Dokumen tersebut membahas berbagai jenis penelitian yang meliputi penelitian survei, eksperimen, kausal komparatif, korelasional, studi kasus, grounded theory, fenomenologi, dan etnografi. Setiap jenis penelitian dijelaskan ciri-cirinya dan tahapannya.
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
JENIS-JENIS PENELITIAN
1. 1
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
JENIS-JENIS PENELITIAN
A. Penelitian Survei
Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta
dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik
tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok maupun suatu daerah.
Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi dan perbandingan terhadap hal-hal yang telah
dilakukan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat
digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang.
Pada penelitiaan survei tidak dilakukan perubahan atau tidak ada perlakukan khusus
terhadap variabel-variabel yang diteliti (Hasan, 2009).
Langkah-langkah penelitian survei menurut Maidiana (2021) meliputi:
1. Menentukan permasalahan,
2. Menyusun hipotesis,
3. Menentukan tujuan penelitian,
4. Menentukan tipe survei yang sesuai,
5. Mementukan desain sampel,
6. Menentukan besarnya sampel,
7. Membuat pertanyaan dan memilih alat tes yang akan digunakan,
8. Menentukan bentuk pengumpulan data sesuai definisi konseptual penelitian,
9. Memproses data,
10. Melakukan analisis data,
11. Membahas analisis data, dan
12. Menyusun laporan.
Penelitian survei memiliki ciri-ciri yaitu menggunakan sampel yang mewakili
populasi dengan menggunakan sistem sampel acak informasi atau hasil penelitian
dikumpulkan langsung dari responden. Sampel harus representatif artinya mampu
menggambarkan populasi secara keseluruhan.
B. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
manipulasi atau perlakuan khusus terhadap obyek penelitian serta dilakukan kontrol
terhadap variabel tertentu. Tujuan dari penelitian ini untuk menyelidiki hubungan sebab-
akibat serta besar hubungan tersebut dengan cara memberikan perlakuan tertentu pada
2. 2
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. Penelitian
eksperimen dapat mengubah teori-teori yang telah usang (Hasan, 2009).
Tahapan dalam penelitian eksperimen menurut Seniati, dkk (2015) meliputi:
1. Memilih ide/topik penelitian,
2. Merumuskan masalah dan hipotesis penelitian,
3. Menentukan variabel penelitian,
4. Menentukan tipe dan sesain penelitian,
5. Merencanakan dan melaksanakan penelitian,
6. Menganalisis dan menguji hipotesis penelitian, dan
7. Membuat kesimpulan mengenai hubungan kausalitas antara dua atau lebih variabel.
C. Penelitian Non Eksperimen Desain Kausal Komparatif
Penelitian komparatif adalah penelitian yang dilakukan untuk membandingkan nilai
satu variabel dengan variabel lainnya dalam waktu yang berbeda. Penelitian ini
menggunakan lebih dari satu sampel (Hasan, 2009).
D. Penelitian Non Eksperimen Desain Korelasional
Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan untuk menggabungkan
antara dua variabel atau lebih. Melalui penelitian ini akan dibangun suatu teori yang
dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu fenomena
(Hasan, 2009).
E. Penelitian Studi Kasus
Studi kasus adalah penelitian mengenai status subyek penelitian yang berkenaan
dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subyek penelitian
dapat berupa individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Penelitian ini untuk
mempelajari secara intensif latar belakang dan interaksi lingkungan dari unit-unit sosial
yang menjadi subyek. Tujuan penelitian adalah untuk memberikan gambaran secara
mendetail tentang latar belakang, sifat, dan karakter yang khas dari kasus, ataupun status
individu yang kemudian hasilnya dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Hasil dari
penelitian ini merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari
individu, kelompok, lembaga, dan sebagainya (Hasan, 2009).
3. 3
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
F. Penelitian Grounded Theory
Grounded theory merupakan salah satu jenis penelitian dalam penelitian kualitatif.
Grounded theory merupakan metode riset kualitatif yang menggunakan suatu set
prosedur yang sistematik untuk mengembangan suatu teori secara induktif tentang suatu
fenomena. Grounded theory dimulai dari suatu pernyataan yang masih kabur dan
akhirnya menghasilkan teori yang dikumpulkan dari berbagai data.
