1. 1
BAB I
PENHDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia
membutuhkan orang lain untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi
manusia utuh. Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik
dapat berubah karena interaksi dan saling berpengaruh antar sesama
peserta didik, maupun dengan proses sosialisasi.
Proses kehidupan individu terbentang dari mulai fase usia
kandungan sampai fase usia tua. Dalam menempuh setiap fase tersebut,
terdapat tugas-tugas perkembangan yang seyogianya setiap individu harus
dapat menuntaskannya. Setiap fase atau tahap pada perkembangan
individu meliputi kemampuan bertingkah laku yang seharusnya dicapai
oleh anak pada periode perkembangan tertentu. Jika setiap anak yang
berada dalam periode perkembangan itu dapat memperoleh kemampuan
bertingkah laku yang sesuai dengan ciri-ciri khas kemampuan bertingkah
laku pada periode itu, maka anak tersebut memiliki perkembangan yang
sempurna.
Perkembangan anak manusia merupakan sesuatu yang kompleks,
artinya banyak faktor yang turut berpengaruh dan saling terjalin dalam
berlangsungnya proses perkembangan anak. Baik unsur-unsur bawaan
maupun unsur-unsur pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi
dengan lingkungan sama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap
arah dan laju perkembangan anak tersebut.
Secara luas, perkembangan berarti perubahan individu baik secara
struktur atau fungsi organ melalui kematangan dan proses belajar yang
terjadi sepanjang hayat hingga meninggal dunia. Dalam perkembangan
tidaklah terbatas pada semakin sempurna tetapi juga terkandung
serangkaian perubahan secara terus-menerus secara pasti, melalui suatu
2. 2
tahap yang sederhana ke tahap berikutnya yang semakin tinggi dan maju
walaupun sulit diukur dengan alat ukur.
Perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan
kuantitatif yang merupakan deretan progresif dari perubahan yang teratur.
Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka
maju dan bukan mundur.
Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Di sini
menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa perkembangan
emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.
Aspek-aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual,
sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi
pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual
(kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi
secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.
Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu
memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang
menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan
kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau
prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh
individu.
Perkembangan adalah salah satu proses yang harus dialami oleh
setiap peserta didik baik dalam naungan lembaga formal maupun non
formal. Tanpa sebuah perkembangan dari peserta didik, maka
perkembangan suatu negara tidak akan pernah berjalanan dengan lancar.
Untuk itu, sebagai tenaga pendidik harus mengetahui konsep – konsep dan
3. 3
prinsip – prinsip dasar dari perkembangan belajar peserta didik untuk
memudahkan proses belajar mengajar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian peserta didik ?
2. Apakah pengertian perkembangan ?
3. Apa sajakah ciri-ciri perkembangan?
4. Apa sajakah prinsip-prinsip perkembangan?
5. Apa sajakah tahapan-tahapan perkembangan itu?
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian peserta didik
2. Untuk mengetahui pengertian perkembangan
3. Untuk mengetahui ciri-ciri perkembangan
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip perkembangan
5. Untuk mengetahui tahapan-tahapan perkembangan
4. 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Peserta Didik
Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. (UU No. 20 Tahun 2003 SISIDIKNAS, pasal 1
ayat 4).
Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang
sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik
maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing. Sedangkan menurut
pandangan tradisionil, anak (peserta didik) adalah miniatur manusia
dewasa (Elizabeth B. Hurlock, 1978:2)
Peserta didik menurut ilmu filosofi menuntut pemikiran secara dalam,
luas, lengkap, menyeluruh, tuntas serta mengarah pada pemahaman
tentang peserta didik.
Johan Amos Comenius (abad ke 17) mempelopori kajian tentang anak
bahwa anak harus dipelajari bukan sebagai embrio orang dewasa
melainkan sosok alami anak. Pengikut Comenius mengembangkan
pendapat bahwa mengamati anak secara langsung akan memberi manfaat
ketimbang mempelajari secara filosofis. Pandangan menurut ilmu psikolog
tentang peserta didik adalah individu yang sedang berkembang baik
jasmani maupun rohani.
Dalam pembelajaran, peserta didik dapat dipandang sebagai objek
didik, subjek didik, dan sebagai subjek dan objek didik sekaligus. Dalam
pandangan konvensional, peserta didik dipandang sebagai objek didik
ialah sebagai wadah yang harus diisi dengan pengetahuan dan
keterampilan. Peserta didik diperlakukan pasif, ia harus menerima semua
yang diberikan guru.
Dalam pandangan modern, peserta didik dipandang sebagai subjek
yang memiliki potensi tersendiri, ia aktif mengembangkan potensinya, ia
5. 5
merespon, bertanya, dan menanggapi keterangan guru pada saat
berlangsungnya pembelajaran. Guru berfungsi sebagai fasilitator,
menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga peserta didik terjadi proses
belajar.
Dari beberapa pengertian peserta didik diatas, dapat disimpulkan
bahwa peserta didik adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang
baik jasmani maupun rohaninya melalui proses belajar atau melalui jalur
pendidikan.
