1. 6. Perang Aceh tahun 1873-1904
Tentu Anda masih ingat materi pelajaran kelas I mengenai perkembangan
Kerajaan Aceh terutama pada masa kejayaan Sultan Iskandar Muda. Kini
Anda dapat melanjutkan perkembangan sejarah Aceh melalui perang Aceh
yang penuh dnegan semangat heroik guna menghadapi Belanda.
AUntuk memperjelas wawasan Anda mengenai lokasi geografis perang Aceh
dan perang Tapanuli, perhatikan gambar peta Sumatra bagian Utara di
bawah ini.
Sampai abad 19 Aceh merupakan daerah yang berdaulat dan dihormati oleh
dua imperialis di Indonesia dan sekitarnya yaitu Inggris dan Belanda.
Berdasarkan Traktat/perjanjian London 1824 maka Aceh dijadikan daerah
penyangga (Bufferstate) antara kekuasaan Inggris di Malaka dengan
Bengkulu yang diserahkan Inggris kepada Belanda. Tahukah Anda negara
penyangga jajahan Inggris dengan Perancis di Asia Tenggara? Ya benar,
negara itu adalah Muangthai yang tidak pernah dijajah.
Keadaan tersebut tidak dapat bertahan lama karena adanya kepentingan
Belanda yang berniat menduduki Aceh sehingga timbullah perlawanan
rakyat Aceh.
a. Sebab-sebab Perang Aceh:
- Belanda merasa berhak atas daerah Sumatra Timur yang diperoleh
2. dari Sultan Siak sebagai upah membantu Sultan dalam perang
saudara melalui Traktat Siak tahun 1858, sementara Aceh
berpendapat daerah terebut merupakan wilayahnya.
- Sejak Terusan Suez dibuka tahun 1869 perairan Aceh menjadi sangat
penting sebagai jalur pelayaran dari Eropa ke Asia.
- Keluarnya Traktat Sumatra tahun 1871 yang menyatakan bahwa
Inggris tidak akan menghalangi usaha Belanda untuk meluaskan
daerah kekusaannya sampai di Aceh dalam rangka Pax Netherlandica
Bagaimana reaksi Aceh menanggapi Traktat Sumatra yang mengancam
kedaulatannya? Aceh berusaha untuk mencari bantuan dengan
mengirim utusan ke Turki. Selain itu juga dijalin hubungan ke
perwakilan negara Amerika Serikat dan Italia di Singapura. Tindakan
Aceh ini mencemaskan Belanda lalu menuntut Aceh agar mengakui
kedautalan Belanda. Aceh menolak tututan tersebut sehingga Belanda
melakukan penyerangan.
Sifat perlawanan Aceh ada dua macam yaitu politik dan keagamaan.
Perlawanan politik bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan Aceh.
Perlawanan politik dipimpin oleh para bangsawan yang bergelar Teuku.
Siapakah tokoh-tokoh bangsawan tersebut? Mereka antara lain Teuku
Umar dan isterinya bernama Cut Nyak Dien, Panglima Polim, Sultan
Dawutsyah, Teuku Imam Lueng Batta. Perang juga bersifat keagamaan
yaitu menolak kedatangan Belanda yang akan menyebarkan agama
kristen di Aceh. Tokoh keagamaan adalah para ulama yang bergelar
Teungku contoh Teungku Cik Di Tiro. Golongan ulama tidak mudah
menyerah dan kompromi terhadap Belanda.
b. Jalan perang
- Pada bulan April tahun 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh Mayor
Jendral JHR Kohler menyerang Aceh namun gagal bahkan Jendral
Kohler tewas dalam pertempuran memperebutkan masjid Raya.
- Pada bulan Desember 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh Letnan
Jendral Van Swieten dapat menduduki istana serta memproklamirkan
bahwa kejaraan Aceh sudah takluk. Nama Banda Aceh kemudian
diganti kota raja. Apakah Aceh benar-benar sudah takluk kepada
Belanda? Ternyata tidak demikian. Raja Aceh yaitu Sultan
Mahmudsyah wafat karena sakit. Putranya yang bernama Muhammad
Dawotsyah menjalankan pemerintahan di Pagar Aye. Rakyat Aceh
tetap melanjutkan perlawanan dipimpin oleh Panglima Polim.
3. - Fase berikutnya sejak tahun 1884 Belanda mempertahankan
kekuasaan hanya di daerah yang didudukinya saja. Disitu dibentuk
pemerintahan sipil. Sistem ini disebut Konsentrasi Stelsel.
Pada tahun 1893 Teuku Umar melakukan siasat menyerah kepada
Belanda dan memperoleh kepercayaan memimpin 250 orang pasukan
bersenjata lengkap lalu diberi gelar Teuku Umar Johan Pahlawan.
Apakah tindakan Teuku Umar merupakan penghianaatan bagi
bangsanya ? Ternyata siasat itu hanya untuk mendapatkan senjata
yang cukup guna menghadapi Belanda berikutnya.