Grounded theory digunakan untuk menghasilkan pengembangan teori baik dengan
pendekatan induktif maupun deduktif. Tujuan penelitian adalah menghasilkan hipotesis
berdasarkan ide konseptual untuk menilai efek dari perilaku sosial.
Data dalam Grounded Theory dilakukan dengan menggunakan wawancara yang
pertanyaannya tidak terstruktur, yaitu melalui interview yang dikenal dengan istilah
unstructure interview. Interaksi antara pewancara dan responden dalam wawancara tidak
terstruktur, pewawancara hanya menyiapkan rencana pertanyaan atau konteks/topik yang
akan ditanyakan. Pertanyaan hanya pertanyaan yang bersifat umum dan bukan
merupakan sekumpulan pertanyaan spesifik yang ditanyakan dengan perkataan dan
dengan urutan tertentu.
Tahapan dalam penelitian Grounded Theory menurut Glaser (1992), antara lain:
1. Tahap pengkodean (openg codin) guntuk mengidentifikasi kata kunci dari semua data
yang dikumpulkan.
2. Tahap pembentukan konsep (axial coding) untuk mengumpulkan kode-kode yang
sama isinya yang memungkinkan data dikelompokkan menjadi kategori yang saling
berhubungan dan terbentuk konsep-konsep.
3. Tahap kategorisasi (selective coding) untuk mengelompokkan konsep yang dibentuk
kemudian dipilih yang ada hubungannya dengan pembentukan teori untuk riset.
4. Tahap pembentukan teori (theoretical note) untuk menjelaskan subyek yang diteliti
dan diperkuat dengan teori-teori yang sudah ada dan studi literatur.
Prosedur penelitian kualitatif dengan menggunakan grounded theory menurut
Nyoman Budiasih (2014) terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap perumusan masalah,
2. Tahap penggunaan kajian teoritis (bila perlu),
3. Tahap pengumpulan data dan penyampelan,
4. Tahap analisis data, dan
5. Tahap penyimpulan atau penulisan laporan.
4. 4
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
G. Penelitian Fenomenologi
Fenomenologi diartikan sebagai upaya menilai bagaimana seseorang menceritakan
pengalamannya. Moleong (2007) mengartikan fenomenologi sebagai pandangan berpikir
yang menegaskan pada fokus pengalaman-pengalaman dan cerita subyektif manusia dan
interpretasi atas pelaksanaannya. Fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan
kaitannya dengan orang-orang yang berada dalam situasi tertentu. Fenomenologi
menekankan pada pengalaman subyektif atau pengalaman fenomenologikal.
Fenomenologi berusaha mengungkapkan, mempelajari, dan memahami suatu
fenomena yang sesuai dengan konteksnya yang khas dan unik yang dialami oleh individu
hingga tatanan keyakinan individu yang bersangkutan. Dalam memahami dan
mempelajari harus didasari oleh sudut pandang, paradigma, dan keyakinan langsung dari
individu yang bersangkutan sebagai subyek yang mengalami fenomena tersebut secara
langsung (first hand ecperience). Menurut Herdiansyah (2012) bahwa penelitian
fenomenologi berusaha untuk mengungkapkan dan menjabarkan makna secara psikologis
dari suatu pengalaman hidup individu terhadap suatu fenomena melalui penelitian yang
mendalam dengan wawancara dan observasi dalam hal pengalaman kehidupan sehari-hari
subyek yang diteliti.
Penelitian fenomenologi dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
fenomenologi merupakan penelitian kualitatif yang melihat dan mendengar lebih dekat
dan terperinci penjelasan dan pemahaman individu tentang pengalaman-pengalamannya,
termasuk pengalaman ketika berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya.
Penelitian fenomenologi lebih mengutamakan pada mencari, mempelajari, dan
menyampaikan arti fenomena, peristiwa yang terjadi dan hubungannya dengan orang-
orang biasa dalam situasi tertentu.
Tahapan penelitian fenomenologi menggunakan proses penelitian kualitatif yang
menurut Sugiyono (2013) terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahapan orientasi atau
deskripsi, tahapan reduksi (fokus), dan tahapan seleksi. Penelitian kualitatif dapat
digambarkan sebagai orang yang akan melihat suatu pertunjukan yang belum mengetahui
apa-apa tentang pertunjukan. Kemdian, setelah melihat, mengamati, dan menganalisis
dengan seksama orang tersebut akan mengetahui dan paham. Berikut adalah bagan
tahapan penelitian fenomenologi.