Ciri khas peserta didik adalah :
1. Sebagai individu yang memiliki potensi fisik dan psikis
2. Sebagai individu yang sedang berkembang baik potensi fisik maupun
psikis
3. Dalam pengembangan potensi tersebut peserta didik membutuhkakn
bantuan orang lain
4. Memiliki kemampuan untuk mandiri
Syamsul Nizar sebagaimana dikutip oleh Ramayulis (2006:77)
mendeskripsikan enam kriteria peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi ia memiliki
dunianya sendiri. Peserta didik memiliki metode belajar mengajar
tersendiri, ia tidak boleh dieksploitasi oleh orang dewasa dengan
memaksakan anak didik untuk mengikuti metode belajar mengajar
orang dewasa, sehingga peserta didik kehilangan dunianya;
2. Peserta didik memiliki masa atau priodisasi perkembangan dan
pertumbuhannya. Menurut Abraham Maslow, terdapat lima hierarki
kebutuhan yang dikelompokan menjadi dua kategori. Pertama,
kebutuhan taraf dasar (basic needs) yang meliputi kebutuhan fisik, rasa
aman, dan terjamin, cinta dan ikut memiliki (sosial) dan harga
diri. Kedua, metakebutuhan (meta needs) meliputi aktualisasi diri
seperti keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan, kesatuan dan lain
sebagainya;
6. 6
3. Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan antara
individu yang satu dengan individu yang lain baik disebabkan oleh
faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada. Perbedaan ini
dipengaruhi oleh faktor endogen (fitrah) seperti jasmani, inteligensi,
sosial, bakat dan minat sedangkan faktor eksogen (lingkungan)
dipengaruhi oleh pergaulan dan pengajaran yang di dapatkan di
lingkungan ia berada;
4. Peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani, unsur
jasmani memiliki daya fisik dan unsur rohani memiliki daya akal hati
nurani dan nafsu;
5. Peserta didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia. Sesuai
dengan hakikat manusia, peserta didik sebagai makhluk monopluralis,
maka pribadi peserta didik walaupun terdiri dari banyak segi,
merupakan satu kesatuan jiwa raga (cipta, rasa dan karsa);
6. Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang
dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis (fleksibel).
Senada dengan pernyataan di atas, Syaiful Bahri Djamarah (2000:51-
52) mengatakan bahwa peserta didik memiliki karakteristik-karakteristik
yang penting untuk diperhatikan. Karakter-karakter tersebut antara lain:
1. Belum menjadi orang dewasa, sehingga masih menjadi tanggung
jawab pendidik;
2. Masih menyempurnakan aspek tertentu untuk menyempurnakan
kedewasaannya;
3. Memiliki sifat dasar yang sedang berkembang secara terpadu yaitu
kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi dan sebagainya.
2.2 Pengertian Perkembangan
Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami
oleh individu atau organism menuju tingkat kedewasaannya yang
berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik fisik
maupun psikis. Perkembangan juga bisa diartikan suatu perubahan aspek
7. 7
psikis dari kurang terdeferensiasi menuju defensiasi, terarah, terorganisasi,
dan terintegrasi meningkat secara bertahap menuju kesempurnaan.
Banyak ahli memberikan pengertian perkembangan yang berbeda
secara redaksional dan sudut pandang, namun dalam unsur-unsur
perkembangannya mereka tetap mengacu pada inti yang sama. Ikatan
Dokter Anak Indonesia memberikan pengertian perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan dan struktur/ fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur, yang dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai
hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002 dalam Laksono 2008)
Perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko, fisik sebagai
hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak
ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam masa waktu
tertentu, menuju kedewasaan (Zein, 2005 dalam Laksono, 2008)
Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau perubahan yang
secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut
sepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi akibat dari kematangan
dan pengalaman (Hurlock, 1991).
Menurut Musfiroh (2008:7) Perkembangan merupakan suatu
perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang saling berinteraksi seperti biologis, kognitif, dan sosio-
emosional (http://digilib.unila.ac.id/8770/15/BAB%20II.pdf)
Menurut Akhmad Sudrajat, perkembangan adalah perubahan yang
sistematis, progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak
lahir hingga akhir hayat termasuk dengan perubahan-perubahan yang
dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
Sedangkan menurut McLeod, perkembangan adalah proses atau tahapan
pertumbuhan ke arah yang lebih maju.
Dari beberapa pengertian para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
perkembangan adalah perubahan dinamis yang terjadi pada manusia
menuju kedewasaan sejak dia lahir.
8. 8
Perspektif sepanjang rentang kehidupan manusia menjelaskan adanya
tujuh karakteristik dasar yang harus dipahami untuk melihat
perkembangan manusia, yaitu :
1. Perkembangan adalah seumur hidup. Perkembangan yang menyangkut
berbagai macam perubahan dari hasil interaksi faktor-faktor seperti
yang telah disebutkan akan berlangsung secara berkesinambungan
sepanjang siklus kehidupan.
2. Perkembangan bersifat multidimensional. Perkembangan menyangkut
berbagai macam ranah perkembangan seperti faktor fisik, intelektual
yang menyangkut perkembangan kognitif dan bahasa, emosi, sosial
dan moral.
3. Perkembangan adalah multidireksional. Ranah-ranah perkembangan
mengalami perubahan dengan arah tertentu. Sebagai contoh, pada
masa bayi, perkembangan yang tumbuh pesat adalah ranah fisik, yang
kecepatan arah pertumbuhannya tidak sama dengan ranah yang lain.
Sementara pada masa kanak-kanak awal, perkembangan emosi dan
sosial berkembang lebih pesat dibandingkan dengan perkembangan
yang lain.
