Perang Banjar melawan Belanda disebabkan oleh campur tangan Belanda dalam urusan internal Kesultanan Banjar dan perebutan tambang batubara. Perang berlangsung lama dengan strategi gerilya dan berakhir dengan kekalahan Banjar. Aceh melakukan perlawanan selama lebih dari 30 tahun melawan taktik baru Belanda seperti penculikan keluarga pejuang. Perang Batak berlangsung 29 tahun akibat penolakan Raja Batak atas penyusutan wilay
3. Penyebab
Sebab Umum
▪ Rakyat tidak senang dengan
merajalelanya Belanda
▪ Belanda terlalu banyak campur
tangan dalam urusan intern
kesultanan
▪ Belanda bermaksud menguasai
daerah Kalimantan Selatan
karena ditemukannya tambang
batubara
Sebab Khusus
Pangeran Hidayatullah yang
seharusnya menjadi Sultan
Banjar tidak disetujui oleh
Belanda yang kemudian
menganggap Tamjidullah sebagai
sultan yang sebenarnya tidak
berhak menjadi sultan. Kemudian
setelah Belanda mencopot
Tamjidullah dari kursi sultan,
Belanda membubarkan
Kesultanan Banjar
4. Strategi Perang
Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari menggunakan
strategi perang gerilya dengan membuat kerajaan baru di
pedalaman dan membangun benteng-benteng pertahanan di
hutan-hutan.
5. Medan Perang
Daerah pertempuran berada di daerah Kalimantan Selatan dan
sebagian Kalimantan Tengah. Termasuk di daerah sungai Barito.
6. Akhir Perang
Setelah Pangeran Hidayatullah tertangkap dan Pangeran Antasari
wafat, perjuangan tetap berlanjut yang di pimpin oleh Gusti Mat
Seman, Gusti Acil, Gusti Muhammad Arsyad, dan Antung
Durrahman. Oleh pemimpin-pemimpin tersebut, rakyat masih
bergerilya dengan se-sekali melakukan serangan kepada Belanda
sampai awal abad ke-20
7. Akibat Perang
Bidang Politik
▪ Daerah Kalimantan Selatan
dikuasai sepenuhnya oleh
pemerintah kolonial Belanda
▪ Dibubarkannya negara
Kesultanan Banjar.
Bidang Ekonomi
Dikuasainya tambang batubara
dan perkebunan di daerah
Kalimantan Selatan.
10. Latar Belakang
▪ Akibat dari Perjanjian Siak 1858, Sultan Ismail menyerahkan
wilayah Deli, Langkat, Asahan dan Serdang kepada Belanda.
Belanda melanggar perjanjian Siak, maka berakhirlah perjanjian
London tahun 1824
▪ Akibat perjanjian Sumatera 1871, Aceh mengadakan hubungan
diplomatik dengan Konsul Amerika Serikat, Kerajaan Italia dan
Kesultanan Usmaniyah di Singapura. Akibat upaya diplomatik
tsb, Belanda menjadikannya sebagai alasan untuk menyerang
Aceh
12. Periode
▪ Perang Aceh Pertama (1873-1874) dipimpin oleh Panglima
Polim dan Sultan Mahmud Syah melawan Belanda yang
dipimpin Köhler
▪ Perang Aceh Kedua (1874-1880). Pasukan Belanda dipimpin oleh
Jenderal Jan van Swieten
▪ Perang ketiga (1881-1896), perang dilanjutkan secara gerilya
dan dikobarkan perang fi sabilillah
13. Perang Samalanga pertama
pada tanggal 26 Agustus
1877. Panglima besar
Belanda, Mayor
Jenderal Karel van der
Heijden kembali ke
pasukannya setelah
mendapatkan perawatan
pada matanya yang
tertembak
14. Siasat Snouck Hurgrounje
golongan Keumala (yaitu Sultan yang berkedudukan di Keumala)
dengan pengikutnya dikesampingkan dahulu. Tetap menyerang
terus dan menghantam terus kaum ulama. Jangan mau berunding
dengan pimpinan-pimpinan gerilya. Mendirikan pangkalan tetap di
Aceh Raya. Menunjukkan niat baik Belanda kepada rakyat Aceh,
dengan cara mendirikan langgar, masjid, memperbaiki jalan-jalan
irigasi dan membantu pekerjaan sosial rakyat Aceh.
15. Taktik Perang
▪ Taktik perang gerilya Aceh ditiru oleh Van Heutz, di mana
dibentuk pasukan maréchaussée yang dipimpin oleh Hans
Christoffel dengan pasukan Colone Macan
▪ Taktik berikutnya yang dilakukan Belanda adalah dengan cara
penculikan anggota keluarga gerilyawan Aceh
▪ Taktik selanjutnya, pembersihan dengan cara membunuh rakyat
Aceh yang dilakukan di bawah pimpinan Gotfried Coenraad
Ernst van Daalen yang menggantikan Van Heutz
▪ Taktik terakhir menangkap Cut Nyak Dhien yang masih
melakukan perlawanan secara gerilya, Cut Nyak Dien ditangkap
dan diasingkan ke Sumedang
17. Surat Perjanjian Tanda Menyerah
Raja (Sultan) mengakui daerahnya sebagai bagian dari daerah
Hindia Belanda, Raja berjanji tidak akan mengadakan hubungan
dengan kekuasaan di luar negeri, berjanji akan mematuhi seluruh
perintah-perintah yang ditetapkan Belanda
18. Perang Batak
Perang Batak (1878-1907), merupakan perang antara Kerajaan
Batak melawan Belanda. Perang ini berlangsung selama 29 tahun
19. Alasan Meletusnya Perang
▪ Raja Sisingamangaraja XII tidak senang daerah kekuasaannya
diperkecil oleh Belanda. Kota Natal, Mandailing, Angkola dan
Sipirok di Tapanuli Selatan dikuasai oleh Belanda.
▪ Belanda berusaha mewujudkan Pax Netherlandica
20. ▪ Pada tahun 1894, Belanda melancarkan serangan untuk
menguasai Bakkara, pusat kedudukan dan pemerintahan
Kerajaan Batak
▪ Pada tahun 1907, Pasukan Marsose di bawah pimpinan Kapten
Hans Christoffel berhasil menangkap Boru Sagala, istri
Sisingamangaraja XII serta dua orang anaknya, sementara itu
Sisingamangaraja XII dan para pengikutnya berhasil melarikan
diri ke hutan Simsim
▪ Tanggal 17 Juni 1907, Sisingamangaraja XII gugur bersama
dengan putrinya Lopian dan dua orang putranya Sutan Nagari
dan Patuan Anggi. Gugurnya Sisingamangaraja XII menandai
berakhirnya Perang Tapanuli.