adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
Landasan teori.pdf
1. 1
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Teori
Menurut Jonathan Turner dalam Babbie (1992) bahwa teori dalam ilmu sosial
adalah penjelasan sistematis tentang hukum-hukum dan kenyataan yang dapat diamati,
yang berkaitan dengan aspek khusus dari kehidupan manusia. Sedangkan menurut
Neuman dalam Sugiyono (2011) bahwa teori adalah seperangkat konstruk (konsep),
definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematis melalui
spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan
meramalkan fenomena.
Teori adalah suatu rangkaian penjelasan yang mengungkapkan suatu fenomena atau
realitas tertentu yang dirangkum menjadi suatu konsep gagasan, pandangan, sikap
dan/atau cara-cara yang pada dasarnya menguraikan nilai-nilai serta maksud dan tujuan
tertentu yang teraktualisasi dalam proses hubungan situasional, hubungan kondisional,
atau hubungan fungsional di antara hal-hal yang terekam dari fenomena atau realitas
tertentu. Dengan menyelam jauh ke dalam deskripsi teori akan diketahui kekuatan dan
kelemahan suatu teori.
Teori yang relevan yang digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan
diteliti dan sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah
yang diajukan (hipotesis) dan penyusunan instrumen penelitian disebut dengan landasan
teori. Teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang atau pendapat lain,
tetapi teori yang benar-benar teruji kebenarannya. Dalam landasan teori ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Nama pencetus teori,
2. Tahun dan tempat pertama kali,
3. Uraian ilmiah teori,
4. Relevansi teori dengan upaya peneliti untuk mencapai tujuan atau target penelitian
(Hadi Sabari Yunus, 2010)
Landasan teori menjadi dasar terpenting setiap melakukan penelitian ilmiah.
Landasan setiap penelitian harus menggunakan landasan teori, sebuah penelitian harus
dilandasi oleh teori yang kuat. Landasan teori yang kuat membuat penelitian menjadi kuat
dan berkaitan dengan penelitian lain.
Secara umum, landasan teori diartikan sebagai pernyataan yang disusun secara
sistematis dan memiliki variabel yang kuat, yang secara isi memuat teori-teori dan hasil
penelitian yang digunakan sebagai kerangka teori untuk menyelesaikan masalah
2. 2
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
penelitian. landasan teori Landasan teori merupakan pernyataan atau asumsi secara
eksplisit terhadap sebuah teori yang akan dilakukan evaluasi dan penelitian. Landasan
teori merupakan kegiatan mengumpulkan hasil pemikiran secara teoritis yang memiliki
hubungan erat dengan teori yang diangkat dalam kepentingan mengumpulkan, mengolah
data, dan membantu dalam proses analisis demi mengetahui sesuatu yang akan diteliti.
Dalam membuat landasan teori harus diperhatikan hal yang penting yang masalah
isi dalam landasan teori, hal ini karena mengingat bahwa teori menjadi dasar penelitian
ilmiah, sehingga isi landasan teori tidak bolah semaunya. Isi landasan teori setidaknya
memuat hal-hal berikut:
1. Kerangka teori variabel atau sub variabel pertama
2. Kerangka teori variabel atau sub variabel kedua
3. Kerangka teori variabel atau sub variabel ketiga
4. Kajian terdahulu
5. Kerangka berpikir
Agar landasan teori yang disusun baik, maka harus diperhatikan faktor-faktor
berikut:
1. Ketepatan, yaitu sumber yang dipilih memiliki derajat kesesuaian dengan sumber
pendukungnya.
2. Kejelasan, yaitu harus ada tanggung jawab dari peneliti untuk memahami masalah,
menganalisis, dan mengupasnya secara mendalam agar diperoleh kejelasan.
3. Empiris, yaitu kajian secara mendalam dalam penelitian diharapkan akan ditemukan
peneman secara empiris ataupun secara aktual.