4. Perkembangan bersifat lentur (plastis). Hal ini berarti perkembangan
berbagai macam ranah dapat distimulasi untuk berkembang secara
maksimal. Sebagai contoh, kelenturan berpikir anak-anak dapat diasah
sejak dini dengan memberikan latihan-latihan pada anak untuk terbiasa
memecahkan masalah dengan baik dengan berbagai macam cara dari
hasil eksplorasinya.
5. Perkembangan selalu melekat dengan sejarah. Bagaimanapun
perkembangan individu tidak dapat lepas dengan keadaan di
sekitarnya. Sebagai contoh, perkembangan emosi pada era 66-an akan
menyebabkan individu yang hidup saat itu memiliki kekhasan sendiri
dalam merespon sesuatu. Hal ini dapat dilihat dari benang merah
perkembangan individu yang hidup pada era 1990-an.
9. 9
6. Perkembangan bersifat multidisipliner. Berbagai macam ahli dan
peneliti dari disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi,
neurosains, kesehatan mental, kedokteran mempelajari perkembangan
manusia dengan berbagai macam persoalannya.
7. Perkembangan bersifat kontekstual. Hal ini berarti bahwa
perkembangan individu mengikuti kondisi saat itu. Perkembangan
bersifat kontekstual secara lebih dalam dapat dipahami dengan
menghubungkan tiga komponen, yaitu ;
a. Pengaruh tingkat usia secara normatif, yaitu adanya pengaruh
biologis dari lingkungan yang sama pada kelompok tertentu.
Sebagai contoh, di Indonesia usia mulai masuk sekolah dasar
adalah rata-rata 7 tahun. Untuk usia pensiun, rata-rata orang
Indonesia dimulai usia 60 tahun
b. Pengaruh keadaan sejarah normatif, yaitu adanya pengaruh
biologis dari lingkungan yang dihubungkan dengan sejarah.
Sebagai contoh pengaruh keadaan sejarah dapat meliputi dampak
pada pengaruh keadaan ekonomi, perubahan politik, misal setelah
perubahan politik di Indonesia dari orde lama ke orde baru, dan
sejak tahun 1998 menjadi era reformasi yang diantaranya
bercirikan adanya kebebasan berpendapat dan adanya sifat
keterbukaan dalam panggung politik.
c. Pengaruh peristiwa kehidupan yang non-normatif, yaitu peristiwa
kehidupan yang tidak biasa, yang tidak terjadi pada semua orang
dan seringkali tidak bisa diramalkan. Sebagai contoh, peristiwa
bencana alam yang dialami oleh masyarakat Yogyakarta dan Jawa
Tengah pada tanggal 27 Mei 2006. Peristiwa ini mengakibatkan
dampak-dampak secara fisik maupun psikis bagi para korban.
Contoh lain, misalnya ketika individu memenangkan undian yang
sama sekali tidak disangka. Satu hal yang harus dilakukan individu
adalah bagaimana dapat menyesuaikan dengan peristiwa-peristiwa
10. 10
tersebut, sehingga yang berkelanjutan. Tidak menimbulkan
dampak negatif.
Dapat pula dapat dikatakan bahwa perkembangan sebagai suatu proses
yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat
integrasi yang lebih tinggi terjadi berdasarkan proses pertumbuhan,
kematangan, dan belajar.
2.3 Ciri- Ciri Perkembangan
Ciri-ciri perkembangan secara umum yaitu :
1. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan
organ-organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya kemampuan berfikir,
mengingat, dan berkreasi)
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak
berubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan aspek psikis
(perubahan imajinasi dari fantasi ke realitas)
3. Lenyapnya tanda-tanda yang lain; tanda-tanda fisik (lenyapnya
kelenjar thymus, kelenjar anak-anak seiring bertambahnya usia) aspek
psikis (lenyapnnya gerak-gerik kanak-kanak dan perilaku impulsif)
4. Diperolehnya tanda-tanda yang baru; tanda-tanda fisik (pergantian gigi
dan karakter seks pada usia remaja) tanda-tanda psikis
(berkembangnya rasa ingin tahu tentang pengetahuan, moral, interaksi
dengan lawan jenis)
2.4 Prinsip-Prinsip Perkembangan
Prinsip-prinsip perkembangan menurut Hurlock (1991) antara lain :
1. Adanya Perubahan
Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan
mengalami perubahan, mulai pertama pembuahan hingga kematian
tiba. Perubahan tersebut bisa menanjak, berada di titik puncak
kemudian mengalami kemunduran. Selama proses perkembangan
seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu :
11. 11
perubahan ukuran, perubahan fisik yang meliputi : tinggi, berat,
organ dalam tubuh, perubahan mental (memori, penalaran,
persepsi, dan imajinasi)
perubahan proporsi, misalnya perubahan perbandingan antara
kepala dan tubuh pada seorang anak
Hilangnya ciri lama, misalnya ciri egosentrisme yang hilang
dengan sendirinya berganti dengan sikap prososial
mendapatkan ciri baru, hilangnya sikap egosentrisme anak akan
mendapatkan ciri yang baru yaitu sikap prososial.
2. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya.
Lingkungan tempat anak menghabiskan masa kecilnya akan sangat
berpengaruh kuat terhadap kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti
ilmiah telah menunjukkan bahwa dasar awal cenderung bertahan dan
mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya, terdapat 4
bukti yang membenarkan pendapat ini :
Hasil berlayar dan pengalaman merupakan hal yang dominan
dalam perkembangan anak.
Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ini tentunya akan
berpengaruh sepanjang hidup dalam penyesuaian sosial dan pribadi
anak.
Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah
Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah
bagi seorang anak untuk mengadakan perubahan bagi dirinya.
3. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Perkembangan seorang anak akan sangat dipengaruhi oleh proses
kematangan yaitu terbukanya karakteristik yang secara potensial sudah
ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu. Seperti
misalnya dalam fungsi filogentik yaitu merangkak, duduk, kemudian
berjalan. Sedangkan arti belajar adalah perkembangan yang berasal
dari latihan usaha. Melalui belajar ini anak-anak memperoeh
kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan. Hubungan antara
12. 12
kematangan dan hasil belajar ini dicontohkan pada saat terjadinya
masa peka pada seorang anak, bila pembelajaran itu diberikan pada
saat masa pekanya maka hasil dari pembelajaran tersebut akan cepat
dikuasai oleh anak, demikian pula sebaliknya.
4. Pola perkembangan dapat diramalkan
Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal
yaitu perkembangan yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke
kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-
tama terjadi dibagian kepala kemudian badan dan terakhir kali. Hukum
yang kedua yaitu proxmodistal perkembangan dari yang dekat ke yang
jauh. Kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh
keterampilan lengan terlebih dahulu.
5. Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan.
Karakteristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini
berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak
mengikuti pola perkembangan yang sama dari satu tahap menuju tahap
berikutnya. Bayi berdiri sebelum dapat berjalan. Menggambar
lingkaran sebelum dapat menggambar segi empat.
6. Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju tanggapan
yang khusus.
Misalnya seorang bayi akan mengacak-acak mainan sebelum dia
mampu melakukan permainan itu dengan jari-jarinya. Demikian juga
dengan perkembangan emosi, anak akan merespon ketakutan secara
umum pada suatu hal yang baru namun selanjutnya akan merespon
ketakutan secara khusus pada hal baru tersebut.
7. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan
Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan
mengikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatannya
sendiri. Beberapa anak berkembangan dengan lancar, bertahap langkah
demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang
melonjak dan pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini
13. 13
disebabkan karena setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik
yang berbeda. Kemudian
8. Juga faktor lingkungan yang turut memberikan kontribusi terhadap
perkembangan seorang anak.
Misalnya perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh gsejumlah faktor
seperti kemampuan bawaan, suasana emosional, apakah seorang anak
didorong untuk melakukan kegiatan intelektual atau tidak. Dan apakah
dia diberi kesempatan untuk belajar atau tidak.
9. Setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial
Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usaha
mengandung bahaya yanng dapat menganggu pola normal yang
berlaku. Beberapa hal yang dapat menyebabkan antara lain dari
lingkungan dari anak itu sendir. Bahaya ini dapat mengakibatkan
terganggunya penyesuaian fisik, psikologis dan sosial. Sehingga pola
perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada
peningkatan perkembangan. Dan dapat dikatakan bahwa anak sedang
mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan.
Peringatan awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan
tersebut merupakan hal yang penting karena memungkinan pengasuh
(orang tua, guru, dll) untuk segera mencari penyebab dan memberikan
stimulasi yang sesuai.
2.5 Tahapan Perkembangan
Dalam buku “Human Development” karangan Papalia et al (2007)
disebutkan tahapan-tahapan perkembangan manusia yaitu:
1. Masa prenatal
2. Masa bayi & toddler ( lahir-3 tahun)
3. Anak-anak awal (3-6 tahun)
4. Anak-anak pertengahan (6-11 tahun)
5. Remaja /adolescence (11-20 tahun)
6. Young adulthood (20-40 tahun)
14. 14
7. Middle adulthood (40-65 tahun)
8. Late adulthood (65 tahun ke atas)
Elizabeth B. Hurlock merumuskan tahap perkembangan manusia
secara lebih lengkap sebagai berikut:
1. Masa Pranatal, saat terjadinya konsepsi sampai lahir.
2. Masa Neonatus, saat kelahiran sampai akhir minggu kedua.
3. Masa Bayi, akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua.
4. Masa Kanak- Kanak awal, umur 2 - 6 tahun.
5. Masa Kanak- Kanak akhir, umur 6 - 10 atau 11 tahun.
6. Masa Pubertas (pra adolesence), umur 11 - 13 tahun
7. Masa Remaja Awal, umur 13 - 17 tahun. Masa remaja akhir 17 - 21
tahun.
8. Masa Dewasa Awal, umur 21 - 40 tahun.
9. Masa Setengah Baya, umur 40 – 60 tahun.
10. Masa Tua, umur 60 tahun keatas.
Tahapan perkembangan manusia mempunyai 4 dimensi tahapan
perkembangan, yaitu perkembangan fisik, perkembangan kognitif,
perkembangan psikososial dan perkembangan psikoseksual.
Perkembangan fisik terdiri dari pertumbuhan fisik dan otak, kapasitas
sensori, keterampilan motorik dan perkembangan kesehatan. Sedangkan
untuk perkembangan kognitif adalah berupa perubahan dalam kemampuan
mental, contohya pembelajaran, perhatian, memori, bahasa, pemikiran,
penalaran dan kreatifitas. Untuk perkembangan psikososial perubahan
dalam emosi, kepribadian, dan hubungan sosial. Dan perkembangan
psikoseksual perkembangan yang berkaitan dengan jenis kelamin manusia.
a. Tahapan Perkembangan Fisik
1. Masa Prenatal
Perkembangan masa prenatal atau prakelahiran umumnya
dibagi menjadi ke dalam tiga tahap periode utama:
Periode awal atau germinal adalah periode perkembangan
prenatal atau prakelahiran yang berlangsung pada dua minggu
15. 15
pertama setelah membuahan. Ini meliputi penciptaan zigot,
dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke
dinding kandungan. Sekitar seminggu setelah pembuahan, zigot
terdiri dari 100 hingga 150 sel. Pemisahan sel telah dimulai
ketika lapisan dalam dan lapisan luar organisme terbentuk.
