tepat
Memberikan penilaian siswa secara objektif
Mengembangkan konsep diri siswa yang
positif
Menyadarkan siswa akan kelebihan dan
kekurangan yang dimiliknya
5. Kebutuhan Akan
Rasa Bebas
Peserta didik yang merasa tidak
bebas mengungkapkan apa yang
terasa dalam hatinya atau tidak
bebas melakukan apa yang
diinginkannya, (mengalami frustasi,
merasa tertekan, konflik dsb)
Oleh sebab itu, guru harus
memberikan kebebasan kepada
peserta didik dalam batas-batas
kewajaran dan tidak membahayakan.
Mereka harus diberi kesempatan dan
bantuan secara memadai untuk
mendapatkan kebebasan.
6. Kebutuhan Akan
Rasa Sukses
Peserta didik menginginkan agar
setiap usaha yang dilakukannya di
sekolah, terutama dalam bidang
akademis berhasil dengan baik.
Peserta didik akan merasa senang
dan puas apabila pekerjaan yang
dilakukannya berhasil, dan merasa
kecewa apabila tidak berhasil. Ini
menunjukkan bahwa rasa sukses
merupakan salah satu kebutuhan
pokok bagi peserta didik.
Untuk itu, guru harus mendorong
peserta didiknya untuk mencapai
keberhasilan dan prestasi yang
tinggi, serta memberikan
penghargaan atas prestasi yang
dicapai, betapapun kecilnya, baik
berupa ungkapan verbal maupun
melalui ungkapan non-verbal.
6. Kebutuhan Akan Agama Memasuki remaja banyak nilai sosial
dan adat kebiasaan yang tidak baik
seperti tayangan yang tidak sopan,
mode pakaian yang minim, serta
buku-buku yang mengajikan gambar
yang tidak mengindahkan kadiah
moral dan agama. Oleh sebab itu,
sangat penting dilaksanakan
penanaman nilai-nilai moral dan
agama serta nilai-nilai sosial dan
akhlak kepada manusia khususnya
bagi remaja sejak usia dini.
Sejak lahir, manusia telah
membutuhkan agama. Yang dimaksud
agama dalam kehidupan adalah iman
yang diyakini oleh pikiran,
diresapkan oleh perasaan dan
dilaksanakan dalam tindakan,
perbuatan, perkataan dan sikap.
Ujian Nasional
Kehadiran UN masih menimbulkan pro-kontra di antara masyarakat.
• UN cenderung mengukur kemampuan aspek kognitif. Menekankan
pada pencapaian kemampuan kognitif siswa melalui gaya
pembelajaran tekstual.
• Para psikolog juga mengatakan adanya UN, menyebabkan mental
siswa menjadi tertekan dan hanya terpaku ke dalam pelajaran
yang di UN-kan.
• Guru dianggap diabaikan, karena tiga tahun mengajar muridnya,
serta mengerti betul tentang karakter muridnya, tetapi tidak diberi
hak dalam menentukan kelulusan.
• Ketua Umum PB PGRI, Dr Sulistyo mengatakan bahwa UN bukan
saja gagal meningkatkan mutu, tetapi memberikan dampak buruk,
menanamkan nilai-nilai koruptif pada murid serta membunuh
karakter murid.
Isu seputar pendidikan moral dan budi pekerti
Tujuan pendidikan adalah untuk membentuk anak didik
menjadi pribadi yang berlandaskan pada budi pekerti yang luhur.
Namun kenyataannya anak didik Indonesia seakan mengalami krisis
budi pekerti.
Untuk itu diperlukan penanaman karakter di lingkungan
sekolah untuk membentuk karakter yang baik. Ada penyebab yang
menghadang kita sebagai pendidik dalam upaya memberikan bekal
akhlak kepada anak didik, antara lain arus globalisasi, pola hidup
yang bergeser, artis yang menjadi panutan anak didik memiliki
moral yang buruk.
Kurikulum Pendidikan
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai satu
tujuan pendidikan serta menjadi pedoman dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar.
Selama ini, kurikulum dianggap sebagai penentu
keberhasilan pendidikan. Padahal kurikulum bukanlah penentu
utama dari keberhasilan suatu pendidikan.
Kasus yang terjadi di negeri kita ini adalah kurangnya
kesadadaran. Kesadaran untuk berprestasi, kesadaran untuk
sukses, kesadaran untuk meningkatkan SDM, dan kesadaran untuk
menghilangkan kebodohan.
Dana Pendidikan
Realitas yang ada sekarang ini meskipun terdapat
tambahan dana anggaran untuk pendidikan. Namun banyaknya
penyelewengan dana menyebabkan tidak terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan memperoleh pendidikan. Dana
bantuan operasional sekolah (BOS) yang dialirkan ke daerah-
daerah sudah sepatutnya diawasi pemakaiannya oleh
pemerintah daerah.
Pengaruh media terhadap anak
Kemajuan teknologi membuat peserta didik dapat
sebebas-bebasnya mengakses dunia internet yang didalamnya
meski banyak hal positif tetapi banyak pula negatifnya. Peserta
didik mengandalkan internet dalam memenuhi tugas mereka,
mereka tidak mau repot ke perpustakaan dan mencari satu
persatu buku yang dibutuhkan. Ketergantungan ini akan
mempengaruhi pola pikir mereka.
Televisi sebagai bentuk media lain juga memiliki sisi negatif, anak
dapat menghabiskan banyak waktu dan masa produktif mereka
untuk menonton tayangan televisi, terlebih lagi anak bisa saja
menonton tayangan yang tidak sesuai pada umurnya dan meniru
apa yang mereka lihat di televisi
Kebijakan tentang kualitas dan kwantitas guru
Pemerintah sudah berupaya untuk terus
memperbaiki kualitas pendidikan yang ada salah satunya
dengan mengubah-ubah kurikulum. Namun Gurulah yang
akan melaksanakan segala bentuk pola, gerak, dan geliatnya
perubahan kurikulum. Masukan dari guru akan menjadi
perbaikan, terutama pada model unsur pembelajaran itu
sendiri, juga pada komponen-komponen atau unsur-unsur
kurikulum lainnya yang terkait dengan uji coba tersebut.
Karakteristik Peserta Didik dan Kebutuhannya dalam Perspektif Psikologi Pendidikan

