Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi observasi, kuesioner, wawancara, dokumentasi, dan studi literatur. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengumpulkan data secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian.
1. 1
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
A. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat banyak jenis teknik pengumpulan data dalam penelitian, maka proses
pengumpulan data penelitian sangat penting dan harus dipahami secara mandalam. Agar
bisa melakukan proses pengumpulan data yang baik harus mengikuti prosedur yang
dimiliki. Pengetahuan tentang prosedur pengumpulan data sangat membantu dalam
mendapatkan data yang lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Teknik pengumpulan data atau data collection adalah proses riset dimana peneliti
menerapkan metode ilmiah dalam mengumpulkan data secara sistematis untuk dinalisis.
Teknik pengumpulan data juga diartikan sebagai sebuah cara yang dilakukan peneliti
untuk bisa mengumpulkan data yang terkait dengan permasalahan dari penelitian yang
diteliti.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan penelitian yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis yang
menjadi jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Data yang dikumpulkan
ditentukan oleh variabel yang ada dalam hipotesisnya. Data dikumpulkan dari sampel
atau sumber yang telah ditentukan sebelumnya.
Prosedur dalam teknik pengumpulan data menjadi sangat penting sebab dalam
sebuah penelitian dibutuhkan data-data yang valid sehingga dapat menghasilkan sebuah
kesimpulan yang valid juga, maka hipotesis harus dirumuskan terlebih dahulu sebelum
mengumpulkan data. Nantinya hipotesis inilah yang akan dibutktikan kebenarannya
secara empiris oleh peneliti. Untuk membuktikan benar atau salah sebuah hipotesis, maka
sangat diperlukan data dengan menggunakan cara yang tepat dan bena. Berikut prosedur
yang umum dilakukan dalam pengumpulan data penelitian.
1. Meninjau literatur dan konsultasi dengan ahli
Pengumpulan data diawali dengan mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh
melalui peninjauan literatur yang relevan dan konsultasi dengan ahli di bidangnya.
Melalui tinjauan literatur dan konsultasi dengan ahli, peneliti akan benar-benar
memahami isu penelitian, konsep, dan variabel yang dipergunakan dalam penelitian
untuk mempelajari hal serupa di masa lampau, juga hipotesis-hipotesis yang pernah
diteliti pada waktu lampau. Di tahap ini penting bagi peneliti untuk memahami ciriciri
orang yang menjadi responden dalam penelitian.
2. 2
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
2. Mempelajari dan melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat tempat data
akan dikumpulkan
Penting bagi peneliti untuk dapat diterima di dalam kelompok masyarakat yang
akan menjadi tempat pengumpulan data, juga memahami berbagai kebiasaan yang
berlaku di dalamnya, sehingga hal yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah
mengaitkannya dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat.
3. Membina dan memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan
lingkungannya
Peneliti harus mempelajari kebiasaan-kebiasaan respondennya termasuk
tentang cara berpikir, cara melakukan sesuatu, bahasa sehari-hari, waktu luang atau
waktu sibuk, dan lain-lain terkait dengan profil singkat dari calon responden.
4. Melakukan uji coba atau pilot study
Proses pengumpulan data dapat didahului dengan uji coba instrumen penelitian
pada kelompok masyarakat yang merupakan bagian dari populasi yang bukan sampel.
Tujuannya adalah untuk mengetahui kehandalan instrumen tersebut, komunikatif,
dapat dipahami, dan sebagainya.
5. Merumuskan dan menyusun pertanyaan
Setelah uji coba dipelajari, dilanjutkan dengan penyusunan instrumen
penelitian dalam bentuk yang terkahir berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan
dengan tujuan penelitian. Pertanyaan itu harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga
mengandung makna yang signifikan dan substantif.
6. Mencatat dan memberi kode (recording and coding)
Melalui instrumen penelitian yang telah disusun, dilakukan pencatatan
terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden. Informasi-informasi yang
diperoleh dari pencatatan ini diberi kode guna memudahkan proses analisis.
7. Cross checking, validitas, dan reliabilitas
Pada tahap ini terdiri dari cross checking terhadap data yang masih diragukan
kebenarannya, serta memeriksa validitas dan reliabilitasnya.
8. Pengorganisasian dan kode ulang data yang telah terkumpul agar dapat dianalisis
Kegiatan yang dilakukan setelah data terkumpul adalah mengorganasikan data
yang telah terkumpul, sehingga akan mempermudah untuk kegiatan analisis data.
Pada tahap ini harus dipastikan bahwa tidak ada data yang kurang valid.
3. 3
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Menurut Sugiyono (2017) bahwa data dapat dikumpulkan dengan teknik interview
(wawancara), kuesioner (angket), dan observasi (pengamatan), dan gabungan dari
ketiganya.
1. Observasi
Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
gejala yang tampak pada obyek penelitian. Observasi merupakan metode yang cukup
mudah dilakukan untuk pengumpulan data. Observasi lebih banyak digunakan pada
statistika survei atau pada penelitian kualitatif. Misalnya meneliti tentang perilaku
orang dari daerah tertentu. Observasi ke lokasi yang bersangkutan akan diputuskan
alat ukur mana yang tepat untuk digunakan.
Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat
situasi penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian tindakan
kelas yang meliputi pengamatan kondisi interaksi pembelajaran, tingkah laku anak
dan interaksi anak dalam kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas
dan terstruktur. Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua di antaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan. Sofyan S. Willis (2012) menyatakan bahwa observasi merupakan
pengamatan dan pencatatan terhadap subjek ataupun kejadian yang dilakukan dengan
cara sistematis. Arifin (2013) menyebutkan bahwa observasi adalah suatu proses
pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional dari
berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun di dalam situasi
buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Fungsi dari observasi adalah untuk
mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang disusun
sebelumnya dan mengetahui pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung,
sehingga dapat diharapkan menghasilkan perubahan yang diharapkan.
Melalui teknik observasi, peneliti dituntut untuk cermat dan teliti terhadap
setiap gerakan, proses atau kejadian. Observasi atau mengamati adalah aktivitas yang
tidak mudah. Peneliti harus memposisikan dirinya seobyektif mungkin dan tidak
terpengaruh oleh situasi di lapangan.
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang kompleks karena
melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Observasi tidak hanya mengukut
sikap dari responden, tetapi juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena
yang terjadi.
4. 4
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan mempelajari
perilaku manusia, proses kerja, dan gejala alam.Teknik pengumpulan data observasi
terbagi menjadi dua, yaitu participant observation dan nonparticipant observation.
Dalam participant observation peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan
sehari-hari orang dan situasi yang diamati sebagai sumber data. Nonparticipant
observation berlawanan dengan participant observation. Dalam nonparticipant
observation, peneliti tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang
sedang diamati.
2. Kuesioner (angket)
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya. Walaupun terlihat mudah, teknik
pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup
besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket adalah prinsip
penulisan angket, prinsip pengukuran, dan penampilan fisik. Prinsip penulisan angket
menyangkut beberapa faktor, antara lain:
a. Isi dan tujuan pertanyaan, artinya jika pertanyaan ditujukan untuk mengukur
maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
b. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemapuan responden.
c. Tipe dan bentuk pertanyaan akan dibuat terbuka atau tertutup. Jika terbuka,
artinya responen bebas memberikan jawaban, sedangkan jika tertutup, maka
responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
Komalasari (2011) menyatakan bahwa angket merupakan suatu alat pengumpul
data dalam assessment non tes, berupa serangkaian yang diajukan kepada responden
(peserta didik, orang tua, atau masyarakat). Menurut Suroyo Anwar (2009)
berpendapat berpendapat bahwa angket atau kuisioner merupakan sejumlah
pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan
dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu
dijawab oleh responden.
3. Interview (wawancara)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber atau sumber data.
Wawancara penelitian sampel besar biasanya dilakukan sebagai studi pendahuluan,
5. 5
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
karena tidak mungkin menggunakan wawancara kepada 1000 responden, sedangkan
pada sampel kecil wawancara dapat ditetapkan sebagai teknik pengumpulan data.
Wawancara umumnya digunakan untuk penelitian kualitatif.
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi
atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Menurut Esterberg dalam Sugiono
(2017) menyatakan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna
dalam suatu topik tertentu. Adapun pengertian wawancara menurut Subagyo (2011)
merupakan suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung
dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para respoden. Wawancara
bermakna berhadapan langsung dengan interview dengan responden dan kegiatannya
dilakukan secara lisan.
Mengumpulkan data melalui interview membutuhkan waktu yang cukup lama.
Sebab peneliti harus memperhatikan sikap, respon, dan keseluruhan penampilan
narasumber saat sesi tanya jawab berlangsung. Hal ini sangat berpengaruh terhadap
isi jawaban narasumber yang nantinya diterima oleh peneliti. Oleh sebab itu peneliti
harus terbiasa dan berlatih secara intensif jika ingin melaksanakan wawancara.
Seiring perkembangan teknologi, wawancara dapat pula dilakukan melalui
media-media tertentu, seperti telepon, email. Atau video call. Wawancara terbagi
menjadi dua kategori, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa
yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti sudah membuat daftar
pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga menggunakan berbagai instrumen
penelitian seperti alat bantuk recorder, kamera, dan instrumen lainnya. Wawancara
tidak terstruktur adalah wawancara bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesiifik, namun hanya memuat poin-
poin penting dari masalah yang ingin digali dari responden.
4. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data yang diambil dari dokumen atau catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Teknik dokumentasi digunakan sebagai pendukung untuk observasi dan
wawancara agar data yang diperoleh lebih kredibel.
Arikanto (2011) menyatakan bahwa dokumentasi adalah barang-barang
tertulis. Sugiyono (2017), menyatakan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa
6. 6
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen
yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen
yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film
dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
5. Studi literatur
Teknik ini disebut juga sebagai studi pustaka, yakni penelusuran data melalui
kepustakaan yang memuat teori-teori karya ilmiah, baik soft copy maupun hard copy.
6. Tes
Teknik tes merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan sejumlah soal atau tugas dan alat lainnya kepada subyek yang diperlukan
datanya. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes dapat disebut sebagai
pengukuran (measurement). Teknik tes banyak digunakan dalam penelitian
kuantitatif.
B. Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk menghimpun data. Instrumen pengumpulan data atau instrumen penelitian
adalah alat bantu yang digunakan dalam sebuah penelitian untuk mengumpulkan aneka
ragam informasi yang diolah secara kualitatif atau kuantitatif kemudian disusun secara
sistematis.
Instrumen pengumpulan data merupakan alat ukur atau pedoman yang digunakan
untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Pada penelitian kualitatif, peneliti berperan
sebagai key instrument sehingga keterlibatan peneliti secara aktif di lapangan untuk
memperoleh data. Peneliti harus menghayati dan memahami kondisi sosial di lapangan.
Instrumen pengumpulan data terdiri dari beberapa bentuk yaitu, instrumen tes, instrumen
interview, instrumen observasi/pengamatan, instrumen angket, dan instrumen
dokumentasi. Arikunto (2010) menyebutkan bahwa instrumen pengumpulan data adalah
alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan
data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan penelitian. Instrumen
7. 7
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
sebagai alat pada waktu penelitian yang menggunakan suatu metode. Menurut Sugiyono
(2017), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian.
Instrumen penelitian berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dalam suatu penelitian, yaitu:
1. Memahami sumber data data yang akan diteliti.
2. Mengetahui jenis data yang akan diteliti.
3. Menentukan teknik pengumpulan data dan langkah penyusunan.
4. Memastikan validitas, reliabilitas, dan pengecoh suatu data dalam penelitian.
5. Menghasilkan data penelitian yang berkualitas dan sesuai dengan tujuan penelitian.
Jenis instrumen pengumpulan data antara lain:
1. Instrumen angket
Instrumen penelitian kuesioner berbentuk daftar pertanyaan yang digunakan
untuk mengumpulkan data penelitian dari banyak responden. Serangkaian pertanyaan
dalam kuesioner disusun secara terstruktur. Apabila isi kuesioner tidak relevan, maka
akan berisiko membuat hasil penelitian menjadi tidak valid.
Kuesioner memiliki kelebihan berupa anonimitas, atau identitas responden bisa
disembunyikan. Jadi, subjek penelitian cenderung bersedia untuk mengisi kuesioner
dan peneliti bisa mengumpulkan lebih banyak data dalam waktu singkat. Kekurangan
kuesioner adalah jumlah pertanyaan yang terkadang sangat banyak dan
membingungkan. Contoh daftar pertanyaan/lembar angket tentang perhatian orang
tua:
LEMBAR ANGKET PERHATIAN ORANG TUA
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
TP JR KD SR SL
1. Orang tuaku memberi uang saku setiap aku pergi
ke sekolah
2. Orang tuaku membelikan alat tulis, buku tulis, dan
buku-buku pelajaran
3. Orang tuaku menata tempat belajarku sedemikian
rupa
4. Orang tuaku memperhatikan biaya pendidikanku
5. Orang tuaku mengurusku dengan penuh kasih
sayang
6. Orang tuaku di rumah mendidikku dengan disiplin
7. Orang tuaku memberiku pengarahan tentang
pendidikanku
8. Orang tuaku memberiku hadiah jika nilaiku bagus
8. 8
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
9. Orang tuaku menghukumku jika hasil nilaiku jelek
10. Orang tuaku membantuku dalam mengatur jadwal
belajar
11. Orang tuaku memberi pendidikan agama dalam
kehidupan sehari-hari
12. Orang tuaku berusaha menciptakan lingkungan
yang kondusif untuk belajarku
13. Orang tuaku membiasakan agar aku tidak
menonton TV sebelum belajar
14. Orang tuaku membimbing aku dalam belajar
15. Orang tuaku mengawasiku dalam penggunaan
waktu belajar
16. Orang tuaku menanyakan kesulitan pelajaran/PR
dan membantuku dalam menyelesaikankannya
17. Orang tuaku menghubungi guru mata pelajaran
terkait hasil belajarku
Keterangan:
TP = Tidak pernah
JR = Jarang
KD = Kadang-kadang
SR = Sering
SL = Selalu
2. Instrumen observasi
Instrumen observasi adalah lembar observasi yang bisa berbentuk daftar check
list atau daftar uraian deskripsi. Contoh lembar observasi terstruktur tentang kegiatan
siswa:
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
No
Kegiatan Siswa
Penilaian
Ket
Baik Kurang
Aktivitas siswa:
a. Bertanya √
1 b. Menemukan gagasan √
c. Mempertanyakan gagasan orang lain √
Kreatifitas siswa:
2 a. Belajar Membaca √
b. Menulis √
Efektivitas siswa
a. Menguasai ketrampilan yang diperlukan
b. Siswa lebih sungguh-sungguh dalam kegiatan belajar
c. Siswa menggunakan waktu sebaik-baiknya ketika
belajar
√
3 √
√
√
Menyenangkan, pembelajaran membuat anak:
a. Berani mencoba membaca
b. Berani bertanya
Berani mengemukakan pendapat
Berani mempertanyakan gagasan orang lain
√
4 √
√
√
9. 9
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Contoh lembar observasi tidak terstruktur:
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
Temat observasi : …………………………………………….
