Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Populasi sampling.pdf
1. 1
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
KONSEP POPULASI SAMPLING
DAN PEMILIHAN PARTISIPAN
A. Konsep Populasi Sampling
Gambar populasi dan sampel
Populasi dan sampel penelitian sama-sama berhubungan, karena keduanya
merupakna bagian dari sasaran penelitian. Sampel adalah bagian dari suatu populasi yang
menjadi wakil untuk berpartisipasi dalam penelitian dan menjadi gambaran populasi
tersebut secara keseluruhan. Populasi merupakan subyek penelitian secara keseluruhan,
yaitu satuan analisis yang menjadi target penelitian, baik manusia, nilai, gejala, sampai
fenomena yang merupakan sumber dari penelitian. Sebagai contoh penelitian di suatu
sekolah, maka yang menjadi populasi adalah seluruh warga sekolah meliputi kepala
sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik. Penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui kecenderungan populasi misalnya sikap peserta didik terhadap suatu
kebijakan sekolah, maka untuk mengetahui hal tesebut, diambillah sampel penelitian.
Sugiyono (2008) menjelaskan bahwa populasi penelitian adalah keseluruhan dari objek
penelitian yang akan diteliti. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristika yang
dimiliki oleh populasi tersebut.
Perbedaan antara populasi dan sampel penelitian terdapat dalam ruang lingkup atau
jangkauannya. Populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti, sedangkan sampel
merupakan sebagian dari populasi tersebut. Selatin itu, populasi dan sampel penelitian
juga berbeda dalam pengumpulan datanya. Pengumpulan data populasi adalah sensus,
tujuannya mendata seisi populasi untuk keperluan administrasi seperti data
kepesertadidikan atau daftar pemilih pada pemilihan ketua OSIS, sedangkan
pengumpulan data dengan sampel adalah survei, cukup dengan bagian dalam populasi
saja.
2. 2
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
B. Teknik Sampling
Gbr. Teknik sampling dan generalisasi
Teknik sampling merupakan teknik yang dilakukan untuk menentukan sampel.
Jadi, sebuah penelitian yang baik haruslah memperhatikan dan menggunakan sebuah
teknik dalam menetapkan sampel yang akan diambil sebagai subyek penelitian.
Menurut Dalen (1981), beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam
menentukan sampel, yaitu:
1. Menentukan populasi
2. Mencari data akurat unit populasi
3. Memilih sampel yang representatif
4. Menentukan jumlah sampel yang memadai
Pemilihan dan pengambilan sampel dalam populasi sebagai subyek penelitian dapat
menggunakan berbagai cara. Perbedaan dalam teknik pengambilan dan macam-macamnya
ini tergantung pada tujuan penelitian, yaitu tentang hasil yang ingin diperoleh. Secara
umum ada dua jenis teknik pengambilan sampel, yaitu Probability Sampling
(pengambilan sampel acak) dan Non-Probability sampling (pengambilan sampel bukan
acak).
1. Probability Sampling
Probabilitu sampling atau teknik pengambilan sampel secara acak adalah
teknik yang menyediakan ruang bagi seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel
dalam penelitian, sehingga dinamakan acak karena siapa saja anggota populasi dapat
berpartisipasi. Teknik dapat digunakan apabila populasi yang diketahui jumlahnya.
Berikut beberapa modelnya:
a. Simpel Random Sampling (Pengambilan sampel acak sederhana)
Teknik ini dalam mengambil sampel acark yaitu memilih secara random
sejumlah unit dari populasi sebagai sampel. Dalam hal ini dapat melalui cara
pengundian atau pendekatan bilangan acak. Dengan cara tersebut, model ini
terhindar dari bias atau keberpihakan. Namun, tidak menjamin hasil sampel telah
representatif mewakili populasi.
