Psikologi mempelajari perilaku dan fungsi mental manusia dalam interaksi dengan lingkungan. Psikologi pendidikan berusaha menciptakan situasi yang mendukung perkembangan akademik, sosial, dan emosi peserta didik. Terdapat berbagai teori psikologi untuk memahami perkembangan dan karakteristik individu, seperti teori Freud, Watson, dan humanis. Peserta didik memiliki berbagai kebutuhan yang perlu dipenuhi guru untuk mendukung
5. Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan berusaha menciptakan situasi
yang mendukung bagi anak didik dalam
mengembangkan kemampuan akademik,
sosialisasi, dan emosi yang bertujuan untuk
membentuk mind set anak.
6.
7. 1. Memberikan, mengukur, dan menerangkan
perubahan tingkah laku.
2. Mempelajari karakteristik peserta didik, secara fisik,
kognitif, maupun psikososial.
3. Mempelajari perbedaan yang bersifat pribadi pada
masa perkembangan tertentu.
4. Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan
tertentu.
5. Mempelajari penyimpangan tingkah laku yang
dialami seseorang, seperti kenakalan-kenakalan,
kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya,
dan lain-lain.
8.
9. Peserta didik adalah individu yang sedang
berada dalam proses pertumbuhan &
perkembangan, baik fisik maupun psikis.
“Sebagai individu yang tengah tumbuh dan
berkembang, peserta didik perlu bimbingan &
pengarahan yang konsisten menuju kearah titik
optimal kemampuan fitrahnya” ( Arifin, 1996 ).
Dalam perspektif psikologis
10.
11.
12. Sigmund Freud ( 1856-1939 ).
1. Pandangan Psikodinamika Teori psikodinamika adalah teori
psikologi yang berupaya menjelaskan
hakikat & perkembangan tingkah laku
(kepribadian) manusia.
Model psikodinamika yang diajukan
Freud adalah “Teori psikoanalistis ”
“Tingkah laku manusia merupakan hasil
tenaga yang beroperasi didalam pikiran,
yang sering tanpa disadari oleh
individu" (instink mempertahankan
impuls diluar kesadaran kita)
13. a. Id : aspek biologis kepribadian.
Didalamnya terdapat dorongan
dan impuls instinktif yang lebih
dasar (lapar, haus, dan seks)
b. Ego : timbul dari kebutuhan
organisme untuk berhubungan
secara baik dengan dunia nyata
(menahan dorongan sampai pada
kesadaran, mengarahkan
perbuatan, dan berfikir logis)
c. Superego : memutuskan apakah
sesuatu itu benar atau salah,
sehingga dapat bertindak sesuai
dengan norma-norma moral yang
diakui masyarakat.
Freud kemudian membedakan
kepribadian manusia atas tiga unit
mental atau struktur psikis, yaitu :
14. John B. Watson ( 1878-1958 ),
2. Pandangan Bihavioristik
Bahwa tingkah laku manusia
merupakan hasil dari pembawaan
genetis dan pengaruh lingkungan.
Menurut teoritikus behavioristik
“manusia sepenuhnya adalah manusia
yang reaktif, yang tinglah lakunya
dikontrol oleh faktor-faktor dari luar.”
15. Tingkah laku manusia tidak dapat
dijelaskan sebagai hasil dari konflik-
konflik yang tidak disadari maupun
sebagai hasil pengaruh lingkungan.
3. Pandangan Humanistik
Carl Rogers (
1902-1987 )
Abraham Maslow (
1908-1970 )
Dalam pandangan humanistik,
manusia bertanggung jawab
terhadap hidup dan perbuatannya
serta mempunyai kebebasan dan
kemampuan untuk mengubah sikap
dan perilaku mereka.
18. Perbedaan Kecakapan Bahasa: Kemampuan berbahasa anak didik berbeda-beda,
ada yang berbicara dengan lancar, singkat dan jelas, ada pula yang gagap, berbelit-
belit dan tidak jelas. Faktor nature dan nurture (pembawaan dan lingkungan) sangat
mempengaruhi perkembangan bahasa anak.