More Related Content

What's hot

Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikan
Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikanPerkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikan
Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikanAndalia Ayu Putry
 
Perspektif Sosio Kultural.ppt
Perspektif Sosio Kultural.pptPerspektif Sosio Kultural.ppt
Perspektif Sosio Kultural.pptssusercc3648
 
psikologi dalam islam
psikologi dalam islampsikologi dalam islam
psikologi dalam islampsikologi12
 
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)hairina wasliah
 
Neo psikoanalisis horney
Neo psikoanalisis horneyNeo psikoanalisis horney
Neo psikoanalisis horneyRyan Advan
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanDewi Bahagia
 
kepribadian atlet
 kepribadian atlet kepribadian atlet
kepribadian atletmikikihg
 
Teori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyTeori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyhasanah sn
 
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1Ahmat Fanany
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungVivia Maya Rafica
 
Pendidikan Multikultural di Negara Lain
Pendidikan Multikultural di Negara LainPendidikan Multikultural di Negara Lain
Pendidikan Multikultural di Negara Lainadindawn
 
Tokoh Pendidikan Froebel
Tokoh Pendidikan FroebelTokoh Pendidikan Froebel
Tokoh Pendidikan FroebelLaksmi_Perwira
 
Makalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiMakalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiTita Sobandi
 
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKALPENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKALSujud Marwoto
 
Ppt pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanank-kanak dan remaja
Ppt pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanank-kanak dan remajaPpt pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanank-kanak dan remaja
Ppt pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanank-kanak dan remajaDita Yuniarti
 