5. 5
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Gambar 5.1 Bagan tahapan penelitian fenomenologi
H. Penelitian Etnografi
Etnografi mengungkapkan suatu pertanyaan mengapa seseorang berpikir apa yang
dilakukan dan mengapa dilakukan. Penelitian etnografi merupakan penelitian terperinci
yang dapat menggambarkan suatu kegiatan, kejadian yang biasa terjadi sehari-hari pada
suatu komunitas tertentu. Ini merupakan dasar kekuatan penelitian etnografi yang
memberikan gambaran utuh tentang apa yang terjadi di lapangan. Etnografi merupakan
suatu bentuk penelitian yang berfokus pada makna sosiologi melalui observasi lapangan
tertutup dari fenomena sosiokultural. Penelitian etnografi memfokuskan pada suatu
masyarakat. Etnografi menurut Creswell (2012) adalah prosedur penelitian kualitatif
untuk menggambarkan, menganalisa, dan menafsirkan unsur-unsur dari sebuah kelompok
budaya seperti perilaku, kepercayaan, dan bahasa yang berkembang dari waktu ke waktu.
Berbeda halnya dengan penelitian kuantitatif yang menangkap kebenaran hakikat
perilaku sosial di masyarakat dengan sandaran studi latar artifisial ata pada apa yang
dikatakan orang bukan melihat dan terjun langsung mempelajari apa yang dilakukan oleh
obyek penelitian tersebut.
Jenis penelitian etnografi menurut Creswell ada tiga, yaitu etnografi realis, studi
kasus, dan etnografi kritis. Namun, dari ketiga jenis tersebut yang paling populer adalah
etnografi realis dan etnografi kritis.
1. Etnografi realis
Etnografi realis mengemukakan suatu kondisi obyektif suatu kelompok dan
laporannya ditulis dalam betuk sudut pandang sebagai orang ketiga. Etnografi realis
6. 6
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
menggambarkan fakta detail dan melaporkan apa yang diamati dan didengar dari
partisipan kelompok dengan mempertahankan obyektivitas peneliti.
2. Etnografi kritis
Penelitian etnografi kritis mencoba merespon isu-isu sosial yang sedang
berlangsung, seperti masalah emansipasi, kekuasaan, status quo, ketidaksamaan hak,
pemerataan, dan sebagainya.
Gay, Mills dan Aurasian juga mengungkapkan jenis-jenis etnografi, yaitu:
1. Etnografi konvensional, laporan mengenai pengalaman pekerjaan lapangan yang
dilakukan etnografer.
2. Autoetnografi, refleksi dari seseorang mengenai konteks budayanya sendiri.
3. Mikroetnografi, studi yang memfokuskan pada aspek khusus dari latar dan kelompok
budaya.
4. Etnografi feminis, studi mengenai perempuan dalam praktik budaya yang merasakan
pengekangan akan hak-haknya.
5. Etnografi postmodern, suatu etnografi yang ditulis untuk menyatakan keprihatinan
mengenai masalah-masalah sosial terutama mengenai kelompok marginal.
6. Studi kasus etnografi, analisis kasus dari seseorang, kejadian, kegiatan dalam
perspektif budaya.
Prinsip metodologis yang digunakan dalam penelitian etnografi menurut
Hammersley dalam Genzuk (2011) di antaranya:
1. Naturalisme, penelitian etnografi yang dilakukan bertujuan untuk menangkap suatu
karakter yang muncul secara alami dan didapatkan melalui kontak langsung, bukan
melalui interfensi atau rekayasa eksperimen.
2. Pemahaman, landasan utamany adalah tindakan manusia berbeda dari perilaku onyek
fisik. Tindakan tersebut tidak hanya tanggapan stimulus namun juga interpretasi
terhadap suatu stimulus. Oleh karena itu meneliti latar budaya yang lebih dikenal
lebih baik dari pada meneliti yang masih asing agar terhindar dari resiko
kesalahpahaman budaya.
3. Penemuan, penelitian etnografi merupakan penelitian yang didasari oleh penemuan
sang peneliti. Ini merupakan bentuk otentik sebuah penelitian dimana suatu fenomena
dikaji tidak hanya berdasar pada serangkaian hipotesis yang mungkin bisa saja terjadi
kegagalan namun menjadi nyata setelah dibutakan oleh asumsi yang dibangun ke
dalam hipotesis tersebut.