4. Kemutakhiran, yaitu berifat mutakhir agar penelitiannya juga mutakhir, setiap kutipan
harus dari sumber yang jelas dan up to date.
5. Relevansi, yaitu kutipan yang digunakan masih relevan dengan variabel dan hipotesis
yang sedang terjadi dan menarik perhatian baik peneliti maupun pembaca.
6. Organisasi, yaitu ada kaitan dan mengacu pada keberadaan literatur yang tersusun
secara sistematis dan berdasarkan pada hasil penelitian yang pernah dilakukan.
7. Meyakinkan, yaitu teori yang disusun harus dapat meyakinkan, tidak menimbulkan
keragu-raguan baik bagi peneliti sendiri maupun pembaca. Fakta yang dikemukakan
dirujuk pada smber yang relevan dan dapat dipertangungjawabkan.
Beberapa ciri landasan teori yang baik antara lain:
1. Teori memberikan kemudahan pemahaman dan menerangkan hubungan masalah satu
dengan masalah lainnya, juga melihat gejalanya.
2. Ada konsistensi data yang dipaparkan.
3. 3
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
3. Mampu membuktikan fenomena sosial yang masih dalam perdebatan bagi masyarakat,
yaitu membuktikan asumsi atau hipotesis benar atau salah.
4. Mampu mendorong penemuan baru.
B. Tingkatan dan Fokus Teori
Menurut Neuman (2000) ada tiga tingkatan teori, yaitu teori mikro (micro level),
tingkat meso (meso level), dan tingkat makro (macro level). Teori mikro memberikan
penjelasan hanya terbatas pada peristiwa yang berkala kecil, baik dari sisi waktu, ruang,
maupun jumlah orang. Teori tingkat meso menghubungkan tingkat mikro dan makro,
untuk beroperasi pada tingkatan menengah. Teori tingkat makro menjelaskan obyek yang
lebih luas, seperti lembaga sosial, sistem budaya, dan masyarakat secara keseluruhan.
Menurut Moleong (2022) bahwa fokus teori terdiri dari teori substantif, teori
formal, dan teori midle range.
1. Teori substantif
Moleong (2002) mengemukakan bahwa teori substantif adalah teori yang
dikembangkan untuk keperluan substantif atau empiri dalam inkuiri dalam suatu ilmu
pengetahuan, misalnya antropologi, sosiologi, dan psikologi.
2. Teori formal
Teori formal adalah teori untuk keperluan formal atau yang disusun secara
konseptual dalam bidang inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi,
contohnya perilaku agresif, organisasi formal, dan sosialisasi. Contoh unsur-unsur
teori menurut jenis teori substantif maupun teori formal dapat dilihat dalam unsur-
unsur teori dan contoh-contohnya.
Tabel 3.1. Unsur teori dan contohnya
Unsur Teori
Jenis Teori
Substantif Formal
Kategori Kerugian masyarakat
karena kematian pasien
Nilai sosial seseorang
Kawasan kategori Menghitung kerugian
masyarakat atas dasar ciri
pasien yang jelas dan
dipelajari
Menghitung nilai sosial
seseorang atas dasar ciri-
ciri yang jelas dan
dipelajari
Hipotesis Makin tinggi kerugian
masyarakat dari pasien
yang meninggal, makin
baik perawatannya
Makin tinggi nilai
masyarakat, makin kurang
penundaan pelayanan
yang diterimanya dari para
ahli
4. 4
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
3. Teori midle range
Teori ini digunakan sebagai hipotesis yang patut diuji, bukan sebagai perangkat
pengatur studi. Obyek yang ditelusuri jauh di luar bidang perhatian kelompok
tradisional, perhatian lebih jauh ditujukan pada hukum internasional, organisasi
internasional, dan peristiwa yang sedang berlangsung. Maksud utama analisis ilmiah
tidak hanya menjelaskan masalah, tetapi mampu memprediksi atau meramalkan
sesuatu. Ramalah yang dapat dipercaya bisa dibuat jika variabel utama yang
mempengaruhi perilaku telah diidentifikasikan dan hubungan antara variabel lain
telah ditetapkan. Dengan kata lain, ramalan kejadian berdasarkan variabel yang telah
diidentifikasi dan ditetapkan, ramalan tidak dilakukan jika hanya ditopang oleh satu
kejadian khusus.