What's hot (20)

Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikan
Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikanPerkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikan
Perkembangan kreatifitas dan implikasinya dalam pendidikan
 
Perspektif Sosio Kultural.ppt
Perspektif Sosio Kultural.pptPerspektif Sosio Kultural.ppt
Perspektif Sosio Kultural.ppt
 
psikologi dalam islam
psikologi dalam islampsikologi dalam islam
psikologi dalam islam
 
JENIS-JENIS PENILAIAN AUTENTIK
JENIS-JENIS PENILAIAN AUTENTIKJENIS-JENIS PENILAIAN AUTENTIK
JENIS-JENIS PENILAIAN AUTENTIK
 
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
 
Pengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikanPengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikan
 
Makalah guru profesional
Makalah guru profesionalMakalah guru profesional
Makalah guru profesional
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Neo psikoanalisis horney
Neo psikoanalisis horneyNeo psikoanalisis horney
Neo psikoanalisis horney
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
 
kepribadian atlet
 kepribadian atlet kepribadian atlet
kepribadian atlet
 
Teori belajar vygotsky
Teori belajar vygotskyTeori belajar vygotsky
Teori belajar vygotsky
 
Makalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinyaMakalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinya
 
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
Hakikat manusia dan pengembangannya kelompok 1
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
 
Pendidikan Multikultural di Negara Lain
Pendidikan Multikultural di Negara LainPendidikan Multikultural di Negara Lain
Pendidikan Multikultural di Negara Lain
 
Tokoh Pendidikan Froebel
Tokoh Pendidikan FroebelTokoh Pendidikan Froebel
Tokoh Pendidikan Froebel
 
Makalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiMakalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiii
 
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKALPENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
 
Ppt pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanank-kanak dan remaja
Ppt pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanank-kanak dan remajaPpt pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanank-kanak dan remaja
Ppt pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanank-kanak dan remaja
 

Similar to Karakteristik Peserta Didik dan Kebutuhannya dalam Perspektif Psikologi Pendidikan

perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaperbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaEmiey Mieysagie
 
Landasan psikologi pendidikan 2
Landasan psikologi pendidikan 2Landasan psikologi pendidikan 2
Landasan psikologi pendidikan 2Rahmat Saputra
 
.Mka lah psikoper zachura,,
.Mka lah psikoper zachura,, .Mka lah psikoper zachura,,
.Mka lah psikoper zachura,, Arieny HarUno
 
Bimbingan dan perawatan keluarga kel 3
Bimbingan dan perawatan keluarga kel 3Bimbingan dan perawatan keluarga kel 3
Bimbingan dan perawatan keluarga kel 3Budi Sanjaya Saragih
 
Psikologi perkembangan rika safrina
Psikologi perkembangan rika safrinaPsikologi perkembangan rika safrina
Psikologi perkembangan rika safrinaRikaSafrina
 
perkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptxperkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptxDeskijulianda
 
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta DidikmonichaSihombing
 
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan audDiana Fakhriyani
 
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...weny maniez
 
Karakteristik dan perbedaan individu
Karakteristik dan perbedaan individuKarakteristik dan perbedaan individu
Karakteristik dan perbedaan individuDeasy Katiandagho
 
TT 2 _PDGK4104_Perspektif Pendidikan SD_ERFAN DWI KURNIAWAN_858716312.pdf
TT 2 _PDGK4104_Perspektif Pendidikan SD_ERFAN DWI KURNIAWAN_858716312.pdfTT 2 _PDGK4104_Perspektif Pendidikan SD_ERFAN DWI KURNIAWAN_858716312.pdf
TT 2 _PDGK4104_Perspektif Pendidikan SD_ERFAN DWI KURNIAWAN_858716312.pdfErfanDwiKurniawan
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individufara dillah
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individufara dillah
 
Tugas b.indonesia pak arifin
Tugas b.indonesia pak arifinTugas b.indonesia pak arifin
Tugas b.indonesia pak arifinLogis Fanromik
 