Perbedaan Psikologis : Ada anak yang mudah tersenyum, gampang marah, berjiwa
sosial, sangat egoistis, cengeng, pemalas, rajin, dan ada pula anak yang pemurung.
Perbedaan Fisik-Motorik : Perbedaan aspek fisik juga dapat dilihat dari kesehatan
peserta didik, seperti kesehatan mata dan telinga.
Perbedaan Intelegensi: Intelegensi adalah kemampuan mental, pikiran atau
intelektual dan merupakan bagian dari proses kognitif pada tingkatan yang lebih
tinggi. Untuk mengetahui tinggi rendanya intelegensi dapat dilakukan tes IQ:
a. Anak Genius : IQ diatas 140 e. Anak Debil : 50-70
b. Anak Pintar : 110-140 f. Anak Embisil : 30-50
c. Anak Normal : 90-110 g. Anak Idiot : IQ dibawah 30
d. Anak Kurang Pintar : 70-90
19.
20. Karakteristik individu adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang
ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungannya.
Untuk menjelaskan karakteristiknya biasa digunakan istilah :
21.
22.
23. Usia rata-rata anak SD adalah 6-12 tahun.
Ia senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok dan senang
merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru
hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur
permainan, belajar dalam kelompok, serta kesempatan terlibat langsung
dalam pembelajaran.
Anak SMP berada pada tahap pubertas (10-14 tahun).
Kharakteristik yang menonjol pada anak usia SMP yaitu
ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan, timbul ciri seks
primer, keinginan menyendiri atau bergaul serta bebas dari bimbingan
orang tua, dan emosi yang labil.
Masa remaja (12-21 tahun) masa peralihan anak-anak dan dewasa.
Kharakteristik ditandai dengan mencapai hubungan yang matang
dengan teman sebaya, menerima keadaan fisiknya, mencapai
kemandirian, dan mempersiapkan karier dimasa depan sesuai minat dan
kemampuan serta memiliki rasa tanggung jawab.
Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah Pertama(SMP)
Karakteristrik Anak Usia Sekolah Menengah Atas(SMA)
24.
25. Seorang guru perlu mengenal dan memahami
tingkat kebutuhan peserta didiknya, sehingga
dapat membantu dan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan mereka melalui berbagai aktivitas
kependidikan, termasuk aktivitas pembelajaran.
Disamping itu, dengan mengenal kebutuhan-
kebutuhan pesertadidik, guru dapat memberikan
pelajaran setepat mungkin, sesuai dengan
kebutuhan peserta didiknya.
26. Kebutuhan jasmaniah merupakan
kebutuhan dasar manusia yang
bersifat instinktif & tidak dipengaruhi
lingkungan & pendidikan.
Apabila kebutuhan jasmaniah ini
tidak terpenuhi, disamping
mempengaruhi pembentukan pribadi
dan perkembangn psikososial, juga
akan sangat berpengaruh terhadap
proses belajar mengajar di sekolah.
1. Kebutuhan Jasmaniah
Abraham Maslow ( 1908-1970 )
27. Upaya Memenuhi
Kebutuhan Jasmani
Pemahaman hidup
sehat dan teratur
Menanamkan
kesadaran
mengkonsumsi
makanan bergizi
Memberikan
pendidikan jasmani
Memberi sarana untuk
bergerak bebas atau
berolahraga
Bangunan sekolah
dengan sirkulasi dan
pencahayaan cukup
Mengatur tempat
duduk sesuai
keadaan fisik mereka
28. 2. Kebutuhan Akan Rasa
Aman
Rasa aman merupakan suatu
kebutuhan yang sangat penting bagi
peserta didik, terutama rasa aman di
dalam kelas dan sekolah.
Sekolah yang sehat dan
menyenangkan, selain untuk
membangkitkan motivasi belajar, juga
diperlukan untuk mengantisipasi
timbulnya perasaan tidak nyaman dan
stres dalam diri siswa.