Karakter penelitian etnografi menurut Crewell di antaranya:
7. 7
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
1. Culture theme, merupakan suatu budaya yang terimplementasikan atau tergambarkan
pada suatu grup atau komunitas tertentu.
2. A culture-sharing group, merupakan penelitian yang dapat dilaksanakan pada dua
orang atau lebih yang memiliki kesamaan sikap, perilaku, dan bahasa.
3. Fieldwork, dalam penelitian etnografi, fieldwork bermakna tempat dimana peneliti
dapat menggabungkan data pada seting tempat dan lokasi yang dapat dipelajari.
4. Description in etnography, merupakan gambaran terperinci dari obyek yang
dilakukan penelitian.
5. A context, merupakan seting tempat, situasi atau lingkungan yang melingkupi
kelompok budaya yang dipelajari.
6. Research reflexivity, mengacu pada sebuah kondisi dimana seorang peneliti dalam
kondisi yang sadar dan terbuka atas perannya sebagai peneliti yang dengannya dapat
timbul rasa saling mempercayai antara peneliti dan obyek yang ditelitinya.
Prosedur peneliti etnografi secara umum menurut Creswell sebagai berikut:
1. Menentukan masalah penelitian yang paling cocok didekati dengan studi etnografi.
Etnografi menggambarkan suatu kelompok budaya dengan mengeksplorasi
kepercayaan, bahasa, dan perilaku (etnografi realis), atau juga mengkritisi isu-isu
mengenai kekuasaan, perlawanan, dan dominansi (etnografi kritis).
2. Mengidentifikasi dana menentukan lokasi dari kelompok budaya yang akan diteliti.
Kelompok sebaiknya gabungan orang-orang yang telah bersama dalam waktu yang
panjang karena akan diteliti pola perilaku, pikiran, dan kepercayaan yang dianut
secara bersama.
3. Memilih tema kultural atau isu yang akan dipelajari dari suatu kelompok.
4. Menentukan tipe etnografi yang cocok digunakan untuk mempelajari konsep budaya
tersebut, antara etnografi kritis atau etnografi realis.
5. Mengumpulkan informasi dari lapangan mengenai kehidupan kelompok tersebut.
Data yang dikumpulkan bisa berupa pengamatan, pengukuran, survei, wawancara,
analisa konten, audiovisual, pemetaan, dan penelitian jaringan. Setelah data
terkumpul kemudian data tersebut dipilah-pilah dan dianalisa.
6. Terakhir adalah menuliskan tentang gambaran atau potret menyeluruh dari kelompok
budaya tersebut baik dari sudut pandang partisipan maupun dari sudut pandang
peneliti sendiri.
Siklus penelitian etnografi meliputi:
8. 8
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
1. Pemilihan suatu proyek etnografi
Siklus dimulai dengan pemilihan suatu proyek etnografi kemudian peneliti
etnografi mempertimbangkan ruang lingkup dari penyelidikannya.
2. Pengajuan pertanyaan etnografi
Dalam sebuah etnografi seseorang dapat mengajukan sub-sub pertanyaan yang
berhubungan dengan deskripsi tentang konteks, analisis tentang tema-tema utama,
dan interpretasi perilaku kultural.
3. Pengumpulan data etnografi
Cara pengumpulan data adalah dengan cara observasi partisipan, peneliti akan
mengamati aktivitas orang, karakteristik fisik, situasi sosial, dan yang akan menjadi
bagian dari tempat kejadian selama pelaksanaan pekerjaan lapangan.
4. Pembuatan rekaman etnografi
Tahap ini mencakup pengambilan catatan lapangan, pengambilan foto,
pembuatan peta, dan penggunaan cara-cara lain untuk merekam observasi peneliti.
5. Menganalisis data etnografi
Ada empat jenis analisis dalam etnografi, yaitu:
a. Analisis domain, yaitu memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari obyek
penelitian atau situasi sosial.
b. Analisis taksonomi, yaiatu menjabarkan domain-domain yang dipilih menjadi
lebih rinci untuk mengetahui struktur internalnya.
c. Analisis komponensial, yaitu mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal
dengan cara mengontraskan antar elemen.
d. Analisis tema budaya, yaitu mencari hubungan di antara domain dan hubungan
dengan keseluruhan, yang selanjutnya dinyatakan ke dalam tema-tema dengan
fokus dan sub fokus penelitian.