3. 3
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
b. Systematic Random Sampling (Pengambilan sampel acak sistematis)
Model ini adalah secara sistematis, yaitu melalui cara atau pola tertentu,
misalnya melalui bilangan kelipatan dari anggota populasi secara keseluruhan,
dari populasi berjumlah 100 diambil orang yang masuk urutan keliputan 10.
c. Stratified Random Sampling (Pengambilan sampel acak berstrata)
Teknik ini adalah melalui strata, yaitu membagi populasi ke dalam
kelompok tingkatan tertentu, baru ditentukan sampelnya berdasarkan kelompok
tersebut. Misalnya penelitian sesuai tingkatan pendidikan yang terbagi ke dalam
kelompok perguruan tinggi, sekolah menengah atas, sekolah menengah pertama,
sekolah dasar, dan tidak sekolah.
d. Cluster Random Sampling (Pengambilan sampel acak berdasar area)
Model terakhir ini adalah menetapkan sampel melalui pembagian wilayah
dalam area populasi, sehingga lingkup wilayah populasi yang luas dibagi-bagi
terlebih dahulu baru kemudian diambil datanya. Misal penelitian di Provinsi
Sumatera Selatan, maka bisa dibagi clusternya pada tingkat kabupaten/kota, yaitu
Kabuten Ogan KomeringUlu, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten
Ogan Komering Ulu Selatan, Kabupan Ogan Komering Ilir, Kabupaten Ogan Ilir,
Kabupaten Muaraenim, Kabupatan Lahat, dan seterusnya.
2. Non-Probability Sampling
Teknik Non-Probability Sampling merupakan kebalikan dari teknik Probability
Sampling. Teknik Non-Probability Sampling tidak memberikan ruang bagi semua
anggota populasi yang ada untuk menjadi anggota sampel. Hal ini dikarenakan
teknik ini biasanya digunakan untuk penelitian dengan populasi yang tidak diketahui
atau belum ditetapkan jumlah anggotanya. Berikut beberapa macam modelnya:
a. Snowball Sampling
Metode ini sesuai dengan namanya yaitu metode bola salju, yakni
pengambilan sampel yang berkoresponden, di mana peneliti meminta informasi
kepada sampel pertama terkait siapa yang dapat menjadi sampel berikutnya dan
begitu seterusnya. Cara ini biasanya digunakan ketika populasi tidak diketahui,
atau bersifat sensitif, misal untuk meneliti penderita penyakit menular.
b. Accidental Sampling
Accidental sampling atau tidak disengaja, artinya sampel diambil dari
orang yang kebetulan ditemukan oleh peneliti. Cara ini biasanya digunakan
dalam suatu fenomena di mana populasinya tidak pasti, misalnya pengunjung
4. 4
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
tempat wisata. Peneliti menentukan sampel sesuai yang ditemuinya, tanpa
mempertimbangkan faktor lainnya.
c. Purposive Sampling
Teknik purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel di
mana peneliti sendiri yang menentukan sampel, sesuai ketetapan tertentu. Cara
ini biasanya memiliki sampel dengan kualitas tinggi, karena ada kriteria atau
ketentuan tertentu siapa saja sampelnya, seperti jenjang pendidikan, jenis
pekerjaan, dan lain-lain.
d. Quota Sampling
Quota sampling merupakan teknik pengambilan sampling non-
probability sampling yang penetapan sampelnya sesuai jatah tertentu, yaitu
terlebih dahulu dibatasi berapa jumlah sampel yang akan diambil, lalu berhenti
ketika jumlah tersebut telah terpenuhi.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasinya relatif kecil, kurang dari 30 orang. Sampling jenuh disebuth juga
dengan istilah sensus, di mana semua anggota populasi dijadikan sampel.
C. Ukuran Sampel
Ukuran sampel adalah jumlah subyek yang diperlukan dalam sebuah penelitian,
merupakan aspek penting dari sebuah penelitian, karena menentukan presisi (ketelitian)
dan estimasi (taksiran) tentang parameter populasi yang diteliti, dan reliabilitas
(konsistensi) kesimpulan tentang hipotesis yang diuji.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa ukuran sampel yang sesuai/ideal adalah
10% dari populasi. Jika anggota populasi 1000 orang maka sampel yang terdiri dari 100
orang dianggap sudah memadai.
Untuk menghitung jumlah sampel yang dibutuhkan harus menentukan beberapa
angka dan memasukkan ke dalam rumus yang sesuai. Berikut tahapan dalam menentukan
ukuran sampel.
1. Tahap pertama adalah menentukan angka-angka kunci.
a. Menetapkan jumlah populasi
Jumlah populasi adalah total jumlah orang yang memenuhi kriteria
demografi yang digunakan. Untuk penelitian besar dapat menggunakan perkiraan
untuk menggantikan angka tepatnya.