Periode embrionis adalah periode perkembangan masa prenatal
atau prakelahiran yang terjadi dari dua hingga delapan minggu
setelah pembuahan. Selama periode embrionis, angka
pemisahan sel meningkat, sistem dukungan bagi sel terbentuk,
dan organ-organ mulai tampak.
Periode fetal adalah periode perkembangan masa prenatal atau
prakelahiran yang mulai dua bulan setelah pembuahan dan
pada umumnya berlangsung selama tujuh bulan. Pertumbuhan
dan perkembangan melanjutkan rangkaian dramatisnya selama
periode ini. Tiga bulan setelah pembuahan, panjang janin kira-
kira tiga inci dan beratnya satu ons. Janin semakin aktif,
menggerakkan tangan dan kakinya, membuka dan menutup
mulutnya, dan menggerakkan kepalanya.
2. Masa Bayi dan Todler ( lahir-3 tahun)
Perkembangan fisik meliputi beroperasinya semua sistem rasa
dan tubuh dengan tingkatan yang bervariasi, perkembangan otak
yang kompleks dan tingginya pengaruh lingkungan, pertumbuhan
dan perkembangan fisik (ketrampilan) berlangsung dengan cepat.
3. Masa Anak-Anak Awal (3-6 tahun)
Perkembangan fisik meliputi mengalami pertumbuhan fisik
yang stabil, penampilan fisik menjadi lebih ramping dan
proporsional seperti orang dewasa, biasanya terjadi berkurangnya
nafsu makan dan kurang tidur, meningkatnya ketrampilan dan
kekuatan gerakan.
16. 16
4. Masa Anak-Anak Pertengahan (6-11 tahun)
Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan fisik lambat,
meningkatnya kekuatan dan ketrampilan atletis, mengalami
masalah pada sistem pernafasan,tetapi umumnya kesehatan lebih
baik di rentang kehidupan.
5. Masa Remaja (11-20 tahun)
Perkembangan fisik meliputi perubahan fisik dengan cepat,
terjadinya kematangan alat reproduksi, meningkatnya gangguan
makan (eating disorder) dan pengunaan narkoba dan obat-obatan
terlarang dalam rangka pencapaian identitas diri.
6. Masa Dewasa Awal (20-40 tahun)
Di masa ini, pemuda berada di puncak kesehatan, kekuatan,
energi dan daya tahan, serta di puncak fungsi sensoris dan motoris,
semua fungsi tubuh berkembang sempurna, ketajaman visual,
intensitas rasa, bau, sensitif terhadap rasa sakit dan temperatur.
Dan akan mengalami penurunan pada usia 45 tahun. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan yaitu genetik, perilaku (apa yang
dimakan (nutrisi), pola tidur, aktifitas fisik, kebiasaan merokok,
konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang). Faktor yang tidak
langsung seperti kondisi sosial-ekonomi, ras, gender dan hubungan
dengan orang lain. Hal-hal ini memberi kontribusi besar pada
kesejahreaan pada saat ini dan mendatang. Hubungan perilaku dan
kesehatan mengambarkan hubungan antara aspek fisik, kognitif
dan emosional. (Santrock, 1995)
7. Masa Dewasa Menengah (40-65 tahun)
Perkembangan fisik meliputi muncul rambut uban, garis
lipatan pada muka, menopause pada wanita, gaya hidup
mulai berubah karena anak-anak telah tumbuh dewasa dan
mulai meninggalkan rumah.
17. 17
8. Masa Dewasa Tua
Young-old (tua-muda), 65-74 tahun : beradaptasi dengan
masa pensiun (penurunan penghasilan), beradaptasi
dengan perubahan fisik, dapat berkembang penyakit
kronik.
Middle-old (tua-menengah), 75-84 tahun : diperlukan adaptasi
terhadap penurunan kecepatan dalam pergerakan, kemampuan
sensori dan peningkatan ketergantungan terhadap orang lain.
Old-old (tua-tua), 85 tahun keatas : terjadi peningkatan
gangguan kesehatan fisik.
b. Tahapan Perkembangan Kognitif (J. Piaget)
1. Tahapan Sensorimotor (0 – 1 / 2Tahun) : Anak memahami objek
sekitar melalui seensori dan aktivitas motor atau gerakannya.
2. Tahap Pengoperasian (2 – 7 tahun) : Proses berfikir anak berpusat
pada penguasaan symbol-simbol, seperti kata-kata. Pada tahap ini
konsep yang stabil dibentuk penalaran mental, egosentris mulai
kuat dan kemudian melemah serta keyakinan terhadap hal yang
magis terbentuk. Anak masih sulit menguasai mesalah yang
berkaitan dengan konservasi dan perceptual contration.
3. Tahap Operasional Konkret (7 – 11 Tahun) : Tindakan-tindakan
mental yang masih harus dilakukan secara konkret. Tahap ini anak
sudah mulai menguasai masalah yang berkaitan dengan konservasi
dan perceptual contration.