Contoh landasan teori dari judul penelitian Pembelajaran Fiqih di Madrasah
Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja.
1. Grand theory (teori makro/teori besar/teori umum) adalah sistem merupakan
seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan (Hamalik, 2010: 1).
2. Middle theory (teori sedang/jembatan/meso) adalah pendekatan sistem digunakan
dalam bidang pendidikan untuk merumuskan masalah, mentransformasikannya
menjadi tujuan, mendesain metode dan materi instruksional, pelaksanaan
eksperimental, dan menilai serta merevisi (Hamalik, 2010: 4).
3. Micro theory (teori mikro/kecil/praktis) adalah unsur-unsur yang saling terkait dalam
pembelajaran meliputi: tujuan, pendidik, peserta didik (siswa), isi/materi, metode, dan
lingkungan (Ihsan, 1996:7-10).
C. Referensi Kunci
Referensi merupakan rujukan yang digunakan oleh peneliti dalam menulis suatu
karya ilmiah, termasuk penelitian. Referensi menjadi wajib ada dan penting digunakan
sebagai landasan karya ilmiah yang dibuat. Karena dengan referensi, peneliti dapat
membuktikan kredibilitas tulisannya. Referensi menjadi rujukan penting dalam penelitian
untuk memperkuat argumen dari berbagai sudut pandang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), referensi adalah sumber acuan
(rujukan atau petunjuk). Referensi merupakan rujukan yang menggambarkan mengenai
informasi dari sumber terkait. Referensi menjadi informasi yang diberikan dalam catatan
kaki atau daftar pustaka dari sebuah penelitian yang di dalamnya menyebutkan mengenai
karya tulis orang lain yang digunakan dalam membuat teks penelitian.
5. 5
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Seseorang yang menyampaikan suatu referensi tentu saja memiliki tujuan yang
ingin dicapai untuk mempertegas pernyataan yang disampaikannya kepada orang lain,
juga dalam rangka untuk penyesuaian konteks penelitian. Referensi bisa didapatkan dari
mana saja, baik itu dari buku, jurnal dalam bentuk fisik, jurnal dalam bentuk daring, dan
lain-lain. Pengertian referensi juga disampaikan oleh para ahli di bidang yang relevan
dengan pemahaman mengenai pengertian referensi masing-masing. Referensi dapat
didefinisikan sebagai rujukan terhadap suatu obyek, gagasan, atau konsep yang
diucapkan atau disebutkan di dalam konteks lain agar dapat mendukung berbagai konteks
atau hipotesis.
Referensi menjadi acuan penting untuk mendukung data di dalam penelitian, yang
dalam penggunaannya memiliki tujuan, antara lain:
1. Memperkuat atau mempertegas pernyataan
2. Bentuk penghargaan kepada penulis sebelumnya
3. Terhindar dari plagiarisme
4. Memberikan informasi dan wawasan kepada pembaca
Beberapa jenis referensi yang dapat digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Catatan kaki, yaitu keterangan yang dicantumkan di margin bawah halaman yang
fungsinya memudahkan menemukan keterangan penjelas.
2. Kutipan, yaitu jenis referensi dengan cara menyalin kalimat dari pendapat orang lain
untuk memperkuat asumsi yang sedang dibangun oleh peneliti.
3. Bibliografi, yaitu daftar buku yang menjadi sumber rujukan dari sebuah tulisan
tentang suatu subyek ilmu untuk mendeskripsikan keterangan umum dari sumber
referensi yang digunakan daam penelitian.