5. 5
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Ketepatan memiliki efek yang lebih signifikasi ketika fokus penelitian lebih
kecil. Contoh, jika ingin melakukan survei terhadap siswa di kelas kecil, maka
jumlah populasi harus akurat jika jumlahnya di bawah atau sekitar 12-an orang.
Survei besar memungkinkan kelonggaran jumlah populasi. Contoh, jika
kriteria demografi penelitian adalah semua orang yang tinggal di Pulau Sumatera,
dapat digunakan perkiraan jumlah populasi 60 juta jiwa walaupun mungkin angka
sebenarnya lebih tinggi atau lebih rendah beberapa ratus ribu.
b. Menentukan margin kesalahan
Margin kesalahan atau interval kepercayaan adalah besar kesalahan hasil
yang bersedia diterima oleh peneliti. Margin kesalahan adalah persentase yang
menunjukkan presisi hasil yang didapat dari sampel jika dibandingkan dengan
hasil nyata dari keseluruhan populasi penelitian. Semakin kecil margin kesalahan,
makin akurat jawaban, tetapi sampel yang dibutuhkan akan semakin besar.
Saat hasil survei ditampilkan, margin kesalahan biasanya diwakili
persentase plus atau minur. Misal, 26 % warga menyetujui pilihan B, dengan
margin +/-5%. Contoh ini menunjukkan bahwa jika seluruh populasi diberi
pertanyaan yang sama, peneliti percaya bahwa antara 21% (26-5) dan 31% (25+5)
akan menyetujui pilihan B tersebut.
c. Menentukan tingkat kepercayaan
Konsep tingkat kepercayaan sangat berhubungan dengan interval
kepercayaan (margin kesalahan). Angka ini menunjukkan besarnya keyakinan
peneliti tentang seberapa baik sampel mewakili populasi di dalam margin
kesalahan.
Jika peneliti memilih tingkat kepercayaan 95%, berarti peneliti 95% yakin
bahwa hasil yang didapatkan akurat berada di bawah margin kesalahan. Tingkat
kepercayaan yang lebih tinggi menghasilkan akurasi yang lebih tinggi, tetapi
peneliti membutuhkan jumlah sampel yang lebih besar. Tingkat kepercayaan yang
biasanya digunakan di bidang pendidikan adalah 90%, 95%, dan 99%. Misal,
peneliti menggunakan tingkat kepercayaan 95% untuk contoh yang disebutkan di
langkah margin kesalahan, artinya peneliti 95% yakin bahwa 21% sampai 31%
populasi akan menyetujui pilihan B.
d. Menentukan simpangan baku
Simpangan baku atau standar deviasi mengindikasikan seberapa banyak
variasi yang diperkirakan di antara jawaban responden. Jawaban yang ekstrim
biasanya lebih akurat daripada jawaban yang moderat. Jika 99% menjawab Ya dan
6. 6
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
hanya 1% yang menjawab Tidak, sampel kemungkinan mewakili populasi secara
akurat. Di lain sisi, jika 45% sampel menjawab Ya dan 55% sampel menjawab
Tidak, kemungkinan ada error yang lebih besar.
Nilai simpangan baku sulit ditentuk saat survei, mayoritas peneliti
menggunakan angka 0,5 (50%). Ini adalah skenario persentase terburuk. Angka ini
memastikan ukuran sampel cukup besar untuk mewakili populasi secara akurat
dalam batas interval kepercayaan dan tingkat kepercayaan.
e. Menghitung z-score atau skor z
Z-score adalah nilai konstan yang secara otomatis ditentukan berdasarkan
tingkat kepercayaan. Angka ini merupakan skor normal standar, atau angka standar
deviasi (jarak standar) antara jawaban responden dan rata-rata populasi.
Z-score dapat dihitung secara manual, menggunakan kalkulator atau
mencarinya menggunakan tabel skor z. Karena ada beberapa tingkat kepercayaan
yang umum dipakai, sebagian besar peneliti hanya mengingat skor z untuk tingkat-
tingkat kepercayaan yang sering digunakan, yaitu skor z tingkat kepercayaan 80%
adalah 1,28, skor z tingkat kepercayaan 85% adalah 1,44, skor z tingkat
kepercayaan 90% adalah 1,65, skor z tingkat kepercayaan 95% adalah 1,96, dan
skor z tingkat kepercayaan 99% adalah 2,58,
2. Tahap kedua adalah menggunakan formula standar
Keterangan:
N = Population size
Z = Z-score
E = Margin of error
P = Standard of deviation
a. Melihat persamaan
Jika telah memiliki populasi dengan ukuran kecil sampai menengah dan
seluruh angka kunci telah diketahui dapat digunakan formula standar tersebut.
b. Memasukkan angka-angka kunci
Notasi variabel di formula diganti dengan angka survei spesifik yang
dilakukan. Contoh: Tentukan jumlah sampel ideal untup populasi dengan jumlah
7. 7
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
anggota 425 orang dengan menggunakan tingkat kepercayaan 99%, simpangan aku
50%, dan margin kesalahan 5%.