4. Tahap Operasi Formal (> 11 Tahun) : anak sudah mampu beerfikir
abstrak, analitis, dan sebab akibat.
c. Tahapan Perkembangan Psikososial (Erickson)
1. Masa Bayi (0 – 1 Tahun) : Tahap percaya lawan tidak percaya
2. Masa Kanak-Kanak ( 2 – 3 tahun) : Tahap otonomi lawan rasa
malu lawan ragu-ragu.
3. Masa Prasekolah (4 – 5 Tahun) : tahap inisiatif lawan rasa
bersalah.
18. 18
4. Masa Sekolah ( 6 – 11 Tahun ) : tahap industry lawan rasa rendah
diri
5. Masa Remaja ( 11/12 – 18/19 tahun ): Tahap identitas lawan
kekacauan identitas.
6. Masa Awal Dewasa : Tahap keintiman lawan isolasi
7. Pertengahan Masa Dewasa : tahap generativitas lawan stagnasi
8. Akhir masa dewasa : tahap integritaslawan keputusasaan.
d. Tahapan Perkembangan Psikoseksual (Freud)
Bagi Freud, tahun-yahun pertama kehidupan memiliki peranan
yang menentukan bagi pembentukan kepribadian individu. Tahapan
perkembangan ditentukan oleh cara-cara reaksi suatu zona tubuh
tertentu.
1. Fase Oral ( 0 - 1 tahun ) : mulut merupakan daerah pokok aktivitas
dinamis.
2. Fase Anal ( 1 - 3 tahun ) : pengeluaran faeses dapat menghilangkan
ketidaksenangan dan memberikan rasa lega.
3. Fase Phallic ( 3 – 5 Tahun ) : alat-alat kelaminmerupakan daerah
erogen terpenting
4. Fase Latent ( 5 – 12 Tahun ) : impuls-impuls cenderung untuk
berada dalam keadaaan tertekan samapai muncul kembali sampai
datang masa pubertas
5. Fase Genital ( > 12 Tahun ) : Kepuasan pada masa phallic yang
bersifat narcistic, sekarang diarahkan pada objek diluar dirinya.
Pada fase ini fungsi biologis yang pokok adalah reproduksi
e. Tugas-tugas Perkembangan Manusia
Berikut akan dipaparkan tugas-tugas perkembangan dari masing-
masing fase:
1) Tugas perkembangan masa kanak-kanak
Menurut psikologi perkembangan, setiap individu sejak
kelahirannya sampai memasuki masa tua selalu disertai dengan
tugas-tugas perkembangan. Keberhasilan setiap individu dalam
19. 19
melaksanakan tugas-tugas perkembangan akan melahirkan
individu yang memiliki kepribadian yang sehat dan dewasa.
Namun apabila tugas-tugas perkembangan tersebut gagal
dilaksanakan/ dipenuhi maka akan lahir individu-individu yang
memiliki gangguan kepribadian bahkan gagguan jiwa. Akan lebih
bijaksana bila orang tua mengetahui tugas-tugas perkembangan
anak-anak mereka, sehingga orang tua dapat membantu dan
memberikan sikap yang benar terhadap anak-anak mereka menuju
individu/pribadi yang sehat dan dewasa.
Tugas perkembangan fase bayi dan kanak-kanak Secara
kronologis (menurut urutan waktu), masa bayi (infancy atau
babyhood) berlangsung sejak individu manusia dilahirkan dari
rahim ibunya sampai berusia sekitar setahun.
Sedangkan masa kanak-kanak (early childhood) adalah masa
perkembangan berikutnya yakni usia setahun hingga usia antara
lima atau enam tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini
berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh
lingkungan keluarganya. Oleh karena itu, fungsionalisasi
lingkungan kelauarga pada fase ini penting sekali untuk
mempersiapkan anak terjun ke dalam lingkungan yang lebih luas
terutama lingkungan sekolah.
Tugas-tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan-
kegiatan belajar sebagai berikut :
a. Belajar memakan makanan keras, Misalnya mulai dengan
bubur susu, bubur beras, nasi dan seterusnya.
b. Belajar berdiri dan berjalan, Misalnya mulai dengan berpegang
pada tembok atau sandaran kursi.
c. Belajar berbicara, Misalnya mulai menyebut kata ibu, ayah dan
nama-nama benda sederhana yang ada disekelilingnya.
20. 20
d. Belajar mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dari
tubuhnya, Misalnya mulai dengan meludah, membuang ingus
dan seterusnya.
e. Belajar membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan
perempuan, dan bersopan santun seksual.
f. Mencapai kematangan untuk belajar membaca dalam arti mulai
siap mengenal huruf, suku kata dan kata-kata tertulis,
g. Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan
ibunya, dengan ayah, saudara kandung, dan orang-orang
disekelilingnya.
h. Belajar membedakan antara hal-hal yang baik dengan yang
buruk, juga antara hal-hal yang benar dan salah, serta
mengembangkan atau membentuk kata hati (hati nurani).