Referensi bisa didapatkan dari berbagai bentuk yang sebaiknya diambil dari
dokumen karya tulis dengan keabsahan atau validitas tinggi. Beberapa sumber referensi
yang sering digunakan dalam penelitian antara lain:
1. Buku
Referensi dari sumber buku menjadi yang paling banyak digunakan dalam
penelitian, karena buku sudah melewati proses penyuntingan sebelum diterbitkan.
Dalam penggunaan buku sebagai sumber referensi harus menuliskan identitas penulis
buku di daftar pustaka atau dalam catatan kaki.
2. Internet
Pada era ditigal, internet dapat dijadikan sebagai sumber referensi, namun tentu
saja perlu menyaring dan memilih dengan teliti serta menelaah keabsahannya
terlebih dahulu. Sumber referensi dari internet bisa mengambil dari situs yang berisi
6. 6
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
berita tervalidasi atau situs penyedia jurnal atau artikel ilmiah. Dalam pengunaannya,
harus mencantumkan identitas penulis dan waktu aksesnya.
3. Jurnal
Jurnal menjadi sumber referensi yang banyak dipilih seperti halnya buku, hal
ini karena jurnal memiliki tingkat akurasi dan validasi yang tinggi. Jurnal memiliki
kredibilitas tinggi dan bisa dipertanggungjawabkan, karena melalui penyuntingan,
jurnal juga memiliki pembahasan mendalam dan sangat ilmiah tentang berbagai teori
dan temuan dalam penelitian.
4. Majalah atau surat kabar
Majalah dan surat kabar bisa dijadikan sumber referensi karena menyajikan
berita yang aktual dan berisi opini publik mengenai suatu konteks tertentu, dan juga
melalui proses penyuntingan. Majalah dan surat kabar dapat dijadikan referensi
sebagai pendukung proses penelitian yang membutuhkan acuan fakta aktual dari
waktu ke waktu, seperti masalah pendidikan, sosial, hukum, politik, dan sebagainya.
D. Keterbaruan Penelitian (Novelty)
Kualitas karya ilmiah dapat diukur dengan beberapa ukuran, yaitu:
1. Novelty (kebaruan),
2. Memberikan kontribusi nyata,
3. Dilakukan dengan metodologis yang benar,
4. Bukan pengulangan atau penjiplakan dari karya sebelumnya, dan
5. Dilakukan dengan penuh kejujuran.
Menemukan informasi atasu sebuah fenomena menjadi tujuan setiap
penelitian.Selain itu, sebuah penelitian juga bertujuan untuk menawarkan sebuah temuan
metode untuk menyelesaikan masalah dalam fenomena tersebut. Oleh karena itu,
menemukan unsur keterbaruan dari sebuah penelitian menjadi prioritas utama yang tidak
dapat ditawar.
Keterbaruan (novelty) dari sebuah penelitian sangat penting, karena seseorang yang
melakukan penelitian pasti ingin memberikan sebuah pemecahan masalah yang baik
terhadap permasalahan. Permasalahan penelitian yang hanya berulang dari satu waktu ke
waktu yang lain sebenarnya sangat minim manfaatnya. Tidak ada yang bisa diperoleh
dari sebuah penelitian yang pernah diteliti orang lain, belum lagi kalau kasus atau
fokusnya sama persis dengan penelitian yang telah ada. Penelitian-penelitian seperti ini
hanya akan berakhir di lemari perpustakaan karena tidak dimanfaatkan oleh orang lain
atau peneliti di masa mendatang.
7. 7
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Hal yang harus jadi pegangan bagi setiap peneliti adalah unsur originalitas
penelitian. Unsur originalitas inilah yang disebut dengan novelty, ada temuan bersifat
baru, yaitu menemukan yang belum ditemukan oleh orang lain, menemukan celah
pengetahuan baru, masalah baru, atau metode baru dari penelitian yang telah dilakukan.
Seorang peneliti dapat menemuka novelty dengan mencoba menjelajahi fenomena
permasalahan penelitian. Penelitian yang mempunyai variabel penelitian sama dengan
penelitian lain dapat saja dikatakan memiliki novelty jika penelitian tersebut dilakukan
pada lingkungan yang berbeda. Karena dengan lingkungan yang berbeda bisa saja
memberikan informasi dari kondisi tersebut dan menawarkan unsur-unsur keterbaruan.