Skor z untuk tingkat kepercayaan 99% adalah 2,58. Jadi, N=425; z=2,58; e=0,05;
dan p=0,5
c. Menentukan jumlah sampel
Setelah angka-angka tersebut dimasukkan dalam formula, kemudian hitung
hasilnya. Hasil dari perhitungan tersebut adalah jumlah sampel yang dibutuhkan.
Hasil sebesar 259,39 adalah hasil akhir, jadi jumlah sampel yang dibutuhkan
adalah 259 orang.
3. Tahap ketiga adalah rumus untuk populasi yang tidak diketahui atau sangat besar
Keterangan:
z = Z-score
e = Margin on error
p = Standard of deviation
Contoh: Tentukan jumlah sampel untuk populasi yang tidak diketahui jumlah
dengan tingkat kepercayaan 90%, simpangan baku 50%, dan margin kesalahan 3%. Z
skor untuk tingkat kepercayaan 90% adalah 1,65. Berarti z= 1,65; e=0,03; dan p=0,5.
8. 8
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Hasil akhir adalah 756,22. Berarti jumlah sampel dalam penelitian adalah 756 orang.
4. Tahap keempat adalah menggunakan rumus Slovin
Keterangan:
N = Population size
e = Margin of error
Rumus ini adalah persamaan umum yang dapat dipergunakan untuk
memperkirakan populasi ketika karakter populasi tersebut tidak diketahui. Yang harus
diperhatikan adalah bahwa rumus ini digunakan hanya jika tidak dapat mengetahui
simpangan baku dan tingkat kepercayaan sehingga tidak mampu pula menentukan
skor z.
Contoh: Hitung sampel untuk populasi berjumlah 240 dengan margin
kesalahan sebesar 4%. Berarti N=240 dan e=0,04.
Hasil akhir adalah 173,41 berarti jumlah sampel yang diperlukan adalah 173 orang.
D. Pengambilan Anggota Sampel
Tujuan dan harapan dari pengambilan sampel adalah untuk membantu peneliti
dalam mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijumpai di lapangan seperti:
9. 9
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
1. Apabila populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga tidak
memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan pengambilan data pada seluruh
populasi.
2. Terkendala dalam hal keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya.
3. Keberadaan asumsi bahwa keseluruhan dalam populasi bersifat seragam sehingga
bisa diwakili oleh beberapa sampel yang akan diambil.
Tahapan umum yang dilakukan dalam teknik pengambilan sampel sebagai berikut:
1. Mendefinisikan populasi yang akan diamati.
2. Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang dapat terjadi.
3. Menentuk teknik atau metode sampling yang tepat.
4. Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data).
5. Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling.
Pada teknik Simple Random Samping biasanya ada dua metode dalam pengambilan
anggota sampel, yaitu metode lotere (undian) dan metode bilangan acak. Dalam Simple
Random Sampling semua anggota populasi memiliki kesempatan sama untuk menjadi
anggota sampel. Contohnya: Sebuah populasi beranggotakan 4 orang, yaitu A, B, C, dan
D. Selanjutnya akan dipilih dua orang sebagai sampel, maka kemungkinan kominasi dua
sampel tersebut adalah:
a. Kemungkinan ke-1: A dan B
b. Kemungkinan ke-2: A dan C
c. Kemungkinan ke-3: A dan D
d. Kemungkinan ke-4: B dan C
e. Kemungkinan ke-5: B dan D
f. Kemungkinan ke-6: C dan D
Metode pengambilan anggota sampel yang pertama adalah metode lotere atau
undian, yaitu bahwa dengan metode lotere setiap anggota populasi diberi nomor
kemudian setelah itu nomor dipilih secara acak. Pemilihan acak ini bisa menggunakan
cara seperti undian atau arisan. Nomor yang terpilih secara acak tersebut mewakili
anggota populasi yang terpilih. Misal Anggota populasi bernama E diberi nomor 05,
kemudian saat undian keluarlah nomor 05, maka anggota populasi bernama E tersebut
terpilih menjadi sampel, begitu seterusnya dilakukan undian sampai kuota sampling
terpenuhi. Jika jumlah sampel yang ditetapkan besar, maka dengan metode undian seperti
arisan akan membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu untuk mempermudah dapat
dilakukan undian menggunakan aplikasi atau sistem komputer.