Similar to Karakteristik Peserta Didik dan Kebutuhannya dalam Perspektif Psikologi Pendidikan (20)

LANDASAN PSIKOLOGIS BK
LANDASAN PSIKOLOGIS BKLANDASAN PSIKOLOGIS BK
LANDASAN PSIKOLOGIS BK
 
ANAK DIDIK DAN ASPEK-ASPEKNYA (ILMU PENDIDIKAN)
ANAK DIDIK DAN ASPEK-ASPEKNYA (ILMU PENDIDIKAN)ANAK DIDIK DAN ASPEK-ASPEKNYA (ILMU PENDIDIKAN)
ANAK DIDIK DAN ASPEK-ASPEKNYA (ILMU PENDIDIKAN)
 
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaperbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
 
Dasar pendidikan ii
Dasar pendidikan iiDasar pendidikan ii
Dasar pendidikan ii
 
Landasan psikologi pendidikan 2
Landasan psikologi pendidikan 2Landasan psikologi pendidikan 2
Landasan psikologi pendidikan 2
 
.Mka lah psikoper zachura,,
.Mka lah psikoper zachura,, .Mka lah psikoper zachura,,
.Mka lah psikoper zachura,,
 
Bimbingan dan perawatan keluarga kel 3
Bimbingan dan perawatan keluarga kel 3Bimbingan dan perawatan keluarga kel 3
Bimbingan dan perawatan keluarga kel 3
 
Asas kurikulum
Asas kurikulumAsas kurikulum
Asas kurikulum
 
Psikologi perkembangan rika safrina
Psikologi perkembangan rika safrinaPsikologi perkembangan rika safrina
Psikologi perkembangan rika safrina
 
perkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptxperkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptx
 
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 9 Perkembangan Peserta Didik
 
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
 
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
 
Karakteristik dan perbedaan individu
Karakteristik dan perbedaan individuKarakteristik dan perbedaan individu
Karakteristik dan perbedaan individu
 
TT 2 _PDGK4104_Perspektif Pendidikan SD_ERFAN DWI KURNIAWAN_858716312.pdf
TT 2 _PDGK4104_Perspektif Pendidikan SD_ERFAN DWI KURNIAWAN_858716312.pdfTT 2 _PDGK4104_Perspektif Pendidikan SD_ERFAN DWI KURNIAWAN_858716312.pdf
TT 2 _PDGK4104_Perspektif Pendidikan SD_ERFAN DWI KURNIAWAN_858716312.pdf
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
MATERI LPP 3.pptx
MATERI  LPP 3.pptxMATERI  LPP 3.pptx
MATERI LPP 3.pptx
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
 
Tugas b.indonesia pak arifin
Tugas b.indonesia pak arifinTugas b.indonesia pak arifin
Tugas b.indonesia pak arifin
 

More from noussevarenna

Konstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - RangkumanKonstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - Rangkumannoussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5noussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4noussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3noussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2noussevarenna
 
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...noussevarenna
 
Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4noussevarenna
 
Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3noussevarenna
 
Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2noussevarenna
 
Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1noussevarenna
 
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi DalamKompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalamnoussevarenna
 
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamKompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamnoussevarenna
 
Struktur kayu ii hardwood and softwood
Struktur kayu ii   hardwood and softwoodStruktur kayu ii   hardwood and softwood
Struktur kayu ii hardwood and softwoodnoussevarenna
 
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain JembatanStruktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatannoussevarenna
 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTnoussevarenna
 
Teknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji sptTeknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji sptnoussevarenna
 
Teknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondirTeknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondirnoussevarenna
 
Teknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boringTeknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boringnoussevarenna
 
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak GempaRekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempanoussevarenna
 

More from noussevarenna (20)

Konstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - RangkumanKonstruksi Bangunan - Rangkuman
Konstruksi Bangunan - Rangkuman
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
Teknik Fondasi 2 - Tugas 5
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
Teknik Fondasi 2 - Tugas 3
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
Teknik Fondasi 2 - Tugas 2
 
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
Teknik Fondasi 2 - Metode Grouting Pada Konstruksi Pondasi Tiang Bor Untuk Me...
 
Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4Statistika - Tugas 4
Statistika - Tugas 4
 
Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3Statistika - Tugas 3
Statistika - Tugas 3
 
Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2Statistika - Tugas 2
Statistika - Tugas 2
 
Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1Statistika - Tugas 1
Statistika - Tugas 1
 
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi DalamKompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
Kompetensi Pembelajaran - RPP Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
 
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalamKompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
Kompetensi Pembelajaran - PPT pondasi dangkal dan pondasi dalam
 
Struktur Kayu II
Struktur Kayu IIStruktur Kayu II
Struktur Kayu II
 
Struktur kayu ii hardwood and softwood
Struktur kayu ii   hardwood and softwoodStruktur kayu ii   hardwood and softwood
Struktur kayu ii hardwood and softwood
 
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain JembatanStruktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
Struktur Kayu II - Tugas Besar Desain Jembatan
 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
 
Teknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji sptTeknik fondasi 1 - uji spt
Teknik fondasi 1 - uji spt
 
Teknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondirTeknik fondasi 1 - uji sondir
Teknik fondasi 1 - uji sondir
 
Teknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boringTeknik fondasi 1 - uji boring
Teknik fondasi 1 - uji boring
 
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak GempaRekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
Rekayasa Gempa - Case 1 Gelombang Rambatan, Pengukuran, Sumber, dan Dampak Gempa
 

Recently uploaded

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

Karakteristik Peserta Didik dan Kebutuhannya dalam Perspektif Psikologi Pendidikan