Lokasi observasi : …………………………………………….
Jenis observasi : …………………………………………….
Observer : …………………………………………….
Tanggal observasi : …………………………………………….
Catatan/deskripsi hasil pengamata : …………………………………………….
…………………………………………….……………………………………………
…………………………………………….……………………………………………
…………………………………………….……………………………………………
…………………………………………….……………………………………………
3. Instrumen wawancara
Contoh pedoman wawancara:
PEDOMAN WAWANCARA
Komponen Wawancara : Input, Process, dan Output Pembelajaran
Nara Sumber :
Tanggal wawancara :
Waktu mulai dan selesai :
No Komponen/Sub
Komponen
Substansi Pertanyaan
1. Karakteristik Fisiologis
Input Pembelajaran
Berapa jumlah siswa berdasarkan jenis kelamin?
Berapa rata-rata usia siswa?
Apakah ada siswa yang mempunyai cacat tubuh? Jika Ada,
cacat tubuh apa saja?
2. Karakteristik Psikologis
Input Pembelajaran
Bagaimana minat siswa mengikuti pembelajaran?
Bagaimana motivasi siswa mengikuti pembelajaran?
3. Karakteristik Lingkungan
Input Pembelajaran
Bagaimana keadaan latar belakang ekonomi orang tua siswa?
Bagaimana keadaan latar belakang etnis siswa?
Bagaimana keadaan latar belakang sosial siswa?
Bagaimana latar belakang pendidikan siswa sebelum masuk
sekolah ini?
4. Tujuan Mata Pelajaran Apa tujuan pembelajaran?
5. Perencanaan
Pembelajaran
Apakah guru memembuat perencanaan pembelajaran? Jika
Ya, dalam bentuk apa?
6. Kualifikasi Pendidik Apa latar belakang pendidikan formal guru?
7. Materi Pembelajaran Apa saja pokok materi yang diajarkan?
Apa saja sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran?
8. Metode Pembelajaran Apa saja metode yang digunakan dalam pembelajaran?
9. Penilaian Pembelajaran Jenis penilaian apa saja yang digunakan dalam pembelajaran?
10. Lingkungan Pembelajaran Bagaimana kondisi lingkungan di kelas?
Bagaimana kondisi lingkungan di sekolah?
Bagaimana kondisi lingkungan di asrama?
Bagaimana pengaruh latar belakang pendidikan siswa terhadap
proses pembelajaran?
10. 10
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
11. Hasil Pembelajaran Bagaimana hasil belajar kognitif pembelajaran?
Bagaimana hasil belajar afektif pembelajaran?
Bagaimana hasil belajar psikomotor pembelajaran?
Bagaimana pengaruh latar belakang pendidikan siswa
terhadap hasil pembelajaran?
12. Faktor yang
Memengaruhi
Pembelajaran
Apa saja faktor yang mendukung pembelajaran?
Apa saja faktor yang menghambat pembelajaran?
13. Upaya Mengelola Faktor
yang Memengaruhi
Pembelajaran
Apa upaya untuk memanfaatkanfaktor-faktor yang
mendukung dalam pembelajaran?
Apa upaya untuk mengatasi faktor-faktor yang menghambat
dalam pembelajaran?
4. Instrumen dokumentasi
Instrumen dokumentasi adalah pedoman dokumentasi. Contoh pedoman
dokumentasi.
PEDOMAN DOKUMENTASI
Komponen Dokumen : Input, Process, dan Output
Hari/Tanggal Pelaksanaan :
No Sub Komponen Jenis Dokumen
Keberadaan
Dokumen
Ada Tidak
1. Karakteristik fisiologis
Jenis kelamin
Usia kronologis
Cacat tubuh
Formulir pendaftaran siswa baru
Biodata siswa
2. Karakteristik lingkungan
siswa
Ekonomi
Etnis
Sosial
Formulir pendaftaran siswa baru
Biodata siswa
3. Tujuan mata
pelajaran
Kurikulum
4. Pendidik
(kualifikasi)
Biodata guru / Ijazah guru
5. Materi (pokok
bahasan dan sumber)
Kurikulum
6. Metode (jenis) Perangkat pembelajaran
7. Penilaian (jenis) Perangkat pembelajaran
8. Lingkungan (kelas
dan asrama)
Buku Inventaris Barang
Gambar/foto
9. Hasil belajar setelah belajar
Hasil belajar kognitif
Hasil belajar afektif
Buku nilai guru
Buku catatan kasus/Buku BK
11. 11
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
5. Instrumen tes
Instrumen tes adalah seperangkat soal yang harus dijawab atau dilakukan oleh
responden. Contoh instrumen tes praktik:
INSTRUMEN TES PRAKTIK
Komponen : Output Pembelajaran
Sub Komponen : Hasil Belajar Psikomotor
Petunjuk
1. Tes ini sepenuhnya digunakan untuk keperluan penelitian, artinya tidak akan
memengaruhi penilaian dari guru mata pelajaran.
2. Anda diminta untuk mempraktikkan wudu, salat, dan sujud sahwi.
3. Jika ada yang kurang jelas dapat ditanyakan kepada penilai sebelum pelaksanaan
praktik.