Rutter at al (1979)
“kondisi sekolah yang baik
dan podasi yang kuat
membuat tingkah laku dan
akademis peserta didik
cenderung baik.”
29. 3. Kebutuhan Akan Kasih
Sayang
Semua peserta didik sangat
membutuhkan kasih sayang.
Peserta didik yang
mendapatkan kasih
sayang akan senang,
betah, dan bahagia di
dalam kelas, serta
memiliki motivasi
untuk berpartisipasi
aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Sebaliknya, peserta didik yang
merasa kurang mendapatkan
kasih sayang akan merasa
terisolasi, rendah diri, merasa
tidak nyaman, sedih, gelisah,
bahkan mungkin akan
mengalami kesulitan belajar.
30. 4. Kebutuhan Akan Penghargaan
Kebutuhan ini terlihat dari kecenderungan
peserta didik untuk ingin ingin dikenal dan
ingin diakui keberadaaannya.
Mereka yang dihargai akan merasa
bangga dan gembira, pandangan dan
sikap terhadap dirinya dan orang lain
akan positif.
Sebaliknya, apabila merasa diremehkan,
kurang diperhatikan, maka sikap mereka
pada diri mereka sendiri dan
lingkungannya akan menjadi negatif.
Untuk menumbuhkan rasa berharga
guru dituntut untuk:
Menghargai anak
Menghargai pendapatnya
Menerima kondisi siswa apa adanya
Menempatkan mereka dikelompok yang tepat
Memberikan penilaian siswa secara objektif
Mengembangkan konsep diri siswa yang
positif
Menyadarkan siswa akan kelebihan dan
kekurangan yang dimiliknya
31. 5. Kebutuhan Akan
Rasa Bebas
Peserta didik yang merasa tidak
bebas mengungkapkan apa yang
terasa dalam hatinya atau tidak
bebas melakukan apa yang
diinginkannya, (mengalami frustasi,
merasa tertekan, konflik dsb)
Oleh sebab itu, guru harus
memberikan kebebasan kepada
peserta didik dalam batas-batas
kewajaran dan tidak membahayakan.
Mereka harus diberi kesempatan dan
bantuan secara memadai untuk
mendapatkan kebebasan.
32. 6. Kebutuhan Akan
Rasa Sukses
Peserta didik menginginkan agar
setiap usaha yang dilakukannya di
sekolah, terutama dalam bidang
akademis berhasil dengan baik.
Peserta didik akan merasa senang
dan puas apabila pekerjaan yang
dilakukannya berhasil, dan merasa
kecewa apabila tidak berhasil. Ini
menunjukkan bahwa rasa sukses
merupakan salah satu kebutuhan
pokok bagi peserta didik.
Untuk itu, guru harus mendorong
peserta didiknya untuk mencapai
keberhasilan dan prestasi yang
tinggi, serta memberikan
penghargaan atas prestasi yang
dicapai, betapapun kecilnya, baik
berupa ungkapan verbal maupun
melalui ungkapan non-verbal.
33. 6. Kebutuhan Akan Agama Memasuki remaja banyak nilai sosial
dan adat kebiasaan yang tidak baik
seperti tayangan yang tidak sopan,
mode pakaian yang minim, serta
buku-buku yang mengajikan gambar
yang tidak mengindahkan kadiah
moral dan agama. Oleh sebab itu,
sangat penting dilaksanakan
penanaman nilai-nilai moral dan
agama serta nilai-nilai sosial dan
akhlak kepada manusia khususnya
bagi remaja sejak usia dini.
Sejak lahir, manusia telah
membutuhkan agama. Yang dimaksud
agama dalam kehidupan adalah iman
yang diyakini oleh pikiran,
diresapkan oleh perasaan dan
dilaksanakan dalam tindakan,
perbuatan, perkataan dan sikap.
34.