  • 1.
  • 2.
  • 3.
  • 4. Psikologiadalahbidangilmu yangmempelajarimengenaiperilakudan fungsi mentalmanusiadalam interaksidengan lingkungannya. Psikologi berasal dari bahasa Yunani : Ψυχή Psychē yang berarti jiwa λογία logia yang artinya ilmu Jadi, secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa
  • 5. Psikologi pendidikan Psikologi pendidikan berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi yang bertujuan untuk membentuk mind set anak.
  • 6.
  • 7. 1. Memberikan, mengukur, dan menerangkan perubahan tingkah laku. 2. Mempelajari karakteristik peserta didik, secara fisik, kognitif, maupun psikososial. 3. Mempelajari perbedaan yang bersifat pribadi pada masa perkembangan tertentu. 4. Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu. 5. Mempelajari penyimpangan tingkah laku yang dialami seseorang, seperti kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya, dan lain-lain.
  • 8.
  • 9. Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan & perkembangan, baik fisik maupun psikis. “Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik perlu bimbingan & pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya” ( Arifin, 1996 ). Dalam perspektif psikologis
  • 10.
  • 11.
  • 12. Sigmund Freud ( 1856-1939 ). 1. Pandangan Psikodinamika Teori psikodinamika adalah teori psikologi yang berupaya menjelaskan hakikat & perkembangan tingkah laku (kepribadian) manusia. Model psikodinamika yang diajukan Freud adalah “Teori psikoanalistis ” “Tingkah laku manusia merupakan hasil tenaga yang beroperasi didalam pikiran, yang sering tanpa disadari oleh individu" (instink mempertahankan impuls diluar kesadaran kita)
  • 13. a. Id : aspek biologis kepribadian. Didalamnya terdapat dorongan dan impuls instinktif yang lebih dasar (lapar, haus, dan seks) b. Ego : timbul dari kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia nyata (menahan dorongan sampai pada kesadaran, mengarahkan perbuatan, dan berfikir logis) c. Superego : memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah, sehingga dapat bertindak sesuai dengan norma-norma moral yang diakui masyarakat. Freud kemudian membedakan kepribadian manusia atas tiga unit mental atau struktur psikis, yaitu :
  • 14. John B. Watson ( 1878-1958 ), 2. Pandangan Bihavioristik Bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil dari pembawaan genetis dan pengaruh lingkungan. Menurut teoritikus behavioristik “manusia sepenuhnya adalah manusia yang reaktif, yang tinglah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor dari luar.”
  • 15. Tingkah laku manusia tidak dapat dijelaskan sebagai hasil dari konflik- konflik yang tidak disadari maupun sebagai hasil pengaruh lingkungan. 3. Pandangan Humanistik Carl Rogers ( 1902-1987 ) Abraham Maslow ( 1908-1970 ) Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
  • 16.
  • 18. Perbedaan Kecakapan Bahasa: Kemampuan berbahasa anak didik berbeda-beda, ada yang berbicara dengan lancar, singkat dan jelas, ada pula yang gagap, berbelit- belit dan tidak jelas. Faktor nature dan nurture (pembawaan dan lingkungan) sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Perbedaan Psikologis : Ada anak yang mudah tersenyum, gampang marah, berjiwa sosial, sangat egoistis, cengeng, pemalas, rajin, dan ada pula anak yang pemurung. Perbedaan Fisik-Motorik : Perbedaan aspek fisik juga dapat dilihat dari kesehatan peserta didik, seperti kesehatan mata dan telinga. Perbedaan Intelegensi: Intelegensi adalah kemampuan mental, pikiran atau intelektual dan merupakan bagian dari proses kognitif pada tingkatan yang lebih tinggi. Untuk mengetahui tinggi rendanya intelegensi dapat dilakukan tes IQ: a. Anak Genius : IQ diatas 140 e. Anak Debil : 50-70 b. Anak Pintar : 110-140 f. Anak Embisil : 30-50 c. Anak Normal : 90-110 g. Anak Idiot : IQ dibawah 30 d. Anak Kurang Pintar : 70-90
  • 19.
  • 20. Karakteristik individu adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungannya. Untuk menjelaskan karakteristiknya biasa digunakan istilah :
  • 21.
  • 22.