Tugas perkembangan fase anak-anak Masa anak-anak (late
childhood) berlangsung antara usia 6 sampai 12 tahun dengan ciri-
ciri utama sebagai berikut :
Memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki
kelompok sebaya (peer group) Keadaan fisik yang
memungkinkan/mendorong anak memasuki dunia permainan dan
pekerjaanyang membutuhkan ketrampilan jasmani Memiliki
dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbol
dan komunikasi yang luas.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa perkembangan
kedua ini meliputi kegiatan belajar dan mengembangkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk bermain, Seperti
lompat jauh, lompat tinggi, mengejar, menghindari kejaran dan
seterusnya.
b. Membina sikap yang sehat (positif) terhadap dirinya sendiri
sebagai seorang individu yang sedang berkembang, Seperti
21. 21
kesadaran tentang harga diri (self-esteem) dan kemampuan diri
(self efficacy).
c. Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika
moral yang berlaku di masyarakatnya.
d. Belajar memainkan peran sebagai seorang pria (jika ia seorang
pria) dan sebagai seorang wanita (jika ia seorang wanita).
e. Mengembangkan dasar-dasar ketrampilan membaca, menulis dan
berhitung (matematika atau aritmetika).
f. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan kehidupan
sehari-hari.
g. Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai yang selaras
dengan keyakinan dan kebudayaan yang berlaku dimasyarakatnya.
h. Mengembangkan sikap objektif/lugas baik positif maupun negatif
terhadap kelompok dan lembaga kemasyarakatan.
i. Belajar mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga
menjadi dirinya sendiri yang independen (mandiri) dan
bertanggung jawab.
2) Tugas perkembangan masa remaja
Dengan memahami tugas-tugas perkembangan remaja, maka
kita sebagai seorang pendidik atau seorang dewasa yang terlibat
dalam penanganan masalah remaja dapat memotivasi remaja dan
menolong remaja memenuhi tugas-tugas perkembangannya.
Walaupun demikian, janganlah kita sebagai pendidik
menempatkan posisi tugas perkembangan ini sebagai suatu
paksaan kepada remaja.
Segalanya kembali kepada individu tersebut, pada apakah ia
telah menyelesaikan tugas-tugas perkembangan tahap sebelumnya
dengan baik, dan pada hambatan-hambatan yang dialaminya saat
menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya yang sekarang.
Apabila kita menganggap tugas-tugas perkembangan itu seperti PR
yang harus diselesaikan tepat waktu, dan penuh tekanan. Biarlah
22. 22
sang remaja menyelesaikan sendiri tugas-tugas perkembangannya
menurut caranya, sementara kita orang dewasa membantunya bila
ia menemui kesulitan dalam menyelesaikan tugas
perkembangannya.
Tugas-tugas perkembangan seorang remaja menurut
Havighurst adalah sebagai berikut :
a. Mencapai suatu hubungan yang baru dan lebih matang antara
lawan jenis yan seusia.
b. Dapat menjalankan peran sosial maskulin dan feminin.
c. Menerima keadaan fisik dirinya sendiri dan menggunakan
tubuhnya secara lebih efektif.
d. Mengharapakan dan mencapai perilaku sosial yang
bertanggung jawab.
e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-
orang dewasa lainnya.
f. Mempersiapkan karir ekonomi
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan
utnuk berperilkau dan mengembangkan ideologi.
Seorang remaja dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya
dapat dipisahkan ke dalam tiga tahap secara berurutan (Kimmel,
1995: 16). Tahap yang pertama adalah remaja awal, di mana tugas-
tugas perkembangan yang harus diselesaikannya sebagai remaja
adalah pada penerimaan terhadap keadaan fisik dirinya dan
menggunakan tubuhnya secara lebih efektif. Hal ini karena remaja
pada usia tersebut mengalami perubahan-perubahan fisik yang
sangat drastis, seperti pertumbuhan tubuh yang meliputi tinggi
badan, berat badan, panjang organ-organ tubuh, dan perubahan
bentuk fisik seperti tumbuhnya rambut, payudara, panggul, dan
sebagainya.
23. 23
Tahapan yang kedua adalah remaja madya, di mana tugas
perkembangan yang utama adalah mencapai kemandirian dan
otonomi dari orang tua, terlibat dalam perluasan hubungan dengan
kelompok baya dan mencapai kapasitas keintiman hubungan
pertemanan; dan belajar menangani hubungan heteroseksual,
pacaran dan masalah seksualitas.
Tahapan yang ketiga adalah remaja akhir, di mana tugas
perkembangan utama bagi individu adalah mencapai kemandirian
seperti yang dicapai pada remaja madya, namun berfokus pada
persiapan diri untuk benar-benar terlepas dari orang tua,
membentuk pribadi yang bertanggung jawab, mempersiapkan karir
ekonomi, dan membentuk ideologi pribadi yang di dalamnya juga
meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik.
Demikianlah, penjelasan mengenai tugas-tugas perkembangan
remaja sebagai satu bagian dalam memahami remaja sebagai suatu
masa transisi. Diharapkan, pada saat ini kita telah sampai pada
pemahaman bahwa sesungguhnya masa remaja adalah masa
transisi yang menjembatani masa kanak-kanak yang tidak matang
ke masa dewasa yang matang. Macam transisi yang berbeda akan
membawa pengaruh yang berbeda pula bagi individu yang
mengalaminya.
Demikian pula dengan bagaimana cara kita melihat transisi
tersebut akan mempengaruhi bagaimana kita dapat memahami apa
yang dialami dan dirasakan oleh remaja. Selanjutnya, kita akan
melihat perubahan dan perkembangan apa yang dialami oleh
individu selama masa remajanya.