Dengan menggali secara mendalam sebuah permasalahan sama juga bisa menemukan
celah pengetahuan baru. Usaha menermukan novelty perlu dilakukan oleh seorang
peneliti selain untuk mencegah pengulangan kesamaan hasil penelitian, juga untuk
mencegah plagiarisme. Prinsip novelty dapat ditemukan dari penelitian yang benar-benar
baru belum pernah diteliti sebelumnya atau dari penelitian yang sudah ada, tetapi
dikembangkan dengan sudut pandang lain dan kreativitas yang berbeda.
Keterbaruan (novelty) merupakan unsur keterbaruan atau temuan dari suatu
penelitian, artinya penelitian akan disebut baik jika penelitian tersebut menemukan unsur
temuan baru sehingga memiliki kontribusi baik bagi perkembangan keilmuan maupun
kelangsungan kehidupan umat manusia. Penelitian diharapkan dapat menemukan hal-hal
baru yang belum pernah dianalisis pada penelitian-penelitian sebelumnya. Novelty harus
menjadi salah aspek utama yang harus diperhatikan oleh peneliti ketika akan memulai
sebuah penelitian.
Ada beberapa tipe unsur keterbaruan penelitian, di antaranya:
1. Kebaruan tipe invention
Kebaruan tipe ini adalah penelitian harus bersifat mememukan sesuatu dalam
arti merubah prinsip dasar yang sudah ada sebelumnya (praktik atau kebiasaan yang
menjadi dasar).
2. Kabaruan tipe improvement
Kebaruan tipe ini hampir sama dengan tipe invention, tetapi sifatnya dapat
berupa peningkatan dari prinsip yang sebelumnya ataupun bersifat perbaikan dari
teori/praktik yang suda ada sebelumnya.
3. Kebaruan tipe refutation
Untuk kebaruan tipe yang ketiga ini, peneliti harus memiliki wawasan yang
komprehensif sebagai landasan untuk menghasilkan sebuah prinsip dasar baru dari
unsur kebaruan penelitian.
8. 8
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Untuk menghasilkan unsur kebaruan penelitian dapat dilakukan dengan mengkaji
dari aspek proses, manajemen, metode, prosedur, dan lain-lain yang terbuka untuk dicarai
dan diciptakan. Untuk tipe kebaruan yang akan dipilih bisa satu tipe atau lebih dari satu
tipe. Beberapa kriteria yang mungkin dapat digunakan untuk menilai suatu unsur
kebaruan penelitian, antara lain:
1. Menyajikan sejumlah informasi baru.
2. Memperluas, mengkualifikasi atau mengelaborasi beberapa hasil penelitian.
3. Melakukan sebagia karya asli rancangan orang lain.
4. Mengembangkan produk baru untuk peningkatan.
5. Menafsir ulang teori dengan konteks yang berbeda.
6. Menunjukkan orisinalitas dengan menguji ide orang lain.
7. Melakukan perkejaan empiris yang belum pernah dilakukan.
8. Menggunakan pendekatan metodologis yang berbeda.
9. Mensintesis informasi baru dengan cara berbeda.
10. Memberikan inerpretasi baru menggunakan informasi yang telah ada.
11. Mengulangi penelitian dalam konteks lain.
12. Menerapkan ide-ide yang telah ada di daerah baru.
13. Mengambil teknik tertentu dan menerapkannya di daerah baru.
14. Mengembangkan alat atau teknik baru.
15. Mengembangkan portofolio kerja berdasarkan penelitian.
16. Menambah pengetahuan dengan cara yang baru.
17. Melakukan studi pada topik dan area baru.
18. Menghasilkan analisis kritis yang belum pernah dilakukan orang lain.
E. Kegunaan Teori dalam Penelitian
Dalam filsafat ilmu pengetahuan, ada dua aliran pemikiran besar atau paradigma
ilmu dalam memandang persoalan, yakni paradigma positivistik dan paradigma
interpretif. Paradigma positivistik dipengaruhi cara pandang ilmu alam yang bersandar
pada hal empirik, paradigma ini menjadi dasar pendektan penelitian kuantitatif.