Kompetensi Dasar
1. Mempraktikkan wudu
2. Mempraktikkan salah satu salat fardu
3. Mempraktikkan sujud sahwi
Indikator
1. Mempraktikkan wudu dengan benar sesuai dengan rukun-rukunnya.
2. Mempraktikkan salah satu salat fardu dengan benar sesuai dengan rukun-
rukunnya.
3. Mempraktikkan sujud sahwi dengan benar sesuai dengan rukun-rukunnya.
Tugas
1. Mempraktikkan wudu dengan benar sesuai dengan rukun-rukunnya.
2. Mempraktikkan salah satu salat fardu dengan benar sesuai dengan rukun-
rukunnya.
3. Mempraktikkan sujud sahwi dengan benar sesuai dengan rukun-rukunnya.
Komponen Penilaian
Wudu Salat Sujud Sahwi
Niat
Membasuh muka
Membasuh kedua tangan
sampai siku
Mengusap kepala
Membasuh kedua kaki sampai
mata kaki
Tertib
Berdiri
Niat
Takbiratul Ihram
Membaca surat Al-Fatihah
Rukuk dengan tuma’ninah
I’tidal
Sujud dengan tuma’ninah
Duduk di antara dua sujud
dengan
tuma’ninah
Duduk tahiyat akhir dengan
tuma’ninah
Membaca do’a tasyahud akhir
Membaca shalawat nabi pada
tasyahud akhir
Salam
Tertib
Membaca takbir
Sujud
Membaca tasbih
Duduk iftirasy
sambil membaca
do’a antara dua
sujud
12. 12
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Pedoman Penskoran
No Uraian Skor
1. Mempraktikkan dengan sangat baik (gerakan dan/atau bacaan) 5
2. Mempraktikkan dengan baik (gerakan dan/atau bacaan) 4
3. Mempraktikkan dengan cukup baik (gerakan dan/atau bacaan) 3
4. Mempraktikkan dengan tidak baik (gerakan dan/atau bacaan) 2
5. Mempraktikkan dengan sangat tidak baik (gerakan dan/atau bacaan) 1
Nilai Akhir (Hasil Belajar Psikomotor)
Nilai Hasil Belajar Psikomotor = Jumlah skor perolehan X 100
Jumlah skor maksimal (115)
C. Etika Pengumpulan Data
Etika dalam pengumpulan data merupakan sebuah norma yang tertulis sebelum
melakukan kegiatan pengumpulan data yang bertujuan unuk melindungi partisipan dan
pengumpul data yang terlibat dalam sebuah penelitian. Etika pengumpulan data tertuang
dalam klirens etik penelitian, yaitu suatu instrumen untuk mengukur keberterimaan secara
etik suatu rangkaian proses penelitian. Isu tentang privasi merupakan hal yang harus
sangat diperhatikan, data pribadi perlu dilindungi karena dapat menimbulkan kerugian
jika diketahui oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Walaupun dalam pengumpulan
data penelitian, responen tidak memberikan data privacy seperti nomor kartu tanda
penduduk atau nomor kartu keluarga, tetapi isi dari semua pernyataannya perlu
dilindungi. Peneliti tidak boleh mencantumkan nama dan gambar responden tanpa izin
dari responden.
Etika dalam pengumpulan data menjadikan narasumber atau responden merasa
nyaman dengan informasi yang disampaikan, sehingga tidak ragu menyampaikan fakta-
fakta di lapangan. Oleh karena itu, semua penelitian yang melibatkan manusia tidak boleh
melanggar standar etika yang berlaku secara universal termasuk aspek sosial budaya di
masyarakat.
Etika dalam pengambilan data memiliki prinsip menghormati individu,
kemanfaatan, dan berkeadilan. Menghormati individu memiliki pengertian menghormati
otonomi, menghargai kebebasan seseorang terhadap pilihan sendiri, dan melindungi
responden dari resiko bahaya terhadap pikiran atau pilihannya tersebut. Prinsip
kemanfaatan mengandung pengertian bahwa peneliti memiliki kewajiban secara etik
memaksimalkan manfaat dari penelitian dan meminimalkan bahaya. Termasuk dalam
prinsip kemanfaatan ini adalah menyiapkan design penelitian. Responden dalam proses
pengambilan data juga memiliki hak untuk mendengar hasil penelitian yang harus
13. 13
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
tertuang dalam design penelitian. Menyampaikan hasil penelitian meskipun tidak satu
persatu responden, melainkan bisa disampaikan kepada tokoh atau pejabat setempat, atau
melakukan seminar untuk mengundang kembali responden yang terlibat. Aspek
berkeadilan memiliki arti bahwa setiap individu yang berpatisipasi dalam penelitian harus
diperlakukan sesuai latar belakang dan kondisi masing-masing.
Perlindungan informasi responden tidak hanya berlangsung selama penelitian saja,
melainkan juga setelah data tersebut menjadi sebuah publikasi. Oleh sebab itu, wajar jika
peneliti seolah-olah pelit untuk memberikan data kepada orang lain. Ada etika di
dalamnya yang harus dipenuhi.