I. Penelitian Mixed Methods
Metode riset campuran (mixed methods) merupakan upaya terencana, sistematis,
terstruktur, dan terukur untuk memanfaatkan secara bersama-sama dua metode penelitian,
yaitu kuantitatif dan kualitatif, sehingga dapat menekankan kelebihan dan meminimalisir
kekurangan masing-masing metode tersebut.
Mixed metdhod research merupakan metode penelitian yang diaplikasikan bila
peneliti memiliki pertanyaan yang perl diuji dari segi outcomes dan prosesnya serta
menyangkut kombinasi antara metode kuantitatif dan metode kualitatif dalam satu
penelitian. Pendekatan ini dilakukan secara gabungan dengan tujuan untuk memberikan
9. 9
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan dan pertanyaan penelitian daripada
jika dilakukan secara terpisah atau sendiri-sendiri.
Selanjutnya Sugiyono (2014) menyatakan bahwa metode penelitian kombinasi
(mixed methods) merupakan suatu metode penelitian yang menggabungkan atau
mengkombinasikan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan
secara bersama-sama dalam suatu penelitian, sehingga data yang diperoleh lebih
komprehensif, valid, reliabel, dan obyektif. Creswell dalam Sugiyono (2011) menyatakan
bahwa metode penelitian kombinasi atau campuran akan sangat berguna apabila metode
kuantitatif dan metode kualitatif secara terpisah atau sendiri-sendiri tidak cukup akurat
untuk digunakan dalam memahami permasalahan penelitian, atau dengan cara
menggunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif secara kombinasi akan dapat
diperoleh pemahaman yang lebih baik.
Menurut Creswell dalam Sugiyono (2011) terdapat enam desain penelitian mixed
method yang digunakan, yaitu the convergent parallel designs, the explanatory sequential
design, the exploratory sequential design, the embedded design, the transformative
design, dan the multiphase design.
The convergent parallel designs merupakan cara pengumpulan data kuantitatif dan
kualitatif kemudian menggunakannya secara bersama-sama untuk digunakan dalam
memahami permasalahan dalam penelitian. The explanatory sequential design
merupakan pengumpulan data yang diawali dengan pengumpulan data kuantitatif
kemudian dilanjutkan pengumpulan data kualitatif untuk membantu menganalisis data
yang diperoleh secara kuantitatif, sehingga hasil penelitian dengan desain ini bersifat
menjelaskan suatu gambaran umum (generalisasi). The exploratory sequential design
merupakan pengumpulan data yang diawali dengan pengumpulan data kualitatif
kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data kuantitatif. Tujuan pengumpulan data
kualitatif dilakukan tahap pertama adalah untuk mengeksplorasi fenomena yang ada
terlebih dahulu, kemudian tahap kedua adalah pengumpulan data kuantitatif untuk
menjelaskan suatu hubungan variabel yang ditemukan pada data kualitatif. The embedded
design merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan diawali data kuantitatif dan
kualitatif secara bersama-sama atau berurutan dimana salah satu bentuk data memainkan
peran pendukung bagi data yang lainnya. The transformative design merupakan suatu
model penelitian yang menggunakan salah satu dari keempat model sebelumnya yang
didesain dengan menggunakan suatu kerangka transformatif atau lensa. The multiphase
design merupakan model penelitian yang berdasarkan pada convergent, explanatory,
explonatory, dan embedded. Maksudnya adalah jika dalam penelitian tersebut dilakukan
10. 10
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
melalui serangkaian tahapan atau penelitian secara terpisah yang memiliki satu program
tujuan penelitian.
J. Research and Development
Research and Development (R&D) atau penelitian dan pengembangan merupakan
suatu proses atau langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada. Penelitian ini banyak digunakan di dunia
industri, walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk digunakan di bidang
yang lain seperti pendidikan, misalnya pengembangan sebuah aplikasi atau sistem
informasi pendidikan.
Research and Development (R&D) penting dilakukan adalah agar institusi baik
pendidikan maupun profit bisa selalu lebih unggul dari kompetitor. Research and
Development (R&D) memungkinkan institusi untuk mengumpulkan data dan informasi
yang dibutuhkan, menggunakan teknologi baru, dan menciptakan produk atau layanan
terbaik. Research and Development (R&D) menurut Sugiyono (2009) adalah penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk
tersebut. Hal senada juga dikemukakan oleh Sukmadinata (2008) bahwa Research and
Development (R&D) adalah penelitian untuk menghasilkan produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada.