  • 23. Usia rata-rata anak SD adalah 6-12 tahun. Ia senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, belajar dalam kelompok, serta kesempatan terlibat langsung dalam pembelajaran. Anak SMP berada pada tahap pubertas (10-14 tahun). Kharakteristik yang menonjol pada anak usia SMP yaitu ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan, timbul ciri seks primer, keinginan menyendiri atau bergaul serta bebas dari bimbingan orang tua, dan emosi yang labil. Masa remaja (12-21 tahun) masa peralihan anak-anak dan dewasa. Kharakteristik ditandai dengan mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya, menerima keadaan fisiknya, mencapai kemandirian, dan mempersiapkan karier dimasa depan sesuai minat dan kemampuan serta memiliki rasa tanggung jawab. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD) Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah Pertama(SMP) Karakteristrik Anak Usia Sekolah Menengah Atas(SMA)
  • 24.
  • 25. Seorang guru perlu mengenal dan memahami tingkat kebutuhan peserta didiknya, sehingga dapat membantu dan memenuhi kebutuhan- kebutuhan mereka melalui berbagai aktivitas kependidikan, termasuk aktivitas pembelajaran. Disamping itu, dengan mengenal kebutuhan- kebutuhan pesertadidik, guru dapat memberikan pelajaran setepat mungkin, sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya.
  • 26. Kebutuhan jasmaniah merupakan kebutuhan dasar manusia yang bersifat instinktif & tidak dipengaruhi lingkungan & pendidikan. Apabila kebutuhan jasmaniah ini tidak terpenuhi, disamping mempengaruhi pembentukan pribadi dan perkembangn psikososial, juga akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di sekolah. 1. Kebutuhan Jasmaniah Abraham Maslow ( 1908-1970 )
  • 27. Upaya Memenuhi Kebutuhan Jasmani Pemahaman hidup sehat dan teratur Menanamkan kesadaran mengkonsumsi makanan bergizi Memberikan pendidikan jasmani Memberi sarana untuk bergerak bebas atau berolahraga Bangunan sekolah dengan sirkulasi dan pencahayaan cukup Mengatur tempat duduk sesuai keadaan fisik mereka
  • 28. 2. Kebutuhan Akan Rasa Aman Rasa aman merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi peserta didik, terutama rasa aman di dalam kelas dan sekolah. Sekolah yang sehat dan menyenangkan, selain untuk membangkitkan motivasi belajar, juga diperlukan untuk mengantisipasi timbulnya perasaan tidak nyaman dan stres dalam diri siswa. Rutter at al (1979) “kondisi sekolah yang baik dan podasi yang kuat membuat tingkah laku dan akademis peserta didik cenderung baik.”
  • 29. 3. Kebutuhan Akan Kasih Sayang Semua peserta didik sangat membutuhkan kasih sayang. Peserta didik yang mendapatkan kasih sayang akan senang, betah, dan bahagia di dalam kelas, serta memiliki motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebaliknya, peserta didik yang merasa kurang mendapatkan kasih sayang akan merasa terisolasi, rendah diri, merasa tidak nyaman, sedih, gelisah, bahkan mungkin akan mengalami kesulitan belajar.
  • 30. 4. Kebutuhan Akan Penghargaan Kebutuhan ini terlihat dari kecenderungan peserta didik untuk ingin ingin dikenal dan ingin diakui keberadaaannya. Mereka yang dihargai akan merasa bangga dan gembira, pandangan dan sikap terhadap dirinya dan orang lain akan positif. Sebaliknya, apabila merasa diremehkan, kurang diperhatikan, maka sikap mereka pada diri mereka sendiri dan lingkungannya akan menjadi negatif. Untuk menumbuhkan rasa berharga guru dituntut untuk: Menghargai anak Menghargai pendapatnya Menerima kondisi siswa apa adanya Menempatkan mereka dikelompok yang tepat Memberikan penilaian siswa secara objektif Mengembangkan konsep diri siswa yang positif Menyadarkan siswa akan kelebihan dan kekurangan yang dimiliknya
  • 31. 5. Kebutuhan Akan Rasa Bebas Peserta didik yang merasa tidak bebas mengungkapkan apa yang terasa dalam hatinya atau tidak bebas melakukan apa yang diinginkannya, (mengalami frustasi, merasa tertekan, konflik dsb) Oleh sebab itu, guru harus memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam batas-batas kewajaran dan tidak membahayakan. Mereka harus diberi kesempatan dan bantuan secara memadai untuk mendapatkan kebebasan.
  • 32. 6. Kebutuhan Akan Rasa Sukses Peserta didik menginginkan agar setiap usaha yang dilakukannya di sekolah, terutama dalam bidang akademis berhasil dengan baik. Peserta didik akan merasa senang dan puas apabila pekerjaan yang dilakukannya berhasil, dan merasa kecewa apabila tidak berhasil. Ini menunjukkan bahwa rasa sukses merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi peserta didik. Untuk itu, guru harus mendorong peserta didiknya untuk mencapai keberhasilan dan prestasi yang tinggi, serta memberikan penghargaan atas prestasi yang dicapai, betapapun kecilnya, baik berupa ungkapan verbal maupun melalui ungkapan non-verbal.