Paradigma interpretif berakar dari cara pandang ilmu sosial yang bersifat holistik dalam
memandang persoalan, paradigma ini menjadi dasar pendekatan penelitian kualitatif.
Kedua paradigma memiliki perbedaan sangat tajam memandang permasalahan yang
diangkat sebuah penelitian dalam tujuan penelitian, desain penelitian, proses penelitian,
bentuk pertanyaan penelitian, metode pengumpulan data, mengukur keabsahan data,
analisis data, sampai makna dan fungsi teori.
9. 9
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Dalam penelitian kuantitatif, teori berfungsi sebagai dasar penelitian untuk diuji.
Sebelum memulai kegiatan pengumpulan data, teori harus dijelaskan secara
komprehensif. Teori diuraikan dengan paparan yang jelas dan rinci pada desain
penelitian. Teori menjadi kerangka kerja (framework) untuk keseluruhan proses
penelitian, mulai bentuk dan rumusan pertanyaan atau hipotesis sampai prosedur
pengumpulan data. Penelitian kuantitatif berangkat dari teori, karenanya peneliti menguji
atau memverifikasi teori dengan cara menjawab hipotesis atau pertanyaan penelitian yang
diperoleh dari teri. Hipotesis atau pertanyaan penelitian mengandung variabel untuk
ditentukan jawabannya.
Penelitian kualitatif berangkat dari lapangan dengan melihat fenomena atau gejala
yang terjadi untuk selanjutnya mengembangkan atau menghasilkan teori. Teori dalam
penelitian kualitatif berbentuk pola (pattern) atau generalisasi naturalistik (naturalictic
generalization). Karena itu, pola dari suatu fenomena dapat dianggap sebagai sebuah
teori. Dalam penelitian kualitatif, teori berfungsi sebagai bahan pisau analisis untuk
memahami persoalan yang diteliti.
Dengan teori, peneliti akan memperoleh inspirasi untuk bisa memaknai persoalan,
walaupun teori bukan satu-satunya alat atau bahan untuk melihat persoalan yang diteliti.
Pengetahuan yang diperoleh peneliti sebelumnya bisa juga dipakai sebagai bahan
tambahan untuk memahami persoalan secara lebih mendalam. Pengetahuan ini dapat
diperoleh dari pengalaman membaca literatur, mengikuti kegiatan ilmiah seperti diskusi,
seminar, konferensi, atau ceramah, dan sebagainya. Teori dipakai sebagai informasi
pembanding untuk melihat gejala yang diteliti secara lebih utuh. Tujuan penelitian
kualitatif adalah memahami gejala atau persoalan tidak dalam konteks mencarai
penyebab atau akibat dari sebuah persoalan lewat variabel yang ada melainkan
memahami gejala secara komprehensif, maka berbagai informasi mengenai persoalan
yang diteliti wajib diperoleh. Informasi dimaksud termasuk hasil-hasil penelitian
sebelumnya mengenai persoalan yang mirip atau bahkan sama.
Informasi dari penelitian sebelumnya tidak saja dipakai sebagai bahan
perbandingan untuk memahami persoalan yang diteliti, tetapi juga untuk menegaskan
bahwa peneliti tidak melakukan duplikasi atau replikasi dari penelitian sebelumnya.
Duplikasi maupun replikasi dianggap tidak memberikan kontribusi apapun dalam
pengembangan ilmu pengetahuan. Harus diingat bahwa kegiatan penelitian memerlukan
hal yang baru (novelty) yang tidak akan diperoleh dari duplikasi dan replikasi, inilah yang
disebut sebagai state of the arts dalam penelitian yang meliputi siapa saja meneliti apa,
dimana penelitian dilakukan, apa masalahnya, metode yang dipakai, dan apa hasilnya.