35. Ujian Nasional
Kehadiran UN masih menimbulkan pro-kontra di antara masyarakat.
• UN cenderung mengukur kemampuan aspek kognitif. Menekankan
pada pencapaian kemampuan kognitif siswa melalui gaya
pembelajaran tekstual.
• Para psikolog juga mengatakan adanya UN, menyebabkan mental
siswa menjadi tertekan dan hanya terpaku ke dalam pelajaran
yang di UN-kan.
• Guru dianggap diabaikan, karena tiga tahun mengajar muridnya,
serta mengerti betul tentang karakter muridnya, tetapi tidak diberi
hak dalam menentukan kelulusan.
• Ketua Umum PB PGRI, Dr Sulistyo mengatakan bahwa UN bukan
saja gagal meningkatkan mutu, tetapi memberikan dampak buruk,
menanamkan nilai-nilai koruptif pada murid serta membunuh
karakter murid.
36. Isu seputar pendidikan moral dan budi pekerti
Tujuan pendidikan adalah untuk membentuk anak didik
menjadi pribadi yang berlandaskan pada budi pekerti yang luhur.
Namun kenyataannya anak didik Indonesia seakan mengalami krisis
budi pekerti.
Untuk itu diperlukan penanaman karakter di lingkungan
sekolah untuk membentuk karakter yang baik. Ada penyebab yang
menghadang kita sebagai pendidik dalam upaya memberikan bekal
akhlak kepada anak didik, antara lain arus globalisasi, pola hidup
yang bergeser, artis yang menjadi panutan anak didik memiliki
moral yang buruk.
37. Kurikulum Pendidikan
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai satu
tujuan pendidikan serta menjadi pedoman dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar.
Selama ini, kurikulum dianggap sebagai penentu
keberhasilan pendidikan. Padahal kurikulum bukanlah penentu
utama dari keberhasilan suatu pendidikan.
Kasus yang terjadi di negeri kita ini adalah kurangnya
kesadadaran. Kesadaran untuk berprestasi, kesadaran untuk
sukses, kesadaran untuk meningkatkan SDM, dan kesadaran untuk
menghilangkan kebodohan.
38. Dana Pendidikan
Realitas yang ada sekarang ini meskipun terdapat
tambahan dana anggaran untuk pendidikan. Namun banyaknya
penyelewengan dana menyebabkan tidak terpenuhinya
kebutuhan masyarakat akan memperoleh pendidikan. Dana
bantuan operasional sekolah (BOS) yang dialirkan ke daerah-
daerah sudah sepatutnya diawasi pemakaiannya oleh
pemerintah daerah.
39. Pengaruh media terhadap anak
Kemajuan teknologi membuat peserta didik dapat
sebebas-bebasnya mengakses dunia internet yang didalamnya
meski banyak hal positif tetapi banyak pula negatifnya. Peserta
didik mengandalkan internet dalam memenuhi tugas mereka,
mereka tidak mau repot ke perpustakaan dan mencari satu
persatu buku yang dibutuhkan. Ketergantungan ini akan
mempengaruhi pola pikir mereka.
Televisi sebagai bentuk media lain juga memiliki sisi negatif, anak
dapat menghabiskan banyak waktu dan masa produktif mereka
untuk menonton tayangan televisi, terlebih lagi anak bisa saja
menonton tayangan yang tidak sesuai pada umurnya dan meniru
apa yang mereka lihat di televisi
40. Kebijakan tentang kualitas dan kwantitas guru
Pemerintah sudah berupaya untuk terus
memperbaiki kualitas pendidikan yang ada salah satunya
dengan mengubah-ubah kurikulum. Namun Gurulah yang
akan melaksanakan segala bentuk pola, gerak, dan geliatnya
perubahan kurikulum. Masukan dari guru akan menjadi
perbaikan, terutama pada model unsur pembelajaran itu
sendiri, juga pada komponen-komponen atau unsur-unsur
kurikulum lainnya yang terkait dengan uji coba tersebut.