Research and Development (R&D) mempunyai tujuan, di antaranya:
1. Menjembatani kesenjangan antara temuan-temuan yang terjadi dalam penelitian
dengan praktik pendidikan atau antara basic research dan applied research.
2. Menemukan, mengembangkan, dan memvalidasi suatu produk sehingga penelitian
dapat digunakan untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan dan
pembelajaran efektif.
3. Menguji satu atau lebih teori yang mendasari lahirnya suatu produk.
Produk Research and Development (R&D) dalam bidang pendidikan dapat
berbentuk software maupun hardware. Produk berbentuk software seperti program atau
aplikasi pengolahan data, pembelajaran, perpustakaan, laboratorium, model pendidikan
dan pelatihan, bimbingan, sistem evaluasi, model uji kompetensi, sistem manajemen, dan
sebagainya. Produk berbentuk hardware seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran
baik pembelajaran di kelas maupun pembelajaran di laboratorium, dan sebagainya.
Research and Development (R&D) berbeda dengan penelitian biasa yang biasanya hanya
menghasilkan saran-saran untuk perbaikan, Research and Development (R&D)
menghasilkan produk yang langsung dapat dimanfaatkan.
11. 11
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Menurut Sugiyono (2016) bahwa secara metodologi Research and Development
(R&D) mempunyai empat level, yaitu:
1. Penelitian dan pengembangan pada level 1 (yang paling rendah tingkatannya) adalah
penelitian untuk menghasilkan rancangan, tetapi tidak dilanjutkan dengan membuat
produk atau mengujinya.
2. Penelitian dan pengembangan pada level 2 adalah peneliti tidak melakukan penelitian,
tetapi langsung menguji produk yang ada.
3. Penelitian dan pengembangan pada level 3 adalah peneliti melakukan penelitian untuk
mengembangkan (merevisi) produk yang telah ada, membuat produk revisi dan
menguji keefektifan produk tersebut.
4. Penelitian dan pengembangan pada level 4 adalah penelitian untuk menciptakan
produk baru dan menguji keefektifan produk tersebut.
Langkah-langkah Research and Development (R&D) menurut Sugiyono (2009)
meliputi:
1. Potensi dan masalah,
2. Pengumpulan data,
3. Desain produk,
4. Validasi desain,
5. Revisi desain,
6. Ujicoba produk,
7. Revisi produk,
8. Ujicoba pemakaian,
9. Revisi produk, dan
10. Produksi masal.
Untuk mempermudah bagi para pengguna penelitian ini, maka dilakukan
pengklasteran tahapan, yaitu:
1. Tahapan penelitian pendahuluan
Tahapan ini terdiri dari dua kegiatan, yait melakukan analisis terhadap masalah dan
melakukan analisis terhadap penyebab masalah.
2. Tahapan pengembangan model
Tahapan ini dilakukan dengan mengkaji teori-teori baru yang relevan untuk
memecahkan masalah sesuai dengan penyebabnya.
12. 12
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
3. Tahapan validasi model
Tahapan ini dilakukan dengan melakukan uji validasi terhadap model dengan metode
kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya yang dilanjutkan dengan revisi
pertama.
4. Tahapan uji efektivitas, dan
Tahapan ini terdiri dari dua kegiatan, yait melakukan ujicoba lapangan terbatas
kemudian dilanjutkan dengan revisi kedua dan melakukan ujicoba luas dilanjutkan
revisi ketiga sehingga diperoleh model final.
5. Tahapan diseminasi
Tahapan ini dilakukan dengan sosialiasi dan publikasi baik melalui seminar, jurnal,
maupun menerbitkan buku.
Gambar 5.2 Prosedur Research and Development (R&D)
K. Design Based Research
Plomp (2007) menjelaskan bahwa design based research merupakan sistematis
pendidikan dan instruksional proses desain yang di dalamnya memiliki proses kegiatan
analisis, desain, evaluasi, dan revisi sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan.
Menurut Gerber dkk (2014) bahwa salah satu kelebihan design based research adalah
13. 13
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
dapat menyelesaikan masalah individual maupun melibatkan banyak orang, sehingga
dalam penelitian ini tidak perlu menggunakan banyak subjek penelitian.