10. 10
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
Oleh karena itu, agar memudahkan pembaca melihat posisi peneliti dalam deretan tema
sejenis, state of the arts dibuat dalam bentuk tabel dengan komponen-komponen tersebut.
Landasan teori memiliki peran penting dalam sebuah penelitian. Landasan teori
menjadi pijakan, yaitu sebagai dasar kokoh untuk setiap penelitian. Landasan teori
memiliki fungsi dan tujuan untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan
(Sugiyono, 2011).
1. Landasan teori menjelaskan ruang lingkup variabel yang akan diteliti (explanation).
2. Landasan teori berperan memprediksi dan merumuskan baik hipotesis maupun
menyusun instrumen penelitian (prediction).
3. Landasan teori berperan mengontrol masalah dalam sebuah penelitian dan juga
memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah (control).
F. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana sebuah teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting
(Sugiyono, 2011). Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang diteliti. Perlu dijelaskan hubungan antar variabel
independen dan dependen. Kerangka berpikir yang dihasilkan dapat berupa keranga
berpikir asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan.
Kerangka berpikir berfungsi menghubungkan penelitian dengan pengetahuan baru.
Kerangka berpikir merupakan inti dari teori yang telah dikembangkan yang mendasari
perumusan hipotesis, yaitu teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi
jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar
variabel berdasarkan pembahasan teoritis. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu
dikemukakan jika dalam penelitian tersebut mengandung dua variabel atau lebih.
Penelitian yag mengandung dua variabel atau lebih dirumuskan hipotesis berbentuk
hubungan, karena itu dalam rangka menyusun hipotesis berbentuk hubungan perlu
dikemaukan kerangka berpikir yang dihasilkan berupa kerangka pikir asosiatif. Kerangka
berpikir asosiatif dapat menggunakan kalimat jika …, maka …. Sugiyono (2011)
mengatakan bahwa seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi
argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.
Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan
adalah alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir dan
menghasilkan kesimpulan/sintesa yang berujung hipotesis (Suriasumantri, 1986).
Langkah-langkah kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:
11. 11
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
6. Menetapkan variabel yang diteliti
Variabel penelitian harus dikemukakan terlebih dahulu untuk pengajuan
hipotesis dalam menyusun kerangka berpikir. Jumlah variabel dan nama setiap
variabel menjadi titik toalk untuk menentukan teori yang akan dikemukakan, jika
variabel penelitiannya dua, maka minimal akan menggunakan dua teori.
7. Membaca buku dan hasil penelitian
Langkah berikutnya setelah menetapkan variabel penelitian adalah membaca
sumber-sumber yang relevan, baik berupa buka, jurnal, laporan penelitian,
ensiklopedia, kamus, skripsi, tesis, dan disertasi.
8. Deskripsi teori dan hasil penelitian
Dari membaca buku-buku dan hasil penelitian akan dapat dikemukakan teori
yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi teori berisi tentang definisi
masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci ruang lingkup setiap variabel, dan
kedudukan antara variabel satu dengan lainnya dalam konteks penelitian.
9. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis secara kritis terhadap teori dan
hasil penelitian yang dikemukakan. Kajian kesesuaian obyek penelitian dilakukan
terhadap teori dan hasil penelitian yang ditetapkan. Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa teori yang ditetapkan sesuai untuk keperluan penelitian yang
akan dilakukan, teori yang tidak sesuai dengan keperluan penelitian sebaiknya
dihindari.
10. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
Dengan analisis komparatif dapat memadukan antara teori satu dengan teori
lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas. Analisis komparatif ini dilakukan
dengan cara membandingkan antara satu teori dengan teori yang lain, dan hasil
penelitian yang satu dengan hasil penelitian yang lainnya.