Psikologi perkembangan remaja dapat di pisahkan dengan
pengkategorian melalui kesulitan kesulitan yang sering dialami
oleh remaja,tuntutan psikologi untuk remaja serta periode pada saat
kita remaja. Sejumlah kesulitan yang dialami kaum remaja
merupakan bagian yang normal dari perkembangan ini. Beberapa
24. 24
kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum remaja, antara
lain :
a. Variasi kondisi kejiwaan, suatu saat mungkin ia terlihat
pendiam, cemberut, dan mengasingkan diri tetapi pada saat
yang lain ia terlihat sebaliknya periang dan berseri-seri dan
yakin.
b. Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba, hal ini normal dan
sehat.
c. Membolos
d. Perilaku anti social, seperti suka menganggu, berbohong,
kejam, dan agresif
e. Penyalahgunaan obat bius
f. Psikosis
3) Tugas perkembangan masa dewasa awal
a. Memilih pasangan hidup
b. Belajar hidup dengan suami atau istri
c. Memulai kehidupan berkeluarga
d. Membimbing dan merawat anak
e. Mengolah rumah tangga
f. Memulai suatu jabatan
g. Menerima tanggung jawab sebagai warga Negara
h. Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik.
4) Tugas Perkembangan masa setengah baya
a. Memperoleh tanggung jawab sosial dan warga Negara
b. Membangun dan memperthankan standar ekonomi
c. Membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan bahagia
d. Membina kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa
e. Membina hubungan dengan pasanga hidup sebagai pribadi
f. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
fisik sendiri
25. 25
g. Menyesuaikan diri dengan pertambahan umur
5) Tugas perkembangan orang tua
a. Menyesuaikan diri dengan menurunya kesehatan dan kekuatan
fisik
b. Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan menurunya
pendapatan
c. Menyesuaikan diri terhadap meninggalnya suami/istri
d. Menjalin hubuingan dengan perkumpulan manusia usia lanjut
e. Memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga Negara
f. Membangun kehidupan fisik yang memuaskan
Menurut Havighurst setiap tahap perkembangan individu harus sejalan
dengan perkembangan aspek-aspek lainya, yaitu fisik, psikis serta
emosional, moral dan sosial.
26. 26
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. (UU No. 20 Tahun 2003 SISIDIKNAS, pasal 1
ayat 4).
Ikatan Dokter Anak Indonesia memberikan pengertian perkembangan
adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/ fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur, yang dapat diperkirakan dan
diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002 dalam Laksono
2008). Perkembangan adalah perubahan dinamis yang terjadi pada
manusia menuju kedewasaan sejak dia lahir.
Jadi, perkembangan peserta didik adalah perubahan dinamis yang
terjadi pada peserta didik menuju kedewasaan sejak dia lahir.
Karakteristik dasar yang harus dipahami untuk melihat perkembangan
manusia, yaitu perkembangan adalah seumur hidup, bersifat
multidimensional, multidireksional, bersifat lentur (plastis), selalu melekat
dengan sejarah, bersifat multidisipliner, serta bersifat kontekstual.
Sedangkan ciri-ciri perkembangan secara umum yaitu : (1) terjadinya
perubahan dalam aspek fisik dan aspek psikis, (2) Terjadinya perubahan
dalam proporsi; aspek fisik dan aspek psikis, (3) Lenyapnya tanda-tanda
yang lain; tanda-tanda fisik dan aspek psikis, dan (4) Diperolehnya tanda-
tanda yang baru; tanda-tanda dan tanda-tanda psikis.
Selain itu ada pula prinsip-prinsip perkembangan menurut Hurlock
(1991) antara lain : (1) Adanya perubahan, (2) Perkembangan awal lebih
kritis daripada perkembangan selanjutnya, (3) Perkembangan merupakan
hasil proses kematangan dan belajar, (4) Pola perkembangan dapat
diramalkan, (5) Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat
27. 27
diramalkan (6) Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum
menuju tanggapan yang khusus, (7) Terdapat perbedaan individu dalam
perkembangan, (8) Juga faktor lingkungan yang turut memberikan
kontribusi terhadap perkembangan seorang anak, (9) Setiap tahap
perkembangan memiliki bahaya yang potensial.
Tahapan perkembangan manusia mempunyai 4 dimensi tahapan
perkembangan, yaitu perkembangan fisik, perkembangan kognitif,
perkembangan psikososial dan perkembangan psikoseksual.
28. 28
DAFTAR PUSTAKA
http://asyamforex.blogspot.co.id/2013/12/makalah-konsep-dan-tugas-
perkembangan.html. diunduh pada hari Sabtu, 22 Oktober 2016 pukul 11.45
WITA.
https://hamidummajid.wordpress.com/2011/04/18/makalah-perkembangan-
peserta-didik/. Diunduh pada hari Sabtu, 22 Okyober 2016 pukul 12.25
WITA
https://kharinblog.wordpress.com/2012/11/24/tahap-tahap-perkembangan-
psikososial-erik-erikson/. Diunduh pada hari Sabtu, 22 Oktober 2016 pukul
11.00 WITA.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Rita%20Eka%20Izzaty,
%20S.Psi.,%20M.Si./Buku%20PPD-revisi%20akhir.pdf. Diunduh pada hari
Sabtu, 22 Oktober 2016 pukul 11.30
http://utamiammi.blogspot.co.id/2011/06/human-development.html. diunduh pada
hari sabtu, 22 Oktober 2016 pukul 11.20 WITA
Laksono, Dimas Aji. (2010). Hubungan Komunikasi Ibu Dengan Perkembangan
Personal Sosial Anak Usia Prasekolah Di Tk Hajjah Sri Anah Klipang
Sendangmulyo Kec. Tembalang Kota Semarang. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Semarang.