- Belanda cukup sulit menghadapi perlawanan rakyat Aceh. Bagaimana
tindakan Belanda selanjutnya? Guna mengetahui sistem sosial serta
rahasia keuletan rakyat Aceh maka dikirimlah Dr. Snouck Hurgronye
seorang ahli dalam agama islam untuk menyelidiki hal itu.Hasil
penyelidikannya dibukukan dengan judul “De Atjehers” menurut
Hurgronye ada dua cara untuk menundukkan Aceh yaitu melakukan
pendekatan kepada para bangsawan dan mengangkat putra-putra
mereka menjadi pamong praja pada pemerintah Belanda. Kaum
ulama harus dihadapi dengan kekuatan senjata sampai menyerah.
- Sejak 1896. Belanda bertekad menyelesaikan perang dengan
mengirim pasukan marsose (polisi militer) dengan panglimanya
Letnan Kolonel Van Geuts. Dalam pertempuran di Meulaboh pada
tanggal 11 Pebruari 1899 Teuku Umar gugur. Perlawanan masih
berlanjut sampai akhirnya bulan Januari 1903 Sultan Dawutsyah
menyerah, September 1903 Panglima Polim juga menyerah. Mengapa
Sultan Aceh menyerah kepada Belanda? Ternyata hal itu karena
kelicikan Belanda yaitu mengultimatum Sultan untuk menyerah
setelah menangkap isteri dan anak-anaknya. Belanda masih
melanjutkan pembersihan terhadap daerah yang terakhir bergolak
yaitu Gayo Alas (Aceh Tenggara) dipimpin oleh Letkon Van Daalen
tahun 1904, rakyat yang gugur 2922 orang. Perlawanan Cut Nyak
Dien masih berlanjut selama 5 tahun. Ia memimpin pasukan keluar
masuk hutan rimba dengan tekad rela mengorbankan jiwa raga demi
kemerdekaan bangsanya serta mengusir Belanda. Perlawanan Cut
Nyak Dien berakhir tahun 1905. Ia ditangkap dan dibuang ke Cianjur
lalu Sumedang hingga wafat 6 Nopembeer 1908, sedangkan Cut
Meutia gugur tahun 1910.
Sampai disini uraian mengenai perang Aceh, selanjutnya kerjakanlah latihan
soal yang tersaji di bawah ini untuk menguji pemahaman Anda.
4. Perhatikan gambar tokoh di
samping ini kemudian jawablah
beberapa Pertanyaan sebagai
berikut:
1. Siapakah tokoh yang tampak
gambarnya di samping ini
2. Bagaimana sikapnya dalam
Menghadapi Belanda?
3. Tuliskan tiga nilai luhur yang
dapat Anda teladani dari
tokoh terebut
4.
Apa perbedaan Teuku dan Teungku dan peranan masing-masing dalam
perang Aceh.
5. Jelaskan perbedaan atara konsentrasi stelsel dan Benteng stelsel yang
dilakukan Belanda dalam menghadapi perlawanan di Indonesia
6. Jelaskan sebab khusus perang Aceh
7. Buatlah kesimpulanmu minimal empat hal yang dapat dipelajari dari
perang Aceh ini yang bermanfaat bagi Anda!
Kini lanjutkan kegiatan Anda yaitu mencocokkan jawaban tesebut
sesuaikan dengan uraian di bawah ini.
1. Cut Nyak Dien.
2. Bertekad mengusir Belanda dari Aceh dengan mendampingi Teuku
Umar dan melanjutkan perjuangannya keluar masuk hutan selama 5
tahun sampai akhirnya tentangkap tehun 1905.
3. - Setia kepada suami dalam suka duka
- rela berkorban untuk membebaskan bangsanya
- pantang menyerah dalam memperjuangkan tujuan
4. Teuku adalah gelar kebangsawanan menentang Belanda dengan alasan
poloitik. Teungku adalah gelar ulama di Aceh, menentang Belanda
karena alasan keagamaan.
5. - Konentrasi Stelsel:
dilakukan dalam menghadapi perang Aceh dimana Belanda
berkonsentrasi/memusatkan pertahanan di daerah yang dikuasai
dengan mendirikan pemerintahan sipil.
- Benteng Stelsel:
untuk menghadapi perang Diponegoro dengan mendirikan benteng di
daerah yang diduduki untuk mempersempit gerak lawan.
6.
Aceh menolak tuntutan Belanda agar Aceh mau mengakui kedaulatan di
wilayahnya.
5. 7. - merupakan perlawanan untuk menegakkan kedaulatan nasional
- persatuan dan kesatuan yang kokoh antara ulama dan bangsawan
- rasa nasionalisme yang tinggai buktinya ribuan orang gugur termasuk
pejuang-pejuang wanita
- untuk memperjuangkan sesuatu perlu keberanian dan kecerdikan.
Apakah jawaban Anda sudah sesuai? Mungkin sedikit berbeda ungkapannya
yang penting tetap dalam lingkup yang sama. Sebagai uraian perang
terakhir, Anda dapat mempelajari perang Tapanuli berikut ini.