11. Sintesa/kesimpulan
Sintesa atau kesimpulan sementara dapat dibuat setelah melalui analisis kritis
dan komparatif terhadap teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua
variabel yang diteliti. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang
lain akan menghasilkan kerangka berpikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk
merumuskan hipotesis.
Kerangka berpikir yang sistematis menjadi hal yang wajib dilakukan oleh setiap
peneliti dengan tujuan agar dapat menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat pada semua variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu, peneliti harus
12. 12
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
sudah menguasai teori ilmiah yang akan diterapkan pada penelitiannya. Berikut adalah
contoh kerangka berpikir untuk penelitian berjudul Hubungan Disiplin dan Integritas
dengan Produktivitas Kerja Guru Informatika Madrasah Tsanawiy di Kecamatan
Semendawai Timur.
Kerangka Berpikir
1. Hubungan Disiplin dengan Produktivitas Kerja Guru Informatika
Disiplin kerja mendorong produktivitas kerja guru. Agar produktivitas
kerja guru dapat terlaksana sesuai dengan harapan sekolah, maka tidak ada lain
kuncinya selain disiplin.
Disiplin kerja harus ditegakkan dengan baik kepada para guru. Untuk
mencapai tujuan sekolah diperlukan guru dengan disiplin tinggi agar
produktivitas kerja guru meningkat, sehingga sudah jelas bahwa ada hubungan
antara disiplin dengan produktivitas kerja guru.
2. Hubungan Integritas dengan Produktivitas Kerja Guru Informatika
Integritas guru merupakan pondasi untuk membangun produktivitas kerja
guru. Integritas menghasilkan perilaku kerja yang jujur, bertanggung jawab,
disiplin, etis, terpercaya, rajin, tekun, dan andal melayani warga sekolah dengan
sepenuh hati. Guru tanpa integritas membawa resiko yang tinggi bagi sekolah.
Ketika guru bekerja tanpa integritas, maka guru pasti memiliki perilaku
tidak jujur dan tidak etis. Akibatnya, guru berpotensi menjadi energi negatif yang
menghambat perkembangan dan peningkatan mutu sekolah, sehingga sekolah
sulit mencapai prestasi dan kinerja tinggi. Tanpa integritas, kecerdasan dan
segala kehebatan menjadi potensi yang merugikan bagi sekolah.
3. Hubungan Disiplin dan Integritas dengan Produktivitas Kerja Guru Informatika
Berdasarkan kajian teori di atas, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara variabel bebas disiplin guru Informatika (variabel X1) dan integritas guru
Inormatika (variabel X2) dengan variabel terikat produktivitas kerja guru
Informatika (variabel Y), maka disusunlah kerangka pemikiran sebagai pedoman
dalam melakukan penelitian.
Kerangka penelitian dimaksud adalah disiplin guru (X1) dan integritas
guru (X2) sebagai variabel bebas mempunyai hubungan dengan variabel terikat
produktivitas kerja guru (Y).
a. Terdapat hubungan antara disiplin guru dan produktivitas kerja guru.
b. Terdapat hubungan antara integritas guru dan produktivitas kerja guru.
c. Terdapat hubungan secara gabungan disiplin dan integritas guru terhadap
13. 13
Oleh: Mukhamad Fathoni, M.Pd.I.
Disampaikan pada perkuliahan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Nurul Huda
produktivitas kerja guru.
Berdasarkan kerangka pemikiran di tas, telah dapat diduga bahwa terdapat
hubungan antara disiplin guru (X1) dan integritas guru (X2) dengan produktivitas
kerja guru Informatika (Y).
DAFTAR PUSTAKA
Babbie, E. 1992. The Practice of Social Research. CA: Wadsworth Publishing Company,
Belmont.
Hadi Sabari Yunus. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Neuman, W.L. (2000). Sosial Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches.
MA: Allyn&Bacon, Boston.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Suriasumantri, Jujun S. 1986. Ilmu dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan Karangan tentang
Hakikat Ilmu. Gramedia, Jakarta.