Akker dkk (2006) menjelaskan bawha ada lima karakteristik dari design based
research yaitu interventionist, interative, process oriented, utility oriented, dan theory
oriented. Menutu Amiel dan Reeves (2008) adalah empat tahapan umum pada metode
design based research, yaitu identifikasi dan analisis masalah, perancangan solusi, siklus
berulang dalam pengujian dan penyempurnaan rancangan, dan refleksi untuk
menghasilkan prinsip-prinsip desain dan implementasi.
Fungsi penelitian design based research adalah merancang atau mengembangkan
suatu intervensi (seperti program, strategi dan materi pembelajaran, produk dan sistem)
dengan tujuan untuk memecahkan masalah pendidikan yang kompleks dan untuk
mengembangkan pengetahuan (teori) tentang suatu karakteristik dari intervensi serta
proses perancangan dan pengembangan tersebut.
L. Penelitian Evaluasi Program
Penelitian evaluatif merupakan kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi
suatu kegiatan/program yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan/
program dan menentukan keberhasilan suatu program dan apakah telah sesuai dengan
yang diharapkan.
Penelitian evaluasi program berfungsi untuk menentukan tingkat efektivitas suatu
program. Langkah-langkah penelitian evaluatif meliputi idenditifikasi komponen,
identifikasi indikator, identifikasi bukti-bukti, menentukan sumber data, menentukan
metode pengumpulan data, dan menentukan instrumen pengumpulan data.
M. Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian tindakan atau action research termasuk dalam penelitian deskriptif.
Penelitian tindakan merupakan strategi yang mencoba menemukan solusi realistis untuk
kesulitan dan masalah organisasi. Penelitian tindakan mirip dengan penelitian terapan.
Penelitian tindakan pada dasarnya adalah belajar sambil melakukan.
Penelitian tindakan adalah penelitian yang meneliti tentang hal-hal yang terjadi di
masyarakat atau kelompok sasaran, di mana hasilnya langsung dapat dikenakan atau
dirasakan oleh masyarakat atau kelompok sasaran (Arikunto, 2017). Penelitian tindakan
menekankan pada tindakan yang mengujicobakan suatu ide ke dalam praktik atau situasi
nyata dalam skala mikro yang diharapkan mampu memperbaiki atau meningkatkan
kualitas situasi sosial yang diteliti (Zuriah, 2003).
14. 14
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Dalam pelaksanaannya, langkah penelitian tindakan meliputi:
1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah,
2. Menganalisis masalah,
3. Merumuskan hipotesis tindakan,
4. Membuat rencana tindakan dan pemantauannya,
5. Melaksanakan tindakan dan mengamatinya,
6. Mengolah dan menafsirkan data, dan
7. Melaporkan hasil.
15. 15
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
DAFTAR PUSTAKA
Akker J van den., dkk. 2006. Educational Design Research. London and New York:
Routledge
Amiel, T., & Reeves, T. C. 2008. Design-Based Research and Educational Technology:
Rethinking Technology and the Research Agenda. Educational Technology & Society,
Vol. 11 (4), 29–40.
Arikunto, Suharsimi. 2017. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta,
Jakarta.
Gerber, EM., Lewis, DR., & Easterday, MW. 2014. Design-Based Research Process:
Problems, Phases, Applications. Northwestern.edu. Northwestern University, Evanston,
IL.
Hammersley.1990. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif
Haris, Herdiansyah 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta,
Salemba Humanika
Hasan, Iqbal. 2009. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara, Jakarta.
I Gusti Ayu Nyoman Budiasih. 2014. Metode Grounded Theory dalam Perspektif Kualitatif.
Universitas Udayana, Bali.
Maidiana Volume 1 Issue 2 Juni 2021 Alacrity Journal of Education
https://lpppipublishing.com/index.php/alacrity/article/view/23/22
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung, PT Remaja
Rosdakarya.
Seniati, Yulianto, & Setiadi. 2015. Psikologi Eksperimen. Jakarta, Indeks.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung, CV. Alfabeta
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung, PT Remaja
Rosdakarya.
T. Plomp & N. Nieveen (Eds.), Educational Design Research Part A: An Introduction.
Enschede, SLO.
Zuriah, Nurul. 2003. Penelitian Tindakan (Action Research) dalam Bidang Pendidikan dan
Sosial. Bayumedia Publishing, Malang.