Beberapa isu tentang etika yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data
penelitian antara lain:
1. Peneliti tidak boleh melakukan pemaksanaan kepada responden.
2. Memberitahukan tujuan dan alasan penelitian yang dilakukan.
3. Tidak boleh menghadapkan responden kepada hal yang membahayakan, baik secara
fisik maupun mental.
4. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan prinsip kerahasiaan dan
menjagi pribadi responden. Peneliti harus menjaga kerahasiaan informasi dari
responden dan menjaga privasinya.
5. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan.
6. Harga diri dan kehormatan responden tidak boleh dilanggar.
7. Tidak boleh ada penyampaian yang salah dalam melaporkan data yang dikumpulkan.
8. Pengamat non partisipan seharusnya tidak ikut campur.
D. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data
Uji coba instrumen pengumpulan data dilakukan untuk melihat apakah soal tersebut
layak atau tidak untuk digunakan sebagai instrumen dalam sebuah penelitian. Untuk
menguji kualitas instrumen digunakan dua uji, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Uji
validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen telah menjalankan fungsi
ukurnya. Uji validitas menunjukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya.
Uji coba instrumen dilakukan juga untuk mengetahui keterbacaan setiap item dalam
pertanyaan atau pernyataan, karena mungkin saja berdasarkan hasil uji coba ada beberapa
item yang harus dibuang dan diganti dengan item yang baru setelah mendapatkan
masukan dari subyek uji coba.
14. 14
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Uji instrumen penelitian yang berbentuk tes adalah uji validitas, uji reliabilitas,
indeks kesukaran soal, dan daya pembeda butir soal. Untuk uji instrumen penelitian yang
berbentuk angket adalah uji validitas dan uji reliabilitas.
Menurut Sugiyono (2017) bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Berdasarkan data yang
diperoleh dari hasil kuesioner untuk yang diberikan kepada responden, kemudian
dilakukan pengujian terhadap kuesioner untuk mengukur tingkat kebaikan kuesioner,
maka dapat dilakukan analisis validitas dan reliabilitas. Validitas menunjukkan sejauh
mana relevansi pernyataan terhadap apa yang ditanyakan atau apa yang ingin diukur
dalam penelitian. Suatu instrumen yang valid adalah instrumen yang mempunyai validitas
tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Setelah melakukan uji validitas instrumen, maka dilakukan pengujian alat
pengumpulan data yang kedua yaitu uji reliabilitas instrumen. Menurut Arikunto
(2012)bahwa reliabilitas atau sering disebut juga ketetapan instrumen merupakan kriteria
untuk menetapkan taraf ketelitian, bila digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.
Ketetapan itu berlaku untuk setiap alat ukur yang sama. Reliabilitas merujuk pada suatu
pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dikatakan baik. Dengan demikian suatu
tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap.
E. Teknik Keabsahan Data
Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya digunakan untuk menyanggah
balik tentang penelitian kualitatif yang dikatakan tidak ilmiah, selain itu juga merupakan
unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif.
Tujuan pengujian keabsahan data adalah untuk menentukan valid tidaknya antara
data dari obyek penelitian terhadap hasil yang akan diperoleh dalam penelitian. Validitas
atau keabsahan data adalah data yang tidak berbeda antara data yang diperoleh dengan
data yang terjadi sesungguhnya pada obyek penelitian sehingga keabsahan data yang
disajikan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menjaga keabsahan data harus memiliki
empat kritera, yaitu kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan obyektivitas.
15. 15
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Gambar 1, Teknik uji keabsahan data penelitian kualitatif
1. Uji kredibilitas (Credibility)
Dalam penelitian kuantitatif, kredibilitas disebut validitas internal. Dalam
penelitian kualitatif, data dapat dinyatakan kredibel apabila ada persamaan antara apa
yang dilaporkan dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Ketika di lapangan ditemukan bahwa terdapat kekurangan guru, maka permasalahan
kekurangan guru inilah yang akan dieksplorasi informasinya oleh peneliti lebih detail
bukan yang terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan.
Menurut Sugiyono (2017) bahwa uji kredibilitas data atau kepercayaan data
penelitian kualitatif terdiri atas perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan,
triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi dan member check.
a) Perpanjangan pengamatan
Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih dianggap
sebagai orang asing, masih dicurigai, sehingga informasi yang diberikan belum
lengkap, tidak mendalam, dan masih memungkinkan banyak hal yang
dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti
dengan narasumber akan semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka,
saling mempercayai, sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.
Apabila telah terbentuk kondisi seperti ini, maka telah terjadi kewajaran dalam
penelitian, dimana kehadiran peneliti tidak lagi mengganggu perilaku yang
dipelajari.
Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian,
yaitu dengan cara melakukan pengamatan apakah data yang diperoleh sebelumnya
itu benar atau tidak ketika dicek kembali ke lapangan. Bila setelah dicek kembali
ke lapangan sudah benar, berarti sudah kredibel, maka waktu perpanjangan
pengamatan dapat diakhiri oleh peneliti. Sebagai bentuk pembuktian bahwa
16. 16
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
peneliti telah melakukan uji kredibilitas, maka peneliti dapat melampirkan bukti
dalam bentuk surat keterangan perpanjangan pengamatan dalam laporan
penelitian.
b) Meningkatkan ketekunan
Peneliti dapat meningkatkan ketekunan dalam bentuk pengecekan kembali
apakah data yang telah ditemukan itu benar atau tidak, dengan cara melakukan
pengamatan secara terus-menerus, membaca berbagai referensi buku maupun hasil
penelitian atau dokumentasi yang terkait, sehingga wawasan peneliti akan semakin
luas dan tajam. Sebagai contoh, ketika melihat sekelompok siswa yang sedang
olahraga pagi, bagi sebagian orang aktivitas ini hanya sebagai sarana untuk
memelihara kesehatan secara fisik, namun peneliti dapat memiliki pandangan yang
berbeda setelah dilakukannya pencermatan secara mendalam, sehingga diketahui
olahraga pagi itu merupakan sarana untuk sosialisasi sekolah.
c) Triangulasi
Sebuah konsep metodologis pada penelitian kualitatif yang perlu diketahui
oleh peneliti kualitatif selanjutnya adalah teknik triangulasi. Tujuan triangulasi
adalah untuk meningkatkan kekuatan teoritis, metodologis, maupun interpretatif
dari penelitian kualitatif. Triangulasi diartikan juga sebagai kegiatan pengecekan
data melalui beragam sumber, teknik, dan waktu (Sugiyono, 2017).
1) Triangulasi sumber
Triangulasi sumber dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan
data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber. Sebagai contoh, untuk
menguji kredibilitas data tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah, maka
pengujian keabsahan terhadap data yang telah diperoleh dapat dilakukan
kepada bawahan yang dipimpin, kepada atasan yang menugasi, dan kepada
rekan kepala sekolah. Data dari ketiga sumber yang berbeda tersebut, tidak
dapat dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dapat
dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda,
dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis
tersebut dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang selanjutnya dapat
dilakukan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.
2) Triangulasi teknik
Triangulasi teknik dapat dilakukan dengan melakukan pengecekan data
kepada sumber yang sama, namun dengan teknik yang berbeda. Misal, data
yang telah diperoleh melalui wawancara mendalam kepada informan Ab terkait
17. 17
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
persepsi, gagasan, harapan, sikap, gaya hidup, dan lingkungan masyarakat
terhadap pengimplementasian pendidikan gratis, maka dilakukan pengecekan
informasi kembali melalui observasi, ataupun dokumentasi kepada informan
Ab tersebut, maupun sebaliknya.
Wawancara mendalam (indepth interview), sebagian besar sumber data
penelitian kualitatif didasarkan pada wawancara mendalam, teknik ini
menggunakan pertanyaan open-ended, dengan mengutamakan sikap etis
terhadap informan yang sedang dipelajari. Data yang diperoleh berupa
persepsi, pendapat, perasaan, dan pengetahuan.
Observasi (pengamatan), observasi merupakan salah satu dasar
fundamental dari semua metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif,
khususnya menyangkut ilmu-ilmu sosial dan perilaku manusia. Observasi ini
dilakukan dengan pengamatan terhadap apa yang diteliti yang hasilnya dapat
berupa gambaran yang ada di lapangan dalam bentuk sikap, tindakan,
pembicaraan, maupun interaksi interpersonal.
Dokumentasi, dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk
melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar, (foto), dan
karya-karya monumental, yang semuanya itu memberikan informasi bagi
proses penelitian.
Apabila dengan berbagai teknik tersebut menghasilkan data yang
berbeda-beda satu sama lainnya, peneliti dapat melakukan diskusi lebih lanjut
kepada sumber data yang terkait hingga didapatkan kepastian dan kebenaran
datanya.
3) Triangulasi waktu
Triangulasi waktu dapat dilakukan dengan melakukan pengecekan
kembali terhadap data kepada sumber dan tetap menggunaakan teknik yang
sama, namun dengan waktu atau situasi yang berbeda. Contoh, ketika ingin
mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung dari peningkatan layanan
pembelajaran di SMK ABC, maka informan sebelumnya yang telah dilakukan
wawancara mendalam, diulangi wawancaranya pada waktu atau situasi
berbeda. Apabila hasil uji tetap menunjukkan data yang berbeda, peneliti dapat
melakukannya secara berulang hingga ditemukan kepastian data.
d) Analisis kasus negatif
Kasus negatif merupakan suatu kondisi data atau kasus yang berbeda
dengan hasil penelitian. Analisis kasus negatif dapat dilakukan dengan melakukan
18. 18
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
pencarian data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah
ditemukan secara lebih mendalam. Uji ini bergantung pada seberapa besar kasus
negatif, jika ada 99% orang mengatakan bahwa siswa Bc adalah siswa yang rajin
berangkat sebelum bel masuk berbunyi, sedangkan 1% menyatakan tidak (negatif),
maka peneliti harus mencari tahu secara mendalam dan menemukan kepastian
apakah 1% kelompok ini benar atau tidak. Jika pada akhirnya yang 1% kelompok
ini kemudian menyatakan bahwa siswa Bc adalah siswa yang rajin, berarti kasus
negatifnya tidak ada lagi. Dengan demikian, temuan penelitian menjadi lebih
kredibel.
e) Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi merupakan bagian dari pendukung untuk membuktikan data
yang ditemukan oleh peneliti secara autentik. Contoh, data hasil wawancara
mendalam dengan informan dilengkapi rekaman audio visual saat dilakukannya
wawancara mendalam.
f) Member check
Member check merupakan suatu proses pengecekan data kepada sumber
data. Adapaun tujuan dilakukan member check yaitu agar informasi yang
diperoleh dalam laporan penelitian memiliki kesesuaian dengan yang
dimaksudkan oleh sumber data atau informan. Member check dapat dilakukan
setelah satu periode pengumpulan data berakhir. Caranya dapat dilakukan secara
individual, yaitu peneliti menemui sumber data atau bertemu dalam forum diskusi
kelompok. Pada proses ini data dapat ditambah, dikurangi, ataupun ditolak oleh
sumber data hingga diperoleh kesepakatan bersama, dapat berupa dokumen yang
telah ditandatangani.
2. Uji transferabilitas (Transferability)
Dalam penelitian kuantitatif, transferabilitas disebut validitas eksternal yang
terkait dengan konsep generalisasi data. Transferabilitas menunjukkan derajat
ketepatan atau sejauh mana hasil penelitian dapat diterapkan ke populasi tempat
informan tersebut dipilih. Pada penelitian kualitatif, nilai transferabilitas tergantung
pada pembaca, sampai sejauh mana hasil penelitian tersebut dapat diterapkan pada
konteks dan situasi sosial yang lain. Jika pembaca memperoleh gambaran dan
pemahaman jelas tentang laporan penelitian (konteks dan fokus penelitian), seperti
mengenai gambaran kualitas layanan pembelajaran di SMK ABC secara jelas, maka
hasil penelitian itu dapat dikatakan memiliki transferabilitas tinggi.
19. 19
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
3. Uji dependabilitas (Dependability)
Dalam penelitian kuantitatif, dependabilitas disebut reliabilitas. Dikatakan
memenuhi dependabilitas ketika peneliti berikutnya dapat mereplikasi rangkaian
proses penelitian tersebut. Uji dependabilitas dapat dilakukan melalui kegiatan audit
terhadap seluruh proses penelitian. Hasil penelitian tidak dapat dikatakan dependable
jika peneliti tidak dapat membuktikan bahwa telah dilakukan rangkaian proses
penelitian secara nyata.
Mekanisme uji dependabilitas dapat dilakukan melalui audit oleh auditor
independen, atau pembimbing terhadap rangkaian proses penelitian. Sebagai contoh,
bagaimana peneliti mulai menentukan masalah maupun fokus penelitian, misalnya
terkait implementasi kebijakan full day school di MTs XYZ, bagaimana menentukan
sumber data yang dapat menjelaskan tentang full day school, bagaimana memasuki
lapangan, bagaimana mekanisme pengumpulan data, bagaimana melakukan
pemeriksaan keabsahan data, bagaimana melakukan analisis data, hingga bagaimana
melakukan penarikan kesimpulan. Jika peneliti tidak mempunyai rekam jejak
aktivitas lapangan lokasi penelitiannya, maka dependabilitasnya dapat diragukan.
4. Uji konfirmabilitas (Confirmability)
Dalam penelitian kuantitatif, konfirmabilitas disebut objektivitas, yaitu apabila
hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Konfirmabilitas dalam penelitian
kualitatif lebih diartikan sebagai konsep intersubjektivitas (konsep transparansi),
yang merupakan bentuk ketersediaan peneliti dalam mengungkapkan kepada publik
mengenai bagaimana proses dan elemen-elemen dalam penelitiannya, yang
selanjunya memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk melakukan penilaian
hasil temuannya sekaligus memperoleh persetujuan di antara pihak tersebut.
Konfirmabilitas adalah suatu proses kriteria pemeriksaan, yaitu langkah yang dipilih
oleh peneliti dalam melakukan konfirmasi hasil temuannya. Peneliti di bidang
pendidikan dapat melakukan konfirmabilitas dengan cara merefleksikan hasil temuan
peneliti pada jurnal, konsultasi dengan peneliti ahli, peer review, atau
mendesiminasikan hasil temuannya pada suatu konferensi untuk mendapatkan
masukan dalam memperbaiki hasil temuannya, baik pada tingkat regional, nasional,
maupun internasional yang terkait bidang pendidikan.
20. 20
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Suroyo. 2009. Pemahaman Individu, Observasi, Checklist, Interview,. Kuesioner dan
Sosiometri. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka
Cipta.
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Konseptual: Konsep dan Aplikasi. Bandung, PT
Refika Aditama.
Subagyo, P Joko. 2011. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. Jakarta, Rineka Cipta
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Untuk Penelitian yang Bersifat: Eksploratif,
Enterpretif, Interaktif, dan Konstruktif. Bandung, Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung, Alfabeta.
Willis, Sofyan S. 2004. Konseling Individual,Teori dan Praktek. Bandung, Alfabeta.