  • 33. 6. Kebutuhan Akan Agama Memasuki remaja banyak nilai sosial dan adat kebiasaan yang tidak baik seperti tayangan yang tidak sopan, mode pakaian yang minim, serta buku-buku yang mengajikan gambar yang tidak mengindahkan kadiah moral dan agama. Oleh sebab itu, sangat penting dilaksanakan penanaman nilai-nilai moral dan agama serta nilai-nilai sosial dan akhlak kepada manusia khususnya bagi remaja sejak usia dini. Sejak lahir, manusia telah membutuhkan agama. Yang dimaksud agama dalam kehidupan adalah iman yang diyakini oleh pikiran, diresapkan oleh perasaan dan dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan, perkataan dan sikap.
  • 34.
  • 35. Ujian Nasional Kehadiran UN masih menimbulkan pro-kontra di antara masyarakat. • UN cenderung mengukur kemampuan aspek kognitif. Menekankan pada pencapaian kemampuan kognitif siswa melalui gaya pembelajaran tekstual. • Para psikolog juga mengatakan adanya UN, menyebabkan mental siswa menjadi tertekan dan hanya terpaku ke dalam pelajaran yang di UN-kan. • Guru dianggap diabaikan, karena tiga tahun mengajar muridnya, serta mengerti betul tentang karakter muridnya, tetapi tidak diberi hak dalam menentukan kelulusan. • Ketua Umum PB PGRI, Dr Sulistyo mengatakan bahwa UN bukan saja gagal meningkatkan mutu, tetapi memberikan dampak buruk, menanamkan nilai-nilai koruptif pada murid serta membunuh karakter murid.
  • 36. Isu seputar pendidikan moral dan budi pekerti Tujuan pendidikan adalah untuk membentuk anak didik menjadi pribadi yang berlandaskan pada budi pekerti yang luhur. Namun kenyataannya anak didik Indonesia seakan mengalami krisis budi pekerti. Untuk itu diperlukan penanaman karakter di lingkungan sekolah untuk membentuk karakter yang baik. Ada penyebab yang menghadang kita sebagai pendidik dalam upaya memberikan bekal akhlak kepada anak didik, antara lain arus globalisasi, pola hidup yang bergeser, artis yang menjadi panutan anak didik memiliki moral yang buruk.
  • 37. Kurikulum Pendidikan Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai satu tujuan pendidikan serta menjadi pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Selama ini, kurikulum dianggap sebagai penentu keberhasilan pendidikan. Padahal kurikulum bukanlah penentu utama dari keberhasilan suatu pendidikan. Kasus yang terjadi di negeri kita ini adalah kurangnya kesadadaran. Kesadaran untuk berprestasi, kesadaran untuk sukses, kesadaran untuk meningkatkan SDM, dan kesadaran untuk menghilangkan kebodohan.
  • 38. Dana Pendidikan Realitas yang ada sekarang ini meskipun terdapat tambahan dana anggaran untuk pendidikan. Namun banyaknya penyelewengan dana menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan memperoleh pendidikan. Dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang dialirkan ke daerah- daerah sudah sepatutnya diawasi pemakaiannya oleh pemerintah daerah.
  • 39. Pengaruh media terhadap anak Kemajuan teknologi membuat peserta didik dapat sebebas-bebasnya mengakses dunia internet yang didalamnya meski banyak hal positif tetapi banyak pula negatifnya. Peserta didik mengandalkan internet dalam memenuhi tugas mereka, mereka tidak mau repot ke perpustakaan dan mencari satu persatu buku yang dibutuhkan. Ketergantungan ini akan mempengaruhi pola pikir mereka. Televisi sebagai bentuk media lain juga memiliki sisi negatif, anak dapat menghabiskan banyak waktu dan masa produktif mereka untuk menonton tayangan televisi, terlebih lagi anak bisa saja menonton tayangan yang tidak sesuai pada umurnya dan meniru apa yang mereka lihat di televisi
  • 40. Kebijakan tentang kualitas dan kwantitas guru Pemerintah sudah berupaya untuk terus memperbaiki kualitas pendidikan yang ada salah satunya dengan mengubah-ubah kurikulum. Namun Gurulah yang akan melaksanakan segala bentuk pola, gerak, dan geliatnya perubahan kurikulum. Masukan dari guru akan menjadi perbaikan, terutama pada model unsur pembelajaran itu sendiri, juga pada komponen-komponen atau unsur-unsur kurikulum lainnya yang terkait dengan uji coba tersebut.