10. 10
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Metode pengambilan sampel yang kedua adalah metode bilangan acak, yaitu
peneliti dapat menggunakan alat bantu yaitu tabel bilangan acak. Dengan tabel bilangan
acak itulah didapatkan sampel secara acak atau random.
Cara menggunakan tabel bilangan acak:
1. Diasumsikan bahwa populasi yang dimiliki adalah sebanyak 185 siswa dan setiap
siswa diberi nomor 1 sampai 185. Misalkan akan diambil 5 siswa sebagai sampel.
2. Karena populasi yang dimiliki 185 dan 185 adalah angka tiga digit, perlu
menggunakan tiga digit pertama dari angka yang tertera di tabel.
3. Kemudian tutup mata dan secara acak menunjuk ke suatu titik di tabel, misal
tertunjuk 20631 di kolom pertama.
4. Ini diartikan angka 20631 sebagai 206 (tiga digit pertama). Karena tidak ada anggota
populasi dengan nomor 206 (nomor anggota populasi adalah 1 sampai 185), maka
turun ke nomor berikutnya yaitu 899 (89990). Sekali lagi anggota populasi tidak ada
yang bernomor 899, jadi dilanjutkan ke bagian atas kolom berikutnya. Ditemukanlah
bahwa angka pertama yang cocok dengan populasi adalah 100 (10005 pada tabel).
Siswa dengan nomor 100 akan menjadi sampel, dilanjutkan dan diperoleh empat
lainnya sebagai sampel adalah 049 (04952), 082 (08216), 153 (15370), dan 164
(16447).
5. Teknik yang berbeda dengan tabel seperti ini dapat juga digunakan oleh peneliti.
6. Tabel random acak dapat dibuat dengan bantuan Microsoft Excel yang memiliki
fungsi untuk menghasilkan angka acak. Caranya ketikkan fungsi =RAND() ke dalam
sel dan akan menghasilkan nomor acak di sel tersebut. Salin rumus tersebut ke
seluruh sel yang dipilih dan hal tersebut akan menghasilkan angka acak.
E. Pemilihan Partisipan
Setiap penelitian selalu melibatkan subyek penelitian, responden, informan, dan
partisipan. Informan penelitian merupakan istilah yang dibagi dengan partisipan penelitian
dan informan kunci. Partisipan merupakan istilah yang menunjukkan peran paling aktif di
mana orang-orang dianggap sebagai kontributor dalam kegiatan penelitian yang akan atau
11. 11
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
telah dilakukan, sedangkan informan kunci berhubungan dengan orang yang memiliki
pengetahuan khusus terkait dengan data penelitian.
Partisipan merupakan seseorang atau beberapa orang yang dianggap mempunyai
pemahaman paling mendalam mengenai obyek yang sedang diteliti. Menurut Moloeng
(2014) bahwa partisipan adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk memberikan
informasi terkait dengan topik penelitian yang ditentukan oleh peneliti. Sumarto (2003)
mendefinisikan partisipan penelitian adalah keterkaitan seseorang dalam pengambilan
bagian atau keterlibatan untuk membantu jalannya riset dengan memberikan dukungan
berupa informasi penelitian dan berbagai jenis data penelitian.
Partisipan penelitian adalah semua orang atau manusia yang berpartisipasi atau ikut
serta dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga partisipan merupakan bagian subyek yang
dilibatkan dalam kegiatan mental dan emosi secara fisik sebagai informan untuk
memberikan respon terhadap kegiatan yang dilakukan dan mendukung pencapaian tujuan
kegiatan serta bertanggung jawab atas keterlibatannya.
Kriteria informan dalam penelitian antara lain sehat jasmani dan rohani, memiliki
pengetahuan terkait obyek pertanyaan, merasakan pengalaman secara langsung di tempat
penelitian, mau dan bersedia menjadi informan penelitian. Penentuan partisipan dalam
penelitian kualitatif tidak didasarkan pada jumlah, tetapi berdasarkan pada kecukupan dan
keseuaian sampai mencapai saturasi data atau titik dimana tidak ada lagi informasi baru
yang dapat diperoleh.
Terdapat kesan hierarki dalam pembagian istilah untuk subyek penelitian,
responden, informan, dan partisipan. Tetapi bahwa apapun yang dikontribusikan oleh
partisipan, penelitilah orang yang menafsirkan informasi yang dihasilkan, bahkan jikalau
ada pemikiran yang bersifat parsial ataupun lengkap ditawarkan kembali kepada
partisipan sebagai umpan balik, penulis akhir dari suatu artikel atau laporan penelitian
adalah peneliti. Oleh karena itu Furedy (2007) membedakan antara partisipan dan subyek
penelitian dengan menyatakan bahwa partisipan memberikan kontribusi epistemologis
untuk penelitian, partisipan adalah kontributor utama dalam generalisasi pengetahuan,
sedangkan subyek penelitian di sisi lain terlepas itu hewan atau manusia tidak
memberikan kontribusi epistemologis.
Dalam penelitian kualitatif partisipan merupakan orang-orang yang berpartisipasi
dan menjawab pertanyaan, misalnya melalui wawancara dan diskusi kelompok terfokus.
Oleh karena itu, penelitian kualitatif bersifat lebih mendalam dibandingkan kuantitatif.
Partisipan dalam studi kualitatif berkontribusi lebih aktif daripada responden untuk survei
12. 12
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
atau subyek dalam penelitian eksperimen. Partisipan memberikan jawaban yang lebih
rinci daripada jawaban responden dalam survei.
F. Informan Kunci
Penentuan informan dalam penelitian kualitatif menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu cara penentuan informan yang ditetapkan secara sengaja atas dasar kriteria
atau pertimbangan tertentu.
Informan kunci adalah orang yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi
pokok yang diperlukan dalam penelitian. Pihak-pihak yang dijadikan sebagai informan
kunci adalah orang yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan
adalah orang yang menjadi sumber data dalam penelitian atau narasumber, sedangkan
informan kunci merupakan seseorang yang paling bisa menguatkan sumber data dalam
penelitian.
Informan kunci yang merupakan orang yang sangat memahami dan dapat
memberikan penjelasan berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian dan tidak dibatasi
dengan wilayah tempat tinggal, seperti akademisi, budayawan, tokoh agama, tokoh
masyarakat, dan lain-lain.
Dalam penelitian kualitatif tidak diperlukan menentukan jumlah sampel minimal
seperti pada penelitian kuantitatif. Menurut Martha & Kresno (2016) bahwa penelitian
kualitatif tidak mengenal jumlah sampel minimal dan informan diambil dalam jumlah
kecil, bahkan pada kasus tertentu dapat menggunakan satu informan saja.
Untuk memperoleh data yang tepat dan akurat, peneliti harus menentukan
penjabaran informan, yaitu informan primer, informan kunci, dan informan tambahan.
Informan utama adalah individu atau kelompok yang dijadikan sumber data primer terkait
penelitian. Informan utama dalam penelitian kualitatif mirip dengan aktor utama pada
sebuah cerita. Informan utama adalah orang yang mengetahuai secara teknis dan
kejelasan wacana duduk perkara penelitian. Informan kunci merupakan orang yang
memiliki informasi secara menyeluruh tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti.
Informan tambahan adalah individu atau kelompok yang dijadikan isu sekunder dalam
menyampaikan gambaran pendukung asal data primer terkait permasalahan penelitian.
Informan tambahan artinya orang yang dapat memberikan informasi tambahan untuk
menjadi pelengkap dalam analisis dan pembahasan pada penelitian kualitatif. Informasi
yang disampaikan oleh informan tambahan terkadang tidak disampaikan oleh informan
kunci.
13. 13
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.
Dalen. 1981. Penjelasan Teknik Sampling Dalam Penelitian.
J.Moleong, Lexy. 2014. Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Sumarto dan Hetifa Sj. 2003. Inovasi, Partisipasi dan Good governance. Bandung: Yayasan.
Obor Indonesia
Furedy, John. 2007. Subjects vs. Participants.
Martha, Kresno, E.. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Bidang Kesehatan. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.